RANGKUMAN UHT SEJARAH SEMESTER 1 KELAS X - Alma Gladys Vania X MIIA 2 - A. KERAJAAN KUTAI Agama: Hindu india Letak: di daerah kutai, Kalimantan timur. Sumber sejarah: 7 buah yupa berbentuk menhir dengan bahasa sanskerta dan huruf pallawa, diperkirakan prasati tersebut ditulis pada 400 M Pendiri: Raja Kunsungga, anak anaknya menggunakan nama india Dengan ditulisnya prasati – prasati yang menggunakan bahasa sanskerta dan huruf pallawa menunjukan bahwa kaum brahmanalah yang menguasai bahasa dan tulisan tersebut Dalam suatu prasati disebutkan bahwa raja mulawarman telah mengadakan upacara kurban yang menghadiahkan 20.000ekor sapi untuk kaum brahmana. Diadakan upacara asmawedha (pelepasan kuda) untuk menentukan batas-batas wilayah Wapakeswara: tempat suci untuk menghormati dewa – dewa B. KERAJAAN TARUMANEGARA Agama: Hindu india Letak: Bogor, Jawa barat Diperkirakan berkembang sekitar 400 – 600 M Sumber sejarah: Prasasti ciaruteun di bogor (terdapat 2 telapak kaki yang diukir bersama tulisan berhuruf pallawa dan berbahasa sanskerta Prasasti kebon kopi di bogor Prasasti jambu di bogor Prasasti muara cianten di bogor Prasasti tugu di bekasi Prasasti pasir awi di leuwiliang Prasasti munjul di banten Raja pada saat itu: Raja Punawarman Aspek ekonomi: Berdasarkan catatan perjalanan Fa Hien (penjelajah cina) di awal 5 M ialah pertanian, peternakan, pemburuan binatang, dan perdagangan cula badak, penyu, dan perak Berdasarkan prasasti tugu, Raja punawarman sangat memperhatikan aspek pertanian dan perdagangan Raja punawarman membangun sebuah terusan air disungai gomati (panjangnya 6.122 busur=12 km) yang diselesaikan dalam 21 hari dan juga disambungkan dengan sungai chandrabaga. Aspek sosial: berpusat pada kegiatan pertanian di desa desa Berdasarkan berita dari cina, penduduk tarumanegara telah mampu membuat tuak yg diminum pada acara – acara tertentu. Makanan utama: Beras, buah-buahan, dan daging Memberikan 1000 ekor lembu kepada kaum brahmana C. KERAJAAN HO-LING (KALINGGA) Agama: Buddha Letak: Jawa tengah – menurut berita cina dari dinasti tang yang berasal dari pendeta bernama I’tsing. Ia menyebutkan bahwa Hwining pernah dating ke Ho-ling pada 664 M dan menerjemahkan kitab suci agama Buddha dari bahasa sanskerta ke bahasa cina. Dibuktikan dengan adanya pengiriman utusan dari cina ke kerajaan tersebut pada 647 M dan 666 M Raja yang memerintah: Raja Sima (perempuan) Kehidupan ekonomi: sudah mengenal hubungan dagang dan menghasilkan emas, perak serta cula badak D. KERAJAAN MALAYU Agama: Buddha Letak: ada yang bilang di jambi (sepanjang sungai Batanghari), ada yang bilang berpusat di semenanjung melayu Sumber sejarah: diperoleh dari hasil perjalanan I’tsing (Pendeta Buddha cina dari kanton ke india), pada 672 M dia singgah di malayu dan menetap selama 2 bulan Pada abad ke 7 kerajaan malayu jatuh ke tangan kerajaan sriwijaya Namanya baru terdengar lagi pada abad ke 13 yaitu terdapa di kitab pararaton dan negarakertagama. Pada kitab tersebut disebutkan bahwa raja singhasari, kertanegara mengadakan ekspedisi pamalayu untuk menghadang ekspansi kerajaan mongol di bawah kaisar kublai khan yang ingin menguasai asia tenggara. Sebab itu terjalinlah hubungan erat antara kerajaan singhasari dan kerajaan malayu Pada 1628 M, Raja singasari menghadiahkan sebuah arca Buddha, amoghapasha bersama 14 pengiringnya ke malayu. Keterangan menganai hal tersebut terdapat di arca tersebut yang ditemukan di daerah sijunjung, dekat sungai Batanghari E. KERAJAAN SRIWIJAYA Disebut kerajaan maritim yang menguasai jalur dagang di laut cina selatan dan selat malaka, karena posisinya strategis dalam perdagangan antara cina dan india Sumber sejarah dalam negri: Prasasti kedudukan bukit (683 M) di Palembang Prasasti talang tuo (684 M) di Palembang Prasasti kota kapur (686 M) di pulau bangka Prasasti siddhayatra di palembang Prasasti karang berahi di jambi Sumber sejarah luar negri: Berita berita dari cina, india (Prasasti nalanda dan cola), sri lanka, arab Persia Prasasti ligor di tanah genting kra Malaysia (775 M) Berdasarkan catatan perjalanan I’tsing, banyak pelajar cina yang sebelum mempelajari Buddha di india belajar terlebih dahulu di sriwijaya selama 1 / 2 tahun Kota Palembang: pusat peziarah pendeta – pendeta Buddha. Bahasa yang digunakan: bahasa melayu Pada masa Raja balaputra dewa mengalami perkembangan pesat dengan ditandai tumbuhnya perdagangan di perairan sriwijaya sebagai jalur dagang internasional Pada 775 M sriwijaya membangun ibu kota baru di semenanjung Malaysia agar pemerintah bias mengawasi kegiatan dagang di selat malaka dan dapat mencegah pedagang yang memotong jalur melewati tanah genting kra (terdapat di prasasti ligor) Sriwijaya sebagai pusat pendidikan agama Buddha: Ia sering mendatangkan pelajar dari luar negri dan juga mengirim pelajarnya ke india Berdasarkan prasasti nalanda (india), hubungan raja balaputra dewa dengan raja benggala india yang bernama raja dewa paladewa sangatlah erat. Bahkan raja dewa paladewa menghadiahkan sebuah tanah untuk mendirikan asrama bagi pelajar sriwijaya yang belajar di nalanda Salah satu guru besar Buddha dari sriwijaya adalah dharmakirti, ia sangatlah disegani oleh para pendeta di cina. Seorang pendeta cina bernama atica bahkan menjadikannya sebagai guru Buddha Aliran Buddha yang berkembang adalah Mahayana Hubungan diplomatik: Hubungan diplomatik dengan kerajaan cola (india) dan kerajaan cina di utara terpelihara dengan baik Pada abad ke 11 maharaja sriwijaya membantu membiayai sebuah perbaikan kuil milik penganut taois di kanton Hubungan baik dengan cina dianggap penting agar Negara tersebut tidak menjalin perjanjian dagang langsung dengan negara - negara saingan sriwijaya. Hasil hubungan ini dapat dilihat dari terpeliharanya barang – barang dagangan sriwijaya dari ancaman kerugian yg disebabkan penentuan harga oleh pedagang lain Pada abad ke 11 sriwijaya dikhianati kerajaan cola, india yang berambisi menguasai selat malaka dan mendapatkan serangan darinya. Dalam serangan itu raja sriwijaya bernama raja sanggrama wijayatunggawarman ditawan. Namun kerajaan tetap bertahan dan masih menguasai jalur dagang selat malaka Pada abad ke 13, kerajaan malayu yang merupakan taklukan sriwijaya direbut singhasari. Kerajaan sriwijaya pun menjadi lemah, keadaan lemah tersebut dimanfaatkan oleh kerajaan sukhodaya dari Thailand di bawah raja kamheng dan merebut wilayah sriwijaya di semenanjung malaya hingga selat malaka bisa dikontrol. Akhir abad ke 14 sriwijaya benar – benar runtuh akibat serangan kerajaan majapahit dari jawa F. KERAJAAN MATARAM KUNO Kerajaan Hindu Buddha Pemerintahannya pada mulanya berpusat di jawa tengah kemudian pindah ke jawa timur Kerajaan mataram kuno melakukan beberapa candi, candi adalah hasil sintesa budaya serta akulturasi antara kebudayaan india dengan jawa kuno Pendiri kerajaan mataram kuno: Terdapat 2 keluarga raja/wangsa yang berkuasa di jawa tengah sejak abad ke 8, yaitu keluarga wangsa sanjaya yang bercorak hindu (jawa tengah bagian utara) dan keluarga wangsa sailendra yang bercorak Buddha (jawa tengah bagian selatan) Raja pertama dari keluarga sanjaya: raja sanjaya, memerintah di ibu kota bernama medang (ada di prasasti canggal 732) selanjutnya ada raja rakai panangkaran, panunggalan, rakai waruk, garung, rakai pikatan, kayuwangi, watuhumalang, dan balitung Kedua keluarga tersebut memiliki persaingan, namun sempat berhubungan erat Pada abad ke 9 mereka bersatu karena terjadi sebuah perkawinan antara rakai pikatan (wangsa sanjaya) dengan pramodawardhani (anak samaratungga, raja sailendra). Perkawinan ini tidak disetujui oleh balaputra dewa (adik pramodawardhani) karena merasa terancam oleh kedudukan rakai pikatan dan ia mengadakan perlawanan, namun gagal dan akhirnya kembali ke sriwijaya dan menjadi raja sriwijaya karena memiliki darah sriwijaya. Rakai pikatan yang menang membangun candi loro jonggrang yang bercorak hindu siwa Pasangan yang memiliki agama berbeda ini membangun banyak bangunan bercorak hindu Buddha, salah satunya candi Borobudur yang terletak di bhumisambhara yang didirikan oleh ayahnya, samaratungga, pada 824 M Kerajaan mataram kuno di jawa timur: Pusat pemerintahan mataram di jateng berakhir pada abad ke 10 dan muncul lah pemerintahan baru di jawa timur Diduga karena menghindari ancaman sriwijaya dank arena adanya ancaman dari gunung merapi Raja pertama: empu sindok (memerintah sampai 947 M), ia mendirikan wangsa ishana di jatim Pengganti empu sindok: sri isyana tunggawijaya Pengganti sri isyana: makutowangsa wardana Pada abad ke 11 muncul nama dharmawangsa teguh, ia raja yang paling gigij menaklukan sriwijaya. Namun usahanya gagal dan malah mengalami pralaya/kehancuran akibat serangan yang dipimpin wurawari Anggota keluarga raja dharmawangsa yang berhasil lolos dari serangan sriwijaya dan wurawari: airlangga, dia menjadi raja pada 1019 M dan berhasil mengkonsolidasikan pemerintahan dengan memperluas wilayah kekuasaan dan melakukan perbaikan ekonomi Pada masa airlangga, tercipta karya sastra arjunawiwaha oleh empu kanwa yaitu seni wayang yang ceritanya diambil dari tradisi kepahlawanan hindu dipadukan dengan tradisi setempat Stratifikasi sosial masyarakat (pengelompokan masyarakat secara bertingkat): Ada pengaruh india namun ada pula stratifikasi lain yang didasarkan atas profesi/kedudukan seseorang dalam masyarakat dalam struktur biokrasi dan kekayaan yg dimiliki. Misalnya seorang kasta brahmana bisa menjabat struktur pemerintah pusat, pemerintah daerah atau tidak sama sekali. Sebaliknya kasta ksatria bisa menjabat birokrasi pusat atau hanya tinggal sebagai pertapa di biara. Atau keluarga raja (status tertinggi) yang tinggal di lingkungan keratin bersama pejabat tinggi lainnya. Adapula golongan rendahan, para abdi dalem, pengawal istana, perajin emas, perunggu, besi, emas dan tembaga. Hubungan mereka bersifat formal. Karya sastra: Ada pengaruh india namun diubah ke dalam karya kesastraan khas jawa, diantaranya Mahabharata dan Ramayana (diubah dalam bahasa jawa kuno berupa kakawin Ramayana). Pujangga penciptanya hidup di masa balitung. Kakawin arjunawiwaha oleh empu kanwa pada abad ke 11 berbahasa jawa kuno pada masa raja airlangga Ada beberapa pujangga yang menciptakan kakawin pada masa Kediri antara lain empu sedah dan empu panuluh yang mengubah bharatayudha, hariwangsa, dan ghatotkacaswara JANGAN LUPA BELAJAR DARI BUKU PEMERINTAH JUGA YA KARENA INI CUMA DARI BUKU YANG “INDONESIAN HISTORY 1” HEHE MAAF KALAU ADA SALAH<3