Slide 1 - Blog UNPAD

advertisement
Menyusuri Seribu Kuil di Chiang Mai
Kalau Anda menyukai hawa yang sejuk, Chiang Mai adalah tempat yang tepat untuk Anda! Selain udaranya yang nyaman, kota ini menyimpan sejuta pesona yang siap
dieksplorasi.
Chiang Mai adalah kota di Thailand yang paling banyak memiliki kuil Buddha. Hampir di setiap sudut kota ini, Anda dengan mudah akan menemukan tempat peribadatan
umat Buddha tersebut. Belum lagi kekayaan kulinernya, pusat belanja murah, serta indahnya panorama Chiang Mai yang dikelilingi pegunungan. Tak salah lagi, kota ini adalah
salah satu tujuan wisata paling menarik di utara Thailand.
Chiang Mai terletak sekitar 700 kilometer di utara kota Bangkok. Setiap hari ada beberapa kereta api yang melayani jurusan ke Chiang Mai dari stasiun Hualamphong,
Bangkok. Selain itu, bus antarkota yang melayani trayek ke Chiang Mai berangkat dengan frekuensi yang cukup sering. Kalau ingin menggunakan pesawat terbang, Chiang Mai
bisa dicapai dengan penerbangan langsung dari Bangkok, Phuket, Singapura dan Kuala Lumpur.
Dibandingkan Phuket dan Pattaya yang berada di bagian selatan Thailand, Chiang Mai jauh lebih tepat dijadikan tujuan wisata budaya bersama keluarga. Suasananya terasa
bersahabat, menawarkan keindahan alam serta budayanya yang unik. Namun entah mengapa, Chiang Mai tidak terlalu populer di kalangan wisatawan Asia. Kota ini sudah
lama menjadi tujuan favorit backpacker dari Eropa dan Amerika Utara. Tetapi wisatawan dari Cina dan India yang biasanya memadati kota Bangkok, malah jarang terlihat di
Chiang Mai.
Riwayat Chiang Mai bermula lebih dari 700 tahun lalu ketika Raja Mengrai mendirikan kota ini pada 1296 sebagai ibukota kerajaan Lanna. Wilayah kota tua Chiang Mai
dikelilingi oleh tembok tinggi dan kanal-kanal. Saat ini hanya sebagian kecil saja tembok kota itu yang masih utuh. Wilayah kota tua yang berada di dalam tembok ini
menyimpan pesona paling unik yang dimiliki Chiang Mai.
Jika kita melihat peta kota Chiang Mai, kawasan kota tua yang dikelilingi tembok berada di bagian tengah kota itu. Kalau diamati lebih teliti lagi, titik pusat kota Chiang Mai
adalah Wat Chedi Luang, yakni sebuah kompleks kuil Buddha yang bisa diibaratkan sebagai nol kilometernya Chiang Mai. Fakta ini sungguh menarik. Kota Chiang Mai yang
sudah tergolong metropolitan itu ternyata bersumbu di sebuah kuil Buddha. Ini menunjukkan bahwa agama Buddha sudah menjadi bagian yang lekat dengan kehidupan
masyarakat Chiang Mai sejak berabad-abad lalu.
Pagoda utama di kompleks Wat Chedi Luang memiliki ketinggian 85 meter, pernah menjadi bangunan tertinggi di Chiang Mai selama lebih dari 500 tahun. Akibat gempa
bumi, pagoda ini sempat runtuh namun sekarang sudah direstorasi. Hal unik lainnya dari Wat Chedi Luang adalah koleksi patung liling yang tersimpan di salah satu bangunan
dalam kompleks kuil. Patung lilin itu berupa figur seorang biksu yang pernah mengabdi di Wat Chedi Luang. Sekilas, patung lilin ini sangat mirip dengan manusia asli.
Masyarakat lokal sering berdoa di depannya dengan membawa berbagai macam sesaji.
Tidak jauh dari Wat Chedi Luang, terdapat kompleks kuil lain yang tak kalah menarik. Kuil atau vihara itu disebut Wat Pan Thao. Berbeda dengan kuil-kuil lain yang biasanya
didominasi warna emas, bangunan Wat Pan Thao terbuat dari kayu jati yang menampakkan warna aslinya. Bagian dalam kuil ini dihiasi dengan patung-patung Buddha serta
sejumlah barang-barang keramik kuno.
Belum ke Chiang Mai namanya kalau Anda tidak mengunjungi Wat Doi Suthep, yakni kompleks kuil yang terletak di perbukitan, sekitar 15 kilometer dari pusat kota Chiang
Mai. Konon, kuil ini menyimpan relik suci berupa tulang Sang Buddha. Wat Doi Suthep ini dianggap sangat suci oleh umat Buddha. Peziarah yang datang tidak hanya dari
Thailand, tetapi juga dari negara-negara tetangga seperti Burma dan Laos.
Meskipun masih aktif digunakan sebagai tempat berdoa, Wat Doi Suthep terbuka untuk umum. Bukan hanya untuk penganut Buddha saja. Di Wat Doi Suthep, kita bisa
menyaksikan panorama kota Chiang Mai dari ketinggian. Pemandangan paling menarik adalah pesawat yang lepas landas maupun yang hendak mendarat di Bandara Chiang
Mai. Semuanya bisa disaksikan dari ketinggian bukit Doi Suthep!
Kalau punya cukup waktu, tak ada salahnya mengunjungi Bhuping Palace yang merupakan istana musim panas keluarga kerajaan Thailand. Kalau Raja Bhumibol dan
keluarganya sedang tidak berada di istana ini, Bhuping Palace dibuka untuk umum. Kalau Anda beruntung bisa datang di musim semi atau musim panas, Anda bisa turut
menikmati kebun bunga Raja Bhumibol yang sangat luas di halaman istana. Kompleks istana ini dibangun pada 1961, jadi bangunannya memang belum begitu tua. Hal unik
lainnya yang bisa disaksikan pengunjung adalah pohon bambu terbesar di dunia. Lokasi pohon bambu ini berada di lereng bukit, jadi butuh tenaga ekstra untuk melihatnya.
Siapa bilang tempat belanja murah cuma ada di Bangkok? Chiang Mai punya Sunday Market dan Night Bazaar yang tak kalah meriahnya dengan pusat belanja di Bangkok.
Kalau berkunjung ke Sunday Market, Anda hanya akan menemui produk-produk kerajinan asli Thailand. Bukan barang impor dari Cina seperti yang biasa dijumpai di tempattempat lainnya. Karena barang asli Thailand, desainnya sangat unik dan sulit ditemukan di tempat lain. Sunday Market di Chiang sangat tepat dijadikan tempat belanja oleholeh.
Sebelum meninggalkan Chiang Mai, jangan sampai lupa untuk mencicipi Khao Soi, yakni makanan khas daerah ini. Khao soi ini adalah mi kuning yang disajikan bersama kuah
kari pedas. Sebagai pelengkap, khao soi biasanya disantap bersama acar dan sea food. Citarasanya sangat unik dan khas. Patut dicoba!
Download