TENTIR IV MODUL SARAF JIWA Nichi, Devi, Christopher, Ganda

advertisement
TENTIR IV
MODUL SARAF JIWA

Nichi, Devi, Christopher, Ganda, Icha, Oke, Anissa, Annisa PN, Fitri, Sisca, Aline, Aghis
Daftar Isi:
Kuliah 24. Movement Disorders…………………………………………….………………
Kuliah 25. Terapi Psikososial…………………………………………………..……………….
1
3
SELAMAT BELAJAR!!! Jangan lupa baca slide ya!



Kuliah 24. Movement Disorders
Oleh: dr, Riwanty E. SpS.
Ciri khas dari movement disorder ini adalah gejalanya akan hilang pada saat
tidur. Dari sekian banyak movement disorder yang penting untuk kita pelajari
berdasarkan standar kompetensi dokter umum (sesuai skalanya) adalah
 Parkinson disease, secondary parkinsonism (3A= mampu membuat
diagnosis melalui PF dan pemeriksaan penunjang, dapat memberikan
terapi pendahuluan, merujuk ke spesialis yang relevan, bukan kasus
gawat darurat)
 Tremor, dystonia, hemifacial spasm (2=mampu mendiagnosis melalui PF
dan penunjang, merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan)
 Huntington disease, chorea Sydenham (1=mengenali dan menempatkan
gambaran” klinik sesuai penyakit ini ketika membaca literature,
overview level)
Yang harus kita pahami dalam kuliah ini adalah
1. Anatomi dan fisiologi ganglia basal
2. Parkinson Disease dan parkinsonism
3. Movement disorder yang lainnya  tremor, Sydenham chorea,
hemifacial spasm, dystonia, Huntington, blepharospasm, ballismus,
athetosis
Anatomi dan Fisiologi Basal Ganglia


Bagian-bagian basal ganglia yang harus diketahui letaknya, yaitu:
striatum (yang menghubungkan nucleus kaudatus dan putamen), globus
palidus interna dan eksterna, subthalamic nucleus, substansia nigra
pars reticulate dan compacta, dan intralaminer nuclei of the thalamus.
Gambarnya bisa dilihat di slide 7,8,9 atau atlas anatomi msng” biar
lebih jelas ^^
Basal ganglia merupakan bagian dari sistem motorik yang berfungsi
dalam menginisiasi gerakan dan memodulasinya agar menjadi gerakan
yang halus.
Basal ganglia juga mempunyai efek eksitasi dan inhibisi korteks motorik
agar gerakan-gerakan yang dihasilkan menjadi halus.
Basal ganglia juga mengontrol tonus otot sehingga kelainan pada basal
ganglia akan menyebabkan gangguan tonus otot seperti rigiditas pada
Parkinson disease
Basal ganglia mempunyai koneksi ke satu sama lainnya dan ke korteks
motorik sehingga akan membentuk sirkuit kompleks yang akan berperan
dalam regulator sistem motorik.
Beberapa contoh neurotransmitter yang berperan dalam sirkuit sistem
motorik adalah glutamate (thalamus  korteks) dan dopamine
(substansia nigra  striatum)
Parkinson Disease (PD)
 PD merupakan penyakit degeneratif dan penelitian-penelitian
menemukan bahwa ada gen-gen tertentu yang berperanan dalam
penyakit ini.
 Bagian sistem saraf pusat yang berperan dalam penyakit ini adalah
substansia nigra dan locus coeruleus
 Terjadi penurunan jumlah dopamine sehingga pada terapinya akan
diberikan suplementasi dopamine atau dopamine agonist, serta apabila
gejala tremornya dominan dapat diberikan antikolinergik (hati hati
pada pasien tua karena risiko demensia)
 Manifestasi klinis  TRAP (Tremor Rigidity Akinesia Postural
instability)
1. Tremor, dengan ciri-ciri tremornya:
Pada tangan atau kaki
Resting tremor  tremor yang terjadi pada saat istirahat tetapi
kalau digerakan tremornya akan menghilang
1
Tremor akan bertambah parah dalam keadaan kelelahan, senang,
dan stress
Ditemukan juga finger-thumb rubbing (pill-rolling tremor) 
gerakan di jari tangan berupa ibu jari dan jari-jari lain berhadapan
seperti sedang memutar-mutar sesuatu
2. Rigidity, dengan ciri-ciri:
Otot yang kaku dan terkadang nyeri
Hilangnya ayunan tangan (arm swing) pada saat berjalan
diakibatkan otot yang rigid
Postur tubuh yang cenderung fleksi
Apabila ekstremitas digerakan fleksi-ekstensi secara perlahan
akan terlihat cogwheel rigidity (gerakannya seperti roda gigi, tidak
mulus bergeraknya namun terjadi hambatan sedikit-sedikit tapi
banyak, pokoknya seperti roda gigi kalau dijalankan)
3. Akinesia (hilangnya gerakan) /bradikinesia (melambatnya gerakan)
Gerakan-gerakan menjadi pelan dan terbatas, cth: susah dalam
berdiri dari posisi duduk
Gerakan otonom mengalami penurunan, cth: hilangnya arm swing
Maslike facies  muka seperti topeng, hipomimia
Hypophonia  suara menjadi lebih pelan
Tulisan tangan menjadi lebih kecil dan bergetar
4. Postural instability dan abnormal gait (gaya berjalan yang abnormal)
Langkah yang kecil dan berjalan rapat-rapat
Apabila disuruh memutar, pasien menjadi tidak seimbang dan
mudah jatuh
Mempunyai masalah keseimbangan sehingga mudah jatuh
Parkinsonism
 Parkinsonism mempunyai sindrom klinis TRAP juga seperti bradikinesia,
hipokinesia, akinesia, rigiditas, resting tremor akan tetapi diakibatkan
berbagai penyebab.
 Apabila penyebabnya karena suatu proses degeneratif, maka disebut
Parkinson disease.
 Apabila penyebabnya selain itu seperti pasca infeksi intracranial,
stroke dll maka disebut secondary parkinsonism (atau parkinsonism
saja).

Sehingga parkinsonism mempunyai cakupan yang lebih luas dibandingkan
Parkinson disease karena Parkinson disease termasuk parkinsonism
juga.
Essential tremor
 Mempunyai karakteristik: penyakit keturunan, biasa terjadi pada usia
dewasa hingga tua, dan biasanya semakin memburuk sehingga
berpotensi menyebabkan kecacatan.
 Berbeda dengan tremor pada PD. Perbedaannya yaitu:
o Essential tremor mempunyai amplitude lebih rendah dan frekuensi
lebih tinggi
o Berupa action tremor  terjadi ketika melakukan gerakan, dan
akan menghilang apabila berganti posisi
 Dapat dites dengan menggambar Archimedes spiral. (gambar bisa
dilihat di slide 25 ya ^^)
Huntington’s disease
 Penyakit neurodegeneratif yang belum bisa disembuhkan yang biasa
terjadi pada middle age
 Mengganggu koordinasi otot, terutama otot di daerah leher, mulut,
lidah, tungkai dan mengganggu fungsi kognitif juga
 Lebih sering terjadi pada masyarakat di Eropa Barat
 Merupakan penyakit genetik yang disebabkan mutasi dominan dari dua
salinan gen yang spesifik yang terletak di kromosom 4
Chorea Sydenham
 Biasa disebut tarian saint vitus
 Mempunyai karakter berupa gerakan menghentak yang cepat dan tidak
terkoordinasi yang biasanya menyerang muka, kaki, dan tangan
 Lebih sering menyerang wanita daripada pria dan sebagian besar
terjadi pada anak-anak di bawah umur 18 tahun (terutama diakibatkan
infeksi streptokokus beta-hemolitik grup A) serta terjadi pada 2030% pasien dengan demam reumatik
 Onset pada orang dewasa jarang ditemukan, dan apbila ditemukan
penyakit ini juga merupakan proses lanjutan/perparahan dari chorea
Sydenham yang terjadi pada masa kanak-kanak.
2
Dystonia
 Kontraksi otot terus menerus yang tidak dapat dilawan pasien yang
dapat menyebabkan perputaran postur tubuh/postur tubuh menjadi
abnormal dan gerakan yang berulang-ulang.
 Menyerang otot ekstremitas, otot batang tubuh, otot cranial sehingga
gerakan volunternya terganggu
 Penyebabnya bisa idiophatic dan diturunkan (familial)
 Berbagai macam klasifikasi, bisa tergantung lokasi seperti cervical
dystonia-torticollis atau oromandibular dystonia
 Terapi paling efektif dengan injeksi botulinum toksin (botoks), atau
dapat juga dengan pemberian muscle relaxan.
Blepharospasm
 Spasme tonus otot pada kelopak mata yang persisten
 Apabila semakin memfokuskan penglihatan, kelopak mata akan semakin
tertutup.
 Lebih dominan pada wanita
 Terapi dengan injeksi botoks
Ballismus
 Berupa gerakan kasar seperti melempar-lempar (balistik) yang tidak
terkontrol dan keras
 Menyerang otot-otot proksimal dari tangan dan kaki
 Hemibalismus  balismus yang hanya terjadi pada satu sisi tubuh
Athetosis
 Gerakan menggeliat secara perlahan dan berkelanjutan (continous)
Nb: kalau ada kesalahan, langsung dikoreksi aja ya. Terima kasih ^^
Kuliah 25. Terapi Psikososial
Oleh: dr. Suryo SpKJ.
Yang akan dibahas dalam kuliah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
Terapi psikososial
Psikoterapi
Konseling
Rehabilitasi psikiatrik
Terapi Psikososial
Adalah terapi untuk pasien gangguan mental dengan menggunakan berbagai
pendekatan psikologis dan sosial. Berbagai metode dalam terapi psikososial
antara lain: psikoterapi, terapi okupasi, terapi musik, terapi rekreasi, terapi
aktivitas kelompok, konseling, rehabilitasi psikososial, dsb. Hampir semua
pasien membutuhkan terapi psikososial untuk memperbaiki gangguan
mentalnnya.
Psikoterapi
Psikoterapi adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan pendekatan
psikologik dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah, atau menghambat
gejala-gejala dan penderitaan pasien.
Jenis-jenis psikoterapi:
a.
Berdasarkan lamanya terapi, psikoterapi digolongkan menjadi dua: jangka
panjang dan jangka pendek. Psikoterapi jangka pendek biasanya dilakukan
pada krisis intervensi, yaitu terapi untuk pasien yang mengalami peristiwa
traumatis (spt gempa bumi, kebakaran, dll).
b. Berdasarkan konsep teoritis tentang motivasi dan perilaku, psikoterapi
dibedakan menjadi:
 Psikoterapi perilaku (behavioral) (kelainan mental-emosional dianggap
teratasi bila kelainan perilaku telah dikoreksi)
 Psikoterapi kognitif (problem diatasi dengan mengoreksi sambungan
kognitif otomatis yang keliru)
 Psikoterapi evokatif, analitik, dinamik (membawa ingatan, keinginan,
dorongan, ketakutan, dll yang nirsadar ke dalam kesadaran).
Psikoterapi kognitif dan perilaku banyak bersandar pada teori belajar,
sedangkan psikoterapi dinamok berdasar pada konsep psikoanalitik.
3
c.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas:
 Psikoterapi suportif
Tujuan: untuk menyokong fungsi ego pasien (memperbaiki dan
menguatkan mekanisme defensif yg dikaitkan dengan ego pasien),
misalnya dengan membuat pasien merasa nyaman, mendengarkan dengan
baik, serta membantu pasien melihat sisi positif dari masalahnya.
Beberapa jenis psikoterapi suportif adalah: ventilasi, persuasi, sugesti,
penjaminan kembali, bimbingan, serta konseling (pencerahan untuk
mengatasi kesulitan pengambilan keputusan).
 Psikoterapi reedukatif
Tujuan: mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan tertentu
dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan. Prinsipnya adalah
dengan belajar. Pendekatannya antara lain dengan terapi perilaku
kognitif, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, terapi
desensitisasi, relaksasi, dll. Pasien yang diterapi dengan cara ini memiliki
gangguan jiwa yang dianggap berasal dari pengalaman belajar yang salah
(ex: tempat tinggi menakutkan, kucing berbahaya, dll), sehingga perlu
diajarkan kembali bahwa semua itu tidak berbahaya.
 Psikoterapi rekonstruktif atau insight oriented
Tujuan: membantu pasien untuk menilik (insight) kondisi mental mereka
serta untuk mengetahui gejala dan faktor lain yang mempengaruhi gejala
tersebut. Terapist menggunakan pendekatan psikoanalitik (cara Freud
dan non-Freud) sehingga memerlukan waktu yang panjang. Si terapist
akan membantu pasien untuk mengenal proses nirsdar yang mendasari
gejalanya, melalui analisis yang sistematik terhadap kata-kata pasien,
mekanisme defensifnya, analisis mimpi, serta simbolisasi dari suatu hal
yang buruk di masa lalu. Contoh: pada pasien dengan gejala takut gelap,
terapist membantu pasien untuk berpikir, merenung dan menggali apa
sebenarnya yang ia takutkan (bisa jadi gelap tersebut adalah simbolisasi
dari suatu hal buruk di masa lalu).
Konseling
Merupakan hubungan timbal balik antara konselor dan klien untuk bekerjasama
dalam menyelesaikan masalah tertentu. Bedakan konseling dengan psikoedukasi.
Psikoedukasi adalah proses memberikan edukasi atau menyampaikan informasi
yang mudah dicerna pasien, dengan tujuan agar pasien dapat memahami
permasalahannya. Sedangkan tujuan akhir dari konseling adalah menguatkan
klien dalam menghadapi masalah hidup serta meningkatkan keterampilan klien
dalam menyelesaikan masalahnya atau dapat mengurangi gejalanya.
Konseling
Psikoedukasi
Bersifat pribadi (rahasia)
Face to face (1-1)
Menggali emosi yang kuat
Fokus, punya tujuan yg spesifik
Memberi
informasi
untuk
memotivasi perubahan perilaku
 Berorientasi pada “masalah”
 Berdasarkan keinginan klien*










*bila klien mengeluhkan kepalanya pusing,
konselor harus mengeksplorasi pusing tsb,
jgn menanyakan hal-hal lain (ex: ibu
demam nggak?)
Tidak atau tidak terlalu rahasia
Dlm kelompok kecil atau besar
Emosi netral
Bersifat umum
informasi untuk meningkatkan
pengetahuan/ pemahaman
 Berorientasi pada “pesan”
 Berdasarkan kebutuhan kesehatan
publik
Bedakan pula konseling dengan psikoterapi. Intinya, psikoterapi itu
menggunakan metode psikologis, dilakukan oleh orang yg ahli, dan bertujuan
untuk mengobati gangguan mental tertentu. Sedangkan konseling dapat
dilakukan oleh siapa saja, asal dapat membantu klien memahami dan
menyelesaikan masalahnya sendiri atau dalam menentukan pilihan yg sulit.
Pada konseling, sangat penting untuk membedakan mana yang bisa diubah dan
mana yang tidak bisa diubah. Bila tidak bisa diubah, dipikirkan juga bagaimana
cara mengoptimalkannya. Pasien seringkali tidak tau betul apa masalanya
konselor membantu memetakan masalh pasien (spt GPS) pasien dapat melihat
masalahnya lebih jelas sehingga pelan-pelan bisa melihat sisi positif dari
masalahnya pasien memilih jalan keluar (solusi) sendiri.
Selanjutnya, untuk kriteria konseling, goal konseling, pendekatan konseling,
permasalahan klien, tugas konselor, proses konseling, dll, silakan liat di slide
17-31.
Rehabilitasi Psikiatrik
Adalah program optimalisasi fungsi fisik, mental, dan sosial pasien dalam
menghadapi kekurangannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Program rehabilitasi dibagi dalam 3 fase:
4
1.
Fase persiapan: pasien didekatkan dengan komunitas melalui seleksi,
evaluasi, penilaian kerja, terapi okupasi, dan latihan,
2. Fase distribusi/ penempatan (tujuan utama dari rehabilitasi): distribusi
dalam keluarga dan komunitas, serta dalam pekerjaan
3. Fase supervisi: kunjungan pasien, after care, day/night care
Setiap fase memiliki aktivitas yang beragam, yang meliputi beberapa seri
program untuk menentukan distribusi optimal pasien di dalam komunitas.
Prinsip dasar: Tri upaya bina jiwa: 1. menanggulangi gangguan mental dan
meningkatkan kesehatan mental (promosi), 2. care & treatment (kuratif), 3.
rehabilitasi mental pasien. Rehabilitasi medis merupakan subsistem dari
program kesehatan. Rehabilitasi medis (psikiatrik) merupakan salah satu aspek
dari program rehabilitasi. Dan rehabilitasi merupakan salah satu program
utama dalah mengurangi disabilitas.
Filosofinya: menjamin hak asasi manusia secara keseluruhan.
Motivasi:
- Gangguan mental tidak pernah mempengaruhi keseluruhan personalitas dan
perilaku manusia.
- Perilaku manusia selalu dapat diubah untuk menjadi lebih adaptif.
Tujuan Rehabilitasi Psikiatrik:
1. Meningkatkan kualitas fisik dan mental
2. Menempatkan dalam pekerjaan dengan kapasitas maksimumnya
3. Penyesuaian hubungan individual dan sosial sehingga pasien dapat mandiri
dan berguna bagi masyarakat dan lingkungannya.
Implementasi program rehabilitasi berupa:
-
Tahapan proses rehab (persiapan, penempatan, supervisi sudah
dijelaskan)
Aktivitas sosioterapi (terapi untuk fungsi sosialnya):
o Mempercepat proses rehabilitasi
o Meyakinkan komunitas dan pasien bahwa mereka dapat melakukannya
o Meningkatkan penilaian terhadap diri sendiri
Untuk contoh-contoh latihan keterampilan sosial, silakan baca di slide.
5
Download