Buku Pedoman Guru Yesus Kristus dan Injil Abadi

advertisement
Buku Pedoman Guru Yesus Kristus dan
Injil Abadi
Agama 250
Diterbitkan oleh
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
Salt Lake City, Utah
Komentar dan koreksi dihargai. Mohon mengirimkannya, termasuk kesalahan-kesalahan, ke:
Seminaries and Institutes of Religion Curriculum Services
50 E. North Temple St., Floor 8
Salt Lake City, Utah 84150-0008
USA
Email: [email protected]
Mohon mencantumkan nama lengkap, alamat, lingkungan, dan pasak Anda.
Pastikan untuk memberikan judul buku pedoman. Kemudian sampaikan komentar Anda.
© 2015, 2016 oleh Intellectual Reserve, Inc.
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Dicetak di Amerika Serikat
Persetujuan Bahasa Inggris: 8/14
Persetujuan penerjemahan: 8/14
Terjemahan dari Jesus Christ and the Everlasting Gospel Teacher Manual
Bahasa Indonesia
12554 299
Daftar Isi
Kata Pengantar Buku Pedoman Guru Yesus Kristus dan Injil Abadi . . . . . . . . . . . v
1 Yesus Adalah Kristus yang Hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
2 Yesus Kristus Adalah Pusat dari Seluruh Sejarah Manusia . . . . . . . . . . . . 5
3 Yehova dan Pelayanan Prafana-Nya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
4 Yehova Menciptakan Bumi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
5 Yesus Kristus Adalah Yehova dalam Perjanjian Lama . . . . . . . . . . . . . . 18
6 Perlambang, Bayangan, dan Simbol tentang Yesus Kristus . . . . . . . . . . 23
7 Yesus Kristus—Putra Tunggal Allah dalam Daging . . . . . . . . . . . . . . . 27
8 Yesus Kristus Menggenapi Segala Kebenaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
9 Pengaruh Mendalam Juruselamat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
10 Mari, Ikutlah Aku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
11 Yesus Kristus Berjalan Berkeliling Sambil Berbuat Baik . . . . . . . . . . . . 45
12 Mukjizat di Jalan-Jalan Palestina . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51
13 Yesus Kristus Memanggil Dua Belas Rasul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 56
14 Yesus Kristus Adalah Mesias . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
15 Yesus Kristus Memberlakukan Sakramen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66
16 Juruselamat Mendamaikan Dosa-Dosa Seluruh Umat Manusia . . . . . . . 72
17 Juruselamat Menderita dan Mati di Kayu Salib Kalvari . . . . . . . . . . . . . 77
18 Juruselamat Melayani di Dunia Roh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82
19 Dia Bangkit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 88
20 Juruselamat Melayani kepada “Domba-Domba Lain”-Nya . . . . . . . . . . 94
21 Yesus Kristus Mengorganisasi Gereja-Nya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 99
22 Bapa dan Putra Menampakkan Diri kepada Joseph Smith . . . . . . . . . . 104
23 Juruselamat Memulihkan Imamat, Gereja, dan Injil-Nya . . . . . . . . . . 109
24 Dia Hidup! . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 114
25 Yesus Kristus Kelak Akan Kembali . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 119
26 Yesus Kristus Akan Memerintah sebagai Raja di Atas Segala Raja dan
Menghakimi Dunia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 125
27 Yesus Kristus Adalah Terang, Kehidupan, dan Pengharapan Dunia . . . . 130
28 Kesaksian Pribadi tentang Yesus Kristus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 135
Selebaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 141
Kata Pengantar Buku
Pedoman Guru Yesus
Kristus dan Injil Abadi
(Agama 250)
Apakah yang diharapkan dari seorang guru agama?
Sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar, adalah penting untuk
memahami Tujuan Seminari dan Institut Religi:
“Tujuan kita adalah untuk menolong para remaja dan dewasa muda memahami serta bersandar
pada ajaran-ajaran dan Pendamaian Yesus Kristus, menjadikan memenuhi syarat bagi
berkat-berkat bait suci, dan mempersiapkan diri mereka, keluarga mereka, serta orang lain untuk
kehidupan kekal bersama Bapa mereka di Surga.” (Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku
Pegangan untuk Guru dan Pemimpin di Seminari dan Insitut Religi [2012], x).
Anda dapat mencapai tujuan ini dengan menjalankan Injil, mengajar Injil dengan
efektif kepada para siswa Anda, dan mengelola kelas atau program Anda dengan
tepat. Sewaktu Anda mempersiapkan diri dan mengajar Injil dengan cara-cara ini,
Anda akan memenuhi syarat untuk memperoleh pengaruh dari Roh Kudus.
Anda memiliki kesempatan untuk membantu para siswa belajar dengan Roh
sehingga mereka dapat memperkuat iman dan memperdalam keinsafan mereka.
Anda dapat menolong para siswa mencapai ini sewaktu Anda menuntun mereka
untuk mengidentifikasi, memahami, merasakan kebenaran dan pentingnya dari,
serta mempersiapkan diri untuk menerapkan ajaran dan asas penting dari Injil
Yesus Kristus.
Buku Pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil adalah sumber penting untuk
memahami proses pengajaran dan bagaimana menjadi lebih berhasil di ruang
kelas. Seringlah merujuk pada buku pegangan ini.
Apakah tujuan buku pegangan ini?
Kursus ini, Yesus Kristus dan Injil Abadi (Agama 250), memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk mempelajari pelayanan kekal Yesus Kristus, dengan
berfokus pada peran ilahi-Nya di sepanjang kehidupan prafana, fana, dan
pascafana-Nya. Kitab-kitab standar, perkataan para nabi modern, dan dokumen
yang berjudul “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” (Ensign atau
Liahona, April 2000, 2–3) digunakan sebagai sumber-sumber yang diilhami untuk
kursus ini. Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul telah
menekankan pentingnya mempelajari kehidupan dan misi Yesus Kristus:
v
P RA KATA
“Saya sungguh-sungguh mendorong Anda untuk membangun sebuah rencana
belajar pribadi untuk memahami dan menghargai akibat-akibat yang tak
terdandingi, kekal, serta tak terbatas dari penggenapan Yesus Kristus yang
sempurna akan pemanggilan-Nya yang ditetapkan secara ilahi sebagai
Juruselamat dan Penebus kita dengan lebih baik. Perenungan pribadi yang
mendalam akan tulisan suci disertai dengan penyelidikan, doa sepenuh hati akan
menguatkan pemahaman dan apreasi Anda terhadap Pendamaian-Nya yang berharga” (“Dia
Hidup! Mulia Nama-Nya!” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 77).
Sewaktu para siswa mulai memahami dan menghargai pentingnya pemanggilan
ilahi Juruselamat dan dampak yang Dia miliki dalam kehidupan mereka, mereka
akan dibentengi terhadap tantangan-tantangan kehidupan dan merasa
dipersiapkan dengan lebih baik untuk membahas peran ilahi Juruselamat dalam
rencana keselamatan, yang tentangnya kehidupan pribadi mereka adalah bagian
yang tak terpisahkan.
Apakah yang diharapkan dari para siswa?
Para siswa hendaknya membaca petikan-petikan tulisan suci dan
ceramah-ceramah kenabian yang tercantum di bagian Bacaan Siswa dari tiap
pelajaran. Para siswa hendaknya juga memenuhi persyaratan kehadiran dan
menunjukkan kompetensi terhadap materi kursus.
Bagaimana pelajaran-pelajaran yang tersusun dalam
buku pedoman ini?
Kursus ini dirancang sebagai kursus yang lamanya satu semester dengan 28
pelajaran yang ditulis untuk periode kelas 50 menit. Jika kelas Anda bertemu dua
kali tiap minggu, ajarlah satu pelajaran untuk tiap periode kelas. Jika kelas Anda
bertemu hanya sekali tiap minggu selama 90 hingga 100 menit, gabungkan dan
ajarlah dua pelajaran untuk tiap periode kelas. Tiap garis besar pelajaran terdiri dari
empat bagian:
• Pendahuluan
• Bacaan Latar Belakang
• Saran untuk Pengajaran
• Bacaan Siswa
Pendahuluan
Bagian ini memberikan pengantar singkat untuk topik dan tujuan pelajaran.
Bacaan Latar Belakang
Bagian ini merekomendasikan sumber-sumber, seperti pesan-pesan dari para nabi
modern, yang dapat membantu Anda memahami dengan lebih baik ajaran, asas,
dan kebenaran Injil yang tercakup dalam garis besar pelajaran.
vi
P RAKATA
Saran untuk Pengajaran
Bagian Saran untuk Pengajaran mencakup materi untuk membantu Anda
mengetahui baik apa yang akan diajarkan maupun bagaimana mengajarkannya
(lihat juga bagian 4.3.3 dan 4.3.4 dalam Buku Pegangan Pengajaran dan Pembelajaran
Injil). Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disarankan dirancang untuk
membantu para siswa mengidentifikasi, memahami, dan menerapkan
kebenaran-kebenaran yang sakral. Anda boleh memilih untuk menggunakan
sebagian atau semua saran sementara Anda menyesuaikannya sehingga cocok
dengan gaya mengajar individu Anda serta untuk memenuhi kebutuhan dan
keadaan para siswa Anda. Sewaktu Anda mempertimbangkan bagaimana
menyesuaikan materi pelajaran, ikuti nasihat ini dari Penatua Dallin H. Oaks dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Presiden Packer telah sering mengajarkan, sebagaimana yang saya ketahui,
bahwa kita terlebih dahulu mengadopsi, kemudian menyesuaikan. Jika kita
sepenuhnya paham dengan pelajaran yang ditentukan yang harus kita berikan,
maka kita dapat mengikuti Roh untuk menyesuaikannya. Tetapi ada godaan,
ketika kita berbicara tentang fleksiblitas ini, untuk memulai dengan
menyesuaikan alih-alih mengadopsi. Itu adalah keseimbangan. Itu adalah
tantangan yang berkelanjutan. Tetapi pendekatan dengan mengadopsi terlebih dahulu dan
kemudian menyesuaikan adalah cara yang baik untuk tetap pada landasan yang kuat” (“Diskusi
Panel dengan Penatua Dallin H. Oaks” [Siaran Satelit Religi Seminari dan Institut, 7 Agt. 2012];
si.lds.org).
Bagian Saran untuk Pengajaran berisikan setidaknya satu pernyataan ajaran atau
asas, yang muncul dalam huruf tebal. Sewaktu para siswa menemukan ajaran dan
asas ini dan membagikan apa yang telah mereka pelajari, kata-kata mereka
mungkin berbeda dengan kata-kata yang dinyatakan dalam buku pedoman. Ketika
ini terjadi, berhati-hatilah untuk tidak menyiratkan bahwa jawaban mereka salah.
Meskipun demikian, jika sebuah pernyataandapat diungkapkan dengan lebih
akurat, bantulah dengan hati-hati untuk membantu mengklarifikasi pemahaman.
Untuk membantu para siswa menjadi siswa tulisan suci seumur hidup, ajarlah
mereka bagaimana menggunakan alat bantu belajar yang tersedia dalam edisi
tulisan suci Orang Suci Zaman Akhir. Ambillah kesempatan di dalam kelas untuk
membantu para siswa melatih keterampilan dan metode penelahaan tulisan suci
(lihat Pengajaran dan Pembelajaran Injil, 20–23). Sewaktu Anda melakukannya, para
siswa akan meningkatkan kecintaan mereka terhadap tulisan suci, diberi kuasa
untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka, dan belajar untuk
dituntun oleh kuasa Roh Kudus.
Bacaan Siswa
Bagian ini mencantumkan petikan tulisan suci dan ceramah oleh para pembesar
umum Gereja yang akan memperkaya pemahaman siswa tentang topik-topik yang
terdapat dalam pelajaran. Doronglah para siswa untuk membaca materi-materi ini
sebelum mereka datang ke tiap kelas. Sewaktu mereka menelaah materi-materi
yang diilhami ini, mereka bukan hanya akan lebih siap untuk berperan serta dalam
diskusi kelas, tetapi mereka juga akan memperoleh pemahaman yang lebih luas
vii
P RA KATA
tentang topik-topik kursus. Berikan para siswa daftar semua “Bacaan Siswa” pada
awal semester.
Bagaimana saya dapat mempersiapkan diri untuk
mengajar?
Tuhan akan membantu Anda sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar.
Sewaktu Anda mempersiapkan diri, mungkin akan bermanfaat jika Anda
menanyakan kepada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah saya telah berdoa untuk menerima bimbingan Roh Kudus?
• Apakah saya telah menelaah blok-blok tulisan suci dan bacaan latar belakang
yang ditugaskan?
• Apakah saya telah membaca kurikulum dan menentukan apakah ada sesuatu di
sana yang perlu saya adaptasi atau sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan para
siswa saya?
• Bagaimana saya dapat menindaklanjuti bacaan siswa untuk memastikan bahwa
para siswa memperoleh manfaat terbesar darinya?
• Bagaimana saya dapat membantu tiap siswa saya berperan serta sepenuhnya
dalam pelajaran?
Saran-saran berikut mungkin juga bermanfaat.
• Doronglah para siswa untuk membaca petikan tulisan suci dan artikel yang
ditugaskan sebelum tiap kelas.
• Berharaplah para siswa memenuhi peran mereka sebagai pembelajar.
• Seringlah memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menjelaskan
ajaran dan asas menggunakan kata-kata mereka sendiri, membagikan
pengalaman-pengalaman yang relevan, dan bersaksi tentang apa yang mereka
ketahui dan rasakan.
• Variasikan kegiatan dan pendekatan pembelajaran yang Anda gunakan dalam
tiap kelas dan juga dari hari ke hari.
• Ciptakan lingkungan pembelajaran yang mengundang Roh dan di mana para
siswa memiliki kesempatan istimewa dan tanggung jawab untuk mengajar dan
belajar dari satu sama lain (lihat A&P 88:78, 122).
Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan:
“Pastikan bahwa ada banyak peran serta karena penggunaan hak pilihan itu oleh
seorang siswa mewenangkan Roh Kudus untuk mengajar. … Sewaktu para siswa
mengungkapkan secara lisan kebenaran-kebenaran, mereka diteguhkan dalam
jiwa mereka dan memperkuat kesaksian pribadi mereka” (“To Understand and
Live Truth” [evening with Elder Richard G. Scott, Februari 4, 2005], 3; si.lds.org).
viii
P RAKATA
Bagaimana saya dapat menyesuaikan pelajaran bagi
penyandang cacat?
Sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar, pedulilah dengan siswa yang
berkebutuhan khusus. Sesuaikan kegiatan dan harapan untuk membantu mereka
berhasil. Misalnya, beberapa siswa mungkin memperoleh manfaat dengan
memiliki akses ke rekaman audio tulisan suci. Ini dapat diunduh dengan mudah
dari LDS.org.
Untuk lebih banyak gagasan dan sumber, rujuklah pada halaman Disability
Resources di disabilities.lds.org dan bagian buku pedoman kebijakan Seminari dan
Institut Religi yang berjudul Kelas dan Program yang Disesuaikan untuk Siswa
Penyandang Cacat.
ix
PELAJARAN 1
Yesus Adalah Kristus
yang Hidup
Pendahuluan
Para saksi modern telah menyatakan: “Kami memberikan
kesaksian, sebagai para Rasul yang benar-benar telah
ditahbiskan oleh-Nya—bahwa Yesus adalah Kristus yang
Hidup” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,”
Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Karena dunia tampaknya
tak mengetahui tentang sifat sejati Yesus Kristus dan
hubungan-Nya dengan Allah Bapa, adalah penting untuk
memiliki kesaksian yang pasti tentang Putra Terkasih Allah.
Pelajaran ini akan membantu para siswa mengidentifikasi
kebutuhan ini dan mempelajari bagaimana mereka bisa
bersaksi dengan lebih baik tentang Yesus Kristus kepada
keluarga, teman-teman, dan tetangga.
Bacaan Latar Belakang
• ““Kristus yang Hidup: Kesaksian dariPara Rasul,”Ensign atauLiahona, April
2000, 2–3.
• Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa dari Kesaksian Pribadi,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 37–39.
Saran untuk Pengajaran
Kristus yang Hidup
Tulislah pertanyaan berikut di papan tulis:
Siapakah Yesus Kristus, dan mengapa Anda percaya kepada-Nya?
Beri tahu para siswa bahwa banyak orang menjawab pertanyaan ini dengan
memberikan kesaksian. Salah satu kesaksian seperti itu diungkapkan dalam
nyanyian pujian “Dia Hidup Sang Penebusku” (Nyanyian Rohani, no. 53). Berikan
lirik nyanyian pujian ini kepada kelas, dan bagilah para siswa ke dalam empat
kelompok. Tugasi tiap kelompok dengan bait yang berbeda dari nyanyian pujian,
dan mintalah mereka untuk membaca kata-katanya. Setelah waktu yang cukup,
ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Kata atau ungkapan apakah yang digunakan dalam nyanyian pujian ini untuk
mengungkapkan siapa Yesus Kristus itu dan apa yang Dia lakukan bagi kita?
(Jawaban hendaknya mencakup “sang Pemimpinku,” teman suciku,” “sang
Nabi, Imam, Rajaku,” “Juruselamatku.” Dia memberkati kita dengan
kasih-Nya, membela kita, membimbing kita, menghibur kita, dan memberi kita
napas setiap hari).
• Kata-kata apakah yang digunakan nyanyian pujian ini untuk menggambarkan
cara kesaksian tentang Yesus Kristus dapat memengaruhi kita? (Jawaban
hendaknya mencakup “lega” dan “manisnya”).
1
P EL A J A RA N 1
Beri tahu kelas bahwa Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul menyatakan
secara terbuka kesaksian kolektif mereka tentang Yesus Kristus dalam “Kristus
yang Hidup: Kesaksian dari para Rasul” (lihat Ensign atau Liahona April 2000, 2–3).
Berikan kepada tiap siswa salinan tentang kesaksian ini, dan jelaskan bahwa
banyak topik pelajaran kursus ini diambil dari ajaran dan asas yang disajikan dalam
dokumen yang diilhami ini. Undanglah seorang siswa untuk membacakan paragraf
pertama dengan keras:
“Pada saat kita memperingati kelahiran Yesus Kristus dua ribu tahun yang lalu, kami
menyampaikan kesaksian kami akan kenyataan kehidupan-Nya yang tak tertandingi dan
kebajikan tanpa batas Pendamaian-Nya yang agung. Tidak ada seorang lain pun yang memiliki
pengaruh yang demikian dalam ke atas semua orang yang pernah hidup dan yang masih akan
hidup di atas bumi ini” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari para Rasul,” Ensign atau Liahona,
April 2000, 2).
• Pengaruh apakah yang ingin Anda miliki dari penelaahan Anda tentang Yesus
Kristus dan Injil abadi-Nya pada Anda semester ini? (Sewaktu para siswa
menanggapi, Anda mungkin ingin menekankan bahwa penelaahan yang
tulus tentang kehidupan Yesus Kristus akan membantu kita menghargai
pengaruh mendalam yang telah Dia berikan dan dapat berikan dalam
kehidupan kita.
• Dalam hal-hal apakah Juruselamat telah memengaruhi semua orang yang
pernah hidup dan yang akan hidup di bumi? (Sewaktu para siswa merespons,
pastikan untuk menekankan Pendamaian universal Juruselamat).
Beri tahu para siswa bahwa kursus ini akan memfokuskan pada pelayanan kekal
Juruselamat di sepanjang kehidupan prafana, fana, dan pascafana-Nya. Sewaktu
para siswa menelaah banyak peran ilahi Juruselamat, kasih dan kesaksian mereka
tentang Dia akan menjadi lebih mendalam.
Yohanes 20:30–31; 1 Nefi 6:4; 2 Nefi 25:23, 26
Tulisan suci ditulis agar orang-orang boleh percaya kepada Yesus Kristus
Tanyakan kepada para siswa berapa banyak kitab menurut mereka yang telah
ditulis tentang Yesus Kristus. Jelaskan bahwa penelaahan yang tepat apa pun
tentang kehidupan Yesus Kristus harus dipusatkan pada tulisan suci. Undanglah
tiga siswa untuk bergiliran membaca dengan keras petikan tulisan suci berikut:
Yohanes 20:30–31; 1 Nefi 6:4; dan 2 Nefi 25:23, 26. Mintalah kelas untuk
mengikuti, dengan mencari alasan mengapa tulisan suci adalah sumber yang
berharga ketika menelaah pelayanan kekal Juruselamat.
• Asas apakah yang petikan-petikan ini ajarkan tentang tujuan tulisan suci?
(Walaupun para siswa mungkin menggunakan berbagai kata, mereka
hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita menelaah
petikan-petikan tulisan suci tentang Juruselamat, kesaksian kita
mengenai Dia akan diperkuat dan kita akan menjadi lebih dekat
kepada-Nya).
2
PE LAJARAN 1
Tampilkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum
Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan keras.
“Tujuan inti dari semua tulisan suci adalah untuk mengisi jiwa kita dengan iman
kepada Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus …
“… Iman datang melalui kesaksian dari Roh Kudus kepada jiwa kita, Roh kepada
roh, sewaktu kita mendengar atau membaca firman Allah. Dan iman menjadi
matang ketika kita terus mengenyangkan diri dengan firman tersebut (“Berkat
dari Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 34, 35).
• Dalam hal-hal apakah tulisan suci dapat menolong kita memperkuat iman kita
atau menjadi lebih dekat kepada Yesus Kristus?
• Bagaimana iman dan kesaksian Anda kepada Yesus Kristus telah diperkuat
dengan menelaah tulisan suci?
Berilah tiap siswa salinan dari sumber-sumber yang dicantumkan di bagian Bacaan
Siswa untuk kursus ini. (Ini bisa dalam bentuk fotokopi kertas, atau Anda dapat
menjelaskan kepada para siswa di mana mereka dapat menemukan kopi digital).
Tantanglah para siswa untuk menjadikan bacaan siswa untuk kursus ini bagian dari
penelaahan tulisan suci harian mereka selama semester ini. Yakinkan para siswa
bahwa sewaktu mereka bertindak berdasarkan tantangan ini, mereka akan diajar
oleh Roh Kudus dan akan menjadi lebih dekat kepada Juruselamat.
Menjadi Saksi bagi Yesus Kristus
Jelaskan kepada para siswa bahwa tidaklah cukup hanya sekadar menelaah tentang
Juruselamat dalam tulisan suci. Kita juga harus memperoleh kesaksian rohani
secara pribadi melalui kuasa Roh Kudus bahwa Yesus adalah Kristus, Yang Diurapi,
Juruselamat dan Penebus kita. Bagikanlah kepada kelas pernyataan berikut dari
Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama.
“Kita tidak bisa bergantung pada kesaksian orang lain. Kita perlu mengetahui
bagi diri kita sendiri. Presiden Gordon B. Hinckley berkata, ‘Setiap Orang Suci
Zaman Akhir memiliki tanggung jawab untuk mengetahui bagi dirinya sendiri
dengan kepastian tanpa keraguan apa pun bahwa Yesus adalah Putra yang
hidup, yang telah dibangkitkan dari Allah yang hidup’ (“Fear Not to Do Good,”
Ensign, Mei 1983, 80).
“Sumber dari pengetahuan yang pasti dan keyakinan yang kuat ini adalah wahyu ilahi, ‘karena
kesaksian Yesus adalah roh nubuat’(Wahyu 19:10).
“Kita menerima kesaksian ini ketika Roh Kudus berbicara kepada roh di dalam diri kita …
“Inti dari kesaksian ini senantiasa adalah iman kepada, dan pengetahuan tentang, Yesus Kristus
serta misi ilahi-Nya” (“Kuasa dari Kesaksian Pribadi”Ensign atau Liahona, November 2006, 38).
• Mengapa menurut Anda Yesus Kristus hendaknya menjadi inti dari
kesaksian kita?
3
P EL A J A RA N 1
• Menurut Anda apa yang Juruselamat ingin agar Anda lakukan dengan
kesaksian Anda tentang Dia?
Tampilkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum
Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan keras.
“Orang-orang seharusnya dapat melihat dalam diri kita sesuatu tentang Yesus
Kristus. Cara kita bertindak, berbicara, berpenampilan, dan bahkan berpikir akan
mencerminkan diri-Nya dan jalan-Nya … Walaupun kita tidak ada bersama-Nya
dalam pelayanan-Nya, sewaktu kita menyelidiki tulisan suci, kita melihat Yesus
dan apa yang Dia katakan dan lakukan. Dan sewaktu kita meniru pola itu, kita
memberikan kesaksian tentang Dia” (“Becoming Witness of Christ,” Ensign,
Maret 2008, 60).
Tindaklanjuti dengan menanyakan kepada para siswa:
• Bagaimana Anda pernah melihat orang lain memberikan kesaksian tentang
Yesus Kristus melalui tindakan mereka?
• Sewaktu Anda memikirkan tentang dunia tempat Anda tinggal, apa yang dapat
kita lakukan agar kesaksian kita tentang Juruselamat dapat memiliki dampak
pada orang lain?
Bersaksilah bahwa sewaktu kita memperoleh kesaksian tentang Yesus Kristus
melalui kuasa Roh Kudus, kita memiliki tanggung jawab untuk
membagikannya.
Tantanglah para siswa untuk hidup tiap hari siap bersaksi tentang Yesus Kristus
melalui perkataan dan tindakan mereka. Doronglah mereka untuk datang ke kelas
dalam keadaan telah membaca bacaan siswa yang ditugaskan dan dengan
kesediaan untuk membagikan wawasan, mengajukan pertanyaan, dan berperan
serta dalam diskusi kelas.
Bacaan Siswa
• Yohanes 20:30–31; 1 Nefi 6:4; 2 Nefi 25:23, 26.
• ““Kristus yang Hidup: Kesaksian dariPara Rasul,”Ensign atauLiahona, April
2000, 2–3.
• Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa dari Kesaksian Pribadi,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 37–39.
4
PELAJARAN 2
Yesus Kristus Adalah Pusat
dari Seluruh
Sejarah Manusia
Pendahuluan
Dalam memberikan kesaksian tentang peran penting Yesus
Kristus dalam rencana Bapa Surgawi, para nabi modern telah
menyatakan, “Kami dengan khidmat bersaksi bahwa
kehidupan-Nya, yang adalah pusat dari seluruh sejarah
manusia, tidak dimulai di Betlehem maupun berakhir di
Kalvari” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari para
Rasul,”Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Pelajaran ini akan
meolong para siswa memahami dengan lebih baik bahwa
Bapa Surgawi menetapkan rencana keselamatan-Nya di
dunia prafana dan menahbiskan sebelumnya Yehova, Yesus
Kristus prafana, untuk menjadi tokoh sentral dalam rencana
itu. Para siswa akan terdorong untuk menempatkan Yesus
Kristus sebagai sentral kehidupan fana mereka.
Bacaan Latar Belakang
• Robert D. Hales, “Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign
atau Liahona, November 2010, 24–27.
• Dallin H. Oaks, “The Great Plan of Happiness,” Ensign, November 1993, 72–75.
Saran untuk Pengajaran
Alma 12:22–34
Juruselamat adalah sentral dari rencana Allah.
Tampilkan pernyataan berikut oleh Penatua Alexander B. Morrison dari Tujuh
Puluh dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras. Mintalah
kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi apa yang Bapa Surgawi sampaikan
kepada anak-anak-Nya di dunia prafana:
“Dahulu kala, sebelum bumi di mana kita tinggal sekarang ada, Allah Bapa kita
… menetapkan sebuah rencana … Rencana [itu] menyediakan jalan yang
sempurna bagi semua anak Allah untuk menerima kebakaan dan memperoleh
kehidupan kekal” (“Life—the Gift Each Is Given,” Ensign, Desember
1998, 15–16).
• Berkat-berkat apakah yang Penatua Morrison katakan pada akhirnya dapat kita
terima sebagai bagian dari rencana Allah? (Jelaskan bahwa kebakaan merujuk
pada kondisi tubuh yang dibangkitkan—tidak pernah mati secara jasmani
lagi—dan bahwa kehidupan kekal merujuk pada jenis kehidupan yang
dijalani Bapa).
5
P EL A J A RA N 2
Undanglah para siswa untuk membaca Alma 12:25 dalam hati dan
mengidentifikasi bagaimana Alma merujuk pada rencana Allah dan kapan itu
dipersiapkan. Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan.
(Alma mengajarkan bahwa “rencana penebusan” Allah ditetapkan “sejak
pelandasan dunia.” Setelah para siswa menanggapi, Anda mungkin ingin
menjelaskan bahwa sebutan-sebutan lain tentang rencana Allah adalah “rencana
penuh belas kasihan Pencipta yang agung” [2 Nefi 9:6]; “rencana keselamatan”
[Alma 24:14]; “rencana besar dari Allah Yang Kekal ” [Alma 34:9]; “rencana
kebahagiaan yang besar” [Alma 42:8]; dan “perjanjian yang abadi” [A&P 22:1;
45:9; 66:2]).
Undanglah para siswa untuk menelaah Alma 12:22–23 secara berpasangan, dengan
mencari alasan mengapa rencana Allah disebut rencana penebusan. Setelah waktu
yang cukup, mintalah beberapa siswa untuk membagikan temuan mereka dengan
kelas. Bantulah para siswa memahami lebih lanjut ayat-ayat ini dengan
menanyakan:
• Menurut ajaran Alma, apa yang akan menjadi keadaan kekal kita tanpa rencana
penebusan? (Tanpa rencana penebusan, tidak dapat ada kebangkitan orang
mati atau penebusan dari dosa, membiarkan umat manusia hilang dan jatuh
serta dalam keadaan kematian jasmani dan rohani selamanya [lihat juga 2 Nefi
9:6–13]).
• Mengapa penting bahwa jalan disediakan bagi kita untuk mengatasi
kondisi-kondisi ini?
Mintalah seorang siswa untuk membaca Alma 12:33–34 dengan keras. Mintalah
kelas untuk mengikuti, dengan mencari apa yang Allah sediakan untuk menebus
anak-anak-Nya. Bantulah para siswa menyatakan sebuah ajaran atau asas yang
diajarkan dalam ayat-ayat ini dengan menanyakan:
• Bagaimana Anda akan merangkum apa yang Yesus sediakan bagi kita dalam
rencana Allah? (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: Jika kita
bertobat dan tidak mengeraskan hati kita, kita akan menerima belas
kasihan dan pengampunan akan dosa-dosa melalui Putra Tunggal Allah.
Hanya melalui Yesus Kristus kita bisa menerima pengampunan akan
dosa-dosa dan masuk ke dalam hadirat Bapa Surgawi).
Bersaksilah bahwa Yesus Kristus adalah sentral bagi rencana Allah dan bahwa
melalui Pendamaian-Nya jalan disediakan bagi kita untuk menerima kebakaan dan
kehidupan kekal.
Abraham 3:24–27; 1 Petrus 1:19–20
Yesus Kristus telah ditahbiskan sebelumnya untuk menjadi Juruselamat kita
Mintalah siswa untuk menyelidiki Abraham 3:24–27 dan 1 Petrus 1:19–20, mencari
apa yang diajarkan petikan-petikan ini tentang peran Juruselamat dalam rencana
Allah. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: (Catatan: Dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini, Anda dapat membantu para siswa
belajar cara menganalisis petikan-petikan tulisan suci dan mengidentifikasi
ajaran-ajaran yang diajarkan di dalamnya).
6
PE LAJARAN 2
• Dalam Abraham 3:26, apakah yang dimaksud dengan ungkapan “keadaan
pertama” dan “keadaan kedua”? (“Keadaan pertama” merujuk pada
keberadaan prafana, dan “keadaan kedua” merujuk pada kehidupan fana).
• Siapakah tiga individu yang disebutkan dalam Abraham 3:27, dan apakah yang
dilakukan oleh masing-masing individu? (Bapa Surgawi; Yesus Kristus, dan
Setan. Tekankan bahwa di dunia prafana, Bapa Surgawi menahbiskan
sebelumnya Putra Sulung-Nya, Yesus Kristus, untuk menjadi tokoh
sentral dalam rencana-Nya).
Pastikan para siswa memahami bahwa Yesus dikenal sebagai Yehova di dunia
prafana. Kemudian tanyakan:
• Ketika Yehova mengatakan kepada Bapa, “Di sinilah Aku, utuslah Aku,” Dia
berkomitmen untuk melakukan apakah dalam kefanaan? (Mengajarkan
Injil-Nya, menegakkan Gereja-Nya, menderita dan mati untuk dosa-dosa kita,
serta bangkit dari orang mati).
• Apakah makna dari pemilihan Yehova oleh Bapa Surgawi sebagai Penebus kita
dalam hubungannya dengan kemungkinan masa depan kita?
Mintalah para siswa menelaah Musa 4:2 dalam hati, dengan mencari
kebenaran-kebenaran penting lainnya tentang pemilihan Yehova oleh Bapa
Surgawi sebagai Juruselamat dan Penebus kita. Sewaktu para siswa menjelaskan
apa yang mereka temukan, pastikan mereka mengidentifikasi kebenaran berikut:
Yehova dipilih bahkan sejak awal. Satu alasan Yehova dipilih adalah bahwa
Dia berupaya melakukan kehendak Bapa dan akan memberikan segala
kemuliaan kepada Bapa. Untuk menekankan lebih lanjut kebenaran ini,
perlihatkan dan bacalah dengan keras pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R.
Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“[Yesus Kristus] rupanya adalah satu-satunya orang yang cukup rendah hati dan
rela dalam sidang prafana untuk ditahbiskan sebelumnya untuk [mendatangkan
Pendamaian tak terbatas]” (“The Atonement of Jesus Christ,” Ensign, Maret
2008, 35).
Mintalah para siswa memvisualisasikan bagaimana rasanya berada di sana ketika
Bapa Surgawi memberi tahu semua anak-Nya bahwa Putra Sulung-Nya, Yehova,
akan menjadi Juruselamat kita. Kemudian perlihatkan pernyataan berikut oleh
Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah seorang siswa membacanya
dengan keras:
“Pada pengorganisasian pertama di surga kita semua hadir serta melihat
Juruselamat dipilih dan ditunjuk serta rencana keselamatan dibuat, dan kita
menyetujuinya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 239).
7
P EL A J A RA N 2
• Menurut Anda apakah yang Anda ketahui tentang Yehova yang akan
menuntun Anda untuk mendukung pemanggilan serta penetapan-Nya sebagai
Juruselamat dan Penebus kita?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell (1926–2004) dari
Kuorum Dua Belas Rasul. Kemudian berikan para siswa waktu sejenak untuk
menuliskan pikiran dan perasaan apa pun yang mereka miliki tentang Juruselamat
sementara mereka merenungkan kebenaran ilahi yang Penatua Maxwell ajarkan:
“Belum pernah siapa pun menawarkan begitu banyak kepada sedemikian
banyak orang dalam begitu sedikit kata seperti ketika Yesus berkata, ‘Di sinilah
Aku, utuslah Aku’ (Abraham 3:27).” (“Jesus of Nazareth, Savior and King,”
Ensign, Mei 1976, 26).
Pertimbangkan untuk meminta beberapa siswa membagikan kepada kelas apa
yang telah mereka tulis.
Menempatkan Juruselamat sebagai sentral kehidupan fana kita.
Rujuklah para siswa kembali ke Abraham 3:25, di mana kita belajar bahwa Bapa
Surgawi bermaksud untuk menjadikan kefanaan sebagai saat untuk diuji, untuk
melihat apakah kita akan mematuhi perintah-perintah-Nya. Perlihatkan
pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul.
Mintalah seorang siswa membacakan pernyataan tersebut dengan keras sementara
kelas mencari sebuah pilihan yang harus kita buat sebagai bagian dari ujian
fana kita:
“Pikirkan ini: di kehidupan prafana kita, kita memilih untuk mengikuti
Juruselamat Yesus Kristus! Dan karena kita melakukannya, kita diizinkan untuk
datang ke bumi. Saya bersaksi bahwa dengan membuat pilihan yang sama untuk
mengikuti Juruselamat sekarang, di bumi ini, kita akan memperoleh bahkan
berkat yang lebih besar dalam kekekalan. Namun ketahuilah: kita harus terus
memilih untuk mengikuti Juruselamat. Kekekalan adalah taruhannya, dan
penggunaan hak pilihan dan tindakan-tindakan kita secara bijaksana adalah penting agar kita
boleh memiliki kehidupan kekal” (“Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau
Liahona, November 2010, 25).
Untuk membantu para siswa mengidentifikasi dan memahami sebuah asas atau
kebenaran yang diajarkan oleh Penatua Hales, ajukan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
• Apakah yang Anda pelajari dari pernyataan Penatua Hales tentang
pilihan-pilihan kita dalam kehidupan ini? (Setelah para siswa menanggapi,
bersaksilah bahwa dengan memilih untuk menempatkan Juruselamat sebagai
sentral dalam kehidupan kita sementara kita berada di bumi ini, kita akan
memperoleh berkat-berkat yang lebih besar dalam kekekalan).
8
PE LAJARAN 2
• Menurut Anda apakah yang Penatua Hales maksud dengan ungkapan
“kekekalan adalah taruhannya”?
• Apakah beberapa sikap dan tindakan yang mengindikasikan seseorang memilih
untuk mengikuti Yesus Kristus? (Tulislah tanggapan para siswa di papan tulis).
Jelaskan bahwa bagi sebagian besar dari kita, adalah mudah untuk berfokus pada
Juruselamat di hari Minggu. Tetapi bagaimana kita dapat menjadikan Dia lebih
sebagai bagian dari kehidupan kita selama minggu itu? Berikan waktu kepada para
siswa untuk merenungkan apa yang telah mereka lakukan hari ini untuk berfokus
pada Juruselamat. Undanglah mereka untuk menuliskan sesuatu yang dapat
mereka lakukan hari ini untuk menempatkan Juruselamat lebih sepenuhnya
sebagai sentral dalam kehidupan mereka. Doronglah mereka untuk membuat
komitmen kepada Bapa Surgawi di dalam hati mereka bahwa mereka akan
melakukannya.
Akhiri pelajaran dengan membagikan kesaksian Anda tentang
kebenaran-kebenaran yang telah Anda ajarkan hari ini.
Bacaan Siswa
• Alma 12:22–34; 34:9; 42:8, 11; Ajaran dan Perjanjian 22:1; 45:9; 66:2; Abraham
3:24–27; 1 Petrus 1:19–20; Musa 4:2.
• Robert D. Hales, “Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign
atau Liahona, November 2010, 24–27.
9
PELAJARAN 3
Yehova dan Pelayanan
Prafana-Nya
Pendahuluan
Menurut para nabi modern, Yesus Kristus “mengajarkan
kebenaran yang kekal, kenyataan keadaan prafana kita,
tujuan kehidupan kita di bumi, dan kempampuan bagi para
putra dan putri Allah dalam kehidupan yang akan datang”
(“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau
Liahona, April 2000, 2). Dalam pelajaran ini, para siswa akan
belajar bahwa dalam kehidupan pra-bumi, iman mereka
bahwa Yehova (Yesus Kristus) akan melakukan Pendamaian
memungkinkan mereka untuk mengalahkan Setan dalam
Perang di Surga. Para siswa juga akan memahami bahwa
dalam dunia prafana, Yehova jauh lebih unggul dari semua
anak Allah dalam semua sifat ilahi.
Bacaan Latar Belakang
• Richard G. Scott, “Jesus Christ, Our Redeemer,” Ensign, Mei 1997, 53–54, 59.
• “The Father and the Son: A Doctrinal Exposition by the First Presidency and the
Quorum of the Twelve Apostles,” Ensign, April 2002, 13–18.
Saran untuk Pengajaran
Wahyu 12:7–11; Musa 4:3
Peran Yehova dalam Perang di Surga
Tuliskan kata perang di papan tulis, dan tanyakan kepada para siswa bayangan apa
yang terlintas dalam pikiran ketika mereka memikirkan tentang perang. Kemudian
mintalah mereka untuk membaca sepintas Wahyu 12:7, 9 dan mengidentifikasi
perang yang digambarkan di sana (Perang di Surga). Mintalah para siswa
menjelaskan pemahaman mereka tentang apa yang terjadi dalam perang itu.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari
Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya
dengan keras.
“Jenis perang apa [yang terjadi dalam Perang di Surga]? Sama dengan jenis
perang yang meluas di bumi; satu-satunya jenis perang di mana Setan dan para
makhluk roh dapat terlibat—perang kata-kata, silang pendapat, konflik ideologi;
perang antara kebenaran dan kesalahan” (Doctrinal New Testament
Commentary, 3 vol. [1965–73], 3:518).
Tanyakan kepada para siswa:
• Menurut Penatua McConkie, bagaimana Perang di Surga serupa dengan perang
yang Setan cetuskan terhadap anak-anak Allah dalam kefanaan?
Undanglah satu siswa untuk membaca Wahyu 12:10 dengan keras dan siswa
lainnya membaca Musa 4:3 dengan keras. Anda mungkin ingin menyarankan agar
10
PE LAJARAN 3
para siswa merujuksilangkan kedua petikan ini dengan menulis Musa 4:3 di sisi
tulisan suci mereka di sebelah Wahyu 12:10 dan sebaliknya. Jelaskan bahwa
“pendakwa saudara-saudara kita,” (Wahyu 12:10) adalah Setan. Kemudian
tanyakan:
• Menurut Musa 4:3, bagaimana Setan dicampakkan dari dunia prafana?
Mintalah para siswa membaca Wahyu 12:11 dalam hati. Bantulah mereka
menyebutkan sebuah asas yang diajarkan dalam ayat ini dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana Anda akan merangkum apa yang diajarkan ayat 11 tentang dampak
Pendamaian Yesus Kristus? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran
berikut: Karena sudah pasti bahwa Yesus Kristus akan menuntaskan
Pendamaian, dampaknya sudah ada di dunia prafana. Dia kemudian
dirujuk sebagai “Anak Domba, yang telah disembelih [sejak pelandasan dunia]”
[Wahyu 13:8; lihat juga Mosia 4:7; Musa 7:47]).
• Bagaimana Anda dapat menggunakan apa yang dicatat dalam Wahyu 12:11
untuk membantu Anda dalam perang Anda secara pribadi melawan Setan
dalam kehidupan ini? (Setelah para siswa menanggapi, tulislah asas berikut di
papan tulis: Kita dapat mengatasi Setan dengan bersandar pada Yesus
Kristus, yang melakukan Pendamaian, dan dengan memberikan
kesaksian serta setia pada kesaksian kita).
Abraham 3:15–25; Ajaran dan Perjanjian 138:55–56
Yehova menggungguli kita dalam segala hal
Beri tahu para siswa bahwa dalam kehidupan prafana, kita siap untuk datang ke
bumi. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan
mintalah seorang siswa membacanya dengan keras:
“Allah sendiri, mendapati bahwa Dia berada di tengah-tengah para roh dan
kemuliaan, karena Dia lebih cerdas, melihat adalah pantas untuk menetapkan
hukum-hukum sehingga sisanya dapat memperoleh kesempatan istimewa untuk
maju seperti diri-Nya Sendiri. Hubungan yang kita miliki dengan Allah
menempatkan kita dalam suatu situasi untuk maju dalam pengetahuan. Dia
memiliki kuasa untuk menetapkan hukum-hukum agar memberi petunjuk pada
kecerdasan-kecerdasan yang lebih lemah, agar mereka boleh dipermuliakan bersama
dengan-Nya Sendiri” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 241).
Tindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa yang Anda pelajari dari pernyataan Joseph Smith tentang hasrat Bapa
Surgawi bagi kita? (Bapa Surgawi ingin kita maju dan berkembang secara
rohani—untuk menjadi lebih seperti Dia).
Tulislah pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis, dan mintalah siswa
menelaah Abraham 3:24–25 untuk menemukan jawabannya:
11
P EL A J A RA N 3
• Siapakah “seseorang di antara mereka yang seperti Allah”? (ayat 24).
• Peran apakah yang Dia mainkan?
• Apa yang Dia katakan mengenai satu tujuan dari kefanaan?
Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk membagikan jawaban
mereka dengan kelas. Kemudian mintalah para siswa menyelidiki Ajaran dan
Perjanjian 138:55–56 untuk wawasan mengenai apa yang telah dilakukan untuk
mempersiapkan anak-anak Allah agar berhasil dalam kefanaan. Untuk membantu
para siswa mempersamakan petikan ini dengan diri mereka sendiri, tanyakan:
• Menurut ayat-ayat ini, bagaimana kita mempersiapkan diri untuk datang
ke bumi?
Mintalah kelas untuk merenungkan sejenak sifat-sifat apakah yang dimiliki
Juruselamat di dunia prafana. Mintalah seorang siswa untuk membaca Abraham
3:19, 21 dengan keras. Mintalah kelas untuk mengikuti, dengan mencari apa yang
diajarkan tentang Yesus Kristus. Setelah siswa menanggapi, berikan kepada para
siswa salinan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell (1926–2004) dan
Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah
mereka membaca pernyataan tersebut dan menandai kata dan ungkapan yang
mengajarkan tentang Juruselamat:
“Dalam kecerdasan dan kinerja, [Yesus Kristus] jauh melampaui individu dan
gabungan kesanggupan dan prestasi semua orang yang pernah hidup, yang
hidup sekarang, dan yang kelak akan hidup! (Lihat Abraham 3:19).” (Neal A.
Maxwell, “O, Divine Redeemer,” Ensign, November 1981, 8).
“Dengan tunduk pada hukum, dan memiliki hak pilihan mereka, semua roh
manusia, saat masih berada di Hadirat Kekal, mengembangkan kecerdasan,
talenta, kesanggupan, dan kemampuan dalam setiap bentuk, jenis, dan tingkat.
Selama rentang kehidupan yang lama pada waktu itu, berbagai macam bakat
dan kemampuan yang tak terbatas muncul …
“Tuhan memberkahi kita semua dengan hak pilihan; Dia memberi kita
hukum-hukum yang akan memungkinkan kita berkembang dan maju serta menjadi seperti Dia;
dan Dia menasihati serta mengimbau kita untuk mengikuti jalan menuju kemuliaan dan
permuliaan. Dia sendiri adalah personifikasi dan perwujudan segala hal yang baik. Setiap
karakteristik dan sifat yang dihasratkan yang ada di dalam Dia memiliki kegenapan kekal.
Bagaimanapun semua anak-Nya yang patuh mulai menjadi seperti Dia. Ada begitu banyak
ragam dan tingkat telenta dan kemampuan di antara kita di sana seperti halnya di antara kita di
bumi ini. Sebagian unggul dalam satu bidang, yang lain unggul di bidang lainnya. Putra Sulung
mengungguli kita semua dalam segala hal” (Bruce R. McConkie, The Mortal Messiah, 4 vol.
[1979–81], 1:23).
12
PE LAJARAN 3
Tindaklanjuti dengan menanyakan kepada para siswa apa yang menonjol bagi
mereka dalam pernyataan ini. Jika diperlukan, tanyakan:
• Apakah yang Anda pelajari dari kedua Rasul ini tentang sifat-sifat unik Yehova
di dunia prafana? (Para siswa hendaknya memahami bahwa di dunia prafana,
Yehova melampaui gabungan kesanggupan dan prestasi semua anak Bapa
Surgawi).
Berikan kepada para siswa beberapa menit untuk merenungkan pelayanan prafana
Juruselamat serta menuliskan pemikiran dan perasaan apa pun yang mereka miliki.
Mintalah beberapa dari mereka untuk membagikan kepada kelas apa yang mereka
tulis. Akhiri pelajaran dengan mendorong para siswa untuk memikirkan mengenai
bagaimana mengetahui tentang pelayanan prafana dan sifat-sifat unik Juruselamat
dapat membantu mereka memiliki kasih yang lebih besar dan iman kepada-Nya.
Bacaan Siswa
• Wahyu 12:7–11; Abraham 3:15–25; Ajaran dan Perjanjian 138:55–56.
• Richard G. Scott, “Jesus Christ, Our Redeemer,” Ensign, Mei 1997, 53–54, 59.
13
PELAJARAN 4
Yehova Menciptakan Bumi
Pendahuluan
“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” menyatakan:
“Di bawah pengarahan Bapa-Nya, [Yesus Kristus] adalah
pencipta bumi. ‘Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa
Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang
telah dijadikan’ (Yohanes 1:3)” (Ensign atau Liahona, April
2000, 2). Sewaktu para siswa memahami tujuan kekal
penciptaan bumi, mereka dapat hidup dengan tekad yang
lebih kuat untuk memenuhi tujuan dari penciptaan mereka
sendiri.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “The Creation,” Ensign, Mei 2000, 84–86.
• Jika tersedia dalam bahasa Anda, pertimbangkan untuk membaca kutipan dari
Neal A. Maxwell, “Our Creator’s Cosmos,” dalam By Study and by Faith:
Selections from the Religious Educator, diedit oleh Richard Neitzel Holzapfel dan
Kent P. Jackson (2009), 37–50.
Saran untuk Pengajaran
Kejadian 1:1; Yohanes 1:1–3; Ibrani 1:1–2; Yakub 4:9; Ajaran dan Perjanjian
38:1–3; 76:22–24; 104:14–17; Musa 1:30–33; 2:1
Yehova menciptakan bumi
Perlihatkan sebuah benda yang telah dibuat oleh seseorang untuk Anda
(barangkali sebuah hadiah). Bagikan kepada kelas perasaan Anda tentang benda
tersebut dan orang yang telah membuatnya. Kemudian tanyakan:
• Kapankah seseorang telah membuat sesuatu untuk Anda? Perasaan apakah
yang Anda miliki terhadap orang yang telah membuatnya?
Mintalah para siswa membandingkan dan membedakan Kejadian 1:1; Yohanes
1:1–3; Efesus 3:9; Ibrani 1:1–2; dan Musa 2:1. Mintalah para siswa mendaftar di
papan tulis keserupaan dan perbedaan yang mereka perhatikan antara
petikan-petikan ini. (Catatan: Sewaktu para siswa belajar membandingkan dan
membedakan petikan-petikan tulisan suci, ajaran dan asas dapat dijadikan fokus
yang lebih tajam). Kemudian tanyakan:
• Menurut tulisan suci ini, siapakah yang menciptakan bumi? (Tekankan bahwa
Yehova menciptakan bumi di bawah arahan Bapa, atau seperti yang
diajarkan oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Seluruh Penciptakan direncanakan oleh [Bapa Surgawi]” (“The Creation,”
Ensign, Mei 2000, 84).
Berikan kepada para siswa waktu untuk membaca dan membandingkan Ajaran
dan Perjanjian 76:22–24; 104:14–17; dengan Musa 1:30–33 dalam hati, untuk
mencari apa lagi yang Yehova ciptakan. Jika diperlukan, jelaskan bahwa Dia
menciptakan dunia-dunia tak terhitung jumlahnya dan bahwa “bumi penuh
adanya, dan ada cukup dan berlebih-lebih” (A&P 104:17). Bantulah para siswa
menganalisis ungkapan ini dengan menanyakan:
14
PE LAJARAN 4
• Apakah yang ditunjukkan ungkapan ini tentang apa yang harus diketahui
Juruselamat ketika Dia menciptakan bumi? (Dia perlu mengetahui berapa
banyak orang yang akan tinggal di bumi dan apa kebutuhan mereka sepanjang
berbagai periode sejarah).
Jelaskan kepada para siswa bahwa satu hal yang perlu diketahui adalah siapa yang
menciptakan bumi tetapi hal lain yang perlu diketahui juga adalah dengan kuasa
apa bumi diciptakan. Mintalah para siswa membandingkan dan merujuksilangkan
Mormon 9:16–17; Ajaran dan Perjanjian 38:1–3; dan Yakub 4:9 serta
mengidentifikasi bagaimana bumi diciptakan. Mintalah para siswa menjelaskan
dengan kata-kata mereka sendiri apa makna petikan-petikan ini. Kemudian
perlihatkan pernyataan berikut:
“Yesus Kristus menciptakan dunia ini dan segala sesuatu di dalamnya. Dia juga menciptakan
banyak dunia lainnya. Dia melakukan hal itu dengan kuasa imamat, di bawah arahan Bapa
Surgawi kita” (Asas-Asas Injil [2009], 23).
Tekankan bahwa sebenarnya, tulisan suci memberikan sedikit detail tentang
bagaimana bumi diciptakan, walaupun kita dijanjikan bahwa detail seperti itu
suatu hari nanti akan diungkapkan (lihat A&P 101:32–34). Lebih banyak lagi
diajarkan dalam tulisan suci tentangtujuan Penciptaan.
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut dalam kelas:
• Sewaktu Anda mengamati dunia di sekitar Anda, apakah yang diajarkan
ciptaan-ciptaan Allah kepada Anda tentang Juruselamat, tentang imamat-Nya,
dan tentang reputasi-Nya di dunia prafana?
• Bagaimana pemahaman akan kebenaran ini memengaruhi perasaan dan
kesaksian Anda kesaksian Anda tentang Yesus Kristus?
• Bagaimana pemahaman akan kebenaran ini memengaruhi perasaan Anda
tentang bumi?
Sebelum melanjutkan, tekankan kepada para siswa bahwa walaupun Juruselamat
menciptakan bumi, Bapa Surgawi adalah Bapa dari roh kita dan menciptakan
tubuh jasmani Adam dan Hawa.
1 Nefi 17:36; 2 Nefi 2:23–25; Ajaran dan Perjanjian 49:16–17; Musa
1:27–33, 39
Tujuan penciptaan bumi
Bagilah para siswa ke dalam pasangan-pasangan dan mintalah mereka menyelidiki
Musa 1:27–33, 39; 1 Nefi 17:36; dan Ajaran dan Perjanjian 49:16–17. Anda mungkin
ingin menyarankan agar mereka menandai kata dan ungkapan dalam
petikan-petikan ini yang membantu mereka merumuskan jawaban atas pertanyaan
ini: “Bagaimana Anda akan menjelaskan kepada seorang teman mengapa bumi
diciptakan?” Undanglah beberapa pasangan untuk membagikan jawaban mereka
kepada kelas. Para siswa hendaknya melihat bahwa Yehova menciptakan bumi
untuk menyediakan sebuah tempat di mana anak-anak Allah dapat tinggal
dan maju menuju kehidupan kekal. Tanyakan:
15
P EL A J A RA N 4
• Apakah yang dimaksud dengan ungkapan “seukuran jumlah manusia” dalam
Ajaran dan Perjanjian 49: 17? (Jika diperlukan, lihat ulasan untuk Ajaran dan
Perjanjian 49:16–17 dalam Buku Pedoman Siswa Ajaran dan Perjanjian [(Buku
Pedoman Church Educational System, 2001), 106]).
Undanglah para siswa membaca 2 Nefi 2:18–25 dalam hati, dan kemudian
tanyakan:
• Bagaimana keadaan di Taman Eden akan mennghalangi Adam dan Hawa maju
dalam rencana keselamatan Bapa Surgawi?
• Bagaimana Kejatuhan Adam telah membantu bumi memenuhi tujuan
penciptaannya? (Itu memungkinkan Adam dan Hawa untuk melahirkan
anak-anak).
• Bagaimana akibat-akibat dari kejatuhan, yang digambarkan dalam ayat 23,
dapat menolong kita maju dalam rencana Bapa Surgawi?
Berikan kepada tiap siswa salinan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R.
McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul dan Sister Julie B. Beck,
mantan presiden umum Lembaga Pertolongan. Berikan kepada para siswa waktu
yang cukup untuk membaca pernyataan-pernyataan ini dan merenungkan peran
Penciptaan dalam rencana Allah untuk keselamatan anak-anak-Nya.
“Sama seperti keselamatan pasti datang karena Pendamaian, demikian juga
keselamatan datang karena Kejatuhan …
“Dan perlu juga diingat bahwa Kejatuhan dimungkinkan karena sang Pencipta
yang tak terbatas … menciptakan bumi dan manusia serta segala bentuk
kehidupan dalam keadaan sedemikian sehingga mereka dapat jatuh. … Segala
sesuatu diciptakan demikian sehingga mereka dapat jatuh atau berubah, dan
dengan demikian diperkenalkan dengan tipe dan jenis keberadaan yang diperlukan untuk
menjalankan semua ketentuan dan syarat dalam rencana keselamatan kekal Bapa.
“Penciptaan duniawi pertama untuk segala sesuatu ini … sifatnya adalah firdaus. Pada zaman
awal dan Firdaus segala bentuk kehidupan berada dalam keadaan yang lebih tinggi dan berbeda
daripada yang ada sekarang. Kejatuhan yang terjadi membawa mereka mundur dan maju dan
terus maju. Kematian dan prokreasi masih akan memasuki dunia” (Bruce R. McConkie, “Christ
and the Creation,” Ensign, Juni 1982, 9).
© Busath.com
“Di Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, kita memiliki
teologi tentang keluarga yang berdasarkan pada Penciptaan, Kejatuhan, dan
Pendamaian. Penciptaan bumi menyediakan tempat di mana keluarga-keluarga
dapat tinggal. Allah menciptakan seorang pria dan seorang wanita yang
merupakan dua bagian penting dari sebuah keluarga. Adalah bagian dari
rencana Bapa Surgawi bahwa Adam dan Hawa dimeteraikan serta membentuk
sebuah keluarga kekal.
“Kejatuhan memberikan jalan bagi keluarga untuk tumbuh. Adam dan Hawa adalah pemimpin
keluarga yang memilih untuk memiliki pengalaman fana. Kejatuhan memungkinkan mereka
untuk memiliki putra dan putri.
16
PE LAJARAN 4
“Pendamaian memungkinkan keluarga untuk dimeteraikan bersama secara kekal. Itu
memperkenankan keluarga-keluarga untuk memiliki pertumbuhan kekal dan kesempurnaan.
Rencana kebahagiaan, juga disebut rencana keselamatan, adalah rencana yang diciptakan untuk
keluarga-keluarga. Generasi muda perlu memahami bahwa pilar-pilar utama teologi kita
dipusatkan pada keluarga” (Julie B. Beck, “Teaching the Doctrine of the Family,” Ensign, Maret
2011, 12).
• Bagaimana pernyataan-pernyataan ini menolong Anda memahami peran yang
amat penting dari Penciptaan dalam rencana keseluruhan Allah untuk
keselamatan anak-anak-Nya?
• Mengapa penting untuk memahami bahwa bumi diciptakan untuk menolong
mempermuliakan individu dan keluarga? (Sementara para siswa menanggapi,
tulislah asas berikut di papan tulis: Sewaktu kita memahami tujuan
penciptaan bumi, kita dapat mengembangkan hasrat yang lebih besar
untuk memenuhi tujuan penciptaan kita.
Jelaskan kepada para siswa bahwa kuasa pemeteraian imamat memungkinkan bagi
suami dan istri serta orangtua dan anak-anak untuk bersama setelah kematian.
Tanpa kuasa pemeteraian yang dipulihkan melalui Elia, anak-anak Allah tidak
dapat menerima berkat-berkat penuh dari permuliaan dan tujuan penciptaan bumi
ini tidak akan digenapi, atau sebagaimana diajarkan dalam Ajaran dan Perjanjian,
“bumi akan sepenuhnya dilenyapkan” (A&P 2:3; lihat juga Maleakhi 4:6).
Akhiri pelajaran dengan memberikan kesaksian tentang kebenaran-kebenaran
penting ini: (1) Yehova menciptakan bumi di bawah arahan Bapa; (2) Dia
menciptakan bumi untuk menyediakan tempat di mana anak-anak Allah dapat
tinggal dan maju menuju kehidupan kekal; dan (3) sewaktu kita memahami tujuan
penciptaan bumi, kita dapat mengembangkan hasrat yang lebih besar untuk
memenuhi tujuan penciptaan kita.
Doronglah para siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
mengungkapkan rasa syukur mereka atas ciptaan-ciptaan Yesus Kristus. Doronglah
para siswa untuk menindaki dorongan apa pun dari Roh yang mereka rasakan
selama pelajaran.
Bacaan Siswa
• Kejadian 1:1; Yohanes 1:1–3; Ibrani 1:1–2; Musa 2:1; Mormon 9:16–17; Ajaran
dan Perjanjian 38:1–3; 76:22–24; 104:14–17; Yakub 4:9; Ajaran dan Perjanjian
101:32–34; Musa 1:27–33, 39; 1 Nefi 17:36; Ajaran dan Perjanjian 49:16–17.
• Russell M. Nelson, “The Creation,” Ensign, Mei 2000, 84–86.
17
PELAJARAN 5
Yesus Kristus Adalah
Yehova dalam
Perjanjian Lama
Pendahuluan
Dalam bersaksi tentang Juruselamat Yesus Kristus, para nabi
modern telah menyatakan: “Dia adalah Yehova Agung dari
Perjanjian Lama” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari para
Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Yesus Kristus,
sebagai Yehova, menegakkan Injil abadi Bapa Surgawi di
bumi dalam setiap dispensasi zaman untuk mengumpulkan
setiap orang dari anak-anak Allah yang tersesat. Iman kita
kepada Yesus Kristus dapat diperkuat sewaktu kita
mengenali sifat-Nya yang tidak berubah dan Injil abadi-Nya.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Perjanjian,” Ensign atau Liahona, November 2011, 86–89.
• “Perjanjian Abraham,” Buku Pedoman Siswa Mutiara yang Sangat Berharga (Buku
Pedoman Church Educational System, 2000), 93–98.
• “Bagian Pemerkayaan A: Siapa Allah dalam Perjanjian Lama?” Buku Pedoman
Siswa Perjanjian Lama: Kejadian–2 Samuel, edisi ke-3. (Buku Pedoman Church
Educational System, 2003), 45–48.
Saran untuk Pengajaran
Keluaran 3:11–14; 6:2–3; Yohanes 8:52–53, 56–59; 18:5, 8; 3 Nefi 15:5;
Abraham 1:16; 2:8
Yesus Kristus Adalah Yehova dalam Perjanjian Lama
Undanglah para siswa membagikan beberapa nama dan sebutan Juruselamat yang
mereka ketahui. Daftarlah tanggapan mereka di papan tulis. Beri tahu para siswa
bahwa hari ini Anda akan membahas sebuah nama penting, atau sebutan, di mana
Yesus Kristus dikenal sebelum pelayanan fana-Nya. Undanglah mereka untuk
membaca Yohanes 8:52–53, 56–59 dalam hati. Kemudian tanyakan:
• Pertanyaan-pertanyaan apakah yang orang Yahudi ajukan kepada Juruselamat?
• Menurut Anda apakah yang Yesus maksud dengan tanggapan-Nya, “Sebelum
Abraham jadi, Aku telah ada”? (ayat 58).
Untuk membantu para siswa mendefinisikan ungkapan “Aku telah ada,” bagilah
siswa ke dalam pasangan-pasangan dan mintalah mereka membaca Keluaran
3:11–14; 6:2–3, untuk mencari bagaimana Allah dalam Perjanjian Lama
mengidentifikasi diri-Nya. Setelah waktu yang cukup, ajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Menurut ayat-ayat ini, nama-nama apakah yang Allah dalam Perjanjian Lama
gunakan untuk mengidentifikasi diri-Nya sendiri? (Jelaskan bahwa Terjemahan
18
PE LAJARAN 5
Joseph Smith untuk Keluaran 6:3 terbaca, “Akulah Tuhan Allah Yang
Mahakuasa; Tuhan YEHOVA. Dan tidakkah nama-Ku diketahui oleh mereka?”
Lihat juga Abraham 1:16).
• Bagaimana ayat-ayat ini mengklarifikasi pentingnya pernyataan Yesus Kristus,
“Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”? (Para siswa hendaknya mengenali
bahwa Yesus Kristus sebelumnya adalah Yehova, Allah dalam Perjanjian
Lama dan AKU ADA Yang Agung).
Perlihatkan pernyataan berikut:
“Ini adalah penandasan yang terus terang dan tajam tentang keilahian yang juga
dapat dimiliki atau dibuat oleh siapa pun. ‘Sebelum Abraham jadi, Aku adalah
Yehova.’ Yakni, ‘Akulah Allah Yang Mahakuasa, AKU ADA Yang Agung. Aku telah
ada sejak awal, Yang Kekal. Aku adalah Allah leluhurmu. Nama-Ku adalah: AKU
ADALAH AKU’” (Bruce R. McConkie, Doctrinal New Testament Commentary,
3 vol. [1965–73], 1:464).
Yehova adalah “perjanjian atau nama yang pantas dari Allah Israel. Itu menunjukkan ‘Aku Ada
Yang Kekal’” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Yehova”).
• Mengapa penting mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Yehova dalam
Perjanjian Lama? (Jawaban dapat mencakup kebenaran berikut: Allah selalu
melaksanakan Injil-Nya melalui Putra-Nya, Yesus Kristus. Lihat juga
3 Nefi 15:5, yang mencatat ajaran Juruselamat bahwa Dia adalah
pemberi hukum).
Anda mungkin ingin mengundang seorang siswa untuk membacakan dengan
keras pernyataan berikut dari Presiden Joseph Fielding Smith (1876–1972):
“Semua wahyu sejak kejatuhan telah datang melalui Yesus Kristus, yang adalah
Yehova dalam Perjanjian Lama. … Bapa [Elohim] tidak pernah berhubungan
dengan manusia secara langsung dan secara pribadi sejak kejatuhan, dan Dia
tidak pernah menampakkan diri kecuali untuk memperkenalkan dan memberikan
kesaksian tentang Putra” (Doctrines of Salvation, disusun oleh Bruce R.
McConkie, 3 vol. [1954–56], 1:27).
• Bagaimana mengetahui bahwa Yehova, atau Yesus Kristus, tak dapat berubah
menolong Anda memiliki iman kepada-Nya? (Jawaban dapat mencakup
pengetahuan bahwa Yesus Kristus tak dapat berubah menolong kita
memiliki iman bahwa sama seperti Dia menepati janji-janji-Nya kepada
orang-orang yang kita baca dalam tulisan suci, Dia akan menepati
janji-janji-Nya kepada kita).
Jelaskan bahwa pada awal setelah masa Alkitab, nama Ibrani untuk Yehova
(biasanya direpresentasikan sebagai Yahweh dalam bacaan) dianggap terlalu sakral
untuk diucapkan. Untuk alasan ini, kecuali untuk beberapa pengecualian (lihat
19
P EL A J A RA N 5
Keluaran 6:3; Mazmur 83:18; Yesaya 12:2; 26:4), penerjemah Alkitab Versi Raja
James menerjemahkan kata Yehova sebagai TUHAN (semua dalam huruf besar). Di
zaman Yudaisme modern, ini diganti dengan kata Adonai, yang berarti “Tuhan.”
Kejadian 13:14–16; 17:1–9; Musa 6:51–52, 64–66; Abraham 1:18–19; 2:8–11
Yehova menegakkan Injil abadi pada zaman dahulu.
Dengan para siswa masih bekerja sebagai pasangan, mintalah mereka membaca
Musa 6:51–52, 64–66 dan mengidentifikasi apa yang Yehova ajarkan kepada Adam.
Beri tahu mereka bahwa dalam ayat 51–52, Yehova berbicara atas nama Bapa.
Kemudian tanyakan:
• Apakah yang Anda perhatikan tentang Injil yang diajarkan kepada Adam? (Itu
adalah Injil yang sama dengan yang diajarkan sekarang [lihat 2 Nefi 31:10–16
untuk contoh tentang Injil yang sama dengan yang diajarkan di Benua
Amerika]. Pertimbangkan untuk menekankan kebenaran ini dengan
menuliskan pernyataan berikut di papan tulis: Injil Yesus Kristus adalah
abadi dan tidak berubah dalam tiap dispensasi Injil.
Tunjukkan kepada para siswa bahwa dalam dispensasi belakangan, Yehova
memperbarui Injil abadi-Nya melalui sebuah perjanjian dengan Abraham yang
dikenal sebagai perjanjian Abraham. Bagilah kelas menjadi dua bagian. Tugasi
separuh kelas untuk menelaah Kejadian 13:14–16; 17:2–8; Abraham 1:18–19;
2:8–11 dan membuat daftar janji-janji yang Tuhan buat kepada Abraham. Tugasi
separuh kelas yang lain untuk menelaah Kejadian 17:1–5, 9; Abraham 1:19; 2:8–11
dan membuat daftar apa yang harus dilakukan Abraham agar dapat menerima
berkat-berkat yang dijanjikan. (Catatan: Sewaktu para siswa belajar cara
mengidentifikasi daftar dalam tulisan suci, mereka akan lebih mampu mengenali
pokok-pokok utama yang ingin ditekankan oleh penulis tulisan suci).
Sementara para siswa menelaah, salinlah bagan berikut di papan tulis, dengan
menyisakan tempat kosong untuk mendaftar tanggapan-tanggapan:
Perjanjian Abraham
Janji-Janji yang Dibuat
Kepada Abraham
Tanggung Jawab
Abraham
Setelah waktu yang cukup, undanglah beberapa siswa dari tiap kelompok untuk
datang ke papan tulis dan menuliskan temuan-temuan mereka di bawah judul
yang sesuai. Pertimbangkan untuk merangkum perjanjian Abraham dengan
menampilkan dan meminta seorang siswa membaca dengan keras pernyataan
berikut:
20
PE LAJARAN 5
“Abraham menerima Injil dan ditahbiskan pada keimamatan yang lebih tinggi (A&P 84:14;
Abraham 2:11), dan dia masuk dalam pernikahan selestial, yaitu perjanjian permuliaan (A&P
131:1– 4; 132:19, 29). Abraham menerima janji bahwa semua berkat dari perjanjian-perjanjian
ini akan ditawarkan kepada keturunan fananya (A&P 132:29–31; Abraham 2:6–11).
Bersama-sama, perjanjian dan janji ini disebut perjanjian Abraham. Pemulihan perjanjian ini
adalah pemulihan Injil di zaman terakhir, karena melaluinya semua bangsa di bumi diberkati
(Gal. 3:8–9, 29; A&P 110:12; 124:58; Abraham 2:10–11)” (Penuntun bagi Tulisan Suci,
“Perjanjian Abraham”; scriptures.lds.org).
Tekankan bahwa sejak awal, Bapa membuat perjanjian dengan anak-anak-Nya
untuk mengumpulkan mereka bersama melalui kebenaran, tata cara, dan berkat
dari Injil abadi. Pemulihan Injil mencakup pemulihan perjanjian Abraham. Yakni,
perjanjian Abraham adalah bagian penting dari perjanjian yang baru dan abadi,
yang adalah kegenapan Injil Yesus Kristus. Tanyakan kepada para siswa:
• Bagaimana mengetahui bahwa kita adalah keturunan Abraham dan pewaris
untuk semua yang Allah janjikan kepadanya memengaruhi cara Anda hidup?
• Bagaimana ketersediaan berkat-berkat yang dijanjikan kepada Abraham dan
keturunannya memperkuat keluarga dan membimbing kita dalam
keputusan-keputusan yang kita buat?
Undanglah para siswa untuk membagikan cara-cara mereka dapat memperoleh
berkat-berkat yang dijanjikan dari perjanjian ini bagi diri mereka sendiri dan
keluarga mereka, pada waktu lalu, saat ini, dan yang akan datang.
Yosua 24:3–13; 1 Nefi 17:23–32
Yehova memberkati dan memimpin Israel zaman dahulu.
Beri tahu para siswa bahwa sebagai bagian dari perjanjian Abraham, Yehova
menjanjikan berkat-berkat Injil kepada keturunan Abraham dan mereka yang
berkumpul bersama mereka. Undanglah separuh kelas untuk membaca Yosua
24:3–13, dan undanglah separuh lainnya untuk membaca 1 Nefi 17:23–32.
Mintalah para siswa mencari kata dan ungkapan yang mengajarkan apa yang
Yehova ajarkan untuk Israel zaman dahulu. Anda mungkin ingin menyarankan
agar siswa menandai apa yang mereka temukan. Setelah waktu yang cukup,
mintalah para siswa untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari. Tulislah
tanggapan siswa di papan tulis. Untuk wawasan mengenai mengapa Yehova
melakukan beberapa dari hal-hal yang Dia lakukan, mintalah seorang siswa untuk
membaca Keluaran 6:2–6 dengan keras. Tanyakan kepada kelas:
• Alasan apakah yang Yehova berikan dengan melakukan banyak hal yang
tentangnya Anda baca dalam Yosua dan 1 Nefi?
• Apa yang diberitahukan hal ini kepada Anda tentang janji-janji yang Tuhan
buat kepada Anda? (Sewaktu para siswa menanggapi, tuliskan asas berikut di
papan tulis: Jika kita hidup dengan setia, Tuhan akan menepati janji-janji
yang telah Dia buat kepada kita.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan keras pernyataan berikut
dari Presiden Dieter F. Uchtdorf:
21
P EL A J A RA N 5
“Karena Allah telah setia dan telah menepati janji-janji-Nya di masa lampau, kita
dapat berharap Allah dengan keyakinan bahwa Allah akan menepati
janji-janji-Nya kepada kita di masa kini dan masa depan. Di saat sulit, kita dapat
berpegang teguh pada pengharapan bahwa segalanya akan ‘bekerja bersama
demi kebaikan [kita]’ [A&P 90:24]” (“Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign
atau Liahona, November 2008, 23).
• Bagaimana mengetahui tentang tindakan-tindakan Yehova di zaman dahulu
dapat menolong Anda selama masa pencobaan Anda?
• Apa yang Dia lakukan bagi Israel zaman dahulu yang juga akan Dia lakukan
bagi Anda?
Bersaksilah bahwa dalam setiap dispenasi zaman, Yesus Kristus telah memberkati
anak-anak Allah dengan Injil abadi. Sama seperti umat perjanjian pada zaman
dahulu telah menerima berkat-berkat yang dijanjikan dari Tuhan, demikian pula
kita dapat menerimanya dengan syarat kepatuhan kita.
Bacaan Siswa
• Yohanes 8:51–59; 18:5, 8; Keluaran 3:11–14; 6:2–3; 3 Nefi 15:5; Musa 6:51–52,
64–66; Kejadian 17:1–9; Abraham 1:18–19; 2:8–11.
• “Bagian Pemerkayaan A: Siapa Allah dalam Perjanjian Lama?” Buku Pedoman
Siswa Perjanjian Lama: Kejadian–2 Samuel, edisi ke-3. (Buku Pedoman Church
Educational System, 2003), 45–48.
22
PELAJARAN 6
Perlambang, Bayangan, dan
Simbol tentangYesus Kristus
Pendahuluan
Para nabi modern telah menyatakan bahwa Yesus Kristus:
“menetapkan sakramen sebagai peringatan akan kurban
pendamaian-Nya yang agung” (“Kristus yang Hidup:
Kesaksian Para Rasul,”Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Di
samping tata cara sakramen, tulisan suci memberi tahu kita
tentang banyak peristiwa, keadaan, benda, dan orang yang
dimaksudkan untuk mengingatkan kita dan mengajar kita
mengenai misi dan pelayanan Yesus Kristus. Pelajaran ini
membantu para siswa mempertimbangkan beberapa dari
perlambang, bayangan, dan simbol tulisan suci ini yang
mengarahkan kita kepada Juruselamat.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “In This Holy Land,” Tambuli, Februari 1991, 10–19.
• “Bagian Pemerkayaan C: Simbolisme dan Tipologi dalam Perjanjian Lama,”
Buku Pedoman Siswa Perjanjian Lama: Kejadian–2 Samuel, edisi ke-3. (Buku
Pedoman Church Educational System, 2003), 111–15.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 11:4; Musa 6:63
Simbol dalam tulisan suci tentang Kristus
Perlihatkan beberapa gambar tentang tanda atau simbol yang terkenal seperti yang
berikut:
Setelah para siswa mengidentifikasi arti
dari masing-masing tanda, tanyakan
kepada mereka untuk contoh-contoh
mengenai tanda atau simbol yang
mudah dikenali lainnya.
Bagilah kelas ke dalam
pasangan-pasangan. Undanglah tiap
pasangan untuk menelaah dan
membandingkan 2 Nefi 11:4 dengan
Musa 6:63. Mintalah mereka membahas
apa persamaan dalam petikan-petikan
ini secara umum dan apa yang
diajarkannya tentangYesus Kristus dan
tujuan ciptaan-ciptaan Allah. Setelah
pasangan-pasangan membahas temuan-temuan mereka, tanyakan kepada kelas:
• Bagaimana Anda akan menyatakan kebenaran sentral yang dicatat dalam
petikan-petikan ini? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran
berikut: Segala sesuatu diciptakan untuk bersaksi tentang Yesus Kristus).
23
P EL A J A RA N 6
• Apa beberapa contoh tentang hal-hal yang telah “diberikan oleh Allah” yang
adalah “perlambangan tentang” (2 Nefi 11:4), atau simbolis tentang, Yesus
Kristus?
Beri tahu para siswa bahwa segala tulisan suci berisikan perlambang,
bayangan, simbol, dan kemiripan tentang Yesus Kristus. Jelaskan bahwa
perlambang, bayangan, simbol, dan kemiripan adalah pelukisan tentang kenyataan
yang lebih besar. Misalnya, Liahona yang digambarkan dalam Kitab Mormon
adalah pelukisan tentang firman Kristus. Dalam bagian pelajaran ini, kita akan
membahas perlambang dan perumpamaan yang ditemukan dalam Perjanjian
Lama. Banyak dari perumpamaan ini adalah dalam bentuk orang, benda, peristiwa,
dan keadaan (mungkin bermanfaat untuk menuliskan kategori-kategori ini di
papan tulis). Salinlah daftar rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, atau berikan
kepada para siswa sebagai selebaran:
Perlambang, Bayangan, dan Simbol
tentangYesus Kristus
Perlambang, Bayangan, dan Simbol tentang Yesus
Kristus dalam Perjanjian Lama
Penggenapan dalam
Kehidupan Kristus
Kejadian 22:1–14
Yohanes 3:16; 19:16–18;
Yakub 4:4 –5
Keluaran 3:7–8, 10–12
Matius 1:21; 2 Nefi 6:17
Keluaran 12:3, 5–7, 13–14, 46
Yohanes 1:29; 19:14, 31–36;
1 Petrus 1:18–19
Keluaran 16:14–15, 18
Yohanes 6:5–10, 48–51
Imamat 8:15, 30; 17:11
Ibrani 9:22; 13:12
Imamat 16:2–6, 17
Ibrani 9:6–12; 10:11–12
Imamat 22:19–22
Ibrani 9:14; Ajaran dan
Perjanjian 20:22
Bilangan 21:4–9.
Yohanes 3:14 –15;
Helaman 8:13–15
Yunus 1:17; 2:10
Matius 12:38– 40
Tugasi satu siswa atau lebih untuk menelaah masing-masing rangkaian petikan
tulisan suci dan untuk mempersiapkan diri menjelaskan simbolisme Perjanjian
Lama dan bagaimana itu merujuk pada Yesus Kristus. Setelah waktu yang cukup,
mintalah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka temukan.
Jika waktu mengizinkan, pertimbangkan juga untuk membahas beberapa dari
simbol tentang Kristus yang diidentifikasi oleh Penatua Russell M. Nelson dari
Kuorum Dua Belas Rasul dalam artikelnya “In This Holy Land” (Tambuli, Februari
1991, 10–19).
Bersama kelas, bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:
24
PE LAJARAN 6
• Mengapa menurut Anda segala sesuatu telah diciptakan untuk melukiskan atau
menyimbolkan Juruselamat?
• Apakah manfaat dari berupaya secara berkelanjutan untuk menemukan
bagaimana segala sesuatu bersaksi tentang Yesus Kristus? (Pastikan para siswa
memahami asas berikut: Kita dapat belajar lebih banyak tentang Yesus
Kristus sewaktu kita mengenali perumpamaan, perlambang, dan simbol
yang bersaksi tentang Dia).
• Bagaimana sesuatu yang menyimbolkan Juruselamat telah memperkuat iman
Anda kepada-Nya?
• Apakah yang dapat Anda lakukan untuk mengenali Kristus dalam
simbol-simbol yang telah diberikan kepada kita?
2 Nefi 11:2–6
Lambangdan gambaran tentang Kristus dalam perjanjian dan tata cara Injil.
Jelaskan bahwa segmen pelajaran ini akan berfokus pada aspek yang berbeda dari
Injil Yesus Kristus yang berisikan simbol dan gambaran tentang Kristus. Undanglah
para siswa untuk menyelidiki 2 Nefi 11:2–6, untuk mencari hal-hal yang membuat
jiwa Nefi senang. Anda mungkin ingin menyarankan agar mereka menandai apa
yang mereka temukan.
• Terhadap apakah Nefi merasa senang?
Jelaskan ungkapan “perjanjian-perjanjian Tuhan” dalam ayat 5. Jelaskan bahwa
perjanjian dan tata cara adalah bagian yang penting dari Injil abadi Yesus Kristus.
Ada banyak unsur dari perjanjian dan tata cara yang bersifat simbolis dan
mengajarkan tentang dan menuntun kita kepada Yesus Kristus. Perlihatkan
pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras.
[1978], 28).
“Setiap tata cara atau pelaksanaan ilahi yang ditetapkan oleh Allah, setiap
pengurbanan, simbolisme, dan kemiripan; semua yang pernah Allah berikan
kepada umat-Nya—semuanya ditetapkan dan ditegakkan sedemikian rupa
sehingga bersaksi tentang Putra-Nya dan memusatkan iman orang-orang yang
percaya kepada-Nya dan pada penebusan yang telah ditetapkan sebelumnya
untuk Dia lakukan” (The Promised Messiah: The First Coming of Christ
• Apa sebuah ajaran atau asas yang diajarkan dalam pernyataan ini? (Satu
kemungkinan jawaban adalah bahwa kita akan melihat simbol-simbol
Kristus dalam tata cara-tata cara Injil jika kita mencarinya).
• Bagaimana pengetahuan ini dapat bermanfaat sewaktu kita berperan serta
dalam tata cara-tata cara Injil?
Undanglah para siswa untuk menelaah Roma 6:3–6 dan 3 Nefi 18:7, 11 dalam hati,
untuk mencari simbol-simbol yang merujuk pada Juruselamat. Kemudian
tanyakan:
25
P EL A J A RA N 6
• Apa beberapa cara yang diajarkan perjanjian atau tata cara Injil tentang
Juruselamat dan menolong Anda mengingat-Nya?
Untuk membantu para siswa merasakan kebenaran dan pentingnya belajar untuk
mengenali perlambang dan simbol tentang Kristus, ajukan pertanyaan-pertanyaan
seperti berikut:
• Apa sebuah simbol tentang Juruselamat yang memiliki makna besar bagi Anda?
• Bagaimana Anda memastikan bahwa Anda memperhatikan simbol ini?
• Bagaimana melihat ini sebagai simbol tentang Kristus telah memberkati
kehidupan Anda?
Undanglah para siswa untuk menerapkan asas-asas dalam pelajaran ini dengan
mengundang mereka untuk menuliskan bagaimana mereka dapat mengenali
dengan lebih baik lagi perlambang, bayangan, dan simbol tentang Juruselamat
dalam tulisan suci, dalam tata cara-tata cara Injil, dan dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Doronglah mereka untuk memilih hari dalam waktu dekat di mana
mereka akan secara sadar mencari gambaran, benda, atau peristiwa yang
mengingatkan mereka tentang Juruselamat. Doronglah mereka untuk menyimpan
sebuah daftar tentang apa yang mereka temukan dan membagikan daftar mereka
kepada seorang anggota keluarga atau teman atau mungkin melalui media sosial.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 11:2–6; Musa 6:63.
• Russell M. Nelson, “In This Holy Land,” Tambuli, Februari 1991, 10–19.
26
PELAJARAN 7
Yesus Kristus—Putra
Tunggal Allah
dalam Daging.
Pendahuluan
Pada zaman dahulu, berita tentang kelahiran Juruselamat
adalah kabar gembira yang dimaklumkan oleh banyak
orang—Allah telah mengutus Putra-Nya untuk menebus
dunia. “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul”
menyatakan Yesus adalah “Putra Sulung Bapa, Putra Tunggal
yang diperanakkan dalam daging, Penebus dunia” (Ensign
atau Liahona, April 2000, 2–3). Dalam pelajaran ini, para
siswa akan mengetahui mengapa amat penting bahwa Yesus
dilahirkan dari ibu yang fana dan Bapa yang baka.
Bacaan Latar Belakang
• Robert E. Wells, “Our Message to the World,” Ensign, November 1995, 65–66.
Saran untuk Pengajaran
Matius 1:18–24; Lukas 1:26–35; Mosia 3:7–8
“Putra Tunggal Bapa”
Mulailah kelas dengan memutar video “The Nativity” (2:59). (Unduhlah
dan pratinjau video sebelum kelas).
Setelah video, tanyakan:
• Aspek-aspek apakah dari kelahiran Juruselamat yang penting bagi Anda dan
mengapa?
Beri tahu para siswa bahwa dalam pelajaran ini mereka akan membahas sebuah
aspek tentang kelahiran Yesus Kristus yang amat penting bagi pemahaman kita
tentang kemampuan Juruselamat untuk memenuhi peran-Nya dalam
rencana Bapa.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 1:18–19 dengankeras, dan
mintalah kelas untuk memvisualisasikan situasi yang digambarkan ayat-ayat ini.
(Catatan: Memvisualisasikan adalah keterampilan penelaahan tulisan suci yang
dapat membantu membuat laporan tulisan suci lebih gamblang dan nyata).
Kemudian tanyakan kepada para siswa bagaimana perasaan mereka jika mereka
mendapati diri mereka berada dalam situasi serupa dengan Yusuf. Mintalah para
siswa untuk membaca Matius 1:20–24 dalam hati dan mengidentifikasi mengapa
Yusuf memutuskan untuk “bermaksud menceraikan [Maria] dengan diam-diam”
(ayat 19), yang berarti membatalkan pertunangannya dengan Maria secara
diam-diam. (Catatan: Mendefinisikan kata dan ungkapan yang sulit membantu
para siswa memahami tulisan suci. Untuk ayat-ayat ini, Anda boleh menggunakan
penjelasan berikut: (1) nama Yesus [Yesua dalam bahasa Aram] berarti “Yehova
adalah keselamatan” atau “Yehova menyelamatkan”; (2) tulisan suci yang dirujuk
27
P EL A J A RA N 7
dalam Matius 1:22–23 adalah Yesaya 7:14; dan (3) nama Emanuel berarti “Allah
beserta kita”).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Lukas 1:26–30 dengan keras.
Mintalah kelas untuk mengikuti, mencari apa yang diajarkan petikan ini tentang
Maria. Mintalah para siswa untuk menjelaskan apa yang mereka temukan.
Kemudian undanglah seorang siswa untuk membacakan Lukas 1:31–35 dengan
keras sementara kelas mengikuti. Tanyakan:
• Bagaimana ayat-ayat ini menegaskan siapa Bapa dari Yesus?
Gambarkan diagram berikut di papan tulis:
Ajukan kepada seorang anggota kelas pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa ciri-ciri fisik yang Anda warisi dari ayah Anda? Apa ciri-ciri fisik yang Anda
warisi dari ibu Anda?
Tambahkan tanggapan siswa pada diagram di papan tulis (lihat contoh yang
menyertainya):
Hapus diagram sebelumnya dan gambarlah yang berikut di papan tulis:
28
PE LAJARAN 7
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua James E. Talmage (1862–1933) dari
Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya
dengan keras.
“Anak itu yang akan dilahirkan dari Maria diperanakkan oleh Elohim, Bapa yang
Kekal, tidak melanggar hukum alam tetapi selaras dengan pernyataan yang lebih
tinggi darinya; … Dalam sifat-Nya akan digabungkan kuasa Keallahan dengan
kesanggupan dan kemungkinan kefanaan; dan ini melalui operasi biasa hukum
dasar keturunan, yang dinyatakan oleh Allah, ditunjukkan melalui ilmu
pengetahuan, dan diakui oleh filsafat, bahwa makhluk-makhluk yang hidup akan
berkembang biak—menurut jenisnya. Anak itu, Yesus akan mewarisi sifat-sifat jasmani, mental,
dan rohani, kecenderungan, dan kuasa yang mencirikan orangtua-Nya—satu baka dan
dimuliakan—Allah, yang lainnya adalah manusia—perempuan” (Jesus the Christ, edisi ke-3
[1916], 81).
• Sifat-sifat penting apakah yang Juruselamat warisi dari orangtua-Nya
masing-masing?
Sewaktu para siswa menanggapi, daftarlah di papan tulis di bawah “Maria”
sifat-sifat yang Yesus Kristus warisi dari ibu-Nya (seperti kefanaan—kemampuan
untuk menderita rasa sakit dan untuk mati secara jasmani). Daftarlah di bawah
“Bapa Surgawi” sifat-sifat yang Yesus warisi dari Bapa-Nya (seperti kuasa
Keallahan—kebakaan atau kuasa untuk hidup selamanya; lihat Yohanes 10:17–18).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Mosia 3:7–8 dengan keras.
Tanyakan:
• Mengapa Juruselamat membutuhkan kuasa dari baik kefanaan maupun
kebakaan untuk menuntaskan Pendamaian? (Sementara para siswa
menanggapi, pastikan mereka memahami kebenaran berikut: Sebagai Putra
Tunggal Allah dalam daging, Yesus Kristus mampu melaksanakan kurban
Pendamaian, yang mengharuskan Dia untuk lebih mampu bertahan
daripada yang dapat dilakukan oleh seorang manusia fana, dan dengan
demikian menggenapi peran-Nya dalam rencana Bapa. Di samping itu,
karena Yesus memiliki kuasa atas kematian, Dia memiliki kesanggupan
29
P EL A J A RA N 7
untuk bangkit dari orang mati. Pastikan para siswa memahami bahwa jika
Yesus Kristus telah dilahirkan dari dua orangtua fana, Dia tidak akan dapat
mengatasi kematian atau menahan rasa sakit tak terhingga dan penderitaan
dari Pendamaian. Jika Dia dilahirkan dari dua orangtua baka, Dia tidak akan
tunduk pada penderitaan dan kematian jasmani).
Untuk menekankan lebih lanjut ajaran yang amat penting ini, berikan kepada tiap
siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Rober E. Wells dari Tujuh Puluh,
dan berikan mereka waktu untuk membaca dan merenungkannya.
“Keputraan ilahi Yesus Kristus… adalah kunci bagi pemahaman seluruh rencana
keselamatan. Dia adalah Putra Sulung Bapa dalam keberadaan prafana dan Putra
Tunggal Bapa di bumi. Allah Bapa yang Kekal adalah orangtua harfiah dari Tuhan
dan Juruselamat kita, Yesus Kristus dan dari anak-anak roh-Nya yang lain …
“‘Keputraan ilahi’ juga merujuk pada sebutan ‘Putra Tunggal dalam daging.’ …
Sebutan ini menandakan bahwa tubuh jasmani Yesus adalah anak keturunan dari
seorang ibu yang fana dan Bapa Kekal yang baka, yang kebenarannya sangat penting bagi
Pendamaian, suatu tindakan paling penting yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa.
Kristus memiliki kuasa untuk menyerahkan nyawa-Nya dan kuasa untuk mengambilnya kembali
karena Dia telah mewarisi kebakaan dari Bapa Surgawi-Nya. Dari Maria, ibu-Nya, Kristus
mewarisi kefanaan, atau kuasa untuk mati.
“Pendamaian tak terbatas dari Kristus dan Keputraan ilahi Kristus berjalan seiring untuk
membentuk ajaran tunggal yang paling penting dari seluruh Kekristenan” (“Our Message to the
World,” Ensign, November 1995, 65).
Akhiri bagian pelajaran ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana mengenali sifat-sifat Yesus yang diwarisi dari Maria menolong Anda
memercayai dan memiliki iman kepada Juruselamat?
• Bagaimana mengenali sifat-sifat Yesus yang diwarisi dari Bapa Surgawi
menolong Anda memercayai dan memiliki iman kepada Juruselamat?
1 Nefi 11:13–21
Nefi melihat abdikasi Allah
Beri tahu para siswa bahwa kita membaca dalam Kitab Mormon bahwa Nefi
melihat sebuah penglihatan di mana dia mempelajari tentang asal-usul Yesus
Kristus. Kita dapat mempelajari kebenaran-kebenaran tambahan dari
penglihatannya. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan
keras 1 Nefi 11:13–21. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi
ajaran-ajaran penting yang diajarkan dalam petikan ini. Jelaskan bahwa, dalam
konteks ini, kata abdikasi berarti turun dari kondisi yang lebih tinggi ke kondisi
yang lebih rendah untuk menanggung status yang lebih rendah.
• Siapakah yang Nefi pelajari akan menjadi orangtua Yesus Kristus? (Para siswa
hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Allah, Bapa Kekal, dan Maria
adalah orangtua Yesus Kristus fana).
• Sewaktu Anda mempertimbangkan pelajaran-pelajaran dalam kursus sejauh
ini, mengapa kelahiran Yesus Kristus dianggap bagian dari abdikasi-Nya?
30
PE LAJARAN 7
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Brother Tad R. Callister, presiden umum
Sekolah Minggu, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras:
“Allah sang Putra menukarkan rumah surgawi-Nya disertai segala sifat
selestialnya dengan tempat tinggal fana dengan segala sifat primitifnya. Dia,
‘Raja surga’ (Alma 5:50), ‘Tuhan Yang Mahakuasa yang memerintah’ (Mosia 3:5),
meninggalkan takhta untuk mewarisi sebuah palungan. Dia menukar kekuasaan
seorang allah dengan sifat ketergantungan seorang bayi. … Itu adalah sebuah
pertukaran dengan dimensi yang tak sebanding. … Yehova yang agung, pencipta
dunia-dunia tak terhitung jumlahnya, tak terbatas dalam kebajikan dan kuasa, turun ke dunia ini
dengan dibungkus kain lampin serta berada dalam sebuah palungan” (The Infinite Atonement
[2000], 64).
Untuk membantu para siswa memahami bagaimana kelahiran fana Yesus Kristus
juga merupakan bagian dari abdikasi Allah Bapa, bacalah dengan keras pernyataan
berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Abdikasi Allah (yang berarti Bapa) sesungguhnya mencakup bahwa walaupun
Dia adalah Sosok yang dipermuliakan, disempurnakan, dimuliakan, Dia secara
pribadi dan harfiah menjadi Bapa dari seorang Anak Keturunan fana yang
dilahirkan dari perempuan fana” (Mormon Doctrine, edisi ke-2 [1966], 155).
Akhiri dengan menanyakan kepada para siswa pikiran dan perasaan apa yang
mereka miliki terhadap Juruselamat sewaktu mereka memikirkan abdikasi-Nya
dan sifat menakjubkan dari kelahiran-Nya. Tanyakan apakah ada di antara mereka
yang ingin membagikan kesaksian mereka tentang Juruselamat sebagai akhir dari
kelas hari ini.
Bacaan Siswa
• Matius 1:18–24; Lukas 1:26–35; Yohanes 10:17–18; 1 Nefi 11:13–21; Mosia
3:7–8.
• Robert E. Wells, “Our Message to the World,” Ensign, November 1995, 65–66.
31
PELAJARAN 8
Yesus Kristus Menggenapi
Segala Kebenaran
Pendahuluan
Yesus Kristus menjalani kehidupan yang sempurna dengan
tunduk pada kehendak Bapa Surgawi dalam segala hal. Para
nabi modern telah bersaksi: “Meski tanpa dosa, [Yesus
Kristus] dibaptiskan untuk menggenapi segala kesalehan”
(“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensignatau
Liahona, April 2000, 2). Seperti Juruselamat, kita
menggenapi kebenaran ketika kita tunduk pada tata cara
dan perjanjian Injil abadi. Pelajaran ini menyelidiki
bagaimana Juruselamat tunduk pada Injil abadi dan
bagaimana kita dapat mengikuti teladan-Nya.
Bacaan Latar Belakang
• Robert D. Hales, “The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the
Kingdom,” Ensign, November 2000, 6–9
Saran untuk Pengajaran
Matius 3:13–17; 2 Nefi 31:4–9
Pembaptisan Yesus Kristus
Mintalah para siswa memikirkan situasi berikut:
Dalam sebuah percakapan dengan seorang teman tentang agama, pokok bahasan
mengenai baptisan muncul. Setelah Anda menjelaskan mengapa kita dibaptis,
teman Anda bertanya, “Saya memahami bahwa kita dibaptis untuk dibersihkan
dari dosa. Tetapi Yesus adalah sempurna; Dia tidak memiliki dosa apa pun. Jadi
mengapa Dia dibaptis?
Berikan waktu kepada para siswa untuk memikirkan pertanyaan ini, dan kemudian
undanglah mereka untuk menanggapi.
Setelah sedikit pembahasan, undanglah seorang siswa untuk membaca
Matius 3:13–17 dengan keras, atau perlihatkan video “Pembaptisan Yesus”
(2:55) dari Video Alkitab Kehidupan Yesus Kristus. (Unduhlah dan pratinjau video
sebelum kelas). JIka Anda memperlihatkan video, undanglah para siswa untuk
mengikuti dalam tulisan suci mereka.
Setelah video, tanyakan:
• Alasan apakah yang Yesus berikan untuk dibaptis? (Pertimbangkan untuk
menulis ajaran berikut di papan tulis: Yesus Kristus dibaptis untuk
menggenapi segala kebenaran).
• Menurut Anda apakah artinya bahwa Yesus dibaptis “untuk memenuhi segala
kesalehan”? (Matius 3:15).
Untuk membantu para siswa menjawab pertanyaan ini, berikan mereka waktu
untuk menyelidiki tulisan suci mereka. Anda mungkin ingin menyarankan agar
mereka menuliskan 2 Nefi 31:4–9 di sisi tulisan suci mereka di sebelah Matius 3:15.
32
PE LAJARAN 8
Mintalah para siswa membaca 2 Nefi 31:5–6 dalam hati, dengan memperhatikan
pertanyaan yang Nefi ajukan. Setelah waktu yang cukup, jelaskan bahwa Nefi
menjawab pertanyaan ini dalam 2 Nefi 31:7–9. Undanglah seorang siswa untuk
membaca ayat-ayat ini dengan keras, mintalah kelas untuk mengikuti bersama dan
mengidentifikasi cara-cara Juruselamat menggenapi segala kebenaran dengan
dibaptis. Anda mungkin ingin menyarankan agar mereka menandai apa yang
mereka temukan. Sementara para siswa membagikan apa yang telah mereka
identifikasi, tulislah pernyataan-pernyataan berikut di papan tulis:
Untuk merendahkan hati-Nya di hadapan Bapa.
Dia bersaksi kepada Bapa bahwa Dia akan mematuhi perintah-perintah-Nya.
Dia memperlihatkan kepada anak-anak manusia gerbang yang melaluinya
mereka dapat memasuki kerajaan selestial.
Dia memberikan teladan bagi kita.
(Catatan: Kegiatan ini akan menjadikan para siswa melatih keterampilan
penelaahan tulisan suci dalam membuat daftar, sehingga membantu mereka
mengidentifikasi pokok-pokok penting yang ingin ditekankan oleh penulis
tulisan suci).
Ingatkan para siswa tentang pertanyaan yang Nefi ajukan (lihat ayat 6). Kemudian
tanyakan:
• Dengan mengingat butir-butir di papan tulis, bagaimana pembaptisan Yesus
Kristus memberikan teladan tentang apa maknanya menjadi saleh?
Sementara para siswa menanggapi, pastikan gagasan-gagasan berikut
diidentifikasi dan dibahas (Anda mungkin ingin mengganti butir-butir di papan
tulis dengan yang ini):
Kesalehan termasuk dengan rendah hati menyepadankan dengan
kehendak Bapa.
Kesalehan termasuk membuat perjanjian dengan Bapa untuk mematuhi
perintah-perintah-Nya.
Kesalehan termasuk menerima tata cara-tata cara keselamatan.
Kesalehan termasuk mengikuti teladan yang diberikan oleh Yesus
Kristus.
Tanyakan kepada kelas:
• Bagaimana kita dapat menerapkan teladan kesalehan Yesus dalam kehidupan
kita sendiri?
33
P EL A J A RA N 8
Bersaksilah kepada kelas Anda bahwa, seperti kita, Yesus tunduk pada semua
ketentuan dan syarat dari rencana Bapa Surgawi. Kehidupan-Nya yang sempurna
adalah teladan yang hendaknya kita upayakan untuk ikuti.
2 Nefi 31:10–21
Mengikuti teladan Juruselamat
Undanglah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 31:10–12 dengan keras. Tanyakan
kepada kelas:
• Dalam ayat 10, ajakan apakah yang Juruselamat sampaikan kepada kita semua?
• Menurut ayat-ayat ini, apa yang Yesus katakan yang harus kita lakukan untuk
mengikuti Dia?
Mintalah para siswa untuk membaca 2 Nefi 31:16–17 dalam hati. Kemudian
tanyakan:
• Apa lagi yang harus kita lakukan untuk mengikuti teladan Juruselamat?
• Apakah yang dimaksud dengan bertahan sampai akhir dan mengikuti “teladan
Putra Allah yang Hidup”? (ayat 16). (Anda bisa menekankan kata lakukanlah
dalam ayat 17. Juga tekankan asas berikut: Sewaktu kita mengikuti teladan
Yesus Kristus, kita dapat menggenapi segala kebenaran, seperti yang Dia
lakukan).
Jelaskan kepada para siswa bahwa tulisan suci yang telah mereka baca dalam
2 Nefi 31 berisikan intisari dari Injil abadi, yang telah Bapa Surgawi tegakkan
sebelum penciptaan dunia.
Undanglah siswa untuk menganalisis Roma 6:3–6, dengan mencari kata kunci atau
ungkapan yang menegaskan bahwa mengikuti teladan Yesus Kristus menuntut
lebih dari sekadar dibaptis. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa
menandai apa yang mereka temukan.
Berikan kepada para siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Robert D.
Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah mereka untuk membacanya
dalam hati. Undanglah mereka untuk memikirkan bagaimana pembaptisan mereka
sendiri telah memengaruhi kehidupan mereka.
“Ketika kita memahami perjanjian baptisan kita dan karunia Roh Kudus, itu akan
mengubah kehidupan kita dan akan meneguhkan kesetiaan total kita pada
kerajaan Allah. Ketika godaan-godaan datang di hadapan kita, jika kita mau
mendengarkan, Roh Kudus akan mengingatkan kita bahwa kita telah berjanji
untuk mengingat Juruselamat kita dan mematuhi perintah-perintah Allah …
“Sewaktu kita mengikuti teladan Yesus, kita, juga, menunjukkan bahwa kita
akan bertobat dan patuh dalam menaati perintah-perintah Bapa kita di Surga. Kita merendahkan
hati kita dengan hati yang hancur dan roh yang menyesal sewaktu kita mengenali dosa-dosa kita
dan mengupayakan pengampunan atas pelanggaran-pelanggaran kita (lihat 3 Nefi 9:20). Kita
membuat perjanjian bahwa kita akan bersedia mengambil bagi diri kita nama Yesus Kristus dan
selalu mengingat-Nya …
34
PE LAJARAN 8
“… Saya berdoa agar kita masing-masing sebagai anggota dari kerajaan-Nya akan memahami
bahwa pembaptisan dan pengukuhan kita adalah pintu gerbang ke dalam kerajaan-Nya. Ketika
kita masuk, kita membuat perjanjian untuk berada dalam kerajaan-Nya—selamanya!” (“The
Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,” Ensign, November 2000,
7–8, 9).
Tanyakan kepada para siswa yang berikut:
• Bagaimana dengan dibaptis telah menolong Anda mengikuti teladan
Juruselamat dalam menggenapi segala kebenaran?
Berikan kepada para siswa waktu sejenak untuk merenungkan tentang seberapa
baik mereka memenuhi standar-standar kebenaran yang ditunjukkan oleh
Juruselamat saat pembaptisan-Nya. Mintalah para siswa merenungkan apa lagi
yang dapat mereka lakukan untuk memperlihatkan kepatuhan pada Bapa Surgawi.
Bacaan Siswa
• Matius 3:13–17; 2 Nefi 31:4–21.
• Robert D. Hales, ““The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the
Kingdom,”” Ensign, November 2000, 6–9
35
PELAJARAN 9
Pengaruh Mendalam
Juruselamat
Pendahuluan
Dalam “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” para
pemimpin Gereja menyatakan: “Kami menyampaikan
kesaksian kami akan kenyataan kehidupan [Juruselamat]
yang tak tertandingi dan kebajikan tanpa batas kurban
pendamaian-Nya yang agung. Tidak ada seorang lain pun
yang memiliki pengaruh yang demikian dalam ke atas semua
orang yang pernah hidup dan yang masih akan hidup di atas
bumi ini” (Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Pelajaran ini
akan memperlihatkan bahwa Juruselamat tak tertandingi
karena, di antara alasan-alasan lain, Dia tanpa dosa dan
secara sempurna tunduk pada Bapa Surgawi. Dengan
menelaah interaksi-Nya bersama perempuan Samaria di
pinggir sumur, para siswa akan melihat juga pengaruh
mendalam yang dapat Dia miliki terhadap siapa pun yang
membuka hati mereka kepada-Nya.
Saran untuk Pengajaran
Matius 4:1–11; 2 Korintus 5:21; Ibrani 2:17–18; 4:15–16; Ajaran dan
Perjanjian 20:22
Yesus Kristus menjalani kehidupan tanpa dosa.
Mulailah kelas dengan menulis di papan tulis kehendakku dan kehendak Allah.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Yohanes 6:38 dengan keras, dan
mintalah para siswa mengikuti bersama, mencari berapa banyak keputusan
“kehendak-Ku” yang Yesus buat. Undanglah para siswa untuk memikirkan dalam
hati mereka berapa banyak keputusan yang telah mereka buat baru-baru ini yang
dapat dikategorikan sebagai “kehendakku” dan berapa banyak yang dapat
dikategorikan sebagai “kehendak Allah.”
Beri tahu para siswa bahwa setelah pembaptisan-Nya, Yesus digoda oleh Setan
untuk melakukan hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai “kehendakku.”
Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan keras dari Matius
4:1–11. Undanglah kelas untuk mengikuti, dengan mencari bagaimana Yesus
Kristus mengatasi godaan. (Pertimbangkan untuk menjelaskan kepada para siswa
bahwa Terjemahan Joseph Smith untuk Matius 4:1–11 mengklarifikasi bahwa Roh,
bukan Setan, yang membawa Yesus ke bubungan bait suci [lihat ayat 5] dan
kemudian ke atas sebuah gunung yang tinggi [lihat ayat 8]. Setelah Roh membawa
Yesus ke tempat-tempat ini, iblis datang untuk menggoda-Nya.
• Apakah yang Anda perhatikan tentang bagaimana Juruselamat menanggapi
godaan-godaan Setan?
• Apakah yang Anda pelajari dari teladan Juruselamat dalam ayat-ayat ini?
• Bagaimana godaan-godaan yang Juruselamat hadapi serupa dengan
godaan-godaan yang kita hadapi dalam kehidupan kita?
Perlihatkan dan baca pernyataan berikut oleh Presiden David O. McKay
(1873–1970), yang mengulas tentang godaan-godaan yang Yesus hadapi di padang
belantara:
36
PE LAJARAN 9
“Hampir setiap godaan yang datang kepada Anda dan saya datang dalam salah
satu dari bentuk-bentuk itu. Klasifikasikan itu, dan Anda akan menemukan
bahwa di bawah salah satu dari ketiga godaan itu hampir setiap godaan yang
diberikan yang membuat Anda dan saya ternoda, sekecil apa pun itu, datang
kepada kita dalam bentuk (1) godaan terhadap selera; (2) menyerah pada
kesombongan dan kebiasaan serta kesia-siaan dari mereka yang menjauhkan diri
dari apa yang dari Allah; atau (3) pemuasan diri pada hawa nafsu, atau hasrat untuk kekayaan
dunia, atau kekuasaan di antara manusia” (“Unspotted from the World,” Ensign, Agt. 2009, 27).
Undanglah seorang siswa untuk membaca Ibrani 2:17–18; 4:15–16 dengan keras.
Mintalah siswa yang lain untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 20:22 dengan
keras. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mencatat keserupaan apa pun di antara
kedua petikan ini. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Mengapa perlu bagi Yesus untuk mengalami godaan-godaan?
• Mengapa penting bagi kita untuk memahami bahwa Yesus Kristus mengalami
jenis godaan-godaan yang sama dengan yang kita hadapi saat ini?
Beri tahu para siswa bahwa salah satu tujuan pelajaran hari ini adalah untuk
mengilustrasikan kehidupan Juruselamat yang tak tertandingi. Tanyakan kepada
kelas bagaimana petikan-petikan tulisan suci yang ditelaah sejauh ini dalam
pelajaran mengilustrasikan satu aspek dari kehidupan Juruselamat yang tak
tertandingi . (Para iswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Yesus Kristus
telah menjalani kehidupan tak tertandingi karena Dia tidak pernah
menyerah pada godaan dan berbuat dosa).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Howard W. Hunter (1907–1995), dan mintalah
seorang siswa membacanya dengan keras:
“Penting untuk diingat bahwa Yesus Kristus mampu berbuat dosa, bahwa Dia
dapat saja menyerah, bahwa rencana kehidupan dan keselamatan dapat saja
digagalkan, tetapi Dia tetap setia. Seandainya tidak ada kemungkinan Dia
menyerah pada bujukan Setan, maka tidak akan ada ujian sesungguhnya,
sebagai hasilnya tidak akan ada kemenangan murni. … Dia sempurna dan tanpa
dosa, bukan karena Dia harus demikian, tetapi sebaliknya karena Dia
benar-benar dan bertekad ingin menjadi demikian” (“The Temptations of Christ,” Ensign,
November 1976, 19).
Undanglah para siswa untuk membaca Lukas 22:42, 44 dan 3 Nefi 11:11 dalam
hati, untuk mencari sifat Juruselamat yang merupakan contoh lain dari
kehidupan-Nya yang tak tertandingi. (Para siswa hendaknya mengidentifikasi
ketundukan Juruselamat pada kehendak Bapa).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
mintalah seorang siswa membacanya dengan keras:
37
P EL A J A RA N 9
“Dia menderita rasa sakit semua orang di Getsemani agar mereka tidak harus
menderita jika mereka mau bertobat.
“Dia menyerahkan Diri-Nya pada hinaan dan cercaan dari para musuh-Nya tanpa
keluhan atau pembalasan.
“Dan, akhirnya, Dia menanggung deraan dan rasa malu luar biasa di kayu salib.
Baru setelah itu Dia dengan sukarela menyerah pada kematian …
“Dia benar-benar patuh kepada Bapa Surgawi kita” (“Jesus Christ: Our Savior and Redeemer,”
Ensign, November 1983, 7, 8).
Tindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Dalam rencana keselamatan Bapa Surgawi, mengapa perlu bagi Yesus untuk
benar-benar tanpa dosa dan benar-benar tunduk pada kehendak Bapa
Surgawi? (Para siswa mungkin memberikan bebagai macam jawaban, tetapi
mereka hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Rencana keselamatan
mengharuskan Yesus untuk benar-benar patuh agar dapat melaksanakan
Pendamaian.
• Bagaimana itu memengaruhi iman Anda kepada Yesus Kristus dengan
mengetahui Dia benar-benar tanpa dosa dan patuh pada kehendak Bapa
Surgawi? (Sementara para siswa menanggapi, tekankan bahwa kita dapat
memperoleh kekuatan untuk mengatasi godaan dan menjadi patuh
sewaktu kita mengikuti teladan Yesus Kristus dengan berupaya
melakukan kehendak Bapa alih-alih kehendak kita sendiri).
Yohanes 4:1–29
Pengaruh mendalam Yesus Kristus
Tulislah di papan tulis atau perlihatkan kalimat berikut dari “Kristus yang Hidup:
Kesaksian dari Para Rasul” (Ensign atau Liahona, April 2000, 2):
“Tidak ada seorang lain pun yang memiliki pengaruh yang demikian dalam ke
atas semua orang yang pernah hidup dan yang masih akan hidup di atas
bumi ini.”
Undanglah para siswa untuk merenungkan pernyataan ini dengan mengajukan
pertanyaan berikut:
• Manakah dari karakteristik Yesus Kristus yang memungkinkan Dia untuk
memiliki pengaruh yang seperti itu terhadap semua orang yang pernah hidup
dan yang masih akan hidup?
Beri tahu para siswa bahwa salah satu individu di mana Yesus telah memberikan
pengaruh secara mendalam selama pelayanan fana-Nya adalah kepada seorang
perempuan Samaria. Bantulah para siswa menggunakan alat bantu belajar dalam
tulisan suci mereka untuk menemukan informasi tentang orang-orang Samaria
(lihat Penuntun bagi Tulisan Suci, “Orang-Orang Samaria”; scriptures.lds.org).
38
PE LAJARAN 9
Rangkumlah Yohanes 4:1–8, dan kemudian mintalah seorang siswa untuk
membaca Yohanes 4:9 dengan keras. Jelaskan bagaimana tanggapan perempuan
itu terhadap Yesus mengungkapkan sejumlah rasa permusuhan yang telah ada
antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Samaria pada masa itu. Kemudian
mintalah para siswa untuk membaca Yohanes 4:10–15 dalam hati. Setelah waktu
yang cukup, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana Anda akan menggolongkan interaksi antara Yesus dan
perempuan itu?
• Apakah yang Yesus tawarkan kepadanya?
Mintalah seorang siswa untuk membaca Yohanes 4:16–19 dengan keras sementara
kelas mengikuti dan memvisualisasikan seperti apa rasanya menjadi perempuan
dalam percakapan ini. (Catatan: Memvisualisasikan dapat membantu membuat
kisah tulisan suci menjadi lebih gamblang dan nyata). Kemudian ajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Pemikiran apakah yang mungkin Anda miliki jika Anda adalah perempuan
Samaria itu? Mengapa?
• Bukti apakah di situ bahwa Yesus memiliki pengaruh terhadapnya? (Jelaskan
kemajuan dari sebutan-sebutan yang perempuan itu arahkan terhadap Dia:
“seorang Yahudi” [ayat 9]; “Tuhan” [ayat 11, 15]; dan kemudian “nabi”
[ayat 19]).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan keras dari Yohanes
4:20–29. Mintalah kelas mengidentifikasi sebutan-sebutan untuk Juruselamat
dalam ayat 25 dan ayat 29. Mintalah para siswa merenungkan secara singkat
sebelum menjawab pertanyaan berikut:
• Apakah yang Juruselamat lakukan dalam periode waktu yang singkat ini untuk
mengubah persepsi perempuan itu tentang Dia sebagai “seorang Yahudi”
(ayat 9) menjadi “Kristus” (ayat 29)? (Undanglah para siswa untuk
membagikan apa yang mereka amati dalam petikan-petikan ini. Jawaban dapat
mencakup yang berikut: Dia memperlihatkan rasa hormat kepadanya, Dia
mengajarkan ajaran kepadanya, Dia mengajarnya sedemikian rupa sehingga
Roh Kudus mau memberikan kesaksian kepadanya, Dia mengungkapkan
hal-hal pribadi tentang dia, dan Dia memfokuskan perhatian-Nya kepadanya).
• Apakah yang diajarkan kisah mengenai Juruselamat dan perempuan Samaria
ini tentang bagaimana perasaan Juruselamat tentang Anda dan pengaruh yang
dapat Dia miliki terhadap Anda?
• Bagaimana Anda melihat Juruselamat telah memengaruhi kehidupan Anda
atau kehidupan seseorang yang Anda kenal? Apakah dampak dari pengaruh
Juruselamat?
• Komitmen apakah yang akan Anda lakukan untuk mengenali pengaruh
Juruselamat dengan lebih baik dalam kehidupan Anda dan membiarkan
pengaruh-Nya mengubah Anda?
Bersaksilah bahwa sewaktu kita memalingkan kehidupan kita kepada Juruselamat,
Dia akan memiliki pengaruh yang mendalam terhadap kita. Pengaruh terbesar
39
P EL A J A RA N 9
Juruselamat terjadi sewaktu kita mengundang kuasa kurban pendamaian-Nya
untuk membersihkan kita, mengangkat kita, dan mengubah kita. Doronglah para
siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk memperlihatkan
rasa syukur kepada Juruselamat atas pengaruh-Nya dalam kehidupan mereka.
Undanglah mereka untuk bertindak atas apa yang mereka rasakan.
Bacaan Siswa
• 2 Korintus 5:21; Ibrani 2:17–18; 4:15–16; Ajaran dan Perjanjian 20:22; Matius
4:1–11; Lukas 22:42, 44; Yohanes 6:38; 3 Nefi 11:11; Yohanes 4:1–29.
40
PELAJARAN 10
Mari, Ikutlah Aku
Pendahuluan
Yesus Kristus menyatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup” (Yohanes 14:6). “Jalan [Yesus] adalah jalan yang
menuntun kepada kebahagiaan dalam kehidupan ini dan
kehidupan kekal di dunia yang akan datang” (“Kristus yang
Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April
2000, 3). Pelajaran ini menekankan ajakan Yesus Kristus
kepada semua orang untuk mengikuti-Nya dan untuk
menjadi murid-Nya. Pelajaran ini juga mempelajari apa yang
dimaksud berjalan di jalan kerasulan.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Jalannya Murid,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 75–78.
• Joseph B. Wirthlin, “Follow Me,” Ensign, Mei 2002, 15–17.
Saran untuk Pengajaran
Yohanes 1:35–47; 2 Nefi 26:33; Alma 5:33–34
Yesus Kristus mengajak semua orang untuk menjadi murid-Nya
Undanglah seorang siswa untuk secara singkat membagikan tentang suatu waktu
ketika dia mengadakan perjalanan ke sebuah tujuan dan salah belok atau
mengikuti jalan yang salah. Kemudian undanglah para siswa untuk membaca
Yohanes 14:6 dan menyatakan dengan kata-kata mereka sendiri ajaran yang Yesus
ajarkan dalam ayat ini. (Para siswa mungkin menggunakan kata-kata yang
berbeda, tetapi mereka hendaknya memahami bahwa satu-satunya cara kita
dapat kembali untuk hidup bersama Bapa Surgawi adalah dengan mengikuti
Yesus Kristus).
Beri tahu para siswa bahwa setelah Yesus Kristus dibaptis dan kemudian digoda di
padang belantara, Dia mengundang orang lain untuk mengikuti-Nya. Mereka yang
mengikuiti Juruselamat pada waktu itu dan saat ini disebut murid. Undanglah para
siswa untuk mengidentifikasi dalam Yohanes 1:35–47 nama beberapa murid
Juruselamat paling awal dan apa yang mendorong mereka untuk mengikuti-Nya.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari
Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras:
“Kata murid dan kata disiplin keduanya berasal dari kata dasar bahasa Latin
yang sama—discipulus, yang berarti murid. Hal itu memberi penekanan pada
praktik atau latihan. Disiplin pribadi dan pengendalian diri adalah karakteristik
yang konsisten dan permanen dari para pengikut Yesus …
“Apa itu kemuridan itu? Kemuridan adalah terutama kepatuhan kepada
Juruselamat” (“Kemuridan,” Ensign atau Liahona, November 2006, 20).
• Bagaimana definisi mengenai kemuridan ini menyiratkan tentang seperti apa
kehidupan para murid Yesus Kristus di masa awal?
41
P EL A J A RA N 10
Undanglah para siswa untuk membaca dan membandingkan 2 Nefi 26:33 dengan
Alma 5:33–34 untuk melihat siapa lagi yang Yesus ajak untuk datang kepada-Nya.
Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah yang diajarkan petikan-petikan ini tentang ajakan Juruselamat untuk
datang kepada-Nya? (Setelah para siswa menanggapi, tulislah kebenaran
berikut di papan tulis: Yesus Kristus mengajak semua orang untuk datang
kepada-Nya dan untuk menjadi murid-Nya).
• Menurut Alma, apakah yang Juruselamat janjikan kepada mereka yang
menerima ajakan untuk datang kepada-Nya?
• Apa makna janji-janji ini bagi Anda?
Matius 4:18–22; Lukas 5:11; 9:57–62; 14:25–33
Menjadi murid Yesus Kristus.
Bagilah kelas ke dalam pasangan-pasangan. Undanglah mereka untuk menelaah
Matius 4:18–22 dan Lukas 5:11 serta mengidentifikasi pengurbanan yang dilakukan
oleh beberapa murid Yesus yang paling awal untuk menerima panggilan
mengikuti-Nya. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana Anda akan menggambarkan tanggapan dari para murid awal ini
terhadap perintah Juruselamat untuk mengikuti-Nya? (Bahaslah makna kata
dan ungkapan seperti “segera meninggalkan jalanya,” “segera,” dan
“meninggalkan”).
• Kebenaran penting apakah yang ditambahkan oleh petikan-petikan ini
terhadap apa makna menjadi murid Yesus Kristus? (Setelah para siswa
menanggapi, tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Menjadi murid Yesus
Kristus membutuhkan kepatuhan dan pengurbanan).
Berikan kepada para siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Joseph B.
Wirthlin (1917–2008) dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa
untuk membacanya dengan keras:
“Jala umumnya didefinisikan sebagai perangkat untuk menangkap sesuatu.
Dalam … arti yang lebih penting, kita bisa mendefinisikan jala sebagai sesuatu
yang membujuk atau mencegah kita untuk mengikuti panggilan dari Yesus
Kristus, Putra dari Allah yang Hidup.
“Jala dalam konteks ini dapat merupakan pekerjaan kita, hobi kita, kesenangan
kita, dan, melebihi segalanya yang lain, godaan dan dosa kita. Singkatnya, jala
dapat merupakan sesuatu yang menarik kita menjauh dari hubungan kita dengan Bapa Surgawi
atau dari Gereja-Nya yang dipulihkan …
“Adalah mustahil untuk membuat daftar banyak jala yang dapat menjerat kita dan mencegah
kita dari mengikuti Juruselamat. Tetapi jika kita tulus dalam hasrat kita untuk mengikuti-Nya,
kita harus dengan segera meninggalkan jala-jala dunia yang menjerat dan mengikuti-Nya.
“… Kehidupan kita begitu dengan mudah dipenuhi dengan janji bertemu, pertemuan, dan tugas.
Begitu mudah terjebak dalam banyak jala yang kadang-kadang bahkan saran untuk melepaskan
diri darinya dapat mengancam dan bahkan menakutkan bagi kita.
42
PE LAJ ARAN 10
“Kadang-kadang kita merasa bahwa semakin sibuk kita, semakin penting kita—seakan-akan
kesibukan kita menegaskan nilai kita. Brother dan sister, kita dapat meluangkan waktu seumur
hidup terlibat dalam kesibukan, terus-menerus tenggelam dalam tugas-tugas yang sebetulnya
tidak terlalu penting.
“Apa yang kita lakukan mungkin tidak terlalu penting. Semoga kita memfokuskan tenaga pikiran
kita, hati kita, dan jiwa kita pada hal-hal yang memiliki makna kekal—yang penting” (“Follow
Me,” Ensign, Mei 2002, 15–16).
• Jika ikan, jala, dan perahu yang ditinggalkan nelayan melukiskan
masalah-masalah duniawi mereka, hal-hal apakah yang mungkin Juruselamat
minta agar Anda sisihkan untuk mengikuti-Nya?
• Mengapa masalah-masalah duniawi kadang-kadang sulit untuk ditinggalkan?
• Bagaimana seseorang dapat mengenali jika dia terjebak dalam jenis jala-jala
yang menjerat seperti yang dibicarakan oleh Penatua Wirthlin?
Undanglah para siswa untuk membagikan tentang suatu waktu dalam kehidupan
mereka ketika mereka menanggapi panggilan Juruselamat untuk mengikuti-Nya
(barangkali dengan meninggalkan cara-cara lama atau dengan menerima
pemanggilan di Gereja). Kemudian tanyakan:
• Bagaimana menanggapi pemanggilan ini telah memberkati kehidupan Anda?
Perlihatkan rujukan tulisan suci dan pertanyaan berikut, atau tulislah itu di
papan tulis:
Lukas 9:57–62—Apakah yang dapat merintangi kita untuk mengikuti
Juruselamat?
Lukas 14:25–27, 33—Apakah yang Juruselamat butuhkan dari para murid-Nya?
Lukas 14:28–32—Bagaimana kata menyelesaikan berhubungan dengan
persyaratan untuk menjadi seorang murid?
Bagilah kelas menjadi tiga kelompok, dan tugasi tiap kelompok untuk menelaah
salah satu petikan dan pertanyaan yang berhubungan: Setelah waktu yang cukup,
undanglah para siswa untuk berbagi bagaimana petikan yang mereka baca
menjawab pertanyaan mereka. Setelah semua petikan ini dibahas, tanyakan:
• Persyaratan kemuridan apakah yang diilustrasikan oleh analogi Juruselamat?
(Sewaktu para siswa membahas pertanyaan ini, bantulah mereka memahami
kebenaran berikut: Kemuridan membutuhkan kesediaan kita yang
terus-menerus untuk meninggalkan semua dan mengikuti Yesus Kristus).
Jelaskan bahwa walaupun kemuridan menyiratkan bahwa kita memantapkan
pengabdian dan komitmen kita untuk mengikuti Juruselamat, Dia tidak menuntut
agar kita berlari lebih cepat dari kekuatan yang kita miliki (lihat Mosia 4:27).
43
P EL A J A RA N 10
Berikan kepada tiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F.
Uchtdorf dari Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya
dengan suara keras.
“Langkah pertama di jalan kemuridan dimulai, untungnya, tepat di tempat kita
berdiri! Kita tidak perlu melalui prakualifikasi untuk mengambil langkah pertama
itu. Tidak peduli kita kaya atau miskin. Tidak ada syarat harus terpelajar, fasih,
atau cendekia. Kita tidak perlu sempurna atau pandai bicara atau bahkan
berperilaku baik.
“Anda dan saya dapat berjalan di jalan kemuridan itu hari ini. Marilah kita
menjadi rendah hati; marilah kita berdoa kepada Bapa kita di Surga dengan segenap hati kita
dan nyatakan hasrat kita untuk mendekat kepada-Nya dan belajar dari-Nya.
“Berimanlah. Carilah, dan Anda akan menemukan. Ketuklah, dan pintu akan dibukakan [lihat
Matius 7:7]. Layanilah Tuhan dengan melayani sesama. Jadilah peserta yang aktif di lingkungan
atau cabang Anda. Kuatkan keluarga Anda dengan mengkomitkan diri untuk menjalankan
asas-asas Injil. Jadilah sehati dan sepikiran dalam pernikahan dan dalam keluarga Anda.
“Sekaranglah waktunya untuk menyesuaikan kehidupan Anda untuk dapat memiliki
rekomendasi bait suci dan menggunakannya. Sekaranglah waktunya untuk mengadakan malam
keluarga yang berarti, membaca firman Allah, serta berbicara kepada Bapa Surgawi kita dalam
doa yang sungguh-sungguh. Sekaranglah waktunya untuk mengisi hati kita dengan rasa syukur
akan Pemulihan Gereja-Nya, atas para nabi yang hidup, Kitab Mormon, dan kuasa imamat yang
memberkati hidup kita. Sekaranglah waktunya untuk memeluk Injil Yesus Kristus, menjadi
murid-Nya, dan berjalan di jalan-Nya” (“Jalannya Murid,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 77).
• Di manakah menurut Presiden Uchtdorf jalan kemuridan dimulai?
• Menurut Presiden Uchtdorf, kapankah waktunya untuk mulai berjalan di jalan
kemuridan?
Tuliskan yang berikut di papan tulis:
Sekaranglah waktu bagi saya untuk …
Undanglah para siswa untuk merenungkan bagaimana mereka mungkin
melengkapi kalimat ini dengan satu cara mereka akan bertindak untuk menjadi
murid Yesus Kristus. Doronglah mereka untuk bertindak segera berdasarkan apa
pun yang muncul dalam pikiran, karena pikiran itu mungkin adalah dorongan dari
Roh Kudus. Bersaksilah bahwa sewaktu mereka mengambil langkah pertama ini,
Tuhan akan menolong mereka menjadi murid-Nya.
Bacaan Siswa
• Yohanes 1:35–47; 2 Nefi 26:33; Alma 5:33–34; Matius 4:18–22; Lukas 5:11;
9:57–62; 14:25–33.
• Dieter F. Uchtdorf, “Jalannya Murid,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 75–78.
44
PELAJARAN 11
Yesus Kristus Berjalan
Berkeliling Sambil
Berbuat Baik
Pendahuluan
“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul”
mengajarkan bahwa “[Yesus] ‘berjalan berkeliling sambil
berbuat baik’ (Kisah Para Rasul 10:38), tetapi dipandang
rendah karenanya” (Ensign atau Liahona, April 2000, 2).
Sebagai murid Yesus Kristus, kita harus mengikuti
teladan-Nya dalam melakukan yang baik terlepas dari
kemungkinan mengalami penganiayaan. Dalam pelajaran ini,
para siswa akan membahas mengapa kita hendaknya
memperlakukan mereka yang menindas kita karena
kepercayaan kita dengan kasih dan rasa hormat yang sama
seperti yang Yesus perlihatkan kepada para penganiaya-Nya.
Sewaktu kita mengikuti teladan Juruselamat, kita akan
diberkati dengan keberanian untuk hidup serta membela
kepercayaan kita dan kita akan mampu untuk menolong
orang lain menjadi lebih dekat kepada Tuhan.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Mengasihi Sesama dan Hidup dengan Perbedaan,” Ensign
atau Liahona, November 2014, 25–28.
• Jeffrey R. Holland, “Harga—dan Berkat—dari Kemuridan,” Ensign atau Liahona,
Mei 2014, 6–9.
• Robert D. Hales, “Keberanian Kristiani: Harga Kemuridan,” Ensign atau
Liahona, November 2008, 72–75.
Saran untuk Pengajaran
Matius 5:43–47; 9:9–13; 12:22–30; Markus 3:1–6; 11:15–19; Yohanes
11:43–53
Yesus Kristus dianiaya karena berbuat baik.
Mulailah kelas dengan mengajukan kepada para siswa pertanyaan berikut:
• Ketika Anda memikirkan tentang kehidupan Juruselamat yang patut dicontoh,
hal apakah dari semua perbuatan baik yang Dia lakukan dalam kefanaan yang
paling menonjol bagi Anda?
Setelah para siswa menanggapi, bacalah (atau bagikanlah dengan kata-kata Anda
sendiri) kisah berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul
tentang dua sister misionaris:
45
P EL A J A RA N 11
“Dengan kekaguman dan dorongan untuk semua orang yang akan perlu untuk
tetap teguh di zaman akhir ini, saya mengatakan kepada semua dan terutama
remaja Gereja bahwa jika Anda belum melakukannya, Anda akan suatu hari
mendapati diri Anda diminta untuk mempertahankan iman Anda atau bahkan
menahan beberapa perundungan pribadi hanya karena Anda adalah anggota
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Saat-saat seperti itu
akan membutuhkan baik keberanian maupun kesopanan dari pihak Anda.
“Contohnya, seorang sister misionaris menulis baru-baru ini kepada saya: ‘Rekan saya dan saya
melihat seorang pria duduk di bangku di taman kota sedang makan siang. Sewaktu kami
mendekat, dia memandang ke atas dan melihat tanda nama misionaris kami. Dengan tatapan
yang mengerikan di matanya, dia melompat bangun dan mengangkat tangannya untuk
memukul saya. Saya merunduk tepat pada waktunya, tetapi dia menyemburkan makanannya
mengenai saya dan mulai menyumpahi kami dengan kata-kata yang paling mengerikan. Kami
pergi tanpa berkata apa pun. Saya mencoba untuk membersihkan makanan dari wajah saya,
saat itu saya merasakan gumpalan kentang tumbuk mengenai bagian belakang kepala saya.
Terkadang sulit untuk menjadi misionaris karena saat itu saya ingin kembali, menarik pria kecil
itu, dan berkata, “HE!” Namun saya tidak melakukannya’” (“Harga—dan Berkat —dari
Kemuridan,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 6).
Mintalah para siswa untuk membaca Matius 5:43–47 dalam hati, dengan mencari
sebuah asas yang Yesus ajarkan dalam Khotbah-Nya di Bukit yang diterapkan oleh
para sister misionaris ini. (Anda mungkin ingin menyarankan agar, sewaktu para
siswa membaca, mereka melatih keterampilan penelaahan tulisan suci dengan
penggantian nama mereka untuk membantu menjadikan pribadi pesan dari
ayat-ayat ini. Untuk melatih keterampilan ini, para siswa hendaknya mengganti
dengan nama mereka sendiri untuk kata kamu dan mu).
• Apa asas yang Yesus ajarkan dalam ayat-ayat ini? (Para siswa mungkin
menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi mereka hendaknya
mengidentifikasi asas berikut: Jika kita ingin mengikuti ajaran-ajaran Yesus
Kristus, kita harus belajar untuk mengasihi musuh kita dan bersikap baik
kepada mereka yang menganiaya kita)..
• Apakah yang membuat asas Injil ini sulit untuk dijalankan?
Perlihatkan pernyataan berikut di papan tulis:
“[Yesus] ‘berjalan berkeliling sambil berbuat baik’ (Kisah Para Rasul 10:38), tetapi
dipandang rendah karenanya” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,”
Ensign atau Liahona, April 2000, 2).
Jelaskan bahwa walaupun Juruselamat diterima oleh banyak orang baik di Galilea
maupun Yudea, dan banyak melihat pekerjaan baik-Nya sebagai kesaksian tentang
keilahian-Nya, yang lain meremehkan dan menganiaya Dia atas pekerjaan
baik-Nya.
Di papan tulis, buatlah daftar dari petikan-petikan tulisan suci berikut di bawah
“Yesus berjalan berkeliling sambil berbuat baik”:
46
PE LAJ ARAN 11
Matius 9:9–13
Matius 12:22–30
Markus 3:1–6
Markus 11:15–19
Yohanes 11:43–53
Bagilah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, dan tugasi tiap kelompok untuk
menelaah salah satu petikan yang terdapat di papan tulis: Mintalah para siswa
mengidentifikasi dalam tiap petikan pekerjaan baik yang Yesus lakukan dan
bagaimana orang-orang menanggapinya. Setelah waktu yang cukup, mintalah para
siswa untuk melaporkan apa yang telah mereka temukan. Jelaskan bahwa
rangkaian petikan ini mengungkapkan sebuah pola dalam kehidupan Tuhan yang
dapat kita pelajari darinya. Ajukan pertanyaan berikut:
• Apakah yang Anda perhatikan tentang bagaimana Juruselamat menanggapi
terhadap penganiayaan yang Dia alami?
Doronglah para siswa untuk menggambarkan dalam pikiran mereka peristiwa yang
dituturkan kembali dalam petikan tulisan suci yang mereka telaah. Kemudian
tanyakan:
• Pikiran atau perasaan apakah yang mungkin Anda miliki jika Anda telah
menyaksikan Yesus pada kesempatan itu?
• Menurut Anda apakah yang Yesus ingin Anda pelajari dari perkataan dan
tindakan-Nya pada saat itu? (Berikut adalah satu asas yang mungkin
diidentifikasi oleh para siswa: Sewaktu kita berupaya mengikuti teladan
Juruselamat dalam berbuat baik, kita kadang-kadang harus menanggung
penganiayaan).
Matius 5:9–12, 21–24, 38–41; 6:14–15; 7:1–5, 12
Menanggapi penganiayaan
Beri tahu para siswa bahwa dalam Khotbah di Bukit, Yesus Kristus menasihati para
murid-Nya bagaimana menanggapi ketika mereka dianiaya. Salinlah ungkapan
dan rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, dan tugasi tiap siswa untuk
membaca paling sedikit satu dari petikan-petikan itu. MIntalah para siswa
mengidentifikasi dalam petikan yang mereka baca sebuah asas yang Yesus ajarkan
yang dapat membimbing mereka dalam interaksi mereka dengan orang lain.
Bagaimana menanggapi penganiayaan
Matius 5:9–12
Matius 5:21–24 (lihat juga 3 Nefi 12:22)
Matius 5:38–41; 7:12.
47
P EL A J A RA N 11
Matius 6:14–15 (lihat juga A&P 64:9–10)
Matius 7:1–5
Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa menjelaskan asas-asas yang
mereka temukan dan bagaimana itu berlaku dalam hubungan kita dengan orang
lain. Sementara para siswa membagikan asas-asas yang mereka identifikasi dalam
Matius 5:21–24, Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa 3 Nefi 12:22 dan
Terjemahan Joseph Smith dari Matius 5 menghapus kata-kata “without a cause”
(Matius 5:22; lihat juga Terjemahan Joseph Smith, Matius 5:24 [dalam Matius 5:22,
catatan kaki b]). (Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan kebenaran berikut:
Bapa Surgawi mengharapkan kita untuk mengikuti teladan Yesus Kristus
ketika kita dianiaya karena kepercayaan kita).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dan Penatua Dallian
H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Pertahankan keyakinan Anda dengan sopan dan dengan rasa iba, tetapi
pertahankanlah itu” (Jeffrey R. Holland, “Harga—dan Berkat —dari
Kemuridan,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 9).
“Para pengikut Kristus hendaknya menjadi teladan kesantunan. Kita hendaknya
mengasihi semua orang, menjadi pendengar yang baik, dan memperlihatkan
kepedulian terhadap kepercayaan tulus mereka. Meskipun kita mungkin tidak
sepakat, kita hendaknya tidak bersikap tidak menyenangkan. Posisi dan
komunikasi kita mengenai topik-topik yang kontroversial hendaknya tidak
menimbulkan perdebatan. Kita hendaknya bijaksana dalam menjelaskan dan
mengejar posisi kita dan dalam memberikan pengaruh kita …
“Ketika posisi kita tidak diterima, kita hendaknya menerima hasil yang tidak berkenan dengan
sopan, dan menunjukkan kesantunan terhadap musuh-musuh kita” (Dallin H. Oaks, “Mengasihi
Sesama dan Hidup dengan Perbedaan,” Ensign atau Liahona, November 2014, 27).
Bahaslah dengan para siswa tantangan dan berkat karena mengikuti nasihat
Penatua Holland dan Pentua Oaks. Kemudian undanglah seorang siswa untuk
membaca Matius 5:9–12 dengan keras.
• Menurut ayat-ayat ini, janji-janji apakah yang Yesus buat yang mungkin
membuat lebih mudah untuk menanggapi dengan cara-cara seperti Kristus
ketika kita dianiaya karena kepercayaan agama kita?
Undanglah para siswa untuk merenungkan bagaimana mereka mungkin
menerapkan satu atau lebih dari ajaran-ajaran Juruselamat dalam Khotbah di Bukit
pada hubungan yang saat ini mereka miliki atau bagaimana mereka seharusnya
48
PE LAJ ARAN 11
dapat menerapkannya dalam pengalaman yang sudah lalu. Tanyakan apakah ada
siswa yang bersedia membagikan pemikiran mereka kepada kelas.
Berikan kepada tiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Robert D.
Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul:
Kristiani …
“Sebagian orang secara keliru berpikir tanggapan seperti diam,
kelemahlembutan, memaafkan, dan memberi kesaksian yang rendah hati adalah
pasif atau lemah. Tetapi untuk ‘mengasihi musuh [kita], memberkati mereka
yang mengutuk [kita], melakukan kebaikan bagi mereka yang membenci [kita],
dan berdoa bagi mereka yang memanfaatkan [kita], serta menganiaya [kita]’
(Matius 5:44) membutuhkan iman, kekuatan, dan terutama keberanian
“Ketika kita tidak membalas—ketika kita memberikan pipi yang lain dan menahan perasaan
marah—kita pun berdiri bersama Juruselamat. Kita memperlihatkan kasih-Nya, yang merupakan
satu-satunya kekuatan yang dapat menenangkan si jahat dan menjawab para penuduh kita
tanpa balik menuduh mereka. Itu bukanlah kelemahan. Itu bukanlah kelemahan. Itu adalah
keberanian Kristiani …
“Sewaktu kita menanggapi orang lain, setiap keadaan akan berbeda. Untungnya, Tuhan tahu
hati para penuduh kita dan cara kita dapat paling efektif menanggapi mereka. Sebagai murid
sejati mencari bimbingan Roh, mereka menerima ilham yang disesuaikan dengan setiap
keadaan. Dan dalam setiap keadaan, murid sejati menanggapi dengan cara yang mengundang
Roh Tuhan …
“Sebagai murid sejati, perhatian utama kita haruslah kesejahteraan sesama, bukan dendam
pribadi. Pertanyaan dan kritikan memberi kita peluang untuk meraih orang lain dan
memperlihatkan bahwa mereka berarti bagi Bapa Surgawi kita dan bagi kita. Sasaran kita
hendaknya untuk membantu mereka mengerti kebenaran, bukan membela ego atau poin angka
kita dalam debat teologi. Kesaksian kita yang sepenuh hati merupakan jawaban kuat yang dapat
kita berikan kepada penuduh kita” (“Keberanian Kristiani: Harga Kemuridan,” Ensign atau
Liahona, November 2008, 72, 73–74).
Berikan kepada para siswa waktu untuk membaca dan menekankan asas-asas yang
diajarkan oleh Penatua Hales. Undanglah mereka untuk membagikan apa yang
mereka pelajari. Jika diperlukan, bahaslah beberapa atau semua pertanyaan
berikut:
• Bagaimana tindakan kita terhadap orang lain dapat memengaruhi hubungan
mereka dengan Allah? (Bantulah para siswa mengidentifikasi asas berikut:
Sewaktu kita mengikuti teladan Kristus dalam menanggapi dengan kasih
dan kebaikan hati terhadap mereka yang menentang kita, kita dapat
memperkuat hubungan mereka dengan Allah seperti juga dengan kita).
• Bagaimana memperlakukan orang dengan cara ini adalah bagian dari perjanjian
baptisan yang telah kita buat dengan Bapa Surgawi? (Ini adalah satu cara
penting untuk berdiri sebagai saksi bagi Allah di segala waktu, dalam segala
hal, dan di segala tempat [lihat Mosia 18:9]).
Tanyakan kepada para siswa apakah mereka memiliki pengalaman di mana
mengikuti teladan dan ajaran-ajaran Juruselamat telah memungkinkan mereka
49
P EL A J A RA N 11
untuk membantu orang lain menjadi lebih dekat kepada Tuhan. Undanglah
beberapa siswa untuk membagikan pengalaman mereka.
Doronglah para siswa untuk memempelajari hubungan mereka dengan orang lain,
mengidentifikasi hubungan yang dapat ditingkatkan, dan menulis bagaimana
mereka akan menerapkan asas-asas yang telah dibahas hari ini dalam
hubungan itu.
Bacaan Siswa
• Kisah Para Rasul 10:38; Matius 5:9–12, 21–24, 38–41, 43–47; 6:14–15; 7:1–5.
• Jeffrey R. Holland, “Harga—dan Berkat—dari Kemuridan,” Ensign atau Liahona,
Mei 2014, 6–9.
50
PELAJARAN 12
Mukjizat di Jalan-Jalan
Palestina
Pendahuluan
“[Yesus Kristus] berjalan di jalan-jalan Palestina,
menyembuhkan orang yang sakit, menyebabkan orang yang
buta melihat, dan membangkitkan orang yang mati”
(“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau
Liahona, April 2000, 2). Mukjizat adalah bagian yang penting
dari pelayanan fana Juruselamat yang penuh belas kasih,
tetapi itu juga memberikan bukti akan kuasa dan
wewenang-Nya, memberikan kepercayaan terhadap
klaim-Nya bahwa Dia adalah Mesias. Dengan menjalankan
iman kepada Yesus Kristus, kita juga bisa bersaksi atau
mengalami kasih, belas kasih, dan kuasa Juruselamat dalam
bentuk mukjizat-mukjizat.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Miracles,” Ensign, Juni 2001, 6–17.
• Sydney S. Reynolds, “A God of Miracles,” Ensign, Mei 2001, 12–13.
Saran untuk Pengajaran
Markus 1:39–42; 2:1–12; 5:1–8, 19, 22–43; 8:1–9; Lukas 7:11–15;
3 Nefi 17:5–9
Juruselamat melakukan mukjizat-mukjizat selama pelayanan fana-Nya.
Tulislah ungkapan-ungkapan berikut di papan tulis: menenangkan laut,
membangkitkan orang mati, dan mengusir roh-roh jahat. Tanyakan kepada para siswa
yang mana menurut mereka dari tiga mukjizat yang dilakukan oleh Juruselamat ini
yang terbesar. Setelah para siswa menanggapi, tambahkan menciptakan bumi pada
daftar di papan tulis dan tanyakan mana yang terbesar. Ulangi latihan dengan jiwa
yang diinsafkan dan, terakhir, dengan menderita dan mati untuk dosa-dosa kita.
Tanyakan kepada para siswa apa definisi kata mukjizat. Setelah para siswa
menanggapi, perlihatkan definisi berikut dan undanglah seorang siswa untuk
membacanya dengan keras:
“[Mukjizat adalah] suatu peristiwa luar biasa disebabkan oleh kuasa Allah. Mukjizat adalah
unsur penting dalam pekerjaan Yesus Kristus. Itu mencakup penyembuhan, memulihkan orang
mati pada kehidupan, dan kebangkitan. Mukjizat adalah bagian dari Injil Yesus Kristus. Iman
perlu supaya mukjizat dinyatakan” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Mukjizat”; scriptures.lds.org).
• Apa beberapa contoh tambahan untuk mukjizat yang Yesus lakukan selama
pelayanan fana-Nya? (Daftarlah tanggapan para siswa di papan tulis).
• Mengapa penting untuk mengenali seberapa luas jangkauan kuasa
Juruselamat?
51
P EL A J A RA N 12
Daftarlah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, dan undanglah para siswa
untuk memilih satu untuk ditelaah: Markus 1:40–42; Markus 5:1–8, 19; Markus
8:1–9; Lukas 7:11–15; dan 3 Nefi 17:5–9. Mintalah mereka mengidentifikasi dalam
petikan yang mereka baca sebuah mukjizat yang Juruselamat lakukan dan apa yang
diilustrasikan mukjizat itu tentang kuasa-Nya. Setelah waktu yang cukup, bahaslah
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Mukjizat apakah yang Anda baca, dan apa yang diilustrasikan mukjizat itu
tentang kuasa Juruselamat?
• Bagaimana memahami kuasa Juruselamat untuk melakukan mukjizat-mukjizat
menolong Anda memiliki iman kepada-Nya? (Sementara para siswa
menanggapi, Anda mungkin perlu menjelaskan bahwa berabad-abad sebelum
Juruselamat dilahirkan, para nabi telah melihat sebelumnya bahwa Dia akan
melakukan mukjizat-mukjizat selama pelayanan-Nya di bumi [lihat 1 Nefi
11:31; Mosia 3:5–6]. Pengetahuan ini telah menolong mereka yang hidup
sebelum kelahiran-Nya untuk memiliki iman yang lebih besar kepada-Nya).
Undanglah para siswa untuk menyimak kembali dalam petikan yang telah mereka
telaah dan mengidentifikasi alasan yang dinyatakan mengapa Yesus melakukan
mukjizat. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa alasan yang dinyatakan tentang mengapa Juruselamat melakukan mukjizat
dari yang Anda baca? (Biarkan beberapa siswa menanggapi. Belas kasih
Juruselamat disebutkan dalam tiap contoh. Beri tahu para siswa bahwa sewaktu
mereka belajar untuk mengidentifikasi pola dan tema seperti ini dalam tulisan
suci, mereka akan memperdalam pengetahuan mereka tentang tulisan suci).
• Dalam hal-hal apakah mukjizat-mukjizat ini menunjukkan belas kasih
Juruselamat?
• Apakah penting bagi Anda untuk mengetahui bahwa Allah kadang-kadang
melakukan mukjizat karena belas kasih-Nya yang besar? (Sementara para siswa
menanggapi, tekankan bahwa sewaktu kita menjalankan iman kepada
Yesus Kristus, kita dapat menerima kuasa-Nya yang besar dan merasakan
belas kasih-Nya bagi kita).
Akhiri bagian pelajaran ini dengan mengundang seorang siswa untuk membaca
Kisah Para Rasul 10:38 sementara para siswa yang lain mengikuti bersama.
Kemudian tanyakan kepada para siswa:
• Apa yang dimaksud bahwa Yesus menyembuhkan “semua orang yang dikuasai
Iblis”? (Ungkapan ini mungkin merujuk pada mukjizat Yesus dalam mengusir
iblis seperti juga merujuk pada mukjizat terbesar dari
semuanya—penyembuhan rohani yang Yesus datangkan kepada mereka yang
terbelenggu oleh dosa. Jelaskan bahwa walaupun penyembuhan jasmani
merupakan bagian yang penting dari pelayanan Juruselamat, dampaknya
bersifat sementara. Berkat penyembuhan rohani dari dahulu—dan sampai
sekarang—abadi).
52
PE LAJ ARAN 12
Markus 2:1–12; 5:22–43
Iman kepada Yesus Kristus mendatangkan mukjizat-mukjizat dalam kehidupan kita
Beri tahu para siswa bahwa walaupun penting untuk mengetahui bahwa Yesus
melakukan mukjizat-mukjizat sewaktu “Dia berjalan di jalan-jalan Palestina”
(“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” 2), barangkali lebih penting
mengetahui bahwa Dia terus melakukan mukjizat-mukjizat saat ini. Mintalah para
siswa membaca Eter 12:12, 18 dalam hati dan kemudian menulis sebuah asas Injil
yang mereka pelajari dari ayat-ayat ini. Undanglah beberapa siswa untuk
membagikan kepada kelas apa yang mereka tulis. (Jawaban hendaknya mencakup
kebenaran berikut: Sewaktu kita menjalankan iman kepada Yesus Kristus, kita
bisa menyaksikan kuasa-Nya yang menakjubkan dalam kehidupan kita).
Untuk membantu para siswa menyelidiki kebenaran ini, tulislah rujukan-rujukan
tulisan suci berikut di papan tulis: Markus 2:1–12; Markus 5:22–24, 35–43; dan
Markus 5:25–34. (Catatan: Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa
petikan-petikan ini berisikan ilustrasi lain tentang pola atau tema dalam tulisan
suci). Bagilah kelas menjadi tiga kelompok. Tugasi masing-masing kelompok untuk
membaca satu dari petikan-petikan itu, untuk mencari cara-cara iman kepada
Yesus Kristus ditunjukkan. Setelah waktu yang cukup, tanyakan:
• Bukti apakah tentang iman kepada Yesus Kristus yang Anda temukan?
Berilah tiap siswa salinan selebaran “Menyembuhkan yang Sakit.”
Menyembuhkan yang Sakit
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan bahwa iman adalah penting untuk
terjadinya mukjizat:
“Iman penting untuk penyembuhan melalui kuasa surga. Kitab Mormon
bahkan mengajarkan bahwa ‘jika tidak ada iman di antara anak-anak
manusia Allah tidak dapat melakukan mukjizat di antara mereka’ (Eter
12:12) [lihat juga 1 Nefi 7:12; A&P 35:9]. Dalam sebuah ceramah yang
terkenal mengenai melayani yang sakit, Presiden Spencer W. Kimball
mengatakan: ‘Perlunya iman sering kali diremehkan. Orang yang sakit dan
keluarganya tampak sering bergantung sepenuhnya pada kuasa imamat dan karunia
penyembuhan yang mereka harapkan dimiliki oleh para brother yang melayani itu, tetapi
tanggung jawab yang lebih besar ada pada diri orang yang diberkati .… Unsur pentingnya
adalah iman orang itu sendiri ketika orang tersebut menyadari dan dapat bertanggung
jawab. “Imanmu telah menyelamatkan engkau” [Matius 9:22] sedemikian sering diulangi
oleh Sang Guru sehingga hal itu nyaris seperti refrein’ [“President Kimball Speaks Out on
Administration to the Sick,” New Era, Oktober 1981, 47]” (“Menyembuhkan Mereka yang
Sakit,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 49).
Penatua Dallin H. Oaks juga mengingatkan kita bahwa bagian yang penting dari memiliki iman
adalah kesediaan untuk menerima kehendak Allah:
53
P EL A J A RA N 12
“Sewaktu kita menjalankan kuasa imamat Allah yang benar dan sewaktu
kita menghargai janji-Nya bahwa Dia akan mendengar dan menjawab doa
yang penuh iman, kita harus selalu ingat bahwa iman dan kuasa
penyembuhan imamat tidak dapat menghasilkan hasil yang bertentangan
dengan kehendak Dia yang memiliki kuasa itu. Asas ini diajarkan dalam
wahyu yang memerintahkan bahwa para penatua Gereja akan
menumpangkan tangan mereka kepada orang yang sakit. Janji Tuhan adalah bahwa ‘dia
yang memiliki iman kepada-Ku untuk disembuhkan, dan tidak ditetapkan pada kematian,
akan disembuhkan’ (A&P 42:48; penekanan ditambahkan). Demikian juga, dalam sebuah
wahyu modern lainnya Tuhan menyatakan bahwa ketika seseorang ‘meminta menurut
kehendak Allah … itu dilakukan bahkan seperti yang dia minta’ (A&P 46:30) [lihat juga
1 Yohanes 5:14; Helaman 10:5].
“Dari semua hal ini kita belajar bahwa bahkan para hamba Tuhan, yang menjalankan
kuasa ilahi-Nya dalam suatu keadaan di mana ada cukup iman yang untuk disembuhkan,
tidak dapat memberikan berkat keimamatan yang akan menyebabkan seseorang untuk
dapat disembuhkan jika penyembuhan itu bukan kehendak Tuhan.
“Sebagai anak-anak Allah, yang mengetahui kasih-Nya yang besar dan pengetahuan-Nya
yang luar biasa tentang apa yang terbaik bagi kesejahteraan kekal kita, kita
memercayai-Nya. Asas utama Injil adalah iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan iman
artinya kepercayaan. Saya merasakan kepercayaan itu dalam sebuah ceramah yang sepupu
saya berikan di pemakaman seorang remaja putri yang telah meninggal karena penyakit
yang serius. Dia mengucapkan kata-kata ini, yang pertama-tama membuat saya kagum
dan yang kemudian meneguhkan saya: ‘Saya tahu adalah kehendak Tuhan bahwa dia
meninggal dunia. Dia memiliki perawatan medis yang baik. Dia diberi berkat keimamatan.
Namanya ada dalam kertas doa di bait suci. Dia ada dalam ratusan doa untuk pemulihan
kesehatannya. Dan saya tahu bahwa ada cukup iman dalam keluarganya agar dia dapat
disembuhkan kecuali adalah kehendak Tuhan untuk membawanya pulang pada saat ini.’
Saya merasakan kepercayaan yang sama dalam kata-kata dari ayah seorang gadis pilihan
lain yang meninggal dunia karena kanker di usia remajanya. Dia menyatakan, ‘Iman
keluarga kami adalah kepada Yesus Kristus dan itu tidak bergantung pada hasilnya.’ Ajaran
itu benar adanya bagi saya. Kita semua melakukan semampu untuk kesembuhan
orang-orang yang kita kasihi, dan kemudian kita memercayakan kepada Tuhan hasilnya”
(“Menyembuhkan Mereka yang Sakit,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 50).
Untuk membantu para siswa memahami persyaratan iman dalam pelaksanaan
mukjizat, undanglah seorang siswa untuk membaca dengan keras pernyataan
pertama dari selebaran oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul.
Kemudian tanyakan:
• Kebenaran penting apakah yang Penatua Oak ajarkan tentang iman?
Untuk wawasan tambahan dari Penatua Oaks, pertimbangkan untuk membaca
atau membagikan dengan kata-kata Anda sendiri pernyataan kedua pada
selebaran. Anda mungkin perlu menyebutkan bahwa Penatua Oaks mengarahkan
ceramah ini kepada para pemegang imamat. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
54
PE LAJ ARAN 12
• Apakah menurut Penatua Oaks yang dibutuhkan dari kita ketika kita berdoa
dengan iman untuk suatu mukjizat agar terjadi?
• Mengapa penting untuk mengingat bahwa apa yang kita upayakan harus
selaras dengan kehendak Bapa Surgawi?
Bersaksilah bahwa mukjizat-mukjizat masih terjadi di zaman sekarang. Bagikan
pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua belas Rasul:
“Mukjizat terjadi setiap hari dalam pekerjaan Gereja kita dan dalam kehidupan
para anggota kita. Banyak dari Anda telah menyaksikan mukjizat, barangkali
lebih daripada yang Anda sadari” (“Miracles,” Ensign, Juni 2001, 6).
• Mengapa menurut Anda kita tidak selalu mengenali mujizat-mukjizat yang
terjadi dalam kehidupan kita? (Sewaktu para siswa menanggapi, Anda
mungkin ingin menjelaskan bahwa beberapa mukjizat melibatkan pernyataan
yang spektakuler dari kuasa Tuhan. Banyak mukjizat relatif kecil dan terjadi
secara pribadi [lihat Sydney S. Reynolds, “A God of Miracles,” Ensign, Mei 2001,
12–13]).
• Apa yang diungkapkan mukjizat-mukjizat kecil dan pribadi ini tentang minat
Bapa Surgawi dan Yesus Kritus terhadap kita?
• Contoh apakah mukjizat-mukjizat “kecil” atau “setiap hari” yang dapat Anda
pikirkan? (Jika tidak ada tanggapan, pertimbangkan untuk membagikan
beberapa yang disebutkan oleh Sister Sydney S. Reynolds dari Presidensi
Umum Pratama dalam “A God of Miracles” [Ensign, Mei 2001, 12–13]).
Undanglah para siswa untuk menanggapi pertanyaan berikut secara tertulis:
• Apakah yang bisa Anda lakukan untuk mengenali dengan lebih baik dan
memperoleh rasa syukur yang lebih besar terhadap mukjizat-mukjizat
Tuhan—baik kecil maupun besar—dalam kehidupan Anda?
Doronglah para siswa untuk memikirkan dengan doa yang sungguh-sungguh
bagaimana mereka bisa bertindak atas apa yang mereka tulis. Akhiri pelajaran
dengan menanyakan apakah ada di antara para siswa Anda yang ingin
membagikan kesaksian mereka tentang Juruselamat dan kasih yang telah mereka
rasakan dari-Nya dan bagi-Nya.
Bacaan Siswa
• Markus 1:39–42; 2:1–12; 5:1–8, 19, 22–43; 8:1–9; Lukas 7:11–15; 1 Nefi 11:31;
Mosia 3:5–6; 3 Nefi 17:5–9.
• Sydney S. Reynolds, “A God of Miracles,” Ensign, Mei 2001, 12–13.
55
PELAJARAN 13
Yesus Kristus Memanggil
Dua Belas Rasul
Pendahuluan
Selama pelayanan fana-Nya, Yesus Kristus memanggil,
menahbiskan, dan memberi kewenangan kepada dua belas
Rasul. Dia menganugerahkan kunci-kunci imamat kepada
mereka, dan mereka menerima kesaksian tentang
keilahian-Nya. Di bawah arahan Juruselamat, para Rasul
menolong mengatur pekerjaan Gereja dan dipersiapkan
untuk waktu ketika Dia tidak akan berada lagi di bumi.
Pelajaran ini membahas wewenang keimamatan Juruselamat
dan persiapan-Nya bagi para Rasul untuk memimpin Gereja.
Bacaan Latar Belakang
• Boyd K. Packer, “Dua Belas,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 83–87.
• Edward J. Brandt, “Dan Dia Memberikan Beberapa, Rasul,” Liahona, September
2001, 32–39.
Saran untuk Pengajaran
Matius 10:1–8; 16:15–19; 17:1–8; Yohanes 15:16
Yesus Kristus menganugerahkan kunci-kunci imamat kepada para Rasul-Nya
Mulailah kelas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana kita mengenali individu-individu yang memiliki wewenang untuk
memimpin dalam komunitas kita?
• Bagaimana seseorang yang tinggal di masa Yesus Kristus akan mengenali
wewenang-Nya? (Jawaban yang mungkin mencakup kuasa, mukjizat, dan
ajaran-Nya).
Mintalah kelas untuk memikirkan pertanyaan ini: “Bagaimana, kapan, dan oleh
siapa Juruselamat menerima Imamat Melkisedek?” Kemudian bagikan
pernyataan-pernyataan berikut oleh Penatua B. H. Roberts (1857–1933) dari Tujuh
Puluh dan Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Petikan ini [A&P 107:2–4] dengan jelas menegakkan fakta bahwa Imamat
Melkisedek ada sebelum Imam Tinggi Melkisedek yang agung, tetapi itu ada di
bawah nama lain, yaitu—‘Imamat Kudus menurut Tata Tertib Putra Allah.’
Dengan kata lain, itu adalah jenis imamat yang sama, tata tertib imamat yang
sama, dengan yang Putra Allah pegang. Tetapi ini adalah sebelum masa
Melkisedek, sebelum Abraham, dan karena itu ratusan tahun sebelum kelahiran
Kristus ke dunia. … Yesus, yang waktu itu, memegang apa yang kita sebut sekarang Imamat
Melkisedek sebelum Dia tampil di dunia ini, dan tidak diragukan lagi sebelum dunia itu sendiri
dibentuk, … tetapi ‘bagaimana, di mana dan oleh siapa’ Dia menerimanya, tak seorang pun
tahu, kecuali barangkali untuk pertanyaan yang terakhir, yaitu, ‘oleh siapa.’ Tentu saja, Dia pasti
menerimanya dari Allah ” (B. H. Roberts, Improvement Era, Mei, 1908, 557).
56
PE LAJ ARAN 13
“Tetapi berkaitan dengan pelayanan fana-Nya, Kristus … menerima Imamat
Melkisedek di sini di bumi, dan ditahbiskan pada jabatan imam tinggi di
dalamnya, dengan demikian memberikan contoh bagi orang lain dan dalam
segala hal Prototipe keselamatan” (Bruce R. McConkie, Doctrinal New Testament
Commentary, vol. 3 [1973], 157).
Perlihatkan atau tulislah pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis, dan
mintalah para siswa untuk mencari jawabannya dalam Matius 10:1–8 dan Yohanes
15:16:
• Wewenang apakah yang Yesus Kristus anugerahkan ke atas para Rasul-Nya?
• Wewenang ini akan memungkinkan mereka untuk melakukan apa?
Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk berpasangan dengan
anggota kelas yang lain untuk membahas apa yang mereka temukan. Kemudian
mintalah beberapa siswa untuk membagikan jawaban mereka dengan kelas.
Bantulah para siswa mengenali bahwa Yesus memberikan kepada para
Rasul-Nya wewenang imamat yang akan memungkinkan mereka untuk
melakukan pekerjaan yang sama dengan pekerjaan yang telah mereka lihat
Dia lakukan.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 16:15–19 dengan keras.
Tanyakan:
• Bagaimana Petrus mengenali wewenang Yesus? (Melalui wahyu, yang sama
dengan cara para murid modern mengenali wewenang-Nya).
• Apakah yang Yesus janjikan untuk diberikan kepada Petrus?
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan keras dari Matius
17:1–8. Kemudian tanyakan:
• Mengapa Musa dan Elias menampakkan diri kepada Petrus, Yakobus, dan
Yohanes?
Untuk membantu para siswa menjawab pertanyaan ini, perlihatkan
pernyataan-pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan Presiden
Joseph F. Smith (1838–1918):
“Juruselamat, Musa, dan Elias [Elia], memberikan kunci-kunci kepada Petrus,
Yakobus, dan Yohanes, di atas gunung, sewaktu mereka diubah rupa di
hadapan-Nya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 119).
57
P EL A J A RA N 13
“Imamat secara umum adalah wewenang yang diberikan kepada pria untuk
bertindak bagi Allah. “Setiap pria yang ditahbiskan pada tingkatan Imamat apa
pun memiliki wewenang ini yang didelegasikan kepadanya.
“Tetapi adalah perlu bahwa setiap tindakan yang dilaksanakan di bawah
wewenang ini hendaknya dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat, dengan
cara yang benar, dan sesuai dengan tata tertib yang benar. Kuasa untuk
memimpin pekerjaan ini membentuk kunci-kunci Imamat” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:
Joseph F. Smith [1998], 145).
Jelaskan bahwa kita belajar dalam Ajaran dan Perjanjian 110 bahwa Musa dan Elia
juga menampakkan diri kepada Nabi Joseph Smith dan Oliver Cowdery di dalam
Bait Suci Kirtland dan menganugerahkan kunci-kunci imamat ke atas mereka.
Laporan dalam Ajaran dan Perjanjian ini menolong kita memahami apa yang
terjadi di Bukti Perubahan Rupa. Anda mungkin ingin menyarankan agar para
siswa menulis Ajaran dan Perjanjian 110:13–16 sebagai rujuk silang di sisi di sebelah
Matius 17:1–8.
Tindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Mengapa penting bagi para Rasul untuk memiliki kunci-kunci imamat? (Para
siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi mereka
hendaknya mengungkapkan kebenaran berikut: Yesus Kristus
menganugerahkan kunci-kunci imamat kepada para Rasul-Nya agar
mereka akan memiliki wewenang untuk mengarahkan Gereja baik
sebelum maupun setelah kematian-Nya. Anda mungkin perlu menekankan
bahwa dari sudut pandang kekal, kunci-kunci amat penting dalam
menegakkan dan mempertahankan tata tertib di Gereja Tuhan, dengan
demikian menolong mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal bagi
manusia).
• Bagaimana pengalaman Petrus, Yakobus, dan Yohanes di Bukit Perubahan Rupa
telah menolong mereka memimpin Gereja setelah kematian Juruselamat?
Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa dalam Matius 18:18–19 kita belajar
bahwa kunci-kunci imamat diberikan kepada semua Rasul Yesus.
Matius 18:21–22; 26:51–56; Markus 4:35–41; 5:25–43; 9:25–29; Lukas
9:51–56; 24:44–48; Yohanes 13:4–17; 21:15–17
Yesus Kristus mempersiapkan para Rasul-Nya untuk memimpin Gereja.
Tulislah pernyataan berikut di papan tulis:
Sebelum kematian-Nya, Yesus Kristus mempersiapkan para Rasul-Nya
untuk memimpin Gereja.
Kemudian tanyakan:
58
PE LAJ ARAN 13
• Apakah yang mungkin perlu dipelajari oleh para Rasul Yesus untuk memimpin
Gereja?
Salinlah beberapa atau semua rujukan tulisan suci berikut di papan tulis:
Matius 18:21–22
Matius 26:51–56
Markus 4:35–41
Markus 5:25–34
Markus 5:35–43
Markus 9:25–29
Lukas 9:51–56
Lukas 24:44–48
Yohanes 13:4–17
Yohanes 21:15–17
Tugasi para siswa untuk bekerja secara berpasangan untuk menelaah satu atau dua
dari petikan ini dan untuk memikirkan asas-asas apa yang mungkin telah dipelajari
para Rasul dari pengalaman mereka bersama Juruselamat. Kemudian undanglah
para siswa untuk membagikan dengan kelas apa yang mereka bahas. Anda
mungkin ingin menuliskan jawaban mereka di papan tulis. Kemudian ajukan
pertanyaan-pertanyaan tindak lanjut seperti yang berikut:
• Mengapa akan penting bagi para Rasul untuk mempelajari asas-asas ini?
• Menurut Anda bagaimana Juruselamat telah mempersiapkan para Rasul
modern untuk melayani?
• Bagaimana mengetahui bahwa Yesus Kristus membimbing para Rasul-Nya
menolong Anda untuk memercayai nasihat mereka?
Kisah Para Rasul 1:8, 21–22; Ajaran dan Perjanjian 107:23
Para Rasul modern memberikan kesaksian yang benar tentang Yesus Kristus.
Beri tahu para siswa bahwa Kisah Para Rasul 1 berisikan laporan tentang pemilihan
pengganti Yudas Iskariot oleh para Rasul, setelah kebangkitan Juruselamat.
Undanglah para siswa untuk membaca Kisah Para Rasul 1:21–22 dan
mengidentifikasi persyaratan yang perlu dipenuhi oleh Rasul yang baru.
• Apa kualifikasi bagi Rasul yang baru? (Dia “berkumpul dengan [mereka]” dan
menjadi “saksi … tentang kebangkitan [Juruselamat]”).
• Menurut ayat 22, Rasul yang baru akan ditahbiskan untuk melakukan apa?
(Pertimbangkanh untuk mengundang para siswa untuk membaca Kisah Para
Rasul 1:8 untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa ini adalah tugas yang
Yesus berikan kepada semua Rasul-Nya).
59
P EL A J A RA N 13
Mintalah para siswa meninjau kembali petikan-petikan berikut dan
mengidentifikasi apa persamaannya secara umum: Kisah Para Rasul 2:22–24, 32;
Kisah Para Rasul 3:12–16; Kisah Para Rasul 4:31–33; dan Kisah Para Rasul 5:29–32.
Setelah waktu yang cukup, mintalah mereka membahas temuan-temuan mereka.
(Pastikan para siswa mengenali bahwa para Rasul memenuhi tugas mereka untuk
menjadi saksi bagi Yesus Kristus).
Undanglah para siswa untuk memikirkan bagaimana tugas para Rasul modern
mencerminkan tugas para Rasul di masa awal. Mintalah seorang siswa untuk
membaca Ajaran dan Perjanjian 107:23 dengan keras. Kemudian tanyakan
kepada kelas:
• Ajaran apakah yang diajarkan dalam ayat ini? (Para siswa hendaknya mengenali
bahwa para Rasul diberi tugas untuk menjadi saksi khusus bagi nama Kristus di
seluruh dunia).
• Bagaimana Anda telah mengamati para Rasul modern memenuhi tanggung
jawab ini?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan keras pernyataan berikut
oleh Presiden Boyd K. Packer dari Kuorum Dua belas Rasul:
“Setelah bertahun-tahun saya hidup dan mengajarkan dan melayani, setelah
jutaan kilometer saya mengadakan perjalanan di seluruh dunia, dengan semua
yang telah saya alami, ada satu kebenaran besar yang ingin saya bagikan. Itu
adalah kesaksian saya akan Juruselamat Yesus Kristus …
“Saya memberikan kesaksian saya bahwa Juruselamat hidup. Saya mengenal
Tuhan. Saya adalah saksi-Nya. Saya tahu pengurbanan besar dan kasih kekal-Nya
untuk semua anak Bapa Surgawi. Saya memberikan kesaksian khusus saya dalam segala
kerendahan hati tetapi dengan kepastian mutlak” (“Saksi” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 97).
• Kapankah Anda telah merasakan kuasa dari kesaksian seorang Rasul tentang
Yesus Kristus, dan bagaimana itu telah memengaruhi kesaksian Anda?
• Bagaimana Anda dapat mengetahui bahwa kesaksian yang para Rasul modern
berikan tentang Juruselamat adalah benar? (Para siswa hendaknya
mengidentifikasi kebenaran berikut: Melalui Roh Kudus, saya dapat
mengetahui bahwa kesaksian yang para Rasul yang hidup berikan
tentang Yesus Kristus adalah benar)..
Tantanglah para siswa untuk memilih sebuah kesaksian tentang Kristus yang
diberikan oleh seorang Rasul modern dan untuk mengidentikasi dengan doa yang
sungguh-sungguh dengan siapa mereka dapat membagikannya. Doronglah
mereka untuk secara pribadi bersaksi bahwa pesan Rasul tersebut benar.
Bacaan Siswa
• Matius 10:1–8; 16:15–19; 17:1–8; Kisah Para Rasul 1:21–22; 2:22–24, 32; 3:12–16;
4:31–33; 5:29–32; Ajaran dan Perjanjian 107:23.
• Boyd K. Packer, “Dua Belas,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 83–87.
60
PELAJARAN 14
Yesus Kristus Adalah Mesias
Pendahuluan
Para nabi Perjanjian Lama bersaksi tentang Mesias yang akan
datang—seorang keturunan dari Raja Daud akan
membebaskan umat-Nya. Yesus Kristus adalah “Yehova
Agung Perjanjian lama, Mesias Perjanjian Baru” (“Kristus
yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona,
April 2000, 2). Dalam pelajaran ini, para siswa akan
menyelidiki beberapa nubuat Perjanjian Lama tentang Yesus
Kristus dan menemukan bagaimana beberapa individu
menanggapi ketika dihadapkan dengan pilihan menerima
atau menolak Yesus Kristus sebagai Mesias.
Bacaan Latar Belakang
• G. Homer Durham, “Jesus the Christ: The Words and Their Meaning,” Ensign,
Mei 1984, 14–16.
• “Misi Ilahi Yesus Kristus: Mesias,” Ensign atau Liahona, Agt. 2014, 7.
Saran untuk Pengajaran
Yesaya 61:1–2; Lukas 4:16–24
Yesus Kristus mengumumkan bahwa Dia adalah Mesias
Tanyakan kepada para siswa apakah mereka pernah mengalami peristiwa ketika
mereka mendengarkan pengumuman yang sudah lama ditunggu atau melihat
tibanya seorang teman atau anggota keluarga yang sudah lama ditunggu. Beri tahu
para siswa bahwa pelajaran hari ini menyelidiki pengalaman serupa di antara
orang-orang Yahudi pada zaman dahulu. Undanglah seorang siswa untuk
membaca Yesaya 61:1–2 dengan keras. Kemudian tanyakan:
• Tentang siapakah nubuat ini?
Perlihatkan video “Yesus Menyatakan Dia Adalah Mesias” (3:24) dari
Video Alkitab Kehidupan Yesus Kristus. (Unduhlah dan pratinjau video
sebelum kelas). Undanglah para siswa untuk mengikuti bersama dalam Lukas
4:16–21 sementara mereka menonton.
Setelah video, tanyakan:
• Bagaimana Anda akan merangkum pesan Juruselamat di Nazaret hari itu?
(Sementara para siswa menanggapi, pastikan pembahasan berfokus pada
ayat 18 dan ayat 21).
• Menurut Anda apakah makna penting dari ungkapan “Ia telah mengurapi
Aku” dan “pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya”?
(Untuk membantu para siswa memahami bahwa Mesias dan Kristus
keduanya memiliki arti “Yang Diurapi,” undanglah mereka untuk membaca
judul untuk “Mesias” dalam Penuntun bagi Tulisan Suci (lihat
scriptures.lds.org).
• Bagaimana Yesus telah menggenapi nubuat dari Yesaya yang Dia kutip darinya
(lihat ayat 18–19)?
61
P EL A J A RA N 14
Matius 21:1–11
Yesus Kristus datang sebagai Mesias
Perlihatkan atau tulislah rangkaian petikan tulisan suci berikut di papan tulis, dan
undanglah para siswa untuk memilih satu atau dua untuk ditelaah. Sewaktu para
siswa membandingkan dan membedakan petikan-petikan yang telah mereka pilih,
mintalah mereka untuk memikirkan tentang mengapa petikan-petikan itu
dikelompokkan bersama dan apa yang diajarkannya tentang Yesus Kristus.
Yesaya 7:14; Matius 1:21–23
Mikha 5:2; Lukas 2:4–7
Zefanya 9:9; Matius 21:6–11; Yohanes 12:12–15
Mazmur 22:16, 18; Matius 27:35
Yesaya 53:9; Matius 27:59–60; Yohanes 19:18, 38–42
Undanglah para siswa untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari. (Walaupun
mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, para siswa hendaknya
memahami bahwa Yesus Kristus datang, hidup, dan mati sebagai
penggenapan terhadap nubuat-nubuat kemesiasan). Tekankan bahwa
kebenaran ini adalah apa yang Juruselamat umumkan di Nazaret. Bacalah Lukas
4:28–29 dengan keras. Kemudian tanyakan:
• Bagaimana orang-orang dalam rumah ibadat di Nazaret menanggapi
pengumuman Yesus?
Beri tahu para siswa bahwa beberapa tahun kemudian, Yesus mengalami
tanggapan yang sangat berbeda dari sejumlah orang di Yerusalem. Undanglah
beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan keras dari Matius 21:1–11.
Sebelum para siswa membaca, doronglah kelas untuk memvisualisasikan dalam
peristiwa yang digambarkan dalam petikan ini. Jelaskan kepada para siswa bahwa
sewaktu mereka belajar memvisualisasikan apa yang sedang terjadi dalam tulisan
suci, mereka akan memberikan kepada Roh Kudus kesempatan tambahan untuk
mengajar mereka.
• Mengapa orang-orang di Yerusalem menanggapi seperti itu? (Mereka
mengenali Yesus sebagai Mesias yang sudah lama ditunggu).
• Menurut Anda bagaimanakah Anda akan menanggapinya?
Jelaskan kata Hosana dalam ayat 9; kemudian bagikan definisi berikut:
“[Hosana adalah suatu] kata dari bahasa Ibrani yang berarti ‘tolong selamatkan kami’ serta
digunakan dalam pujian dan permohonan.
“… Pada perjalanan masuk Tuhan dengan kemenangan ke Yerusalem, khalayak ramai berseru
‘Hosana’ dan menebarkan cabang-cabang palem untuk Yesus lalui dengan berkeledai, dengan
demikian menunjukkan pemahaman mereka bahwa Yesus adalah Tuhan yang sama yang telah
62
PE LAJ ARAN 14
membebaskan Israel pada zaman dahulu (Mzm. 118:25–26; Mat. 21:9, 15; Mrk. 11:9–10; Yoh.
12:13). Orang-orang ini mengakui Kristus sebagai Mesias yang telah lama ditunggu. Kata
Hosana telah menjadi peringatan akan Mesias pada segala zaman (1 Nefi 11:6; 3 Nefi
11:14–17). Teriakan hosana disertakan dalam pendedikasian Bait Suci Kirtland (A&P 109:79) dan
sekarang adalah bagian dari pendedikasian bait suci modern” (Penuntun bagi Tulisan Suci,
“Hosana”; scriptures.lds.org).
Pertimbangkan untuk memperlihatkan tujuan nubuat-nubuat kemesiasan berikut
(diadaptasi dari Bruce R. McConkie, The Promised Messiah: The First Coming of
Christ [1978], 28–32):
1. Nubuat-nubuat kemesiasan memungkinkan mereka yang hidup sebelum kelahiran Yesus
Kristus memiliki iman kepada-Nya, dengan demikian menolong mereka untuk memperoleh
keselamatan (lihat 1 Nefi 10:4–6; 2 Nefi 25:18–20, 26; Mosia 3:13).
2. Nubuat-nubuat kemesiasan memungkinkan mereka yang hidup pada masa Yesus Kristus
untuk mengenali bahwa Dia adalah penggenapan atas nubuat-nubuat itu, dengan demikian,
menolong mereka untuk memperoleh keselamatan (lihat Yohanes 4:25, 29).
3. Nubuat-nubuat kemesiasan menolong mereka yang hidup setelah pelayanan fana Yesus
Kristus untuk mengetahui bahwa Dia adalah penggenapan atas nubuat-nubuat tersebut,
dengan demikian, menolong mereka untuk memperoleh keselamatan (lihat Kisah Para Rasul
3:12–18; 26:22–23).
• Sewaktu Anda memikirkan ketiga tujuan ini, bagaimana ini mungkin
memberikan manfaat kepada Anda untuk belajar mengidentifikasi
nubuat-nubuat kemesiasan dalam tulisan suci dan untuk melihat Kristus
sebagai penggenapan atas nubuat-nubuat itu?
Yohanes 6:5–69
Mengikuti Yesus Kristus Sebagai Mesias
Ulangi pernyataan bahwa orang-orang Yahudi pada masa Perjanjian Baru percaya
bahwa suatu hari Mesias akan datang dari garis keturunan Daud untuk
menyelamatkan umat-Nya. Banyak orang percaya Dia akan membebaskan mereka
dari perbudakan Romawi sama seperti Yehova telah membebaskan orang-orang
Israel dari Mesir.
Mintalah para siswa untuk membaca sepintas lalu laporan dalam Yohanes 6:5–15.
Tanyakan:
• Mukjizat apakah yang Yesus lakukan dalam laporan ini?
• Bagaimana Anda akan menggambarkan reaksi orang-orang dalam ayat 14–15?
• Mengapa menurut Anda mereka menanggapi dengan cara ini?
Bagaikan wawasan berikut dari Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
63
P EL A J A RA N 14
“Ada sebuah tradisi, yang diajarkan oleh para Rabi dan tertanam dengan kuat
dalam pikiran publik, bahwa ketika Mesias datang, Dia akan memberi mereka
makanan roti dari surga” (The Mortal Messiah, 4 vol. [1979–81], 2:367).
Jelaskan bahwa sama seperti ketika Yehova memberi makan anak-anak Israel
dengan manna (lihat Keluaran 16), ketika Yesus memberi makan khalayak ramai
dengan lima roti jelai, dua ikan, banyak orang menafsirkan mukjizat-Nya sebagai
tanda bahwa Dia adalah Mesias.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan keras dari
Yohanes 6:31–32, 49–53, 60, 66. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mencari
bagaimana orang-orang bereaksi terhadap Yesus keesokan harinya dan bagaimana
Dia menanggapi mereka.
• Mengapa menurut Anda banyak orang yang menolak Yesus pada hari itu?
• Apakah yang gagal mereka pahami? (Yesus adalah sumber kehidupan rohani;
Dia adalah Roti Hidup).
Undanglah seorang siswa untuk membaca Yohanes 6:67–69 dengan keras.
Kemudian tanyakan kepada kelas:
• Apa yang kesaksian Petrus dalam ayat 69 tandaskan?
• Bagaimana kesaksian Petrus tentang Juruselamat memengaruhi kehidupannya?
Tulislah pernyataan yang tidak lengkap berikut di papan tulis, dan mintalah para
siswa untuk menjelaskan bagaimana mereka akan melengkapinya: Jika kita
menerima Yesus Kristus sebagai Mesias, maka _________________________ .
Setelah beberapa tanggapan, undanglah seorang siswa untuk membaca dengan
keras pernyataan berikut oleh Presiden David O. McKay (1873–1970):
“Apa yang sungguh-sungguh Anda pikirkan di dalam hati mengenai Kristus akan
menentukan siapa diri Anda, akan, sebagian besar, menentukan apa tindakan
Anda nantinya. Tidak seorang pun yang dapat mempelajari sosok Ilahi ini, dapat
menerima ajaran-ajaran-Nya tanpa menyadari pengaruh yang meneguhkan dan
memurnikan yang ada dalam diri-Nya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: David O.
McKay [2003], 8).
Berikan para siswa waktu untuk menulis apa pendapat mereka tentang Kristus.
Undanglah beberapa siswa untuk berbagi apa yang mereka tulis.
Doronglah para siswa untuk mempertimbangkan apa yang dapat mereka lakukan
minggu ini untuk menunjukkan kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus.
Bacaan Siswa
• Matius 21:1–11; Lukas 4:16–24; Yohanes 6:5–15, 31–32, 49–53, 66–69.
64
PE LAJ ARAN 14
• G. Homer Durham, “Jesus the Christ: The Words and Their Meaning,” Ensign,
Mei 1984, 14–16.
65
PELAJARAN 15
Yesus Kristus
Memberlakukan Sakramen
Pendahuluan
“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” menyatakan:
“[Yesus Kristus] menetapkan sakramen sebagai peringatan
akan kurban pendamaian-Nya yang agung” (Ensign atau
Liahona, April 2000, 2). Ketika kita mengambil sakramen,
kita diingatkan bahwa Juruselamat meneteskan darah di
setiap pori dan mati bagi kita; kita juga memperbarui
perjanjian-perjanjian kita dengan Tuhan.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona,
November 2008, 17–20.
• Jeffrey R. Holland“Perbuatlah Ini Menjadi Peringatan Akan Aku,”Ensign,
November 1995, 67–69.
Saran untuk Pengajaran
Matius 26:26–28; Lukas 22:15
Yesus Kristus menetapkan sebuah perjanjian baru
Perlihatkan gambar yang menyertainya
atau gambar lain yang menggambarkan
Perjamuan Terakhir, dan undanglah
seorang siswa untuk menjelaskan
peristiwa yang digambarkan oleh
gambar itu:
Tanyakan kepada para siswa:
• Bagaimana perasaan Anda jika
Juruselamat Sendiri
mempersiapkan, memberkati, dan
memberikan sakramen
kepada Anda?
Undanglah seorang siswa untuk
membaca Lukas 22:15 dengan lantang.
Imbaulah anggota kelas untuk
memikirkan selama pelajaran mengapa
Juruselamat berhasrat untuk
meluangkan Paskah bersama para
Rasul-Nya.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 26:26–28 dengan lantang
sementara kelas mengikuti. Definisikan kata testamen dengan menjelaskan bahwa
itu diterjemahkan dari sebuah kata Yunani yang artinya “perjanjian” (Anda
66
PE LAJ ARAN 15
mungkin ingin menyarankan agar para siswa menulis definisi ini di sisi tulisan suci
mereka). Bahaslah pertanyaan berikut:
• Jika Yesus memberlakukan testamen, atau perjanjian yang baru, perjanjian apa
yang akan digantikannya?
Informasi berikut akan memberikan latar belakang atau konteks yang akan
bermanfaat untuk pembahasan Anda: Pada zaman dahulu, ketika Yehova membuat
perjanjian-Nya dengan anak-anak Israel, Musa mengajarkan mereka firman
Yehova dan orang-orang membuat perjanjian untuk mematuhi firman itu.
Kemudian Musa mempersembahkan kurban hewan, mengambil darah dari hewan
itu, dan memercikkannya kepada orang-orang, dengan mengatakan, “Inilah darah
perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu.” (Lihat Keluaran 24:3–8). Yesus
menyinggung pernyataan Musa ketika Dia mengajarkan bahwa Dia akan
menetapkan sebuah perjanjian yang baru dengan anak-anak Allah dengan
menumpahkan darah-Nya (sama seperti memercikkan darah hewan yang
menyimbolkan anak-anak Israel memasuki perjanjian yang lama dengan Yehova).
Ketika Yesus mempersembahkan cawan anggur kepada para Rasul-Nya, Dia
mengisyaratkan penggenapan perjanjian yang lama dan penetapan perjanjian yang
baru (lihat Ibrani 9:12–15). Hukum Musa (perjanjian yang lama) adalah, dalam
banyak hal, sebuah nubuat agung tentang Mesias. Yesus Kristus adalah
penggenapan nubuat itu (lihat 2 Nefi 11:4; Yakub 4:5; Alma 34:13–14), khususnya
dalam pengertian bahwa Dia mencapai tujuan utama dari hukum itu melalui
kurban pendamaian-Nya.
• Memfokuskan perhatian kita pada apakah persembahan darah dalam baik
perjanjian yang lama maupun perjanjian yang baru? (Pendamaian Yesus Kristus
dan penumpahan darah-Nya untuk pengampunan dosa-dosa kita).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Sakramen adalah tata cara yang menggantikan kurban darah dan persembahan
bakaran dari Hukum Musa, dan bersamanya datanglah janji Juruselamat: ‘Dan
barang siapa datang kepada-Ku dengan hati yang hancur dan jroh yang
menyesal, dia akan Aku baptis dengan api dan dengan Roh Kudus’ (3 Nefi 9:20)”
“Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, November
2008, 19).
• Bagaimana Anda akan merangkum kebenaran yang telah kita bahas sejauh ini
tentang Perjamuan Malam Terakhir? (Sewaktu para siswa menanggapi,
tekankan bahwa Yesus Kristus menggenapi perjanjian yang lama, dan Dia
menetapkan perjanjian yang baru melalui sakramen).
Lukas 22:14–20; 3 Nefi 18: 7, 11
Sakramen menolong kita mengingat Juruselamat
Bagilah para siswa ke dalam pasangan-pasangan. Undanglah setiap pasangan
untuk membaca Lukas 22:19–20 dan 3 Nefi 18:7, 11. Mintalah mereka
mengidentifikasi alasan lain (disamping menetapkan perjanjian yang baru)
67
P EL A J A RA N 15
mengapa Juruselamat memberlakukan sakramen. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
• Apa alasan yang Juruselamat berikan untuk memberlakukan sakramen? (Para
siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Sewaktu kita
mengambil sakramen kita hendaknya mengingat Juruselamat).
• Mengapa penting bahwa kita melakukan upaya untuk mengingat Juruselamat
sewaktu kita mengambil sakramen?
• Jika kita lalai untuk mengingat Juruselamat dan apa yang telah Dia lakukan
bagi kita, apa makna yang dimiliki sakramen?
Pertimbangkanlah untuk memberikan kepada setiap siswa salinan
selebaran berikut, yang berisikan bagian-bagian dari ceramah oleh
Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul. Undanglah para siswa
untuk membaca selebaran dalam hati. Setelah waktu yang cukup, bahaslah
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Nasihat apakah yang akan Anda berikan kepada seseorang yang bergumul
untuk berfokus pada Juruselamat dan pengurbanan-Nya selama pelaksanaan
sakramen? (Sewaktu para siswa menanggapi, Anda mungkin perlu
menjelaskan bahwa sewaktu kita mencari kesempatan untuk memikirkan
tentang kehidupan dan pelayanan Juruselamat selama minggu itu, akan lebih
mudah bagi kita untuk berfokus pada-Nya selama pelaksanaan sakramen pada
hari Minggu).
• Berkat-berkat apakah yang telah Anda rasakan sewaktu Anda berusaha
mengingat Juruselamat dan Pendamaian-Nya sewaktu Anda mengambil
sakramen?
1 Korintus11:27–30; 3 Nefi 18:28–29; 20:8–9
Mengambil sakramen secara layak memperbarui perjanjian-perjanjian kita
Undanglah para siswa untuk membaca dan membandingkan 1 Korintus 11:27–30
dengan3 Nefi 18:28–29; 20:8–9 dalam hati. Mintalah mereka mengidentifikasi
sebuah peringatan yang diberikan tentang sakramen. Kemudian tanyakan:
• Mengapa tidak bijaksana mengambil sakramen secara tidak layak?
Mungkin akan bermanfaat untuk membagikan pernyataan berikut oleh Penatua
John H. Groberg dari Tujuh Puluh, yang menjelaskan apa makna mengambil
sakramen secara layak:
“Jika kita berhasrat untuk meningkatkan diri (yang adalah bertobat) dan tidak
berada dalam pembatasan keimamatan, maka, menurut pendapat saya, kita
layak. Meskipun demikian, jika kita tidak memiliki hasrat untuk meningkatkan
diri, jika kita tidak memiliki maksud untuk mengikuti bimbingan Roh, kita harus
bertanya: Apakah kita layak untuk mengambil, atau apakah kita mengejek
tujuan sesungguhnya dari sakramen, yang adalah untuk bertindak sebagai
katalisator bagi pertobatan dan peningkatan pribadi?” (“The Beauty and Importance of the
Sacrament,” Ensign, Mei 1989, 38).
68
PE LAJ ARAN 15
• Apa berkat-berkat bagi mereka yang mengambil sakramen secara layak? (Lihat
3 Nefi 20:8–9). (Pastikan para siswa memahami bahwa jika kita mengambil
sakramen dengan penuh doa dan dalam semangat pertobatan, kita dapat
menerima pengampunan dosa-dosa, sama seperti yang kita lakukan
ketika kita dibaptis).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Tanpa beberapa ketetapan untuk pembersihan lebih lanjut setelah pembaptisan
kita, kita masing-masing tersesat dalam hal-hal rohani. Kita tidak dapat memiliki
kerekanan Roh Kudus, dan pada penghakiman terakhir kita akan diikat untuk
‘dienyahkan selamanya’ (1 Ne. 10:21). Betapa bersyukurnya kita bahwa Tuhan
telah menyediakan sebuah proses bagi setiap anggota yang telah dibaptis dalam
Gereja-Nya untuk dibersihkan secara berkala dari kotoran dosa. Sakramen adalah
bagian yang penting dari proses itu” (“The Aaronic Priesthood and the Sacrament,” Ensign,
November 1998, 38).
• Menurut Penatua Oaks, mengapa sakramen merupakan tata cara Injil yang
amat penting?
Bagikan pernyataan tambahan ini oleh Penatua Oaks:
“Kita diperintahkan untuk bertobat dari dosa-dosa kita dan datang kepada Tuhan
dengan hati yang hancur dan roh yang menyesal serta mengambil sakramen
sesuai dengan perjanjian-perjanjiannya. Ketika kita memperbarui perjanjian
baptisan kita dengan cara ini, Tuhan memperbarui dampak pembersihan dari
pembaptisan kita. Dengan cara ini kita dijadikan bersih dan dapat selalu memiliki
Roh-Nya bersama kita. Pentingnya hal ini dibuktikan dalam perintah Tuhan agar
kita mengambil sakramen setiap minggu (lihat A&P 59:8–9)” (“The Aaronic Priesthood and the
Sacrament,” Ensign, November 1998, 38).
Anda mungkin perlu menjelaskan bahwa ketika kita mengambil sakramen dengan
layak, kita “memperbarui semua perjanjian yang dibuat dengan Tuhan” (Delbert L.
Stapley, dalam Conference Report, Oktober 1965, 14; cetak miring ditambahkan;
lihat juga L. Tom Perry, “Saat Kita Mengambil Sakramen,” Ensign atau Liahona, Mei
2006, 41).
Undanglah seorang siswa untuk meninjau Lukas 22:15. Kemudian tanyakan:
• Jika seseorang bertanya kepada Anda mengapa menurut Anda Yesus begitu
berhasrat meluangkan waktu Paskah bersama para Rasul-Nya, bagaimana
Anda akan menjawabnya? Apa kesaksian yang akan Anda berikan?
Bersaksilah bahwa sewaktu kita mengingat Yesus Kristus dan kurban
pendamaian-Nya, dan sewaktu kita mengambil sakramen dengan layak, kita
memperbarui perjanjian-perjanjian kita dengan Allah. Imbaulah para siswa untuk
merenungkan bagaimana mereka dapat secara individu mempersembahkan “hati
yang hancur dan roh yang menyesal” ketika mereka mengambil sakramen.
69
P EL A J A RA N 15
Tantanglah mereka untuk menjadikan tata cara sakramen sebagai pengalaman
rohani yang teratur.
Bacaan Siswa
• Matius 26:26–28; Lukas 22:17–20; 1 Korintus 11:27–30; 3 Nefi 18:1–11, 28–29;
20:8–9; Ajaran dan Perjanjian 20:75–79.
• Dallin H. Oaks, “Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona,
November 2008, 17–20.
Seleksi dari Jeffrey R. Holland, “This Do in
Remembrance of Me”
“Jika mengingat adalah tugas utama di hadapan kita, apa yang dapat datang
ke dalam ingatan kita ketika lambang yang sederhana dan berharga itu
dipersembahkan kepada kita?
Kita dapat mengingat kehidupan prafana Juruselamat dan segala yang kita
ketahui telah Dia lakukan sebagai Yehova yang agung, pencipta langit dan
bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Kita dapat mengingat bahwa
bahkan di Sidang Raya di Surga Dia mengasihi kita dan sangat kuat, bahwa
kita menang bahkan di sana oleh kuasa Kristus dan iman kita pada darah Anak
Domba (lihat Wahyu 12:10–11).
Kita dapat mengingat keagungan sederhana dari kelahiran fana-Nya .…
Kita dapat mengingat mukjizat-mukjizat Kristus dan ajaran-ajaran-Nya, penyembuhan-Nya dan
pertolongan-Nya. Kita dapat mengingat bahwa Dia memberikan penglihatan kepada yang buta dan
pendengaran kepada yang tuli serta gerakan kepada yang lumpuh dan yang timpang dan yang mati
tangannya. Kemudian, pada hari-hari itu ketika kita merasa kemajuan kita telah berhenti atau
sukacita kita dan pandangan kita telah menjadi kabur, kita dapat maju dengan mantap dalam
Kristus .…
Kita dapat mengingat bahwa bahkan dengan misi yang khusyuk seperti itu yang diberikan
kepada-Nya, Juruselamat menemukan kesenangan dalam hidup; Dia menyukai orang-orang dan
memberi tahu para murid-Nya agar menjadi riang. Dia mengatakan kita hendaknya bersemangat
dengan Injil sebagai orang yang telah menemukan harta yang luar biasa, mutiara yang benar-benar
sangat berharga, tepat di ambang pintu kita sendiri .…
Kita dapat mengingat bahwa Kristus memanggil para murid-Nya sebagai teman .…
Kita dapat—dan hendaknya—ingat hal-hal mengagumkan yang telah datang kepada kita dalam
kehidupan kita dan bahwa ‘segala sesuatu yang baik datang dari Kristus’ (Moroni 7:24) .…
Pada beberapa hari kita akan memiliki alasan untuk mengingat perlakuan buruk yang Dia terima,
penolakan yang Dia alami, dan ketidakadilan—ah, ketidakadilan—yang Dia tanggung. Ketika kita,
juga, kemudian menghadapi beberapa hal itu dalam kehidupan, kita dapat mengingat bahwa Kristus
juga menderita dalam segala hal, tetapi tidak masygul; bingung, tetapi tidak putus asa; dianiaya,
tetapi tidak ditinggalkan; dicampakkan, tetapi tidak binasa (lihat 2 Korintus 4:8–9).
Ketika saat-saat yang sulit itu datang kepada kita, kita dapat mengingat bahwa Yesus harus turun di
bawah segala hal sebelum Dia dapat naik di atasnya, dan bahwa Dia menderita rasa sakit dan
kesengsaraan serta godaan dari segala jenis agar dia boleh dipenuhi dengan belas kasihan dan
mengetahui bagaimana menyokong umat-Nya dalam kelemahan-kelemahan mereka (lihat A&P 88:6;
Alma 7:11–12).
70
PE LAJ ARAN 15
Bagi mereka yang terseok-seok atau tersandung, Dia ada di sana untuk menegakkan dan
memperkuat kita. Pada akhirnya Dia ada di sana untuk menyelamatkan kita, dan untuk semua ini Dia
memberikan nyawa-Nya .…
… Kita dapat mengingat semua ini ketika kita diundang oleh seorang imam muda yang berlutut
dalam doa untuk selalu mengingat Kristus” (Ensign, November 1995, 67–69).
71
PELAJARAN 16
Juruselamat Mendamaikan
Dosa-Dosa Seluruh
Umat Manusia
Pendahuluan
“[Yesus Kristus] memberikan hidup-Nya untuk mendamaikan
dosa-dosa seluruh umat manusia. Dia adalah karunia besar
pengganti bagi semua orang yang pernah dan akan hidup di
bumi” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,”
Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Penatua Richard G. Scott
dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan bahwa
“Pendamaian merupakan unsur penting dari rencana
kebahagiaan Bapa kita di Surga yang tanpanya rencana itu
tidak dapat diaktifkan” (“Dia Hidup! Mulia Nama-Nya!”
Ensign atau Liahona, Mei 2010, 76). Pelajaran ini akan
memfokuskan pada penderitaan hebat Juruselamat, yang
dimulai di Getsemani dan mencapai puncaknya di atas kayu
salib, dan akan menggambarkan bagaimana Yesus Kristus
dapat menolong kita mengatasi dosa-dosa kita dan
memperkuat kita dalam kehidupan kita sehari-hari melalui
Pendamaian-Nya.
Bacaan Latar Belakang
• David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Ensign, April
2012, 40–47.
• Jeffrey R. Holland, “The Atonement of Jesus Christ,” Ensign, Maret 2008, 32–38.
Saran untuk Pengajaran
Markus 14:33–36; Lukas 22:39–44; 2 Nefi 9:21
Yesus Kristus dengan rela menanggung keperihan dari Pendamaian
Pertimbangkanlah untuk memulai kelas dengan mengundang para siswa untuk
menyanyikan “Ku Berdiri Kagum” (Nyanyian Rohani, no. 82) atau nyanyian pujian
lainnya tentang Juruselamat. Kemudian, ketika pelajaran dimulai, tanyakan:
• Bagaimana menyanyikan “Ku Berdiri Kagum” (atau nyanyian pujian lainnya
tentang Juruselamat) mempersiapkan diri Anda untuk mempelajari
Pendamaian Yesus Kristus?
Undanglah para siswa untuk membaca Markus 14:33–36 dalam hati, dengan
mencari ungkapan-ungkapan yang menggambarkan penderitaan Juruselamat di
Getsemani. Buatlah daftar di papan tulis ungkapan-ungkapan yang para siswa
identifikasi.
• Makna apakah yang disampaikan ungkapan-ungkapan ini kepada Anda?
Undanglah para siswa untuk menelaah Lukas 22:39–44; 2 Nefi 9:21; dan Mosia 3:7
untuk rincian tambahan tentang penderitaan Juruselamat selama kurban
pendamaian-Nya. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa
merujuksilangkan petikan-petikan ini dalam tulisan suci mereka.
72
PE LAJ ARAN 16
• Kebenaran penting apakah yang diajarkan petikan-petikan ini tentang
penderitaan yang Yesus tanggung bagi kita? (Jawaban hendaknya mencakup
kebenaran berikut: Penderitaan Yesus Kristus di Getsemani menyebabkan
Dia meneteskan darah dari setiap pori).
Jelaskan kepada para siswa bahwa pendamaian Yesus Kristus mencakup
penderitaan-Nya bagi dosa-dosa kita di Getsemani dan di atas kayu salib,
penumpahan darah-Nya, kematian-Nya di kayu salib, dan Kebangkitan-Nya dari
kubur. Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Bruce R. McConkie dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Kita tidak tahu, kita tidak dapat mengatakan, tidak ada pikiran fana yang dapat
memahami makna sepenuhnya tentang apa yang Kristus lakukan di Getsemani.
“Kita tahu Dia berpeluh meneteskan darah [tetesan-tetesan besar darah] dari
setiap pori sewaktu Dia meminum endapan dari cawan pahit yang Bapa-Nya
telah berikan kepada-Nya.
“Kita tahu Dia menderita, baik tubuh maupun roh, lebih dari yang mungkin
dapat ditanggung manusia, kecuali kematian .…
“Kita tahu bahwa Dia jatuh tak berdaya di atas tanah sewaktu rasa sakit dan keperihan dari
beban yang tak terhingga menyebabkan Dia gemetar dan ingin agar Dia boleh tidak minum dari
cawan yang pahit itu” (“The Purifying Power of Gethsemane,” Ensign, April 2011, 57).
• Apa perasaan Anda tentang penderitaan yang Yesus Kristus tanggung di
Getsemani dan di atas kayu salib?
Yohanes 15:13; 1 Petrus 3:18; Ajaran dan Perjanjian 19:15–19
Yesus menderita agar kita tidak diperlukan untuk menderita seperti yang Dia alami.
Ajukan pertanyaan berikut:
• Menurut Anda mengapa Yesus rela menderita begitu hebat bagi kita?
Undanglah para siswa untuk menelaah Yohanes 15:13; 1 Petrus 3:18; dan Ajaran
dan Perjanjian 19:15–19 dalam hati, dengan mencari alasan-alasan mengapa Yesus
Kristus rela menanggung rasa sakit dari Pendamaian. Setelah waktu yang cukup,
mintalah para siswa untuk membagikan apa yang telah mereka temukan. Sewaktu
para siswa menanggapi, pertimbangkanlah untuk merangkum jawaban mereka di
papan tulis sebagai berikut:
Untuk memperlihatkan kasih-Nya yang besar bagi kita.
Untuk mencegah penderitaan kita sepenuhnya bagi dosa-dosa kita.
Untuk memperkenankan kita bertobat dan diampuni atas dosa-dosa kita.
Untuk memuliakan Bapa.
Untuk memperkenankan kita kembali kepada Allah.
73
P EL A J A RA N 16
Untuk membawa kita kepada Allah.
Sewaktu Anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut, berikan waktu kepada
para siswa untuk merenungkan jawaban mereka sebelum mengundang mereka
untuk menanggapi. (Ingatkan para siswa bahwa sewaktu mereka belajar untuk
merenungkan apa yang mereka temukan dalam tulisan suci, Roh sering kali akan
mengungkapkan kebenaran-kebenaran tambahan kepada mereka).
• Apa yang alasan-alasan untuk penderitaan Yesus Kristus ini ajarkan kepada
Anda tentang Dia?
• Bagaimana alasan-alasan ini berkaitan dengan Anda secara pribadi?
Tekankan kepada para siswa bahwa melalui Pendamaian, Yesus Kristus menjadi
Pengganti kita—Dia mengambil tempat kita, Dia menanggung beban kita, Dia
menderita bagi dosa-dosa kita. Rasul Paulus menyatakannya dengan cara ini: “Dia
[Kristus Sang Putra] yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya [Allah Bapa]
menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”
(2 Korintus 5:21). Ini seakan-akan Tuhan dan Juruselamat kita telah membuat
penawaran berikut kepada kita masing-masing: “Datanglah kepada-Ku. Aku akan
mengambil dosamu, dan Aku akan memberimu kesalehan-Ku.”
Bersaksilah bahwa karena Yesus Kristus melaksanakan Pendamaian, kita dapat
diampuni dari dosa-dosa kita jika kita bertobat. Karena pengurbanan-Nya untuk
kepentingan kita, jalan disiapkan bagi kita untuk kembali hidup bersama Bapa
Surgawi kita dalam unit keluarga kekal. Yesus Kristus tunduk pada Pendamaian
karena kasih-Nya yang besar bagi Bapa Surgawi dan bagi kita. Imbaulah para siswa
untuk merenungkan bagaimana mereka dapat lebih efektif mencari dan menikmati
berkat-berkat Pendamaian dalam kehidupan mereka.
Alma 7:11–13
Pendamaian Yesus Kristus memberikan kasih karunia atau kuasa-Nya yang
memungkinkan kepada kita.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Ketika keperihan datang dalam kepenuhannya, itu jauh lebih buruk bahkan
daripada yang Dia dengan kecerdasan-Nya yang unik pernah bayangkan! .…
8:17) .…
“Beban kumulatif dari segala dosa fana—masa lalu, sekarang, dan yang akan
datang—menekan Jiwa yang sempurna, tanpa dosa, dan peka itu! Segala
kelemahan dan penyakit kita bagaimanapun juga, adalah bagian dari unsur
mengerikan dari Pendamaian. (Lihat Alma 7:11–12; Yesaya 53:3–5; Matius
“… Penderitaan-Nya—seakan-akan, maha dahsyat dikalikan dengan tak
terhingga—menghasilkan seruan jiwa-Nya di atas kayu salib setelah itu, dan itu adalah seruan
merasa ditinggalkan. (Lihat Matius 27:46).” (“Willing to Submit,” Ensign, Mei 1985, 72–73).
74
PE LAJ ARAN 16
• Menurut Anda apa yang Penatua Maxwell maksudkan dengan “unsur
mengerikan dari Pendamaian”?
• Di samping dosa-dosa kita, apa lagi yang Penatua Maxwell identifikasi sebagai
hal yang berkontribusi terhadap penderitaan Juruselamat?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 7:11–13 dengan lantang. Mintalah
anggota kelas selebihnya untuk mengikuti bersama dan mengidentifikasi
kondisi-kondisi lain dari kefanaan yang untuknya Juruselamat menderita. Mintalah
para siswa untuk melaporkan apa yang mereka identifikasi, dan tulislah tanggapan
mereka di papan tulis. (Tanggapan hendaknya mencakup rasa sakit, kesengsaraan,
godaan, penyakit, kelemahan, dan kematian). Bahaslah arti dari kondisi-kondisi ini
dan bagaimana Yesus Kristus dapat memberkati kita melalui Roh Kudus ketika kita
mengalaminya.
Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Juruselamat telah menderita bukan sekadar untuk kedurhakaan kita tetapi juga
untuk ketidaksetaraan, ketidakadilan, rasa sakit, kepedihan, dan kemasygulan
emosional yang begitu sering menimpa kita. Tidak ada rasa sakit fisik, tidak ada
kepedihan jiwa, tidak ada penderitaan roh, tidak ada kekurangan atau
kelemahan yang Anda atau saya pernah alami selama perjalanan fana kita yang
Juruselamat tidak alami terlebih dahulu. Anda dan saya di saat-saat kelemahan
mungkin berseru, ‘Tak seorang pun yang memahami. Tak seorang pun yang tahu.’ Tak ada
manusia, barangkali, mengetahui. Tetapi Putra Allah dengan sempurna mengetahui dan
memahami, karena Dia merasakan dan menanggung beban kita sebelum kita pernah
menanggungnya. Dan karena Dia mengorbankan nyawa dan menanggung beban itu, Dia
memiliki empati yang sempurna serta dapat mengulurkan kepada kita lengan belas kasihan-Nya
dalam begitu banyak fase dari kehidupan kita. Dia dapat menjangkau, menyentuh, menyokong
… dan memperkuat kita untuk menjadi lebih dari yang kita mampu dan menolong kita
melakukan apa yang tidak pernah dapat kita lakukan dengan hanya bergantung pada kekuatan
kita sendiri” (“The Atonement and the Journey of Mortality,” Ensign, April 2012, 47).
Tanyakan kepada para siswa bagaimana mereka akan merangkum ajaran-ajaran
Penatua Bednar. Kemudian tanyakan:
• Bagaimana berkat-berkat yang tersedia melalui Pendamaian memberikan jalan
bagi kita untuk kembali ke hadirat Bapa Surgawi? (Sewaktu para siswa
menanggapi, tekankan bahwa karena Pendamaian Yesus Kristus, kita dapat
menerima penghiburan dan kekuatan melalui Roh Kudus untuk
menahan “rasa sakit dan kesengsaraan dan cobaan dari setiap jenis”
[Alma 7: 11]).
Untuk membantu parasiswa memahami kuasa yang memungkinkan, atau kasih
karunia dari Juruselamat, undanglah mereka untuk masing-masing menelaah salah
satu petikan tulisan suci berikut dan bersiap membagikan apa yang mereka
pelajari. (Pertimbangkanlah untuk menuliskan rujukan-rujukan ini di papan tulis).
75
P EL A J A RA N 16
2 Korintus 12:7–10
Mosia 3:19
Mosia 24:10–15
Alma 31:24–25, 31–33, 38
Eter 12:27
Setelah waktu yang memadai, tanyakan:
• Pikirkan bagaimana orang-orang yang digambarkan dalam petikan-petikan
tulisan suci ini diperkuat oleh Yesus Kristus melalui Pendamaian. Kapan Anda
atau seseorang yang Anda kenal telah diperkuat dengan cara serupa?
• Mengapa penting bagi kita untuk memahami bahwa kita memiliki akses pada
kuasa yang memungkinkan dari Yesus Kristus?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Ada kebutuhan penting bagi kita masing-masing untuk memperkuat
pemahaman kita tentang signifikansi Pendamaian Yesus Kristus sehingga itu
akan menjadi landasan yang kuat untuk membangun kehidupan kita .…
“Saya sungguh-sungguh mengimbau Anda untuk membangun sebuah rencana
belajar pribadi untuk memahami dan menghargai akibat-akibat yang tak
tertandingi, kekal, serta tak terbatas dari penggenapan Yesus Kristus yang
sempurna akan pemanggilan-Nya yang ditetapkan secara ilahi sebagai Juruselamat dan Penebus
kita dengan lebih baik” (“Dia Hidup! Mulia Nama-Nya!” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 77).
Sewaktu Anda mengakhiri, imbaulah para siswa untuk menetapkan sebuah
rencana penelaahan pribadi tentang Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya.
Bacaan Siswa
• Markus 14:33–36; Lukas 22:39–46; Yohanes 15:13; 1 Petrus 3:18; 2 Nefi 9:21;
Mosia 3:7; Alma 7:11–13; Ajaran dan Perjanjian 19:15–20.
• David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Ensign, April
2012, 40–47.
76
PELAJARAN 17
Juruselamat Menderita dan
Mati di Kayu Salib Kalvari
Pendahuluan
Sewaktu Juruselamat mendekati akhir pelayanan fana-Nya,
“Dia ditangkap dan dihukum atas tuduhan-tuduhan palsu,
dinyatakan bersalah untuk memuaskan keinginan
gerombolan orang banyak, dan dijatuhi hukuman untuk mati
di kayu salib Kalvari” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari
Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 2). Dalam
pelajaran ini kita menekankan kebenaran penting bahwa
Yesus Kristus membiarkan diri-Nya sendiri untuk menderita
dan mati di tangan orang lain; tak seorang pun mengambil
nyawa-Nya dari-Nya.
Bacaan Latar Belakang
• Jeffrey R. Holland, “Tak Seorang Pun Ada Bersama-Nya” Ensign atau Liahona,
Mei 2009, 86–88.
Saran untuk Pengajaran
Matius 27:26–54; Yohanes 10:11–18; 19:10–11; 1 Nefi 19:9
Yesus Kristus memiliki kuasa untuk menyerahkan nyawa-Nya.
Perlihatkan gambar Penyaliban (Buku Seni Injil [2009], no. 57; lihat juga LDS.org).
Undanglah para siswa untuk
membayangkan sebagai salah satu
penonton yang setia yang digambarkan
dalam gambar sewaktu Anda membaca
Matius 27:26–54 dengan lantang.
Imbaulah para siswa untuk mengikuti
bersama dan merenungkan seperti apa
rasanya menjadi orang itu dan
menyaksikan Penyaliban Yesus Kristus.
Setelah Anda selesai membaca,
undanglah para siswa untuk
menguraikan pikiran dan perasaan yang mereka bayangkan mengenai apa yang
dialami orang itu. Setelah beberapa tanggapan, tanyakan kepada anggota kelas:
• Perasaan apakah yang Anda miliki bagi Juruselamat setelah membaca dan
membahas kisah ini?
Undanglah para siswa untuk membaca Yohanes 10: 11, 17–18 dalam hati. Setelah
waktu yang cukup, tanyakan:
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan tentang Penyaliban dan kematian Yesus Kristus?
(Pastikan para siswa memahami bahwa Yesus Kristus memiliki kuasa dari
Bapa untuk menyerahkan nyawa-Nya dan untuk mengambilnya
kembali).
77
P EL A J A RA N 17
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua James E. Talmage dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Dampak alami dari asal usul baka [Yesus], sebagai Putra yang dilahirkan di
bumi dari seorang Bapa yang baka, adalah bahwa Dia kebal terhadap kematian
kecuali sewaktu Dia menyerah padanya. Nyawa Yesus Sang Kristus tidak dapat
diambil kecuali sewaktu Dia menghendaki dan memperkenankannya. Kuasa
untuk menyerahkan nyawa-Nya melekat pada diri-Nya sendiri, sebagaimana
dengan kuasa untuk mengambil tubuh-Nya yang telah dibunuh dalam keadaan
yang dibakakan” (Jesus the Christ, edisi ke-3 [1916], 418).
Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 26:53‒54 dengan lantang dan
seorang siswa lainnya untuk membaca Yohanes 19:10–11 dengan lantang. Mintalah
para siswa untuk mengikuti, membandingkan dan membedakan kedua petikan itu.
• Menurut laporan dalam Matius, apa bantuan yang Yesus Kristus
memiliki akses?
• Apa yang Anda pelajari dari petikan dalam Yohanes? (Para siswa mungkin
menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi mereka hendaknya
mengidentifikasi kebenaran berikut: Tak seorang pun dapat mengambil
nyawa Yesus Kristus; Dia dengan rela menderita kematian.
• Jika Yesus dapat memanggil legiun malaikat untuk bantuan, mengapa menurut
Anda Dia membiarkan diri-Nya untuk disalibkan?
Undanglah seorang siswa untuk membaca 1 Nefi 19:9 dengan lantang. Mintalah
kelas untuk mendefinisikan kata membiarkan. (Sebagaimana yang digunakan di
sini, membiarkan berarti mengizinkan atau memperkenankan. Anda mungkin ingin
menyarankan agar para siswa menuliskan kata “mengizinkan” di sisi tulisan suci
mereka di sebelah 1 Nefi 19:9).
• Mengapa Juruselamat membiarkan diri-Nya disalibkan?
Anda mungkin ingin memperlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Alexander
B. Morrison dari Tujuh Puluh dan mintalah seorang siswa untuk membacanya
dengan lantang:
“Itu adalah kasih bagi semua anak Allah yang menuntun Yesus, unik dalam
kesempurnaan tanpa dosa-Nya, untuk memberikan diri-Nya sebagai tebusan bagi
dosa-dosa orang lain .… Karena itu, ini adalah penyebab mutlak yang membawa
Yesus ke bumi untuk ‘menderita, berdarah, dan mati bagi manusia’ [“’Tis Sweet
to Sing the Matchless Love,” Hymns, no. 176]. Dia datang … untuk
mendamaikan dosa-dosa kita, agar Dia, yang dinaikkan di kayu salib, boleh
menarik semua orang kepada-Nya (lihat 3 Nefi 27:14)” (“For This Cause Came I into the World,”
Ensign, November 1999, 26).
Jelaskan bahwa Yesus Kristus membiarkan Penyaliban karena kasih-Nya yang
besar bagi Bapa-Nya seperti juga kasih-Nya bagi kita. Kemudian tanyakan:
78
PE LAJ ARAN 17
• Bagaimana mengetahui bahwa Juruselamat dengan rela tunduk untuk
disalibkan karena kasih-Nya bagi Bapa-Nya dan bagi kita dapat menolong
Anda menanggung pengalaman-pengalaman sulit yang mungkin
Anda hadapi?
Matius 27:46; Lukas 23:34–46; Yohanes 19:26–30
Yesus Kristus menyelesaikan misi fana-Nya
Untuk membantu para siswa memahami dengan lebih baik seperti apa rasanya
kematian melalui penyaliban, pertimbangkanlah untuk membagikan yang berikut:
“Kematian melalui penyaliban tampaknya mencakup semua rasa sakit dan kematian yang dapat
terjadi secara mengerikan dan menyeramkan—pusing, kejang, kehausan, kelaparan, tidak dapat
tidur, demam karena trauma, tetanus, rasa malu di depan umum, siksaan berkelanjutan yang
lama, kengerian dari antisipasi, pembekuan jaringan tubuh karena luka yang tidak
dirawat—semuanya meningkat hanya sampai pada titik di mana itu dapat ditanggung, tetapi
semuanya berhenti pada titik saat orang yang mengalami akan hilang kesadaran. Posisi tubuh
yang tidak alami membuat setiap gerakan menjadi menyakitkan; pembuluh darah yang terkoyak
dan urat daging yang hancur berdenyut-denyut disertai penderitaan yang tak ada habisnya; luka,
yang mengalami peradangan karena terbuka, perlahan-lahan menjadi rusak; pembuluh
arteri—khususnya di kepala dan perut—menjadi bengkak dan tertekan oleh darah yang
mengalir; dan sementara berbagai macam penderitaan berangsur-angsur meningkat, semakin
diperparah dengan rasa sakit yang tak tertanggungkan karena kehausan yang membakar dan
luar biasa; dan semua komplikasi fisik ini menyebabkan gejolak dan kecemasan internal, yang
menjadikan ajal semakin dekat—kematian, musuh mengerikan yang tidak diketahui, yang
kedatangannya kepada manusia biasanya membuat sebagian besar orang merasa
ngeri—memberikan aspek pembebasan yang nikmat dan sangat indah.
“Seperti itulah kematian yang diderita oleh Kristus” (Frederic W. Farrar, The Life of Christ
[1964], 641).
Beri tahu para siswa bahwa Yesus Kristus menuturkan tujuh pernyataan saat berada
di kayu salib. Tulislah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis (jangan sertakan
kutipan-kutipan dalam tanda kurung), dan undanglah setiap siswa untuk
menyelidiki beberapa di antaranya dan mengidentifikasi apa yang Yesus katakan:
Lukas 23:34 (“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat”).
Lukas 23:43 (“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan
ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”).
Yohanes 19:26–27 (“Ibu, inilah, anakmu! … Inilah ibumu!”)
Matius 27:46 (“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”)
Yohanes 19:28 (“Aku haus!”)
Yohanes 19:30 (“Sudah selesai”).
Lukas 23:46 (“Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku”).
79
P EL A J A RA N 17
Sewaktu para siswa melaporkan temuan-temuan mereka, uraikan dengan
kata-kata sendiri pernyataan-pernyataan ini di papan tulis di sebelah
rujukan-rujukan yang berhubungan. Tanyakan kepada para siswa:
• Apa yang pernyataan-pertanyaan ini ungkapkan tentang Juruselamat dan apa
yang Dia alami di kayu salib?
• Apa yang Yesus rujuk ketika Dia menyatakan, “Sudah selesai”? (Dia telah
menuntaskan penderitaan tak terhingga yang dituntut oleh Pendamaian. Anda
mungkin perlu menjelaskan kepada para siswa bahwa Terjemahan Joseph
Smith, Matius 27:54, berbunyi: “Yesus ketika Dia telah berseru lagi dengan
suara yang keras, mengatakan, Bapa, sudah selesai, kehendak-Mu jadilah,
Kuserahkan roh-Ku” [lihat juga Matius 27:50, catatan kaki a]. Yesus mati hanya
setelah Dia tahu Dia telah merampungkan semua yang Bapa ingin Dia
lakukan).
Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Ketika Pendamaian telah diselesaikan, ketika tekad Kristus untuk setia demikian
jelas dan tak tergoyahkan, maka akhirnya dan dengan penuh belas kasih,
penderitaan-Nya ‘sudah selesai’ [lihat Yohanes 19:30]. Menghadapi segala
pertentangan dan tanpa seorang pun yang membantu atau menopang-Nya,
Yesus dari Nazaret, Putra yang hidup dari Allah yang hidup, memulihkan hidup
jasmani di mana kematian telah mencengkeram dan membawa penebusan
rohani yang penuh sukacita dari kegelapan dan keputusasaan bak neraka. Dengan iman kepada
Allah yang Dia ketahui berada di sana, Dia dapat berkata dengan kejayaan, ‘Ya Bapa, ke dalam
tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku’ [Lukas 23:46]” (“Tak Seorang Pun Ada Bersama-Nya,” Ensign
atau Liahona, Mei 2009, 88).
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Yesus memilih untuk tidak dibebaskan dari dunia ini sampai Dia telah bertahan
sampai akhir dan menuntaskan misi yang Dia telah diutus untuk
merampungkannya bagi umat manusia. Di kayu salib Kalvari, Yesus
memercayakan roh-Nya kepada Bapa-Nya dengan sebuah pernyataan sederhana,
‘Sudah selesai’ (Yohanes 19:30). Setelah bertahan sampai akhir, Dia dibebaskan
dari kefanaan.
“Kita juga harus bertahan sampai akhir” (“The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and
of the Kingdom,” Ensign, November 2000, 6).
• Apa yang kedua Rasul ini bantu bagi kita untuk pahami tentang apa yang
dirujuk Yesus ketika Dia menyuarakan, “Sudah selesai”? (Setelah para siswa
menanggapi, pertimbangkanlah untuk menulis kebenaran berikut di papan
tulis: Yesus Kristus dengan setia menuntaskan segala sesuatu yang Bapa
Surgawi perintahkan untuk Dia lakukan dalam kefanaan).
80
PE LAJ ARAN 17
• Dalam masa-masa sulit kita sendiri, bagaimana ini akan menolong kita untuk
mengingat apa yang Juruselamat hadapi dan tanggung dengan setia untuk
memenuhi misi fana-Nya?
• Bagaimana mengingat teladan Yesus dapat menolong Anda merampungkan
apa yang harus Anda lakukan dengan lahirnya Anda?
• Bagaimakah kita dapat memperlihatkan penghargaan kita untuk semua yang
Juruselamat derita bagi kita? (Para siswa mungkin menggunakan kata-kata
yang berbeda, tetapi mereka hendaknya mengungkapkan asas berikut: Kita
memperlihatkan penghargaan kita atas penderitaan Juruselamat di kayu
salib dengan mengikuti teladan-Nya yaitu bertahan dengan setia sampai
akhir).
Undanglah para siswa untuk mempertimbangkan membagikan pada media sosial
perasaan mereka bagi Juruselamat dan komitmen apa yang diminta dari mereka
untuk tetap setia pada perasaan itu.
Bacaan Siswa
• Matius 27:26–54; Lukas 23:34–46; Yohanes 10:11–18; 19:10–11, 19–37; 1 Nefi
19:9.
• Jeffrey R. Holland, “Tak Seorang Pun Ada Bersama-Nya” Ensign atau Liahona,
Mei 2009, 86–88.
81
PELAJARAN 18
Juruselamat Melayani di
Dunia Roh
Pendahuluan
Berbicara tentang Juruselamat, para Rasul modern telah
bersaksi: “Dia adalah karunia besar pengganti bagi semua
orang yang pernah dan akan hidup di bumi” (“Kristus yang
Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April
2000, 2). Karena kurban pendamaian Juruselamat dan
pelayanan-Nya di dunia roh, setiap orang dari anak-anak
Allah yang pernah hidup di bumi akan memiliki kesempatan
untuk menerima atau menolak Injil. Dalam pelajaran ini, para
siswa akan belajar tentang peran Juruselamat dalam dunia
para roh dan peran kita dalam keselamatan bagi orang mati.
Bacaan Latar Belakang
• Spencer J. Condie, “The Savior’s Visit to the Spirit World,” Ensign, Juli
2003, 32–36.
• Richard G. Scott, “Sukacita dari Menebus yang Telah Meninggal,” Ensign atau
Liahona, November 2012, 93–95
Saran untuk Pengajaran
Lukas 23:39–43; Ajaran dan Perjanjian 138:11–24
Yesus Kristus mengunjungi dunia roh
Pertimbangkanlah untuk memperlihatkan gambar Pemakaman Yesus (Buku Seni
Injil [2009], no. 58; lihat juga LDS.org) serta Maria dan Yesus Kristus yang Telah
Bangkit (Buku Seni Injil, no. 59).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Spencer J. Condie dari Tujuh Puluh:
“Fakta tentang kematian dan Kebangkitan Yesus diterima oleh mereka dari
golongan-golongan agama Kristen sebagai doktrin dasar. Meskipun demikian,
apa yang dilakukan oleh roh baka Yesus setelah kematian-Nya dan sebelum
Kebangkitan-Nya adalah misteri bagi semua orang kecuali para Orang Suci
Zaman Akhir. Dan makna penting dari apa yang Dia lakukan selama jam-jam
tersebut memberikan landasan ajaran untuk membangun bait suci-bait suci di
seluruh dunia. Lagi pula, sebuah kesaksian mengenai apa yang Dia lakukan bisa menjadi
penghiburan besar bagi mereka yang berkabung atas kematian orang yang dikasihi” (“The
Savior’s Visit to the Spirit World,” Ensign, Juli 2003, 32).
82
PE LAJ ARAN 18
Rujuklah pada gambar-gambar dan
tanyakan kepada anggota kelas:
• Apa yang Yesus lakukan di antara
jeda waktu pemakaman-Nya dan
Kebangkitan-Nya?
Untuk memberikan sedikit latar
belakang, undanglah para siswa untuk
membaca Lukas 23:39–43.
• Apa yang Juruselamat katakan
kepada penjahat di kayu salib?
(Jelaskan bahwa Nabi Joseph Smith
mengajarkan bahwa terjemahan
yang lebih akurat tentang perkataan
Juruselamat adalah, “Hari ini
engkau akan berada bersama-Ku di
dunia para roh” [dalam History of
the Church, 5:424–25]. Perkataan
Juruselamat kepada penjahat
tersebut disalahartikan oleh banyak
orang Kristen dengan pengertian
bahwa seseorang dapat bertobat
dari dosa-dosa serius pada
detik-detik terakhir kehidupannya.
Meskipun demikian, tulisan suci
mengajarkan bahwa kita hendaknya
tidak menangguhkan
pertobatan kita).
Penguburan Kristus, oleh Carl Heinrich Bloch. Seizin dari Museum
Sejarah National di Frederiksborg Castle di Hillerød, Denmark.
Dilarang mengopi.
• Bagaimana kata-kata ini memberi
petunjuk mengenai kegiatan
Juruselamat sementara tubuh-Nya
berada di dalam kubur? (Lihat
juga 1 Petrus 4:6).
Beri tahu para siswa bahwa Presiden
Mengapa Engkau Menangis? © 2015 oleh Simon Dewey.
Digunakan seizin dari Altus Fine Art, www.altusfineart.com
Joseph F. Smith menerima sebuah
wahyu yang menguraikan kunjungan
Yesus Kristus ke dunia para roh. Untuk membantu para siswa memahami konteks
wahyu ini, rangkumlah kata pengantar bagian dan 10 ayat pertama dari Ajaran dan
Perjanjian 138. Kemudian undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca
dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 138:11–12, 15–16, 18–19, 23–24.
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Menurut penglihatan ini, apa yang Juruselamat lakukan di antara jeda waktu
pemakaman-Nya dan Kebangkitan? (Para siswa hendaknya mengungkapkan
bahwa sementara tubuh-Nya di dalam kubur, Yesus mengunjungi roh-roh
yang saleh di dunia roh).
83
P EL A J A RA N 18
• Mengapa roh-roh yang saleh ini dipenuhi dengan sukacita dan kegembiraan?
(Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan kebenaran berikut: Menurut
rencana Allah, orang mati yang telah setia dalam kefanaan dapat ditebus
dari kematian setelah Kebangkitan Yesus Kristus. Anda mungkin perlu
menjelaskan bahwa tidak ada misionaris yang diutus untuk berkhotbah kepada
mereka di dunia roh sampai setelah kematian dan Kebangkitan Juruselamat
[lihat Lukas 16:19–31; Musa 7:36–39]).
Ajaran dan Perjanjian 138:20–37
Semua anak Allah akan memiliki kesempatan untuk mendengar Injil
Undanglah para siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 138:20–21, 25–28
dalam hati dan mengidentifikasi pertanyaan yang Presiden Smith renungkan.
(Catatan: Untuk membantu para siswa melihat pentingnya mengajukan pertanyaan
yang baik dan mencari jawaban sewaktu mereka menelaah tulisan suci, jelaskan
bahwa banyak wahyu yang dicatat dalam tulisan suci diberikan sebagai akibat dari
pertanyaan yang sepenuh hati). Setelah para siswa menanggapi, mintalah mereka
untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 138:29–30, dengan mencari bagaimana para
roh di dalam penjara akan mendengarkan Injil. Tanyakan:
• Apa yang dilakukan Juruselamat di antara yang saleh saat mengunjungi dunia
roh? (Pastikan bahwa para siswa mengidentifikasi kebenaran berikut: Saat di
dunia para roh, Yesus mengorganisasi pekerjaan keselamatan bagi
orang mati).
Aturlah para siswa secara berpasangan. Mintalah mereka menelaah Ajaran dan
Perjanjian 138:30–37 dan membahas pentingnya kata semua sebagaimana
digunakan dalam ayat 30, 31, dan 37. Setelah waktu yang cukup, tanyakan:
• Apa tujuan pelayanan Juruselamat di dunia roh? (Para siswa hendaknya mampu
mengartikulasikan kebenaran berikut: Juruselamat menyediakan jalan bagi
semua anak Allah untuk mendengarkan Injil dan menerima kegenapan
sukacita).
• Mengapa Injil perlu dikhotbahkan kepada semua anak Allah? (Lihat A&P
138:33–34; 1 Petrus 3:18–20).
• Apa yang diajarkan hal ini kepada kita tentang dampak dari tindakan
pendamaian Yesus Kristus? (Dampak Pendamaian menjangkau ke dunia roh).
Pertimbangkanlah untuk membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Joseph
Fielding Smith: (1876–1972):
84
PE LAJ ARAN 18
“Bagaimana dengan ribuan orang yang tak terhitung jumlahnya yang telah
meninggal dan tidak pernah mendengar tentang Kristus, tidak pernah memiliki
kesempatan untuk pertobatan dan pengampunan atas dosa-dosa mereka, tidak
pernah bertemu dengan penatua Gereja yang memegang wewenang? Sebagian
dari tetangga Kristen kita yang baik akan memberi tahu Anda mereka hilang
selamanya .…
“Apakah itu adil? “Apakah itu benar? Tidak! Tuhan akan memberikan kepada setiap orang
kesempatan untuk mendengarkan dan menerima kehidupan kekal, atau sebuah tempat di
kerajaan-Nya” (Doctrines of Salvation, disusun oleh Bruce R. McConkie, 3 jilid [1954–56], 2:132).
• Mengapa kebenaran-kebenaran tentang dunia roh ini penting? Apa perbedaan
yang terjadi jika seseorang mengetahui kebenaran-kebenaran perihal dunia
roh ini?
• Bagaimana pengetahuan tentang pelayanan Juruselamat di dunia roh dapat
menjadi penghiburan bagi Anda?
Kita dapat menolong menyediakan keselamatan bagi orang mati
Berikan kepada setiap siswa salinan dari selebaran yang menyertai,
“Pekerjaan Zaman Akhir untuk Orang Mati.” Bagilah para siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil atau secara berpasangan. Undanglah mereka untuk
membaca pernyataan pada selebaran, dengan mencari dan membahas
berkat-berkat yang dijanjikan kepada mereka yang berperan serta dalam pekerjaan
menebus orang mati.
Setelah waktu yang cukup, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana berperan serta dalam pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga
menolong mereka yang telah meninggal memperoleh akses pada berkat-berkat
yang datang melalui kurban pendamaian Yesus Kristus?
• Bagaimana berperan serta dalam tata cara-tata cara perwakilan bagi orang mati
menolong kita menjadi lebih seperti Juruselamat? (Sewaktu para siswa
menanggapi, tekankan asas berikut: Sewaktu kita berperan serta dalam tata
cara-tata cara bait suci bagi kaum kerabat kita yang telah meninggal, kita
menolong menyediakan keselamatan bagi mereka dan kita diperkuat
terhadap lawan).
Pertimbangkanlah untuk membagikan penjelasan berikut oleh Presiden Gordon B.
Hinckley (1910–2008) tentang bagaimana pekerjaan perwakilan bagi orang mati
sejajar dengan pekerjaan penebusan Juruselamat:
“Apa yang terjadi di dalam Rumah Tuhan, … menjadi lebih dekat dengan roh
pengurbanan Tuhan daripada kegiatan lain apa pun yang saya ketahui.
Mengapa? Karena ini dilakukan oleh mereka yang memberikan waktu dan harta
kekayaan secara cuma-cuma, tanpa mengharapkan ucapan terima kasih atau
imbalan apa pun, untuk melakukan bagi orang lain yang tidak dapat mereka
lakukan bagi diri mereka sendiri” (“A Century of Family History Service,” Ensign,
Maret 1995, 62–63; lihat juga Obaja 1:21).
85
P EL A J A RA N 18
Rujuklah para siswa kembali ke pernyataan pada selebaran, dan tanyakan:
• Kapankah Anda telah melihat atau merasakan berkat-berkat yang dijanjikan
kepada mereka yang berperan serta dalam pekerjaan menebus orang mati?
Ajaklah para siswa untuk memikirkan dalam hati pertanyaan berikut:
• Yang manakah dari janji-janji ini yang Anda hasratkan untuk miliki dalam
kehidupan Anda sekarang, dan apakah yang Anda bersedia lakukan untuk
mendapatkannya?
Tantanglah para siswa untuk menemui konsultan sejarah keluarga lingkungan
mereka dan belajar lebih banyak tentang bagaimana melakukan pekerjaan bagi
leluhur mereka yang telah meninggal. Bacalah dengan lantang Ajaran dan
Perjanjian 128:22, dan bersaksilah tentang pelayanan kekal Yesus Kristus dan
pekerjaan sakral bagi orang yang telah meninggal yang ditetapkan sejak sebelum
pelandasan dunia.
Bacaan Siswa
• Lukas 23:39–43; 1 Petrus 3:18–20; 4:6; Ajaran dan Perjanjian 128:15, 22;
138:1–37.
• Spencer J. Condie, “The Savior’s Visit to the Spirit World,” Ensign, Juli
2003, 32–36.
Pekerjaan Zaman Akhir bagi Orang yang Telah
Meninggal
Penatua John A. Widtsoe (1872–1952) dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan yang berikut
perihal misi kita yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menolong menyelamatkan para putra dan
putri Allah:
“Dalam keadaan pradunia kita, di hari sidang raya, kita membuat
kesepakatan khusus dengan Yang Mahakuasa. Tuhan mengusulkan sebuah
rencana, yang disusun oleh-Nya. Kita menerimanya. Karena rencana itu
dimaksudkan bagi semua orang, kita menjadi pihak untuk keselamatan
setiap orang menurut rencana itu. Kita sepakat, waktu itu dan di sana,
untuk menjadi bukan hanya penyelamat bagi diri kita sendiri, tetapi …
penyelamat bagi seluruh keluarga manusia. Kita menjalin kerekanan dengan Tuhan.
Pelaksanaan rencana pada waktu itu tidak sekadar pekerjaan Bapa, dan pekerjaan
Juruselamat, tetapi juga pekerjaan kita. Yang paling rendah dari kita, yang paling rendah
hati, adalah dalam kerekanan dengan Yang Mahakuasa untuk mencapai tujuan rencana
keselamatan kekal (“The Worth of Souls,” Utah Genealogical and Historical Magazine,
Oktober 1934, 189)” (dalam Ajaran dan Perjanjian serta Sejarah Gereja: Buku Pedoman
Guru Ajaran Injil [1999], 173).
Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengimbau para remaja Gereja untuk
melakukan pekerjaan bait suci bagi leluhur mereka sendiri:
86
PE LAJ ARAN 18
“Pekerjaan apa pun yang Anda lakukan di bait suci adalah waktu yang
digunakan dengan baik, namun menerima tata cara-tata cara secara
perwakilan bagi salah satu dari leluhur Anda sendiri akan menjadikan
waktu di dalam bait suci lebih sakral, dan bahkan berkat-berkat yang lebih
besar akan diterima .…
Apakah Anda para remaja menginginkan sebuah cara yang pasti untuk
menghilangkan pengaruh lawan dalam kehidupan Anda? Benamkan diri Anda dalam
menyelidiki tentang leluhur Anda, persiapkan nama-nama mereka untuk tata cara
perwakilan sakral yang tersedia di bait suci, dan kemudian pergilah ke bait suci untuk
bertindak sebagai wakil bagi mereka untuk menerima tata cara-tata cara pembaptisan dan
karunia Roh Kudus .… Saya tidak dapat memikirkan adanya perlindungan yang lebih besar
dari pengaruh lawan dalam kehidupan Anda,” (“Sukacita dari Menebus yang Telah
Meninggal,” Ensign atau Liahona, November 2012, 93–94).
Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul memberikan undangan dan janji berikut:
“Saya mengundang kaum muda Gereja untuk belajar mengenai dan
mengalami Roh Elia. Saya mengimbau Anda untuk menelaah, untuk
mencari para leluhur Anda, dan mempersiapkan diri Anda untuk
melaksanakan pembaptisan perwakilan di rumah Tuhan bagi orang-orang
Anda yang mati (lihat A&P 124:28–36). Dan saya mendesak Anda untuk
menolong orang lain mengenali sejarah keluarga mereka.
Ketika Anda menanggapi dengan iman undangan ini, hati Anda akan berbalik kepada para
leluhur. Janji-janji yang dibuat kepada Abraham, Ishak, dan Yakub akan ditanamkan di
dalam hati Anda. Berkat Bapa Bangsa Anda, dengan pernyataan garis keturunannya, akan
menghubungkan Anda kepada para leluhur ini dan jadi lebih berarti bagi Anda. Kasih dan
rasa syukur Anda bagi para leluhur Anda akan meningkat. Kesaksian tentang dan
pertobatan kepada Juruselamat akan menjadi dalam dan bertahan. Dan saya menjanjikan
bahwa Anda akan dilindungi terhadap pengaruh yang semakin meningkat dari lawan.
Sewaktu Anda berperan serta dalam dan mengasihi pekerjaan yang kudus ini, Anda akan
dilindungi dalam masa muda Anda dan selama kehidupan Anda” (“Hati Anak-Anak Akan
Berpaling,” Ensign atau Liahona, November 2011, 26–27).
87
PELAJARAN 19
Dia Bangkit
Pendahuluan
“[Yesus Kristus] bangkit dari kubur untuk menjadi ‘yang
sulung dari orang-orang yang telah meninggal’ (1 Korintus
15:20). Sebagai Tuhan yang telah Bangkit, Dia mengunjungi
orang-orang yang telah Dia kasihi semasa hidup-Nya”
(“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau
Liahona, April 2000, 3). Pelajaran ini akan mengajarkan
ajaran dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan
Kebangkitan Yesus Kristus. Sewaktu para siswa meningkat
dalam pemahaman dan kesaksian mereka tentang
Kebangkitan, mereka akan memperoleh sudut pandang dan
harapan sewaktu mereka menghadapi tantangan-tantangan
kefanaan.
Bacaan Latar Belakang
• D. Todd Christofferson, “Kebangkitan Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei
2014, 111–14.
• Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16.
Saran untuk Pengajaran
1 Korintus 15:12–29
Kebangkitan Yesus Kristus
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah
seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Asas-asas dasar dari agama kita adalah kesaksian para Rasul dan Nabi,
mengenai Yesus Kristus, bahwa Dia telah mati, dikuburkan, dan bangkit kembali
pada hari ketiga, dan naik ke surga; dan semua hal lainnya yang berkaitan
dengan agama kita hanyalah merupakan tambahan terhadapnya” (Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 56).
Bahaslah bersama para siswa pertanyaan berikut:
• Menurut Anda mengapa semua asas Injil yang lain adalah “tambahan”
terhadap kematian, penguburan, dan Kebangkitan Yesus Kristus?
Undanglah para siswa untuk membaca Yesaya 25:8; Mosia 16:7–8; dan Alma 33:22
dalam hati, dengan mencari apa yang para nabi zaman dahulu nubuatkan tentang
Kebangkitan Yesus Kristus. Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka
temukan.
Salinlah bagan berikut di papan tulis:
88
PE LAJ ARAN 19
Karena Yesus bangkit dari
orang mati, .…
Jika Yesus Kristus tidak bangkit dari orang
mati, maka …
1 Korintus 15:20–28
1 Korintus 15:12–19, 29
Alma 11:43–45
2 Nefi 9:8–10
Undanglah separuh kelas untuk menelaah petikan-petikan tulisan suci di kolom
kiri bagan, untuk mencari berkat-berkat yang kita terima sebagai akibat dari
Kebangkitan Yesus Kristus. Undanglah separuh kelas yang lain untuk menelaah
petikan-petikan tulisan suci di kolom kanan, untuk mencari apa yang akan terjadi
jika Yesus tidak bangkit dari orang mati. Setelah waktu yang cukup, mintalah siswa
yang bersedia untuk menjelaskan apa yang mereka pelajari. Bantulah para siswa
menyatakan sebuah ajaran yang diajarkan oleh petikan-petikan ini dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Menurut 1 Korintus 15:20, Rasul Paulus menyatakan bahwa Yesus adalah “yang
sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” Apa arti ungkapan itu? (Yesus
adalah yang pertama dibangkitkan).
Mintalah para siswa untuk membaca 1 Korintus 15:22 kembali. Kemudian
tanyakan:
• Bagaimana Anda akan merangkum berkat universal yang kita terima karena
Yesus Kristus dibangkitkan? (Para siswa hendaknya mengungkapkan ajaran
berikut: Karena Pendamaian dan Kebangkitan Yesus Kristus, semua orang
yang dilahirkan ke dalam kefanaan akan dibangkitkan).
Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh
Presiden Howard W. Hunter (1907–1995) dan Presiden Marion G. Romney
(1897–1988) dari Presidensi Utama:
“Tanpa Kebangkitan, Injil Yesus Kristus menjadi rangkaian doa dari pepatah bijak
dan mukjizat-mukjizat yang tampaknya tak bisa dijelaskan—melainkan pepatah
dan mukjizat-mukjizat tanpa kemenangan akhir. Tidak, kemenangan akhir adalah
dalam mukjizat akhir: karena pertama kali dalam sejarah umat manusia, orang
yang telah mati membangkitkan diri-Nya ke dalam kebakaan yang hidup. Dia
adalah Putra Allah, Putra Bapa baka kita di Surga, dan kemenangan-Nya atas
kematian jasmani dan rohani adalah berita baik yang hendaknya setiap lidah orang Kristen
bicarakan” (Howard W. Hunter, “An Apostle’s Witness of the Resurrection,” Ensign, Mei
1986, 16).
89
P EL A J A RA N 19
“Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini.” (Markus 16:6). Kata-kata ini, fasih dalam
kesederhanaannya, mengumumkan peristiwa paling penting yang dicatat dalam
sejarah” (Marion G. Romney, “The Resurrection of Jesus,” Ensign, Mei 1982, 6).
• Mengapa menurut Anda Kebangkitan Yesus Kristus adalah “peristiwa paling
penting yang dicatat dalam sejarah?”
• Pikiran dan perasaan apakah yang Anda miliki mengetahui bahwa karena
Kebangkitan Yesus Kristus, semua anak Bapa Surgawi yang dilahirkan di bumi
akan dibangkitkan?
Jelaskan bahwa Kebangkitan menebus kita bukan hanya dari kematian jasmani
tetapi juga dari kematian rohani. Jika tidak ada kebangkitan, maka semua orang
pada akhirnya akan menjadi seperti iblis (lihat 2 Nefi 9:6–9).
Bersaksilah bahwa Kebangkitan Yesus Kristus menuntaskan Pendamaian dan
memungkinkan bagi anak-anak Allah untuk kembali ke hadirat-Nya.
Matius 28; Markus 16; Lukas 24; Yohanes 20
Para saksi tentang Yesus Kristus yang telah bangkit
Berikan kepada para siswa bagan berikut sebagai selebaran:
selebaran, Penampakan Diri Yesus Kristus yang telah
Bangkit dalam Perjanjian Baru
Rujukan
Yohanes 20:11–18; Markus 16:9
Matius 28:1–10
Lukas 24:34; 1 Korintus 15:5
Markus 16:12; Lukas 24:13–32
Markus 16:14; Lukas 24:33,
36–49; Yohanes 20:19–23
Yohanes 20:26–29
Yohanes 21:4–23
Matius 28:16–20; Markus
16:15–18
Markus 16:19–20; Lukas
24:50–53; Kisah Para Rasul 1:9–11
90
Orang-Orang
yang Dikunjungi
Tanggal
atau
Waktu
Lokasi
Apa
yang
Terjadi
PE LAJ ARAN 19
Rujukan
Orang-Orang
yang Dikunjungi
Tanggal
atau
Waktu
Lokasi
Apa
yang
Terjadi
1 Korintus 15:6
1 Korintus 15:7
Kisah Para Rasul 7:55–56
Kisah Para Rasul 9:4–6; 1 Korintus
9:1; 15:8
Wahyu 1:13–18
Tugasi setiap siswa satu atau dua baris pada bagan. Mintalah mereka untuk
menelaah petikan-petikan tulisan suci pada bari-baris yang ditugaskan kepada
mereka dan mengidentifikasi siapa yang dikunjungi oleh Juruselamat yang telah
bangkit. Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk melaporkan apa
yang mereka temukan. Karena waktu yang terbatas, imbaulah para siswa untuk
menyampaikan laporan mereka secara ringkas. Kemudian bahaslah
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Dalam kegiatan ini, apa yang Anda pelajari tentang banyak penampakan diri
dari Juruselamat yang telah bangkit dan apa yang masing-masing
individu alami?
• Selain petikan-petikan ini, siapa lagi saksi lain bagi Yesus Kristus yang telah
bangkit yang dapat ditemukan dalam tulisan suci? (Para siswa mungkin
menyebutkan para saksi dari orang-orang Nefi atau Nabi Joseph Smith).
• Mengapa penting untuk mengetahui bahwa ada banyak saksi bagi Juruselamat
yang telah bangkit? (Pastikan para siswa memahami kebenaran berikut: Karena
banyak individu telah menyaksikan Yesus Kristus yang telah bangkit,
kita dapat memiliki keyakinan bahwa Dia hidup dan bahwa kita, juga,
akan hidup kembali setelah kita mati).
Untuk membantu para siswa memahami dengan lebih baik implikasi-implikasi
ajaran dari Kebangkitan Juruselamat dan mengapa, seperti yang Joseph Smith
ajarkan, semua asas yang lain adalah tambahan terhadap kematian dan
Kebangkitan Yesus Kristus, berikan setiap siswa salinan dari pernyataan berikut
oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah
seorang siswa untuk membacakan pernyataan itu dengan lantang.
91
P EL A J A RA N 19
“Seandainya Yesus ternyata benar-benar dibangkitkan, itu selalu diikuti bahwa
Dia adalah makhluk ilahi. Tidak ada makhluk fana yang memiliki kuasa dalam
dirinya sendiri untuk hidup lagi setelah mati. Karena Dia telah dibangkitkan,
Yesus tidak hanya bisa menjadi tukang kayu, guru, rabi, atau nabi. Karena Dia
telah dibangkitkan, Yesus harus menjadi Allah, bahkan Putra Tunggal Bapa.
“Oleh karena itu, apa yang Dia ajarkan benar adanya; Allah tidak dapat berdusta
[lihat Enos 1:6].
“Oleh karena itu, Dia adalah Pencipta bumi, sebagaimana yang Dia firmankan [lihat, misalnya,
3 Nefi 9:15].
“Oleh karena itu, surga dan neraka adalah nyata, sebagaimana yang Dia ajarkan [lihat,
misalnya, A&P 76].
“Oleh karena itu, ada dunia roh yang Dia kunjungi setelah kematian-Nya [lihat A&P 138].
“Oleh karena itu, Dia akan datang lagi, sebagaimana para malaikat katakan [lihat Kisah Para
Rasul 1:10–11], dan ‘memerintah secara pribadi di atas bumi’ [Pasal-Pasal Kepercayaan 1:10;
lihat juga Penuntun bagi Tulisan Suci, “Yesus Kristus, Pemerintahan milenium Kristus”].
“Oleh karena itu, ada kebangkitan dan penghakiman terakhir bagi semua [lihat, misalnya, 2 Nefi
9:15].
“Mengingat kenyataan tentang Kebangkitan Kristus, keraguan terhadap kemahakuasaan,
kemahatahuan, dan kemurahan Allah Bapa—yang memberikan Putra Terkasih-Nya untuk
penebusan dunia—adalah tak beralasan. Keraguan mengenai makna dan tujuan hidup adalah
tak berdasar. Yesus Kristus sesungguhnya adalah satu-satunya nama atau cara yang melaluinya
keselamatan dapat datang kepada umat manusia. Kasih karunia Kristus adalah nyata, yang
menyediakan pengampunan dan pembersihan kepada pendosa yang bertobat. Iman benar-benar
lebih dari imajinasi atau invensi psikologis. Ada kebenaran hakiki dan universal, dan ada
standar-standar moral yang objektif dan tak berubah sebagaimana diajarkan oleh Dia.
“Dengan kenyataan Kebangkitan Kristus, pertobatan dari pelanggaran apa pun dari hukum serta
perintah-Nya adalah mungkin dan urgen. Mukjizat Juruselamat adalah nyata, demikian juga
janji-Nya kepada para murid-Nya agar mereka boleh melakukan yang sama, dan bahkan
pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar [lihat Yohanes 14:12] .… Mengingat kenyataan tentang
Kebangkitan Kristus, kematian bukan akhir kita, dan meskipun ‘kulit tubuh [kita] sangat rusak,
tanpa daging [kita] pun [kita] akan melihat Allah,’ [Ayub 19:26]” (“Kebangkitan Yesus Kristus,”
Ensign atau Liahona, Mei 2014, 113, 114).
• Bagaimana pernyataan Penatua Christofferson mengilustrasikan tempat utama
Kebangkitan Juruselamat dalam ajaran Injil yang dipulihkan?
Untuk membantu para siswa memahami lebih baik bagaimana kenyataan
Kebangkitan dapat memengaruhi mereka secara pribadi, perlihatkan pernyataan
berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul dan mintalah
seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
92
PE LAJ ARAN 19
“‘Harapan yang hidup’ yang diberikan kepada kita oleh kebangkitan adalah
keyakinan kita bahwa kematian bukan akhir dari identitas kita tetapi hanya
sebuah langkah yang perlu dalam transisi yang ditakdirkan dari kefanaan ke
kebakaan. Harapan ini mengubah seluruh sudut pandang tentang
kehidupan fana .…
“Kepastian akan kebangkitan memberi kita kekuatan dan sudut pandang untuk
menanggung tantangan-tantangan fana yang dihadapi oleh kita masing-masing dan oleh
mereka yang kita kasihi, hal-hal seperti kekurangan fisik, mental, atau emosional yang kita bawa
bersama kita sejak lahir atau yang diperoleh selama kehidupan fana. Karena kebangkitan, kita
tahu bahwa kekurangan-kekurangan fana ini hanyalah sementara!
“Kepastian kebangkitan juga memberi kita insentif yang kuat untuk menaati perintah-perintah
Allah selama kehidupan fana kita” (“Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 15).
• Mengapa penting bagi kita masing-masing untuk mengembangkan kesaksian
tentang kenyataan akan Kebangkitan? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi
asas berikut: Karena Kebangkitan Yesus Kristus, kita dapat memiliki
harapan dan sudut pandang kekal sewaktu kita menghadapi tantangan
dan pencobaan hidup).
• Dalam hal-hal apakah pemahaman tentang Kebangkitan telah membawa
harapan atau sukacita kepada Anda atau seseorang yang Anda kenal?
Bagikan pernyataan berikut oleh Presiden David O. McKay (1873–1970):
“Selama dua setengah tahun [para Rasul] telah diteguhkan serta diilhami karena
kehadiran Kristus. Tetapi sekarang Dia telah pergi. Mereka ditinggalkan
sendirian, dan mereka tampak bingung serta tidak berdaya .…
“Apa yang tiba-tiba mengubah para murid ini untuk menjadi para pengkhotbah
Injil Yesus Kristus yang percaya diri, tidak gentar, dan gagah berani? Itu
disebabkan oleh wahyu bahwa Kristus telah bangkit dari kubur” (Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: David O. McKay [2003], 75).
Undanglah para siswa untuk memikirkan seseorang yang mereka kenal yang
mungkin bisa diperkuat dengan mendengarkan pesan tentang Kebangkitan.
Imbaulah para siswa untuk mencari waktu di waktu yang dekat untuk membahas
perasaan dan kesaksian mereka dengan orang itu.
Bacaan Siswa
• Lukas 24:1–48; Yohanes 20; 1 Korintus 15:1–29, 54–58.
• Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16.
93
PELAJARAN 20
Juruselamat Melayani
kepada “Domba-Domba
Lain”-Nya
Pendahuluan
Sebagaimana disaksikan dalam “Kristus yang Hidup:
Kesaksian dari Para Rasul,” Juruselamat “melayani di antara
‘domba-domba lain’ (Yohanes 10:16) di Amerika kuno”
(Ensign atau Liahona, April 2000, 3; lihat juga 3 Nefi
11:1–17). Sewaktu kita menelaah catatan Kitab Mormon
tentang pelayanan Juruselamat, kita belajar bagaimana Dia
melayani kepada para murid-Nya di setiap bangsa dan
berupaya mengangkat serta memelihara mereka satu
demi satu.
Bacaan Latar Belakang
• Ronald A. Rasband, “One by One,” Ensign, November 2000, 29–30.
Saran untuk Pengajaran
Yohanes 10:14–16; 3 Nefi 15:16–21; 16:1–3
Yesus Kristus mengajarkan kepada orang-orang Yahudi tentang
“domba-domba lain”
Perlihatkan bola dunia atau peta dunia,
dan undanglah seorang siswa untuk
mengidentifikasi di mana Yesus Kristus
melaksanakan pelayanan-Nya di antara
orang-orang Yahudi (negara Israel
zaman modern di Timur Tengah).
Mintalah para siswa membuka Yohanes
10 dan membaca sepintas lalu beberapa
ayat, mencari apa yang Yesus ajarkan
tentang diri-Nya dan hubungan-Nya
dengan mereka yang mengikuti-Nya.
Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan. (Para siswa
hendaknya melaporkan bahwa Dia adalah Gembala yang Baik, Dia mengenal
domba-domba-Nya, mereka mengenal suara-Nya, Dia mengumpulkan mereka ke
dalam kandang domba-Nya, dan seterusnya). Kemudian undanglah seorang siswa
untuk membaca Yohanes 10:14–16 dengan lantang sementara kelas mengikuti.
Tanyakan kepada para siswa:
• Apa yang Yesus katakan tentang “domba-domba lain”-Nya?
• Siapa yang Juruselamat rujuk dengan “domba-domba lain”?
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang 3 Nefi
15:16–21. Kemudian tanyakan:
94
PE LAJ ARAN 20
• Apa kebenaran-kebenaran penting yang Yesus ungkapkan kepada orang-orang
Nefi tentang “domba-domba lain”? (Satu kebenaran adalah bahwa ketika
Yesus berbicara kepada orang-orang Yahudi tentang “domba-domba lain,”
Dia merujuk pada umat lain yang mengikuti-Nya, termasuk keturunan
Lehi yang tinggal di Benua Amerika).
• Mengapa orang-orang Yahudi di Yerusalem tidak mengetahui tentang
“domba-domba lain”?
Tunjukkan Benua Amerika di peta, dan kemudian undanglah para siswa membaca
dalam hati 3 Nefi 16:1–3 dan Mosia 27:30. Setelah waktu yang cukup, tanyakan:
• Di mana lagi Juruselamat mengatakan Dia akan menyatakan diri-Nya kepada
umat-Nya?
• Mengapa penting untuk mengetahui bahwa Juruselamat akan mengunjungi
“domba-domba”-Nya di bangsa-bangsa lain? (Klarifikasi bahwa walaupun
Juruselamat mungkin telah mengunjungi umat atau bangsa-bangsa lain secara
pribadi, paling sering Juruselamat menyatakan diri-Nya melalui pelayanan Roh
Kudus. Tekankan kepada para siswa bahwa dengan melayani
domba-domba-Nya, Yesus menolong menggenapi perjanjian Bapa-Nya untuk
mengumpulkan mereka kembali ke hadirat-Nya).
Bersaksilah bahwa Yesus Kristus mengasihi kita semua dan akan menyatakan
diri-Nya kepada semua orang yang dikelompokkan di antara
domba-domba-Nya. Dia berupaya mengumpulkan semua anak Bapa
Surgawi, di mana pun mereka mungkin berada, kembali ke hadirat Bapa.
3 Nefi 11:8–17
Yesus Kristus melayani para pengikut-Nya secara individu
Baca 3 Nefi 11:8–17 dengan lantang, dan undanglah para siswa untuk mengikuti
bersama dan membayangkan atau memvisualisasikan sedang berada di bait suci di
tanah Kelimpahan . Setelah Anda membaca, tanyakan kepada para siswa apa yang
paling mengesankan mereka tentang perkataan dan tindakan Juruselamat dalam
ayat-ayat ini. Jika diperlukan, ajukan beberapa atau semua pertanyaan berikut:
• Menurut Anda apakah yang Yesus Kristus ingin khalayak ramai di bait suci
pelajari tentang-Nya pada hari itu? (Di antara kebenaran-kebenaran lain, para
siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Juruselamat melayani para
pengikut-Nya “satu demi satu” [3 Nefi 11:15; lihat juga 3 Nefi 17:21]).
Mempertimbangkan ada kira-kira 2.500 orang dalam khalayak ramai (lihat 3 Nefi
17:25), apa yang diajarkan kepada kita tentang kepedulian-Nya kepada kita
masing-masing melalui undangan Juruselamat kepada setiap orang untuk
merasakan luka-luka di pinggang, tangan, dan kaki-Nya?
• Bagaimana undangan Yesus Kristus dalam 3 Nefi 11:14 berlaku bagi kita
masing-masing di zaman sekarang?
• Bagaimana menurut Anda itu akan memengaruhi Anda melihat dan
menyentuh luka-luka Juruselamat?
95
P EL A J A RA N 20
Untuk contoh yang mengilustrasikan minat Tuhan terhadap kita secara individu,
Anda bisa membagikan pengalaman berikut, sebagaimana diceritakan oleh
Penatua Ronald A. Rasband dari Presidensi Tujuh Puluh:
“Selama bulan-bulan terakhir misi kami …, kami mengalami sebuah peristiwa
yang sekali lagi mengajarkan asas yang mendalam ini bahwa kita masing-masing
dikenal dan dikasihi oleh Allah.
“Penatua Neal A. Maxwell datang ke New York City untuk beberapa urusan
Gereja, dan kami diberi tahu bahwa dia juga ingin mengadakan konferensi misi.
Kami sangat senang memiliki kesempatan ini untuk mendengar dari salah
seorang hamba yang dipilih Tuhan. Saya diminta untuk memilih salah seorang misionaris kami
untuk memberikan doa pembuka untuk pertemuan itu. Saya bisa saja memilih secara acak salah
seorang misionaris untuk berdoa, tetapi saya merasa perlu untuk merenungkan dan memilih
dengan penuh doa seseorang yang Tuhan ingin saya minta. Saya memeriksa daftar nama
misionaris, sebuah nama tertera dengan mencolok di hadapan saya: Penatua Joseph Appiah dari
Accra, Ghana. Dia adalah orang yang saya rasa Tuhan inginkan untuk berdoa dalam
pertemuan itu.
“Sebelum konferensi misi, saya sedang mengadakan wawancara terjadwal secara teratur dengan
Penatua Appiah dan memberi tahu dia tentang dorongan roh yang telah saya terima agar
meminta dia untuk berdoa. Dengan kekaguman dan kerendahan hati yang terlihat di matanya,
dia mulai menangis dengan begitu mendalam. Agak terkejut atas reaksinya, saya mulai memberi
tahu dia bahwa tidak apa-apa dan dia tidak harus berdoa, ketika dia memberi tahu saya bahwa
dia dengan senang hati akan mengucapkan doa, bahwa emosinya disebabkan oleh kasih yang
dia miliki bagi Penatua Maxwell. Dia memberi tahu saya bahwa Rasul ini sangat istimewa bagi
para Orang Suci di Ghana dan bagi keluarganya sendiri. Penatua Maxwell telah memanggil
ayahnya untuk menjadi presiden distrik di Accra serta telah memeteraikan ibu dan ayahnya di
Bait Suci Salt Lake.
Nah, saya tidak tahu apa pun tentang apa yang baru saja saya ceritakan tentang misionaris ini
atau keluarganya, tetapi Tuhan tahu dan mengilhami seorang presiden misi atas nama satu
misionaris untuk memberikan kenangan seumur hidup dan pengalaman yang membangun
kesaksian” (“One by One,” Ensign, November 2000, 29–30).
Berikan waktu sejenak kepada para siswa untuk merujuk kembali ke 3 Nefi
11:15–17. Kemudian tanyakan:
• Kapan Anda merasakan bahwa Bapa Surgawi dan Yesus Kristus mengenal
Anda secara pribadi?
• Apa yang khalayak ramai lakukan di bait suci setelah menerima kesaksian
pribadi dan individu tentang keilahian Juruselamat?
Tanyakan kepada para siswa apakah ada di antara mereka yang ingin memberikan
kesaksian tentang Juruselamat dan kasih yang mereka rasakan dari-Nya.
Bersaksilah bahwa walaupun kita belum secara fisik menyentuh tangan dan kaki
Juruselamat, Dia masih melayani kita dengan cara pribadi. Imbaulah para siswa
untuk merenungkan bagaimana mereka dapat berterima kasih kepada Bapa
Surgawi dan Yesus Kristus atas kasih yang telah mereka rasakan secara pribadi
dari Mereka.
96
PE LAJ ARAN 20
3 Nefi 11–28
Juruselamat melayani di antara orang-orang Nefi
Untuk membantu para siswa mengenali aspek-aspek penting lain dari pelayanan
Juruselamat di antara orang-orang Nefi, berikan mereka waktu beberapa menit
untuk membaca dengan cepat pengantar bab untuk 3 Nefi 11–28. Mintalah kelas
untuk mengidentifikasi dan menulis unsur-unsur penting dari pelayanan
Juruselamat di antara orang-orang Nefi. Sewaktu para siswa menyelidiki,
berjalanlah berkeliling ruangan dan mengamati temuan-temuan mereka. Jika ada
di antara mereka yang mengalami kesulitan untuk jawaban, imbaulah mereka
untuk mencari salah satu petikan berikut (kata-kata di dalam tanda kurung hanya
untuk digunakan oleh guru):
3 Nefi 11:19–27 (memberikan wewenang imamat kepada para murid-Nya)
3 Nefi 11:31–40 (menyatakan ajaran-Nya)
3 Nefi 12–14 (mengajarkan hal yang sepadan dengan Khotbah-Nya di Bukit
dalam Perjanjian Baru)
3 Nefi 17:5–25 (menyembuhkan banyak orang dan melayani anak-anak)
3 Nefi 18:1–12 (memberkati sakramen)
3 Nefi 19:19–29 (berdoa bagi dua belas murid orang Nefi)
3 Nefi 20:24–29 (mengajarkan perihal perjanjian Bapa untuk
mengumpulkan Israel)
3 Nefi 23 (memerintahkan agar tulisan suci tertentu ditambahkan pada catatan
bangsa Nefi)
3 Nefi 27:1–10 (memerintahkan agar Gereja disebut dengan nama-Nya)
Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk membagikan apa yang
telah mereka temukan dalam penyelidikan tulisan suci mereka. Sementara para
siswa menjelaskan unsur-unsur dari pelayanan Juruselamat yang mereka
identifikasi, pertimbangkanlah untuk menggunakan beberapa atau semua dari
pertanyaan-pertanyaan berikut untuk melanjutkan pembahasan kelas:
• Apa dampak yang mungkin dimiliki oleh aspek pelayanan Juruselamat ini pada
orang-orang?
• Mengapa akan bermanfaat untuk mengenali dan mempelajari apa yang Yesus
Kristus lakukan sebagai pemimpin atau guru?
Undanglah para siswa untuk merenungkan pertanyaan berikut dan menuliskan
pemikiran mereka:
• Mempertimbangkan apa yang telah Anda pelajari hari ini, menurut Anda
apakah yang Bapa Surgawi ingin Anda lakukan untuk mengikuti teladan Yesus
Kristus dalam cara Anda melayani mereka yang ada di sekitar Anda, termasuk
orang asing, keluarga, teman, atau mereka yang Anda layani dalam panggilan
Gereja Anda?.
Akhiri dengan memberikan kesaksian Anda tentang kebenaran-kebenaran yang
diajarkan di kelas hari ini.
97
P EL A J A RA N 20
Bacaan Siswa
• Yohanes 10:11–16; 3 Nefi 11:1–17; 15:16–21; 16:1–3.
• Ronald A. Rasband, “One by One,” Ensign, November 2000, 29–30.
98
PELAJARAN 21
Yesus Kristus
Mengorganisasi Gereja-Nya
Pendahuluan
Selama tiga tahun pelayanan fana-Nya, Yesus Kristus
menganugerahkan kunci-kunci imamat kepada Dua Belas
Rasul-Nya. Dengan kunci-kunci ini, Gereja Yesus Kristus
“dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi” (Efesus
2:20). Pelajaran ini membahas bagaimana, setelah
Kebangkitan-Nya, Juruselamat terus membimbing serta
mengarahkan para Rasul-Nya dan Gereja-Nya melalui
pelayanan Roh Kudus sehingga mereka dapat membantu
menggenapi perjanjian Abraham untuk mengumpulkan Israel
yang tercerai-berai.
Bacaan Latar Belakang
• Jeffrey R. Holland, “Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,” Ensign atau Liahona,
November 2004, 6–9.
Saran untuk Pengajaran
Matius 10:1–4; 16:19; 17:3–7; 18:18; Efesus 2:19–20; 4:11–14
Yesus Kristus mengorganisasi Gereja-Nya di atas landasan para rasul dan nabi
Perlihatkan kepada para siswa sebuah kunci atau seperangkat kunci, dan tanyakan
apa yang kita maksud ketika kita menggunakan kata kunci-kunci dalam konteks
Injil. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang
petikan-petikan dalam rangkaian tulisan suci berikut. Mintalah kelas untuk
mengikuti dan mengidentifikasi peristiwa utama yang digambarkan atau
disinggung dalam tiap petikan.
Matius 10:1–4 (Para Rasul dipanggil dan diberi kewenangan)
Matius 16:19 (Kunci-kunci imamat dijanjikan kepada Petrus [lihat Penuntun
bagi Tulisan Suci, “Kunci-Kunci Imamat”; scriptures.lds.org]).
Matius 17:3–7 (“Juruselamat, Musa, dan Elias [Elia], memberikan kunci-kunci
kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes, di atas gunung, sewaktu mereka diubah
rupa di hadapan-Nya” [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 119]).
Matius 18:18 (Rujukan mengenai mengikat serta melepaskan di bumi dan di
surga yang menyinggung tentang kunci-kunci imamat juga dijanjikan kepada
para Rasul lainnya).
Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa “kunci-kunci” yang disebutkan atau
disinggung dalam petikan-petikan ini sinonim dengan kuasa pemeteraian (lihat
Boyd K. Packer, The Holy Temple [1980], 81–87).
Tanyakan kepada para siswa:
• Apa yang dimaksud dengan kunci-kunci imamat?
• Mengapa penting bahwa para Rasul memegang kunci-kunci imamat?
99
P EL A J A RA N 21
Mintalah seorang siswa untuk membaca pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H.
Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“‘Kunci-kunci imamat adalah wewenang yang telah Allah berikan kepada [para
pemegang] imamat untuk mengarahkan, mengontrol, dan mengatur penggunaan
imamat-Nya di bumi’ [Buku Pegangan 2: Mengelola Gereja [2010], 2.1.1]. Setiap
tindakan atau tata cara yang dilaksanakan di Gereja dilakukan di bawah
wewenang langsung atau tidak langsung dari seseorang yang memegang
kunci-kunci untuk pelaksanaan tersebut. Sebagaimana Penatua M. Russell
Ballard telah jelaskan, ‘Mereka yang memiliki kunci-kunci imamat … secara harfiah
memungkinkan bagi semua yang dengan setia melayani di bawah arahan mereka untuk
melaksanakan wewenang imamat dan memiliki akses pada kuasa imamat’ [M. Russell Ballard,
“Men and Women in the Work of the Lord,” New Era, April 2014, 4; Liahona, April 2014, 48]”
(“Kunci-Kunci dan Wewenang Keimamatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 49–50).
• Dengan cara-cara apakah kunci-kunci imamat memberkati para anggota Gereja
secara individu?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Efesus 2:19–20 dengan lantang.
Kemudian tanyakan kepada anggota kelas:
• Apa yang kita pelajari dari petikan ini tentang landasan Gereja Juruselamat?
(Para siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Yesus Kristus,
yang adalah batu penjuru utama, mengorganisasi Gereja-Nya di atas
landasan para rasul dan nabi).
• Apa fungsi landasan dan batu penjuru untuk sebuah bangunan? (Landasan
memberikan kekuatan dan penopang untuk bangunan. Sewaktu batu pertama
ditempatkan di sebuah landasan, batu penjuru adalah titik rujukan untuk
penempatan semua batu landasan lainnya dan menentukan posisi seluruh
bangunan. Itu juga membantu memasang dinding-dinding di tempatnya).
Undanglah para siswa untuk membahas dengan seseorang yang duduk di
sebelahnya pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Dalam hal apakah Yesus Kristus adalah “batu penjuru utama” Gereja?
• Apa yang tulisan suci ini ajarkan kepada kita tentang hubungan antara
Juruselamat (batu penjuru) dengan para rasul dan nabi (landasan)?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Efesus 4:11-14 dengan lantang.
Mintalah kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi alasan-alasan yang Paulus
berikan mengapa kita membutuhkan para rasul, nabi, dan pemimpin Gereja
lainnya untuk membimbing para Orang Suci.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
100
PE LAJ ARAN 21
“Untuk menegakkan gereja yang akan terus berada di bawah pengarahan-Nya
bahkan setelah Dia diangkat dari bumi, Yesus ‘pergi … ke bukit untuk berdoa
dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
“‘Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara
mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul’ [Lukas 6:12–13].
“Selanjutnya, Paulus akan mengajarkan bahwa Juruselamat, dengan mengetahui
kematian-Nya yang tak terelakkan, telah melakukan ini untuk memberi Gereja ‘dasar … para
rasul dan para nabi’ [lihat Efesus 2:19–20]. Para Pemimpin dan pejabat Gereja lainnya ini akan
melayani di bawah pengarahan Kristus yang telah bangkit.
“Mengapa? Di antara alasan-alasan lain, agar ‘kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dan
dalam kelicikan mereka yang menyesatkan’ [Efesus 4:14]” (“Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,” Ensign
atau Liahona, November 2004, 6–7).
• Dalam hal-hal apakah Anda telah melihat para rasul dan nabi modern
memberikan landasan yang kuat dan kestabilan bagi Gereja?
Kisah Para Rasul 2:1–6, 14–26; 4:1–13, 18–21; Kisah Para Rasul 10:9–20,
25–28, 34–35, 44–48; Kisah Para Rasul 15:1–20
Yesus Kristus membimbing para Rasul melalui Roh Kudus
Mintalah seorang siswa untuk membaca Kisah Para Rasul 1:1–2dengan lantang.
Kemudian tanyakan kepada anggota kelas:
• Bagaimana Lukas mengatakan bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit
melanjutkan untuk memimpin para Rasul-Nya setelah Kenaikan-Nya ke surga?
(Dia memberikan perintah-perintah dan petunjuk melalui Roh Kudus).
Bersaksilah bahwa setelah Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke surga, Yesus
Kristus membimbing para Rasul melalui pelayanan Roh Kudus. Untuk
membantu para siswa melihat contoh-contoh tentang bimbingan ini, bagilah kelas
ke dalam empat kelompok dan berikan kepada mereka tugas-tugas berikut:
• Menelaah Kisah Para Rasul 2:1–6, 14–26, untuk mencari bagaimana Roh Kudus
membantu Petrus dan para Rasul pada hari Pentakosta.
• Menelaah Kisah Para Rasul 4:1–13, 18–21, untuk mencari bagaimana Roh
Kudus menolong Petrus menanggapi para pemimpin Yahudi.
• Menelaah Kisah Para Rasul 10:9–20, 25–28, 34–35, 44–48, untuk mencari
bagaimana sebuah perubahan penting dalam Gereja diungkapkan
kepada Petrus.
• Menelaah Kisah Para Rasul 15:1–20, untuk mencari bagaimana wahyu
sebelumnya dari Yesus Kristus melalui Roh Kudus memengaruhi keputusan
Petrus dan dukungan yang para pemimpin Gereja lain berikan untuk keputusan
ini pada konferensi di Yerusalem.
Setelah waktu yang cukup, mintalah para individu dari setiap kelompok untuk
merangkum apa yang mereka baca dan menjelaskan bagaimana Yesus Kristus
membimbing para pemimpin Gereja melalui pelayanan Roh Kudus. Jelaskan
101
P EL A J A RA N 21
bahwa Roh Kudus melaksanakan tugas-tugas-Nya di bawah arahan Juruselamat
(lihat Yohanes 16:13–14).
Pertimbangkanlah untuk menggunakan 3 Nefi 19:7–9, 19–20 untuk
memperlihatkan bahwa para pemimpin Gereja yang kita baca dalam Kitab
Mormon juga menerima bantuan Roh Kudus dalam pelayanan mereka.
Bahaslah bersama para siswa pertanyaan berikut:
• Bagaimana Anda akan menjelaskan kepada seseorang mengapa penting untuk
mengetahui bahwa setelah kematian-Nya, Yesus Kristus terus membimbing
para Rasul-Nya?
Yesus Kristus mengarahkan para pemimpin Gereja pada zaman sekarang
melalui Roh Kudus
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Thomas S. Monson dan Presiden
Henry B. Eyring dari Presidensi Utama (atau bagikan kepada anggota kelas), dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Saya bersaksi … bahwa Juruselamat kita Yesus Kristus adalah kepala Gereja ini,
yang menyandang nama-Nya. Saya tahu bahwa pengalaman termanis dalam
sepanjang kehidupan ini adalah untuk merasakan bisikan-bisikan-Nya sewaktu
Dia memimpin kita dalam perkembangan pekerjaan-Nya” (Thomas S. Monson,
“Melihat ke Belakang dan Maju Terus,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 88).
“Wahyu dan ilham telah datang kepada [Presiden Thomas S. Monson] di
hadapan saya, yang menegaskan kepada saya bahwa Allah menghormati
[kunci-kunci imamat yang nabi pegang]. Saya adalah saksinya” (Henry B. Eyring,
“Gereja yang Benar dan Hidup,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 24).
• Bagaimana pernyataan ini mengilustrasikan hubungan antara Gereja di masa
Perjanjian Baru dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman
Akhir? (Bantulah para siswa memahami kebenaran berikut: Sama seperti
Yesus Kristus mengarahkan para Rasul-Nya di masa Perjanjian Baru, Dia
mengarahkan para pemimpin Gereja di zaman sekarang melalui berbagai
cara, termasuk pelayanan Roh Kudus).
Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah kelas untuk
mengidentifikasi dan memikirkan tentang mengapa para pemimpin Gereja perlu
untuk diarahkan oleh Juruselamat.
102
PE LAJ ARAN 21
“Dasar kerasulan dan kenabian Gereja adalah untuk memberkati di segala masa,
namun terutama pada saat-saat kemalangan atau bahaya, saat-saat ketika kita
mungkin merasa seperti anak-anak, bingung atau tersesat, barangkali sedikit
takut, saat-saat di mana tangan kotor orang atau kedengkian iblis akan berusaha
membingungkan atau menyesatkan Menghadapi saat-saat seperti itu, yang
mungkin datang di zaman modern ini, Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas
Rasul ditugaskan oleh Allah serta didukung oleh Anda sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu,
dengan Presiden Gereja yang didukung sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu, Rasul senior, serta
satu-satunya orang yang diwenangkan untuk menjalankan semua kunci wahyu dan administratif
bagi Gereja. Pada zaman Perjanjian Baru, zaman Kitab Mormon, dan zaman modern, para
pejabat ini membentuk batu dasar bagi Gereja yang benar, yang ditempatkan di sekeliling dan
memperoleh kekuatannya dari batu penjuru utama, ‘batu karang Penebus, yang adalah [Yesus]
Kristus, Putra Allah’ [Helaman 5:12]” (“Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,” Ensign atau Liahona,
November 2004, 7).
Tindaklanjuti dengan mengajukan kepada para siswa beberapa atau semua
pertanyaan berikut:
• Menurut Anda apakah yang dimaksud bahwa para pejabat ketua Gereja
“ditempatkan di sekeliling” dan memperoleh kekuatan dari batu penjuru
utama, Yesus Kristus?
• Bukti apakah yang telah Anda lihat atau kapankah Anda telah merasakan
bahwa Juruselamat mengarahkan mereka yang mengetuai Gereja di zaman
sekarang?
• Dalam hal-hal apakah berperan serta dalam konferensi umum telah menolong
Anda datang kepada Kristus dan membangun di atas landasan para rasul
dan nabi?
Perlihatkan atau tulislah pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis. Undanglah
para siswa untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan itu dan kemudian menulis
dalam jurnal pribadi atau jurnal penelaahan tulisan suci mereka sebuah rencana
untuk meningkatkan bidang-bidang itu.
Apa yang dapat saya lakukan untuk memperkuat kesaksian saya tentang para
Rasul modern Juruselamat?
Dalam hal-hal apakah saya dapat lebih bersandar kepada para nabi modern
sehingga saya dapat berlandaskan pada Yesus Kristus?
Bacaan Siswa
• Matius 10:1–4; 16:19; 17:3–7; 18:18; Kisah Para Rasul 2:1–6, 14–26; 4:1–13,
18–21; Kisah Para Rasul 10:9–20, 25–28, 34–35, 44–48; Kisah Para Rasul
15:1–11, 13–19; Efesus 2:19–20; 4:11–14.
• Jeffrey R. Holland, “Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,” Ensign atau Liahona,
November 2004, 6–9.
103
PELAJARAN 22
Bapa dan Putra
Menampakkan Diri kepada
Joseph Smith
Pendahuluan
“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul” menyatakan:
“Di dunia modern, [Yesus Kristus] dan Bapa-Nya
menampakkan diri kepada anak muda Joseph Smith,
mengawali ‘dispensasi kegenapan waktu’ yang telah lama
dijanjikan (Efesus 1:10)” (Ensign atau Liahona, April
2000, 3). Pelajaran ini akan memfokuskan pada peran sentral
Penglihatan Pertama dalam ajaran Gereja Yesus Kristus dari
Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan peran Juruselamat dalam
penglihatan itu. Pelajaran ini juga akan menekankan bahwa
mempelajari Penglihatan Pertama memperkuat iman kita
kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Gordon B. Hinckley, “Landasan Menakjubkan Iman Kita,” Ensign atau Liahona,
November 2002, 78–81.
• Dieter F. Uchtdorf, “Buah dari Penglihatan Pertama,”Ensign atau Liahona, Mei
2005, 36–38.
• Neil L. Andersen, “Joseph Smith,” Ensign atau Liahona, November 2014, 28–31.
Saran untuk Pengajaran
Joseph Smith—Sejarah 1:14–17
Joseph Smith melihat Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus.
Tetapkan konteks pelajaran ini dengan meninjau secara ringkas Joseph
Smith—Sejarah 1:5–12. Kemudian mintalah para siswa mempersamakan petikan
ini dengan zaman kita dengan menjelaskan keserupaan antara pengalaman Joseph
Smith dalam mencari kebenaran dengan pengalaman mereka yang mencari
kebenaran di zaman kita. (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: Terdapat
banyak perselisihan di antara berbagai gereja. Joseph Smith tidak sanggup
mengetahui gereja mana yang benar berdasarkan logika atau kecerdasan. Para
pemimpin keagamaan menafsirkan petikan yang sama secara berbeda).
Undanglah seorang siswa untuk membaca Joseph Smith—Sejarah 1:14–15 dengan
lantang. Kemudian tanyakan kepada anggota kelas:
• Menurut Anda mengapa Setan berusaha mencegah Joseph Smith untuk
berdoa? (Jawaban dapat mencakup yang berikut: Setan mengenal Joseph Smith
sejak dunia prafana dan mengetahui bahwa misi Joseph Smith yang telah
ditetapkan sebelumnya adalah untuk membantu memulihkan kebenaran ke
bumi. Setan berusaha mencegah hal ini terjadi.
104
PE LAJ ARAN 22
Undanglah para siswa untuk membaca Joseph Smith—Sejarah 1:16–17 dalam hati
dan menulis ajaran-ajaran yang muncul dari kesaksian Joseph Smith. Setelah
waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk membagikan ajaran-ajaran yang
mereka identifikasi.
Pertimbangkanlah untuk memperlihatkan pernyataan berikut dari Penatua
Christoffel Golden dari Tujuh Puluh:
“Nabi menulis: ‘Aku melihat dua Sosok, yang kecemerlangan dan kemuliaan
Mereka tak teruraikan, berdiri di atas diriku di udara. Salah seorang dari Mereka
berfirman kepadaku, memanggilku dengan nama dan berfirman, menunjuk
kepada yang lain—Inilah Putra Terkasih-Ku. Dengarlah Dia!’ [Joseph
Smith—Sejarah 1:17.
“Pengalaman yang dimiliki pemuda Joseph ini, diikuti dengan banyak
penglihatan dan wahyu lainnya, mengungkapkan bahwa Allah benar-benar ada; Bapa dan
Putra-Nya, Yesus Kristus, adalah dua makhluk yang terpisah dan berbeda; manusia diciptakan
menurut rupa Allah; Bapa Surgawi kita secara harfiah adalah Bapa dari Yesus Kristus; Allah terus
mengungkapkan diri-Nya kepada manusia; Allah senantiasa dekat dan menaruh perhatian
terhadap diri kita; dan Dia menjawab doa-doa kita” (“Bapa dan Putra,” Ensign atau Liahona,
Mei 2013, 100).
• Bagaimana Anda akan menggambarkan pentingnya Penglihatan Pertama
Joseph Smith dalam teologi Orang Suci Zaman Akhir? (Sewaktu para siswa
menanggapi, tekankan yang berikut: Penglihatan Joseph Smith tentang Bapa
dan Putra memulihkan banyak kebenaran penting ke bumi).
• Bagaimana Anda akan menggambarkan relevansi antara Penglihatan Pertama
Joseph Smith dengan para pencari kebenaran di zaman sekarang?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Seluruh perkara kita sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang
Suci Zaman Akhir bertumpu pada keabsahan Penglihatan Pertama yang mulia ini.
… Tidak ada yang di atasnya kita mendasarkan ajaran kita, tidak ada yang kita
ajarkan, tidak ada yang kita jalankan lebih besar kepentingannya daripada
pernyataan awal ini. Saya menyampaikan bahwa jika Joseph Smith berbicara
dengan Allah Bapa dan Putra Terkasih-Nya, maka semua yang lain yang dia
bicarakan adalah benar. Inilah sendi yang karenanya membuka pintu yang menuntun pada jalan
keselamatan dan kehidupan kekal” (“What Are People Asking about Us?” Ensign, November
1998, 71).
• Mengapa “seluruh perkara kita sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari
Orang-Orang Suci Zaman Akhir” bertumpu pada keabsahan Penglihatan
Pertama? (Para siswa hendaknya memahami bahwa jika laporan Joseph Smith
palsu, maka Pemulihan Gereja Yesus Kristus tidak terjadi; meskipun demikian,
jika laporan Joseph Smith benar, maka Pemulihan telah terjadi dan Injil
yang dipulihkan adalah benar).
105
P EL A J A RA N 22
• Bagaimana Anda telah memperoleh kesaksian tentang kebenaran penuh
Penglihatan Pertama?
Undanglah para siswa untuk mulai memikirkan tentang apa yang mungkin dapat
mereka lakukan untuk berupaya memperoleh penegasan yang diperbarui
mengenai kebenaran penuh Penglihatan Pertama. Pertimbangkanlah untuk
membagikan pernyataan berikut dari Penatua Neil L. Anderson dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Kepada kaum muda yang mendengarkan saat ini atau membaca kata-kata ini di
hari-hari mendatang, saya memberikan tantangan spesifik: Dapatkanlah
kesaksian pribadi mengenai Nabi Joseph Smith .… Bacalah kesaksian Nabi
Joseph Smith di Mutiara yang Sangat Berharga .… Ini adalah kesaksian Joseph
tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Bacalah itu secara sering.
Pertimbangkanlah untuk merekam kesaksian Joseph Smith ini dengan suara
Anda sendiri, dengarkan itu secara reguler, dan bagikan itu kepada teman-teman.
Mendengarkan kesaksian Nabi dalam suara Anda sendiri akan menolong mendatangkan
kesaksian yang Anda cari” (“Joseph Smith,” Ensign atau Liahona, November 2014, 30–31).
Sebelum melanjutkan, jelaskan kepada para siswa bahwa Penglihatan Pertama
bukan waktu satu-satunya Juruselamat mengunjungi Joseph Smith dan yang
lainnya dalam dispensasi ini. Misalnya, Yesus Kristus menampakkan diri kepada
Joseph Smith dan para pemimpin Gereja lainnya beberapa kali selama masa-masa
awal Pemulihan (sebagai contoh, lihat A&P 76:22–24; 110:1–10).
Joseph Smith—Sejarah 1:17–20
“Inilah Putra Terkasih-Ku. Dengarlah Dia!”
Mintalah para siswa untuk meninjau kembali Joseph Smith—Sejarah 1:17, dan
tanyakan kepada mereka apa yang Bapa Surgawi lakukan ketika Dia
menampakkan diri kepada Joseph Smith. (Dia memperkenalkan Putra-Nya). Anda
mungkin ingin menanyakan kepada para siswa apakah mereka pernah memikirkan
mengapa bagian spesifik dari Penglihatan Pertama ini penting. Bacakan kepada
para siswa Anda pernyataan berikut oleh Presiden Joseph Fielding Smith
(1876–1972):
“Semua wahyu sejak kejatuhan telah datang melalui Yesus Kristus .… Bapa tidak
pernah berurusan dengan manusia secara langsung dan secara pribadi sejak
kejatuhan, dan Dia tidak pernah menampakkan diri kecuali untuk
memperkenalkan dan memberikan kesaksian tentang Putra” (Doctrines of
Salvation, disusun oleh Bruce R. McConkie, 3jilid [1954–56], 1:27).
“Ketika Adam berada di Taman Eden, dia berada di hadirat Allah Bapa Kekal kita.
Setelah kejatuhannya, dia dihalau keluar dari hadirat Bapa .… Kemudian, menurut tulisan suci,
Yesus Kristus menjadi Pengacara bagi Adam dan anak-anaknya [lihat 1 Yohanes 2:1; A&P 29:5;
110:4], dan juga Perantara mereka [1 Timotius 2:5; Ibrani 9:15] berdiri di antara umat manusia
dan Bapa yang Kekal, membela perkara kita. Sejak mulai waktu itu adalah Yesus Kristus yang
mengarahkan para hamba-Nya di bumi serta memberikan wahyu dan bimbingan kepada para
nabi. Jika Joseph Smith adalah penipu … dia tidak akan pernah menyatakan bahwa adalah Bapa
106
PE LAJ ARAN 22
yang memperkenalkan Putra, dan meminta dia untuk mengajukan pertanyaan kepada Sang
Putra dan bahwa adalah Putra yang memberikan jawaban” (Answers to Gospel Questions,
disusun oleh Joseph Fielding Smith Jr., 5 vol. [1957–66], 3:58).
• Dalam Penglihatan Pertama, ketika Joseph Smith menanyakan sekte mana yang
benar, Sosok manakah yang menjawab pertanyaannya?
• Menurut Presiden Joseph Fielding Smith, mengapa penting bagi Joseph Smith
untuk mencatat bahwa Bapa Surgawi memperkenalkan Yesus Kristus dan
bahwa Yesus Kristus yang kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan Joseph?
(Para siswa hendaknya memahami kebenaran berikut: Sejak Kejatuhan Adam
dan Hawa, semua wahyu telah datang melalui Yesus Kristus).
• Bagaimana memahami pola wahyu ini memengaruhi kepercayaan Anda pada
kebenaran penuh laporan Nabi tentang penglihatannya?
Penglihatan Pertama menolong kita mengembangkan iman kepada
Yesus Kristus
Undanglah seorang siswa membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh
Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama:
“Inilah caranya Penglihatan Pertama Joseph Smith memberkati kehidupan pribadi
kita, kehidupan keluarga, dan akhirnya kehidupan seluruh keluarga umat
manusia—kita jadi percaya kepada Yesus Kristus melalui kesaksian Nabi Joseph
Smith. Para nabi dan rasul di sepanjang sejarah umat manusia telah memperoleh
penampakan ilahi serupa yang dialami Joseph .…
“… Semua penampakan itu, baik di zaman dahulu maupun zaman modern,
menuntun mereka yang percaya pada sumber ilahi akan semua kebenaran dan
harapan—kepada Allah, Bapa Surgawi kita, serta kepada Putra-Nya, Yesus Kristus .…
“Melalui iman kita dalam kesaksian pribadi mengenai Nabi Joseph Smith dan kenyataan dari
Penglihatan Pertama, melalui pembelajaran dan doa, yang dalam dan sungguh-sungguh, kita
akan diberkati dengan iman yang kuat kepada Juruselamat dunia, yang berbicara kepada Joseph
‘di pagi hari pada suatu hari yang indah, yang terang, di awal musim semi tahun seribu delapan
ratus dan dua puluh’ (Joseph Smith—Sejarah 1:14)” (“Buah dari Penglihatan Pertama,” Ensign
atau Liahona, Mei 2005, 38).
• Menurut Presiden Uchtdorf, berkat apakah yang datang dari mempelajari
tentang Penglihatan Pertama? (Walaupun mereka mungkin menggunakan
kata-kata yang berbeda, para siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut:
Sewaktu kita mempelajari tentang Penglihatan Pertama, kita
mengembangkan iman yang lebih besar kepada Allah Bapa dan
Putra-Nya, Yesus Kristus.
• Bagaimana mempelajari tentang kunjungan Bapa dan Putra kepada Joseph
Smith memperdalam iman kita kepada Mereka? (Jawaban bisa mencakup yang
berikut: Penglihatan Pertama adalah saksi lain bahwa Mereka hidup; itu
meyakinkan kita kembali bahwa Mereka berminat pada urusan-urusan
107
P EL A J A RA N 22
manusia; itu adalah bukti bahwa Mereka mendengarkan dan menjawab
doa-doa).
• Peran apakah yang dimainkan Penglihatan Pertama terhadap kesaksian Anda
tentang Pemulihan?
• Apa yang dapat Anda lakukan pada minggu yang akan datang untuk
memperkuat atau menerima penegasan kesaksian Anda tentang Penglihatan
Pertama?
Tantanglah para siswa untuk meluangkan waktu di hari-hari yang akan datang
untuk merenungkan dan berdoa tentang Penglihatan Pertama. Undanglah mereka
untuk menuliskan pemikiran dan perasaan yang mereka miliki tentang
pengalaman sakral Joseph Smith.
Bacaan Siswa
• Joseph Smith—Sejarah 1:5–26
• Dieter F. Uchtdorf, “Buah dari Penglihatan Pertama,”Ensign atau Liahona, Mei
2005, 36–38.
108
PELAJARAN 23
Juruselamat Memulihkan
Imamat, Gereja, dan
Injil-Nya
Pendahuluan
Para Rasul modern telah bersaksi: “Kami menyatakan
dengan khidmat bahwa imamat [Yesus Kristus] dan
Gereja-Nya telah dipulihkan di atas bumi” (“Kristus yang
Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April
2000, 3). Sewaktu Anda mengajarkan pelajaran ini, bantulah
para siswa memahami bahwa sebagai bagian dari pelayanan
fana-Nya, Juruselamat mengarahkan Pemulihan Injil dan
Gereja-Nya melalui Nabi Joseph Smith. Penelaahan yang
saksama terhadap Ajaran dan Perjanjian mengungkapkan
bahwa Yesus Kristus mengarahkan kerajaan Allah di bumi.
Bacaan Latar Belakang
• James E. Faust, “Pemulihan Segala Sesuatu,” Ensign atau Liahona, Mei 2006,
61–62, 67–68.
• Tad R. Callister, “Apa Cetak Biru dari Gereja Kristus?” (Kebaktian Church
Educational System bagi dewasa muda, 12 Januari 2014); LDS.org.
Saran untuk Pengajaran
Joseph Smith—Sejarah 1:18–20
Yesus Kristus memulihkan Gereja-Nya pada zaman akhir
Mulailah kelas dengan meminta para siswa mendaftar beberapa pertanyaan
penting yang seseorang mungkin tanyakan kepada Bapa Surgawi. Setelah beberapa
tanggapan, undanglah seorang siswa untuk membaca Joseph Smith—Sejarah
1:18–19 dengan lantang. Kemudian tanyakan:
• Pertanyaan apakah yang Joseph Smith ajukan kepada Bapa Surgawi dan Yesus
Kristus?
• Bagaimana Yesus Kristus menanggapi? (Pertimbangkanlah untuk menjelaskan
bahwa ayat 20 mencatat bahwa Juruselamat menegaskan kembali
jawaban-Nya: “Dia kembali melarangku untuk bergabung dengan yang mana
pun darinya”).
• Jika semua gereja “keliru,” apa yang perlu terjadi agar Gereja Tuhan berada di
bumi? (Perlu ada pemulihan dari Gereja Perjanjian Baru Tuhan).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari
Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan
lantang:
109
P EL A J A RA N 23
“Kita percaya Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah
sebuah pemulihan dari Gereja asli yang didirikan oleh Yesus Kristus, yang
dibangun ‘di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai
batu penjuru’ [Efesus 2:20]. Itu bukan pecahan dari gereja lain mana pun”
(“Pemulihan Segala Sesuatu,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 68).
• Apa yang dimaksud ketika kita mengatakan bahwa Gereja Yesus Kristus dari
Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah sebuah pemulihan dari Gereja
Juruselamat yang didirikan di masa Perjanjian Baru?
Beri tahu para siswa bahwa tidak ada cukup waktu di dalam kelas untuk
membandingkan setiap unsur dari Gereja zaman dahulu (maksudnya asli) Tuhan
dengan Gereja yang dipulihkan. Meskipun demikian, Anda mungkin ingin
meminta para siswa meninjau Lukas 6:13; 10:1; Kisah Para Rasul 14:23; Efesus 4:11;
Filipi 1:1; dan Titus 1:5 serta mengidentifikasi unsur-unsur dari struktur organisasi
Gereja zaman dahulu yang juga ada pada Gereja zaman sekarang. (Untuk lebih
banyak contoh, imbaulah para siswa untuk membaca “Apa Cetak Biru dari Gereja
Kristus?” oleh Brother Tad R. Callister, presiden umum Sekolah Minggu, yang
dicantumkan di bagian Bacaan Siswa dari pelajaran ini). Perlihatkan pernyataan
berikut oleh Brother Callister, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya
dengan lantang:
“Jika seseorang ingin mencocokkan … Gereja asli Kristus dengan setiap gereja
di dunia zaman sekarang, dia akan menemukan bahwa titik ke titik, organisasi ke
organisasi, ajaran ke ajaran, tata cara ke tata cara, buah ke buah, dan wahyu ke
wahyu, hanya ada satu yang cocok—Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci
Zaman Akhir” (“Apa Cetak Biru dari Gereja Kristus?” (Kebaktian Church
Educational System bagi dewasa muda, 12 Januari 2014); LDS.org.
• Mengapa penting memiliki kesaksian bahwa Gereja Yesus Kristus dari
Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah sebuah pemulihan dari Gereja asli
Juruselamat? (Kesaksian seperti itu menolong kita mengenali bahwa Gereja
Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah Gereja sejati Tuhan
di bumi zaman sekarang. Karena Tuhan adalah sama kemarin, hari ini, dan
selamanya, kita hendaknya mengharapkan Gereja-Nya berisikan unsur-unsur
yang sama dalam setiap dispensasi).
Ajaran dan Perjanjian 1:17, 38; 18:34–35
Yesus Kristus mengarahkan pekerjaan Pemulihan
Undanglah para siswa untuk membaca sepintas Joseph Smith—Sejarah 1:17 dan
mengidenitfikasi apa yang Bapa Surgawi perintahkan agar Joseph Smith lakukan
(mendengarkan kepada Putra-Nya). Kemudian bacakan dengan lantang
pernyataan berikut oleh Presiden Joseph Fielding Smith (1876–1972):
110
PE LAJ ARAN 23
“Semua wahyu sejak kejatuhan telah datang melalui Yesus Kristus” (Doctrines of
Salvation, disusun oleh Bruce R. McConkie, 3 vol. [1954–56], 1:27).
Untuk mengilustrasikan kebenaran ini, undanglah para siswa untuk membaca
dalam hati Ajaran dan Perjanjian 1:17, 38; 18:34–35 dengan mengingat pertanyaan
berikut: Bagaimana ayat-ayat ini menolong kita memahami dengan lebih baik
kebenaran bahwa Yesus Kristus membimbing dan mengarahkan Gereja-Nya
melalui wahyu? Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk
membagikan apa yang mereka temukan.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Gary J. Coleman dari Tujuh Puluh, dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Ajaran dan Perjanjian adalah perjanjian zaman akhir tentang pelayanan Yesus
Kristus kepada anak-anak Allah melalui para nabi dan hamba Allah, dan itu
mengilustrasikan pola wahyu ilahi yang membimbing Gereja dan para
anggotanya pada zaman sekarang” (“You Shall Have My Word: The Personal
Ministry of Jesus Christ in the Restoration,” dalam You Shall Have My Word:
Exploring the Text of the Doctrine and Covenants, diedit oleh Scott C. Esplin,
Richard O. Cowan, dan Rachel Cope, Simposium Tahunan Sidney B. Sperrry ke-41 Universitas
Brigham Young [2012], 3).
• Menurut Penatua Coleman, mengapa Ajaran dan Perjanjian penting bagi Gereja
pada zaman sekarang? (Itu adalah perjanjian zaman akhir tentang pelayanan
Yesus, dan itu memperlihatkan bagaimana wahyu memimpin Gereja pada
zaman sekarang).
• Menurut Anda mengapa penting bagi anak-anak Bapa Surgawi untuk
memahami kebenaran yang Penatua Coleman ajarkan?
Bersaksilah bahwa penampakan diri Juruselamat, wahyu-wahyu, dan
pelimpahan kuasa dan kunci-kunci imamat selama Pemulihan adalah
bagian yang penting dari pelayanan kekal-Nya. Untuk membantu para siswa
melihat dengan lebih spesifik bagaimana Juruselamat mengarahkan Pemulihan Injil
abadi dan Gereja-Nya pada zaman akhir, perlihatkan bagan berikut atau berikan
kepada para siswa sebagai selebaran (jangan menyertakan ungkapan-ungkapan
dalam tanda kurung):
111
P EL A J A RA N 23
Juruselamat Mengarahkan Pekerjaan Pemulihan
Ajaran-Ajaran Gereja
Tata Cara-Tata
Cara Gereja
Kepemimpinan
Gereja
Pengantar bagian dan ringkasan Ajaran dan
Perjanjian 76 (Kerajaan-kerajaan kemuliaan,
kehidupan setelah kematian)
Ajaran dan Perjanjian
20:37, 72–74
(Persyaratan untuk dan
cara pembaptisan
yang benar)
Ajaran dan Perjanjian
20:38–59 (Tugas-tugas
jabatan keimamatan)
Ajaran dan Perjanjian 84:33–39 (Sumpah dan
perjanjian imamat)
Ajaran dan Perjanjian 128:1, 15, 18 (Baptisan
perwakilan bagi orang mati)
Ajaran dan Perjanjian 131:1– 4 (Pernikahan
selestial perlu untuk permuliaan)
Ajaran dan Perjanjian 137:6–10; 138:29–35
(Mereka yang meninggal tanpa pengetahuan
tentang kebenaran akan memiliki
kesempatan untuk penebusan)
Ajaran dan Perjanjian
20:70 (Pemberkatan
anak-anak)
Ajaran dan Perjanjian
20:75–77, 79
(Pelaksanaan sakramen)
Ajaran dan Perjanjian
124:33–39 (Tata
cara-tata cara bait suci)
Ajaran dan Perjanjian
20:61–62 (Pelaksanaan
konferensi-konferensi
Gereja secara teratur)
Ajaran dan Perjanjian 26:2
(Persetujuan bersama)
Ajaran dan Perjanjian
107:22–27, 33–35,
64 –67, 85–91
(Tugas-tugas
kepemimpinan Gereja)
Ajaran dan Perjanjian
132:7, 15–20
(Pernikahan kekal)
Bagilah kelas menjadi tiga kelompok dan tugasi setiap kelompok satu kolom untuk
ditelaah. Undanglah setiap siswa untuk membaca tiga atau empat dari rujukan
dalam kolom yang ditugaskan kepada mereka dan mempersiapkan diri untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa yang Juruselamat pulihkan ke bumi melalui Nabi Joseph Smith?
• Mengapa asas atau praktik yang Anda temukan adalah penting?
Setelah beberapa menit, undanglah para siswa untuk membagikan apa yang
mereka temukan. Sewaktu mereka membagikan, tekankan bahwa Yesus Kristus
mengarahkan pekerjaan Pemulihan. Jika diperlukan, ajukan
pertanyaan-pertanyaan serupa dengan yang berikut:
• Mengapa penting untuk memahami bahwa Yesus melanjutkan untuk
mengarahkan pekerjaan Gereja-Nya dan para pemimpinnya?
• Apa pengalaman-pengalaman yang telah menolong Anda mengetahui bahwa
Gereja ini adalah Gereja Yesus Kristus?
Jika waktunya memungkinkan, mintalah seorang siswa membacakan dengan
lantang Ajaran dan Perjanjian 1:30. Kemudian tanyakan kepada anggota kelas:
• Setelah mempertimbangkan apa yang telah kita bahas hari ini, mengapa Gereja
Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir “satu-satunya gereja yang
sejati dan hidup di atas muka seluruh bumi”? (Karena ini adalah satu-satunya
Gereja di bumi dengan wewenang ilahi untuk mengajarkan Injil sejati Yesus
Kristus, melaksanakan tata cara-tata cara keselamatan yang diperlukan, dan
menerima wahyu yang berkelanjutan melalui para hamba Tuhan yang
ditetapkan).
112
PE LAJ ARAN 23
Untuk mengakhiri pelajaran, pertimbangkanlah untuk meminta seorang siswa
untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:40–42 dengan lantang sementara kelas
mengikuti. Bersaksilah bahwa ayat-ayat ini adalah ringkasan dari pelayanan kekal
Juruselamat. Tantanglah para siswa untuk mempertimbangkan apa yang dapat
mereka lakukan untuk menghormati Yesus Kristus, yang telah melaksanakan
Pendamaian sehingga kita dapat dikuduskan, dibersihkan, dan diselamatkan di
dalam kerajaan Bapa.
Bacaan Siswa
• Ajaran dan Perjanjian 1:17, 38; 18:33–35; Joseph Smith—Sejarah 1:17–20.
• Tad R. Callister, “Apa Cetak Biru dari Gereja Kristus?” (Kebaktian Church
Educational System bagi dewasa muda, 12 Januari 2014); LDS.org.
113
PELAJARAN 24
Dia Hidup!
Pendahuluan
Perihal Juruselamat Yesus Kristus, Nabi Joseph Smith
menyatakan: “Dan sekarang, setelah banyak kesaksian yang
telah diberikan tentang Dia, inilah kesaksian, yang terakhir
dari semuanya, yang kami berikan tentang Dia: Bahwa Dia
hidup!” (A&P 76:22). Tujuan pelajaran ini adalah untuk
membantu para siswa memahami bahwa Juruselamat hidup
saat ini, bahwa Dia adalah Pengacara kita dengan Bapa, dan
bahwa melalui iman kepada-Nya kita menjadi “para putra
dan putri yang diperanakkan bagi Allah” (A&P 76:24; lihat
juga Galatia 3:26).
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 25:1; 76:19–24; 110:1–4
Yesus Kristus hidup saat ini
Bacalah dengan lantang kisah berikut tentang sebuah pengalaman dari Presiden
Lorenzo Snow (1814–1901), sebagaimana dituturkan oleh cucu perempuannya,
Alice Pond:
“‘Di koridor besar yang menuju ke ruangan selestial, saya sedang berjalan
beberapa langkah di depan kakek ketika dia menghentikan saya dan berkata,
“Tunggu sebentar, Allie, kakek ingin memberi tahu kamu sesuatu. Tepat di sinilah
Tuhan Yesus Kristus menampakkan diri kepada kakek pada saat kematian
Presiden Woodruff. Dia memberi petunjuk kepada kakek untuk langsung saja
serta mengorganisasi kembali Presidensi Utama Gereja sesegera mungkin dan
tidak menunggu sebagaimana yang telah dilakukan setelah kematian para presiden sebelumnya,
dan bahwa kakek harus menggantikan Presiden Woodruff.”
“‘Kemudian kakek datang selangkah lebih dekat serta mengulurkan tangan kirinya dan berkata:
“Dia berdiri tepat di sini, kira-kira tiga kaki (satu meter) di atas tanah. Kelihatannya seolah-olah
Dia berdiri di atas sebuah lempengan dari emas yang padat.”
“‘Kakek memberi tahu saya betapa mulianya sosok Juruselamat itu dan menggambarkan
tangan, kaki, air muka dan jubah-Nya yang indah, yang semuanya sedemikian mulianya dalam
putih dan kecemerlangannya sehingga dia nyaris tidak dapat menatap-Nya.
“‘Kemudian [kakek] datang satu langkah lagi lebih mendekat serta menaruh tangan kanannya
ke atas kepala saya dan berkata: “Sekarang, cucu, kakek ingin kamu mengingat bahwa inilah
kesaksian dari kakekmu, bahwa dia memberitahumu dengan bibirnya sendiri bahwa dia dengan
sebenar-benarnya melihat Juruselamat, di sini di dalam Bait Suci, dan berbicara dengan-Nya
berhadapan muka”’ [Alice Pond, dalam LeRoi C. Snow, “An Experience of My Father’s,”
Improvement Era, September 1933, 677]” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Lorenzo Snow [2012],
277).
• Apa pemikiran yang Anda miliki sewaktu Anda mendengarkan kisah ini?
Beri tahulah para siswa bahwa Ajaran dan Perjanjian berisikan dua laporan tentang
Juruselamat yang menampakkan diri kepada orang-orang pada zaman akhir: satu
penampakan diri-Nya kepada Joseph Smith dan Sidney Rigdon di Hiram, Ohio
(lihat A&P 76), dan yang lainnya penampakan diri-Nya kepada Joseph Smith dan
114
PE LAJ ARAN 24
Oliver Cowdery di Bait Suci Kirtland (lihat A&P 110). Tuliskan tiga pertanyaan
berikut di papan tulis:
Apa yang mereka lihat?
Apa yang mereka dengar?
Apa yang mereka pelajari?
Undanglah kelas untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini
dalam tulisan suci. Mintalah separuh dari kelas untuk membaca Ajaran dan
Perjanjian 76:19–24 dan separuh yang lain membaca Ajaran dan Perjanjian 110:1–4.
Setelah waktu yang cukup, undanglah kelas untuk membagikan apa yang mereka
temukan. Tulislah temuan-temuan mereka di papan tulis di bawah pertanyaan
yang sesuai. Kemudian tanyakan:
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan tentang Yesus Kristus? (Para siswa mungkin
mengidentifikasi berbagai ajaran, termasuk yang berikut: Yesus Kristus adalah
makhluk yang hidup dan dimuliakan; Bapa Surgawi kita dan Yesus
Kristus adalah sosok-sosok yang berbeda; melalui iman kepada Yesus
Kristus dan penerimaan Injil-Nya, kita menjadi para putra dan putri yang
diperanakkan bagi Allah; dan Yesus Kristus adalah Pengacara kita
dengan Bapa).
Berilah para siswa kesempatan untuk membagikan kesaksian mereka tentang
ajaran-ajaran ini dengan mengajukan pertanyaan berikut:
• Manakah dari kebenaran-kebenaran ini yang secara khusus bermakna bagi
Anda? Mengapa?
Beri tahu para siswa bahwa sisa dari pelajaran akan memfokuskan pada dua dari
ajaran-ajaran yang terdapat dalam petikan-petikan yang mereka baca: “Yesus
Kristus adalah Pengacara kita dengan Bapa” dan “Melalui iman kepada Yesus
Kristus dan penerimaan Injil-Nya, kita menjadi para putra dan putri yang
diperanakkan bagi Allah.”
Ajaran dan Perjanjian 29:5; 38:4; 45:3–5; Alma 33:3–11
Yesus Kristus adalah Pengacara kita dengan Bapa
Tulislah kata pengacara di papan tulis dan tanyakan kepada para siswa apakah
mereka tahu apa artinya. (Jika diperlukan, definisikan pengacara dengan
menjelaskan bahwa itu merujuk pada seseorang yang berbicara untuk mendukung
atau membela perkara orang lain). Undanglah para siswa untuk membaca Ajaran
dan Perjanjian 110:4 dalam hati. Kemudian tanyakan:
• Bagaimana Juruselamat melayani sebagai pengacara? (Sewaktu para siswa
membagikan pemikiran mereka, carilah kesempatan untuk bersaksi bahwa
Yesus Kristus adalah Pengacara kita dengan Bapa).
Perlihatkan pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis:
115
P EL A J A RA N 24
Apa yang membuat Yesus Kristus memenuhi syarat untuk menjadi
Pengacara kita?
Perhatian apakah yang Yesus minta kepada Bapa sewaktu Dia membela demi
kepentingan kita?
Mintalah para siswa bekerja berpasangan dan mencari jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan ini dalam Ibrani 4:15; Ajaran dan Perjanjian 29:5; 38:4; dan
45:3–5. Setelah para siswa membaca petikan-petikan itu dan membahas
pertanyaan-pertanyaan di papan tulis, undanglah beberapa siswa untuk secara
sukarela membagikan jawaban mereka kepada anggota kelas.
Sewaktu para siswa menjelaskan apa yang telah mereka pelajari, pastikan bahwa
mereka memahami yang berikut: Yesus Kristus memenuhi syarat untuk
membela kepentingan kita di hadapan Bapa karena Dia memiliki kesalehan
yang sempurna dan dengan demikian dapat memuaskan tuntutan keadilan
bagi dosa-dosa kita. Dia memenuhi syarat untuk membela kita karena
jasa-Nya, kehidupan-Nya yang sempurna, dan darah-Nya, yang Dia
tumpahkan bagi kita. Kita tidak memiliki jasa yang memperkenankan kita
untuk membela diri kita sendiri (lihat Alma 22:14).
Undanglah seorang siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 45:3–5 dengan
lantang sementara kelas mengikuti. Jelaskan bahwa pekerjaan dan kemuliaan Bapa
Surgawi adalah permuliaan anak-anak-Nya. Dengan demikian, sewaktu Yesus
membela mereka yang percaya kepada-Nya, Dia menolong merampungkan
pekerjaan Bapa sementara juga memberikan kemuliaan kepada Bapa (lihat juga
Matius 10:32).
Untuk membantu para siswa memahami pekerjaan Yesus Kristus sebagai
Pengacara kita, undanglah mereka untuk membaca perkataan Zenos dalam Alma
33:3–10. Mintalah mereka untuk mengidentifikasi ungkapan-ungkapan yang
Zenos ulangi (variasi dari “Engkau penuh belas kasihan” dan “Engkau
mendengarku”). Kemudian tanyakan:
• Apa yang Zenos pelajari tentang Allah melalui pengalamannya dengan doa
yang tulus?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 33:11 dengan lantang. Kemudian
tanyakan kepada anggota kelas:
• Kepada siapakah Zenos memberikan pujian atas belas kasihan Bapa Surgawi
yang murah hati?
• Mengapa Allah Bapa memalingkan penghakiman-Nya dari kita?
• Bagaimanakah ajaran-ajaran Zenos menolong Anda memahami dengan lebih
baik dan menghargai peran Juruselamat sebagai Pengacara dalam kehidupan
Anda sendiri?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum
Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan
lantang:
116
PE LAJ ARAN 24
“Adalah sedemikian signifikan bagi saya, bahwa saya dapat pada momen apa
pun dan dalam keadaan apa pun mendekati melalui doa takhta kasih karunia,
bahwa Bapa Surgawi saya akan mendengarkan permohonan saya, bahwa
Pengacara saya, Dia yang tanpa dosa, yang darah-Nya tertumpah, akan membela
perkara saya. (Lihat A&P 45:3–5).” (“I Know in Whom I Have Trusted,” Ensign,
Mei 1993, 83).
Mintalah seorang siswa untuk menjelaskan dengan kata-katanya sendiri asas yang
Penatua Christofferson ajarkan. Kemudian tanyakan:
• Bagaimana memiliki kesaksian pribadi tentang ajaran ini bisa menolong Anda
pada saat-saat kemasygulan?
Mosia 5:5–15
Melalui iman kepada Yesus Kristus dan penerimaan Injil-Nya, kita menjadi para
putra dan putri yang diperanakkan bagi Allah.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 76:24 dengan
lantang, dan mintalah kelas untuk mengikuti. Jelaskan kata-kata “oleh Dia, dan
melalui Dia, dan dari Dia … [kita] adalah para putra dan putri yang diperanakkan
bagi Allah.”
Tanyakan kepada para siswa:
• Apa yang dimaksud menjadi “para putra dan putri yang diperanakkan bagi
Allah”? (A&P 76:24; lihat juga A&P 25:1).
Pastikan para siswa memahami bahwa walaupun kita semua adalah anak-anak roh
Bapa Surgawi, istilah “para putra dan putri yang diperanakkan bagi Allah” secara
khusus merujuk pada mereka yang “dilahirkan kembali.” Beri tahu para siswa
bahwa Kitab Mormon mengilustrasikan proses dilahirkan kembali.
Perlihatkan bagan berikut atau salinlah di papan tulis (jangan sertakan kata-kata
dalam tanda kurung).
Apa yang rakyat Raja Benyamin
bersedia untuk lakukan?
Apa akibat dari
tindakan-tindakan mereka?
(Masuk ke dalam perjanjian untuk
mematuhi semua perintah Allah)
(Hati mereka diubah)
(Mengambil ke atas diri mereka nama
Kristus)
(Menjalankan iman kepada Kristus)
(Mereka dilahirkan dari
Kristus)
(Kristus menjadi Bapa
perjanjian mereka)
Rangkumlah secara ringkas pesan Raja Benyamin dalam Mosia 2–4. Kemudian
jelaskan bahwa perkataan Raja Benyamin memiliki dampak dramatis terhadap
117
P EL A J A RA N 24
rakyatnya, dan Roh Tuhan menyebabkan “perubahan yang hebat” bekerja dalam
hati mereka (lihat Mosia 5:2). Undanglah para siswa untuk menelaah Mosia 5:2–8,
15 secara berpasangan, dengan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
dalam bagan. Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk membagikan
apa yang mereka temukan. Kemudian tanyakan:
• Menurut apa yang Anda pelajari tentang rakyat Raja Benyamin, bagaimana
Anda menjadi putra atau putri yang diperanakkan Kristus? (Para siswa
hendaknya mengungkapkan asas berikut: Sewaktu kita menerima Yesus
Kristus serta membuat dan menepati perjanjian-perjanjian untuk
mematuhi perintah-perintah Allah, kita dapat menjadi para putra dan
putri yang diperanakkan Kristus).
Sewaktu para siswa membahas ayat-ayat ini, mereka mungkin membutuhkan
bantuan untuk memahami ajaran bahwa kita menjadi anak-anak Kristus. Bacakan
dengan lantang ajaran berikut oleh Presiden Joseph Fielding Smith (1876–1972):
“Juruselamat menjadi Bapa kita … karena Dia menawarkan kita kehidupan,
kehidupan kekal, melalui pendamaian yang telah Dia buat bagi kita .…
“… Kita menjadi anak-anak, para putra dan putri Yesus Kristus, melalui
perjanjian-perjanjian kita untuk patuh kepada-Nya” (Doctrines of Salvation,
disusun oleh Bruce R. McConkie, 3 jilid [1954–56], 1:29).
• Menurut Mosia 5:15, berkat-berkat apakah yang dapat kita terima sebagai para
putra dan putri Yesus Kristus?
• Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki tentang menjadi seorang putra
atau putri Yesus Kristus?
Sewaktu Anda mengakhiri pelajaran, imbaulah para siswa untuk merenungkan
bagaimana kehidupan mereka diberkati dengan mengetahui bahwa Juruselamat
hidup, bahwa Dia melayani sebagai Pengacara kita dengan Bapa, dan bahwa kita
dapat menjadi para putra dan putri perjanjian Kristus.
Bacaan Siswa
• Mosia 5:1–15; Ajaran dan Perjanjian 45:3–5; 76:19–24; 110:1–4.
118
PELAJARAN 25
Yesus Kristus Kelak
Akan Kembali
Pendahuluan
Para nabi di seluruh angkatan telah menubuatkan bahwa
Yesus Kristus akan kembali lagi ke bumi. Yesaya mencatat,
“Maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat
manusia akan melihatnya bersama-sama” (Yesaya 40:5).
Nubuat-nubuat ini menolong para murid Yesus Kristus untuk
mempersiapkan diri mereka dan orang lain untuk peristiwa
tunggal ini dan untuk memiliki harapan, mengetahui bahwa
Bapa Surgawi melihat sebelumnya masa depan dan
mempersiapkan dunia untuk kembalinya dengan mulia
Putra-Nya.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign dan Liahona, Mei
2004, 7–10.
Saran untuk Pengajaran
Juruselamat akan datang dengan kuasa dan kemuliaan
Tanyakan kepada para siswa pertanyaan-pertanyaan berikut, dan rangkumlah
jawaban mereka di papan tulis:
• Apa pendapat Anda ketika Kedatangan Kedua disebutkan?
• Menurut apa yang Anda percayai, akan seperti apakah Kedatangan Kedua itu?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 29:11 dengan
lantang. Kemudian tanyakan kepada anggota kelas:
• Apa yang Anda pelajari dari petikan ini tentang Kedatangan Kedua? (Sewaktu
para siswa menanggapi, tekankan kebenaran berikut: Ketika Juruselamat
datang kembali, Dia akan datang dengan kuasa dan kemuliaan dengan
seluruh bala tentara surga. Tulislah kebenaran ini di papan tulis).
Jelaskan kepada para siswa bahwa ada banyak aspek dari Kedatangan
Kedua Yesus Kristus yang dapat ditelaah dalam tulisan suci, seperti
tanda-tanda yang akan mendahului kedatangan-Nya dan kehancuran bagi yang
jahat saat kedatangan-Nya. Pelajaran ini akan secara khusus memfokuskan pada
Juruselamat, kedatangan-Nya dengan kuasa dan kemuliaan, dan bagaimana kita
dapat mempersiapkan diri untuk peristiwa besar itu. Berikan kepada setiap siswa
salinan dari bagan, “Nubuat-Nubuat tentang Kedatangan Kedua.” Undanglah para
siswa untuk bekerja berpasangan, dan tugasi setiap pasangan dua atau tiga baris
petikan tulisan suci untuk ditelaah (pastikan setiap baris ditugaskan). Mintalah
setiap pasangan untuk menulis dalam bagan apa yang diajarkan petikan-petikan
yang ditugaskan kepada mereka tentang Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Setelah
waktu yang cukup, mintalah para siswa untuk melaporkan apa yang mereka
temukan.
119
P EL A J A RA N 25
Kedatangan Kedua Yesus Kristus
Nubuat-Nubuat tentang
Kedatangan Kedua
Apa yang kita pelajari tentang
Kedatangan Kedua
Ajaran dan Perjanjian 49:6–7; Joseph
Smith—Matius 1:40
Yesaya 40:5 ; Matius 16:27.
Yesaya 52:10; Ajaran dan Perjanjian 133:3
Zakharia 13:6; 14:4; Ajaran dan Perjanjian
45:48, 51–53
Yesaya 63:2; Wahyu 19:11–13; Ajaran dan
Perjanjian 133:46– 48
Kisah Para Rasul 1:9–11; 1 Korintus 4:16
1 Tesalonika 4:17; Ajaran dan Perjanjian 88:96–98
Wahyu 16:20; Ajaran dan Perjanjian 133:21–24
Ajaran dan Perjanjian 5:19; 101:24 –25; 133:41
2 Petrus 3:10; Joseph Smith—Matius 1:46–48
Tindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Berdasarkan apa yang Anda telaah, bagaimana kuasa dan kemuliaan Yesus
Kristus akan dinyatakan saat Kedatangan-Nya?
• Nubuat-nubuat manakah tentang Kedatangan Kedua yang penting bagi Anda?
Mengapa?
(Catatan: Sebelum melanjutkan, Anda mungkin perlu merujuk kembali pada bagan
dan menanyakan kepada para siswa apa manfaat menelaah tulisan suci dengan
kebiasaan seperti ini—mencari hubungan, pola, dan tema).
Ajaran dan Perjanjian 1:12; 34:5–6; 39:20; 88:81–86, 92; 133:4–5, 10
Para nabi mempersiapkan kita bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Sterling W. Sill (1903–1994) dari Tujuh
Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Kedatangan kedua Kristus disebutkan lebih dari 1.500 kali dalam Perjanjian
Lama dan 300 kali dalam Perjanjian Baru. Jika Allah menganggap subjek ini
begitu penting, Dia pasti ingin kita melakukan sesuatu tentang hal ini” (dalam
Conference Report, April 1966, 19).
120
PE LAJ ARAN 25
• Mengapa menurut Anda penting bahwa tulisan suci menyertakan begitu
banyak nubuat perihal Kedatangan Kedua”?
Perlihatkan petikan tulisan suci berikut, atau tulislah di papan tulis. Undanglah
para siswa untuk membandingkan dan membedakan petikan-petikan ini dalam
hati, mencari dua cara berbeda di mana kita harus mempersiapkan diri bagi
Kedatangan Kedua.
A&P 1:12; 88:92; 133:4–5, 10
A&P 34:5–6; 39:20; 88:81–84
Setelah waktu yang cukup, bahaslah beberapa atau semua dari
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana Anda akan meringkas ke dalam satu pernyataan
kebenaran-kebenaran yang diajarkan dalam petikan-petikan ini? (Pastikan para
siswa mengungkapkan sesuatu seperti yang berikut: Nubuat-nubuat tentang
Kedatangan Kedua Yesus Kristus diberikan dan dicatat dalam tulisan suci
agar kita bisa mempersiapkan diri kita sendiri dan orang lain untuk
hari itu).
• Mengapa kita perlu mempersiapkan orang lain dan tidak hanya diri kita sendiri
bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus?
• Apa beberapa cara kita bis menolong orang lain mempersiapkan diri bagi
kembalinya Tuhan?
• Bagaimana menurut Anda menolong mempersiapkan orang lain bagi
Kedatangan Kedua akan menolong Anda mempersiapkan diri juga?
Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Sementara kita tidak berdaya untuk mengubah kenyataan dari Kedatangan
Kedua dan tidak dapat mengetahui waktunya yang tepat, kita dapat
mempercepat persiapan kita sendiri dan mencoba untuk memengaruhi persiapan
mereka yang berada di sekitar kita .…
“Bagaimana jika hari kedatangan-Nya adalah besok? Jika kita mengetahui
bahwa kita akan bertemu Tuhan besok—melalui kematian dini atau melalui
kedatangan-Nya yang tidak terduga—apakah yang akan kita lakukan hari ini? Pengakuan apa
yang akan kita buat? Kebiasaan-kebiasaan apa yang akan kita hentikan? Persoalan-persoalan
apa yang akan kita selesaikan? Pengampunan apa yang akan kita berikan? Kesaksian apa yang
akan kita sampaikan?
“Jika kita akan melakukan hal-hal tersebut pada saat itu, mengapa kita tidak melakukannya
sekarang? Mengapa tidak mencari kedamaian saat kedamaian dapat diperoleh? Jika pelita
persiapan kita hampir habis, marilah kita memulai dengan sesegera mungkin untuk mengisi
ulang pelita itu” (“Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 8, 9).
121
P EL A J A RA N 25
• Apa yang dapat seseorang lakukan untuk mempercepat persiapannya bagi
Kedatangan Kedua?
• Bahaya apakah yang terjadi jika menangguhkan persiapan kita?
Matius 25:1–13
Mempersiapkan Diri bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus
Jelaskan kepada para siswa bahwa hanya beberapa hari sebelum kematian Yesus
Kristus, para murid-Nya menanyakan mengenai tanda-tanda yang akan
mendahului Kedatangan Kedua-Nya (lihat Matius 24:3; Joseph Smith—Matius
1:4). Tanggapan Juruselamat ditemukan dalam Matius 24–25. Undanglah beberapa
siswa untuk secara bergiliran membaca dengan lantang dari Matius 25:1–13, dan
mintalah para siswa yang lain untuk mengikuti. Kemudian pimpinlah para siswa
dalam sebuah diskusi tentang perumpamaan sepuluh gadis dengan menggunakan
beberapa atau semua pertanyaan dan kutipan berikut:
• Apa yang Anda anggap bodoh tentang tindakan dari kelima gadis ini? (Para
gadis yang bodoh tidak melakukan hal-hal yang diperlukan untuk
mempersiapkan diri bagi kedatangan Juruselamat. Berusaha dengan tekun
untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Juruselamat dengan melakukan
apa yang kita tahu benar mendatangkan berkat-berkat besar, termasuk siap
bergabung dengan Juruselamat ketika Dia datang).
• Apakah makna yang terdapat dalam ungkapan “songsonglah dia”? (ayat 6).
Mengapa tidak menunggu dengan sabar untuk Dia datang kepada Anda?
(Lihat juga A&P 133:5, 10, 14, 19).
• Mengapa gadis-gadis bijaksana ini tidak dapat membagikan minyak mereka
kepada gadis-gadis yang bodoh?
• Apa yang perumpamaan ini ajarkan tentang mempersiapkan diri untuk
bertemu dengan Juruselamat? (Walaupun mereka mungkin menggunakan
kata-kata yang berbeda, para siswa mungkin mengungkapkan sebuah asas
yang serupa dengan yang berikut: Melalui kepatuhan pada
perintah-perintah Allah, kita dapat mempersiapkan diri bagi Kedatangan
Kedua Yesus Kristus. Lihat juga A&P 45:56–57).
Tambahkan pembahasan dengan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks
dan Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Mengenai [perumpamaan tentang sepuluh gadis], Tuhan berfirman, ‘Dan pada
masa itu, ketika Aku akan datang dalam kemuliaan-Ku, perumpamaan akan
digenapi yang Aku firmankan mengenai sepuluh orang gadis’ (A&P 45:56).
“Sebagaimana diberikan di dalam Matius pasal ke-25, perumpamaan ini
memperlihatkan perbedaan keadaan dari lima gadis yang bodoh dan lima gadis
yang bijaksana. Kesepuluh gadis telah diundang ke perjamuan kawin, namun
hanya separuh dari mereka yang siap dengan minyak di dalam pelita mereka saat mempelai
datang. Kelima gadis yang siap masuk ke perjamuan perkawinan, dan pintu ditutup. Kelima
gadis yang menunda persiapan mereka datang terlambat. Pintu telah ditutup, dan Tuhan tidak
mengizinkan mereka masuk, dengan mengatakan, ‘Aku tidak mengenal kamu’ [Matius 25:12].
122
PE LAJ ARAN 25
‘Karena itu berjaga-jagalah,’ Juruselamat mengakhiri, ‘sebab kamu tidak tahu akan hari maupun
akan saatnya’ [Matius 25:13].
Pesan dari perumpamaan ini menakutkan. Kesepuluh gadis secara jelas mewakili para anggota
Gereja Kristus, karena semua telah diundang ke perjamuan kawin dan semua mengetahui apa
yang disyaratkan untuk dapat masuk saat mempelai datang. Namun hanya separuh yang siap
saat Dia datang” (Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei
2004, 8).
“Apakah kelima gadis yang bijaksana itu mementingkan diri dan tidak bersedia
berbagi, atau apakah mereka mengindikasikan secara benar bahwa minyak
keinsafan tidak bisa dipinjamkan? Dapatkah kekuatan rohani yang dihasilkan
dari kepatuhan yang terus-menerus terhadap perintah-perintah diberikan kepada
orang lain? Dapatkah pengetahuan yang diperoleh melalui penelaahan yang
tekun dan perenungan akan tulisan suci dibagikan kepada seseorang yang
membutuhkan? Dapatkah kedamaian yang Injil datangkan kepada Orang Suci Zaman Akhir yang
setia dialihkan kepada seseorang yang mengalami kemalangan atau tantangan besar? Jawaban
yang jelas terhadap setiap pertanyaan ini adalah tidak.
“Sebagaimana yang gadis-gadis bijaksana tersebut tekankan secara benar, kita masing-masing
harus ‘membeli sendiri.”’ Para wanita yang terilhami ini bukan menggambarkan suatu transaksi
bisnis; melainkan, mereka menekankan tanggung jawab individu kita untuk menjaga pelita
kesaksian kita tetap menyala dan untuk memperoleh persediaan minyak keinsafan yang banyak.
Minyak yang berharga ini diperoleh setetes demi setetes—‘baris demi baris [dan] ajaran demi
ajaran’ (2 Nefi 28:30), dengan sabar dan gigih. Jalan pintas tidaklah tersedia; upaya terburu-buru
persiapan menit terakhir tidaklah mungkin” (David A. Bednar, “Diinsafkan kepada Tuhan,”
Ensign atau Liahona, November 2012, 109).
• Mengapa hendaknya sangat mendesak bagi kita dalam persiapan kita bagi
Kedatangan Kedua Kristus?
Pertimbangkanlah untuk menulis pernyataan yang tidak lengkap berikut di papan
tulis dan meminta para siswa merenungkan dan kemudian menuliskan bagaimana
mereka akan melengkapinya:
Untuk mempercepat persiapan saya bagi Kedatangan Kedua Kristus, saya akan
____________________.
Imbaulah para siswa untuk memikirkan tentang cara-cara khusus mereka dapat
menolong keluarga, teman-teman, atau orang lain memahami pentingnya
mempersiapkan diri bagi kembalinya Yesus Kristus. Imbulah para siswa untuk
membuat komitmen kepada Tuhan bahwa mereka akan mengikuti dorongan Roh
apa pun yang telah mereka terima.
Bacaan Siswa
• Matius 25:1–13; Ajaran dan Perjanjian 133:3–19.
123
P EL A J A RA N 25
• Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign dan Liahona, Mei
2004, 7–10.
124
PELAJARAN 26
Yesus Kristus Akan
Memerintah sebagai Raja Di
Atas Segala Raja dan
Menghakimi Dunia
Pendahuluan
Selama Milenium, Yesus Kristus “akan memerintah sebagai
Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala Tuan, dan
setiap lutut akan bertelut dan setiap lidah akan berbicara
dalam pemujaan di hadapan-Nya. Kita masing-masing akan
berdiri untuk diadili oleh-Nya sesuai dengan perbuatan dan
keinginan hati kita” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari
Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Pelajaran ini
akan membantu para siswa memahami bahwa mereka tidak
perlu menunggu sampai Milenium untuk menikmati sebagian
dari berkat-berkatnya.
Bacaan Latar Belakang
• Bab 45, “Milenium,” Asas-Asas Injil [2009], 297–301.
• Bab 46, “Penghakiman Terakhir,” Asas-Asas Injil [2009], 303–308.
• Jika tersedia: Bab 37, (“Milenium dan Permuliaan Bumi,” Buku Pedoman Siswa
Ajaran-Ajaran Injil, edisi ke-2 (Church Educational System, 2010), 104–106.
Saran untuk Pengajaran
Ajaran dan Perjanjian 65:1–6
Yesus Kristus akan memerintah secara pribadi di bumi
Mintalah para siswa membuat daftar pada selembar kertas hal-hal di mana mereka
berdoa secara teratur untuk atau tentang sesuatu. Undanglah beberapa siswa untuk
membagikan apa yang telah mereka tulis, jika mereka merasa nyaman untuk
melakukannya.
Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pengantar bagian untuk
Ajaran dan Perjanjian 65. (Jika para siswa tidak memiliki akses terhadap tulisan
suci edisi tahun 2013, jelaskan bahwa bagian ini adalah wahyu tentang doa yang
diberikan melalui Nabi Joseph Smith). Jelaskan bahwa dalam wahyu ini Tuhan
memberi tahu kita sesuatu yang hendaknya kita berdoa untuknya, terutama
sewaktu kita menyaksikan penggenapan atas peristiwa-peristiwa yang telah
dinubuatkan terjadi pada zaman akhir.
MIntalah dua siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang dari Ajaran dan
Perjanjian 65:1–2. Mintalah kelas untuk mengikuti, dengan mencari uraian Tuhan
tentang penyebaran Injil. Kemudian tanyakan:
125
P EL A J A RA N 26
• Seberapa jauh Injil Yesus Kristus akan menyebar? (Para siswa hendaknya
mengidentifikasi ajaran berikut: Injil Yesus Kristus akan menyebar luas ke
ujung-ujung bumi Tulislah ajaran ini di papan tulis).
• Menurut ayat 2, apa yang dimaksud dengan batu yang terpenggal dari gunung
tanpa perbuatan tangan?
Setelah para siswa menanggapi, bacalah pernyataan berikut oleh Presiden
Spencer W. Kimball (1895–1985):
“Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir … adalah kerajaan,
yang didirikan oleh Allah surga, yang tidak akan pernah dihancurkan atau
digantikan .… Pada awal abad kesembilan belas, harinya telah datang …
[bahwa] Gereja diorganisasi. Meskipun kecil, dengan hanya enam anggota,
dibandingkan dengan batu yang terpenggal dari gunung tanpa perbuatan tangan
yang akan menghancurkan hingga berkeping-keping bangsa-bangsa lain dan
yang akan bergulir serta memenuhi seluruh bumi .… Sekarang batu itu bergulir untuk memenuhi
bumi” (“The Stone Cut without Hands,” Ensign, Mei 1976, 8, 9).
• Apa artinya bagi Anda menjadi bagian dari kerajaan Allah di bumi?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 65:3–4 dengan
lantang. Undanglah seorang siswa yang lain untuk membaca ayat 5–6 dengan
lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti, dengan mencari nasihat Tuhan tentang
untuk hal apa kita hendaknya berdoa. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
• Menurut ayat-ayat ini, untuk hal apa kita hendaknya berdoa sewaktu kita
mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua? (Sewaktu para siswa menanggapi
pertanyaan ini, Anda mungkin ingin mengundang mereka untuk
membandingkan ayat 6 dengan kata-kata dari Doa Tuhan dalam Matius 6:10).
• Dua kerajaan apakah yang dirujuk dalam ayat 6? (“Kerajaan Allah” di bumi
[atau Gereja] dan “kerajaan surga”).
• Apa yang telah Tuhan perintahkan untuk “kerajaan Allah” lakukan di bumi?
(Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan ajaran berikut: Kerajaan Allah di
bumi, atau Gereja Yesus Kristus, akan menyebar ke seluruh dunia dan
mempersiapkan penghuni bumi untuk pemerintahan milenium Kristus.
(Catatan: Anda mungkin ingin menekankan bahwa selama Milenium, Yesus Kristus
akan menjalankan yurisdiksi politik dan gerejawi di seluruh bumi. [Jika tersedia,
lihat Buku Pedoman Siswa Ajaran dan Perjanjian, edisi ke-2. (Buku pedoman Church
Educational System, 2001), 139–140]).
Salinlah bagan berikut di papan tulis atau sediakan sebagai selebaran
kepada setiap siswa (jangan menyertakan materi dalam tanda kurung):
126
PE LAJ ARAN 26
Yesus Kristus dan Milenium
Apa yang akan
Kristus lakukan
selama Milenium?
Yesaya 9:6–7;
33:22; Wahyu
11:15; 1 Nefi 22:24
(Dia akan memerintah kerajaan Allah di bumi. Dia
akan bertindak sebagai hakim dan pemberi hukum
serta akan menyelamatkan kita).
Di mana Kristus akan
berada selama
Milenium?
Zefanya 3:15–17;
Ajaran dan
Perjanjian 29:11;
45:59
(Dia akan berdiam di bumi di tengah umat-Nya).
Bagaimana Kristus
akan memerintah
selama Milenium?
Wahyu 19:15;
Ajaran dan
Perjanjian 38:21–22
(Kristus akan menjadi raja dan pemberi hukum).
Apa dampak yang
akan dimiliki
pemerintahan
Kristus?
Yesaya 2:2–4;
1 Nefi 22:25–28;
2 Nefi 30:10–18
(Kedamaian, kesatuan, dan kesalehan akan
ditegakkan di bumi. Setan tidak akan memiliki kuasa
atas hati orang-orang).
(Catatan: Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa kegiatan ini akan
mengilustrasikan nilai dari kadang-kadang menelaah tulisan suci berdasarkan
topik. Ketika kita menelaah tulisan suci berdasarkan topik, kita dapat melihat
rincian—seperti pola dan tema—dengan lebih jelas).
Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat siswa.
Mintalah satu siswa dalam setiap kelompok untuk menelaah rujukan-rujukan dan
menjawab pertanyaan dalam baris pertama bagan. Mintalah seorang siswa yang
lain dalam kelompok untuk melakukan hal yang sama dengan baris dua, dan
seterusnya. Beri tahu para siswa untuk memberikan perhatian khusus pada kata
dan ungkapan yang membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
ditugaskan. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menandai apa yang
mereka temukan. Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk
membahas apa yang telah mereka pelajari dengan para anggota kelompok mereka.
(Catatan: Jika tersedia selama persiapan pelajaran, periksalah buku pedoman
berikut untuk ulasan tentang 1 Nefi 22:26: Buku Pedoman Kitab Mormon [Buku
pedoman Church Educational System, 2009], 48).
Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Dari apa yang Anda bahas, apa yang paling Anda nanti-nantikan tentang
Milenium? (Setelah para siswa menanggapi, tulislah ajaran berikut di papan
tulis: Juruselamat akan memerintah secara pribadi di bumi selama
Milenium).
• Apa beberapa cara kita dapat memperkenankan Juruselamat memerintah
secara pribadi dalam kehidupan kita sekarang?
• Bagaimana kehidupan kita bisa berubah jika kita memperkenankan Kristus
memerintah dalam kehidupan kita?
Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Spencer W. Kimball:
127
P EL A J A RA N 26
“Ketika Setan diikat dalam sebuah rumah tunggal—ketika Setan diikat dalam
sebuah kehidupan tunggal—Milenium telah dimulai di rumah itu, dalam
kehidupan itu” (The Teachings of Spencer W. Kimball, diedit oleh Edward L.
Kimball [1982], 172).
Berikan para siswa waktu untuk merenungkan apa yang akan mereka lakukan
untuk mengundang Juruselamat memerintah secara pribadi dalam kehidupan dan
keluarga mereka.
Yohanes 5:22; Matius 12:36–37; Wahyu 20:12–13; Mosia 4:30; Ajaran dan
Perjanjian 137:9
Yesus Kristus akan menjadi hakim kita
Perlihatkan rujukan-rujukan tulisan suci berikut, atau tulislah di papan tulis:
Yohanes 5:22
Matius 12:36–37
Wahyu 20:12–13
Mosia 4:30
Ajaran dan Perjanjian 137:9
Mintalah para siswa membayangkan bagaimana mereka akan menanggapi jika
seorang teman mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: “Siapa yang akan
menjadi hakim kita pada Hari Penghakiman?” dan “Berdasarkan apa kita akan
dihakimi?” Berikan waktu beberapa menit kepada para siswa untuk menelaah
petikan-petikan yang tercantum di papan tulis dan merumuskan sebuah jawaban
atas pertanyaan ini. Setelah beberapa menit, undanglah para siswa untuk
membahas jawaban-jawaban mereka dengan orang yang duduk di sebelahnya.
Kemudian tanyakan kepada anggota kelas:
• Apa yang telah Anda pelajari tentang Hari Penghakiman? (Para siswa
hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Yesus Kristus akan menjadi
hakim kita
• Berdasarkan apa Juruselamat akan menghakimi kita? (Tanggapan hendaknya
mencakup ajaran berikut: Juruselamat akan menghakimi kita menurut
perkataan, pikiran, dan perbuatan kita, serta hasrat dari hati kita).
Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari
Kuorum Dua belas Rasul:
128
PE LAJ ARAN 26
“Juruselamat kita menjalani kehidupan sempurna tanpa dosa, karena itu bebas
dari tuntutan keadilan. Dia adalah sempurna dalam setiap sifat, termasuk kasih,
rasa iba, kesabaran, kepatuhan, pengampunan, dan kerendahan hati .…
“Saya bersaksi bahwa dengan penderitaan dan kesedihan yang tak terbayangkan
dengan harga yang tak terhitung, Juruselamat memperoleh hak-Nya untuk
menjadi Penebus, Penengah, dan Hakim Akhir kita” (“Pendamaian Dapat
Melindungi Kedamaian dan Kebahagiaan Anda,” Ensign atau Liahona, November 2006, 42).
• Bagaimana mengetahui bahwa Yesus Kristus akan menjadi “Hakim Akhir” kita
memengaruhi perasaan Anda tentang Penghakiman Terakhir?
Imbaulah para siswa untuk menulis pertanyaan berikut pada kartu atau secarik
kertas dan menampilkannya di tempat yang menyolok: Bagaimana saya akan
memperkenankan Yesus Kristus untuk memerintah kehidupan saya hari ini?
Bacaan Siswa
• Matius 25:31–46.
• Bab 45, “Milenium,” Asas-Asas Injil [2009], 297–301.
• Bab 46, “Penghakiman Terakhir,” Asas-Asas Injil [2009], 303–308.
129
PELAJARAN 27
Yesus Kristus Adalah
Terang, Kehidupan, dan
Pengharapan Dunia
Pendahuluan
Yesus Kristus “adalah terang, kehidupan, dan pengharapan
dunia” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,”
Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Pelajaran ini akan
membantu para siswa memahami bahwa sewaktu mereka
datang kepada Kristus, mereka akan menerima pengharapan
yang lebih besar bagi kehidupan kekal dan mereka akan
memiliki kebulatan tekad yang lebih besar untuk
menanggung pencobaan-pencobaan hidup.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Harapan akan Terang Allah,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 70, 75–77.
• Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona,
November 2008, 21–24.
Saran untuk Pengajaran
Yohanes 1:1–9; Ajaran dan Perjanjian 88:6–13.
Yesus Kristus adalah Terang Dunia
Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari
Presidensi Utama. Mintalah kelas untuk mendengarkan keadaan-keadaan yang
mungkin menyebabkan seseorang merasa seolah-olah mereka dikelilingi oleh
kegelapan.
“Saya memiliki lukisan yang disukai di kantor saya yang bertajuk Jalan Masuk
menuju Pencerahan. Itu dibuat oleh seorang teman saya, pelukis Denmark Johan
Benthin, yang adalah presiden pasak pertama di Kopenhagen, Denmark.
depan pintu.
“Lukisan tersebut memperlihatkan kamar yang gelap dengan pintu terbuka yang
darinya terang bersinar. Adalah menarik bagi saya bahwa terang yang datang
melalui pintu tidak menerangi seluruh kamar—hanya ruang yang tepat berada di
“Bagi saya, kegelapan dan terang dalam lukisan ini merupakan metafora bagi kehidupan.
Adalah bagian dari keadaan kita sebagai makhluk fana untuk kadang-kadang merasa seolah kita
dikelilingi oleh kegelapan. Kita mungkin kehilangan orang yang dikasihi; seorang anak mungkin
telah tersesat; kita mungkin telah menerima diagnosa medis yang mengkhawatirkan; kita
mungkin memiliki tantangan pekerjaan dan dibebani dengan keraguan atau rasa takut; atau kita
mungkin merasa sendirian atau tidak dicintai.
“Tetapi meskipun kita mungkin merasa hilang di tengah keadaan terkini kita, Allah menjanjikan
harapan akan terang-Nya—Dia berjanji untuk menerangi jalan di hadapan kita serta
130
PE LAJ ARAN 27
memperlihatkan kepada kita jalan keluar dari kegelapan” (“Harapan akan Terang Allah,” Ensign
atau Liahona, Mei 2013, 70).
• Apa beberapa keadaan yang dapat menyebabkan seseorang merasa dikelilingi
oleh kegelapan?
• Apa yang Presiden Uchtdorf katakan Allah dapat lakukan ketika kita
merasakan hal ini?
Setelah para siswa menanggapi, jelaskan bahwa pelajaran ini akan memfokuskan
pada bagaimana kita dapat menerima terang dan pengharapan dari Allah, apa pun
keadaan kita.
Mintalah seorang siswa untuk membaca Yohanes 1:1–5dengan lantang. Undanglah
kelas untuk mengikuti, dengan mencari kata atau ungkapan yang Yohanes
gunakan untuk menggambarkan Juruselamat. Sewaktu para siswa melaporkan apa
yang mereka temukan, tulislah ajaran berikut di papan tulis: Yesus Kristus adalah
Terang Dunia.
Untuk membantu para siswa memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran
ini, mintalah mereka untuk membaca Yohanes 1:6–9 dalam hati. Kemudian
tanyakan:
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan tentang peran Yesus Kristus sebagai
Terang Dunia?
• Bagaimana catatan kaki untuk ayat 9 membantu Anda memahami bagaimana
Yesus dapat menjadi Terang Dunia bagi semua individu?
Beri tahu para siswa bahwa dalam tulisan suci, terang “yang menerangi setiap
orang” (Yohanes 1:9), atau Terang Kristus, “kadang-kadang disebut Roh Tuhan,
Roh Allah, Roh Kristus atau Terang Kehidupan” (Teguh pada Iman: Sebuah Referensi
Injil [2004], 205). Terang Kristus diuraikan dalam Ajaran dan Perjanjian 88.
Tugaskan para siswa untuk bekerja berpasangan. Mintalah mereka menelaah
Ajaran dan Perjanjian 88:6–13 dan mengidentifikasi bagaimana Yesus Kristus
adalah sumber terang dan kehidupan. Setelah waktu yang cukup, ajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana Terang Kristus memengaruhi semua ciptaan Bapa Surgawi?
• Kebenaran-kebenaran yang tercatat dalam ayat-ayat ini menunjukkan Terang
Kristus memiliki kuasa untuk melakukan apa bagi seorang individu?
• Mengapa bermanfaat memahami bahwa terang yang mengatur alam semesta
adalah “terang yang sama yang menghidupkan pengertianmu”? (A&P 88:11).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf, dan mintalah
seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
131
P EL A J A RA N 27
“Terang Allah adalah nyata. Itu tersedia bagi semua! Itu memberi kehidupan
pada segala sesuatu [lihat A&P 88:11–13]. Itu memiliki kuasa untuk melunakkan
sengatan luka yang terdalam. Itu dapat menjadi balsam penyembuh bagi
kesepian dan sakitnya jiwa kita. Dalam alur keputusasaan, itu dapat
menanamkan benih harapan yang lebih cemerlang. Itu dapat mencerahkan
lembah dukacita yang terdalam. Itu dapat menerangi jalan di hadapan kita dan
menuntun kita melalui malam yang paling kelam menuju janji berupa fajar yang baru.
“Inilah ‘Roh Yesus Kristus,’ yang memberikan ‘terang kepada setiap orang yang datang ke dunia’
[A&P 84:45– 46]” (“Harapan akan Terang Allah,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 75).
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan kelas Anda:
• Menurut Presiden Uchtdorf, berkat-berkat apakh yang datang dari terang yang
Bapa di Surga tawarkan kepada kita melalui Yesus Kristus?
• Kapan Anda pernah mengalami berkat-berkat yang dibicarakan oleh Presiden
Uchtdorf?
Tuliskan pernyataan tidak lengkap berikut di papan tulis:
Terang Dunia memberikan …
Undanglah para siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 88:13 sekali lagi,
dengan mencari sebuah ungkapan yang melengkapi pernyataan di papan tulis.
Tanyakan:
• Bagaimana peran Juruselamat sebagai Terang Dunia berkaitan dengan
peran-Nya sebagai Kehidupan Dunia?
• Dalam cara apakah terang dihubungkan dengan kehidupan? (Anda bisa
menjelaskan bahwa Yesus adalah “kehidupan dunia karena kebangkitan-Nya
dan pendamaian-Nya menyelamatkan kita baik dari kematian jasmani maupun
rohani” [Dallin H. Oaks, “The Light and Life of the World,” Ensign, November
1987, 65]).
• Apa akibatnya jika terang dan kuasa Juruselamat berhenti untuk mendukung
segala hal? (Tidak akan ada lagi kehidupan).
Jelaskan bahwa tulisan suci memberikan contoh-contoh tentang bagaimana Yesus
secara harfiah adalah Terang Dunia. Pada waktu kematian Juruselamat, ada
kegelapan selama tiga hari, yang menyimbolkan bahwa Terang Dunia telah
meninggalkan dunia (lihat 3 Nefi 8:20–23). Sebaliknya, kelahiran Juruselamat
disertai dengan sebuah bintang dan terang yang cemerlang di langit dan juga
terang selama tiga hari (lihat Helaman 14:3–5; 3 Nefi 1:15, 21).
Mazmur 146:5; Roma 5:3–5; 15:13; Eter 12:4, 32; Moroni 7:3, 40–41
Yesus Kristus adalah pengharapan dunia
Jelaskan kepada para siswa bahwa istilah pengharapan dapat memiliki banyak arti.
Dalam konteks Injil Yesus Kristus, harapan adalah “pengharapan yang yakin akan
132
PE LAJ ARAN 27
dan kerinduan untuk berkat-berkat kesalehan yang dijanjikan” (Penuntun bagi
Tulisan Suci, “Harapan”; scriptures.lds.org). Juruselamat kadang-kadang disebut
“pengharapan dunia” karena berkat-berkat kesalehan yang dijanjikan kepada kita
melalui Dia (“The Living Christ: The Testimony of the Apostles,” Ensign atau
Liahona, April 2000, 3).
Perlihatkan pertanyaan dan rujukan tulisan suci berikut, atau tulislah di papan tulis:
Terpusat pada apakah harapan yang sejati itu? (Eter 12:4, 32; Moroni 7:3,
40–41)
Apa yang akan dilakukan pengharapan dalam kehidupan kita? (Mazmur 146:5;
Roma 5:3–5; 15:13)
Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil. Undanglah
kelompok-kelompok untuk menelaah setiap petikan tulisan suci, mencari kata dan
ungkapan penting tentang pengharapan, dan membahas jawaban mereka atas
pertanyaan-pertanyaan itu. Setelah waktu yang cukup, mintalah
kelompok-kelompok untuk menyusun satu atau dua pernyataan tentang ajaran
atau asas yang merangkum apa yang telah mereka pelajari tentang ajaran
mengenai pengharapan. Undanglah kelompok-kelompok untuk membagikan
pernyataan mereka dengan kelas. Pastikan para siswa memahami bahwa
pengharapan adalah memiliki keyakinan bahwa, melalui Pendamaian Yesus
Kristus dan kepatuhan terhadap perintah-perintah, kita akan menerima
berkat-berkat yang dijanjikan Allah, termasuk kehidupan kekal. Jika waktu
mengizinkan, Anda mungkin ingin membahas pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Menunjukkan apakah kepada Anda kata kepastian dalam ungkapan “boleh
dengan kepastian berharap untuk dunia yang lebih baik”? (Eter 12:4)
(Keyakinan, kepercayaan, atau kepastian. Anda mungkin ingin menyarankan
agar para siswa menuliskan definisi ini di sisi tulisan suci mereka di sebelah Eter
12:4).
• Bagaimana pengharapan, sebagaimana diuraikan dalam ayat-ayat ini, dapat
menjadi “sauh bagi jiwa manusia” dan dan membantu kita menjadi “yakin dan
tabah, selalu berlimpah ruah dalam pekerjaan baik”? (Eter 12:4).
Perlihatkan pernyataan berikut, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya
dengan lantang:
“Jika kita memiliki harapan, kita memercayai janji-janji Allah. Kita memiliki keyakinan yang
lembut bahwa jika kita melakukan ‘pekerjaan kesalehan,’ kita ‘akan menerima pahala [kita],
bahkan kedamaian di dunia ini dan kehidupan kekal di dunia yang akan datang’ (A&P 59:23).
Mormon mengajarkan bahwa harapan seperti itu datang hanya melalui Pendamaian Yesus
Kristus [lihat Moroni 7:41]” (Teguh pada Iman: Sebuah Referensi Injil [2004], 153).
• Bagaimana iman kita kepada Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya penting
dalam mengembangkan pengharapan yang nyata? Bagaimana hal ini menolong
133
P EL A J A RA N 27
Anda memahami mengapa Yesus Kristus adalah pengharapan dunia? (Ketika
kita berharap kepada Yesus Kristus, kita dapat melihat melampaui kesulitan dan
dukacita fana dan berfokus pada berkat-berkat yang tersedia melalui
Pendamaian-Nya, seperti kebangkitan dan kehidupan kekal).
• Apa yang dapat Anda lakukan untuk memiliki pengharapan yang lebih besar
dalam kehidupan ini?
Sebagaimana digerakkan oleh Roh Kudus, Anda bisa meminta para siswa untuk
membagikan tentang suatu waktu ketika pengharapan mereka terhadap
kebangkitan dan kehidupan kekal melalui Yesus Kristus adalah berkat bagi diri
mereka sendiri atau orang lain.
Bacaan Siswa
• Mazmur 146:5; Yohanes 8:12; Roma 5:3–5; 15:13; 1 Petrus 1:3; Eter 12:4, 32;
Moroni 7:3, 40–41; Ajaran dan Perjanjian 88:6–13; 138:14.
• Dieter F. Uchtdorf, “Harapan akan Terang Allah,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 70, 75–77.
134
PELAJARAN 28
Kesaksian Pribadi tentang
Yesus Kristus
Pendahuluan
Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul menyatakan:
“Kami bersaksi, sebagai para Rasul-Nya yang
sungguh-sungguh ditahbiskan—bahwa Yesus adalah Kristus
yang Hidup, Putra baka Allah” (“Kristus yang Hidup:
Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April
2000, 3). Di seluruh kursus ini, kita telah mempelajari
pelayanan kekal Yesus Kristus dan kesaksian dari para nabi
mengenai Dia. Sewaktu kita memperoleh kesaksian pribadi
melalui Roh Kudus bahwa Yesus adalah Kristus yang Hidup,
kita siap untuk membagikan kesaksian kita sendiri tentang
Juruselamat kepada orang lain.
Bacaan Latar Belakang
• D. Todd Christofferson, “Becoming a Witness of Christ,” Ensign, Maret
2008, 58–63.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 25:26; Mosia 18:8–11
Berdiri sebagai saksi Kristus
Tanyakan kepada para siswa apakah ada di antara mereka yang pernah berada
dalam keadaan di mana mereka adalah satu-satunya anggota Gereja atau
satu-satunya orang yang bersedia merepresentasikan standar-standar Gereja.
Undanglah para siswa untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Bagaimana perasaan Anda ketika Anda menanggapi situasi itu sebagai
pengikut Yesus Kristus?
• Apa beberapa aspek yang bermakna atau menantang dari pengalaman Anda?
Ingatkan para siswa mengenai kisah Kitab Mormon tentang Alma, yang diinsafkan
oleh ajaran-ajaran Nabi Abinadi. Setelah keinsafannya, Alma mulai
mengkhotbahkan Injil juga. Dalam Mosia 18, kita dapat membaca ajaran-ajarannya
tentang perjanjian baptisan. Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia
18:8–11dengan lantang. Undanglah para siswa untuk mengikuti dan
mengidentifikasi sikap dan tindakan yang mengindikasikan seseorang siap untuk
membuat dan menepati perjanjian baptisan. Setelah para siswa menanggapi,
jelaskan ungkapan “berdiri sebagai saksi bagi Allah di segala waktu dan dalam
segala hal, dan di segala tempat” dalam ayat 9. Kemudian tanyakan:
• Apa yang dimaksud berdiri sebagai saksi Allah Bapa dan Yesus Kristus “di
segala waktu dan dalam segala hal, dan di segala tempat”? (Mosia 18:9).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
135
P EL A J A RA N 28
“Para Rasul memiliki pemanggilan dan penahbisan untuk menjadi saksi khusus
bagi nama Kristus di seluruh dunia (lihat A&P 107:23), tetapi tugas untuk
menjadi saksi dan bersaksi tentang Kristus di segala waktu dan di segala tempat
berlaku kepada setiap anggota Gereja yang telah menerima kesaksian dari Roh
Kudus” (“Witnesses of Christ,” Ensign, November 1990, 30).
• Menurut Penatua Oaks, siapakah yang memiliki tanggung jawab untuk
memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus? (Pastikan para siswa mengenali
kebenaran berikut: Semua anggota Gereja telah membuat perjanjian untuk
berdiri sebagai saksi bagi Bapa Surgawi dan Yesus Kristus).
• Selain secara lisan membagikan kepercayaan dan kesaksian kita, cara-cara lain
apakah kita dapat berdiri sebagai saksi bagi Kristus? (Untuk membantu para
siswa menjawab pertanyaan ini, pertimbangkanlah untuk mengundang mereka
untuk menelaah Matius 5:14–16 dan 3 Nefi 18:24).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum
Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Selama pelayanan fana-Nya di Belahan Bumi Sebelah Barat, Juruselamat
memberikan perintah ini: ‘Tegakkanlah terangmu agar itu boleh bersinar bagi
dunia. Lihatlah Aku adalah terang yang hendaknya kamu tegakkan—apa yang
telah kamu lihat Aku lakukan’ (3 Nefi 18:24). Orang-orang seharusnya dapat
melihat dalam diri kita sesuatu tentang Yesus Kristus. Cara kita bertindak,
berbicara, berpenampilan, dan bahkan berpikir akan mencerminkan Dia dan
cara-cara-Nya” (“Becoming a Witness of Christ,” Ensign atau Liahona, Maret 2008, 60).
• Bagaimana Anda telah melihat orang lain bertindak, berbicara, atau
berpenampilan dengan cara-cara yang mencerminkan kepercayaan mereka
kepada Yesus Kristus?
• Bagaimana Anda akan merekomendasikan seseorang mengatasi keengganan
atau rasa takut untuk menjadi saksi bagi Yesus Kristus?
Tuliskan ungkapan-ungkapan berikut di papan tulis:
Berbicara tentang Kristus
Bersukacita di dalam Kristus
Berkhotbah tentang Kristus
Bernubuat tentang Kristus
Menulis tentang Kristus
Undanglah para siswa untuk membaca 2 Nefi 25:26 dalam hati, dan mintalah
mereka menjelaskan bagaimana seseorang dapat membagikan kesaksian mereka
136
PE LAJ ARAN 28
tentang Yesus Kristus dengan cara-cara yang dirangkum di papan tulis. Untuk
membantu pembahasan kelas, gunakan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd
Christofferson sewaktu diperlukan:
“Ungkapan Nefi ‘kita berbicara tentang Kristus’ [2 Nefi 25:26] menunjukkan
bahwa kita tidak enggan untuk berbicara tentang perasaan kita perihal
Juruselamat dalam percakapan dan suasana yang tidak resmi. Sering kali situasi
itu bersifat pribadi di mana dengan cara-cara yang terbuka dan ramah kita dapat
membahas siapa Dia dan apa yang Dia lakukan dan ajarkan, dengan mengimbau
orang lain juga untuk mengasihi serta mengikuti-Nya.
“‘Kita bersukacita di dalam Kristus” mengandung arti bahwa kita hidup dengan sikap bahagia
secara umum yang mencerminkan iman kita kepada Kristus. Kita tahu bahwa ‘karunia-Nya
[adalah] cukup’ bagi kita untuk ditebus dari kematian dan dosa serta untuk disempurnakan di
dalam Dia (lihat Moroni 10:32–33). Ketika kita menghadapi kekecewaan dan bahkan tragedi,
kita tahu bahwa karena Dia, kebahagiaan kekal kita adalah pasti. Sewaktu iman kita kepada
Yesus Kristus bersinar, kita memperlihatkan kepada orang lain yang ‘letih lesu dan berbeban
berat’ bagaimana menemukan kelegaan di dalam Dia (lihat Matius 11:28–30).
“‘Kita berkhotbah tentang Kristus’ tentunya memiliki rujukan pada pekerjaan misionaris penuh
waktu dan anggota tetapi juga mencakup apa yang kita lakukan dalam kebaktian peribadatan,
kelas-kelas Sekolah Minggu, dan suasana serupa di mana Dia adalah subjek dari pembelajaran
dan pengajaran. Peran serta kita baik sebagai guru maupun siswa adalah bagian dari pemberian
kesaksian kita tentang Dia .…
“‘Kita bernubuat tentang Kristus’ artinya bahwa kita mengungkapkan kesaksian kita tentang Dia
dengan kuasa Roh (lihat 1 Korintus 12:3). ‘Kesaksian Yesus adalah roh nubuat’ (Wahyu 19:10).
Sebagaimana orang-orang di zaman dahulu menubuatkan tentang kedatangan pertama-Nya,
kita juga menegaskan dalam kata dan perbuatan nubuat-nubuat tentang Kedatangan
Kedua-Nya .…
“‘Kita menulis menurut nubuat-nubuat kita’ menunjukkan kebijaksanaan dalam membuat
catatan yang permanen mengenai kesaksian kita tentang Kristus. Kita memahami bahwa
kesaksian yang kita berikan ‘dicatat di dalam surga untuk para malaikat pandang; dan mereka
bersukacita atas [kita]’ (A&P 62:3). Keturunan kita sendiri dan orang lain mungkin melihat dan
bersukacita atas kesaksian kita tentang Kristus yang ditulis atau dicatat untuk manfaat mereka”
(“Becoming a Witness of Christ,” Ensign, Maret 2008, 62–63).
Sewaktu Anda mengakhiri bagian dari pelajaran ini, imbaulah para siswa untuk
mempertimbangkan salah satu bidang di papan tulis dan menetapkan sebuah gol
tentang apa yang akan mereka lakukan untuk menjadi saksi yang lebih kuat bagi
Yesus Kristus.
Bersaksi tentang Yesus Kristus
Mintalah para siswa untuk memikirkan kembali mengenai kursus selama semester
dan mengidentifikasi beberapa peran Yesus Kristus dan beberapa topik yang
berkaitan dengan-Nya yang dibahas di dalam kelas. Rangkumlah
tanggapan-tanggapan siswa di papan tulis. (Peran-peran tersebut dapat mencakup
Pengacara, Juruselamat, Yang Mendamaikan, Yang Sulung, Anak Tunggal, Yehova,
Mesias, Pencipta. Topik-topik dapat mencakup yang berikut: peran sentral Yesus
Kristus dalam rencana Allah; pelayanan prafana-Nya; kenyataan bahwa Dia hidup;
pelayanan pascafana-Nya; Kedatangan Kedua; pemerintahan Milenum-Nya;
137
P EL A J A RA N 28
Pemulihan Injil-Nya; kepemimpinan-Nya dalam Gereja; serta cara-cara di mana
Dia adalah Terang dan Kehidupan Dunia).
Unduhlah dan perlihatkan rekaman video dari pernyataan berikut oleh
Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), di mana dia membagikan
kesaksiannya tentang Yesus Kristus. Jika video ini tidak tersedia dalam bahasa
Anda, undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan itu dengan
lantang.
“Yesus adalah teman saya. Tak seorang lain pun yang telah memberi begitu
banyak kepada saya. ‘Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang
yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya’ (Yohanes 15:13). Dia
memberikan nyawa-Nya bagi saya. Dia membuka jalan untuk kehidupan kekal.
Hanya seorang Allah yang dapat melakukan hal ini. Saya berharap bahwa saya
dianggap layak untuk menjadi teman bagi-Nya.
“Dia adalah teladan saya. Cara hidup-Nya, perilaku-Nya yang sama sekali tidak mementingkan
diri, jangkauan-Nya kepada mereka yang membutuhkan, pengurbanan akhir-Nya semuanya
memberikan teladan bagi saya .…
“Dia adalah guru saya. Tidak ada suara lain yang pernah berbicara dengan bahasa yang begitu
menakjubkan .…
“Dia adalah penyembuh saya. Saya berdiri kagum atas mukjizat-mukjizat-Nya yang
menakjubkan .…
“Dia adalah pemimpin saya. Saya merasa terhormat menjadi salah seorang di antara
iring-iringan panjang dari mereka yang mengasihi Dia dan yang telah mengikuti Dia selama dua
milenium yang telah berlalu sejak kelahiran-Nya .…
“Dia adalah Juruselamat dan Penbus saya. Melalui menyerahkan nyawa-Nya dalam kesakitan
dan penderitaan yang tak terucapkan, Dia telah menjangkau untuk mengangkat saya dan kita
masing-masing serta semua putra dan putri Allah dari ngarai kegelapan kekal setelah kematian
.… Rasa syukur saya tak kenal batas. Ungkapan terima kasih saya kepada Tuhan saya tak
memiliki akhir.
“Dia adalah Allah dan Raja saya. Dari keabadian ke keabadian, Dia akan memerintah dan
berkuasa sebagai Raja di atas segala Raja dan Tuan di atas segala Tuan. Untuk kekuasaan-Nya
tidak akan ada akhirnya. Untuk kemuliaan-Nya tidak akan ada malam” (“My Testimony,” Ensign,
Mei 2000, 71).
Sajikan skenario berikut kepada para siswa Anda: Jika seseorang menanyakan
kepada Anda apa yang Anda percayai tentang Yesus Kristus, tiga atau empat
gagasan apakah yang paling ingin Anda tekankan? Berikan kepada para siswa
waktu untuk menuliskan gagasan-gagasan mereka. Kemudian undanglah para
siswa untuk berpasangan dan membagikan tanggapan mereka terhadap satu sama
lain. Imbaulah mereka untuk membahas mengapa mereka memilih apa yang telah
mereka lakukan dan pengalaman apa pun yang mereka miliki yang mungkin telah
memperkuat pemahaman mereka tentang dan kasih bagi Juruselamat. Setelah
waktu yang cukup, tanyakan kepada para siswa apakah ada di antara mereka yang
ingin membagikan kesaksian mereka tentang Yesus Kristus kepada anggota kelas.
Akhirilah dengan memberikan kesaksian Anda sendiri tentang pelayanan kekal
dari Kristus yang Hidup. Pertimbangkanlah untuk mengungkapkan rasa syukur
138
PE LAJ ARAN 28
Anda atas banyak peran penting yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus di
sepanjang masa. Kemudian berikan kepada para siswa tantangan berikut: Sewaktu
Anda mengakhiri kursus ini, renungkan siapa yang Anda kenal yang akan
diperkuat dengan mendengarkan kesaksian Anda tentang Juruselamat. Selama
minggu depan dan setelah itu, putuskan siapa yang akan Anda pengaruhi dan
bagaimana Anda akan membagikan kesaksian Anda.
Bacaan Siswa
• Matius 5:14–16; 2 Nefi 25:26; Mosia 18:8–11; 3 Nefi 18:24.
• D. Todd Christofferson, “Becoming a Witness of Christ,” Ensign, Maret
2008, 58–63.
139
Selebaran
Download