IV. KONSPIRASI BERCOKOL DI AMERIKA

advertisement
IV. KONSPIRASI BERCOKOL DI AMERIKA
A. Menancapkan kuku sedikit demi sedikit
Kalau kita menyimak sejarah Amerika modern, kita akan mengetahui asal-usul
masuknya Yahudi, berawal sejak sejarah Amerika itu sendiri. Bahkan orangorang Yahudi telah berusaha mengembangkan sayap pengaruhnya di bumi itu
sebelum Amerika Serikat lahir sebagai negara, yaitu ketika Amerika masih
terdiri dari 13 wilayah koloni Inggris. Mata para pemilik modal mulai
mengincar koloni Inggris di Amerika setelah Benjamin Franklin, seorang tokoh
Amerika terbesar tiba di London ia disambut oleh para pemilik modal Yahudi
yang telah menguasai perekonomian Inggris, seperti telah kita jelaskan
sebelumnya.
Dalam dokumen Senat Amerika halaman 98 butir 33 terdapat laporan yang
ditulis oleh Robert L.Owen, mantan kepala komisi bank dan keuangan dalam
Kongres Amerika tentang pertemuan antara wakil-wakil perusahaan
Rothschild dan Benjamin Franklin. Disebutkan antara lain, bagaimana para
utusan Rothschild minta keterangan tentang sebab yang menurut hematnya
bisa membuat perekonomian di koloni Amerika maju. Franklin menjawab
pertanyaan itu dengan kata-kata sebagai berikut :
"Masalah itu tidak sulit. Kita akan mencetak mata uang kita sendiri, sesuai
dengan kebutuhan yang dihajatkan oleh industri yang kita miliki."
Menurut pengamatan Robert L. Owen, jawaban Franklin itu langsung
membuat kelompok Rothschild tertarik untuk memanfaatkan kesempatan itu,
untuk memetik keuntungan besar. Itulah yang tampak pada awal mulanya,
bahwa mencetak mata uang sendiri bagi koloni Inggris di Amerika merupakan
larangan hukum, agar koloni itu tetap menggantungkan sistem keuangannya
pada bank Inggris.
Sementara itu, Amschel Mayer Rothschild masih tinggal di Jerman mengurusi
perusahaannya. Ia merekrut tentara profesional sewaan di Jerman, dan
mengirimnya kepada Pemerintah Inggris dengan imbalan sebesar $ 8 untuk
setiap orang. Pengaruh Rothschild dan kondisi Pemerintah Inggris telah
memungkinkan untuk meluluskan tuntutan koloni Amerika mencetak mata
uangnya sendiri. Undang-undang itu lahir, dan Pemerintah Inggris di Amerika
segera melaksanakan undang-undang itu. Pemerintah Inggris menyerahkan
kembali seluruh aset milik Amerika yang disimpan di bank Inggris, sebagai
pengembalian deposito sekaligus dengan bunganya yang segera akan dibayar
dengan mata uang baru. Apa akibat dari langkah tersebut? Kita serahkan
jawabnya kepada Benjamin Franklin sendiri, yang sampai sekarang masih
tersimpan dalam dokumen Kongres nomor 23, berbunyi sebagai berikut :
51
"Perkembangan situasi berbalik 100% dalam jangka waktu hanya satu tahun,
setelah disahkannya undang-undang itu. Masa-masa makmur telah berakhir,
dan berubah menjadi krisis ekonomi yang parah, sehingga jalan-jalan di koloni
itu penuh dengan gangguan. Bank Inggris telah menolak menerima pembayaran
lebih dari 50% dari nilai mata uang Amerika, seperti yang berlaku sesuai
dengan undang-undang baru. Dengan kata lain, mata uang Amerika anjlok
sampai 50% nilainya."
Para analis sejarah sepakat mengambil kesimpulan, bahwa sebab timbulnya
revolusi Amerika untuk menentang Pemerintah Inggris adalah menyangkut
masalah 'Pajak Teh' yang terkenal itu. Sedang Benjamin Franklin adalah salah
satu figur terkemuka dalam revolusi Amerika. Para analis memberikan
komentar mengenai sebab-sebab itu sebagai berikut :
"Sesungguhnya Amerika Serikat bersedia sepenuhnya untuk menerima beban
pajak tambahan itu, atau yang sejenisnya, seandainya Inggris tidak mencabut
undang-undang tentang hak untuk mencetak mata uang bagi koloni Inggris di
Amerika, yang menyebabkan timbulnya pengangguran dan resesi ekonomi
seluruh koloni. Orang tidak tahu, bahwa sebenarnya lahirnya beban pajak baru
yang mengeruhkan ekonomi Amerika oleh Inggris disebabkan oleh adanya
pemeras internasional yang mencekik perekonomian Inggris. Sedang revolusi
pada waktu itu belum pecah. Perlawanan bersenjata yang pertama antara
pasukan revolusi melawan pasukan Inggris baru dimulai pada 19 April 1775.
Kemudian timbul peristiwa lain yang tidak perlu kita ceritakan di sini, hingga
terpilihnya George Washington sebagai panglima pasukan revolusi. Kongres
mengeluarkan deklarasi kemerdekaan pada tahun 1776."
Setelah usai perang revolusi, para pemilik modal internasional tetap berusaha
lewat perwakilan mereka, untuk memperjuangkan lahirnya undang-undang
tentang hak mencetak mata uang. Para tokoh kemerdekaan Amerika
menyadari bahaya yang mengancam, dan bersikap waspada terhadap
persekongkolan para pemilik modal itu. Masalah ini bisa diketahui dari
dokumen mengenai suasana pertemuan yang diadakan di kota Philadelphia
tahun 1787, yang dikenal dengan "Pertemuan para bapak pendiri Amerika
Serikat". Teks ke 5 bagian ke 8 pada butir pertama undang-undang Amerika
berbunyi :
"Kongres adalah satu-satunya lembaga yang punya wewenang mencetak mata
uang, dan mengeluarkan undang-undang yang bertalian dengan peraturan
mengenai nilainya."
Langkah yang diandalkan oleh para pemilik modal internasional adalah taktik
konservatif mereka, yaitu menggunakan perusahaan terselubung. Para direktur
Bank Inggris telah memilih wakil mereka di Amerika pada tahun 1780, yaitu
seorang tokoh penting bernama Alexander Hamilton, yang muncul berkat
propaganda Yahudi, sehingga namanya bisa mengorbit sebagai salah satu
pejuang kemerdekaan. Ia mengusulkan gagasan untuk mendirikan Bank
terpadu yang punya wewenang untuk mencetak mata uang, dan sekaligus
52
berwenang mengawasi itu, sebagai ganti wewenang pemerintah. Di samping
masalah bank itu, ia juga mengajukan usul, agar lembaga dikelola oleh swasta.
Untuk modal bank itu dibutuhkan uang sebesar 12 juta US Dolar, 10 juta dolar
di antaranya akan diambilkan dari bank Inggris, sedang sisanya ditawarkan
kepada para investor Amerika sendiri.
Menjelang akhir tahun 1783 Hamilton dan partnernya Robert Morris berhasil
mendirikan Bank Amerika yang dimaksud. Morris, seorang analis keuangan
dalam Kongres Amerika telah berhasil mengawasi keuangan dan perbelanjaan
pemerintah Amerika, sehingga membuat kas negara jatuh dalam keadaan krisis
keuangan yang parah pada saat perang kemerdekaan usai. Masalah ini
membuktikan dengan jelas, bahwa taktik yang dipakai oleh kekuatan
terselubung adalah dengan memanfaatkan perang dan kaki-tangan. Morris
melangkah lebih jauh lagi. Ia mengeluarkan uang kas negara yang masih tersisa
sebanyak $ 250 ribu untuk didepositokan dalam Bank Amerika, karena para
direktur Bank Amerika merupakan orang-orang wakil Bank Inggris yang konsekuensi logisnya adalah, bahwa kelompok pemilik modal Yahudi yang telah
menguasai Bank Inggris berarti juga menguasai Bank Amerika.
Melihat adanya bahaya kelompok Konspirasi Yahudi terhadap Amerika, para
tokoh revolusi kemerdekaan, terutama Benjamin Franklin sendiri terpanggil
untuk ikut campur dalam Kongres, dan mereka berhasil membatalkan
wewenang Bank Amerika untuk mencetak mata uang. Bank Inggris yang telah
menguasai Bank Amerika adalah pihak yang telah menyebabkan timbulnya
krisis keuangan di bawah pengawasan Robert Morris itu.
Para pemilik modal tidak putus-asa atas kegagalan sementara ini. Bahkan
mereka mengeluarkan instruksi kepada kaki-tangan mereka agar melipatgandakan usaha dengan menunggu saat yang tepat. Mereka akhirnya berhasil
mengorbitkan Alexander Hamilton sampai pada kedudukan Menteri Keuangan
Amerika. Kedudukan itu memungkinkan Hamilton mendapatkan persetujuan
Pemerintah Amerika untuk memberikan wewenang mencetak mata uang
berdasarkan jumlah nilai pinjaman negara dan swasta. Hamilton
mengungkapkan alasan kepada pemerintah, bahwa mata uang yang
dikeluarkan oleh kongres dan nota jaminan pinjaman nasional tidak akan ada
harganya di luar negeri. Sedang nota jaminan pinjaman nasional dan swasta
yang dikeluarkan oleh bank bisa dipergunakan dalam berbagai bentuk
transaksi dengan pihak luar negeri. Modal baru telah ditetapkan bagi bank
sebesar $ 35 juta, dengan catatan yang $ 28 juta diambil dari investor Eropa.
Padahal, keuangan Eropa berada di tangan kelompok Rothschild.
Kini tiba saatnya Hamilton memetik buah sebagai balasan setimpal atas ulah
dan perbuatannya. Ibarat domba yang dipelihara, dan setelah gemuk dipotong.
Menurut dugaan, Hamilton telah mengetahui lika-liku Konspirasi lebih banyak
daripada yang dikehendaki mereka. Terjadilah persaingan keras antara
Hamilton dan seorang Yahudi profesional bernama Aron Pour, sehingga
Hamilton mendapat giliran yang menyedihkan.
53
Download