65 KRITIK SOSIAL SUKU DAYAK BENUAQ DALAM

advertisement
KRITIK SOSIAL SUKU DAYAK BENUAQ DALAM NOVEL
API AWAN ASAP KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN
(TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA MARXIS)
Nina Queena Hadi Putri
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Timur
Email: [email protected]
ABSTRACT
This study describes novel Fire Smoke Cloud Korrie Layun Rampan work in terms of (1) social
protest, (2) social realism. This research is descriptive qualitative content analysis. The results
showed that the presence of social protest addressed to people who do not know the traditions of
the tribe berhuma Benuaq; mining companies, plantations, HPH and HTI; Companies palm oil,
sugar cane, and cocoa; the "conglomerate"; the mining companies and coal. Forms of social
realism depicts the Dayak community Benuaq accused as a destroyer of nature; environmental
degradation in areas inhabited by ethnic Benuaq; public ignorance of the law and the ownership
of the land; and mental unpreparedness financial community.
Keywords: novel, social criticism, Benuaq
ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan novel Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan ditinjau dari
(1) protes sosial, (2)realisme sosial. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif
dengan metode content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya protes sosial yang
ditujukan kepada masyarakat yang tidak mengetahui tradisi berhuma suku Dayak Benuaq;
perusahaan pertambangan, perusahaan perkebunan, HPH, dan HTI; perusahaan kelapa sawit,
tebu, dan coklat; kepada “konglomerat”; perusahaan penambangan emas dan batu bara. Bentuk
realisme sosial menggambarkan masyarakat suku dayak Benuaq yang dituduh sebagai perusak
alam; kerusakan lingkungan pada wilayah yang didiami oleh suku Dayak Benuaq; ketidaktahuan
masyarakat mengenai hukum dan kepemilikan tanah; dan ketidaksiapan mental secara finansial
masyarakat.
Kata kunci: novel, kritik sosial , Dayak Benuaq
dalam kehidupan sosial dan masyarakat.
PENDAHULUAN
Novel Api Awan Asap
Korrie
Layun
Dalam hal ini, pengarang tampil sebagai
(KLR)
dapat
pembela kebenaran dan keadilan, ataupun
sastra
yang
sifat-sifat luhur kemanusiaan yang lain. Ia
mengandung pesan kritik, sebab lahir di
tidak akan diam dan lewat karangannya itu
tengah masyarakat yang “kurang beres”
akan memperjuangkan hal-hal yang diyakini
dikatakan
Rampan
(AAA) karya
sebagai
karya
65
66
kebenarannya. Hal-hal yang memang salah
keberadaan karya sastra, dan peranan karya
dan
sifat-sifat
sastra dengan realitas sosial. Bertolak dari
kemanusiaan tidak akan ditutupinya sebab
aspek tersebut, maka diperlukan pendekatan
terhadap nilai seni ia hanya bertanggung
sastra yang sesuai untuk menganalisis secara
jawab kepada dirinya sendiri (Nurgiyantoro,
kompleks sehingga novel tersebut dapat
2002: 331).
dipahami dan dimaknai secara menyeluruh.
bertentangan
dengan
Novel Api Awan Asap
karya Korrie
Novel Api Awan Asap karya Korrie
Layun Rampan merupakan novel yang
Layun Rampan mengangkat sisi sosial suku
mencerminkan
Dayak
Dayak Benuaq karena berisi problem adat
Benuaq di wilayah pedalaman Provinsi
suku Dayak sebagai salah satu suku yang ada
Kalimantan
tersebut
di Indonesia, ditulis oleh pengarang yang
mengandung aspek sosiologi berupa kritik
merupakan putra daerah sekaligus sebagai
sosial yang sekaligus berisi perjuangan suku
putra dari kepala adat suku Dayak Benuaq
dayak Benuaq dalam menepis “tuduhan”
sehingga dapat menggambarkan perjuangan
sebagai perusak alam yang mengakibatkan
melawan kapitalis dan kekhawatiran suku
kebakaran hutan, perjuangan suku Dayak
Dayak
Benuaq yang lain pun tampak dalam upaya
Perjuangan tersebut sejalan dengan teori
mempertahankan hak ulayat dan tradisinya
Marxisme yang beranggapan bahwa manusia
dari gempuran “kelas atas”.
pada
kehidupan
Timur.
suku
Novel
Hal ini sejalan dengan Winarni (2013:
185)
bahwa
sastra
dapat
Benuaq
dasarnya
secara
serakah,
keseluruhan.
mempunyai
kebutuhan yang tidak terbatas. Karena
memberikan
sumber-sumber bagi pemenuhan kebutuhan
bayangan kesejarahan realitas sosial dan
itu terbatas, terjadi persaingan dalam usaha
budaya pada suatu waktu tertentu. Sosiologi
pemenuhan kebutuhan itu. Persaingan ini
sastra mengaitkan penciptaan karya sastra,
menjadikan hubungan antarkelompok sosial
Bahastra, Maret 2016, Volume XXXV, Nomor 2
67
menjadi antagonistik. Di satu pihak. Suatu
novel Api Awan Asap karya Korrie Layun
kelompok berusaha menguasai alat-alat dan
Rampan (tinjauan sosiologi sastra marxis).
sumber-sumber produksi yang ada, di lain
pihak, kelompok yang lain berusaha merebut
METODE PENELITIAN
alat-alat dan sumber-sumber produksi itu dari
Penelitian ini menggunakan metode
kelompok lain yang menguasainya (Faruk,
kualitatif deskriptif, metode content analysis
2014: 158).
atau analisis isi untuk menelaah isi dari suatu
Penelitian ini menggunakan teori
dokumen. Sumber data dalam penelitian ini
kritik sosial dalam sosiologs marxis yang
adalah: (1) teks, novel Api Awan Asap karya
menitik beratkan pada (1) protes sosial, (2)
KLR; (2) buku-buku literatur yang relevan.
realisme sosial. Marxisme adalah teori ilmiah
Teknik pengambilan sampel menggunakan
mengenai masyarakat dan tindakan untuk
purposive sampling. Metode yang digunakan
mengubahnya. Tema tema yang diangkat
adalah analisis dokumen. Validitas data
dalam
menggunakan
karya
sastra
berkaitan
dengan
triangulasi
metode
dan
perjuangan umat manusia, laki-laki atau
triangulasi teori. Teknik analisis data yang
perempuan dengan tujuan membebaskan diri
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dari bentuk penindasan dan penghisapan
analisis interaktif, yang terdiri atas reduksi
(Asriningsari dan Umaya, 2013: 70).
data, sajian data, dan penarikan simpulan
Penelitian
untuk
atau verifikasi. Aktivitas ketiga komponen
mendeskripsikan dua hal berikut. (1) Protes
tersebut dilakukan secara interaktif dengan
sosial suku Dayak Benuaq dalam novel Api
proses
Awan Asap karya Korrie Layun Rampan
Huberman, 1992:20).
(tinjauan
ini
sosiologi
bertujuan
sastra
marxis).
pengumpulan
data
(Miles
dan
(2)
Realisme sosial suku Dayak Benuaq dalam
Kritik Sosial Suku Dayak Benuaq dalam Novel Api Awan Asap Karya Korrie Layun Rampan
68
ditemui dalam karya sastra sehingga tokoh
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini mendeskripsikan
kritik sosial yang dilakukan oleh suku Dayak
Benuaq melalui tulisan yang diwakilkan oleh
tokoh di dalamnya merupakan tokoh yang
representatif (Siswanto, 2008: 193).
Penelitian ini melibatkan aspek karya
penulis (Korrie Layun Rampan) melalui
sastra,
novel Api Awan Asap. Secara sosiologis
pengarang dan masyarakat sekitar yang
pengarang, Korrie Layun Rampan sebagai
membentuk proses kreatifnya dalam hal ini
bagian dari anggota masyarakat memiliki
adalah suku Dayak Benuaq yang berusaha
pengaruh pada proses kreatif penciptaan
mempertahankan hak ulayat dan kekhasan
sastra sebagai penulis sastra, hal ini sejalan
tradisional
dengan yang dipaparkan oleh Siswanto
dengan hal tersebut Wellek dan Warren
(2008: 191) bahwa Swingewood membagi
(2014: 99 dan 118) menyatakan bahwa sastra
sosiologi sastra atas (a) sosiologi dan sastra,
mencerminkan dan mengekspresikan hidup.
(b) teori-teori sosial tentang sastra, (c) sastra
Aliran marxisme mengaitkan sastra dengan
dan strukturalisme, (d) metode. Teori-teori
masyarakat
sosial
masyarakat yang tidak mengenal kelas Kritik
tentang
membicarakan
sastra
teori
salah
Marxis.
satunya
Teori
pengarang,
dari
dan
dunia
“konglomerat.”
mengenai
hubungan
mimesis
Sejalan
dalam
ini
marxisme diterapkan untuk menyingkap
berhubungan dengan latar belakang sosial
implikasi sosial dalam karya seorang penulis
yang menimbulkan karya sastra
yang tidak hanya memperhatikan praduga
Teori Marxisme merumuskan bahwa
dan implikasi dari suatu posisi ideologis,
sastra sebagai refleksi sosial. Keadaan sosial
tetapi juga mempertanyakan asumsi dan
selalu ditandai dengan pertentangan kelas dan
kecondongan peneliti, yang tersembunyi
dalam hal ini penulis akan menyuarakan
dibalik penelitiannya. Dalam hal ini adalah
kelasnya. Kesan pertentangan kelas ini akan
Bahastra, Maret 2016, Volume XXXV, Nomor 2
69
kecondongan penulis
yang tersembunyi
dibalik karya sastra yang dihasilkan.
Penelitian ini menyajikan paparan kritik
Benuaq lah yang menyebabkan kebakaran
hutan; (2) protes yang ditujukan kepada
perusahaan
pertambangan,
perusahaan
sosial dalam novel Api Awan Asap yang
perkebunan, HPH, dan HTI yang tidak
memuat aspek (1) protes sosial, (2) realisme
memiliki kearifan menebang (AAA (KLR)
sosial.
2015: 104); (3) protes yang ditujukan kepada
1. Protes sosial suku Dayak Benuaq dalam
pengusaha kelapa sawit, tebu, dan coklat
novel Api Awan Asap karya Korrie
(AAA (KLR) 2015: 106-107); (4) protes yang
Layun
ditujukan kepada “konglomerat” yang telah
Rampan
(tinjauan
sosiologi
mengambil pohon dan tanah hak ulayat milik
sastra marxis)
Protes sosial yang dilakukan oleh suku
masyarakat dayak Benuaq untuk lahan
Dayak Benuaq ditujukkan kepada pihak yang
onderneming (AAA (KLR) 2015: 110-115);
tidak adil kepada masyarakat sekitar. Hal
(5) protes yang ditujukan kepada perusahaan
tersebut sesuai dengan paham marxisme bagi
penambangan emas dan batubara yang
Marx, sastra dan kebudayaan
merupakan
mengganggu peruntukan lahan yang menjadi
perjuangan kelas untuk “melawan” kepitalis.
bagian dari lou yang secara tidak langsung
Di indonesia
mengganggu
hal demikian juga ada. Di
ekosistem.
Pengaruh
Indonesia telah lama terjadi perjuangan kaum
penebangan besar-besaran mengakibatkan
kecil terhadap kapitalis yang dikenal dengan
menyusutnya air sungai sampai pada tahan
sebutan “konglomerat” (Hadi, 2009: 142).
yang kritis di musim kemarau, terkikisnya
Protes yang dilakukan yaitu (1) protes
humus tanah, kadang kala longsor dan terban
kepada masyarakat yang tidak mengetahui
memutuskan jalan yang dibangun secara
tradisi mengelola huma suku Dayak Benuaq
gotong royong dan membawa bencana bagi
sehingga “menuduh” masyarakat suku Dayak
Kritik Sosial Suku Dayak Benuaq dalam Novel Api Awan Asap Karya Korrie Layun Rampan
70
masyarakat yang melewati jalan tersebut
adat suku Dayak Benuaq, sehingga sangat
(AAA (KLR) 2015: 128).
memahami berbagai aturan adat sebagai
2. Realisme sosial suku Dayak Benuaq
kekhasan tradisional suku Dayak Benuaq dan
dalam novel Api Awan Asap karya
problematika yang dihadapi oleh masyarakat
Korrie
suku dayak Benuaq. latar belakang sosial
Layun
Rampan
(tinjauan
sosiologi sastra marxis)
tersebut
Realisme sebagai sebuah gaya penulisan
pandangannya dalam menghasilkan karya
yang menitikberatkan
pandangan-
representasi
sastra (novel Api Awan Asap) yang mengarah
kehidupan dan pengalaman manusia. Fiksi
pada realisme sosial yang diuraikan pada
realis
hasil penelitian ini.
menggambarkan
pada
mempengaruhi
kehidupan
atau
realitas sosial seperti yang dikenal pembaca
Pertama, menggambarkan masyarakat
pada umumnya. Realisme sosial merupakan
suku Dayak Benuaq yang dituduh sebagai
terminologi yang dipakai para kritikus sastra
perusak alam (penyebab kebakaran hutan)
Marxis
atau
yang membuka sistem berladang dengan
merefleksikan pandangan marxis bahwa
merambah hutan (AAA (KLR) 2015: 26 dan
pertentangan antar kelas sosial merupakan
35). Namun, pada kenyataannya, tradisi telah
dinamika esensial masyarakat (Rukayah,
menentukan kawasan hutan yang boleh
2016: 16). Selain itu, realisme soasial dapat
dirambah untuk dijadikan ladang, kawasan
dikatakan sebagai praktik sosialisme dalam
hutan yang hanya boleh dijadikan sebagai
bidang sastra sebagai upaya perjuangan
hutan persediaan (tidak boleh dirambah oleh
memenangkan
siapa pun) (AAA (KLR) 2015: 31). Warga
yang
menggambarkan
perlawanan
terhadap
penindasan (Suyatno dan Suyono, 2011:1).
tidak akan melanggar karena semua warga
Korrie Layun Rampan merupakan putra
tunduk kepada adat, warga yang melanggar
daerah sekaligus sebagai putra dari kepala
akan merasa malu dan rasa malu tidak dapat
Bahastra, Maret 2016, Volume XXXV, Nomor 2
71
ditebus kecuali dengan penebusan melalui
Semula merambah hutan perawan, tetapi
ritual upacara (AAA (KLR) 2015: 32).
setelahnya membuka hutan yang telah
Lau dan huma (penghasil padai dan
dirambah beberapa tahun yang lalu (AAA
palawija untuk waraga lou) merupakan satu
(KLR)
kesatuan, lahan digunakan untuk lou dan
berpindah-pindah secara tidak menentu tetapi
kebun
lahan
merupakan putaran tetap, jika lahan lama
perkebunan), dataran yang tidak dijangkau
sudah dianggap cukup waktu untuk digarap
banjir digunakan sebagai lahan kopi, kebun
maka warga akan kembali ke lahan itu.
lada, kebun buah-buahan sebagai milik
Kesuburan tanah umumnya ditentukan oleh
pribadi. Kebun yang semula bekas huma
lama waktu tanah itu dibiarkan ditumbuhi
lahannya akan menjadi mati setelah ditanam-
semak belukar. Daun-daun pohon yang gugur
tanaman keras sehingga tidak boleh digarao
ke tanah akan membentuk humus sebagai
untuk huma. Pada lahan yang terjangkau
pupuk. Semua warga menanam padi tanpa
banjir ditanami rotan, enau, kedawung, petai
menggunakan pupuk (AAA (KLR) 2015:34).
buah-buahan
(sebagai
dan pohon tanaman keras lainnya (AAA
(KLR) 2015:33).
Kedua,
Penggarapan
kerusakan
lingkungan
tidak
pada
wilayah yang didiami oleh suku Dayak
Lingkaran ketiga dari tradisi huma
merupakan
2015:33).
dibabat
tanpa
memperhitungkan akibat buruknya (AAA
setelah
(KLR) 2015:104). Kawasan kebakaran yang
kawasan tersebut dirambah, ditanami padi,
terjadi di hutan lindung (AAA (KLR)
jika tidak subur warga akan membuka lahan
2015:124). Kebakaran meluar yang sukar
disebelahnya sebagai lahan baru. Demikian
dihentikan. Bom api di kawasan lou ulu,
seterusnya dalam satu lingkaran waktu sang
taman nasional Kutai, kawasan seluruh kaki
peladang akan kembali lagi ke tanah asal.
gunung Merangah dan Gunung Tuhatn (AAA
sebagai
yang
hutan
memang
diperuntukkan
kawasan
Benuaq.
ladang.
Kritik Sosial Suku Dayak Benuaq dalam Novel Api Awan Asap Karya Korrie Layun Rampan
72
(KLR) 2015: 127). Penebangan hutan secara
yang menderita seumur hidup (AAA (KLR)
meluas membuat beberapa bagian daratan
2015: 128).
menjadi gundul (AAA (KLR) 2015: 129).
KESIMPULAN
Kebaran hutan melalui land-clearing yang
Berdasarkan hasil penelitian dan
ditimbulkan mengakibatkan udara berubah
pembahasan,
menjadi tidak sehat, hawa musim tidak
penelitian ini sebagai berikut:
menentu, menyebabkan penyakit sesak nafas,
1. Pengarang ingin mewakili masyarakat
air tercemar abu pembakaran (AAA (KLR)
suku Dayak Benuaq yang terdapat di
2015: 130). Memusnahkan kebun dan ladang
wilayah pedalaman Kalimantan yang
petani (AAA (KLR) 2015: 131).
terisiloasi untuk dieksplorasikan kepada
Ketiga,
ketidaktahuan
masyarakat
khalayak
peneliti
terkait
menyimpulkan
kekhawatiran
mengenai hukum dan kepemilikan tanah
perjuangan
sehingga mengakibatkan hak ulayat warga
memperjuangkan ketidakadilan terhadap
dirampas
pengerusakan lingkungan yang dilakukan
untuk
perusahaan yang lain
pertambangan
dan
(AAA (KLR) 2015:
106, 112, dan 113).
Keempat, ketidaksiapan mental secara
oleh
kaum
masyarakat
dan
“konglomerat”
kepentingan
ekonomi
memperhatikan
nilai-nilai
dalam
demi
tanpa
tradisi
finansial masyarakat sehingga “termakan
masyarakat Dayak Benuaq yang telah
rayuan” para pekerja dari perusahaan yang
dilestarikan.
merayu dengan rupiah kepada gadis dan
2. Adanya protes sosial yang ditujukan
janda di beberapa desa yang setelah selesai
kepada masyarakat yang tidak mengetahui
kontrak kerja ditinggalkan begitu saja,
tradisi berhuma suku Dayak Benuaq;
beberapa wanita mengalami penyakit kotor,
perusahaan pertambangan, perusahaan
ada yang langsung meninggal dunia, ada pula
perkebunan, HPH, dan HTI; perusahaan
Bahastra, Maret 2016, Volume XXXV, Nomor 2
73
kelapa sawit, tebu, dan coklat;
kepada
“konglomerat”; perusahaan penambangan
emas dan batu bara.
3. Bentuk realisme sosial menggambarkan
masyarakat suku dayak Benuaq yang
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode,
dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rukayah. 2016. “Menyoal Realisme Sosial
dalam Novel Gadis Pantai Karya
Pramoedya Ananta Toer dengan
Analisis Strategi Naratif.” Jurnal
Publikasi Pendidikan. Volume VI No.
1 Januari.
dituduh sebagai perusak alam; kerusakan
lingkungan pada wilayah yang didiami
oleh suku Dayak Benuaq; ketidaktahuan
masyarakat
mengenai
hukum
dan
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori
Sastra. Jakarta: Grasindo.
Suyatno dan Suyono. 2011. “Sajak-sajak
Realisme Sosialis Lekra: Kajian
Tematik.” Jurnal Humaniora. Vol. 23.
No.1.
kepemilikan tanah; dan ketidaksiapan
mental secara finansial masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Wellek, Rene dan Austin Warren. 2014.
Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Winarni, Retno. 2013. Kajian Sastra.
Salatiga: Widya Sari Press.
Asriningsari dan Umaya. 2013. Jendela
Kritik Sastra Indonesia. Semarang:
IKIP PGRI Semarang press.
Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadi, Panji Kuncoro. 2009. “Kritik Sosial
dalam Antologi Puisi Aku Ingin Jadi
Peluru Karya Wiji Thukul (Sebuah
Tinjauan Sosiologi Sastra)” orkestrasi
kajian
bahasa
sastra
dan
pengajarannya. Surakarta: UNS press.
Jabrohim. 2014. Teori Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nurgiyantoro,
Burhan.
2002.
Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM press
Rampan, Korrie Layun. 2015. Api Awan
Asap. Jakarta: Gramedia
Kritik Sosial Suku Dayak Benuaq dalam Novel Api Awan Asap Karya Korrie Layun Rampan
Download