BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Eksistensi perusahaan sebagai salah satu pelaku perekonomian di Indonesia
tidak dapat dielakkan lagi. Perusahaan berperan dalam menciptakan stabilitas
perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan
mengurangi pengangguran. Hadirnya perusahaan di tengah masyarakat memiliki
peranan yang cukup besar. Keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan
melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Nilai
perusahaan yang tinggi merupakan sinyal bagi investor bahwa kinerja perusahaan
sangat baik. Bringham Gapensi (1996) dalam Saraswati (2012) menyatakan
bahwa nilai perusahaan sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan
diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Di samping itu, semakin
tinggi nilai perusahaan semakin tinggi prospek perusahaan di masa yang akan
datang, sehingga investor akan memilih untuk melakukan investasi.
Salah satu tolak ukur penilaian perusahaan adalah melalui harga pasar
saham. Harga pasar saham merupakan cerminan penilaian dari investor secara
keseluruhan atas ekuitas yang dimiliki suatu perusahaan. Harga saham yang tinggi
menandakan nilai perusahaan yang tinggi. Semakin tinggi harga saham suatu
1
perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut (Bringham
Gapensi dalam Saraswati, 2012).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nahda dan Harjito (2011), nilai
perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Price to Book Value (PBV). PBV
menunjukkan nilai yang diberikan pasar keuangan kepada perusahaan sebagai
sebuah perusahaan yang terus bertumbuh. PBV diperoleh dengan cara
perbandingan nilai pasar yang diukur dengan harga saham penutupan, terhadap
nilai buku (book value) memberikan penilaian akhir dan mungkin paling
menyeluruh atas status pasar saham perusahaan. Merujuk pada penelitian yang
dilakukan oleh Ramadhani dan Hadiprajitno (2012), nilai perusahaan dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q memberikan
informasi yang paling baik karena memasukkan semua unsur utang dan modal
saham perusahaan. Tobin’s Q tidak hanya memasukkan saham biasa dan ekuitas
perusahaan saja, melainkan juga seluruh aset perusahaan. Menurut Widjaja dan
Maghviroh (2011), Tobin’s Q merupakan harga pengganti (replacement cost) dari
biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan aset yang persis sama dengan aset
yang dimiliki perusahaan. Bila Tobin’s Q lebih rendah dari 1, maka perusahaan
akan menjadi sasaran akuisisi yang menarik baik untuk digabungkan dengan
perusahaan lain ataupun untuk likuidasi. Pembeli perusahaan memperoleh aset
dengan harga yang lebih murah dibanding jika aset tersebut dijual kembali.
Sebaliknya, bila nilai Tobin’s Q tinggi merupakan indikasi bahwa perusahaan
memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi sehingga nilai perusahaan lebih dari
sekedar nilai asetnya.
2
Nilai perusahaan selain dipengaruhi oleh faktor keuangan juga dapat
dipengaruhi oleh faktor non-keuangan. Kondisi keuangan saja tidak cukup
menjamin nilai perusahaan akan tumbuh secara berkelanjutan. Oleh karena itulah
dunia usaha pada saat ini tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan
perusahaan semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi keuangan,
sosial, dan aspek lingkungan yang biasa disebut triple bottom line (Gunawan dan
Utami, 2008). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah satu bentuk
pertanggungjawaban
perusahaan
yang
diarahkan
untuk
meningkatkan
perekonomian masyarakat yang beriringan dengan peningkatan kualitas hidup
bagi masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas. Salah satu perusahaan
di Indonesia yang melakukan kegiatan CSR, yaitu PT Djarum. Perusahaan rokok
ini melakukan kegiatan CSR di bidang pendidikan dan olah raga, berupa
mendirikan sekolah bulutangkis, membuat klub, memberikan beasiswa, dan rutin
melakukan aneka lomba dan mensponsori berbagai acara bulutangkis baik
nasional maupun internasional. CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan dapat
memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan dalam
pengambilan keputusan, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai masalah
sosial dan lingkungan jika perusahaan ingin memaksimalkan hasil keuangan
jangka panjang yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Brine et al.,
2007).
Semakin
banyak
pertanggungjawaban
sosial
yang
dilakukan oleh
perusahaan, maka citra perusahaan akan semakin membaik. Perusahaan selain
fokus untuk mencapai profit yang maksimal, juga menaruh perhatian pada
3
lingkungan dan sosial sehingga akan menjadi pertimbangan investor dan calon
investor dalam memilih tempat investasi. Selanjutnya dengan adanya perhatian
perusahaan terhadap lingkungan dan sosial, masyarakat yang merupakan
konsumen perusahaan tersebut akan meningkatkan loyalitasnya atas produk
perusahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan perusahaan.
Sebagaimana pendapat Retno dan Denies (2012), investor lebih berminat pada
perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baiknya
citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama
penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas perusahaan juga
meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan
meningkat.
Terdapat dua hal yang mendorong perusahaan menerapkan CSR, yaitu
bersifat dari luar perusahaan (external drivers) dan dari dalam perusahaan
(internal drivers) (Effendi, 2009:110). Faktor pendorong dari luar perusahaan,
misalnya adanya regulasi, hukum, dan diwajibkannya analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL). Regulasi tersebut tertuang dalam Undang-Undang No. 40
Tahun 2007 Pasal 74, yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan
kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-Undang No.25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 (b) menyatakan bahwa setiap
penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial. Sementara
itu, pendorong dari dalam perusahaan terutama bersumber dari perilaku
manajemen dan pemilik perusahaan (stakeholders), termasuk tingkat kepedulian
4
atau tanggung jawab perusahaan untuk membangun masyarakat sekitar
(community development responsibility) (Effendi, 2009:110). Hal ini berarti
bahwa aktivitas CSR menjadi suatu mandatory atau kewajiban bagi perusahaan
untuk dilaksanakan.
Berbagai penelitian yang melibatkan CSR dan nilai perusahaan telah banyak
dilakukan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Di Indonesia, penelitian ini
dilakukan oleh Gunawan dan Utami (2008), Ramadhani dan Hadiprajitno (2012),
serta Tjia dan Setiawati (2012), sedangkan penelitian yang mengambil lokasi di
luar negeri diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mwangi dan Oyenje
(2013) yang berlokasi di Nairobi, Fiori et al. (2007) di Italia, serta Iqbal et al.
(2012) bertempat di Pakistan. Gunawan dan Utami (2008) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya
bahwa CSR merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Mwangi dan Oyenje (2013). Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Fiori
et al. (2007), Ramadhani dan Hadiprajitno (2012), serta Iqbal et al. (2012)
menghasilkan hal yang berbeda, yaitu variabel CSR tidak memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan, yang berarti semakin luas pengungkapan CSR yang
dilakukan perusahaan tidak berpengaruh terhadap naik/turunnya nilai perusahaan.
Tjia dan Setiawati (2012) dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan yang
serupa. Hal ini disebabkan oleh kualitas pengungkapan Corporate Social
Responsibility yang rendah dan tidak mengikuti standar Global Reporting
Initiative (GRI). GRI adalah kerangka pelaporan yang dimaksudkan sebagai
5
kerangka kerja yang berlaku secara umum untuk melaporkan kinerja organisasi
secara ekonomi, lingkungan dan sosial.
Adanya inkonsistensi hasil penelitian antara pengaruh Corporate Social
Responsibility pada nilai perusahaan menunjukkan terdapat faktor lain yang turut
mempengaruhi hubungan antar variabel-variabel tersebut. Hal tersebut mendorong
peneliti untuk menambahkan satu variabel pemoderasi yang dapat memperkuat
maupun memperlemah pengaruh Corporate Social Responsibility. Adapun
variabel moderasi yang digunakan adalah mekanisme
Corporate Governance
(CG).
Tujuan utama dari pelaksanaan Corporate Governance menurut Forum for
Corporate Governance in Indonesia (FCGI) adalah untuk menciptakan nilai
tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Manfaat corporate
governance akan dilihat dari premium yang bersedia dibayar oleh investor atas
ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika ternyata investor bersedia membayar lebih
mahal, maka nilai pasar perusahaan yang menerapkan GCG juga akan lebih tinggi
dibandingkan perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek
GCG (Haruman, 2007). Menurut Pertiwi dan Pratama (2012), tata kelola
perusahaan yang baik menggambarkan bagaimana usaha manajemen mengelola
aset dan modalnya dengan baik agar menarik para investor. Pengelolaan aset dan
modal suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan yang ada. Jika
pengelolaannya dilakukan dengan baik, maka otomatis akan meningkatkan nilai
perusahaan.
6
Purwaningtyas (2011) meneliti tentang pengaruh mekanisme Good
Corporate Governance terhadap nilai perusahaan dengan studi empiris pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
Dalam penelitiannya, mekanisme Good Corporate Governance diukur dengan
lima proksi, yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, dewan
komisaris independen, komite audit, dan ukuran dewan direksi. Dari penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan
manajemen, dan ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Sementara itu, dewan komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Retno dan Denies (2012) dalam penelitiannya
menggunakan skor CGPI (Corporate Governance Perception Index) sebagai
proksi Corporate Governance, menghasilkan kesimpulan bahwa peningkatan
GCG akan mendorong peningkatan nilai perusahaan.
Penelitian di Indonesia yang menggunakan Corporate Governance sebagai
variabel moderasi untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap nilai perusahaan salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Nahda dan Harjito (2011), di mana skor CGPI digunakan untuk mengukur CG.
Dalam penelitian tersebut diperoleh bukti empiris bahwa Corporate Governance
mampu memperkuat hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan
nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan CSR pada nilai
perusahaan semakin menguat apabila indeks CG perusahaan meningkat.
Sebagaimana Nahda dan Harjito (2011) CG dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan instrument yang telah dikembangkan oleh The Indonesian Institute
7
for Corporate Governance (IICG) berupa Corporate Governance Perception
Index (CGPI) yang berisi skor hasil survey mengenai penerapan Corporate
Governance pada perusahaan yang telah terdaftar di BEI.
Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2012 sebagai populasi penelitian dan secara konsisten
mengikuti program CGPI berturut-turut selama tahun 2009-2011. Nilai
perusahaan dihitung dengan menggunakan data keuangan perusahaan pada saat
t+1, sementara Corporate Social Responsibility dan Corporate Governance
menggunakan data-data perusahaan pada saat t. Hal itu dikarenakan dampak CSR
dan CG terhadap nilai perusahaan tidak bisa dilihat pada waktu dilaksanakan saat
itu juga, melainkan muncul di masa yang akan datang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan atas latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1) Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
2) Apakah mekanisme Corporate Governance mempengaruhi hubungan antara
Corporate Social Responsibility pada nilai perusahaan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
8
1) Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai
perusahaan.
2) Untuk mengetahui pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap
hubungan antara Corporate Social Responsibility pada nilai perusahaan.
1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan, maka penelitian ini
diharapkan untuk memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas
mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai
perusahaan, serta pengaruh mekanisme Corporate Governance yang dapat
memperkuat atau memperlemah hubungan keduanya. Di samping itu,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk
pengembangan penelitian dan rujukan untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
para pembaca, khususnya pemakai laporan keuangan dan manajemen
perusahaan mengenai peranan mekanisme Corporate Governance terhadap
Corporate
Social
Responsibility
dalam
upaya
meningkatkan
nilai
perusahaan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membantu investor
dalam melakukan investasi secara bijak.
9
1.5. Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara
sistematis sehingga antara bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat.
Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan
Dalam bab ini menguraikan pendahuluan yang mengemukakan
latar belakang masalah, tujuan, dan penggunaan penelitian serta
menguraikan sistematika penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis
Dalam bab ini menguraikan berbagai landasan teori yang ada
hubungannya dengan pokok permasalahan yaitu mengenai
pengaruh
Corporate
Social
Responsibility
terhadap
nilai
perusahaan dan pengaruh mekanisme Corporate Governance
terhadap hubungan Corporate Social Responsibility pada nilai
perusahaan, serta hasil penelitian sebelumnya dan hipotesis.
Bab III
Metode Penelitian
Pada bab ini disajikan mengenai metodologi penelitian yang
meliputi lokasi dan data penelitian, identifikasi variabel, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data, serta teknik-teknik analisis data.
Bab IV
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bab ini dikemukakan mengenai deskripsi penelitian secara
umum dan menyajikan pembahasan yang berkaitan dengan
10
pengujian pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai
perusahaan dan pengaruh mekanisme Corporate Governance
terhadap hubungan Corporate Social Responsibility pada nilai
perusahaan dengan menggunakan teknik analisis yang telah
ditetapkan, serta melakukan pengujian terhadap hipotesis yang
diajukan.
Bab V
Simpulan dan Saran
Pada bab ini dikemukakan simpulan yang diperoleh dari hasil
penulisan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Bab ini juga
memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi masukan
bagi penelitian selanjutnya.
11
Download