Gambaran status kesehatan jiwa pada anak usia prasekolah di Semarang Manuscript Oleh : Wyllydan’ Nim : G2A012018 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESESHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2015/2016 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Skripsi, juli 2016 Gambaran status kesehatan jiwa pada anak usia prasekolah di Semarang Wyllydan*, M. Fatkhul Mubin **, Tri Nurhidayati*** Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang X + 49 Halaman + 9 Tabel + 2 Skema + 9 Lampiran Abstrak Perkembangan anak terjadi mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual yang berkembang pesat saat anak memasuki usia prasekolah (3-6 tahun) dan bisa disebut dengan golden age. Anak prasekolah yang kurang mendapat stimulus bermain akan menekan kreatifitas, anak tidak ceria, kurang percaya diri, kurang supel, bahkan mudah takut dengan teman-temannya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Gambaran Status Kesehatan Jiwa pada anak Usia Prasekolah di desa Bubakan Rw 03 Mijen Semarang. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan sampel 30 responden anak usia prasekolah di desa Bubakan Rw 03 Mijen Semarang. Hasil uji statistik didapatkan sebagian besar responden mempunyai status kesehatan jiwa baik yaitu sabanyak 19 responden (63,3 %) dan sebagian kecil responden mempunyai status kesehatan jiwa tidak baik yaitu sebanyak 11 orang (36,3%). Anak yang mempunyai status kesehatan jiwa baik lebih besar dikarenakan orang tua memberikan kesempatan anak untuk mencoba hal-hal baru dan memberikan kesempatan anak untuk bermain. Bagi masyarakat khususnya yang memiliki anak usia prasekolah diharapkan dapat memberikan stimulus bermain pada anak agar kemampuan fisik-motorik, sosial-emosional dan kognisinya lebih berkembang. Kata kunci: anak, jiwa, tumbuh kembang Pustaka: 32 (2002-2015) UNDERGRADUATE NURSING STUDY PROGRAM FACULTY OF NURSING AND HEALTH SCIENCES UNIVERSITY MUHAMMADIYAH SEMARANG Thesis, july 2016 Mental health status of preschoolers at Semarang Wyllydan*, M. Fatkhul Mubin **, Tri Nurhidayati*** Faculty of Nursing and Health Sciences, University of Muhammadiyah Semarang X + 49 Page + 9 Table + 2 Scheme + 9 Charts Abstract Child development occurs ranging from social, emotional, and intellectual aspects which growing rapidly when children enter preschool age (3-6 years) and can be called the golden age. Preschool children who received lack of play stimulus will suppress their creativity, the child is not happy, less confident, less sociable, even easily frightened by their friends. This research describe the mental health status of preschoolers age in the village Bubakan Rw 03 Mijen Semarang. The design of this observation usesed quantitative descriptive method with a sample population sample of 30 respondents preschoolers in the Bubakan village Rw 03 Mijen Semarang. Statistical test results obtained the majority of the respondents have good mental health status as much as 19 respondents (63.3%) and a small proportion of respondents have mental health status is not good as many as 11 respondents (36.3%). The children who have good mental health status are greater because parents give children the opportunity to try new things and provide opportunities for children to play. For the people, particularly those with preschoolers is expected to provide stimulation to the child's play that physical abilitymotor, social-emotional and cognition more developed. Keywords: the children, mental, and development. Bibliography: 32 (2002-2015) PENDAHULUAN Setiap individu akan melalui tahapan pertumbuhan dan bermain. Bermain secara tidak langsung akan membuat anak perkembangan dalam kehidupannya. mengembangkan kemampuan fisik- Kecepatan tumbuh kembang setiap motorik, individu individu kognisinya (Davida, 2004). Anak lainnya bervariasi, tergantung faktor- prasekolah yang kurang mendapat faktor mempengaruhinya stimulus bermain akan menekan selama proses tumbuh kembang kreatifitas dan berpengaruh pula tersebut pada perkembangan kognitif (Utami, satu yang dengan berlangsung (Supartini, 2004). Perkembangan anak terjadi mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual yang berkembang pesat saat anak memasuki usia prasekolah (3-6 tahun) dan bisa disebut dengan golden age. Masa prasekolah merupakan masa dimana kognitif anak mulai menunjukkan perkembangan dan anak telah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah (Hidayat, 2005). Pengalaman sosial-emosional dan 2009). Hasil dilakukan penelitian oleh menyebutkan yang (Rahman, terdapat 2009) beberapa masalah perkembangan psikososial (emosional dan sosial) anak usia prasekolah yang sering muncul yaitu, ledakan amarah, takut, iri hati ingin memiliki barang milik orang lain, adanya perasaan cemburu, umumnya anak terlihat agak malas dan pasif, yang jarang berpartisipasi secara aktif prasekolah serta muncul perbedaan pemahaman warna, antara kepercayaan dan keinginan belajar diperlukan usia diantaranya mengenal mengerti kata sifat, mengenal huruf seorang dan angka, berhitung sederhana, melakukan aktivitas bersama teman mengerti perintah sederhana, dan sebayanya. mengenal bentuk suatu objek (Utami, 2009). Menstimulasi anak usia prasekolah dapat dilakukan dengan anak Penelitian pada saat Sulastri anak (2002) menyatakan anak yang mendapat kesempatan bermain, kemampuan budaya dimana ia tinggal dan dapat kognitifnya akan lebih berkembang mempersiapkan diri dalam berperan dibandingkan dengan anak yang dan kurang kesempatan Perkembangan anak dan kreativitas bermain. Pada kegiatan bermain menurut psikolog erat hubungannya anak, orang tua berperan untuk dengan memotivasi, Orang tua yang cenderung melarang mendapat mengawasi, dan berperilaku perkembangan menjadi mitra bermain bagi anak. anaknya Bermain menyebabkan merupakan aktifitas dewasa. untuk kognitif. bermain anak tidak akan ceria, individu dalam mempraktekkan dan kurang percaya diri, kurang supel, menyempurnakan bahkan mudah takut pada teman- memberikan ketrampilan, ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, dapat temannya, dan kurang kreatif kuesioner status (Budiman, 2006). berbahasa, terindoktrinisasi ke dalam METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan menggunakan penelitian deskriptif dengan metode kesehatan jiwa pada survey, prasekolah dan wawancara dengan penelitian mendeskripsikan ini akan bagaimana ketua Rw 03 Bubakan Mijen gambaran status kesehatan jiwa anak Semarang. usia prasekolah di desa Bubakan Rw berlangsung pada bulan mei hingga 03 Mijen Semarang. Sampel pada juni 2016. Data dianalisis secara penelitian univariat ini yaitu anak usia Proses anak usia untuk penelitian ini mendeskripsikan prasekolah di desa Bubakan Rw 03 masing-masing variabel penelitian Mijen Semarang dengan sampel 30 yaitu status kesehatan jiwa pada anak anak usia prasekolah dengan metode usia prasekolah. total sampling. Alat pengumpul data HASIL PENELITIAN Distribusi karakteristik Tabel 2 distribusi frekuensi responden meliputi: umur responden, responden jenis kelamin responden, pendidikan kelamin di desa Bubakan Rw 03 responden, Mijen Semarang pada bulan Mei pendidikan orang tua responden, pekerjaan Orang tua responden, distribusi frekuensi item berdasarakan jenis 2016. Jenis kelamin Frekuensi Persentase % pada anak usia prasekolah (3-6 Laki-laki 18 60,0 tahun) di desa Bubakan Rt 03 Mijen Perempuam 12 40,0 Semarang pada bulan Mei 2016. Jumlah 30 100 pertanyaan, Status kesehatan jiwa Berdasarkan tabel 2 diatas Tabel 1 distribusi frekuensi maka dapat diketahui bahwa responden berdasaarkan umur di sebagian besar responden berjenis desa kelamin laki-laki yaitu sebanyak 18 Bubakan Rw 03 Mijen Semarang pada bulan Mei 2016. responden (60,0 %) dan sebagian Umur Frekuensi Persentase % 3 3 10,0 3.5 6 20,0 4 8 26,7 Tabel 3 distribusi frekuensi 5 8 26,7 responden berdasarkan pendidikan di 6 5 16,7 desa Total 30 100 Semarang pada bulan Mei 2016. Berdasarlan tabel 1 kecil responden berjenis perempuan yaitu sebanyak 12 responden (40%). Bubakan Rw 03 Mijen diatas Pendidikan Frekuensi Persentase % sebagian besar responden berumur 4 PAUD 19 63,3 dan 5 tahun sebanyak 8 responden Belum masuk PAUD Jumlah 11 36,7 30 100 maka (26,7 dapat %) diketahui dan sebagian bahwa kecil responden berumur 3 tahun sebanyak 3 responden (10%). Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian menunjukan persentase pendidikan paling besar adalah anak yang sudah masuk PAUD yaitu Pekerjaan Frekuensi Persentase % sebanyak 19 responden (63,3 %) dan 15 50,0 7 23,3 yaitu anak yang belum masuk PAUD Buruh pabrik Ibu rumah tangga Pedagang 7 23,3 sebanyak 11 responden (36,3%) . PNS 1 3,3 Total 30 100 persentase pendidikan paling kecil Tabel 4 distribusi frekuensi Berdasarkan tabel 5 dapat di orang tua responden berdasarkan pendidikan di desa Bubakan Rw 03 Mijen Semarang pada bulan Meu ketahui bahwa pekerjaan keluarga responden yang paling tinggi yaitu buruh pabrik dengan jumlah 15 2016. orang Pendidikan Frekuensi Persentase % SMP 24 80 SMA 6 20 Total 30 100 bahwa pekerjaan keluarga responden yang paling kecil (3,3%). Tabel 6 distribusi frekuensi responden status kesehatan jiwa pada besar anak usia prasekolah di Bubakan Rt keluarga responden berpendidikan 03 Mijen Semarang pada bulan Mei SMP 2016. yaitu sebagian dan yaitu PNS yaitu sebanyak 1 orang Berdasarkan tabel 4 dapat di ketahui (50,0%) sebanyak 24 orang (80,0%) dan sebagian kecil keluarga responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 6 orang (20%). Tabel 5 distribusi frekuensi Status kesehatan Baik Frekuensi Persentase % 19 63,3 Tidak baik 11 36,7 Jumlah 30 100 orang tua berdasarkan pekerjaan Berdasarkan tabel 6 diatas keluarga responden di Bubakan Rw maka 03 Mijen Semarang pada bulan Mei sebagian 2016. mempunyai status kesehatan jiwa dapat diketahui besar bahwa responden baik yaitu sabanyak 19 responden (63,3 %) responden dan sebagian mempunyai kecil status kesehatan jiwa tidak baik yaitu (63,3 %). Dengan uji kenormalan di sebanyak dapatkan data tersebar tidak normal 11 orang (36,7%). Berdasarkan hasil penelitian dapat maka diketahui yang Perilaku baik jika skor median ≥ 37 mempunyai status kesehatan jiwa dan tidak baik jika skor median < baik yaitu sebanyak 19 responden 37. bahwa anak menggunakan median. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian sosial. Anak usia (3-4 tahun): belajar dapat diketahui bahwa anak yang berpakaian dan membuka pakaian mempunyai status kesehatan jiwa sendiri, menggambar garis silang, baik yaitu sebanyak 19 responden menggambar orang (hanya kepala (63,3 %). Hasil uji statistik dengan dan badan), mengenal 2 atau 3 uji warna, kenormalan didapatkan data terlebih tersebar dahulu bicara dengan baik, tidak mendengarkan cerita-cerita, bermain normal maka menggunakan median. dengan anak lain, menunjukkan rasa Perilaku baik jika skor median ≥ sayang kepada saudara saudaranya, 37,00 dan tidak baik jika skor dapat median < 37,00. sederhana. Anak usia (4-5 tahun): Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa anak yang mempunyai status kesehatan jiwa baik yaitu sebanyak 19 orang dan anak yang mempunyai status kesehatan jiwa kurang baik yaitu sebanyak 11 orang. Pada masa pra sekolah pertumbuhan fisik lebih lambat. Ketika sedang bermain anak mencoba pengalaman baru dan peran melaksanakan mampu melompat menggambar orang tugas-tugas dan menari, terdiri dari kepala, lengan dan badan, dapat menghitung jari-jarinya, mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita, minat kepada kata baru dan artinya, memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya, membedakan besar dan kecil, menaruh minat, kepada aktivitas orang dewasa. Anak usia (6 tahun): ketangkasan meningkat, melompat tali, bermain membantu sepeda, perkembangan menguraikan objek-objek memberikan fisik, sosial dan dengan gambar, mengetahui kanan mental (L.Wong, 2002). Pengalaman dan belajar yang diperlukan anak usia kiri, memperlihatkan tempertantrum, mungkin menentang prasekolah dan tidak sopan (Wong, 2008). Anak warna, mengerti kata sifat, mengenal yang mempunyai status kesehatan huruf jiwa baik lebih besar dikarenakan sederhana, orang sederhana, dan mengenal bentuk tua yang memberikan kesempatan anak untuk mencoba dan sesuatu dan memberi kesemptan bermain. Sebagian kecil anak mempunyai status kesehatan jiwa tidak baik dikarenakan ada beberapa anak yang distribusi umur belum mencapai usia sampai 4 tahun. Pada kelompok usia mengenal angka, berhitung mengerti perintah suatu objek (Utami, 2009). hal-hal baru, anak aktif bertanya segala diantaranya Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2002) menyatakan anak yang mendapat kesempatan bermain, kemampuan kognitifnya akan lebih berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat ini, bermain. metode yang paling menyenangkan aktifitas dan efektif adalah bermain, yang mempraktekkan menjadi cara anak untuk memahami, menyempurnakan menyesuaikan, dan mengembangkan memberikan pengalamana hidup. Berbagai tipe pemikiran, menjadi kreatif, dapat permainan adalah khas pada periode berbahasa, terindoktrinisasi ke dalam ini, tetapi anak prasekolah terutama budaya di mana ia tinggal dan dapat menikmati permainan asosiatif, mempersiapkan diri dalam berperan permainan kelompok dengan dan Bermain kesempatan merupakan individu dalam dan ketrampilan, ekspresi berperilaku terhadap dewasa. Anak aktivitas yang sama atau identik prasekolah yang kurang mendapat tetapi tanpa organisasi atau peraturan stimulus bermain akan menekan yang kreatifitas dan berpengaruh pula kaku. Permainan harus pada perkembangan kognitifnya (Utami, 2009). anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisik, Pada masa prasekolah ini diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi anak berkembang secara Stimulasi dapat optimal. berupa kegiatan bermain. Bermain yang dimaksud disini ini adalah bermain secara edukatif, yaitu alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak, dimana melalui alat permainan bahasa, kognitif sosialnya dan adaptasi sehingga dapat menstimulasi perkembangan anak. Jenis permainan juga disesuaikan dengan usia anak. Pada usia prasekolah, jenis bermain yang dapat digunakan misalnya benda – benda disekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas lipat, gunting dan air (Hidayat, 2005). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai sebanyak 8 orang (26.7 %), jenis Gambaran kelamin laki-laki sebanyak 18 status kesehatan jiwa pada Anak orang (60.0 %) dan sebagian Usia Prasekolah (3-6 tahun) di desa besar sudah masuk TK yaitu Bubakan Rt 03 Mijen Semarang, sebanyak 19 orang (63.3 %). maka dapat disimpulkan sebagai 2. Status kesehatan jiwa pada anak berikut : usia prasekolah di desa Bubakan 1. Karakteristik pada anak usia Rt 03 Mijen Semarang prasekolah di desa Bubakan Rt mempunyai status kesehatan jiwa 03 Mijen Semarang sebagian yang baik sebanyak 19 orang besar berumur 4 dan 5 tahun (63.3 %). SARAN 1. Bagi Profesi keperawatan Hasil penelitian kebutuhan penelitian selanjutnya dapat bisa bahan mengumpulkan anak masukan dalam meningkatkan membuat bermain asuhan mengatur waktu penelitian pada digunakan ini Sebagai keperawatan dengan dilakukan dengan grup pemberian penyuluhan kesehatan hari khususnya tentang diperoleh bisa maksimal. jiwa agar anak kesehatan anak dapat libur agar hasil cara dengan dan yang 3. Bagi masyarakat tumbuh dan berkembang dengan Dengan penelitian ini diharapkan baik cara dapat di jadikan rekomendasi yaitu dengan memberikan stimulus seperti kepada masyarakat khususnya anak bertanya segala yang aktif memiliki anak usia sesuatu, mengkhayal dan kreatif prasekolah tentang pentingnya mencoba hal-hal baru. tumbuh kembang anak dengan 2. Bagi Peneliti Penelitian cara ini masih belum anak memberikan untuk kesempatan bermain dan optimal dikarenakan banyak anak memberikan kesempatan kepada yang anak untuk tidak di rumah saat penelitian dan waktu penelitian terlalu sore, maka untuk baru. mencoba hal-hal DAFTAR PUSTAKA Davida. (2004). bermain sambil kecamatan sanan wetan blitar. belajar. keperawatan anak , Retrieved november jum'at, 3. 2002, from pengaruh peran Hidayat. (2005). pengantar ilmu keperawatan anak 1. jakarta: orang bermain tua bagi terhadap salemba medika. pada kegiatan anak proses balita tumbuh kembang di rw 3 kelurahan L.Wong, D. (2002). buku ajar keperawatan pediatrik. jakarta: EGC. bendogerit kecamatan sanan wetan blita: http://digilib.itb.ac.id/gdl.php? Rahman. (2009, februari jumat). mod=browse&op=read&id=ji karakteristik perkembangan ptumm-gdl-s1-2002-sri-5496- anak dini. 2002. usia jurnal kesehatan . Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Sulastri. (2002, november jum'at). Anak. jakarta: EGC. pengaruh peran orang tua pada kegiatan bermain bagi Utami. (2009). bermain lego anak balita terhadap proses meningkatkan kognitif anak tumbuh kembang di rw 3 usia prasekolah (4-5 tahun). kelurahan keperawatan bendogerit anak.