pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual pada

advertisement
IMPLEMENTASI STRATEGI 5E DENGAN BAHAN AJAR BERMUATAN
PERUBAHAN KONSEPTUAL SEBAGAI UPAYA MENGUBAH MISKONSEPSI,
DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 6 SINGARAJA
oleh
I Ketut Tika
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil pengetahuan awal,
mengubah miskonsepsi menjadi konsep ilmiah, meningkatkan kualitas hasil belajar, dan
mendeskripsikan respon siswa SMPN 6 Singaraja terhadap strategi siklus belajar 5E
(engagement, exploration, explanation, elaboration, evaluation) dengan bahan ajar
bermuatan perubahan konseptual dalam pembelajaran fisika.
Subjek penelitian adalah siswa kelas IXA dan IXD semester 1 tahun pelajaran
2005/2006, objeknya adalah strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan
perubahan konseptual, pengetahuan awal dan perubahan miskonsepsi, hasil belajar, dan
respon siswa. Data pengetahuan awal, perubahan miskonsepsi, dan hasil belajar siswa
dikumpulkan dengan metode tes. Sedangkan data respon siswa dikumpulkan dengan
kuesioner.
Dengan analisis deskriptif diperoleh temuan yaitu: profil pengetahuam awal siswa
sebagian besar diwarnai miskonsepsi. Setelah implementasi strategi siklus belajar 5E
dengan bahan ajar bermuatan perubahan konseptual, sebagian besar miskonsepsi dapat
diubah menjadi konsep ilmiah; terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek
kognitif dari kategori cukup pada siklus I, menjadi baik pada siklus II dan III; pada aspek
afektif terjadi peningkatan dari kategori cukup pada siklus I, menjadi baik pada siklus II
dan III; dan pada aspek psikomotor terjadi peningkatan dari kategori cukup baik pada
siklus I, menjadi kategori baik pada siklus II dan III. Sedangkan respon siswa terhadap
implementasi model termasuk berkategori baik.
Berdasarkan temuan ini, disarankan kepada guru fisika kelas IXA dan IXD SMPN 6
Singaraja untuk dapat mengoptimalisasi penerapan strategi siklus belajar 5E dengan bahan
ajar bermuatan perubahan konseptual dalam pembelajaran fisika secara berkesinambungan
dalam upaya mengubah miskonsepsi siswa menjadi konsep ilmiah, meningkatkan kualitas
hasil belajar, dan mengarahkan respon siswa ke arah yang positif terhadap pembelajaran
fisika.
Kata-kata kunci: Strategi 5E, perubahan konseptual, miskonsepsi
1
5E STRATEGY IMPLEMENTATION WITH TEACHNG MATERIALS
CONTAINING CONCEPTUAL CHANGES AS AN EFFORT TO CHANGE
MISCONCEPTION AND TO INCREASE LEARNING RESULT OF STUDENTS
IN SMPN 6 SINGARAJA
By
I Ketut Tika
Abstract
This research was intended to describe the profile of prior knowledge, to change
misconception into scientific concept, to improve the quality of learning result, and to
describe the response of students in SMPN 6 Singaraja to the 5E (engagement, exploration,
explanation, elaboration, evaluation) strategy learning cycle with teaching materials
containing conceptual changes in physics learning.
The subject of this research were the students in class IXA and IXD in the first
semester of 2005/2006, meanwhile the object was 5E strategy with teaching material
containing conceptual changes, prior knowledge, misconception changes, learning result
and students’ response. The data about prior knowledge misconception changes, and
learning result were gathered with test method. Meanwhile the data about students’
response was gathered with questionnaire.
With descriptive analysis technique it could be identified that: the profile of
students’ prior knowledge was largely colored with misconception. After the
implementation of 5E learning cycle strategy with teaching material containing conceptual
changes, most misconception could be changed into scientific concept; there was an
improvement of learning result in cognitive aspect from satisfactory category in the first
cycle, into excellent in second and third cycle; in affective aspect, there was an
improvement from satisfactory category in the first cycle, into excellent in the second and
third cycle; and in the psychomotor aspect, there was an improvement from good category
in the first cycle, into excellent category in the second and third cycle. Furthermore,
students’ response to the model implementation considered to be excellent category.
Based on this study, it was suggested to physics teachers of IX A and IXD class in
SMPN 6 Singaraja for optimizing the application of 5E cycle learning strategy with
teaching material containing conceptual changes in physics learning continually in the
effort of changing students’ misconception into scientific concept, improving the quality of
learning result, and directing students’ response to be positive in physics learning.
Keywords: 5E strategy, conceptual changes, misconception
2
1. Pendahuluan
Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains, khususnya bidang fisika
merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan
diri dengan perubahan dan memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi. Oleh
karena itu siswa perlu dibekali dengan kompetensi yang memadai agar menjadi peserta
aktif dalam masyarakat. Kompetensi tersebut adalah: 1) mampu melakukan kerja ilmiah
melalui eksperimen, 2) mampu melakukan penalaran ilmiah menyelesaikan masalah
sederhana, dan 3) mampu mengaitkan pengetahuan fisika dengan pemanfaatan fisika
dalam teknologi melalui pembahasan dasar kerja teknologi atau pembuatan alat-alat
teknologi yang bermanfaat.(Depdiknas, 2002). Kompetensi-kompetensi yang dituntut oleh
pembelajaran Sains ternyata belum dapat dicapai secara optimal. Sebagai indikatornya
adalah: belum mampu merancang dan melakukan percobaan secara mandiri, belum mampu
mengaplikasikan konsep-konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari, belum mampu
menjelaskan fenomena teknologi disekitar siswa dengan konsep fisika yang telah
dipahami. Masalah ini ternyata juga terjadi di SMP Negeri 6 Singaraja. Sebagai
indikatornya adalah: siswa SMPN 6 Singaraja masih harus dibimbing secara penuh agar
dapat merancang dan melakukan percobaan tentang listrik dinamik, belum mampu
mengaplikasikan konsep listrik dinamik dalam kehidupan sehari-hari dan belum mampu
mejelaskan produk teknologi dengan konsep listrik dinamik yang telah dipahami.
Berdasarkan hasil refleksi oleh guru fisika disimpulkan bahwa salah satu penyebab
rendahnya hasil belajar fisika di SMP Negeri 6 Singaraja adalah pengemasan pembelajaran
tidak sejalan dengan hakekat belajar dan mengajar fisika. Dalam pengemasan
pembelajaran fisika belum memperhatikan pengetahuan awal siswa, belum memberikan
kesempatan
kepada
mengeksplorasi
siswa
untuk
pengetahuan
terlibat
sendiri,
secara
aktif
mengeksplanasi,
dalam
mengkonstruksi,
mengelaborasi
serta
mengaplikasikan konsep-konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu,
kemasan pesan pembelajaran dalam teks bahan ajar, belum mengakomodasi perubahan
konseptual. Bertolak dari hasil refleksi ini peneliti bersama-sama guru fisika SMP Negeri 6
Singaraja sepakat untuk berkolaborasi dalam mengatasi permasalahan tersebut diatas
dengan menerapkan strategi pembelajaran yang dapat mengeksplorasi pengetahuan awal
siswa secara optimal dan mengakomodasi perubahan konseptual (Conceptual change).
Strategi tersebut adalah strategi 5E.
Strategi 5E adalah strategi pembelajaran yang terdiri dari lima tahap dalam
implementasinya yaitu: engagement, exploration, explanation, elaboration, evaluation.
3
(http://www,cte.jhu.edu/techacademy/).
Melalui
strategi
pembelajaran
5E,
guru
memfasilitasi siswa dalam menggali pengetahuan awal, memberikan apersepsi/motivasi
pada fase engagement, kemudian pemecahan masalah atau pengumpulan informasi,
pengkontruksian makna dilakukan pada fase exploration, dan untuk mengaitkan konsep
yang telah diperoleh secara kontekstual dengan kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran
menjadi bermakna dilakukan pada fase explanation dan fase elaboration, serta sebagai
umpan balik terhasap proses dan hasil pembelajaran dilakukan pada fase evaluation.
Melalui implementasi pembelajaran dengan strategi 5E ini siswa difasilitasi dengan
bahan ajar bermuatan model perubahan konseptual. Model perubahan konseptual yang
tertuang dalam bahan ajar fisika memiliki enam langkah yaitu : (1) sajian masalah
konseptual dan kontekstual, (2) sajian miskonsepsi yang secara umum terjadi terkait
dengan masalah-masalah tersebut, (3) sajian sangkalan, (4) sajian konsep dan prinsip
secara ilmiah, (5) sajian materi dan contoh-contoh kontekstual, (6) sajian-sajian
pertanyaan-pertanyaan untuk memandu pemerolehan hasil belajar. Berdasarkan hal
tersebut diyakini strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan model perubahan
konseptual dalam pembelajaran Fisika dapat menciptakan iklim yang kondusif dalam
pembelajaran fisika, mempelajari konsep-konsep yang esensial dan strategis, pembelajaran
yang kontekstual dengan isu-isu sosial dan teknologi, mengarahkan para siswa ke materi
yang akan mereka pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi
yang berhubungan yang dapat dipergunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan
baru yang dapat mengaitkan antara sains dengan teknologi, masyarakat, dan lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas III
SMPN 6 Singaraja melalui penerapan model siklus belajar 5E dengan bahan ajar
bermuatan perubahan konseptual. Secara lebih rinci tujuan tersebut adalah: (1)
mendeskripsikan profil pengetahuan awal siswa sebelum dan setelah implementasi strategi
siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan perubahan konseptual, (2) meningkatkan
perubahan miskonsepsi fisika siswa menjadi konsep ilmiah setelah implementasi strategi
siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan perubahan konseptual,. (3) meningkatkan
hasil belajar fisika aspek kognitif siswa setelah strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar
bermuatan perubahan konseptual. (4) meningkatkan hasil belajar fisika aspek afektif siswa
setelah strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan perubahan konseptual, (5)
meningkatkan hasil belajar fisika aspek psikomotor siswa setelah strategi siklus belajar 5E
dengan bahan ajar bermuatan perubahan konseptual, (6) mendeskripsikan respon siswa
4
terhadap implementasi strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan perubahan
konseptual.
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1) hasil eksplorasi pengetahuan
awal dan miskonsepsi siswa akan sangat bermanfaat bagi para guru fisika SMP sebagai
basis dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran bermakna. Penerapan
bahan ajar bermuatan perubahan konseptual adalah alternatif pembelajaran inovatif yang
memanfaatkan
pengetahuan
awal
sebagai
basis
dalam
merancang
dan
mengimplementasikan pembelajaran dalam upaya pencapaian proses dan perolehan
kompetensi belajar secara optimal. Di samping itu para guru memperoleh pengalaman
dalam mengimplementasikan model pembelajaran perubahan konseptual melalui strategi
siklus belajar 5E, 2) teknik mengases pembelajaran yang meliputi pengetahuan awal siswa,
pemahaman konsep, kemampuan pemecahan masalah secara kelompok dan perorangan,
penilaian keterampilan, dan respon-respon divergen menggunakan pengetahuan secara
bermakna. Teknik-teknik penilaian tersebut sangat bermanfaat bagi guru dan sangat
penting untuk diinternalisasi oleh para guru dalam melaksanakan kurikulum berbasis
kompetensi, 3) guru fisika akan memperoleh pengalaman tentang teknik merancang dan
sekaligus mengimplementasikan pembelajaran fisika dengan strategi siklus belajar 5E
dengan Bahan Ajar bermuatan Perubahan Konseptual, 4) bagi siswa, ketika siswa harus
memulai self directed learning, hand-on, dan mind-on dengan fasilitas model pembelajaran
perubahan konseptual melalui strategi siklus belajar 5E. Pembelajaran ini menyediakan
peluang bagi siswa untuk melakukan perubahan sekaligus menilai kebiasaan belajar
mereka di sekolah. Selama ini, mereka belajar di sekolah melibatkan aktivitas-aktivitas
mendengar, melihat, mencatat, bertanya dalam porsi relatif kurang. Belajar dengan fasilitas
Bahan Ajar bermuatan Perubahan Konseptual melibatkan aktivitas-aktivitas membaca,
diskusi, pemecahan masalah secara kolaboratif, berpikir kritis dan kreatif, mengaitkan
konsep dengan fenomena dunia nyata melalui tindakan-tindakan menyeleksi dan
mengorganisasikan pengalaman baru dan mengintegrasikannya ke dalam pengetahuan
yang telah dimilikinya. Dengan demikian secara praktik, penelitian ini mengalihfungsikan
tanggungjawab belajar yang semula dipersepsi siswa sebagian berada pada guru menjadi
sepenuhnya pada diri siswa sendiri, 5) secara
menambah khazanah ilmu pengetahuan di
teoretis
bidang
pembelajaran Fisika SMP.
5
hasil
penelitian
pendidikan,
ini
khususnya
akan
dalam
2. Metode Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IXA dan IXD SMPN 6 Singaraja Semester
1 tahun pelajaran 2005/2006. Sedangkan objek penelitian ini adalah strategi siklus belajar
5E dengan bahan ajar bermuatan perubahan konseptual, pengetahuan awal, miskonsepsi,
hasil belaja fisika, dan respon siswa.
Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam tiga siklus berdasarkan karakteristik
materi pelajaran. Pada siklus I akan dibahas pokok bahasan tentang rangkaian listrik, pada
siklus II tentang Hukum Ohm, dan pada siklus III tentang Energi Listrik. Masing-masing
siklus direncanakan 5 kali pertemuan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini untuk masingmasing siklus mencakup beberapa tahapan yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
tindakan, tahap evaluasi tindakan dan tahap refleksi tindakan dengan rancangan sebagai
berikut.
A. Siklus ke-1
B. Siklus ke-2
C. Siklus ke-3
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Evaluasi tindakan
4. Refleksi tindakan
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Evaluasi tindakan
4. Refleksi tindakan
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Evaluasi tindakan
4. Refleksi tindakan
Data yang diambil adalah data miskonsepsi, data hasil belajar yang meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotor, dan respos siswa terhadap model.
Data mengenai perubahan miskonsepsi siswa dianalisis secara deskriptif
menggunakan pemetaan persentase dan distribusi miskonsepsi sebelum tindakan dan akhir
tindakan, dengan indikator keberhasilan terjadinya perubahan miskonsepsi menjadi konsep
ilmiah minimal 60%.
Data hasil belajar fisika aspek kognitif dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan teknik konversi skor.
Tabel 1. Konversi skor hasil belajar aspek kognitif
Skor
85 - 100
70 - 84
55 - 69
40 - 54
0 - 39
Ka t e g o r i
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
(Dimodifikasi dari: Nasir, 1997)
Dengan indikator keberhasilan bila tercapai minimal kategori baik.
6
Data tentang sikap (aspek afektif) siswa dianalisis secara deskriptif. Kualifikasi
hasil belajar (aspek afektif) siswa ditentukan dengan pedoman konversi sebagai berikut.
Tabel 2 : Kriteria kualifikasi hasil belajar (aspek afektif) siswa
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria Kualifikasi
Kualifikasi
(Mi + 1,5si ----- (Mi + 3,0si)
Sangat baik
(Mi + 0,5si ------ (Mi + 1,5si)
Baik
(Mi - 0,5si ------ (Mi + 0,5si)
Cukup
(Mi - 1,5si ------ (Mi - 0,5si)
Kurang
(Mi –3,0si ------ (Mi –1,5si)
Sangat kurang
(Dimodifikasi dari: Nasir, 1997)
Kriteria keberhasilan tindakan bila tercapai kualitas hasil belajar aspek afektif siswa
dalam kategori baik.
Data tentang hasil belajar (aspek psikomotor) siswa dianalisis secara
deskriptif. Kualifikasi hasil belajar (aspek psikomotor) siswa ditentukan dengan
pedoman konversi sebagai berikut.
Tabel 3 : Kriteria kualifikasi hasil belajar (aspek psikomotor) siswa
No.
Kriteria Kualifikasi
Kualifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
(Mi + 1,5si ----- (Mi + 3,0si)
Sangat baik
(Mi + 0,5si ------ (Mi + 1,5si)
Baik
(Mi - 0,5si ------ (Mi + 0,5si)
Cukup
(Mi - 1,5si ------ (Mi - 0,5si)
Kurang
(Mi –3,0si ------ (Mi –1,5si)
Sangat kurang
(Dimodifikasi dari: Nasir, 1997)
Kriteria keberhasilan tindakan bila tercapai kualitas hasil belajar aspek psikomotor
siswa dalam kategori baik
Data mengenai respon siswa terhadap strategi siklus belajar 5E dengan bahan
ajar bermuatan model perubahan konseptual dianalisis secara deskriptif. Kualifikasi
respon siswa ditentukan dengan pedoman konversi sebagai berikut.
Tabel 4 : Kriteria kualifikasi Respon Siswa
No.
Kriteria Kualifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
Kualifikasi
(Mi + 1,5si ----- (Mi + 3,0si)
Sangat baik
(Mi + 0,5si ------ (Mi + 1,5si)
Baik
(Mi - 0,5si ------ (Mi + 0,5si)
Cukup
(Mi - 1,5si ------ (Mi - 0,5si)
Kurang
(Mi –3,0si ------ (Mi –1,5si)
Sangat kurang
(Dimodifikasi dari: Nasir, 1997)
Kriteria keberhasilan respon siswa yaitu apabila respon siswa termasuk katagori
baik.
7
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: miskonsepsi, hasil belajar aspek
kognitif, hasil belajar aspek afektif, hasil belajar aspek psikomotor dan respon siswa
terhadap model yang dicobakan, masing-masing pada kelas IXA dan IXD adalah sebagai
berikut. Miskonsepsi 69,3% dan 68,9% pada siklus I, 69,3% dan 71,9% pada siklus II,
66,7% dan 85,4% pada siklus 3. Hasil belajar aspek kognitif 69,5% dan 60,4% pada siklus
1, 75,4% dan 65,2% pada siklus II, 78,8% dan 70,3% pada siklus III. Hasil belajar aspek
afektif, kelas IXA cukup dan kelas IXD cukup pada siklus I, selanjutnya pada siklus II dan
III baik pada kedua kelas. Hasil belajar aspek psikomotor kelas IXA cukup dan kelas IXD
cukup pada siklus I, selanjutnya pada siklus II dan III baik pada kedua kelas. Untuk
resopon siswa terhadap model yang dicobakan dalam kategori baik
3.2 Pembahasan
Berdasarkan analisis pengetahuan awal siswa terungkap bahwa variasinya sangat
kompleks. Sebagian besar pengetahuan awal siswa diwarnai dengan miskonsepsi, dan
miskonsepsi ini sangat resistan, hanya sebagian kecil variasi pengetahuan awal siswa yang
ilmiah. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa sebelum memperoleh pelajaran di sekolah
telah memiliki sejumlah gagasan atau ide yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
akan diajarkan. Gagasan atau idea yang mereka miliki masih banyak diwarnai
miskonsepsi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ratna Wilis Dahar (1994), dan Sadia, et. al
(2005) yang menyatakan bahwa sebelum anak-anak memperoleh pelajaran IPA di sekolah,
mereka telah memiliki gagasan-gagasan tentang peristiwa-peristiwa ilmiah yang
dibangunnya secara personal.
Dari variasi pengetahuan awal siswa yang berhasil dianalisis pada siklus I
terungkap rata-rata miskonsepsi siswa kelas IXA dan IXD berturut-turut sebesar : 69,3%
dan 68,9%, dan proporsi pengetahuan awal siswa yang ilmiah 24,2,3% dan 18,18% . Pada
siklus II terungkap rata-rata miskonsepsi siswa sebesar 69,3% dan 71,9%, dan proporsi
pengetahuan awal siswa yang ilmiah yaitu 23,4% dan 30,7%. Pada siklus III terungkap
rata-rata miskonsepsi siswa sebesar 66,7% dan 85,4%, dan proporsi pengetahuan awal
siswa yang ilmiah 31,2% dan 51,3%. Sangat besarnya proporsi miskonsepsi dari
pengetahuan awal siswa dapat difahami mengingat pengetahuan awal siswa tentang suatu
konsep Fisika belum dibangun berdasarkan metode ilmiah, tetapi dibangun atas dasar
intuisi atau melalui akal sehat. Pengetahuan awal yang sebagian besar diwarnai
miskonsepsi ini perlu mendapat perhatian khusus dalam pembelajaran. Guru Fisika
8
hendaknya
memperhatikan
sungguh-sungguh
pengetahuan
awal
siswa
beserta
miskonsepsinya dalam merancang dan mengimplementasikan program pembelajaran,
mengingat miskonsepsi itu bersifat resistan.
Setelah pemberian tindakan berupa strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar
bermuatan model perubahan konseptual dalam pembelajaran Fisika miskonsepsi siswa
dapat diubah menjadi konsep ilmiah, namun proporsinya masih kecil. Pada siklus I ratarata miskonsepsi siswa kelas IXA dan IXD yang dapat diubah menjadi konsep ilmiah
beruturut-turut sebesar : 37,8% dan 26,6%. Pada siklus II rata-rata miskonsepsi siswa yang
dapat diubah menjadi konsep ilmiah sebesar : 7% dan 22,8%. Pada siklus III rata-rata
miskonsepsi siswa yang dapat diubah menjadi konsep ilmiah sebesar : 29,5% dan 28,9%
Berdasarkan temuan ini, tampak bahwa pemberian tindakan berupa strategi siklus belajar
5E dengan bahan ajar bermuatan model perubahan konseptual dalam pembelajaran Fisika
dengan menggunakan strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan model
perubahan konseptual telah dapat mengubah miskonsepsi siswa menjadi konsep ilmiah
namun proporsinya masih kecil.
Perubahan miskonsepsi siswa menjadi konsepsi ilmiah yang proporsinya masih
kecil, menandakan bahwa sebagian besar miskonsepsi siswa masih bersifat resisten. Hal ini
dapat dilihat dari proporsi miskonsepsi yang resisten pada siklus I sebesar 31,9% untuk
siswa kelas IXA dan 42,3% untuk kelas IXD.
Temuan tentang hasil belajar siswa aspek psikomotor menunjukkan bahwa ada
peningkatan aktivitas siswa dari siklus I yang berkategori cukup aktif menjadi kategori
aktif pada siklus II dan III. Adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran ini
karena siswa diberikan kesempatan yang sangat luas dalam berpartisipasi aktif dalam
mengemukakan melakukan percobaan, merangkaia, mengukur, dan mencatat, serta
bertanggung jawab terhadap penggunaan alat laboratorium..
Temuan tentang hasil belajar siswa aspek afektif menunjukkan bahwa ada
peningkatan sikap siswa dalam pembelajaran dari siklus I yang berkategori cukup baik
menjadi kategori baik pada siklus II dan III. Adanya peningkatan sikap siswa dalam
pembelajaran ini karena siswa diberikan kesempatan yang sangat luas dalam berpartisipasi
aktif dalam mengemukakan pendapat ide, berinteraksi dengan teman, dengan guru, serta
sikap siswa dalam.merspon pembelajaran.
Hasil belajar fisika siswa aspek kognitif yang berkaitan dengan konsep-konsep
sumber arus listrik, arus listrik, beda potensial, hukum Ohm, hambatan, hukum Kirchoff,
energi dan daya lsitrik, ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan
9
klasikal. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar fisika untuk siswa kelas IXA dan IXD
berturut-turut adalah 69,5% dan 60,4%. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar fisika
berurut-turut adalah 75,4%dan 65,2%. Pada siklus III nilai rata-rata hasil belajar fisika
adalah 78,8% dan 70,3%. Berdasarkan temuan ini, tampak bahwa terjadi peningkatan ratarata hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian tindakan berupa strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan model
perubahan konseptual dalam pembelajaran Fisika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar ini dapat terjadi karena strategi siklus belajar 5E dengan bahan
ajar bermuatan model perubahan konseptual dalam pembelajaran Fisika dapat menciptakan
iklim yang kondusif dalam pembelajaran fisika, mempelajari konsep-konsep yang esensial
dan strategis, pembelajaran yang kontekstual dengan isu-isu sosial dan teknologi,
mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan menolong mereka untuk
mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat dipergunakan dalam
membantu menanamkan pengetahuan baru yang dapat mengaitkan antara sains dengan
teknologi, masyarakat, dan lingkungan.
Hasil analisis respon siswa terhadap pembelajaran fisika dengan strategi siklus
belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan model perubahan konseptual, menunjukkan
bahwa respon siswa termasuk kategori baik. Dari sebaran respon siswa terungkap bahwa
siswa memiliki sikap dan persepsi positif terhadap pembelajaran fisika dengan strategi
siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan model perubahan konseptual. Secara
terbuka siswa menyatakan responnya terhadap pembelajaran, yakni : sangat setuju dengan
pendekatan pembelajaran ini, lebih menarik karena materi pelajaran dikaitkan dengan isuisu sosial dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang ada di masyarakat, sehingga
pelajaran menjadi bermakna, lebih mudah dipahami, lebih termotivasi, kesempatan
mengemukakan pendapat sangat banyak. Melalui kegiatan laboratorium siswa dapat
terlibat secara aktif mengamati, mengumpulkan data, menginterpretasi serta membuat
kesimpulan, sehingga wawasan siswa menjadi lebih bertambah, pengetahuan yang
didapatkan lebih lama diingat karena siswa sendiri yang menemukan konsep-konsep
melalui percobaan.
Berdasarkan temuan-temuan yang telah dikemukakan di atas, dapat dikatakan
bahwa implementasi strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan model
perubahan konseptual dalam pembelajaran fisika dapat mengubah miskonsepsi siswa
menjadi konsep ilmiah meskipun proporsinya masih kecil, dapat meningkatkan aktifitas
siswa, dapat meningkatkan hasil belajar fisika, dan respon siswa termasuk kategori positif.
10
Meskipun hasil-hasil penelitian tindakan ini telah mencapai keberhasilan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, namun masih ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian lebih lanjut antara lain yaitu sebagai berikut. (1) Variasi pengetahuan awal siswa
sangat kompleks dan sebagian besar diwarnai miskonsepsi, serta sebagian besar
miskonsepsinya bersifat resisten, untuk itu perlu diupayakan cara-cara yang lebih intensif
dalam mengatasi miskonsepsi tersebut. (2) Upaya untuk menjaring isu-isu sosial dan
teknologi yang ada di masyarakat local, regional, dan nasional belum optimal untuk itu
perlu ditingkatkan lagi. (3) Guru belum optimal memanfaatkan sumber-sumber belajar
yang ada di luar sekolah. (4) Upaya untuk mencari keterkaitan antara konsep-konsep sains
(fisika) dengan teknologi, masyarakat, dan lingkungan perlu dioptimalkan lagi.
4. Penutup
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian
ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. (1)Profil pengetahuan awal siswa variasinya
sangat kompleks dan sebagian besar diwarnai miskonsepsi. (2)Dengan implementasi
strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan model perubahan konseptual dalam
pembelajaran Fisika, miskonsepsi siswa dapat diubah menjadi konsep ilmiah, namun
proporsinya masih belum optimal. Perubahan miskonsepsi siswa menjadi konsepsi ilmiah
yang proporsinya masih kecil, menandakan bahwa sebagian besar miskonsepsi siswa
masih bersifat resisten. (3) Implementasi strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar
bermuatan model perubahan konseptual dalam pembelajaran Fisika dapat meningkatkan
hasil belajar siswa aspek kognitif siswa dari siklus I yang berkategori cukup menjadi
kategori baik pada siklus II dan III. (4)Implementasi strategi siklus belajar 5E dengan
bahan ajar bermuatan model perubahan konseptual dalam pembelajaran Fisika dapat
meningkatkan hasil belajar siswa aspek afektif siswa dari siklus I yang berkategori cukup
menjadi kategori baik pada siklus II dan III. (5) Implementasi strategi siklus belajar 5E
dengan bahan ajar bermuatan model perubahan konseptual dalam pembelajaran Fisika
dapat meningkatkan hasil belajar aspek psikomotor dari siklus I berkategori cukup aktif
menjadi aktif pada siklus II dan III..(6)Respon siswa termasuk kategori baik dengan
diimplementasikannya strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan model
perubahan konseptual dalam pembelajaran Fisika. Siswa memiliki sikap dan persepsi
positif terhadap pembelajaran fisika dengan strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar
bermuatan model perubahan konseptual.
11
Berdasarkan temuan-temuan yang telah dikemukakan di atas disarankan hal-hal
sebagai berikut. (1)Para guru fisika SMP yang mengalami permasalahan seperti yang
dikemukakan pada penelitian ini diharapkan mencoba menerapkan strategi siklus belajar
5E dengan bahan ajar bermuatan model perubahan konseptual dalam pembelajaran fisika
sebagai alternatif dalam pembelajaran fisika untuk menurunkan miskonsepsi siswa,
meningkatkan aktivitas, meningkatkan hasil belajar dan sekaligus untuk meningkatkan
respon siswa dalam pembelajaran fisika. (2)Supaya pelaksanaan pembelajaran fisika
dengan strategi siklus belajar 5E dengan bahan ajar bermuatan model perubahan
konseptual dapat diimplementasikan dengan baik, dan guru tidak merasa kekurangan
waktu untuk menyelesaikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, maka
disarankan kepada guru fisika agar terlebih dahulu mengidentifikasi konsep-konsep dan
prinsip esensial dan srategis serta mengidentifikasi model-model miskonsepsi untuk
dituangkan dalam bahan ajar bermuatan model perubahan konseptual. (3)Mengingat
variasi pengetahuan awal siswa sebagian besar diwarnai miskonsepsi untuk itu disarankan
kepada para guru fisika hendaknya pengetahuan awal dijadikan sebagai basis dalam
merancang dan mengimplementasikan pembelajaran fisika.. (4) Dalam upaya lebih
mengoptimalkan kualitas hasil belajar disarankan agar setiap konsep atau prinsip Fisika
yang dikaji dalam pembelajaran fisika hendaknya selalu dikaitkan dan disepadankan
dengan isu-isu sosial dan teknologi yang terdapat di masyarakat lingkungan siswa, baik
yang bersifat lokal, regional, maupun nasional. Hal ini akan dapat menumbuhkan sikap
positip siswa terhadap Fisika, dan siswa akan merasa bahwa konsep dan prinsip Fisika
yang dipelajari di sekolah sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adiarta,A. & Sujanem, R. 2001. Implementasi Strategi Siklus Belajar Emppiris Induktif
dengan Peta Konsep dalam pengubahan Konseptual tentang Listrik pada Siswa
SLTP Lab STKIP Singaraja .Lapiran Penelitian STKIP Singaraja. P3M STKIP
Singaraja.
Brooks,J.G.,& Brooks,N.G.1993. In Search of Understanding : The Case for
Constructivist Classrooms. Virginia : Association for Supervision and Curriculum
Development.
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Jakarta : Depdiknas.
Kyle, W. C., Jr., Desmond, L.F., Louis, MO & James A..1989. Enhancing Learning
Through Conceptual Change Teaching. Research Matters - to the Science Teacher
No. 8902.
Lawson, Anton.E. 1998. Science Teaching and The Development of Thinking.
California:Wadworth Publishing Company.
Nachtigall,D.K.1998. Preconceptions and Misconceptions. Makalah. Diseminarkan dalam
seminar Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Singaraja di Singaraja, tanggal
27 Februari 1998.
Nasir, M. 1997. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Novak, J.D. & Gowin.D.B.1985. Learning How to Learn. New York : Cambride
University Press.
Osborne, R. and Freyberg, P. 1990. Learning in Science. Hongkong : Heinemann.
Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sadia,W., R.Sujanem, M. Wirtha. 2001. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika
Berpendekatan Sains Teknologi Masyarakat Untuk Meningkatkan Literasi Sains
dan teknologi Siswa SMUN Singaraja. Laporan Penelitian Program Due-Like
2001. IKIP Negeri Singaraja.
Santyasa, I.W.2004. Pengaruh Model dan Seting Pembelajaran terhadap Remediasi
Miskonsepsi, Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika pada Siswa SMU.
Disertasi (tidak dipublikasikan). Program Doktor Teknokogi Pembelajaran
Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.
Sujanem, Rai. 2002. Optimimalisasi Pendekatan STM dengan Strategi Belajar Berbasis
Masalah dalam Pembelajaran Listrik Statis dan Dinamis sebagai Upaya
Mengubah Miskonsepsi, Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa Kelas
II3 SMUN 1 Singaraja. Laporan Penelitian IKIP Negeri Singaraja. Lemlit IKIP
Negeri Singaraja.
13
Download