24 BAB 3 ANALISIS DATA Dalam sejarah, seorang Kaisar merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk dapat memahami sebuah dinasti secara utuh, meskipun unsur-unsur lainnya seperti budaya juga tidak kalah pentingnya. Pada bagian ini penulis akan menyoroti karakter Liu , kaitan dengan keluarga dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan kualitas kepemimpinannya. Dalam usaha memahami pemimpin, penulis menggunakan beberapa acuan berupa pengetahuan tentang karakter manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh berdasarkan pendapat seorang ahli kepemimpinan berkebangsaan Amerika yang bernama John C.Maxwell. Penulis menganalisa kualitas kepemimpinan yang dimiliki Liu Bang (刘邦) menurut teori 21 kualitas kepemimpinan John C. Maxwell. 3.1. Sejarah Qin Akhir-Han awal 3.1.1 Runtuhnya Dinasti Qin Sebelum dapat disatukan di bawah Dinasti Qin (秦国), seluruh dataran China terpecah-pecah menjadi banyak negara. Dari sekian banyak negara tersebut, tercatat ada tujuh negara besar yang cukup besar. Masing-masing negara tersebut diperintah oleh seorang raja. Ketujuh negara tersebut adalah Negara Qin (秦国), Negara Wei (魏国), Negara Zhao (赵国), Negara Han (韩国), Negara Yan (燕国), Negara Chu (楚国) dan Negara Qi (齐国). Masa ini disebut sebagai “masa negaranegara berperang” atau lebih dikenal dengan 战国时代. Pada masa ini, China selalu 24 25 dipenuhi oleh perang yang berkepanjangan tentang perebutan daerah kekuasaan. Dari ketujuh negara tersebut, Negara Qin (秦国) diakui sebagai negara yang paling kuat di antara negara-negara lainnya. Pada tahun 230 SM hingga 221 SM, Raja Negara Qin, Ying Zheng (赢政), telah meledakkan sebuah peperangan besar. Dalam peperangan tersebut, Ying Zheng (赢政) berturut-turut memusnahkan 6 negara lainnya. Pada 221 SM, seluruh negara berhasil dipersatukan di bawah kekuasaan Raja Ying Zheng ( 赢 政 ). Beliau membangun sistem pemerintahan negara yang terpusat dengan ibukota Xian Yang (咸阳). Dengan dipersatukannya seluruh daratan China, maka berakhirlah sudah situasi peperangan yang berlangsung cukup lama tersebut. Hal ini dilakukannya demi kestabilan kehidupan rakyat yang sesuai dengan harapan masyarakat luas saat itu. Ketika Raja Ying Zheng ( 赢 政 ) berkuasa, demi menguatkan pemerintahannya, Ying Zheng ( 赢 政 ) kemudian mengangkat dirinya sendiri menjadi kaisar. Dengan demikian kekuasaan yang dimilikinya adalah paling tinggi di antara seluruh raja-raja saat itu. Di ibukota, Ying Zheng (赢政) membangun departemen perdana mentri, para jendral dan departemen pertahanan. Di daerah, beliau membangun sistem karesidenan. Ketika itu seluruh negara dibagi menjadi 36 kerasidenan atau kabupaten, yang masing-masing wilayahnya dipimpin oleh seorang kepala wilayah (公). Ying Zheng (赢政) juga menyatukan penggunaan huruf, mata uang, ukuran berat dan panjang seluruh negara yang tadinya berbeda-beda menjadi sama. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan perekonomian. 25 26 Setelah menyatukan China, Raja Ying Zheng (赢政) yang ketika itu sudah disebut dengan Qin Shi Huang (秦始皇) telah memutuskan penggunaan karya kaligrafi (小 篆 ) demi standarisasi huruf di seluruh Negara dengan tetap mempraktekkan penyederhanaan penulisan huruf dari Xiao Zhuan (小篆). Hasil dari keputusan Qin Shi huang (秦始皇) sangat mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan dampak yang sangat besar bagi perkembangan China hingga sekarang. Untuk memperkuat pengaruh pemerintah terhadap masyarakat maka pemerintah membakar dan mengubur buku–buku kebijakan Konfusius. Peraturan ini tidak hanya berlaku di kalangan pemerintahan, namun juga berlaku di kalangan masyarakat luas. Pemerintah kemudian juga mengubur hidup-hidup 400 pelajar Konfusius. Kebijakan politik ini kemudian dikenal dengan “ 焚 书 坑 儒 ” atau dengan kata lain pemusnahan buku dan pelajar Konfusius. Hal ini dilakukan pemerintah untuk mengukuhkan kekuasaan di dalam masyarakat. Pemerintahan Qin saat itu, tidak hanya disibukkan untuk menata pemerintahan dalam negeri, serangan dari bangsa Xiong Nu (匈奴) pun terusmenerus menjadi halangan bagi pemerintahan Qin. Oleh karena itu, Qin Shi Huang (秦始皇) memutuskan untuk membangun sebuah tembok raksasa yang berfungsi untuk menghalau serangan bangsa Xiong Nu (匈奴). Tembok tersebut merupakan cikal bakal dari apa yang disebut sebagai keajaiban dunia di China saat ini yaitu Tembok Raksasa China. Demi membangun tembok ini, Qin Shi Huang (秦始皇) mempekerjakan seluruh penduduk pria dengan sistem kerja paksa. Kebijakan pemerintah ini ternyata tidak membuahkan hasil yang baik. 26 27 Walaupun perekonomian berkembang, namun pemikiran masyarakat tetap dikekang. Oleh karena itu, masyarakat yang tidak puas dengan pemerintahan saat itu mulai memutuskan untuk memberontak. Di beberapa wilayah bentukan baru, simpati terhadap pemerintah lama tetap jauh lebih tinggi. Hal ini mungkin bukan masalah yang besar jika Dinasti Qin ( 秦 朝 ) dapat mengatasinya dengan berkonsolidasi antar sesama wilayah. Namun, kebijakan-kebijakan yang terusmenerus merugikan penduduk yang menyebabkan hal tersebut tidak dapat diterima oleh kebanyakan masyarakat. Bersatunya China di bawah pemerintahan Qin Shi Huang (秦始皇) ternyata tidak mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat. Pada masa itu, kehidupan rakyat China hampir sama seperti kehidupan di dalam neraka dan masa depan China amat tidak jelas. Bagi beberapa orang, khususnya keturunan raja yang tersisih, berpikir bahwa keadaan ini harus diakhiri dan China kembali dibagi-bagi di antara kerajaan-kerajaan tersebut. Namun, kebanyakan orang sudah lelah dengan perang yang tiada habisnya dan berharap penyatuan kerajaan dapat mengakhirinya. Pada saat itu di beberapa daerah mulai terjadi beberapa pemberontakan. Pemberontakan-pemberontakan inilah yang kemudian berujung pada kejatuhan Dinasti Qin (秦朝). Selama masa kemerosotan dari Dinasti Qin (秦朝), terjadi banyak pemberontakan yang dilaksanakan oleh penduduk lokal dibawah panji kerajaan lama. Ketika masa negara berperang (战国时代), negara kedua terkuat setelah Qin adalah Negara Chu (出国). Ketika itu, Chu telah berikrar untuk mengakhiri 27 28 kekejaman yang dilakukan Dinasti Qin (秦朝). Oleh karena itu, Raja Chu saat itu yaitu Raja Yi (楚义蒂) membuat janji bahwa barang siapa yang mampu menduduki Kota Xian Yang (咸阳) terlebih dahulu maka orang itulah yang berhak menjadi raja bagi Negara Qin ( 秦 国 ). Ketika itu, ada dua orang yang diutus untuk menjalankan tugas tersebut yaitu Xiang Yu (项羽) dan Liu Bang (刘邦). Xiang Yu (项羽) bertugas menyerang Qin dari sebelah timur dan Liu Bang (刘邦) bertugas menyerang Qin dari arah barat. Ketika mereka Liu Bang (刘邦) dan Xiang Yu (项羽) berangkat ke medan perang, mereka berdua terlihat sangat akrab. Bahkan, Liu Bang ( 刘 邦 ) dan Xiang Yu ( 项 羽 ) mengangkat saudara sebelum mereka melanjutkan perjalanan masing-masing. Xiang Yu (项羽) menjadi kakak dan Liu Bang (刘邦) menjadi adik. Ketika hal ini terjadi, Kaisar Qin Shi Er (秦始二) bertahta pada tahun ketiga. Saat itu Liu Bang (刘邦) sungguh tak dapat dibandingkan dengan Xiang Yu (项羽). Jumlah pasukan Liu Bang (刘邦) kala itu sangat jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah pasukan Xiang Yu (项羽). Di dalam angkatan perang Xiang Yu (项羽) terdapat lebih dari 100 orang yang sangat hebat kemampuannya dengan total angkatan perangnya berjumlah 500.000 jiwa. Sementara Liu Bang (刘 邦) hanya memiliki 50 orang pandai dengan jumlah angkatan perang Liu Bang (刘 邦) hanya berkisar 100.000 jiwa. Sungguh suatu perbedaan yang mencolok. Sifat keduanya pun bertolak belakang. Xiang Yu (项羽) agak berangasan dan ambisius, berbeda dengan Liu 28 29 Bang (刘邦) yang sabar dan bijiaksana. Tidak heran bila kedua orang ini pun memiliki penilaian yang berbeda di lingkungan mereka. Liu Bang (刘邦) ternyata lebih termasyur bila dibangdingkan dengan Xiang Yu (项羽). Sesungguhnya Raja Chu Yi (楚义蒂) sendiri sangat menyukai Liu Bang (刘邦). Xiang Yu (项羽) sering memergoki Raja Chu Yi (楚义蒂) sedang memuji-muji kebaikan dan kebijaksanaan Liu Bang (刘邦). Hal ini tentu saja membuat Xiang Yu (项羽) iri. Bahkan, Raja Yi dari Chu (楚义蒂) pernah berterus terang pada Liu Bang (刘邦), bahwa dirinya sangat takut terhadap sifat Xiang Yu (项羽) yang bengis dan kejam. Sebaliknya, Raja Yi dari Chu (楚义蒂) terus terang berkata pada Liu Bang (刘邦) bahwa dirinya yakin akan angkatan perang Liu Bang (刘邦) sekalipun jumlahnya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan angkatan perang Xiang Yu (项羽). Mendengar pujian tersebut Liu Bang (刘邦) hanya tersenyum. Liu Bang (刘邦) berusaha agar tidak berbuat sesuatu yang dapat menimbulkan masalah di antara dirinya dan Xiang Yu (项羽). Oleh karena itu Liu Bang (刘邦) selalu merendah. Hal ini bukan karena ia takut akan Xiang Yu (项羽), namun lebih untuk mencegah agar tidak terjadi perpecahan di antara mereka sendiri. Liu Bang (刘邦) benar-benar menyadari bahwa hal tersebut sangat berbahaya bagi keutuhan Negara Chu (楚国). Selama perjuangan menjatuhkan Dinasti Qin (秦朝), strategi yang dipakai Liu Bang (刘邦) dan Xiang Yu (项羽) pun jauh berbeda. Xiang Yu (项羽) dan pasukannya yang bergerak dari arah timur secara membabi buta terus menerus 29 30 menyerang wilayah Negara Qin ( 秦 国 ). Akibatnya, hampir setiap kota yang berhasil direbut oleh Xiang Yu (项羽) hancur berantakan. Seluruh penduduk kota menjadi korban akan keganasan pasukan Xiang Yu (项羽). Sungai-sungai dan kota-kota yang ditaklukkan oleh Xiang Yu (项羽) segera merah oleh darah. Hal ini adalah akibat dari pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Xiang Yu (项羽). Walaupun Fan Zeng (范增), penasihat militer Xiang Yu (项羽) berkali-kali menasehati untuk lebih menahan diri dalam usaha menaklukkan Negara Qin (秦 国 ), namun Xiang Yu ( 项 羽 ) selalu menolak nasehat pejabatnya tersebut. Akibatnya, Xiang Yu (项羽) selalu mendapat perlawanan hebat dari angkatan perang Negara Qin (秦国) hampir di setiap kota. Kota-kota lain yang mendengar keganasan Xiang Yu (项羽) pun menjadi enggan untuk takluk. Sementara di sebelah barat, Liu Bang (刘邦) lebih memilih jalan damai dalam perjuangannya. Hal ini dikarenakan prinsipnya yang berpendapat bahwa tujuan mereka menjatuhkan Dinasti Qin ( 秦 国 ) adalah untuk membebaskan penderitaan rakyat dari kekejaman pemerintahan Qin. Liu Bang (刘邦) berusaha keras untuk memaksimalkan jalur diplomasi. Liu Bang ( 刘 邦 ) tidak pernah menyerang kota yang dilewatinya, sebaliknya Liu Bang (刘邦) selalu menekankan kepada seluruh pasukannya untuk tidak mengganggu rakyat dan hartanya. Bahkan Liu Bang (刘邦) sempat membuat peraturan yang menghukum siapa saja yang mencoba-coba mengganggu ketentraman rakyat. Dampak dari kebijaksanaan Liu Bang (刘邦) ini sangat luas. Rakyat menyambut kedatangan pasukan Liu Bang 30 31 (刘邦) dengan gembira. Oleh karenanya, kota-kota yang akan didatangi oleh Liu Bang (刘邦) pun telah mempunyai dua pilihan yang jelas. Berperang melawan Liu Bang (刘邦) atau takluk. Jika takluk, kota akan utuh bahkan harta benda rakyat dan tentara kota tersebut akan selamat dari bencana. Hal ini mengakibatkan angkatan perang Liu Bang (刘邦) segera mendapat sambutan yang hangat, baik dari tentara penjaga kota maupun dari rakyat jelata. Liu Bang (刘邦) tanpa kesulitan yang berarti dapat dengan segera masuk ke dalam kota. Rakyat yang takluk pun menyadari, angkatan perang Liu Bang (刘 邦) sangat kuat dan jumlahnya besar. Tidak mudah bagi mereka untuk melawannya. Ditambah lagi dengan sifat Liu Bang (刘邦) yang memang tidak suka berperang. Liu Bang ( 刘 邦 ) menjamin rakyat akan tentram di kota-kota yang akan didudukinya dan hal ini dibuktikan kebenarannya. Tindakan Liu Bang (刘邦) ini menjadi contoh bagi kota-kota lain. Akibatnya adalah mereka takluk sendiri tanpa perlu berperang. Selama masa perjuangan tersebut Liu Bang (刘邦) mendapatkan beberapa orang hebat yang setia membantunya. Orang-orang tersebut tersebut antara lain Zhang liang (张良), Xiao He (萧何), Fan Kuai (樊哙), Cao Can (曹参) dan lainlain. Zhang Liang (张良) adalah orang kepercayaan Liu Bang (刘邦). Zhang Liang (张良) adalah orang Han, beliau adalah orang yang sangat bijaksana dan hebat dalam strategi perang. Liu Bang ( 刘 邦 ) banyak mendapatkan bimbingan dan nasehat mengenai strategi militer selama masa perjuangannya melawan Dinasti Qin (秦朝). Bahkan dapat dikatakan bahwa Zhang Liang (张良) merupakan guru 31 32 bagi Liu Bang (刘邦). Zhang Liang (张良) dan teman-temannya inilah yang akhirnya berhasil membawa Liu Bang (刘邦) ke dalam puncak kekuasaan sebagai kaisar Dinasti Han (汉朝). Perlahan namun pasti, baik pasukan Liu Bang (刘邦) maupun pasukan Xiang Yu (项羽) terus memasuki wilayah kerajaan Qin. Kota demi kota telah jatuh ke dalam kekuasaan mereka. Qin Er Shi (秦二世) yang tidak mengetahui apa-apa tentang masalah inipun ketika itu masih terus bersenang-senang di istananya yang mewah tanpa mempedulikan urusan istana. Hingga akhirnya Qin Er Shi (秦二世) mengetahui mengetahui masalah ini, sudah terlalu terlambat baginya untuk mengatasinya. Akhirnya Qin Er Shi (秦二世) menyerah kepada Liu Bang (刘邦). Dan pada akhirnya Liu Bang (刘邦) lah yang terlebih dahulu memasuki Xian Yang (咸阳). 3.1.2 Pertikaian Chu-Han (楚汉相争) Pada 206 SM, ketika Dinasti Qin (秦朝) berhasil dijatuhkan, china terbagi menjadi enam negara dengan nama negara yang sama dengan nama Negara sebelumnya yaitu; Negara Chu (楚国), Negara Qi (齐国), Negara Han (韩国), Negara Wei (魏国), Negara Zhao (赵国) dan Negara Yan (燕国). Walaupun pemerintahan Qin saat itu telah diserahterimakan kepada Liu Bang ( 刘 邦 ), sedangkan siapa yang harus memerintah Negara Qin ( 秦 国 ) masih belum diputuskan. Berdasarkan janji yang dibuat oleh Raja Chu Yi ( 楚 义 蒂 ), maka sebenarnya yang berhak untuk menjadi raja dan memerintah bekas Negara Qin (秦 32 33 国) tersebut adalah Liu Bang (刘邦). Rakyat selalu mendukung Liu Bang (刘邦) yang selalu memperlakukan masyarakat Qin dengan baik dan adil. Xiang Yu (项羽) yang takut jika Liu Bang (刘邦) benar-benar menjalankan janji Raja Yi dari Chu (楚义蒂), menginginkan seluruh kekuasaan hanya untuk dirinya sendiri. Ketika Xiang Yu ( 项 羽 ) memindahkan angkatan perangnya ke dalam Xian Yang (咸阳) bertemu dengan Liu Bang (刘邦), Liu Bang (刘邦) yang menyadari bahwa dirinya tidak mungkin melawan Xiang Yu (项羽) menyerahkan Xian Yang (咸阳) dan bekas Kaisar Qin kepada Xiang Yu (项羽). Xiang Yu (项羽) kemudian segera mengangkat dirinya sendiri menjadi raja bagi Kerajaan Qin. Fan Zeng ( 范 增 ) menyarankan Xiang Yu ( 项 羽 ) untuk segera menyingkirkan Liu Bang (刘邦). Hal ini dilakukan untuk mencegah Liu Bang (刘 邦) merebut kekuasaan dari tangan Xiang Yu (项羽). Untuk melakukan hal itu maka disiapkanlah sebuah pesta yang digunakan untuk membunuh Liu Bang (刘 邦). Namun berkat bantuan Zhang Liang (张良) dan Xiang Po (项泊) (paman Xiang Yu), Liu Bang (刘邦) dapat menghindar dari marabahaya tersebut. Hal ini juga dikarenakan kesopanan dan ketabahan hati Liu Bang ( 刘 邦 ) pada saat berhadapan dengan Xiang Yu ( 项 羽 ). Pesta tersebut hingga sekarang dikenal dengan sebutan Hong Men Yan (鸿门宴). Setelah pesta ini selesai, Liu Bang (刘邦) kemudian menyerahkan Kota Xian Yang (咸阳) ke dalam tangan Xiang Yu (项 羽 ). Dengan demikian, Xiang Yu ( 项 羽 ) pun mulai mengatur dirinya untuk 33 34 menjadi raja atas tanah Xian Yang (咸阳). Dikarenakan selama masa perang, banyak raja yang mengirimkan prajurit untuk mendukung Xiang Yu (项羽) maka sebagai hasilnya, Xiang Yu (项羽) mengkomandoi pasukan gabungan beberapa kerajaan. Setelah menjatuhkan Dinasti Qin (秦朝), Xiang Yu (项羽) berpikir bahwa ia harus memberikan penghargaan kepada para jendral yang telah membantunya berjuang selama ini. Oleh karena itu, ia membagikan masing-masing para jendral sebuah kerajaan. Kerajaan Qi dibagi menjadi tiga kerajaan yaitu Yan, Han. Wei. Negara Zhao dipecah menjadi 2 wilayah dan dimasukkan ke dalam wilayah Qin dan Han. Di dalam kerajaannya sendiri yaitu Negara Chu (楚国), Xiang Yu (项羽) membuang Raja Yi dari Chu (楚 义蒂) ke tempat yang terpencil. Xiang Yu (项羽) kemudian mengangkat dirinya sendiri sebagai Raja Chu dan membuat tiga kerajaan tambahan di bagian barat daya wilayah Chu. Secara umum, Xiang Yu (项羽) memberikan tanah tersebut kepada jendral-jendral yang disukainya. Ini benar-benar membuat Xiang Yu (项羽) tidak disukai di kalangan pasukan. Jendral-jendral yang berpikir mereka layak untuk dijadikan raja namun telah diabaikan oleh Xiang Yu (项羽) juga merasa cemburu. Liu Bang (刘邦) sendiri hanya diberikan sebuah wilayah yang sunyi dan terpencil di daerah Han dan diberi gelar Raja Han (汉王). Orang-orang yang merasa terabaikan termasuk Liu Bang (刘邦), Wei Bao (Raja Wei), Han Guang (Raja Liao Dong), Chen Yu (Raja Cheng An), Peng Yue dan Tian Rong. Mereka kemudian bersatu untuk melawan Xiang Yu ( 项 羽 ). Peperangan antara Xiang Yu (项羽) dan Liu Bang (刘邦) tersebut dikenal dengan 34 35 nama Pertikaian Chu-Han atau lebih dikenal dengan nama (楚汉相争). Perang tersebut berlangsung selama 5 tahun yang diakhiri dengan kemenangan Liu Bang (刘邦). Setelah mengalahkan Xiang Yu (项羽), Liu Bang (刘邦) kemudian memproklamirkan dirinya sebagai kaisar dan mendirikan Dinasti Han pada 202 SM. Pada 28 Febuari 202 SM, Liu Bang (刘邦) resmi menjadi kaisar pertama Dinasti Han dan membangun Chang An (sekarang Xi An) sebagai ibukota negaranya. Liu Bang (刘邦) di dalam sejarah dikenal dengan nama Han Gao Zu (汉高祖). Setelah berkuasa Liu Bang (刘邦) kembali menyatukan China menurut model Dinasti Qin (秦朝). Liu Bang (刘邦) berhasil mengembalikan tanah-tanah kepada para pemilik aslinya. Liu Bang (刘邦) juga mengurangi pajak dan kerja paksa, mengembangkan sektor pertanian dan membatasi pembelanjaan kerajaan. Dalam menangani kemerosotan para pedagang Qin, Liu Bang ( 刘 邦 ) memberlakukan sistem pajak yang tinggi bagi pedagang asing dan mengesahkan undang-undang perdagangan. Liu Bang (刘邦) juga mengadakan perjanjian damai dengan bangsa Xiong Nu (匈奴). Liu Bang (刘邦) mencoba mengalahkan mereka di medan perang, namun selalu berakhir dengan kekalahan besar di pihak Liu Bang (刘邦). Oleh karena itu, Liu Bang (刘邦) berinisiatif untuk menikahkan salah seorang putri kerajaan dengan Chan Yu (Pemimpin Bangsa Xiong Nu(匈奴)). Kebijakan ini bertahan selama lebih dari 70 tahun. Di bawah pemerintahan Liu Bang (刘邦) atau Han Gao Zu (汉高祖), 35 36 ajaran Konfusianisme ditempatkan untuk menggantikan ajaran Legalisme. Para Sarjana Konfusianis diterima dalam pemerintahan, dan hukum Legalisme yang kejam dihapuskan. Kaisar Han Gao Zu (汉高祖) berusaha sekuat tenaga dalam segala bidang pemerintahan berbuat yang terbaik baik rakyatnya untuk membangun dasar yang kuat untuk pemerintahan Dinasti Han yang berhasil bertahan selama 400 tahun. 3.2. Biografi Liu Bang (刘邦) Kaisar pertama Dinasti Han (汉朝) diketahui secara umum di China sebagai Gao Zu (高祖), yang memiliki nama panggilan Liu Bang (刘邦). Tidak ada informasi mengenai siapa nama asli beliau. Huruf Bang (邦) sendiri kemungkinan besar baru didapatkan setelah ia berhasil menduduki tahta. Liu Bang (刘邦) merupakan kaisar pendiri Dinasti Han Barat. Beliau memerintah China sejak 28 Febuari 202 SM hingga 1 Juni 195 SM. Liu Bang (刘邦) adalah kaisar pertama yang berasal dari kalangan rakyat jelata yaitu petani. Liu Bang (刘邦), dilahirkan dalam keluarga petani di Distrik Pei (sekarang Kabupaten Pei di Propinsi jiangsu). Tahun kelahirannya hingga kini masih menjadi kontroversi. Ada pendapat yang mengatakan bahwa beliau lahir pada tahun 256 SM namun ada juga yang berpendapat bahwa Liu Bang (刘邦) lahir pada 247 SM. Beliau merupakan putra ketiga dari ayahnya Liu zhijia (刘执嘉) dan ibunya Wang hanshi (王含 始). Ketika masih muda, Liu Bang (刘邦) tidak menyukai pekerjaan sebagai petani dan lebih memilih hidup di jalur yang berbeda dengan kebanyakan keluarganya. Maka 36 37 tidak mengherankan bila Liu Bang (刘邦) menjadi anak kesayangan ayahnya yang petani. Setelah dewasa, Liu Bang (刘邦) bekerja sebagai petugas patroli di kabupaten tempat ia tinggal. Suatu ketika, Liu Bang (刘邦) bertanggung jawab untuk mengawal para tahanan ke Gunung Li yang akan kerja paksa membangun makam Qin Shi Huang (秦始皇). Selama perjalanan, banyak tahanan yang melarikan diri. Melihat situasi yang kurang menguntungkan tersebut Liu Bang (刘邦) pun melepaskan sisa tahanan yang ada dan turut melarikan diri. Liu Bang (刘邦) kemudian menjadi pemimpin dari kawanan perampok. Dalam sebuah kesempatan, beliau bertemu dengan pejabat pemerintahan kabupaten yang kagum akan kemampuan memimpin Liu Bang (刘邦) dan memberikan untuk dipersunting oleh Liu Bang (刘邦). Ketika itu, Xiao He ( 萧何 ) merupakan sekeretaris pejabat pemerintahan di Kabupaten Pei. Pejabat pemerintahan saat itu memutuskan untuk memberontak kepada Dinasti Qin (秦朝). Berdasarkan saran dari Xiao He (萧何) dan Cao Can (曹参), pejabat tersebut mengutus Fan Cheng (adik ipar Liu Bang (刘邦)) untuk mengundang Liu Bang (刘邦) dan kawanannya kembali ke Kabupaten Pei untuk mendukung pemberontakan. Fan Cheng kemudian menemukan Liu Bang (刘邦), namun dalam perjalan pulang tibatiba pejabat tersebut berubah pikiran dan menutup gerbang kota. Karena ketakutan kalau Xiao He (萧何) dan Cao Can (曹参) akan membukakan gerbang kota untuk Liu Bang (刘邦), maka pejabat tersebut berniat untuk membunuh Xiao He (萧何) dan Cao Can (曹参). Ternyata Xiao He (萧何) dan Cao Can (曹参) telah mengetahui siasat tersebut. Mereka berduapun akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dengan melompat dari 37 38 gerbang kota dan segera bergabung dengan pasukan Liu Bang (刘邦). Xiao He (萧何) kemudian menyarankan agar Liu Bang (刘邦) mengirim surat ke dalam kota dengan menggunakan sebatang anak panah sebagai informasi bagi para penduduk. Para penduduk kota yang akhirnya mengetahui seperti apa sebenarnya pejabat pemerintahan tersebut segera membunuh pejabat tersebut dan membukakan gerbang kota untuk Liu Bang (刘邦) dan pasukannya. Para penduduk kemudian mengangkat Liu Bang (刘邦) sebagai pengganti pejabat tesebut dengan sebutan Pei Gong (沛公). Dalam perjuangannya menggulingkan Dinasti Qin, Liu Bang (刘邦) banyak dibantu oleh bawahan-bawahannya yang setia yaitu Xiao He (萧何), Cao Can (曹参), Zhang Liang (张良), Han Xin (韩信), Peng Yue (彭越) dan lain-lain. Liu Bang (刘邦) tidak malu untuk bertanya maupun berguru kepada mereka. Dalam perjuangannya melawan Dinasti Qin (秦朝) hingga akhirnya melawan Xiang Yu (项羽) dan berhasil mendirikan Dinasti Han (汉朝), banyak hal yang telah terjadi pada diri Liu Bang (刘邦). Liu Bang (刘邦) pun telah berkembang dari seorang anak petani yang amat sedikit pengetahuannya menjadi seorang kaisar yang amat dihormati dan dicintai pejabatnya. Ketika masa tersebut Liu Bang (刘邦) lebih dikenal dengan sebutan Han Gao Zu (汉高 祖). Perkembangan kehidupan dan kepribadian Han Gao Zu (汉高祖) tidak dapat dilepaskan dari peran serta para teman dan bawahan yang selalu mendukungnya dalam semua perjuangannya. Namun, seluruh hal tersebut juga tidak dapat terlepas dari sifatsifat yang memang dimiliki oleh Han Gao Zu (汉高祖). Sifatnya yang memang baik hati, tidak suka dengan kekerasan dan pengabdiannya demi kesejahteraan rakyat merupakan 38 39 faktor pendukung keberhasilan Han Gao Zu (汉高祖). Han Gao Zu (汉高祖) memerintah China hingga tahun 195 SM, dimana pada tahun tersebut Han Gao Zu (汉高祖) telah memerintah China melalui Dinasti Han (汉朝) selama 7 tahun. Ketika Han Gao Zu (汉高祖) wafat, posisinya digantikan oleh putranya, Han Hui Di (汉慧帝). 3.3. Analisis Kualitas Kepemimpinan yang dimiliki Liu Bang (刘邦) yang sesuai dengan teori kepemimpinan John C. Maxwell Segalanya jatuh bangun tergantung pada kepemimpinan (Maxwell, 21 kualitas pemimpin sejati, 8). Kepemimpinan berkembang setiap harinya, bukan dalam satu hari. Mempelajari hukum-hukum kepemimpinan adalah bagian dari pengembangan seorang pemimpin (Maxwell, 21 kualitas kepemimpinan sejati, 6). Demikian juga yang terjadi pada Liu Bang (刘邦). Seorang individu yang hanya dipandang sebelah mata oleh lingkungannya, ternyata mampu menjadi seorang pendiri dari sebuah dinasti yang mengawali kejayaan china di dunia selama ratusan tahun berikutnya. Apakah kualitaskualitas yang dimiliki oleh Liu Bang (刘邦) yang tidak dimiliki oleh Xiang Yu yang menjadikannya layak untuk menjadi kaisar pendiri Dinasti Han. Berikut adalah hasil analisa penulis. 3.3.1.Karakter Banyak hal yang tidak dapat dipilih dalam hidup ini, namun yang pasti setiap orang dapat memilih karakternya. Karakter menentukan siapakah seseorang itu sebenarnya. Dan bagaimana seorang pemimpin menangani keadaan hidupnya 39 40 bercerita banyak tentang karakternya (Maxwell, 21 kualitas kepemimpinan sejati, 2001;12). Jatuhnya Dinasti Qin (秦朝) dan berdirinya Dinasti Han (汉朝), tak dapat dilepaskan dari sosok Liu Bang (刘邦). Liu Bang (刘邦) merupakan salah satu pelopor pemberontakan terhadap tirani Qin. Beliau telah berusaha sekuat tenaga untuk menggulingkan Dinasti Qin (秦朝). Walaupun Liu Bang (刘邦) sendiri ingin untuk menjadi kaisar, namun tujuan akhirnya adalah untuk mensejahterakan kehidupan rakyat. Oleh karena itu, apapun yang menjadi kebijaksanaan Liu Bang (刘邦) adalah kesejahteraan rakyat. Hal ini ditegaskan Liu Bang (刘邦) kepada seluruh pasukannya ketika mereka memasuki kota yang telah takluk kepadanya. Begitu pintu kota dibuka, Liu Bang (刘邦) sebelum mengizinkan pasukannya untuk memasuki kota, Liu Bang (刘邦) terlebih dahulu berpidato dulu di hadapan anak buahnya. ”Kalian boleh memasuki kota dengan tertib! Aku peringatkan tak seorangpun dari kalian diperbolehkan melakukan perusakan ataupun pembunuhan. Jika kalian berani coba-coba mengganggu ketentraman rakyat, maka kalian akan kuhukum berat! Bahkan kalau perlu akan kuhukum mati.” Kata Liu Bang (刘 邦) berapi-api. ”Ingat kalian juga tidak boleh mengganggu harta rakyat.” Sebuah karakter baik atau buruk merupakan cerminan sejati dari individu itu sendiri. Dari cerita diatas dapat dilihat sesungguhnya seperti apa karakter dari Liu Bang (刘邦). Kesesuaian antara tujuan perjuangan dengan apa yang dikatakan dan dilakukannya merupakan sebuah kekuatan karakter yang dimiliki oleh Liu Bang 40 41 ( 刘 邦 ). Sebagai seorang pejuang pembebasan penderitaan rakyat kecil, jelas karakter merupakan tonggak utama untuk mendapatkan kepecayaan dari rakyat. 3.3.2.Karisma Kebanyakan orang beranggapan bahwa karisma merupakan sesuatu yang mistik yang sulit untuk didefinisikan. Maxwell berpendapat karisma merupakan kemampuan untuk menarik kepercayaan dari orang lain. Oleh karena itu, karisma dapat dikembangkan. Inti dari karisma adalah peduli pada orang lain. Para pemimpin yang mendahulukan orang lain serta keprihatinan mereka ketimbang diri sendiri memperlihatkan karisma (Maxwell, 21 kualitas kepemimpinan sejati, 2001; 24). Liu Bang ( 刘 邦 ) merupakan seorang pemimpin yang memiliki karisma. Dalam 《中国历史故事总集》dikisahkan bahwa ketika Liu Bang (刘邦) masih menjabat petugas patroli di Kabupaten Pei ( 沛 具 ), beliau ditugaskan untuk mengawal para tahanan yang akan melakukan kerja paksa di Gunung Li (丽山). Selama perjalanan tersebut, banyak para tahanan yang melarikan diri. Para tahanan tersebut takut akan kekejaman Kaisar Qin Shi Huang (秦始皇). Liu Bang (刘邦) yang mengetahui hal ini kemudian melepaskan sisa tahanan yang ada. Liu Bang (刘邦) pun turut melarikan diri bersama mereka. Ketika itu, beberapa dari tahanan tersebut malah mengangkat Liu Bang (刘邦) sebagai pemimpin mereka dan hidup sebagai perampok. Liu Bang (刘邦) tidak perlu melakukan banyak hal untuk menarik orang lain 41 42 agar percaya dan mengikutinya. Namun, karismanya sendirilah yang telah menarik orang-orang tersebut untuk mengikuti dan percaya kepada Liu Bang (刘邦) dengan sepenuhnya. Dalam kisah diatas dijelaskan bahwa Liu Bang (刘邦) melepaskan tahanan. Liu Bang (刘邦) jelas telah menentang tugas yang diberikan padanya, dan hal ini dapat mengakibatkan hukuman mati bagi dirinya. Namun Liu Bang (刘邦) tidak mempedulikan hal tersebut, malah beberapa dari tahanan tersebut mengangkat Liu Bang (刘邦) sebagai pemimpinnya. Hal ini membuktikan, bahwa Liu Bang (刘邦) merupakan seorang pemimpin yang memiliki karisma. 3.3.3.Komitmen Tidak banyak orang di dunia ini yang memiliki komitmen. Arthur Gordon mengakui: ”Tak ada yang lebih mudah dari pada mengucapkan kata-kata. Tak ada yang lebih sulit dari pada mengamalkan perkataan kita setiap harinya.” Seorang pemimpin yang efektif selayaknya harus memiliki komitmen. Komitmen berasal dari dalam hati. Pengikut hanya akan percaya pada pemimpin yang percaya pada tujuannya sendiri. Dalam melakukan perjuangannya, Liu Bang (刘邦) tentu memiliki tujuan. Dan tujuannya inilah yang berhasil menghantarkannya duduk di singgasana kerajaan sebagai Kaisar Han Gao Zu (汉高祖). Dalam berbagai kesempatan Liu Bang (刘邦) secara gamblang menyatakan bahwa tujuannya adalah membebaskan penderitaan rakyat dari kekejaman Dinasti Qin (秦朝). Seperti dikisahkan dalam Tong See Han : 42 43 Ketika pasukan Liu Bang (刘邦) telah bergerak dan hampir sampai di Kota Peng (彭城). Mata-mata Liu Bang (刘邦) lalu memberikan laporan bahwa kota tersebut dijaga ketat dan pasukan Liu Bang ( 刘 邦 ) tidak akan diberikan izin untuk melewatinya. Fan Kuai (樊哙), adik ipar dari Liu Bang (刘邦) menyarankan dirinya untuk menyerang kota tersebut, namun Liu Bang (刘邦) memintanya bersabar dan berkata: ”Jika kita serang mereka, aku yakin kota akan hancur dan musuhpun kalah. Aku pikir itu tidak sulit. Tapi ingat ini tugas dan misi kita. Jika kau main hantam dan hajar habis, itu bukan menentramkan mereka tapi malah menghancurkan rakyat kecil.” Demikian, Liu Bang (刘邦) telah membuktikan komitmennya untuk tetap setia pada perjuangannya membebaskan penderitaan rakyat melalui jalan damai. Komitmen Liu Bang (刘邦) pulalah yang akhirnya membuat kota-kota yang akan didatanginya hanya memiliki 2 pilihan, berperang melawan pasukan Liu Bang (刘 邦) atau takluk. Jika mereka takluk, kota mereka utuh bahkan harta benda rakyat dan tentara kota tersebut selamat dari bencana. Oleh karena itu, pasukan Liu Bang (刘邦) mendapat sambutan hangat, baik dari tentara penjaga kota maupun dari rakyat jelata. 43 44 3.3.4.Komunikasi Komunikasi merupakan sarana terpenting dalam sebuah kepemimpinan yang efektif. Pemimpin diharuskan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan siapapun dan di manapun. Kesalahan komunikasi dapat berakibat fatal bagi semuanya. Sebagai seorang pemimpin, Liu Bang (刘邦) juga dituntut untuk dapat menyampaikan keinginannya kepada para bawahan dan pasukannya. Dengan kata lain, Liu Bang ( 刘邦 ) harus mampu untuk mengkomunikasikan keinginannya dengan orang lain. Dalam suatu kejadian ketika baru pertama kali berpidato di depan pasukannya, Liu Bang (刘邦) mengucapkan kata yang salah yang berakibat cukup fatal pada pandangan pasukan dan penduduk terhadap dirinya. Namun, dengan berjalannya seiring waktu Liu Bang (刘邦) pun belajar bagaimana cara berbicara yang baik di muka umum. Hasilnya, ketika ia berpidato di depan pasukannya sebelum memasuki Xian Yang (咸阳), bukan hanya pasukannya saja yang kagum akan kehebatan Liu Bang (刘邦) bahkan penduduk sekitar yang tidak mengenal Liu Bang (刘邦) juga turut merasa bahwa Liu Bang (刘邦) merupakan raja yang mereka inginkan selama ini. Dalam mengkomunikasikan keinginan atau ide-idenya, biasanya Liu Bang(刘邦) terlebih dahulu membicarakannya dengan orang-orang kepercayaannya dan hasilnya Liu Bang ( 刘 邦 ) komunikasi lagi. 44 tidak mengalami kesalahan 45 Komunikasi bagi seorang pemimpin seperti Liu Bang (刘邦) merupakan hal penting yang harus dimiliki. Oleh karena itu, Liu Bang (刘邦) secara tekun terus mengembangkan kemampuannya dalam bidang ini. Dengan bantuan dari orangorang kepercayaannya, Liu Bang (刘邦) mampu memiliki komunikasi yang baik dengan prajuritnya maupun dengan rakyatnya. 3.3.5.Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengatakannya, merencanakannya, dan melakukannya dengan sedemikian rupa sehingga orang lain mengetahui bahwa ia mengetahui caranya — dan mengetahui bahwa mereka ingin menjadi pengikutnya (Maxwell, 21 kualitas kepemimpinan sejati, 2001; 47). Semua orang yang berkompetensi tinggi terus mencari cara untuk belajar, tumbuh serta memperbaiki diri. Dan hanya pemimpin yang berkompetensilah yang mampu mengimplementasikan tujuannya ke dalam semua keputusan yang diambil dan dijalankannya. Demikian halnya dengan Liu Bang (刘邦) yang sadar bahwa penting bagi bawahannya untuk mengetahui tujuan perjuangannya. Dan lebih penting lagi baginya untuk memastikan bahwa prajuritnya tahu apa yang harus dilakukan demi mewujudkan tujuannya. Oleh karena itu, Liu Bang (刘邦) selalu berusaha mewujudkan apa yang telah menjadi perkataannya. Ketika Liu Bang (刘邦) memasuki Xian Yang (咸阳), beliau memutuskan untuk mengunci dan menutup istana dan gudang negara Qin. Tidak ada satupun orang yang diperbolehkan membuka bahkan mengambil barang-barang milik 45 46 negara Qin. Ketika memutuskan hal ini, walaupun berat bagi Liu Bang (刘邦) untuk menjalankan hal tersebut, namun demi mencapai tujuan akhir dari perjuangannya. Iapun menjalankan keputusan yang telah diputuskannya tersebut dan memastikan kepada setiap orang bahwa ia sendiripun menjalankan keputusan tersebut. Dalam hal ini dapat dilihat kompetensi dari Liu Bang ( 刘 邦 ) yang berusaha mengamalkan setiap perkataannya. Dan hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa semua orang yang berkompetensi tinggi terus mencari cara untuk belajar, tumbuh serta memperbaiki diri. Liu Bang ( 刘 邦 ) sebagai seorang pemimpin yang memiliki kompetensi terus memperbaiki diri. 3.3.6.Keberanian Dalam kehidupan banyak hal yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Hal-hal ini menimbulkan rasa takut di dalam diri setiap individu yang bersangkutan. Keberanianlah yang diperlukan untuk memeranginya. Pemimpin hak sipil, Marthin Luther King Jr., menyatakan ”Ukuran tertinggi dari seseorang bukanlah dimana ia berdiri di masa-masa nyaman serta menyenangkan, melainkan di mana ia berdiri di masa-masa penuh tantangan serta kontroversi”. (21 Kualitas Kepemimpinan Sejati, 2001; 61). Para pemimpin besar memiliki keterampilan yang baik dalam membina hubungan dengan sesama, dan mereka dapat berkompromi dan bekerjasama. Namun mereka juga pegang prinsip jika perlu. Keberanian adalah menyangkut prinsip, bukan persepsi. Jika seorang pemimpin tidak dapat memiliki kemampuan untuk melihat kapan harus memegang 46 47 teguh keyakinan dan melaksanakannya, maka pemimpin tersebut tidakakan pernah efektif. Dalam peperangan keberanian mutlak diperlukan. Keberanian Liu Bang (刘 邦) yang tebesar terlihat ketika ia menghadiri pesta jamuan makan yang disiapkan oleh Xiang Yu (项羽). Pesta ini dikenal dengan sebutan Hong Men Yan (鸿门宴). Sebenarnya pesta ini dirancang oleh Fan Zheng (范增) dalam rangka membunuh Liu Bang (刘邦). Sebenarnya Liu Bang (刘邦) telah mengetahui hal ini, namun berkat saran dari Zhang Liang (张良), Liu Bang (刘邦) pun memutuskan untuk menghadirinya. Keberanian Liu Bang (刘邦) inilah yang akhirnya membuat Xiang Yu (项羽) tidak jadi membunuh Liu Bang (刘邦). Dalam perjuangannya menjatuhkan Pemerintah Qin, Liu Bang (刘邦) juga menunjukkan keberanian besar dalam berperang. Ia tidak merasa rendah diri bila dibandingkan dengan Xiang Yu (项羽). Jadi dapat disimpulkan bahwa Liu Bang (刘邦) merupakan seorang pemimpin yang memiliki keberanian. 3.3.7.Pengertian Pengertian dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk menemukan akar persoalan. John C.Maxwell mengungkapkan bahwa: ”Para pemimpin yang cerdik hanya mempercayai sebagian yang didengarnya. Para pemimpin yang memiliki pengertian mengetahui bagian mana yang harus dipercayainya” Liu Bang ( 刘 邦 ) sungguh merupakan seseorang yang sangat pengertian 47 48 Dikisahkan dalam Tong See Han bahwa Raja Yi dari negara Chu (楚义蒂) sangat menyukai Liu Bang (刘邦). Beliau selalu memuji-muji Liu Bang (刘邦) bahkan hingga di depan Xiang Yu (项羽). Namun Liu bang (刘邦) hanya tersenyum menanggapi pujian tersebut. Ia tidak menanggapinya secara berlebihan. Bukan karena Liu Bang (刘邦) takut dengan Xiang Yu (项羽), namun lebih karena Liu Bang (刘邦) berusaha agar tidak berbuat sesuatu yang dapat menimbulkan masalah diantara dirinya dan Xiang Yu (项羽). Oleh karena itu Liu Bang (刘邦) selalu merendah. Hal ini bukan karena ia takut akan Xiang Yu (项羽), namun lebih untuk mencegah agar tidak terjadi perpecahan di antara mereka sendiri. Liu Bang (刘邦) benar-benar menyadari bahwa hal tersebut sangat berbahaya bagi keutuhan Negara Chu (楚国). Pengertian yang dimiliki Liu Bang (刘邦) inilah yang membawanya keluar dari begitu banyak masalah yang terjadi di lingkungan pasukannya maupun negaranya. 3.3.8.Fokus Dalam sebuah perjuangan, tentu pencapaian tujuanlah yang menjadi penentu segalanya. Oleh karena itu, fokus dibutuhkan. Sangat penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui dengan jelas arah yang dituju kelompok yang dipimpinnya. Walapun tak seorangpun dapat sepenuhnya menghindari kelemahan, namun hal tersebut dapat sebisa mungkin diminimalisasi dan pemimpin dapat melakukannya dengan mendelegasikannya (John C. Maxwell, 21 Kualitas kepemimpinan sejati, 2001; 82). 48 49 Liu Bang (刘邦) sebagai seorang pemimpin perjuangan perlawanan terhadap Dinasti Qin ( 秦 朝 ) juga harus memilikinya. Fokus utamanya adalah menggulingkan Dinasti Qin (秦朝) demi membebaskan penderitaan rakyat kecil. Dalam melaksanakan tujuannya tersebut, Liu Bang (刘邦) memiliki prioritas dan konsentrasi. Prioritas utamanya adalah menggulingkan Dinasti Qin (秦朝) demi kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, dalam berbagai upayanya bergerak memasuki wilayah Qin, Liu Bang (刘邦) jarang memakai kekerasan. Beliau selalu mengutamakan jalan damai dan konsentrasinya adalah bagaimana cara menggulingkan Dinasti Qin (秦朝) tanpa melukai rakyat kecil sedikitpun. Konsentrasi Liu Bang (刘邦) dalam perjuangannya tersebut membuat dirinya tetap berada dalam jalur yang benar. Liu Bang (刘邦) tidak serakah akan jabatan, harta dan kekuasaan. Oleh karena itu, Liu Bang (刘邦) senantiasa mendahulukan prioritas utamanya. John C. Maxwell menjelaskan dalam Buku 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati bahwa terlalu banyak prioritas akan melumpuhkan. Hal ini terbukti benar kepada Liu Bang (刘邦) dan Xiang Yu (项羽). Liu Bang (刘邦) dapat lebih dahulu memasuki kota Xian Yang (咸阳) karena prioritasnya hanya satu yaitu kesejahteraan rakyat. Sementara Xiang Yu (项羽) mendapat perlawanan keras di setiap kota karena dirinya haus akan kekuasaan, harta dan pembuktian diri. 49 50 3.3.9.Kemurahan Hati Ukuran seorang pemimpin bukanlah jumlah yang melayaninya, tetapi jumlah yang dilayani olehnya. Ini menegaskan arti penting dari kemurahan hati. Kemurahan hati berasal dari dalam hati dan merembes ke seluruh aspek kehidupan seorang pemimpin. Keberhasilan perjuangan Liu Bang (刘邦) juga tak lepas dari kemurahan hatinya. Hal ini secara gamblang dikatakan oleh Liu Bang (刘邦) kepada salah seorang anak buahnya ketika mereka memprotes kebijakan Liu Bang (刘邦) yang tidak membunuh mantan Raja Qin : ”Itu semua berkat kemurahan hatiku dan kalian semua. Orang melihat sendiri, bagaimana kita bermurah hati. Jika kita merebut kota, tak pernah kita bantai tentara dan rakyat kota itu. Tapi coba kalian perhatikan Xiang Liang (项梁)” kata Liu Bang ( 刘 邦 ). Semua menunduk dan setuju dengan apa yang dikatakan Liu Bang (刘邦) Liu Bang (刘邦) semasa hidupnya selalu mengabdikan hidupnya kepada kesejahteraan rakyat Qin dan juga rakyatnya. Beliau selalu lebih mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya. Ketika Liu Bang (刘邦) berhasil menduduki Xian Yang (咸阳), ibukota Negara Qin (秦国). Liu Bang (刘邦) pun tidak serta merta ingin menguasainya seorang diri. Memang sempat terbersit keserakahan dalam dirinya ketika melihat kemewahan Istana Negeri Qin. Namun, berkat nasihat dari Zhang Liang (张良), akhirnya Liu Bang (刘邦) dapat kembali menguasai dirinya. Liu Bang ( 刘 邦 ) kemudian segera memerintahkan untuk 50 51 menutup istana dan semua gudang harta milik Kerajaan Qin. Liu Bang (刘邦) juga menyusun undang-undang baru yang tidak memberatkan rakyat. Liu Bang (刘邦) juga mengeluarkan perintah harian yang melarang semua anak buahnya untuk berbuat sewenang-senang kepada rakyat. Hal ini telah membuktikan kemurahan hati yang dimiliki Liu Bang (刘邦) merupakan salah satu kualitas penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Berkat kemurahan hatinya, maka Liu Bang (刘邦) mendapatkan kepercayaan rakyat yang mana hal tersebut sangat penting bagi seorang calon penguasa seperti Liu Bang (刘邦). 3.3.10. Inisiatif Perubahan yang terjadi di dunia selalu berlangsung dengan cepat. Bahkan ada sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini selain perubahan itu sendiri. Situasi yang terus berubah menuntut pemimpin untuk terus memikirkan penyelesaian yang terbaik dari setiap masalah. Terkadang, malah timbul masalah yang datang di luar dugaan. Sungguh membutuhkan pemikiran yang ekstra keras agar masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Sebagai seorang pemimpin pasukan perang, Liu Bang (刘邦) diharapkan dapat membaca situasi yang terus menerus berubah. Karena setiap kesempatan tidak akan pernah datang dua kali. Oleh karena itu, Inisiatif dalam penyelesaian masalah amat dibutuhkan dalam hal ini. Liu Bang (刘邦) menggunakan inisiatifnya hampir di setiap tempat dan kejadian. Seperti halnya ketika Liu Bang (刘邦) menghadapi bangsa Xiong Nu (匈奴). Bangsa Xiong Nu (匈奴) adalah bangsa bar-bar yang bermukim di utara 51 52 China. Bangsa ini selalu mengganggu ketentraman bangsa Han. Liu Bang (刘邦) sendiri kewalahan menghadapi serangan bangsa bar-bar ini. Oleh karena itu Liu Bang (刘邦) berinisiatif untuk berdamai dengan Bangsa Xiong Nu (匈奴) . Liu Bang (刘邦) mengatasinya dengan berinisiatif menikahkan salah seorang putri kerajaan dengan pemimpin Bangsa Xiong Nu (匈奴). Selain itu kerajaan Han juga masih menyumbang kain sutera, barang berharga dan sebagainya kepada Bangsa Xiong Nu ( 匈 奴 ). Dan masalah dengan Bangsa Xiong Nu ( 匈 奴 ) dapat terselesaikan selama lebih 70 tahun berkat pernikahan tersebut. Ini membuktikan bahwa sebagai seorang pemimpin Liu Bang (刘邦) sigap dalam menghadapi masalah yang terjadi. Masalah dengan Bangsa Xiong Nu (匈奴) tidak akan terselesaikan jika Liu Bang ( 刘 邦 ) tidak berinisiatif untuk menggunakan jalan damai dengan menikahkan putri kerajaannya dengan pemimpin Bangsa Xiong Nu (匈奴) tersebut. Oleh karena itu, Liu Bang (刘邦) dapat dikategorikan sebagai pemimpin yang berinisiatif. 3.3.11. Mendengarkan Seperti dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa ciri utama seorang pemimpin adalah mampu berkomunikasi dengan baik. Dan aspek terpenting dari komunikasi adalah mendengarkan (John C. Maxwell, 21 kualitas kepemimpinan sejati, 2001; 107). Liu Bang (刘邦) sebagai seorang pemimpin mengetahui benar hal ini. Liu Bang ( 刘 邦 ) tak segan menerima kritik dari jendral maupun pasukannya, walaupun terkadang sangat tidak nyaman didengar. Malah sebaliknya, 52 53 Liu Bang (刘邦) menjadikan mereka semua guru bagi dirinya. Ketika Liu Bang (刘邦) dan pasukannya berhasil memasuki kota Xian Yang (咸阳), para penduduk kota segera menyambut mereka dengan senang hati. Begitu sampai di dalam kota, seluruh panglima perangnya saling berebut. Mereka segera membuka gerbang milik Negara Qin (秦国). Mereka juga mengambil uang atau barang-barang untuk dirinya sendiri. Tak ada bedanya dengan pasukannya, Liu Bang (刘邦) pun segera bergegas memasuki istana kerajaan negara Qin (秦国). Liu Bang (刘邦) pun segera silau akan harta benda miliki Kerajaan Qin dan tertarik untuk tinggal dan menikmati semua kemewahan tersebut. Xiao He ( 萧 何 ), ketika itu menasihati Liu Bang ( 刘 邦 ) untuk segera meninggalkan istana dan menutup seluruh gudang Kerajaan Qin. Namun, Liu Bang (刘邦) berkeras untuk tinggal di sana. Ketika itu, Zhang Liang (张良) yang mendengar perdebatan mereka kemudian berkata kepada Liu Bang (刘邦) hal yang sama dengan yang dinasihatkan oleh Xiao He (萧何). Ketika itu, Zhang Liang (张良) juga menambahkan bahwa kritik yang membangun memang pedas dan tidak mengenakkan kedengarannya, namun hal itulah yang terbaik. Mendengar perkataan Zhang Liang ( 张良 ) tersebut, Liu Bang ( 刘邦 ) segera menyadari kesalahannya dan tidak bersikap keras kepala lagi. Dalam kasus diatas, Liu Bang (刘邦) telah belajar bagaimana pentingnya mendengarkan orang lain dalam hal ini Zhang Liang (张良) dan Xiao He (萧何). Melalui merekalah Liu Bang (刘邦) mengerti banyak hal dan belajar banyak hal mengenai apapun termasuk situasi dan kondisi medan yang akan dan sedang 53 54 mereka hadapi. Mendengarkan orang lain, dalam hal ini bawahan penting bagi seorang untuk mengetahui situasi apa yang sedang terjadi. Hal ini diperlukan seorang pemimpin untuk dapat menentukan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Dan Liu Bang (刘 邦 ) yang mengerti mengenai hal ini, terus mengembangkan diri dengan mendengarkan saran maupun kritik dari orang lain. 3.3.12. Semangat yang tinggi Sebuah mobil jika ingin dapat berjalan dengan lancar maka dibutuhkan bensin atau solar sebagai bahan bakarnya. Demikian pula dengan manusia. Bahan bakar utama kehidupan manusia adalah semangat. Untuk mengerjakan sesuatu yang besar diperlukan semangat yang lebih besar pula. Fakta nyata yang terjadi di antara Liu Bang (刘邦) dan Xiang Yu (项羽) adalah keraguan banyak orang akan kemampuan Liu Bang (刘邦). Ditinjau dari segi manapun, Xiang Yu (项羽) jauh lebih unggul bila dibandingkan dengan Liu Bang (刘邦). Hal ini dapat dilihat dari jumlah pasukan kedua kubu. Xiang Yu (项 羽) memiliki lebih dari 500.000 anggota pasukan termasuk 100 orang hebat di dalamnya. Sementara Liu Bang (刘邦) hanya memiliki 100.000 anggota pasukan dengan jumlah anggota orang pandai tidak lebih dari 50 orang. Bila ditinjau dari latar belakang keduanya, Xiang Yu (项羽) pun jauh lebih unggul bila dibandingkan dengan Liu Bang (刘邦). Xiang Yu (项羽) memang berasal dari keluarga jendral yang telah di didik dari kecil untuk menjadi seorang 54 55 jendral atau pemimpin. Namun, Liu Bang (刘邦) hanya berasal dari keluarga petani yang serba kekurangan. Dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah. Semangat dan keyakinan Liu Bang ( 刘 邦 ) lah yang membuatnya tetap bertahan hingga titik darah penghabisan dalam perjuangannya. Semangat yang selalu berkobar-kobar di dalam dirinya menjadi motivasi bagi semua orang yang dikenalnya. Semangat yang tinggi inilah yang juga berhasil menyampaikan tujuan perjuangan yang diinginkan oleh Liu Bang ( 刘 邦 ) kepada seluruh anggota pasukannya yang kemudian membakar juga semangat para pasukannya untuk terus berjuang, bukan untuk Liu Bang ( 刘 邦 ) tapi demi tujuan mereka yaitu membebaskan penderitaan rakyat dari pemerintahan Qin yang kejam. 3.3.13. Sikap positif John C. Maxwell dalam buku-buku yang pernah ditulisnya berpendapat bahwa salah satu kualitas sejati seorang pemimpin adalah memiliki pikiran yang positif. Berpikir positif memacu seseorang untuk selalu memiliki harapan dan motivasi untuk maju dan menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi. Berpikir positif memberi jalan keluar atas tantangan-tantangan yang datang menghadang. Tanpa berpikir positif, tidak akan ada perubahan. Tanpa berpikir positif, tidak akan ada kemajuan. Berpikir positif membuat hidup lebih bernilai. tampak adalah ketika beliau bertemu dengan Qin Shi Huang untuk pertama kalinya 55 56 有一次,他押送夫役到首都咸阳,正碰上秦始皇雏形,看到秦始皇威风 凛凛的走在仪伏护卫的车中,他便先赞叹说:“唉,大丈夫就应该向这 个样子!” Pada suatu kali ketika Liu Bang (刘邦) harus mengantar para tahanan ke ibukota, tiba-tiba beliau bertemu dengan Qin Shi Huang. Melihat Qin Shi Huang berjalan dengan anggun di atas kudanya di tengah cuaca dingin yang menusuk tulang. Liu Bang (刘邦)pun berkata : ” Ai, Orang besar memang harusnya seperti ini”. Sebagai seorang pemimpin pasukan, selalu mementingkan pentingnya mengenai berpikir positif. Namun, Liu Bang (刘邦) berpikir positif bukanlah demi menjadi pemimpin yang baik. Kualitas ini memang dimiliki Liu Bang (刘 邦) sejak lama dan tidak melalui proses pembelajaran. Kejadian di atas terjadi jauh sebelum Liu Bang (刘邦) memutuskan untuk melawan Qin. Sifat dasar Liu Bang (刘邦) inilah yang menjadikan Liu Bang (刘邦) selalu melihat masalah dari sisi positifnya. Walaupun Liu Bang (刘邦) dengan jelas mengetahui bahwa Qin Shi Huang (秦始皇) adalah orang yang kejam, namun Liu Bang (刘邦) masih bisa meneladani Qin Shi Huang (秦始皇) dari sisi lain. pun selalu berpikir mengenai kebaikan yang harus diperbuat. Sebagai contoh konkrit, beliau selalu mengusahakan segala cara damai dalam menaklukkan kotaselalu berpikir bahwa tidak ada jalan terbaik selain jalan damai, dan ia percaya ia bisa menaklukkan kota-kota tersebut. Dan hasilnya, memang sebagian besar tanpa harus berperang. 56 57 3.3.14. Pemecahan masalah Apapun bidang yang ditekuni seorang pemimpin, ia pasti akan menghadapi banyak persoalan. Ketika menghadapi persoalan, biasanya orang akan besikap: menolaknya; menerimanya dan menanggungnya; atau berusaha menjadikan segalanya lebih baik. Para pemimpin harus memilih respon yang terakhir (Maxwell, 21 Kualitas kepemimpinan sejati, hal 142). Para pemimpin yang efektif selalu bangkit menghadapi tantangan. Dalam perjuangannya menjatuhkan kekuasaan pemerintahan Qin, tentulah tidak sedikit masalah yang dihadapi oleh Liu Bang (刘邦 ) sebagai pemimpin pasukan. Baik itu masalah yang datang dari luar seperti kota yang tidak mau takluk, masalah yang datang dari tubuh pasukannya sendiri maupun masalah pribadi Liu Bang (刘邦) dengan keluarganya. Namun sebagai sebuah pemimpin yang efektif, tentulah Liu Bang ( 刘 邦 ) harus dapat menyelesaikannya dengan baik. Penyelesaian masalah tersebut tentulah harus baik dan bijaksana bagi semua pihak. Dalam menyelesaikan masalah-masalah yang datang Liu Bang (刘邦) banyak berkonsultasi dengan Xiao He (萧何) dan Zhang Liang (张良). Hal ini menjadikan Liu Bang (刘邦 ) lebih obyektif dalam mengambil keputusan mengenai strategi yang dipakai dalam perjuangan menjatuhkan pemerintahan Dinasti Qin (秦朝). 3.3.15. Hubungan Sebagai seorang pemimpin yang baik tentu harus mengetahui bagaimana cara menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, terutama dengan anggotanya. 57 58 Demikian pula dengan seorang pemimpin seperti Liu Bang (刘邦). Hubungan yang baik dengan jendral-jendral perangnya ataupun dengan pasukan di bawahnya merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh orang seperti Liu Bang (刘邦). Hal ini penting agar tidak terjadi kesalahan informasi di antara sesama tim. Hubungan yang baik juga mutlak diperlukan demi kesamaan visi dan misi perjuangan yang mereka lakukan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, Liu Bang ( 刘 邦 ) memiliki hubungan yang amat baik dengan para jendralnya. Hal ini dapat dilihat dari eratnya hubungan yang terjalin antara Liu Bang(刘邦) dengan Zhang Liang (张良), Xiao he (萧何), Cao Can (曹参), Fan Kuai (樊哙), Li Sheng (骊生) dan lain-lain. Eratnya hubungan ini dapat terjadi karena Liu Bang (刘邦) memang menganggap penting orang-orang tersebut. Liu Bang (刘邦) tidak menganggap mereka sebagai bawahan yang patut dipekerjakan, namun Liu Bang (刘邦 ) menjadikan mereka teman seperjuangannya yang sama posisinya dengan dirinya. Tak jarang Liu Bang (刘邦) malah menganggap para jendralnya tersebut adalah gurunya. Nasihat-nasihat dari Zhang Liang ( 张 良 ) dan teman-teman tidak pernah dianggap remeh oleh Liu Bang ( 刘 邦 ). Bahkan, Liu Bang ( 刘 邦 ) malah menantikan ide-ide ataupun usul mengenai strategi apa yang patut mereka jalankan dalam perjuangannya. Dengan demikian, para jendral dan pasukannya setia pada Liu Bang (刘邦) bukan karena takut akan Liu Bang (刘邦), namun lebih karena rasa segan dan hormat kepadanya. 58 59 3.3.16. Tanggung Jawab Setiap orang dalam kehidupannya memiliki tanggung jawab masing-masing. Demikian pula dengna seorang pemimpin. John C. Maxwell menegaskan bahwa seorang pemimpin dapat melupakan apapun kecuali tanggung jawab, dan kualitas tertinggi dari seseorang yang bertanggung jawab adalah kemampuan untuk menuntaskan hingga akhir. Dalam hal ini, Liu Bang (刘邦) dapat dikategorikan sebagai seseorang yang bertanggung jawab. Sejak awal, Liu Bang (刘邦) telah berjanji kepada Raja Yi dari Chu (楚义蒂) untuk menggulingkan Dinasti Qin (秦朝). Liu Bang (刘邦) dengan jelas mengetahui tujuan dari tugas yang diberikan Raja Yi dari Chu ( 楚 义 蒂 ) tersebut yaitu membebaskan penderitaan rakyat kecil. Oleh karena itu, Liu Bang ( 刘 邦 ) lebih memilih jalan damai dalam menjalankan misinya. Dan karena tanggung jawab kepada rakyat dan Raja Yi (楚义蒂) maka Liu Bang (刘邦) benarbenar menjalankan tugasnya hingga akhir, yaitu hingga ia memasuki kota Xian Yang (咸阳). Setelah Liu Bang (刘邦) menduduki tampuk kekuasaan pun, ia masih bertanggung jawab untuk mensejahterakan rakyatnya dengan mengurangi pajak dan menetapkan kebijakan yang melindungi pedagang dalam negeri. Hal ini dilakukannya sebagai wujud pertanggungjawabannya kepada rakyat yang telah mempercayakan dirinya sebagai kaisar mereka. Liu Bang (刘邦) tahu dengan pasti apakah tanggung jawab yang ada di pundaknya. Oleh karena itu, setiap keputusan dan tindakan yang dijalankannyapun berdasarkan pada tanggung jawab yang telah diembankan rakyat kepadanya. 59 60 3.3.17. Kemapanan John C. Maxwell mengemukakan bahwa seorang pemimpin tidak akan dapat memimpin orang jika masih membutuhkan orang lain. Para pemimpin yang tidak mapan berbahaya bagi diri sendiri, para pengikutnya, maupun bagi organisasi yang dipimpinnya. Oleh karena itu penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki kemapanan. Seorang pemimpin yang mapan adalah pemimpin yang tidak takut tergantikan. Liu Bang (刘邦) sebagai pemimpin tidak memiliki kualitas ini karena Liu Bang (刘邦) takut bila posisinya tergantikan. Hal ini dapat dilihat dari usahanya untuk menyingkirkan Han Xin (韩信) yang jelas sangat setia kepadanya. Hal ini dikarenakan Liu Bang (刘邦) takut bila kekuasaannya diambil alih oleh Han Xin (韩信). Liu Bang (刘邦) juga menyingkirkan beberapa orang lainnya dengan alasan yang tidak masuk akal, hanya karena ketakutannya digantikan oleh orang lain. Bukti nyata Liu Bang (刘邦) tidak memiliki kualitas ini dapat terlihat dari Hong Men Yan (鸿门宴). Liu Bang (刘邦) memang sangat memiliki keberanian untuk datang ke pesta yang diadakan Xiang Yu (项羽) demi dirinya tersebut. Namun sejujurnya di dalam hatinya terdapat ketakutan bila ia harus menyerahkan kedudukannya ke tangan Xiang Yu (项羽). Dalam sejarah Liu Bang ( 刘 邦 ) dikenal dengan orang yang mampu menggunakan kemampuan orang lain. Dirinya sendiri telah menegaskan hal tersebut. Maka dalam hal ini pun dapat dilihat bahwa Liu Bang (刘邦) tidak dapat 60 61 berdiri sendiri tanpa bantuan orang-orang kepercayaannya. Sementara seorang pemimpin yang mapan adalah pemimpin yang tidak membutuhkan orang lain untuk memimpin. Oleh karena itu, dapat ditegaskan bahwa Liu Bang (刘邦) tidak memiliki kualitas ini. 3.3.18. Disiplin Diri Kepemimpinan merupakan proses, bukan suatu hal yang terjadi dalam waktu singkat. Oleh karena itu, dibutuhkan ketekunan untuk terus mengembangkan diri. Persyaratan minimum untuk berhasil melakukannya hanya dengan disiplin. Hanya dengan disiplin terhadap diri sendiri, maka baru bisa didapatkan hasil yang maksimal. Liu Bang ( 刘 邦 ) sebagai seorang pemimpin berusaha untuk terus mengembangkan kemampuan kepemimpinan yang dimilikinya setiap hari. Dalam Tong See Han dikisahkan bahwa Liu Bang (刘邦) dengan tekun menimba ilmu kepada Zhang Liang (张良) mengenai ilmu perang dan tata negara. Liu Bang (刘 邦) segera berubah menjadi seorang yang memiliki kepandaian luar biasa. Bahkan Zhang Liang (张良) pun sangat heran dibuatnya, karena sepengetahuannya Liu Bang (刘邦) bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, namun berkat kedisiplinan yang terus dilatih oleh Liu Bang ( 刘 邦 ), maka kemampuannya pun segera berkembang dengan pesat. 61 62 3.3.19. Kepelayanan Eugene B. Habecker seorang penulis kenamaan dari Amerika Serikat menulis bahwa pemimpin sejati melayani. Melayani orang lain. Melayani kepentingan mereka, dan dalam melakukannya takkan selalu populer, takkan selalu mengesankan. Namun karena para pemimpin sejati itu dimotivasi oleh keprihatinan yang penuh kasih ketimbang hasrat mencapai kemuliaan pribadi, mereka rela membayar harganya. Oleh karena itu, pemimpin adalah pelayan. Seorang pemimpin memiliki anggota yang setia dengan sukarela mendampingi pemimpinnnya tanpa pamrih. Menjadi seorang pemimpin berarti menjadi seseorang yang memimpin suatu kelompok tertentu. Tugas seorang pemimpinlah untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya. Liu Bang (刘邦) sebagai pemimpin, maka ia harus melayani rakyatnya. Liu Bang ( 刘 邦 ) sebagai pemipin mereka harus berusaha untuk memperjuangkan keingingan dan harapan rakyatnya. Liu Bang (刘邦) dalam perjuangannya selalu mengedepankan kepentingan rakyat ketimbang pasukannya dan lebih mengedepankan kepentingan pasukannya dibandingkan kepentingan dirinya sendiri. Hal ini dapat terlihat dari keputusankeputusan yang dibuat oleh Liu Bang ( 刘 邦 ) semasa perjuangannya. Seperti halnya ketika Liu Bang (刘邦) memutuskan untuk menutup dan mengunci gudang dan istana kerajaan Qin. Walaupun keinginan hati Liu Bang ( 刘 邦 ) yang sebenarnya adalah tinggal dan menikmati harta kekayaan kerajaan Qin, namun demi kesejahteraan rakyat maka beliaupun meninggalkan semuanya. Tidak hanya 62 63 itu, di dalam Tong See Han dikisahkan bahwa Liu Bang ( 刘 邦 ) kemudian mengeluarkan perintah harian dan melarang anak buahnya berbuat sewenangwenang kepada rakyat. Jika ada prajurit yang melanggar peraturan dia akan diadili dan dihukum berat bahkan dapat dihukum mati. Seluruh rakyat sangat gembira mendengar pengumuman yang adil dan bijaksana itu. Rakyatpun kemudian membawa makanan dan arak untuk diserahkan ke markas Liu Bang (刘邦). Tapi Liu Bang (刘邦) menolak kiriman itu. Hal ini dilakukan semata-mata karena Liu Bang (刘邦) menyadari bahwa bukan dirinyalah yang harus dilayani oleh rakyat, namun sebaliknya inilah wujud pelayanannya kepada rakyat. 3.3.20. Sikap Mau Belajar Sebuah pepatah China mengatakan ” 活 到 老 , 学 到 老 ” ini menjelaskan bahwa untuk terus memperbaiki diri, maka kita harus terus menerus belajar. Demikian pula dengan seorang pemimpin. Kepemimpinan terus berkembang setiap harinya, oleh karena itu seorang pemimpin yang baik harus terus belajar. Belajar di sini bukan berarti terus menerus sekolah, namun terus belajar dari situasi, lingkungan sekitar dan hidup. Liu Bang (刘邦) sebagai pemimpin pasukannya dalam hal ini tidak segan untuk selalu belajar sekalipun itu dari bawahannya ataupun pasukannya. Hampir setiap orang yang dikenalnya dijadikan guru bagi dirinya. Bahkan Qin Shi Huang (秦始皇) yang lalim pun tak sungkan untuk diteladaninya. 63 64 有一次,他押送夫役到首都咸阳,正碰上秦始皇出行,看到秦始皇威风 凛凛地坐在仪仗护卫的车中,他便赞叹说:哎,大丈夫就应该像这个样 子! Pada suatu kali, dia (Liu Bang) mengantar seorang pejabat dinas ke ibukota Xian Yang (咸阳), secara kebetulan bertemu dengan Qin Shi Huang (秦始皇) yang sedang keluar. Melihat Qin Shi Huang (秦始皇) dengan gagah berani duduk di atas kendaraan perang yang dilindungi, dia tiba-tiba berkata :”Ai, orang besar memang harus bergaya seperti ini!” Pada kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa Liu Bang (刘邦) selalu meneladani hal positif dari seseorang. Walaupun Qin Shi Huang ( 秦 始 皇 ) merupakan seorang kaisar yang lalim. Namun, penampilan yang berwibawa di depan rakyat juga merupakan salah satu hal yang penting. Liu Bang ( 刘 邦 ) mengetahui hal ini dan tak segan untuk meneladani Qin Shi Huang (秦始皇). Sikap Liu Bang ( 刘 邦 ) ini menunjukkan bahwa Liu Bang ( 刘 邦 ) terus memperbaiki diri menjadi lebih baik di manapun dan kapanpun. 3.3.21. Visi Visi adalah tujuan. Setiap individu di dunia memiliki visinya masing-masing dalam kehidupan mereka. Bagi seorang pemimpin visi jelas sangat dibutuhkan. Karena menurut Maxwell, visilah yang memimpin para pemimpin . Oleh karena itu, pengikut hanya akan mengikuti pemimpin yang jelas visinya. Liu Bang ( 刘 邦 ) sebagai seorang pemimpin jelas memiliki sebuah visi. 64 65 Visinya adalah menjatuhkan pemerintahan Qin demi kesejahteraan rakyat. Liu Bang (刘邦) memastikan semua tentara dan rakyat mengetahui hal ini. Dan karena beliau memiliki kompetensi yang tinggi maka, Liu Bang (刘邦)pun dengan tegas memperlihatkan pada para tentaranya bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Liu Bang (刘邦)pun turut menjalankan apa yang sudah menjadi keputusannya. Semua hal yang dilakukan Liu Bang (刘邦) berdasar pada visi yang dimilikinya. Visinya inilah yang kemudian menuntunnya sehingga ia tahu jalan terbaik mencapai tujuan akhirnya. Visilah yang memimpin para pemimpin, dan hal ini jelas terlihat pada Liu Bang (刘邦). Karena beliau telah memiliki visi sejak awal maka beliaupun tanpa kesulitan menentukan strategi yang akan digunakan. Visi adalah arah yang jelas bagi Liu Bang (刘邦). Dan visinyalah yang berhasil membawa Liu Bang (刘邦) menuju tampuk kekuasaan tertinggi yaitu Kaisar Pendiri Dinasti Han. 65