FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN DALAM PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI SUATU PERUSAHAAN Oleh: IKVAL SUARDI (P056132432.48E) Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan dan kesuksesan dalam penerapan sistem informasi di suatu perusahaan dan menjadi studi kasusnya adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penerapan sistem informasi manajemen dalam suatu perusahaan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangankekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Bogor, Desember 2013 Ikval Suardi i DAFTAR ISI DATAR ISI .......................................................................................................................... i DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... ii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Manajemen .................................................................................... 2 2.2 Peranan Sistem Informasi dalam Bisnis .................................................................... 4 III. PEMBAHASAN 3.1 Kesuksesan Sistem Informasi .................................................................................... 6 3.2 Kegagalan Sistem Informasi ...................................................................................... 7 3.3 Pembahasan Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk……………. 8 IV. PENUTUP Kesimpulan ..................................................................................................................... 12 V. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13 ii DAFTAR GAMBAR Gambar Nomor Gambar 1. Informasi dan SIM untuk semua tingkat manajemen………………………... 2 Gambar 2. Komponen-Komponen dalam Sistem Informasi………………..………….... 3 Gambar 3. Tampilan Homepage BRI…………………………………………………….. 9 Gambar 4. Tampilan Internet Banking dan SMS Banking BRI………………………...… 10 Gambar 5. Tampilan SIM LAS…………………………………………………………... 10 Gambar 6. Tampilan Portal SDM……………………………………………………….... 11 Gambar 7. Tampilan BRI Web System………………………………………………….... 11 iii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan system informasi untuk mendukung proses bisnis pada perusahaan kini telah menjadi suatu tuntutan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu penerapan system informasi yang tepat diterapkan dapat menjadi suatu nilai tambah untuk menjaga agar mata rantai perusahaan tetap berputar dalam menghadapi persaingan secara global dengan menyediakan data dan informasi yang akurat agar dapat digunakan dalam setiap pengambilan keputusan bisnis. Banyak sistem informasi mengalami problem yang sama ketika menghadapi kegagalan, yaitu sulit untuk menentukan mana dari sistem sebagai sumber kegagalan. Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran dengan menggunakan masukan dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Penerapan sistem informasi dalam dunia bisnis banyak dimanfaatkan untuk mendukung kecepatan dan ketepatan proses bisnis tersebut. Namun dalam penerapan sistem informasi di dalam suatu perusahaan pasti terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat atau melancarkan penerapan sistem informasi tersebut. Penerapan system informasi tersebut bisa saja berhasil ataupun gagal tergantung bagaimana manajemen yang mengurus pengelolaan system informasi tersebut. Karena system informasi tersebut merupakan sebuah program yang saling berkaitan, dan merupakan sebuah system, maka factor-faktor pendukung system tersebut dapat mempengaruhi penerapan system informasi tersebut. B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan suatu system informasi. 1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Manajemen Di dalam organisasi, apapun jenis dan bentuknya, sistem informasi bahkan telah memainkan peran penting dalam mendukung kegiatan operasional, mendukung pengambilan keputusan hingga mendukung organisasi mencapai keunggulan kompetitif yang strategis. Menurut O, Brien (2007) system merupakan sebuah kumpulan dari beberapa komponen yang saling terkait untuk bekerja sama mencapai tujuan dengan menerima Sistem Informasi Manajemen yang merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Sistem informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis.Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer. Tujuan Umum Sistem Informasi Manajemen : a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk,dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Gambar 1. Informasi dan SIM untuk semua tingkat manajemen Pengembangan system informasi manajemen canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun system informasi manajemen karena : 1. Kurang organisasi yang wajar 2. Kurangnya perencanaan yang memadai 2 3. Kurang personil yang handal 4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancangsistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat. System informasi yang baik adalah yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya system informasi akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat. Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan system informasi agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka sistem yang dihasilkan akan memberikan keuntungan. Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah system informasi, namun dalam praktek system informasi yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika Gambar 2. Komponen-komponen dalam SI (Sumber: O’Brien, 2007) Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan, yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, komponen kontrol, dan komponen jaringan. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. 1) Komponen input Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar. 2) Komponen model Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3 3) Komponen output Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. 4) Komponen teknologi Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. 5) Komponen hardware Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi. 6) Komponen software Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. 7) Komponen basis data Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System). 8) Komponen kontrol Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. 9) Komponen Jaringan Untuk menghubungkan komputer-komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan diperlukan media untuk menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang digunakan di suatu perusahaan. Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software jaringan. Hardware komponen jaringan berupa kartu penghubung jaringan (Network Interface Card), media penghubung jaringan, HUB (konsentrator), repeater, bridge, dan router. Komponen software jaringan berupa sistem operasi jaringan, network adapter drive, dan protokol jaringan. 2.2. Peranan Sistem Informasi dalam Bisnis Sistem informasi, baik mulai pada tahap operasional (pemrosesan transaksi) hingga penggunaan internet (e-commerce/e-business) mempunyai tiga peranan utama yaitu : 1. Mendukung proses bisnis dan operasional 2. Mendukung pengambilan keputusan oleh karyawan dan manajemen 3. Mendukung strategi untuk memperoleh keunggulan kompetitif System informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen seperti orang, aktivitas, perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, 4 juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Output yang dihasilkan akan dikembalikan sebagai information service. Ada tiga bagian utama dari sistem informasi : 1. Data yang mendukung informasi 2. Prosedur bagaimana mengoperasikan sistem informasi 3. Orang yang membuat produk, memecahkan masalah, membuat keputusan dan menggunakan sistem informasi Mengembangkan solusi sistem informasi yang berhasil baik mengatasi masalah bisnis adalah tantangan utama untuk para manajer dan praktisi bisnis saat ini. Sebagai seorang praktisi bisnis bertanggungjawab untuk mengajukan atau mengembangkan teknologi informasi baru atau meningkatkannya bagi perusahaan. Adapun untuk seorang manajer bertanggungjawab untuk mengelola usaha pengembangan yang dilakukan para spesialis sistem informasi dan para pemakai akhir bisnis. Kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi ditentukan oleh level manajemen dan pihak non-manajemen yang akan menggunakan informasi. Oleh karena itu, sistem informasi yang dibangun atau dipakai dalam sebuah organisasi perlu mengakomodasi kebutuhan pemakai berdasarkan level manajemen. Namun sebelum membicarakan sistem informasi seperti itu, berbagai level manajemen dalam suatu organisasi akan dibahas terlebih dulu. Di dalam organisasi, arus informasi dalam perusahaan mengalir secara vertikal dan horisontal. Arus informasi vertikal dibedakan menjadi arus informasi vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Arus informasi vertikal ke bawah berupa strategi, sasaran, dan pengarahan. Arus informasi vertikal ke atas berupa ringkasan kinerja organisasi. Secanggih apapun sistem baru yang telah dirancang, tentunya akan percuma jika hanya berupa it strategis yang amat handal tanpa adanya implementasi. Sistem informasi yang telah dirancang tersebut harus diimplementasikan sebagai sebuah sistem kerja dan dipelihara agar dapat berjalan dengan baik. Implementasi dapat menjadi sebuah proses yang sulit dan memerlukan banyak waktu. Namun demikian, proses implemetasi merupakan salah satu proses vital dalam memastikan kesuksesan sebuah sistem yang baru dikembangkan. 5 III. PEMBAHASAN Pada prinsipnya cara kerja sistem informasi menuntut peran utama dari orang-orang yang mau melakukan dan menjalankan sesuai prosedur aplikasi program. Suatu aplikasi tidak dapat bekerja sendiri tanpa sentuhan pengguna untuk melakukan penginputan transaksi operasional secara up to date. Yang menjadi kendala adalah dalam tahap implementasi, dimana biasanya pekerjaan masih dilakukan dengan parallel run (menjalankan sistem berjalan dan sistem baru secara bersamaan), maka dapat terjadi keengganan pengguna untuk melakukan penginputan transaksi pada sistem baru, dengan berbagai alasan, seperti : masih disibukan dengan pekerjaan sistem berjalan, masih belum memahami cara kerja sistem baru, yang menuntut pengguna untuk belajar lagi terutama yang berkaitan dengan teknologi informasi. Untuk itu, peranan Project Manager untuk memberikan solusi terhadap permasalahan ini, termasuk pendekatan personal (personal approach) agar transaksi penginputan data pada sistem baru dapat dilakukan secara up to date. Dalam praktek bisnisnya, pada tahapan implementasi suatu system informasi, sering terjadinya kegiatan secara parallel run (sistem baru dan system berjalan dilakukan bersamaan). Hal ini yang membuat pengguna merasa enggan, terbeban dan tidak termotivasi untuk melakukan trial simulasi, implementasi untuk melakukan penginputan data pada sistem informasi baru yang belum dikenal. Hal ini dapat terlihat dengan ketidakhadiran dan tidak terlibat aktif pengguna dalam pelatihan-pelatihan simulasi sistem informasi. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, biasanya perusahaan melakukan penambahan tenaga outsourcing (tenaga kontrak) untuk penginputan pada aplikasi program baru tersebut. Hal ini akan berakibat bahwa orang yang mengetahui detail dan memahami cara kerja aplikasi program baru tersebut adalah tenaga kerja outsourcing (tenaga kontrak) tersebut, dan apabila masa kerja tenaga kerja kontrak berakhir, maka akan terjadi lagi permasalahan dimana pengguna belum mengetahui detail cara kerja aplikasi program tersebut. Dengan adanya komputer untuk membantu teknologi informasi, berbagai organisasi telah mangalokasikan dana yang cukup besar untuk sistem informasi. Untuk itu diperlukan analisa mengenai faktor-faktor apa saja yang menunjang sistem informasi yang bagus. Meskipun suatu organisasi telah menerapkan sistem informasi untuk menunjang aktivitasnya, penerapan tersebut bisa berhasil ataupun tidak. Seringkali penerapan sistem informasi, terutama yang berbasis IT menjadi gagal. Kegagalan tersebut bisa berarti proyeknya tidak selesai ataupun telah diimplementasikan namun penggunaannya tidak efektif. 3.1. Kesuksesan Sistem Informasi Ada beberapa faktor penting yang secara langsung mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan proyek Sistem Informasi (SI). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan implementasi Teknologi Informasi (TI) hampir umum bagi semua perusahaan. Namun prioritas dan pentingnya faktor mungkin berbeda dari perusahaan ke perusahaan yang lain berdasarkan budaya mereka, wilayah, struktur organisasi, lingkungan dan bisnis utama yang mereka hadapi Peluang kegagalan penerapan sistem informasi terutama yang berbasis komputer sangat besar, maka sebaiknya dalam pembuatan sistem informasi harus melalui proses yang tepat. Salah satu tantangan yang dihadapi sistem informasi adalah teknologi dan keadaan perusahaan yang terus mengalami perkembangan sehingga menimbulkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui langkah-langkah yang tepat agar sistem informasi bisa terus diterapkan dengan sukses mengikuti perkembangan perusahaan. Fuadi (1995) menyebutkan empat langkah-langkah yang perlu diketahui perusahaan untuk penyempurnaan suatu sistem informasi. 6 1. Analisa system Pada langkah ini dilakukan survei intensif atas sistem yang ada dan kebutuhan pengolahan data informasi di masa depan. Suatu analisa dilakukan atas informasi yang diperoleh dalam survei. Selanjutnya, analisa tersebut mencoba untuk mengetahui apa masalah-masalah utama yang terdapat dalam sistem yang telah ada. Selanjutnya, dilakukan sintese system, yaitu pengumpulan hasil survei dan analisa untuk merancang rekomendasi bagi revisi sistem yang telah ada atau mengembangkan suatu sistem baru. Analisa tersebut harus mencakup evaluasi mengenai kebutuhan informasi bagi para manajer dan para pemakai sistem lainnya. Dengan begitu, akan diketahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem tersebut. 2. Desain sistem Desain sistem merupakan proses penyiapan spesifikasi yang terperinci untuk pengembangan suatu sistem baru. Untuk itu, harus dibuat rencana pengembangan yang disiapkan pada langkah analisa sistem. Desain sistem harus dimulai dengan spesifikasi output sistem yang diperlukan yang mencakup isi, format, volume, serta frekuensi laporan dan dokumen. Selanjutnya menentukan isi dan format input sistem dan file. Setelah itu dilakukan desain mengenai langkah-langkah pengolahan, prosedur-prosedur, dan pengendalian. Serta kegiatan untuk menyiapkan suatu sistem implementasi sistem yang baru. 3. Implementasi system Pertama-tama dilakukan perencanaan dan penjadwalan aktivitas implementasi agar dapat dikordinasi dengan baik. Selain itu, bila perlu, dilakukan penerimaan pegawai baru dan pelatihan kepada pegawai baru baru serta realokasi pegawai-pegawai yang ada. Setelah itu dilakukan pengujian terhadap prosedur baru dan bila perlu dilakukan modifikasi. Standar dan pengendalian atas sistem yang baru harus diciptakan. Dokumentasi sistem yang lengkap perlu dibuat. Penggunaan sistem baru dan sistem lama dapat dilakukan secara simultan untuk periode yang singkat dan hasilnya kemudian dibandingkan untuk meyakinkan bahwa sistem baru tidak mempunayi kelemahan seperti sistem lama. Tahap akhir dari implementasi adalah mengganti sistem lama dengan sistem baru. 4. Review System Review tersebut dilakukan tidak lama setelah sistem baru dioperasikan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada dan mengoreksinya. Hal ini dilakukan supaya hal-hal kecil yang mungkin tidak tampak atau tidak jelas saat penggantian sistem dapat diketahui. Review tersebut harus dilakukan secara periodik. Terkadang review akan menunjukkan modifikasi besar atau penggantian yang perlu dilakukan dan prosesnya akan dimulai lagi seperti pada langkah pertama. 3.2. Kegagalan Sistem Informasi Tidak perlu diragukan lagi bahwa sebuah perusahaan mengharapkan suatu sistem yang dapat bekerja secara cepat dan akurat sehingga produktivitas kerja di perusahaan lebih meningkat dan perusahaan akan memperoleh keuntungan yang besar dari penerapan sistem informasi tersebut. Hal ini menyebabkan banyak perusahan mengeluarkan dana yang sangat besar untuk investasi dalam pengembangan dan penerapan sistem informasi. Berikut kegagalan penerapan sistem informasi menurut Rosemary Cassafo dalam O’Brien (1999): 1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen Pihak eksekutif perusahaan menyerahkan seluruh penerapan sistem informasi pada bagian TI, dan enggan untuk mempelajari sistem informasi yang baru atau mereka tidak mengerti sama sekali. Hal ini dapat menjadi faktor penghambat atau kegagalan dalam penerapan SI dalam suatu perusahaan yang besar. Hal ini diakibatkan karena rasa kurang memilki terhadap sistem informasi yang diterapkan oleh perusahaan. Hal ini akan 7 menyebabkan banyak satuan kerja dalam perusahaan belum dapat mengoptimalkan fungsi dan potensi SI untuk mempermudah komunikasi antar satuan kerja, transfer informasi, dan data perusahaan, serta sharing pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk memajukan perusahaan. 2. Tidak memiliki perencanaan memadai mengenai tahapan dan arahan yang harus dilakukan Dalam hal ini penerapan sistem informasi dalam perusahan tidak didukung dengan perencanaan yang matang dan tidak dapat menjembatani keinginan dan kepentingan orangorang dalam perusahaan dengan pihak yang mengerti dan membuat sistem informasi tersebut. Hal ini menyebabkan sistem yang akan dijalankan menjadi tidak terarah sesuai dengan tujuan perusahaan. 3. Inkompetensi secara teknologi Kurangnya keterampilan dari tenaga-tenaga yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan TI dan kurangnya inisiatif dan keaktifan SDM dalam mensosialisasikan keuntungan dan kemudahan dari sistem informasi yang ada akan menyebabkan sistem yang diterapkan tidak akan berjalan seperti yang diinginkan. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan di bidang TI-nya masih rendah. Kesalahannya adalah perusahaan sering memaksakan SDM yang ada untuk menjalankan investasi TI, padahal SDM tersebut belum mampu. 4. Strategi dan tujuan tidak jelas ketika akan menerapkan sistem informasi Kebanyakan pimpinan perusahaan tidak mengetahui apa visi, misi, strategi ataupun rencana bisnis yang berkenaan dengan implementasi sistem informasi pada perusahaannya. Strategi dan tujuan merupakan faktor penting yang menjadi penentu seberapa besar pencapaian yang diinginkan ketika perusahaan akan melakukan sesuatu. Tanpa strategi dan tujuan yang jelas maka apapun yang dilakukan menjadi tidak terarah karena tidak ada batasan dimana sistem yang digunakan dapat dianggap berhasil ataupun tidak. 5. Tidak jelasnya kebutuhan terhadap sistem Mengidentifikasi kebutuhan terhadap sistem dalam suatu perusahaan merupakan bagian dari perencanaan sistem informasi yang merupakan komponen penting dalam perencanaan perusahaan. Implementasi sistem tertentu harus dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya yaitu memperkuat bisnis, memberikan keunggulan kompetitif, mempermudah pengelolaan sumber daya perusahaan dan penerapan teknologi dalam perusahaan. 3.3 Pembahasan Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1. Profile PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank bantuan dan simpanan milik kaum priyayi purwokerto. Suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (Pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran. Adapun beberapa aplikasi – aplikasi Sistem Informasi yang digunakan oleh BRI, meliputi pada bidang : Intranet 1. Portal DataWare House Merupakan aplikasi sistem informasi di BRI yang bertujuan untuk mendapatkan data-data nasabah simpanan maupun pinjaman. Sehingga 8 mempercepat dan mempermudah karyawan untuk membuat laporan harian ataupun bulanan. 2. Sistem Informasi Debitur BRI Merupakan aplikasi sistem informasi BRI yang bertujuan untuk mengetahui calon debitur yang mengajukan pinjaman ke BRI sehingga petugas kredit lini dapat mengetahui apakah calon debitur tersebut sudah mempunyai pinjaman di BRI apa tidak. 3. Web Mail Merupakan aplikasi sistem informasi yang bertujuan untuk mengirim data maupun surat melalui email. Aplikasi banyak digunakan oleh karyawan sebagai media mengirim cepat antar karyawan lainnya. 4. Helpdesk Remedy Merupakan aplikasi sistem informasi BRI yang bertujuan untuk mengirim permasalahan-permasalah yang terdapat di unit kerja sehingga setiap masalah yang terdapat di unit kerja dapat diselesaikan dengan problem solving tanpa harus melalui via telepon, sehingga menghemat biaya operasional. 5. Portal Absensi Merupakan sistem Absensi pegawai BRI. Internet WEB BRI yang menampilkan Profile Perusahaan BRI dan produk layanan BRI. Web ini dapat di Akses oleh umum di www.bri.co.id. 2. INTERNETWORKING a. INTERNET a. BRI Homepage [www.bri.co.id] Dapat diakses oleh semua orang kapan pun dan dimana pun, memuat semua informasi yang dibutuhkan oleh seluruh nasabah BRI karena BRI merupakan perusahaan Go Public yang setiap nasabahnya dapat menikmati fitur-fitur layanan dan fasilitas yang terdapat di BRI melaui Homepage BRI di Internet. Gambar 3. Tampilan Homepage BRI 9 b. Internet Banking Adalah layanan yang diberikan oleh BRI untuk memudahkan nasabahnya dimanapun berada dalam bertransaksi dan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan menggunakan password yang hanya dimiliki oleh nasabah yang bersangkutan. Sehingga dengan menggunakan Internet Banking ataupun SMS Banking dimanapun dan kapanpun nasabah dapat melakukan transaksi dengan cepat dan efisien. Gambar 4. Tampilan Internet Banking dan SMS Banking BRI b. INTRANET A. Fungsi Kredit Loan Approval System (LAS) Adalah suatu aplikasi sistem informasi manajemen BRI yang terintegrasi yang mencakup proses pengimputan paket kredit dari mulai pengimputan data-data calon debitur, analisis kelayakan usaha sampai proses putusan kredit. Gambar 5. Tampilan SIM LAS 10 B. Fungsi Human Capital Portal Sistem Manajemen Kinerja SDM Merupakan sistem informasi manajemen SDM berbasis kompetensi yang dikembangkan dan digunakan dalam melaksanakan proses manejemen SDM BRI, meliputi proses system manajemen kinerja, data-data pekerja, konsultasi pekerja dan proses penilaian kinerja selama setahun untuk dikirim sebagai acuan untuk pemberian bonus. Gambar 6. Tampilan Portal SDM c. Fungsi Operasional dan Bisnis BRI Web System Merupakan sistem informasi manajemen yang dikembangkan oleh Divisi Teknologi Sistem Informasi untuk melaksanakan transaksi operasional, transaksi internal, proses layanan perbankan sehingga aplikasi ini merupakan aplikasi yang sangat penting untuk bisnis BRI. Sehingga aplikasi ini perlu dilakukan pengembangan sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik dan prima bagi nasabah BRI. Gambar 7. Tampilan BRI Web System 11 3. TEKNOLOGI BRI adalah perusahaan terbuka yang berkewajiban untuk menyebarkan informasi kepada seluruh masyarakat, oleh karena itu BRI menggunakan teknologi internet dapat terlihat dalam websitenya http://www.bri.co.id/ , dalam website tersebut semua orang dapat mengakses dimanapun dan kapan pun. Dalam website tersebut juga tercantum nomer telepon dan alamat email yang digunakan untuk menghubungi BRI. BRI sebagai Bank terkemuka di Indonesia selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap nasabahnya dan selalu transparan dan selalu melayani dengan setulus hati. Dalam hal intranet BRI memanfaatkan sistem informasi untuk membantu setiap proses transaksi maupun penyelesaian internal karyawan dengan berbagai macam aplikasi yang telah di terapkan oleh BRI. Sehingga dari segi bisnis membuat perusahaan lebih maju dan lebih fleksibel dalam bekerja menghemat biaya tentunya, dan mempercepat segala proses transaksi nasabah maupun proses penyelesaian masalah internal karyawan sendiri. 12 IV. PENUTUP Kesimpulan Sistem informasi menjadi prioritas pertama untuk dikembangkan karena besarnya kekuatan-kekuatan lingkungan eksternal dan kesamaan dari kekuatan faktor internal atau institusional. Beberapa sistem gagal karena benturan diantara keadaan atau lingkungan internal. beberapa faktor yang dapat yang dapat menyebabkan sukses atau tidaknya suatu organisasi atau perusahaan dalam menerapkan sistem informasi Penerapan sistem informasi dalam suatu perusahaan tidak selalu berhasil dengan baik. Supaya dapat berhasil dengan baik maka perusahaan harus melakukan langkah-langkah yang tepat ketika akan mengimplementasikan sistem informasi. Langkah-langkah ini harus dilakukan dalam sebuah cara yang sistematis dan mengikuti kaidah-kaidah yang ada. Walaupun hal ini tidak menjamin kesuksesan pengimplementasian sebuah sistem informasi ke dalam perusahaan, namun pengerjaan yang telah mengikuti kaidah akan mendekatkan kepada hasil yang lebih baik. Selain kesuksesan, dalam penerapan sistem informasi juga terdapat kegagalan. Kegagalan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang penting adalah rasa memiliki perusahaan yang kurang bersama, ketidakmampuan teknisi TI yang dipekerjakan oleh perusahaan, dan ketidakcocokan TI yang dikembangkan oleh teknisi dengan tujuan perusahaan akibat ketidaktahuan manajer perusahaan mengenai TI yang ingin dikembangkan. Maka, untuk memastikan bahwa pengimplementasian TI dan SI dapat berhasil dengan baik dibutuhkan partisipasi oleh pihak perusahaan dan mempekerjakan tenaga TI yang handal, profesional, dan beretika. 13 DAFTAR PUSTAKA Fuadi, A. 1995. Langkah-Langkah Menuju Penyempurnaan Sistem Informasi. Majalah Manajemen. Edisi September-Oktober. O’Brien, James A. 1999. Pengantar Sistem Informasi. Salemba Empat, Jakarta. O’Brian dan Marakas. 2007. Management Information System. McGraw Hill. Wikipedia, sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Website www.bri.co.id 14