BAB 2 TEORI TINGKAT BUNGA Setelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tentang pengertian dasar tingkat suku bunga 2. Memahami tentang fungsi tingkat suku bunga dalam perekonomian 3. Menjelaskan tentang kurva kesempatan investasi 4. Memahami tentang konsep pilihan waktu 5. Memahami perbedaan pandangan antara aliran klasik dan Keynes tentang tingkat bunga Deskripsi Singkat: Paba bab 2: Tingkat Suku Bunga, berisi tentang pengertian dasar dari tingkat suku bunga, fungsi tingkat suku bunga dalam perekonomian, penjelasan kurva kesempatan investasi, penjelasan konsep waktu yang berkaitan dengan timbulnya tingkat suku bunga, dan teori tingkat bunga menurt aliran klasik dan Keynes. Bab 2: Teori Tingkat Bunga 12 2.1. Pengertian Dasar Pada ekonomi yang mendasarkan pada mekanisme pasar, kuantitas barang dan jasa yang diprodusir ditentukan oleh pasar, yakni permintaan akan barang tersebut dipengaruhi konsumen. Mekanisme pasar berfungsi melalui harga. Harga mempunyai fungsi alokasi faktor produksi kearah produksi barang-barang yang lebih disukai oleh masyarakat dari produksi barang yang tidak disukai oleh masyarakat Mencermati uraian di atas, sebenarnya produsen (petani kopi) tidak mudah mengubah produksi dari teh ke kopi. Oleh karena itu produsen teh akan meminta harga yang lebih tinggi dan apabila konsumen mau membayar tentu saja mereka akan dapat memperoleh teh. Kenaikan harga ini dapat pula dipandang sebagai ongkos ganti penggunaan faktor produksi dari produksi kopi ke teh. Kaitannya dengan tingkat bunga, pertanyaan timbul ”apa peranan tingkat bunga” seperti halnya harga kopi dan teh di atas tingkat bunga tidak lain adalah harga yang terjadi di pasar uang dan modal, jadi tingkat bunga juga mempunyai fungsi alokatif dalam perekonomian, khususnya dalam penggunaan uang atau modal. 2.2. Fungsi Tingkat Suku Bunga dalam Perekonomian Dua masalah pokok yang harus dipecahkan oleh setiap sistem ekonomi adalah; 1. Berapa banyak faktor produksi yang harus digunakan untu menghasilkan beberapa barang yang berbeda pada waktu/saat yang bersamaan. Misalnya kayu jati gelondongan dapat dibuat kayu gergajian, meja, almari, atau kursi. Pada sistim ekonomi pasar alokasi penggunan kayu gelondongan tesebut ditentukan oleh harga meja, kursi atau kayu gergaji. 2. Masalah alokasi penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan barang yang akan digunakan sekarang atau di kemudian hari. Fungsi yang kedua inilah yang antara lain dilakukan oleh tingkat bunga. Yakni alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari. Setiap masyarakat mempunyai kecenderungan untuk melakukan alokasi faktor produksi untuk penggunaan sekarang dan nanti. Hanya metodenya yang berbeda antara satu negara dengan negara lain. Ada yang mendasarkan alokasi ini pada tradisi (terutama untuk masyarakat yang belum maju), yakni dengan Bab 2: Teori Tingkat Bunga 13 menyisihkan sebagian dari hasil yang diperoleh sekarang untuk penggunaan di waktu yang akan datang. Seperti yang dilakukan di Rusia, alokasi lebih banyak dilakukan oleh pemerintah. Tetapi dalam sistim ekonomi pasar (Amerika Serikat), alokasi antara sekarang dan nanti adalah hasil interaksi keputusan masing-masing individu. 2.3. Kurva Kesempatan Investasi Kurva Kesempatan Investasi (The Investment – Opportunity Curve) adalah konsep untuk menjelaskan masalah alokasi antar waktu. Guna memudahkan memahami konsep ini, maka akan disampaikan alam bentuk contoh. Misalkan suatu masyarakat yang hidup disekitar hutan jati, dan hanya ada satu jenis barang yag dihasilkan yaitu kayu gergajian. Apabila masyarakat tersebut semakin banyak menebang kayu jati di hutan tahun ini, maka makin sedikit kayu jati yang akan bisa ditebang di tahun yang akan datang. Banyaknya kayu gergajian yang dihasilkan sekarang dengan tahun yang akan datang tidak satu banding satu. Artinya kalau tahun ini menghasilkan 10 kayu gergajian lebih banyak tidak berarti tahun depan produksi kayu gergajian turun dengan 10 buah . Masalah yang dihadapai oleh masyarakat tersebut adalah penentuan jumlah pohon yang ditbang tahun ini dan tahun depan. Dengan kata lain, masyarakat tersebut perlu menyelesaikan masalah alokasi antara jumlah produksi tahun ini dengan tahun depan. Masalah alokasi tersebut dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut : Bab 2: Teori Tingkat Bunga 14 Gambar 2.1 Kurva Kesempatan Melakukan Investasi Kayu Gergajian yang diproduksi tahun ini A 10 C B 0 10 15 Kayu Gergajian yang diproduksi tahun depan 1. Jika masyarakat menebang semua pohon dan digergaji tahun ini, maka tahun depan mereka tidak dapat menghasilkan kayu gergajian, yaitu pilihan pada titik A. 2. Pilihan titik B, tahun ini tidak memproduksi sama sekali, dan berarti semua pohon diproduksi tahun depan. 3. Pada titik C, sebagian dihasilkan tahun ini dan sebagian lagi tahun depan. 4. bentuk kurva cembung darititik nol, berarti berlaku anggapan bahwa hubungan turunnya produksi sekarang dengan naiknya produksi tahun depan tidak satu banding satu. 5. Berdasarkan kurva di atass dapat disimpulkan, bahwa dengan tidak menebang pohon pada tahun ini (menabung) berarti melakukan investasi pohon untuk produksi tahun depan. 2.4. Pilihan Waktu Terdapat beberapa cara untuk memecahkan masalah pilihan waktu ini, yaitu melalui tradisi, keputusan pemerintah dan pilihan individu. Yang dimaksud dengan cara tradisi adalah masyakat melakukan pilhan atas dasar apa yang dipakai nenek Bab 2: Teori Tingkat Bunga 15 moyangnya, tanpa adanya perubahan dan selalu berulang begitu seterusnya. Dengan cara ini masyarakat akan memilih misalnya pada titik C, menebang secukupnya tahun ini guna memperoleh kayu gergajian sebanyak 10 buah tahun depan, cara ini terus dipertahankan dari tahun ke tahun tanpa perubahan. Pilihan yang didasarkan atas pilihan pemerintah secara sederhana dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut. Seandainya pemerintah dapat diibaratkan sebagai seorang raja yang dapat menentukan berapa kayu gergajian yang dihasilkan tahun ini dan berapa tahun depan yang berlaku bagi sekelompok masyarakat. Bagaimana caranya si raja ini menentukan jumlah tersebut? Guna menjawab pertanyaan ini diperlukan suatu konsep apa yang disebut ”kurva indifference pilihan waktu” dari si raja tersebut (persis sama dengan kurva indifference seorang konsumen) seperti gambar berikut ; Gambar 2.2 Kurva Indifference Pilihan Waktu Kayu Gergajian yang diproduksi tahun ini D 10 A B C 0 10 15 Kayu Gergajian yang diproduksi tahun depan Kurva indifference mempunyai bentuk cembung ke titik nol, jadi kurva indifference (indifference curve) (IC) yang lebih tinggi, misalnya titik D, akan lebih disukai daripada di bawah kurva. (titik A, B dan C). Keputusan pilihan waktu akan didasarkan pada prinsip kepuasan tertinggi dengan mengingat keterbatasan alat pemuas. Secara grafik dapat ditunjukkan dengan titik singgung antra kurv IC dengan kurva berbagai kesempatan investasi (titik E pada gambar berikut). Bab 2: Teori Tingkat Bunga 16 Gambar 2.3 Fungsi Alokasi dengan Keputusan Pemerintah Kayu Gergajian yang diproduksi tahun ini A 10 E IC 0 15 Kayu Gergajian yang diproduksi tahun depan 1. Setiap individu memuliki IC sendiri. Sekelompok individu (konsumen) mungkin mau menunda sebagian penggunaan barang sekarang untuk memperoleh brang lebih banyak di kemudian hari. Sebaliknya kelompok lain (produsen) karena mengharapkan dapat melakukan investasi dari penundaan penggunaan barang sekarang yang jumlhnya lebih sedikit (10 buah kayu). 2. Dari dua kelompok individu ini karena kesukaan mereka tidak sama, bahkan berbalikan maka timbullah semacam pasar (pinjam-meminjam). Dari contoh di atas, maka kelompok konsumen akan bersedia mengorbankan penggunaan barang sekarang sedang kelompok pengusaha justru mau menggunakan penggunaan barang sekarang dan bersedia mengganti dengan jumlah lebih banyak di kemudian hari. Dari proses ini lahirlah nilai tukar/harga, yang dalam hal ini dapat disebut sebagai tingkat bunga. Bab 2: Teori Tingkat Bunga 17 Nilai tukar atau tingkat bunga dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini: Gambar 2.4 Tingkat Bunga Penggunaan Barang Tahun ini 10 0 11 Penggunaan Barang Tahun Depan 1. Garis lurus miring dari kiri atas ke kanan bawah menggambarkan tingkat bunga, yakni perbandingan/nilai tukar antara jumlah barang yang dapat dipakai sekarang dengan yang dapat dipakai di kemudian hari. 2. Misal 10 buah kayu yang bisa dipakai tahun ini dapat ditukar dengan 11 buah kayu tahun depan. Nilai tukar, yang juga menggambarkan tingkat bunga, besarnya ditentukan oleh lereng garis tersebut. 3. Makin datar berarti makin banyak barang tahun depan yang bisa diperoleh dengan sejumlah tertentu barang tahun ini, jadi tingkat bunganya makin tinggi. 4. Sebaliknya makin tegak lurus garis, berarti makin rendah/kecil tingkat bunganya. 5. Gerakan ke bawah sepanjang garis itu menunjukkan adanya tindakan memberi pinjaman. Sebaliknya gerakan ke atas menunjukkan adanya tindakan meminjam, karena menukarkan penggunaan barang kemudian hari yang jumlahnya lebih banyak dengan penggunaan barang sekarang yang jumlahnya lebih sedikit. Bab 2: Teori Tingkat Bunga 18 Melalui alat analisa di atas, maka masalah alokasi waktu bagi individu dapat dipecahkan. Pada prinsip persaingan setiap individu memiliki kurva kesempatan investasi dan kurva indifference serta adanya transaksi pinjam-meminjam. Berdasarkan anggapan tersebut, pemecahan masalah alokasi dapat dijelaskan dengan menggunakan contoh sebagai berikut. Gambar 2.5 Alokasi Waktu E Penggunaan barang tahun ini 10 D ICy A B C Kurva kesempatan investasi X dan Y 0 ICx 15 Penggunaan barang tahun depan 1. Tanpa adanya pinjam meminjam, individu X akan memilih titik B, karena untuk kurva kesempatan investasi tertentu, dia sudah dapat kepuasan yang maksimum. 2. Adanya mekanisme ”pinjam-meminjam”, X dapat memilih produksi pada titik A dan meminjamkan kelebihan produksinya (jarak A dan B) pada tingkat bunga yang berlaku dipasar. Pada kemdian hari X dapat menggunakan kayu gergajian yang lebih banyak pada titik C. Posisi C, X lebih baik, karena berada pada IC yang lebih tinggi. 3. Tanpa adanya transaksi pinjam meminjam, Y akan berad pada titik D dengan penggunaan barang dikemudian hari dalam jumlah lebih sedikit dari pada sekarang. Dengan adanya transaksi indivisu, Y akan berproduksi pada Bab 2: Teori Tingkat Bunga 19 titik A dan akan meminjam. Dengan meminjam ini posisinya akan lebih baik yang ditunjukkan pada titik E, yang berada pada kurva IC lebih tinggi. 4. Bagaimana diketahui bahwa jumlah yang dipinjamkan oleh X sama dengan jumlah yang dipinjam oleh Y ? Harga/tingkat bunga yang menjamin kesamaan tersebut. Tingkat bunga akan naik apabila Y ingin pinjam lebih banyak dan sebaliknya, apabila keinginan pinjam menurun tingkat bunga juga akan turun, dan dari sini dapat diketahui bahwa tingkat bunga merupakan pemecah masalah alokasi antara sekarang dan nanti. 2.5. Teori Klasik tantang Tingkat Bunga Menurut Klasik, tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Pada tingkat yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan konsumsi untuk menambah tabungan. Demikian pula dengan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga, akan tetapi memiliki hubungan yang negatif. Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan (tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai pabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Secara grafik, keseimbangan tingkat bunga dapat digmbarkan seperti dalam gambar di bawah ini; Gambar 2.6. Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga (Tingkat Bunga) Tabungan I1 i0 Investsi 0 S0 Investsi i Jumlah Rp. Yang ditabung dan diinvestaikan 2.6. Teori Keynes tantang Tingkat Bunga Bab 2: Teori Tingkat Bunga 20 Keynes memiliki pandangan yang berbeda dengan klasik tentang tingkat bunga. Tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang (pada pasar uang). Uang merupakan alat portopolio yang bisa diwujudkan dalam bentuk UANG KAS dan SURAT BERHARGA. Resiko dan gain surat berharga ditentukan oleh tingkat bunga ”rata-rata” dari segala macam surat berharga yang beredar di masyarakat. Permintaan uang oleh Gambar 2.7 Teori Keynes Tentang Tingkat Bunga Tingkat Bunga (%) r2 Jumlah Uang Membeli Surat Berharga G re E q F r1 0 Menjual Surat Berharga J J J 2 o 1 Liquidity Preference Jumlah Uang dan Permintaan Uang Teori tingkat bunga Keynes memiliki hubungan yang negatif antara Tingkat Bunga Vs. Jumlah Uang. 1. Terjadi spekulasi dalam fluktuasi tingkat bunga 2. Naiknya tingkat bunga cost memegang uang kas naik hasrat memegang uang kas turun demikian pula sebaliknya. 3. Pada tingkat bunga keseimbangan (req), keinginan memegang uang kas sama dengan Jumlah uang. Bila tingkat bunga di bawah keseimbangan (r1), masyarakat menginginkan uang kas lebih banyak dengan menjual surat berharga, pada koordinat F. Penjual surat berharga ini mendorong harga ’surat berharga’ turun, sampai keadaan keseimbangan dimana keinginan memegang uang kas sama dengan JUB. Dan demikian pula sebaliknya. Bab 2: Teori Tingkat Bunga 21 Soal-soal: 1. Jelaskan tentang pengertian dasar tingkat bunga! 2. Jelaskan peranan tingkat bunga terhadap perekonomian suatu negara 3. Jelaskan bagaimana tingkat bunga timbul atau ditentukan menurut pandangan aliran klasik 4. Jelaskan bagaimana tingkat bunga timbul atau ditentukan menurut pandangan aliran Keynes. Daftar Pustaka 1. Nopirin (1998), Ekonomi Moneter Buku I, BPFE UGM, Yogyakarta. 2. Iswardono (1999), Uang dan Bank, BPFE UGM, Yogyakarta. 3. Insukindro (1997), Ekonomi Uang dan Bank, BPFE UGM, Yogyakarta. 4. Manurung Mandala, Prathama Rahardja (2004), Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter: Kajian Kontekstual Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Bab 2: Teori Tingkat Bunga 22