FISIOLOGI Reproduksi dan Laktasi

advertisement
FISIOLOGI
Reproduksi dan Laktasi
10 & 17 Februari 2014
Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.
Fisiologi reproduksi
hewan jantan
Anatomi reproduksi hewan jantan
Spermatogenesis

Proses panjang dimana sel stem diploid
spermatogonia ber-mitosis kemudian bermeiosis dan berdiferensiasi menjadi
spermatid haploid, yang dilepaskan sebagai
spermatozoa
Aksis hipothalamus-pituitaria-testis
Pubertas
Kemampuan untuk menghasilkan sejumlah
sperma yang mampu membuahi hewan
betina
 Pada sapi, kambing, babi dan kuda, dapat
diketahui melalui umur ketika ejakulat
telah mengandung 50 x 106 spermatozoa
dengan 10% diantaranya motil
 Pubertas ≠ kematangan seksual

Pubertas dihasilkan dari perubahan
endokrin yang terus menerus terjadi
setelah kelahiran
 Fungsi
aksis
hipothalamus-pituitaria
dimulai dari perubahan GnRH (pulsasi)
 Faktor yang mempengaruhi pubertas:

◦ Ras/bangsa hewan
◦ Asupan energi
◦ Musim kawin
Reproduksi pada unggas
Reproduksi unggas jantan

Fertilitas seekor unggas jantan tergantung
pada:
◦ Keberhasilan produksi dan pematangan sel
sperma
◦ Inisiasi motilitas sperma sebelum ejakulasi
◦ Transport pasif sperma melalui saluran genital
betina
◦ Induksi reaksi akrosomal
◦ Penetrasi spermatozoa menembus lapisan
perivitelin
◦ Introduksi DNA ke dalam oosit
◦ Fusi pronuklei jantan dan betina
Anatomi reproduksi unggas jantan
receptaculum
Spermatogenesis
Seperti pada mamalia = spermatogenesis
pada unggas merupakan proses yang
kompleks, terdiri dari proliferasi seluler,
reduksi haploid dan diferensiasi seluler.
 Spermatogenesis
juga
melibatkan
spermatogonia,
spermatosit
dan
spermatid
 Siklus tubulus seminiferus bervariasi antar
spesies unggas

Spermatogenesis
Gonadotropin dan steroid gonadal
berperan penting
 Sperma
dikeluarkan
dari
tubulus
seminiferus dalam keadaan non-motil
 Sperma menjadi motil apabila telah sampai
di duktus deferens, disebabkan oleh buffer
fisiologis tertentu

Fertilisasi
Terjadi pada infundibulum hewan betina
 Fertilisasi meliputi reaksi akrosomal,
penetrasi spermatozoa ke dalam oosit,
pembentukan pronukleus jantan dari
DNA
 Sperma tidak mengalami kapasitasi
 Pada saat ovulasi, oosit dikelilingi struktur
retikular tebal yang disebut lapisan
perivitellin

Reproduksi unggas betina

Perbedaan reproduksi
dengan mamalia adalah:
unggas
betina
◦ Unggas akan mengovulasikan telur dalam
interval tertentu secara berkala
◦ Unggas menghasilkan telur yang fertil yang
dapat mencukupi kebutuhan hidup layaknya
embrio tanpa bantuan dari induknya
Telur
Pada dasarnya produksi keturunan unggas
dalam jumlah yang banyak mungkin terjadi
karena telur mampu mencukupi
kebutuhannya sendiri semasa embrio.
 Telur terdiri atas:

◦ Kuning telur (yolk)
◦ Albumin yang disekresikan oleh saluran
reproduksi
◦ Cangkang, penyedia mineral dan pelindung
bagi embrio
Struktur telur

Yolk
◦ Mencakup 1/3 berat telur dan mengandung
pronukleus betina dan nutrisi yang dibutuhkan
embrio
◦ Mengandung lemak, protein, pigmen, bahan
organik dan anorganik serta immunoglobulin
G
◦ Terdiri dari white yolk dan yellow yolk
◦ White yolk disebut juga blastodisc, tempat
kromosom maternal
Struktur telur

Albumin
◦
◦
◦
◦
Mencakup 58% dari total berat telur
Terdiri dari kurang lebih 7 lapisan
Mengandung 40 jenis protein
Mengelilingi yolk dan meletakkannya pada
posisi tengah
◦ Mengandung air, protein, vitamin dan mineral
bagi perkembangan embrio
Struktur telur

Cangkang
◦ Berfungsi pelindung dan pembawa embrio
selama perkembangannya
◦ Berfungsi pertukaran gas antara embrio dan
lingkungan
◦ Berfungsi sebagai barrier terhadap invasi
mikroba dan kehilangan air
◦ Terdiri dari membran, mineral dan kutikula
Sistem reproduksi unggas betina
Transformasi
oosit
menjadi
telur
seutuhnya membutuhkan 8-10 hari
dimulai dari pertumbuhan folikel
 Pembentukan telur mencakup proses
trasnport sejumlah besar material melalui
sejumlah
membran,
pembentukan
berbagai macam bahan (protein dan
lemak)

Ovarium
Terdapat 2 ovarium dan 2 oviduk
 Ovarium
embrionik
lebih
aktif
menghasilkan estrogen (kebalikan pada
mamalia)
 Ovarium terdiri dari:

◦ Medulla: jaringan ikat, pembuluh darah, saraf
◦ Korteks: oogonia

Suplai pembuluh
gonadorenal
darah
oleh
arteri
Perkembangan folikel dan
gametogenesis
Ribuan oosit terdapat dalam ovarium,
sebagian besar berukuran 6-8 mm
diameter.
 Sebagian terovulasi, sebagian besar gagal
berkembang dan atretik
 Ovulasi terjadi 5-7 hari kemudian

Ovarium
Oviduk

Oviduk pada unggas betina terdiri dari
sekurang-kurangnya 5 kompartemen
1. Infundibulum:
tempat
fertilisasi
dan
penangkap ovum
2. Chalaziferous region: pembentukan chalazae,
penyimpanan sperma sementara
3. Magnum: bagian terpanjang penghasil
albumin
Oviduk
4. Isthmus: membentuk membran cangkang
5. Shell gland: tempat penyimpanan telur
sementara (20 jam) = watery dan kalsifikasi,
kemudian pigmentasi dan pembentukan
kutikula
Vagina
Ukuran pendek
 Terdiri dari lapisan muskular yang tebal
dan berlipat-lipat
 Berfungsi sebagai saluran telur menuju
kloaka (oviposition)
 Juga berfungsi seleksi, transport dan
penyimpanan spermatozoa

Transport telur dan oviposition
Telur berada 15 menit pada infundibulum
 Dalam
magnum,
kecepatannya
2
mm/menit dan memakan waktu 2-3 jam
 Telur membutuhkan waktu 1-1 ½ jam
untuk melewati isthmus
 Setelah total 20 jam dalam oviduk,
kemudian masuk ke shell gland
 Telur melewati vagina dalam waktu
beberapa detik

Oviposition

Oviposition melibatkan:
◦ Mekanisme hormonal dan neural
◦ Contoh: ekspulsi telur dari oviduk terjadi
akibat kontraksi otot shell-gland dan relaksasi
spinchter uterovaginal
Siklus ovulatori unggas
Hanya memiliki satu fase folikuler
 Tidak bunting = tidak membutuhkan
corpus luteum
 25-27 jam sekali, telur dilepaskan
 Lonjakan LH terjadi 4-6 jam sebelum
ovulasi
 Ovulasi ova terjadi 30 menit setelah
oviposition dari telur sebelumnya

Download