analisis daya saing perusahaan melalui kebijakan eko

advertisement
ANALISIS DAYA SAING PERUSAHAAN MELALUI KEBIJAKAN EKO-EFISIENSI
DAN KINERJA KARYAWAN UNIT PRODUKSI
STUDI KASUS PT. UNGGUL JAYA SEJAHTERA PEKALONGAN
Arridha Satria Rahmanandam, Dody Setyadi, Erika Devie
Program Studi Manajemen Bisnis Internasional
Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang
ABSTRACT
The implementation of eco-efficiency policies still needed because environmental issues are
still a spotlight. Therefore, employees support needed until affect the improvement of
enterprises. The purpose of this thesis is to analyse the influence of eco-efficiency policies and
employee performance against the competitiveness of PT. Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan.
This thesis used questionnaire and observation as method of collecting data. Afterwards in the
analysis method used multiple linear regression analysis. The results was that there were
influence between eco-efficiency policies and employee performance against the
competitiveness of PT. Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan in the form of Y = 6,755 + 0,326X1
+ 0,372X2 + e. The recommendation was PT. Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan should
resume eco-efficiency policies by continuing to make update and repair it with employees.
Keywords: Enterprises Competitiveness, Eco-efficiency Policies, and Employee Performance
PENDAHULUAN
perilaku karyawan yang lebih efisien dan
Di era pasar global (global market) ini,
ramah lingkungan dengan biaya yang
kebutuhan dan keinginan manusia semakin
seminimal mungkin. Pola pikir dan perilaku
besar, beraneka ragam, dan spesifik. Hal ini
karyawan tersebut akan mempengaruhi
ditangkap oleh perusahaan sebagai peluang
tingkat penghematan, pencemaran, dan
dalam upaya peningkatan daya saing di
efisiensi di setiap aktivitas perusahaan.
pasar. Namun tidak semua perusahaan
Dengan demikian, kebijakan eko-efisiensi
mampu melakukannya. Sumber daya dan
yang didukung oleh seluruh karyawan akan
teknologi menjadi kendala bagi perusahaan
meningkatkan daya saing perusahaan di
dalam mewujudkannya, belum lagi terkait
pasar.
dengan berbagai macam peraturan yang
Salah
harus dipenuhi oleh perusahaan. Salah
menerapkannya adalah PT. Unggul Jaya
satunya adalah menerapkan eko-efisiensi
Sejahtera Pekalongan. PT. Unggul Jaya
sebagai
kebijakan
Sejahtera
efisiensi
muncul
perusahaan.
akibat
Eko-
satu
perusahaan
yang
Pekalongan
sudah
merupakan
kerusakan
perusahaan tekstil batik dengan produksi
lingkungan dimana salah satu penyebabnya
batik sablon dan batik printing. Lebih dari
adalah
10 tahun PT. Unggul Jaya Sejahtera
kegiatan
cenderung
perusahaan
merusak
yang
lingkungan.
Pekalongan
perusahaan
dalam setiap aktivitas perusahaan terutama
cenderung berpikir bahwa eko-efisiensi
aktivitas produksi. Selama itu pula, tingkat
membutuhkan
dan
produksi PT. Unggul Jaya Sejahtera terus
merepotkan sehingga perusahaan enggan
meningkat akibat dari tingkat penghematan
melakukannya. Sebenarnya kunci dari eko-
sebagai
efisiensi adalah karyawan perusahaan. Eko-
efisiensi dan dukungan dari karyawan unit
efisiensi akan membentuk pola pikir dan
produksi. Dimulai pada tahun 2003-2005,
Permasalahannya
adalah
biaya
yang
besar
menerapkan
dampak
dari
eko-efisiensi
kebijakan
eko-
sesuai komitmen pimpinan PT. Unggul
menerapkan
Jaya
sebuah
Sejahtera
melaksanakan
Pekalongan
kebijakan
dalam
eko-efisiensi
sekitar
10%.
Lalu
terjadi
kebijakan
sebagai
sehingga
akan
berdampak positif terhadap daya
terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas
produksi
eko-efisiensi
saing perusahaan;
b.
Kebijakan
perusahaan
perlu
peningkatan produksi pada tahun 2006-
didukung oleh seluruh karyawan.
2010 sekitar 20% dan yang terakhir terjadi
Karyawan
peningkatan produksi sebesar 25% pada
sekaligus objek dari sebuah kebijakan
tahun 2011-2015.
perusahaan.
merupakan
Oleh
subjek
karena
itu,
perusahaan
perlu
menjadi trend di kalangan perusahaan
kesiapan
karyawan
sebelum
sebagai bentuk penghematan dan dasar
menetapkan
sebuah
kebijakan
untuk
yang
sehingga akan memberikan dampak
berwawasan lingkungan. Sehingga tidak
positif bagi terhadap daya saing
mengherankan apabila banyak perusahaan
perusahaan.
Hingga
saat
ini,
menjadi
eko-efisiensi
perusahaan
masih
memperhatikan
terutama perusahaan tekstil batik yang
Dari perumusan masalah diatas, maka
menggunakan cara yang sama. PT. Unggul
menghasilkan tujuan yang akan dicapai
Jaya
sebagai berikut:
Sejahtera
Pekalongan
perlu
mewaspadai ini karena menyangkut posisi
a.
Mengetahui pengaruh kebijakan eko-
perusahaan di pasar. Berdasarkan masalah
efisiensi
diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
terhadap daya saing PT. Unggul Jaya
a.
Permasalahan dampak lingkungan
Sejahtera Pekalongan dalam bentuk
akibat
model persamaan;
kegiatan
industri
masih
menjadi sorotan. Perusahaan perlu
memperhatikan
itu
dengan
b.
dan
kinerja
karyawan
Mengetahui seberapa besar pengaruh
kebijakan eko-efisiensi dan kinerja
karyawan terhadap daya saing PT.
Kebijakan Eko-efisiensi. Anderson (1984,
Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan
dalam Agustino, 2008: 7), kebijakan adalah
berdasarkan persepsi karyawan unit
serangkaian kegiatan yang mempunyai
produksi PT. Unggul Jaya Sejahtera
maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan
Pekalongan.
dilaksanakan oleh seorang aktor atau
TINJAUAN PUSTAKA
sekelompok
Daya Saing Perusahaan. Porter (1990,
dengan suatu permasalahan atau suatu hal
dalam Anindita dan Reed, 2008), daya
yang diperhatikan. Sedangkan eko-efisiensi
saing diidentikkan dengan produktivitas
menurut Kamus Lingkungan Hidup dari
dimana tingkat output yang dihasilkan
Kementerian Lingkungan Hidup Republik
untuk setiap unit input yang digunakan.
Indonesia (KLH-RI), eko-efisiensi adalah
Peningkatan
meliputi
suatu konsep efisiensi yang memasukan
peningkatan jumlah input fisik (modal dan
aspek sumber daya alam dan energi atau
tenaga kerja), peningkatan kualitas input
suatu
yang digunakan, dan peningkatan teknologi
meminimumkan penggunaan bahan baku,
(total
Menurut
air, dan energi serta dampak lingkungan per
Muhardi (2007: 41) terdapat 4 (empat)
unit produk. Sehingga dapat disimpulkan
dimensi daya saing, yaitu biaya (cost),
bahwa kebijakan eko-efisiensi merupakan
kualitas (quality), waktu penyampaian
serangkaian konsep, asas, dan strategi yang
(delivery), dan fleksibilitas (flexibility).
menggabungkan konsep efisiensi ekonomi
Menurut Bateman dan Snell (2008: 13)
berdasarkan prinsip efisiensi penggunaan
faktor-faktor yang mempengaruhi daya
sumber daya alam dalam pelaksanaan suatu
saing adalah inovasi, kualitas, kecepatan,
pekerjaan.
dan daya saing biaya.
Tujuannya
faktor
produktivitas
produktivitas).
‘dampak
aktor
yang
proses
adalah
berhubungan
produksi
untuk
lingkungan
per
yang
mengurangi
unit
yang
diproduksi
dan
dikonsumsi’.
Dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
mengurangi sumber daya yang diperlukan
karyawan
bagi terbentuknya produk serta pelayanan
produktivitas, umpan balik, perilaku, dan
yang lebih baik, maka bisnis dapat
peluang.
mencapai keuntungan karena mempunyai
METODE PENELITIAN
daya saing (KLH – GTZ ProLH, 2008).
Populasi dan Sampel. Populasi dalam
Faktor-faktor
mempengaruhi
penelitian ini adalah supervisor di unit
kebijakan eko-efisiensi adalah motivasi,
produksi sebanyak 24 orang. Karena
komitmen, kebiasaan, dan team work.
jumlah populasi kurang dari 30 orang maka
Kinerja Karyawan. Wibowo (2015: 7)
jenis sampel yang digunakan adalah sampel
kinerja
jenuh, yaitu teknik penentuan sampel yang
adalah
yang
tentang
melakukan
adalah
kompetensi,
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
menggunakan seluruh anggota populasi.
pekerjaan tersebut. Wibowo berpendapat
Variabel. Pada penelitian ini menggunakan
kinerja bukan semata-mata hasil dari
2 jenis variabel, yaitu variabel independen
pekerjaan saja, melainkan juga proses dari
dan
pekerjaan itu sendiri. Menurut Armstrong
independen terdiri dari Kebijakan Eko-
dan Baron (1998: 16, dalam Wibowo, 2015:
efisiensi (X1) dan Kinerja Karyawan (X2),
84), ada 5 (lima) faktor-faktor yang
sedangkan variabel dependen adalah Daya
mempengaruhi
Saing Perusahaan (Y).
kinerja,
yaitu
personal
variabel
dependen.
Variabel
factor, leadership factor, team factor,
TABEL 1
system factor, dan contextual/ situational
VARIABEL PENELITIAN
factor. Menurut Mangkunegara (2009: 75),
Variabel
terdapat 4 indikator kinerja, yaitu kualitas,
Dependen:
kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung
Daya Saing Perusahaan (Y)
jawab. Sedangkan menurut Wibowo (2015)
Independen:
Skala
Likert
Kebijakan Eko-efisiensi (X1)
Likert
Kinerja Karyawan (X2)
Likert
Sumber : Data Sekunder yang diolah (2016)
Metode
Penelitian.
Analisis
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
lebih variabel independen sebagai faktor
prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya). (Sugiyono, 2010: 277). Berikut
ini adalah persamaan dari Analisis Regresi
Linear Berganda:
Analisis Regresi Linear Berganda dengan
Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + e
sumber data primer. Sumber data primer
Keterangan:
yang
Kuesioner
Y : variabel dependen (Daya Saing
responden
Perusahaan)
digunakan
Perspektif,
adalah
artinya
bahwa
memberikan penilaian kepada diri mereka
X1 : variabel independen (Kebijakan Eko-
sendiri
efisiensi)
berdasarkan
pertanyaan
yang
diajukan di kuesioner. Kuesioner tersebut
X2
terdiri dari 26 pertanyaan yang dibagi
Karyawan)
sesuai dengan variabel yang digunakan,
e : komponen kesalahan random (random
yaitu
error)
Daya
Saing
Perusahaan
(Y),
:
variabel
independen
Kebijakan Eko-efisiensi (X1), dan Kinerja
a : konstanta
Karyawan (X2). Secara umum, pertanyaan
b1 dan b2 : koefisiensi regresi
dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
kuesioner
tersebut
mengenai
(Kinerja
penilaian supervisor unit produksi terhadap
Berikut ini adalah hasil kuesioner yang
PT. Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan.
dikelompokkan
Sedangkan
variabel yang digunakan dalam penelitian
Analisis
Regresi
Linear
Berganda adalah analisis yang digunakan
peneliti,
bila
bagaimana
bermaksud
keadaan
(naik
meramalkan
turunnya)
variabel dependen (kriterium), bila dua atau
ini:
berdasarkan
variabel-
TABEL 2
HASIL KUESIONER VARIABEL DAYA SAING PERUSAHAAN (Y)
Indikator
Pertanyaan
Total Skor
Persentase
Inovasi
1 dan 2
168
24,82%
Kualitas
3 dan 4
175
25,85%
Kecepatan
5 dan 6
163
24,08%
Daya Saing Biaya
7 dan 8
171
25,26%
677
100%
Total
Keterangan
Lebih dominan
Sumber: Data Primer yang diolah (2016)
tidak mungkin bisa optimal 100% dalam
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
proses produksi. Air limbah hasil cuci kain
bahwa indikator Kualitas memiliki skor
batik, sisa bahan pewarna, listrik, dan mesin
yang paling tinggi, yaitu 175 (25,85%)
yang sudah berumur merupakan bukti biaya
meskipun terdapat selisih yang tipis dengan
yang terbuang sia-sia. Perusahaan perlu
indikator Daya Saing Biaya, yaitu 171
merumuskan
(25,26%). Artinya bahwa kualitas produk
mengoptimalkan biaya produksi dengan
memiliki pengaruh yang besar dalam daya
cara meminimalkan biaya yang terbuang
saing perusahaan. Semakin tinggi kualitas
sehingga kualitas produk dapat terjaga.
suatu produk maka semakin kompetitif
perusahaan tersebut di dalam pasar. Namun
faktor biaya juga memiliki pengaruh yang
besar dalam daya saing perusahaan. Para
responden menilai bahwa kualitas produk
itu sendiri juga sangat ditentukan dengan
seberapa besar biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi. Biaya produksi
kebijakan
yang
bisa
TABEL 3
HASIL KUESIONER VARIABEL KEBIJAKAN EKO-EFISIENSI (X1)
Indikator
Pertanyaan
Total Skor
Persentase
Keterangan
Motivasi
1 dan 2
182
27,53%
Lebih dominan
Komitmen
3 dan 4
158
23,90%
Kebiasaan
5 dan 6
156
23,60%
Team Work
7 dan 8
165
24,96%
661
100%
Total
Sumber: Data Primer yang diolah (2016)
bahwa pentingnya produksi bersih demi
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
menjaga kelestarian lingkungan sekitar
bahwa indikator Motivasi sebesar 182
khususnya air sungai. Selain itu, para
(27,53%) menjadi faktor dominan dalam
responden juga mendukung perusahaan
variabel Kebijakan Eko-efisiensi. Artinya
dalam
bahwa karyawan unit produksi PT. Unggul
secara terus menerus sehingga proses
Jaya
produksi bisa menjadi lebih ekonomis,
Sejahtera
Pekalongan
khususnya
supervisor memiliki keinginan yang kuat
dalam penerapan kebijakan eko-efisiensi.
Para responden telah memiliki kesadaran
efisien,
melakukan
dan
perbaikan-perbaikan
ramah
lingkungan.
TABEL 4
HASIL KUESIONER VARIABEL KINERJA KARYAWAN (X2)
Indikator
Kompetensi
Produktivitas
Umpan Balik
Perilaku
Pertanyaan
1 dan 2
3 dan 4
5 dan 6
7 dan 8
Peluang
9 dan 10
Total
Total Skor
164
165
157
150
Sumber: Data Primer yang diolah (2016)
Persentase
20,37%
20,50%
19,50%
18,63%
Keterangan
169
20,99%
Lebih dominan
805
100%
memenuhi syarat (Wibowo, 2015: 88).
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
Secara
bahwa indikator Peluang sebesar 169
karyawan dari kualitas (Kompetensi) dan
(20,99%) merupakan faktor yang paling
kuantitas
mempengaruhi dalam kinerja karyawan.
masalah karier. Sehingga para responden
Selain itu, terdapat dua indikator yang
ingin perusahaan memberikan kesempatan
memiliki selisih skor tipis, yaitu indikator
waktu dan syarat yang cukup untuk
Produktivitas sebesar 165 (20,50%) dan
menunjukkan
Kompetensi sebesar 164 (20,37%). Para
produktivitas saat bekerja.
responden ingin perusahaan memberikan
Kemudian hasil kuesioner tersebut diolah
kesempatan yang besar bagi karyawan
sehingga menghasilkan Analisis Regresi
dalam
Linear Berganda sebagai berikut:
peningkatan
kesempatan
waktu
karier
dan
berupa
umum,
perusahaan
(Produktivitas)
kompetensi
kemampuan
TABEL 5
HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
1.
Hasil Analisis
Nilai
Adjusted R2
0,646
F test
21,981
t test
Nilai β
Nilai t
Konstanta
6,755
1,956
kerja
Signifikansi
0,000
0,064
menilai
dalam
dan
2.
Koefisien X1
0,326
2,168
0,042
3.
Koefisien X2
0,372
3,678
0,001
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2016
Berdasarkan Tabel 5 maka diperoleh
Selanjutnya menghasilkan hipotesis parsial
persamaan sebagai berikut:
sebagai berikut:
Y = 6,755 + 0,326X1 + 0,372X2 + e
1).
Keterangan :
1).
H01
: Kebijakan Eko-efisiensi
tidak berpengaruh terhadap Daya
Koefisien a : 6,755
Saing Perusahaan;
Apabila tidak ada perubahan terhadap
Kebijakan Eko-efisiensi dan Kinerja
Karyawan
maka
Daya
2).
Perusahaan;
Perusahaan akan bertambah sebesar
2).
3).
H02
: Kinerja Karyawan tidak
Koefisien X1 : 0,326
berpengaruh terhadap Daya Saing
Apabila variabel Kebijakan Eko-
Perusahaan;
efisiensi meningkat sebesar 1 satuan
maka
Daya
Saing
4).
Koefisien X2 : 0,372
Ha2
:
Kinerja
Karyawan
berpengaruh terhadap Daya Saing
Perusahaan
Perusahaan.
meningkat sebesar 0,326.
3).
: Kebijakan Eko-efisiensi
berpengaruh terhadap Daya Saing
Saing
6,755.
Ha1
Kriteria pengambilan keputusannya adalah
dengan berdasarkan nilai α = 0,05. H0
Apabila variabel Kinerja Karyawan
meningkat sebesar 1 satuan maka
Daya Saing Perusahaan meningkat
sebesar 0,372.
4).
e (error)
Merupakan faktor kesalahan dalam
persamaan regresi.
diterima apabila nilai signifikansi ≥ α dan
H0 ditolak apabila nilai signifikansi < α.
Sesuai dengan hasil di Tabel 5 maka
koefisien korelasi secara parsial untuk
variabel Kebijakan Eko-efisiensi diperoleh
hasil
thitung
signifikansi
sebesar
2,168
sebesar
0,042.
dengan
Nilai
signifikansi lebih kecil dari pada α (0,042 <
0,05),
maka
berpengaruh
Kebijakan
terhadap
Eko-efisiensi
Daya
Saing
Fhitung < Ftabel dan H0 ditolak apabila Fhitung >
Ftabel.
Perusahaan (H01 ditolak, Ha1 diterima).
Sesuai
Variabel Kinerja Karyawan diperoleh hasil
menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar
thitung sebesar 3,678 dengan signifikansi
21,981 atau besarnya signifikansi sebesar
sebesar 0,001. Nilai signifikansi lebih kecil
0,000. Nilai Fhitung lebih besar dibandingkan
dari pada α (0,001 < 0,05), maka Kinerja
dengan Ftabel (21,981 > 3,47). Dengan
Karyawan berpengaruh terhadap Daya
demikian, dalam penelitian ini menyatakan
Saing
bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
Perusahaan
(H02
ditolak,
Ha2
diterima).
Setelah
dengan
Kebijakan
5
Kinerja
menghasilkan hipotesis simultan sebagai
secara simultan (bersama-sama) terhadap
berikut:
variabel dependen, yaitu Daya Saing
dan
maka
dan
Tabel
Karyawan sebagai variabel independen
H0
parsial,
Eko-efisiensi
di
akan
1).
hipotesis
hasil
: Kebijakan Eko-efisiensi
Kinerja
Karyawan
tidak
berpengaruh terhadap Daya Saing
Ha
: Kebijakan Eko-efisiensi
dan Kinerja Karyawan berpengaruh
Kriteria pengambilan keputusannya adalah
berdasarkan
Square sebesar 0,646. Artinya bahwa
nilai
Ftabel
Kebijakan
Eko-efisiensi
dan
Kinerja Karyawan memberikan pengaruh
sebesar 64,6% terhadap Daya Saing
Perusahaan, sedangkan sisanya sebesar
terhadap Daya Saing Perusahaan.
dengan
Selanjutnya diperoleh nilai Adjusted R
variabel
Perusahaan;
2).
Perusahaan (H0 ditolak, Ha diterima)
dari
distribusi tabel nilai F, yaitu 3,47 (berasal
dari df1= 2 dan df2= 21). H0 diterima apabila
35,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel
lain yang tidak dianalisis dalam penelitian
ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
mempengaruhi
Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian
Perusahaan. Sedangkan indikator yang
diatas mengenai Analisis Daya Saing
dominan
Perusahaan
Eko-
Karyawan adalah Peluang. Artinya
efisiensi dan Kinerja Karyawan Unit
bahwa karyawan unit produksi PT.
Produksi Studi Kasus PT. Unggul Jaya
Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan
Sejahtera Pekalongan dapat disimpulkan
ingin diberikan kesempatan dalam
bahwa:
peningkatan karier.
1.
Melalui
Hasil
perhitungan
linear
berganda
Kebijakan
analisis
dapat
diperoleh
persamaan, yaitu: Y =
0,326X1
+ 0,372X2
regresi
6,755
PT.
dalam
Saing
variabel
Unggul
Jaya
Kinerja
Sejahtera
Pekalongan perlu meningkatkan kualitas
+
sumber daya manusianya melalui pelatihan
+ e. Pada
yang berhubungan dengan eko-efisiensi
misalnya
sehingga
apabila
perusahaan
persamaan
tersebut,
variabel
Kebijakan
Eko-efisiensi
memiliki
menerapkan sebuah kebijakan eko-efisiensi
koefisien sebesar 0,326 sedangkan
yang baru maka karyawan sudah siap untuk
variabel Kinerja Karyawan memiliki
melaksanakannya. Manajemen puncak PT.
koefisien sebesar 0,372. Dengan kata
Unggul Jaya Sejahtera Pekalongan perlu
lain, variabel Kebijakan Eko-efisiensi
memperhatikan karier karyawan dengan
dan Kinerja Karyawan berpengaruh
cara memberikan kesempatan karyawan
secara signifikan terhadap Daya Saing
untuk berprestasi. Selain itu, saat ini
Perusahaan,
dampak
lingkungan
masih
menjadi
perhatian
diseluruh
dunia
sehingga
baik
secara
parsial
maupun simultan;
2.
Saran.
Daya
Variabel
dominan
Kebijakan
Kinerja
lebih
manajemen puncak harus bisa ‘terbuka’ dan
variabel
‘peka’ terhadap masalah tersebut demi
Karyawan
dibandingkan
Eko-efisiensi
dalam
menjaga daya saing perusahaan.
No.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino,
Leo.
2008.
Dasar-Dasar
1.
idci.dikti.go.id/pdf/JURNAL/.../VOL
Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
%2013%20No.../659_umm_scientific
Anindita, Ratya, dan Reed, Michael R.
_journal.pd.. (Diakses 24 Juni 2016
2008.
Bisnis
dan
Perdagangan
Internasional. Yogyakarta: ANDI
Bateman, Thomas S. dan Snell, Scot A.
2008.
Manajemen
Kepemimpinan
pukul 20.00 WIB)
Jogiyanto. 2005. Sistem Informasi Strategik
untuk
Keunggulan
Kompetitif.
Yogyakarta: Andi Offset
dan Kolaborasi dalam Dunia yang
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Kompetitif, Buku Satu Edisi Ketujuh.
(KLH) – Deutsche Gesellschaft für
Jakarta: Salemba Empat
Technische Zusammenarbeit (GTZ)
David, Fred. 2006. Manajemen Strategis,
GmbH dalam
Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat
Lingkungan
Fahmi,
Manajemen
Jerman (ProLH). 2008. Panduan
Pengambilan Keputusan Teori dan
Penerapan Eko-efisiensi Usaha Kecil
Aplikasi, Edisi Kedua. Bandung:
dan Menengah sektor Batik, Edisi
Alfabeta
Kedua. Jakarta
Irham.
2013.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Kuncoro,
kerangka
Hidup
Mudrajad.
Program
Indonesia
2011.
–
Metode
Multivariate Dengan Program SPSS.
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk
Semarang: Universitas Diponegoro
Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta:
Handayani, Naniek Utami; Santoso, Haryo;
dan Pratama, Adithya Ichwal. 2012.
UPP STIM YKPN.
Mangkunegara,
Anwar
Prabu.
2009.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT.
Peningkatan Daya Saing Klaster
Remaja Rosda Karya
Mebel di Kabupaten Jepara. Vol. 13
Muhardi. 2007. Strategi Operasi:Untuk
Pada
PT.
PLN
(Persero) APD
Keunggulan Bersaing. Yogyakarta:
Semarang)
Graha Ilmu
ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/a
Salvatore,
Dominick.
1994.
Ekonomi
Internasional, Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga
Vol.
7
No.
2.
rticle/view/4497/4108 (Diakses 25
Juni 2016 pukul 21.00 WIB)
Tajuk Rencana. 2016. Insentif Baru Angkat
Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda.
2011. SPSS vs. LISREL: Sebuah
Pengantar, Aplikasi untuk Riset.
Jakarta: Salemba Empat.
Daya Saing. Suara Merdeka: 13 April
2016
Wibowo. 2015. Manajemen Kinerja, Edisi
Kelima. Jakarta: Rajawali Pers
Sitanggang, C. 2005. Analisis Pengaruh
Widodo, Nurrizki Dwianto. 2013. Bentuk
Perilaku Pemimpin terhadap Kinerja
Penerapan Eko-efisiensi Pada Rantai
Pegawai
Nilai di Klaster Batik Laweyan, Kota
pada
Kotamadya
Sekretariat
Jakarta
Barat.
Semarang: Universitas Diponegoro
Sugiyono.
2010.
Metode
Penelitian
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Susanty, Aries dan Baskoro, Sigit Wahyu.
2012. Pengaruh Motivasi Kerja dan
Gaya
Kepemimpinan
Terhadap
Surakarta
Vol.
1
No.
3.
ejournal2.undip.ac.id/index.php/jwl/
article/view/142 (Diakses 24 Juni
2016 pukul 21.30 WIB)
Winardi. 2010. Asas-Asas Manajemen,
Edisi Ketiga.
Bandung:
Mandar
Maju
Uno, H.B. 2008. Teori Motivasi dan
Disiplin Kerja Serta Dampaknya
Pengukurannya.
Pada Kinerja Karyawan (Studi Kasus
Aksara
Gorontalo:
Bumi
Download