BROADCASTING SINOPSIS DAN NASKAH Puisi 2510 Nama : Viki Desinta Herviana Kelas : S1 TI 5G Nim : 08.11.2344 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK “AMIKOM” YOGYAKARTA 2010 Sinopsis Malam ini Ferris gelisah. Ada tugas dari mentor workshop menulisnya yang harus dia kumpulkan besok. Dia harus menulis keadaan dunia 500 tahun yang akan datang. Dia harus meluaskan imajinasinya. Akhirnya setelah melalui kegelisahan panjang, melalui ikan kecilnya dia mendapatkan imajinasi. Imajinasi yang dia tulis dalam sebuah puisi. Imajinasi yang mungkin bisa membawa dunia berubah selamanya. Naskah Judul : PUISI 2510 Genre : Drama Karakter utama Ferris Ferissa Mayanti, 18 th, berambut hitam lurus, tubuhnya kecil walau tidak pendek sehingga terkadang dia bisa „melipat‟ tubuhnya dengan mudah. Dengkulnya sangat mudah „bersatu‟ dengan dagunya. Pendiam, sangat suka menulis, suka memelihara ikan dan satu hal yang jelek dari dirinya, tidak PD, walau ketidak-pedean itu akan hilang saat dia membaca puisi. Karakter pembantu Radit Bagus Raditya, 18 th, teman Ferris, sangat percaya diri, smart, berkulit bersih dengan rambut rada ikal. Tidak terlalu tinggi (dibawah 170 cm) Dimas 33 th, mentor menulis Ferris dan Radit. Berkaca mata, rambut ikal rada gondrong. Bicaranya tegas dan sangat bisa memberikan motivasi. 2 Teman Ferris 18 th, 1 cewek, 1 cowok. Bebas. Setting 1. Kamar Ferris Main property : Aquarium bundar dengan ikan, kertas, pensil, poster naga bonar dan buku gambar Ferris saat SD, dus bekas tempat buku gambar, meja, lampu duduk, dus recycled 2. Sanggar Main property : meja meeting, papan tulis, spidol, poster2, papan pengumuman, gelas, piring & gorengan, notes, wadah pinsil beserta beberapa pinsil siap pakai. 3. Halaman belakang Main property : ikan mati. Scene 1 Kamar Ferris_Malam hari Ferris duduk dengan gayanya yang khas, dua kaki ditekuk hingga mepet di badan. Kaki kirinya bergerak-gerak. Kedua tangannya terlipat di atas dengkul. Tangan kanannya masih memegang pensil. Gadis bertubuh kecil ini beberapa kali menghela nafasnya. Terlihat selembar kertas putih yang masih kosong. Meja itu tampak bersih namun di ujung meja tampak kertas berserakan di sekitar dus “recycled”. Ferris menggerakkan pensilnya. Sesekali dia menggigit pensilnya. Wajahnya tampak berfikir keras. Scene 2 Di sebuah sanggar_Siang hari Dimulai dari tulisan “Workshop Menulis WRITE NOW” tampak Radit, Ferris dan tiga orang temannya tampak serius memperhatikan Dimas sambil menikmati jajanan dan kopi. DIMAS “Menulis itu tentang imajinasi. Imajinasi itu tentang wawasan dan harapan” Dimas berhenti kemudian duduk untuk minum air putihnya dari gelas. DIMAS (sambil membenahi kacamatanya) “Nah tulislah imajinasi kalian tentang tahun 2500. Lima ratus tahun dari sekarang” Seluruh peserta di sanggar tampak sedikit terkejut. Semuanya sejenak tampak berpikir dan berimajinasi. DIMAS “Minggu depan kita diskusikan hasil tulisan kalian satu persatu” (Sambil menunjuk ke anak-anak) “Ada pertanyaan?” Radit dan Ferris tampak menggelengkan kepalanya. Terlihat wajah Ferris mengangguk ragu. Sementara Radit tampak tersenyum optimis. DIMAS “Sampai ketemu minggu depan” Kontan kelas langsung riuh. Tampak ada yang membereskan tas dan ada yang saling berdiskusi dengan temannya. Namun Ferris menampakkan wajah ragu Scene 3 Kamar Ferris_Malam Ferris masih duduk dengan posisi yang sama. Tak lama kemudian Ferris berdiri dan mondar mandir sambil memainkan pensil dan menggaruk kepalanya. Di depan poster Naga Bonar Ferris berhenti menggaruk kepalanya karena sama dengan yang dilakukan naga bonar. Ferris kesal memandangi poster itu. Setelah itu dia mendatangi aquarium bundar yang hanya berisi satu ikan. Ferris sejenak memandangi ikan lalu mengambil makanan ikan dan memberinya makanan. Scene 4 Halaman belakang_Siang Ferris tampak sedih. Sebuah lubang kecil tergali. Ferris duduk bersimpuh di tanah. Tangannya memegang ikan kecil yang sudah mati. Radit yang berdiri di belakang mendekati Ferris. RADIT “Makanya jaga kebersihan airnya. Ganti yang teratur. Makanan ikan bisa bikin air kotor” Ferris hanya diam tidak menggubris Radit. Ferris masih memandangi ikannya yang mati. RADIT “Kita pun sama. Akan mati kalo lingkungan kita tercemar” Ferris kembali memandangi ikannya. Sceme 5 Kamar Ferris_Malam Ferris tampak masih memandangi ikan. Dia kemudian tersenyum. Segera dia bergegas menuju mejanya. Dia mulai menulis. Scene 6 Di sebuah sanggar_Siang hari Radit tampak presentasi di depan Dimas yang tampak santai menikmati minumannya. Sementara 2 orang yang lain juga sama, kecuali Ferris yang tampak mencorat-coret di secarik kertas. RADIT “Jadi kesimpulannya, dunia yang penuh teknologi. Manusia sudah bisa membuat koloni di planet manapun dia mau. Bisa bepergian secepat yang dia mau. Sekian.” Dimas tampak menganggukkan kepalanya. Radit tersenyum. DIMAS “Bagus. Seperti Jules Verne yang menulis from earth to moon. Tanpa imajinasi dia, sepertinya manusia tidak akan sampai ke bulan. Tulisanmu penuh dengan ide tentang teknologi masa depan. Sangat Imajinatif. Tepuk tangan dong buat Radit.” Semua memberikan aplaus. Radit sedikit membungkukkan badan dan kembali ke tempat duduknya. DIMAS “Nah yang terakhir Ferris. Sudah siap Fer?” Ferris mengangguk pelan. Dia tampak ragu. Tapi kemudian dia berdiri. Dia hanya menulis dalam secarik kertas. FERRIS “Mmm .. tulisan saya tidak sepanjang tulisan Radit atau teman-teman yang lain” Gilang yang akan mengambil makanan tampak berhenti sejenak karena seluruh kelas mendadak sunyi. Kemudian Gilang memandang Ferris dan tersenyum, tidak jadi mengambil gorengan. FERRIS “Saya nulis puisi” Radit dan dua orang lainnya juga nampak surprise. Dimas sendiri tersenyum. DIMAS “Lho Bagus itu. Nggak apa-apa. Tugas kita tidak spesifik kan?” Dimas memandang ke forum. Radit dan teman-temannya menganggukkan kepala, terutama Riksa. DIMAS “Coba bacakan!” Ferris masih tampak ragu sambil menggigit bibir bawahnya. Dimas tersenyum. DIMAS “Ayo Fer, bacakan!’ Ferris menghela nafasnya. Dia berjalan menuju depan kelas, memandang ke seluruh kelas. Setelah itu Ferris mulai membaca. FERRIS “500 Tahun sesudah ini apa warnanya? Silver-kah? Warna yang mendominasi semua film-film fiksi tentang masa depan” (berhenti sejenak menghela nafas) “Sepertinya tidak. Jika semua logam sudah habis. Sampai kapan cadangan logam itu akan ada? Ataukah kita harus menambang di mars?” Ferris memandangi teman-temannya. Semuanya tampak memperhatikan dengan seksama. Ferris melanjutkan berpuisi. FERRIS “500 tahun lagi, apakah warnanya? Dulu saat aku kecil, warna yang aku bayangkan adalah hijau. Warna yang sering aku lukis dalam buku gambarku. gambar pemandangan” Tampak Gilang akan mengambil gorengan lagi, dan Riksa menyadari hal ini. Lalu Riksa menggeser piring gorengan menjauhi jangkauan tangan Gilang. Gilang menjadi kesal, tapi Riksa justru menyuruhnya untuk menyimak Ferris. FERRIS “Di kala bumi tumbuh, dikala bumi rindang dipenuhi oleh pepohonan yang seakan menari, Merayakan jernihnya air, bersihnya udara dan manusia dapat bercengkerama dengan ikan. Di sungai-sungai tengah kota. Ah indahnya. Mungkinkah?” Kembali Ferris berhenti dan memandangi ke seluruh kelas. FERRIS (menganggukkan kepalanya dengan tegas) “Mungkin, bila imajinasi ini terjaga dari sekarang. Imajinasi yang akan menghiasi film-film fiksi masa depan. Menghiasi segala sisi kehidupan kita. Imajinasi tentang hidup yang indah” Ferris tersenyum dan sedikit membungkukkan badan FERRIS “Sekian” Kelas tidak bereaksi. Sepi sejenak. Dimas tampak tersenyum secara perlahan kemudian memberikan aplaus. Radit dan teman-temannya pun juga memberikan aplaus. DIMAS “Bagaimana menurutmu dit?” RADIT “Saya yakin jika semua orang mau berimajinasi seperti Ferris. Bumi yang hijau itu akan terwujud” DIMAS “Bagaimana dengan yang lain?” Dimas menengok pada Gilang dan Riksa GILANG (tampak salting) “Inspiratif. Saya setuju dengan imajinasi Ferris” (Sambil tangan memegang gorengan dan mulut penuh gorengan) Radit dan Riksa mengacungkan 2 jempolnya. DIMAS “Bagus sekali fer” Dimas dan semuanya memberikan standing ovation. Ferristampak tersenyum dan membungkukkan badannya. Scene 7 Kamar Ferris_Malam hari Ferris menarik sebuah dus berdebu dari kolong lemari, membersihkan debunya dan mengeluarkan buku gambar dengan hati-hati. Ferris tersenyum melihat tulisan disampul coklat buku gambar Nama : Ferris Kelas : 2A Sekolah : SDN Mangga 74 Ferris membawa buku gambar ke meja. Perlahan-lahan Ferris membukanya. Terlihat sebuah gambar pemandangan. Ferris tersenyum. Tak lama setelah puas memandangi gambarnya, Ferris mengambil pensil dan menulis dibawahnya. “Semoga .. Ferris untuk masa depan” The End.