5 Ba98dd

advertisement
AMMTC KE-5, AMMTC+3 KE-2,
AMMTC+RUSIA KE-2,
AMMTC+CHINA KE-1
HANOI, VIETNAM, 28 NOVEMBER – 1 DESEMBER 2005
Pertemuan ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-5 dan pertemuan
AMMTC+3 (Cina, Jepang, dan Korea) ke-2 dilaksanakan di Hanoi, Vietnam pada tanggal 28 November
s.d. 1 Desember 2005. Pertemuan ini merupakan pertemuan dua tahunan yang difasilitasi oleh
Sekretariat ASEAN dalam rangka meningkatkan dan mempererat kerja sama antara negara-negara
ASEAN dalam menanggulangi kejahatan transnasional.
Pertemuan AMMTC ke-5 didahului dengan Pertemuan Preparatoty SOMTC, dimana telah disepakati 2
(dua) usulan Indonesia untuk diajukan pada Pertemuan AMMTC ke-5, yaitu :
a.
Konsep paper tentang Proposal Indonesia untuk
menambahkan isu Anti Korupsi menjadi salah satu
jenis kejahatan lintas negara.
b.
Isu tentang Perdagangan manusia, khususnya
perempuan dan anak-anak
Pertemuan AMMTC ke-5 dibuka oleh Mr. Vu Khoan, Wakil Perdana menteri Vietnam, pada
tanggal 29 November 2005 pukul 09.00 yang dalam sambutannya meminta kepada para Menteri ASEAN
untuk lebih mewaspadai isu-isu kejahatan lintas negara serta mengambil langkah-langkah komprehensif
dalam mencegah dan memerangi kejahatan lintas negara tersebut. Sebelumnya Jenderal Le Hong Anh,
Menteri Dalam Negeri Vietnam menyampaikan sambutan selamat datang dan menyampaikan pula
bahwa terorisme dan kejahatan lintas Negara lainnya merupakan ancaman utama terhadap perdamaian
dan keamanan dari masing-masing Negara, oleh karena intu Negara-negara ASEAN perlu meningkatkan
kerjasama dalam memerangi kejahatan tersebut. Sehubungan dengan upaya peningkatan kerja sama
tersebut, maka tema yang disampaikan pada pertemuan ini adalah “For an ASEAN of Security, Unity
and Development”.
Pertemuan ini dihadiri oleh para Ketua AMMTC yaitu: Pehin Dato Haji Adanan Yusof, Menteri
Dalam Negeri Brunei Darussalam; Mr. Sar Keng, Wakil Perdana Menteri Kamboja; Jenderal Polisi
Sutanto, Kepala Kepolisian Republik Indonesia; Mr. Thongbanh Sengaphone, Menteri Keamanan Umum
Lao PDR; Mr. Chia Kwang Chye, Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia; Brigjen Phone Swe, Wakil
Menteri Dalam negeri Myanmar; Mr. Atty Wencelito Tan Andanar, Sekjen Departemen Dalam Negeri
dan Pemerintahan Lokal Pilipina. Prof. Ho Peng Kee, Menteri Senior Negara (Dalam Negeri dan Hukum)
Singapura; Prof. Dr. Voradej Chandarasorn, Wakil Menteri, Kantor Perdana Menteri Thailand; Jenderal
Le Hong Anh, Menteri keamanan Umum Viet Nam dan Dr. Wilfrido V. Villacorta, Sekjen ASEAN, Mr.
Meng Hongwei, Wakil Menteri Keamanan Publik China; Mr. Tetsuo Kutsukake, Ketua Komisi
Penyelamatan Publik Nasional, Jepang; Mr. Kim Hee Ok, Wakil Menteri Kehakiman Korea Selatan; serta
para delegasi dari masing-masing negara peserta.
Pada sesi Pernyataan para Menteri, Kapolri, Jenderal Polisi Sutanto menyampaikan :
a.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam memerangi isu kejahatan lintas batas
negara tersebut, terutama untuk masalah terorisme, termasuk menyampaikan informasi tentang
terbunuhnya aktor intelektual terorisme Azahari saat penyergapan yang dilakukan oleh aparat
Kepolisian;
b.
Terbongkarnya pabrik narkoba terbesar di dunia yang disertai dengan penangkapan WNA yang
diduga terlibat;
c.
Hasil penyelenggaraan ASEAN Workshop on Trafficking in Persons Particularly Women and
Children, yang menghasilkan sejumlah Rekomendasi untuk diimplementasikan oleh Negara Anggota
ASEAN;
d.
Usul kerjasama pemberantasan korupsi di kawasan ASEAN.
AMMTC ke-5
Pertemuan AMMTC ke-5 menghasilkan kesepakatan sebagai berikut :
a. Para Menteri ASEAN bersepakat untuk memperkuat komitmennya dalam meningkatkan kerja
sama dalam memberantas kejahatan lintas Negara.
b. Mengadopsi Vientiane Action Programme, khususnya program dan upaya-upaya berdasarkan
ASEAN Security Community dan
ASEAN Socio-Cultural Community, yang mendorong
peningkatan koordinasi antara badan-badan ASEAN yang bertanggung jawab untuk
memberantas kejahatan lintas negara.
c. Memandang penuh perhatian atas tumbuhnya jaringan kajahatan lintas Negara, meningkatnya
modus operandi dan kemampuan destruktif, yang mengancam secara langsung terhadap
perdamaian, kemajuan dan kesejahteraan Negara-negara ASEAN dan realisasi terbentuknya
ASEAN Vision 2020.
d. Memandang penuh perhatian atas tumbuhnya peluang terorisme dan kejahatan lintas Negara
laninnya, yang meliputi illicit drug trafficking, trafficking in persons, money laundering, arms
smuggling, sea piracy, international economic crime dan cyber crime.. Disamping itu telah
disepakati serah terima Lead Shepherdship arms smuggling dari Brunei Darussalam kepada
Kamboja.
e. Dalam Retreat sebagai sesi pertukaran pandangan telah disetujui perlunya Program Kerja yang
lebih sistematik dan komprehensif. Disamping itu disepakati perlunya meningkatkan koordinasi
antara badan-badan nasional yang relevan dalam upaya-upaya yang sejalan dengan Program
Kerja serta perlunya memaksimalkan komunikasi dan pertukaran intelijen dan informasi.
f.
Menyepakati perlunya mekanisme hukum yang efektif untuk meningkatkan kerja sama dalam
memberantas kejahatan lintas Negara serta menerima dan menandatangani Treaty on Mutual
Legal Assistance in Criminal Matters pada tanggal 29 November 2004 di Kuala Lumpur.
Disamping itu juga menerima keputusan Myanmar dan Thailand untuk menandatangani Treaty
tersebut pada saat 11th ASEAN Summit di Kuala Lumpur pada tanggal 12-14 Desember 2005.
Singapore, Malaysia dan Vietnam telah meratifikasi Treaty tersebut.
g. Menyepakati pentingnya pembentukan ASEAN Convention on Counter-Terrorism sebagai
artikulasi dari Vientiane Action Programme, dan meminta untuk adanya kerja sama yang lebih
erat antara bdan-badan ASEAN untuk membentuk suatu “Joint Drafting Group” bagi Konvensi
tersebut.
h. Menghargai upaya-upaya beberapa Negara anggota ASEAN yang telah meratifikasi semua atau
beberapa 12 Konvensi dan Protokol PBB yang terkait dengan terorisme dan mendorong Negara
anggota ASEAN yang belum menandatangani dan meratifikasi Konvensi Internasional untuk
Suppression of Acts of Nuclear Terrorism.
i.
Menerima untuk memperkuat kerja sama ekstra regional dalam memberantas kejahatan lintas
Negara serta mengadopsi dan menandatangani Deklarasi Bersama dalam Kerja sama untuk
memberantas Terorisme internasional dengan Mitra Dialog.
j.
Menerima hasil Kongres Internasional “ASEAN and China Cooperative Operations in Response to
Dangerous Drugs” (ACCORD) ke-2, yang diselenggarakan tanggal 20 October 2005 di Beijing,
China, untuk segera merealisasikan tujuan “a Drug-Free ASEAN by 2015” (ASEAN bebas Narkoba
tahun 2015).
k. Para Menteri mencatat Laporan Ketua Sidang ASEAN Chiefs of National Police Conference
(ASEANAPOL) ke 25 tentang kerjasama tindakan-tindakan kepolisian dalam memberantas
kejahatan lintas negara di kawasan ASEAN. Juga menerima hasil Sidang ASEANAPOL ke-25 yang
diselenggarakan di Bali tanggal 16-20 Mei 2005 dan Pertemuan Multilateral para Kepala
Kepolisian ASEAN (the Multilateral Meeting of the ASEAN Chiefs of National Police) yang
diselenggarakan di Jakarta tanggal 17-18 November 2005.
l.
Menerima tawaran Brunei Darussalam sebagai tuan rumah AMMTC ke-6 tahun 2007.
Pada pertemuan AMMTC Retreat, dalam rangka meningkatkan kerja sama regional untuk
memberantas kejahatan lintas negara, para Menteri menekankan pada :

perlunya memperkuat dan memaksimalkan kerjasama antara Badan-badan ASEAN yang relevan
dalam memberantas kejahatan lintas negara.

perlunya mempunyai rencana kegiatan yang lebih rinci dalam memerangi terorisme;

perlunya mendidik dan melibatkan masyarakat untuk membantu dan bekerja sama dalam
memerangi terorisme.

perlunya mempunyai peralatan/ sarana untuk pertukaran informasi dan sharing intelligence
yang efisien dan cepat melalui penguatan kontak person, sambungan hot-line dan penempatan
Liaison Officer (LO) Polisi di masing-masing Kedutaan negara masing-masing.
AMMTC+3 ke-2
Pertemuan AMMTC+3 ke-2 dilaksanakan pada tanggal 30 November 2005 yang dihadiri
oleh para Ketua AMMTC dan para Menteri dari China, Jepang dan Korea Selatan Para Menteri
dari ketiga negara tersebut dalam pernyataannya menitikberatkan kepada kemajuan yang telah
dicapai dalam kerja sama ASEAN+3 dalam memberantas kejahatan lintas negara dan
menegaskan kembali dukungannya atas upaya-upaya AMMTC+3 untuk memperluas kerjasama
dalam masalah ini.
Pada pertemuan AMMTC+3 ke-2 ini, Sidang menyetujui rekomendasi Preparatoty
SOMTC+3 untuk AMMTC+3 ke-2 tentang ”draft ASEAN+3 Work Plan to Combat Transnational
Crime” dan menugaskan para ASEAN Lead Shepherdship Kejahatan Lintas Negara untuk
mendapatkan masukan dari China, Jepang dan Korea Selatan dalam membuat finalisasi Work
Plan tersebut dan menyampaikan final draft Work Plan kepada Sekretariat ASEAN paling lambat
tanggal 31 Januari 2006. Pada Pertemuan Konsultasi SOMTC+3 ke-4 yang akan datang final draft
Rencana Kerja ASEAN+3 untuk memberantas Kejahatan Lintas Negara telah siap.
Sedangkan pada pertemuan AMMTC+3 Retreat, para Menteri menekankan pada :
1. Perlunya mengembangkan instrumen hukum antara negara-negara ASEAN dan +3 untuk
memperkuat dan melembagakan kerja sama tersebut;
2. Diyakini sangat penting untuk memutus aliran dana dukungan bagi kegiatan terorisme dan
sumber-sumber lainnya serta menyita aset para teroris;
3. Perlunya meningkatkan pertukaran informasi intelejen untuk meningkatkan kerja sama antara
Focal Point dan badan-badan terkait lainnya;
4. Perlunya meningkatkan capacity building dan training;
5. Perlunya mengadakan Program Persahabatan Tahunan (Annual Fellowship Programme) pada
tingkat Menteri, SOMTC dan Focal Point, yang didanai oleh Mitra Dialog dan diatur oleh
Sekretariat ASEAN .
Poin 3 dan 4 merupakan usulan delegasi Indonesia dan mendapat kesepakatan dalam forum
tersebut.
Pertemuan AMMTC+3 ke-2 menghasilkan kesepakatan sebagai berikut :
a. Menegaskan kembali untuk tidak ragu-ragu memberikan hukuman terhadap semua kegiatan,
metoda dan praktek-praktek terorisme dalam segala bentuk serta manifestasinya sebagai
bentuk kejahatan yang tidak dapat dijustifikasi. Selain itu, telah ditetapkan untuk memperkuat
upaya bersama dalam memerango terorisme internasional.
b. Para Menteri mengingatkan tentang Pertemuan ASEAN+3 Summit ke-8 di Vientiane pada
tanggal 30 November 2004, untuk memperkuat kerjasama dalam isu keamanan non-tradisional
khususnya dalam memerangi terorisme internasional dan mendukung pelaksanaan Vientiane
Action Programme, khususnya program dan upaya berdasarkan ASEAN Security Community dan
ASEAN Socio-cultural Community.
c. Menyepakati kemajuan yang telah dicapai dalam kerja sama memberantas kejahatan lintas
Negara antara Negara-negara anggota ASEAN dan antara ASEAN dengan China, Jepang dan
Korea Selatan.
d. Secara prinsip menyepakati Rencana Kerja ASEAN+3 dalam kerja sama memberantas kejahatan
lintas Negara yang disiapkan oleh Lead Shepherds ASEAN dan Sekretariat ASEAN.
e. Menyepakati kemajuan yang telah dicapai dalam forum-forum lainnya diluar kerangka kerja
ASEAN yang relevan dengan upaya pemberantasan kejahatan lintas Negara dan melengkapi
upaya ASEAN+3 dalam memberantas kejahatan lintas negara.
f.
Menyelenggarakan Retreat untuk tukar pandang dalam memperkuat ASEAN+3 untuk
memberantas kejahatan lintas Negara .
Pertemuan Konsultatif ASEAN-Rusia ke-2
Pertemuan Konsultasi ASEAN-Rusia ke-2 dilaksanakan pada tanggal 28 November 2005. Mr.
Nikolay R. Kudashev, Ketua delegasi Rusia menyampaikan :
1.
Rusia menekankan pada prioritas kerjasama dengan ASEAN dalam menanggulangi
terorisme internasional sebagai prioritas utama dan isu kejahatan transnasional lainnya,
termasuk perdagangan gelap narkoba, money laundering, dan perdagangan manusia serta
pentingnya kontribusi dari seluruh negara anggota ASEAN baik secara sendiri maupun kolektif,
untuk memerangi terorisme.
2.
Russia meminta ASEAN untuk melaksanakan eleme-elemen counter-terrorism yang
relevan dari the Comprehensive Program of Action to Promote Cooperation between the
Russian Federation and ASEAN for 2005-2015 serta melanjutkan Konsultasi SOMTC + Russia.
3.
Russia menekankan perlunya membentuk ASEAN-Russia joint working group on
counterterrorism. Pertemuan joint working group akan dilaksanakan dua kali setahun untuk
melaksanakan hasil SOMTC+ Russia Consultation.
4.
Russia meminta agar isu-isu yang muncul selama Konsultasi dapat disampaikan melalui
prosedur dan mekanisme yang tepat.
Pertemuan konsultasi ini menghasilkan kesepakatan sebagai berikut :
a.
Russia akan menyiapkan concept paper tentang pembentukan joint working group, dan
menyerahkannya ke ASEAN Secretariat untuk disebarkan ke seluruh negara anggota ASEAN
sedangkan finalisasinya akan dibahas pada Pertemuan Konsultasi SOMTC + Russia berikutnya .
b.
Pertemuan juga sepakat untuk mempertahankan SOMTC + Russia sebagai forum
penting bagi kerjasama ASEAN-Russia untuk menanggulangi kejahatan transnational. Konsultasi
dapat dilaksanakan jika diperlukan dan dilaksanakan melalui Perjanjian timbal balik antara
ASEAN dan Russia
Pertemuan Konsultatif ASEAN-China
Pertemuan Konsultasi ASEAN-China dilaksanakan pada tanggal 30 November 2005 di
Hanoi, Vietnam.
Pada pertemuan ini China menyampaikan agar konsultasi ini dapat mengimplementasikan Nota
Kesepahaman ASEAN-China tentang kerja sama dalam bidang Non-Traditional Security Issues,
yang telah ditandatangani di Bangkok pada tanggal 10 Januari 2004. Chinajuga menekankan
pada hasil-hasil kerjasama ASEAN-China dalam memberantas kejahatan transnasional yang
cukup memuaskan, khususnya dalam pelaksanaan workshop dan training (kursus) yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan badan-badan penegak hukum, investigasi bersama
dan penangkapan para penjahat internasional; serta membongkar laboratorium gelap narkoba.
ASEAN menyambut baik tawaran China untuk mengadakan kursus singkat bagi 900
penegak hukum, termasuk pemberian bea siswa selama satu tahun bagi 100 penegak hukum
ASEAN, yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun.
Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan sebagai berikut :
a.
meningkatkan kerjasama ASEAN-China dalam memberantas kejahatan lintas Negara,
sebagaimana direfleksikan dalam the 2002 JOINT Declaration on Cooperation in the Field of
Non-Traditional Security Issues dan the 2004 Memorandum of Understanding on Cooperation in
the Field of Non-Traditional Security Issues.
b.
Pertemuan Konsultasi AMMTC+ China akan melengkapi Pertemuan AMMTC+3.
c.
Mendorong badan-badan terkait yang bertanggung jawab untuk memberantas
kejahatan lintas Negara dengan membangun jaringan langsung dan efisien untuk
mempermudah hubungan satu sama lain. Kerja sama ini akan terkait dengan hukum nasional
dan prinsip kedaulatan Negara, persamaan hak dan keuntungan bersama.
d.
Memprioritaskan langkah-langkah nyata yang bertujuan untuk meningkatkan
intstitutional capacity building dan training bagi badan-badan terkait yang bertanggung jawab
untuk memberantas kejahatan lintas Negara
Download