AKU CINTA KURIKULUM NASIONAL Oleh : Dewi Sri Handayani Nuswantari, S.Pd 1. Apa itu kurikulum? Pendidikan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Sifatnya yang mutlak baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sangat banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaikbaiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam melaksanakan pengajaran pada semua jenis dan satuan pendidikan. Kurikulum mendasarkan dan mencerminkan falsafah sebagai pandangan hidup suatu bangsa. Ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa itu yang akan datang sangat ditentukan dan tergambarkan dalam kurikulum yang dilaksanakan pada waktu sekarang. Kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai perkembangan tersebut dan lebih memantapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Itu sebabnya pula kurikulum selalu diadakan perubahan ke arah perbaikan. Dalam usaha perbaikan kurikulum diperlukan usaha-usaha dari semua pelaku pendidikan agar alat yang dianggap ampuh itu dapat mendekati atau mencapai harapan tersebut. Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘curir’ yang artinya ‘pelari’ dan ‘curere’ yang artinya ‘tempat berpacu’. Istilah ini berasal dari dunia olah raga yang mengandung pengertian ‘suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai ke garis finish’. Sedangkan terminologisnya, istilah kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan yang diartikan sebagai ‘sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau meraih ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran dan kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi (karakter) siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Kurikulum disusun berdasarkan karakteristik bangsa. Oleh sebab itu kurikulum yang tepat diberlakukan pada setiap bangsa harus mengacu kepada cita-cita bangsa di masa depan. Pemerintah Indonesia telah beberapa kali menyusun kurikulum yang disesuaikan dengan ”Menyongsong Kurikulum 2013: Strategi dan Implementasinya oleh Sekolah” Tingkat SD-SMP PKPIS UNJ, 2 Maret 2013, Dewi Sri Handayani N,S.Pd 1 kondisi dan harapan bangsa yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu sudah pantas kiranya kita sebagai bangsa Indonesia mencintai kurikulum nasional. Dalam menyusun kurikulum tentu dilakukan kegiatan membandingkan kurikulum bangsa lain agar perjalanan pendidikan kita tidak tertinggal oleh kemajuan pendidikan negara lain. Tetapi kita harus mempercayai pendidikan seorang anak lebih baik dilakukan oleh ibunya sendiri, artinya generasi bangsa Indonesia mendatang akan menjadi lebih baik jika menggunakan kurikulum nasional yang dihasilkan oleh putra putri ibu pertiwi. Termasuk juga upaya dukungan pelaksanaan Kurikulum 2013. 2. Bentuk perubahan mendasar Kurikulum 2013, di tingkat SD – SMP Kata orang bijak yang ajek adalah perubahan. Kita pun selalu mengalami perubahan. Jadi tidak ada bedanya, sehingga kita dapat mensikapi perubahan ini dengan bijaksana. Kurikulum 2013 ini sudah diuji publik ke daerah-daerah sebanyak 33 propinsi di seluruh Indonesia, dan sudah banyak dikritisi oleh beberapa kalangan, tentunya gambaran parsial dari wujud kurikulum 2013 ini sudah dapat diakses dari berbagai media. Perubahan kurikulum pendidikan nasional akan berimbas pada perubahan beberapa elemen yang terdapat dalam kurikulum. Elemen-elemen yang berubah dalam kurikulum 2013, yaitu kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian, serta kegiatan ekstrakurikuler. Kelima elemen perubahan tersebut diberlakukan pada setiap jenjang pendidikan dari mulai SD hingga SMA/K. Perubahan kurikulum yang sama untuk jenjang SD hingga SMA/K dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Perubahan SKL Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hards skills dengan mengasah 3 ranah, yaitu : sikap, pengetahuan, dan keterampilan. b. Perubahan Standar Isi Aspek SI pada jenjang SD-SMP yang mengalami perubahan adalah pada kedudukan mata pelajaran dan struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu). Bentuk perubahan SI dimana pada KTSP 2006 kompetensi diturunkan dari mata pelajaran, pada kurikulum 2013 mata pelajaran diturunkan dari kompetensi. Sedangkan pendekatannya sama-sama dilakukan melalui pendekatan mata pelajaran. c. Perubahan Standar Proses ”Menyongsong Kurikulum 2013: Strategi dan Implementasinya oleh Sekolah” Tingkat SD-SMP PKPIS UNJ, 2 Maret 2013, Dewi Sri Handayani N,S.Pd 2 - Semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, sekarang dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. - Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas saja, tetapi juga di lingkungan sekolah, alam, dan masyarakat. - Guru bukan satu-satunya sumber belajar. - Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan guru. d. Perubahan Standar Penilaian - Penilaian berbasis kompetensi. - Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) - Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal). - Mendorong pemanfaatan portfolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian. e. Ekstrakurikuler Pramuka menjadi wajib pada setiap jenjang SD-SMA/K, lalu diharapkan pula ada UKS, PMR, Bahasa Inggris. Sedangkan di SMP-SMA/K kegiatan OSIS merupakan bagian ekstrakurikuler. Struktur kurikulum jenjang SD yang mengalami perubahan, yaitu : a) Pendekatan Tematik integratif dalam semua mata pelajaran, berfokus kepada alam, sosial dan budaya. b) Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains. IPA dan IPS terintegrasi dalam mapel lain. c) PKn berganti menjadi PPKn. d) Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6 (BI, Mtk, PPKn, Agama, Penjasorkes, SBP). ”Menyongsong Kurikulum 2013: Strategi dan Implementasinya oleh Sekolah” Tingkat SD-SMP PKPIS UNJ, 2 Maret 2013, Dewi Sri Handayani N,S.Pd 3 e) Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran. f) Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Penjasorkes. g) Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran Sedangkan struktur kurikulum jenjang SMP yang mengalami perubahan, yaitu : a) Pendekatan mata pelajaran. b) TIK menjadi media semua mata pelajaran, dan tidak lagi berdiri sendiri menjadi mata pelejaran; c) pengembangan diri terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan ekstrakurikuler; d) jumlah mata pelajaran dari 12 menjadi 10; e) mata pelajaran muatan lokal diintegrasikan (masuk) ke mata pelajaran seni budaya, penjaskes, dan prakarya; dan f) Jumlah jam bertambah 6 jam pelajaran/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran. Jika sebelumnya siswa belajar selama 32 jam, maka nanti mereka akan belajar selama 38 jam di sekolah. Untuk lebih memperjelas tentang struktur kurikulum SMP 2013, berikut disajikan tabel struktur kurikulum yang akan diterapkan. ”Menyongsong Kurikulum 2013: Strategi dan Implementasinya oleh Sekolah” Tingkat SD-SMP PKPIS UNJ, 2 Maret 2013, Dewi Sri Handayani N,S.Pd 4 3. Perbandingan KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 di tingkat SD-SMP Dalam teori kurikulum, keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum termasuk pembelajaran dan penilaian pembelajaran dan kurikulum. Dalam konteks ini, keberhasilan ditentukan oleh komitmen pemegang otoritas pendidikan di tingkat daerah, pengembangan kapasitas guru, dan desain penilaian belajar siswa. Di bawah ini adalah yang membedakan KTSP 2006 dengan Kurikulm 2013; KTSP 2006 - - Satuan Pendidikan dan guru diberikan kewenangan menyusun silabus, maka guru dituntut memiliki kompetensi tinggi Sekolah bebas menentukan buku yang akan dipergunakan oleh siswa. Desain KTSP 2006 ada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam KTSP 2006 ditentukan dulu standar isinya. Di tingkat SD, ada UN untuk menentukan kelulusan siswa. Terlalu banyak mata pelajaran yang harus dikuasai siswa. KURIKULUM 2013 - - - - Penyusunan Silabus ditanggung oleh pemerintah, beban guru dikurangi agar tidak melebihi tanggung jawab yang dimiliki. Buku-buku disiapkan oleh pemerintah secara seragam, sehingga para guru lebih khusuk mengajar atau meningkatkan proses pembelajaran. Desain kurikulum 2013 minimum, terdiri dari kompetensi inti, lalu kompetensi dasar, sekolah dapat mengembangkan menjadi lebih bagus. Dalam kurikulum 2013 ditentukan dulu ”Menyongsong Kurikulum 2013: Strategi dan Implementasinya oleh Sekolah” Tingkat SD-SMP PKPIS UNJ, 2 Maret 2013, Dewi Sri Handayani N,S.Pd 5 - Penilaian masih berorientasi pada hasil. - - - - SKLnya. Di tingkat SD, tidak ada UN. Penilaian dihasilkan dari laporan hasil belajar yang diberikan setiap semester. Di SMP tetap diberlakukan UN. Guru dituntut menguasai banyak pengetahuan umum, karena metode mengajar ditekankan praktik lapangan. Mata pelajaran yang diberikan pada siswa lebih simpel, karena beberapa mata pelajaran akan diintegrasikan. Misalnya, di SD, IPA IPS diintegrasikan ke dalam mapel lain, di SMP, pelajaran geografi dan sejarah dirangkum menjadi pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Kemudian, pelajaran fisika, kimia, biologi dipadukan menjadi pelajaran IPA. Penilaian berdasarkan proses dan hasil, portofolio menjadi point penting dalam penilaian di kurikulum 2013. 4. Strategi Guru SD-SMP dalam melaksanakan kurikulum 2013 Dalam draft Pengembangan Kurikulum 2013 diisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Disebutkan pula, bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual. (Sumber: Pengembangan Kurikulum 20013, Bahan Uji Publik, Kemendikbud) Untuk melaksanakan kurikulum 2013 yang akan berlangsung pada Juli 2013 mendatang, pada level 1, 4, 7, dan 10, tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan oleh guru tingkat SD-SMP. Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah : a. Seorang guru harus menyadari akan perannya sebagai perubah pembaharuan bangsa. Maka ia dituntut untuk menjadi teladan. Oleh sebab itu harus diimbangi dengan motivasi (semangat) tinggi, komitmen kuat, dalam membawa visi dan misi pendidikan ke depan. b. Memahami secara utuh bukan hanya parsial, struktur kurikulum dan elemen perubahan kurikulum 2013 yang meliputi SKL, Standar isi, standar proses, dan standar penilaian. ”Menyongsong Kurikulum 2013: Strategi dan Implementasinya oleh Sekolah” Tingkat SD-SMP PKPIS UNJ, 2 Maret 2013, Dewi Sri Handayani N,S.Pd 6 c. Memahami metode pembelajaran aktif dengan mencoba beberapa metode dan model pembelajaran paling mutakhir, seperti; Pembelajaran Konstruktivisme, PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Pembelajaran kontekstual, Pembelajaran aktif, Pembelajaran berdasarkan masalah, Pembelajaran inquiry, Pembelajaran kooperatif, dan aneka tipe lainnya. d. Kemampuan dalam iptek, penggunaan berbagai media/sumber belajar untuk mempresentasikan materi belajar di kelas. Yang termasuk media antara lain : Tape recorder, VCD – DVD Player, Computer, Handy cam, In focus – LCD, TV, Gambar, chart, buku-buku, majalah, surat kabar, bahkan orang sebagai model/peran profesi/sumber belajar, dll. e. Guru harus mau berubah dan mau belajar setiap saat. Hal-hal yang penting untuk menambah kompetensi guru adalah guru harus mencari dan menemukan materi belajar dengan cara : mencari tahu, melihat, mengobservasi, mengeksplorasi, dan mengaplikasikan secara mandiri untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan sebuah cara belajar, baru kemudian diterapkan kepada siswa. f. Memahami gaya belajar siswa yang berbagai macam (visual learner, auditory learner, dan kinestetic learner). Maka guru harus mau mengikuti gaya belajar sesuai kebutuhan siswa. 5. Membangun persepsi guru dalam perubahan dan tantangan mengimplementasikan kurikulum 2013 Perubahan kurikulum dimaksudkan sebagai salah satu bentuk reformasi di bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Perubahan tersebut merupakan konsekwensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Tetapi, dalam implementasi kurikulum baru akan menibulkan perbedaan persepsi antara pemegang kebijakan dengan pelaku kebijakan. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan memiliki asumsi bahwa pelaku kebijakan (guru) kurang menyukai perubahan, sedangkan dari sisi guru juga meyakini bahwa pemerintah tidak memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi pada saat pelaksanaannya. Memang tidak bisa dihindari, setiap perubahan kurikulum selalu menghasilkan kontroversi semua pihak, mulai dari praktisi sampai opini para pakar. Namun sebagai guru yang notabene hanya sebagai pelaksana, tentu tidak kuasa menolak kebijakan yang sudah ”Menyongsong Kurikulum 2013: Strategi dan Implementasinya oleh Sekolah” Tingkat SD-SMP PKPIS UNJ, 2 Maret 2013, Dewi Sri Handayani N,S.Pd 7 menjadi ketetapan tersebut. Dengan demikian sebaiknya perubahan kurikulum pendidikan Indonesia harus disikapi dengan bijak oleh setiap guru, terlepas dari anggapan-anggapan negatif yang berkembang di masyarakat dan segenap media massa di Republik ini. Proses perubahan kurikulum semestinya bukan hanya persoalan sosialisasi namun juga mencakup kelengkapan sarana dan prasarana serta kesiapan SDM. Menyiapkan SDM guru harus dimulai dari upaya membangun persepsi bahwa perubahan kurikulum sebagai perbaikan mutu pendidikan. Pola pikir menentukan situasi emosi dan perilaku dalam pelaksanaan tugas membangun persepsi positif atas perubahan kurikulum harus didahulukan dalam proses sosialisasi sebelum sosialisasi pelaksanaan teknis. Karena itu memotivasi guru, merupakan usaha membangun persepsi serta keterampilan guru, bahwa perubahan kurikulum adalah upaya efektivitas kegiatan pembelajaran, dan harus dapat dihayati secara mendalam oleh para guru kita. Persepsi positif di kalangan para guru dalam implementasi kurikulum akan dapat lebih terbentuk lagi apabila menggunakan role model. Dengan pendekatan role model berarti sebelum kurikulum baru tersebut diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas, terlebih dahulu diimplementasikan kepada para guru. Intinya agar pembelajaran yang diharapkan dapat berlangsung berkelanjutan diperlukan perubahan budaya dari pelatihan yang bersifat top down menjadi kebutuhan para guru untuk terus meningkatkan profesionalitasnya (bottom up) (Ismunandar, 2013). Guru juga harus dibekali melalui pelatihan yang baik, berdaya dan berhasil guna, dengan menggunakan pendekatan inkuiri yang dilengkapi metode assessment dan tindak lanjutnya. Dengan demikian, kurikulum 2013 tidak hanya sekedar bagus dalam tataran konsep, tetapi juga tidak rapuh dalam implementasinya di sekolah. Bagaimana pun tidak ada kepentingan yang lebih utama atas perubahan kurikulum kecuali kepentingan terbaik anak bangsa. ‘Aku cinta kurikulum Nasional, berarti aku cinta Indonesia dan anak bangsa. Selamat menyongsong kurikulum 2013. Mari kita jadikan semangat kebangsaan menjadi motivasi kuat dalam implementasi kurikulum 2013 untuk generasi emas di masa mendatang. Majulah guru Indonesia’ ”Menyongsong Kurikulum 2013: Strategi dan Implementasinya oleh Sekolah” Tingkat SD-SMP PKPIS UNJ, 2 Maret 2013, Dewi Sri Handayani N,S.Pd 8 Daftar Pustaka Sudirman, Drs, dkk, 1989. Ilmu Pendidikan, Bandung : Remaja Karya. Martini Jamaris, M.Sc. Ed. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, 2012. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Diakses 29 Nopember 2012. Kemdikbud, 2012. Pengembangan Kurikulum 2013. http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/ujipublik-kurikulum-2013-2. Di akses 17 Januari 2013. Kompas.com. Mendikbud : Kurikulum 2013 Tidak http://edukasi.kompas.com/read/2013/01/13/16154770/Mendikbud.Kurikulum.2013. Bisa Ditunda. Tidak.Bisa.Ditunda. akses 19 Januari 2013. Teguh Indarto, MBA. Drs. 2010. Using technology in teaching-learning. Slide diakses 2010. ”Menyongsong Kurikulum 2013: Strategi dan Implementasinya oleh Sekolah” Tingkat SD-SMP PKPIS UNJ, 2 Maret 2013, Dewi Sri Handayani N,S.Pd 9 Di