Perubahan Ruang Interaksi Sosial Seiring dengan Perubahan

advertisement
Perubahan Ruang Interaksi Sosial Seiring dengan Perubahan Tahap Penuaan
Pada Manusia Lanjut Usia
Indra dan Paramita Atmodiwirjo
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Abstrak
Manusia tidak terlepas dari ruang interaksi sosial termasuk manusia lanjut usia. Periode
manusia lanjut usia, yang berada pada tahap akhir daur hidup manusia masih terdiri dari
beberapa tahap penuaan—young old, old old, dan oldest old—dengan dinamika ruang
interaksi sosial yang berbeda-beda pula. Oleh sebab itu, mendeskripsikan ruang interaksi
sosial dan perubahannya seiring dengan perubahan tahap penuaan manusia lanjut usia
secara komprehensif menjadi penting. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk
memberikan pemahaman yang lebih rinci mengenai bagaimana ruang interaksi sosial
berubah seiring dengan berubahnya tahap penuaan manusia lanjut usia. Metode yang
digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah melalui kajian teori mengenai ruang (interaksi)
sosial, lingkungan daur hidup manusia khususnya manusia lanjut usia, dan tahap-tahap
penuaan manusia lanjut usia. Studi kasus juga dilakukan terhadap ruang interaksi sosial dua
orang manusia lanjut usia untuk melihat bagaimana teori yang sudah dikaji tersebut terjadi
dalam kehidupan nyata. Dari tinjauan teori dan studi kasus tersebut, dapat disimpulkan ada
beberapa pola perubahan ruang interaksi sosial seiring dengan perubahan penuaan pada
manusia lanjut usia, yaitu: besaran ruang interaksi sosial manusia lanjut usia menurun
drastis ketika memasuki tahap oldest old; pola ruang interaksi sosial dan ruang aktivitas
manusia lanjut usia cenderung sama dan stabil pada setiap tahap penuaan; frekuensi
penggunaan ruang di luar ruang domestik oleh manusia lanjut usia cenderung menurun
seiring dengan perubahan tahap penuaan dan hampir tidak terjadi lagi ketika memasuki
tahap oldest old; dan ruang aktivitas semakin didominasi oleh ruang interaksi sosial ketika
seorang manusia semakin berusia lanjut sehingga ketika ruang aktivitas berubah, ruang
interaksi sosial pun cenderung ikut berubah.
Kata Kunci: Manusia Lanjut Usia; Perubahan Ruang; Ruang Aktivitas; Ruang Interaksi
Sosial; Tahap Penuaan
Abstract
Human being cannot be separated from social interaction space, including the elderly. The
elderly stage, who is in the latest stage of in the human life cycle still consists of several
stages of aging—young old, old old, and oldest old—with different dynamics of social
interaction space too. Therefore, describing social interaction space and the changing
through the aging of the elderly comprehensively becomes important. The purpose of this
writing is to understand more detail on how social interaction space changes through the
aging of the elderly. This writing begins with the study of the theories about social
(interaction) space, the human life cycle environment, and the aging stages of the elderly.
Furthermore, case study was also conducted on the social interaction space of two elderly
individuals in order to examine how the theories that had been studied happened in the real
life. From the study of the theory and the case study, it can be concluded that there are
several patterns of the changing of social interaction space through the aging of the elderly.
These patterns include: the scale of social interaction space of the elderly is declined
1
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
2
drastically in the oldest old stage; the pattern of social interaction space and activity space of
the elderly relatively similar and stable in every aging stage; the frequency of using outside
domestic space by the elderly tends to decline through the aging of the elderly and almost
disappear in the oldest old stage; and activity space is more dominated by social interaction
space when a human is growing older—it means that when the activity space is changed, the
social interaction space also tends to be changed.
Keywords : Activity Space; Aging Stage; Elderly; Social Interaction Space; The Changing of
Space
Pendahuluan
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan terlepas dari ruang interaksi sosial
termasuk manusia lanjut usia. Namun, seiring dengan proses penuaan yang menyebabkan
keterbatasan fisik dan sosial, kemampuan manusia lanjut usia untuk bersosialisasi akan
berubah. Dengan demikian, ruang interaksi sosial pun akan berubah seiring dengan perubahan
tahap penuaan manusia lanjut usia. Menurut Massey (2001), walaupun ruang sosial tidak
bersifat material, pengaruhnya terhadap manusia tidak kalah besar dengan ruang fisik yang
bersifat material.
Manusia tidak dapat terhindar dari proses penuaan. Erikson (1997) dalam buku “The
Life Cycle Completed” mengkategorikan manusia lanjut usia sebagai tahap akhir dari daur
hidup manusia yaitu tahap ke delapan yang mana keteraturan sosialnya berada pada tahap
kebijaksanaan. Erikson (1997) juga menyebutkan tahap ke sembilan sebagai tahap lanjutan
dari manusia lanjut usia yang mana pada tahap ini seorang manusia telah mengalami kesulitan
dalam kesehariannya untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun sosial. Oleh sebab itu, pada
tahap ini ketergantungan seorang manusia lanjut usia untuk memenuhi kebutuhannya seharihari terhadap orang lain menjadi sangat tinggi.
Mengenai pembagian tahap penuaan, pada buku “Human Development”, Papalia, et al.
(2003) menyebutkan tahap-tahap penuaan manusia lanjut usia dibagi menjadi tiga, yaitu:
young old, old old, dan oldest old. Secara kronologis, young old pada umumnya merupakan
manusia yang berumur antara 65 tahun sampai 74 tahun dengan kondisi masih aktif, vital, dan
penuh semangat; old old berumur antara 75 tahun sampai 84 tahun; dan oldest old berumur di
atas 85 tahun dengan kondisi melemah dan mengalami kesulitan dalam mengatur aktivitasnya
sehari hari.
Klasifikasi lainnya adalah dengan umur fungsional (functional age) yaitu klasifikasi
dengan mengamati fungsi manusia tersebut dalam lingkungan fisik dan sosial dengan
pembagian tahap yang sama yaitu: young old, old old, dan oldest old. Klasifikasi dengan
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
3
umur fungsional ini menurut saya lebih cocok untuk digunakan dalam mengamati pengaruh
perubahan tahap penuaan terhadap ruang karena perubahan fungsi manusia dalam lingkungan
fisik dan sosial berpotensi untuk mempengaruhi ruang aktivitas manusia.
Ketika kemampuan manusia untuk bergerak berkurang pada usia lanjut, maka ruang
interaksi sosial akan lebih banyak terjadi di sekitar rumah sebagai ruang domestik (Papalia, et
al., 2003). Walaupun sering berada di ruang domestik, bukan berarti aktivitas manusia di
ruang publik tidak terjadi walaupun akan memerlukan bantuan orang lain. Perubahan ruang
interaksi sosial yang terjadi ketika manusia menjadi tua dan semakin tua menjadi menarik
untuk dibahas.
Dari penjabaran di atas, kurang bijaksana jika seorang arsitek atau siapa pun yang
melakukan eksekusi terhadap kehidupan manusia lanjut usia hanya mengandalkan
pemahaman yang terlalu umum dan tidak spesifik. Oleh sebab itu, pertanyaan utama dari
jurnal yang saya bahas adalah bagaimana perubahan ruang interaksi sosial terjadi seiring
dengan perubahan tahap penuaan pada manusia lanjut usia?
Pembahasan jurnal ini dibatasi pada terjadinya perubahan ruang interaksi sosial pada
tiga tahap penuaan manusia lanjut usia. Saya membagi ruang aktivitas dan ruang interaksi
sosial untuk manusia lanjut usia menjadi dua yaitu di ruang domestik dan ruang publik yang
terkait dengan ruang domestik. Setelah itu, saya mencoba mengkaji bagaimana ruang
interaksi sosial manusia lanjut usia terbentuk dan berubah di dalam ruang domestik dan ruang
publik seiring dengan perubahan tahap penuaan manusia lanjut usia. Ruang yang dikaji adalah
ruang yang terbentuk dari aktivitas sehari-hari manusia lanjut usia sehingga ruang interaksi
sosial manusia lanjut usia dapat terdeskripsikan sebagai bagian dari ruang kesehariannya.
Ruang interaksi sosial tersebut diidentifikasi berdasarkan jenis privasi pada manusia lanjut
usia.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci
dan nyata mengenai bagaimana ruang interaksi sosial berubah seiring dengan berubahnya
tahap penuaan pada manusia lanjut usia. Tahap akhir dalam daur hidup manusia ini juga
merupakan sebuah masa yang kompleks terkait dengan ruang aktivitas dan ruang interaksi
sosial sehingga penjelasan karakteristik ruang interaksi sosial setiap tahap penuaan dapat
menjadi pertimbangan dalam menghasilkan desain arsitektur bagi manusia lanjut usia yang
lebih tepat sasaran.
Dalam skripsi ini, saya mencoba untuk menjabarkan lebih rinci proses yang spesifik
dan hal-hal yang terkait dengannya mengenai proses terjadinya ruang interaksi sosial dan
bagaimana ruang interaksi tersebut berubah seiring dengan berjalannya waktu dan hal-hal apa
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
4
saja yang terkait dengan perubahan tersebut. Dalam hal ini, aktor utamanya adalah manusia
lanjut usia yang mana manusia yang berada dalam tahap ini masih melewati tahap-tahap
kehidupan yang berbeda-beda dengan dinamika yang berbeda pula.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan mendeskripsikan
dan menjelaskan kajian teori mengenai ruang (interaksi) sosial, lingkungan daur hidup
manusia khususnya manusia lanjut usia, dan tahap-tahap penuaan manusia lanjut usia. Setelah
itu, saya mencoba mengaitkan satu teori dengan lainnya untuk menjelaskan bagaimana ruang
interaksi sosial terkait dengan manusia lanjut usia dalam setiap tahap penuaan dan bagaimana
ruang interaksi sosial tersebut berubah seiring dengan proses penuaan manusia lanjut usia.
Setelah itu, saya juga melakukan studi kasus terhadap ruang interaksi sosial dua orang
manusia lanjut usia dengan menarasikannya untuk melihat bagaimana teori yang sudah saya
kaji tersebut terjadi dalam kehidupan nyata. Studi kasus saya lakukan dengan cara
mewawancarai orang terdekat dari manusia lanjut usia terkait untuk menceritakan dan
menggali kembali proses yang terjadi dalam kehidupan manusia lanjut usia tersebut dan
bagaimana manusia lanjut usia tersebut melakukan interaksi sosial dan menggunakan atau
membentuk ruang. Wawancara secara langsung terhadap manusia lanjut usia terkait tidak
dilakukan karena penurunan kemampuan fisik dan mental manusia lanjut usia tersebut yang
dapat menyebabkan data yang diperoleh tidak akurat. Selain melakukan wawancara, saya juga
melakukan pengamatan fisik terutama yang terkait dengan ruang domestik manusia lanjut
usia tersebut.
Perubahan Ruang Interaksi Sosial Pada Manusia Lanjut Usia
Ruang Interaksi Sosial
Ruang sosial mencakup dan memberikan tempat yang sesuai dengan reproduksi
(contohnya hubungan bio-fisiologis antar jenis kelamin dan antar kelompok umur) dan
produksi (contohnya pembagian divisi tenaga kerja dengan organisasinya dalam bentuk
hierarki fungsi sosial) hubungan sosial. Ruang sosial juga mencakup representasi spesifik dari
dua atau tiga interaksi antara produksi dan reproduksi hubungan sosial (Lefebvre, 1991).
Sementara itu, dalam hubungan sosial terkandung berbagai macam hal yaitu antara lain:
konflik, permusuhan, ketertarikan seksual, persahabatan, kesetiaan, atau pun pertukaran
ekonomi (Weber, 1978 dalam Mucha, 2003). Jadi, ruang sosial terkait erat dengan hubungan
sosial yang beragam baik yang positif maupun negatif antar individu yang mana hubungan
sosial tersebut dapat dipicu oleh adanya fungsi bio-fisiologis dan fungsi sosial.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
5
Bentuk ruang sosial hanya terjadi dalam pikiran kita mengenai bentuk sebuah tempat
(place) (Lefebvre, 1991). Ruang (space) menjadi tempat (place) ketika suatu ruang dikenal
dengan baik dan memberinya nilai (Tuan, 1977) termasuk nilai sosial yang yang tercermin
dari salah satu kebutuhan manusia yaitu kebutuhan sosial seperti yang disebutkan dalam
hierarki kebutuhan manusia oleh Maslow (Newmark dan Thompson, 1977). Dengan kata lain,
ruang sosial merupakan ruang yang dimaknai dengan nilai sosial oleh individu tertentu yang
merupakan bagian yang tidak terlepas dari kebutuhan manusia.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang
menyangkut orang-orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia (Soekanto, 1986). Jika ruang sosial merupakan ruang
yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial antar individu, maka ruang interaksi sosial
adalah ruang di mana interaksi sosial antar individu terjadi baik yang menyangkut orangorang perorangan, antar kelompok manusia, maupun antar perorangan dengan kelompok
manusia. Contohnya adalah ketika sebuah pusat perbelanjaan didesain dan dibangun di pusat
kota dan bersifat terbuka bagi publik, maka ruang tersebut merupakan ruang sosial. Namun,
ketika pusat perbelanjaan tersebut berisi aktivitas manusia yang saling berinteraksi satu sama
lain seperti kegiatan jual beli, maka ruang tersebut merupakan ruang interaksi sosial.
Bentuk fisik, pengaturan, dan kepadatan ruang juga turut memberikan perbedaan
pengalaman ruang interaksi sosial bagi manusia yang terkait di dalamnya (Ardener, 2000).
Terjadinya ruang interaksi sosial terkait dengan konteks lingkungan tertentu dan dengan latar
belakang tertentu di mana seorang individu berada baik secara fisik maupun sosial (Massey,
2001). Ruang interaksi sosial juga bersifat dinamis, berubah dari waktu ke waktu sehingga
ruang, hubungan antar individu, dan waktu saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam
mendefinisikan sebuah ruang interaksi sosial (Massey, 2001). Jadi, proses terjadinya ruang
interaksi sosial berawal dari adanya ruang sosial dalam bentuk fisik, pengaturan, dan
kepadatan ruang tertentu dalam konteks lingkungan dan waktu tertentu pula yang kemudian
diisi oleh aktivitas manusia yang saling berinteraksi atau dengan kata lain melibatkan lebih
dari satu pihak.
Ruang interaksi sosial terbentuk sesuai dengan privasi yang dipertahankan oleh
seseorang terhadap orang lain. Semakin personal dan privat suatu ruang, maka interaksi sosial
yang terjadi pun semakin berkurang. Oleh sebab itu, jenis privasi seseorang menggambarkan
jenis ruang interaksi sosial yang terbentuk. Faktor internal dari setiap individu maupun
eksternal yang berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan tertentu mengindikasi
interaksi sosial yang terkait dengan privasi. Sementara itu, teritori manusia dapat dilihat
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
6
sebagai seperangkat perilaku dan kognisi seseorang atau sekelompok orang yang ditampilkan,
berbasis
pada
kepemilikan
terhadap
ruang
fisik
(Gifford,
1997). Teritori
yang
mengidentifikasi kepemilikan seseorang atau sekelompok orang memiliki tahap tertentu
dengan karakteristik tertentu yang menjelaskan perbedaan ruang interaksi sosial tertentu yang
terbentuk pula.
Privasi yang merupakan hak individual dalam menentukan kapan informasi tentang
dirinya dikomunikasikan kepada orang lain dan dalam kondisi tertentu terdefinisi dalam
empat jenis privasi (Westin, 1967, dalam Pastalan, 1975), yaitu:
o Solitude, dapat teraplikasikan di mana seorang individu secara fisik terpisah dari kelompok
dan bebas dari observasi orang lain.
o Intimacy, yang mana individu bertindak sebagai bagian dari sebuah kelompok kecil yang
menuntut dan diperbolehkan untuk mengasingkan diri sehingga dapat memperoleh
kedekatan, tenang, dan hubungan yang jujur antara dua orang atau lebih.
o Anonymity, terjadi ketika seorang individu berada di tempat publik atau menunjukkan aksi
publik tetapi tetap mencari, dan menemukan kebebasan dari identifikasi dan pengamatan.
o Reserve, merupakan pembatasan psikologis menghindari gangguan yang tidak diinginkan;
ini terjadi ketika kebutuhan individu untuk membatasi komunikasi
tentang dirinya
terproteksi oleh pertimbangan akan keinginan terhadap sekitarnya. Contohnya adalah
ketika dua orang yang tidak saling mengenal pada awalnya, kemudian perlu berinteraksi
karena adanya keperluan bisnis tertentu.
Level privasi merupakan ukuran persepsi yang tidak memerlukan hubungan langsung
terhadap lingkungan fisik (Westin, 1967, dalam Pastalan, 1975). Jenis-jenis privasi ini dapat
digunakan dalam mendefinisikan ruang interaksi sosial seseorang yang sifatnya lebih personal
sehingga dapat menjadi patokan dalam skripsi ini dalam membedakan setiap ruang interaksi
sosial seseorang yang terjadi secara lebih personal.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ruang interaksi sosial setiap individu
selalu terkait dengan orang lain dengan hubungan sosial yang berbeda-beda. Perbedaan
hubungan sosial dapat disebabkan berbagai faktor yang sifatnya internal maupun eksternal.
Jenis ruang interaksi sosial tertentu secara personal baik dalam skala ruang domestik maupun
dalam skala urban dapat menghasilkan jarak-jarak antar individu tertentu ketika interaksi
sosial terjadi. Ruang interaksi sosial dan jarak yang terbentuk antar individu dapat berubah
dari waktu ke waktu dan disesuaikan dengan konteks lingkungan fisik dan sosial tertentu.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
7
Tahap Penuaan Manusia Lanjut Usia
“Every human being is headed for old age, with all its joys and sorrow” (Erikson,
1997). Seorang individu mulai memasuki usia lanjut ketika beranjak dari masa dewasa
menuju masa dewasa lanjut (old age). Jadi, ketika seseorang sudah tidak lagi dituntut untuk
produktif dan kreatif dalam membuat dan menghasilkan sesuatu yang baru secara esensial
dengan bertambahnya usia dan perubahan peran dalam suatu lingkungan, maka orang tersebut
dapat dikatakan telah memasuki masa usia lanjut atau disebut sebagai manusia lanjut usia.
Erikson (1982) mengkategorikan manusia lanjut usia sebagai tahap terakhir yaitu
tahap ke delapan dan ke sembilan dalam daur hidup manusia. Tahap ke sembilan merupakan
bagian dari tahap ke delapan yang mana pada tahap ini manusia lanjut usia pada umur delapan
puluhan dan sembilan puluhan mengalami kesulitan dalam kesehariannya (daily difficulties).
Papalia, et al. (2003) menyebutkan tahap-tahap penuaan manusia lanjut usia dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu: young old, old old, dan oldest old. Secara kronologis, young old pada
umumnya merupakan manusia yang berumur antara 65 tahun sampai 74 tahun dengan kondisi
masih aktif, vital, dan penuh semangat; old old berumur antara 75 tahun sampai 84 tahun; dan
oldest old berumur di atas 85 tahun dengan kondisi melemah dan mengalami kesulitan dalam
mengatur aktivitasnya sehari hari. Jadi, perubahan penggunaan ruang pun dapat cukup
signifikan terdefinisi antara tahap young old dan oldest old. Sementara itu, tahap old old
merupakan tahap transisi dari young old dan oldest old.
Klasifikasi lainnya adalah dengan umur fungsional (functional age) yaitu klasifikasi
dengan mengamati fungsi manusia tersebut dalam lingkungan fisik dan sosial dengan
pembagian tahap yang sama yaitu: young old, old old, dan oldest old (Papalia, et al., 2003).
Umur fungsional adalah kapasitas level individual relatif terhadap umurnya untuk berfungsi
dalam suatu masyarakat (Birren dan Renner dalam Golant, 1979).
Pada tahap young old, kondisi fisik dan mental manusia lanjut usia cenderung masih
sehat dan tidak banyak mengalami perubahan dari tahap adulthood. Pada tahap old old,
seorang manusia lanjut usia mulai mengalami beberapa gangguan status fungsional terhadap
kesehatan dan kontrol kesadaran (Menec dan Judith, 1997). Pada tahap oldest old, seorang
manusia lanjut usia mengalami kehilangan pendengaran dan penglihatan, penurunan mekanis
dalam evaluasi neuropsikologikal, disfungsi motor dan fisik dalam proses neurodegenerative,
dan dimensia yaitu ketidak teraturan proses mental yang disebabkan oleh ketidak teraturan
saraf otak yang ditandai dengan ketidakteraturan memori yang tentunya berdampak pada
kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Kravitz, et al., 2012).
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
8
Jika dikaitkan antara kategorisasi tahap ke delapan dan tahap ke sembilan oleh Erikson
yang mana pada kedua tahap ini seorang manusia telah menginjak masa usia lanjut dan umur
fungsional yaitu young old, old old, dan oldest old yang disebutkan Papalia, et al. dalam buku
“Human Development”, 2003, ketiga tahap umur fungsional merupakan tahap ke delapan
dalam teori tahapan daur hidup Erikson dan oldest old merupakan tahap ke sembilannya.
Ruang Interaksi Sosial Manusia Lanjut Usia
Ruang interaksi sosial manusia lanjut usia tidak terlepas dari ruang aktivitasnya di
dalam ruang domestik. Ruang domestik sebagai ruang hidup manusia untuk bertinggal dan
menetap menjadi ruang yang penting bagi manusia sepanjang hidupnya walaupun
penggunaan dan maknanya dapat berubah pada setiap tahap daur hidupnya termasuk pada
setiap tahap penuaan pada manusia lanjut usia. Ruang domestik berkaitan erat dengan rumah
(home) yang merupakan tempat bagi keluarga atau sebuah komunitas inti yang antar
anggotanya memiliki hubungan sosial yang erat satu sama lain. Ruang domestik bersifat
sangat personal bagi keluarga yang di dalamnya terdiri dari ruang-ruang personal anggota
keluarga.
Gambar 2.1 Diagram Anatomi Tempat Tinggal Berdasarkan Privasi Penghuninya
(Sumber gambar: Chermayeff dan Alexander, 1962)
Anatomi tempat tinggal terdiri dari: outdoor room yang merupakan bagian luar rumah
sehingga keluarga di dalam rumah bisa langsung memiliki kontak dengan alam; A room of
one’s own yaitu merupakan integritas dari area domestik yang dapat mendukung konsentrasi,
kontemplasi, dan kepercayaan diri dan harus dimulai dari menghormati perbedaan dalam
umur, jenis kelamin, dan kesenangan (interest); A family hearth yang merupakan pusat di
mana keluarga berkumpul; dan The service core yang mendukung utilitas tempat tinggal
(Chermayeff dan Alexander, 1962).
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
9
Gambar 2.2 Skema Umum Orientasi Spasial Rumah Terhadap Lingkungan yang Lebih Luas (Sumber gambar:
Rowles, 1979)
Dari skema di atas, rumah tergambarkan menjadi ruang inti yang bersifat intim dalam
keluarga. Di sekitar rumah dikelilingi oleh area yang bisa terobservasi dari dalam rumah
(surveillance zone) sehingga interaksi sosial dengan area luar rumah sudah dapat terjalin pada
zona ini. Setelah itu baru area neighborhood dan kota.
Jadi, ruang interaksi sosial yang terjadi di dalam ruang domestik dapat meluas hingga ke
teritori publik sehingga interaksi sosial yang terbentuk pun menjadi lebih luas. Ketika
interaksi sosial terjadi di teritori publik, maka hubungan interpersonal yang terjadi tidak lagi
hanya terbatas antara seseorang dengan keluarganya, tetapi juga antara seseorang dengan
komunitas yang lebih luas terutama yang lebih dekat dan lebih dikenal.
Gambar 2.3 Diagram Daur Hidup Manusia dan implikasinya atas Ruang Kehidupan Manusia (Sumber:
Dikembangkan oleh Harjoko, 2004 dari Erikson, The Life Cycle Completed, W.W. Norton & Company, 1997)
Ruang domestik menjadi semakin penting ketika seorang manusia menginjak usia
lanjut termasuk sebagai ruang terjadinya interaksi sosial. Interaksi sosial yang bersifat semu
pun berperan penting bagi seorang manusia lanjut usia yang tidak lagi bisa beraktivitas dalam
ruang yang terlampau luas secara fisik.
Ruang manusia lanjut usia diperlebar oleh memori liburan dan perjalanan, kunjungan
keluarga dan teman, membaca koran dan menonton TV yang membawa cerita dari kehidupan
lain (Massey, 2001). Beberapa hal ini menjadikan kehidupan manusia di usia lanjut menjadi
lebih beragam dan interaksi sosial dengan orang lain masih dapat terjalin.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
10
Seiring dengan bertambahnya usia pada manusia lanjut usia, waktu untuk bekerja
berkurang dan waktu untuk mengurus rumah bertambah (Warnes, 1982). Diagram di atas
mempertegas bagaimana ruang kehidupan manusia semakin menyempit ketika memasuki usia
lanjut, berada di dalam lingkungan rumah hingga pada akhir hidup seorang manusia. Hal ini
terkait oleh usia lanjut dalam ruang fisik yang terdapat keterbatasan. Ketidakkuatan dan
kelemahan dapat menghalangi ruang hidup manusia lanjut usia (Massey, 2001).
Kemampuan fisik yang berubah seiring dengan perubahan tahap penuaan terkait erat
dengan semakin menyempitnya ruang interaksi sosial manusia lanjut usia sehingga kebutuhan
akan interaksi sosial semu pun meningkat karena kebutuhan interaksi sosial manusia lanjut
usia yang tidak berbanding lurus dengan kemampuan fisiknya. Interaksi sosial semu yang
dimaksud adalah pada kenyataannya tidak ada interaksi sosial yang terjadi namun seolah-olah
interaksi sosial tersebut terjadi. Interaksi sosial semu ini kemudian membentuk aktivitas sosial
semu yang terkait dengan pembentukan ruang aktivitas tertentu yang lebih kontras dari
sebelumnya seperti aktivitas menonton televisi yang lebih sering terjadi dari sebelumnya
sehingga seorang manusia lanjut usia lebih lama menghabiskan waktunya di depan televisi.
Walaupun demikian, interaksi sosial yang nyata tetap diperlukan oleh manusia lanjut usia
untuk mempertahankan perannya di lingkungan sekitarnya.
Dari studi literatur yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hal yang dapat
mengindikasi perubahan ruang interaksi sosial pada manusia lanjut usia. Hal-hal tersebut
antara lain: poses perkembangan psikososial; cara hidup manusia terkait khususnya pada
masa dewasa akhir; hubungan personal atau interaksi sosial; dan pengaturan tempat tinggal
atau bertinggal (Papalia, et al., 2003).
Keterkaitan antara Perubahan Tahap Penuaan secara Fungsional dan Ruang Interaksi
Sosial pada Manusia Lanjut Usia
Pada tahap young old, karena secara fisik seseorang baru memasuki tahap akhir daur
hidup manusia menjadi seorang manusia lanjut usia, ruang interaksi sosial yang terbentuk
masih luas dan cenderung masih banyak terjadi di ruang publik atau setidaknya di luar ruang
domestik. Ruang interaksi sosial pada tahap ini terkait erat dengan interaksi sosial yang telah
terbentuk pada tahap sebelumnya yang mana pada tahap itu seorang manusia masih produktif.
Pada tahap old old, ruang interaksi sosial mulai menyempit karena kemampuan fisik
mulai terbatas walaupun tuntutan kebutuhan akan interaksi sosial tidak berkurang. Karena itu,
frekuensi seorang manusia lanjut usia untuk membentuk ruang interaksi sosial semu seperti
ruang yang terjadi ketika menonton televisi, mendengarkan radio, dan membaca koran
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
11
menjadi lebih tinggi pada tahap ini. Ruang domestik menjadi lebih penting dari sebelumnya
dan keinginan untuk berinteraksi dengan orang-orang terdekat menjadi semakin besar.
Pada tahap oldest old, ruang interaksi menjadi sangat menyempit karena keterbatasan
gerak maupun keterbatasan fisik dan mental lainnya yang berada pada puncaknya pada tahap
ini. Kamar pribadi yang menjadi ruang privatnya menjadi lebih sering dimasuki oleh orang
lain sehingga interaksi sosial lebih sering terjadi di dalam kamar pribadinya. Interaksi yang
terjadi pun semakin menyempit pada orang-orang terdekat saja, contohnya adalah orang yang
merawatnya. Ruang interaksi sosial semu mungkin saja terjadi sesuai dengan kemampuan
fisik manusia lanjut usia tersebut. Tahap ini sering kali menjadi tahap yang paling krisis akan
interaksi sosial karena pada tahap ini seorang manusia lanjut usia sudah tidak mampu lagi
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk menunjukkan peran sosialnya. Oleh sebab itu,
peran orang lain untuk aktif berinteraksi dengan manusia lanjut usia terkait menjadi faktor
penting dalam mendukung kepuasan hidup manusia lanjut usia sebelum pada akhirnya
meninggal dunia.
Studi Kasus
Studi kasus pada jurnal ini dilakukan terhadap dua orang manusia lanjut usia yang
sudah memasuki tahap oldest old dalam tahap dewasa akhir (late adulthood). Kriteria
pemilihan studi kasus ini bermaksud agar proses perjalanan hidup khususnya yang terkait
dengan ruang interaksi sosial pada setiap kasus terpilih bisa diidentifikasi dengan lengkap.
Dengan demikian, perubahan ruang interaksi sosial manusia lanjut usia terkait dari tahap ke
tahap penuaan yang berbeda dapat terdeskripsikan.
Dari dua studi kasus yang dilakukan cara yang sama dapat dibandingkan antara
perubahan ruang interaksi sosial pada satu manusia lanjut usia dan manusia lanjut usia
lainnya. Dari perbandingan tersebut, kemudian dicari pola-pola yang terjadi dalam perubahan
ruang interaksi sosial pada manusia lanjut usia seiring dengan perubahan tahap penuaan. Hal
tersebut tentunya melalui proses analisis terhadap dua kasus yang dilakukan terkait dengan
hal-hal yang melatarbelakangi terbentuknya ruang interaksi sosial pada setiap tahap penuaan.
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada studi kasus skripsi ini adalah
wawancara dan observasi terhadap lingkungan fisik setiap kasus baik secara langsung
maupun tidak langsung. Narasumber yang dipilih untuk memberikan informasi yang
diperlukan dalam penyusunan skripsi ini adalah orang terdekat dari setiap kasus yang tahu
banyak mengenai kehidupan manusia lanjut usia terkait setidaknya dari awal manusia lanjut
usia tersebut memasuki usia lanjut hingga manusia lanjut usia tersebut berada pada tahap
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
12
oldest old. Wawancara tidak dilakukan secara langsung terhadap manusia lanjut usia terkait
karena kemungkinan besar informasi yang diperoleh bisa sangat sedikit dan kurang akurat
sehingga tidak efektif untuk dilakukan. Hal ini terkait dengan kemampuan fisik dan mental
manusia lanjut usia khususnya pada tahap oldest old yang sudah sangat menurun dari
sebelumnya.
Sementara itu, observasi lingkungan fisik hanya dilakukan pada ruang domestik dan
sekitarnya. Ruang dalam skala lebih besar tetap dibahas walaupun tidak secara mendetail.
Pada lingkungan fisik yang tidak dapat dilakukan observasi secara langsung, maka
penggambaran keruangannya digambarkan secara skematis sesuai dengan wawancara yang
telah dilakukan.
Kasus I
Kasus I merupakan ruang interaksi sosial dari Ibu X. Ibu X sebagai subyek studi kasus I
berjenis kelamin wanita, berumur 91 tahun, dan berstatus janda hingga akhir hidup Ibu X—
suami Ibu X meninggal sejak anak-anak Ibu X masih kecil. Ibu X bertempat tinggal di daerah
Cideng, Jakarta Pusat sejak 47 tahun yang lalu hingga Ibu X meninggal dunia. Narasumber
pada kasus I adalah satu-satunya anak perempuan dan merupakan anak kedua dari Ibu X.
Narasumber ini merupakan anak yang tinggal bersama Ibu X sekaligus orang yang merawat
Ibu X hingga akhir hayatnya (Ibu X meninggal pada tanggal 7 Desember 2012, yaitu pada
saat skripsi ini sedang ditulis). Narasumber berumur 59 tahun, berjenis kelamin wanita,
berprofesi sebagai guru, dan berstatus belum menikah.
Gambar 3.1 Grafik Perubahan Tahap Penuaan secara Fungsional pada Ibu X
Dari wawancara yang telah dilakukan, seperti yang dapat dilihat pada grafik di atas,
dapat disimpulkan bahwa Ibu X melewati beberapa tahap penuaan pada masa lanjut usianya
yaitu: adulthood, hingga menginjak usia 50 tahun; young old, usia 50 sampai dengan 68
tahun; old old, tahap awal usia 68 sampai dengan 78 tahun dan tahap lanjut usia 78 sampai
dengan 86 tahun; oldest old, tahap awal usia 86 sampai dengan 90 tahun dan tahap lanjut 90
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
13
sampai dengan 91 tahun. Pembagian tahap penuaan ini dilakukan berdasarkan perubahan
kondisi fisik dan mental serta perubahan ruang aktivitas yang terjadi pada Ibu X.
Gambar 3.4 Perubahan Ruang Aktivitas Ibu X di dalan Ruang Domestik Seiring dengan Perubahan Tahap
Penuaan
Pada gambar di atas dapat dilihat perubahan ruang aktivitas Ibu X di dalam ruang
domestik terjadi seiring dengan perubahan tahap penuaan Ibu X. Gambar di atas
menunjukkan bahwa ruang aktivitas Ibu X cenderung menyempit seiring dengan perubahan
tahap penuaan yang pada awalnya terjadi hampir di seluruh bagian rumah sampai hanya di
kamar tidur dan sekitarnya. Namun, perubahan ruang aktivitas Ibu X tidak selalu terjadi pada
setiap tahap penuaan.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
14
Gambar 3.5 Grafik Perubahan Besaran Ruang Aktivitas Ibu X di dalam Ruang Domestik Seiring dengan
Perubahan Tahap Penuaan
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Ruang Aktivitas
Ibu X di dalam
Ruang Domestik
Gambar 3.6 Grafik Persentase Besaran Ruang Aktivitas di dalam Ruang Domestik terhadap Luas Keseluruhan
Ruang Domestik Ibu X Seiring dengan Perubahan Tahap Penuaan
Grafik di atas menunjukkan bahwa ruang aktivitas Ibu X menyempit setelah
memasuki tahap old old lanjut dan menyempit lagi ketika Ibu X memasuki tahap oldest old
awal. Jadi, secara umum ada tiga fase ruang aktivitas yang terjadi pada Ibu X dari akhir tahap
adulthood hingga Ibu X meninggal. Di dalam setiap fase, ruang aktivitas yang terjadi
cenderung stabil dan pergantian fase terjadi terkait dengan perubahan kondisi fisik dan mental
Ibu X yang cukup signifikan. Perubahan ruang aktivitas yang besar dan drastis di dalam ruang
domestik ini seperti yang tergambarkan di atas terjadi ketika Ibu X memasuki tahap oldest old
dan kemudian ruang aktivitas Ibu X stabil kembali hingga Ibu X meninggal.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
15
Gambar 3.7 Perubahan Ruang Aktivitas Ibu X di luar Ruang Domestik Seiring dengan Perubahan Tahap
Penuaan
Skema di atas menunjukkan bagaimana ruang aktivitas Ibu X di luar ruang domestik
berubah dari satu tahap ke tahap penuaan berikutnya hingga pada akhirnya setelah tahap old
old lanjut, ruang aktivitas Ibu X di luar ruang domestik tidak terjadi lagi hingga Ibu X
meninggal. Frekuensi penggunaan ruang di luar ruang domestik juga berubah seiring dengan
perubahan tahap penuaan Ibu X. Contohnya adalah penggunaan ruang di luar ruang domestik
yang hampir terjadi setiap hari atau beberapa hari sekali pada tahap old old awal dan
sebelumnya, ketika memasuki tahap old old lanjut, penggunaan ruang di luar ruang domestik
Ibu X hanya terjadi sekitar satu bulan sekali dan setelahnya tidak terjadi sama sekali.
6 5 4 3 2 1 0 Frekuensi
Penggunaan
Ruang Aktivitas
di luar Ruang
Domestik oleh
Ibu X dalam
Sehari
Gambar 3.8 Grafik Frekuensi Penggunaan Ruang Aktivitas di luar Ruang Domestik oleh Ibu X dalam Jam Per
Hari
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa tidak hanya besaran ruang yang berubah
seiring dengan perubahan tahap penuaan Ibu X (perlu diperhatikan grafik di atas
menggambarkan setiap tahap penuaan dengan titik—yang seharusnya adalah garis karena
tahap penuaan menceritakan fase kehidupan yang berlangsung selama kurun waktu tertentu—
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
16
untuk mempermudah dalam mengamati perubahan yang terjadi). Setelah memasuki tahap
young old frekuensi Ibu X dalam bermanuver di luar ruang domestik cenderung menurun.
Pada tahap old old lanjut hampir sama sekali tidak terjadi dan tidak terjadi sama sekali ketika
Ibu X memasuki tahap oldest old.
Gambar 3.13 Grafik Perubahan Ruang Interaksi Sosial Intimacy Ibu X di dalam Ruang Domestik Seiring dengan
Perubahan Tahap Penuaan
Ketika memasuki usia lanjut, interaksi sosial yang terjadi pada Ibu X lebih banyak
yang bersifat intim hingga Ibu X meninggal dunia. Oleh sebab itu, ruang interaksi intimacy
menjadi salah satu ruang terpenting yang tetap ada dan terjadi hingga akhir hidup Ibu X.
Setelah memasuki usia lanjut, ruang interaksi sosial Ibu X di luar ruang domestik Ibu X hanya
terjadi di tahap young old yaitu di rumah teman Ibu X. Setelah itu, ruang interaksi sosial
intimacy Ibu X hanya terjadi di dalam ruang domestik Ibu X. Grafik di atas menunjukkan
secara umum pola ruang interaksi sosial intimacy Ibu X hampir sama dengan ruang aktivitas
Ibu X pada setiap tahap penuaan.
Sementara itu, ruang interaksi sosial anonymity dan ruang interaksi sosial reserve Ibu
X secara umum terjadi luar ruang domestik baik di area neighborhood maupun di area kota
dengan skala yang lebih besar. Setiap kali tahap penuaan berubah dan Ibu X menjadi semakin
tua yang terindikasi dari kondisi fisik dan mental Ibu X, cakupan penggunaan ruang di luar
ruang domestik semakin sempit sehingga interaksi sosial yang terjadi di luar ruang domestik
pun semakin menyempit dan semakin jarang dilakukan. Ruang interaksi sosial anonymity dan
reserve Ibu X secara umum sudah tidak terjadi ketika Ibu X memasuki tahap old old lanjut.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
17
KasusII
Kasus II adalah ruang interaksi social Bapak Y. Bapak Y berjenis kelamin pria, berumur
90 tahun, dan berstatus menikah. Bapak Y bertempat tinggal di daerah Taman Kota, Jakarta
Barat. Bapak Y tinggal di rumah ini sejak tahun 1982 yaitu pada saat Bapak Y berumur 60
tahun. Pada kasus II yang menjadi narasumber adalah anak perempuan dari manusia lanjut
usia yang dijadikan obyek pengamatan (sebut saja Bapak Y) yang tinggal bertetanggaan
dengan manusia lanjut usia terkait. Narasumber ini merawat ayahnya bersama dengan ibunya
yang saat ini berusia 82 tahun dan seorang suster. Narasumber ini berumur 59 tahun, berjenis
kelamin wanita, berprofesi sebagai seorang pegawai swasta, dan berstatus belum menikah.
Gambar 3.14 Grafik Tahap Penuaan pada Bapak Y
Dari wawancara yang telah dilakukan, seperti yang dapat dilihat pada grafik di atas,
secara umum Bapak Y melewati beberapa tahap penuaan dalam usia lanjut Bapak Y yaitu:
adulthood, hingga menginjak usia 55 tahun; young old, tahap awal usia 55 sampai dengan 60
tahun dan tahap lanjut usia 60 sampai dengan 78 tahun; old old, tahap awal 78 sampai dengan
85 tahun dan tahap lanjut 85 sampai dengan 86 tahun; oldest old, tahap awal usia 86 sampai
dengan tiga bulan setelah Bapak Y jatuh dan tahap lanjut 86 tahun tiga bulan sampai dengan
90 tahun.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
18
Gambar 3.17 Perubahan Ruang Aktivitas Bapak Y di dalam Ruang Domestik Seiring dengan Perubahan Tahap
Penuaan
Gambar di atas menunjukkan perubahan ruang aktivitas Bapak Y di dalam ruang
domestik seiring dengan tahap penuaan yang semakin menyempit dan meluas kembali pada
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
19
tahap oldest old. Terbentuknya ruang aktivitas Bapak Y pada tahap ini tergantung dengan
orang-orang yang merawat Bapak Y sejauh apa Bapak Y dibawa untuk bermanuver di dalam
ruang. Namun, jika dicermati lebih lanjut, meluasnya ruang aktivitas ini tidak lagi seluas
seperti ruang aktivitas yang terbentuk pada tahap sebelum oldest old karena pada tahap oldest
old lanjut Bapak Y sudah cenderung tidak bisa bermanuver secara mandiri di dalam ruang.
Gambar 3.18 Grafik Perubahan Besaran Ruang Aktivitas Bapak Y di dalam Ruang Domestik Seiring dengan
Perubahan Tahap Penuaan
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Ruang Aktivitas
Bapak Y di dalam
Ruang Domestik
Gambar 3.19 Grafik Persentase Besaran Ruang Aktivitas di dalam Ruang Domestik terhadap Luas Keseluruhan
Bapak Y Seiring dengan Perubahan Tahap Penuaan
Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa pada setiap tahap penuaan Bapak Y
mengalami perubahan ruang aktivitas. Jika ditinjau kembali pembahasan sebelumnya,
perubahan ruang aktivitas ini terjadi terkait dengan perubahan tempat tinggal yang dilakukan
sebanyak dua kali oleh Bapak Y yang sekaligus menandai perubahan tahap penuaan Bapak Y
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
20
yaitu pada tahap young old awal dan young old lanjut. Pada tahap berikutnya yaitu tahap old
old awal, ruang aktivitas Bapak Y bertambah besar terkait dengan bertambah luasnya ruang
domestik Bapak Y.
Perubahan ruang aktivitas di dalam ruang domestik yang sangat besar terjadi ketika
Bapak Y memasuki tahap oldest old yang diawali dengan jatuhnya Bapak Y sehingga Bapak
Y tidak bisa berjalan lagi hingga saat ini. Pada tahap oldest old, ruang aktivitas Bapak Y
bertambah besar lagi walaupun tidak sebesar tahap sebelum Bapak Y memasuki tahap oldest
old. Hal ini terkait dengan orang-orang yang merawat Bapak Y yang membawa Bapak Y
untuk bermanuver dalam ruang yang lebih besar dari ruang aktivitas Bapak Y ketika Bapak Y
berada pada tahap oldest old awal. Dengan kata lain, peran orang lain menjadi penting dalam
menentukan seberapa besar ruang aktivitas yang bisa terbentuk oleh Bapak Y pada tahap
oldest old lanjut. Namun, ruang aktivitas yang terbentuk juga tidak bisa terlalu besar karena
terkait dengan kondisi fisik dan mental Bapak Y yang tidak memungkinkan untuk
bermanuver di dalam ruang terlalu jauh.
Gambar 3.20 Perubahan Ruang Aktivitas Bapak Y di luar Ruang Domestik Seiring dengan Perubahan Tahap
Penuaan
Pada skema di atas dapat dilihat bagaimana ruang aktivitas Bapak Y di luar ruang
domestik berubah dan semuanya cenderung merupakan ruang aktivitas yang terbentuk karena
alasan yang bersifat fungsional misalnya berbelanja dan melakukan urusan administrasi—
bukan untuk melakukan interaksi sosial secara intim.
Ruang aktivitas Bapak Y di luar ruang dimestik secara umum terjadi hingga Bapak Y
berada pada tahap old old awal. Perubahan ruang aktivitas ini selain terkait dengan penurunan
kondisi fisik dan mental Bapak Y juga terkait dengan pembatasan yang dilakukan oleh anak-
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
21
anak Bapak Y untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Misalnya, pada tahap young old
lanjut bapak Y masih sering bersepeda keliling kompleks dan pada tahap old old awal Bapak
Y sudah tidak diizinkan lagi oleh anak-anak Bapak Y untuk bersepeda dan aktivitas tersebut
diganti dengan aktivitas berjalan kaki yang masih dilakukan di area neighborhood tetapi
cakupannya sudah lebih kecil dari sebelumnya.
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Frekuensi
Penggunaan Ruang
Aktivitas di luar
Ruang Domestik
oleh Bapak Y
dalam Sehari
Gambar 3.21 Grafik Frekuensi Penggunaan Ruang Aktivitas di Luar Ruang Domestik oleh Bapak Y dalam
Sehari Per Jam
Dari segi frekuensi penggunaan ruang di luar ruang domestik oleh Bapak Y seperti
yang tergambarkan pada grafik di atas dapat dilihat bahwa seiring dengan perubahan tahap
penuaan Bapak Y, bukan hanya penggunaan ruang di luar ruang domestik yang menyempit,
tetapi juga frekuensi penggunaannya. Sementara itu, sisa waktu Bapak Y cenderung lebih
banyak dihabiskan di dalam ruang domestik.
Gambar 3.26 Grafik Perubahan Besaran Ruang Interaksi Sosial Intimacy Bapak Y di dalam Ruang Domestik
Seiring dengan Perubahan Tahap Penuaan
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
22
Ruang interaksi sosial intimacy Bapak Y selalu terbentuk, terproduksi, dan
tereproduksi dari tahap young old sampai dengan tahap oldest old lanjut dengan berbagai
perubahan. Grafik di atas menggambarkan perubahan besaran ruang interaksi sosial intimacy
yang terjadi pada Bapak Y dengan bentuk yang relatif sama dengan ruang aktivitas Bapak Y
yang cenderung stabil pada setiap tahap penuaan dan mengalami perubahan ketika terjadi
perubahan tahap penuaan.
Ruang interaksi sosial anonymity dan reserve Bapak Y cenderung terjadi hanya terjadi di luar
ruang domestik Bapak Y ketika memasuki usia lanjut. Ketika aktivitas Bapak Y secara umum
tidak dilakukan di luar ruang domestik lagi yaitu ketika memasuki tahap old old lanjut, ruang
interaksi sosial anonymity dan reserve juga cenderung tidak terbentuk lagi. Walaupun terjadi
baik di dalam maupun di luar ruang domestik ketika Bapak Y berada pada tahap oldest old,
interaksi sosial yang terjadi pun sangat jarang sehingga bisa diabaikan.
Perbandingan Pola Perubahan Ruang Interaksi Sosial pada Kasus I dan Kasus II
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Ruang Aktivitas
Ibu X di dalam
Ruang Domestik
Ruang Aktivitas
Bapak Y di dalam
Ruang Domestik
Gambar 3.27 Grafik Perbandingan Persentase Besaran Ruang Aktivitas di dalam Ruang Domestik terhadap Luas
Keseluruhan Ruang Domestik Ibu X dengan Bapak Y Seiring dengan Perubahan Tahap Penuaan
Dari grafik perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa Ibu X dan Bapak Y memiliki
kecenderungan besaran ruang aktivitas di dalam ruang domestik yang sama per tahap penuaan
jika dibandingkan dengan besaran ruang domestik meraka masing-masing. Hingga tahap old
old lanjut, ruang aktivitas Ibu X dan Bapak Y masih cenderung besar dan mendekati 100 %
dari luas keseluruhan ruang domestik mereka. Ruang aktivitas Bapak Y di dalam ruang
domestik bahkan membesar ketika Bapak Y pindah ke Jakarta dan tinggal di rumah berlantai
tunggal.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
23
Ruang aktivitas Ibu X maupun Bapak Y menyempit secara drastis yaitu kurang dari
20% ketika memasuki tahap oldest old. Setelah itu, ruang aktivitas Ibu X relatif stabil dengan
besaran ruang yang telah menyempit tersebut. Sementara itu, ruang aktivitas Bapak Y
meningkat besarannya pada tahap oldest old lanjut hingga hampir 30% dari luas keseluruhan
ruang domestik Bapak Y atau meningkat lebih dari empat kali lipat dari tahap sebelumnya.
Hal tersebut kemungkinan terkait dengan kuantitas dan kemampuan orang-orang yang
mengurus mereka—Ibu X secara hanya diurus oleh satu orang pada saat bersamaan,
sedangkan Bapak Y diurus oleh dua sampai tiga orang pada saat bersamaan dan terkadang
bahkan lebih—tetapi hal ini masih perlu ditinjau lebih lanjut untuk memperoleh data yang
lebih akurat.
6
5
4
3
2
1
0
Frekuensi
Penggunaan Ruang
Aktivitas di luar
Ruang Domestik
oleh Ibu X dalam
Sehari
Frekuensi
Penggunaan Ruang
Aktivitas di luar
Ruang Domestik
oleh Bapak Y dalam
Sehari
Gambar 3.28 Grafik Perbandingan Frekuensi Penggunaan Ruang Aktivitas di Luar Ruang Domestik oleh Ibu X
dengan Bapak Y dalam Sehari Per Jam
Karena data yang lengkap dan akurat mengenai besaran ruang aktivitas Ibu X maupun
Bapak Y di luar ruang domestik belum dapat dikumpulkan, maka waktu dijadikan sebagai
media untuk menemukan pola perubahan ruang aktivitas Ibu X dan Bapak Y di luar ruang
domestik. Setelah ditinjau, ternyata frekuensi penggunaan ruang aktivitas di luar ruang
domestik oleh Ibu X dan Bapak Y cenderung menurun seiring dengan perubahan tahap
penuaan dan cenderung tidak terjadi sama sekali lagi ketika mereka memasuki tahap old old
lanjut. Penyebab ruang aktivitas Ibu X yang lebih besar daripada Bapak Y kemungkinan
terkait dengan sifat personal Ibu X yang suka bergaul sampai Bapak Y memasuki tahap oldest
old sedangkan Bapak Y memiliki sifat personal introver yang secara kontinu Bapak Y
pertahankan hingga saat ini. Namun, pernyataan ini perlu diperkuat dengan pengamatan yang
lebih lanjut lagi.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
24
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Ruang Interaksi
Sosial Intimacy
Ibu X di dalam
Ruang Domestik
Ruang Interaksi
Sosial Intimacy
Bapak Y di
dalam Ruang
Domestik
Gambar 3.29 Grafik Perbandingan Persentase Besaran Ruang Interaksi Sosial Intimacy di dalam Ruang
Perubahan Tahap Penuaan
Pola perubahan ruang interaksi sosial intimate Ibu X dan Bapak Y hampir sama dengan
pola yang terjadi pada perubahan ruang aktivitas mereka seiring dengan perubahan tahap
penuaan. Ada sedikit perbedaan ruang interaksi sosial intimacy yang terjadi Ibu X dengan
Bapak Y. Ruang interaksi sosial intimacy Ibu X cenderung stabil dari tahap adulthood sampai
dengan tahap old old awal walaupun Bapak Y memiliki gangguan penglihatan terutama ketika
memasuki tahap old old. Sementara itu, pada tahap adulthood dan tahap young old awal,
ruang interaksi sosial intimacy Bapak Y kurang dari 50% dari luar keseluruhan ruang
domestik Bapak Y terkait dengan luas keseluruhan rumah Bapak Y yang terlalu besar. Pada
saat Bapak Y pindah ke rumah yang lebih kecil di Jakarta, Bapak Y bisa berinteraksi sosial
secara intim hampir di seluruh rumah Bapak Y.
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Ruang Interaksi
Sosial Intimacy Ibu
X di dalam Ruang
Domestik
Ruang Interaksi
Sosial Intimacy
Bapak Y di dalam
Ruang Domestik
Gambar 3.30 Grafik Perbandingan Persentase Besaran Ruang Interaksi Sosial Intimacy di dalam Ruang
Domestik terhadap Ruang Aktivitas Ibu X dengan Bapak Y Seiring dengan Perubahan Tahap Penuaan
Grafik di atas menunjukkan bahwa persentase besaran ruang interaksi sosial intimacy
Ibu X maupun Bapak Y terhadap ruang aktivitas mereka pada setiap tahap penuaan mendekati
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
25
100% dan keduanya menjadi 100% ketika memasuki tahap oldest old. Hal ini menunjukkan
ruang interaksi sosial khususnya yang bersifat intim terjadi hampir di setiap ruang kehidupan
Ibu X maupun Bapak Y. Dari kedua kasus ini menunjukkan bahwa interaksi sosial intimacy
dengan orang-orang terdekat yang membentuk ruang interaksi sosial intimacy sangat
mendukung keberlangsungan hidup seseorang yang berkelanjutan dari satu tahap ke tahap
penuaan berikutnya.
Sementara itu, pola ruang interaksi sosial anonymity dan reserve Ibu X dan Bapak Y
cenderung mengikuti ruang aktivitas mereka yang cenderung terjadi di luar ruang domestik.
Ruang interaksi sosial reserve juga terjadi di dalam ruang domestik tetapi jumlah kejadiannya
tidak terlalu signifikan sehingga bisa diabaikan.
Ruang interaksi sosial semu seperti mendengarkan radio dan menonton televisi juga
terjadi pada Ibu X dan Bapak Y yaitu di ruang tamu mereka. Namun, interaksi tersebut juga
terkikis ketika kondisi fisik mereka mulai melemah dan tidak mereka lakukan sama sekali lagi
setelah mereka memasuki tahap oldest old.
Pola Perubahan Ruang Interaksi Sosial Seiring dengan Perubahan Tahap Penuaan
pada Manusia Lanjut Usia
Gambar 3.31 Diagram Pola Persentase Ruang yang Digunakan atau Terbentuk di dalam Ruang Domestik pada
Setiap Tahap Penuaan Manusia Lanjut Usia
Dari hasil analisis yang telah dilakukan terhadap dua kasus ruang interaksi sosial
manusia lanjut usia, ditemukan pola ruang interaksi sosial dan pola ruang aktivitas manusia
lanjut usia dan perubahannya seiring dengan perubahan tahap penuaan pada manusia lanjut
usia seperti yang dapat dilihat pada diagram di atas. Ruang interaksi sosial dan ruang aktivitas
yang berubah seiring dengan perubahan tahap penuaan secara umum memiliki pola yang
sama. Di dalam setiap tahap penuaan, ruang interaksi sosial yang terbentuk cenderung stabil
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
26
sehingga dalam grafik dapat digambarkan dalam bentuk garis lurus. Perubahan ruang
interaksi sosial yang terjadi seiring dengan perubahan tahap penuaan tidak terjadi dengan
perlahan-lahan tetapi langsung bergeser dan stabil kembali. Oleh sebab itu, diagram pola yang
dibuat tidak membentuk garis yang tersambung untuk menjelaskan proses ruang interaksi
sosial terbentuk, digunakan, dan berubah seiring dengan perubahan tahap penuaan pada
manusia lanjut usia.
Pada diagram di atas, area yang diarsir merupakan area yang memungkinkan ruang
interaksi sosial atau ruang aktivitas terbentuk di dalam ruang domestik pada setiap tahap
penuaan manusia lanjut usia. Dari akhir tahap adulthood hingga tahap old old lanjut, ruang
interaksi sosial yang terbentuk adalah ruang interaksi sosial yang cenderung secara mandiri
dibentuk oleh manusia lanjut usia itu sendiri dan relatif lebih mengandalkan kemampuan fisik
dan mentalnya sendiri.
Sementara itu, pada tahap oldest old awal, ruang interaksi sosial di dalam ruang
domestik menurun drastis hingga mendekati ukuran ruang minimal yang Bapak Y butuhkan
untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Setelah manula tersebut beradatasi, perubahan ruang
yang mampu Bapak Y lakukan sudah tidak signifikan sehingga perubahan tersebut lebih
mengandalkan orang lain, khususnya orang yang merawat Bapak Y. Namun, perubahan
tersebut juga tidak bisa terlalu besar karena juga dibatasi oleh kemampuan manusia lanjut usia
itu sendiri.
Gambar 3.32 Diagram Pola Frekuensi Penggunaan Ruang di luar Ruang Domestik pada Setiap Tahap
Penuaan Manusia Lanjut Usia
Frekuensi penggunaan ruang di luar ruang domestik dapat terpolakan seperti pada
diagram di atas. Penggunaan ruang di luar ruang domestik secara umum sudah tidak terjadi
setelah seorang manusia lanjut usia memasuki tahap oldest old. Sama halnya dengan diagram
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
27
sebelumnya, setiap tahap penuaan memiliki frekuensi penggunaan ruang yang cukup stabil
dan berubah langsung pada perubahan tahap penuaan tertentu dan kemudian stabil kembali
lagi. Ruang interaksi sosial anonymity dan reserve karena banyak terjadi ketika berada di luar
rumah, maka pola yang tergambarkan pada diagram di atas juga dapat merepresentasikan
ruang interaksi sosial anonymity dan reserve dan perubahanya seiring dengan perubahan
penuaan pada manusia lanjut usia.
Gambar 3.33 Diagram Persentase Ruang Interaksi Sosial Intimacy terhadap Ruang Aktivitas di dalam Ruang
Domestik pada Setiap Tahap Penuaan Manusia Lanjut Usia
Mengenai hubungan ruang interaksi sosial dan ruang aktivitas manusia lanjut usia
dapat dilihat pada diagram di atas. Diagram tersebut menunjukkan bahwa semakin lanjut usia
seseorang, persentase ruang interaksi sosial terhadap ruang aktivitas atau ruang kehidupannya
semakin mendekati 100% dan ketika seseorang memasuki tahap oldest old, seluruh ruang
aktivitas Bapak Y merupakan ruang interaksi sosial karena pada tahap ini seorang manusia
lanjut usia benar-benar sudah tidak bisa hidup mandiri, merawat diri sendiri, dan memenuhi
kebutuhan dasar Bapak Y sendiri lagi.
Kesimpulan
Ruang interaksi sosial merupakan ruang di mana interaksi sosial terjadi. Ruang interaksi
sosial merupakan ruang yang bersifat immaterial yang dapat berubah seiring dengan
berjalannya waktu. Pada tahap terakhir daur hidup manusia yaitu dewasa akhir ternyata masih
terdapat beberapa tahap penuaan yang terindikasi oleh perubahan fisik dan mental. Perubahan
ruang interaksi sosial juga terjadi seiring dengan perubahan tahap penuaan pada manusia
lanjut usia.
Dari kajian teori dan studi kasus yang telah dilakukan terkait dengan pembahasan
skripsi ini, secara umum ditemukan empat pola perubahan ruang interaksi sosial yang terjadi
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
28
seiring dengan perubahan tahap penuaan pada manusia lanjut usia. Yang pertama, pembagian
tahap penuaan manusia lanjut usia begitu kompleks dan perubahan yang drastis terjadi pada
tahap old old menuju oldest old. Perubahan ini diikuti dengan menyempitnya ruang interaksi
sosial manusia lanjut usia yang drastis jika dibandingkan dengan tahap-tahap sebelumnya.
Pada tahap young old dan old old, pembentukan ruang interaksi sosial cenderung dilakukan
oleh manusia lanjut usia itu sendiri terhadap lingkungannya. Sementara itu, pada tahap oldest
old, ruang interaksi sosial yang terbentuk pada manusia lanjut usia cenderung lebih ditentukan
oleh orang lain, khususnya orang-orang yang merawatnya.
Yang kedua, ruang interaksi sosial dan ruang aktivitas manusia lanjut usia cenderung
memiliki pola yang sama yaitu di dalam setiap tahap penuaan ruang interaksi sosial yang
terbentuk cenderung stabil. Perubahan ruang interaksi sosial yang terjadi tidak secara
perlahan-lahan, tetapi langsung bergeser dan stabil kembali. Perubahan ruang interaksi sosial
tersebut terjadi dan terbentuk kembali terkait dengan beberapa hal yaitu antara lain:
perubahan kondisi fisik dan mental yang signifikan, kontinuitas dan diskontinuitas dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, sifat personal, dan kontak sosial dengan hubungan sosial
tertentu yang dimiliki oleh manusia lanjut usia terkait.
Yang ketiga, frekuensi penggunaan ruang di luar ruang domestik oleh manusia lanjut
usia cenderung menurun seiring dengan perubahan tahap penuaan dan pada saat memasuki
tahap oldest old, penggunaan ruang di luar ruang domestik hampir tidak terjadi lagi. Hal ini
juga terkait dengan pembentukan ruang interaksi sosial anonymity dan reserve yang
cenderung terjadi di luar ruang domestik. Dengan terhentinya penggunaan ruang di luar ruang
domestik, maka secara umum pembentukan ruang interaksi sosial anonymity dan reserve juga
terhenti. Pada skripsi ini, penggambaran ruang interaksi sosial anonymity dan reserve yang
cenderung terjadi di luar ruang domestik masih sangat umum. Pada penelitian lain terbuka
kemungkinan untuk dapat menjelaskan ruang interaksi sosial manusia lanjut usia dalam skala
yang lebih luas yaitu neighborhood dan urban dengan lebih komprehensif sehingga peran
manusia lanjut usia sebagai aktor dalam ruang urban khususnya pada tahap young old dan old
old juga tergambarkan.
Yang keempat, ruang aktivitas yang terbentuk sejak tahap akhir adulthood manusia
hampir seluruhnya juga merupakan ruang interaksi sosial khususnya ruang interaksi sosial
yang bersifat intim. Pada tahap oldest old, seluruh ruang aktivitas bahkan merupakan ruang
interaksi sosial karena untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia lanjut itu sendiri saja
memerlukan bantuan orang lain sehingga interaksi sosial terutama dengan orang-orang
terdekat yang merawatnya semakin sering terjadi dari tahap-tahap penuaan sebelumnya. Hal
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
29
ini menunjukkan bahwa ruang interaksi sosial terutama yang bersifat intim menjadi semakin
penting seiring dengan bertambahnya usia dan berubahnya satu tahap penuaan ke tahap
penuaan yang lebih lanjut.
Perubahan ruang interaksi sosial pada manusia lanjut usia seiring dengan perubahan
tahap penuaan ternyata mengalami dinamika yang beragam. Pada tahap young old, kebutuhan
ruang yang dapat mendukung terjadinya interaksi sosial adalah ruang yang dapat mendukung
manusia lanjut usia terkait untuk tetap aktif beraktivitas sebagai kelanjutan pembentukan
ruang yang terjadi pada tahap adulthood. Pada tahap old old, kebutuhan ruang yang
dibutuhkan oleh seorang manusia lanjut usia merupakan ruang yang memudahkan untuk
bermobilisasi dan tidak begitu besar namun tetap terbuka terhadap akses visual dan audio
dengan jangkauan yang lebih besar sehingga cakupan interaksi sosial yang terjadi dapat lebih
luas. Pada tahap oldest old, seorang manusia lanjut usia membutuhkan ruang yang terakses
dengan mudah secara visual dan audio maupun dengan pertemuan fisik oleh orang-orang
terdekatnya sehingga interaksi sosial terutama yang bersifat intim dapat terjalin dengan lebih
mudah. Dinamika proses hidup yang beragam pada tahap akhir daur hidup manusia ini
sepatutnya menjadi bahan pertimbangan dalam desain arsitektur secara khusus bagi manusia
lanjut usia yang berada pada tahap penuaan tertentu.
Referensi
Alexander, Christopher dan Serge Chermayeff. 1962. Community and Privacy: Toward A
New Architecture of Humanism. New York: Doubleday & Company, Inc.
Ardener, Shirley. The Partition of Space, dalam Rendell, Jane, Barbara Penner, dan Iain
Borden, ed., Gender Space Architecture: An Interdisiplinary Introduction (hlm 113).
London: Routledge.
Erikson, Erik H. 1997. The Life Cycle Completed. New York: Norton & Company, Inc.
Gifford, Robert, 1997. Environmental Psychology: Principles and Practice Edisi ke-2.
Canada: Allyn and Bacon.
Golant, Stephen M.. 1979. Rationale for Geographic Perspectives on Aging and the Aged,
dalam Golant, Stephen M., ed., Location and Environment of Elderly Population.
Washington, D.C.: V. H. Winston & Son.
Harjoko, Triatno Yudo. 2004. “Penggusuran or Eviction in Jakarta: Solution Lacking
Resolution for Urban Kampung”. Department of Architecture, Faculty of Engineering,
University
of
Indonesia.
http://coombs.anu.edu.au/SpecialProj/ASAA/biennialconference/2004/Harjoko-TASAA2004.pdf (11 Desember 2012 pukul 20:36)
Kravitz, Efrat, James Schmeidler, dan Michal Schnaider Beeri. 2012. Cognitive Decline and
Dementia in the Oldest Old. Clinical Gerontology. Rambam Maimonides Medical
Journal. http://www.rmmj.org.il/userimages/212/1/PublishFiles/234Article.pdf (15
Januari 2013 pukul 6:18)
Lefebvre, Henri. 1991. The Production of Space. Oxford: Basil Blackwell Ltd.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
30
Massey, Doreen. 2001. Living in Wythenshawe, dalam Borden, Iain, et al., ed., The Unknown
City: Contesting Architecture and Social Space (hlm.458-474). Massachusetts:
Graphic Composition, Inc.
Menec, Verena H. dan Judith G. Chipperfield. 1997. The Interactive Effect of Perceived
Control and Functional Status on Health and Mortality Among Young Old and Old
Old Adults. Gerontology. Canada: Health, Leisure, and Human Performance Research
Institute,
University
of
Manitoba.
http://knowledgetranslation.ca/sysrev/articles/project51/555_Menec.pdf (15 Januari
2013 pukul 06:20)
Mucha, Janusz. 2003. The Concept of “Social Relations” in Classic Analytical Interpretative
Sociology: Weber and Znaniecki. Social Theory. Murcia: 6th ESA Conference.
http://www.um.es/ESA/papers/Rn21_26.pdf (3 Desember 2012 pukul 00:46)
Newmark, N.L. dan Thompson, P., 1977. Self, Space, and Shelter. New York: Harper and
Row, Inc.
Papalia, Diane E., Sally Wendkos Olds, dan Ruth Duskin Feldman. 2003. Human
Development. New York: McGraw-Hill.
Pastalan, Leon A. “Privacy Preferences among Relocated Institutionalized Elderly.” Institute
of
Gerontology,
University
of
Michigan.
http://www.edra.org/sites/default/files/publications/EDRA05-v6-8-Pastalan-73-82.pdf
(4 November 2012 pukul 18.57)
Soekanto, S.. 1986. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali.
Tuan, I Fu. 1977. Space and Place: An Experiencial Perspectives. Mineapolis: University of
Minnesota Press.
Warnes, Anthony. 1982. Geographical Perspectives on Aging, dalam Warnes, Anthony ed.,
Geographical Perspectives on The Elderly (hlm. 1-32).
Rowles, Graham D.. 1979. The Last New Home: Facilitating the Older Person’s Adjustment
to Institutional Space, dalam Golant, Stephen M., ed., Location and Environment of
Elderly Population. Washington, D.C.: V. H. Winston & Son.
Perubahan ruang ..., Indra, FT UI, 2013
Universitas Indonesia
Download