(?280 ProsidingPertemuandan PresentasiIlmiah P3TM-BATAN,Yogyakarta14-15 Juti 1999 Buku II S c>{j PERHITUNGAN TERMODINAMIK PEMBUA TAN HIDROGEN DARI PERURAIAN AIR DENGAN METODE TERMOKIMIA Sokarsono, Bangon Wasito, Wardoyo, lndra Soryawan P3TM-BATAN.JI. BabarsariKotak Pas1008. Yogyakarta55010 ABSTRAK PEMBUATAN HIDROGEN DENGAN METODE TERMOKIMIA PERURAIAN AIR. Telah dilakukan studi pembuatan hidrogen menggunakan proses termokimia dan perl1itungan termodinamiknya. Studi didasarkan alas penelitian yang telah ada pada dewasa ini. Penelitian yang telah dilakukan di JRP-lspra, General Atomic, Westinghouse Electric, Govemment Industrial Researl1 Institute of Japan, dlf dibahas da/am maka/ah ini. Ada dUB siklus dasar untuk produksi hidrogen dengan metode termokimia. Siklus pertama ada/ah siklus peruraian asam sulfat untuk produksi 02 dan siklus kedua ada/ah peruraian asam halida untuk produksi H2. Terdapat banyak variasi yang dikembangkan pada kedua siklus tersebut. Siklus yang terpilih, diutamakan yang menggunakan proses termokimia yang memungkinkan pemanfaatan panas dari reaktor Temperatur Tinggi (RTT). Proses yang dipilih untuk analisis termodinamik ada/ah proses peruraian asam sulfat digabungkan dengan proses peruraian HBr menggunakan logam Bromida. Pada Peruraian asam bromida reaksi penyerapan asam bromida dapat digunakan suhu kamar dan tekanan atmosfir, dan pada peruraian logam oxybromide dilakukan pada suhu 900"K tekanan 10 arm (dipilih VBr2 sebagai pereaksi). ABSTRACT HYDROGEN PRODUCTION USING THERMOCHEMICAL WA TER DECOMPOSITION METHOD. Study of hydrogen production using them1ochemical decomposition of water and its them1odynamic calculation have been done. The study based on the experiment that was carried out in the many laboratories. The experiments in JRP-lspra, General Atomic, Westinghouse Electric, Govemment Industrial Research Institute of Japan etc, have been described in this paper. There were two main cycles in production of hydrogen using them1ochemical method. The first was decomposition of sulfuric acid to produce 02 and the second was decomposition of halide acid to produce H2. There are many cycles developed for this process. The cycle has chosen that reliable to application of HTR reactor. Process chosen was decomposition of sulfuric acid followed by decomposition of bromide acid by using VBr2. In the bromide acid reaction process, that can be held in room temperature, and decomposition of VBr3, was held in 9000K and 10 atms. PENDAHULUAN H idrogen merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh industri kimia. Hidrogen juga mempunyai potensi untuk menjadi sumber energi sebagai pengganti minyak karena dari segi lingkungan jauh lebih baik. Teknologi produksi hidrogen yang telah ada sekarang ini, adalah elektrolisa air, reformasiuap air terhadapgas alam, disosiasiamoniak daDoksidasiparsial hidrokarbon. Teknologi tersebut masih sangat mahal, sehingga mendorong banyak peneliti yang melakukan penelitian untuk membuat hidrogen denganbiaya yang lebih murah. Pembuatanhidrogendengantara termokimia merupakan salah satu tara untuk membuat hidrogen dengan prinsip peruraian air ISSN 0216-3128 menjadi hidrogendan oksigen. Peruraianlangsung air menjadi hidrogen sulit dilakukan, karena memerlukan kondisi yang sangat istimewa, yaitu suhudaDtekananyangbesar.Peruraianlangsungair menjadi oksigen daD hidrogen memerlukan suhu 2.500 -3.000°C, sedangdenganprosestermokimia memerlukansuhudibawah1.000°C(1). Produksi H2 secara termokimia dapat dipikirkan sebagaisuatukotak, denganinput utama adalah panas daD air sedang keluaran berupa hidr')gen, oksigen daD panas sisa. Didalam kotak tersebutkita dapatmempunyaiprosesyang macammacam. Suhu daD tekanan sangat mempengaruhi terhadapprosesyang terjadi. Padaproseselektrolisa air, energilistrik dimasukkandalamprosessehingga terjadi dekomposisiair. Bila energi panas yang dimasukkandalam proses,daDterjadi dekomposisi Teknologi Proses Sukarsono, dkk Prosiding Pertemuan danPresentasi llmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15 Juli1999 BukuII air menjadi hidrogfin daD oksigen disebut metode termokimia. Proses dekomposisi langsung oleh panas hanya dapat berjalan pada suhu tinggi (> 2.5000K). Proses ini tidak layak untuk proses industri, sehingga perlu dicari proses dekomposisi yang dapat menggunakan panas relatif rendah dengan melibatkan senyawa kimia tertentu. Defmisi proses termokimia untuk peruraian air dapat dituliskan menjadi proses menggunakan panas sebagai sumber utama menggunakan suhu tidak lebih daTi 1200oK dengan menyelenggarakan beberapa reaksi kimia daD basil antara disiklus ulang sehingga memberikan basil total dekomposisi air menjadi hidrogen daDoksigen Status PenelitianMasa Kini Pendekatanyang bermacam-macamtelah dilakukandalamriset di bidang ini, sehinggabanyak siklus yang telah diusulkan, diantaranya menggunakan program komputer. Jumlah step reaksikimia dapatmempunyaikisaran 2 sampai10 komponenyang berbedadan bahankimia anorganik yang bermacam-macam tergantung daTi kekomplekanprosesyang dipilih. Logam atau non logam yang diusulkan untuk dipakai juga sudah banyak. Diantara siklus-siklus tersebut,actayang benar-benardapatbekerja dan lainnya tidak dapat diterima dalam proses industri. Siklus berdasar elemen yang s~a atau reaksi pokok disebut keluargasiklus. Sebagaicontohsiklus Besi-khlorin, prosessulfur, prosesjodida dsb(1,2,3,4). Hal-halyang digunakanuntuk menentukan bahwaprosesdapatditerima atautidak adalahyang menyangkutefisiensi panas,konversi reaksi kimia, sisi reaksi, sifat racun bahan,ongkos reaksi kimia, pemisahan materi, problem korosi, pemindahan bahan, proses maksimum suhu, dan problem perpindahanpanas(1). Sesuai dengan pengertian umum maka efisiensididefmisikansebagairasio daTinilai panas tertinggi 1 mol hydrogen(285,9 kJ} terhadapinput eriergipanastotal yangdimasukkan. Efisiensi panas definisikan dengan persamaan sbb(l): E = 285,9/}::O. (1) Dengan LQ = panasdigunakandalamdekomposisi. LQ = Lql +L(Wi/11) apabila q 1 : panasmasukyang langsung Wi : panasdiperlukansebagaikerja 11 : efisiensipanasmenjadikerja. Beberapasiklus telah dicoba dan diteliti secaraintensif di laboratorium.Metodeyang sampai sekarang masih dipandang layak dan diteliti di Sukarsono, dkk 281 sejumlah negara adalah dengan menggunakan siklus sulfur. Senyawa sulfur menjadi unsur utama clan menggunakan reaksi peruraian asam sulfat. Contoh berikut adalah siklus hibrida (campuran antara termokimia clanelektrolisa) dua step.. S02 + 2 H2O= H2SO4+ H2( elektrokimia) H2SO4= H2O+ S02 + Y202. (elektrolisa) (2) (3) Siklus ini pertama kali diteliti di Los Alamos Scientific Lab, clan dikembangkan di Westinghouse Electric Corp. Penelitian juga dilakukan di JRCIspra (Commision of European Communities) dinamakan sebagaisiklus Mark II. KF A lulich juga mempelajari terutama pada reaksi elektrokimianya. Contoh lain adalah siklus surfur, yang dalam hal ini siklus mumi termokimia. 2H20+ 12+ S02 = H2SO4+ 2 HI H2SO4 = H2O+ S02 + Y202 2HI = H2+ 12 (4) (5) (6) Perkembangan penting selanjutnya adalah yang ditemukan oleh General Atomic Co yang menemukan pemecahan terhadap problem kritis pada pemisahan HJ dari asam sulfat. Penelitian siklus dengan reaksi dasar sarna tetapi berbeda metode pemisahan termasuk penggunaan reaksi elektrokimia dilakukan juga di Jepang pada National Chemistry Lab for Industry. Pengembangan 1ersebut adalah pengubahan penggunaan Iodida dengan bromida yang mudah dipisahkan dari asam sulfat. 2H20 + Br2+ S02= H2SO4+ 2 HBr H2SO4 = H2S02+ Y202 2HBr = H2+ Br2 (7) (8) (9) Siklus ini dikembangkan pada JRC Ispra sebagai Mark-I3 clan merupakan yang paling maju dari proses skala lab sistem kontinyu. Sebagaimana pada siklus jodin, sulfur bromin juga dapat dilakukan dengan proses hibrid (campuran elektrokimia clan elektrolisa) atau mumi (proses elektrokimia saja). Siklus seperti MarkI3 diatas tetapi dengan dengan dekomposisi HBr juga dipelajari di Jepang (Government Industrial RecearshInstitute). Siklus lain dengan karakteristik berbeda menggunakan bahan kimia berbeda juga dipelajari misalnya siklus iodine tanpa menggunakan sulfur seperti siklus Ca-I2 dan Mg-I2 dikembangkan oleh National Chemical Lab for Industry Jepang. Siklus menggunakan elemen berbeda adalah proses NIS oleh Japan Atomic Research Institute Siklus ini menggunakan Ni, Iodine clan sulfur pada 4 reaksi. Siklus UT3 dipelajari Univ. of Tokyo menggunakan Ca, Fe, Br pada 4 reaksi clan siklus berdasar pada Zn, Sc, S, Cl dikembangkan pada Lawrence Livermore Lab (USA). Teknologi Proses ISSN 0216-3128 Siklus yang berbeda dengan proses diatas sedang dipelajari adalah proses hibrid di Univ of Aachen yang menggunakan Li dengan secara elektrokimia menggunakan garam cair. Perkembangan proses industri meliputi bebarapa step, dari perhitungan teoritis, tingkat riset laboratorium, percobaan teknologi, pilot plan daD prototipe industri. Proses termokimia, untuk produksi H2, sudah dicoba di banyak negara. Dari proses-proses tersebut ada yang sudah ditutup, ada yang masih dilanjutkan sampai tercapai sehingga diperoleh kesimpulan daD banyak yang masih merupakan pemikiran. Proses yang ada pada umumnya melibatkan dekomposisi. H2SO4 pada suhu 1100-1150 K. Reaksinya: H2SO4= H2O+ S02 + % 02 (10) dengan l!1Go : tenaga bebas reaksi pada keadaan . A, B, C v3 st andar dan aAvI ,as, v2 <Xc ,aD'v4. afiInltas danD Konstante kesetimbangan reaksi dapat dinyatakan dengan v3 v4 K= ac aD a~la~2 Pendekatanuntuk larutan ideal, afmitas didekati dengankonsentrasi sehinggapersamaanmenjadi C,,3C,,4 K=~ c" I I v11A1+I v21A2+...~ I v31A3+I v41A4+ 2 (16) A c" B Dari penjabaranrumus termodinamikareaksi, daD dihubungkandenganfugasitas,untuk reaksi yang mencapaikesetimbangan diperolehpersamaan: -RTlnK KesetimbanganReaksiKimia Reaksi kimia yang terjadi dalam proses, kebanyakan merupakan reaksi kesetimbangan. Dalam reaksi kesetimbangan,antara reaktan dan produk sudah terjadi kesetimbangan'dinamis. Reaktanyang berubahmenjadiproduk, mempunyai kecepatanyang sarnadenganproduk yang berubah kembali menjadi reaktan. Keadaankesetimbangan ini tergantungpactakondisi pactasaatreaksitersebut berlangsung.Kondisi operasi tersebutdiantaranya adalah suhu, tekanan, komposisi bahan awal dsb. Pacta keadaan kesetimbangan, tidak terjadi perubahan energi bebas. Sehingga pactakeadaan setimbangbeda tenaga bebas reaksi adalah 0 daD akan berlakupersamaan(5): AGo=O (11) Reaksikimia dapatdinyatakansebagaiberikut (15) = LVjGj = AGP (17) i dengan: K: Konstantekesetimbangan reaksi T: suhureaksi( 0Kelvin) R: tetapangasumum Kesetimbanganreaksi berubahhila suhu berubah. Hal ini juga akan merubahbesarnyatenaga bebas reaksi.Menggunakanhubunganantaratenagabebas danentropidiperoleh -d(AG~ = -ASo (18) dT clan (12) Harga vI... v4 adalah koefisien reaksi. Mol &aksi dari masing masing komponen dapat dinyatakan denganpersamaan: n. nio + ViE Yj- ---n1no + V E (13) dengan njo=molekul I mula-mula no=jumlah molekulmula-mula Vj= koefisienreaksi V"i'Ljkoef.reaksi (koefisien basil reaksi -koefisien pereaksi) f;=perubahanmolekul per koefisienreaksi= dn1/VI Pactakeadaanstandartenagabebasdapatdinyatakan denganpersamaan: AGO = -RT In ar::3a~4 a~la~2 ISSN 0216-3128 (14) T RT J--\.~~) ACpO dT TO R T Harga Cp dalam persamaandiatas bisa memakai hubunganantaraCpdenganT Cp = A + BT + CT2+DT-2 Teknologi Proses (23) Sukarsono, dkk 1i(Yi)VI ~ Prosiding Pertemuan danPresentasi "miah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15 Juli 1999 Buku II maka akandiperolehpersamaan 24: iterasi dihitung harga E, yang selanjutnya dapat dihitung mol fraksi dari masing-masing komponen. f~~= R T To r Data-data koef. reaksi, cap panas, entalpi, energi Gibbs std , ~BTo+( ~CT6+~I,. L\D] T dengan't = T/To .0)' 283 ~ !" ~r:::':--~?7~ T)J'-I)+Mlll1 Efek tekanan pada kesetimbangan Perubahan tekanan juga mengakibatkan perubahan kesetimbangan. Perubahan ini disebabkanoleh perubahanaktivitas dari masingmasing komponen. Dengan menggunakan persamaan-persamaan mengenaifugasitas,aktivitas dsb, secara ringkas dapat diperoleh persamaan konstante kesetimbanganyang dipengaruhi oleh fugasitas,komponendaDtekanansbb: K = KcjlKyPV -r.; 0=1 ..,.r: (25) dengan ~ = kombinasi koefisien reaksi daD Ky kombinasikoefkomponen. av3 v4 K", = C aD --,.;. ~ L-- =z;CJ1,I! Menghitung Koef Kstb Reaksi Kimia (K) (26) -a~la~2 I Dengan asumsi bahwa keadaan ideal, maka hubunganK denganP dapatdiperoleh ( ,-v p = (27) I=-)K ,PO) d v3 v4 engan II: Yc Yo YAly~2 PEMBAHASAN Persamaan-persamaandiatas digunakan untuk menghitung/memperkirakan perubahanperubahan konsentrasibasil, pacta kesetimbangan reaksi apabiladiubah suhu,tekananataukomposisi gas masuk. Dengan menggunakanprogram Quick Basic penulis membuatprogramperhitunganuntuk menghitung komposisi basil reaksi kimia setelah terjadi kesetimbangan.Program tersebutdicobakan pada salah sam siklus. Masukan yang diperlukan adalahbesaran-besaran H, G, harga-hargaA,B,C,D pactahubungan Cp Vs T, suhu standar,dan suhu reaktor. Program quick basic dibuat berdasarkan persamaan- persamaan reaksi kimia dan hubungannyadenganbesaran-besaran termodinamik reaktan maupun hasil reaksi. Program dibuat berdasarbaganalir yang tergambarpactagambar 1. Dengan menggunakanpersamaandiatas, diperoleh konstantekesetimbanganreaksi, yang dengancara Sukarsono, dkk I j :>tidak1~:~] Menghitung Konsentrasi Komponen Hasil Reaksi I Gambar 1. Bagan alir program QBasic Proses yang dipilih adalah metode gabungan antara siklus sulfat dan siklus asam bromida dengan menggunakan vanadium bromid. Nilai termodinamik untuk komponen-komponen dicari dari tabel yang memuat besaran termokimia.Bagan proses tersebut dapat dilihat dalam gambar 2.Pada setiap reaksi kimia diperhitungkan perkiraan kondi~i yang sesuai dengan menggunakan program quick basic. Komposisi komponen-komponenkeluar dari reaktor juga dapat dihitung denganmenggunakan program tersebut. Proses penguraian air secara termokimia terdiri dari dua bagian utama. Bagian pertamaadalah siklus asam sulfat dan bagian kedua adalah Teknologi Proses ISSN 0216-3128 1 flBr' ~, ~ ~ siklus peruraian asam halida. Air dimasukkan pada reaktor bersama-samadengan 802 clan Br2 sehingga keluar reaktor adalah campuran asam sulfat, asam bromida clanair. Reaksi yang terjadi adalah sbb: 2H20 + Br2+ SO2= H2SO4+2 HBr2 28 Reaktor adalah merupakan reaktor gas yang dipanaskan clan dipertahankan pada tekanan tinggi. Gas keluar kemudian dipisahkan antara asam bromida dari asam sulfat clan air. Asam sulfat clan air dipisahkan dengan distilasi Asam sulfat yang terpisah kemudian dimasukkan dalam reaktor peruraian lagi sehingga menjadi air, 802 clanO2. Air clan O2 dipisahkan kemudian 802 diumpankan lagi ke dalam reaktor dekomposisi. .Reaksi yang terjadi adalah sbb: H2SO4= H2 + S02 + 1/202 29 H. OJ Br". ...ef-, ...Er', ~, H,C iCH.O.[ , H ~ ,,~. kemudianX Br terura X Br = X + Br2 (31) Sebagaicontoh untuk reaksi menggunakanCrBrz terjadi reaksisbb: 2 CrBr2+ 2 HBr = 2 CrBr3+ H2 (32) kemudianX Br terurai: Cr Br3= CrBr2+ Br2 (33) Dengan menggunakan harga termodinamika senyawa-senyawapereaksi daD produk daDdihitung menggunakanprogram basic yang dibuat,diperolehbasilperhitungansbb: Padareaksiperuraianasamsulfat menurutreaksi29, reaksimerupakanreaksiendotermis.PadatekananI atm daDsuhu1l00oK dapatdiperolehkonversi99 % apabilaumpanadalahmurni asamsulfat. Konversi akan turun drastis pada kondisi suhu 1000oK menjadi 0,90 daDpada 900°C menjadi 0,42. Pada tekananyang lebih tinggi karenamolekul hasillebih banyak dari pereaksi, maka terjadi penurunan konversi.Tekanan2 atm menurunkankonversi dari 0,90 menjadi 0,79 untuk suhu operasi1000oKdan menjadi0,4 padatekanan10 atm. Hasil perhitungan dapatdilihat dalamtabell. Tabel 1. Reaksiperuraianasamsulfat (Asam sulfat 1 mol) HEr' -~-- Konversi [J,~I~ 800 H.a I ~, o. n2~' HC , H,O r~; a, Gambar2. Prosesproduksi H2 dengantermokimia peruraian air menggunakan sik/us sulfat-bromid Pada siklus HBr, terjadi peruraian HBr menjadi hidrogen dan Br2. Penguraianini dapat dilakukandenganelektrolisadanjuga dengansecara termokimia. penguraian secara termokimia dilakukan denganbantuan logam bromida Ada 9 macam logam yang memungkinkandipakai disini. kesembilanlogam tesebutadalahCr, Cu, Fe, Mo, Ph, Sn, Ti, Y dan W (2) .Reaksi yang terbentuk adalahsbb: 2 X + 2 H Br = 2 X Br + H2 ISSN 0216-3128 0.99 900 1000 100 700 1 1 1 ~~lli Q~ 2 2 22 2 0.97 ~~ 10 10 ~ 0,40::Q;:1F 10 MZ- 0.02 10 ~ 0,01 Peruraian langsung HBr temyata membutuhkan suhu tinggi yaitu pada 2000~ dengankonversihanya0,49 dan pada suhu 1I00oK hanyaterjadi konversi0,1. PenyerapanHBr oleh VBr2 menurutreaksi C merupakanreaksi eksotermis.Pada suhu 300~ tekanan1 atm konversi0,99 dan menurunmenjadi 0,459 pada suhu 390oK.Padatekananyang tinggi konversinaik, misalnyapada suhu390~ tekanan2 atm didapat konversi0,459 dan 0,80 pada 10 atm. Hasil selengkapnyadapatdilihat dalamtabel2. ReaksipelepasanBr2pada reaksiD dipilih suhu reaksi 900oK yang pada tekanan 1 atm diperoleh konversi 0,99 Lila reaktan adalah VBr3 100%. Untuk suhu 600-800~ tekanan dinaikan menyebabkanpenurunankonversi. Hal ini dapat dilihat padaTabel3. (30) Teknologi Proses Sukarsono, dkk ~ ~ ~ Prosiding Perlemuan danPresentasi I/miah BukuII P3TM-BATAN,Yogyakarla14-15 Ju/i 1999 285 Tabel 2. Reaksi Vanadium bromida dan asam bromida (Pereaksi VBr2 I mol + HBr 1 mol) rsUhu I(~ IP(Atm)IKOn~~~~m\IKOnversi '(Atm~erSi ~~ 300 1360"- l;;nn- 0.459 1420 I 1 I 0,05 I ~ ~ 0,99 0.989 2 0.899 "] 1330 ~L I 21",u,,~1010,801 2 I 0,09 1 10 I 0,28 J Tabel 3. Peruraian VBr3 menjadi VBr2 dan Bromid (Komposisi VBr3 100 %) --- Suhu P (Atm)Konversi P{Atm\KonversiP (Atm)Konversi 2 2 2 ~~~ I 700 -so 2 10 10 10 600 2 2 -9.2E. 0,04 10 1 0,99 0.99 0.96 800 0.04 ~ 10 10 0.99 I-Q:gg-l 0,04 CrBr2 clan WO2Br2, memerlukan suhu dekomposisi yang lebih tinggi, sekitar 1170oK. Disamping itu menurut Lessart ada kemungkinan terjadi hidrolisis VBr2 clan VBr3 menurut reaksi sbb: (34) (35) Reaksi samping tersebut terjadi kalau pemisahan HBr tidak sempurna, sehingga masih ada air yang terikut. Kalau dilihat daTi reaksinya, maka pada reaksi pertama gas yang terbentuk 5 mol dari 2 mol pereaksi clan6 mol basil reaksi dari 3 pereaksi. Dari situ dapat disimpulkan, bahwa untuk menekan reaksi hidrolisa tekanan perlu dinaikkan. Tekanan yang tinggi tidak begitu mempengaruhi reaksi peruraian HBr. Dari perhitungan terhadap konversi dari masing-masing reaksi, dapat dihitung komposisi basil keluaran reaksi tersebut. Sebagai contoh reaksi peruraian VBr3 pada suhu 400 sid 1000 oK menghasilkan komposisi komponen 1 (VBr3), komponen 2 (VBr2) clan komponen 3 (Br2) seperti terlihat dalam gambar 3. Gambar 3 ini adalah keluaran daTi program quick basic yang telah dibuat. Tabel 4. Hasil peruraian VBr3 menjadi VBr2 clanBr2 ISuhu (OK) ~ 750 900 Sukarsono, VBr3 0,985 0,985 0,941 0,135 4,37JS)-7 dkk Komposisi KESIMPULAN Dari basil perhitungan diatas terlihat bahwa Vanadium bromida (V Br2) mempunyai suhu dekomposisi 800-1000oK. Menurut penelitian Lessart (2) walaupun VBr dapat diganti dengan 2VBr2+ 3 H2O= V203+ 4 HBr + H2 2VBr3+ 3 H2O= V203+ 6 HBr Gambar3. Hasil keluaran program setelahreaksi Komponen Br2 VBr2 9,9510-3 4,97510-3 9,9510-3 4,97510-3 1,9510-2 3,9210-2 0,575 0,288 0,555 0.333 Dari banyak siklus untuk produksi hidrogen yang telah diteliti oleh banyak laboratorium dan banyak negara, yang memungkinkan untuk dikembangkan di Indonesia dengan pertimbangan bahwa panas untuk proses adalah berasal dari reaktor suhu tinggi, adalah proses peruraian asam sulfat untuk membangkitkan Oz clanperuraian asam bromida menggunakan VBrz untuk membangkitkan Hz. Panas proses yang diperlukan dapat disediakan dari reaktor HTR. Kondisi reaksi HBr dengan VBr2 dilakukan pada suhu kamar clan tekanan atrnosferis, sedang peruraian VBr3 dilakukan pada suhu 900oK clan 10 atm. DAFT AR PUST AKA 1. BEGffi., G., "Status of Thennochemical Water Splitting for Hydrogen Production" , Nuclear Heat Application, Proceeding of a Technical Committee Meeting and Workshop, Cracow, STI/PUB/679, 1983 2. LESSART, p., at all, "Hydrogen Producing Cycle Using the Decomposition of Hydrogen Bromide", Word Hydrogen Energy Conference, Zurich, Switzerland, 1978. 3. LEGER, D. at all "Energy Balance Calculation and Assessment of Two Thennochemical Sulfur Cycles" CEA-Conf-4364, 2. Word Hydrogen Energy Conference, Zurich, Switzerland, 1978. 4. RUSLI. A., At all " Prospect Of HTGRs for Hydrogen Production in Indonesia" Non-electric Applications of Nuclear Energy, Proceedings of an Advisory Group Meeting held in Jakarta 2123 November 1995, IAEA-TECDOC-923, 1987 5. YEHSKEL, J., at all "Thennal Decomposition of Hydroiodic Acid and Hydrogen Separation" Teknologi Proses ISSN 0216-3128 286 CEA-Conf-4363, 2. Word Hydrogen Energy Conference,Zurich, Switzerland,1978. 6. STEINBERG.M., and DANG, V.D., "Hydrogen Production Using Fusion Energy and ThermochemicalCycles", BrookhsvenNational Laboratory,New York, 1978 7. SMITH, J.M.. and VAN NESS, H.C., "Introduction to Chemical Engineering Thermodinamic",McGraw-Hill Book Company, Inc, Fight Ed., 1995 LAMPIRAN CLS , Reaksi: V8r3= V8r+ 8r2 , Mendefinisikan persamaan DEFFNTAU(TO,T) =T / TO DEFFNH2(TO,T, 8) = (8/2). TO. (FNTAU(TO, T) + 1) DEFFNH3(TO,T, C) = (C /3) * TO" 2 * (1 + FNTAU(TO, T) * (1 + FNTAU(TO, T))) DEFFNH4(TO,T, D)= 0/ (FNTAU(TO, T) * TO" 2) DEFFNS2(TO,T, C, D) = C * TO" 2 + 0 / (FNTAU(TO, T) * FNTAU(TO, T) * TO* TO) DEFFNS3(TO,T) = (FNTAU(TO, T)+ 1)/2 DEFFNS4(TO,T) = (FNTAU(TO, T) -1) / LOG(FNTAU(TO, T) / 2.7183) DEFFNMCPH(TO,T, a, 8, C, D) = a + FNH2(T0,T, 8) + FNH3(TO, T, C) +FNH4(TO, T, D) DEFFNICPH(TO,T, a,8, C, D) = FNMCPH(TO, T, a,8, C, D) * (T -TO) DEFFNMCPS(TO,T, a,8, C, D) = a +(8 *TO +FNS2(T0,T, C, D))* FNS3(T0, T) .FNS4(T0,T) DEFFNICPS(TO,T, a,8, C, D)= FNMCPS(TO, T, a,8, C, D)* LOG(FNTAU(TO, T))(2.7183 'Memasukkan Data LOCATE 2,13: PRINT'SuhuAwal(oK)=' LOCATE 4,13: PRINT"Tekanan (bar)=" LOCATE6, 13:PRINT'JumlahData=' LOCATE2,28: INPUT;TO LOCATE 4,28: INPUT;P LOCATE 6,28: INPUT;dat READR,H DATA1,2 LOCATE9, 13:PRINT'Masukkan datasuhuand~dalamoK !' FORI = 1 TOdat:PRINT LOCATE10 + I, 13: PRINT'Suhu Reaktor(oK)= ('; I; ')'; : INPUTT(I) NEXTI 'REAKT AN LOCATE15,25:PRINT'REAKTAN' K= 17 LOCATEK,13: PRINT'Jumlahkomppereaksi';: PRINTR FOR1=1 TOR LOCATEK + I, 12: PRINT' Jumlah Mol Mula-mula komponen = '; I; : INPUTNOR(I) NEXTI , I = Jumlahpereaksi/hasil FORI=1TOR READSR(I),AR(I),8R(I),CR(I),DR(I),HR(I),GR(I) NEXT ISSN 0216-3128 Prosiding Perlemuan danPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarla 14-15 Juli 1999 BukuII DATA1,95.37,0.01149,0.000011,0,-460251,-430962.3 'HASILREAKSI K=20 LOCATEK,25:PRINT.HASILREAKSI' FORI=1TOH LOCATEK + I, 12: PRINT. Jumlah Mol Mula-mula komponen =.; I; : INPUTNOH(I) NEXT FORI = 1 TOH READSH(I),AH(I),BH(I),CH(I),DH(I),HH(I),GH(I) NEXT DATA1,70.418,0.0112,0.0000456,0,-351715.5,-362414.2 DATA0.5,27.2803,0.003263,0,50209,0,0 LOCATEK + 4, 13: INPUT.HARGAAWALKONVERSI = .; AWAL:CLS 'MENGHITUNG DELTA 'HARGADELTAA FORI=1TOR R(I)= AR(I) NEXT FOR1= 1TOH H(I)= AH(I) NEXTI GOSUB100 dela = DELTA 'HARGADELTAB FORI=1TOR R(I)= BR(I) NEXT FORI = 1 TOH H(I)= BH(I) NEXTI GOSUB100 delb= DELTA 'HARGADELTAC FOR1=1 TOR R(I)= CR(I) NEXT FORI = 1 TOH H(I)= CH(I) NEXTI GOSUB100 delc=DELTA 'DELTAD FORI = 1 TOR R(I)= DR(I) NEXT FORI = 1 TOH H(I)= DH(I) NEXTI GOSUB100 deld= DELTA 'DELTAH FORI=1TOR R(I)= HR(I) NEXT FORI = 1 TOH H(I)=HH(I) NEXTI GOSUB100 ~ ::: delh = DELTA 'DELTAG '" ~ FORI=1TOR R(I)= GR(I} Teknologi Proses Sukarsono. dkk NEXT FORI = 1 TOH H(I)= GH(I) NEXTI GOSUB100 delg= DELTA NO= NO+ NOR(I} NEXT FOR I = 1 TO H NO= NO+ NOH(I} NEXT 'MENGHfTUNG MOLFRAKSISESUDAH REAKSI FORI=1TOR R(f)= 1 NEXT FORI = 1 TOH H(I)= 1 NEXTI GOSUB100 V=DELTA FORD = 1 TOdat: EP=AWAL iterasi= 1 50 FOR I = 1 TO R YR(D,I} = (NOR(I)-SR(I} .EP} I (NO+ V .EP) NEXT FOR 1= 1 TO H YH(D,I) = (NOH(I)+ SH(I}.EP} I (NO+ V .EP) NEXT ATAS= 1: BAWAH =1 FOR1=1TOH ATAS=ATAS*YH(O, I)" SH(I) NEXT FORI = 1 TOR BAWAH=BAWAH* YR(O,I) "SR(I) T=T(D) TAU= FNTAU(T, TO) H2= FNH2(TO, T, delb) ~3 = FNH3(TO, T, delc) NEXT H4= FNH4(TO, T, deld) KITERASI =ATASI BAWAH S2= FNS2(TO, T, defc,deld) PRINT:PRINTTAB(28); 'suhu';T(O) S3= FNS3(TO, T) PRINT: PRINTTAB(20);'Iterasi ke'; TAB(34);'Besaran S4= FNS4(TO, T) Iterasi' MCPH= FNMCPH(TO, T, dela,delb,delc,deld) PRINTTAB(21); iterasi;TAB(35); (KITERASI-K) ICPH= FNICPH(TO, T, deja,delb,delc,deld) IF (KITERASIK)> 0 THEN1000 MCPS= FNMCPS(TO, T, deja,delb,delc,deld) EP= EP+ .01 ICPS= FNICPS(TO, T, deJa,delb,delc,deld) iterasi= iterasi+1 PRINT: PRINTTAB(7);'Del A'; : PRINTTAB(18);'Del B'; : GOTO50 PRINTTAB(31);'Del C'; : PRINTTAB(40);'Del D'; : PRINT TAB(SO); 'DelG'; : PRINTTAB(59); 'DelH' 1000PRINT:PRINTTAB(28); 'EP='; EP PRINT:PRINTTAB(5);dela;: PRINTTAB(15); delb;: PRINT PRINT:PRINTTAB(25); 'Lanjut?(Y/T)'; TAB(29);delc;: PRINTTAB(39); deld;: PRINTTAB(49); de!g;: INPUTa$:IF a$= 'Y' ORa$='y' THEN1010 PRINTTAB(59); delh GOTO2000 PRINT: PRINTTAB(6); 'TO';: PRINTTAB(17); 'T'; : PRINT 1010CLS: NEXTD TAB(31); 'H2'; : PRINTTAB(40); 'H3'; : PRINTTAB(50); 'H4'; : PRINTTAB(59); 'S2' PRINT:PRINTTAB(20); 'AkanDihitung Komposisinya: (Yfr)'; PRINTTAB(5);TO;: PRINTTAB(15); T;: PRINTTAB(29); H2; INPUTa$:IF a$='y' ORa$= 'Y' THEN1020 : PRINTTAB(39);H3;: PRINTTAB(49);H4;: PRINTTAB(59); GOTO2000 S2 1020PRINT: PRINT: PRINT TAB(5);'SUHU'; : PRINT PRINT:PRINTTAB(5);'S3'; : PRINTTAB(17); "S4';: PRINT TAB(14);'KOMPONEN 1'; : PRINTTAB(29); 'KOMPONEN 2'; : TAB(31);'MCPH';: PRINTTAB(40); "ICPH';: PRINTTAB(50); PRINTTAB(44); 'KOMPONEN 3' 'MCPS';: PRINTTAB(59);'ICPS' PRINT PRINTTAB(5);S3;: PRINTTAB(15);S4;: PRINTTAB(29); FORD=1 TOdat MCPH;: PRINTTAB(39);ICPH;: PRINTTAB(49);MCPS;: PRINTTAB(5);T(D);: PRINTTAB(14);YR(D,1); : PRINT TAB(29); YH(D,1);: PRINTTAB(44); YH(D,2) . PRINTTAB(59); ICPS NEXTD 'MENGHITUNG TENAGA BEBASGIBB ICPS= FNICPS(T, TO,dela,delb,delc,deld) 1030PRINT:PRINTTAB(28); 'EP='; EP ICPH= FNICPH(T, TO,deja,delb,delc,deld) PRINT:PRINTTAB(25); 'AkanDigambar?(Yrr)'; G = (((delg-delh)I (8.314)I TO)+ (delhI (8.314)IT) + ICPHI INPUTa$:IF a$= 'Y' ORa$= 'y' THEN2100 T -ICPS) GOTO2000 PRINT: PRINTTAB(5);'TenagaBebasGibbs';: PRINT TAB(27); 'Tekanan';.:PRINTTAB(40):Oelta V' 2100'PENAMPILAN DATA2-DIMENSI PRINTTAB(8);G;: PRINTTAB(27); P;: PRINTiAB(40);V 'DIMA(9) Ink=G XKI= 100:XKA= 1200:YBA=-,2:YAT= 1:SCREEN12 K =2.7183A(-Ink).(P A_V) WINDOW (XKI,YBA)-{XKA, YAT):PAINT(0,0),12 PRINT:PRINTTAB(25);'KoefisienKesetimbangan' LINE(200,O)-(XKA, 0): LINE(200,0)-{200,YAT) PRINTTAB(38); K FORY = .2TO1 STEP.2:LINE(200,Y)-{1200,V),8: NEXT Y = 1:FORI = 1 TO25STEP4.9:LOCATE I, 4: PRINTY: Y = 'MENGHITUNG JUMLAHMOLMULA-MULA Y-.2: NEXT , NO=O LOCATE 5,1: PRINT'Molfraksi' FORI = 1 TOR FORX = 400TO 1400STEP200:LINE(X,O)-{X,1),8: NEXT Sukarsono, dkk Teknologi Proses ISSN 0216-3128 x = 200:FORI = 7 TO 76STEP14:LOCATE27,I: PRINTX: X = X +200:NEXT LOCATE28,56:PRINT'SuhuoK' FORI = 1 TO dal-1 LINE(T(I),YR(I,1}}-(T(1 + 1}, YR(I+ 1, 1}} LINE(T(I),YH(I,1}}-{T(1 + 1},YH(I+ 1,1}} LINE(T(I),YH(I,2}}-(T(1 +1}, YH(I+ 1,2}} NEXT OX=(XKA-XKI)/200: OY= OX/800 FORI = 1 TO dal X =T(I}:Y = YR(I,1}:GOSUBkalak X =T(I}:Y = YH(I,1):GOSUBsglga X =T(I):Y = YH(I,2}:GOSUBSGTGB NEXT FORI = 1 TO dal X = 950:Y = .8:GOSUBkalak X =950:Y = .75:GOSUBsglga X =950:Y = .7:GOSUBSGTGB NEXT KA = 0: KI = 0 FOR I = 1 TO H KA = KA + SH{I)* H{I) PRINTKA NEXT FORI=1TOR KI = KI + SR{I) * R{I) PRINTKI NEXT DELTA= KA -KI PRINT DELTA PRINT RETURN TANYA FORI=1TO3 LOCATEI +4.7,67:PRINT'Kampanen ='; I NEXT END Bambang Supardiyono kalak: LINE(X -OX, Y -OY)~X+ OX,Y +Dr), 12,B: PAINT(X,V), 12 RETURN Sukarsono : ..c..Dari segi prosesnya, maka kemungkinan untuk mendapatkan kemurnian H] yang tinggi dari kedua cara tersebut sarna. Kemurnian yang dipero/eh bisa mendekati 100%. LINE (X -OX, Y -OY)-(X + OX,Y -Dr), KOL LINE -(X, Y + Dr), KOL: LINE -(X -OX, Y -OY), KOL: PAINT (X, Y),KOL RETURN Subari Santoso : SGTGB: KAL= 11 LINE (X -OX, Y + OY)-{X+ OX,Y + OY),KAL LINE -(X, Y -OY), KAL: LINE -(X -OX, Y + OY),KAL: PAINT {X, RETURN » Berapa buah program yang dibuat dan bagaimanasistemkoneksiantarprogram? » Apakah program yang telah dicompile dapat dioperasikandenganmouse?Bagaimanaconnect denganmouse.com? Sukarsono : ..c..Program dibuat untuk setiap reaktor sehingga ada 4 program utama yang terpisah. ..c..Program-program utama tersebut kG/au dikehendaki bisa dijadikan satu dengan subrutine -subrutine. Program be/urn dicompi/e agar terbuka untuk perbaikan atau DOT: KIL=9 CIRCLE(X,Y), OX,KIL:PAINT(X,V),KIL RETURN 2000END 100 penambahan. '* SUBRUTIN MENGHITUNG DELTA* ISSN 0216-3128 : » Berapa % kemurnian pembuatan Hz dengan elektrolisa maupun dengan termokirnia? Dari segikemurnian,manayang lebihbaik? S919a: KOL=14 Y),KAL JAWAB Teknologi Proses Sukarsono, dkk