ANALISIS DAYA SAING PERUSAHAAN MELALUI KEBIJAKAN EKO-EFISIENSI DAN KINERJA KARYAWAN UNIT PRODUKSI STUDI KASUS PT. UNGGUL JAYA SEJAHTERA PEKALONGAN Arridha Satria Rahmanandam, Dody Setyadi, Erika Devie Program Studi Manajemen Bisnis Internasional Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang ABSTRACT The implementation of eco-efficiency policies still needed because environmental issues are still a spotlight. Therefore, employees support needed until affect the improvement of enterprises. The purpose of this thesis is to analyse the influence of eco-efficiency policies and employee performance against the competitiveness of PT. Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan. This thesis used questionnaire and observation as method of collecting data. Afterwards in the analysis method used multiple linear regression analysis. The results was that there were influence between eco-efficiency policies and employee performance against the competitiveness of PT. Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan in the form of Y = 6,755 + 0,326X1 + 0,372X2 + e. The recommendation was PT. Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan should resume eco-efficiency policies by continuing to make update and repair it with employees. Keywords: Enterprises Competitiveness, Eco-efficiency Policies, and Employee Performance PENDAHULUAN perilaku karyawan yang lebih efisien dan Di era pasar global (global market) ini, ramah lingkungan dengan biaya yang kebutuhan dan keinginan manusia semakin seminimal mungkin. Pola pikir dan perilaku besar, beraneka ragam, dan spesifik. Hal ini karyawan tersebut akan mempengaruhi ditangkap oleh perusahaan sebagai peluang tingkat penghematan, pencemaran, dan dalam upaya peningkatan daya saing di efisiensi di setiap aktivitas perusahaan. pasar. Namun tidak semua perusahaan Dengan demikian, kebijakan eko-efisiensi mampu melakukannya. Sumber daya dan yang didukung oleh seluruh karyawan akan teknologi menjadi kendala bagi perusahaan meningkatkan daya saing perusahaan di dalam mewujudkannya, belum lagi terkait pasar. dengan berbagai macam peraturan yang Salah harus dipenuhi oleh perusahaan. Salah menerapkannya adalah PT. Unggul Jaya satunya adalah menerapkan eko-efisiensi Sejahtera Pekalongan. PT. Unggul Jaya sebagai kebijakan Sejahtera efisiensi muncul perusahaan. akibat Eko- satu perusahaan yang Pekalongan sudah merupakan kerusakan perusahaan tekstil batik dengan produksi lingkungan dimana salah satu penyebabnya batik sablon dan batik printing. Lebih dari adalah 10 tahun PT. Unggul Jaya Sejahtera kegiatan cenderung perusahaan merusak yang lingkungan. Pekalongan perusahaan dalam setiap aktivitas perusahaan terutama cenderung berpikir bahwa eko-efisiensi aktivitas produksi. Selama itu pula, tingkat membutuhkan dan produksi PT. Unggul Jaya Sejahtera terus merepotkan sehingga perusahaan enggan meningkat akibat dari tingkat penghematan melakukannya. Sebenarnya kunci dari eko- sebagai efisiensi adalah karyawan perusahaan. Eko- efisiensi dan dukungan dari karyawan unit efisiensi akan membentuk pola pikir dan produksi. Dimulai pada tahun 2003-2005, Permasalahannya adalah biaya yang besar menerapkan dampak dari eko-efisiensi kebijakan eko- sesuai komitmen pimpinan PT. Unggul menerapkan Jaya sebuah Sejahtera melaksanakan Pekalongan kebijakan dalam eko-efisiensi sekitar 10%. Lalu terjadi kebijakan sebagai sehingga akan berdampak positif terhadap daya terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi eko-efisiensi saing perusahaan; b. Kebijakan perusahaan perlu peningkatan produksi pada tahun 2006- didukung oleh seluruh karyawan. 2010 sekitar 20% dan yang terakhir terjadi Karyawan peningkatan produksi sebesar 25% pada sekaligus objek dari sebuah kebijakan tahun 2011-2015. perusahaan. merupakan Oleh subjek karena itu, perusahaan perlu menjadi trend di kalangan perusahaan kesiapan karyawan sebelum sebagai bentuk penghematan dan dasar menetapkan sebuah kebijakan untuk yang sehingga akan memberikan dampak berwawasan lingkungan. Sehingga tidak positif bagi terhadap daya saing mengherankan apabila banyak perusahaan perusahaan. Hingga saat ini, menjadi eko-efisiensi perusahaan masih memperhatikan terutama perusahaan tekstil batik yang Dari perumusan masalah diatas, maka menggunakan cara yang sama. PT. Unggul menghasilkan tujuan yang akan dicapai Jaya sebagai berikut: Sejahtera Pekalongan perlu mewaspadai ini karena menyangkut posisi a. Mengetahui pengaruh kebijakan eko- perusahaan di pasar. Berdasarkan masalah efisiensi diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: terhadap daya saing PT. Unggul Jaya a. Permasalahan dampak lingkungan Sejahtera Pekalongan dalam bentuk akibat model persamaan; kegiatan industri masih menjadi sorotan. Perusahaan perlu memperhatikan itu dengan b. dan kinerja karyawan Mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan eko-efisiensi dan kinerja karyawan terhadap daya saing PT. Kebijakan Eko-efisiensi. Anderson (1984, Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan dalam Agustino, 2008: 7), kebijakan adalah berdasarkan persepsi karyawan unit serangkaian kegiatan yang mempunyai produksi PT. Unggul Jaya Sejahtera maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan Pekalongan. dilaksanakan oleh seorang aktor atau TINJAUAN PUSTAKA sekelompok Daya Saing Perusahaan. Porter (1990, dengan suatu permasalahan atau suatu hal dalam Anindita dan Reed, 2008), daya yang diperhatikan. Sedangkan eko-efisiensi saing diidentikkan dengan produktivitas menurut Kamus Lingkungan Hidup dari dimana tingkat output yang dihasilkan Kementerian Lingkungan Hidup Republik untuk setiap unit input yang digunakan. Indonesia (KLH-RI), eko-efisiensi adalah Peningkatan meliputi suatu konsep efisiensi yang memasukan peningkatan jumlah input fisik (modal dan aspek sumber daya alam dan energi atau tenaga kerja), peningkatan kualitas input suatu yang digunakan, dan peningkatan teknologi meminimumkan penggunaan bahan baku, (total Menurut air, dan energi serta dampak lingkungan per Muhardi (2007: 41) terdapat 4 (empat) unit produk. Sehingga dapat disimpulkan dimensi daya saing, yaitu biaya (cost), bahwa kebijakan eko-efisiensi merupakan kualitas (quality), waktu penyampaian serangkaian konsep, asas, dan strategi yang (delivery), dan fleksibilitas (flexibility). menggabungkan konsep efisiensi ekonomi Menurut Bateman dan Snell (2008: 13) berdasarkan prinsip efisiensi penggunaan faktor-faktor yang mempengaruhi daya sumber daya alam dalam pelaksanaan suatu saing adalah inovasi, kualitas, kecepatan, pekerjaan. dan daya saing biaya. Tujuannya faktor produktivitas produktivitas). ‘dampak aktor yang proses adalah berhubungan produksi untuk lingkungan per yang mengurangi unit yang diproduksi dan dikonsumsi’. Dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengurangi sumber daya yang diperlukan karyawan bagi terbentuknya produk serta pelayanan produktivitas, umpan balik, perilaku, dan yang lebih baik, maka bisnis dapat peluang. mencapai keuntungan karena mempunyai METODE PENELITIAN daya saing (KLH – GTZ ProLH, 2008). Populasi dan Sampel. Populasi dalam Faktor-faktor mempengaruhi penelitian ini adalah supervisor di unit kebijakan eko-efisiensi adalah motivasi, produksi sebanyak 24 orang. Karena komitmen, kebiasaan, dan team work. jumlah populasi kurang dari 30 orang maka Kinerja Karyawan. Wibowo (2015: 7) jenis sampel yang digunakan adalah sampel kinerja jenuh, yaitu teknik penentuan sampel yang adalah yang tentang melakukan adalah kompetensi, pekerjaan dan hasil yang dicapai dari menggunakan seluruh anggota populasi. pekerjaan tersebut. Wibowo berpendapat Variabel. Pada penelitian ini menggunakan kinerja bukan semata-mata hasil dari 2 jenis variabel, yaitu variabel independen pekerjaan saja, melainkan juga proses dari dan pekerjaan itu sendiri. Menurut Armstrong independen terdiri dari Kebijakan Eko- dan Baron (1998: 16, dalam Wibowo, 2015: efisiensi (X1) dan Kinerja Karyawan (X2), 84), ada 5 (lima) faktor-faktor yang sedangkan variabel dependen adalah Daya mempengaruhi Saing Perusahaan (Y). kinerja, yaitu personal variabel dependen. Variabel factor, leadership factor, team factor, TABEL 1 system factor, dan contextual/ situational VARIABEL PENELITIAN factor. Menurut Mangkunegara (2009: 75), Variabel terdapat 4 indikator kinerja, yaitu kualitas, Dependen: kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung Daya Saing Perusahaan (Y) jawab. Sedangkan menurut Wibowo (2015) Independen: Skala Likert Kebijakan Eko-efisiensi (X1) Likert Kinerja Karyawan (X2) Likert Sumber : Data Sekunder yang diolah (2016) Metode Penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). (Sugiyono, 2010: 277). Berikut ini adalah persamaan dari Analisis Regresi Linear Berganda: Analisis Regresi Linear Berganda dengan Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + e sumber data primer. Sumber data primer Keterangan: yang Kuesioner Y : variabel dependen (Daya Saing responden Perusahaan) digunakan Perspektif, adalah artinya bahwa memberikan penilaian kepada diri mereka X1 : variabel independen (Kebijakan Eko- sendiri efisiensi) berdasarkan pertanyaan yang diajukan di kuesioner. Kuesioner tersebut X2 terdiri dari 26 pertanyaan yang dibagi Karyawan) sesuai dengan variabel yang digunakan, e : komponen kesalahan random (random yaitu error) Daya Saing Perusahaan (Y), : variabel independen Kebijakan Eko-efisiensi (X1), dan Kinerja a : konstanta Karyawan (X2). Secara umum, pertanyaan b1 dan b2 : koefisiensi regresi dalam HASIL DAN PEMBAHASAN kuesioner tersebut mengenai (Kinerja penilaian supervisor unit produksi terhadap Berikut ini adalah hasil kuesioner yang PT. Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan. dikelompokkan Sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Regresi Linear Berganda adalah analisis yang digunakan peneliti, bila bagaimana bermaksud keadaan (naik meramalkan turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau ini: berdasarkan variabel- TABEL 2 HASIL KUESIONER VARIABEL DAYA SAING PERUSAHAAN (Y) Indikator Pertanyaan Total Skor Persentase Inovasi 1 dan 2 168 24,82% Kualitas 3 dan 4 175 25,85% Kecepatan 5 dan 6 163 24,08% Daya Saing Biaya 7 dan 8 171 25,26% 677 100% Total Keterangan Lebih dominan Sumber: Data Primer yang diolah (2016) tidak mungkin bisa optimal 100% dalam Berdasarkan tabel diatas menunjukkan proses produksi. Air limbah hasil cuci kain bahwa indikator Kualitas memiliki skor batik, sisa bahan pewarna, listrik, dan mesin yang paling tinggi, yaitu 175 (25,85%) yang sudah berumur merupakan bukti biaya meskipun terdapat selisih yang tipis dengan yang terbuang sia-sia. Perusahaan perlu indikator Daya Saing Biaya, yaitu 171 merumuskan (25,26%). Artinya bahwa kualitas produk mengoptimalkan biaya produksi dengan memiliki pengaruh yang besar dalam daya cara meminimalkan biaya yang terbuang saing perusahaan. Semakin tinggi kualitas sehingga kualitas produk dapat terjaga. suatu produk maka semakin kompetitif perusahaan tersebut di dalam pasar. Namun faktor biaya juga memiliki pengaruh yang besar dalam daya saing perusahaan. Para responden menilai bahwa kualitas produk itu sendiri juga sangat ditentukan dengan seberapa besar biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Biaya produksi kebijakan yang bisa TABEL 3 HASIL KUESIONER VARIABEL KEBIJAKAN EKO-EFISIENSI (X1) Indikator Pertanyaan Total Skor Persentase Keterangan Motivasi 1 dan 2 182 27,53% Lebih dominan Komitmen 3 dan 4 158 23,90% Kebiasaan 5 dan 6 156 23,60% Team Work 7 dan 8 165 24,96% 661 100% Total Sumber: Data Primer yang diolah (2016) bahwa pentingnya produksi bersih demi Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan menjaga kelestarian lingkungan sekitar bahwa indikator Motivasi sebesar 182 khususnya air sungai. Selain itu, para (27,53%) menjadi faktor dominan dalam responden juga mendukung perusahaan variabel Kebijakan Eko-efisiensi. Artinya dalam bahwa karyawan unit produksi PT. Unggul secara terus menerus sehingga proses Jaya produksi bisa menjadi lebih ekonomis, Sejahtera Pekalongan khususnya supervisor memiliki keinginan yang kuat dalam penerapan kebijakan eko-efisiensi. Para responden telah memiliki kesadaran efisien, melakukan dan perbaikan-perbaikan ramah lingkungan. TABEL 4 HASIL KUESIONER VARIABEL KINERJA KARYAWAN (X2) Indikator Kompetensi Produktivitas Umpan Balik Perilaku Pertanyaan 1 dan 2 3 dan 4 5 dan 6 7 dan 8 Peluang 9 dan 10 Total Total Skor 164 165 157 150 Sumber: Data Primer yang diolah (2016) Persentase 20,37% 20,50% 19,50% 18,63% Keterangan 169 20,99% Lebih dominan 805 100% memenuhi syarat (Wibowo, 2015: 88). Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan Secara bahwa indikator Peluang sebesar 169 karyawan dari kualitas (Kompetensi) dan (20,99%) merupakan faktor yang paling kuantitas mempengaruhi dalam kinerja karyawan. masalah karier. Sehingga para responden Selain itu, terdapat dua indikator yang ingin perusahaan memberikan kesempatan memiliki selisih skor tipis, yaitu indikator waktu dan syarat yang cukup untuk Produktivitas sebesar 165 (20,50%) dan menunjukkan Kompetensi sebesar 164 (20,37%). Para produktivitas saat bekerja. responden ingin perusahaan memberikan Kemudian hasil kuesioner tersebut diolah kesempatan yang besar bagi karyawan sehingga menghasilkan Analisis Regresi dalam Linear Berganda sebagai berikut: peningkatan kesempatan waktu karier dan berupa umum, perusahaan (Produktivitas) kompetensi kemampuan TABEL 5 HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA 1. Hasil Analisis Nilai Adjusted R2 0,646 F test 21,981 t test Nilai β Nilai t Konstanta 6,755 1,956 kerja Signifikansi 0,000 0,064 menilai dalam dan 2. Koefisien X1 0,326 2,168 0,042 3. Koefisien X2 0,372 3,678 0,001 Sumber: Data Sekunder yang diolah 2016 Berdasarkan Tabel 5 maka diperoleh Selanjutnya menghasilkan hipotesis parsial persamaan sebagai berikut: sebagai berikut: Y = 6,755 + 0,326X1 + 0,372X2 + e 1). Keterangan : 1). H01 : Kebijakan Eko-efisiensi tidak berpengaruh terhadap Daya Koefisien a : 6,755 Saing Perusahaan; Apabila tidak ada perubahan terhadap Kebijakan Eko-efisiensi dan Kinerja Karyawan maka Daya 2). Perusahaan; Perusahaan akan bertambah sebesar 2). 3). H02 : Kinerja Karyawan tidak Koefisien X1 : 0,326 berpengaruh terhadap Daya Saing Apabila variabel Kebijakan Eko- Perusahaan; efisiensi meningkat sebesar 1 satuan maka Daya Saing 4). Koefisien X2 : 0,372 Ha2 : Kinerja Karyawan berpengaruh terhadap Daya Saing Perusahaan Perusahaan. meningkat sebesar 0,326. 3). : Kebijakan Eko-efisiensi berpengaruh terhadap Daya Saing Saing 6,755. Ha1 Kriteria pengambilan keputusannya adalah dengan berdasarkan nilai α = 0,05. H0 Apabila variabel Kinerja Karyawan meningkat sebesar 1 satuan maka Daya Saing Perusahaan meningkat sebesar 0,372. 4). e (error) Merupakan faktor kesalahan dalam persamaan regresi. diterima apabila nilai signifikansi ≥ α dan H0 ditolak apabila nilai signifikansi < α. Sesuai dengan hasil di Tabel 5 maka koefisien korelasi secara parsial untuk variabel Kebijakan Eko-efisiensi diperoleh hasil thitung signifikansi sebesar 2,168 sebesar 0,042. dengan Nilai signifikansi lebih kecil dari pada α (0,042 < 0,05), maka berpengaruh Kebijakan terhadap Eko-efisiensi Daya Saing Fhitung < Ftabel dan H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel. Perusahaan (H01 ditolak, Ha1 diterima). Sesuai Variabel Kinerja Karyawan diperoleh hasil menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar thitung sebesar 3,678 dengan signifikansi 21,981 atau besarnya signifikansi sebesar sebesar 0,001. Nilai signifikansi lebih kecil 0,000. Nilai Fhitung lebih besar dibandingkan dari pada α (0,001 < 0,05), maka Kinerja dengan Ftabel (21,981 > 3,47). Dengan Karyawan berpengaruh terhadap Daya demikian, dalam penelitian ini menyatakan Saing bahwa ada pengaruh yang signifikan dari Perusahaan (H02 ditolak, Ha2 diterima). Setelah dengan Kebijakan 5 Kinerja menghasilkan hipotesis simultan sebagai secara simultan (bersama-sama) terhadap berikut: variabel dependen, yaitu Daya Saing dan maka dan Tabel Karyawan sebagai variabel independen H0 parsial, Eko-efisiensi di akan 1). hipotesis hasil : Kebijakan Eko-efisiensi Kinerja Karyawan tidak berpengaruh terhadap Daya Saing Ha : Kebijakan Eko-efisiensi dan Kinerja Karyawan berpengaruh Kriteria pengambilan keputusannya adalah berdasarkan Square sebesar 0,646. Artinya bahwa nilai Ftabel Kebijakan Eko-efisiensi dan Kinerja Karyawan memberikan pengaruh sebesar 64,6% terhadap Daya Saing Perusahaan, sedangkan sisanya sebesar terhadap Daya Saing Perusahaan. dengan Selanjutnya diperoleh nilai Adjusted R variabel Perusahaan; 2). Perusahaan (H0 ditolak, Ha diterima) dari distribusi tabel nilai F, yaitu 3,47 (berasal dari df1= 2 dan df2= 21). H0 diterima apabila 35,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. KESIMPULAN DAN SARAN mempengaruhi Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian Perusahaan. Sedangkan indikator yang diatas mengenai Analisis Daya Saing dominan Perusahaan Eko- Karyawan adalah Peluang. Artinya efisiensi dan Kinerja Karyawan Unit bahwa karyawan unit produksi PT. Produksi Studi Kasus PT. Unggul Jaya Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan Sejahtera Pekalongan dapat disimpulkan ingin diberikan kesempatan dalam bahwa: peningkatan karier. 1. Melalui Hasil perhitungan linear berganda Kebijakan analisis dapat diperoleh persamaan, yaitu: Y = 0,326X1 + 0,372X2 regresi 6,755 PT. dalam Saing variabel Unggul Jaya Kinerja Sejahtera Pekalongan perlu meningkatkan kualitas + sumber daya manusianya melalui pelatihan + e. Pada yang berhubungan dengan eko-efisiensi misalnya sehingga apabila perusahaan persamaan tersebut, variabel Kebijakan Eko-efisiensi memiliki menerapkan sebuah kebijakan eko-efisiensi koefisien sebesar 0,326 sedangkan yang baru maka karyawan sudah siap untuk variabel Kinerja Karyawan memiliki melaksanakannya. Manajemen puncak PT. koefisien sebesar 0,372. Dengan kata Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan perlu lain, variabel Kebijakan Eko-efisiensi memperhatikan karier karyawan dengan dan Kinerja Karyawan berpengaruh cara memberikan kesempatan karyawan secara signifikan terhadap Daya Saing untuk berprestasi. Selain itu, saat ini Perusahaan, dampak lingkungan masih menjadi perhatian diseluruh dunia sehingga baik secara parsial maupun simultan; 2. Saran. Daya Variabel dominan Kebijakan Kinerja lebih manajemen puncak harus bisa ‘terbuka’ dan variabel ‘peka’ terhadap masalah tersebut demi Karyawan dibandingkan Eko-efisiensi dalam menjaga daya saing perusahaan. No. DAFTAR PUSTAKA Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar 1. idci.dikti.go.id/pdf/JURNAL/.../VOL Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta %2013%20No.../659_umm_scientific Anindita, Ratya, dan Reed, Michael R. _journal.pd.. (Diakses 24 Juni 2016 2008. Bisnis dan Perdagangan Internasional. Yogyakarta: ANDI Bateman, Thomas S. dan Snell, Scot A. 2008. Manajemen Kepemimpinan pukul 20.00 WIB) Jogiyanto. 2005. Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: Andi Offset dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kompetitif, Buku Satu Edisi Ketujuh. (KLH) – Deutsche Gesellschaft für Jakarta: Salemba Empat Technische Zusammenarbeit (GTZ) David, Fred. 2006. Manajemen Strategis, GmbH dalam Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat Lingkungan Fahmi, Manajemen Jerman (ProLH). 2008. Panduan Pengambilan Keputusan Teori dan Penerapan Eko-efisiensi Usaha Kecil Aplikasi, Edisi Kedua. Bandung: dan Menengah sektor Batik, Edisi Alfabeta Kedua. Jakarta Irham. 2013. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Kuncoro, kerangka Hidup Mudrajad. Program Indonesia 2011. – Metode Multivariate Dengan Program SPSS. Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Semarang: Universitas Diponegoro Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Handayani, Naniek Utami; Santoso, Haryo; dan Pratama, Adithya Ichwal. 2012. UPP STIM YKPN. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Peningkatan Daya Saing Klaster Remaja Rosda Karya Mebel di Kabupaten Jepara. Vol. 13 Muhardi. 2007. Strategi Operasi:Untuk Pada PT. PLN (Persero) APD Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Semarang) Graha Ilmu ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/a Salvatore, Dominick. 1994. Ekonomi Internasional, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga Vol. 7 No. 2. rticle/view/4497/4108 (Diakses 25 Juni 2016 pukul 21.00 WIB) Tajuk Rencana. 2016. Insentif Baru Angkat Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda. 2011. SPSS vs. LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat. Daya Saing. Suara Merdeka: 13 April 2016 Wibowo. 2015. Manajemen Kinerja, Edisi Kelima. Jakarta: Rajawali Pers Sitanggang, C. 2005. Analisis Pengaruh Widodo, Nurrizki Dwianto. 2013. Bentuk Perilaku Pemimpin terhadap Kinerja Penerapan Eko-efisiensi Pada Rantai Pegawai Nilai di Klaster Batik Laweyan, Kota pada Kotamadya Sekretariat Jakarta Barat. Semarang: Universitas Diponegoro Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Susanty, Aries dan Baskoro, Sigit Wahyu. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Surakarta Vol. 1 No. 3. ejournal2.undip.ac.id/index.php/jwl/ article/view/142 (Diakses 24 Juni 2016 pukul 21.30 WIB) Winardi. 2010. Asas-Asas Manajemen, Edisi Ketiga. Bandung: Mandar Maju Uno, H.B. 2008. Teori Motivasi dan Disiplin Kerja Serta Dampaknya Pengukurannya. Pada Kinerja Karyawan (Studi Kasus Aksara Gorontalo: Bumi