6 20 25 30 35 40 45 50 55 panjang duduk (cm) Laki-laki dan Perempuan perempuan=.50 laki-laki=.50 0 2 4 6 8 10 12 umur (bulan) Gambar 6 Perbandingan pertumbuhan panjang duduk bayi laki-laki dan perempuan pada persentil 50. PEMBAHASAN Berat Badan Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan untuk mengetahui status gizi pada bayi baru lahir. Sebagai indikator status gizi, berat badan memberikan gambaran keadaan masa kini yang dapat mengalami peningkatan dan penurunan setiap harinya (Soehartiningsih 1992). Berat badan sangat mudah terpengaruh keadaan mendadak seperti konsumsi makanan dan minuman, pengeluaran zat hasil metabolisme dan penyakit. Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi normal memiliki berat badan lahir di atas 2600 gram dan berat badan lahir di bawah 2600 gram dikatagorikan BBLR. Berat badan bayi lahir hasil penelitian pada persentil 50 adalah 3.3 kg. Bayi laki-laki memiliki berat badan lahir lebih basar dibandingkan berat badan lahir bayi perempuan. Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu berat badan bayi lahir perempuan lebih besar dibandingkan bayi laki-laki (Susanti 2005). Hal ini menunjukkan adanya perubahan yang berarti akibat dari penambahan probandus. Rata-rata kenaikan berat badan bayi hasil penelitian ini pada 6 bulan pertama lebih besar daripada 6 bulan kedua (634.6-730.1 gram/bulan pada bulan pertama dan 231.2271.3 gram/bulan pada bulan kedua. Jahari et al. (1990) menyebutkan rata-rata kenaikan berat badan bayi Indonesia umumnya pada 6 bulan pertama 670-800 gram/bulan dan 400 gram/bulan pada 6 bulan kedua. Kenaikan berat badan yang pesat dari 0 hingga 6 bulan disebabkan oleh peningkatan jaringan lemak yang besar (Sinclair 1973). Rata-rata kenaikan berat badan hasil penelitian Susanti (2005) menunjukkan bayi laki-laki sejak lahir hingga usia 6 bulan pertama lebih besar dibandingkan daripada bayi perempuan pada kisaran usia yang sama, dan mengalami penurunan setelah 6 bulan kedua. Setelah penambahan probandus rata-rata kenaikan berat badan tersebut tidak berubah. Rata-rata kenaikan berat badan probandus bayi laki-laki tetap lebih besar dibandingkan dengan bayi perempuan pada 6 bulan pertama dan menurun setelahnya. Laju pertumbuhan berat badan bayi laki-laki lebih besar daripada bayi perempuan. Hal ini disebabkan anak laki-laki memiliki massa otot, massa tubuh dan laju metabolisme lebih besar dari anak perempuan (Watson & Lowrey 1951). Kurva pertumbuhan berat badan bayi lakilaki menunjukkan adanya probandus yang mempunyai berat badan di bawah persentil 0.023. Hal ini menunjukkan adanya bayi yang mempunyai berat badan paling kecil dalam kelompok usianya. Persentil digunakan sebagai baku antropometri untuk menafsirkan hasil pengukuran. WHO merekomendasikan 7 persentil 0.023 dan persentil 0.977 sebagai batas bawah dan batas atas status gizi baik (Soetjiningsih 1992). Persentil di bawah 0.023 sebagai indikasi bayi kurang gizi. Berat badan bayi lahir dipengaruhi oleh status gizi ibu sebelum hamil dan riwayat kesehatan kehamilan. Ibu hamil yang kurang gizi dapat menyebabkan janinnya kurang gizi. Dalam kasus ini sering terjadi kematian neonatal yang tinggi. Hal ini kemungkinan ada hubungannya dengan kemampuan metabolik dan simpanan zat gizi pada waktu hamil dan masa sesudah lahir (Nur’aeni 2003). Faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan gizi. Hal ini dapat dilihat dari pengeluaran untuk makan yang diperoleh dari kuesioner. Keluarga yang mempunyai pengeluaran untuk makan tinggi umumya mempunyai bayi dengan berat badan normal. Berat badan yang melebihi persentil 0.977 juga didapatkan pada kurva pertumbuhan bayi laki-laki dan perempuan yang menandakan bayi tersebut memiliki berat badan paling besar di antara bayi yang lain seusianya. Persentil di atas 0.977 mengindikasikan bayi tersebut beresiko obesitas. Kurva pertumbuhan dapat digunakan untuk menilai obesitas apabila BB lebih dari 120 % dari persentil 50 (median) (Narendra 2002). Anak yang beresiko obesitas dewasanya cenderung mengalami obesitas (Wang et al. 2000). Hal ini dikarenakan kebiasaan pola makan dan penumpukan jaringan lemak yang berlebihan. Penurunan berat badan pada anak yang beresiko obesitas sangat dianjurkan untuk memperkecil risiko penyakit diabetes, jantung dan darah tinggi. Kurva perbandingan berat badan bayi menunjukkan sejak usia 0 hingga 4 bulan berat badan bayi laki-laki hampir berhimpit dengan bayi perempuan menandakan berat badan bayi laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Sejak usia 4 hingga 12 bulan berat badan bayi laki-laki berada di atas bayi perempuan. Panjang Badan Panjang badan memberikan gambaran pertumbuhan sejalan dengan pertambahan umur dan tidak terpengaruh keadaan yang mendadak, seperti penyakit dan konsumsi makanan misalnya (Soehartiningsih 1992). Ukuran panjang badan yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein. Panjang badan bayi lahir juga dipengaruhi oleh ukuran tubuh dan status gizi ibu hamil (Jacob 1981). Ibu yang memiliki ukuran tubuh yang kecil, bayi yang dilahirkan akan kecil. Pemberian makanan tambahan sejak usia 0-36 bulan dapat meningkatkan pertumbuhan panjang badan secara bermakna (Mora et al. 1981). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan panjang badan bayi laki-laki dan perempuan terus mengalami peningkatan hingga usia 12 bulan. Hal ini dapat dilihat dari kurva yang semakin meningkat dari usia 0 hingga 12 bulan. Rata-rata kenaikan panjang badan pada 6 bulan pertama lebih besar dibandingkan pada 6 bulan kedua. Panjang badan lahir bayi laki-laki pada persentil 50 dari hasil penelitian ini lebih besar daripada bayi perempuan. Hal ini tidak berbeda dengan hasil penelitian Susanti (2005). Panjang badan lahir bayi laki-laki pada persentil 50 hasil penelitian ini adalah 49.3 cm. Panjang badan bayi lahir perempuan adalah 48.3 cm. Hasil penelitian Susanti (2005) menunjukkan berat badan lahir bayi laki-laki pada persentil 50 adalah 49.6 cm dan panjang badan lahir bayi perempuan 49.0 cm. Panjang Duduk Panjang duduk adalah bagian dari panjang badan. Panjang duduk mengukur panjang tubuh dari kepala hingga bokong, tanpa anggota badan. Panjang duduk memiliki laju pertumbuhan yang berbeda dengan ukuran tubuh yang lainnya. Pertumbuhan anggota tubuh mempunyai kecepatan yang berbeda. Ukuran tubuh bayi pada dasarnya adalah proporsional. Apabila bayi mempunyai panjang badan yang lebih panjang, maka secara otomatis panjang duduknya menjadi lebih panjang. Dengan kata lain panjang duduk menyesuaikan dengan panjang badannya (Nur’aeni 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang duduk bayi lahir pada persentil 50 adalah 33.9 cm. Apabila jenis kelamin dibedakan, panjang duduk lahir bayi laki-laki pada persentil 50 adalah 33.9 cm, lebih besar dibandingkan bayi perempuan yaitu 33.7 cm. Pola pertumbuhan panjang badan dan panjang duduk yang sama membuktikan bahwa adanya hubungan antara panjang badan dan panjang duduk bayi. Kurva perbandingan panjang duduk bayi menunjukkan bahwa panjang duduk bayi lakilaki dan perempuan hampir berhimpit dari usia 0 hingga 4 bulan, kemudian bayi laki-laki berada di atas bayi perempuan sampai usia 12 bulan. Kurva pertumbuhan panjang duduk yang berhimpit pada usia 0 hingga 4 bulan menunjukkan tidak ada perbedaan panjang duduk pada usia tersebut. 8 Perbandingan bayi Amerika (Kuczmarski et al. 2002) dan bayi Bogor (penelitian ini) Perbandingan berat badan bayi Amerika dan bayi Bogor dapat dilihat dalam Tabel 3. Berat badan bayi laki-laki dan perempuan pada persentil 50 menunjukkan bayi Amerika lebih besar dibandingkan bayi Bogor. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain : nutrisi, sosial ekonomi (Jalal & Soekirman 1990), gen (Bogin 1999). Amerika mempunyai pendapatan negara yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia, hal ini berhubungan dengan pola hidup dan pemenuhan kebutuhan makanan. Faktor sosial ekonomi dan nutrisi yang baik lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan (Martorrel 1985, diacu dalam Jalal & Soekirman 1990) Perbandingan panjang badan bayi Amerika dan bayi Bogor pada persentil 50 dapat dilihat dalam Tabel 4. Panjang badan bayi Amerika lebih panjang dibandingkan bayi Bogor. Perbedaan pertumbuhan panjang badan ini disebabkan perbedaan faktor nutrisi, pemilihan makanan tambahan, pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan (Jalal & Soekirman 1990). Tabel 3. Perbandingan berat badan (kg) bayi Bogor (penelitian ini) dengan bayi Amerika (Kuczmarkski et al. 2002) pada persentil 50 Berat badan (kg) bayi laki-laki pada Berat badan (kg) bayi perempuan persentil 50 pada persentil 50 Umur (bulan) Amerika Bogor Umur (bulan) Amerika Bogor 0 3.53 3.37 0 3.40 3.26 1 4.00 3.97 1 3.80 3.79 2 4.88 4.71 2 4.54 4.51 3 5.67 5.64 3 5.23 5.43 4 6.39 6.56 4 5.86 6.22 5 7.04 7.21 5 6.44 6.66 6 7.63 7.75 6 6.97 7.07 7 8.16 8.12 7 7.45 7.42 8 8.64 8.42 8 7.90 7.73 9 9.08 8.59 9 8.31 8.01 10 9.48 8.77 10 8.69 8.32 11 9.84 8.95 11 9.04 8.57 12 10.16 9.14 12 9.37 8.70 Tabel 4. Perbandingan panjang badan bayi Bogor (penelitian ini) dengan bayi Amerika (Kuczmarski et al. 2002) pada persentil 50 Panjang badan (cm) bayi laki-laki pada Panjang badan (cm) bayi perempuan pada persentil 50 persentil 50 Umur (bulan) Amerika Bogor Umur (bulan) Amerika Bogor 0 49.99 49.34 0 49.29 48.27 1 52.70 51.96 1 51.68 50.93 2 56.63 54.74 2 55.29 53.78 3 59.61 58.01 3 58.09 56.82 4 62.08 61.21 4 60.46 60.06 5 64.22 63.53 5 62.54 62.08 6 66.13 65.23 6 64.41 63.87 7 67.86 66.67 7 66.12 65.46 8 69.46 68.16 8 67.71 66.90 9 70.95 69.32 9 69.19 68.24 10 72.35 70.57 10 70.59 69.66 11 73.67 71.70 11 71.92 71.10 12 74.92 72.71 12 73.19 72.58