Buku Pedoman Guru Yesus Kristus dan Injil Abadi Agama 250 Diterbitkan oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir Salt Lake City, Utah Komentar dan koreksi dihargai. Mohon mengirimkannya, termasuk kesalahan-kesalahan, ke: Seminaries and Institutes of Religion Curriculum Services 50 E. North Temple St., Floor 8 Salt Lake City, Utah 84150-0008 USA Email: [email protected] Mohon mencantumkan nama lengkap, alamat, lingkungan, dan pasak Anda. Pastikan untuk memberikan judul buku pedoman. Kemudian sampaikan komentar Anda. © 2015, 2016 oleh Intellectual Reserve, Inc. Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dicetak di Amerika Serikat Persetujuan Bahasa Inggris: 8/14 Persetujuan penerjemahan: 8/14 Terjemahan dari Jesus Christ and the Everlasting Gospel Teacher Manual Bahasa Indonesia 12554 299 Daftar Isi Kata Pengantar Buku Pedoman Guru Yesus Kristus dan Injil Abadi . . . . . . . . . . . v 1 Yesus Adalah Kristus yang Hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 2 Yesus Kristus Adalah Pusat dari Seluruh Sejarah Manusia . . . . . . . . . . . . 5 3 Yehova dan Pelayanan Prafana-Nya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10 4 Yehova Menciptakan Bumi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14 5 Yesus Kristus Adalah Yehova dalam Perjanjian Lama . . . . . . . . . . . . . . 18 6 Perlambang, Bayangan, dan Simbol tentang Yesus Kristus . . . . . . . . . . 23 7 Yesus Kristus—Putra Tunggal Allah dalam Daging . . . . . . . . . . . . . . . 27 8 Yesus Kristus Menggenapi Segala Kebenaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32 9 Pengaruh Mendalam Juruselamat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36 10 Mari, Ikutlah Aku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41 11 Yesus Kristus Berjalan Berkeliling Sambil Berbuat Baik . . . . . . . . . . . . 45 12 Mukjizat di Jalan-Jalan Palestina . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51 13 Yesus Kristus Memanggil Dua Belas Rasul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 56 14 Yesus Kristus Adalah Mesias . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61 15 Yesus Kristus Memberlakukan Sakramen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66 16 Juruselamat Mendamaikan Dosa-Dosa Seluruh Umat Manusia . . . . . . . 72 17 Juruselamat Menderita dan Mati di Kayu Salib Kalvari . . . . . . . . . . . . . 77 18 Juruselamat Melayani di Dunia Roh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82 19 Dia Bangkit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 88 20 Juruselamat Melayani kepada “Domba-Domba Lain”-Nya . . . . . . . . . . 94 21 Yesus Kristus Mengorganisasi Gereja-Nya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 99 22 Bapa dan Putra Menampakkan Diri kepada Joseph Smith . . . . . . . . . . 104 23 Juruselamat Memulihkan Imamat, Gereja, dan Injil-Nya . . . . . . . . . . 109 24 Dia Hidup! . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 114 25 Yesus Kristus Kelak Akan Kembali . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 119 26 Yesus Kristus Akan Memerintah sebagai Raja di Atas Segala Raja dan Menghakimi Dunia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 125 27 Yesus Kristus Adalah Terang, Kehidupan, dan Pengharapan Dunia . . . . 130 28 Kesaksian Pribadi tentang Yesus Kristus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 135 Selebaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 141 Kata Pengantar Buku Pedoman Guru Yesus Kristus dan Injil Abadi (Agama 250) Apakah yang diharapkan dari seorang guru agama? Sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar, adalah penting untuk memahami Tujuan Seminari dan Institut Religi: “Tujuan kita adalah untuk menolong para remaja dan dewasa muda memahami serta bersandar pada ajaran-ajaran dan Pendamaian Yesus Kristus, menjadikan memenuhi syarat bagi berkat-berkat bait suci, dan mempersiapkan diri mereka, keluarga mereka, serta orang lain untuk kehidupan kekal bersama Bapa mereka di Surga.” (Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin di Seminari dan Insitut Religi [2012], x). Anda dapat mencapai tujuan ini dengan menjalankan Injil, mengajar Injil dengan efektif kepada para siswa Anda, dan mengelola kelas atau program Anda dengan tepat. Sewaktu Anda mempersiapkan diri dan mengajar Injil dengan cara-cara ini, Anda akan memenuhi syarat untuk memperoleh pengaruh dari Roh Kudus. Anda memiliki kesempatan untuk membantu para siswa belajar dengan Roh sehingga mereka dapat memperkuat iman dan memperdalam keinsafan mereka. Anda dapat menolong para siswa mencapai ini sewaktu Anda menuntun mereka untuk mengidentifikasi, memahami, merasakan kebenaran dan pentingnya dari, serta mempersiapkan diri untuk menerapkan ajaran dan asas penting dari Injil Yesus Kristus. Buku Pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil adalah sumber penting untuk memahami proses pengajaran dan bagaimana menjadi lebih berhasil di ruang kelas. Seringlah merujuk pada buku pegangan ini. Apakah tujuan buku pegangan ini? Kursus ini, Yesus Kristus dan Injil Abadi (Agama 250), memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari pelayanan kekal Yesus Kristus, dengan berfokus pada peran ilahi-Nya di sepanjang kehidupan prafana, fana, dan pascafana-Nya. Kitab-kitab standar, perkataan para nabi modern, dan dokumen yang berjudul “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” (Ensign atau Liahona, April 2000, 2–3) digunakan sebagai sumber-sumber yang diilhami untuk kursus ini. Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul telah menekankan pentingnya mempelajari kehidupan dan misi Yesus Kristus: v P RA KATA “Saya sungguh-sungguh mendorong Anda untuk membangun sebuah rencana belajar pribadi untuk memahami dan menghargai akibat-akibat yang tak terdandingi, kekal, serta tak terbatas dari penggenapan Yesus Kristus yang sempurna akan pemanggilan-Nya yang ditetapkan secara ilahi sebagai Juruselamat dan Penebus kita dengan lebih baik. Perenungan pribadi yang mendalam akan tulisan suci disertai dengan penyelidikan, doa sepenuh hati akan menguatkan pemahaman dan apreasi Anda terhadap Pendamaian-Nya yang berharga” (“Dia Hidup! Mulia Nama-Nya!” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 77). Sewaktu para siswa mulai memahami dan menghargai pentingnya pemanggilan ilahi Juruselamat dan dampak yang Dia miliki dalam kehidupan mereka, mereka akan dibentengi terhadap tantangan-tantangan kehidupan dan merasa dipersiapkan dengan lebih baik untuk membahas peran ilahi Juruselamat dalam rencana keselamatan, yang tentangnya kehidupan pribadi mereka adalah bagian yang tak terpisahkan. Apakah yang diharapkan dari para siswa? Para siswa hendaknya membaca petikan-petikan tulisan suci dan ceramah-ceramah kenabian yang tercantum di bagian Bacaan Siswa dari tiap pelajaran. Para siswa hendaknya juga memenuhi persyaratan kehadiran dan menunjukkan kompetensi terhadap materi kursus. Bagaimana pelajaran-pelajaran yang tersusun dalam buku pedoman ini? Kursus ini dirancang sebagai kursus yang lamanya satu semester dengan 28 pelajaran yang ditulis untuk periode kelas 50 menit. Jika kelas Anda bertemu dua kali tiap minggu, ajarlah satu pelajaran untuk tiap periode kelas. Jika kelas Anda bertemu hanya sekali tiap minggu selama 90 hingga 100 menit, gabungkan dan ajarlah dua pelajaran untuk tiap periode kelas. Tiap garis besar pelajaran terdiri dari empat bagian: • Pendahuluan • Bacaan Latar Belakang • Saran untuk Pengajaran • Bacaan Siswa Pendahuluan Bagian ini memberikan pengantar singkat untuk topik dan tujuan pelajaran. Bacaan Latar Belakang Bagian ini merekomendasikan sumber-sumber, seperti pesan-pesan dari para nabi modern, yang dapat membantu Anda memahami dengan lebih baik ajaran, asas, dan kebenaran Injil yang tercakup dalam garis besar pelajaran. vi P RAKATA Saran untuk Pengajaran Bagian Saran untuk Pengajaran mencakup materi untuk membantu Anda mengetahui baik apa yang akan diajarkan maupun bagaimana mengajarkannya (lihat juga bagian 4.3.3 dan 4.3.4 dalam Buku Pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil). Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disarankan dirancang untuk membantu para siswa mengidentifikasi, memahami, dan menerapkan kebenaran-kebenaran yang sakral. Anda boleh memilih untuk menggunakan sebagian atau semua saran sementara Anda menyesuaikannya sehingga cocok dengan gaya mengajar individu Anda serta untuk memenuhi kebutuhan dan keadaan para siswa Anda. Sewaktu Anda mempertimbangkan bagaimana menyesuaikan materi pelajaran, ikuti nasihat ini dari Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Presiden Packer telah sering mengajarkan, sebagaimana yang saya ketahui, bahwa kita terlebih dahulu mengadopsi, kemudian menyesuaikan. Jika kita sepenuhnya paham dengan pelajaran yang ditentukan yang harus kita berikan, maka kita dapat mengikuti Roh untuk menyesuaikannya. Tetapi ada godaan, ketika kita berbicara tentang fleksiblitas ini, untuk memulai dengan menyesuaikan alih-alih mengadopsi. Itu adalah keseimbangan. Itu adalah tantangan yang berkelanjutan. Tetapi pendekatan dengan mengadopsi terlebih dahulu dan kemudian menyesuaikan adalah cara yang baik untuk tetap pada landasan yang kuat” (“Diskusi Panel dengan Penatua Dallin H. Oaks” [Siaran Satelit Religi Seminari dan Institut, 7 Agt. 2012]; si.lds.org). Bagian Saran untuk Pengajaran berisikan setidaknya satu pernyataan ajaran atau asas, yang muncul dalam huruf tebal. Sewaktu para siswa menemukan ajaran dan asas ini dan membagikan apa yang telah mereka pelajari, kata-kata mereka mungkin berbeda dengan kata-kata yang dinyatakan dalam buku pedoman. Ketika ini terjadi, berhati-hatilah untuk tidak menyiratkan bahwa jawaban mereka salah. Meskipun demikian, jika sebuah pernyataandapat diungkapkan dengan lebih akurat, bantulah dengan hati-hati untuk membantu mengklarifikasi pemahaman. Untuk membantu para siswa menjadi siswa tulisan suci seumur hidup, ajarlah mereka bagaimana menggunakan alat bantu belajar yang tersedia dalam edisi tulisan suci Orang Suci Zaman Akhir. Ambillah kesempatan di dalam kelas untuk membantu para siswa melatih keterampilan dan metode penelahaan tulisan suci (lihat Pengajaran dan Pembelajaran Injil, 20–23). Sewaktu Anda melakukannya, para siswa akan meningkatkan kecintaan mereka terhadap tulisan suci, diberi kuasa untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka, dan belajar untuk dituntun oleh kuasa Roh Kudus. Bacaan Siswa Bagian ini mencantumkan petikan tulisan suci dan ceramah oleh para pembesar umum Gereja yang akan memperkaya pemahaman siswa tentang topik-topik yang terdapat dalam pelajaran. Doronglah para siswa untuk membaca materi-materi ini sebelum mereka datang ke tiap kelas. Sewaktu mereka menelaah materi-materi yang diilhami ini, mereka bukan hanya akan lebih siap untuk berperan serta dalam diskusi kelas, tetapi mereka juga akan memperoleh pemahaman yang lebih luas vii P RA KATA tentang topik-topik kursus. Berikan para siswa daftar semua “Bacaan Siswa” pada awal semester. Bagaimana saya dapat mempersiapkan diri untuk mengajar? Tuhan akan membantu Anda sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Sewaktu Anda mempersiapkan diri, mungkin akan bermanfaat jika Anda menanyakan kepada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apakah saya telah berdoa untuk menerima bimbingan Roh Kudus? • Apakah saya telah menelaah blok-blok tulisan suci dan bacaan latar belakang yang ditugaskan? • Apakah saya telah membaca kurikulum dan menentukan apakah ada sesuatu di sana yang perlu saya adaptasi atau sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan para siswa saya? • Bagaimana saya dapat menindaklanjuti bacaan siswa untuk memastikan bahwa para siswa memperoleh manfaat terbesar darinya? • Bagaimana saya dapat membantu tiap siswa saya berperan serta sepenuhnya dalam pelajaran? Saran-saran berikut mungkin juga bermanfaat. • Doronglah para siswa untuk membaca petikan tulisan suci dan artikel yang ditugaskan sebelum tiap kelas. • Berharaplah para siswa memenuhi peran mereka sebagai pembelajar. • Seringlah memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menjelaskan ajaran dan asas menggunakan kata-kata mereka sendiri, membagikan pengalaman-pengalaman yang relevan, dan bersaksi tentang apa yang mereka ketahui dan rasakan. • Variasikan kegiatan dan pendekatan pembelajaran yang Anda gunakan dalam tiap kelas dan juga dari hari ke hari. • Ciptakan lingkungan pembelajaran yang mengundang Roh dan di mana para siswa memiliki kesempatan istimewa dan tanggung jawab untuk mengajar dan belajar dari satu sama lain (lihat A&P 88:78, 122). Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan: “Pastikan bahwa ada banyak peran serta karena penggunaan hak pilihan itu oleh seorang siswa mewenangkan Roh Kudus untuk mengajar. … Sewaktu para siswa mengungkapkan secara lisan kebenaran-kebenaran, mereka diteguhkan dalam jiwa mereka dan memperkuat kesaksian pribadi mereka” (“To Understand and Live Truth” [evening with Elder Richard G. Scott, Februari 4, 2005], 3; si.lds.org). viii P RAKATA Bagaimana saya dapat menyesuaikan pelajaran bagi penyandang cacat? Sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar, pedulilah dengan siswa yang berkebutuhan khusus. Sesuaikan kegiatan dan harapan untuk membantu mereka berhasil. Misalnya, beberapa siswa mungkin memperoleh manfaat dengan memiliki akses ke rekaman audio tulisan suci. Ini dapat diunduh dengan mudah dari LDS.org. Untuk lebih banyak gagasan dan sumber, rujuklah pada halaman Disability Resources di disabilities.lds.org dan bagian buku pedoman kebijakan Seminari dan Institut Religi yang berjudul Kelas dan Program yang Disesuaikan untuk Siswa Penyandang Cacat. ix PELAJARAN 1 Yesus Adalah Kristus yang Hidup Pendahuluan Para saksi modern telah menyatakan: “Kami memberikan kesaksian, sebagai para Rasul yang benar-benar telah ditahbiskan oleh-Nya—bahwa Yesus adalah Kristus yang Hidup” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Karena dunia tampaknya tak mengetahui tentang sifat sejati Yesus Kristus dan hubungan-Nya dengan Allah Bapa, adalah penting untuk memiliki kesaksian yang pasti tentang Putra Terkasih Allah. Pelajaran ini akan membantu para siswa mengidentifikasi kebutuhan ini dan mempelajari bagaimana mereka bisa bersaksi dengan lebih baik tentang Yesus Kristus kepada keluarga, teman-teman, dan tetangga. Bacaan Latar Belakang • ““Kristus yang Hidup: Kesaksian dariPara Rasul,”Ensign atauLiahona, April 2000, 2–3. • Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa dari Kesaksian Pribadi,” Ensign atau Liahona, November 2006, 37–39. Saran untuk Pengajaran Kristus yang Hidup Tulislah pertanyaan berikut di papan tulis: Siapakah Yesus Kristus, dan mengapa Anda percaya kepada-Nya? Beri tahu para siswa bahwa banyak orang menjawab pertanyaan ini dengan memberikan kesaksian. Salah satu kesaksian seperti itu diungkapkan dalam nyanyian pujian “Dia Hidup Sang Penebusku” (Nyanyian Rohani, no. 53). Berikan lirik nyanyian pujian ini kepada kelas, dan bagilah para siswa ke dalam empat kelompok. Tugasi tiap kelompok dengan bait yang berbeda dari nyanyian pujian, dan mintalah mereka untuk membaca kata-katanya. Setelah waktu yang cukup, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Kata atau ungkapan apakah yang digunakan dalam nyanyian pujian ini untuk mengungkapkan siapa Yesus Kristus itu dan apa yang Dia lakukan bagi kita? (Jawaban hendaknya mencakup “sang Pemimpinku,” teman suciku,” “sang Nabi, Imam, Rajaku,” “Juruselamatku.” Dia memberkati kita dengan kasih-Nya, membela kita, membimbing kita, menghibur kita, dan memberi kita napas setiap hari). • Kata-kata apakah yang digunakan nyanyian pujian ini untuk menggambarkan cara kesaksian tentang Yesus Kristus dapat memengaruhi kita? (Jawaban hendaknya mencakup “lega” dan “manisnya”). 1 P EL A J A RA N 1 Beri tahu kelas bahwa Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul menyatakan secara terbuka kesaksian kolektif mereka tentang Yesus Kristus dalam “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari para Rasul” (lihat Ensign atau Liahona April 2000, 2–3). Berikan kepada tiap siswa salinan tentang kesaksian ini, dan jelaskan bahwa banyak topik pelajaran kursus ini diambil dari ajaran dan asas yang disajikan dalam dokumen yang diilhami ini. Undanglah seorang siswa untuk membacakan paragraf pertama dengan keras: “Pada saat kita memperingati kelahiran Yesus Kristus dua ribu tahun yang lalu, kami menyampaikan kesaksian kami akan kenyataan kehidupan-Nya yang tak tertandingi dan kebajikan tanpa batas Pendamaian-Nya yang agung. Tidak ada seorang lain pun yang memiliki pengaruh yang demikian dalam ke atas semua orang yang pernah hidup dan yang masih akan hidup di atas bumi ini” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). • Pengaruh apakah yang ingin Anda miliki dari penelaahan Anda tentang Yesus Kristus dan Injil abadi-Nya pada Anda semester ini? (Sewaktu para siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menekankan bahwa penelaahan yang tulus tentang kehidupan Yesus Kristus akan membantu kita menghargai pengaruh mendalam yang telah Dia berikan dan dapat berikan dalam kehidupan kita. • Dalam hal-hal apakah Juruselamat telah memengaruhi semua orang yang pernah hidup dan yang akan hidup di bumi? (Sewaktu para siswa merespons, pastikan untuk menekankan Pendamaian universal Juruselamat). Beri tahu para siswa bahwa kursus ini akan memfokuskan pada pelayanan kekal Juruselamat di sepanjang kehidupan prafana, fana, dan pascafana-Nya. Sewaktu para siswa menelaah banyak peran ilahi Juruselamat, kasih dan kesaksian mereka tentang Dia akan menjadi lebih mendalam. Yohanes 20:30–31; 1 Nefi 6:4; 2 Nefi 25:23, 26 Tulisan suci ditulis agar orang-orang boleh percaya kepada Yesus Kristus Tanyakan kepada para siswa berapa banyak kitab menurut mereka yang telah ditulis tentang Yesus Kristus. Jelaskan bahwa penelaahan yang tepat apa pun tentang kehidupan Yesus Kristus harus dipusatkan pada tulisan suci. Undanglah tiga siswa untuk bergiliran membaca dengan keras petikan tulisan suci berikut: Yohanes 20:30–31; 1 Nefi 6:4; dan 2 Nefi 25:23, 26. Mintalah kelas untuk mengikuti, dengan mencari alasan mengapa tulisan suci adalah sumber yang berharga ketika menelaah pelayanan kekal Juruselamat. • Asas apakah yang petikan-petikan ini ajarkan tentang tujuan tulisan suci? (Walaupun para siswa mungkin menggunakan berbagai kata, mereka hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita menelaah petikan-petikan tulisan suci tentang Juruselamat, kesaksian kita mengenai Dia akan diperkuat dan kita akan menjadi lebih dekat kepada-Nya). 2 PE LAJARAN 1 Tampilkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan keras. “Tujuan inti dari semua tulisan suci adalah untuk mengisi jiwa kita dengan iman kepada Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus … “… Iman datang melalui kesaksian dari Roh Kudus kepada jiwa kita, Roh kepada roh, sewaktu kita mendengar atau membaca firman Allah. Dan iman menjadi matang ketika kita terus mengenyangkan diri dengan firman tersebut (“Berkat dari Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 34, 35). • Dalam hal-hal apakah tulisan suci dapat menolong kita memperkuat iman kita atau menjadi lebih dekat kepada Yesus Kristus? • Bagaimana iman dan kesaksian Anda kepada Yesus Kristus telah diperkuat dengan menelaah tulisan suci? Berilah tiap siswa salinan dari sumber-sumber yang dicantumkan di bagian Bacaan Siswa untuk kursus ini. (Ini bisa dalam bentuk fotokopi kertas, atau Anda dapat menjelaskan kepada para siswa di mana mereka dapat menemukan kopi digital). Tantanglah para siswa untuk menjadikan bacaan siswa untuk kursus ini bagian dari penelaahan tulisan suci harian mereka selama semester ini. Yakinkan para siswa bahwa sewaktu mereka bertindak berdasarkan tantangan ini, mereka akan diajar oleh Roh Kudus dan akan menjadi lebih dekat kepada Juruselamat. Menjadi Saksi bagi Yesus Kristus Jelaskan kepada para siswa bahwa tidaklah cukup hanya sekadar menelaah tentang Juruselamat dalam tulisan suci. Kita juga harus memperoleh kesaksian rohani secara pribadi melalui kuasa Roh Kudus bahwa Yesus adalah Kristus, Yang Diurapi, Juruselamat dan Penebus kita. Bagikanlah kepada kelas pernyataan berikut dari Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama. “Kita tidak bisa bergantung pada kesaksian orang lain. Kita perlu mengetahui bagi diri kita sendiri. Presiden Gordon B. Hinckley berkata, ‘Setiap Orang Suci Zaman Akhir memiliki tanggung jawab untuk mengetahui bagi dirinya sendiri dengan kepastian tanpa keraguan apa pun bahwa Yesus adalah Putra yang hidup, yang telah dibangkitkan dari Allah yang hidup’ (“Fear Not to Do Good,” Ensign, Mei 1983, 80). “Sumber dari pengetahuan yang pasti dan keyakinan yang kuat ini adalah wahyu ilahi, ‘karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat’(Wahyu 19:10). “Kita menerima kesaksian ini ketika Roh Kudus berbicara kepada roh di dalam diri kita … “Inti dari kesaksian ini senantiasa adalah iman kepada, dan pengetahuan tentang, Yesus Kristus serta misi ilahi-Nya” (“Kuasa dari Kesaksian Pribadi”Ensign atau Liahona, November 2006, 38). • Mengapa menurut Anda Yesus Kristus hendaknya menjadi inti dari kesaksian kita? 3 P EL A J A RA N 1 • Menurut Anda apa yang Juruselamat ingin agar Anda lakukan dengan kesaksian Anda tentang Dia? Tampilkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan keras. “Orang-orang seharusnya dapat melihat dalam diri kita sesuatu tentang Yesus Kristus. Cara kita bertindak, berbicara, berpenampilan, dan bahkan berpikir akan mencerminkan diri-Nya dan jalan-Nya … Walaupun kita tidak ada bersama-Nya dalam pelayanan-Nya, sewaktu kita menyelidiki tulisan suci, kita melihat Yesus dan apa yang Dia katakan dan lakukan. Dan sewaktu kita meniru pola itu, kita memberikan kesaksian tentang Dia” (“Becoming Witness of Christ,” Ensign, Maret 2008, 60). Tindaklanjuti dengan menanyakan kepada para siswa: • Bagaimana Anda pernah melihat orang lain memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus melalui tindakan mereka? • Sewaktu Anda memikirkan tentang dunia tempat Anda tinggal, apa yang dapat kita lakukan agar kesaksian kita tentang Juruselamat dapat memiliki dampak pada orang lain? Bersaksilah bahwa sewaktu kita memperoleh kesaksian tentang Yesus Kristus melalui kuasa Roh Kudus, kita memiliki tanggung jawab untuk membagikannya. Tantanglah para siswa untuk hidup tiap hari siap bersaksi tentang Yesus Kristus melalui perkataan dan tindakan mereka. Doronglah mereka untuk datang ke kelas dalam keadaan telah membaca bacaan siswa yang ditugaskan dan dengan kesediaan untuk membagikan wawasan, mengajukan pertanyaan, dan berperan serta dalam diskusi kelas. Bacaan Siswa • Yohanes 20:30–31; 1 Nefi 6:4; 2 Nefi 25:23, 26. • ““Kristus yang Hidup: Kesaksian dariPara Rasul,”Ensign atauLiahona, April 2000, 2–3. • Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa dari Kesaksian Pribadi,” Ensign atau Liahona, November 2006, 37–39. 4 PELAJARAN 2 Yesus Kristus Adalah Pusat dari Seluruh Sejarah Manusia Pendahuluan Dalam memberikan kesaksian tentang peran penting Yesus Kristus dalam rencana Bapa Surgawi, para nabi modern telah menyatakan, “Kami dengan khidmat bersaksi bahwa kehidupan-Nya, yang adalah pusat dari seluruh sejarah manusia, tidak dimulai di Betlehem maupun berakhir di Kalvari” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari para Rasul,”Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Pelajaran ini akan meolong para siswa memahami dengan lebih baik bahwa Bapa Surgawi menetapkan rencana keselamatan-Nya di dunia prafana dan menahbiskan sebelumnya Yehova, Yesus Kristus prafana, untuk menjadi tokoh sentral dalam rencana itu. Para siswa akan terdorong untuk menempatkan Yesus Kristus sebagai sentral kehidupan fana mereka. Bacaan Latar Belakang • Robert D. Hales, “Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau Liahona, November 2010, 24–27. • Dallin H. Oaks, “The Great Plan of Happiness,” Ensign, November 1993, 72–75. Saran untuk Pengajaran Alma 12:22–34 Juruselamat adalah sentral dari rencana Allah. Tampilkan pernyataan berikut oleh Penatua Alexander B. Morrison dari Tujuh Puluh dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi apa yang Bapa Surgawi sampaikan kepada anak-anak-Nya di dunia prafana: “Dahulu kala, sebelum bumi di mana kita tinggal sekarang ada, Allah Bapa kita … menetapkan sebuah rencana … Rencana [itu] menyediakan jalan yang sempurna bagi semua anak Allah untuk menerima kebakaan dan memperoleh kehidupan kekal” (“Life—the Gift Each Is Given,” Ensign, Desember 1998, 15–16). • Berkat-berkat apakah yang Penatua Morrison katakan pada akhirnya dapat kita terima sebagai bagian dari rencana Allah? (Jelaskan bahwa kebakaan merujuk pada kondisi tubuh yang dibangkitkan—tidak pernah mati secara jasmani lagi—dan bahwa kehidupan kekal merujuk pada jenis kehidupan yang dijalani Bapa). 5 P EL A J A RA N 2 Undanglah para siswa untuk membaca Alma 12:25 dalam hati dan mengidentifikasi bagaimana Alma merujuk pada rencana Allah dan kapan itu dipersiapkan. Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan. (Alma mengajarkan bahwa “rencana penebusan” Allah ditetapkan “sejak pelandasan dunia.” Setelah para siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa sebutan-sebutan lain tentang rencana Allah adalah “rencana penuh belas kasihan Pencipta yang agung” [2 Nefi 9:6]; “rencana keselamatan” [Alma 24:14]; “rencana besar dari Allah Yang Kekal ” [Alma 34:9]; “rencana kebahagiaan yang besar” [Alma 42:8]; dan “perjanjian yang abadi” [A&P 22:1; 45:9; 66:2]). Undanglah para siswa untuk menelaah Alma 12:22–23 secara berpasangan, dengan mencari alasan mengapa rencana Allah disebut rencana penebusan. Setelah waktu yang cukup, mintalah beberapa siswa untuk membagikan temuan mereka dengan kelas. Bantulah para siswa memahami lebih lanjut ayat-ayat ini dengan menanyakan: • Menurut ajaran Alma, apa yang akan menjadi keadaan kekal kita tanpa rencana penebusan? (Tanpa rencana penebusan, tidak dapat ada kebangkitan orang mati atau penebusan dari dosa, membiarkan umat manusia hilang dan jatuh serta dalam keadaan kematian jasmani dan rohani selamanya [lihat juga 2 Nefi 9:6–13]). • Mengapa penting bahwa jalan disediakan bagi kita untuk mengatasi kondisi-kondisi ini? Mintalah seorang siswa untuk membaca Alma 12:33–34 dengan keras. Mintalah kelas untuk mengikuti, dengan mencari apa yang Allah sediakan untuk menebus anak-anak-Nya. Bantulah para siswa menyatakan sebuah ajaran atau asas yang diajarkan dalam ayat-ayat ini dengan menanyakan: • Bagaimana Anda akan merangkum apa yang Yesus sediakan bagi kita dalam rencana Allah? (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: Jika kita bertobat dan tidak mengeraskan hati kita, kita akan menerima belas kasihan dan pengampunan akan dosa-dosa melalui Putra Tunggal Allah. Hanya melalui Yesus Kristus kita bisa menerima pengampunan akan dosa-dosa dan masuk ke dalam hadirat Bapa Surgawi). Bersaksilah bahwa Yesus Kristus adalah sentral bagi rencana Allah dan bahwa melalui Pendamaian-Nya jalan disediakan bagi kita untuk menerima kebakaan dan kehidupan kekal. Abraham 3:24–27; 1 Petrus 1:19–20 Yesus Kristus telah ditahbiskan sebelumnya untuk menjadi Juruselamat kita Mintalah siswa untuk menyelidiki Abraham 3:24–27 dan 1 Petrus 1:19–20, mencari apa yang diajarkan petikan-petikan ini tentang peran Juruselamat dalam rencana Allah. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: (Catatan: Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini, Anda dapat membantu para siswa belajar cara menganalisis petikan-petikan tulisan suci dan mengidentifikasi ajaran-ajaran yang diajarkan di dalamnya). 6 PE LAJARAN 2 • Dalam Abraham 3:26, apakah yang dimaksud dengan ungkapan “keadaan pertama” dan “keadaan kedua”? (“Keadaan pertama” merujuk pada keberadaan prafana, dan “keadaan kedua” merujuk pada kehidupan fana). • Siapakah tiga individu yang disebutkan dalam Abraham 3:27, dan apakah yang dilakukan oleh masing-masing individu? (Bapa Surgawi; Yesus Kristus, dan Setan. Tekankan bahwa di dunia prafana, Bapa Surgawi menahbiskan sebelumnya Putra Sulung-Nya, Yesus Kristus, untuk menjadi tokoh sentral dalam rencana-Nya). Pastikan para siswa memahami bahwa Yesus dikenal sebagai Yehova di dunia prafana. Kemudian tanyakan: • Ketika Yehova mengatakan kepada Bapa, “Di sinilah Aku, utuslah Aku,” Dia berkomitmen untuk melakukan apakah dalam kefanaan? (Mengajarkan Injil-Nya, menegakkan Gereja-Nya, menderita dan mati untuk dosa-dosa kita, serta bangkit dari orang mati). • Apakah makna dari pemilihan Yehova oleh Bapa Surgawi sebagai Penebus kita dalam hubungannya dengan kemungkinan masa depan kita? Mintalah para siswa menelaah Musa 4:2 dalam hati, dengan mencari kebenaran-kebenaran penting lainnya tentang pemilihan Yehova oleh Bapa Surgawi sebagai Juruselamat dan Penebus kita. Sewaktu para siswa menjelaskan apa yang mereka temukan, pastikan mereka mengidentifikasi kebenaran berikut: Yehova dipilih bahkan sejak awal. Satu alasan Yehova dipilih adalah bahwa Dia berupaya melakukan kehendak Bapa dan akan memberikan segala kemuliaan kepada Bapa. Untuk menekankan lebih lanjut kebenaran ini, perlihatkan dan bacalah dengan keras pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: “[Yesus Kristus] rupanya adalah satu-satunya orang yang cukup rendah hati dan rela dalam sidang prafana untuk ditahbiskan sebelumnya untuk [mendatangkan Pendamaian tak terbatas]” (“The Atonement of Jesus Christ,” Ensign, Maret 2008, 35). Mintalah para siswa memvisualisasikan bagaimana rasanya berada di sana ketika Bapa Surgawi memberi tahu semua anak-Nya bahwa Putra Sulung-Nya, Yehova, akan menjadi Juruselamat kita. Kemudian perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah seorang siswa membacanya dengan keras: “Pada pengorganisasian pertama di surga kita semua hadir serta melihat Juruselamat dipilih dan ditunjuk serta rencana keselamatan dibuat, dan kita menyetujuinya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 239). 7 P EL A J A RA N 2 • Menurut Anda apakah yang Anda ketahui tentang Yehova yang akan menuntun Anda untuk mendukung pemanggilan serta penetapan-Nya sebagai Juruselamat dan Penebus kita? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell (1926–2004) dari Kuorum Dua Belas Rasul. Kemudian berikan para siswa waktu sejenak untuk menuliskan pikiran dan perasaan apa pun yang mereka miliki tentang Juruselamat sementara mereka merenungkan kebenaran ilahi yang Penatua Maxwell ajarkan: “Belum pernah siapa pun menawarkan begitu banyak kepada sedemikian banyak orang dalam begitu sedikit kata seperti ketika Yesus berkata, ‘Di sinilah Aku, utuslah Aku’ (Abraham 3:27).” (“Jesus of Nazareth, Savior and King,” Ensign, Mei 1976, 26). Pertimbangkan untuk meminta beberapa siswa membagikan kepada kelas apa yang telah mereka tulis. Menempatkan Juruselamat sebagai sentral kehidupan fana kita. Rujuklah para siswa kembali ke Abraham 3:25, di mana kita belajar bahwa Bapa Surgawi bermaksud untuk menjadikan kefanaan sebagai saat untuk diuji, untuk melihat apakah kita akan mematuhi perintah-perintah-Nya. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah seorang siswa membacakan pernyataan tersebut dengan keras sementara kelas mencari sebuah pilihan yang harus kita buat sebagai bagian dari ujian fana kita: “Pikirkan ini: di kehidupan prafana kita, kita memilih untuk mengikuti Juruselamat Yesus Kristus! Dan karena kita melakukannya, kita diizinkan untuk datang ke bumi. Saya bersaksi bahwa dengan membuat pilihan yang sama untuk mengikuti Juruselamat sekarang, di bumi ini, kita akan memperoleh bahkan berkat yang lebih besar dalam kekekalan. Namun ketahuilah: kita harus terus memilih untuk mengikuti Juruselamat. Kekekalan adalah taruhannya, dan penggunaan hak pilihan dan tindakan-tindakan kita secara bijaksana adalah penting agar kita boleh memiliki kehidupan kekal” (“Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau Liahona, November 2010, 25). Untuk membantu para siswa mengidentifikasi dan memahami sebuah asas atau kebenaran yang diajarkan oleh Penatua Hales, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apakah yang Anda pelajari dari pernyataan Penatua Hales tentang pilihan-pilihan kita dalam kehidupan ini? (Setelah para siswa menanggapi, bersaksilah bahwa dengan memilih untuk menempatkan Juruselamat sebagai sentral dalam kehidupan kita sementara kita berada di bumi ini, kita akan memperoleh berkat-berkat yang lebih besar dalam kekekalan). 8 PE LAJARAN 2 • Menurut Anda apakah yang Penatua Hales maksud dengan ungkapan “kekekalan adalah taruhannya”? • Apakah beberapa sikap dan tindakan yang mengindikasikan seseorang memilih untuk mengikuti Yesus Kristus? (Tulislah tanggapan para siswa di papan tulis). Jelaskan bahwa bagi sebagian besar dari kita, adalah mudah untuk berfokus pada Juruselamat di hari Minggu. Tetapi bagaimana kita dapat menjadikan Dia lebih sebagai bagian dari kehidupan kita selama minggu itu? Berikan waktu kepada para siswa untuk merenungkan apa yang telah mereka lakukan hari ini untuk berfokus pada Juruselamat. Undanglah mereka untuk menuliskan sesuatu yang dapat mereka lakukan hari ini untuk menempatkan Juruselamat lebih sepenuhnya sebagai sentral dalam kehidupan mereka. Doronglah mereka untuk membuat komitmen kepada Bapa Surgawi di dalam hati mereka bahwa mereka akan melakukannya. Akhiri pelajaran dengan membagikan kesaksian Anda tentang kebenaran-kebenaran yang telah Anda ajarkan hari ini. Bacaan Siswa • Alma 12:22–34; 34:9; 42:8, 11; Ajaran dan Perjanjian 22:1; 45:9; 66:2; Abraham 3:24–27; 1 Petrus 1:19–20; Musa 4:2. • Robert D. Hales, “Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau Liahona, November 2010, 24–27. 9 PELAJARAN 3 Yehova dan Pelayanan Prafana-Nya Pendahuluan Menurut para nabi modern, Yesus Kristus “mengajarkan kebenaran yang kekal, kenyataan keadaan prafana kita, tujuan kehidupan kita di bumi, dan kempampuan bagi para putra dan putri Allah dalam kehidupan yang akan datang” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Dalam pelajaran ini, para siswa akan belajar bahwa dalam kehidupan pra-bumi, iman mereka bahwa Yehova (Yesus Kristus) akan melakukan Pendamaian memungkinkan mereka untuk mengalahkan Setan dalam Perang di Surga. Para siswa juga akan memahami bahwa dalam dunia prafana, Yehova jauh lebih unggul dari semua anak Allah dalam semua sifat ilahi. Bacaan Latar Belakang • Richard G. Scott, “Jesus Christ, Our Redeemer,” Ensign, Mei 1997, 53–54, 59. • “The Father and the Son: A Doctrinal Exposition by the First Presidency and the Quorum of the Twelve Apostles,” Ensign, April 2002, 13–18. Saran untuk Pengajaran Wahyu 12:7–11; Musa 4:3 Peran Yehova dalam Perang di Surga Tuliskan kata perang di papan tulis, dan tanyakan kepada para siswa bayangan apa yang terlintas dalam pikiran ketika mereka memikirkan tentang perang. Kemudian mintalah mereka untuk membaca sepintas Wahyu 12:7, 9 dan mengidentifikasi perang yang digambarkan di sana (Perang di Surga). Mintalah para siswa menjelaskan pemahaman mereka tentang apa yang terjadi dalam perang itu. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan keras. “Jenis perang apa [yang terjadi dalam Perang di Surga]? Sama dengan jenis perang yang meluas di bumi; satu-satunya jenis perang di mana Setan dan para makhluk roh dapat terlibat—perang kata-kata, silang pendapat, konflik ideologi; perang antara kebenaran dan kesalahan” (Doctrinal New Testament Commentary, 3 vol. [1965–73], 3:518). Tanyakan kepada para siswa: • Menurut Penatua McConkie, bagaimana Perang di Surga serupa dengan perang yang Setan cetuskan terhadap anak-anak Allah dalam kefanaan? Undanglah satu siswa untuk membaca Wahyu 12:10 dengan keras dan siswa lainnya membaca Musa 4:3 dengan keras. Anda mungkin ingin menyarankan agar 10 PE LAJARAN 3 para siswa merujuksilangkan kedua petikan ini dengan menulis Musa 4:3 di sisi tulisan suci mereka di sebelah Wahyu 12:10 dan sebaliknya. Jelaskan bahwa “pendakwa saudara-saudara kita,” (Wahyu 12:10) adalah Setan. Kemudian tanyakan: • Menurut Musa 4:3, bagaimana Setan dicampakkan dari dunia prafana? Mintalah para siswa membaca Wahyu 12:11 dalam hati. Bantulah mereka menyebutkan sebuah asas yang diajarkan dalam ayat ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana Anda akan merangkum apa yang diajarkan ayat 11 tentang dampak Pendamaian Yesus Kristus? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Karena sudah pasti bahwa Yesus Kristus akan menuntaskan Pendamaian, dampaknya sudah ada di dunia prafana. Dia kemudian dirujuk sebagai “Anak Domba, yang telah disembelih [sejak pelandasan dunia]” [Wahyu 13:8; lihat juga Mosia 4:7; Musa 7:47]). • Bagaimana Anda dapat menggunakan apa yang dicatat dalam Wahyu 12:11 untuk membantu Anda dalam perang Anda secara pribadi melawan Setan dalam kehidupan ini? (Setelah para siswa menanggapi, tulislah asas berikut di papan tulis: Kita dapat mengatasi Setan dengan bersandar pada Yesus Kristus, yang melakukan Pendamaian, dan dengan memberikan kesaksian serta setia pada kesaksian kita). Abraham 3:15–25; Ajaran dan Perjanjian 138:55–56 Yehova menggungguli kita dalam segala hal Beri tahu para siswa bahwa dalam kehidupan prafana, kita siap untuk datang ke bumi. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah seorang siswa membacanya dengan keras: “Allah sendiri, mendapati bahwa Dia berada di tengah-tengah para roh dan kemuliaan, karena Dia lebih cerdas, melihat adalah pantas untuk menetapkan hukum-hukum sehingga sisanya dapat memperoleh kesempatan istimewa untuk maju seperti diri-Nya Sendiri. Hubungan yang kita miliki dengan Allah menempatkan kita dalam suatu situasi untuk maju dalam pengetahuan. Dia memiliki kuasa untuk menetapkan hukum-hukum agar memberi petunjuk pada kecerdasan-kecerdasan yang lebih lemah, agar mereka boleh dipermuliakan bersama dengan-Nya Sendiri” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 241). Tindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa yang Anda pelajari dari pernyataan Joseph Smith tentang hasrat Bapa Surgawi bagi kita? (Bapa Surgawi ingin kita maju dan berkembang secara rohani—untuk menjadi lebih seperti Dia). Tulislah pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis, dan mintalah siswa menelaah Abraham 3:24–25 untuk menemukan jawabannya: 11 P EL A J A RA N 3 • Siapakah “seseorang di antara mereka yang seperti Allah”? (ayat 24). • Peran apakah yang Dia mainkan? • Apa yang Dia katakan mengenai satu tujuan dari kefanaan? Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk membagikan jawaban mereka dengan kelas. Kemudian mintalah para siswa menyelidiki Ajaran dan Perjanjian 138:55–56 untuk wawasan mengenai apa yang telah dilakukan untuk mempersiapkan anak-anak Allah agar berhasil dalam kefanaan. Untuk membantu para siswa mempersamakan petikan ini dengan diri mereka sendiri, tanyakan: • Menurut ayat-ayat ini, bagaimana kita mempersiapkan diri untuk datang ke bumi? Mintalah kelas untuk merenungkan sejenak sifat-sifat apakah yang dimiliki Juruselamat di dunia prafana. Mintalah seorang siswa untuk membaca Abraham 3:19, 21 dengan keras. Mintalah kelas untuk mengikuti, dengan mencari apa yang diajarkan tentang Yesus Kristus. Setelah siswa menanggapi, berikan kepada para siswa salinan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell (1926–2004) dan Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah mereka membaca pernyataan tersebut dan menandai kata dan ungkapan yang mengajarkan tentang Juruselamat: “Dalam kecerdasan dan kinerja, [Yesus Kristus] jauh melampaui individu dan gabungan kesanggupan dan prestasi semua orang yang pernah hidup, yang hidup sekarang, dan yang kelak akan hidup! (Lihat Abraham 3:19).” (Neal A. Maxwell, “O, Divine Redeemer,” Ensign, November 1981, 8). “Dengan tunduk pada hukum, dan memiliki hak pilihan mereka, semua roh manusia, saat masih berada di Hadirat Kekal, mengembangkan kecerdasan, talenta, kesanggupan, dan kemampuan dalam setiap bentuk, jenis, dan tingkat. Selama rentang kehidupan yang lama pada waktu itu, berbagai macam bakat dan kemampuan yang tak terbatas muncul … “Tuhan memberkahi kita semua dengan hak pilihan; Dia memberi kita hukum-hukum yang akan memungkinkan kita berkembang dan maju serta menjadi seperti Dia; dan Dia menasihati serta mengimbau kita untuk mengikuti jalan menuju kemuliaan dan permuliaan. Dia sendiri adalah personifikasi dan perwujudan segala hal yang baik. Setiap karakteristik dan sifat yang dihasratkan yang ada di dalam Dia memiliki kegenapan kekal. Bagaimanapun semua anak-Nya yang patuh mulai menjadi seperti Dia. Ada begitu banyak ragam dan tingkat telenta dan kemampuan di antara kita di sana seperti halnya di antara kita di bumi ini. Sebagian unggul dalam satu bidang, yang lain unggul di bidang lainnya. Putra Sulung mengungguli kita semua dalam segala hal” (Bruce R. McConkie, The Mortal Messiah, 4 vol. [1979–81], 1:23). 12 PE LAJARAN 3 Tindaklanjuti dengan menanyakan kepada para siswa apa yang menonjol bagi mereka dalam pernyataan ini. Jika diperlukan, tanyakan: • Apakah yang Anda pelajari dari kedua Rasul ini tentang sifat-sifat unik Yehova di dunia prafana? (Para siswa hendaknya memahami bahwa di dunia prafana, Yehova melampaui gabungan kesanggupan dan prestasi semua anak Bapa Surgawi). Berikan kepada para siswa beberapa menit untuk merenungkan pelayanan prafana Juruselamat serta menuliskan pemikiran dan perasaan apa pun yang mereka miliki. Mintalah beberapa dari mereka untuk membagikan kepada kelas apa yang mereka tulis. Akhiri pelajaran dengan mendorong para siswa untuk memikirkan mengenai bagaimana mengetahui tentang pelayanan prafana dan sifat-sifat unik Juruselamat dapat membantu mereka memiliki kasih yang lebih besar dan iman kepada-Nya. Bacaan Siswa • Wahyu 12:7–11; Abraham 3:15–25; Ajaran dan Perjanjian 138:55–56. • Richard G. Scott, “Jesus Christ, Our Redeemer,” Ensign, Mei 1997, 53–54, 59. 13 PELAJARAN 4 Yehova Menciptakan Bumi Pendahuluan “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” menyatakan: “Di bawah pengarahan Bapa-Nya, [Yesus Kristus] adalah pencipta bumi. ‘Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan’ (Yohanes 1:3)” (Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Sewaktu para siswa memahami tujuan kekal penciptaan bumi, mereka dapat hidup dengan tekad yang lebih kuat untuk memenuhi tujuan dari penciptaan mereka sendiri. Bacaan Latar Belakang • Russell M. Nelson, “The Creation,” Ensign, Mei 2000, 84–86. • Jika tersedia dalam bahasa Anda, pertimbangkan untuk membaca kutipan dari Neal A. Maxwell, “Our Creator’s Cosmos,” dalam By Study and by Faith: Selections from the Religious Educator, diedit oleh Richard Neitzel Holzapfel dan Kent P. Jackson (2009), 37–50. Saran untuk Pengajaran Kejadian 1:1; Yohanes 1:1–3; Ibrani 1:1–2; Yakub 4:9; Ajaran dan Perjanjian 38:1–3; 76:22–24; 104:14–17; Musa 1:30–33; 2:1 Yehova menciptakan bumi Perlihatkan sebuah benda yang telah dibuat oleh seseorang untuk Anda (barangkali sebuah hadiah). Bagikan kepada kelas perasaan Anda tentang benda tersebut dan orang yang telah membuatnya. Kemudian tanyakan: • Kapankah seseorang telah membuat sesuatu untuk Anda? Perasaan apakah yang Anda miliki terhadap orang yang telah membuatnya? Mintalah para siswa membandingkan dan membedakan Kejadian 1:1; Yohanes 1:1–3; Efesus 3:9; Ibrani 1:1–2; dan Musa 2:1. Mintalah para siswa mendaftar di papan tulis keserupaan dan perbedaan yang mereka perhatikan antara petikan-petikan ini. (Catatan: Sewaktu para siswa belajar membandingkan dan membedakan petikan-petikan tulisan suci, ajaran dan asas dapat dijadikan fokus yang lebih tajam). Kemudian tanyakan: • Menurut tulisan suci ini, siapakah yang menciptakan bumi? (Tekankan bahwa Yehova menciptakan bumi di bawah arahan Bapa, atau seperti yang diajarkan oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Seluruh Penciptakan direncanakan oleh [Bapa Surgawi]” (“The Creation,” Ensign, Mei 2000, 84). Berikan kepada para siswa waktu untuk membaca dan membandingkan Ajaran dan Perjanjian 76:22–24; 104:14–17; dengan Musa 1:30–33 dalam hati, untuk mencari apa lagi yang Yehova ciptakan. Jika diperlukan, jelaskan bahwa Dia menciptakan dunia-dunia tak terhitung jumlahnya dan bahwa “bumi penuh adanya, dan ada cukup dan berlebih-lebih” (A&P 104:17). Bantulah para siswa menganalisis ungkapan ini dengan menanyakan: 14 PE LAJARAN 4 • Apakah yang ditunjukkan ungkapan ini tentang apa yang harus diketahui Juruselamat ketika Dia menciptakan bumi? (Dia perlu mengetahui berapa banyak orang yang akan tinggal di bumi dan apa kebutuhan mereka sepanjang berbagai periode sejarah). Jelaskan kepada para siswa bahwa satu hal yang perlu diketahui adalah siapa yang menciptakan bumi tetapi hal lain yang perlu diketahui juga adalah dengan kuasa apa bumi diciptakan. Mintalah para siswa membandingkan dan merujuksilangkan Mormon 9:16–17; Ajaran dan Perjanjian 38:1–3; dan Yakub 4:9 serta mengidentifikasi bagaimana bumi diciptakan. Mintalah para siswa menjelaskan dengan kata-kata mereka sendiri apa makna petikan-petikan ini. Kemudian perlihatkan pernyataan berikut: “Yesus Kristus menciptakan dunia ini dan segala sesuatu di dalamnya. Dia juga menciptakan banyak dunia lainnya. Dia melakukan hal itu dengan kuasa imamat, di bawah arahan Bapa Surgawi kita” (Asas-Asas Injil [2009], 23). Tekankan bahwa sebenarnya, tulisan suci memberikan sedikit detail tentang bagaimana bumi diciptakan, walaupun kita dijanjikan bahwa detail seperti itu suatu hari nanti akan diungkapkan (lihat A&P 101:32–34). Lebih banyak lagi diajarkan dalam tulisan suci tentangtujuan Penciptaan. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut dalam kelas: • Sewaktu Anda mengamati dunia di sekitar Anda, apakah yang diajarkan ciptaan-ciptaan Allah kepada Anda tentang Juruselamat, tentang imamat-Nya, dan tentang reputasi-Nya di dunia prafana? • Bagaimana pemahaman akan kebenaran ini memengaruhi perasaan dan kesaksian Anda kesaksian Anda tentang Yesus Kristus? • Bagaimana pemahaman akan kebenaran ini memengaruhi perasaan Anda tentang bumi? Sebelum melanjutkan, tekankan kepada para siswa bahwa walaupun Juruselamat menciptakan bumi, Bapa Surgawi adalah Bapa dari roh kita dan menciptakan tubuh jasmani Adam dan Hawa. 1 Nefi 17:36; 2 Nefi 2:23–25; Ajaran dan Perjanjian 49:16–17; Musa 1:27–33, 39 Tujuan penciptaan bumi Bagilah para siswa ke dalam pasangan-pasangan dan mintalah mereka menyelidiki Musa 1:27–33, 39; 1 Nefi 17:36; dan Ajaran dan Perjanjian 49:16–17. Anda mungkin ingin menyarankan agar mereka menandai kata dan ungkapan dalam petikan-petikan ini yang membantu mereka merumuskan jawaban atas pertanyaan ini: “Bagaimana Anda akan menjelaskan kepada seorang teman mengapa bumi diciptakan?” Undanglah beberapa pasangan untuk membagikan jawaban mereka kepada kelas. Para siswa hendaknya melihat bahwa Yehova menciptakan bumi untuk menyediakan sebuah tempat di mana anak-anak Allah dapat tinggal dan maju menuju kehidupan kekal. Tanyakan: 15 P EL A J A RA N 4 • Apakah yang dimaksud dengan ungkapan “seukuran jumlah manusia” dalam Ajaran dan Perjanjian 49: 17? (Jika diperlukan, lihat ulasan untuk Ajaran dan Perjanjian 49:16–17 dalam Buku Pedoman Siswa Ajaran dan Perjanjian [(Buku Pedoman Church Educational System, 2001), 106]). Undanglah para siswa membaca 2 Nefi 2:18–25 dalam hati, dan kemudian tanyakan: • Bagaimana keadaan di Taman Eden akan mennghalangi Adam dan Hawa maju dalam rencana keselamatan Bapa Surgawi? • Bagaimana Kejatuhan Adam telah membantu bumi memenuhi tujuan penciptaannya? (Itu memungkinkan Adam dan Hawa untuk melahirkan anak-anak). • Bagaimana akibat-akibat dari kejatuhan, yang digambarkan dalam ayat 23, dapat menolong kita maju dalam rencana Bapa Surgawi? Berikan kepada tiap siswa salinan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul dan Sister Julie B. Beck, mantan presiden umum Lembaga Pertolongan. Berikan kepada para siswa waktu yang cukup untuk membaca pernyataan-pernyataan ini dan merenungkan peran Penciptaan dalam rencana Allah untuk keselamatan anak-anak-Nya. “Sama seperti keselamatan pasti datang karena Pendamaian, demikian juga keselamatan datang karena Kejatuhan … “Dan perlu juga diingat bahwa Kejatuhan dimungkinkan karena sang Pencipta yang tak terbatas … menciptakan bumi dan manusia serta segala bentuk kehidupan dalam keadaan sedemikian sehingga mereka dapat jatuh. … Segala sesuatu diciptakan demikian sehingga mereka dapat jatuh atau berubah, dan dengan demikian diperkenalkan dengan tipe dan jenis keberadaan yang diperlukan untuk menjalankan semua ketentuan dan syarat dalam rencana keselamatan kekal Bapa. “Penciptaan duniawi pertama untuk segala sesuatu ini … sifatnya adalah firdaus. Pada zaman awal dan Firdaus segala bentuk kehidupan berada dalam keadaan yang lebih tinggi dan berbeda daripada yang ada sekarang. Kejatuhan yang terjadi membawa mereka mundur dan maju dan terus maju. Kematian dan prokreasi masih akan memasuki dunia” (Bruce R. McConkie, “Christ and the Creation,” Ensign, Juni 1982, 9). © Busath.com “Di Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, kita memiliki teologi tentang keluarga yang berdasarkan pada Penciptaan, Kejatuhan, dan Pendamaian. Penciptaan bumi menyediakan tempat di mana keluarga-keluarga dapat tinggal. Allah menciptakan seorang pria dan seorang wanita yang merupakan dua bagian penting dari sebuah keluarga. Adalah bagian dari rencana Bapa Surgawi bahwa Adam dan Hawa dimeteraikan serta membentuk sebuah keluarga kekal. “Kejatuhan memberikan jalan bagi keluarga untuk tumbuh. Adam dan Hawa adalah pemimpin keluarga yang memilih untuk memiliki pengalaman fana. Kejatuhan memungkinkan mereka untuk memiliki putra dan putri. 16 PE LAJARAN 4 “Pendamaian memungkinkan keluarga untuk dimeteraikan bersama secara kekal. Itu memperkenankan keluarga-keluarga untuk memiliki pertumbuhan kekal dan kesempurnaan. Rencana kebahagiaan, juga disebut rencana keselamatan, adalah rencana yang diciptakan untuk keluarga-keluarga. Generasi muda perlu memahami bahwa pilar-pilar utama teologi kita dipusatkan pada keluarga” (Julie B. Beck, “Teaching the Doctrine of the Family,” Ensign, Maret 2011, 12). • Bagaimana pernyataan-pernyataan ini menolong Anda memahami peran yang amat penting dari Penciptaan dalam rencana keseluruhan Allah untuk keselamatan anak-anak-Nya? • Mengapa penting untuk memahami bahwa bumi diciptakan untuk menolong mempermuliakan individu dan keluarga? (Sementara para siswa menanggapi, tulislah asas berikut di papan tulis: Sewaktu kita memahami tujuan penciptaan bumi, kita dapat mengembangkan hasrat yang lebih besar untuk memenuhi tujuan penciptaan kita. Jelaskan kepada para siswa bahwa kuasa pemeteraian imamat memungkinkan bagi suami dan istri serta orangtua dan anak-anak untuk bersama setelah kematian. Tanpa kuasa pemeteraian yang dipulihkan melalui Elia, anak-anak Allah tidak dapat menerima berkat-berkat penuh dari permuliaan dan tujuan penciptaan bumi ini tidak akan digenapi, atau sebagaimana diajarkan dalam Ajaran dan Perjanjian, “bumi akan sepenuhnya dilenyapkan” (A&P 2:3; lihat juga Maleakhi 4:6). Akhiri pelajaran dengan memberikan kesaksian tentang kebenaran-kebenaran penting ini: (1) Yehova menciptakan bumi di bawah arahan Bapa; (2) Dia menciptakan bumi untuk menyediakan tempat di mana anak-anak Allah dapat tinggal dan maju menuju kehidupan kekal; dan (3) sewaktu kita memahami tujuan penciptaan bumi, kita dapat mengembangkan hasrat yang lebih besar untuk memenuhi tujuan penciptaan kita. Doronglah para siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk mengungkapkan rasa syukur mereka atas ciptaan-ciptaan Yesus Kristus. Doronglah para siswa untuk menindaki dorongan apa pun dari Roh yang mereka rasakan selama pelajaran. Bacaan Siswa • Kejadian 1:1; Yohanes 1:1–3; Ibrani 1:1–2; Musa 2:1; Mormon 9:16–17; Ajaran dan Perjanjian 38:1–3; 76:22–24; 104:14–17; Yakub 4:9; Ajaran dan Perjanjian 101:32–34; Musa 1:27–33, 39; 1 Nefi 17:36; Ajaran dan Perjanjian 49:16–17. • Russell M. Nelson, “The Creation,” Ensign, Mei 2000, 84–86. 17 PELAJARAN 5 Yesus Kristus Adalah Yehova dalam Perjanjian Lama Pendahuluan Dalam bersaksi tentang Juruselamat Yesus Kristus, para nabi modern telah menyatakan: “Dia adalah Yehova Agung dari Perjanjian Lama” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Yesus Kristus, sebagai Yehova, menegakkan Injil abadi Bapa Surgawi di bumi dalam setiap dispensasi zaman untuk mengumpulkan setiap orang dari anak-anak Allah yang tersesat. Iman kita kepada Yesus Kristus dapat diperkuat sewaktu kita mengenali sifat-Nya yang tidak berubah dan Injil abadi-Nya. Bacaan Latar Belakang • Russell M. Nelson, “Perjanjian,” Ensign atau Liahona, November 2011, 86–89. • “Perjanjian Abraham,” Buku Pedoman Siswa Mutiara yang Sangat Berharga (Buku Pedoman Church Educational System, 2000), 93–98. • “Bagian Pemerkayaan A: Siapa Allah dalam Perjanjian Lama?” Buku Pedoman Siswa Perjanjian Lama: Kejadian–2 Samuel, edisi ke-3. (Buku Pedoman Church Educational System, 2003), 45–48. Saran untuk Pengajaran Keluaran 3:11–14; 6:2–3; Yohanes 8:52–53, 56–59; 18:5, 8; 3 Nefi 15:5; Abraham 1:16; 2:8 Yesus Kristus Adalah Yehova dalam Perjanjian Lama Undanglah para siswa membagikan beberapa nama dan sebutan Juruselamat yang mereka ketahui. Daftarlah tanggapan mereka di papan tulis. Beri tahu para siswa bahwa hari ini Anda akan membahas sebuah nama penting, atau sebutan, di mana Yesus Kristus dikenal sebelum pelayanan fana-Nya. Undanglah mereka untuk membaca Yohanes 8:52–53, 56–59 dalam hati. Kemudian tanyakan: • Pertanyaan-pertanyaan apakah yang orang Yahudi ajukan kepada Juruselamat? • Menurut Anda apakah yang Yesus maksud dengan tanggapan-Nya, “Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”? (ayat 58). Untuk membantu para siswa mendefinisikan ungkapan “Aku telah ada,” bagilah siswa ke dalam pasangan-pasangan dan mintalah mereka membaca Keluaran 3:11–14; 6:2–3, untuk mencari bagaimana Allah dalam Perjanjian Lama mengidentifikasi diri-Nya. Setelah waktu yang cukup, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Menurut ayat-ayat ini, nama-nama apakah yang Allah dalam Perjanjian Lama gunakan untuk mengidentifikasi diri-Nya sendiri? (Jelaskan bahwa Terjemahan 18 PE LAJARAN 5 Joseph Smith untuk Keluaran 6:3 terbaca, “Akulah Tuhan Allah Yang Mahakuasa; Tuhan YEHOVA. Dan tidakkah nama-Ku diketahui oleh mereka?” Lihat juga Abraham 1:16). • Bagaimana ayat-ayat ini mengklarifikasi pentingnya pernyataan Yesus Kristus, “Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”? (Para siswa hendaknya mengenali bahwa Yesus Kristus sebelumnya adalah Yehova, Allah dalam Perjanjian Lama dan AKU ADA Yang Agung). Perlihatkan pernyataan berikut: “Ini adalah penandasan yang terus terang dan tajam tentang keilahian yang juga dapat dimiliki atau dibuat oleh siapa pun. ‘Sebelum Abraham jadi, Aku adalah Yehova.’ Yakni, ‘Akulah Allah Yang Mahakuasa, AKU ADA Yang Agung. Aku telah ada sejak awal, Yang Kekal. Aku adalah Allah leluhurmu. Nama-Ku adalah: AKU ADALAH AKU’” (Bruce R. McConkie, Doctrinal New Testament Commentary, 3 vol. [1965–73], 1:464). Yehova adalah “perjanjian atau nama yang pantas dari Allah Israel. Itu menunjukkan ‘Aku Ada Yang Kekal’” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Yehova”). • Mengapa penting mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Yehova dalam Perjanjian Lama? (Jawaban dapat mencakup kebenaran berikut: Allah selalu melaksanakan Injil-Nya melalui Putra-Nya, Yesus Kristus. Lihat juga 3 Nefi 15:5, yang mencatat ajaran Juruselamat bahwa Dia adalah pemberi hukum). Anda mungkin ingin mengundang seorang siswa untuk membacakan dengan keras pernyataan berikut dari Presiden Joseph Fielding Smith (1876–1972): “Semua wahyu sejak kejatuhan telah datang melalui Yesus Kristus, yang adalah Yehova dalam Perjanjian Lama. … Bapa [Elohim] tidak pernah berhubungan dengan manusia secara langsung dan secara pribadi sejak kejatuhan, dan Dia tidak pernah menampakkan diri kecuali untuk memperkenalkan dan memberikan kesaksian tentang Putra” (Doctrines of Salvation, disusun oleh Bruce R. McConkie, 3 vol. [1954–56], 1:27). • Bagaimana mengetahui bahwa Yehova, atau Yesus Kristus, tak dapat berubah menolong Anda memiliki iman kepada-Nya? (Jawaban dapat mencakup pengetahuan bahwa Yesus Kristus tak dapat berubah menolong kita memiliki iman bahwa sama seperti Dia menepati janji-janji-Nya kepada orang-orang yang kita baca dalam tulisan suci, Dia akan menepati janji-janji-Nya kepada kita). Jelaskan bahwa pada awal setelah masa Alkitab, nama Ibrani untuk Yehova (biasanya direpresentasikan sebagai Yahweh dalam bacaan) dianggap terlalu sakral untuk diucapkan. Untuk alasan ini, kecuali untuk beberapa pengecualian (lihat 19 P EL A J A RA N 5 Keluaran 6:3; Mazmur 83:18; Yesaya 12:2; 26:4), penerjemah Alkitab Versi Raja James menerjemahkan kata Yehova sebagai TUHAN (semua dalam huruf besar). Di zaman Yudaisme modern, ini diganti dengan kata Adonai, yang berarti “Tuhan.” Kejadian 13:14–16; 17:1–9; Musa 6:51–52, 64–66; Abraham 1:18–19; 2:8–11 Yehova menegakkan Injil abadi pada zaman dahulu. Dengan para siswa masih bekerja sebagai pasangan, mintalah mereka membaca Musa 6:51–52, 64–66 dan mengidentifikasi apa yang Yehova ajarkan kepada Adam. Beri tahu mereka bahwa dalam ayat 51–52, Yehova berbicara atas nama Bapa. Kemudian tanyakan: • Apakah yang Anda perhatikan tentang Injil yang diajarkan kepada Adam? (Itu adalah Injil yang sama dengan yang diajarkan sekarang [lihat 2 Nefi 31:10–16 untuk contoh tentang Injil yang sama dengan yang diajarkan di Benua Amerika]. Pertimbangkan untuk menekankan kebenaran ini dengan menuliskan pernyataan berikut di papan tulis: Injil Yesus Kristus adalah abadi dan tidak berubah dalam tiap dispensasi Injil. Tunjukkan kepada para siswa bahwa dalam dispensasi belakangan, Yehova memperbarui Injil abadi-Nya melalui sebuah perjanjian dengan Abraham yang dikenal sebagai perjanjian Abraham. Bagilah kelas menjadi dua bagian. Tugasi separuh kelas untuk menelaah Kejadian 13:14–16; 17:2–8; Abraham 1:18–19; 2:8–11 dan membuat daftar janji-janji yang Tuhan buat kepada Abraham. Tugasi separuh kelas yang lain untuk menelaah Kejadian 17:1–5, 9; Abraham 1:19; 2:8–11 dan membuat daftar apa yang harus dilakukan Abraham agar dapat menerima berkat-berkat yang dijanjikan. (Catatan: Sewaktu para siswa belajar cara mengidentifikasi daftar dalam tulisan suci, mereka akan lebih mampu mengenali pokok-pokok utama yang ingin ditekankan oleh penulis tulisan suci). Sementara para siswa menelaah, salinlah bagan berikut di papan tulis, dengan menyisakan tempat kosong untuk mendaftar tanggapan-tanggapan: Perjanjian Abraham Janji-Janji yang Dibuat Kepada Abraham Tanggung Jawab Abraham Setelah waktu yang cukup, undanglah beberapa siswa dari tiap kelompok untuk datang ke papan tulis dan menuliskan temuan-temuan mereka di bawah judul yang sesuai. Pertimbangkan untuk merangkum perjanjian Abraham dengan menampilkan dan meminta seorang siswa membaca dengan keras pernyataan berikut: 20 PE LAJARAN 5 “Abraham menerima Injil dan ditahbiskan pada keimamatan yang lebih tinggi (A&P 84:14; Abraham 2:11), dan dia masuk dalam pernikahan selestial, yaitu perjanjian permuliaan (A&P 131:1– 4; 132:19, 29). Abraham menerima janji bahwa semua berkat dari perjanjian-perjanjian ini akan ditawarkan kepada keturunan fananya (A&P 132:29–31; Abraham 2:6–11). Bersama-sama, perjanjian dan janji ini disebut perjanjian Abraham. Pemulihan perjanjian ini adalah pemulihan Injil di zaman terakhir, karena melaluinya semua bangsa di bumi diberkati (Gal. 3:8–9, 29; A&P 110:12; 124:58; Abraham 2:10–11)” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Perjanjian Abraham”; scriptures.lds.org). Tekankan bahwa sejak awal, Bapa membuat perjanjian dengan anak-anak-Nya untuk mengumpulkan mereka bersama melalui kebenaran, tata cara, dan berkat dari Injil abadi. Pemulihan Injil mencakup pemulihan perjanjian Abraham. Yakni, perjanjian Abraham adalah bagian penting dari perjanjian yang baru dan abadi, yang adalah kegenapan Injil Yesus Kristus. Tanyakan kepada para siswa: • Bagaimana mengetahui bahwa kita adalah keturunan Abraham dan pewaris untuk semua yang Allah janjikan kepadanya memengaruhi cara Anda hidup? • Bagaimana ketersediaan berkat-berkat yang dijanjikan kepada Abraham dan keturunannya memperkuat keluarga dan membimbing kita dalam keputusan-keputusan yang kita buat? Undanglah para siswa untuk membagikan cara-cara mereka dapat memperoleh berkat-berkat yang dijanjikan dari perjanjian ini bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka, pada waktu lalu, saat ini, dan yang akan datang. Yosua 24:3–13; 1 Nefi 17:23–32 Yehova memberkati dan memimpin Israel zaman dahulu. Beri tahu para siswa bahwa sebagai bagian dari perjanjian Abraham, Yehova menjanjikan berkat-berkat Injil kepada keturunan Abraham dan mereka yang berkumpul bersama mereka. Undanglah separuh kelas untuk membaca Yosua 24:3–13, dan undanglah separuh lainnya untuk membaca 1 Nefi 17:23–32. Mintalah para siswa mencari kata dan ungkapan yang mengajarkan apa yang Yehova ajarkan untuk Israel zaman dahulu. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai apa yang mereka temukan. Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari. Tulislah tanggapan siswa di papan tulis. Untuk wawasan mengenai mengapa Yehova melakukan beberapa dari hal-hal yang Dia lakukan, mintalah seorang siswa untuk membaca Keluaran 6:2–6 dengan keras. Tanyakan kepada kelas: • Alasan apakah yang Yehova berikan dengan melakukan banyak hal yang tentangnya Anda baca dalam Yosua dan 1 Nefi? • Apa yang diberitahukan hal ini kepada Anda tentang janji-janji yang Tuhan buat kepada Anda? (Sewaktu para siswa menanggapi, tuliskan asas berikut di papan tulis: Jika kita hidup dengan setia, Tuhan akan menepati janji-janji yang telah Dia buat kepada kita. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan keras pernyataan berikut dari Presiden Dieter F. Uchtdorf: 21 P EL A J A RA N 5 “Karena Allah telah setia dan telah menepati janji-janji-Nya di masa lampau, kita dapat berharap Allah dengan keyakinan bahwa Allah akan menepati janji-janji-Nya kepada kita di masa kini dan masa depan. Di saat sulit, kita dapat berpegang teguh pada pengharapan bahwa segalanya akan ‘bekerja bersama demi kebaikan [kita]’ [A&P 90:24]” (“Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona, November 2008, 23). • Bagaimana mengetahui tentang tindakan-tindakan Yehova di zaman dahulu dapat menolong Anda selama masa pencobaan Anda? • Apa yang Dia lakukan bagi Israel zaman dahulu yang juga akan Dia lakukan bagi Anda? Bersaksilah bahwa dalam setiap dispenasi zaman, Yesus Kristus telah memberkati anak-anak Allah dengan Injil abadi. Sama seperti umat perjanjian pada zaman dahulu telah menerima berkat-berkat yang dijanjikan dari Tuhan, demikian pula kita dapat menerimanya dengan syarat kepatuhan kita. Bacaan Siswa • Yohanes 8:51–59; 18:5, 8; Keluaran 3:11–14; 6:2–3; 3 Nefi 15:5; Musa 6:51–52, 64–66; Kejadian 17:1–9; Abraham 1:18–19; 2:8–11. • “Bagian Pemerkayaan A: Siapa Allah dalam Perjanjian Lama?” Buku Pedoman Siswa Perjanjian Lama: Kejadian–2 Samuel, edisi ke-3. (Buku Pedoman Church Educational System, 2003), 45–48. 22 PELAJARAN 6 Perlambang, Bayangan, dan Simbol tentangYesus Kristus Pendahuluan Para nabi modern telah menyatakan bahwa Yesus Kristus: “menetapkan sakramen sebagai peringatan akan kurban pendamaian-Nya yang agung” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian Para Rasul,”Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Di samping tata cara sakramen, tulisan suci memberi tahu kita tentang banyak peristiwa, keadaan, benda, dan orang yang dimaksudkan untuk mengingatkan kita dan mengajar kita mengenai misi dan pelayanan Yesus Kristus. Pelajaran ini membantu para siswa mempertimbangkan beberapa dari perlambang, bayangan, dan simbol tulisan suci ini yang mengarahkan kita kepada Juruselamat. Bacaan Latar Belakang • Russell M. Nelson, “In This Holy Land,” Tambuli, Februari 1991, 10–19. • “Bagian Pemerkayaan C: Simbolisme dan Tipologi dalam Perjanjian Lama,” Buku Pedoman Siswa Perjanjian Lama: Kejadian–2 Samuel, edisi ke-3. (Buku Pedoman Church Educational System, 2003), 111–15. Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 11:4; Musa 6:63 Simbol dalam tulisan suci tentang Kristus Perlihatkan beberapa gambar tentang tanda atau simbol yang terkenal seperti yang berikut: Setelah para siswa mengidentifikasi arti dari masing-masing tanda, tanyakan kepada mereka untuk contoh-contoh mengenai tanda atau simbol yang mudah dikenali lainnya. Bagilah kelas ke dalam pasangan-pasangan. Undanglah tiap pasangan untuk menelaah dan membandingkan 2 Nefi 11:4 dengan Musa 6:63. Mintalah mereka membahas apa persamaan dalam petikan-petikan ini secara umum dan apa yang diajarkannya tentangYesus Kristus dan tujuan ciptaan-ciptaan Allah. Setelah pasangan-pasangan membahas temuan-temuan mereka, tanyakan kepada kelas: • Bagaimana Anda akan menyatakan kebenaran sentral yang dicatat dalam petikan-petikan ini? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Segala sesuatu diciptakan untuk bersaksi tentang Yesus Kristus). 23 P EL A J A RA N 6 • Apa beberapa contoh tentang hal-hal yang telah “diberikan oleh Allah” yang adalah “perlambangan tentang” (2 Nefi 11:4), atau simbolis tentang, Yesus Kristus? Beri tahu para siswa bahwa segala tulisan suci berisikan perlambang, bayangan, simbol, dan kemiripan tentang Yesus Kristus. Jelaskan bahwa perlambang, bayangan, simbol, dan kemiripan adalah pelukisan tentang kenyataan yang lebih besar. Misalnya, Liahona yang digambarkan dalam Kitab Mormon adalah pelukisan tentang firman Kristus. Dalam bagian pelajaran ini, kita akan membahas perlambang dan perumpamaan yang ditemukan dalam Perjanjian Lama. Banyak dari perumpamaan ini adalah dalam bentuk orang, benda, peristiwa, dan keadaan (mungkin bermanfaat untuk menuliskan kategori-kategori ini di papan tulis). Salinlah daftar rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, atau berikan kepada para siswa sebagai selebaran: Perlambang, Bayangan, dan Simbol tentangYesus Kristus Perlambang, Bayangan, dan Simbol tentang Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama Penggenapan dalam Kehidupan Kristus Kejadian 22:1–14 Yohanes 3:16; 19:16–18; Yakub 4:4 –5 Keluaran 3:7–8, 10–12 Matius 1:21; 2 Nefi 6:17 Keluaran 12:3, 5–7, 13–14, 46 Yohanes 1:29; 19:14, 31–36; 1 Petrus 1:18–19 Keluaran 16:14–15, 18 Yohanes 6:5–10, 48–51 Imamat 8:15, 30; 17:11 Ibrani 9:22; 13:12 Imamat 16:2–6, 17 Ibrani 9:6–12; 10:11–12 Imamat 22:19–22 Ibrani 9:14; Ajaran dan Perjanjian 20:22 Bilangan 21:4–9. Yohanes 3:14 –15; Helaman 8:13–15 Yunus 1:17; 2:10 Matius 12:38– 40 Tugasi satu siswa atau lebih untuk menelaah masing-masing rangkaian petikan tulisan suci dan untuk mempersiapkan diri menjelaskan simbolisme Perjanjian Lama dan bagaimana itu merujuk pada Yesus Kristus. Setelah waktu yang cukup, mintalah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka temukan. Jika waktu mengizinkan, pertimbangkan juga untuk membahas beberapa dari simbol tentang Kristus yang diidentifikasi oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul dalam artikelnya “In This Holy Land” (Tambuli, Februari 1991, 10–19). Bersama kelas, bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: 24 PE LAJARAN 6 • Mengapa menurut Anda segala sesuatu telah diciptakan untuk melukiskan atau menyimbolkan Juruselamat? • Apakah manfaat dari berupaya secara berkelanjutan untuk menemukan bagaimana segala sesuatu bersaksi tentang Yesus Kristus? (Pastikan para siswa memahami asas berikut: Kita dapat belajar lebih banyak tentang Yesus Kristus sewaktu kita mengenali perumpamaan, perlambang, dan simbol yang bersaksi tentang Dia). • Bagaimana sesuatu yang menyimbolkan Juruselamat telah memperkuat iman Anda kepada-Nya? • Apakah yang dapat Anda lakukan untuk mengenali Kristus dalam simbol-simbol yang telah diberikan kepada kita? 2 Nefi 11:2–6 Lambangdan gambaran tentang Kristus dalam perjanjian dan tata cara Injil. Jelaskan bahwa segmen pelajaran ini akan berfokus pada aspek yang berbeda dari Injil Yesus Kristus yang berisikan simbol dan gambaran tentang Kristus. Undanglah para siswa untuk menyelidiki 2 Nefi 11:2–6, untuk mencari hal-hal yang membuat jiwa Nefi senang. Anda mungkin ingin menyarankan agar mereka menandai apa yang mereka temukan. • Terhadap apakah Nefi merasa senang? Jelaskan ungkapan “perjanjian-perjanjian Tuhan” dalam ayat 5. Jelaskan bahwa perjanjian dan tata cara adalah bagian yang penting dari Injil abadi Yesus Kristus. Ada banyak unsur dari perjanjian dan tata cara yang bersifat simbolis dan mengajarkan tentang dan menuntun kita kepada Yesus Kristus. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras. [1978], 28). “Setiap tata cara atau pelaksanaan ilahi yang ditetapkan oleh Allah, setiap pengurbanan, simbolisme, dan kemiripan; semua yang pernah Allah berikan kepada umat-Nya—semuanya ditetapkan dan ditegakkan sedemikian rupa sehingga bersaksi tentang Putra-Nya dan memusatkan iman orang-orang yang percaya kepada-Nya dan pada penebusan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk Dia lakukan” (The Promised Messiah: The First Coming of Christ • Apa sebuah ajaran atau asas yang diajarkan dalam pernyataan ini? (Satu kemungkinan jawaban adalah bahwa kita akan melihat simbol-simbol Kristus dalam tata cara-tata cara Injil jika kita mencarinya). • Bagaimana pengetahuan ini dapat bermanfaat sewaktu kita berperan serta dalam tata cara-tata cara Injil? Undanglah para siswa untuk menelaah Roma 6:3–6 dan 3 Nefi 18:7, 11 dalam hati, untuk mencari simbol-simbol yang merujuk pada Juruselamat. Kemudian tanyakan: 25 P EL A J A RA N 6 • Apa beberapa cara yang diajarkan perjanjian atau tata cara Injil tentang Juruselamat dan menolong Anda mengingat-Nya? Untuk membantu para siswa merasakan kebenaran dan pentingnya belajar untuk mengenali perlambang dan simbol tentang Kristus, ajukan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut: • Apa sebuah simbol tentang Juruselamat yang memiliki makna besar bagi Anda? • Bagaimana Anda memastikan bahwa Anda memperhatikan simbol ini? • Bagaimana melihat ini sebagai simbol tentang Kristus telah memberkati kehidupan Anda? Undanglah para siswa untuk menerapkan asas-asas dalam pelajaran ini dengan mengundang mereka untuk menuliskan bagaimana mereka dapat mengenali dengan lebih baik lagi perlambang, bayangan, dan simbol tentang Juruselamat dalam tulisan suci, dalam tata cara-tata cara Injil, dan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Doronglah mereka untuk memilih hari dalam waktu dekat di mana mereka akan secara sadar mencari gambaran, benda, atau peristiwa yang mengingatkan mereka tentang Juruselamat. Doronglah mereka untuk menyimpan sebuah daftar tentang apa yang mereka temukan dan membagikan daftar mereka kepada seorang anggota keluarga atau teman atau mungkin melalui media sosial. Bacaan Siswa • 2 Nefi 11:2–6; Musa 6:63. • Russell M. Nelson, “In This Holy Land,” Tambuli, Februari 1991, 10–19. 26 PELAJARAN 7 Yesus Kristus—Putra Tunggal Allah dalam Daging. Pendahuluan Pada zaman dahulu, berita tentang kelahiran Juruselamat adalah kabar gembira yang dimaklumkan oleh banyak orang—Allah telah mengutus Putra-Nya untuk menebus dunia. “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” menyatakan Yesus adalah “Putra Sulung Bapa, Putra Tunggal yang diperanakkan dalam daging, Penebus dunia” (Ensign atau Liahona, April 2000, 2–3). Dalam pelajaran ini, para siswa akan mengetahui mengapa amat penting bahwa Yesus dilahirkan dari ibu yang fana dan Bapa yang baka. Bacaan Latar Belakang • Robert E. Wells, “Our Message to the World,” Ensign, November 1995, 65–66. Saran untuk Pengajaran Matius 1:18–24; Lukas 1:26–35; Mosia 3:7–8 “Putra Tunggal Bapa” Mulailah kelas dengan memutar video “The Nativity” (2:59). (Unduhlah dan pratinjau video sebelum kelas). Setelah video, tanyakan: • Aspek-aspek apakah dari kelahiran Juruselamat yang penting bagi Anda dan mengapa? Beri tahu para siswa bahwa dalam pelajaran ini mereka akan membahas sebuah aspek tentang kelahiran Yesus Kristus yang amat penting bagi pemahaman kita tentang kemampuan Juruselamat untuk memenuhi peran-Nya dalam rencana Bapa. Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 1:18–19 dengankeras, dan mintalah kelas untuk memvisualisasikan situasi yang digambarkan ayat-ayat ini. (Catatan: Memvisualisasikan adalah keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat membantu membuat laporan tulisan suci lebih gamblang dan nyata). Kemudian tanyakan kepada para siswa bagaimana perasaan mereka jika mereka mendapati diri mereka berada dalam situasi serupa dengan Yusuf. Mintalah para siswa untuk membaca Matius 1:20–24 dalam hati dan mengidentifikasi mengapa Yusuf memutuskan untuk “bermaksud menceraikan [Maria] dengan diam-diam” (ayat 19), yang berarti membatalkan pertunangannya dengan Maria secara diam-diam. (Catatan: Mendefinisikan kata dan ungkapan yang sulit membantu para siswa memahami tulisan suci. Untuk ayat-ayat ini, Anda boleh menggunakan penjelasan berikut: (1) nama Yesus [Yesua dalam bahasa Aram] berarti “Yehova adalah keselamatan” atau “Yehova menyelamatkan”; (2) tulisan suci yang dirujuk 27 P EL A J A RA N 7 dalam Matius 1:22–23 adalah Yesaya 7:14; dan (3) nama Emanuel berarti “Allah beserta kita”). Undanglah seorang siswa untuk membacakan Lukas 1:26–30 dengan keras. Mintalah kelas untuk mengikuti, mencari apa yang diajarkan petikan ini tentang Maria. Mintalah para siswa untuk menjelaskan apa yang mereka temukan. Kemudian undanglah seorang siswa untuk membacakan Lukas 1:31–35 dengan keras sementara kelas mengikuti. Tanyakan: • Bagaimana ayat-ayat ini menegaskan siapa Bapa dari Yesus? Gambarkan diagram berikut di papan tulis: Ajukan kepada seorang anggota kelas pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa ciri-ciri fisik yang Anda warisi dari ayah Anda? Apa ciri-ciri fisik yang Anda warisi dari ibu Anda? Tambahkan tanggapan siswa pada diagram di papan tulis (lihat contoh yang menyertainya): Hapus diagram sebelumnya dan gambarlah yang berikut di papan tulis: 28 PE LAJARAN 7 Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua James E. Talmage (1862–1933) dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras. “Anak itu yang akan dilahirkan dari Maria diperanakkan oleh Elohim, Bapa yang Kekal, tidak melanggar hukum alam tetapi selaras dengan pernyataan yang lebih tinggi darinya; … Dalam sifat-Nya akan digabungkan kuasa Keallahan dengan kesanggupan dan kemungkinan kefanaan; dan ini melalui operasi biasa hukum dasar keturunan, yang dinyatakan oleh Allah, ditunjukkan melalui ilmu pengetahuan, dan diakui oleh filsafat, bahwa makhluk-makhluk yang hidup akan berkembang biak—menurut jenisnya. Anak itu, Yesus akan mewarisi sifat-sifat jasmani, mental, dan rohani, kecenderungan, dan kuasa yang mencirikan orangtua-Nya—satu baka dan dimuliakan—Allah, yang lainnya adalah manusia—perempuan” (Jesus the Christ, edisi ke-3 [1916], 81). • Sifat-sifat penting apakah yang Juruselamat warisi dari orangtua-Nya masing-masing? Sewaktu para siswa menanggapi, daftarlah di papan tulis di bawah “Maria” sifat-sifat yang Yesus Kristus warisi dari ibu-Nya (seperti kefanaan—kemampuan untuk menderita rasa sakit dan untuk mati secara jasmani). Daftarlah di bawah “Bapa Surgawi” sifat-sifat yang Yesus warisi dari Bapa-Nya (seperti kuasa Keallahan—kebakaan atau kuasa untuk hidup selamanya; lihat Yohanes 10:17–18). Undanglah seorang siswa untuk membacakan Mosia 3:7–8 dengan keras. Tanyakan: • Mengapa Juruselamat membutuhkan kuasa dari baik kefanaan maupun kebakaan untuk menuntaskan Pendamaian? (Sementara para siswa menanggapi, pastikan mereka memahami kebenaran berikut: Sebagai Putra Tunggal Allah dalam daging, Yesus Kristus mampu melaksanakan kurban Pendamaian, yang mengharuskan Dia untuk lebih mampu bertahan daripada yang dapat dilakukan oleh seorang manusia fana, dan dengan demikian menggenapi peran-Nya dalam rencana Bapa. Di samping itu, karena Yesus memiliki kuasa atas kematian, Dia memiliki kesanggupan 29 P EL A J A RA N 7 untuk bangkit dari orang mati. Pastikan para siswa memahami bahwa jika Yesus Kristus telah dilahirkan dari dua orangtua fana, Dia tidak akan dapat mengatasi kematian atau menahan rasa sakit tak terhingga dan penderitaan dari Pendamaian. Jika Dia dilahirkan dari dua orangtua baka, Dia tidak akan tunduk pada penderitaan dan kematian jasmani). Untuk menekankan lebih lanjut ajaran yang amat penting ini, berikan kepada tiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Rober E. Wells dari Tujuh Puluh, dan berikan mereka waktu untuk membaca dan merenungkannya. “Keputraan ilahi Yesus Kristus… adalah kunci bagi pemahaman seluruh rencana keselamatan. Dia adalah Putra Sulung Bapa dalam keberadaan prafana dan Putra Tunggal Bapa di bumi. Allah Bapa yang Kekal adalah orangtua harfiah dari Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus dan dari anak-anak roh-Nya yang lain … “‘Keputraan ilahi’ juga merujuk pada sebutan ‘Putra Tunggal dalam daging.’ … Sebutan ini menandakan bahwa tubuh jasmani Yesus adalah anak keturunan dari seorang ibu yang fana dan Bapa Kekal yang baka, yang kebenarannya sangat penting bagi Pendamaian, suatu tindakan paling penting yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa. Kristus memiliki kuasa untuk menyerahkan nyawa-Nya dan kuasa untuk mengambilnya kembali karena Dia telah mewarisi kebakaan dari Bapa Surgawi-Nya. Dari Maria, ibu-Nya, Kristus mewarisi kefanaan, atau kuasa untuk mati. “Pendamaian tak terbatas dari Kristus dan Keputraan ilahi Kristus berjalan seiring untuk membentuk ajaran tunggal yang paling penting dari seluruh Kekristenan” (“Our Message to the World,” Ensign, November 1995, 65). Akhiri bagian pelajaran ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana mengenali sifat-sifat Yesus yang diwarisi dari Maria menolong Anda memercayai dan memiliki iman kepada Juruselamat? • Bagaimana mengenali sifat-sifat Yesus yang diwarisi dari Bapa Surgawi menolong Anda memercayai dan memiliki iman kepada Juruselamat? 1 Nefi 11:13–21 Nefi melihat abdikasi Allah Beri tahu para siswa bahwa kita membaca dalam Kitab Mormon bahwa Nefi melihat sebuah penglihatan di mana dia mempelajari tentang asal-usul Yesus Kristus. Kita dapat mempelajari kebenaran-kebenaran tambahan dari penglihatannya. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan keras 1 Nefi 11:13–21. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi ajaran-ajaran penting yang diajarkan dalam petikan ini. Jelaskan bahwa, dalam konteks ini, kata abdikasi berarti turun dari kondisi yang lebih tinggi ke kondisi yang lebih rendah untuk menanggung status yang lebih rendah. • Siapakah yang Nefi pelajari akan menjadi orangtua Yesus Kristus? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Allah, Bapa Kekal, dan Maria adalah orangtua Yesus Kristus fana). • Sewaktu Anda mempertimbangkan pelajaran-pelajaran dalam kursus sejauh ini, mengapa kelahiran Yesus Kristus dianggap bagian dari abdikasi-Nya? 30 PE LAJARAN 7 Perlihatkan pernyataan berikut oleh Brother Tad R. Callister, presiden umum Sekolah Minggu, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras: “Allah sang Putra menukarkan rumah surgawi-Nya disertai segala sifat selestialnya dengan tempat tinggal fana dengan segala sifat primitifnya. Dia, ‘Raja surga’ (Alma 5:50), ‘Tuhan Yang Mahakuasa yang memerintah’ (Mosia 3:5), meninggalkan takhta untuk mewarisi sebuah palungan. Dia menukar kekuasaan seorang allah dengan sifat ketergantungan seorang bayi. … Itu adalah sebuah pertukaran dengan dimensi yang tak sebanding. … Yehova yang agung, pencipta dunia-dunia tak terhitung jumlahnya, tak terbatas dalam kebajikan dan kuasa, turun ke dunia ini dengan dibungkus kain lampin serta berada dalam sebuah palungan” (The Infinite Atonement [2000], 64). Untuk membantu para siswa memahami bagaimana kelahiran fana Yesus Kristus juga merupakan bagian dari abdikasi Allah Bapa, bacalah dengan keras pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Abdikasi Allah (yang berarti Bapa) sesungguhnya mencakup bahwa walaupun Dia adalah Sosok yang dipermuliakan, disempurnakan, dimuliakan, Dia secara pribadi dan harfiah menjadi Bapa dari seorang Anak Keturunan fana yang dilahirkan dari perempuan fana” (Mormon Doctrine, edisi ke-2 [1966], 155). Akhiri dengan menanyakan kepada para siswa pikiran dan perasaan apa yang mereka miliki terhadap Juruselamat sewaktu mereka memikirkan abdikasi-Nya dan sifat menakjubkan dari kelahiran-Nya. Tanyakan apakah ada di antara mereka yang ingin membagikan kesaksian mereka tentang Juruselamat sebagai akhir dari kelas hari ini. Bacaan Siswa • Matius 1:18–24; Lukas 1:26–35; Yohanes 10:17–18; 1 Nefi 11:13–21; Mosia 3:7–8. • Robert E. Wells, “Our Message to the World,” Ensign, November 1995, 65–66. 31 PELAJARAN 8 Yesus Kristus Menggenapi Segala Kebenaran Pendahuluan Yesus Kristus menjalani kehidupan yang sempurna dengan tunduk pada kehendak Bapa Surgawi dalam segala hal. Para nabi modern telah bersaksi: “Meski tanpa dosa, [Yesus Kristus] dibaptiskan untuk menggenapi segala kesalehan” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensignatau Liahona, April 2000, 2). Seperti Juruselamat, kita menggenapi kebenaran ketika kita tunduk pada tata cara dan perjanjian Injil abadi. Pelajaran ini menyelidiki bagaimana Juruselamat tunduk pada Injil abadi dan bagaimana kita dapat mengikuti teladan-Nya. Bacaan Latar Belakang • Robert D. Hales, “The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,” Ensign, November 2000, 6–9 Saran untuk Pengajaran Matius 3:13–17; 2 Nefi 31:4–9 Pembaptisan Yesus Kristus Mintalah para siswa memikirkan situasi berikut: Dalam sebuah percakapan dengan seorang teman tentang agama, pokok bahasan mengenai baptisan muncul. Setelah Anda menjelaskan mengapa kita dibaptis, teman Anda bertanya, “Saya memahami bahwa kita dibaptis untuk dibersihkan dari dosa. Tetapi Yesus adalah sempurna; Dia tidak memiliki dosa apa pun. Jadi mengapa Dia dibaptis? Berikan waktu kepada para siswa untuk memikirkan pertanyaan ini, dan kemudian undanglah mereka untuk menanggapi. Setelah sedikit pembahasan, undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 3:13–17 dengan keras, atau perlihatkan video “Pembaptisan Yesus” (2:55) dari Video Alkitab Kehidupan Yesus Kristus. (Unduhlah dan pratinjau video sebelum kelas). JIka Anda memperlihatkan video, undanglah para siswa untuk mengikuti dalam tulisan suci mereka. Setelah video, tanyakan: • Alasan apakah yang Yesus berikan untuk dibaptis? (Pertimbangkan untuk menulis ajaran berikut di papan tulis: Yesus Kristus dibaptis untuk menggenapi segala kebenaran). • Menurut Anda apakah artinya bahwa Yesus dibaptis “untuk memenuhi segala kesalehan”? (Matius 3:15). Untuk membantu para siswa menjawab pertanyaan ini, berikan mereka waktu untuk menyelidiki tulisan suci mereka. Anda mungkin ingin menyarankan agar mereka menuliskan 2 Nefi 31:4–9 di sisi tulisan suci mereka di sebelah Matius 3:15. 32 PE LAJARAN 8 Mintalah para siswa membaca 2 Nefi 31:5–6 dalam hati, dengan memperhatikan pertanyaan yang Nefi ajukan. Setelah waktu yang cukup, jelaskan bahwa Nefi menjawab pertanyaan ini dalam 2 Nefi 31:7–9. Undanglah seorang siswa untuk membaca ayat-ayat ini dengan keras, mintalah kelas untuk mengikuti bersama dan mengidentifikasi cara-cara Juruselamat menggenapi segala kebenaran dengan dibaptis. Anda mungkin ingin menyarankan agar mereka menandai apa yang mereka temukan. Sementara para siswa membagikan apa yang telah mereka identifikasi, tulislah pernyataan-pernyataan berikut di papan tulis: Untuk merendahkan hati-Nya di hadapan Bapa. Dia bersaksi kepada Bapa bahwa Dia akan mematuhi perintah-perintah-Nya. Dia memperlihatkan kepada anak-anak manusia gerbang yang melaluinya mereka dapat memasuki kerajaan selestial. Dia memberikan teladan bagi kita. (Catatan: Kegiatan ini akan menjadikan para siswa melatih keterampilan penelaahan tulisan suci dalam membuat daftar, sehingga membantu mereka mengidentifikasi pokok-pokok penting yang ingin ditekankan oleh penulis tulisan suci). Ingatkan para siswa tentang pertanyaan yang Nefi ajukan (lihat ayat 6). Kemudian tanyakan: • Dengan mengingat butir-butir di papan tulis, bagaimana pembaptisan Yesus Kristus memberikan teladan tentang apa maknanya menjadi saleh? Sementara para siswa menanggapi, pastikan gagasan-gagasan berikut diidentifikasi dan dibahas (Anda mungkin ingin mengganti butir-butir di papan tulis dengan yang ini): Kesalehan termasuk dengan rendah hati menyepadankan dengan kehendak Bapa. Kesalehan termasuk membuat perjanjian dengan Bapa untuk mematuhi perintah-perintah-Nya. Kesalehan termasuk menerima tata cara-tata cara keselamatan. Kesalehan termasuk mengikuti teladan yang diberikan oleh Yesus Kristus. Tanyakan kepada kelas: • Bagaimana kita dapat menerapkan teladan kesalehan Yesus dalam kehidupan kita sendiri? 33 P EL A J A RA N 8 Bersaksilah kepada kelas Anda bahwa, seperti kita, Yesus tunduk pada semua ketentuan dan syarat dari rencana Bapa Surgawi. Kehidupan-Nya yang sempurna adalah teladan yang hendaknya kita upayakan untuk ikuti. 2 Nefi 31:10–21 Mengikuti teladan Juruselamat Undanglah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 31:10–12 dengan keras. Tanyakan kepada kelas: • Dalam ayat 10, ajakan apakah yang Juruselamat sampaikan kepada kita semua? • Menurut ayat-ayat ini, apa yang Yesus katakan yang harus kita lakukan untuk mengikuti Dia? Mintalah para siswa untuk membaca 2 Nefi 31:16–17 dalam hati. Kemudian tanyakan: • Apa lagi yang harus kita lakukan untuk mengikuti teladan Juruselamat? • Apakah yang dimaksud dengan bertahan sampai akhir dan mengikuti “teladan Putra Allah yang Hidup”? (ayat 16). (Anda bisa menekankan kata lakukanlah dalam ayat 17. Juga tekankan asas berikut: Sewaktu kita mengikuti teladan Yesus Kristus, kita dapat menggenapi segala kebenaran, seperti yang Dia lakukan). Jelaskan kepada para siswa bahwa tulisan suci yang telah mereka baca dalam 2 Nefi 31 berisikan intisari dari Injil abadi, yang telah Bapa Surgawi tegakkan sebelum penciptaan dunia. Undanglah siswa untuk menganalisis Roma 6:3–6, dengan mencari kata kunci atau ungkapan yang menegaskan bahwa mengikuti teladan Yesus Kristus menuntut lebih dari sekadar dibaptis. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menandai apa yang mereka temukan. Berikan kepada para siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah mereka untuk membacanya dalam hati. Undanglah mereka untuk memikirkan bagaimana pembaptisan mereka sendiri telah memengaruhi kehidupan mereka. “Ketika kita memahami perjanjian baptisan kita dan karunia Roh Kudus, itu akan mengubah kehidupan kita dan akan meneguhkan kesetiaan total kita pada kerajaan Allah. Ketika godaan-godaan datang di hadapan kita, jika kita mau mendengarkan, Roh Kudus akan mengingatkan kita bahwa kita telah berjanji untuk mengingat Juruselamat kita dan mematuhi perintah-perintah Allah … “Sewaktu kita mengikuti teladan Yesus, kita, juga, menunjukkan bahwa kita akan bertobat dan patuh dalam menaati perintah-perintah Bapa kita di Surga. Kita merendahkan hati kita dengan hati yang hancur dan roh yang menyesal sewaktu kita mengenali dosa-dosa kita dan mengupayakan pengampunan atas pelanggaran-pelanggaran kita (lihat 3 Nefi 9:20). Kita membuat perjanjian bahwa kita akan bersedia mengambil bagi diri kita nama Yesus Kristus dan selalu mengingat-Nya … 34 PE LAJARAN 8 “… Saya berdoa agar kita masing-masing sebagai anggota dari kerajaan-Nya akan memahami bahwa pembaptisan dan pengukuhan kita adalah pintu gerbang ke dalam kerajaan-Nya. Ketika kita masuk, kita membuat perjanjian untuk berada dalam kerajaan-Nya—selamanya!” (“The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,” Ensign, November 2000, 7–8, 9). Tanyakan kepada para siswa yang berikut: • Bagaimana dengan dibaptis telah menolong Anda mengikuti teladan Juruselamat dalam menggenapi segala kebenaran? Berikan kepada para siswa waktu sejenak untuk merenungkan tentang seberapa baik mereka memenuhi standar-standar kebenaran yang ditunjukkan oleh Juruselamat saat pembaptisan-Nya. Mintalah para siswa merenungkan apa lagi yang dapat mereka lakukan untuk memperlihatkan kepatuhan pada Bapa Surgawi. Bacaan Siswa • Matius 3:13–17; 2 Nefi 31:4–21. • Robert D. Hales, ““The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,”” Ensign, November 2000, 6–9 35 PELAJARAN 9 Pengaruh Mendalam Juruselamat Pendahuluan Dalam “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” para pemimpin Gereja menyatakan: “Kami menyampaikan kesaksian kami akan kenyataan kehidupan [Juruselamat] yang tak tertandingi dan kebajikan tanpa batas kurban pendamaian-Nya yang agung. Tidak ada seorang lain pun yang memiliki pengaruh yang demikian dalam ke atas semua orang yang pernah hidup dan yang masih akan hidup di atas bumi ini” (Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Pelajaran ini akan memperlihatkan bahwa Juruselamat tak tertandingi karena, di antara alasan-alasan lain, Dia tanpa dosa dan secara sempurna tunduk pada Bapa Surgawi. Dengan menelaah interaksi-Nya bersama perempuan Samaria di pinggir sumur, para siswa akan melihat juga pengaruh mendalam yang dapat Dia miliki terhadap siapa pun yang membuka hati mereka kepada-Nya. Saran untuk Pengajaran Matius 4:1–11; 2 Korintus 5:21; Ibrani 2:17–18; 4:15–16; Ajaran dan Perjanjian 20:22 Yesus Kristus menjalani kehidupan tanpa dosa. Mulailah kelas dengan menulis di papan tulis kehendakku dan kehendak Allah. Undanglah seorang siswa untuk membaca Yohanes 6:38 dengan keras, dan mintalah para siswa mengikuti bersama, mencari berapa banyak keputusan “kehendak-Ku” yang Yesus buat. Undanglah para siswa untuk memikirkan dalam hati mereka berapa banyak keputusan yang telah mereka buat baru-baru ini yang dapat dikategorikan sebagai “kehendakku” dan berapa banyak yang dapat dikategorikan sebagai “kehendak Allah.” Beri tahu para siswa bahwa setelah pembaptisan-Nya, Yesus digoda oleh Setan untuk melakukan hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai “kehendakku.” Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan keras dari Matius 4:1–11. Undanglah kelas untuk mengikuti, dengan mencari bagaimana Yesus Kristus mengatasi godaan. (Pertimbangkan untuk menjelaskan kepada para siswa bahwa Terjemahan Joseph Smith untuk Matius 4:1–11 mengklarifikasi bahwa Roh, bukan Setan, yang membawa Yesus ke bubungan bait suci [lihat ayat 5] dan kemudian ke atas sebuah gunung yang tinggi [lihat ayat 8]. Setelah Roh membawa Yesus ke tempat-tempat ini, iblis datang untuk menggoda-Nya. • Apakah yang Anda perhatikan tentang bagaimana Juruselamat menanggapi godaan-godaan Setan? • Apakah yang Anda pelajari dari teladan Juruselamat dalam ayat-ayat ini? • Bagaimana godaan-godaan yang Juruselamat hadapi serupa dengan godaan-godaan yang kita hadapi dalam kehidupan kita? Perlihatkan dan baca pernyataan berikut oleh Presiden David O. McKay (1873–1970), yang mengulas tentang godaan-godaan yang Yesus hadapi di padang belantara: 36 PE LAJARAN 9 “Hampir setiap godaan yang datang kepada Anda dan saya datang dalam salah satu dari bentuk-bentuk itu. Klasifikasikan itu, dan Anda akan menemukan bahwa di bawah salah satu dari ketiga godaan itu hampir setiap godaan yang diberikan yang membuat Anda dan saya ternoda, sekecil apa pun itu, datang kepada kita dalam bentuk (1) godaan terhadap selera; (2) menyerah pada kesombongan dan kebiasaan serta kesia-siaan dari mereka yang menjauhkan diri dari apa yang dari Allah; atau (3) pemuasan diri pada hawa nafsu, atau hasrat untuk kekayaan dunia, atau kekuasaan di antara manusia” (“Unspotted from the World,” Ensign, Agt. 2009, 27). Undanglah seorang siswa untuk membaca Ibrani 2:17–18; 4:15–16 dengan keras. Mintalah siswa yang lain untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 20:22 dengan keras. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mencatat keserupaan apa pun di antara kedua petikan ini. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Mengapa perlu bagi Yesus untuk mengalami godaan-godaan? • Mengapa penting bagi kita untuk memahami bahwa Yesus Kristus mengalami jenis godaan-godaan yang sama dengan yang kita hadapi saat ini? Beri tahu para siswa bahwa salah satu tujuan pelajaran hari ini adalah untuk mengilustrasikan kehidupan Juruselamat yang tak tertandingi. Tanyakan kepada kelas bagaimana petikan-petikan tulisan suci yang ditelaah sejauh ini dalam pelajaran mengilustrasikan satu aspek dari kehidupan Juruselamat yang tak tertandingi . (Para iswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Yesus Kristus telah menjalani kehidupan tak tertandingi karena Dia tidak pernah menyerah pada godaan dan berbuat dosa). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Howard W. Hunter (1907–1995), dan mintalah seorang siswa membacanya dengan keras: “Penting untuk diingat bahwa Yesus Kristus mampu berbuat dosa, bahwa Dia dapat saja menyerah, bahwa rencana kehidupan dan keselamatan dapat saja digagalkan, tetapi Dia tetap setia. Seandainya tidak ada kemungkinan Dia menyerah pada bujukan Setan, maka tidak akan ada ujian sesungguhnya, sebagai hasilnya tidak akan ada kemenangan murni. … Dia sempurna dan tanpa dosa, bukan karena Dia harus demikian, tetapi sebaliknya karena Dia benar-benar dan bertekad ingin menjadi demikian” (“The Temptations of Christ,” Ensign, November 1976, 19). Undanglah para siswa untuk membaca Lukas 22:42, 44 dan 3 Nefi 11:11 dalam hati, untuk mencari sifat Juruselamat yang merupakan contoh lain dari kehidupan-Nya yang tak tertandingi. (Para siswa hendaknya mengidentifikasi ketundukan Juruselamat pada kehendak Bapa). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan mintalah seorang siswa membacanya dengan keras: 37 P EL A J A RA N 9 “Dia menderita rasa sakit semua orang di Getsemani agar mereka tidak harus menderita jika mereka mau bertobat. “Dia menyerahkan Diri-Nya pada hinaan dan cercaan dari para musuh-Nya tanpa keluhan atau pembalasan. “Dan, akhirnya, Dia menanggung deraan dan rasa malu luar biasa di kayu salib. Baru setelah itu Dia dengan sukarela menyerah pada kematian … “Dia benar-benar patuh kepada Bapa Surgawi kita” (“Jesus Christ: Our Savior and Redeemer,” Ensign, November 1983, 7, 8). Tindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Dalam rencana keselamatan Bapa Surgawi, mengapa perlu bagi Yesus untuk benar-benar tanpa dosa dan benar-benar tunduk pada kehendak Bapa Surgawi? (Para siswa mungkin memberikan bebagai macam jawaban, tetapi mereka hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Rencana keselamatan mengharuskan Yesus untuk benar-benar patuh agar dapat melaksanakan Pendamaian. • Bagaimana itu memengaruhi iman Anda kepada Yesus Kristus dengan mengetahui Dia benar-benar tanpa dosa dan patuh pada kehendak Bapa Surgawi? (Sementara para siswa menanggapi, tekankan bahwa kita dapat memperoleh kekuatan untuk mengatasi godaan dan menjadi patuh sewaktu kita mengikuti teladan Yesus Kristus dengan berupaya melakukan kehendak Bapa alih-alih kehendak kita sendiri). Yohanes 4:1–29 Pengaruh mendalam Yesus Kristus Tulislah di papan tulis atau perlihatkan kalimat berikut dari “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” (Ensign atau Liahona, April 2000, 2): “Tidak ada seorang lain pun yang memiliki pengaruh yang demikian dalam ke atas semua orang yang pernah hidup dan yang masih akan hidup di atas bumi ini.” Undanglah para siswa untuk merenungkan pernyataan ini dengan mengajukan pertanyaan berikut: • Manakah dari karakteristik Yesus Kristus yang memungkinkan Dia untuk memiliki pengaruh yang seperti itu terhadap semua orang yang pernah hidup dan yang masih akan hidup? Beri tahu para siswa bahwa salah satu individu di mana Yesus telah memberikan pengaruh secara mendalam selama pelayanan fana-Nya adalah kepada seorang perempuan Samaria. Bantulah para siswa menggunakan alat bantu belajar dalam tulisan suci mereka untuk menemukan informasi tentang orang-orang Samaria (lihat Penuntun bagi Tulisan Suci, “Orang-Orang Samaria”; scriptures.lds.org). 38 PE LAJARAN 9 Rangkumlah Yohanes 4:1–8, dan kemudian mintalah seorang siswa untuk membaca Yohanes 4:9 dengan keras. Jelaskan bagaimana tanggapan perempuan itu terhadap Yesus mengungkapkan sejumlah rasa permusuhan yang telah ada antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Samaria pada masa itu. Kemudian mintalah para siswa untuk membaca Yohanes 4:10–15 dalam hati. Setelah waktu yang cukup, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana Anda akan menggolongkan interaksi antara Yesus dan perempuan itu? • Apakah yang Yesus tawarkan kepadanya? Mintalah seorang siswa untuk membaca Yohanes 4:16–19 dengan keras sementara kelas mengikuti dan memvisualisasikan seperti apa rasanya menjadi perempuan dalam percakapan ini. (Catatan: Memvisualisasikan dapat membantu membuat kisah tulisan suci menjadi lebih gamblang dan nyata). Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Pemikiran apakah yang mungkin Anda miliki jika Anda adalah perempuan Samaria itu? Mengapa? • Bukti apakah di situ bahwa Yesus memiliki pengaruh terhadapnya? (Jelaskan kemajuan dari sebutan-sebutan yang perempuan itu arahkan terhadap Dia: “seorang Yahudi” [ayat 9]; “Tuhan” [ayat 11, 15]; dan kemudian “nabi” [ayat 19]). Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan keras dari Yohanes 4:20–29. Mintalah kelas mengidentifikasi sebutan-sebutan untuk Juruselamat dalam ayat 25 dan ayat 29. Mintalah para siswa merenungkan secara singkat sebelum menjawab pertanyaan berikut: • Apakah yang Juruselamat lakukan dalam periode waktu yang singkat ini untuk mengubah persepsi perempuan itu tentang Dia sebagai “seorang Yahudi” (ayat 9) menjadi “Kristus” (ayat 29)? (Undanglah para siswa untuk membagikan apa yang mereka amati dalam petikan-petikan ini. Jawaban dapat mencakup yang berikut: Dia memperlihatkan rasa hormat kepadanya, Dia mengajarkan ajaran kepadanya, Dia mengajarnya sedemikian rupa sehingga Roh Kudus mau memberikan kesaksian kepadanya, Dia mengungkapkan hal-hal pribadi tentang dia, dan Dia memfokuskan perhatian-Nya kepadanya). • Apakah yang diajarkan kisah mengenai Juruselamat dan perempuan Samaria ini tentang bagaimana perasaan Juruselamat tentang Anda dan pengaruh yang dapat Dia miliki terhadap Anda? • Bagaimana Anda melihat Juruselamat telah memengaruhi kehidupan Anda atau kehidupan seseorang yang Anda kenal? Apakah dampak dari pengaruh Juruselamat? • Komitmen apakah yang akan Anda lakukan untuk mengenali pengaruh Juruselamat dengan lebih baik dalam kehidupan Anda dan membiarkan pengaruh-Nya mengubah Anda? Bersaksilah bahwa sewaktu kita memalingkan kehidupan kita kepada Juruselamat, Dia akan memiliki pengaruh yang mendalam terhadap kita. Pengaruh terbesar 39 P EL A J A RA N 9 Juruselamat terjadi sewaktu kita mengundang kuasa kurban pendamaian-Nya untuk membersihkan kita, mengangkat kita, dan mengubah kita. Doronglah para siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk memperlihatkan rasa syukur kepada Juruselamat atas pengaruh-Nya dalam kehidupan mereka. Undanglah mereka untuk bertindak atas apa yang mereka rasakan. Bacaan Siswa • 2 Korintus 5:21; Ibrani 2:17–18; 4:15–16; Ajaran dan Perjanjian 20:22; Matius 4:1–11; Lukas 22:42, 44; Yohanes 6:38; 3 Nefi 11:11; Yohanes 4:1–29. 40 PELAJARAN 10 Mari, Ikutlah Aku Pendahuluan Yesus Kristus menyatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6). “Jalan [Yesus] adalah jalan yang menuntun kepada kebahagiaan dalam kehidupan ini dan kehidupan kekal di dunia yang akan datang” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Pelajaran ini menekankan ajakan Yesus Kristus kepada semua orang untuk mengikuti-Nya dan untuk menjadi murid-Nya. Pelajaran ini juga mempelajari apa yang dimaksud berjalan di jalan kerasulan. Bacaan Latar Belakang • Dieter F. Uchtdorf, “Jalannya Murid,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 75–78. • Joseph B. Wirthlin, “Follow Me,” Ensign, Mei 2002, 15–17. Saran untuk Pengajaran Yohanes 1:35–47; 2 Nefi 26:33; Alma 5:33–34 Yesus Kristus mengajak semua orang untuk menjadi murid-Nya Undanglah seorang siswa untuk secara singkat membagikan tentang suatu waktu ketika dia mengadakan perjalanan ke sebuah tujuan dan salah belok atau mengikuti jalan yang salah. Kemudian undanglah para siswa untuk membaca Yohanes 14:6 dan menyatakan dengan kata-kata mereka sendiri ajaran yang Yesus ajarkan dalam ayat ini. (Para siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi mereka hendaknya memahami bahwa satu-satunya cara kita dapat kembali untuk hidup bersama Bapa Surgawi adalah dengan mengikuti Yesus Kristus). Beri tahu para siswa bahwa setelah Yesus Kristus dibaptis dan kemudian digoda di padang belantara, Dia mengundang orang lain untuk mengikuti-Nya. Mereka yang mengikuiti Juruselamat pada waktu itu dan saat ini disebut murid. Undanglah para siswa untuk mengidentifikasi dalam Yohanes 1:35–47 nama beberapa murid Juruselamat paling awal dan apa yang mendorong mereka untuk mengikuti-Nya. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras: “Kata murid dan kata disiplin keduanya berasal dari kata dasar bahasa Latin yang sama—discipulus, yang berarti murid. Hal itu memberi penekanan pada praktik atau latihan. Disiplin pribadi dan pengendalian diri adalah karakteristik yang konsisten dan permanen dari para pengikut Yesus … “Apa itu kemuridan itu? Kemuridan adalah terutama kepatuhan kepada Juruselamat” (“Kemuridan,” Ensign atau Liahona, November 2006, 20). • Bagaimana definisi mengenai kemuridan ini menyiratkan tentang seperti apa kehidupan para murid Yesus Kristus di masa awal? 41 P EL A J A RA N 10 Undanglah para siswa untuk membaca dan membandingkan 2 Nefi 26:33 dengan Alma 5:33–34 untuk melihat siapa lagi yang Yesus ajak untuk datang kepada-Nya. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apakah yang diajarkan petikan-petikan ini tentang ajakan Juruselamat untuk datang kepada-Nya? (Setelah para siswa menanggapi, tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Yesus Kristus mengajak semua orang untuk datang kepada-Nya dan untuk menjadi murid-Nya). • Menurut Alma, apakah yang Juruselamat janjikan kepada mereka yang menerima ajakan untuk datang kepada-Nya? • Apa makna janji-janji ini bagi Anda? Matius 4:18–22; Lukas 5:11; 9:57–62; 14:25–33 Menjadi murid Yesus Kristus. Bagilah kelas ke dalam pasangan-pasangan. Undanglah mereka untuk menelaah Matius 4:18–22 dan Lukas 5:11 serta mengidentifikasi pengurbanan yang dilakukan oleh beberapa murid Yesus yang paling awal untuk menerima panggilan mengikuti-Nya. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana Anda akan menggambarkan tanggapan dari para murid awal ini terhadap perintah Juruselamat untuk mengikuti-Nya? (Bahaslah makna kata dan ungkapan seperti “segera meninggalkan jalanya,” “segera,” dan “meninggalkan”). • Kebenaran penting apakah yang ditambahkan oleh petikan-petikan ini terhadap apa makna menjadi murid Yesus Kristus? (Setelah para siswa menanggapi, tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Menjadi murid Yesus Kristus membutuhkan kepatuhan dan pengurbanan). Berikan kepada para siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Joseph B. Wirthlin (1917–2008) dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras: “Jala umumnya didefinisikan sebagai perangkat untuk menangkap sesuatu. Dalam … arti yang lebih penting, kita bisa mendefinisikan jala sebagai sesuatu yang membujuk atau mencegah kita untuk mengikuti panggilan dari Yesus Kristus, Putra dari Allah yang Hidup. “Jala dalam konteks ini dapat merupakan pekerjaan kita, hobi kita, kesenangan kita, dan, melebihi segalanya yang lain, godaan dan dosa kita. Singkatnya, jala dapat merupakan sesuatu yang menarik kita menjauh dari hubungan kita dengan Bapa Surgawi atau dari Gereja-Nya yang dipulihkan … “Adalah mustahil untuk membuat daftar banyak jala yang dapat menjerat kita dan mencegah kita dari mengikuti Juruselamat. Tetapi jika kita tulus dalam hasrat kita untuk mengikuti-Nya, kita harus dengan segera meninggalkan jala-jala dunia yang menjerat dan mengikuti-Nya. “… Kehidupan kita begitu dengan mudah dipenuhi dengan janji bertemu, pertemuan, dan tugas. Begitu mudah terjebak dalam banyak jala yang kadang-kadang bahkan saran untuk melepaskan diri darinya dapat mengancam dan bahkan menakutkan bagi kita. 42 PE LAJ ARAN 10 “Kadang-kadang kita merasa bahwa semakin sibuk kita, semakin penting kita—seakan-akan kesibukan kita menegaskan nilai kita. Brother dan sister, kita dapat meluangkan waktu seumur hidup terlibat dalam kesibukan, terus-menerus tenggelam dalam tugas-tugas yang sebetulnya tidak terlalu penting. “Apa yang kita lakukan mungkin tidak terlalu penting. Semoga kita memfokuskan tenaga pikiran kita, hati kita, dan jiwa kita pada hal-hal yang memiliki makna kekal—yang penting” (“Follow Me,” Ensign, Mei 2002, 15–16). • Jika ikan, jala, dan perahu yang ditinggalkan nelayan melukiskan masalah-masalah duniawi mereka, hal-hal apakah yang mungkin Juruselamat minta agar Anda sisihkan untuk mengikuti-Nya? • Mengapa masalah-masalah duniawi kadang-kadang sulit untuk ditinggalkan? • Bagaimana seseorang dapat mengenali jika dia terjebak dalam jenis jala-jala yang menjerat seperti yang dibicarakan oleh Penatua Wirthlin? Undanglah para siswa untuk membagikan tentang suatu waktu dalam kehidupan mereka ketika mereka menanggapi panggilan Juruselamat untuk mengikuti-Nya (barangkali dengan meninggalkan cara-cara lama atau dengan menerima pemanggilan di Gereja). Kemudian tanyakan: • Bagaimana menanggapi pemanggilan ini telah memberkati kehidupan Anda? Perlihatkan rujukan tulisan suci dan pertanyaan berikut, atau tulislah itu di papan tulis: Lukas 9:57–62—Apakah yang dapat merintangi kita untuk mengikuti Juruselamat? Lukas 14:25–27, 33—Apakah yang Juruselamat butuhkan dari para murid-Nya? Lukas 14:28–32—Bagaimana kata menyelesaikan berhubungan dengan persyaratan untuk menjadi seorang murid? Bagilah kelas menjadi tiga kelompok, dan tugasi tiap kelompok untuk menelaah salah satu petikan dan pertanyaan yang berhubungan: Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk berbagi bagaimana petikan yang mereka baca menjawab pertanyaan mereka. Setelah semua petikan ini dibahas, tanyakan: • Persyaratan kemuridan apakah yang diilustrasikan oleh analogi Juruselamat? (Sewaktu para siswa membahas pertanyaan ini, bantulah mereka memahami kebenaran berikut: Kemuridan membutuhkan kesediaan kita yang terus-menerus untuk meninggalkan semua dan mengikuti Yesus Kristus). Jelaskan bahwa walaupun kemuridan menyiratkan bahwa kita memantapkan pengabdian dan komitmen kita untuk mengikuti Juruselamat, Dia tidak menuntut agar kita berlari lebih cepat dari kekuatan yang kita miliki (lihat Mosia 4:27). 43 P EL A J A RA N 10 Berikan kepada tiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan suara keras. “Langkah pertama di jalan kemuridan dimulai, untungnya, tepat di tempat kita berdiri! Kita tidak perlu melalui prakualifikasi untuk mengambil langkah pertama itu. Tidak peduli kita kaya atau miskin. Tidak ada syarat harus terpelajar, fasih, atau cendekia. Kita tidak perlu sempurna atau pandai bicara atau bahkan berperilaku baik. “Anda dan saya dapat berjalan di jalan kemuridan itu hari ini. Marilah kita menjadi rendah hati; marilah kita berdoa kepada Bapa kita di Surga dengan segenap hati kita dan nyatakan hasrat kita untuk mendekat kepada-Nya dan belajar dari-Nya. “Berimanlah. Carilah, dan Anda akan menemukan. Ketuklah, dan pintu akan dibukakan [lihat Matius 7:7]. Layanilah Tuhan dengan melayani sesama. Jadilah peserta yang aktif di lingkungan atau cabang Anda. Kuatkan keluarga Anda dengan mengkomitkan diri untuk menjalankan asas-asas Injil. Jadilah sehati dan sepikiran dalam pernikahan dan dalam keluarga Anda. “Sekaranglah waktunya untuk menyesuaikan kehidupan Anda untuk dapat memiliki rekomendasi bait suci dan menggunakannya. Sekaranglah waktunya untuk mengadakan malam keluarga yang berarti, membaca firman Allah, serta berbicara kepada Bapa Surgawi kita dalam doa yang sungguh-sungguh. Sekaranglah waktunya untuk mengisi hati kita dengan rasa syukur akan Pemulihan Gereja-Nya, atas para nabi yang hidup, Kitab Mormon, dan kuasa imamat yang memberkati hidup kita. Sekaranglah waktunya untuk memeluk Injil Yesus Kristus, menjadi murid-Nya, dan berjalan di jalan-Nya” (“Jalannya Murid,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 77). • Di manakah menurut Presiden Uchtdorf jalan kemuridan dimulai? • Menurut Presiden Uchtdorf, kapankah waktunya untuk mulai berjalan di jalan kemuridan? Tuliskan yang berikut di papan tulis: Sekaranglah waktu bagi saya untuk … Undanglah para siswa untuk merenungkan bagaimana mereka mungkin melengkapi kalimat ini dengan satu cara mereka akan bertindak untuk menjadi murid Yesus Kristus. Doronglah mereka untuk bertindak segera berdasarkan apa pun yang muncul dalam pikiran, karena pikiran itu mungkin adalah dorongan dari Roh Kudus. Bersaksilah bahwa sewaktu mereka mengambil langkah pertama ini, Tuhan akan menolong mereka menjadi murid-Nya. Bacaan Siswa • Yohanes 1:35–47; 2 Nefi 26:33; Alma 5:33–34; Matius 4:18–22; Lukas 5:11; 9:57–62; 14:25–33. • Dieter F. Uchtdorf, “Jalannya Murid,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 75–78. 44 PELAJARAN 11 Yesus Kristus Berjalan Berkeliling Sambil Berbuat Baik Pendahuluan “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” mengajarkan bahwa “[Yesus] ‘berjalan berkeliling sambil berbuat baik’ (Kisah Para Rasul 10:38), tetapi dipandang rendah karenanya” (Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Sebagai murid Yesus Kristus, kita harus mengikuti teladan-Nya dalam melakukan yang baik terlepas dari kemungkinan mengalami penganiayaan. Dalam pelajaran ini, para siswa akan membahas mengapa kita hendaknya memperlakukan mereka yang menindas kita karena kepercayaan kita dengan kasih dan rasa hormat yang sama seperti yang Yesus perlihatkan kepada para penganiaya-Nya. Sewaktu kita mengikuti teladan Juruselamat, kita akan diberkati dengan keberanian untuk hidup serta membela kepercayaan kita dan kita akan mampu untuk menolong orang lain menjadi lebih dekat kepada Tuhan. Bacaan Latar Belakang • Dallin H. Oaks, “Mengasihi Sesama dan Hidup dengan Perbedaan,” Ensign atau Liahona, November 2014, 25–28. • Jeffrey R. Holland, “Harga—dan Berkat—dari Kemuridan,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 6–9. • Robert D. Hales, “Keberanian Kristiani: Harga Kemuridan,” Ensign atau Liahona, November 2008, 72–75. Saran untuk Pengajaran Matius 5:43–47; 9:9–13; 12:22–30; Markus 3:1–6; 11:15–19; Yohanes 11:43–53 Yesus Kristus dianiaya karena berbuat baik. Mulailah kelas dengan mengajukan kepada para siswa pertanyaan berikut: • Ketika Anda memikirkan tentang kehidupan Juruselamat yang patut dicontoh, hal apakah dari semua perbuatan baik yang Dia lakukan dalam kefanaan yang paling menonjol bagi Anda? Setelah para siswa menanggapi, bacalah (atau bagikanlah dengan kata-kata Anda sendiri) kisah berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul tentang dua sister misionaris: 45 P EL A J A RA N 11 “Dengan kekaguman dan dorongan untuk semua orang yang akan perlu untuk tetap teguh di zaman akhir ini, saya mengatakan kepada semua dan terutama remaja Gereja bahwa jika Anda belum melakukannya, Anda akan suatu hari mendapati diri Anda diminta untuk mempertahankan iman Anda atau bahkan menahan beberapa perundungan pribadi hanya karena Anda adalah anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Saat-saat seperti itu akan membutuhkan baik keberanian maupun kesopanan dari pihak Anda. “Contohnya, seorang sister misionaris menulis baru-baru ini kepada saya: ‘Rekan saya dan saya melihat seorang pria duduk di bangku di taman kota sedang makan siang. Sewaktu kami mendekat, dia memandang ke atas dan melihat tanda nama misionaris kami. Dengan tatapan yang mengerikan di matanya, dia melompat bangun dan mengangkat tangannya untuk memukul saya. Saya merunduk tepat pada waktunya, tetapi dia menyemburkan makanannya mengenai saya dan mulai menyumpahi kami dengan kata-kata yang paling mengerikan. Kami pergi tanpa berkata apa pun. Saya mencoba untuk membersihkan makanan dari wajah saya, saat itu saya merasakan gumpalan kentang tumbuk mengenai bagian belakang kepala saya. Terkadang sulit untuk menjadi misionaris karena saat itu saya ingin kembali, menarik pria kecil itu, dan berkata, “HE!” Namun saya tidak melakukannya’” (“Harga—dan Berkat —dari Kemuridan,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 6). Mintalah para siswa untuk membaca Matius 5:43–47 dalam hati, dengan mencari sebuah asas yang Yesus ajarkan dalam Khotbah-Nya di Bukit yang diterapkan oleh para sister misionaris ini. (Anda mungkin ingin menyarankan agar, sewaktu para siswa membaca, mereka melatih keterampilan penelaahan tulisan suci dengan penggantian nama mereka untuk membantu menjadikan pribadi pesan dari ayat-ayat ini. Untuk melatih keterampilan ini, para siswa hendaknya mengganti dengan nama mereka sendiri untuk kata kamu dan mu). • Apa asas yang Yesus ajarkan dalam ayat-ayat ini? (Para siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi mereka hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita ingin mengikuti ajaran-ajaran Yesus Kristus, kita harus belajar untuk mengasihi musuh kita dan bersikap baik kepada mereka yang menganiaya kita).. • Apakah yang membuat asas Injil ini sulit untuk dijalankan? Perlihatkan pernyataan berikut di papan tulis: “[Yesus] ‘berjalan berkeliling sambil berbuat baik’ (Kisah Para Rasul 10:38), tetapi dipandang rendah karenanya” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Jelaskan bahwa walaupun Juruselamat diterima oleh banyak orang baik di Galilea maupun Yudea, dan banyak melihat pekerjaan baik-Nya sebagai kesaksian tentang keilahian-Nya, yang lain meremehkan dan menganiaya Dia atas pekerjaan baik-Nya. Di papan tulis, buatlah daftar dari petikan-petikan tulisan suci berikut di bawah “Yesus berjalan berkeliling sambil berbuat baik”: 46 PE LAJ ARAN 11 Matius 9:9–13 Matius 12:22–30 Markus 3:1–6 Markus 11:15–19 Yohanes 11:43–53 Bagilah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, dan tugasi tiap kelompok untuk menelaah salah satu petikan yang terdapat di papan tulis: Mintalah para siswa mengidentifikasi dalam tiap petikan pekerjaan baik yang Yesus lakukan dan bagaimana orang-orang menanggapinya. Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk melaporkan apa yang telah mereka temukan. Jelaskan bahwa rangkaian petikan ini mengungkapkan sebuah pola dalam kehidupan Tuhan yang dapat kita pelajari darinya. Ajukan pertanyaan berikut: • Apakah yang Anda perhatikan tentang bagaimana Juruselamat menanggapi terhadap penganiayaan yang Dia alami? Doronglah para siswa untuk menggambarkan dalam pikiran mereka peristiwa yang dituturkan kembali dalam petikan tulisan suci yang mereka telaah. Kemudian tanyakan: • Pikiran atau perasaan apakah yang mungkin Anda miliki jika Anda telah menyaksikan Yesus pada kesempatan itu? • Menurut Anda apakah yang Yesus ingin Anda pelajari dari perkataan dan tindakan-Nya pada saat itu? (Berikut adalah satu asas yang mungkin diidentifikasi oleh para siswa: Sewaktu kita berupaya mengikuti teladan Juruselamat dalam berbuat baik, kita kadang-kadang harus menanggung penganiayaan). Matius 5:9–12, 21–24, 38–41; 6:14–15; 7:1–5, 12 Menanggapi penganiayaan Beri tahu para siswa bahwa dalam Khotbah di Bukit, Yesus Kristus menasihati para murid-Nya bagaimana menanggapi ketika mereka dianiaya. Salinlah ungkapan dan rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, dan tugasi tiap siswa untuk membaca paling sedikit satu dari petikan-petikan itu. MIntalah para siswa mengidentifikasi dalam petikan yang mereka baca sebuah asas yang Yesus ajarkan yang dapat membimbing mereka dalam interaksi mereka dengan orang lain. Bagaimana menanggapi penganiayaan Matius 5:9–12 Matius 5:21–24 (lihat juga 3 Nefi 12:22) Matius 5:38–41; 7:12. 47 P EL A J A RA N 11 Matius 6:14–15 (lihat juga A&P 64:9–10) Matius 7:1–5 Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa menjelaskan asas-asas yang mereka temukan dan bagaimana itu berlaku dalam hubungan kita dengan orang lain. Sementara para siswa membagikan asas-asas yang mereka identifikasi dalam Matius 5:21–24, Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa 3 Nefi 12:22 dan Terjemahan Joseph Smith dari Matius 5 menghapus kata-kata “without a cause” (Matius 5:22; lihat juga Terjemahan Joseph Smith, Matius 5:24 [dalam Matius 5:22, catatan kaki b]). (Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan kebenaran berikut: Bapa Surgawi mengharapkan kita untuk mengikuti teladan Yesus Kristus ketika kita dianiaya karena kepercayaan kita). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dan Penatua Dallian H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Pertahankan keyakinan Anda dengan sopan dan dengan rasa iba, tetapi pertahankanlah itu” (Jeffrey R. Holland, “Harga—dan Berkat —dari Kemuridan,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 9). “Para pengikut Kristus hendaknya menjadi teladan kesantunan. Kita hendaknya mengasihi semua orang, menjadi pendengar yang baik, dan memperlihatkan kepedulian terhadap kepercayaan tulus mereka. Meskipun kita mungkin tidak sepakat, kita hendaknya tidak bersikap tidak menyenangkan. Posisi dan komunikasi kita mengenai topik-topik yang kontroversial hendaknya tidak menimbulkan perdebatan. Kita hendaknya bijaksana dalam menjelaskan dan mengejar posisi kita dan dalam memberikan pengaruh kita … “Ketika posisi kita tidak diterima, kita hendaknya menerima hasil yang tidak berkenan dengan sopan, dan menunjukkan kesantunan terhadap musuh-musuh kita” (Dallin H. Oaks, “Mengasihi Sesama dan Hidup dengan Perbedaan,” Ensign atau Liahona, November 2014, 27). Bahaslah dengan para siswa tantangan dan berkat karena mengikuti nasihat Penatua Holland dan Pentua Oaks. Kemudian undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 5:9–12 dengan keras. • Menurut ayat-ayat ini, janji-janji apakah yang Yesus buat yang mungkin membuat lebih mudah untuk menanggapi dengan cara-cara seperti Kristus ketika kita dianiaya karena kepercayaan agama kita? Undanglah para siswa untuk merenungkan bagaimana mereka mungkin menerapkan satu atau lebih dari ajaran-ajaran Juruselamat dalam Khotbah di Bukit pada hubungan yang saat ini mereka miliki atau bagaimana mereka seharusnya 48 PE LAJ ARAN 11 dapat menerapkannya dalam pengalaman yang sudah lalu. Tanyakan apakah ada siswa yang bersedia membagikan pemikiran mereka kepada kelas. Berikan kepada tiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul: Kristiani … “Sebagian orang secara keliru berpikir tanggapan seperti diam, kelemahlembutan, memaafkan, dan memberi kesaksian yang rendah hati adalah pasif atau lemah. Tetapi untuk ‘mengasihi musuh [kita], memberkati mereka yang mengutuk [kita], melakukan kebaikan bagi mereka yang membenci [kita], dan berdoa bagi mereka yang memanfaatkan [kita], serta menganiaya [kita]’ (Matius 5:44) membutuhkan iman, kekuatan, dan terutama keberanian “Ketika kita tidak membalas—ketika kita memberikan pipi yang lain dan menahan perasaan marah—kita pun berdiri bersama Juruselamat. Kita memperlihatkan kasih-Nya, yang merupakan satu-satunya kekuatan yang dapat menenangkan si jahat dan menjawab para penuduh kita tanpa balik menuduh mereka. Itu bukanlah kelemahan. Itu bukanlah kelemahan. Itu adalah keberanian Kristiani … “Sewaktu kita menanggapi orang lain, setiap keadaan akan berbeda. Untungnya, Tuhan tahu hati para penuduh kita dan cara kita dapat paling efektif menanggapi mereka. Sebagai murid sejati mencari bimbingan Roh, mereka menerima ilham yang disesuaikan dengan setiap keadaan. Dan dalam setiap keadaan, murid sejati menanggapi dengan cara yang mengundang Roh Tuhan … “Sebagai murid sejati, perhatian utama kita haruslah kesejahteraan sesama, bukan dendam pribadi. Pertanyaan dan kritikan memberi kita peluang untuk meraih orang lain dan memperlihatkan bahwa mereka berarti bagi Bapa Surgawi kita dan bagi kita. Sasaran kita hendaknya untuk membantu mereka mengerti kebenaran, bukan membela ego atau poin angka kita dalam debat teologi. Kesaksian kita yang sepenuh hati merupakan jawaban kuat yang dapat kita berikan kepada penuduh kita” (“Keberanian Kristiani: Harga Kemuridan,” Ensign atau Liahona, November 2008, 72, 73–74). Berikan kepada para siswa waktu untuk membaca dan menekankan asas-asas yang diajarkan oleh Penatua Hales. Undanglah mereka untuk membagikan apa yang mereka pelajari. Jika diperlukan, bahaslah beberapa atau semua pertanyaan berikut: • Bagaimana tindakan kita terhadap orang lain dapat memengaruhi hubungan mereka dengan Allah? (Bantulah para siswa mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita mengikuti teladan Kristus dalam menanggapi dengan kasih dan kebaikan hati terhadap mereka yang menentang kita, kita dapat memperkuat hubungan mereka dengan Allah seperti juga dengan kita). • Bagaimana memperlakukan orang dengan cara ini adalah bagian dari perjanjian baptisan yang telah kita buat dengan Bapa Surgawi? (Ini adalah satu cara penting untuk berdiri sebagai saksi bagi Allah di segala waktu, dalam segala hal, dan di segala tempat [lihat Mosia 18:9]). Tanyakan kepada para siswa apakah mereka memiliki pengalaman di mana mengikuti teladan dan ajaran-ajaran Juruselamat telah memungkinkan mereka 49 P EL A J A RA N 11 untuk membantu orang lain menjadi lebih dekat kepada Tuhan. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan pengalaman mereka. Doronglah para siswa untuk memempelajari hubungan mereka dengan orang lain, mengidentifikasi hubungan yang dapat ditingkatkan, dan menulis bagaimana mereka akan menerapkan asas-asas yang telah dibahas hari ini dalam hubungan itu. Bacaan Siswa • Kisah Para Rasul 10:38; Matius 5:9–12, 21–24, 38–41, 43–47; 6:14–15; 7:1–5. • Jeffrey R. Holland, “Harga—dan Berkat—dari Kemuridan,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 6–9. 50 PELAJARAN 12 Mukjizat di Jalan-Jalan Palestina Pendahuluan “[Yesus Kristus] berjalan di jalan-jalan Palestina, menyembuhkan orang yang sakit, menyebabkan orang yang buta melihat, dan membangkitkan orang yang mati” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Mukjizat adalah bagian yang penting dari pelayanan fana Juruselamat yang penuh belas kasih, tetapi itu juga memberikan bukti akan kuasa dan wewenang-Nya, memberikan kepercayaan terhadap klaim-Nya bahwa Dia adalah Mesias. Dengan menjalankan iman kepada Yesus Kristus, kita juga bisa bersaksi atau mengalami kasih, belas kasih, dan kuasa Juruselamat dalam bentuk mukjizat-mukjizat. Bacaan Latar Belakang • Dallin H. Oaks, “Miracles,” Ensign, Juni 2001, 6–17. • Sydney S. Reynolds, “A God of Miracles,” Ensign, Mei 2001, 12–13. Saran untuk Pengajaran Markus 1:39–42; 2:1–12; 5:1–8, 19, 22–43; 8:1–9; Lukas 7:11–15; 3 Nefi 17:5–9 Juruselamat melakukan mukjizat-mukjizat selama pelayanan fana-Nya. Tulislah ungkapan-ungkapan berikut di papan tulis: menenangkan laut, membangkitkan orang mati, dan mengusir roh-roh jahat. Tanyakan kepada para siswa yang mana menurut mereka dari tiga mukjizat yang dilakukan oleh Juruselamat ini yang terbesar. Setelah para siswa menanggapi, tambahkan menciptakan bumi pada daftar di papan tulis dan tanyakan mana yang terbesar. Ulangi latihan dengan jiwa yang diinsafkan dan, terakhir, dengan menderita dan mati untuk dosa-dosa kita. Tanyakan kepada para siswa apa definisi kata mukjizat. Setelah para siswa menanggapi, perlihatkan definisi berikut dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan keras: “[Mukjizat adalah] suatu peristiwa luar biasa disebabkan oleh kuasa Allah. Mukjizat adalah unsur penting dalam pekerjaan Yesus Kristus. Itu mencakup penyembuhan, memulihkan orang mati pada kehidupan, dan kebangkitan. Mukjizat adalah bagian dari Injil Yesus Kristus. Iman perlu supaya mukjizat dinyatakan” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Mukjizat”; scriptures.lds.org). • Apa beberapa contoh tambahan untuk mukjizat yang Yesus lakukan selama pelayanan fana-Nya? (Daftarlah tanggapan para siswa di papan tulis). • Mengapa penting untuk mengenali seberapa luas jangkauan kuasa Juruselamat? 51 P EL A J A RA N 12 Daftarlah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, dan undanglah para siswa untuk memilih satu untuk ditelaah: Markus 1:40–42; Markus 5:1–8, 19; Markus 8:1–9; Lukas 7:11–15; dan 3 Nefi 17:5–9. Mintalah mereka mengidentifikasi dalam petikan yang mereka baca sebuah mukjizat yang Juruselamat lakukan dan apa yang diilustrasikan mukjizat itu tentang kuasa-Nya. Setelah waktu yang cukup, bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Mukjizat apakah yang Anda baca, dan apa yang diilustrasikan mukjizat itu tentang kuasa Juruselamat? • Bagaimana memahami kuasa Juruselamat untuk melakukan mukjizat-mukjizat menolong Anda memiliki iman kepada-Nya? (Sementara para siswa menanggapi, Anda mungkin perlu menjelaskan bahwa berabad-abad sebelum Juruselamat dilahirkan, para nabi telah melihat sebelumnya bahwa Dia akan melakukan mukjizat-mukjizat selama pelayanan-Nya di bumi [lihat 1 Nefi 11:31; Mosia 3:5–6]. Pengetahuan ini telah menolong mereka yang hidup sebelum kelahiran-Nya untuk memiliki iman yang lebih besar kepada-Nya). Undanglah para siswa untuk menyimak kembali dalam petikan yang telah mereka telaah dan mengidentifikasi alasan yang dinyatakan mengapa Yesus melakukan mukjizat. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa alasan yang dinyatakan tentang mengapa Juruselamat melakukan mukjizat dari yang Anda baca? (Biarkan beberapa siswa menanggapi. Belas kasih Juruselamat disebutkan dalam tiap contoh. Beri tahu para siswa bahwa sewaktu mereka belajar untuk mengidentifikasi pola dan tema seperti ini dalam tulisan suci, mereka akan memperdalam pengetahuan mereka tentang tulisan suci). • Dalam hal-hal apakah mukjizat-mukjizat ini menunjukkan belas kasih Juruselamat? • Apakah penting bagi Anda untuk mengetahui bahwa Allah kadang-kadang melakukan mukjizat karena belas kasih-Nya yang besar? (Sementara para siswa menanggapi, tekankan bahwa sewaktu kita menjalankan iman kepada Yesus Kristus, kita dapat menerima kuasa-Nya yang besar dan merasakan belas kasih-Nya bagi kita). Akhiri bagian pelajaran ini dengan mengundang seorang siswa untuk membaca Kisah Para Rasul 10:38 sementara para siswa yang lain mengikuti bersama. Kemudian tanyakan kepada para siswa: • Apa yang dimaksud bahwa Yesus menyembuhkan “semua orang yang dikuasai Iblis”? (Ungkapan ini mungkin merujuk pada mukjizat Yesus dalam mengusir iblis seperti juga merujuk pada mukjizat terbesar dari semuanya—penyembuhan rohani yang Yesus datangkan kepada mereka yang terbelenggu oleh dosa. Jelaskan bahwa walaupun penyembuhan jasmani merupakan bagian yang penting dari pelayanan Juruselamat, dampaknya bersifat sementara. Berkat penyembuhan rohani dari dahulu—dan sampai sekarang—abadi). 52 PE LAJ ARAN 12 Markus 2:1–12; 5:22–43 Iman kepada Yesus Kristus mendatangkan mukjizat-mukjizat dalam kehidupan kita Beri tahu para siswa bahwa walaupun penting untuk mengetahui bahwa Yesus melakukan mukjizat-mukjizat sewaktu “Dia berjalan di jalan-jalan Palestina” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” 2), barangkali lebih penting mengetahui bahwa Dia terus melakukan mukjizat-mukjizat saat ini. Mintalah para siswa membaca Eter 12:12, 18 dalam hati dan kemudian menulis sebuah asas Injil yang mereka pelajari dari ayat-ayat ini. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan kepada kelas apa yang mereka tulis. (Jawaban hendaknya mencakup kebenaran berikut: Sewaktu kita menjalankan iman kepada Yesus Kristus, kita bisa menyaksikan kuasa-Nya yang menakjubkan dalam kehidupan kita). Untuk membantu para siswa menyelidiki kebenaran ini, tulislah rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis: Markus 2:1–12; Markus 5:22–24, 35–43; dan Markus 5:25–34. (Catatan: Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa petikan-petikan ini berisikan ilustrasi lain tentang pola atau tema dalam tulisan suci). Bagilah kelas menjadi tiga kelompok. Tugasi masing-masing kelompok untuk membaca satu dari petikan-petikan itu, untuk mencari cara-cara iman kepada Yesus Kristus ditunjukkan. Setelah waktu yang cukup, tanyakan: • Bukti apakah tentang iman kepada Yesus Kristus yang Anda temukan? Berilah tiap siswa salinan selebaran “Menyembuhkan yang Sakit.” Menyembuhkan yang Sakit Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan bahwa iman adalah penting untuk terjadinya mukjizat: “Iman penting untuk penyembuhan melalui kuasa surga. Kitab Mormon bahkan mengajarkan bahwa ‘jika tidak ada iman di antara anak-anak manusia Allah tidak dapat melakukan mukjizat di antara mereka’ (Eter 12:12) [lihat juga 1 Nefi 7:12; A&P 35:9]. Dalam sebuah ceramah yang terkenal mengenai melayani yang sakit, Presiden Spencer W. Kimball mengatakan: ‘Perlunya iman sering kali diremehkan. Orang yang sakit dan keluarganya tampak sering bergantung sepenuhnya pada kuasa imamat dan karunia penyembuhan yang mereka harapkan dimiliki oleh para brother yang melayani itu, tetapi tanggung jawab yang lebih besar ada pada diri orang yang diberkati .… Unsur pentingnya adalah iman orang itu sendiri ketika orang tersebut menyadari dan dapat bertanggung jawab. “Imanmu telah menyelamatkan engkau” [Matius 9:22] sedemikian sering diulangi oleh Sang Guru sehingga hal itu nyaris seperti refrein’ [“President Kimball Speaks Out on Administration to the Sick,” New Era, Oktober 1981, 47]” (“Menyembuhkan Mereka yang Sakit,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 49). Penatua Dallin H. Oaks juga mengingatkan kita bahwa bagian yang penting dari memiliki iman adalah kesediaan untuk menerima kehendak Allah: 53 P EL A J A RA N 12 “Sewaktu kita menjalankan kuasa imamat Allah yang benar dan sewaktu kita menghargai janji-Nya bahwa Dia akan mendengar dan menjawab doa yang penuh iman, kita harus selalu ingat bahwa iman dan kuasa penyembuhan imamat tidak dapat menghasilkan hasil yang bertentangan dengan kehendak Dia yang memiliki kuasa itu. Asas ini diajarkan dalam wahyu yang memerintahkan bahwa para penatua Gereja akan menumpangkan tangan mereka kepada orang yang sakit. Janji Tuhan adalah bahwa ‘dia yang memiliki iman kepada-Ku untuk disembuhkan, dan tidak ditetapkan pada kematian, akan disembuhkan’ (A&P 42:48; penekanan ditambahkan). Demikian juga, dalam sebuah wahyu modern lainnya Tuhan menyatakan bahwa ketika seseorang ‘meminta menurut kehendak Allah … itu dilakukan bahkan seperti yang dia minta’ (A&P 46:30) [lihat juga 1 Yohanes 5:14; Helaman 10:5]. “Dari semua hal ini kita belajar bahwa bahkan para hamba Tuhan, yang menjalankan kuasa ilahi-Nya dalam suatu keadaan di mana ada cukup iman yang untuk disembuhkan, tidak dapat memberikan berkat keimamatan yang akan menyebabkan seseorang untuk dapat disembuhkan jika penyembuhan itu bukan kehendak Tuhan. “Sebagai anak-anak Allah, yang mengetahui kasih-Nya yang besar dan pengetahuan-Nya yang luar biasa tentang apa yang terbaik bagi kesejahteraan kekal kita, kita memercayai-Nya. Asas utama Injil adalah iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan iman artinya kepercayaan. Saya merasakan kepercayaan itu dalam sebuah ceramah yang sepupu saya berikan di pemakaman seorang remaja putri yang telah meninggal karena penyakit yang serius. Dia mengucapkan kata-kata ini, yang pertama-tama membuat saya kagum dan yang kemudian meneguhkan saya: ‘Saya tahu adalah kehendak Tuhan bahwa dia meninggal dunia. Dia memiliki perawatan medis yang baik. Dia diberi berkat keimamatan. Namanya ada dalam kertas doa di bait suci. Dia ada dalam ratusan doa untuk pemulihan kesehatannya. Dan saya tahu bahwa ada cukup iman dalam keluarganya agar dia dapat disembuhkan kecuali adalah kehendak Tuhan untuk membawanya pulang pada saat ini.’ Saya merasakan kepercayaan yang sama dalam kata-kata dari ayah seorang gadis pilihan lain yang meninggal dunia karena kanker di usia remajanya. Dia menyatakan, ‘Iman keluarga kami adalah kepada Yesus Kristus dan itu tidak bergantung pada hasilnya.’ Ajaran itu benar adanya bagi saya. Kita semua melakukan semampu untuk kesembuhan orang-orang yang kita kasihi, dan kemudian kita memercayakan kepada Tuhan hasilnya” (“Menyembuhkan Mereka yang Sakit,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 50). Untuk membantu para siswa memahami persyaratan iman dalam pelaksanaan mukjizat, undanglah seorang siswa untuk membaca dengan keras pernyataan pertama dari selebaran oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul. Kemudian tanyakan: • Kebenaran penting apakah yang Penatua Oak ajarkan tentang iman? Untuk wawasan tambahan dari Penatua Oaks, pertimbangkan untuk membaca atau membagikan dengan kata-kata Anda sendiri pernyataan kedua pada selebaran. Anda mungkin perlu menyebutkan bahwa Penatua Oaks mengarahkan ceramah ini kepada para pemegang imamat. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: 54 PE LAJ ARAN 12 • Apakah menurut Penatua Oaks yang dibutuhkan dari kita ketika kita berdoa dengan iman untuk suatu mukjizat agar terjadi? • Mengapa penting untuk mengingat bahwa apa yang kita upayakan harus selaras dengan kehendak Bapa Surgawi? Bersaksilah bahwa mukjizat-mukjizat masih terjadi di zaman sekarang. Bagikan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua belas Rasul: “Mukjizat terjadi setiap hari dalam pekerjaan Gereja kita dan dalam kehidupan para anggota kita. Banyak dari Anda telah menyaksikan mukjizat, barangkali lebih daripada yang Anda sadari” (“Miracles,” Ensign, Juni 2001, 6). • Mengapa menurut Anda kita tidak selalu mengenali mujizat-mukjizat yang terjadi dalam kehidupan kita? (Sewaktu para siswa menanggapi, Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa beberapa mukjizat melibatkan pernyataan yang spektakuler dari kuasa Tuhan. Banyak mukjizat relatif kecil dan terjadi secara pribadi [lihat Sydney S. Reynolds, “A God of Miracles,” Ensign, Mei 2001, 12–13]). • Apa yang diungkapkan mukjizat-mukjizat kecil dan pribadi ini tentang minat Bapa Surgawi dan Yesus Kritus terhadap kita? • Contoh apakah mukjizat-mukjizat “kecil” atau “setiap hari” yang dapat Anda pikirkan? (Jika tidak ada tanggapan, pertimbangkan untuk membagikan beberapa yang disebutkan oleh Sister Sydney S. Reynolds dari Presidensi Umum Pratama dalam “A God of Miracles” [Ensign, Mei 2001, 12–13]). Undanglah para siswa untuk menanggapi pertanyaan berikut secara tertulis: • Apakah yang bisa Anda lakukan untuk mengenali dengan lebih baik dan memperoleh rasa syukur yang lebih besar terhadap mukjizat-mukjizat Tuhan—baik kecil maupun besar—dalam kehidupan Anda? Doronglah para siswa untuk memikirkan dengan doa yang sungguh-sungguh bagaimana mereka bisa bertindak atas apa yang mereka tulis. Akhiri pelajaran dengan menanyakan apakah ada di antara para siswa Anda yang ingin membagikan kesaksian mereka tentang Juruselamat dan kasih yang telah mereka rasakan dari-Nya dan bagi-Nya. Bacaan Siswa • Markus 1:39–42; 2:1–12; 5:1–8, 19, 22–43; 8:1–9; Lukas 7:11–15; 1 Nefi 11:31; Mosia 3:5–6; 3 Nefi 17:5–9. • Sydney S. Reynolds, “A God of Miracles,” Ensign, Mei 2001, 12–13. 55 PELAJARAN 13 Yesus Kristus Memanggil Dua Belas Rasul Pendahuluan Selama pelayanan fana-Nya, Yesus Kristus memanggil, menahbiskan, dan memberi kewenangan kepada dua belas Rasul. Dia menganugerahkan kunci-kunci imamat kepada mereka, dan mereka menerima kesaksian tentang keilahian-Nya. Di bawah arahan Juruselamat, para Rasul menolong mengatur pekerjaan Gereja dan dipersiapkan untuk waktu ketika Dia tidak akan berada lagi di bumi. Pelajaran ini membahas wewenang keimamatan Juruselamat dan persiapan-Nya bagi para Rasul untuk memimpin Gereja. Bacaan Latar Belakang • Boyd K. Packer, “Dua Belas,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 83–87. • Edward J. Brandt, “Dan Dia Memberikan Beberapa, Rasul,” Liahona, September 2001, 32–39. Saran untuk Pengajaran Matius 10:1–8; 16:15–19; 17:1–8; Yohanes 15:16 Yesus Kristus menganugerahkan kunci-kunci imamat kepada para Rasul-Nya Mulailah kelas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana kita mengenali individu-individu yang memiliki wewenang untuk memimpin dalam komunitas kita? • Bagaimana seseorang yang tinggal di masa Yesus Kristus akan mengenali wewenang-Nya? (Jawaban yang mungkin mencakup kuasa, mukjizat, dan ajaran-Nya). Mintalah kelas untuk memikirkan pertanyaan ini: “Bagaimana, kapan, dan oleh siapa Juruselamat menerima Imamat Melkisedek?” Kemudian bagikan pernyataan-pernyataan berikut oleh Penatua B. H. Roberts (1857–1933) dari Tujuh Puluh dan Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Petikan ini [A&P 107:2–4] dengan jelas menegakkan fakta bahwa Imamat Melkisedek ada sebelum Imam Tinggi Melkisedek yang agung, tetapi itu ada di bawah nama lain, yaitu—‘Imamat Kudus menurut Tata Tertib Putra Allah.’ Dengan kata lain, itu adalah jenis imamat yang sama, tata tertib imamat yang sama, dengan yang Putra Allah pegang. Tetapi ini adalah sebelum masa Melkisedek, sebelum Abraham, dan karena itu ratusan tahun sebelum kelahiran Kristus ke dunia. … Yesus, yang waktu itu, memegang apa yang kita sebut sekarang Imamat Melkisedek sebelum Dia tampil di dunia ini, dan tidak diragukan lagi sebelum dunia itu sendiri dibentuk, … tetapi ‘bagaimana, di mana dan oleh siapa’ Dia menerimanya, tak seorang pun tahu, kecuali barangkali untuk pertanyaan yang terakhir, yaitu, ‘oleh siapa.’ Tentu saja, Dia pasti menerimanya dari Allah ” (B. H. Roberts, Improvement Era, Mei, 1908, 557). 56 PE LAJ ARAN 13 “Tetapi berkaitan dengan pelayanan fana-Nya, Kristus … menerima Imamat Melkisedek di sini di bumi, dan ditahbiskan pada jabatan imam tinggi di dalamnya, dengan demikian memberikan contoh bagi orang lain dan dalam segala hal Prototipe keselamatan” (Bruce R. McConkie, Doctrinal New Testament Commentary, vol. 3 [1973], 157). Perlihatkan atau tulislah pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis, dan mintalah para siswa untuk mencari jawabannya dalam Matius 10:1–8 dan Yohanes 15:16: • Wewenang apakah yang Yesus Kristus anugerahkan ke atas para Rasul-Nya? • Wewenang ini akan memungkinkan mereka untuk melakukan apa? Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk berpasangan dengan anggota kelas yang lain untuk membahas apa yang mereka temukan. Kemudian mintalah beberapa siswa untuk membagikan jawaban mereka dengan kelas. Bantulah para siswa mengenali bahwa Yesus memberikan kepada para Rasul-Nya wewenang imamat yang akan memungkinkan mereka untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan pekerjaan yang telah mereka lihat Dia lakukan. Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 16:15–19 dengan keras. Tanyakan: • Bagaimana Petrus mengenali wewenang Yesus? (Melalui wahyu, yang sama dengan cara para murid modern mengenali wewenang-Nya). • Apakah yang Yesus janjikan untuk diberikan kepada Petrus? Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan keras dari Matius 17:1–8. Kemudian tanyakan: • Mengapa Musa dan Elias menampakkan diri kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes? Untuk membantu para siswa menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan-pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan Presiden Joseph F. Smith (1838–1918): “Juruselamat, Musa, dan Elias [Elia], memberikan kunci-kunci kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes, di atas gunung, sewaktu mereka diubah rupa di hadapan-Nya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 119). 57 P EL A J A RA N 13 “Imamat secara umum adalah wewenang yang diberikan kepada pria untuk bertindak bagi Allah. “Setiap pria yang ditahbiskan pada tingkatan Imamat apa pun memiliki wewenang ini yang didelegasikan kepadanya. “Tetapi adalah perlu bahwa setiap tindakan yang dilaksanakan di bawah wewenang ini hendaknya dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat, dengan cara yang benar, dan sesuai dengan tata tertib yang benar. Kuasa untuk memimpin pekerjaan ini membentuk kunci-kunci Imamat” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph F. Smith [1998], 145). Jelaskan bahwa kita belajar dalam Ajaran dan Perjanjian 110 bahwa Musa dan Elia juga menampakkan diri kepada Nabi Joseph Smith dan Oliver Cowdery di dalam Bait Suci Kirtland dan menganugerahkan kunci-kunci imamat ke atas mereka. Laporan dalam Ajaran dan Perjanjian ini menolong kita memahami apa yang terjadi di Bukti Perubahan Rupa. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menulis Ajaran dan Perjanjian 110:13–16 sebagai rujuk silang di sisi di sebelah Matius 17:1–8. Tindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Mengapa penting bagi para Rasul untuk memiliki kunci-kunci imamat? (Para siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi mereka hendaknya mengungkapkan kebenaran berikut: Yesus Kristus menganugerahkan kunci-kunci imamat kepada para Rasul-Nya agar mereka akan memiliki wewenang untuk mengarahkan Gereja baik sebelum maupun setelah kematian-Nya. Anda mungkin perlu menekankan bahwa dari sudut pandang kekal, kunci-kunci amat penting dalam menegakkan dan mempertahankan tata tertib di Gereja Tuhan, dengan demikian menolong mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal bagi manusia). • Bagaimana pengalaman Petrus, Yakobus, dan Yohanes di Bukit Perubahan Rupa telah menolong mereka memimpin Gereja setelah kematian Juruselamat? Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa dalam Matius 18:18–19 kita belajar bahwa kunci-kunci imamat diberikan kepada semua Rasul Yesus. Matius 18:21–22; 26:51–56; Markus 4:35–41; 5:25–43; 9:25–29; Lukas 9:51–56; 24:44–48; Yohanes 13:4–17; 21:15–17 Yesus Kristus mempersiapkan para Rasul-Nya untuk memimpin Gereja. Tulislah pernyataan berikut di papan tulis: Sebelum kematian-Nya, Yesus Kristus mempersiapkan para Rasul-Nya untuk memimpin Gereja. Kemudian tanyakan: 58 PE LAJ ARAN 13 • Apakah yang mungkin perlu dipelajari oleh para Rasul Yesus untuk memimpin Gereja? Salinlah beberapa atau semua rujukan tulisan suci berikut di papan tulis: Matius 18:21–22 Matius 26:51–56 Markus 4:35–41 Markus 5:25–34 Markus 5:35–43 Markus 9:25–29 Lukas 9:51–56 Lukas 24:44–48 Yohanes 13:4–17 Yohanes 21:15–17 Tugasi para siswa untuk bekerja secara berpasangan untuk menelaah satu atau dua dari petikan ini dan untuk memikirkan asas-asas apa yang mungkin telah dipelajari para Rasul dari pengalaman mereka bersama Juruselamat. Kemudian undanglah para siswa untuk membagikan dengan kelas apa yang mereka bahas. Anda mungkin ingin menuliskan jawaban mereka di papan tulis. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan tindak lanjut seperti yang berikut: • Mengapa akan penting bagi para Rasul untuk mempelajari asas-asas ini? • Menurut Anda bagaimana Juruselamat telah mempersiapkan para Rasul modern untuk melayani? • Bagaimana mengetahui bahwa Yesus Kristus membimbing para Rasul-Nya menolong Anda untuk memercayai nasihat mereka? Kisah Para Rasul 1:8, 21–22; Ajaran dan Perjanjian 107:23 Para Rasul modern memberikan kesaksian yang benar tentang Yesus Kristus. Beri tahu para siswa bahwa Kisah Para Rasul 1 berisikan laporan tentang pemilihan pengganti Yudas Iskariot oleh para Rasul, setelah kebangkitan Juruselamat. Undanglah para siswa untuk membaca Kisah Para Rasul 1:21–22 dan mengidentifikasi persyaratan yang perlu dipenuhi oleh Rasul yang baru. • Apa kualifikasi bagi Rasul yang baru? (Dia “berkumpul dengan [mereka]” dan menjadi “saksi … tentang kebangkitan [Juruselamat]”). • Menurut ayat 22, Rasul yang baru akan ditahbiskan untuk melakukan apa? (Pertimbangkanh untuk mengundang para siswa untuk membaca Kisah Para Rasul 1:8 untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa ini adalah tugas yang Yesus berikan kepada semua Rasul-Nya). 59 P EL A J A RA N 13 Mintalah para siswa meninjau kembali petikan-petikan berikut dan mengidentifikasi apa persamaannya secara umum: Kisah Para Rasul 2:22–24, 32; Kisah Para Rasul 3:12–16; Kisah Para Rasul 4:31–33; dan Kisah Para Rasul 5:29–32. Setelah waktu yang cukup, mintalah mereka membahas temuan-temuan mereka. (Pastikan para siswa mengenali bahwa para Rasul memenuhi tugas mereka untuk menjadi saksi bagi Yesus Kristus). Undanglah para siswa untuk memikirkan bagaimana tugas para Rasul modern mencerminkan tugas para Rasul di masa awal. Mintalah seorang siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 107:23 dengan keras. Kemudian tanyakan kepada kelas: • Ajaran apakah yang diajarkan dalam ayat ini? (Para siswa hendaknya mengenali bahwa para Rasul diberi tugas untuk menjadi saksi khusus bagi nama Kristus di seluruh dunia). • Bagaimana Anda telah mengamati para Rasul modern memenuhi tanggung jawab ini? Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan keras pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer dari Kuorum Dua belas Rasul: “Setelah bertahun-tahun saya hidup dan mengajarkan dan melayani, setelah jutaan kilometer saya mengadakan perjalanan di seluruh dunia, dengan semua yang telah saya alami, ada satu kebenaran besar yang ingin saya bagikan. Itu adalah kesaksian saya akan Juruselamat Yesus Kristus … “Saya memberikan kesaksian saya bahwa Juruselamat hidup. Saya mengenal Tuhan. Saya adalah saksi-Nya. Saya tahu pengurbanan besar dan kasih kekal-Nya untuk semua anak Bapa Surgawi. Saya memberikan kesaksian khusus saya dalam segala kerendahan hati tetapi dengan kepastian mutlak” (“Saksi” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 97). • Kapankah Anda telah merasakan kuasa dari kesaksian seorang Rasul tentang Yesus Kristus, dan bagaimana itu telah memengaruhi kesaksian Anda? • Bagaimana Anda dapat mengetahui bahwa kesaksian yang para Rasul modern berikan tentang Juruselamat adalah benar? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Melalui Roh Kudus, saya dapat mengetahui bahwa kesaksian yang para Rasul yang hidup berikan tentang Yesus Kristus adalah benar).. Tantanglah para siswa untuk memilih sebuah kesaksian tentang Kristus yang diberikan oleh seorang Rasul modern dan untuk mengidentikasi dengan doa yang sungguh-sungguh dengan siapa mereka dapat membagikannya. Doronglah mereka untuk secara pribadi bersaksi bahwa pesan Rasul tersebut benar. Bacaan Siswa • Matius 10:1–8; 16:15–19; 17:1–8; Kisah Para Rasul 1:21–22; 2:22–24, 32; 3:12–16; 4:31–33; 5:29–32; Ajaran dan Perjanjian 107:23. • Boyd K. Packer, “Dua Belas,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 83–87. 60 PELAJARAN 14 Yesus Kristus Adalah Mesias Pendahuluan Para nabi Perjanjian Lama bersaksi tentang Mesias yang akan datang—seorang keturunan dari Raja Daud akan membebaskan umat-Nya. Yesus Kristus adalah “Yehova Agung Perjanjian lama, Mesias Perjanjian Baru” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Dalam pelajaran ini, para siswa akan menyelidiki beberapa nubuat Perjanjian Lama tentang Yesus Kristus dan menemukan bagaimana beberapa individu menanggapi ketika dihadapkan dengan pilihan menerima atau menolak Yesus Kristus sebagai Mesias. Bacaan Latar Belakang • G. Homer Durham, “Jesus the Christ: The Words and Their Meaning,” Ensign, Mei 1984, 14–16. • “Misi Ilahi Yesus Kristus: Mesias,” Ensign atau Liahona, Agt. 2014, 7. Saran untuk Pengajaran Yesaya 61:1–2; Lukas 4:16–24 Yesus Kristus mengumumkan bahwa Dia adalah Mesias Tanyakan kepada para siswa apakah mereka pernah mengalami peristiwa ketika mereka mendengarkan pengumuman yang sudah lama ditunggu atau melihat tibanya seorang teman atau anggota keluarga yang sudah lama ditunggu. Beri tahu para siswa bahwa pelajaran hari ini menyelidiki pengalaman serupa di antara orang-orang Yahudi pada zaman dahulu. Undanglah seorang siswa untuk membaca Yesaya 61:1–2 dengan keras. Kemudian tanyakan: • Tentang siapakah nubuat ini? Perlihatkan video “Yesus Menyatakan Dia Adalah Mesias” (3:24) dari Video Alkitab Kehidupan Yesus Kristus. (Unduhlah dan pratinjau video sebelum kelas). Undanglah para siswa untuk mengikuti bersama dalam Lukas 4:16–21 sementara mereka menonton. Setelah video, tanyakan: • Bagaimana Anda akan merangkum pesan Juruselamat di Nazaret hari itu? (Sementara para siswa menanggapi, pastikan pembahasan berfokus pada ayat 18 dan ayat 21). • Menurut Anda apakah makna penting dari ungkapan “Ia telah mengurapi Aku” dan “pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya”? (Untuk membantu para siswa memahami bahwa Mesias dan Kristus keduanya memiliki arti “Yang Diurapi,” undanglah mereka untuk membaca judul untuk “Mesias” dalam Penuntun bagi Tulisan Suci (lihat scriptures.lds.org). • Bagaimana Yesus telah menggenapi nubuat dari Yesaya yang Dia kutip darinya (lihat ayat 18–19)? 61 P EL A J A RA N 14 Matius 21:1–11 Yesus Kristus datang sebagai Mesias Perlihatkan atau tulislah rangkaian petikan tulisan suci berikut di papan tulis, dan undanglah para siswa untuk memilih satu atau dua untuk ditelaah. Sewaktu para siswa membandingkan dan membedakan petikan-petikan yang telah mereka pilih, mintalah mereka untuk memikirkan tentang mengapa petikan-petikan itu dikelompokkan bersama dan apa yang diajarkannya tentang Yesus Kristus. Yesaya 7:14; Matius 1:21–23 Mikha 5:2; Lukas 2:4–7 Zefanya 9:9; Matius 21:6–11; Yohanes 12:12–15 Mazmur 22:16, 18; Matius 27:35 Yesaya 53:9; Matius 27:59–60; Yohanes 19:18, 38–42 Undanglah para siswa untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari. (Walaupun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, para siswa hendaknya memahami bahwa Yesus Kristus datang, hidup, dan mati sebagai penggenapan terhadap nubuat-nubuat kemesiasan). Tekankan bahwa kebenaran ini adalah apa yang Juruselamat umumkan di Nazaret. Bacalah Lukas 4:28–29 dengan keras. Kemudian tanyakan: • Bagaimana orang-orang dalam rumah ibadat di Nazaret menanggapi pengumuman Yesus? Beri tahu para siswa bahwa beberapa tahun kemudian, Yesus mengalami tanggapan yang sangat berbeda dari sejumlah orang di Yerusalem. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan keras dari Matius 21:1–11. Sebelum para siswa membaca, doronglah kelas untuk memvisualisasikan dalam peristiwa yang digambarkan dalam petikan ini. Jelaskan kepada para siswa bahwa sewaktu mereka belajar memvisualisasikan apa yang sedang terjadi dalam tulisan suci, mereka akan memberikan kepada Roh Kudus kesempatan tambahan untuk mengajar mereka. • Mengapa orang-orang di Yerusalem menanggapi seperti itu? (Mereka mengenali Yesus sebagai Mesias yang sudah lama ditunggu). • Menurut Anda bagaimanakah Anda akan menanggapinya? Jelaskan kata Hosana dalam ayat 9; kemudian bagikan definisi berikut: “[Hosana adalah suatu] kata dari bahasa Ibrani yang berarti ‘tolong selamatkan kami’ serta digunakan dalam pujian dan permohonan. “… Pada perjalanan masuk Tuhan dengan kemenangan ke Yerusalem, khalayak ramai berseru ‘Hosana’ dan menebarkan cabang-cabang palem untuk Yesus lalui dengan berkeledai, dengan demikian menunjukkan pemahaman mereka bahwa Yesus adalah Tuhan yang sama yang telah 62 PE LAJ ARAN 14 membebaskan Israel pada zaman dahulu (Mzm. 118:25–26; Mat. 21:9, 15; Mrk. 11:9–10; Yoh. 12:13). Orang-orang ini mengakui Kristus sebagai Mesias yang telah lama ditunggu. Kata Hosana telah menjadi peringatan akan Mesias pada segala zaman (1 Nefi 11:6; 3 Nefi 11:14–17). Teriakan hosana disertakan dalam pendedikasian Bait Suci Kirtland (A&P 109:79) dan sekarang adalah bagian dari pendedikasian bait suci modern” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Hosana”; scriptures.lds.org). Pertimbangkan untuk memperlihatkan tujuan nubuat-nubuat kemesiasan berikut (diadaptasi dari Bruce R. McConkie, The Promised Messiah: The First Coming of Christ [1978], 28–32): 1. Nubuat-nubuat kemesiasan memungkinkan mereka yang hidup sebelum kelahiran Yesus Kristus memiliki iman kepada-Nya, dengan demikian menolong mereka untuk memperoleh keselamatan (lihat 1 Nefi 10:4–6; 2 Nefi 25:18–20, 26; Mosia 3:13). 2. Nubuat-nubuat kemesiasan memungkinkan mereka yang hidup pada masa Yesus Kristus untuk mengenali bahwa Dia adalah penggenapan atas nubuat-nubuat itu, dengan demikian, menolong mereka untuk memperoleh keselamatan (lihat Yohanes 4:25, 29). 3. Nubuat-nubuat kemesiasan menolong mereka yang hidup setelah pelayanan fana Yesus Kristus untuk mengetahui bahwa Dia adalah penggenapan atas nubuat-nubuat tersebut, dengan demikian, menolong mereka untuk memperoleh keselamatan (lihat Kisah Para Rasul 3:12–18; 26:22–23). • Sewaktu Anda memikirkan ketiga tujuan ini, bagaimana ini mungkin memberikan manfaat kepada Anda untuk belajar mengidentifikasi nubuat-nubuat kemesiasan dalam tulisan suci dan untuk melihat Kristus sebagai penggenapan atas nubuat-nubuat itu? Yohanes 6:5–69 Mengikuti Yesus Kristus Sebagai Mesias Ulangi pernyataan bahwa orang-orang Yahudi pada masa Perjanjian Baru percaya bahwa suatu hari Mesias akan datang dari garis keturunan Daud untuk menyelamatkan umat-Nya. Banyak orang percaya Dia akan membebaskan mereka dari perbudakan Romawi sama seperti Yehova telah membebaskan orang-orang Israel dari Mesir. Mintalah para siswa untuk membaca sepintas lalu laporan dalam Yohanes 6:5–15. Tanyakan: • Mukjizat apakah yang Yesus lakukan dalam laporan ini? • Bagaimana Anda akan menggambarkan reaksi orang-orang dalam ayat 14–15? • Mengapa menurut Anda mereka menanggapi dengan cara ini? Bagaikan wawasan berikut dari Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul: 63 P EL A J A RA N 14 “Ada sebuah tradisi, yang diajarkan oleh para Rabi dan tertanam dengan kuat dalam pikiran publik, bahwa ketika Mesias datang, Dia akan memberi mereka makanan roti dari surga” (The Mortal Messiah, 4 vol. [1979–81], 2:367). Jelaskan bahwa sama seperti ketika Yehova memberi makan anak-anak Israel dengan manna (lihat Keluaran 16), ketika Yesus memberi makan khalayak ramai dengan lima roti jelai, dua ikan, banyak orang menafsirkan mukjizat-Nya sebagai tanda bahwa Dia adalah Mesias. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan keras dari Yohanes 6:31–32, 49–53, 60, 66. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mencari bagaimana orang-orang bereaksi terhadap Yesus keesokan harinya dan bagaimana Dia menanggapi mereka. • Mengapa menurut Anda banyak orang yang menolak Yesus pada hari itu? • Apakah yang gagal mereka pahami? (Yesus adalah sumber kehidupan rohani; Dia adalah Roti Hidup). Undanglah seorang siswa untuk membaca Yohanes 6:67–69 dengan keras. Kemudian tanyakan kepada kelas: • Apa yang kesaksian Petrus dalam ayat 69 tandaskan? • Bagaimana kesaksian Petrus tentang Juruselamat memengaruhi kehidupannya? Tulislah pernyataan yang tidak lengkap berikut di papan tulis, dan mintalah para siswa untuk menjelaskan bagaimana mereka akan melengkapinya: Jika kita menerima Yesus Kristus sebagai Mesias, maka _________________________ . Setelah beberapa tanggapan, undanglah seorang siswa untuk membaca dengan keras pernyataan berikut oleh Presiden David O. McKay (1873–1970): “Apa yang sungguh-sungguh Anda pikirkan di dalam hati mengenai Kristus akan menentukan siapa diri Anda, akan, sebagian besar, menentukan apa tindakan Anda nantinya. Tidak seorang pun yang dapat mempelajari sosok Ilahi ini, dapat menerima ajaran-ajaran-Nya tanpa menyadari pengaruh yang meneguhkan dan memurnikan yang ada dalam diri-Nya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: David O. McKay [2003], 8). Berikan para siswa waktu untuk menulis apa pendapat mereka tentang Kristus. Undanglah beberapa siswa untuk berbagi apa yang mereka tulis. Doronglah para siswa untuk mempertimbangkan apa yang dapat mereka lakukan minggu ini untuk menunjukkan kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus. Bacaan Siswa • Matius 21:1–11; Lukas 4:16–24; Yohanes 6:5–15, 31–32, 49–53, 66–69. 64 PE LAJ ARAN 14 • G. Homer Durham, “Jesus the Christ: The Words and Their Meaning,” Ensign, Mei 1984, 14–16. 65 PELAJARAN 15 Yesus Kristus Memberlakukan Sakramen Pendahuluan “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” menyatakan: “[Yesus Kristus] menetapkan sakramen sebagai peringatan akan kurban pendamaian-Nya yang agung” (Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Ketika kita mengambil sakramen, kita diingatkan bahwa Juruselamat meneteskan darah di setiap pori dan mati bagi kita; kita juga memperbarui perjanjian-perjanjian kita dengan Tuhan. Bacaan Latar Belakang • Dallin H. Oaks, “Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, November 2008, 17–20. • Jeffrey R. Holland“Perbuatlah Ini Menjadi Peringatan Akan Aku,”Ensign, November 1995, 67–69. Saran untuk Pengajaran Matius 26:26–28; Lukas 22:15 Yesus Kristus menetapkan sebuah perjanjian baru Perlihatkan gambar yang menyertainya atau gambar lain yang menggambarkan Perjamuan Terakhir, dan undanglah seorang siswa untuk menjelaskan peristiwa yang digambarkan oleh gambar itu: Tanyakan kepada para siswa: • Bagaimana perasaan Anda jika Juruselamat Sendiri mempersiapkan, memberkati, dan memberikan sakramen kepada Anda? Undanglah seorang siswa untuk membaca Lukas 22:15 dengan lantang. Imbaulah anggota kelas untuk memikirkan selama pelajaran mengapa Juruselamat berhasrat untuk meluangkan Paskah bersama para Rasul-Nya. Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 26:26–28 dengan lantang sementara kelas mengikuti. Definisikan kata testamen dengan menjelaskan bahwa itu diterjemahkan dari sebuah kata Yunani yang artinya “perjanjian” (Anda 66 PE LAJ ARAN 15 mungkin ingin menyarankan agar para siswa menulis definisi ini di sisi tulisan suci mereka). Bahaslah pertanyaan berikut: • Jika Yesus memberlakukan testamen, atau perjanjian yang baru, perjanjian apa yang akan digantikannya? Informasi berikut akan memberikan latar belakang atau konteks yang akan bermanfaat untuk pembahasan Anda: Pada zaman dahulu, ketika Yehova membuat perjanjian-Nya dengan anak-anak Israel, Musa mengajarkan mereka firman Yehova dan orang-orang membuat perjanjian untuk mematuhi firman itu. Kemudian Musa mempersembahkan kurban hewan, mengambil darah dari hewan itu, dan memercikkannya kepada orang-orang, dengan mengatakan, “Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu.” (Lihat Keluaran 24:3–8). Yesus menyinggung pernyataan Musa ketika Dia mengajarkan bahwa Dia akan menetapkan sebuah perjanjian yang baru dengan anak-anak Allah dengan menumpahkan darah-Nya (sama seperti memercikkan darah hewan yang menyimbolkan anak-anak Israel memasuki perjanjian yang lama dengan Yehova). Ketika Yesus mempersembahkan cawan anggur kepada para Rasul-Nya, Dia mengisyaratkan penggenapan perjanjian yang lama dan penetapan perjanjian yang baru (lihat Ibrani 9:12–15). Hukum Musa (perjanjian yang lama) adalah, dalam banyak hal, sebuah nubuat agung tentang Mesias. Yesus Kristus adalah penggenapan nubuat itu (lihat 2 Nefi 11:4; Yakub 4:5; Alma 34:13–14), khususnya dalam pengertian bahwa Dia mencapai tujuan utama dari hukum itu melalui kurban pendamaian-Nya. • Memfokuskan perhatian kita pada apakah persembahan darah dalam baik perjanjian yang lama maupun perjanjian yang baru? (Pendamaian Yesus Kristus dan penumpahan darah-Nya untuk pengampunan dosa-dosa kita). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Sakramen adalah tata cara yang menggantikan kurban darah dan persembahan bakaran dari Hukum Musa, dan bersamanya datanglah janji Juruselamat: ‘Dan barang siapa datang kepada-Ku dengan hati yang hancur dan jroh yang menyesal, dia akan Aku baptis dengan api dan dengan Roh Kudus’ (3 Nefi 9:20)” “Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, November 2008, 19). • Bagaimana Anda akan merangkum kebenaran yang telah kita bahas sejauh ini tentang Perjamuan Malam Terakhir? (Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan bahwa Yesus Kristus menggenapi perjanjian yang lama, dan Dia menetapkan perjanjian yang baru melalui sakramen). Lukas 22:14–20; 3 Nefi 18: 7, 11 Sakramen menolong kita mengingat Juruselamat Bagilah para siswa ke dalam pasangan-pasangan. Undanglah setiap pasangan untuk membaca Lukas 22:19–20 dan 3 Nefi 18:7, 11. Mintalah mereka mengidentifikasi alasan lain (disamping menetapkan perjanjian yang baru) 67 P EL A J A RA N 15 mengapa Juruselamat memberlakukan sakramen. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa alasan yang Juruselamat berikan untuk memberlakukan sakramen? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Sewaktu kita mengambil sakramen kita hendaknya mengingat Juruselamat). • Mengapa penting bahwa kita melakukan upaya untuk mengingat Juruselamat sewaktu kita mengambil sakramen? • Jika kita lalai untuk mengingat Juruselamat dan apa yang telah Dia lakukan bagi kita, apa makna yang dimiliki sakramen? Pertimbangkanlah untuk memberikan kepada setiap siswa salinan selebaran berikut, yang berisikan bagian-bagian dari ceramah oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul. Undanglah para siswa untuk membaca selebaran dalam hati. Setelah waktu yang cukup, bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Nasihat apakah yang akan Anda berikan kepada seseorang yang bergumul untuk berfokus pada Juruselamat dan pengurbanan-Nya selama pelaksanaan sakramen? (Sewaktu para siswa menanggapi, Anda mungkin perlu menjelaskan bahwa sewaktu kita mencari kesempatan untuk memikirkan tentang kehidupan dan pelayanan Juruselamat selama minggu itu, akan lebih mudah bagi kita untuk berfokus pada-Nya selama pelaksanaan sakramen pada hari Minggu). • Berkat-berkat apakah yang telah Anda rasakan sewaktu Anda berusaha mengingat Juruselamat dan Pendamaian-Nya sewaktu Anda mengambil sakramen? 1 Korintus11:27–30; 3 Nefi 18:28–29; 20:8–9 Mengambil sakramen secara layak memperbarui perjanjian-perjanjian kita Undanglah para siswa untuk membaca dan membandingkan 1 Korintus 11:27–30 dengan3 Nefi 18:28–29; 20:8–9 dalam hati. Mintalah mereka mengidentifikasi sebuah peringatan yang diberikan tentang sakramen. Kemudian tanyakan: • Mengapa tidak bijaksana mengambil sakramen secara tidak layak? Mungkin akan bermanfaat untuk membagikan pernyataan berikut oleh Penatua John H. Groberg dari Tujuh Puluh, yang menjelaskan apa makna mengambil sakramen secara layak: “Jika kita berhasrat untuk meningkatkan diri (yang adalah bertobat) dan tidak berada dalam pembatasan keimamatan, maka, menurut pendapat saya, kita layak. Meskipun demikian, jika kita tidak memiliki hasrat untuk meningkatkan diri, jika kita tidak memiliki maksud untuk mengikuti bimbingan Roh, kita harus bertanya: Apakah kita layak untuk mengambil, atau apakah kita mengejek tujuan sesungguhnya dari sakramen, yang adalah untuk bertindak sebagai katalisator bagi pertobatan dan peningkatan pribadi?” (“The Beauty and Importance of the Sacrament,” Ensign, Mei 1989, 38). 68 PE LAJ ARAN 15 • Apa berkat-berkat bagi mereka yang mengambil sakramen secara layak? (Lihat 3 Nefi 20:8–9). (Pastikan para siswa memahami bahwa jika kita mengambil sakramen dengan penuh doa dan dalam semangat pertobatan, kita dapat menerima pengampunan dosa-dosa, sama seperti yang kita lakukan ketika kita dibaptis). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Tanpa beberapa ketetapan untuk pembersihan lebih lanjut setelah pembaptisan kita, kita masing-masing tersesat dalam hal-hal rohani. Kita tidak dapat memiliki kerekanan Roh Kudus, dan pada penghakiman terakhir kita akan diikat untuk ‘dienyahkan selamanya’ (1 Ne. 10:21). Betapa bersyukurnya kita bahwa Tuhan telah menyediakan sebuah proses bagi setiap anggota yang telah dibaptis dalam Gereja-Nya untuk dibersihkan secara berkala dari kotoran dosa. Sakramen adalah bagian yang penting dari proses itu” (“The Aaronic Priesthood and the Sacrament,” Ensign, November 1998, 38). • Menurut Penatua Oaks, mengapa sakramen merupakan tata cara Injil yang amat penting? Bagikan pernyataan tambahan ini oleh Penatua Oaks: “Kita diperintahkan untuk bertobat dari dosa-dosa kita dan datang kepada Tuhan dengan hati yang hancur dan roh yang menyesal serta mengambil sakramen sesuai dengan perjanjian-perjanjiannya. Ketika kita memperbarui perjanjian baptisan kita dengan cara ini, Tuhan memperbarui dampak pembersihan dari pembaptisan kita. Dengan cara ini kita dijadikan bersih dan dapat selalu memiliki Roh-Nya bersama kita. Pentingnya hal ini dibuktikan dalam perintah Tuhan agar kita mengambil sakramen setiap minggu (lihat A&P 59:8–9)” (“The Aaronic Priesthood and the Sacrament,” Ensign, November 1998, 38). Anda mungkin perlu menjelaskan bahwa ketika kita mengambil sakramen dengan layak, kita “memperbarui semua perjanjian yang dibuat dengan Tuhan” (Delbert L. Stapley, dalam Conference Report, Oktober 1965, 14; cetak miring ditambahkan; lihat juga L. Tom Perry, “Saat Kita Mengambil Sakramen,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 41). Undanglah seorang siswa untuk meninjau Lukas 22:15. Kemudian tanyakan: • Jika seseorang bertanya kepada Anda mengapa menurut Anda Yesus begitu berhasrat meluangkan waktu Paskah bersama para Rasul-Nya, bagaimana Anda akan menjawabnya? Apa kesaksian yang akan Anda berikan? Bersaksilah bahwa sewaktu kita mengingat Yesus Kristus dan kurban pendamaian-Nya, dan sewaktu kita mengambil sakramen dengan layak, kita memperbarui perjanjian-perjanjian kita dengan Allah. Imbaulah para siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat secara individu mempersembahkan “hati yang hancur dan roh yang menyesal” ketika mereka mengambil sakramen. 69 P EL A J A RA N 15 Tantanglah mereka untuk menjadikan tata cara sakramen sebagai pengalaman rohani yang teratur. Bacaan Siswa • Matius 26:26–28; Lukas 22:17–20; 1 Korintus 11:27–30; 3 Nefi 18:1–11, 28–29; 20:8–9; Ajaran dan Perjanjian 20:75–79. • Dallin H. Oaks, “Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, November 2008, 17–20. Seleksi dari Jeffrey R. Holland, “This Do in Remembrance of Me” “Jika mengingat adalah tugas utama di hadapan kita, apa yang dapat datang ke dalam ingatan kita ketika lambang yang sederhana dan berharga itu dipersembahkan kepada kita? Kita dapat mengingat kehidupan prafana Juruselamat dan segala yang kita ketahui telah Dia lakukan sebagai Yehova yang agung, pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Kita dapat mengingat bahwa bahkan di Sidang Raya di Surga Dia mengasihi kita dan sangat kuat, bahwa kita menang bahkan di sana oleh kuasa Kristus dan iman kita pada darah Anak Domba (lihat Wahyu 12:10–11). Kita dapat mengingat keagungan sederhana dari kelahiran fana-Nya .… Kita dapat mengingat mukjizat-mukjizat Kristus dan ajaran-ajaran-Nya, penyembuhan-Nya dan pertolongan-Nya. Kita dapat mengingat bahwa Dia memberikan penglihatan kepada yang buta dan pendengaran kepada yang tuli serta gerakan kepada yang lumpuh dan yang timpang dan yang mati tangannya. Kemudian, pada hari-hari itu ketika kita merasa kemajuan kita telah berhenti atau sukacita kita dan pandangan kita telah menjadi kabur, kita dapat maju dengan mantap dalam Kristus .… Kita dapat mengingat bahwa bahkan dengan misi yang khusyuk seperti itu yang diberikan kepada-Nya, Juruselamat menemukan kesenangan dalam hidup; Dia menyukai orang-orang dan memberi tahu para murid-Nya agar menjadi riang. Dia mengatakan kita hendaknya bersemangat dengan Injil sebagai orang yang telah menemukan harta yang luar biasa, mutiara yang benar-benar sangat berharga, tepat di ambang pintu kita sendiri .… Kita dapat mengingat bahwa Kristus memanggil para murid-Nya sebagai teman .… Kita dapat—dan hendaknya—ingat hal-hal mengagumkan yang telah datang kepada kita dalam kehidupan kita dan bahwa ‘segala sesuatu yang baik datang dari Kristus’ (Moroni 7:24) .… Pada beberapa hari kita akan memiliki alasan untuk mengingat perlakuan buruk yang Dia terima, penolakan yang Dia alami, dan ketidakadilan—ah, ketidakadilan—yang Dia tanggung. Ketika kita, juga, kemudian menghadapi beberapa hal itu dalam kehidupan, kita dapat mengingat bahwa Kristus juga menderita dalam segala hal, tetapi tidak masygul; bingung, tetapi tidak putus asa; dianiaya, tetapi tidak ditinggalkan; dicampakkan, tetapi tidak binasa (lihat 2 Korintus 4:8–9). Ketika saat-saat yang sulit itu datang kepada kita, kita dapat mengingat bahwa Yesus harus turun di bawah segala hal sebelum Dia dapat naik di atasnya, dan bahwa Dia menderita rasa sakit dan kesengsaraan serta godaan dari segala jenis agar dia boleh dipenuhi dengan belas kasihan dan mengetahui bagaimana menyokong umat-Nya dalam kelemahan-kelemahan mereka (lihat A&P 88:6; Alma 7:11–12). 70 PE LAJ ARAN 15 Bagi mereka yang terseok-seok atau tersandung, Dia ada di sana untuk menegakkan dan memperkuat kita. Pada akhirnya Dia ada di sana untuk menyelamatkan kita, dan untuk semua ini Dia memberikan nyawa-Nya .… … Kita dapat mengingat semua ini ketika kita diundang oleh seorang imam muda yang berlutut dalam doa untuk selalu mengingat Kristus” (Ensign, November 1995, 67–69). 71 PELAJARAN 16 Juruselamat Mendamaikan Dosa-Dosa Seluruh Umat Manusia Pendahuluan “[Yesus Kristus] memberikan hidup-Nya untuk mendamaikan dosa-dosa seluruh umat manusia. Dia adalah karunia besar pengganti bagi semua orang yang pernah dan akan hidup di bumi” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan bahwa “Pendamaian merupakan unsur penting dari rencana kebahagiaan Bapa kita di Surga yang tanpanya rencana itu tidak dapat diaktifkan” (“Dia Hidup! Mulia Nama-Nya!” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 76). Pelajaran ini akan memfokuskan pada penderitaan hebat Juruselamat, yang dimulai di Getsemani dan mencapai puncaknya di atas kayu salib, dan akan menggambarkan bagaimana Yesus Kristus dapat menolong kita mengatasi dosa-dosa kita dan memperkuat kita dalam kehidupan kita sehari-hari melalui Pendamaian-Nya. Bacaan Latar Belakang • David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Ensign, April 2012, 40–47. • Jeffrey R. Holland, “The Atonement of Jesus Christ,” Ensign, Maret 2008, 32–38. Saran untuk Pengajaran Markus 14:33–36; Lukas 22:39–44; 2 Nefi 9:21 Yesus Kristus dengan rela menanggung keperihan dari Pendamaian Pertimbangkanlah untuk memulai kelas dengan mengundang para siswa untuk menyanyikan “Ku Berdiri Kagum” (Nyanyian Rohani, no. 82) atau nyanyian pujian lainnya tentang Juruselamat. Kemudian, ketika pelajaran dimulai, tanyakan: • Bagaimana menyanyikan “Ku Berdiri Kagum” (atau nyanyian pujian lainnya tentang Juruselamat) mempersiapkan diri Anda untuk mempelajari Pendamaian Yesus Kristus? Undanglah para siswa untuk membaca Markus 14:33–36 dalam hati, dengan mencari ungkapan-ungkapan yang menggambarkan penderitaan Juruselamat di Getsemani. Buatlah daftar di papan tulis ungkapan-ungkapan yang para siswa identifikasi. • Makna apakah yang disampaikan ungkapan-ungkapan ini kepada Anda? Undanglah para siswa untuk menelaah Lukas 22:39–44; 2 Nefi 9:21; dan Mosia 3:7 untuk rincian tambahan tentang penderitaan Juruselamat selama kurban pendamaian-Nya. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa merujuksilangkan petikan-petikan ini dalam tulisan suci mereka. 72 PE LAJ ARAN 16 • Kebenaran penting apakah yang diajarkan petikan-petikan ini tentang penderitaan yang Yesus tanggung bagi kita? (Jawaban hendaknya mencakup kebenaran berikut: Penderitaan Yesus Kristus di Getsemani menyebabkan Dia meneteskan darah dari setiap pori). Jelaskan kepada para siswa bahwa pendamaian Yesus Kristus mencakup penderitaan-Nya bagi dosa-dosa kita di Getsemani dan di atas kayu salib, penumpahan darah-Nya, kematian-Nya di kayu salib, dan Kebangkitan-Nya dari kubur. Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Kita tidak tahu, kita tidak dapat mengatakan, tidak ada pikiran fana yang dapat memahami makna sepenuhnya tentang apa yang Kristus lakukan di Getsemani. “Kita tahu Dia berpeluh meneteskan darah [tetesan-tetesan besar darah] dari setiap pori sewaktu Dia meminum endapan dari cawan pahit yang Bapa-Nya telah berikan kepada-Nya. “Kita tahu Dia menderita, baik tubuh maupun roh, lebih dari yang mungkin dapat ditanggung manusia, kecuali kematian .… “Kita tahu bahwa Dia jatuh tak berdaya di atas tanah sewaktu rasa sakit dan keperihan dari beban yang tak terhingga menyebabkan Dia gemetar dan ingin agar Dia boleh tidak minum dari cawan yang pahit itu” (“The Purifying Power of Gethsemane,” Ensign, April 2011, 57). • Apa perasaan Anda tentang penderitaan yang Yesus Kristus tanggung di Getsemani dan di atas kayu salib? Yohanes 15:13; 1 Petrus 3:18; Ajaran dan Perjanjian 19:15–19 Yesus menderita agar kita tidak diperlukan untuk menderita seperti yang Dia alami. Ajukan pertanyaan berikut: • Menurut Anda mengapa Yesus rela menderita begitu hebat bagi kita? Undanglah para siswa untuk menelaah Yohanes 15:13; 1 Petrus 3:18; dan Ajaran dan Perjanjian 19:15–19 dalam hati, dengan mencari alasan-alasan mengapa Yesus Kristus rela menanggung rasa sakit dari Pendamaian. Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk membagikan apa yang telah mereka temukan. Sewaktu para siswa menanggapi, pertimbangkanlah untuk merangkum jawaban mereka di papan tulis sebagai berikut: Untuk memperlihatkan kasih-Nya yang besar bagi kita. Untuk mencegah penderitaan kita sepenuhnya bagi dosa-dosa kita. Untuk memperkenankan kita bertobat dan diampuni atas dosa-dosa kita. Untuk memuliakan Bapa. Untuk memperkenankan kita kembali kepada Allah. 73 P EL A J A RA N 16 Untuk membawa kita kepada Allah. Sewaktu Anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut, berikan waktu kepada para siswa untuk merenungkan jawaban mereka sebelum mengundang mereka untuk menanggapi. (Ingatkan para siswa bahwa sewaktu mereka belajar untuk merenungkan apa yang mereka temukan dalam tulisan suci, Roh sering kali akan mengungkapkan kebenaran-kebenaran tambahan kepada mereka). • Apa yang alasan-alasan untuk penderitaan Yesus Kristus ini ajarkan kepada Anda tentang Dia? • Bagaimana alasan-alasan ini berkaitan dengan Anda secara pribadi? Tekankan kepada para siswa bahwa melalui Pendamaian, Yesus Kristus menjadi Pengganti kita—Dia mengambil tempat kita, Dia menanggung beban kita, Dia menderita bagi dosa-dosa kita. Rasul Paulus menyatakannya dengan cara ini: “Dia [Kristus Sang Putra] yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya [Allah Bapa] menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2 Korintus 5:21). Ini seakan-akan Tuhan dan Juruselamat kita telah membuat penawaran berikut kepada kita masing-masing: “Datanglah kepada-Ku. Aku akan mengambil dosamu, dan Aku akan memberimu kesalehan-Ku.” Bersaksilah bahwa karena Yesus Kristus melaksanakan Pendamaian, kita dapat diampuni dari dosa-dosa kita jika kita bertobat. Karena pengurbanan-Nya untuk kepentingan kita, jalan disiapkan bagi kita untuk kembali hidup bersama Bapa Surgawi kita dalam unit keluarga kekal. Yesus Kristus tunduk pada Pendamaian karena kasih-Nya yang besar bagi Bapa Surgawi dan bagi kita. Imbaulah para siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat lebih efektif mencari dan menikmati berkat-berkat Pendamaian dalam kehidupan mereka. Alma 7:11–13 Pendamaian Yesus Kristus memberikan kasih karunia atau kuasa-Nya yang memungkinkan kepada kita. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Ketika keperihan datang dalam kepenuhannya, itu jauh lebih buruk bahkan daripada yang Dia dengan kecerdasan-Nya yang unik pernah bayangkan! .… 8:17) .… “Beban kumulatif dari segala dosa fana—masa lalu, sekarang, dan yang akan datang—menekan Jiwa yang sempurna, tanpa dosa, dan peka itu! Segala kelemahan dan penyakit kita bagaimanapun juga, adalah bagian dari unsur mengerikan dari Pendamaian. (Lihat Alma 7:11–12; Yesaya 53:3–5; Matius “… Penderitaan-Nya—seakan-akan, maha dahsyat dikalikan dengan tak terhingga—menghasilkan seruan jiwa-Nya di atas kayu salib setelah itu, dan itu adalah seruan merasa ditinggalkan. (Lihat Matius 27:46).” (“Willing to Submit,” Ensign, Mei 1985, 72–73). 74 PE LAJ ARAN 16 • Menurut Anda apa yang Penatua Maxwell maksudkan dengan “unsur mengerikan dari Pendamaian”? • Di samping dosa-dosa kita, apa lagi yang Penatua Maxwell identifikasi sebagai hal yang berkontribusi terhadap penderitaan Juruselamat? Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 7:11–13 dengan lantang. Mintalah anggota kelas selebihnya untuk mengikuti bersama dan mengidentifikasi kondisi-kondisi lain dari kefanaan yang untuknya Juruselamat menderita. Mintalah para siswa untuk melaporkan apa yang mereka identifikasi, dan tulislah tanggapan mereka di papan tulis. (Tanggapan hendaknya mencakup rasa sakit, kesengsaraan, godaan, penyakit, kelemahan, dan kematian). Bahaslah arti dari kondisi-kondisi ini dan bagaimana Yesus Kristus dapat memberkati kita melalui Roh Kudus ketika kita mengalaminya. Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Juruselamat telah menderita bukan sekadar untuk kedurhakaan kita tetapi juga untuk ketidaksetaraan, ketidakadilan, rasa sakit, kepedihan, dan kemasygulan emosional yang begitu sering menimpa kita. Tidak ada rasa sakit fisik, tidak ada kepedihan jiwa, tidak ada penderitaan roh, tidak ada kekurangan atau kelemahan yang Anda atau saya pernah alami selama perjalanan fana kita yang Juruselamat tidak alami terlebih dahulu. Anda dan saya di saat-saat kelemahan mungkin berseru, ‘Tak seorang pun yang memahami. Tak seorang pun yang tahu.’ Tak ada manusia, barangkali, mengetahui. Tetapi Putra Allah dengan sempurna mengetahui dan memahami, karena Dia merasakan dan menanggung beban kita sebelum kita pernah menanggungnya. Dan karena Dia mengorbankan nyawa dan menanggung beban itu, Dia memiliki empati yang sempurna serta dapat mengulurkan kepada kita lengan belas kasihan-Nya dalam begitu banyak fase dari kehidupan kita. Dia dapat menjangkau, menyentuh, menyokong … dan memperkuat kita untuk menjadi lebih dari yang kita mampu dan menolong kita melakukan apa yang tidak pernah dapat kita lakukan dengan hanya bergantung pada kekuatan kita sendiri” (“The Atonement and the Journey of Mortality,” Ensign, April 2012, 47). Tanyakan kepada para siswa bagaimana mereka akan merangkum ajaran-ajaran Penatua Bednar. Kemudian tanyakan: • Bagaimana berkat-berkat yang tersedia melalui Pendamaian memberikan jalan bagi kita untuk kembali ke hadirat Bapa Surgawi? (Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan bahwa karena Pendamaian Yesus Kristus, kita dapat menerima penghiburan dan kekuatan melalui Roh Kudus untuk menahan “rasa sakit dan kesengsaraan dan cobaan dari setiap jenis” [Alma 7: 11]). Untuk membantu parasiswa memahami kuasa yang memungkinkan, atau kasih karunia dari Juruselamat, undanglah mereka untuk masing-masing menelaah salah satu petikan tulisan suci berikut dan bersiap membagikan apa yang mereka pelajari. (Pertimbangkanlah untuk menuliskan rujukan-rujukan ini di papan tulis). 75 P EL A J A RA N 16 2 Korintus 12:7–10 Mosia 3:19 Mosia 24:10–15 Alma 31:24–25, 31–33, 38 Eter 12:27 Setelah waktu yang memadai, tanyakan: • Pikirkan bagaimana orang-orang yang digambarkan dalam petikan-petikan tulisan suci ini diperkuat oleh Yesus Kristus melalui Pendamaian. Kapan Anda atau seseorang yang Anda kenal telah diperkuat dengan cara serupa? • Mengapa penting bagi kita untuk memahami bahwa kita memiliki akses pada kuasa yang memungkinkan dari Yesus Kristus? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Ada kebutuhan penting bagi kita masing-masing untuk memperkuat pemahaman kita tentang signifikansi Pendamaian Yesus Kristus sehingga itu akan menjadi landasan yang kuat untuk membangun kehidupan kita .… “Saya sungguh-sungguh mengimbau Anda untuk membangun sebuah rencana belajar pribadi untuk memahami dan menghargai akibat-akibat yang tak tertandingi, kekal, serta tak terbatas dari penggenapan Yesus Kristus yang sempurna akan pemanggilan-Nya yang ditetapkan secara ilahi sebagai Juruselamat dan Penebus kita dengan lebih baik” (“Dia Hidup! Mulia Nama-Nya!” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 77). Sewaktu Anda mengakhiri, imbaulah para siswa untuk menetapkan sebuah rencana penelaahan pribadi tentang Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya. Bacaan Siswa • Markus 14:33–36; Lukas 22:39–46; Yohanes 15:13; 1 Petrus 3:18; 2 Nefi 9:21; Mosia 3:7; Alma 7:11–13; Ajaran dan Perjanjian 19:15–20. • David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Ensign, April 2012, 40–47. 76 PELAJARAN 17 Juruselamat Menderita dan Mati di Kayu Salib Kalvari Pendahuluan Sewaktu Juruselamat mendekati akhir pelayanan fana-Nya, “Dia ditangkap dan dihukum atas tuduhan-tuduhan palsu, dinyatakan bersalah untuk memuaskan keinginan gerombolan orang banyak, dan dijatuhi hukuman untuk mati di kayu salib Kalvari” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Dalam pelajaran ini kita menekankan kebenaran penting bahwa Yesus Kristus membiarkan diri-Nya sendiri untuk menderita dan mati di tangan orang lain; tak seorang pun mengambil nyawa-Nya dari-Nya. Bacaan Latar Belakang • Jeffrey R. Holland, “Tak Seorang Pun Ada Bersama-Nya” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 86–88. Saran untuk Pengajaran Matius 27:26–54; Yohanes 10:11–18; 19:10–11; 1 Nefi 19:9 Yesus Kristus memiliki kuasa untuk menyerahkan nyawa-Nya. Perlihatkan gambar Penyaliban (Buku Seni Injil [2009], no. 57; lihat juga LDS.org). Undanglah para siswa untuk membayangkan sebagai salah satu penonton yang setia yang digambarkan dalam gambar sewaktu Anda membaca Matius 27:26–54 dengan lantang. Imbaulah para siswa untuk mengikuti bersama dan merenungkan seperti apa rasanya menjadi orang itu dan menyaksikan Penyaliban Yesus Kristus. Setelah Anda selesai membaca, undanglah para siswa untuk menguraikan pikiran dan perasaan yang mereka bayangkan mengenai apa yang dialami orang itu. Setelah beberapa tanggapan, tanyakan kepada anggota kelas: • Perasaan apakah yang Anda miliki bagi Juruselamat setelah membaca dan membahas kisah ini? Undanglah para siswa untuk membaca Yohanes 10: 11, 17–18 dalam hati. Setelah waktu yang cukup, tanyakan: • Apa yang ayat-ayat ini ajarkan tentang Penyaliban dan kematian Yesus Kristus? (Pastikan para siswa memahami bahwa Yesus Kristus memiliki kuasa dari Bapa untuk menyerahkan nyawa-Nya dan untuk mengambilnya kembali). 77 P EL A J A RA N 17 Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua James E. Talmage dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Dampak alami dari asal usul baka [Yesus], sebagai Putra yang dilahirkan di bumi dari seorang Bapa yang baka, adalah bahwa Dia kebal terhadap kematian kecuali sewaktu Dia menyerah padanya. Nyawa Yesus Sang Kristus tidak dapat diambil kecuali sewaktu Dia menghendaki dan memperkenankannya. Kuasa untuk menyerahkan nyawa-Nya melekat pada diri-Nya sendiri, sebagaimana dengan kuasa untuk mengambil tubuh-Nya yang telah dibunuh dalam keadaan yang dibakakan” (Jesus the Christ, edisi ke-3 [1916], 418). Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 26:53‒54 dengan lantang dan seorang siswa lainnya untuk membaca Yohanes 19:10–11 dengan lantang. Mintalah para siswa untuk mengikuti, membandingkan dan membedakan kedua petikan itu. • Menurut laporan dalam Matius, apa bantuan yang Yesus Kristus memiliki akses? • Apa yang Anda pelajari dari petikan dalam Yohanes? (Para siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi mereka hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Tak seorang pun dapat mengambil nyawa Yesus Kristus; Dia dengan rela menderita kematian. • Jika Yesus dapat memanggil legiun malaikat untuk bantuan, mengapa menurut Anda Dia membiarkan diri-Nya untuk disalibkan? Undanglah seorang siswa untuk membaca 1 Nefi 19:9 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mendefinisikan kata membiarkan. (Sebagaimana yang digunakan di sini, membiarkan berarti mengizinkan atau memperkenankan. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menuliskan kata “mengizinkan” di sisi tulisan suci mereka di sebelah 1 Nefi 19:9). • Mengapa Juruselamat membiarkan diri-Nya disalibkan? Anda mungkin ingin memperlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Alexander B. Morrison dari Tujuh Puluh dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Itu adalah kasih bagi semua anak Allah yang menuntun Yesus, unik dalam kesempurnaan tanpa dosa-Nya, untuk memberikan diri-Nya sebagai tebusan bagi dosa-dosa orang lain .… Karena itu, ini adalah penyebab mutlak yang membawa Yesus ke bumi untuk ‘menderita, berdarah, dan mati bagi manusia’ [“’Tis Sweet to Sing the Matchless Love,” Hymns, no. 176]. Dia datang … untuk mendamaikan dosa-dosa kita, agar Dia, yang dinaikkan di kayu salib, boleh menarik semua orang kepada-Nya (lihat 3 Nefi 27:14)” (“For This Cause Came I into the World,” Ensign, November 1999, 26). Jelaskan bahwa Yesus Kristus membiarkan Penyaliban karena kasih-Nya yang besar bagi Bapa-Nya seperti juga kasih-Nya bagi kita. Kemudian tanyakan: 78 PE LAJ ARAN 17 • Bagaimana mengetahui bahwa Juruselamat dengan rela tunduk untuk disalibkan karena kasih-Nya bagi Bapa-Nya dan bagi kita dapat menolong Anda menanggung pengalaman-pengalaman sulit yang mungkin Anda hadapi? Matius 27:46; Lukas 23:34–46; Yohanes 19:26–30 Yesus Kristus menyelesaikan misi fana-Nya Untuk membantu para siswa memahami dengan lebih baik seperti apa rasanya kematian melalui penyaliban, pertimbangkanlah untuk membagikan yang berikut: “Kematian melalui penyaliban tampaknya mencakup semua rasa sakit dan kematian yang dapat terjadi secara mengerikan dan menyeramkan—pusing, kejang, kehausan, kelaparan, tidak dapat tidur, demam karena trauma, tetanus, rasa malu di depan umum, siksaan berkelanjutan yang lama, kengerian dari antisipasi, pembekuan jaringan tubuh karena luka yang tidak dirawat—semuanya meningkat hanya sampai pada titik di mana itu dapat ditanggung, tetapi semuanya berhenti pada titik saat orang yang mengalami akan hilang kesadaran. Posisi tubuh yang tidak alami membuat setiap gerakan menjadi menyakitkan; pembuluh darah yang terkoyak dan urat daging yang hancur berdenyut-denyut disertai penderitaan yang tak ada habisnya; luka, yang mengalami peradangan karena terbuka, perlahan-lahan menjadi rusak; pembuluh arteri—khususnya di kepala dan perut—menjadi bengkak dan tertekan oleh darah yang mengalir; dan sementara berbagai macam penderitaan berangsur-angsur meningkat, semakin diperparah dengan rasa sakit yang tak tertanggungkan karena kehausan yang membakar dan luar biasa; dan semua komplikasi fisik ini menyebabkan gejolak dan kecemasan internal, yang menjadikan ajal semakin dekat—kematian, musuh mengerikan yang tidak diketahui, yang kedatangannya kepada manusia biasanya membuat sebagian besar orang merasa ngeri—memberikan aspek pembebasan yang nikmat dan sangat indah. “Seperti itulah kematian yang diderita oleh Kristus” (Frederic W. Farrar, The Life of Christ [1964], 641). Beri tahu para siswa bahwa Yesus Kristus menuturkan tujuh pernyataan saat berada di kayu salib. Tulislah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis (jangan sertakan kutipan-kutipan dalam tanda kurung), dan undanglah setiap siswa untuk menyelidiki beberapa di antaranya dan mengidentifikasi apa yang Yesus katakan: Lukas 23:34 (“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”). Lukas 23:43 (“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”). Yohanes 19:26–27 (“Ibu, inilah, anakmu! … Inilah ibumu!”) Matius 27:46 (“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”) Yohanes 19:28 (“Aku haus!”) Yohanes 19:30 (“Sudah selesai”). Lukas 23:46 (“Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku”). 79 P EL A J A RA N 17 Sewaktu para siswa melaporkan temuan-temuan mereka, uraikan dengan kata-kata sendiri pernyataan-pernyataan ini di papan tulis di sebelah rujukan-rujukan yang berhubungan. Tanyakan kepada para siswa: • Apa yang pernyataan-pertanyaan ini ungkapkan tentang Juruselamat dan apa yang Dia alami di kayu salib? • Apa yang Yesus rujuk ketika Dia menyatakan, “Sudah selesai”? (Dia telah menuntaskan penderitaan tak terhingga yang dituntut oleh Pendamaian. Anda mungkin perlu menjelaskan kepada para siswa bahwa Terjemahan Joseph Smith, Matius 27:54, berbunyi: “Yesus ketika Dia telah berseru lagi dengan suara yang keras, mengatakan, Bapa, sudah selesai, kehendak-Mu jadilah, Kuserahkan roh-Ku” [lihat juga Matius 27:50, catatan kaki a]. Yesus mati hanya setelah Dia tahu Dia telah merampungkan semua yang Bapa ingin Dia lakukan). Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Ketika Pendamaian telah diselesaikan, ketika tekad Kristus untuk setia demikian jelas dan tak tergoyahkan, maka akhirnya dan dengan penuh belas kasih, penderitaan-Nya ‘sudah selesai’ [lihat Yohanes 19:30]. Menghadapi segala pertentangan dan tanpa seorang pun yang membantu atau menopang-Nya, Yesus dari Nazaret, Putra yang hidup dari Allah yang hidup, memulihkan hidup jasmani di mana kematian telah mencengkeram dan membawa penebusan rohani yang penuh sukacita dari kegelapan dan keputusasaan bak neraka. Dengan iman kepada Allah yang Dia ketahui berada di sana, Dia dapat berkata dengan kejayaan, ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku’ [Lukas 23:46]” (“Tak Seorang Pun Ada Bersama-Nya,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 88). Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Yesus memilih untuk tidak dibebaskan dari dunia ini sampai Dia telah bertahan sampai akhir dan menuntaskan misi yang Dia telah diutus untuk merampungkannya bagi umat manusia. Di kayu salib Kalvari, Yesus memercayakan roh-Nya kepada Bapa-Nya dengan sebuah pernyataan sederhana, ‘Sudah selesai’ (Yohanes 19:30). Setelah bertahan sampai akhir, Dia dibebaskan dari kefanaan. “Kita juga harus bertahan sampai akhir” (“The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,” Ensign, November 2000, 6). • Apa yang kedua Rasul ini bantu bagi kita untuk pahami tentang apa yang dirujuk Yesus ketika Dia menyuarakan, “Sudah selesai”? (Setelah para siswa menanggapi, pertimbangkanlah untuk menulis kebenaran berikut di papan tulis: Yesus Kristus dengan setia menuntaskan segala sesuatu yang Bapa Surgawi perintahkan untuk Dia lakukan dalam kefanaan). 80 PE LAJ ARAN 17 • Dalam masa-masa sulit kita sendiri, bagaimana ini akan menolong kita untuk mengingat apa yang Juruselamat hadapi dan tanggung dengan setia untuk memenuhi misi fana-Nya? • Bagaimana mengingat teladan Yesus dapat menolong Anda merampungkan apa yang harus Anda lakukan dengan lahirnya Anda? • Bagaimakah kita dapat memperlihatkan penghargaan kita untuk semua yang Juruselamat derita bagi kita? (Para siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi mereka hendaknya mengungkapkan asas berikut: Kita memperlihatkan penghargaan kita atas penderitaan Juruselamat di kayu salib dengan mengikuti teladan-Nya yaitu bertahan dengan setia sampai akhir). Undanglah para siswa untuk mempertimbangkan membagikan pada media sosial perasaan mereka bagi Juruselamat dan komitmen apa yang diminta dari mereka untuk tetap setia pada perasaan itu. Bacaan Siswa • Matius 27:26–54; Lukas 23:34–46; Yohanes 10:11–18; 19:10–11, 19–37; 1 Nefi 19:9. • Jeffrey R. Holland, “Tak Seorang Pun Ada Bersama-Nya” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 86–88. 81 PELAJARAN 18 Juruselamat Melayani di Dunia Roh Pendahuluan Berbicara tentang Juruselamat, para Rasul modern telah bersaksi: “Dia adalah karunia besar pengganti bagi semua orang yang pernah dan akan hidup di bumi” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Karena kurban pendamaian Juruselamat dan pelayanan-Nya di dunia roh, setiap orang dari anak-anak Allah yang pernah hidup di bumi akan memiliki kesempatan untuk menerima atau menolak Injil. Dalam pelajaran ini, para siswa akan belajar tentang peran Juruselamat dalam dunia para roh dan peran kita dalam keselamatan bagi orang mati. Bacaan Latar Belakang • Spencer J. Condie, “The Savior’s Visit to the Spirit World,” Ensign, Juli 2003, 32–36. • Richard G. Scott, “Sukacita dari Menebus yang Telah Meninggal,” Ensign atau Liahona, November 2012, 93–95 Saran untuk Pengajaran Lukas 23:39–43; Ajaran dan Perjanjian 138:11–24 Yesus Kristus mengunjungi dunia roh Pertimbangkanlah untuk memperlihatkan gambar Pemakaman Yesus (Buku Seni Injil [2009], no. 58; lihat juga LDS.org) serta Maria dan Yesus Kristus yang Telah Bangkit (Buku Seni Injil, no. 59). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Spencer J. Condie dari Tujuh Puluh: “Fakta tentang kematian dan Kebangkitan Yesus diterima oleh mereka dari golongan-golongan agama Kristen sebagai doktrin dasar. Meskipun demikian, apa yang dilakukan oleh roh baka Yesus setelah kematian-Nya dan sebelum Kebangkitan-Nya adalah misteri bagi semua orang kecuali para Orang Suci Zaman Akhir. Dan makna penting dari apa yang Dia lakukan selama jam-jam tersebut memberikan landasan ajaran untuk membangun bait suci-bait suci di seluruh dunia. Lagi pula, sebuah kesaksian mengenai apa yang Dia lakukan bisa menjadi penghiburan besar bagi mereka yang berkabung atas kematian orang yang dikasihi” (“The Savior’s Visit to the Spirit World,” Ensign, Juli 2003, 32). 82 PE LAJ ARAN 18 Rujuklah pada gambar-gambar dan tanyakan kepada anggota kelas: • Apa yang Yesus lakukan di antara jeda waktu pemakaman-Nya dan Kebangkitan-Nya? Untuk memberikan sedikit latar belakang, undanglah para siswa untuk membaca Lukas 23:39–43. • Apa yang Juruselamat katakan kepada penjahat di kayu salib? (Jelaskan bahwa Nabi Joseph Smith mengajarkan bahwa terjemahan yang lebih akurat tentang perkataan Juruselamat adalah, “Hari ini engkau akan berada bersama-Ku di dunia para roh” [dalam History of the Church, 5:424–25]. Perkataan Juruselamat kepada penjahat tersebut disalahartikan oleh banyak orang Kristen dengan pengertian bahwa seseorang dapat bertobat dari dosa-dosa serius pada detik-detik terakhir kehidupannya. Meskipun demikian, tulisan suci mengajarkan bahwa kita hendaknya tidak menangguhkan pertobatan kita). Penguburan Kristus, oleh Carl Heinrich Bloch. Seizin dari Museum Sejarah National di Frederiksborg Castle di Hillerød, Denmark. Dilarang mengopi. • Bagaimana kata-kata ini memberi petunjuk mengenai kegiatan Juruselamat sementara tubuh-Nya berada di dalam kubur? (Lihat juga 1 Petrus 4:6). Beri tahu para siswa bahwa Presiden Mengapa Engkau Menangis? © 2015 oleh Simon Dewey. Digunakan seizin dari Altus Fine Art, www.altusfineart.com Joseph F. Smith menerima sebuah wahyu yang menguraikan kunjungan Yesus Kristus ke dunia para roh. Untuk membantu para siswa memahami konteks wahyu ini, rangkumlah kata pengantar bagian dan 10 ayat pertama dari Ajaran dan Perjanjian 138. Kemudian undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 138:11–12, 15–16, 18–19, 23–24. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Menurut penglihatan ini, apa yang Juruselamat lakukan di antara jeda waktu pemakaman-Nya dan Kebangkitan? (Para siswa hendaknya mengungkapkan bahwa sementara tubuh-Nya di dalam kubur, Yesus mengunjungi roh-roh yang saleh di dunia roh). 83 P EL A J A RA N 18 • Mengapa roh-roh yang saleh ini dipenuhi dengan sukacita dan kegembiraan? (Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan kebenaran berikut: Menurut rencana Allah, orang mati yang telah setia dalam kefanaan dapat ditebus dari kematian setelah Kebangkitan Yesus Kristus. Anda mungkin perlu menjelaskan bahwa tidak ada misionaris yang diutus untuk berkhotbah kepada mereka di dunia roh sampai setelah kematian dan Kebangkitan Juruselamat [lihat Lukas 16:19–31; Musa 7:36–39]). Ajaran dan Perjanjian 138:20–37 Semua anak Allah akan memiliki kesempatan untuk mendengar Injil Undanglah para siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 138:20–21, 25–28 dalam hati dan mengidentifikasi pertanyaan yang Presiden Smith renungkan. (Catatan: Untuk membantu para siswa melihat pentingnya mengajukan pertanyaan yang baik dan mencari jawaban sewaktu mereka menelaah tulisan suci, jelaskan bahwa banyak wahyu yang dicatat dalam tulisan suci diberikan sebagai akibat dari pertanyaan yang sepenuh hati). Setelah para siswa menanggapi, mintalah mereka untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 138:29–30, dengan mencari bagaimana para roh di dalam penjara akan mendengarkan Injil. Tanyakan: • Apa yang dilakukan Juruselamat di antara yang saleh saat mengunjungi dunia roh? (Pastikan bahwa para siswa mengidentifikasi kebenaran berikut: Saat di dunia para roh, Yesus mengorganisasi pekerjaan keselamatan bagi orang mati). Aturlah para siswa secara berpasangan. Mintalah mereka menelaah Ajaran dan Perjanjian 138:30–37 dan membahas pentingnya kata semua sebagaimana digunakan dalam ayat 30, 31, dan 37. Setelah waktu yang cukup, tanyakan: • Apa tujuan pelayanan Juruselamat di dunia roh? (Para siswa hendaknya mampu mengartikulasikan kebenaran berikut: Juruselamat menyediakan jalan bagi semua anak Allah untuk mendengarkan Injil dan menerima kegenapan sukacita). • Mengapa Injil perlu dikhotbahkan kepada semua anak Allah? (Lihat A&P 138:33–34; 1 Petrus 3:18–20). • Apa yang diajarkan hal ini kepada kita tentang dampak dari tindakan pendamaian Yesus Kristus? (Dampak Pendamaian menjangkau ke dunia roh). Pertimbangkanlah untuk membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Joseph Fielding Smith: (1876–1972): 84 PE LAJ ARAN 18 “Bagaimana dengan ribuan orang yang tak terhitung jumlahnya yang telah meninggal dan tidak pernah mendengar tentang Kristus, tidak pernah memiliki kesempatan untuk pertobatan dan pengampunan atas dosa-dosa mereka, tidak pernah bertemu dengan penatua Gereja yang memegang wewenang? Sebagian dari tetangga Kristen kita yang baik akan memberi tahu Anda mereka hilang selamanya .… “Apakah itu adil? “Apakah itu benar? Tidak! Tuhan akan memberikan kepada setiap orang kesempatan untuk mendengarkan dan menerima kehidupan kekal, atau sebuah tempat di kerajaan-Nya” (Doctrines of Salvation, disusun oleh Bruce R. McConkie, 3 jilid [1954–56], 2:132). • Mengapa kebenaran-kebenaran tentang dunia roh ini penting? Apa perbedaan yang terjadi jika seseorang mengetahui kebenaran-kebenaran perihal dunia roh ini? • Bagaimana pengetahuan tentang pelayanan Juruselamat di dunia roh dapat menjadi penghiburan bagi Anda? Kita dapat menolong menyediakan keselamatan bagi orang mati Berikan kepada setiap siswa salinan dari selebaran yang menyertai, “Pekerjaan Zaman Akhir untuk Orang Mati.” Bagilah para siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil atau secara berpasangan. Undanglah mereka untuk membaca pernyataan pada selebaran, dengan mencari dan membahas berkat-berkat yang dijanjikan kepada mereka yang berperan serta dalam pekerjaan menebus orang mati. Setelah waktu yang cukup, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana berperan serta dalam pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga menolong mereka yang telah meninggal memperoleh akses pada berkat-berkat yang datang melalui kurban pendamaian Yesus Kristus? • Bagaimana berperan serta dalam tata cara-tata cara perwakilan bagi orang mati menolong kita menjadi lebih seperti Juruselamat? (Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan asas berikut: Sewaktu kita berperan serta dalam tata cara-tata cara bait suci bagi kaum kerabat kita yang telah meninggal, kita menolong menyediakan keselamatan bagi mereka dan kita diperkuat terhadap lawan). Pertimbangkanlah untuk membagikan penjelasan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008) tentang bagaimana pekerjaan perwakilan bagi orang mati sejajar dengan pekerjaan penebusan Juruselamat: “Apa yang terjadi di dalam Rumah Tuhan, … menjadi lebih dekat dengan roh pengurbanan Tuhan daripada kegiatan lain apa pun yang saya ketahui. Mengapa? Karena ini dilakukan oleh mereka yang memberikan waktu dan harta kekayaan secara cuma-cuma, tanpa mengharapkan ucapan terima kasih atau imbalan apa pun, untuk melakukan bagi orang lain yang tidak dapat mereka lakukan bagi diri mereka sendiri” (“A Century of Family History Service,” Ensign, Maret 1995, 62–63; lihat juga Obaja 1:21). 85 P EL A J A RA N 18 Rujuklah para siswa kembali ke pernyataan pada selebaran, dan tanyakan: • Kapankah Anda telah melihat atau merasakan berkat-berkat yang dijanjikan kepada mereka yang berperan serta dalam pekerjaan menebus orang mati? Ajaklah para siswa untuk memikirkan dalam hati pertanyaan berikut: • Yang manakah dari janji-janji ini yang Anda hasratkan untuk miliki dalam kehidupan Anda sekarang, dan apakah yang Anda bersedia lakukan untuk mendapatkannya? Tantanglah para siswa untuk menemui konsultan sejarah keluarga lingkungan mereka dan belajar lebih banyak tentang bagaimana melakukan pekerjaan bagi leluhur mereka yang telah meninggal. Bacalah dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 128:22, dan bersaksilah tentang pelayanan kekal Yesus Kristus dan pekerjaan sakral bagi orang yang telah meninggal yang ditetapkan sejak sebelum pelandasan dunia. Bacaan Siswa • Lukas 23:39–43; 1 Petrus 3:18–20; 4:6; Ajaran dan Perjanjian 128:15, 22; 138:1–37. • Spencer J. Condie, “The Savior’s Visit to the Spirit World,” Ensign, Juli 2003, 32–36. Pekerjaan Zaman Akhir bagi Orang yang Telah Meninggal Penatua John A. Widtsoe (1872–1952) dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan yang berikut perihal misi kita yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menolong menyelamatkan para putra dan putri Allah: “Dalam keadaan pradunia kita, di hari sidang raya, kita membuat kesepakatan khusus dengan Yang Mahakuasa. Tuhan mengusulkan sebuah rencana, yang disusun oleh-Nya. Kita menerimanya. Karena rencana itu dimaksudkan bagi semua orang, kita menjadi pihak untuk keselamatan setiap orang menurut rencana itu. Kita sepakat, waktu itu dan di sana, untuk menjadi bukan hanya penyelamat bagi diri kita sendiri, tetapi … penyelamat bagi seluruh keluarga manusia. Kita menjalin kerekanan dengan Tuhan. Pelaksanaan rencana pada waktu itu tidak sekadar pekerjaan Bapa, dan pekerjaan Juruselamat, tetapi juga pekerjaan kita. Yang paling rendah dari kita, yang paling rendah hati, adalah dalam kerekanan dengan Yang Mahakuasa untuk mencapai tujuan rencana keselamatan kekal (“The Worth of Souls,” Utah Genealogical and Historical Magazine, Oktober 1934, 189)” (dalam Ajaran dan Perjanjian serta Sejarah Gereja: Buku Pedoman Guru Ajaran Injil [1999], 173). Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengimbau para remaja Gereja untuk melakukan pekerjaan bait suci bagi leluhur mereka sendiri: 86 PE LAJ ARAN 18 “Pekerjaan apa pun yang Anda lakukan di bait suci adalah waktu yang digunakan dengan baik, namun menerima tata cara-tata cara secara perwakilan bagi salah satu dari leluhur Anda sendiri akan menjadikan waktu di dalam bait suci lebih sakral, dan bahkan berkat-berkat yang lebih besar akan diterima .… Apakah Anda para remaja menginginkan sebuah cara yang pasti untuk menghilangkan pengaruh lawan dalam kehidupan Anda? Benamkan diri Anda dalam menyelidiki tentang leluhur Anda, persiapkan nama-nama mereka untuk tata cara perwakilan sakral yang tersedia di bait suci, dan kemudian pergilah ke bait suci untuk bertindak sebagai wakil bagi mereka untuk menerima tata cara-tata cara pembaptisan dan karunia Roh Kudus .… Saya tidak dapat memikirkan adanya perlindungan yang lebih besar dari pengaruh lawan dalam kehidupan Anda,” (“Sukacita dari Menebus yang Telah Meninggal,” Ensign atau Liahona, November 2012, 93–94). Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul memberikan undangan dan janji berikut: “Saya mengundang kaum muda Gereja untuk belajar mengenai dan mengalami Roh Elia. Saya mengimbau Anda untuk menelaah, untuk mencari para leluhur Anda, dan mempersiapkan diri Anda untuk melaksanakan pembaptisan perwakilan di rumah Tuhan bagi orang-orang Anda yang mati (lihat A&P 124:28–36). Dan saya mendesak Anda untuk menolong orang lain mengenali sejarah keluarga mereka. Ketika Anda menanggapi dengan iman undangan ini, hati Anda akan berbalik kepada para leluhur. Janji-janji yang dibuat kepada Abraham, Ishak, dan Yakub akan ditanamkan di dalam hati Anda. Berkat Bapa Bangsa Anda, dengan pernyataan garis keturunannya, akan menghubungkan Anda kepada para leluhur ini dan jadi lebih berarti bagi Anda. Kasih dan rasa syukur Anda bagi para leluhur Anda akan meningkat. Kesaksian tentang dan pertobatan kepada Juruselamat akan menjadi dalam dan bertahan. Dan saya menjanjikan bahwa Anda akan dilindungi terhadap pengaruh yang semakin meningkat dari lawan. Sewaktu Anda berperan serta dalam dan mengasihi pekerjaan yang kudus ini, Anda akan dilindungi dalam masa muda Anda dan selama kehidupan Anda” (“Hati Anak-Anak Akan Berpaling,” Ensign atau Liahona, November 2011, 26–27). 87 PELAJARAN 19 Dia Bangkit Pendahuluan “[Yesus Kristus] bangkit dari kubur untuk menjadi ‘yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal’ (1 Korintus 15:20). Sebagai Tuhan yang telah Bangkit, Dia mengunjungi orang-orang yang telah Dia kasihi semasa hidup-Nya” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Pelajaran ini akan mengajarkan ajaran dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan Kebangkitan Yesus Kristus. Sewaktu para siswa meningkat dalam pemahaman dan kesaksian mereka tentang Kebangkitan, mereka akan memperoleh sudut pandang dan harapan sewaktu mereka menghadapi tantangan-tantangan kefanaan. Bacaan Latar Belakang • D. Todd Christofferson, “Kebangkitan Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 111–14. • Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16. Saran untuk Pengajaran 1 Korintus 15:12–29 Kebangkitan Yesus Kristus Perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Asas-asas dasar dari agama kita adalah kesaksian para Rasul dan Nabi, mengenai Yesus Kristus, bahwa Dia telah mati, dikuburkan, dan bangkit kembali pada hari ketiga, dan naik ke surga; dan semua hal lainnya yang berkaitan dengan agama kita hanyalah merupakan tambahan terhadapnya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 56). Bahaslah bersama para siswa pertanyaan berikut: • Menurut Anda mengapa semua asas Injil yang lain adalah “tambahan” terhadap kematian, penguburan, dan Kebangkitan Yesus Kristus? Undanglah para siswa untuk membaca Yesaya 25:8; Mosia 16:7–8; dan Alma 33:22 dalam hati, dengan mencari apa yang para nabi zaman dahulu nubuatkan tentang Kebangkitan Yesus Kristus. Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan. Salinlah bagan berikut di papan tulis: 88 PE LAJ ARAN 19 Karena Yesus bangkit dari orang mati, .… Jika Yesus Kristus tidak bangkit dari orang mati, maka … 1 Korintus 15:20–28 1 Korintus 15:12–19, 29 Alma 11:43–45 2 Nefi 9:8–10 Undanglah separuh kelas untuk menelaah petikan-petikan tulisan suci di kolom kiri bagan, untuk mencari berkat-berkat yang kita terima sebagai akibat dari Kebangkitan Yesus Kristus. Undanglah separuh kelas yang lain untuk menelaah petikan-petikan tulisan suci di kolom kanan, untuk mencari apa yang akan terjadi jika Yesus tidak bangkit dari orang mati. Setelah waktu yang cukup, mintalah siswa yang bersedia untuk menjelaskan apa yang mereka pelajari. Bantulah para siswa menyatakan sebuah ajaran yang diajarkan oleh petikan-petikan ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Menurut 1 Korintus 15:20, Rasul Paulus menyatakan bahwa Yesus adalah “yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” Apa arti ungkapan itu? (Yesus adalah yang pertama dibangkitkan). Mintalah para siswa untuk membaca 1 Korintus 15:22 kembali. Kemudian tanyakan: • Bagaimana Anda akan merangkum berkat universal yang kita terima karena Yesus Kristus dibangkitkan? (Para siswa hendaknya mengungkapkan ajaran berikut: Karena Pendamaian dan Kebangkitan Yesus Kristus, semua orang yang dilahirkan ke dalam kefanaan akan dibangkitkan). Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Howard W. Hunter (1907–1995) dan Presiden Marion G. Romney (1897–1988) dari Presidensi Utama: “Tanpa Kebangkitan, Injil Yesus Kristus menjadi rangkaian doa dari pepatah bijak dan mukjizat-mukjizat yang tampaknya tak bisa dijelaskan—melainkan pepatah dan mukjizat-mukjizat tanpa kemenangan akhir. Tidak, kemenangan akhir adalah dalam mukjizat akhir: karena pertama kali dalam sejarah umat manusia, orang yang telah mati membangkitkan diri-Nya ke dalam kebakaan yang hidup. Dia adalah Putra Allah, Putra Bapa baka kita di Surga, dan kemenangan-Nya atas kematian jasmani dan rohani adalah berita baik yang hendaknya setiap lidah orang Kristen bicarakan” (Howard W. Hunter, “An Apostle’s Witness of the Resurrection,” Ensign, Mei 1986, 16). 89 P EL A J A RA N 19 “Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini.” (Markus 16:6). Kata-kata ini, fasih dalam kesederhanaannya, mengumumkan peristiwa paling penting yang dicatat dalam sejarah” (Marion G. Romney, “The Resurrection of Jesus,” Ensign, Mei 1982, 6). • Mengapa menurut Anda Kebangkitan Yesus Kristus adalah “peristiwa paling penting yang dicatat dalam sejarah?” • Pikiran dan perasaan apakah yang Anda miliki mengetahui bahwa karena Kebangkitan Yesus Kristus, semua anak Bapa Surgawi yang dilahirkan di bumi akan dibangkitkan? Jelaskan bahwa Kebangkitan menebus kita bukan hanya dari kematian jasmani tetapi juga dari kematian rohani. Jika tidak ada kebangkitan, maka semua orang pada akhirnya akan menjadi seperti iblis (lihat 2 Nefi 9:6–9). Bersaksilah bahwa Kebangkitan Yesus Kristus menuntaskan Pendamaian dan memungkinkan bagi anak-anak Allah untuk kembali ke hadirat-Nya. Matius 28; Markus 16; Lukas 24; Yohanes 20 Para saksi tentang Yesus Kristus yang telah bangkit Berikan kepada para siswa bagan berikut sebagai selebaran: selebaran, Penampakan Diri Yesus Kristus yang telah Bangkit dalam Perjanjian Baru Rujukan Yohanes 20:11–18; Markus 16:9 Matius 28:1–10 Lukas 24:34; 1 Korintus 15:5 Markus 16:12; Lukas 24:13–32 Markus 16:14; Lukas 24:33, 36–49; Yohanes 20:19–23 Yohanes 20:26–29 Yohanes 21:4–23 Matius 28:16–20; Markus 16:15–18 Markus 16:19–20; Lukas 24:50–53; Kisah Para Rasul 1:9–11 90 Orang-Orang yang Dikunjungi Tanggal atau Waktu Lokasi Apa yang Terjadi PE LAJ ARAN 19 Rujukan Orang-Orang yang Dikunjungi Tanggal atau Waktu Lokasi Apa yang Terjadi 1 Korintus 15:6 1 Korintus 15:7 Kisah Para Rasul 7:55–56 Kisah Para Rasul 9:4–6; 1 Korintus 9:1; 15:8 Wahyu 1:13–18 Tugasi setiap siswa satu atau dua baris pada bagan. Mintalah mereka untuk menelaah petikan-petikan tulisan suci pada bari-baris yang ditugaskan kepada mereka dan mengidentifikasi siapa yang dikunjungi oleh Juruselamat yang telah bangkit. Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk melaporkan apa yang mereka temukan. Karena waktu yang terbatas, imbaulah para siswa untuk menyampaikan laporan mereka secara ringkas. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Dalam kegiatan ini, apa yang Anda pelajari tentang banyak penampakan diri dari Juruselamat yang telah bangkit dan apa yang masing-masing individu alami? • Selain petikan-petikan ini, siapa lagi saksi lain bagi Yesus Kristus yang telah bangkit yang dapat ditemukan dalam tulisan suci? (Para siswa mungkin menyebutkan para saksi dari orang-orang Nefi atau Nabi Joseph Smith). • Mengapa penting untuk mengetahui bahwa ada banyak saksi bagi Juruselamat yang telah bangkit? (Pastikan para siswa memahami kebenaran berikut: Karena banyak individu telah menyaksikan Yesus Kristus yang telah bangkit, kita dapat memiliki keyakinan bahwa Dia hidup dan bahwa kita, juga, akan hidup kembali setelah kita mati). Untuk membantu para siswa memahami dengan lebih baik implikasi-implikasi ajaran dari Kebangkitan Juruselamat dan mengapa, seperti yang Joseph Smith ajarkan, semua asas yang lain adalah tambahan terhadap kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus, berikan setiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan itu dengan lantang. 91 P EL A J A RA N 19 “Seandainya Yesus ternyata benar-benar dibangkitkan, itu selalu diikuti bahwa Dia adalah makhluk ilahi. Tidak ada makhluk fana yang memiliki kuasa dalam dirinya sendiri untuk hidup lagi setelah mati. Karena Dia telah dibangkitkan, Yesus tidak hanya bisa menjadi tukang kayu, guru, rabi, atau nabi. Karena Dia telah dibangkitkan, Yesus harus menjadi Allah, bahkan Putra Tunggal Bapa. “Oleh karena itu, apa yang Dia ajarkan benar adanya; Allah tidak dapat berdusta [lihat Enos 1:6]. “Oleh karena itu, Dia adalah Pencipta bumi, sebagaimana yang Dia firmankan [lihat, misalnya, 3 Nefi 9:15]. “Oleh karena itu, surga dan neraka adalah nyata, sebagaimana yang Dia ajarkan [lihat, misalnya, A&P 76]. “Oleh karena itu, ada dunia roh yang Dia kunjungi setelah kematian-Nya [lihat A&P 138]. “Oleh karena itu, Dia akan datang lagi, sebagaimana para malaikat katakan [lihat Kisah Para Rasul 1:10–11], dan ‘memerintah secara pribadi di atas bumi’ [Pasal-Pasal Kepercayaan 1:10; lihat juga Penuntun bagi Tulisan Suci, “Yesus Kristus, Pemerintahan milenium Kristus”]. “Oleh karena itu, ada kebangkitan dan penghakiman terakhir bagi semua [lihat, misalnya, 2 Nefi 9:15]. “Mengingat kenyataan tentang Kebangkitan Kristus, keraguan terhadap kemahakuasaan, kemahatahuan, dan kemurahan Allah Bapa—yang memberikan Putra Terkasih-Nya untuk penebusan dunia—adalah tak beralasan. Keraguan mengenai makna dan tujuan hidup adalah tak berdasar. Yesus Kristus sesungguhnya adalah satu-satunya nama atau cara yang melaluinya keselamatan dapat datang kepada umat manusia. Kasih karunia Kristus adalah nyata, yang menyediakan pengampunan dan pembersihan kepada pendosa yang bertobat. Iman benar-benar lebih dari imajinasi atau invensi psikologis. Ada kebenaran hakiki dan universal, dan ada standar-standar moral yang objektif dan tak berubah sebagaimana diajarkan oleh Dia. “Dengan kenyataan Kebangkitan Kristus, pertobatan dari pelanggaran apa pun dari hukum serta perintah-Nya adalah mungkin dan urgen. Mukjizat Juruselamat adalah nyata, demikian juga janji-Nya kepada para murid-Nya agar mereka boleh melakukan yang sama, dan bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar [lihat Yohanes 14:12] .… Mengingat kenyataan tentang Kebangkitan Kristus, kematian bukan akhir kita, dan meskipun ‘kulit tubuh [kita] sangat rusak, tanpa daging [kita] pun [kita] akan melihat Allah,’ [Ayub 19:26]” (“Kebangkitan Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 113, 114). • Bagaimana pernyataan Penatua Christofferson mengilustrasikan tempat utama Kebangkitan Juruselamat dalam ajaran Injil yang dipulihkan? Untuk membantu para siswa memahami lebih baik bagaimana kenyataan Kebangkitan dapat memengaruhi mereka secara pribadi, perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: 92 PE LAJ ARAN 19 “‘Harapan yang hidup’ yang diberikan kepada kita oleh kebangkitan adalah keyakinan kita bahwa kematian bukan akhir dari identitas kita tetapi hanya sebuah langkah yang perlu dalam transisi yang ditakdirkan dari kefanaan ke kebakaan. Harapan ini mengubah seluruh sudut pandang tentang kehidupan fana .… “Kepastian akan kebangkitan memberi kita kekuatan dan sudut pandang untuk menanggung tantangan-tantangan fana yang dihadapi oleh kita masing-masing dan oleh mereka yang kita kasihi, hal-hal seperti kekurangan fisik, mental, atau emosional yang kita bawa bersama kita sejak lahir atau yang diperoleh selama kehidupan fana. Karena kebangkitan, kita tahu bahwa kekurangan-kekurangan fana ini hanyalah sementara! “Kepastian kebangkitan juga memberi kita insentif yang kuat untuk menaati perintah-perintah Allah selama kehidupan fana kita” (“Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 15). • Mengapa penting bagi kita masing-masing untuk mengembangkan kesaksian tentang kenyataan akan Kebangkitan? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Karena Kebangkitan Yesus Kristus, kita dapat memiliki harapan dan sudut pandang kekal sewaktu kita menghadapi tantangan dan pencobaan hidup). • Dalam hal-hal apakah pemahaman tentang Kebangkitan telah membawa harapan atau sukacita kepada Anda atau seseorang yang Anda kenal? Bagikan pernyataan berikut oleh Presiden David O. McKay (1873–1970): “Selama dua setengah tahun [para Rasul] telah diteguhkan serta diilhami karena kehadiran Kristus. Tetapi sekarang Dia telah pergi. Mereka ditinggalkan sendirian, dan mereka tampak bingung serta tidak berdaya .… “Apa yang tiba-tiba mengubah para murid ini untuk menjadi para pengkhotbah Injil Yesus Kristus yang percaya diri, tidak gentar, dan gagah berani? Itu disebabkan oleh wahyu bahwa Kristus telah bangkit dari kubur” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: David O. McKay [2003], 75). Undanglah para siswa untuk memikirkan seseorang yang mereka kenal yang mungkin bisa diperkuat dengan mendengarkan pesan tentang Kebangkitan. Imbaulah para siswa untuk mencari waktu di waktu yang dekat untuk membahas perasaan dan kesaksian mereka dengan orang itu. Bacaan Siswa • Lukas 24:1–48; Yohanes 20; 1 Korintus 15:1–29, 54–58. • Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16. 93 PELAJARAN 20 Juruselamat Melayani kepada “Domba-Domba Lain”-Nya Pendahuluan Sebagaimana disaksikan dalam “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Juruselamat “melayani di antara ‘domba-domba lain’ (Yohanes 10:16) di Amerika kuno” (Ensign atau Liahona, April 2000, 3; lihat juga 3 Nefi 11:1–17). Sewaktu kita menelaah catatan Kitab Mormon tentang pelayanan Juruselamat, kita belajar bagaimana Dia melayani kepada para murid-Nya di setiap bangsa dan berupaya mengangkat serta memelihara mereka satu demi satu. Bacaan Latar Belakang • Ronald A. Rasband, “One by One,” Ensign, November 2000, 29–30. Saran untuk Pengajaran Yohanes 10:14–16; 3 Nefi 15:16–21; 16:1–3 Yesus Kristus mengajarkan kepada orang-orang Yahudi tentang “domba-domba lain” Perlihatkan bola dunia atau peta dunia, dan undanglah seorang siswa untuk mengidentifikasi di mana Yesus Kristus melaksanakan pelayanan-Nya di antara orang-orang Yahudi (negara Israel zaman modern di Timur Tengah). Mintalah para siswa membuka Yohanes 10 dan membaca sepintas lalu beberapa ayat, mencari apa yang Yesus ajarkan tentang diri-Nya dan hubungan-Nya dengan mereka yang mengikuti-Nya. Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan. (Para siswa hendaknya melaporkan bahwa Dia adalah Gembala yang Baik, Dia mengenal domba-domba-Nya, mereka mengenal suara-Nya, Dia mengumpulkan mereka ke dalam kandang domba-Nya, dan seterusnya). Kemudian undanglah seorang siswa untuk membaca Yohanes 10:14–16 dengan lantang sementara kelas mengikuti. Tanyakan kepada para siswa: • Apa yang Yesus katakan tentang “domba-domba lain”-Nya? • Siapa yang Juruselamat rujuk dengan “domba-domba lain”? Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang 3 Nefi 15:16–21. Kemudian tanyakan: 94 PE LAJ ARAN 20 • Apa kebenaran-kebenaran penting yang Yesus ungkapkan kepada orang-orang Nefi tentang “domba-domba lain”? (Satu kebenaran adalah bahwa ketika Yesus berbicara kepada orang-orang Yahudi tentang “domba-domba lain,” Dia merujuk pada umat lain yang mengikuti-Nya, termasuk keturunan Lehi yang tinggal di Benua Amerika). • Mengapa orang-orang Yahudi di Yerusalem tidak mengetahui tentang “domba-domba lain”? Tunjukkan Benua Amerika di peta, dan kemudian undanglah para siswa membaca dalam hati 3 Nefi 16:1–3 dan Mosia 27:30. Setelah waktu yang cukup, tanyakan: • Di mana lagi Juruselamat mengatakan Dia akan menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya? • Mengapa penting untuk mengetahui bahwa Juruselamat akan mengunjungi “domba-domba”-Nya di bangsa-bangsa lain? (Klarifikasi bahwa walaupun Juruselamat mungkin telah mengunjungi umat atau bangsa-bangsa lain secara pribadi, paling sering Juruselamat menyatakan diri-Nya melalui pelayanan Roh Kudus. Tekankan kepada para siswa bahwa dengan melayani domba-domba-Nya, Yesus menolong menggenapi perjanjian Bapa-Nya untuk mengumpulkan mereka kembali ke hadirat-Nya). Bersaksilah bahwa Yesus Kristus mengasihi kita semua dan akan menyatakan diri-Nya kepada semua orang yang dikelompokkan di antara domba-domba-Nya. Dia berupaya mengumpulkan semua anak Bapa Surgawi, di mana pun mereka mungkin berada, kembali ke hadirat Bapa. 3 Nefi 11:8–17 Yesus Kristus melayani para pengikut-Nya secara individu Baca 3 Nefi 11:8–17 dengan lantang, dan undanglah para siswa untuk mengikuti bersama dan membayangkan atau memvisualisasikan sedang berada di bait suci di tanah Kelimpahan . Setelah Anda membaca, tanyakan kepada para siswa apa yang paling mengesankan mereka tentang perkataan dan tindakan Juruselamat dalam ayat-ayat ini. Jika diperlukan, ajukan beberapa atau semua pertanyaan berikut: • Menurut Anda apakah yang Yesus Kristus ingin khalayak ramai di bait suci pelajari tentang-Nya pada hari itu? (Di antara kebenaran-kebenaran lain, para siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Juruselamat melayani para pengikut-Nya “satu demi satu” [3 Nefi 11:15; lihat juga 3 Nefi 17:21]). Mempertimbangkan ada kira-kira 2.500 orang dalam khalayak ramai (lihat 3 Nefi 17:25), apa yang diajarkan kepada kita tentang kepedulian-Nya kepada kita masing-masing melalui undangan Juruselamat kepada setiap orang untuk merasakan luka-luka di pinggang, tangan, dan kaki-Nya? • Bagaimana undangan Yesus Kristus dalam 3 Nefi 11:14 berlaku bagi kita masing-masing di zaman sekarang? • Bagaimana menurut Anda itu akan memengaruhi Anda melihat dan menyentuh luka-luka Juruselamat? 95 P EL A J A RA N 20 Untuk contoh yang mengilustrasikan minat Tuhan terhadap kita secara individu, Anda bisa membagikan pengalaman berikut, sebagaimana diceritakan oleh Penatua Ronald A. Rasband dari Presidensi Tujuh Puluh: “Selama bulan-bulan terakhir misi kami …, kami mengalami sebuah peristiwa yang sekali lagi mengajarkan asas yang mendalam ini bahwa kita masing-masing dikenal dan dikasihi oleh Allah. “Penatua Neal A. Maxwell datang ke New York City untuk beberapa urusan Gereja, dan kami diberi tahu bahwa dia juga ingin mengadakan konferensi misi. Kami sangat senang memiliki kesempatan ini untuk mendengar dari salah seorang hamba yang dipilih Tuhan. Saya diminta untuk memilih salah seorang misionaris kami untuk memberikan doa pembuka untuk pertemuan itu. Saya bisa saja memilih secara acak salah seorang misionaris untuk berdoa, tetapi saya merasa perlu untuk merenungkan dan memilih dengan penuh doa seseorang yang Tuhan ingin saya minta. Saya memeriksa daftar nama misionaris, sebuah nama tertera dengan mencolok di hadapan saya: Penatua Joseph Appiah dari Accra, Ghana. Dia adalah orang yang saya rasa Tuhan inginkan untuk berdoa dalam pertemuan itu. “Sebelum konferensi misi, saya sedang mengadakan wawancara terjadwal secara teratur dengan Penatua Appiah dan memberi tahu dia tentang dorongan roh yang telah saya terima agar meminta dia untuk berdoa. Dengan kekaguman dan kerendahan hati yang terlihat di matanya, dia mulai menangis dengan begitu mendalam. Agak terkejut atas reaksinya, saya mulai memberi tahu dia bahwa tidak apa-apa dan dia tidak harus berdoa, ketika dia memberi tahu saya bahwa dia dengan senang hati akan mengucapkan doa, bahwa emosinya disebabkan oleh kasih yang dia miliki bagi Penatua Maxwell. Dia memberi tahu saya bahwa Rasul ini sangat istimewa bagi para Orang Suci di Ghana dan bagi keluarganya sendiri. Penatua Maxwell telah memanggil ayahnya untuk menjadi presiden distrik di Accra serta telah memeteraikan ibu dan ayahnya di Bait Suci Salt Lake. Nah, saya tidak tahu apa pun tentang apa yang baru saja saya ceritakan tentang misionaris ini atau keluarganya, tetapi Tuhan tahu dan mengilhami seorang presiden misi atas nama satu misionaris untuk memberikan kenangan seumur hidup dan pengalaman yang membangun kesaksian” (“One by One,” Ensign, November 2000, 29–30). Berikan waktu sejenak kepada para siswa untuk merujuk kembali ke 3 Nefi 11:15–17. Kemudian tanyakan: • Kapan Anda merasakan bahwa Bapa Surgawi dan Yesus Kristus mengenal Anda secara pribadi? • Apa yang khalayak ramai lakukan di bait suci setelah menerima kesaksian pribadi dan individu tentang keilahian Juruselamat? Tanyakan kepada para siswa apakah ada di antara mereka yang ingin memberikan kesaksian tentang Juruselamat dan kasih yang mereka rasakan dari-Nya. Bersaksilah bahwa walaupun kita belum secara fisik menyentuh tangan dan kaki Juruselamat, Dia masih melayani kita dengan cara pribadi. Imbaulah para siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat berterima kasih kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus atas kasih yang telah mereka rasakan secara pribadi dari Mereka. 96 PE LAJ ARAN 20 3 Nefi 11–28 Juruselamat melayani di antara orang-orang Nefi Untuk membantu para siswa mengenali aspek-aspek penting lain dari pelayanan Juruselamat di antara orang-orang Nefi, berikan mereka waktu beberapa menit untuk membaca dengan cepat pengantar bab untuk 3 Nefi 11–28. Mintalah kelas untuk mengidentifikasi dan menulis unsur-unsur penting dari pelayanan Juruselamat di antara orang-orang Nefi. Sewaktu para siswa menyelidiki, berjalanlah berkeliling ruangan dan mengamati temuan-temuan mereka. Jika ada di antara mereka yang mengalami kesulitan untuk jawaban, imbaulah mereka untuk mencari salah satu petikan berikut (kata-kata di dalam tanda kurung hanya untuk digunakan oleh guru): 3 Nefi 11:19–27 (memberikan wewenang imamat kepada para murid-Nya) 3 Nefi 11:31–40 (menyatakan ajaran-Nya) 3 Nefi 12–14 (mengajarkan hal yang sepadan dengan Khotbah-Nya di Bukit dalam Perjanjian Baru) 3 Nefi 17:5–25 (menyembuhkan banyak orang dan melayani anak-anak) 3 Nefi 18:1–12 (memberkati sakramen) 3 Nefi 19:19–29 (berdoa bagi dua belas murid orang Nefi) 3 Nefi 20:24–29 (mengajarkan perihal perjanjian Bapa untuk mengumpulkan Israel) 3 Nefi 23 (memerintahkan agar tulisan suci tertentu ditambahkan pada catatan bangsa Nefi) 3 Nefi 27:1–10 (memerintahkan agar Gereja disebut dengan nama-Nya) Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk membagikan apa yang telah mereka temukan dalam penyelidikan tulisan suci mereka. Sementara para siswa menjelaskan unsur-unsur dari pelayanan Juruselamat yang mereka identifikasi, pertimbangkanlah untuk menggunakan beberapa atau semua dari pertanyaan-pertanyaan berikut untuk melanjutkan pembahasan kelas: • Apa dampak yang mungkin dimiliki oleh aspek pelayanan Juruselamat ini pada orang-orang? • Mengapa akan bermanfaat untuk mengenali dan mempelajari apa yang Yesus Kristus lakukan sebagai pemimpin atau guru? Undanglah para siswa untuk merenungkan pertanyaan berikut dan menuliskan pemikiran mereka: • Mempertimbangkan apa yang telah Anda pelajari hari ini, menurut Anda apakah yang Bapa Surgawi ingin Anda lakukan untuk mengikuti teladan Yesus Kristus dalam cara Anda melayani mereka yang ada di sekitar Anda, termasuk orang asing, keluarga, teman, atau mereka yang Anda layani dalam panggilan Gereja Anda?. Akhiri dengan memberikan kesaksian Anda tentang kebenaran-kebenaran yang diajarkan di kelas hari ini. 97 P EL A J A RA N 20 Bacaan Siswa • Yohanes 10:11–16; 3 Nefi 11:1–17; 15:16–21; 16:1–3. • Ronald A. Rasband, “One by One,” Ensign, November 2000, 29–30. 98 PELAJARAN 21 Yesus Kristus Mengorganisasi Gereja-Nya Pendahuluan Selama tiga tahun pelayanan fana-Nya, Yesus Kristus menganugerahkan kunci-kunci imamat kepada Dua Belas Rasul-Nya. Dengan kunci-kunci ini, Gereja Yesus Kristus “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi” (Efesus 2:20). Pelajaran ini membahas bagaimana, setelah Kebangkitan-Nya, Juruselamat terus membimbing serta mengarahkan para Rasul-Nya dan Gereja-Nya melalui pelayanan Roh Kudus sehingga mereka dapat membantu menggenapi perjanjian Abraham untuk mengumpulkan Israel yang tercerai-berai. Bacaan Latar Belakang • Jeffrey R. Holland, “Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,” Ensign atau Liahona, November 2004, 6–9. Saran untuk Pengajaran Matius 10:1–4; 16:19; 17:3–7; 18:18; Efesus 2:19–20; 4:11–14 Yesus Kristus mengorganisasi Gereja-Nya di atas landasan para rasul dan nabi Perlihatkan kepada para siswa sebuah kunci atau seperangkat kunci, dan tanyakan apa yang kita maksud ketika kita menggunakan kata kunci-kunci dalam konteks Injil. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang petikan-petikan dalam rangkaian tulisan suci berikut. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi peristiwa utama yang digambarkan atau disinggung dalam tiap petikan. Matius 10:1–4 (Para Rasul dipanggil dan diberi kewenangan) Matius 16:19 (Kunci-kunci imamat dijanjikan kepada Petrus [lihat Penuntun bagi Tulisan Suci, “Kunci-Kunci Imamat”; scriptures.lds.org]). Matius 17:3–7 (“Juruselamat, Musa, dan Elias [Elia], memberikan kunci-kunci kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes, di atas gunung, sewaktu mereka diubah rupa di hadapan-Nya” [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 119]). Matius 18:18 (Rujukan mengenai mengikat serta melepaskan di bumi dan di surga yang menyinggung tentang kunci-kunci imamat juga dijanjikan kepada para Rasul lainnya). Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa “kunci-kunci” yang disebutkan atau disinggung dalam petikan-petikan ini sinonim dengan kuasa pemeteraian (lihat Boyd K. Packer, The Holy Temple [1980], 81–87). Tanyakan kepada para siswa: • Apa yang dimaksud dengan kunci-kunci imamat? • Mengapa penting bahwa para Rasul memegang kunci-kunci imamat? 99 P EL A J A RA N 21 Mintalah seorang siswa untuk membaca pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “‘Kunci-kunci imamat adalah wewenang yang telah Allah berikan kepada [para pemegang] imamat untuk mengarahkan, mengontrol, dan mengatur penggunaan imamat-Nya di bumi’ [Buku Pegangan 2: Mengelola Gereja [2010], 2.1.1]. Setiap tindakan atau tata cara yang dilaksanakan di Gereja dilakukan di bawah wewenang langsung atau tidak langsung dari seseorang yang memegang kunci-kunci untuk pelaksanaan tersebut. Sebagaimana Penatua M. Russell Ballard telah jelaskan, ‘Mereka yang memiliki kunci-kunci imamat … secara harfiah memungkinkan bagi semua yang dengan setia melayani di bawah arahan mereka untuk melaksanakan wewenang imamat dan memiliki akses pada kuasa imamat’ [M. Russell Ballard, “Men and Women in the Work of the Lord,” New Era, April 2014, 4; Liahona, April 2014, 48]” (“Kunci-Kunci dan Wewenang Keimamatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 49–50). • Dengan cara-cara apakah kunci-kunci imamat memberkati para anggota Gereja secara individu? Undanglah seorang siswa untuk membaca Efesus 2:19–20 dengan lantang. Kemudian tanyakan kepada anggota kelas: • Apa yang kita pelajari dari petikan ini tentang landasan Gereja Juruselamat? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Yesus Kristus, yang adalah batu penjuru utama, mengorganisasi Gereja-Nya di atas landasan para rasul dan nabi). • Apa fungsi landasan dan batu penjuru untuk sebuah bangunan? (Landasan memberikan kekuatan dan penopang untuk bangunan. Sewaktu batu pertama ditempatkan di sebuah landasan, batu penjuru adalah titik rujukan untuk penempatan semua batu landasan lainnya dan menentukan posisi seluruh bangunan. Itu juga membantu memasang dinding-dinding di tempatnya). Undanglah para siswa untuk membahas dengan seseorang yang duduk di sebelahnya pertanyaan-pertanyaan berikut: • Dalam hal apakah Yesus Kristus adalah “batu penjuru utama” Gereja? • Apa yang tulisan suci ini ajarkan kepada kita tentang hubungan antara Juruselamat (batu penjuru) dengan para rasul dan nabi (landasan)? Undanglah seorang siswa untuk membaca Efesus 4:11-14 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi alasan-alasan yang Paulus berikan mengapa kita membutuhkan para rasul, nabi, dan pemimpin Gereja lainnya untuk membimbing para Orang Suci. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: 100 PE LAJ ARAN 21 “Untuk menegakkan gereja yang akan terus berada di bawah pengarahan-Nya bahkan setelah Dia diangkat dari bumi, Yesus ‘pergi … ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. “‘Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul’ [Lukas 6:12–13]. “Selanjutnya, Paulus akan mengajarkan bahwa Juruselamat, dengan mengetahui kematian-Nya yang tak terelakkan, telah melakukan ini untuk memberi Gereja ‘dasar … para rasul dan para nabi’ [lihat Efesus 2:19–20]. Para Pemimpin dan pejabat Gereja lainnya ini akan melayani di bawah pengarahan Kristus yang telah bangkit. “Mengapa? Di antara alasan-alasan lain, agar ‘kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dan dalam kelicikan mereka yang menyesatkan’ [Efesus 4:14]” (“Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,” Ensign atau Liahona, November 2004, 6–7). • Dalam hal-hal apakah Anda telah melihat para rasul dan nabi modern memberikan landasan yang kuat dan kestabilan bagi Gereja? Kisah Para Rasul 2:1–6, 14–26; 4:1–13, 18–21; Kisah Para Rasul 10:9–20, 25–28, 34–35, 44–48; Kisah Para Rasul 15:1–20 Yesus Kristus membimbing para Rasul melalui Roh Kudus Mintalah seorang siswa untuk membaca Kisah Para Rasul 1:1–2dengan lantang. Kemudian tanyakan kepada anggota kelas: • Bagaimana Lukas mengatakan bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit melanjutkan untuk memimpin para Rasul-Nya setelah Kenaikan-Nya ke surga? (Dia memberikan perintah-perintah dan petunjuk melalui Roh Kudus). Bersaksilah bahwa setelah Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke surga, Yesus Kristus membimbing para Rasul melalui pelayanan Roh Kudus. Untuk membantu para siswa melihat contoh-contoh tentang bimbingan ini, bagilah kelas ke dalam empat kelompok dan berikan kepada mereka tugas-tugas berikut: • Menelaah Kisah Para Rasul 2:1–6, 14–26, untuk mencari bagaimana Roh Kudus membantu Petrus dan para Rasul pada hari Pentakosta. • Menelaah Kisah Para Rasul 4:1–13, 18–21, untuk mencari bagaimana Roh Kudus menolong Petrus menanggapi para pemimpin Yahudi. • Menelaah Kisah Para Rasul 10:9–20, 25–28, 34–35, 44–48, untuk mencari bagaimana sebuah perubahan penting dalam Gereja diungkapkan kepada Petrus. • Menelaah Kisah Para Rasul 15:1–20, untuk mencari bagaimana wahyu sebelumnya dari Yesus Kristus melalui Roh Kudus memengaruhi keputusan Petrus dan dukungan yang para pemimpin Gereja lain berikan untuk keputusan ini pada konferensi di Yerusalem. Setelah waktu yang cukup, mintalah para individu dari setiap kelompok untuk merangkum apa yang mereka baca dan menjelaskan bagaimana Yesus Kristus membimbing para pemimpin Gereja melalui pelayanan Roh Kudus. Jelaskan 101 P EL A J A RA N 21 bahwa Roh Kudus melaksanakan tugas-tugas-Nya di bawah arahan Juruselamat (lihat Yohanes 16:13–14). Pertimbangkanlah untuk menggunakan 3 Nefi 19:7–9, 19–20 untuk memperlihatkan bahwa para pemimpin Gereja yang kita baca dalam Kitab Mormon juga menerima bantuan Roh Kudus dalam pelayanan mereka. Bahaslah bersama para siswa pertanyaan berikut: • Bagaimana Anda akan menjelaskan kepada seseorang mengapa penting untuk mengetahui bahwa setelah kematian-Nya, Yesus Kristus terus membimbing para Rasul-Nya? Yesus Kristus mengarahkan para pemimpin Gereja pada zaman sekarang melalui Roh Kudus Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Thomas S. Monson dan Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama (atau bagikan kepada anggota kelas), dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Saya bersaksi … bahwa Juruselamat kita Yesus Kristus adalah kepala Gereja ini, yang menyandang nama-Nya. Saya tahu bahwa pengalaman termanis dalam sepanjang kehidupan ini adalah untuk merasakan bisikan-bisikan-Nya sewaktu Dia memimpin kita dalam perkembangan pekerjaan-Nya” (Thomas S. Monson, “Melihat ke Belakang dan Maju Terus,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 88). “Wahyu dan ilham telah datang kepada [Presiden Thomas S. Monson] di hadapan saya, yang menegaskan kepada saya bahwa Allah menghormati [kunci-kunci imamat yang nabi pegang]. Saya adalah saksinya” (Henry B. Eyring, “Gereja yang Benar dan Hidup,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 24). • Bagaimana pernyataan ini mengilustrasikan hubungan antara Gereja di masa Perjanjian Baru dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir? (Bantulah para siswa memahami kebenaran berikut: Sama seperti Yesus Kristus mengarahkan para Rasul-Nya di masa Perjanjian Baru, Dia mengarahkan para pemimpin Gereja di zaman sekarang melalui berbagai cara, termasuk pelayanan Roh Kudus). Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah kelas untuk mengidentifikasi dan memikirkan tentang mengapa para pemimpin Gereja perlu untuk diarahkan oleh Juruselamat. 102 PE LAJ ARAN 21 “Dasar kerasulan dan kenabian Gereja adalah untuk memberkati di segala masa, namun terutama pada saat-saat kemalangan atau bahaya, saat-saat ketika kita mungkin merasa seperti anak-anak, bingung atau tersesat, barangkali sedikit takut, saat-saat di mana tangan kotor orang atau kedengkian iblis akan berusaha membingungkan atau menyesatkan Menghadapi saat-saat seperti itu, yang mungkin datang di zaman modern ini, Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul ditugaskan oleh Allah serta didukung oleh Anda sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu, dengan Presiden Gereja yang didukung sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu, Rasul senior, serta satu-satunya orang yang diwenangkan untuk menjalankan semua kunci wahyu dan administratif bagi Gereja. Pada zaman Perjanjian Baru, zaman Kitab Mormon, dan zaman modern, para pejabat ini membentuk batu dasar bagi Gereja yang benar, yang ditempatkan di sekeliling dan memperoleh kekuatannya dari batu penjuru utama, ‘batu karang Penebus, yang adalah [Yesus] Kristus, Putra Allah’ [Helaman 5:12]” (“Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,” Ensign atau Liahona, November 2004, 7). Tindaklanjuti dengan mengajukan kepada para siswa beberapa atau semua pertanyaan berikut: • Menurut Anda apakah yang dimaksud bahwa para pejabat ketua Gereja “ditempatkan di sekeliling” dan memperoleh kekuatan dari batu penjuru utama, Yesus Kristus? • Bukti apakah yang telah Anda lihat atau kapankah Anda telah merasakan bahwa Juruselamat mengarahkan mereka yang mengetuai Gereja di zaman sekarang? • Dalam hal-hal apakah berperan serta dalam konferensi umum telah menolong Anda datang kepada Kristus dan membangun di atas landasan para rasul dan nabi? Perlihatkan atau tulislah pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis. Undanglah para siswa untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan itu dan kemudian menulis dalam jurnal pribadi atau jurnal penelaahan tulisan suci mereka sebuah rencana untuk meningkatkan bidang-bidang itu. Apa yang dapat saya lakukan untuk memperkuat kesaksian saya tentang para Rasul modern Juruselamat? Dalam hal-hal apakah saya dapat lebih bersandar kepada para nabi modern sehingga saya dapat berlandaskan pada Yesus Kristus? Bacaan Siswa • Matius 10:1–4; 16:19; 17:3–7; 18:18; Kisah Para Rasul 2:1–6, 14–26; 4:1–13, 18–21; Kisah Para Rasul 10:9–20, 25–28, 34–35, 44–48; Kisah Para Rasul 15:1–11, 13–19; Efesus 2:19–20; 4:11–14. • Jeffrey R. Holland, “Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,” Ensign atau Liahona, November 2004, 6–9. 103 PELAJARAN 22 Bapa dan Putra Menampakkan Diri kepada Joseph Smith Pendahuluan “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” menyatakan: “Di dunia modern, [Yesus Kristus] dan Bapa-Nya menampakkan diri kepada anak muda Joseph Smith, mengawali ‘dispensasi kegenapan waktu’ yang telah lama dijanjikan (Efesus 1:10)” (Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Pelajaran ini akan memfokuskan pada peran sentral Penglihatan Pertama dalam ajaran Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan peran Juruselamat dalam penglihatan itu. Pelajaran ini juga akan menekankan bahwa mempelajari Penglihatan Pertama memperkuat iman kita kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus. Bacaan Latar Belakang • Gordon B. Hinckley, “Landasan Menakjubkan Iman Kita,” Ensign atau Liahona, November 2002, 78–81. • Dieter F. Uchtdorf, “Buah dari Penglihatan Pertama,”Ensign atau Liahona, Mei 2005, 36–38. • Neil L. Andersen, “Joseph Smith,” Ensign atau Liahona, November 2014, 28–31. Saran untuk Pengajaran Joseph Smith—Sejarah 1:14–17 Joseph Smith melihat Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus. Tetapkan konteks pelajaran ini dengan meninjau secara ringkas Joseph Smith—Sejarah 1:5–12. Kemudian mintalah para siswa mempersamakan petikan ini dengan zaman kita dengan menjelaskan keserupaan antara pengalaman Joseph Smith dalam mencari kebenaran dengan pengalaman mereka yang mencari kebenaran di zaman kita. (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: Terdapat banyak perselisihan di antara berbagai gereja. Joseph Smith tidak sanggup mengetahui gereja mana yang benar berdasarkan logika atau kecerdasan. Para pemimpin keagamaan menafsirkan petikan yang sama secara berbeda). Undanglah seorang siswa untuk membaca Joseph Smith—Sejarah 1:14–15 dengan lantang. Kemudian tanyakan kepada anggota kelas: • Menurut Anda mengapa Setan berusaha mencegah Joseph Smith untuk berdoa? (Jawaban dapat mencakup yang berikut: Setan mengenal Joseph Smith sejak dunia prafana dan mengetahui bahwa misi Joseph Smith yang telah ditetapkan sebelumnya adalah untuk membantu memulihkan kebenaran ke bumi. Setan berusaha mencegah hal ini terjadi. 104 PE LAJ ARAN 22 Undanglah para siswa untuk membaca Joseph Smith—Sejarah 1:16–17 dalam hati dan menulis ajaran-ajaran yang muncul dari kesaksian Joseph Smith. Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk membagikan ajaran-ajaran yang mereka identifikasi. Pertimbangkanlah untuk memperlihatkan pernyataan berikut dari Penatua Christoffel Golden dari Tujuh Puluh: “Nabi menulis: ‘Aku melihat dua Sosok, yang kecemerlangan dan kemuliaan Mereka tak teruraikan, berdiri di atas diriku di udara. Salah seorang dari Mereka berfirman kepadaku, memanggilku dengan nama dan berfirman, menunjuk kepada yang lain—Inilah Putra Terkasih-Ku. Dengarlah Dia!’ [Joseph Smith—Sejarah 1:17. “Pengalaman yang dimiliki pemuda Joseph ini, diikuti dengan banyak penglihatan dan wahyu lainnya, mengungkapkan bahwa Allah benar-benar ada; Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, adalah dua makhluk yang terpisah dan berbeda; manusia diciptakan menurut rupa Allah; Bapa Surgawi kita secara harfiah adalah Bapa dari Yesus Kristus; Allah terus mengungkapkan diri-Nya kepada manusia; Allah senantiasa dekat dan menaruh perhatian terhadap diri kita; dan Dia menjawab doa-doa kita” (“Bapa dan Putra,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 100). • Bagaimana Anda akan menggambarkan pentingnya Penglihatan Pertama Joseph Smith dalam teologi Orang Suci Zaman Akhir? (Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan yang berikut: Penglihatan Joseph Smith tentang Bapa dan Putra memulihkan banyak kebenaran penting ke bumi). • Bagaimana Anda akan menggambarkan relevansi antara Penglihatan Pertama Joseph Smith dengan para pencari kebenaran di zaman sekarang? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Seluruh perkara kita sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir bertumpu pada keabsahan Penglihatan Pertama yang mulia ini. … Tidak ada yang di atasnya kita mendasarkan ajaran kita, tidak ada yang kita ajarkan, tidak ada yang kita jalankan lebih besar kepentingannya daripada pernyataan awal ini. Saya menyampaikan bahwa jika Joseph Smith berbicara dengan Allah Bapa dan Putra Terkasih-Nya, maka semua yang lain yang dia bicarakan adalah benar. Inilah sendi yang karenanya membuka pintu yang menuntun pada jalan keselamatan dan kehidupan kekal” (“What Are People Asking about Us?” Ensign, November 1998, 71). • Mengapa “seluruh perkara kita sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir” bertumpu pada keabsahan Penglihatan Pertama? (Para siswa hendaknya memahami bahwa jika laporan Joseph Smith palsu, maka Pemulihan Gereja Yesus Kristus tidak terjadi; meskipun demikian, jika laporan Joseph Smith benar, maka Pemulihan telah terjadi dan Injil yang dipulihkan adalah benar). 105 P EL A J A RA N 22 • Bagaimana Anda telah memperoleh kesaksian tentang kebenaran penuh Penglihatan Pertama? Undanglah para siswa untuk mulai memikirkan tentang apa yang mungkin dapat mereka lakukan untuk berupaya memperoleh penegasan yang diperbarui mengenai kebenaran penuh Penglihatan Pertama. Pertimbangkanlah untuk membagikan pernyataan berikut dari Penatua Neil L. Anderson dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Kepada kaum muda yang mendengarkan saat ini atau membaca kata-kata ini di hari-hari mendatang, saya memberikan tantangan spesifik: Dapatkanlah kesaksian pribadi mengenai Nabi Joseph Smith .… Bacalah kesaksian Nabi Joseph Smith di Mutiara yang Sangat Berharga .… Ini adalah kesaksian Joseph tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Bacalah itu secara sering. Pertimbangkanlah untuk merekam kesaksian Joseph Smith ini dengan suara Anda sendiri, dengarkan itu secara reguler, dan bagikan itu kepada teman-teman. Mendengarkan kesaksian Nabi dalam suara Anda sendiri akan menolong mendatangkan kesaksian yang Anda cari” (“Joseph Smith,” Ensign atau Liahona, November 2014, 30–31). Sebelum melanjutkan, jelaskan kepada para siswa bahwa Penglihatan Pertama bukan waktu satu-satunya Juruselamat mengunjungi Joseph Smith dan yang lainnya dalam dispensasi ini. Misalnya, Yesus Kristus menampakkan diri kepada Joseph Smith dan para pemimpin Gereja lainnya beberapa kali selama masa-masa awal Pemulihan (sebagai contoh, lihat A&P 76:22–24; 110:1–10). Joseph Smith—Sejarah 1:17–20 “Inilah Putra Terkasih-Ku. Dengarlah Dia!” Mintalah para siswa untuk meninjau kembali Joseph Smith—Sejarah 1:17, dan tanyakan kepada mereka apa yang Bapa Surgawi lakukan ketika Dia menampakkan diri kepada Joseph Smith. (Dia memperkenalkan Putra-Nya). Anda mungkin ingin menanyakan kepada para siswa apakah mereka pernah memikirkan mengapa bagian spesifik dari Penglihatan Pertama ini penting. Bacakan kepada para siswa Anda pernyataan berikut oleh Presiden Joseph Fielding Smith (1876–1972): “Semua wahyu sejak kejatuhan telah datang melalui Yesus Kristus .… Bapa tidak pernah berurusan dengan manusia secara langsung dan secara pribadi sejak kejatuhan, dan Dia tidak pernah menampakkan diri kecuali untuk memperkenalkan dan memberikan kesaksian tentang Putra” (Doctrines of Salvation, disusun oleh Bruce R. McConkie, 3jilid [1954–56], 1:27). “Ketika Adam berada di Taman Eden, dia berada di hadirat Allah Bapa Kekal kita. Setelah kejatuhannya, dia dihalau keluar dari hadirat Bapa .… Kemudian, menurut tulisan suci, Yesus Kristus menjadi Pengacara bagi Adam dan anak-anaknya [lihat 1 Yohanes 2:1; A&P 29:5; 110:4], dan juga Perantara mereka [1 Timotius 2:5; Ibrani 9:15] berdiri di antara umat manusia dan Bapa yang Kekal, membela perkara kita. Sejak mulai waktu itu adalah Yesus Kristus yang mengarahkan para hamba-Nya di bumi serta memberikan wahyu dan bimbingan kepada para nabi. Jika Joseph Smith adalah penipu … dia tidak akan pernah menyatakan bahwa adalah Bapa 106 PE LAJ ARAN 22 yang memperkenalkan Putra, dan meminta dia untuk mengajukan pertanyaan kepada Sang Putra dan bahwa adalah Putra yang memberikan jawaban” (Answers to Gospel Questions, disusun oleh Joseph Fielding Smith Jr., 5 vol. [1957–66], 3:58). • Dalam Penglihatan Pertama, ketika Joseph Smith menanyakan sekte mana yang benar, Sosok manakah yang menjawab pertanyaannya? • Menurut Presiden Joseph Fielding Smith, mengapa penting bagi Joseph Smith untuk mencatat bahwa Bapa Surgawi memperkenalkan Yesus Kristus dan bahwa Yesus Kristus yang kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan Joseph? (Para siswa hendaknya memahami kebenaran berikut: Sejak Kejatuhan Adam dan Hawa, semua wahyu telah datang melalui Yesus Kristus). • Bagaimana memahami pola wahyu ini memengaruhi kepercayaan Anda pada kebenaran penuh laporan Nabi tentang penglihatannya? Penglihatan Pertama menolong kita mengembangkan iman kepada Yesus Kristus Undanglah seorang siswa membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama: “Inilah caranya Penglihatan Pertama Joseph Smith memberkati kehidupan pribadi kita, kehidupan keluarga, dan akhirnya kehidupan seluruh keluarga umat manusia—kita jadi percaya kepada Yesus Kristus melalui kesaksian Nabi Joseph Smith. Para nabi dan rasul di sepanjang sejarah umat manusia telah memperoleh penampakan ilahi serupa yang dialami Joseph .… “… Semua penampakan itu, baik di zaman dahulu maupun zaman modern, menuntun mereka yang percaya pada sumber ilahi akan semua kebenaran dan harapan—kepada Allah, Bapa Surgawi kita, serta kepada Putra-Nya, Yesus Kristus .… “Melalui iman kita dalam kesaksian pribadi mengenai Nabi Joseph Smith dan kenyataan dari Penglihatan Pertama, melalui pembelajaran dan doa, yang dalam dan sungguh-sungguh, kita akan diberkati dengan iman yang kuat kepada Juruselamat dunia, yang berbicara kepada Joseph ‘di pagi hari pada suatu hari yang indah, yang terang, di awal musim semi tahun seribu delapan ratus dan dua puluh’ (Joseph Smith—Sejarah 1:14)” (“Buah dari Penglihatan Pertama,” Ensign atau Liahona, Mei 2005, 38). • Menurut Presiden Uchtdorf, berkat apakah yang datang dari mempelajari tentang Penglihatan Pertama? (Walaupun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, para siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita mempelajari tentang Penglihatan Pertama, kita mengembangkan iman yang lebih besar kepada Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus. • Bagaimana mempelajari tentang kunjungan Bapa dan Putra kepada Joseph Smith memperdalam iman kita kepada Mereka? (Jawaban bisa mencakup yang berikut: Penglihatan Pertama adalah saksi lain bahwa Mereka hidup; itu meyakinkan kita kembali bahwa Mereka berminat pada urusan-urusan 107 P EL A J A RA N 22 manusia; itu adalah bukti bahwa Mereka mendengarkan dan menjawab doa-doa). • Peran apakah yang dimainkan Penglihatan Pertama terhadap kesaksian Anda tentang Pemulihan? • Apa yang dapat Anda lakukan pada minggu yang akan datang untuk memperkuat atau menerima penegasan kesaksian Anda tentang Penglihatan Pertama? Tantanglah para siswa untuk meluangkan waktu di hari-hari yang akan datang untuk merenungkan dan berdoa tentang Penglihatan Pertama. Undanglah mereka untuk menuliskan pemikiran dan perasaan yang mereka miliki tentang pengalaman sakral Joseph Smith. Bacaan Siswa • Joseph Smith—Sejarah 1:5–26 • Dieter F. Uchtdorf, “Buah dari Penglihatan Pertama,”Ensign atau Liahona, Mei 2005, 36–38. 108 PELAJARAN 23 Juruselamat Memulihkan Imamat, Gereja, dan Injil-Nya Pendahuluan Para Rasul modern telah bersaksi: “Kami menyatakan dengan khidmat bahwa imamat [Yesus Kristus] dan Gereja-Nya telah dipulihkan di atas bumi” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Sewaktu Anda mengajarkan pelajaran ini, bantulah para siswa memahami bahwa sebagai bagian dari pelayanan fana-Nya, Juruselamat mengarahkan Pemulihan Injil dan Gereja-Nya melalui Nabi Joseph Smith. Penelaahan yang saksama terhadap Ajaran dan Perjanjian mengungkapkan bahwa Yesus Kristus mengarahkan kerajaan Allah di bumi. Bacaan Latar Belakang • James E. Faust, “Pemulihan Segala Sesuatu,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 61–62, 67–68. • Tad R. Callister, “Apa Cetak Biru dari Gereja Kristus?” (Kebaktian Church Educational System bagi dewasa muda, 12 Januari 2014); LDS.org. Saran untuk Pengajaran Joseph Smith—Sejarah 1:18–20 Yesus Kristus memulihkan Gereja-Nya pada zaman akhir Mulailah kelas dengan meminta para siswa mendaftar beberapa pertanyaan penting yang seseorang mungkin tanyakan kepada Bapa Surgawi. Setelah beberapa tanggapan, undanglah seorang siswa untuk membaca Joseph Smith—Sejarah 1:18–19 dengan lantang. Kemudian tanyakan: • Pertanyaan apakah yang Joseph Smith ajukan kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus? • Bagaimana Yesus Kristus menanggapi? (Pertimbangkanlah untuk menjelaskan bahwa ayat 20 mencatat bahwa Juruselamat menegaskan kembali jawaban-Nya: “Dia kembali melarangku untuk bergabung dengan yang mana pun darinya”). • Jika semua gereja “keliru,” apa yang perlu terjadi agar Gereja Tuhan berada di bumi? (Perlu ada pemulihan dari Gereja Perjanjian Baru Tuhan). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: 109 P EL A J A RA N 23 “Kita percaya Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah sebuah pemulihan dari Gereja asli yang didirikan oleh Yesus Kristus, yang dibangun ‘di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru’ [Efesus 2:20]. Itu bukan pecahan dari gereja lain mana pun” (“Pemulihan Segala Sesuatu,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 68). • Apa yang dimaksud ketika kita mengatakan bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah sebuah pemulihan dari Gereja Juruselamat yang didirikan di masa Perjanjian Baru? Beri tahu para siswa bahwa tidak ada cukup waktu di dalam kelas untuk membandingkan setiap unsur dari Gereja zaman dahulu (maksudnya asli) Tuhan dengan Gereja yang dipulihkan. Meskipun demikian, Anda mungkin ingin meminta para siswa meninjau Lukas 6:13; 10:1; Kisah Para Rasul 14:23; Efesus 4:11; Filipi 1:1; dan Titus 1:5 serta mengidentifikasi unsur-unsur dari struktur organisasi Gereja zaman dahulu yang juga ada pada Gereja zaman sekarang. (Untuk lebih banyak contoh, imbaulah para siswa untuk membaca “Apa Cetak Biru dari Gereja Kristus?” oleh Brother Tad R. Callister, presiden umum Sekolah Minggu, yang dicantumkan di bagian Bacaan Siswa dari pelajaran ini). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Brother Callister, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Jika seseorang ingin mencocokkan … Gereja asli Kristus dengan setiap gereja di dunia zaman sekarang, dia akan menemukan bahwa titik ke titik, organisasi ke organisasi, ajaran ke ajaran, tata cara ke tata cara, buah ke buah, dan wahyu ke wahyu, hanya ada satu yang cocok—Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir” (“Apa Cetak Biru dari Gereja Kristus?” (Kebaktian Church Educational System bagi dewasa muda, 12 Januari 2014); LDS.org. • Mengapa penting memiliki kesaksian bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah sebuah pemulihan dari Gereja asli Juruselamat? (Kesaksian seperti itu menolong kita mengenali bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah Gereja sejati Tuhan di bumi zaman sekarang. Karena Tuhan adalah sama kemarin, hari ini, dan selamanya, kita hendaknya mengharapkan Gereja-Nya berisikan unsur-unsur yang sama dalam setiap dispensasi). Ajaran dan Perjanjian 1:17, 38; 18:34–35 Yesus Kristus mengarahkan pekerjaan Pemulihan Undanglah para siswa untuk membaca sepintas Joseph Smith—Sejarah 1:17 dan mengidenitfikasi apa yang Bapa Surgawi perintahkan agar Joseph Smith lakukan (mendengarkan kepada Putra-Nya). Kemudian bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Joseph Fielding Smith (1876–1972): 110 PE LAJ ARAN 23 “Semua wahyu sejak kejatuhan telah datang melalui Yesus Kristus” (Doctrines of Salvation, disusun oleh Bruce R. McConkie, 3 vol. [1954–56], 1:27). Untuk mengilustrasikan kebenaran ini, undanglah para siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 1:17, 38; 18:34–35 dengan mengingat pertanyaan berikut: Bagaimana ayat-ayat ini menolong kita memahami dengan lebih baik kebenaran bahwa Yesus Kristus membimbing dan mengarahkan Gereja-Nya melalui wahyu? Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Gary J. Coleman dari Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Ajaran dan Perjanjian adalah perjanjian zaman akhir tentang pelayanan Yesus Kristus kepada anak-anak Allah melalui para nabi dan hamba Allah, dan itu mengilustrasikan pola wahyu ilahi yang membimbing Gereja dan para anggotanya pada zaman sekarang” (“You Shall Have My Word: The Personal Ministry of Jesus Christ in the Restoration,” dalam You Shall Have My Word: Exploring the Text of the Doctrine and Covenants, diedit oleh Scott C. Esplin, Richard O. Cowan, dan Rachel Cope, Simposium Tahunan Sidney B. Sperrry ke-41 Universitas Brigham Young [2012], 3). • Menurut Penatua Coleman, mengapa Ajaran dan Perjanjian penting bagi Gereja pada zaman sekarang? (Itu adalah perjanjian zaman akhir tentang pelayanan Yesus, dan itu memperlihatkan bagaimana wahyu memimpin Gereja pada zaman sekarang). • Menurut Anda mengapa penting bagi anak-anak Bapa Surgawi untuk memahami kebenaran yang Penatua Coleman ajarkan? Bersaksilah bahwa penampakan diri Juruselamat, wahyu-wahyu, dan pelimpahan kuasa dan kunci-kunci imamat selama Pemulihan adalah bagian yang penting dari pelayanan kekal-Nya. Untuk membantu para siswa melihat dengan lebih spesifik bagaimana Juruselamat mengarahkan Pemulihan Injil abadi dan Gereja-Nya pada zaman akhir, perlihatkan bagan berikut atau berikan kepada para siswa sebagai selebaran (jangan menyertakan ungkapan-ungkapan dalam tanda kurung): 111 P EL A J A RA N 23 Juruselamat Mengarahkan Pekerjaan Pemulihan Ajaran-Ajaran Gereja Tata Cara-Tata Cara Gereja Kepemimpinan Gereja Pengantar bagian dan ringkasan Ajaran dan Perjanjian 76 (Kerajaan-kerajaan kemuliaan, kehidupan setelah kematian) Ajaran dan Perjanjian 20:37, 72–74 (Persyaratan untuk dan cara pembaptisan yang benar) Ajaran dan Perjanjian 20:38–59 (Tugas-tugas jabatan keimamatan) Ajaran dan Perjanjian 84:33–39 (Sumpah dan perjanjian imamat) Ajaran dan Perjanjian 128:1, 15, 18 (Baptisan perwakilan bagi orang mati) Ajaran dan Perjanjian 131:1– 4 (Pernikahan selestial perlu untuk permuliaan) Ajaran dan Perjanjian 137:6–10; 138:29–35 (Mereka yang meninggal tanpa pengetahuan tentang kebenaran akan memiliki kesempatan untuk penebusan) Ajaran dan Perjanjian 20:70 (Pemberkatan anak-anak) Ajaran dan Perjanjian 20:75–77, 79 (Pelaksanaan sakramen) Ajaran dan Perjanjian 124:33–39 (Tata cara-tata cara bait suci) Ajaran dan Perjanjian 20:61–62 (Pelaksanaan konferensi-konferensi Gereja secara teratur) Ajaran dan Perjanjian 26:2 (Persetujuan bersama) Ajaran dan Perjanjian 107:22–27, 33–35, 64 –67, 85–91 (Tugas-tugas kepemimpinan Gereja) Ajaran dan Perjanjian 132:7, 15–20 (Pernikahan kekal) Bagilah kelas menjadi tiga kelompok dan tugasi setiap kelompok satu kolom untuk ditelaah. Undanglah setiap siswa untuk membaca tiga atau empat dari rujukan dalam kolom yang ditugaskan kepada mereka dan mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa yang Juruselamat pulihkan ke bumi melalui Nabi Joseph Smith? • Mengapa asas atau praktik yang Anda temukan adalah penting? Setelah beberapa menit, undanglah para siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan. Sewaktu mereka membagikan, tekankan bahwa Yesus Kristus mengarahkan pekerjaan Pemulihan. Jika diperlukan, ajukan pertanyaan-pertanyaan serupa dengan yang berikut: • Mengapa penting untuk memahami bahwa Yesus melanjutkan untuk mengarahkan pekerjaan Gereja-Nya dan para pemimpinnya? • Apa pengalaman-pengalaman yang telah menolong Anda mengetahui bahwa Gereja ini adalah Gereja Yesus Kristus? Jika waktunya memungkinkan, mintalah seorang siswa membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 1:30. Kemudian tanyakan kepada anggota kelas: • Setelah mempertimbangkan apa yang telah kita bahas hari ini, mengapa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir “satu-satunya gereja yang sejati dan hidup di atas muka seluruh bumi”? (Karena ini adalah satu-satunya Gereja di bumi dengan wewenang ilahi untuk mengajarkan Injil sejati Yesus Kristus, melaksanakan tata cara-tata cara keselamatan yang diperlukan, dan menerima wahyu yang berkelanjutan melalui para hamba Tuhan yang ditetapkan). 112 PE LAJ ARAN 23 Untuk mengakhiri pelajaran, pertimbangkanlah untuk meminta seorang siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:40–42 dengan lantang sementara kelas mengikuti. Bersaksilah bahwa ayat-ayat ini adalah ringkasan dari pelayanan kekal Juruselamat. Tantanglah para siswa untuk mempertimbangkan apa yang dapat mereka lakukan untuk menghormati Yesus Kristus, yang telah melaksanakan Pendamaian sehingga kita dapat dikuduskan, dibersihkan, dan diselamatkan di dalam kerajaan Bapa. Bacaan Siswa • Ajaran dan Perjanjian 1:17, 38; 18:33–35; Joseph Smith—Sejarah 1:17–20. • Tad R. Callister, “Apa Cetak Biru dari Gereja Kristus?” (Kebaktian Church Educational System bagi dewasa muda, 12 Januari 2014); LDS.org. 113 PELAJARAN 24 Dia Hidup! Pendahuluan Perihal Juruselamat Yesus Kristus, Nabi Joseph Smith menyatakan: “Dan sekarang, setelah banyak kesaksian yang telah diberikan tentang Dia, inilah kesaksian, yang terakhir dari semuanya, yang kami berikan tentang Dia: Bahwa Dia hidup!” (A&P 76:22). Tujuan pelajaran ini adalah untuk membantu para siswa memahami bahwa Juruselamat hidup saat ini, bahwa Dia adalah Pengacara kita dengan Bapa, dan bahwa melalui iman kepada-Nya kita menjadi “para putra dan putri yang diperanakkan bagi Allah” (A&P 76:24; lihat juga Galatia 3:26). Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 25:1; 76:19–24; 110:1–4 Yesus Kristus hidup saat ini Bacalah dengan lantang kisah berikut tentang sebuah pengalaman dari Presiden Lorenzo Snow (1814–1901), sebagaimana dituturkan oleh cucu perempuannya, Alice Pond: “‘Di koridor besar yang menuju ke ruangan selestial, saya sedang berjalan beberapa langkah di depan kakek ketika dia menghentikan saya dan berkata, “Tunggu sebentar, Allie, kakek ingin memberi tahu kamu sesuatu. Tepat di sinilah Tuhan Yesus Kristus menampakkan diri kepada kakek pada saat kematian Presiden Woodruff. Dia memberi petunjuk kepada kakek untuk langsung saja serta mengorganisasi kembali Presidensi Utama Gereja sesegera mungkin dan tidak menunggu sebagaimana yang telah dilakukan setelah kematian para presiden sebelumnya, dan bahwa kakek harus menggantikan Presiden Woodruff.” “‘Kemudian kakek datang selangkah lebih dekat serta mengulurkan tangan kirinya dan berkata: “Dia berdiri tepat di sini, kira-kira tiga kaki (satu meter) di atas tanah. Kelihatannya seolah-olah Dia berdiri di atas sebuah lempengan dari emas yang padat.” “‘Kakek memberi tahu saya betapa mulianya sosok Juruselamat itu dan menggambarkan tangan, kaki, air muka dan jubah-Nya yang indah, yang semuanya sedemikian mulianya dalam putih dan kecemerlangannya sehingga dia nyaris tidak dapat menatap-Nya. “‘Kemudian [kakek] datang satu langkah lagi lebih mendekat serta menaruh tangan kanannya ke atas kepala saya dan berkata: “Sekarang, cucu, kakek ingin kamu mengingat bahwa inilah kesaksian dari kakekmu, bahwa dia memberitahumu dengan bibirnya sendiri bahwa dia dengan sebenar-benarnya melihat Juruselamat, di sini di dalam Bait Suci, dan berbicara dengan-Nya berhadapan muka”’ [Alice Pond, dalam LeRoi C. Snow, “An Experience of My Father’s,” Improvement Era, September 1933, 677]” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Lorenzo Snow [2012], 277). • Apa pemikiran yang Anda miliki sewaktu Anda mendengarkan kisah ini? Beri tahulah para siswa bahwa Ajaran dan Perjanjian berisikan dua laporan tentang Juruselamat yang menampakkan diri kepada orang-orang pada zaman akhir: satu penampakan diri-Nya kepada Joseph Smith dan Sidney Rigdon di Hiram, Ohio (lihat A&P 76), dan yang lainnya penampakan diri-Nya kepada Joseph Smith dan 114 PE LAJ ARAN 24 Oliver Cowdery di Bait Suci Kirtland (lihat A&P 110). Tuliskan tiga pertanyaan berikut di papan tulis: Apa yang mereka lihat? Apa yang mereka dengar? Apa yang mereka pelajari? Undanglah kelas untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini dalam tulisan suci. Mintalah separuh dari kelas untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:19–24 dan separuh yang lain membaca Ajaran dan Perjanjian 110:1–4. Setelah waktu yang cukup, undanglah kelas untuk membagikan apa yang mereka temukan. Tulislah temuan-temuan mereka di papan tulis di bawah pertanyaan yang sesuai. Kemudian tanyakan: • Apa yang ayat-ayat ini ajarkan tentang Yesus Kristus? (Para siswa mungkin mengidentifikasi berbagai ajaran, termasuk yang berikut: Yesus Kristus adalah makhluk yang hidup dan dimuliakan; Bapa Surgawi kita dan Yesus Kristus adalah sosok-sosok yang berbeda; melalui iman kepada Yesus Kristus dan penerimaan Injil-Nya, kita menjadi para putra dan putri yang diperanakkan bagi Allah; dan Yesus Kristus adalah Pengacara kita dengan Bapa). Berilah para siswa kesempatan untuk membagikan kesaksian mereka tentang ajaran-ajaran ini dengan mengajukan pertanyaan berikut: • Manakah dari kebenaran-kebenaran ini yang secara khusus bermakna bagi Anda? Mengapa? Beri tahu para siswa bahwa sisa dari pelajaran akan memfokuskan pada dua dari ajaran-ajaran yang terdapat dalam petikan-petikan yang mereka baca: “Yesus Kristus adalah Pengacara kita dengan Bapa” dan “Melalui iman kepada Yesus Kristus dan penerimaan Injil-Nya, kita menjadi para putra dan putri yang diperanakkan bagi Allah.” Ajaran dan Perjanjian 29:5; 38:4; 45:3–5; Alma 33:3–11 Yesus Kristus adalah Pengacara kita dengan Bapa Tulislah kata pengacara di papan tulis dan tanyakan kepada para siswa apakah mereka tahu apa artinya. (Jika diperlukan, definisikan pengacara dengan menjelaskan bahwa itu merujuk pada seseorang yang berbicara untuk mendukung atau membela perkara orang lain). Undanglah para siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 110:4 dalam hati. Kemudian tanyakan: • Bagaimana Juruselamat melayani sebagai pengacara? (Sewaktu para siswa membagikan pemikiran mereka, carilah kesempatan untuk bersaksi bahwa Yesus Kristus adalah Pengacara kita dengan Bapa). Perlihatkan pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis: 115 P EL A J A RA N 24 Apa yang membuat Yesus Kristus memenuhi syarat untuk menjadi Pengacara kita? Perhatian apakah yang Yesus minta kepada Bapa sewaktu Dia membela demi kepentingan kita? Mintalah para siswa bekerja berpasangan dan mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini dalam Ibrani 4:15; Ajaran dan Perjanjian 29:5; 38:4; dan 45:3–5. Setelah para siswa membaca petikan-petikan itu dan membahas pertanyaan-pertanyaan di papan tulis, undanglah beberapa siswa untuk secara sukarela membagikan jawaban mereka kepada anggota kelas. Sewaktu para siswa menjelaskan apa yang telah mereka pelajari, pastikan bahwa mereka memahami yang berikut: Yesus Kristus memenuhi syarat untuk membela kepentingan kita di hadapan Bapa karena Dia memiliki kesalehan yang sempurna dan dengan demikian dapat memuaskan tuntutan keadilan bagi dosa-dosa kita. Dia memenuhi syarat untuk membela kita karena jasa-Nya, kehidupan-Nya yang sempurna, dan darah-Nya, yang Dia tumpahkan bagi kita. Kita tidak memiliki jasa yang memperkenankan kita untuk membela diri kita sendiri (lihat Alma 22:14). Undanglah seorang siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 45:3–5 dengan lantang sementara kelas mengikuti. Jelaskan bahwa pekerjaan dan kemuliaan Bapa Surgawi adalah permuliaan anak-anak-Nya. Dengan demikian, sewaktu Yesus membela mereka yang percaya kepada-Nya, Dia menolong merampungkan pekerjaan Bapa sementara juga memberikan kemuliaan kepada Bapa (lihat juga Matius 10:32). Untuk membantu para siswa memahami pekerjaan Yesus Kristus sebagai Pengacara kita, undanglah mereka untuk membaca perkataan Zenos dalam Alma 33:3–10. Mintalah mereka untuk mengidentifikasi ungkapan-ungkapan yang Zenos ulangi (variasi dari “Engkau penuh belas kasihan” dan “Engkau mendengarku”). Kemudian tanyakan: • Apa yang Zenos pelajari tentang Allah melalui pengalamannya dengan doa yang tulus? Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 33:11 dengan lantang. Kemudian tanyakan kepada anggota kelas: • Kepada siapakah Zenos memberikan pujian atas belas kasihan Bapa Surgawi yang murah hati? • Mengapa Allah Bapa memalingkan penghakiman-Nya dari kita? • Bagaimanakah ajaran-ajaran Zenos menolong Anda memahami dengan lebih baik dan menghargai peran Juruselamat sebagai Pengacara dalam kehidupan Anda sendiri? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: 116 PE LAJ ARAN 24 “Adalah sedemikian signifikan bagi saya, bahwa saya dapat pada momen apa pun dan dalam keadaan apa pun mendekati melalui doa takhta kasih karunia, bahwa Bapa Surgawi saya akan mendengarkan permohonan saya, bahwa Pengacara saya, Dia yang tanpa dosa, yang darah-Nya tertumpah, akan membela perkara saya. (Lihat A&P 45:3–5).” (“I Know in Whom I Have Trusted,” Ensign, Mei 1993, 83). Mintalah seorang siswa untuk menjelaskan dengan kata-katanya sendiri asas yang Penatua Christofferson ajarkan. Kemudian tanyakan: • Bagaimana memiliki kesaksian pribadi tentang ajaran ini bisa menolong Anda pada saat-saat kemasygulan? Mosia 5:5–15 Melalui iman kepada Yesus Kristus dan penerimaan Injil-Nya, kita menjadi para putra dan putri yang diperanakkan bagi Allah. Undanglah seorang siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:24 dengan lantang, dan mintalah kelas untuk mengikuti. Jelaskan kata-kata “oleh Dia, dan melalui Dia, dan dari Dia … [kita] adalah para putra dan putri yang diperanakkan bagi Allah.” Tanyakan kepada para siswa: • Apa yang dimaksud menjadi “para putra dan putri yang diperanakkan bagi Allah”? (A&P 76:24; lihat juga A&P 25:1). Pastikan para siswa memahami bahwa walaupun kita semua adalah anak-anak roh Bapa Surgawi, istilah “para putra dan putri yang diperanakkan bagi Allah” secara khusus merujuk pada mereka yang “dilahirkan kembali.” Beri tahu para siswa bahwa Kitab Mormon mengilustrasikan proses dilahirkan kembali. Perlihatkan bagan berikut atau salinlah di papan tulis (jangan sertakan kata-kata dalam tanda kurung). Apa yang rakyat Raja Benyamin bersedia untuk lakukan? Apa akibat dari tindakan-tindakan mereka? (Masuk ke dalam perjanjian untuk mematuhi semua perintah Allah) (Hati mereka diubah) (Mengambil ke atas diri mereka nama Kristus) (Menjalankan iman kepada Kristus) (Mereka dilahirkan dari Kristus) (Kristus menjadi Bapa perjanjian mereka) Rangkumlah secara ringkas pesan Raja Benyamin dalam Mosia 2–4. Kemudian jelaskan bahwa perkataan Raja Benyamin memiliki dampak dramatis terhadap 117 P EL A J A RA N 24 rakyatnya, dan Roh Tuhan menyebabkan “perubahan yang hebat” bekerja dalam hati mereka (lihat Mosia 5:2). Undanglah para siswa untuk menelaah Mosia 5:2–8, 15 secara berpasangan, dengan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam bagan. Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan. Kemudian tanyakan: • Menurut apa yang Anda pelajari tentang rakyat Raja Benyamin, bagaimana Anda menjadi putra atau putri yang diperanakkan Kristus? (Para siswa hendaknya mengungkapkan asas berikut: Sewaktu kita menerima Yesus Kristus serta membuat dan menepati perjanjian-perjanjian untuk mematuhi perintah-perintah Allah, kita dapat menjadi para putra dan putri yang diperanakkan Kristus). Sewaktu para siswa membahas ayat-ayat ini, mereka mungkin membutuhkan bantuan untuk memahami ajaran bahwa kita menjadi anak-anak Kristus. Bacakan dengan lantang ajaran berikut oleh Presiden Joseph Fielding Smith (1876–1972): “Juruselamat menjadi Bapa kita … karena Dia menawarkan kita kehidupan, kehidupan kekal, melalui pendamaian yang telah Dia buat bagi kita .… “… Kita menjadi anak-anak, para putra dan putri Yesus Kristus, melalui perjanjian-perjanjian kita untuk patuh kepada-Nya” (Doctrines of Salvation, disusun oleh Bruce R. McConkie, 3 jilid [1954–56], 1:29). • Menurut Mosia 5:15, berkat-berkat apakah yang dapat kita terima sebagai para putra dan putri Yesus Kristus? • Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki tentang menjadi seorang putra atau putri Yesus Kristus? Sewaktu Anda mengakhiri pelajaran, imbaulah para siswa untuk merenungkan bagaimana kehidupan mereka diberkati dengan mengetahui bahwa Juruselamat hidup, bahwa Dia melayani sebagai Pengacara kita dengan Bapa, dan bahwa kita dapat menjadi para putra dan putri perjanjian Kristus. Bacaan Siswa • Mosia 5:1–15; Ajaran dan Perjanjian 45:3–5; 76:19–24; 110:1–4. 118 PELAJARAN 25 Yesus Kristus Kelak Akan Kembali Pendahuluan Para nabi di seluruh angkatan telah menubuatkan bahwa Yesus Kristus akan kembali lagi ke bumi. Yesaya mencatat, “Maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama” (Yesaya 40:5). Nubuat-nubuat ini menolong para murid Yesus Kristus untuk mempersiapkan diri mereka dan orang lain untuk peristiwa tunggal ini dan untuk memiliki harapan, mengetahui bahwa Bapa Surgawi melihat sebelumnya masa depan dan mempersiapkan dunia untuk kembalinya dengan mulia Putra-Nya. Bacaan Latar Belakang • Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign dan Liahona, Mei 2004, 7–10. Saran untuk Pengajaran Juruselamat akan datang dengan kuasa dan kemuliaan Tanyakan kepada para siswa pertanyaan-pertanyaan berikut, dan rangkumlah jawaban mereka di papan tulis: • Apa pendapat Anda ketika Kedatangan Kedua disebutkan? • Menurut apa yang Anda percayai, akan seperti apakah Kedatangan Kedua itu? Undanglah seorang siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 29:11 dengan lantang. Kemudian tanyakan kepada anggota kelas: • Apa yang Anda pelajari dari petikan ini tentang Kedatangan Kedua? (Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan kebenaran berikut: Ketika Juruselamat datang kembali, Dia akan datang dengan kuasa dan kemuliaan dengan seluruh bala tentara surga. Tulislah kebenaran ini di papan tulis). Jelaskan kepada para siswa bahwa ada banyak aspek dari Kedatangan Kedua Yesus Kristus yang dapat ditelaah dalam tulisan suci, seperti tanda-tanda yang akan mendahului kedatangan-Nya dan kehancuran bagi yang jahat saat kedatangan-Nya. Pelajaran ini akan secara khusus memfokuskan pada Juruselamat, kedatangan-Nya dengan kuasa dan kemuliaan, dan bagaimana kita dapat mempersiapkan diri untuk peristiwa besar itu. Berikan kepada setiap siswa salinan dari bagan, “Nubuat-Nubuat tentang Kedatangan Kedua.” Undanglah para siswa untuk bekerja berpasangan, dan tugasi setiap pasangan dua atau tiga baris petikan tulisan suci untuk ditelaah (pastikan setiap baris ditugaskan). Mintalah setiap pasangan untuk menulis dalam bagan apa yang diajarkan petikan-petikan yang ditugaskan kepada mereka tentang Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk melaporkan apa yang mereka temukan. 119 P EL A J A RA N 25 Kedatangan Kedua Yesus Kristus Nubuat-Nubuat tentang Kedatangan Kedua Apa yang kita pelajari tentang Kedatangan Kedua Ajaran dan Perjanjian 49:6–7; Joseph Smith—Matius 1:40 Yesaya 40:5 ; Matius 16:27. Yesaya 52:10; Ajaran dan Perjanjian 133:3 Zakharia 13:6; 14:4; Ajaran dan Perjanjian 45:48, 51–53 Yesaya 63:2; Wahyu 19:11–13; Ajaran dan Perjanjian 133:46– 48 Kisah Para Rasul 1:9–11; 1 Korintus 4:16 1 Tesalonika 4:17; Ajaran dan Perjanjian 88:96–98 Wahyu 16:20; Ajaran dan Perjanjian 133:21–24 Ajaran dan Perjanjian 5:19; 101:24 –25; 133:41 2 Petrus 3:10; Joseph Smith—Matius 1:46–48 Tindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Berdasarkan apa yang Anda telaah, bagaimana kuasa dan kemuliaan Yesus Kristus akan dinyatakan saat Kedatangan-Nya? • Nubuat-nubuat manakah tentang Kedatangan Kedua yang penting bagi Anda? Mengapa? (Catatan: Sebelum melanjutkan, Anda mungkin perlu merujuk kembali pada bagan dan menanyakan kepada para siswa apa manfaat menelaah tulisan suci dengan kebiasaan seperti ini—mencari hubungan, pola, dan tema). Ajaran dan Perjanjian 1:12; 34:5–6; 39:20; 88:81–86, 92; 133:4–5, 10 Para nabi mempersiapkan kita bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Sterling W. Sill (1903–1994) dari Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Kedatangan kedua Kristus disebutkan lebih dari 1.500 kali dalam Perjanjian Lama dan 300 kali dalam Perjanjian Baru. Jika Allah menganggap subjek ini begitu penting, Dia pasti ingin kita melakukan sesuatu tentang hal ini” (dalam Conference Report, April 1966, 19). 120 PE LAJ ARAN 25 • Mengapa menurut Anda penting bahwa tulisan suci menyertakan begitu banyak nubuat perihal Kedatangan Kedua”? Perlihatkan petikan tulisan suci berikut, atau tulislah di papan tulis. Undanglah para siswa untuk membandingkan dan membedakan petikan-petikan ini dalam hati, mencari dua cara berbeda di mana kita harus mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua. A&P 1:12; 88:92; 133:4–5, 10 A&P 34:5–6; 39:20; 88:81–84 Setelah waktu yang cukup, bahaslah beberapa atau semua dari pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana Anda akan meringkas ke dalam satu pernyataan kebenaran-kebenaran yang diajarkan dalam petikan-petikan ini? (Pastikan para siswa mengungkapkan sesuatu seperti yang berikut: Nubuat-nubuat tentang Kedatangan Kedua Yesus Kristus diberikan dan dicatat dalam tulisan suci agar kita bisa mempersiapkan diri kita sendiri dan orang lain untuk hari itu). • Mengapa kita perlu mempersiapkan orang lain dan tidak hanya diri kita sendiri bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus? • Apa beberapa cara kita bis menolong orang lain mempersiapkan diri bagi kembalinya Tuhan? • Bagaimana menurut Anda menolong mempersiapkan orang lain bagi Kedatangan Kedua akan menolong Anda mempersiapkan diri juga? Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Sementara kita tidak berdaya untuk mengubah kenyataan dari Kedatangan Kedua dan tidak dapat mengetahui waktunya yang tepat, kita dapat mempercepat persiapan kita sendiri dan mencoba untuk memengaruhi persiapan mereka yang berada di sekitar kita .… “Bagaimana jika hari kedatangan-Nya adalah besok? Jika kita mengetahui bahwa kita akan bertemu Tuhan besok—melalui kematian dini atau melalui kedatangan-Nya yang tidak terduga—apakah yang akan kita lakukan hari ini? Pengakuan apa yang akan kita buat? Kebiasaan-kebiasaan apa yang akan kita hentikan? Persoalan-persoalan apa yang akan kita selesaikan? Pengampunan apa yang akan kita berikan? Kesaksian apa yang akan kita sampaikan? “Jika kita akan melakukan hal-hal tersebut pada saat itu, mengapa kita tidak melakukannya sekarang? Mengapa tidak mencari kedamaian saat kedamaian dapat diperoleh? Jika pelita persiapan kita hampir habis, marilah kita memulai dengan sesegera mungkin untuk mengisi ulang pelita itu” (“Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 8, 9). 121 P EL A J A RA N 25 • Apa yang dapat seseorang lakukan untuk mempercepat persiapannya bagi Kedatangan Kedua? • Bahaya apakah yang terjadi jika menangguhkan persiapan kita? Matius 25:1–13 Mempersiapkan Diri bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus Jelaskan kepada para siswa bahwa hanya beberapa hari sebelum kematian Yesus Kristus, para murid-Nya menanyakan mengenai tanda-tanda yang akan mendahului Kedatangan Kedua-Nya (lihat Matius 24:3; Joseph Smith—Matius 1:4). Tanggapan Juruselamat ditemukan dalam Matius 24–25. Undanglah beberapa siswa untuk secara bergiliran membaca dengan lantang dari Matius 25:1–13, dan mintalah para siswa yang lain untuk mengikuti. Kemudian pimpinlah para siswa dalam sebuah diskusi tentang perumpamaan sepuluh gadis dengan menggunakan beberapa atau semua pertanyaan dan kutipan berikut: • Apa yang Anda anggap bodoh tentang tindakan dari kelima gadis ini? (Para gadis yang bodoh tidak melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Juruselamat. Berusaha dengan tekun untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Juruselamat dengan melakukan apa yang kita tahu benar mendatangkan berkat-berkat besar, termasuk siap bergabung dengan Juruselamat ketika Dia datang). • Apakah makna yang terdapat dalam ungkapan “songsonglah dia”? (ayat 6). Mengapa tidak menunggu dengan sabar untuk Dia datang kepada Anda? (Lihat juga A&P 133:5, 10, 14, 19). • Mengapa gadis-gadis bijaksana ini tidak dapat membagikan minyak mereka kepada gadis-gadis yang bodoh? • Apa yang perumpamaan ini ajarkan tentang mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Juruselamat? (Walaupun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, para siswa mungkin mengungkapkan sebuah asas yang serupa dengan yang berikut: Melalui kepatuhan pada perintah-perintah Allah, kita dapat mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Lihat juga A&P 45:56–57). Tambahkan pembahasan dengan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dan Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Mengenai [perumpamaan tentang sepuluh gadis], Tuhan berfirman, ‘Dan pada masa itu, ketika Aku akan datang dalam kemuliaan-Ku, perumpamaan akan digenapi yang Aku firmankan mengenai sepuluh orang gadis’ (A&P 45:56). “Sebagaimana diberikan di dalam Matius pasal ke-25, perumpamaan ini memperlihatkan perbedaan keadaan dari lima gadis yang bodoh dan lima gadis yang bijaksana. Kesepuluh gadis telah diundang ke perjamuan kawin, namun hanya separuh dari mereka yang siap dengan minyak di dalam pelita mereka saat mempelai datang. Kelima gadis yang siap masuk ke perjamuan perkawinan, dan pintu ditutup. Kelima gadis yang menunda persiapan mereka datang terlambat. Pintu telah ditutup, dan Tuhan tidak mengizinkan mereka masuk, dengan mengatakan, ‘Aku tidak mengenal kamu’ [Matius 25:12]. 122 PE LAJ ARAN 25 ‘Karena itu berjaga-jagalah,’ Juruselamat mengakhiri, ‘sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya’ [Matius 25:13]. Pesan dari perumpamaan ini menakutkan. Kesepuluh gadis secara jelas mewakili para anggota Gereja Kristus, karena semua telah diundang ke perjamuan kawin dan semua mengetahui apa yang disyaratkan untuk dapat masuk saat mempelai datang. Namun hanya separuh yang siap saat Dia datang” (Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 8). “Apakah kelima gadis yang bijaksana itu mementingkan diri dan tidak bersedia berbagi, atau apakah mereka mengindikasikan secara benar bahwa minyak keinsafan tidak bisa dipinjamkan? Dapatkah kekuatan rohani yang dihasilkan dari kepatuhan yang terus-menerus terhadap perintah-perintah diberikan kepada orang lain? Dapatkah pengetahuan yang diperoleh melalui penelaahan yang tekun dan perenungan akan tulisan suci dibagikan kepada seseorang yang membutuhkan? Dapatkah kedamaian yang Injil datangkan kepada Orang Suci Zaman Akhir yang setia dialihkan kepada seseorang yang mengalami kemalangan atau tantangan besar? Jawaban yang jelas terhadap setiap pertanyaan ini adalah tidak. “Sebagaimana yang gadis-gadis bijaksana tersebut tekankan secara benar, kita masing-masing harus ‘membeli sendiri.”’ Para wanita yang terilhami ini bukan menggambarkan suatu transaksi bisnis; melainkan, mereka menekankan tanggung jawab individu kita untuk menjaga pelita kesaksian kita tetap menyala dan untuk memperoleh persediaan minyak keinsafan yang banyak. Minyak yang berharga ini diperoleh setetes demi setetes—‘baris demi baris [dan] ajaran demi ajaran’ (2 Nefi 28:30), dengan sabar dan gigih. Jalan pintas tidaklah tersedia; upaya terburu-buru persiapan menit terakhir tidaklah mungkin” (David A. Bednar, “Diinsafkan kepada Tuhan,” Ensign atau Liahona, November 2012, 109). • Mengapa hendaknya sangat mendesak bagi kita dalam persiapan kita bagi Kedatangan Kedua Kristus? Pertimbangkanlah untuk menulis pernyataan yang tidak lengkap berikut di papan tulis dan meminta para siswa merenungkan dan kemudian menuliskan bagaimana mereka akan melengkapinya: Untuk mempercepat persiapan saya bagi Kedatangan Kedua Kristus, saya akan ____________________. Imbaulah para siswa untuk memikirkan tentang cara-cara khusus mereka dapat menolong keluarga, teman-teman, atau orang lain memahami pentingnya mempersiapkan diri bagi kembalinya Yesus Kristus. Imbulah para siswa untuk membuat komitmen kepada Tuhan bahwa mereka akan mengikuti dorongan Roh apa pun yang telah mereka terima. Bacaan Siswa • Matius 25:1–13; Ajaran dan Perjanjian 133:3–19. 123 P EL A J A RA N 25 • Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign dan Liahona, Mei 2004, 7–10. 124 PELAJARAN 26 Yesus Kristus Akan Memerintah sebagai Raja Di Atas Segala Raja dan Menghakimi Dunia Pendahuluan Selama Milenium, Yesus Kristus “akan memerintah sebagai Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala Tuan, dan setiap lutut akan bertelut dan setiap lidah akan berbicara dalam pemujaan di hadapan-Nya. Kita masing-masing akan berdiri untuk diadili oleh-Nya sesuai dengan perbuatan dan keinginan hati kita” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Pelajaran ini akan membantu para siswa memahami bahwa mereka tidak perlu menunggu sampai Milenium untuk menikmati sebagian dari berkat-berkatnya. Bacaan Latar Belakang • Bab 45, “Milenium,” Asas-Asas Injil [2009], 297–301. • Bab 46, “Penghakiman Terakhir,” Asas-Asas Injil [2009], 303–308. • Jika tersedia: Bab 37, (“Milenium dan Permuliaan Bumi,” Buku Pedoman Siswa Ajaran-Ajaran Injil, edisi ke-2 (Church Educational System, 2010), 104–106. Saran untuk Pengajaran Ajaran dan Perjanjian 65:1–6 Yesus Kristus akan memerintah secara pribadi di bumi Mintalah para siswa membuat daftar pada selembar kertas hal-hal di mana mereka berdoa secara teratur untuk atau tentang sesuatu. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan apa yang telah mereka tulis, jika mereka merasa nyaman untuk melakukannya. Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pengantar bagian untuk Ajaran dan Perjanjian 65. (Jika para siswa tidak memiliki akses terhadap tulisan suci edisi tahun 2013, jelaskan bahwa bagian ini adalah wahyu tentang doa yang diberikan melalui Nabi Joseph Smith). Jelaskan bahwa dalam wahyu ini Tuhan memberi tahu kita sesuatu yang hendaknya kita berdoa untuknya, terutama sewaktu kita menyaksikan penggenapan atas peristiwa-peristiwa yang telah dinubuatkan terjadi pada zaman akhir. MIntalah dua siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 65:1–2. Mintalah kelas untuk mengikuti, dengan mencari uraian Tuhan tentang penyebaran Injil. Kemudian tanyakan: 125 P EL A J A RA N 26 • Seberapa jauh Injil Yesus Kristus akan menyebar? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Injil Yesus Kristus akan menyebar luas ke ujung-ujung bumi Tulislah ajaran ini di papan tulis). • Menurut ayat 2, apa yang dimaksud dengan batu yang terpenggal dari gunung tanpa perbuatan tangan? Setelah para siswa menanggapi, bacalah pernyataan berikut oleh Presiden Spencer W. Kimball (1895–1985): “Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir … adalah kerajaan, yang didirikan oleh Allah surga, yang tidak akan pernah dihancurkan atau digantikan .… Pada awal abad kesembilan belas, harinya telah datang … [bahwa] Gereja diorganisasi. Meskipun kecil, dengan hanya enam anggota, dibandingkan dengan batu yang terpenggal dari gunung tanpa perbuatan tangan yang akan menghancurkan hingga berkeping-keping bangsa-bangsa lain dan yang akan bergulir serta memenuhi seluruh bumi .… Sekarang batu itu bergulir untuk memenuhi bumi” (“The Stone Cut without Hands,” Ensign, Mei 1976, 8, 9). • Apa artinya bagi Anda menjadi bagian dari kerajaan Allah di bumi? Undanglah seorang siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 65:3–4 dengan lantang. Undanglah seorang siswa yang lain untuk membaca ayat 5–6 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti, dengan mencari nasihat Tuhan tentang untuk hal apa kita hendaknya berdoa. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut: • Menurut ayat-ayat ini, untuk hal apa kita hendaknya berdoa sewaktu kita mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua? (Sewaktu para siswa menanggapi pertanyaan ini, Anda mungkin ingin mengundang mereka untuk membandingkan ayat 6 dengan kata-kata dari Doa Tuhan dalam Matius 6:10). • Dua kerajaan apakah yang dirujuk dalam ayat 6? (“Kerajaan Allah” di bumi [atau Gereja] dan “kerajaan surga”). • Apa yang telah Tuhan perintahkan untuk “kerajaan Allah” lakukan di bumi? (Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan ajaran berikut: Kerajaan Allah di bumi, atau Gereja Yesus Kristus, akan menyebar ke seluruh dunia dan mempersiapkan penghuni bumi untuk pemerintahan milenium Kristus. (Catatan: Anda mungkin ingin menekankan bahwa selama Milenium, Yesus Kristus akan menjalankan yurisdiksi politik dan gerejawi di seluruh bumi. [Jika tersedia, lihat Buku Pedoman Siswa Ajaran dan Perjanjian, edisi ke-2. (Buku pedoman Church Educational System, 2001), 139–140]). Salinlah bagan berikut di papan tulis atau sediakan sebagai selebaran kepada setiap siswa (jangan menyertakan materi dalam tanda kurung): 126 PE LAJ ARAN 26 Yesus Kristus dan Milenium Apa yang akan Kristus lakukan selama Milenium? Yesaya 9:6–7; 33:22; Wahyu 11:15; 1 Nefi 22:24 (Dia akan memerintah kerajaan Allah di bumi. Dia akan bertindak sebagai hakim dan pemberi hukum serta akan menyelamatkan kita). Di mana Kristus akan berada selama Milenium? Zefanya 3:15–17; Ajaran dan Perjanjian 29:11; 45:59 (Dia akan berdiam di bumi di tengah umat-Nya). Bagaimana Kristus akan memerintah selama Milenium? Wahyu 19:15; Ajaran dan Perjanjian 38:21–22 (Kristus akan menjadi raja dan pemberi hukum). Apa dampak yang akan dimiliki pemerintahan Kristus? Yesaya 2:2–4; 1 Nefi 22:25–28; 2 Nefi 30:10–18 (Kedamaian, kesatuan, dan kesalehan akan ditegakkan di bumi. Setan tidak akan memiliki kuasa atas hati orang-orang). (Catatan: Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa kegiatan ini akan mengilustrasikan nilai dari kadang-kadang menelaah tulisan suci berdasarkan topik. Ketika kita menelaah tulisan suci berdasarkan topik, kita dapat melihat rincian—seperti pola dan tema—dengan lebih jelas). Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat siswa. Mintalah satu siswa dalam setiap kelompok untuk menelaah rujukan-rujukan dan menjawab pertanyaan dalam baris pertama bagan. Mintalah seorang siswa yang lain dalam kelompok untuk melakukan hal yang sama dengan baris dua, dan seterusnya. Beri tahu para siswa untuk memberikan perhatian khusus pada kata dan ungkapan yang membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditugaskan. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menandai apa yang mereka temukan. Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk membahas apa yang telah mereka pelajari dengan para anggota kelompok mereka. (Catatan: Jika tersedia selama persiapan pelajaran, periksalah buku pedoman berikut untuk ulasan tentang 1 Nefi 22:26: Buku Pedoman Kitab Mormon [Buku pedoman Church Educational System, 2009], 48). Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Dari apa yang Anda bahas, apa yang paling Anda nanti-nantikan tentang Milenium? (Setelah para siswa menanggapi, tulislah ajaran berikut di papan tulis: Juruselamat akan memerintah secara pribadi di bumi selama Milenium). • Apa beberapa cara kita dapat memperkenankan Juruselamat memerintah secara pribadi dalam kehidupan kita sekarang? • Bagaimana kehidupan kita bisa berubah jika kita memperkenankan Kristus memerintah dalam kehidupan kita? Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Spencer W. Kimball: 127 P EL A J A RA N 26 “Ketika Setan diikat dalam sebuah rumah tunggal—ketika Setan diikat dalam sebuah kehidupan tunggal—Milenium telah dimulai di rumah itu, dalam kehidupan itu” (The Teachings of Spencer W. Kimball, diedit oleh Edward L. Kimball [1982], 172). Berikan para siswa waktu untuk merenungkan apa yang akan mereka lakukan untuk mengundang Juruselamat memerintah secara pribadi dalam kehidupan dan keluarga mereka. Yohanes 5:22; Matius 12:36–37; Wahyu 20:12–13; Mosia 4:30; Ajaran dan Perjanjian 137:9 Yesus Kristus akan menjadi hakim kita Perlihatkan rujukan-rujukan tulisan suci berikut, atau tulislah di papan tulis: Yohanes 5:22 Matius 12:36–37 Wahyu 20:12–13 Mosia 4:30 Ajaran dan Perjanjian 137:9 Mintalah para siswa membayangkan bagaimana mereka akan menanggapi jika seorang teman mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: “Siapa yang akan menjadi hakim kita pada Hari Penghakiman?” dan “Berdasarkan apa kita akan dihakimi?” Berikan waktu beberapa menit kepada para siswa untuk menelaah petikan-petikan yang tercantum di papan tulis dan merumuskan sebuah jawaban atas pertanyaan ini. Setelah beberapa menit, undanglah para siswa untuk membahas jawaban-jawaban mereka dengan orang yang duduk di sebelahnya. Kemudian tanyakan kepada anggota kelas: • Apa yang telah Anda pelajari tentang Hari Penghakiman? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Yesus Kristus akan menjadi hakim kita • Berdasarkan apa Juruselamat akan menghakimi kita? (Tanggapan hendaknya mencakup ajaran berikut: Juruselamat akan menghakimi kita menurut perkataan, pikiran, dan perbuatan kita, serta hasrat dari hati kita). Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua belas Rasul: 128 PE LAJ ARAN 26 “Juruselamat kita menjalani kehidupan sempurna tanpa dosa, karena itu bebas dari tuntutan keadilan. Dia adalah sempurna dalam setiap sifat, termasuk kasih, rasa iba, kesabaran, kepatuhan, pengampunan, dan kerendahan hati .… “Saya bersaksi bahwa dengan penderitaan dan kesedihan yang tak terbayangkan dengan harga yang tak terhitung, Juruselamat memperoleh hak-Nya untuk menjadi Penebus, Penengah, dan Hakim Akhir kita” (“Pendamaian Dapat Melindungi Kedamaian dan Kebahagiaan Anda,” Ensign atau Liahona, November 2006, 42). • Bagaimana mengetahui bahwa Yesus Kristus akan menjadi “Hakim Akhir” kita memengaruhi perasaan Anda tentang Penghakiman Terakhir? Imbaulah para siswa untuk menulis pertanyaan berikut pada kartu atau secarik kertas dan menampilkannya di tempat yang menyolok: Bagaimana saya akan memperkenankan Yesus Kristus untuk memerintah kehidupan saya hari ini? Bacaan Siswa • Matius 25:31–46. • Bab 45, “Milenium,” Asas-Asas Injil [2009], 297–301. • Bab 46, “Penghakiman Terakhir,” Asas-Asas Injil [2009], 303–308. 129 PELAJARAN 27 Yesus Kristus Adalah Terang, Kehidupan, dan Pengharapan Dunia Pendahuluan Yesus Kristus “adalah terang, kehidupan, dan pengharapan dunia” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Pelajaran ini akan membantu para siswa memahami bahwa sewaktu mereka datang kepada Kristus, mereka akan menerima pengharapan yang lebih besar bagi kehidupan kekal dan mereka akan memiliki kebulatan tekad yang lebih besar untuk menanggung pencobaan-pencobaan hidup. Bacaan Latar Belakang • Dieter F. Uchtdorf, “Harapan akan Terang Allah,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 70, 75–77. • Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona, November 2008, 21–24. Saran untuk Pengajaran Yohanes 1:1–9; Ajaran dan Perjanjian 88:6–13. Yesus Kristus adalah Terang Dunia Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama. Mintalah kelas untuk mendengarkan keadaan-keadaan yang mungkin menyebabkan seseorang merasa seolah-olah mereka dikelilingi oleh kegelapan. “Saya memiliki lukisan yang disukai di kantor saya yang bertajuk Jalan Masuk menuju Pencerahan. Itu dibuat oleh seorang teman saya, pelukis Denmark Johan Benthin, yang adalah presiden pasak pertama di Kopenhagen, Denmark. depan pintu. “Lukisan tersebut memperlihatkan kamar yang gelap dengan pintu terbuka yang darinya terang bersinar. Adalah menarik bagi saya bahwa terang yang datang melalui pintu tidak menerangi seluruh kamar—hanya ruang yang tepat berada di “Bagi saya, kegelapan dan terang dalam lukisan ini merupakan metafora bagi kehidupan. Adalah bagian dari keadaan kita sebagai makhluk fana untuk kadang-kadang merasa seolah kita dikelilingi oleh kegelapan. Kita mungkin kehilangan orang yang dikasihi; seorang anak mungkin telah tersesat; kita mungkin telah menerima diagnosa medis yang mengkhawatirkan; kita mungkin memiliki tantangan pekerjaan dan dibebani dengan keraguan atau rasa takut; atau kita mungkin merasa sendirian atau tidak dicintai. “Tetapi meskipun kita mungkin merasa hilang di tengah keadaan terkini kita, Allah menjanjikan harapan akan terang-Nya—Dia berjanji untuk menerangi jalan di hadapan kita serta 130 PE LAJ ARAN 27 memperlihatkan kepada kita jalan keluar dari kegelapan” (“Harapan akan Terang Allah,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 70). • Apa beberapa keadaan yang dapat menyebabkan seseorang merasa dikelilingi oleh kegelapan? • Apa yang Presiden Uchtdorf katakan Allah dapat lakukan ketika kita merasakan hal ini? Setelah para siswa menanggapi, jelaskan bahwa pelajaran ini akan memfokuskan pada bagaimana kita dapat menerima terang dan pengharapan dari Allah, apa pun keadaan kita. Mintalah seorang siswa untuk membaca Yohanes 1:1–5dengan lantang. Undanglah kelas untuk mengikuti, dengan mencari kata atau ungkapan yang Yohanes gunakan untuk menggambarkan Juruselamat. Sewaktu para siswa melaporkan apa yang mereka temukan, tulislah ajaran berikut di papan tulis: Yesus Kristus adalah Terang Dunia. Untuk membantu para siswa memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran ini, mintalah mereka untuk membaca Yohanes 1:6–9 dalam hati. Kemudian tanyakan: • Apa yang ayat-ayat ini ajarkan tentang peran Yesus Kristus sebagai Terang Dunia? • Bagaimana catatan kaki untuk ayat 9 membantu Anda memahami bagaimana Yesus dapat menjadi Terang Dunia bagi semua individu? Beri tahu para siswa bahwa dalam tulisan suci, terang “yang menerangi setiap orang” (Yohanes 1:9), atau Terang Kristus, “kadang-kadang disebut Roh Tuhan, Roh Allah, Roh Kristus atau Terang Kehidupan” (Teguh pada Iman: Sebuah Referensi Injil [2004], 205). Terang Kristus diuraikan dalam Ajaran dan Perjanjian 88. Tugaskan para siswa untuk bekerja berpasangan. Mintalah mereka menelaah Ajaran dan Perjanjian 88:6–13 dan mengidentifikasi bagaimana Yesus Kristus adalah sumber terang dan kehidupan. Setelah waktu yang cukup, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana Terang Kristus memengaruhi semua ciptaan Bapa Surgawi? • Kebenaran-kebenaran yang tercatat dalam ayat-ayat ini menunjukkan Terang Kristus memiliki kuasa untuk melakukan apa bagi seorang individu? • Mengapa bermanfaat memahami bahwa terang yang mengatur alam semesta adalah “terang yang sama yang menghidupkan pengertianmu”? (A&P 88:11). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: 131 P EL A J A RA N 27 “Terang Allah adalah nyata. Itu tersedia bagi semua! Itu memberi kehidupan pada segala sesuatu [lihat A&P 88:11–13]. Itu memiliki kuasa untuk melunakkan sengatan luka yang terdalam. Itu dapat menjadi balsam penyembuh bagi kesepian dan sakitnya jiwa kita. Dalam alur keputusasaan, itu dapat menanamkan benih harapan yang lebih cemerlang. Itu dapat mencerahkan lembah dukacita yang terdalam. Itu dapat menerangi jalan di hadapan kita dan menuntun kita melalui malam yang paling kelam menuju janji berupa fajar yang baru. “Inilah ‘Roh Yesus Kristus,’ yang memberikan ‘terang kepada setiap orang yang datang ke dunia’ [A&P 84:45– 46]” (“Harapan akan Terang Allah,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 75). Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan kelas Anda: • Menurut Presiden Uchtdorf, berkat-berkat apakh yang datang dari terang yang Bapa di Surga tawarkan kepada kita melalui Yesus Kristus? • Kapan Anda pernah mengalami berkat-berkat yang dibicarakan oleh Presiden Uchtdorf? Tuliskan pernyataan tidak lengkap berikut di papan tulis: Terang Dunia memberikan … Undanglah para siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 88:13 sekali lagi, dengan mencari sebuah ungkapan yang melengkapi pernyataan di papan tulis. Tanyakan: • Bagaimana peran Juruselamat sebagai Terang Dunia berkaitan dengan peran-Nya sebagai Kehidupan Dunia? • Dalam cara apakah terang dihubungkan dengan kehidupan? (Anda bisa menjelaskan bahwa Yesus adalah “kehidupan dunia karena kebangkitan-Nya dan pendamaian-Nya menyelamatkan kita baik dari kematian jasmani maupun rohani” [Dallin H. Oaks, “The Light and Life of the World,” Ensign, November 1987, 65]). • Apa akibatnya jika terang dan kuasa Juruselamat berhenti untuk mendukung segala hal? (Tidak akan ada lagi kehidupan). Jelaskan bahwa tulisan suci memberikan contoh-contoh tentang bagaimana Yesus secara harfiah adalah Terang Dunia. Pada waktu kematian Juruselamat, ada kegelapan selama tiga hari, yang menyimbolkan bahwa Terang Dunia telah meninggalkan dunia (lihat 3 Nefi 8:20–23). Sebaliknya, kelahiran Juruselamat disertai dengan sebuah bintang dan terang yang cemerlang di langit dan juga terang selama tiga hari (lihat Helaman 14:3–5; 3 Nefi 1:15, 21). Mazmur 146:5; Roma 5:3–5; 15:13; Eter 12:4, 32; Moroni 7:3, 40–41 Yesus Kristus adalah pengharapan dunia Jelaskan kepada para siswa bahwa istilah pengharapan dapat memiliki banyak arti. Dalam konteks Injil Yesus Kristus, harapan adalah “pengharapan yang yakin akan 132 PE LAJ ARAN 27 dan kerinduan untuk berkat-berkat kesalehan yang dijanjikan” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Harapan”; scriptures.lds.org). Juruselamat kadang-kadang disebut “pengharapan dunia” karena berkat-berkat kesalehan yang dijanjikan kepada kita melalui Dia (“The Living Christ: The Testimony of the Apostles,” Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Perlihatkan pertanyaan dan rujukan tulisan suci berikut, atau tulislah di papan tulis: Terpusat pada apakah harapan yang sejati itu? (Eter 12:4, 32; Moroni 7:3, 40–41) Apa yang akan dilakukan pengharapan dalam kehidupan kita? (Mazmur 146:5; Roma 5:3–5; 15:13) Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil. Undanglah kelompok-kelompok untuk menelaah setiap petikan tulisan suci, mencari kata dan ungkapan penting tentang pengharapan, dan membahas jawaban mereka atas pertanyaan-pertanyaan itu. Setelah waktu yang cukup, mintalah kelompok-kelompok untuk menyusun satu atau dua pernyataan tentang ajaran atau asas yang merangkum apa yang telah mereka pelajari tentang ajaran mengenai pengharapan. Undanglah kelompok-kelompok untuk membagikan pernyataan mereka dengan kelas. Pastikan para siswa memahami bahwa pengharapan adalah memiliki keyakinan bahwa, melalui Pendamaian Yesus Kristus dan kepatuhan terhadap perintah-perintah, kita akan menerima berkat-berkat yang dijanjikan Allah, termasuk kehidupan kekal. Jika waktu mengizinkan, Anda mungkin ingin membahas pertanyaan-pertanyaan berikut: • Menunjukkan apakah kepada Anda kata kepastian dalam ungkapan “boleh dengan kepastian berharap untuk dunia yang lebih baik”? (Eter 12:4) (Keyakinan, kepercayaan, atau kepastian. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menuliskan definisi ini di sisi tulisan suci mereka di sebelah Eter 12:4). • Bagaimana pengharapan, sebagaimana diuraikan dalam ayat-ayat ini, dapat menjadi “sauh bagi jiwa manusia” dan dan membantu kita menjadi “yakin dan tabah, selalu berlimpah ruah dalam pekerjaan baik”? (Eter 12:4). Perlihatkan pernyataan berikut, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Jika kita memiliki harapan, kita memercayai janji-janji Allah. Kita memiliki keyakinan yang lembut bahwa jika kita melakukan ‘pekerjaan kesalehan,’ kita ‘akan menerima pahala [kita], bahkan kedamaian di dunia ini dan kehidupan kekal di dunia yang akan datang’ (A&P 59:23). Mormon mengajarkan bahwa harapan seperti itu datang hanya melalui Pendamaian Yesus Kristus [lihat Moroni 7:41]” (Teguh pada Iman: Sebuah Referensi Injil [2004], 153). • Bagaimana iman kita kepada Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya penting dalam mengembangkan pengharapan yang nyata? Bagaimana hal ini menolong 133 P EL A J A RA N 27 Anda memahami mengapa Yesus Kristus adalah pengharapan dunia? (Ketika kita berharap kepada Yesus Kristus, kita dapat melihat melampaui kesulitan dan dukacita fana dan berfokus pada berkat-berkat yang tersedia melalui Pendamaian-Nya, seperti kebangkitan dan kehidupan kekal). • Apa yang dapat Anda lakukan untuk memiliki pengharapan yang lebih besar dalam kehidupan ini? Sebagaimana digerakkan oleh Roh Kudus, Anda bisa meminta para siswa untuk membagikan tentang suatu waktu ketika pengharapan mereka terhadap kebangkitan dan kehidupan kekal melalui Yesus Kristus adalah berkat bagi diri mereka sendiri atau orang lain. Bacaan Siswa • Mazmur 146:5; Yohanes 8:12; Roma 5:3–5; 15:13; 1 Petrus 1:3; Eter 12:4, 32; Moroni 7:3, 40–41; Ajaran dan Perjanjian 88:6–13; 138:14. • Dieter F. Uchtdorf, “Harapan akan Terang Allah,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 70, 75–77. 134 PELAJARAN 28 Kesaksian Pribadi tentang Yesus Kristus Pendahuluan Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul menyatakan: “Kami bersaksi, sebagai para Rasul-Nya yang sungguh-sungguh ditahbiskan—bahwa Yesus adalah Kristus yang Hidup, Putra baka Allah” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Di seluruh kursus ini, kita telah mempelajari pelayanan kekal Yesus Kristus dan kesaksian dari para nabi mengenai Dia. Sewaktu kita memperoleh kesaksian pribadi melalui Roh Kudus bahwa Yesus adalah Kristus yang Hidup, kita siap untuk membagikan kesaksian kita sendiri tentang Juruselamat kepada orang lain. Bacaan Latar Belakang • D. Todd Christofferson, “Becoming a Witness of Christ,” Ensign, Maret 2008, 58–63. Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 25:26; Mosia 18:8–11 Berdiri sebagai saksi Kristus Tanyakan kepada para siswa apakah ada di antara mereka yang pernah berada dalam keadaan di mana mereka adalah satu-satunya anggota Gereja atau satu-satunya orang yang bersedia merepresentasikan standar-standar Gereja. Undanglah para siswa untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan berikut: • Bagaimana perasaan Anda ketika Anda menanggapi situasi itu sebagai pengikut Yesus Kristus? • Apa beberapa aspek yang bermakna atau menantang dari pengalaman Anda? Ingatkan para siswa mengenai kisah Kitab Mormon tentang Alma, yang diinsafkan oleh ajaran-ajaran Nabi Abinadi. Setelah keinsafannya, Alma mulai mengkhotbahkan Injil juga. Dalam Mosia 18, kita dapat membaca ajaran-ajarannya tentang perjanjian baptisan. Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 18:8–11dengan lantang. Undanglah para siswa untuk mengikuti dan mengidentifikasi sikap dan tindakan yang mengindikasikan seseorang siap untuk membuat dan menepati perjanjian baptisan. Setelah para siswa menanggapi, jelaskan ungkapan “berdiri sebagai saksi bagi Allah di segala waktu dan dalam segala hal, dan di segala tempat” dalam ayat 9. Kemudian tanyakan: • Apa yang dimaksud berdiri sebagai saksi Allah Bapa dan Yesus Kristus “di segala waktu dan dalam segala hal, dan di segala tempat”? (Mosia 18:9). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: 135 P EL A J A RA N 28 “Para Rasul memiliki pemanggilan dan penahbisan untuk menjadi saksi khusus bagi nama Kristus di seluruh dunia (lihat A&P 107:23), tetapi tugas untuk menjadi saksi dan bersaksi tentang Kristus di segala waktu dan di segala tempat berlaku kepada setiap anggota Gereja yang telah menerima kesaksian dari Roh Kudus” (“Witnesses of Christ,” Ensign, November 1990, 30). • Menurut Penatua Oaks, siapakah yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus? (Pastikan para siswa mengenali kebenaran berikut: Semua anggota Gereja telah membuat perjanjian untuk berdiri sebagai saksi bagi Bapa Surgawi dan Yesus Kristus). • Selain secara lisan membagikan kepercayaan dan kesaksian kita, cara-cara lain apakah kita dapat berdiri sebagai saksi bagi Kristus? (Untuk membantu para siswa menjawab pertanyaan ini, pertimbangkanlah untuk mengundang mereka untuk menelaah Matius 5:14–16 dan 3 Nefi 18:24). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Selama pelayanan fana-Nya di Belahan Bumi Sebelah Barat, Juruselamat memberikan perintah ini: ‘Tegakkanlah terangmu agar itu boleh bersinar bagi dunia. Lihatlah Aku adalah terang yang hendaknya kamu tegakkan—apa yang telah kamu lihat Aku lakukan’ (3 Nefi 18:24). Orang-orang seharusnya dapat melihat dalam diri kita sesuatu tentang Yesus Kristus. Cara kita bertindak, berbicara, berpenampilan, dan bahkan berpikir akan mencerminkan Dia dan cara-cara-Nya” (“Becoming a Witness of Christ,” Ensign atau Liahona, Maret 2008, 60). • Bagaimana Anda telah melihat orang lain bertindak, berbicara, atau berpenampilan dengan cara-cara yang mencerminkan kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus? • Bagaimana Anda akan merekomendasikan seseorang mengatasi keengganan atau rasa takut untuk menjadi saksi bagi Yesus Kristus? Tuliskan ungkapan-ungkapan berikut di papan tulis: Berbicara tentang Kristus Bersukacita di dalam Kristus Berkhotbah tentang Kristus Bernubuat tentang Kristus Menulis tentang Kristus Undanglah para siswa untuk membaca 2 Nefi 25:26 dalam hati, dan mintalah mereka menjelaskan bagaimana seseorang dapat membagikan kesaksian mereka 136 PE LAJ ARAN 28 tentang Yesus Kristus dengan cara-cara yang dirangkum di papan tulis. Untuk membantu pembahasan kelas, gunakan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson sewaktu diperlukan: “Ungkapan Nefi ‘kita berbicara tentang Kristus’ [2 Nefi 25:26] menunjukkan bahwa kita tidak enggan untuk berbicara tentang perasaan kita perihal Juruselamat dalam percakapan dan suasana yang tidak resmi. Sering kali situasi itu bersifat pribadi di mana dengan cara-cara yang terbuka dan ramah kita dapat membahas siapa Dia dan apa yang Dia lakukan dan ajarkan, dengan mengimbau orang lain juga untuk mengasihi serta mengikuti-Nya. “‘Kita bersukacita di dalam Kristus” mengandung arti bahwa kita hidup dengan sikap bahagia secara umum yang mencerminkan iman kita kepada Kristus. Kita tahu bahwa ‘karunia-Nya [adalah] cukup’ bagi kita untuk ditebus dari kematian dan dosa serta untuk disempurnakan di dalam Dia (lihat Moroni 10:32–33). Ketika kita menghadapi kekecewaan dan bahkan tragedi, kita tahu bahwa karena Dia, kebahagiaan kekal kita adalah pasti. Sewaktu iman kita kepada Yesus Kristus bersinar, kita memperlihatkan kepada orang lain yang ‘letih lesu dan berbeban berat’ bagaimana menemukan kelegaan di dalam Dia (lihat Matius 11:28–30). “‘Kita berkhotbah tentang Kristus’ tentunya memiliki rujukan pada pekerjaan misionaris penuh waktu dan anggota tetapi juga mencakup apa yang kita lakukan dalam kebaktian peribadatan, kelas-kelas Sekolah Minggu, dan suasana serupa di mana Dia adalah subjek dari pembelajaran dan pengajaran. Peran serta kita baik sebagai guru maupun siswa adalah bagian dari pemberian kesaksian kita tentang Dia .… “‘Kita bernubuat tentang Kristus’ artinya bahwa kita mengungkapkan kesaksian kita tentang Dia dengan kuasa Roh (lihat 1 Korintus 12:3). ‘Kesaksian Yesus adalah roh nubuat’ (Wahyu 19:10). Sebagaimana orang-orang di zaman dahulu menubuatkan tentang kedatangan pertama-Nya, kita juga menegaskan dalam kata dan perbuatan nubuat-nubuat tentang Kedatangan Kedua-Nya .… “‘Kita menulis menurut nubuat-nubuat kita’ menunjukkan kebijaksanaan dalam membuat catatan yang permanen mengenai kesaksian kita tentang Kristus. Kita memahami bahwa kesaksian yang kita berikan ‘dicatat di dalam surga untuk para malaikat pandang; dan mereka bersukacita atas [kita]’ (A&P 62:3). Keturunan kita sendiri dan orang lain mungkin melihat dan bersukacita atas kesaksian kita tentang Kristus yang ditulis atau dicatat untuk manfaat mereka” (“Becoming a Witness of Christ,” Ensign, Maret 2008, 62–63). Sewaktu Anda mengakhiri bagian dari pelajaran ini, imbaulah para siswa untuk mempertimbangkan salah satu bidang di papan tulis dan menetapkan sebuah gol tentang apa yang akan mereka lakukan untuk menjadi saksi yang lebih kuat bagi Yesus Kristus. Bersaksi tentang Yesus Kristus Mintalah para siswa untuk memikirkan kembali mengenai kursus selama semester dan mengidentifikasi beberapa peran Yesus Kristus dan beberapa topik yang berkaitan dengan-Nya yang dibahas di dalam kelas. Rangkumlah tanggapan-tanggapan siswa di papan tulis. (Peran-peran tersebut dapat mencakup Pengacara, Juruselamat, Yang Mendamaikan, Yang Sulung, Anak Tunggal, Yehova, Mesias, Pencipta. Topik-topik dapat mencakup yang berikut: peran sentral Yesus Kristus dalam rencana Allah; pelayanan prafana-Nya; kenyataan bahwa Dia hidup; pelayanan pascafana-Nya; Kedatangan Kedua; pemerintahan Milenum-Nya; 137 P EL A J A RA N 28 Pemulihan Injil-Nya; kepemimpinan-Nya dalam Gereja; serta cara-cara di mana Dia adalah Terang dan Kehidupan Dunia). Unduhlah dan perlihatkan rekaman video dari pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), di mana dia membagikan kesaksiannya tentang Yesus Kristus. Jika video ini tidak tersedia dalam bahasa Anda, undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan itu dengan lantang. “Yesus adalah teman saya. Tak seorang lain pun yang telah memberi begitu banyak kepada saya. ‘Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya’ (Yohanes 15:13). Dia memberikan nyawa-Nya bagi saya. Dia membuka jalan untuk kehidupan kekal. Hanya seorang Allah yang dapat melakukan hal ini. Saya berharap bahwa saya dianggap layak untuk menjadi teman bagi-Nya. “Dia adalah teladan saya. Cara hidup-Nya, perilaku-Nya yang sama sekali tidak mementingkan diri, jangkauan-Nya kepada mereka yang membutuhkan, pengurbanan akhir-Nya semuanya memberikan teladan bagi saya .… “Dia adalah guru saya. Tidak ada suara lain yang pernah berbicara dengan bahasa yang begitu menakjubkan .… “Dia adalah penyembuh saya. Saya berdiri kagum atas mukjizat-mukjizat-Nya yang menakjubkan .… “Dia adalah pemimpin saya. Saya merasa terhormat menjadi salah seorang di antara iring-iringan panjang dari mereka yang mengasihi Dia dan yang telah mengikuti Dia selama dua milenium yang telah berlalu sejak kelahiran-Nya .… “Dia adalah Juruselamat dan Penbus saya. Melalui menyerahkan nyawa-Nya dalam kesakitan dan penderitaan yang tak terucapkan, Dia telah menjangkau untuk mengangkat saya dan kita masing-masing serta semua putra dan putri Allah dari ngarai kegelapan kekal setelah kematian .… Rasa syukur saya tak kenal batas. Ungkapan terima kasih saya kepada Tuhan saya tak memiliki akhir. “Dia adalah Allah dan Raja saya. Dari keabadian ke keabadian, Dia akan memerintah dan berkuasa sebagai Raja di atas segala Raja dan Tuan di atas segala Tuan. Untuk kekuasaan-Nya tidak akan ada akhirnya. Untuk kemuliaan-Nya tidak akan ada malam” (“My Testimony,” Ensign, Mei 2000, 71). Sajikan skenario berikut kepada para siswa Anda: Jika seseorang menanyakan kepada Anda apa yang Anda percayai tentang Yesus Kristus, tiga atau empat gagasan apakah yang paling ingin Anda tekankan? Berikan kepada para siswa waktu untuk menuliskan gagasan-gagasan mereka. Kemudian undanglah para siswa untuk berpasangan dan membagikan tanggapan mereka terhadap satu sama lain. Imbaulah mereka untuk membahas mengapa mereka memilih apa yang telah mereka lakukan dan pengalaman apa pun yang mereka miliki yang mungkin telah memperkuat pemahaman mereka tentang dan kasih bagi Juruselamat. Setelah waktu yang cukup, tanyakan kepada para siswa apakah ada di antara mereka yang ingin membagikan kesaksian mereka tentang Yesus Kristus kepada anggota kelas. Akhirilah dengan memberikan kesaksian Anda sendiri tentang pelayanan kekal dari Kristus yang Hidup. Pertimbangkanlah untuk mengungkapkan rasa syukur 138 PE LAJ ARAN 28 Anda atas banyak peran penting yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus di sepanjang masa. Kemudian berikan kepada para siswa tantangan berikut: Sewaktu Anda mengakhiri kursus ini, renungkan siapa yang Anda kenal yang akan diperkuat dengan mendengarkan kesaksian Anda tentang Juruselamat. Selama minggu depan dan setelah itu, putuskan siapa yang akan Anda pengaruhi dan bagaimana Anda akan membagikan kesaksian Anda. Bacaan Siswa • Matius 5:14–16; 2 Nefi 25:26; Mosia 18:8–11; 3 Nefi 18:24. • D. Todd Christofferson, “Becoming a Witness of Christ,” Ensign, Maret 2008, 58–63. 139 Selebaran