HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU

advertisement
HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN
PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP
AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
FITRIA NURMANISA’
NIM 111 09 139
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013
MOTTO
# ‫ب ت ُ َز ِيّنُنَا‬
ِ ‫ْس ا ْل َجما َ ُل بِأَثْ َوا‬
َ ‫لَي‬
‫ب‬
ِ َ َ ‫اِ َّن ا ْل َجما َ َل َ ما َ ُل ا ْل ِ ْ ِ َ ْاا‬
“ Seseorang tidak dikatakan indah karena pakaian yang menghiasinya,
namun keindahan akan muncul dari ilmu dan budi pekertinya”.
(Dewa. 2007. Kisi-kisi Sukma, Pustaka „Azm)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak & Ibuku tercinta (H. Zaenal Muttaqin & Hj. Paryuni) Jazakumullah bi
akhsanil jaza‟ atas semua yang telah diberikan selama ini, juga untuk setiap
do‟a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai. Tanpa mereka
penulis tidak bisa menjadi seperti sekarang ini.
2. Untuk semua kakakku dan saudara-saudaraku yang telah memberikan
motivasi dan nasihat kepada penulis.
3. Seluruh sahabat dan teman-teman tercinta yang selalu menemani dikala suka
maupun duka dan selalu membangkitkan semangatku. Terimakasih atas
selama ini yang kalian berikan.
4. Sahabat-sahabat angkatan 2009 dan seluruh Mahasiswa STAIN Salatiga
5. Teman seperjuangan PAI E tahun 2009 semangat kalian masih teringat
dibenakku.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini
Semoga pengorbanan yang telah diberikan dengan tulus ikhlas di beri
balasan oleh Allah SWT. Amin...
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Mengetahui
apa yang tampak maupun tersembunyi, karena atas rahmad dan hidayah, serta
taufiq-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosulullah
Muhammad SAW Sang Pembawa Risalah yang mulia ini. Semoga pada akhir
kelak kita diakui oleh umatnya dan mendapat syafa‟atnya, amin.
Skripsi ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi
ini adalah “HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH TERHADAP PERILAKU
SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS
BANDUNGAN.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini dapat
terlaksana dengan baik atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1.
Dr.Imam Sutomo, M. Ag sebagai ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam (PAI)
STAIN Salatiga
3. Dra. Hj. Maryatin, M. Pd. selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi,
yang dengan tulus ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran
untuk selalu mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Bapak, Ibu Dosen STAN Salatiga
5. Agus Sucipto, S. Pd. Selaku Kepala Madrasah Al-Mina yang berkenan
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Keluarga besar Madrasah Tsanawiyah SA Al-Mina Jetis Bandungan.
7. Kepada siapapun yang memberikan ilmunya padaku, semoga Allah
memberikan balasan dan mendapatkan pahala dari Allah SWT
Harapan peneliti semoga amal baik dari beliau semua mendapatkan
balasan yang sesuai dan mendapatkan ridlo Allah SWT. Akhirnya, peneliti
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
peneliti pada khususnya.
Salatiga, 23 Agustus 2013
Penulis
ABSTRAK
Nurmanisa‟, Fitria. 2013. Hubungan Ketaatan Beribadah Dengan Perilaku Sosial
Siswa di MTs Satu Atap Al-Mina Jetis Bandungan Tahun
2013.Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama
Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Dra. Hj.Maryatin, M. Pd.
Kata Kunci : Hubungan, Ketaatan Beribadah, Perilaku Sosial
Ibadah merupakan suatu bagian dari pendidikan Islam yang dapat dilihat
dari sikap dan tingkah laku seseorang dalam kehidupan. Ketaatan beribadah
adalah bentuk kepatuhan seorang hamba terhadap Tuhan-Nya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bagaimana ketaatan
beribadah di MTs SA Al-Mina (2) Bagaimana Perilaku Sosial Siswa MTs SA AlMina (3) Adakah hubungan antara ketaatan beribadah dengan perilaku sosial.
Skripsi ini mencoba mengkaji adakah hubungannya ketaatan beribadah dengan
perilaku sosial khususnya pada siswa di Madrasah Al-Mina.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengumpulan data
menggunakan instrumen, angket, observasi dan dokumentasi. Sampel penelitian
41 siswa terdiri dari kelas VIII dan IX. Data penelitian dianalisis dengan
menggunakan rumus Prosentase dan korelasi product moment untuk menguji
hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan nilai mean pada angka 32,26 dikatakan
sedang untuk ketaatan beribadah, nilai mean pada angka 35,90 dikatakan sedang
untuk perilaku sosial. Dengan jumlah subyek 41 sampel dengan taraf signifikasi
5% diperoleh pada tabel N taraf signifikan 5%= 0,308 dan apabila ditunjukkan
dengan hasil hitung koefisien korelasi rxy hitung = 0,4 >0,308. Maka hipotesis
yang penulis ajukan diterima.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING ................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................
v
MOTTO ........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN...........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
viii
ABSTRAK .....................................................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ..
xv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................
7
C.
Tujuan Penelitian ..............................................................................
7
D.
Hipotesis Penelitian ............................................................................
7
E.
Manfaat Penelitian ..............................................................................
8
F.
Definisi Operasional ............................................................................
8
G.
Metode Penelitian ........................................................................... ..
12
1.
12
Pendekatan dan Rancangan Penelitian .........................................
H.
2.
Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 12
3.
Populasi ......................................................................................... 12
4.
Pengumpulan data ......................................................................... 13
5.
Instrumen penelitian ...................................................................... 14
6.
Tehnik analisis data ....................................................................... 14
Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
B.
C.
Ketaatan Beribadah ..…........................................................................ 17
1.
Pengertian ketaatan beribadah ...................................................... 17
2.
Bentuk-bentuk ketaatan beribadah ................................................ 20
Perilaku Sosial ...........…………………….......................................... 30
1.
Pengertian perilaku sosial ............................................................. 30
2.
Bentuk-bentuk perilaku sosial ......................................................
30
3.
Faktor yang mempengaruhi perilaku sosial .................................
33
4.
Perilaku menyimpang dalam perilaku sosial ...............................
37
Hubungan ketaatan beribadah dengan perilaku sosial siswa ............... 38
BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum MTs Satu Atap Al-Mina Desa Jetis ......................
41
1.
Profil Sekolah Mts SA Al-Mina ................................................... 41
2.
Sejarah Madrasah MTs SA Al-Mina ...........................................
42
3.
Letak geografis MTs Al-Mina .....................................................
44
4.
Visi dan Misi MTs SA Al-mina ...................................................
45
5.
Struktur Organisasi Madrasah ......................................................
45
B.
6.
Sarana dan Prasarana Sekolah ...................................................... 46
7.
Keadaan guru dan siswa di MTs SA Al-Mina ............................
47
Penyajian Data ..................................................................................... 48
1. Daftar Nama Responden ............................................................... 48
2. Hasil Jawaban Angket ..................................................................
50
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Analisis Pertama .................................................................................. 54
B.
Analisis Kedua ....................................................................................
C.
Pembahasan .......................................................................................... 67
64
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan ........................................................................................
B.
Saran .................................................................................................... 69
C.
Penutup ................................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
68
DAFTAR TABEL
Tabel I
Tabel Sarana dan Prasarana MTs SA Al-Mina ............
46
Tabel II
Tabel Daftar Keadaan Guru MTs SA Al-Mina ............
47
Tabel III
Tabel Daftar Keadaan Siswa MTs SA Al-Mina ...........
48
Tabel IV
Tabel Daftar Nama Responden ....................................
48
Tabel V
Tabel Angket Tentang Ketaatan Beribadah ..................
50
Tabel VI
Tabel Angket Tentang Perilaku Sosial ........................
52
Tabel VII
Tabel Ketaatan Beribadah ............................................
55
Tabel VIII
Tabel Frekuensi Ketaatan Beribadah ...........................
57
Tabel IX
Tabel Interval Ketaatan Beribadah ..............................
59
Tabel X
Tabel Perilaku Sosial ....................................................
60
Tabel XI
Tabel Frekuensi Perilaku Sosial ...................................
62
Tabel XII
Tabel Interval Perilaku Sosial ......................................
64
Tabel XIII
Tabel Pembantu Analisis Product Moment ..................
65
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAPORAN
1
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN
2
RIWAYAT HIDUP
LAPORAN
3
ANGKET
LAPORAN
4
SURAT TUGAS PEMBIMBING
LAPORAN
5
PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
LAPORAN
6
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
LAPORAN
7
TABEL PRODUCT MOMENT
LAPORAN
8
LEMBAR KONSULTASI
LAPORAN
9
SKK
LAPORAN
10
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama adalah usaha yang diarahkan pada pembentukan
kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran islam. Pendidikan agama
hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu benar-benar
menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam
hidupnya di kemudian hari. Pendidikan agama menyangkut manusia
seutuhnya, tidak hanya membekali anak dengan pandai menghafal dalil-dalil
dan hukum-hukum agama saja, tetapi menyangkut keseluruhan dari pribadi
anak, mulai dari latihan-latihan sehari-hari, yang sesuai dengan ajaran agama
Islam.
Konsep ajaran Islam telah menjelaskan bahwa pada hakekatnya
penciptaan jin dan manusia untuk mengabdi kepada penciptanya yaitu Allah
SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S.Adz-Dzariyat: 55







Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.
Dalam hal ini manusia harus senantiasa menjalankan ajaran-ajaran
agama yang menjadi sumber dalam kehidupan. Allah SWT mengutus rasulrasul-Nya sebagai pemberi contoh dan teladan agar tanggung jawab yang
diberikan kepada manusia dapat diwujudkan dengan benar. Dalam hal yang
lain ris‟alah kerasulan ini ditujukan kepada para ulama‟. Akan tetapi
1
tanggung jawab utamanya dititik beratkan kepada orang tua. Rasulullah
berkata bahwa bayi yang di lahirkan dalam keadaaan fitrah, yaitu dorongan
untuk mengabdi kepada penciptanya namun benar dan tidaknya cara dan
bentuk pengabdian yang dilakukan, sepenuhnya tergantung orang tua masingmasing (Jalaludin, 2000: 66). Seperti dalam sebuah hadis Rasulullah yang
diriwayatkan oleh bukhori yaitu:
‫ِض‬
‫ام ْن لُه ٍداإِضَّنَّلا ُه لَأ ُهدا َألَأىا ل ِضْنفطْن َأ ِض ا‬
‫ا َأ َأاا َأ ُه ُهاا َّنِضا‬:‫َأ َّن اَأَأ ا ُه َأ ْنْي َأ َأا َأ ِض َأ ا َّناُها َأ ْن ُه ا َأ اَأا‬
‫ا"ا َأم ام ْنن َأ‬:‫ا‬
. ‫َأَأَأْي َأ اُها ْيُه َأ ِّوِض َأد اِضِضاَأ ْن ا ْيُهَأ ِضِّو َأ اِضِض اَأ ْن ا ُهَأ ِضِّو َأ اِضِضا َأ َأي ا ُهْي ْنَأ ُه ا لْنَأ ِض َأي ُها َأِض َأي ًةا َأْن َأ َأا‬
Terjemah Hadits:
Abu Hurairah, ra. Berkata : Rasulullah SAW bersabda “setiap anak
lahir (dalam keadaan) fitrah, kedua orang tuanya (memiliki andil
dalam) menjadikan anak beragama Yahudi, Nasrani, atau bahkan
beragama Majusi. Sebagimana binatang ternak memperanakkan
seekor binatang (yang sempurna anggota tubuhnya) ( Al-Asqalani,
2008: 568).
Pernyataan
ini
menunjukkan
bahwa
dorongan
keberagamaan
merupakan faktor bawaan manusia. Apakah manusia nantinya setelah dewasa
akan menjadi penganut ajaran yang taat, sepenuhnya tergantung pada
pembinaan nilai-nilai agama oleh kedua orang tua. Apa yang menjadi
keinginan dan kebutuhan manusia di dunia itu bukan hanya sekedar
kebutuhan makan minum pakaian ataupun kenikmatan lainnya, akan tetapi
manusia juga mempunyai keinginan untuk mencintai dan dicintai Tuhan,
keinginan tersebut merupakan kebutuhan kodrati yang ada pada diri manusia.
Manusia yang ingin mengabdikan dirinya pada Tuhan sesuatu yang di
anggap sebagai kekuasaan tertinggi, keinginan tersebut pastinya datang pada
setiap kelompok, golongan atau masyarakat manusia dari yang paling primitif
sampai yang modern (Jalaludin, 2000: 69). Keinginan untuk dapat mencintai
dan dicintai Tuhan dapat mendorong manusia untuk senantiasa menjalankan
ajaran agamanya. Manusia akan berusaha melaksanakan segala perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya. Penerapan dari hal tersebut adalah ketaatan
atau kepatuhan dengan menjalankan ajarannya dan beribadah (Nata, 2002:
55).
Ibadah merupakan suatu bagian dari pendidikan Islam dan suatu
tindakan yang bisa dilihat sikap dan tingkah laku dalam kehidupanya.
Demikian pula sikap seseorang dalam menerima dan melaksanakan perintah
Allah dan sikap yang selalu menjauhi larangan-Nya, semuanya disebut
syari‟ah yaitu sikap mental yang paling mendalam dari seseorang terhadap
Allah SWT. Sebaliknya kualitas iman seseorang dibuktikan pada pelaksanaan
ibadah secara sempurna.
Ibadah yang dilakukan oleh manusia sebagai bentuk pengabdian atau
kepatuhan kepada sang pencipta tidak hanya hubungan antara manusia
dengan Allah SWT, namun juga antar sesama manusia dengan makhluk hidup
lainya. Secara eksplisit maupun implisit ibadah tidak hanya berupa rangkaian
ucapan dan gerakan semata tetapi juga terdapat nilai-nilai yang dapat
dijadikan dasar dalam menjalani kehidupan, dan dapat memberikan pengaruh
kepada manusia dalam berperilaku sosial.
Ketaatan beribadah pada siswa masih membutuhkan pemupukan dan
peningkatan upaya menjadi kuat dan teguh mempertahankan agama karena
masih jauh dari harapan. Siswa adalah calon generasi baru yang perlu
perhatian khusus pada akhlak, budi pekerti, sopan santun supaya nantinya
tidak luntur karena anak-anak zaman sekarang harus dididik sejak dini supaya
kelak akan menjadi anak yang berguna.
Zaman moderen ini, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa
dipisahkan antara satu sama lain, di satu sisi kemajuan tersebut dapat
memberikan kemudahan dan kebaikan bagi manusia dalam kebutuhannya, di
sisi lain kemajuan tersebut dapat menimbulkan hal-hal yang negatif apabila
seseorang tidak memahaminya secara benar dan dapat mengakibatkan
perilaku budaya yang kadang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Keadaan yang tergambar seperti di atas sudah sering dihadapi dan
dirasakan saat ini, sering kita saksikan tingkah laku generasi muda yang
bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa dan ajaran islam, padahal para
generasi muda seperti siswa saat ini sudah mendapatkan pendidikan dan
pengajaran di sekolah maupun di rumah dan masyarakat mengenai pelajaran
agama islam sekaligus melaksanakan praktek keagamaan yang telah di
ajarkan kepada mereka. Dari pernyataan tersebut timbulah pernyataan apakah
setiap orang yang taat beribadahnya akan menjamin dapat berperilaku sosial
dengan baik, atau malah justru sebaliknya.
Perilaku seorang siswa dalam di lingkungan sekolah dan masyarakat
dapat berpengaruh sekali terhadap interaksi individu dengan individu lainya.
Bentuk perilaku sosial seorang siswa dapat dilihat dari perbuatan dan tingkah
laku individu yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Perilaku sosial yang dimaksud adalah perbuatan atau tingkah laku
yang sering dilakukan siswa dalam kehidupan sekolah ataupun masyarakat
baik berupa menolong sesama, tenggang rasa, kasih sayang dan sebagainya
tanpa ada rasa keterpaksaan atau atas dasar sebagai memenuhi tugas sekolah,
akan tetapi perbuatan yang dilakukan atas kehendak sendiri dengan tujuan
ingin mendapatkan ridho Allah SWT. Dapat diketahui dengan jelas bahwa di
zaman moderen ini, perilaku yang mengutamakan kepentingan orang lain dari
kepentingannya pribadi sangat sulit dilakukan.
Mengingat
pentingnya
pendidikan
agama
terutama
dalam
pembentukan perilaku pada siswa, dengan cara mengenalkan materi pelajaran
tentang agama islam dan memberikan praktek ibadah terhadap siswa agar
terbentuk ketaatan dalam dirinya dalam beribadah. Begitu juga yang terjadi di
dalam MTS Satu Atap Al-mina Ngawinan Jetis Bandungan lembaga ini
adalah satu-satunya yang ada di Dusun Ngawinan. Secara jelas materi-materi
pelajaran yang di berikan di MTS Al-mina secara global tentang pendidikan
Agama Islam, karena MTS adalah suatu lembaga yang berlatar belakang
pendidikan Agama.
Materi agama yang diberikan pada siswa meliputi pendidikan
keagamaan dan praktek keagamaan seperti beribadah. Ajaran-ajaran tentang
beribadah yang diberikan kepada siswa MTS Al-mina yaitu: membaca
asma‟ul husna, membaca al-Qur‟an bersama-sama, membaca Qiro‟ati,
menghafal dan membaca surat-surat pendek dalam al-Qur‟an, membaca do‟ado‟a, sholat berjama‟ah. Mengenai perilaku sosial siswa yaitu seperti
toleransi, sopan santun, tenggang rasa, tolong-menolong.
Sebagian yang terjadi di MTS Al-mina yaitu kurangnya memiliki rasa
kepedulian terhadap sesama. Namun ketaatan dalam beribadahnya berjalan
dengan baik. Hal ini terbukti bahwa setiap pagi akan memasuki ruangan
seluruh siswa membaca asma‟ul khusna kemudian dilanjutkan dengan
membaca qiro‟ati, setiap istirahat dzuhur sholat berjama‟ah bersama dan
pulang sekolah dengan membaca doa terlebih dahulu.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin
mengambil
penelitian
dengan
judul
“HUBUNGAN
KETAATAN
BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU
ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN”
B. Rumusan Masalah
Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu
kegiatan penelitian (Suharsimi Arikunto,
2010: 69). Berdasarkan latar
belakang di atas, yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana ketaatan beribadah siswa di MTS Satu Atap Al-mina
Ngawinan Jetis Bandungan?
2.
Bagaimana perilaku sosial siswa diMTS Satu Atap Al-mina Ngawinan
Jetis Bandungan?
3.
Apakah ada hubungan antara ketaatan beribadah dengan perilaku sosial
siswa MTS Satu Atap Al-mina Ngawinan Jetis Bandungan?
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui bagaimana ketaatan beribadah siswa di MTS Satu
Atap Al-mina Ngawinan Jetis Bandungan
2.
Untuk mengetahui bagaimana perilaku sosial siswa MTS Satu Atap Almina Ngawinan Jetis Bandungan
3.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara ketaatan beribadah
dengan perilaku sosial siswa MTS Satu Atap Al-mina Ngawinan Jetis
Bandungan
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis
adalah
Suatu
jawaban
bersifat
sementara
terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Sugiyono, 2011: 159). Dari pengertian hipotesis di atas maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah “ada hubungan yang signifikan antara ketaatan
beribadah siswa dengan perilaku sosial siswa”. Dengan kata lain semakin
tinggi tingkat ketaatan beribadahnya, maka semakin baik pula perilaku sosial
siswa.
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengaruh
yang positif kepada peneliti maupun pihak yang diteliti:
1.
Manfaat teoritis ; memberikan sumbangan khasanah keilmuan terutama
dalam bidang Pendidikan Agama Islam pada Progam Studi PAI, Jurusan
Tarbiyah di STAIN Salatiga.
2.
Manfaat praktis
a.
Bagi siswa : Dapat memberikan motivasi agar ketaatan dalam
beribadah dan perilaku sosialnya bertambah baik.
b.
Bagi guru : Dapat memberikan masukan dan tolak ukur mendidik
siswa dalam menerapkan tata tertib di sekolah khususnya dalam
ketaatan beribadah siswa dan dampaknya terhadap perilaku sosial.
c.
Bagi peneliti : Dapat mengembangkan wawasan dan pengatahuan
serta dapat memberikan bekal bagi peneliti dalam ketaatan beribadah
dan perilaku sosial.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah persepsi dalam penggunaan kata pada judul
penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah pokok antara lain
adalah:
1. Hubungan
Hubungan adalah keadaan yang terhubung (Depdiknas, 2007:409).
Hubungan berasal dari kata “Hubung” yang berarti bersambung atau
berantai (yang satu dengan yang lain). Sedangkan hubungan berarti
keadaan berhubungan atau di hubungkan (KBBI, 2007:408-409).
2. Ketaatan beribadah
Ketaatan berasal dari kata “taat” yang berarti patuh, setia atau
saleh. Sedangkan “ibadah” berasal dari kata “abada” yang berarti
menyembah, menghinakan diri kepada Allah (Yunus, 1996: 253). Kata
“ibadah” menurut bahasa berarti “taat, tunduk, merendahkan diri dan
menghambakan diri” (Basyir, 1984: 12). Adapun kata ibadah menurut
istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai
keridaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat (Fuad, 2000: 4).
Ketaatan beribadah dapat diartikan sebagai kepatuhan kepada
Tuhan dan kesetiaan seorang hamba kepada Allah untuk menjalankan
perintah serta meninggalkan larangan-Nya. Macam-macam ibadah
menurut Fuad Hasbi sangat beragam, seperti:
a.
Bersifat ma‟rifat yang tertentu dengan sifat ke Tuhanan.
b.
Ucapan untuk Allah seperti : takbir, tahmid, tahlil dan pujian- pujian.
c.
Perbuatan untuk Allah seperti: haji, umrah, ruku‟, sujud, puasa.
d.
Pekerjaan untuk Allah seperti: sholat fardhu dan sholat sunnah.
e.
Melengkapi kedua-dua hak, tetapi hak hamba lebih berat, seperti:
zakat, kaffarat, dan menutupi aurat (2000: 71).
Mengacu pada pendekatan Glock konsep religius ada 5 dimensi
yaitu:
a.
Dimensi keyakinan yaitu mengenai seberapa tingkat keyakinan
Muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya.
b. Dimensi praktik keagamaan yaitu dimensi yang mencakup seberapa
tingkat kepatuhan Muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual
seperti ibadah shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur‟an.
c.
Dimensi penghayatan yaitu dimensi yang dimensi yang menyatakan
seberapa jauh tingkat Muslim dalam merasakan dan mengalami
perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman religius.
d.
Dimensi pengetahuan agama yaitu merujuk pada seberapa tingkat
pengetahuan dan pemahaman Muslim terhadap ajaran agama terutama
mengenai ajaran pokok agama seperti pengetahuan tentang mengenai
hukum islam.
e.
Dimensi konsekuensi yaitu dimensi yang mencakup seberapa tingkat
Muslim dalam berperilaku dimotivasi oleh ajaran agamanya seperti
bagaimana individu berelasi dengan dunia dan manusia lain (Ancok &
Suroso, 1994:77).
Berdasarkan teori di atas dan kenyataan yang ada di sekolah
penulis membatasi penelitian ini pada dimensi ritual atau ibadah yang
bersifat ritual. Baik ibadah wajib atau ibadah sunnah, seperti: shalat wajib
5 waktu, shalat sunnah, puasa, membaca al-Qur‟an dengan indikator
sebagai berikut:
1) Menjalankan ibadah sholat wajib dan sunnah
a) Kedisiplinan dalam menjalankan shalat wajib dan sunnah
b) Frekuensi shalat wajib dan sunnah
c) Tempat pelaksanaan
d) Pelaksanaan shalat (berjama‟ah atau tidak)
2) Menjalankan ibadah puasa
3) Membaca al-Qur‟an
a) Frekuensi baca Alqur‟an
b) Hafalan surat Alqur‟an
c) Pemahan baca Alqur‟an
3. Perilaku sosial
Perilaku
adalah
tanggapan
atau
reaksi
individu
terhadap
rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007: 859). Menurut Hasan
Langgulung (1985: 19) perilaku adalah segala aktivitas yang dapat di
amati, artinya semua aktifitas yang dapat ditangkap oleh panca indera.
Sosial berarti berkenaan dengan orang lain atau masyarakat (Depdiknas,
2007: 1085).
Perilaku sosial adalah reaksi seseorang dalam perjalinan secara
harmonis dengan lingkungan sosial atau masyarakat (Chaplin, 1989: 19).
Bentuk perilaku sosial dalam berinteraksi dengan masyarakat dibagi
menjadi dua yaitu pertama perilaku positif seperti tolong-menolong,
tenggang rasa, kasih sayang dan negatif seperti egoisme, prasangka sosial
terhadap sesama dan lingkungan (Ahmadi, 2000. 34). Dalam hal ini,
penulis membatasi perilaku sosial pada perilaku positif di lingkungan.
Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa
perilaku sosial adalah perbuatan dan tingkah laku individu yang muncul
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga ataupun
dalam lingkungan masyarakat.
Adapun indikator dari perilaku sosial adalah sebagai berikut:
a.
Tolong-menolong
b.
Menghargai dan menghormati orang lain
c.
Kasih sayang terhadap sesama
d.
Toleransi
e.
Mau menerima dan memberi saran
f.
Sopan santun dalam bergaul
4. Siswa adalah pelajar (murid atau anak didik).
Siswa adalah obyek atau orang yang menerima pendidikan
(depdikbud, 1996:6). Yang dimaksud hubungan ketaatan beribadah
dengan perilaku sosial siswa adalah rangkaian atau hubungan dari
kepatuhan dan kesetiaan seorang hamba pada Tuhan dengan hasil perilaku
siswa dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah,
keluarga maupun lingkungan masyarakat.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan
menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini disebabkan
karena penelitian ini meneliti tentang hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain.
Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu ketaatan beribadah
sebagai variabel yang Dependen dan perilaku sosial siswa sebagai variabel
yang ke dua (Independen).
2. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTS Satu Atap Al-mina Ngawinan
Jetis Bandungan, waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 juni
sampai 26 juli 2013.
3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah populasi semua siswa di MTs SA AlMina Desa Jetis. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya
(Sugiyono, 2011: 80). Sedangkan Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011: 81). Adapun
Yang menjadi sampel dalam obyek penelitian ini adalah anak kelas VIII
dan kelas IX yang berjumlah 41 siswa.
4. Metode Pengumpulan data
Metode merupakan cara atau kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subyek atau
obyek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya
(Rosady, 2010: 24).
Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam pengumpulan data
adalah dengan menggunakan metode angket, metode observasi langsung di
tempat penelitian ditambah dengan metode dokumentasi.
a.
Angket atau kuesioner
Kuesioner merupkan tehnik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011: 142) Metode
kuesioner ini akan digunakan untuk mendapatkan data tentang
ketaatan beribadah dan perilaku sosial siswa.
b.
Observasi
Observasi merupakan metode dengan jalan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang di
selidiki (Hadi, 1986: 136). Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data tambahan tentang ketaatan beribadah dan perilaku sosial siswa.
Metode ini digunakan untuk mengetahui kondisi mengenai tata tertib
di sekolah.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan
atau peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011: 240). Metode ini
digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi dan keadaan obyek
penelitian serta memberikan gambaran secara umum tentang obyek
penelitian.
5. Instrumen penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011: 102).
Instrumen yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan
ketaatan beribadah siswa terhadap perilaku sosial siswa adalah daftar
pertanyaan dalam angket. Angket akan dirancang dalam 30 pertanyaan
yang ditujukan pada siswa.
6. Tekhnik analisis data
a.
Analisis awal
Analisis awal ini untuk mengetahui ketaatan beribadah dan
perilaku sosial siswa, Adapun tekhnik analisisnya menggunakan
teknik prosentase sebagai berikut:
Keterangan:
P = prosentase individu dalam golongan
F = frekuensi.
N = jumlah subjek dalam golongan
b.
Analisis lanjutan
Analisis lanjutan dilakukan dengan menggunakan analisis
statistik dengan rumus product moment untuk mencari data tentang
hubungan ketaatan beribadah dengan perilaku sosial siswa, sebagai
berikut:
rxy 
(X )(Y )
N
2

(X )  2 (Y ) 2 
2
X 
Y 

N 
N 

XY 
Keterangan :
rxy
: Koefisien korelasi antara X dan Y
XY : Produk dari X dikali Y
X
: Variabel skor 1
Y
: Variabel skor 2
N
: Jumlah responden (Arikunto, 2010).
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematika kami
jabarkan sebagai berikut:
Bab I, pendahuluan yang berisi tentang
latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian,
definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II, kajian pustaka yang berisi tentang penjabaran dari ketaatan
beribadah dan perilaku sosial siswa serta hubungan ketaatan beribadah
terhadap perilaku sosial siswa.
Bab III, laporan hasil penelitian yang berisi tentang gambaran umum
lokasi penelitian dan penyajian data
Bab IV, analisis data tentang hubungan ketaatan beribadah, analisis
data tentang perilaku sosial siswa dan uji hipotesis tentang hubungan ketaatan
beribadah terhadap perilaku sosial siswa dengan rumus product moment.
Bab V, penutup yang berisi kesimpulan dan saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Ketaatan Beribadah
1. Pengertian ketaatan beribadah
Pengertian “ketaatan”, sebagaimana disebutkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, berarti kepatuhan, kesetiaan. Sedangkan
“ibadah” berasal dari kata “abada” yang berarti menyembah, menghinakan
diri kepada Allah (Yunus, 1996: 253). Kata ibadah menurut bahasa berarti
“taat, tunduk, merendahkan diri dan menghambakan diri” (Basyir, 1984:
12). Adapun kata ibadah menurut istilah berarti penghambaan diri yang
sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridaan Allah dan mengharap pahalaNya di akhirat (Fuad, 2000: 4).
Secara harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah Swt,
karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Ibadah juga sebagai
upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintahNya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang
diizinkan-Nya (Abudin, 2010:81-82).
Allah Maha Mengetahui tentang kejadian manusia, maka agar
manusia terjaga hidupnya, taqwa, diberi kewajiban ibadah. Tegasnya
manusia diwajibkan beribadah agar manusia itu mencapai taqwa. Khursid
Ahmad, dkk, mengemukakan bahwa tujuan beribadah dalam islam adalah
17
menyucikan jiwa manusia dan kehidupan sehari-hari dari cemaran dosa
dan hal-hal yang keji. Hal tersebut sudah di atur sedemikian rupa agar
dapat memenuhi tujuan pemurnian tersebut, yang apabila dilaksanakan
dengan sepenuh ketulusan hati dan kesadaran memang akan dapat menjaga
keluhuran jiwa yang sejati (2002:51). Dari uraian tersebut ibadah menjadi
tujuan penciptaan manusia sebagaimana yang di firmankan Allah Swt
dalam Al-Qur‟an surat Adz-Dzariyat ayat 56-58 yang berbunyi:



  
  

   

  
   
  
Terjemah Al-Qur‟an:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun
dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi
Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh (Q.S. AdzDzariat:56-58 ).”
Ayat di atas menjelaskan, bahwa tugas hidup sebagai manusia
adalah untuk mengabdikan diri kepada Allah dalam berbagai aspek
kehidupan maupun ibadah. Jadi, ketaatan beribadah dapat di artikan
sebagai kepatuhan kepada Tuhan dan kesetiaan seorang hamba kepada
Allah untuk menjalankan perintah serta meninggalkan larangan-Nya.
Ketaatan beribadah merupakan bentuk pengabdian diri terhadap sang
khaliq, dan senantiasa menjalankan perintah serta menjauhi larangan-Nya
dengan
penuh
ketaqwaan
dan
mengharap
ridhlo-Nya.
Allah
memerintahkan manusia untuk taat kepada-Nya, sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 69:





   
  





  
Terjemah Al-Qur‟an:
dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu
akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat
oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin[314], orang-orang
yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman
yang sebaik-baiknya. [314] Ialah: orang-orang yang Amat teguh
kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan Inilah orang-orang
yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat
Al Faatihah ayat 7.
Kedudukan manusia dalam beribadah adalah untuk mematuhi,
mentaati, dan melaksanakan dengan penuh ketundukan pada Tuhan,
sebagai bukti dan pengabdian dan rasa terimakasih kepada-Nya. Hal
demikian dilakukan sebagai praktek dari makna Islam, yaitu berserah diri,
patuh, dan tunduk guna mendapatkan kedamaian dan keselamatan. Ibadah
mensyukuri nikmat Allah. Atas dasar inilah manusia diperintahkan untuk
beribadah kepada Allah. Karena Allah yang memberikan nikmat paling
besar yang berupa hidup atau wujud dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan-Nya, dengan diperintahkan untuk menjalankan perintah dan
menjauhi larangan-Nya.
Menurut orang-orang bijak, ihsan dalam amal perbuatan lebih
penting dari pada amal itu sendiri. Melaksanakan ibadah seperti salat,
puasa, tilawah al-Qur‟an, dan lain sebagainya tanpa adanya keikhlasan dari
hati dan kesopanan dalam berhadapan dengan-Nya sesuai dengan
keagungan hadirat-Nya yang Maha Suci, maka semua ibadah yang
dilaksanakannya hanya akan menumbuhkan kelelahan semata (Asep,
2006:3).
Pengertian dari ketaatan beribadah dapat disimpulkan sebagai
kepatuhan dan kesetiaan seorang hamba kepada Tuhan dalam menjalankan
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dilakukan dengan cara mengabdikan
dirinya dengan penuh ketaqwaan dan mengharap ridhlo dari-Nya dan juga
melaksanakan ibadah dengan penuh keikhlasan dan kesopanan dalam
menghadap-Nya.
2. Bentuk-bentuk ketaatan beribadah
Ibadah dilihat dari segi umum dan khusus dibagi menjadi dua
macam:
a. Ibadah khoshoh adalah ibadah yang ketentuanya telah ditetapkan
dalam nash (dalil atau dasar hukum) yang jelas, yaitu sholat, zakat,
puasa, dan haji.
b. Ibadah ammah adalah semua perilaku baik yang dilakukan sematamata karena Allah SWT seperti bekerja, makan, minum, semua itu
dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan jasmani
maupun rohani supaya dapat mengabdi kepada-Nya (Fuad, 2000:8).
Secara garis besar dalam buku Pengantar Studi Islam ibadah dibagi
menjadi dua,yaitu:
a. Ibadah mahdlah merupakan bentuk pengabdian langsung hamba
kepada sang khaliq secara vertikal (Amin, 2000:83), seperti:
1) Salat
Salat menurut bahasa Arab ialah “doa”, yang dimaksud
disini adalah “ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan
perbuatan yang di mulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan
memenuhi beberapa syarat yang ditentukan” (Sulaiman, 2002: 53).
Allah berfirman dalam Al-Qur‟an surat Al-Ankabut ayat 45:



  








  
   




Terjemah Al-Qur‟an:
bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al
kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Salat adalah kewajiban dengan pijakan dalil yang tidak
terbantahkan lagi. Sementara teknis pelaksanaan salat sepenuhnya
dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman Q.S
Ali Imran ayat 31
   









  
Terjemah Al-Qur‟an:
“Katakanlah, apabila kamu sekalian mencintai Allah, maka
ikutilah aku, niscaya engkau semua akan dicintai
Allah”(Q.S. Ali imran:31).
“Apa saja yang diberikan kepadamu oleh Rasulullah
ambilah dan apa saja yang dilarang olehnya, maka
jauhilah”(Q.S. Al-Hasyr:7).
Ibadah salat juga merupakan kewajiban yang bersifat
individual (fardlu „ain) di sunnahkan dikerjakan di masjid secara
berjamaah. Salat menjadi pertanda lurus atau tidaknya amaliyah
lain yang di kerjakan, bahka kata Nabi, salat juga merupakan garis
yang membedakan kemusliman dan kekufuran seseorang (Asep,
2006:286).
2) Puasa
Puasa menurut bahasa adalah menahan diri (Fuad, 2000:
201). Menahan dari segala sesuatu seperti makan, minum, nafsu,
menahan berbicara yang tidak bermanfaat. Menurut istilah puasa
yaitu “menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari
lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan
niat dan beberapa syarat” (Sulaiman, 2002: 220).
Puasa merupakan salah satu dari rukun islam yang ke lima,
diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah. yaitu tahun kedua sesudah
Nabi Muhammad Saw hijrah ke madinah. Hukum puasa adalah
fardhu‟ain atas tiap-tiap mukallaf (Sulaiman, 2002:221). Allah
SWT memerintahkan para muslimin yang telah sampai umur serta
sanggup, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun
muda, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan yang dipandang
sebagai bulan latihan jiwa manusia.
Puasa Ramadhan adalah kewajiban sakral dan ibadah Islam
bersifat syi‟ar yang besar, juga salah satu rukun Islam yang
menjadi pilar bagi agama. Kewajiban dan perintah puasa ini telah
dikukuhkan dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqoroh: 183-184:












  



   
   








   







   




Terjemah Al-Qur‟an:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa,
184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka
Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada harihari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar
fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan[114], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
[114] Maksudnya memberi Makan lebih dari seorang
miskin untuk satu hari.
Ayat di atas dapat dipahami bahwa kewajiban puasa sudah
lama disyariatkan Allah dan telah dijalankan oleh umat terdahulu
sebagai sarana meningkatkan ketakwaan dan keimanan.
Puasa merupakan amalan yang membutuhkan kesabaran
dan keikhlasan semata. Apabila ibadah puasa dilakukan dengan
sepenuhnya tentu dapat membentuk pribadi yang lebih sempurna
juga akan mendapatkan ridha Allah, sebab puasa melatih jiwa agar
bersih dari perbuatan dosa. Berpuasa dapat mengendalikan hawa
nafsu, menjaga ucapan, penglihatan dan lain sebagainya.
Puasa dapat mendidik para mukmin supaya berperangai
dalam sebagian waktunya dengan suatu perangai Allah dan
mendidik mereka sekedar menyerupakan diri dengan malaikat yaitu
terlepas dari hawa nafsunya, membiasakan orang yang berpuasa
bersabar, dan tahan menderita tentang kesukaran.
Maksud berpuasa adalah dapat menghindarkan diri dari
perbuatan yang tidak baik dengan menahan hawa nafsunya. Seperti
menghindarkan diri dari kesombongan, ketakaburan dan dapat
menumbuhkan dalam hati seseorang perbuatan yang baik,
menggerakkan orang kaya untuk menghormati orang fakir dan bisa
membantu dalam kebutuhannya.
Menurut Sulaiman Rasjid Ibadah puasa itu mengandung
beberapa hikmah di antaranya sebagai berikut:
a. Sebagai tanda terima kasih kepada Allah karena semua ibadah
mengandung arti terima kasih kepada Allah atas nikmat
pemberian-Nya yang tidak terbatas banyaknya, dan tidak
ternilai harganya.
b. Mendidik kepercayaan seseorang yang telah sanggup menahan
makan dan minum, sehingga orang tersebut tidak akan
melanggar segala larangan-Nya.
c. Mendidik belas kasihan terhadap fakir-miskin karena seorang
yang telah merasa sakit dan pedihnya peerut keroncongan.
d. Sebagai
menjaga
kesehatan
rohaniyah
dan
jasmaniyah
(2002:243).
Hikmah di atas tidak hanya membawa manfaat bagi diri
sendiri sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat, akan tetapi
juga sebagai hamba Allah yang baik dan berguna. Puasa akan
memberikan ketenangan jiwa orang yang sering melaksanakan
ibadah puasa maka ia akan jauh dari sifat yang mungkar.
Terdapat beberapa macam ibadah puasa yang dapat dilaksanakan
oleh umat Islam meliputi:
a) Puasa wajib, seperti puasa bulan Ramadhan, puasa Kifarat,
puasa Nazar.
b) Puasa sunat,seperti puasa 6 hari dalam bulan syawal, puasa
hari Arafah (tanggal 9 bulan haji), puasa hari „Asyura
(tanggal 10 Muharram), puasa bulan sya‟ban, puasa hari
senin-kamis, puasa tengah bulan (tanggal 13, 14, dan 15)
tiap bulan Qamariyah.
c) Puasa makruh, seperti puasa dalam keadaan sakit, puasa
sunnah jum‟at dan sabtu saja.
d) Puasa haram, seperti puasa hari raya Idul Fitri, hari raya
Idul Adha, dan 3 hari setelah Hari Raya Haji tanggal 11,12,
dan 13.
3) Zakat
Zakat menurut istilah agama Islam artinya “kadar harta
yang tertentu” yang diberikan kepada yang berhak menerimanya
dengan beberapa syarat. Zakat hukumnya fardu „ain bagi orangorang yang telah cukup persyaratanya (Sulaiman, 2002:192).
Seperti firman Allah Swt:







   
   




Terjemah Al-Qur‟an:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui (Q.S.AtTaubah:103).
Ayat di atas menjelaskan bahwa zakat adalah sebagai cara
untuk membersihkan mereka dari kikir dan cinta yang berlebihan
pada harta benda dan untuk menumbuhkan sifat-sifat kebaikan di
dalam hati agar dapat menggunakan harta yang di milikinya
dengan benar.
4) Haji
Haji adalah “menyengaja sesuatu”. Sedangkan menurut syarat
adalah sengaja mengunjungi ka‟bah (Rumah Suci) untuk
melakukan beberapa amal ibadah, dengan syarat-syarat tertentu.
Haji diwajibkan bagi orang yang kuasa dan mampu seperti firman
Allah Swt:







 
Terjemah Al-Qur‟an:
“mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu bagi orang yang sanggup menjalankan perjalanan ke
Baitullah (Q.S.Ali Imran: 97)”.
5) Membaca Al-Qur‟an
Allah Swt memilih beberapa nama bagi Firman-Nya, yang
berbeda sekali dengan bahasa yang biasa digunakan masyarakat
Arab untuk penamaan sesuatu. Nama-nama itu mengandung makna
berbasis dan memiliki akar kata. Di antara beberapa nama itu yang
paling terkenal ialah al-kitab dan al-Qur‟an (Subhi, 1993: 9).
Wahyu dinamakan al-kitab yang menunjukkan pengertian
bahwa wahyu itu dirangkum dalam bentuk tulisan yang merupakan
kumpulan huruf-huruf dan menggambarkan ucapan (lafadz).
Penamaan wahyu itu dengan al-Qur‟an memberikan pengertian
bahwa wahyu itu tersimpan di dalam dada manusia.
Al-Qur‟an berasal dari kata qira‟ah (bacaan) dan di dalam
kata qira‟ah terkandung makna “agar selalu ingat”. Al-Qur‟an
secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama
pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun
sejak manusia mengenal tulisbaca lima ribu tahun yang lalu yang
dapat menandingi Al-Qur‟an Al-Karim, bacaan sempurna lagi
mulia itu (Quraish, 1999: 3).
Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT
Tuhan Semesta Alam, kepada Rasul dan Nabi-nya yang terakhir
Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril untuk disampaikan
kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti (Inu
Kencana, 1996: 1).
Al-Qur‟an bagaikan miniatur alam raya yang memuat
segala disiplin ilmu pengetahuan, serta merupakan sarana
penyelesaian segala permasalahan sepanjang hidup manusia. AlQur‟an merupakan wahyu Allah yang Maha Agung dan “Bacaan
Mulia” serta dapat dituntut kebenaranya oleh siapa saja.
b. Ibadah ghairu mahdlah
Ibadah ghairu mahdlah merupakan ibadah horizontal
(sosial) yang berhubungan dengan makhluk atau lingkungan. Ibadah
yang merupakan kebaikan dan dilakukan oleh orang muslim yang
ingin mencapai muslim yang sholeh. Seseorang melaksanakan ibadah
atas kesadaran, keinginan dan kebutuhan sendiri atau sukarela (Amin,
2000: 83).
Ibadah yang dilakukan semata-mata hanya karena Allah
SWT dengan menirukan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Namun sebagian ibadah ghairu mahdlah diserahkan kepada manusia
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan seperti: Makan, minum,
Tolong-menolong, Kasih sayang, bersedekah, berdo‟a, berdzikir,
bersholawat, bekerja dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan hanya
untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan jasmani maupun
rohani supaya dapat mengabdi kepada-Nya (Fuad, 2000:8).
Setiap perbuatan atau perkataan yang dilakukan dengan niat
karena Allah itu sudah mengandung nilai ibadah. Dengan demikian,
segala kegiatan dalam kehidupan dapat dijadikan ibadah jika sesuai
dengan peraturan dan dikerjakan karena Allah SWT.
Berdasarkan uraian di atas dijelaskan bahwa ketaatan beribadah
merupakan kepatuhan dan kesetiaan kepada Tuhan untuk menjalankan
dan menjauhi perintah-Nya dengan cara berbagai macam bentuk
ibadah yang dapat dilakukan oleh seseorang seperti ibadah mahdlah
dan ghairu mahdlah.
Semua orang tentunya mengamalkan ibadah, baik yang
khusus maupun yang umum. Dari bentuk-bentuk ibadah yang telah
disampaikan ibadah dapat disimpulkan sebagai bentuk pengabdian
yang dilakukan dengan rendah hati hikmat kepada Allah dengan jalan
mematuhi seruanya dan menjauhi laranganya, segala perbuatan dan
perkataan yang dilakukan dengan niat karena Allah dapat dijadikan
ibadah asalkan sesuai dengan aturan dan dilaksanakan ikhlas karena
Allah, ibadah dapat dilakukan oleh manusia apabila manusia tersebut
mau memanfaatkan segala potensi yang ada untuk beribadah kepada
Allah. Dengan kata lain, ibadah tidak dapat dipisahkan. Antar satu
sama lain ada keterkaitan sebagai hubungan vertikal dan horizontal.
B. Perilaku Sosial
1. Pengertian
Perilaku
adalah
tanggapan
atau
reaksi
individu
rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007:859).
terhadap
Menurut Hasan
Langgulung (1985:19). Sosial berarti berkenaan dengan orang lain atau
masyarakat (Depdiknas, 2007:1085).
Perilaku sosial adalah aktivitas fisik dan psikis seseorang terhadap
orang lain atau sebaliknya sebagai pemenuhan kebutuhan diri atau orang
lain sesuai tuntutan sosial (Hurlock, 1999:362). Siswa adalah pelajar
(murid atau anak didik) atau obyek atau orang yang menerima pendidikan
(Dekdikbud, 1996:6).
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud perilaku sosial
siswa adalah perbuatan dan tingkah laku individu yang muncul dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat.
2. Bentuk-bentuk perilaku sosial
Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
tahan hidup sendiri dan ingin berhubungan dengan orang lain secara
positif. Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang
lain dan perhatian dari seorang ibu untuk memenuhi kebutuhan
biologisnya, makanan, minuman, dan sebagainya (Gerungan, 1996:24).
Manusia
dalam
interaksi
sosialnya
dapat
merealisasiakan
kehidupanya secara individu, karena tanpa timbal balik dalam interaksi
sosial manusia tidak dapat merealisasikan kemungkinan-kemungkinan dan
potensinya sebagai individu. Pada dasarnya pribadi manusia tidak sanggup
hidup sendiri tanpa lingkungan psikis atau rohaninya, manusia
membutuhkan perlindungan dan dorongan dari orang lain atau lingkungan.
Kehidupan manusia memerlukan perilaku sosial yang melekat
dalam dirinya. Perilaku sosial terdiri dari perilaku sosial dalam lingkungan
keluarga dan perilaku sosial dalam lingkungan masyarakat.
a. Lingkungan keluarga
1) Bersikap baik dan menghormati kepada orang tua dan anggota
keluarga lain yaitu, menghargai serta mendengarkan nasehat dan
melaksanakan apa yang diperintahkan.
2) Kasih sayang terhadap orang tua dan anggota keluarga lain yaitu,
membuat rasa aman dan menyenangkan dalam keluarga, karena
dengan rasa kasih sayang akan menimbulkan rasa saling memiliki
antara keluarga satau dan keluarga lainya.
b. Lingkungan masyarakat
1) Rasa kasih sayang terhadap sesama
Bergaul dan berhubungan dengan orang lain dilingkungan keluarga
maupun masyarakat dilakukan dengan kasih sayang, saling
menghormati dan menghargai
2) Menumbuhkan rasa aman terhadap sesama
Menjadikan orang lain berada di dekat kita merasa tentram. Tidak
terdapat ancaman dan kecurigaan terhadap orang lain. Selalu
membuat keadaan yang damai sejahtera
3) Toleransi
Bersikap menerima dan menghargai sesuatu yang bertentangan
atau yang berbeda sperti perbedaan dalam memeluk agama.
4) Menghargai dan menghormati orang lain
Yaitu menghargai dan menghormati orang lain secara wajar, baik
dalam forum formal maupun nonformal. Bertingkah laku yang baik
sehingga tidak mengganggu orang lain.
5) Memiliki rasa tolong-menolong
Sebagai makhluk manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia mau saling
membantu sesamanya, baik dalam lingkungan keluarga maupun
masyarakat
6) Tenggang rasa terhadap sesama
Yaitu bersikap selalu menjaga perasaan orang lain dalam
aktifitasnya sehari-hari (Ahmadi, 2000:34).
7) Mau memberi dan menerima saran
Hidup bermasyarakat tidak selalu sesuai yang diinginkan. Apa
yang menjadi kehendak belum tentu baik dan diterima oleh orang
lain. Saling mengingatkan dan menerima saran dari orang lain akan
membuat suasana lebih harmonis.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial
Setiap
tindakan
dan
perbuatan
ada
faktor-faktor
yang
mempengaruhi dan mendorong manusia untuk melakukan sesuatu. Ada
dua jenis faktor yang mempengaruhi perilaku sosial, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu faktor yang bisa datang dari dalam diri
manusia itu sendiri, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor dari luar atau
pengaruh yang berasal dari luar diri manusia. Dan faktor tersebut dapat
dilihat dari lingkungan di mana seseorang itu hidup.
a. Faktor internal
Faktor internal terdiri dari sikap, instink, motif, kepribadian,
sistem kognitif yang menjelaskan tentang perilaku manusia. Secara
garis besar faktor ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
1) Faktor biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia.
Warisan biologis manusia akan menentukan perilakunya, dapat
diawali dari struktur DNA yang menyimpan seluruh memori
tentang warisan biologis yang diterima dari orang tuanya. Begitu
pula dengan struktur biologis manusia genetika, sistem syaraf dan
sistem hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
Faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang
biasa disebut motif biologis. Yang terpenting dalam motif-motif
biologis ini adalah kebutuhan akan makanan-minuman, istirahat,
kebutuhan seksual, dan kebutuhan memelihara kelangsungan hidup
dari rasa sakit dan bahaya (Jalaludin, 1994:35).
2) Faktor sosiopsikologis
Manusia sebagai makhluk sosial, maka ia memperoleh
beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilaku sosialnya yang
kemudian diklasifikasikan dalam tiga komponen, yaitu komponen
afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif.
a) Komponen afektif meliputi:
1. Motif sosiogenesis
Suatu keinginan mengenai tantang rasa ingin tau, tentang
kompetensi, kebutuhan untuk mencari identitas diri,
kebutuhan untuk pemenuhan diri
2. Sikap
Kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, berpikir, dan
merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi ataupun nilai.
Sikap
bukanlah
suatu
perilaku,
akan
tetapi
suatu
kecenderungan yang akan membentuk perilaku dengan
cara-cara tertentu.
3. Emosi
Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai
oleh gejala-gejala kesadaran, keperilakuan.
b) Komponen kognitif seperti:
Rasa kepercayaan yaitu keyakinan bahwa sesuatu itu benar dan
salah atas dasar bukti, sugesti, pengalaman dan intuisi.
Kepercayaan juga dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan
kepentingan.
c) Komponen konatif seperti:
Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap dan
berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan. Setiap
orang memiliki kebiasaan yang berbeda dalam menanggapi
sesuatu.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dipengaruhi dari luar diri manusia
dan dapat dilihat dari lingkungan seseorang tinggal. Lingkungan
tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu
1) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang bersifat
universal, yaitu terdapat pada masyarakat di dunia atau suatu
sistem sosial yang terbentuk dalam sistem sosial yang lebih besar
(Sudardja, 1988:66-67). Keluarga merupakan satuan sosial yang
sederhana dalam kehidupan manusia. Keluarga memiliki peranan
penting dalam upaya mengembangkan pribadi seorang anak.
Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan
memberikan
pendidikan,
baik
pendidikan
agama
maupun
pendidikan sosial budaya sebagai faktor untuk mempersiapka anak
menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat (Syamsu,
2001:37).
Kehidupan keluarga juga dipandang sebagai lembaga yang
dapat memenuhi kebutuhan manusiawi, kebutuhan tersebut
terutama pada pembentukan kepribadianya serta pengembangan ras
manusia.
2) Lingkungan institusional
Lingkungan institusi ini ikut mempengaruhi perkembangan
perilaku sosial yang dapat berupa institusi formal seperti sekolah
maupun nonformal seperti suatu kumpulan atau organisasi. Sebagai
institusi pendidikan formal sekolah juga ikut memberikan pengaruh
dalam perkembangan kepribadian anak.
Pengaruh di atas meliputi, (1) kurikulum dan anak (2)
hubungan guru dan murid, (3) hubungan antar anak (Y.Singgih D.
Gunarsa, 1981:96). Dari ketiga kelompok pengaruh tersebut secara
umum terdapat unsur-unsur yang mendorong dalam pembentukan
perilaku seperti ketekunan, kedisiplinan, kejujuran, simpati,
sosiabilitas, toleransi, keteladanan, sabar dan keadilan. Pembiasaan
dari perilaku tersebut dapat menjadi sebagian program pendidikan
di sekolah.
3) Lingkungan masyarakat
Setelah menginjak usia sekolah, sebagian waktu dihabiskan
di sekolah dan di masyarakat. Pergaulan di masyarakat kurang
menekankan pada kedisiplinan. Kehidupan dalam bermasyarakat
dibatasi dengan berbagai norma-norma aturan yang didukung oleh
warga. Oleh sebab itu setiap warga berusaha untuk menyesuaikan
sikap dan perilaku dengan norma-norma yang ada.
Lingkungan masyarakat bukanlah merupakan lingkungan
yang mengandung unsur bertanggung jawab, melainkan hanya
merupakan unsur yang mempengaruhi, akan tetapi norma dan tata
nilai yang ada lebih mengikat sifatnya. Terkadang di lingkungan
masyarakat juga memiliki pengaruh besar dalam perkembangan
perilaku sosial baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif
(Barnadib, 1987:117).
4. Perilaku yang menyimpang dalam perilaku sosial
Istilah perilaku menyimpang tidak mempunyai nilai ilmiah.
Anggapan ini berkesimpulan bahwa istilah tersebut bersama dengan istilah
“masalah-masalah sosial” hanya menunjuk pada sejumlah kondisi yang
ditinjau dari segi sistem nilai. Berbagai definisi yang dapat dikemukakan
mengenai perilaku menyimpang maka definisi tersebut adalah tingkah laku
yang menyimpang dari norma-norma sosial (Saparinah, 1977:35).
Menurut Cohen A.K dari bukunya saparinah Sadli, pengertian
perilaku menyimpang secara umum adalah tingkah laku yang melanggar,
bertentangan atau menyimpang dari aturan-aturan normatif, dari
pengertian-pengertian normatif maupun dari harapan-harapan lingkungan
sosial yang bersangkutan (Saparinah, 1977:36).
Perilaku sosial dapat disimpulkan sebagai perbuatan dan tingkah
laku individu yang biasa muncul dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Terjadinya perilaku
sosial dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menimbulkan
perbuatan dan tingkah laku seseorang dalam hidupnya. Perbuatan tersebut
dapat berupa perilaku positif maupun negatif seperti rasa kasih sayang
terhadap sesama, tolong-menolong, tenggang rasa dan lain sebagainya
sesuai yang telah dijelaskan dalam uraian di atas.
C. Hubungan Ketaatan Beribadah Terhadap Perilaku Siswa
Manusia diberikan akal pikiran oleh Allah SWT. Oleh karena itu
manusia disuruh memperhatikan, merenungkan kejadian dirinya, tentang
alam dan lingkungannya, baik binatang ternak, tanaman, bumi, langit, laut,
darat dan alam semesta ini. Manusia disuruh belajar, kemudian mengolah dan
memanfaatkan alam yang telah dirahmatkan Tuhan kepada manusia.
Dijelaskan dalam Pergaulan hidup, hubungan sosial kemasyarakatan,
kehidupan keluarga, saudara, karib kerabat. Keluarga merupakan kelompok
sosial pertama dalam kehidupan manusia di mana ia belajar dan menyatakan
diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan
kelompoknya. Semua yang telah diuraikan dalam interaksi kelompok berlaku
pula bagi interaksi kelompok keluarga, termasuk pembentukan keagamaan
dan ketaatan beribadah dan norma sosial (Ahmadi, 1999: 255).
Manusia dalam kehidupannya sejak dini telah mempelajari hal-hal
yang berada di luar diri mereka. Mereka telah mempelajari dan mengikuti apa
yang dikerjakan dan diajarkan oleh orang lain tentang sesuatu yang
berhubungan dengan agama dalam beribadah. Orang tua mempunyai
pengaruh terhadap anak sesuai dengan prinsip eksplorasi yang dimiliki.
Dengan demikian ketaatan beribadah dalam dirinya merupakan kebiasaan
yang mereka pelajari dari para orang tua maupun guru mereka.
Manusia sebagai seorang hamba mempunyai kewajiban untuk
senantiasa mengabdikan dirinya kepada Allah sebagai penciptanya. Kewajiban
itu dilaksanakan dengan cara mentaati atau mematuhi segala perintah dan
menjauhi larangan-Nya, bentuk ketaatan seorang hamba kepada Allah adalah
dengan menjalankan rangkaian ibadah yang telah diperintahkan sesuai
tuntunan Rosulnya.
Pengertian ibadah adalah pengembangan sifat-sifat Allah pada manusia
untuk menumbuhkan potensi diri yang telah diberikan oleh Allah. Seperti
potensi ilmu pengetahuan, kekuasaan, sosial, kekayaan, penglihatan,
pemikiran dan potensi lainya (Sururin: 242). Dengan demikian tujuan dan
maksud ibadah dalam Islam tidak hanya menyangkut hubungan vertikal atau
Hablumminallah, tetapi juga menyangkut hubungan horizontal yaitu hubungan
manusia dengan manusia lainya dan manusia dengan alam sekitarnya.
Ketaatan beribadah pada siswa sangat erat hubunganya dengan
perilaku sosial siswa. Ketaatan beribadah siswa akan terlihat dari perilakunya
dalam sehari-hari baik di lingkungan masyarakat ataupun lingkungan sekolah.
Begitu juga dengan ibadah, ibadah bukanlah sebagai rangkaian ritual semata
akan tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang dapat membawa manusia
pada ketenangan dan kebahagiaan jiwa.
Hubungan ketaatan beribadah dalam kehidupan yaitu sebagai pemberi
ketenangan, rasa bahagia, terlindungi dan rasa sukses. Ketaatan beribadah juga
sebagai motivasi pada seseorang dalam mendorong untuk melakukan suatu
aktivitas, sebab perbuatan yang dilakukan dengan keyakinan itu mempunyai
unsur kesucian serta ketaatan, motivasi mendorong seseorang untuk berkreasi
berbuat kebajikan maupun berkorban seperti tolong menolong dan sebagainya
(Jalaludin, 2000: 229).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketaatan
beribadah yang dilakukan oleh seorang siswa dapat memberikan motivasi
dalam melakukan suatu perbuatan yang baik. Terdapat pula nila-nilai
keagamaan yang berhubungan positif pada perilaku sosial siswa, apabila
ibadah tersebut dilakukan dengan tata cara yang benar dan sesuai tuntunan
yang diberikan.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Sebelum penulis membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih
dahulu akan kami sajikan beberapa data fakta penting hasil observasi di MTs Satu
Atap Al-Mina Ngawinan, Jetis, Bandungan
A. Gambaran Umum MTs Satu Atap Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan
1. Profil Sekolah Madrasah Al-Mina
Nama Sekolah
: MTs SA Al-Mina
N.SS.
: 121233220040
Alamat
: Jl. Bandungan – Ambarawa KM. 2 Ngawinan Jetis
Kecamatan
: Bandungan
Kabupaten
: Semarang
Provinsi
: Jawa Tengah
Yayasan
: Al-Mina
Status
: Swasta
Tahun Berdiri
: Tahun 2010
Surat Keputusan
: KW.11.4/4/PP.03.2 Tanggal: 29 Juni 2010
Status Tanah
: Milik sendiri
Terletak pada
: Lintas Desa
Kepala sekolah
: Agus Sucipto, S. Pd.
2. Sejarah Singkat Madrasah
41
Madrasah Tsanawiyah Al-Mina Jetis Bandungan adalah salah satu
Madrasah di Kabupaten Semarang yang bernaung di bawah Lembaga
Pendidikan Islam Rifa‟iyah Kabupaten Semarang. Pengelola Madrasah
Tsanawiyah Al-Mina di bawah koordinasi Yayasan Al-Mina yang
diotonomikan kepada pengurus lokal Al-Mina Ngawinan, Jetis,
Bandungan.
MTs SA Al-Mina terletak satu lokasi dengan PAUD, RA dan juga
MI Al-Mina. Namun demikian situasi madrasah sangat kondusif dan
penuh dengan ukhuwah dan kekeluargaan, bahkan saling melengkapi satu
sama lain. Hubungan ukhuwah yang harmonis ini terjalin pada setiap
kegiatan madrasah, misalnya : kegiatan rapat guru, istighosah, peringatan
hari besar, pelepasan siswa, dan lain-lain.
Madrasah Tsanawiyah yang berdiri sejak tanggal 29 Juni 2010 ini
merupakan jenjang dasar pada pendidikan formal di Indonesia setara
dengan Sekolah menengah Pertama (SMP), yang pengelolaannya
dilakukan oleh Kementrian Agama. MTs Al-Mina menempati lokasi
sekolah seluas 3.626 m² dengan luas bangunan 1.101,5 m² yang terdiri
dari 63 m² Ruangan kelas, 84 m² ruang kepala sekolah dan guru , 42 m²
ruang perpustakaan, 72 m² ruang laboratorium, dan lain-lain. Jarak antara
MTs SA Al-Mina dengan pusat kecamatan Bandungan + 2 km sehingga
mudah terjangkau.
Dengan berdirinya MTs Satu Atap Al-Mina Jetis, Bandungan,
maka tujuan yang ingin dicapai madrasah adalah:
a.
Peserta didik lulus UN 100 %
b.
Tertanamnya jiwa dan kedisiplinan
c.
Memiliki keterampilan dalam bidang seni
d.
Peserta didik dapat membaca al- Qur‟an dengan baik dan benar
e.
Tertanamnya pembiasaan akhlakul karimah
f.
Peserta didik terbiasa menghargai dan menghormati sesama warga
(Sumber data: Dokumentasi MTs SA Al-Mina)
Sistem pendidikan yang ada di MTs Satu Atap Al-Mina merupakan
sistem pendidikan yang berbasis kurikulum. Terdapat pula beberapa
kegiatan ekstra kurikuler, seperti karate (bela diri), rebana, tata busana,
dan kegiatan lain yang ada di MTs SA Al-Mina meliputi: Kegiatan
Upacara, berdo‟a dan membaca Asma‟ul Husna sebelum memasuki
kelas, KBM kegiatan Belajar Mengajar, baris-berbaris, olah raga,
pramuka, TIK, salat berjamaah dan dhuha. Adapun prestasi yang pernah
diraih yaitu :
- Juara I lomba Tenis Meja MTs Se karisidenan Semarang
- Juara I lomba Hymne Mars MTs Se Karisidenan Semarang
- Juara II MTQ Putri MTs Se Karisidenan Semarang
- Juara II Cipta Puisi Putri
- Juara II Bola Voly Se Kec. Bandungan
- Juara III Olimpiade Matematika
- Juara III Lomba Pidato B. Arab
- Juara III Lomba Rebana
3. Letak Geografis Madrasah
Hasil pengamatan penulis, Madrasah Tsanawiyah Al-Mina terletak
di Desa Ngawinan, Kelurahan Jetis, Jetis merupakan salah satu kelurahan
di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Untuk menuju ke MTs
Al-Mina sangat terjangkau, letaknya tidak begitu jauh dari jalan raya.
Mengenai pendidikan, Desa Jetis juga sangat strategis dalam bidang
pendidikan. Selain MTs Al-Mina, juga ada lembaga pendidikan
diantaranya : Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al-Mina, Raudlatul
Atfal (RA) / Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Mina, dan Madrasah ibtidaiyah
(MI) Al-Mina. Lembaga pendidikan ini terletak di salah satu daerah yang
sekitarnya merupakan daerah agamis sehingga merupakan dukungan yang
positif bagi perkembangan madrasah di masa mendatang hal demikian
sangat membantu masyarakat di sekitar lembaga pendidikan tersebut.
Desa Jetis merupakan salah satu dari 10 kelurahan di Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang yang mempunyai batas wilayah :
Sebelah barat
: Kelurahan Bandungan, Kec. Bandungan
Sebelah utara
: Kelurahan Jimbaran, Kec. Bandungan
Sebelah timur
: Kelurahan Baran, Kec. Ambarawa
Sebelah selatan
: Kelurahan Pasekan, kec. Bandungan
4. Visi dan Misi Madrasah
Visi :
“Unggul dalam berprestasi belajar dan beribadah menuju pribadi
berakhlakul karimah”.
Misi :
“Menyenggarakan sistem pendidikan Isalam terpadu yang melahirkan
generasi yang cerdas berakidah, beribadah dan berakhlakul karimah”.
5. Struktur Organisasi
Kepala Sekolah
Agus Sucipto, S.
Pd
Wakil
Unit Perpus
Anik koidatun
farida, S. H.I
Dra. Nurul Jamil
Tata Usaha
Arina Manasikana,
S. Pd.
6. Sarana dan Prasarana Madrasah
Tabel I
Tabel Daftar Sarana dan Prasarana MTs Satu Atap Al-Mina
Ngawinan Jetis Bandungan
NO
Jenis
Jumlah Ruang
1
Ruang Kelas
4
2
Perpustakaan
1
3
Kantor Guru
1
4
Ruang Kepala
1
5
Lab. Komputer
1
6
Kantor / TU
1
7
Kamar Mndi/WC
2
8
Ruang UKS
1
9
Ruang ketrampilan
1
10
Lab. IPA
1
11
Ruang konseling
1
12
Ruang osis
1
Sumber data : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Al-Mina
7. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Tabel II
Tabel Daftar Keadaan Guru MTs Satu Atap Al-Mina Ngawinan
Jetis Bandungan
NO
Nama
L/
Jabatan
P
1
Agus Sucipto, S. Pd.
L
Kepala MTs
2
Dra. Nurul Jamil
P
Waka kurikulum
3
Beny Awang Saptono
L
Waka Kesiswaan
4
Khotim Sulistya, S. Hum
P
Waka Sarpras
5
Anik Koidatun farida, S. H.I
P
Koordinator perpustakaan
P
Koordinator
6
Peni Handayani, S. Pd.
Lap. Komputer
P
7
Koordinator
Tri Haryani, S. Pd.
Lap. IPA
8
Adi Triyanto, S. Sn.
L
Koordinator Ketrampilan
9
Nikma Lailatul Q. S. Sn.
P
BK
10
M. Zaenuri, S. Pd. I.
L
Guru
11
M. Ahrom Nurrohim
L
Guru
12
Arina Manasikana, S. Pd
P
Guru
13
Sri Puji Wuryantini, S. Pd
P
Guru
14
Ruri Ambarwati
P
Guru
15
Nachihati
P
Guru
Sumber data: Profil Madrasah Satu Atap Al-Mina
b. Keadaan Siswa
Tabel III
Tabel Daftar Keadaan Siswa MTs Satu Atap Al-Mina Ngawinan
Jetis Bandungan
Jumlah
NO
Kelas
Total
Laki-laki
perempuan
1
VII
27
18
45
2
VIII
10
19
29
3
IX
8
4
12
Sumber data : Profil Madrasah Satu Atap Al-Mina
B. Penyajian Data Penelitian
1. Daftar Nama Responden
Adapun daftar nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel IV
Tabel Daftar Nama Responden MTs Satu Atap Al-Mina Ngawinan
Jetis Bandungan
Jenis kelamin
NO
NAMA
Kelas
L
P
1
Agel Febriyanto
L
VIII
2
Alifiyan Yasin
L
VIII
3
Anggita Puji Astuti
4
Arriya Rizky Alamsyah
5
Cholifah Alim Auliyah
P
VIII
6
Dientya Erina Aufiari Pramais Sila
P
VIII
7
Dita Purnama Ningtias
P
VIII
8
Ety Kusniawati
P
VIII
9
Hawin Alfina Chija
P
VIII
10
Luthfiatul Khoriyah
P
VIII
11
Muhammad Anas Ulil Albab
L
VIII
12
Muhammad Arya Permana
L
VIII
13
Nanda Latifah Chumaeroh
P
VIII
14
Nikma Lailatul Mafiroh
P
VIII
15
Nur Aeni
P
VIII
16
Nur Aini
P
VIII
17
Nur Hervianto
P
L
L
VIII
VIII
VIII
18
Okta Nur Fardayani
P
VIII
19
Putri Oktafiani
P
VIII
20
Sabiyatul Husna
P
VIII
21
Sefia Fitriani
P
VIII
22
Septi Normustafida
P
VIII
23
Silva Hati Nurani
P
VIII
24
Sry Mellyzavera Mei Agustina
P
VIII
25
Wahyu Bagus Sedyanto
L
VIII
26
Wahyu Puji Lestari
L
VIII
27
Waskito
L
VIII
28
Yoga Ragil Saputra
L
VIII
29
Rizky Enggar Jati
30
Afi Rizza Ramadzon
L
IX
31
Ahmad Khusni Mubaroq
L
IX
32
Danaufis
L
IX
33
Eka Arif Rizki
34
Muchamad Anwar Rifa'i
L
IX
35
Mukhammad Aviv Mustaghfirin
L
IX
36
Mukhammad Koiruttamami
L
IX
37
Muna Afifah
P
P
P
VIII
IX
IX
38
Siti Muzalifah
P
IX
39
Tri Sarwono
L
IX
40
Viga Desvala Firmansyach
L
IX
41
Vira Fanani
P
IX
2. Hasil Angket
a. Ketaatan beribadah
Adapun data hasil jawaban dari angket tentang ketaatan
beribadah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V
Jawaban Angket Tentang ketaatan Beribadah di MTs Satu AlMina Jetis Bandungan
No
Jawaban soal
Nama
Responden
Jumlah
A
B
C
1.
AF
4
7
4
15
2.
AY
5
5
5
15
3.
APA
4
6
5
15
4.
ARA
3
9
3
15
5.
CAA
4
6
5
15
6.
DEA
5
7
3
15
7.
DPN
3
10
2
15
8.
EK
4
5
6
15
9.
HAC
4
6
5
15
10.
LK
6
6
4
15
11.
MAU
9
4
2
15
12.
MAP
3
8
4
15
13.
NLC
4
9
2
15
14.
NLM
3
9
3
15
15.
N A.1
5
9
1
15
16.
N A.2
8
3
4
15
17.
NH
8
4
3
15
18.
ONF
4
10
1
15
19.
PO
8
5
2
15
20.
SH
8
7
-
15
21.
SF
3
7
5
15
22.
SN
4
8
3
15
23.
SHN
4
7
4
15
24.
SMM
6
8
1
15
25.
WBS
3
6
6
15
26.
WPL
3
8
4
15
27.
W
3
9
3
15
28.
YGS
4
8
3
15
29.
REJ
5
7
3
15
30.
ARR
6
8
1
15
31.
AKM
8
6
1
15
32.
D
4
8
3
15
33.
EAR
4
10
1
15
34.
MAR
6
6
3
15
35.
MAM
6
7
2
15
36.
MK
6
8
1
15
37.
MA
6
8
1
15
38.
SM
4
10
1
15
39.
TS
6
7
2
15
40.
VDF
7
6
2
15
41.
VF
6
8
1
15
206
294
115
615
Jumlah
b. Perilaku sosial siswa
Adapun hasil jawaban dari angket tentang data perilaku
sosial siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel VI
Jawaban Angket Tentang Perilaku Sosial Siswa di MTs Satu
Atap Al-Mina Jetis Bandungan
No
Jawaban soal
Nama
Responden
Jumlah
A
B
C
1.
AF
3
12
-
15
2.
AY
6
7
2
15
3.
APA
11
2
2
15
4.
ARA
7
8
-
15
5.
CAA
2
11
2
15
6.
DEA
5
10
-
15
7.
DPN
6
6
3
15
8.
EK
11
4
-
15
9.
HAC
3
12
-
15
10.
LK
6
7
2
15
11.
MAU
9
6
-
15
12.
MAP
3
11
1
15
13.
NLC
5
9
1
15
14.
NLM
-
15
-
15
15.
N A.1
13
2
-
15
16.
N A.2
7
6
2
15
17.
NH
9
6
-
15
18.
ONF
10
5
-
15
19.
PO
13
2
-
15
20.
SH
11
4
-
15
21.
SF
1
12
2
15
22.
SN
7
8
-
15
23.
SHN
7
7
1
15
24.
SMM
9
5
1
15
25.
WBS
3
10
2
15
26.
WPL
4
11
-
15
27.
W
8
7
-
15
28.
YGS
11
4
-
15
29.
REJ
13
2
-
15
30.
ARR
10
5
-
15
31.
AKM
9
6
-
15
32.
D
1
13
1
15
33.
EAR
3
12
-
15
34.
MAR
9
6
-
15
35.
MAM
8
7
-
15
36.
MK
3
11
1
15
37.
MA
4
8
3
15
38.
SM
3
12
-
15
39.
TS
5
7
3
15
40.
VDF
7
8
-
15
41.
VF
8
7
-
15
273
313
29
615
Jumlah
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya penulis menganalisis
data tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari
pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab-bab sebelumnya, untuk
memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap untuk menganalisis data
tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang akan diteliti, adapun
tahap-tahap tersebut sebagai berikut:
A. Analisis Data
Setelah melakukan penggalian data, maka
selanjutnya adalah
melakukan analisis data tiap variabel. Adapun analisisnya adalah senagai
berikut:
1. Analisis Ketaatan Beribadah di MTs Satu Atap Al-Mina Jetis Bandungan
Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang
terdiri dari 15 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan
disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban A, memiliki nilai bobot 3
b. Alternatif jawaban B, memiliki nilai bobot 2
c. Alternatif jawaban C, memiliki nilai bobot 1
Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang
diperoleh dari hasil angket untuk ketaatan beribadah, nilai yang diperoleh
kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat ketaatan
beribadah di MTs Satu Atap Al-Mina Jetis Bandungan.
54
Tabel VII
Ketaatan Beribadah di MTs
Satu Atap Al-Mina Jetis Bandungan
Alternatif Jawab
Total Nilai
Item
Jawaban Tiap Item
No
Responden
Total
Nilai
A
B
C
3
2
1
1
4
7
4
12
14
4
30
2
5
5
5
15
10
5
30
3
4
6
5
12
12
5
29
4
3
9
3
9
18
3
30
5
4
6
5
12
12
5
29
6
5
7
3
15
14
3
32
7
3
10
2
9
20
2
31
8
4
5
6
12
10
6
28
9
4
6
5
12
12
5
29
10
6
6
4
18
12
4
34
11
9
4
2
27
8
2
37
12
3
8
4
9
16
4
29
13
4
9
2
12
18
2
32
14
3
9
3
9
18
3
30
15
5
9
1
15
18
1
34
16
8
3
4
24
6
4
34
17
8
4
3
24
8
3
35
18
4
10
1
12
20
1
33
19
8
5
2
24
10
2
36
20
8
7
-
24
14
-
38
21
3
7
5
9
14
5
28
22
4
8
3
12
16
3
31
23
4
7
4
12
14
4
30
24
6
8
1
18
16
1
35
25
3
6
6
9
12
6
27
26
3
8
4
9
16
4
29
27
3
9
3
9
18
3
30
28
4
8
3
12
16
3
31
29
5
7
3
15
14
3
32
30
6
8
1
18
16
1
35
31
8
6
1
24
12
1
37
32
4
8
3
12
16
3
31
33
4
10
1
12
20
1
33
34
6
6
3
18
12
3
33
35
6
7
2
18
14
2
34
36
6
8
1
18
16
1
35
37
6
8
1
18
16
1
35
38
4
10
1
12
20
1
33
39
6
7
2
18
14
2
34
40
7
6
2
21
12
2
35
41
6
8
1
18
16
1
35
618
590
115
1323
Jumlah
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor
ketaatan beribadah, peneliti mencari dengan menggunakan rumus
prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Keterangan:
P = prosentase
F = frekuensi
N = jumlah responden
Tabel VIII
Tabel Frekuensi
Tentang Ketaatan Beribadah
skor
Prosentase
Komulatif
(%)
prosent
frekuensi
F.x
27
1
2,439
2,439
27
28
2
4,878
7,317
56
29
5
12,195
19,512
145
30
6
14,634
34,146
180
31
4
9,756
43,902
124
32
3
7,317
51,219
96
33
4
9,756
60,975
132
34
5
12,195
73,17
170
35
7
17,073
90,243
245
36
1
2,439
92,682
36
37
2
4,878
97,56
74
38
1
2,440
100
38
Jumlah
41
100
1323
Kemudian di hitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut:
M 
f x 
N
M = 1323
41
M = 32,26
Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan nilai mean yang
didapat, peneliti memmbuat nilai kategori dengan cara dan langkah
sebagai berikut:
i
=R
K
Keterangan :
I
: Interval
R
: Range
K
: Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus :
R
=H–L+1
H
= Jumlah item X skor tertinggi, a = 3
= 15 X 3
= 45
L
= Jumlah item X skor terendah, c = 1
= 15 X 1
= 15
Jadi,
R
=H–L+1
R
= 45 – 15 + 1
R
= 31
i
= 31
3
i
= 10,33
dari hasil di atas diperoleh nilai 10, 33 sehingga kelipatan yang bisa di
ambil adalah kelipatan 10, sehingga untuk mengkategorikanya dapat
diperoleh interval sebagai berikut :
Tabel IX
Nilai Interval
Ketaatan Beribadah
No.
Interval
Kategori
Kode
1
37- 41
Tinggi
A
2
26 - 36
Sedang
B
3
15 - 25
Rendah
C
Hasil di atas menunjukkan mean dengan hasil 32,26 jadi tingkat
ketaatan beribadah di MTs Satu Atap Al-Mina adalah Sedang.
2. Perilaku Sosial Siswa
Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri
dari 15 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan
alternatif dengan rincian bobot sebagai berikut :
a. Alternatif jawaba A, memiliki nilai bobot 3
b. Alternatif jawaban B, memiliki nilai bobot 2
c. Alternatif jawaban C, memiliki nilai bobot 1
Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang
diperoleh dari hasil angket perilaku sosial, nilai yang diperoleh kemudian
diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat ketaatan beribadah
dengan perilaku sosial siswa di MTs Satu Atap Al-Mina Desa Jetis.
Tabel X
Perilaku Sosial Siswa di MTs
Satu Atap Al-Mina Jetis Bandungan
No
responden
Alternatif
Total Nilai
Jawaban Item
Jawaban Tiap Item
Total
Nilai
A
B
C
3
2
1
1
3
12
-
9
24
-
33
2
6
7
2
18
14
2
34
3
11
2
2
33
4
2
39
4
7
8
-
21
16
-
37
5
2
11
2
6
22
2
30
6
5
10
-
15
20
-
35
7
6
6
3
18
12
3
33
8
11
4
-
33
8
-
41
9
3
12
-
9
24
-
33
10
6
7
2
18
14
2
34
11
9
6
-
27
12
-
39
12
3
11
1
9
22
1
32
13
5
9
1
15
18
1
34
14
-
15
-
-
30
-
30
15
13
2
-
39
4
-
43
16
7
6
2
21
12
2
35
17
9
6
-
27
12
-
39
18
10
5
-
30
10
-
40
19
13
2
-
39
4
-
43
20
11
4
-
33
8
-
41
21
1
12
2
3
24
2
29
22
7
8
-
21
16
-
37
23
7
7
1
21
14
1
36
24
9
5
1
27
10
1
38
25
3
10
2
9
20
2
31
26
4
11
-
12
22
-
34
27
8
7
-
24
14
-
38
28
11
4
-
33
8
-
41
29
13
2
-
39
4
-
43
30
10
5
-
30
10
-
40
31
9
6
-
27
12
-
39
32
1
13
1
3
26
1
30
33
3
12
-
9
22
-
31
34
9
6
-
27
12
-
39
35
8
7
-
24
14
-
38
36
3
11
1
9
22
1
32
37
4
8
3
12
16
3
31
38
3
12
-
9
24
-
33
39
5
7
3
15
14
3
32
40
7
8
-
21
16
-
37
41
8
7
-
24
14
-
38
819
624
29
1472
Jumlah
Tabel XI
Tabel Frekuensi
Perilaku Sosial Siswa
Skor
Prosentase
Komulatif
(%)
Prosent
Frekuensi
F.x
29
1
2,439
2, 439
29
30
3
7,317
9,756
90
31
3
7,317
17,073
93
32
3
7,317
24,39
96
33
4
9,756
34,146
132
34
4
9,756
43,902
136
35
2
4,878
48,78
70
36
1
2,439
51,219
36
37
3
7,317
58,536
111
38
4
9,756
68,292
152
39
5
12,195
80,487
195
40
2
4,878
85,365
80
41
3
7,317
92,682
123
43
3
7,318
100
129
Jumlah
41
100
1472
Kemudian di hitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut:
M
=∑
N
M
= 1472
41
M
= 35, 90
Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan nilai mean yang
didapat, peneliti membuat nilai kategori dengan cara dan langkah sebagai
berikut :
i
=
R
K
Keterangan :
I
: Interval
R
: Range
K
: Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus :
R
= H – L +1
H
= Jumlah item X skor tertinggi, a = 3
= 15 X 3
= 45
L
= Jumlah item X skor terendah, c = 1
= 15 X 1
= 15
Jadi, R
=H–L+1
R
= 45 – 15 +1
R
= 31
i
= 31
3
i
= 10,33
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 10,33 sehingga interval yang
diambil bisa kelipatan 10, sehingga untuk mengkategorikannya dapat
diperoleh interval sebagai berikut :
Tabel XII
Nilai Interval
Perilaku Sosial Siswa
No
Interval
Kategori
Kode
1
37 – 43
Tinggi
A
2
26 - 36
Sedang
B
3
15 - 25
Rendah
C
Hasil di atas menunjukkan mean dengan hasil 35,90 dari perilaku
sosial siswa MTs Satu Atap Al-Mina adalah sedang.
B. Analisis Kedua
1. Mencari korelasi antara ketaatan beribadah dengan perilaku sosial di MTs
Satu Atap Al-Mina Jetis Bandungan.
Dalam analisis kedua ini penulis akan menganalisis tentang
hubungan antara ketaatan beribadah dengan perilaku sosial akan
dikorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi, dimana ketaatan
beribadah sebagai variabel X dan perilaku sosial sebagai variabel Y.
Tabel XIII
Tabel pembantu analisis product moment
No
X
Y
X2
Y2
XY
1
30
33
900
1089
990
2
30
34
900
1156
1020
3
29
39
841
1521
1131
4
30
37
900
1369
1110
5
29
30
841
900
870
6
32
35
1024
1225
1120
7
31
33
961
1089
1023
8
28
41
784
1681
1148
9
29
33
841
1089
957
10
34
34
1156
1156
1156
11
37
39
1369
1521
1443
12
29
32
841
1024
928
13
32
34
1024
1156
1088
14
30
30
900
900
900
15
34
43
1156
1849
1462
16
34
35
1156
1225
1190
17
35
39
1225
1521
1365
18
33
40
1089
1600
1320
19
36
43
1296
1849
1548
20
38
41
1444
1681
1558
21
28
29
784
841
812
22
31
37
961
1369
1147
23
30
36
900
1296
1080
24
35
38
1225
1444
1330
25
27
31
729
961
837
26
29
34
841
1156
986
27
30
38
900
1444
1140
28
31
41
961
1681
1271
29
32
43
1024
1849
1376
30
35
40
1225
1600
1400
31
37
39
1369
1521
1443
32
31
30
961
900
930
33
33
31
1089
961
1023
34
33
39
1089
1521
1287
35
34
38
1156
1444
1292
36
35
32
1225
1024
1120
37
35
31
1225
961
1085
38
33
33
1089
1089
1089
39
34
32
1156
1024
1088
40
35
37
1225
1369
1295
41
35
38
1225
1444
1330
∑
1323
1472
43007
53500
47688
Dari tabel tersebut dapat diketahui keterangan sebagai berikut:
N
= 41
∑X
= 1323
∑Y
= 1472
∑ X2 = 43007
∑ Y2 = 53500
∑ X Y = 47688
Dalam melakukan analisis tentang hubungan ketaatan beribadah
dengan perilaku sosial siswa di MTs Satu Atap Al-Mina Desa Jetis
Kecamatan Bandungan, penulis menggunakan rumus product moment.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
rxy 
 XY 
 X  Y 
N
2
2



  X 2   X   Y 2   Y   

N 
N  

47688 – 47498,92
rxy= √({43007 – 42690,95}{53500 – 52848,39
rxy = 189,08
√{316,05}{651,61}
rxy
=
189,08
453,8
rxy = 0,4
C. Pembahasan
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment
dan diperoleh rxy sebesar 0,4 kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut
diadakan tes signifikasi, yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment
dengan N = 41 pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai 0,308. Dengan ini
dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,4 > rxy tabel sebesar 0,308, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif atau hipotesis di terima
dalam artian ketaatan beribadah memiliki hubungan yang positif terhadap
perilaku sosial siswa di MTs Satu Atap Al-Mina Dusun Ngawinan, Desa
Jetis, Kecamatan Bandungan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ketaatan beribadah di MTs Satu Atap Al-Mina Jetis Bandungan
menunjukkan nilai mean pada angka 32,26, tergolong pada kategori
sedang (B).
2. Perilaku sosial di Mts Satu Atap Al-Mina Jetis Bandunagan menunjukkan
nilai mean pada angka 35,90, tergolong pada kategori sedang (B).
3. Ada hubungan antara ketaatan beribadah terhadap perilaku sosial siswa di
MTs Satu Atap Al-Mina Jetis Bandungan. Hal ini terbukti dengan
koefisien korelasi product moment dari hasil rxy hitung sebesar 0,4
sedangkan rxy tabel 0,308 product moment pada taraf signifikansi 5% =
dengan N= 41.
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima, dengan kata
lain ada hubungan yang signifikan antara ketaatan beribadah dengan perilaku
sosial siswa di MTs Satu Atap Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan
menunjukan rxy hitung > rxy tabel.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian,
maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Mendorong siswa-siswanya agar lebih giat lagi dalam melaksanakan
ibadah. Meningkatkan kinerja guru dalam memberikan bimbingan dan
pengajaran kepada anak didik dengan sabaik-baiknya.
2. Bagi Guru
Dengan selalu memberikan bimbingan, nasehat dan teladan yang baik akan
menjadikan siswa menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak
mulia, berilmu, mandiri serta tanggung jawab.
3. Bagi Siswa
Kepada para siswa selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan yang
sedang berlangsung dengan meningkatkan belajar agama dan mengetahui
nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu agama.
C. Penutup
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad taufiq
dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
dalam penulisan skripsi ini tanpa halangan yang berarti.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat
kekurangan maupun maupun kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat
berharap saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan dan kelengkapan penulisan skripsi selanjutnya.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian yang
lebih lanjut dan dapat membawa manfaat khususnya bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.dkk.1999. Psikologi Sosial,Jakarta: PT. RinekaCipta.
______________. 2000. Psikologi Sosial, Jakarta: PT. Rineke Cipta.
Al-asqalani, Ibnu Hajar. 2008. Fathul Barri, Terjemah. Amiruddin, Jilid
XXIII, Jakarta: Pustaka Azzam.
Ancok.dkk. 2005. Psikologi Islam: solusi Islam atas Problem-problem
Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
As-Shalih , Subhi. 1993. Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur‟an, Jakarta: Pustaka
Firdaus.
Departemen Agama RI. 1995. Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Gerungan. 1996. Psikologi Sosial,Bandung: PT. Eresco.
Hasbi, Fuad.2000. Kuliah Ibadah,Semarang : Pustaka Rizki Putra.
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research, yogyakarta: Andi Offset.
Hurlock, Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan, Erlangga.
Jalaludin, 2000. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kencana, Inu Syafiie.1996.Alqur‟an dan Ilmu Politik. Jakarta: Rineka Cipta.
Langgulung, Hasan. 1985. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam,
Bandung: Al-Ma‟arif.
Muhyiddin, Asep. 2006. Salat Bukan Sekedar Ritual, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nata, Abudin. 2010. Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Qardhawi, Yusuf. 2006. Fiqih Puasa, Solo: Era Intermedia.
Rahim, Aunur Faqih. dkk.1998. Ibadah dan Akhlak dalam Islam, Yogyakarta:
UII Pres Indonesia.
Rakhmat, Jalaludin. 1994. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Rasjid, Sulaiman. 2000. Fikih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sadli, Saparinah. 1977. Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Sosial, Jakarta:
Bulan Bintang.
Shihab, Quraish. 1999. Wawasan Alqur‟an, Bandung: Mizan.
Sugiyono. 20011. Metodologi Penelitian Kuantitatif- Kualitatif R&D,
Bandung: Alfa Beta.
Sururin. 2004. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Grafindo, Persada.
Syukur, Amin. 2000. Pengantar Studi Islam, Semarang: Bima Sejati.
Yunus, Mahmud. 1996. Kamus Arab Indonesia, Departemen Agama.
Yusuf, Syamsu. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Download