ANALISIS ETIKA PEREMPUAN TOKOH UTAMA DALAM ROMAN TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA ARTIKEL E-JOURNAL IRMA SUTRA DEWI NIM 120388201094 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016 ABSTRAK Dewi, Irma Sutra. 120388201094. Analisis Etika Perempuan Tokoh Utama dalam Roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Dosen Pembimbing 1, Riau Wati, M.Hum. Dosen Pembimbing 2, Zaitun, M.Ag. Kata Kunci: Etika Perempuan, Roman Tujuan penelitian ini adalah menemukan etika perempuan tokoh utama dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sumber data adalah roman karya Hamka yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck cetakan tahun 2008 terbitan Bulan Bintang, Jakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka. Teknik pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan sumber-sumber tertulis. Analisis data dilakukan dengan cara teknik analisis data yaitu, membaca teks roman secara keseluruhuan, mengelompokkan data, menganalisis teks roman tersebut secara seksama dan menyimpulkan hasil pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Etika perempuan tokoh Hayati dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka berdasarkan aspek etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Etika deskriptif adalah etika yang melukiskan tingkah laku moral manusia. Etika deskriptif yang digambarkan oleh Hayati dalam roman ini menunjukkan sikap yang baik. Hayati menunjukkan kualitas dirinya dengan perilaku yang baik dan sopan. Etika normatif yakni etika yang melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia. Etika normatif yang ditunjukkan Hayati dalam cerita di roman ini bisa menjadi contoh yang baik bagi perempuan lain dalam berperilaku. Kesopanan dan kemurahan hati Hayati patut menjadi contoh. Sedangkan metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis. Kesopanan Hayati saat berbicara kepada orang yang lebih tua atau bahkan orang yang lebih muda darinya patut ditiru. ABSTRACT Dewi, Irma Sutra. 120388201094. Analysis the ethic of woman in romance Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck works Hamka. Skripsi. Tanjungpinang: Indonesian language and literature department, teaching and education faculty, maritime Raja Ali Haji university. Advisor 1, Riau Wati, M.Hum. Advisor 2, Zaitun, M.Ag. Keyword: Ethic of Woman, Romance Purpose of this research is to find the ethic of woman in romance Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck works Hamka. This research descriptive qualitative in shape. The method used descriptive. Data source in romance by Hamka the title in Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck records 2008 edicion Bulan Bintang, Jakarta. The data collection technic using these technic og library. Technic of library is the data collection technic tha is reading text all, group data, analysis romance text in carefully the conclude result research. Based on research concluded: the ethic of woman main character Hayati, in romance Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck by Hamka based descriptive ethic aspec, normative athic and metaethic. Descriptive ethics is ethics which describes the human moral behavior. Descriptive ethics described by Hayati this romance shows a good attitude. Biological showed his qualities with good manners and polite. Ie normative ethics ethics involved with express judgments about human behavior. Biological normative ethics demonstrated in a story in this novel could be a good example for other women to behave. Courtesy and generosity Conservation is an example. While meta-ethical study the specific logic of ethical sayings. Conservation courtesy when speaking to an older person or a younger person from her enviable. 1. Pendahuluan Menurut Priyatni (2010:3), membaca sastra sering disebut membaca estetis atau membaca indah yang tujuan utamanya adalah agar pembaca dapat menikmati, menghayati, sekaligus menghargai unsur-unsur keindahan yang terpapar dalam teks sastra. Lebih lanjut Priyatni (2010:12) menyatakan bahwa sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium: bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan; dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dari pengertian di atas, kehidupan mencangkup kehidupan antar masyarakat, antara masyarakat dengan orang-seorang, antar manusia, dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagaimanapun juga, peristiwaperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang, yang menjadi bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat (Priyatni, 2010:12). Karya sastra menurut jenisnya dibagi menjadi tiga, yaitu: prosa (fiksi), puisi dan drama. Dari ketiga jenis tersebut peneliti memfokuskan pada suatu karya prosa yaitu roman. Roman merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak digemari oleh pembaca. Secara umum roman telah berkembang luas pada masyarakat umum dan telah dikenal oleh masyarakat luas. Sebuah roman yang hadir ke hadapan pembaca, seperti telah kita ketahui adalah sebuah totalitas. Roman dibangun dari sejumlah unsur-unsur, dan setiap unsur akan saling berhubungan dan saling menentukan isi dari cerita roman tersebut. Semua hal itu akan menyebabkan roman tersebut menjadi karya yang bermakna. Secara umum roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck banyak memberikan gambaran mengenai perjuangan seorang perempuan dalam menemukan cinta sejatinya. Melalui berbagai rintangan serta pertentangan terhadap peraturan adat-adat pusaka yang kokoh dan kuat, dalam suatu negeri yang bersuku dan berlembaga, berkaum kerabat, dan berninik-mamak. Salah satu sosok perempuan yang ditampilkan pengarang dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka adalah Hayati, seorang perempuan asli Minangkabau yang sangat terikat pada peraturan adat yang kokoh. Pertemuan antara Hayati dan Zainuddin menjadi awal mula pertentangan adat yang menjadi konflik puncak dalam roman ini. Berdasarkan uraian di atas peneliti mengemukakan alasan untuk melakukan penelitian ini yaitu roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka memiliki alur cerita yang melibatkan tokoh utama yaitu Hayati dalam mengambil tindakan untuk kehidupannya. Hayati yang terikat akan peraturan adat yang sangat ketat dan kokoh membuat Hayati harus memutuskan dengan pasti apa yang harus ia lakukan. Dari situlah penelitian ini dilakukan berkaitan dengan analisis etika perempuan tokoh utama roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif ditujukan untuk menghasilkan data deskriptif. Menurut Sukmadinata (2013:61) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan objek yang telah diteliti oleh peneliti, maka peneliti mendapatkan data berupa kutipan yang mengandung etika deskriptif, etika normative, dan metaetika dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Dalam kutipan yang terdapat dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka terdapat 63 kutipan yang mengandung etika perempuan tokoh utama dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Terdapat 52 hasil kutipan yang termasuk ke dalam etika deskriptif, 10 hasil kutipan yang termasuk ke dalam etika normatif, dan 1 hasil kutipan yang termasuk ke dalam metaetika. 1. Contoh hasil dari etika deskriptif yang terdapat dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. “Terima kasih Tuan, atas budi yang baik itu,” ujar Hayati sambil senyum, senyum bulan kehilangan, entah jadi entah tidak. (halaman 27) Kutipan di atas menjelaskan etika deskriptif yaitu menggambarkan sikap yang baik yang ditunjukkan oleh Hayati saat menerima bantuan dari orang lain dengan mengucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih yang disampaikan Hayati merupakan sikap perilaku yang baik. Sesuai dengan pendapat Ondi Saondi dan Aris Suhendra (2012:90) etika deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai suatu yang benilai. 2. Contoh hasil dari etika normatif yang ditemukan dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Dan selalu saya berkata, biar tuhan mendengarnya, bahwa engkaulah yang akan menjadi suamiku kelak, jika tidak sampai di dunia, biarlah di akhirat. Dan saya tidaklah khianat kepada janjiku, tidak akan berdusta dihadapat Tuhan, dan dihadapat arwah nenek moyangku,” ujar Hayati. (halaman 63) Kutipan di atas termasuk dalam etika normatif khususnya norma agama. Hal in tergambar dari doa-doa yang dipintakan kepada Allah oleh Hayati untuk Zainuddin. Doa-doa yang disampaikan Hayati sebagai sikap bertawakal dan berserah diri kepada Tuhan. Etika normatif bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktik. K. Bertens (2007:18). 3. Contoh hasil dari metaetika yang ditemukan dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. “Tidak Perlu Tuan merasa takut lantaran surat Tuan, surat yang begitu indah susunannya, menarik dan membuka kunci pintu hati manusia.” (halaman 43) Kutipan di atas menggambarkan metaetika. Secara metaetis baik buruknya suatu tindakan harus dilihat dari sudut pandang yang netral. Peneliti berperan netral dengan tidak berpihak ke siapapun. Pertama, dari sudut pandang Zainuddin. Zainuddin merasa takut dengan surat yang diberikannya kepada Hayati. Karena rasa cinta yang dimiliki Zainuddin terhadap Hayati, ia membuat surat yang berisikan perasaannya kepada Hayati. Namun karena rasa tidak percaya diri Zainuddin ia merasa takut dan tidak enak hati dengan surat yang dibuatnya untuk Haytati. Kedua, dari sudut pandang Hayati. Ia merasa senang dengan surat yang diberikan zainuddin kepadanya. Karena surat yang diberi Zainuddin sangat indah dan membuka pintu hati Hayati. Dapat dikatakan juga bahwa metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis menurut K. Bertens (2007:18). 4. Simpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan hasil analisis terhadap bagian cerita dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka, peneliti menemukan unsurunsur etika perempuan dalam aspek etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Etika deskriptif adalah etika yang melukiskan tingkah laku moral manusia. Etika deskriptif yang digambarkan oleh Hayati dalam roman ini menunjukkan sikap yang baik. Hayati menunjukkan kualitas dirinya dengan perilaku yang baik dan sopan. Etika normatif yakni etika yang melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia. Etika normatif yang ditunjukkan Hayati dalam cerita di roman ini bisa menjadi contoh yang baik bagi perempuan lain dalam berperilaku. Kesopanan dan kemurahan hati Hayati patut menjadi contoh. Sedangkan metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis. Kesopanan Hayati saat berbicara kepada orang yang lebih tua atau bahkan orang yang lebih muda darinya patut ditiru. Masih banyak permasalahan yang dapat ditemukan dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Untuk itu, peneliti menyarankan kepada peneliti lain agar dapat memperkaya atau memperluas khasanah ilmu sastra Indonesia. Berdasarkan hasil analisis dan simpulan pada penelitian ini, peneliti hanya menganalisis tentang etika perempuan. Peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian etika lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan dan panduan bagi para penulis untuk menulis suatu karya sastra roman dengan isi cerita yang lebih menarik sehingga para pembaca dapat menikmati isi dari cerita dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Terjemahan. 2010. Bandung: CV Fokusmedia Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hamka. 2008. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Jakarta: PT Bulan Bintang. Ollenburger Jane C. dkk. 2002. Sosiologi Wanita. Jakarta: Rineka Cipta Priyanti, Endang Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancaman Literasi Kritis. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Sastra dan Culture Studies. Yogyakarta: PustakaPelajar Saondi, Ondi dan Aris Suhendra. 2012. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Aditama.