Seminar Tugas Akhir Mei 2016 Incubator Bakteri Bacillus Stearothermophillus berbasis Mikrokontroller untuk tes Mikrobiologi pada Autoclave Deni Fatharoni Hartono1, Andjar Pudji2, Moch.Prastawa A.T.P.3 Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya ABSTRAK Alat Incubator Bakteri Bacillus Strearothermophillus digunakan untuk mengetahui kinerja dari autoclave. Pada tugas akhir ini, penulis membuat uji kinerja autoclave dengan menggunakan bakteri Bacillus Strearothermophillus. Penulis merancang dengan menggunakan Mikrokontroler ATMega 32A. Proses uji kinerja Autoclave dengan menggunakan bakteri karena fungsi dari autoclave digunakan untuk mensterilkan mikrobiologi yang berbahaya maka saat autoclave diberi bakteri Bacillus Strearothermophillus dan dilakukan penstrilan bakteri tersebut seharusnya mati. Namun secara langsung setelah bakteri tersebut distrilkan tidak dapat diamati, apakah bakteri tersebut telah mati atau belum, maka perlu di incubasi sesuai suhu yang disukai oleh bakteri tersebut. Setelah diincubasi selama kurang lebih dua hari, jika bakteri tersebut masih hidup maka bakteri akan berubah warna menjadi kuning, warna kuning tersebut yang akan dibaca oleh sensor warna TCS3200. Idealnya jika bakteri tersebut tidak berubah warna setelah disterilkan dan di incubasi maka bakteri tersebut telah mati atau Autoclave berfungsi dengan baik, namun jika bakteri tersebut setelah disterilkan dan dilakukan proses incubasi berubah warna maka bakteri tersebut masih hidup atau proses sterilisasi telah gagal. Hasil pengujian alat menunjukan bahwa suhu Incubasi memiliki tingkat error 1,1% terhadap Volt meter dan -0,12% terhadap termometer. Kata Kunci: Bacillus Strearothermophillus, Autoclave, Incubasi 1.1 Latar Belakang Masalah Incubator bakteri bacillus stearothermophillus adalah alat pengkondisi suhu lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan Bakteri bacillus stearothermophillus di dalam ampuls bakteri, yang berisi bakteri Bacillus Stearothermophillus. Incubator bakteri bacillus stearothermophillus digunakan untuk memastikan hasil proses dari sterilisator, namun sterilisator yang dimaksudkan ialah sterilisator steam. Prinsip kerja peralatan ini dengan mempertahankan suhu lingkungan kering 50°C-60°C, karena dengan suhu tersebut, bakteri bacillus stearothermophillus dapat berkembang secara optimal. Dengan mengkondisikan suhu lingkungan, akan terjadi perubahan warna pada ampuls bakteri dan juga dapat diindikasikan apakah ampuls bakteri tersebut layak digunakan atau tidak. Selain itu perubahan warna pada ampuls bakteri tersebut, dapat memastikan proses sterilisasi telah berhasil atau tidak.` Parameter untuk melihat kondisi bakteri dalam ampuls akan ditandai terjadinya perubahan warna dari ungu ke ungu yang artinya proses sterilisasi telah berhasil, dan dari ungu ke kuning yang artinya proses sterilisasi gagal. Alat ini biasa ditempatkan diruang Central Sterile Supply Department (CSSD) Menurut (Dr. I. P Flug, september 1986) bahwa bakteri dalam ampuls setelah proses sterilisasi seharusnya mati seluruhnya, dan tidak menyisakan satu pun bakteri yang masih hidup. Apabila masih ada bakteri yang hidup maka sisa bakteri tersebut akan berkembang biak menjadi lebih banyak dan menutupi bagian dalam ampuls yang akan berubah warna menjadi kuning. Kondisi seperti ini sulit untuk memastikan apakah ada atau tidaknya bakteri dalam ampuls yang masih hidup, sehingga diperlukan alat incubator bakteri untuk mengecek kondisi bakteri yang masih hidup dalam ampuls. Penulis menemukan alat Incubator bakteri bacillus stearothermophillus di rumah sakit Sidoarjo pada bulan Agustus tahun 2015 saat kegiatan Praktek Kerja Lapangan 1 Seminar Tugas Akhir mahasiswa dengan spesifikasi teknis menggunakan heater kering untuk proses inkubasi selama 48 jam. Saat ini alat tersebut diatas masih belum ada dilaboratorium Bedah Anastesi kampus Teknik Elektromedik, sehingga penulis terinspirasi untuk membuat replikasi alat “Incubator bakteri bacillus stearothermophillus berbasis mikrokontroller” dengan penambahan sensor warna. Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis membuat “Incubator bakteri bacillus stearothermophillus berbasis mikrokontroller”. . 1.2 Batasan Masalah 1.2.1. Ampuls Bakteri yang digunakan adalah ampuls bakteri yang berisi bakteri bacillus stearothermophillus 1.2.2. Suhu yang digunakan 56° C 1.2.3. Toleransi suhu ± 5° C 1.2.4. Sensor suhu yang digunakan menggunakan sensor LM35 1.2.5. Sterilisator yang digunakan menggunakan Sterilisator dengan uap 1.2.6. Waktu Incubasi 2 hari 1.2.7. Menggunakan Heater Kering 1.2.8. Menggunakan IC ATMEGA 1.2.9. Mengunakan LCD 2 x 16 1.3 Rumusan Masalah Dapatkah dibuat Alat Incubator bakteri bacillus stearothermophillus berbasis Mikrokontroller? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Dibuatnya alat Incubator bakteri bacillus stearothermophillus berbasis Mikrokontroller 1.4.2 Tujuan Khusus 1) Membuat rangkaian sensor suhu 2) Membuat rangkaian Minimum system Mei 2016 3) 4) Membuat desain mekanik secara keseluruhan Uji coba alat 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1.5.1.1 Meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang bedah anastesi khususnya kalibrasi autoclave 1.5.1.2 Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan lebih lanjut pada kalibrasi mikrobiologi pada autoclave jenis lainnya 1.5.2 Manfaat Praktis 1.5.2.1 Membantu proses kegiatan pembelajaran di mata kuliah bedah dan anasthesi serta kalibrasi 1.5.2.2 Membantu cara untuk memastikan hasil kerja Autocalve 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Bacillus Stearothermophillus Bacillus Stearothermophillus diklasifikasikan sebagai salah satu bakteri Termofilik Obligat. Ciri bakteri Bacillus Stearothermophilus tumbuh pada temperatur mulai 30-75 derajat C, dengan suhu pertumbuhan optimal pada 50°-60°C selama ≥24 jam (Harold Eddleman, 1998). Bakteri ini dapat ditemukan di banyak berbagai lingkungan yang hangat. Bacillus mempunyai sifat yang lebih menguntungkan daripada mikroorganisme lain karena dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhannya (Wong, 1994). The 3M™ Attest™ 1262-S adalah indikator Biologi yang digunakan pada tes mikrobiologi sterilisator steam untuk memastikan hasil dari proses sterilisasi dengan nama lain ampuls bakteri. Indikator biologi ini perlu di incubasi untuk memastikan hasil dari proses sterilisasi, suhu yang dgunakan untuk proses incubasi adalah 56°C dengan toleransi suhu ±5°C. 2 Seminar Tugas Akhir Indikator Biologi ini berisi bakteri Bacillus Stearothermophilus dengan populasi sekitar bakteri. Indikator untuk melihat hasil prosesnya dilihat pada gambar dibawah ini: Mei 2016 2.3 Autoclave Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Gambar 2.1 Indikator Perubahan Warna Sumber : Sterilization Verfication by Utlization Biological Indicators University of Windsor Chemical Control Centre Gambar 2.2 Komponen dalam ampuls bakteri Sumber : Product Profile The 3M™ Attest™ 1262-S Gambar 2.3 Autoclave Sumber : Copyright © 2013. Dunia Alat Kedokteran 2.2 Inkubasi Inkubasi adalah proses penjagaan atau perawatan sesuatu hal dengan kondisi tertentu agar sesuatu hal tersebut dapat berkembang dengan baik. Contohnya inkubasi bakteri yaitu mempertahankan kondisi lingkungan yang disukai bakteri yang bertujuan untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan bakteri. Masa inkubasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses pertumbuhan bakteri dengan baik dan sempurna. Inkubasi dalam kedokteran dan fisiologi adalah masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai ke saat timbulnya penyakit itu; masa tunas, sedangkan menurut Biologi, Inkubasi adalah penetasan telur dengan pengeraman atau pemanasan buatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2014) Autoclave ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C. Perhitungan waktu sterilisasi autoclave dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoclave akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 3 Seminar Tugas Akhir 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus ( Dunia Alat Kedokteran, 2013 ). 2.4 Sensor Warna TCS3200 Sensor warna TCS3200 merupakan sensor warna yang sering digunakan pada aplikasi mikrokontroler untuk pendeteksian suatu object benda atau warna dari objet yang di monitor. Pada dasarnya sensor warna TCS3200 adalah rangkaian photo dioda yang disusun secara matrik array 8×8 dengan 16 buah konfigurasi photodioda yang berfungsi sebagai filter warna merah, 16 photodiode sebagai filter warna biru dan 16 photo dioda lagi tanpa filter warna. Sensor warna TCS3200 merupakan sensor yang dikemas dalam chip DIP 8 pin dengan bagian muka transparan sebagai tempat menerima intensitas cahaya yang berwarna. Kontruksi sensor warna TCS3200 dapat dilihat pada gambar berikut. Mei 2016 Tabel 1 Konfigurasi S2 dan S3 Sensor Warna TCS3200 Fotodioda S2 S3 yang Aktif 0 0 Pemfilter Merah 0 1 Pemfilter Biru 1 0 Tanpa Filter 1 1 Pemfilter Hijau Pemfilter photodiode akan mengeluarkan arus yang besarnya sebanding dengan kadar warna dasar cahaya yang menimpanya. Arus ini kemudian dikonversikan menjadi sinyal kotak atau pulsa digital dengan frekuensi sebanding dengan besarnya arus. Frekuensi Output ini bisa diskala dengan mengatur kaki selektor S0 dan S1. Penskalaan Output bisa dilihat pada tabel dibawah. Tabel 2 Penskalaan Output Sensor Warna TCS3200 Skala Frekuensi S0 S1 Output 0 0 Power Down 0 1 2% 1 0 20% 1 1 100% Gambar 2.5 Modul Sensor Warna TCS3200 Sumber:http:// alicdn.com Gambar 2.4 Konstruksi Sensor Warna TCS3200 Pada sensor warna TCS3200 terdapat selektor S2 dan S3 yang berfungsi untuk memilih kelompok konfigurasi photodiode yang akan digunakan atau dipakai. Kombinasi fungsi S2 dan S3 dalam pemilihan kelompok photodiode adalah sebagai berikut. Gambar 2.6 Skematik Modul Sensor Warna TCS3200 4 Seminar Tugas Akhir Mei 2016 perubahan warna dan suhu yang disensor akan ditampilkan pada LCD 3 Metodologi 3.1 Diagram Mekanis LCD Test Point 3.3 Diagram Alir Incubator Mulai Timer bekerja Heater bekerja Proses Inkubasi Gambar 3.1 Blok Diagram Mekanis 3.2 Blok Diagram Perubahan Warna Display LCD Timer Sensor Suhu Tidak µc Display Ya Indikator Perubahan Warna Buzzer berbunyi Gambar 3.3 Diagram Alir Perubahan Warna Monitoring Perubahan Warna Sensor warna Ampuls Bakteri Gambar 3.2 Blok Diagram Rangkaian Cara Kerja Blok Diagram Saat alat dihidupkan IC mikrokontroller akan melakukan inisialisasi. Lalu timer bekerja sesuai waktu yang disetting. Saat timer bekerja, heater melakukan proses pemanasan untuk proses Incubasi, sesuai suhu yang diseting dan juga sensor warna akan mendeteksi perubahan warna pada ampuls Bakteri, jika ada perubahan warna, buzzer akan berbunyi. Selanjutnya Cara Kerja Diagram Alir Ketika alat dihidupkan proses dimulai dan timer bekerja. Saat timer bekerja maka heater juga bekerja dan proses inkubasi dimulai. Jika tidak terjadi perubahan warna pada ampuls maka proses inkubasi akan terus dilanjutkan. Jika terjadi perubahan warna maka buzzer akan berbunyi, Display akan menampilkan perubahan warna dan proses telah selesai. 3.4 Desain Exsperimental Rancangan desain experimental alat ini menggunakan metode preeksperimental dengan jenis penelitian One Group Post Test Design. Pada rancangan ini, peneliti hanya melihat hasil perlakuan pada satu kelompok objek tanpa ada kelompok pembanding dan kelompok kontrol. Paradigma dalam penelitian 5 Seminar Tugas Akhir Mei 2016 eksperimen mode ini digambarkan sebagai berikut : dapat 3.7 Jadwal Kegiatan Diukur Perlakuan Jadwal kegiatan penulis susun menurut jadwal kalender Akademik yang ada di PoleteknikKesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya. Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan X--------------------------------------O X = Treatment/perlakuan yang diberikan (variable independent) O = Observasi (Variabel Dependen) 3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas Sebagai variabel bebas adalah Suhu lingkungan dalam alat 3.5.2 Variabel Terikat Sebagai variabel terikat adalah Perubahan Warna 3.5.3 Variabel Moderator Sebagai variabel Moderator adalah Suhu lingkungan diluar Alat 3.6 Definisi Operasional Dalam kegiatan operasionalnya, variabelvariabel yang digunakan dalam pembuatan modul, baik variabel tekendali, tergantung, dan bebas memiliki fungsi-fungsi antara lain : Tabel 3.1 Tabel Variabel Variabel Definisi Operasional Variabel Suhu lingkungan dalam alat (V. Bebas) Perubahan Warna (V. Terikat) Suhu diukur alat yang dalam Suhu Lingkungan diluar alat (V. Moderator) Suhu diluar Alat yang mempengaruhi suhu dalam alat Perubahan warna bakteri Alat Ukur Hasil ukur Sensor Suhu LM35 Suhu derajat Sensor Warna Frekue nsi Sensor Suhu LM35 Suhu derajat Skal auku r °C Hert z (Hz ) °C 4 Hasil pengukuran dan Analisis 4.1 Pengukuran Test Point Tabel 4.1 Pengambilan Data Frekuensi output sensor warna menggunakan sample warna acak Warna Modul Osiloskop (Hz) A 513 1148 B 615 1378 C 535 1197 D 554 1244 E 515 1153 F 580 1301 G 550 1226 H 502 1124 I 484 1088 J 813 1811 K 449 1005 L 566 1273 6 Sterilisasi berhasil Sterilisasi berhasil Warna ungu Warna ungu +5v 22pF Y1 C3 XTAL PA0 PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 40 39 38 37 36 35 34 33 PB0 PB1 PB2 PB3 PB4 mosi miso sck 1 2 3 4 5 6 7 8 RESET VCC 10 C2 9 13 12 PC0/SCL PC1/SDA PC2/TCK PC3/TMS PC4/TDO PC5/TDI PC6/TOSC1 PC7/TOSC2 XTAL1 XTAL2 PA0/ADC0 PA1/ADC1 PA2/ADC2 PA3/ADC3 PA4/ADC4 PA5/ADC5 PA6/ADC6 PA7/ADC7 PB0/T0/SCK PB1/T1 PB2/AIN0/INT2 PB3/AIN1/OC0 PB4/SS PB5/MOSI PB6/MISO PB7/SCK PD0/RXD PD1/TXD PD2/INT0 PD3/INT1 PD4/OC1B PD5/OC1A PD6/ICP1 PD7/OC2 22 23 24 25 26 27 28 29 PC0 PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7 1 2 3 4 5 6 7 8 14 15 16 17 18 19 20 21 PD0 PD1 PD2 PD3 PD4 PD5 PD6 PD7 1 2 3 4 5 6 7 8 J5 J2 +5v AVCC AREF AGND GND rst SW1 Reset C1 100nF 30 32 31 +5v R10 20K +5v PB0 PB1 PB2 PB3 PB4 PA0 PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 1 2 3 4 5 6 7 8 +5v J11 J3 1 2 3 PA0 CON5 Sterilisasi gagal R2 Tidak50K LM35 J6 mosi miso sck rst 2 PC2 PC1 PC3 3 +5v 1 2 3 4 5 6 J4 1 1 2 3 4 5 Ket Hasil J10 Berubah Warna Kuning Lama Inkubasi 5jam : 7 menit : 20 detik Bakteri B1 Lama Waktu Sterilisasi 615 1376 R1 1K ATMEGA32A 30 Menit 578 1295 +5v Tabel 4.4 Data Pengujian Fungsi Sterilisator Suhu Sterilisasi Filter Clear (Hz) 5 Pembahasan 5.1 Rangkaian Minimum Sistem 22pF 100°C Berubah Warna kuning >24 jam >24 jam B3 B4 B5 90°C Filter Filter Filter Merah Hijau Biru (Hz) (Hz) (Hz) Bakteri Warna Ungu (Hasil Nilai Filter) LCD 173 190 245 OSILOSKOP 384,6 423,1 548,2 Bakteri Warna Kuning (Hasil Nilai Filter) LCD 182 200 252 OSILOSKOP 407,9 447,4 562,7 11 Tabel 4.3 Pengukuran Suhu terhadap Termometer Suhu Modul (°C) Termometer (°C) T1 55,58 54 T2 55,58 56 T3 54,61 54 T4 55,09 57 T5 56,07 57 T6 56,07 56 T7 55,09 57 T8 54,61 54 T9 55,09 54 T10 56,56 56 Jumlah 554,35 555 ∑ 60 Menit Volt Meter 0,568 V 0,563 V 0,575 V 0,548 V 0,548 V 0.547 V 0,544 V 0,54 V 0,543 V 0,545 V 0,541 V 0,533 V 0,543 V 7,138 60 Menit Modul 57,03°C 57,03°C 57,52 °C 56,08 °C 55,58 °C 55,68 °C 55,096 °C 54,12 °C 54,61 °C 55,09 °C 54,61 °C 54,91 °C 54,17 °C 721,526 120°C Suhu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah ∑ 125°C Tabel 4.2 Pengukuran suhu terhadap Volt Meter 30 Menit 4.2 Pengukuran terhadap Kalibrator Sterilisasi gagal (Bakteri Kadaluarsa ) Mei 2016 8 Jam : 07 Menit : 10 detik Seminar Tugas Akhir J8 J9 1 2 3 4 5 PD5 PD3 PD4 PD6 PD2 PD7 1 2 3 4 5 R3 CON6 PC4 PC5 PC6 PC7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 220 WARNA SENSOR LCD Sterilisasi gagal Berubah Warna Kuning 6 jam : 56 menit : 5 detik B2 30 Menit 110°C Gambar 5.1 Rangkaian Minimum Sistem 7 Seminar Tugas Akhir Mei 2016 5.2 Driver Heater 2 1 R1 680 Q1 180 U1 4 J2 R2 J3 MOC3021 TRIAC 2 R3 1k 1 1 2 ac 220 6 In mikro J1 2 1 Heater Gambar 5.2 Rangkaian Driver Saklar Heater 5.3 Driver Sensor Warna J4 PA3 PA4 PA7 VCC PD2 PA5 PA6 S0 S1 LED 4 5 OUT S2 S3 SENSOR WARNA 0 Gambar 5.3 Driver Modul sensor warna 5.2.Pembahasan Kinerja Sistem Keseluruhan Minimum system ATMEGA 32A telah diprogram untuk membaca Suhu dan Output dari sensor warna. Pembacaan suhu digunakan untuk proses inkubasi dengan suhu setting 56 derajat celcius. Berikut adalah sub program untuk membaca suhu dari LM35 Disable Timer1 Disable Interrupts Dataadc = Getadc(0) Suhu_1 = Dataadc * 5 Suhu_2 = Suhu_1 / 1023 Suhu_6 = Suhu_2 * 100 Locate 1 , 1 Lcd Fusing(suhu_6 , "#.##") Enable Timer1 Enable Interrupts If Suhu_6 > 55 Then Portb.0 = 0 Else Portb.0 = 1 End If Proses Inkubasi tersebut digunakan untuk mengkondisikan suhu lingkungan yang disukai bakteri bacillus Stearothermophillus yang akan merubah warna bakteri tersebut menjadi Warna kuning. Warna tersebut akan dibaca oleh sensor warna TCS3200 dengan mengeluarkan output berupa frekuensi. Warna yang dibaca TCS3200 berupa warna acak setiap perbedaan akan menghasilkan frekuensi yang berbeda pula. Frekuensi yang yang sesuai dengan warna yang diinginkan yang akan disadap. S2 = 1 S3 = 0 Frequensi = 0 Tanda1detik = 0 Tcnt1l = Low(inisial) Tcnt1h = High(inisial) Enable Timer1 Do Bitwait Outhz , Set Bitwait Outhz , Reset Frequensi = Frequensi + 1 Loop Until Tanda1detik = 1 Disable Timer1 ' aktifkan timer enable Ovf0 Fputih = Frequensi Locate 1 , 10 If Fputih > 621 And Fputih < 640 Then Lcd "selesai" Portb.1 = 0 Portb.2 = 0 Else Lcd " proses " Portb.1 = 1 Portb.2 = 1 End If Sedangkan At mega 8 telah diprogram untuk pewaktu dengan menggunakan RTC, ATMEGA 8 akan mencata waktu jika mendapat logika 0 yag masuk ke PORTC.0 Getdatetime Xs = _hour Ys = _min Zs = _sec Do Getdatetime Upperline Disptime Lowerline Dispdate 8 Seminar Tugas Akhir If Pinc.0 = 0 Then Xx = _hour Yy = _min Zz = _sec Cls Do Upperline Lcd "T OFF = " ; Xx ; ":" ; Yy ; ":" ; Zz Lowerline Lcd "T ON = " ; Xs ; ":" ; Ys ; ":" ; Zs Loop End If 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Setelah dilakukan pengukuran dan analisa data penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1) Telah dapat dibuat alat uji kinerja Autoclave berbasis Mikrokontroller 2) Minimum system dapat menampilkan hasil pembacaan perubahan warna pada bakteri. 3) Menggunakan dua Atmega sebagai pemroses data. 6.2. SARAN Dari hasil penelitian, dapat dianalisa kekurangan dari alat yang penulis buat. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penyempurnaan penelitian lebih lanjut: 1) Dapat dibuat lebih portable 2) Menggunakan 2 bakteri sekaligus sebagai pembanding 3) Peletakkan sensor harus tepat dan tidak berubah-ubah, karena dapat mempengaruhi nilai frekuensi yang didapatkan. 4) Modul harus dibuat kedap cahaya, karena sensor warna sangat peka oleh cahaya, hal ini dapat Mei 2016 mempengaruhi pembacaan sensor warna. 5) Ditambahkan mode penyimpanan pada modul, sehingga dapat digunakan sebagai acuan pendataan. DAFTAR PUSTAKA Dr. I. P Flug, Sept 1998, Journal of Parental Science and Technology. Harold Eddleman, Ph. D, Indiana Biolab, http://www.disknet.com/indiana_biolab /b062.htm, President, 14045 Huff St., Palmyra IN 47164 (Diakses pada tanggal (19 September 2015) University of Windsor Chemical Control Centre, Sterilization Verfication by Utlization Biological Indicators 3M Attest™ U.S.A, 1994, Biological Monitoring System (Technical Product Profile) 3M attest, 3M ESPE ATTEST™ STEAM INCUBATOR (56ºC), USA Daniel R. Zeigler, Ph.D., Bacillus Genetic Stock Center Catalog of Strains, Seventh Edition Volume 3: The Genus Geobacillus, The Ohio State University, © 2001, The Bacillus Genetic Stock Center Department of Biochemistry, 484 West Twelfth Avenue Columbus, Ohio 43210 3M Health Care, 2012, Product Profile 3M Attest 1262-s For Industrial and Pharmaceutical Applications, Infection Prevention Division U.S.A (No Name), diakses pada hari 21 september 2015 pukul 17:47 9 Seminar Tugas Akhir https://microbewiki.kenyon.edu/index. php/Bacillus_stearothermophilus_NEU F2011 (No name). diakses pada hari 22 september 2015 pukul 13:02 http://www.autoclavetestingservice.net/ Geobacillus_stearothermophilus_Spore s.html (No name) diakses pada hari 25 september 2015 pukul 10:50 http://repository.usu.ac.id/bitstream/12 3456789/28517/3/Chapter%20II.pdf Nadhif Fauzan. Diakses pada tanggal 25 september 2015, pukul 14:17. http://www.academia.edu/9481245/SE NSOR_SUHU_LM35 Copyright © Elektronika Dasar. Diakses pada tanggal 25 september 2015. http://elektronikadasar.web.id/komponen/sensortranducer/sensor-suhu-ic-lm35/ Mei 2016 Copyright ©2004 pengertian menurut para ahli. Diakses pada tanggal 24 November 2015 http://www.pengertianmenurutparaahli. com/pengertian-inkubasi/ Kamus Besar Bahasa Indonesia online, diakses pada tanggal 24 November 2015 http://kbbi.web.id/inkubasi Dunia Alat Kedokteran, Copyright © 2013, diakses pada tanggal 22 Desember 2015 http://www.duniaalatkedokteran.com/20 10/10/autoclaveautoklaf.html#sthash.mogWMBYO.dpu f BIODATA PENULIS Nama : Deni Fatharoni Hartono NIM : P27838013026 10