Sukacita kita dalam doa Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. (John 16:24) Sukacita dalam melayani Allah dan sesama merupakan suatu perwujudan nyata: sesuatu yang spontan, bahkan tidak menarik yang memperlihatkan cinta kita sebenarnya. (Fransiskus De Sales) Setiap orang yang telah berjumpa dengan Tuhan dan mengikuti-Nya dengan penuh kesetiaan, ia adalah pembawa sukacita Roh Kudus. (Paus Fransiskus) Suatu kekuatan yang besar dalam persekutuan kita, terletak dalam doa bersama. (Konstitusi Frater CMM I, 253) BERSUKACITALAH! Desember 2015 1 Pertanyaan-pertanyaan untuk refleksi dan / atau sharing Pertanyaan-pertanyaan diawali dengan kutipan singkat mengenai doa, bersumber dari renungan Paus Fransiskus. Renungan selengkapnya terdapat pada bagian kedua dari refleksi ini. Marilah kita memuji Tuhan “Umumnya kita melakukan doa dengan sungguh baik, ketika kita meminta sesuatu atau ketika kita menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kita kepada Tuhan; hal yang kurang lazim bagi kita adalah melakukan doa pujian kepada Tuhan.” 1. Menurut Paus Fransiskus, bahwa banyak orang tidak terbiasa berdoa doa pujian kepada Allah. Memperhatikan bagian dimana saudara memberikan tempat untuk memuji Allah baik dalam doa komunitas maupun dalam doa pribadi: bagaimana Anda secara konkret mempraktekkan doa pujian itu? “Kita tentu merasa lebih bersemangat dalam melakukan doa pujian apabila kita mengingat segala hal yang telah dilakukan Allah dalam hidup kita…” 2. 2 Memperhatikan anjuran Paus Fransiskus dan merefleksikan begitu banyak hal yang dilakukan Allah dalam hidup kita: Lukiskanlah semuanya itu dengan menulis sebuah doa pribadi! BERSUKACITALAH! Desember 2015 Dalam hadirat Allah “Allah membungkuk, sama seperti seorang ayah yang tunduk membantu anaknya berjalan.” 3. Apakah Anda memahami gambaran tersebut yang dipakai Paus Fransiskus? Merefleksikan suasana dimana Anda mengalami bahwa Allah sungguh dekat seperti seorang ayah yang membantu Anda. Dapatkah Anda ceritakan lebih jauh sehubungan dengan itu? “Merefleksikan kata-kata selalu tinggal ‘dalam hadirat Allah’ memberi kita sukacita dan keselamatan. Ini adalah keselamatan kekal yang disampaikan Allah melalui nabi Yesaya (Yes. 49:15), yang mengatakan apakah ada yang meragukan cinta dan kasih sayang-Nya: ‘Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau’.” 4. Paus Fransiskus berbicara tentang Allah yang berbelaskasih. Ia memberi dua gambaran: ‘tinggal dalam hadirat Allah’ dan (bdk. Yes. 49:15) ‘Allah memperhatikan kita sebagaimana seorang ibu memperhatikan anak-anaknya’. Apakah Anda sungguh memahami gambaran-gambaran tersebut? Merefleksikan suasana dimana Anda mengalami bahwa Allah sungguh dekat sebagaimana seorang ibu dengan penuh belas kasih memperhatikan Anda. Dapatkah Anda ceritakan lebih jauh sehubungan dengan ini? BERSUKACITALAH! Desember 2015 3 Laudate Omnes Gentes J. Berthier © Atelier et Presses de Taizé 71250 Taizé Fr. 4 BERSUKACITALAH! Desember 2015 Pertanyaan untuk pendalaman dan meditasi Seperti asap dupa yang membubung Dalam sebuah renungan berdasarkan teks Ef. 1:1-10, Paus Fransiskus mengundang kita merefleksikan aspek-aspek berbeda dari doa kita. Ada doa mohon berkat, doa pujian, doa syukur, doa permohonan, doa dalam perayaan dan mengalami kehadiran Tuhan yang lembut. Doa umat Kristen mempunyai banyak dimensi. Paus Fransiskus mengakhiri renungannya dengan mengundang semua masuk dalam misteri Allah melalui doa. Terpujilah Allah Percaya bahwa kita secara pribadi dipilih Allah bahkan sebelum dunia diciptakan. St. Paulus mengatakan bahwa setiap orang harus menemukan kembali kemerdekaan dan sukacita doa sebagai pujian kepada Allah. Doa pujian sesungguhnya adalah sukacita besar sebagaimana terlihat melalui surat Paulus kepada jemaat di Efesus (Ef. 1:1-10). Rasul Paulus menyebut madah pujian yang menggema ini sebanyak tiga kali: ‘Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga’. Kita semua percaya bahwa Allah adalah yang ‘diberkati’: dalam Kitab Perjanjian Lama orang Israel menyebutnya sebagai yang diberkati. Sulit membayangkan ‘berkat Allah’ bagi kita pada hal Ia sendiri adalah yang diberkati. Pujilah Allah Sebenarnya ini merupakan tanda penting, bahwa ketika aku memberkati Tuhan berarti saya memuji-Nya dan pujian ini membubung ‘seperti asap dupa’. Doa-doa pujian bukan terjadi dengan sendirinya melainkan Yesus sendirilah yang mengajarkan kepada kita cara berdoa Bapa kami: ‘Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu…’. Bukan sesuatu yang salah dengan BERSUKACITALAH! Desember 2015 5 mengubah kata-kata Tuhan yang ‘Kudus’, tetapi mengekspresikan sukacita doa pujian dengan penuh ketulusan. Umumnya kita tahu berdoa dengan baik ketika kita memohon sesuatu dan juga kita berterima kasih kepada Tuhan. Hal yang kurang lazim bagi kita adalah melakukan doa pujian kepada Tuhan. Engkau memilih kami Kita tentu merasa lebih bersemangat untuk berdoa doa pujian jika kita mengingat segala hal yang telah dilakukan Allah dalam hidup kita, sebagaimana dilakukan oleh Paulus dalam madah pujian ketika ia dipanggil oleh-Nya.: ‘Ia memilih kita - bersama-Nya dalam Kristus - sebelum dunia diciptakan’. Ia adalah sumber segala doa: ‘Diberkatilah Engkau Tuhan, karena Engkau telah memilih aku’ untuk mewartakan dan menyelami sukacita Bapa dalam kedekatan yang lembut. Marilah kita bersukacita dihadapan Tuhan Hal yang sama terjadi pada orang-orang Israel ketika mereka mengalami pembebasan di Babilon: ‘Ketika Allah memulihkan nasib Sion, kami seperti orang-orang yang mimpi - kami tidak menyakini itu! - Lalu mulut kami penuh dengan tertawa, dan lidah kami dengan teriakkan sukacita’ (Mzr. 126). Mari dengan sukacita kita merefleksikan lebih jauh: ini merupakan doa pujian, ekspresi spontan sukacita besar, sukacita dihadapan Tuhan. Ini merupakan eksposisi/sikap hati agar tetap diingat: Mari kita mengusahakan untuk menemukan kembali, memakai ungkapan-ungkapan yang luar biasa dari Mazmur 98: ‘Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring, dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-soraklah dihadapan Raja, yakni Tuhan!’ Ekspresi kelembutan Allah Hal yang amat penting untuk kita ingat ialah bahwa Tuhan telah melakukan begitu banyak untuk masing-masing kita, betapa lembutnya Ia mendampingi aku, betapa Ia merendahkan diri-Nya. 6 BERSUKACITALAH! Desember 2015 Ia membungkuk, sama seperti seorang ayah yang tunduk membantu anaknya berjalan. Ia telah melakukan hal yang sama untuk kita. Allah mengenal kita Semua perayaan adalah sukacita, bila masing-masing - sebagaimana St. Paulus sendiri tunjukkan kepada jemaat di Efesus - dengan mengatakan: ‘Tuhan memilih saya sebelum dunia diciptakan.’ Ini adalah titik permulaan, bahkan tak seorang pun mengerti dan membayangkan: bahwa Tuhan mengenal saya sebelum menciptakan dunia, bahwa nama saya tertera di hati-Nya. Ini adalah kebenaran, ini adalah wahyu dan ciri khas orang Kristen. Tinggal dalam hadirat Allah Merefleksikan kata-kata selalu tinggal dalam hadirat Allah memberi kita sukacita dan keselamatan. Ini adalah keselamatan kekal yang disampaikan Allah melalui nabi Yesaya, dengan mengatakan apakah ada yang meragukan cinta dan kasih sayang-Nya: ‘Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya? Sekalipun dia melupakannya Aku tidak akan melupakan engkau (Yes. 49: 15). Allah menggendong kita dalam pangkuan-Nya, seperti seorang anak dalam pangkuan ibunya. Ini adalah kebenaran yang mengagumkan dan indah yang tak pernah kita bayangkan. Hal ini tidak dapat dipahami melalui hati dan pikiran kita. Untuk memiliki dan mengalaminya, kita harus masuk dalam misteri Yesus Kristus yang telah menumpahkan darah-Nya bagi kita, sehingga kita mampu mengenal hikmat dan memahami misteri kehendak Allah. Masuk dalam misteri Allah Ini merupakan bagian ketiga yang memberi pemahaman tentang sikap dasar doa seorang Kristen selain doa-doa pujian dan doa-doa peringatan: orang-orang Kristen dipanggil masuk dalam misteri Allah. Saat kita merayakan Ekaristi kita akan semakin memahami seluruhnya bahwa Tuhan hidup. Ia bersama kita di sini, dalam kemuliaan-Nya. Ia memberi kita hidup-Nya lagi. Kita menyadari bahwa Ia selalu mengundang kita setiap hari, masuk dalam misteri ini… BERSUKACITALAH! Desember 2015 7 Beberapa Keterangan: ‘Sukacita kita dalam doa’ adalah bagian keenam dari ‘Bersukacitalah!’, serangkaian meditasi yang disiapkan oleh para Frater CMM untuk Tahun Hidup Bakti. 2015. Sumber: Pada halaman 1: Kutipan dari Fransiskus De Sales yang diambil dari The Introduction to the Devout Life bagian 1. Kutipan dari ‘Bersukacitalah!’Surat kepada biarawan dan biarawati. Pesan dari Paus Fransiskus, disiapkan untuk Tahun Hidup Bakti (Vatican 2014), alinea 6. Teks pada halaman 5-7 dari Paus Fransiskus’ Renungan pagi di kapel Casa Santa Marta, Selasa 16 Oktober 2014. Ilustrasi pada halaman 1,2 dan 5 dari Ade Bethune. Kartun Paus Fransiskus pada halaman 8 dari Pat Marrin National Catholic Reporter. Frater Leo: Bapa Paus, saya menemukan buku tebal ini mengenai spiritualitas yang sempurna. Paus Fransiskus: Apakah ini baik? Frater Leo: Terdapat tiga tahap dengan masing-masing dua belas tingkat dan empat belas langkah untuk masing-masing tingkat. Apakah ini benar? Paus Fransiskus: Saya menduga bahwa Anda mempercayainya. Frater Leo, saya berpikir kita pantas… Karena Frater Leo menutup buku dengan keras, maka ia tidak mendengar kata-kata terakhir dari Paus Fransiskus. Apa kira-kira yang dikatakan Paus? 8 BERSUKACITALAH! Desember 2015