10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian-penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian tentang rasio keuangan terhadap perubahan laba telah banyak dilakukan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Harningsih (2013) yang berjudul “Evaluasi Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Laba pada Bank Umum Konvensional di Indonesia”. Data penelitian berupa bank-bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2002-2010. Variabel independen yang digunakan adalah DER, ROA, ROE, NPM, OPM, GPM, TATO, dan DR. Variabel dependen adalah Perubahan Laba. Dengan menggunakan analisis regresi sederhana diperoleh ROA, ROE, NPM, OPM, dan GPM memberikan pengaruh parsial yang signifykan positif terhadap perubahan laba. 2. Penelitian Novia (2013) yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan terdahap Laba pada Perbankan Swasta di BEI”. Data penelitian yang digunakan adalah Bank Swasta yang terdaftar di BEI pada periode 31 Desember 2009-31 Desember 2011 sebanyak 20 sampel. Variabel independent yang digunakan adalah NPM dan TATO. Variabel dependen berupa Perubahan Laba. Hasil analisis multiple regression menunjukkan baik NPM maupun TATO secara parsial memberikan pengaruh signifikan terhadap laba. 3. Nurhasanah (2012) berjudul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan tidak berpengaruh terhadap ROE. 10 11 4. Penelitian Tika (2010) yang berjudul ”Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menurut Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA) periode 2007-2010. Variabel independen yang digunakan adalah Current Ration (CR), Debt to Ratio (DR), Inventory Turn Over (ITO), Net Income To Sales (NIS), dan Gross Profit Margin (GPM). Variabel dependen adalah Perubahan Laba. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa hanya Net Income to Sales (NIS) yang memberikan pengaruh secara parsial pada perubahan laba. Sedangkan kelima rasio keuangan tersebut di atas dapat mempengaruhi perubahan laba secara bersamaan. 5. Penelitian Syamsudin (2009) yang berjudul “Rasio Keuangan dan prediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Data penelitian berupa perusahaan manufaktur yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2008. Variabel independent yang digunakan adalah CR, DER, NPM, TATO. Variabel dependen adalah Perubahan Laba. Dengan analisis multiple regression diperoleh bahwa CR dan DER berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. Sedangkan CR dan TATO berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. 6. Penelitian Nugroho (2008) yang berjudul ”Peranan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Kimia Dasar di Kawasan Kujang Cikampek-Kabupaten Karawang”. Data berupa data rasio keuangan dan laba akuntansi perusahaan dimaksud pada periode 2000-2004. Variabel independen yang 12 digunakan adalah CR, NWTLFA (Net Worth and Total Liabiliies to Fixed Assests Ratio), GPSR (Gross Profit to Sales Ratio), NIS, QATIR (Quick Assets to Inventory Ratio), Operating Income to Total Liabilities Ratio, Net Worth to Sales Ratio, Total Liabilities to Total Assets Ratio, Net Income to Net Worth Ratio, Net Income to Total Liabilities Ratio, dan Net Worth to Total Liabilities Ratio. Variabel dependen berupa Perubahan Laba. Dengan menggunakan analisis multiple regression dan Ordinary Least Squares diperoleh bahwa CR tidak mampu memberikan pengaruh secara parsial pada perubahan laba. Beberapa dari kesebelas rasio keuangan di atas mampu memberikan pengaruh pada perubahan laba secara bersamaan. 7. Triono (2007) di dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba satu Tahun dan dua Tahun Mendatang”. Data penelitian berupa bank yang terdaftar di Direktori Perbankan Indonesia periode 2001-2005. Variabel independent yang digunakan adalah CAR, ROA, LDR, NPL (Net Perform Loan), BOPO, dan GWM (Giro Wajib Minimum). Variabel dependen adalah Perubahan Laba. Dengan menggunakan analisis multiple regression dan OLS diperoleh salah satunya adalah ROA secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap laba. 8. Sarifudin (2005) di dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Pengaruh RasioRasio Keungan terhadap Perubahan Laba”. Data penelitian yang digunakan adalah bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEJ) selama periode 19992002. Variabel independent yang digunakan adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), OPM, BOPO (Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi), NIM (Net 13 Interest Margin), DR, dan LDR (Loan to Deposit Ratio). Variabel dependen adalah Perubahan Laba. Dengan menggunakan analisis multiple regression dan Ordinary Least Square (OLS) diperoleh secara simultan variabel CAR, OPM, NPM, BOPO, NIM, DR, dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan CR dan TATO berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Ringkasan hasil penelitian seperti di atas ditunjukkan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu dengan Variabel Dependen Perubahan Laba No. 1. 2 3 4 Peneliti Harningsih (2013) Novia (2013) Nurhasanah (2012) Tika (2010) Judul Variabel Metode Analisis Evaluasi Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum Konvensional di Indonesia DER, ROA, ROE, NPM, OPM, GPM, TATO, DR regresi sederhana Pengaruh Kinerja Keuangan terdahap Pertumbuhan Laba pada Perbankan Swasta di BEI NPM, TATO multiple regression DAR, DER, dan ROE multiple regression dan Ordinary Least Squares Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Bersambung ke halaman 15 Independen : CR, DR, ITO, NIS, GPM Multiple Regression Hasil Penelitian ROA, ROE, NPM, OPM, dan GPM memberikan pengaruh parsial yang signifikan positif NPM maupun TATO secara parsial memberikan pengaruh signifikan Secara simultan tidak berpengaruh terhadao ROE Kelima variabel independen memberikan pengaruh signifikan. Hanya NIS yang memberikan pengaruh parsial 14 Sambungan dari halaman 14 5 6 7 8 Syamsudin (2009) Rasio Keuangan dan prediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia multiple regression CR dan DER berpengaruh negatif. CR dan TATO berpengaruh signifikan CR, DER, NPM, TATO Nugroho (2008) Peranan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Kimia Dasar di Kawasan Kujang CikampekKabupaten Karawang CR, NWTLFA, NIS, QATIR, OITLR, NWTSR, TLTAR, NITNWR, NITTLR, NWTTLR multiple regression dan Ordinary Least Squares CR tidak mampu memberikan pengaruh secara parsial Triono (2007) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba Satu Tahun dan Dua Tahun Mendatang CAR, ROA, LDR, NPL, BOPO, GWM multiple regression dan OLS ROA secara parsial berpengaruh secara signifikan Sarifudin (2005) Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keungan terhadap Perubahan Laba CAR, OPM, NPM, BOPO, NIM, DR, dan LDR multiple regression dan Ordinary Least Square CAR, OPM, NPM, BOPO, NIM, DR, dan LDR tidak berpengaruh signifikan Sumber: ringkasan penelitian terdahulu. 2.2. Tinjauan Teoritis 2.2.1. Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Pokok-pokok Perbankan, definisi bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Lembaga keuangan di sini adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan, menarik uang dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Sedangkan definisi bank menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 15 Sementara Ismail (2010:12) mendefinisikan bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bantuk jasajasa perbankan. Dan Martono (2007:20) mendefisikan (1) Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral. (2) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bantuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (3) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf rakyat banyak. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama bank adalah menarik dan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya sebagai pinjaman kepada masyarakat. Menurut Undang-undang Perbankan yang terakhir tersebut ditegaskan lagi mengenai jenis perbankan hanya terdiri dari dua yaitu : Bank Umum da Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum dibedakan menurut statusnya yaitu bank devisa dan bank non devisa. Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ditentukan oleh Bank Indonesia. Sedangkan bank non devisa adalah merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. 16 2.2.2. Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan dapat memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan. Kondisi keuangan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat dipandang dari berbagai aspek yaitu aspek likuiditas, kualitas aktiva, struktur modal, dan profitabilitas. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan tolok ukur. Tolok ukur yang sering digunakan adalah dengan rasio atau indeks yang menghubungkan antar data pada laporan keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan cara yang paling umum dalam melakukan analisis laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI,2012) menyatakan bahwa: ”laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan”. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu, juga termasuk jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri da geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”. Tujuan laporan keuangan menurut Sawir (2005:2) adalah untuk : 1. menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar 17 pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, 2. memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, 3. menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas di masa depan. Dari pengertian di atas tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. Gitman (2012:59) mengelompokkan 4 (empat) kunci di dalam laporan keuangan yang diperuntukkan bagi para pemegang saham, yaitu. 1. Laporan Rugi Laba (Income Statement),merupakan ringkasan keuangan dari operasi perusahaan selama periode tertentu. 2. Laporan Neraca (Balance Sheet), merupakan laporan ringkasan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu. Pada laporan ini lebih menitikberatkan pada rekening-rekening aktiva (assets), hutang/kewajiban (liabilities) dan modal (equity). 3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham (statement of stockholders’ equity), merupakan laporan tentang semua transaksi dari rekening-rekening modal yang terjadi pada tahun tertentu. Ringkasan laporan ini berupa Laporan Saldo Laba (Statement of Retained Earnings) yang berupa penyesuaian laba bersih yang diperoleh selama tahun tertentu, dan deviden tunai yang dibayarkan, dengan perubahan laba ditahan antara awal dan akhir tahun dimaksud. 4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows), merupakan ringkasan arus kas 18 selama periode tertentu. 2.2.3. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan dapat berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Kasmir, 2014:66). Laporan komparatif adalah laporan keuangan yang disajikan berdampingan untuk dua tahun atau lebih. Melalui laporan keuangan yang dapat dinilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, struktur modal perusahaan, distribusi aktivanya, efektifitas penggunaan aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetapt yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang ber-sangkutan. Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, para pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya. Terdapat 2 (dua) metode analisis laporan keuangan yang dapat digunakan, yaitu. 1. Analisis Vertikal (Statis), yaitu analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. 2. Analisis Horisontal (Dinamis), yaitu analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Selain metode analisis yang dikemukakan di atas adapula teknik analisis laporan keuangan yang biasa digunakan seperti berikut ini. 19 1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan, yaitu analisis yang membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode (minimal dua periode). 2. Analisis trend, merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari periode ke periode. 3. Analisis persentase per komponen, merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui persentase investasi terhadap masing-masing komponen yang ada dalam laporan keuangan. 4. Analisis sumber dan penggunaan dana, dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan, serta penggunaan dana dalam suatu periode, juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode. 5. Analisis rasio, digunakan untuk mengetahui hungan pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan rugi laba. 6. Analisis kredit, merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit yang dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank. Teknik analisis ini juga digunakan untuk meningkatkan penjualan kredit. 7. Analisis laba kotor, digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari satu periode ke periode yang lain. Kemudian untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode. 8. Analisis titik pulang pokok (break event point), digunakan untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan atau produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan. 2.2.4. Pengertian dan Penggolongan Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan 20 dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun mata uang asing. Angkaangka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat apa adanya. Angka-angka ini menjadi lebih berarti jika dapat membandingkan antara satu komponen dengan komponen yang lain. Cara pembandingan ini disebut sebagai analisis rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan. Rasio keuangan merupakan pedoman yang bermanfaat dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaan-perusahaan lain. Analisis rasio melibatkan metode perhitungan dan menafsirkan rasio keuangan untuk menganalisis dan memantau kinerja perusahaan. Input dasar untuk analisis rasio adalah laporan laba rugi perusahaan dan neraca. Analisis rasio laporan keuangan suatu perusahaan diperlukan bagi pemegang saham, kreditur, dan manajemen perusahaan sendiri. Bagi pemegang saham dan calon investor lebih cenderung memonitor tingkat resiko dan pengembalian modal perusahaan, yang secara langsung mempengaruhi harga saham. Kreditur lebih tertarik pada likuiditas jangka pendek perusahaan dan kemampuannya untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok. Perhatian sekunder kreditur adalah pada profitabilitas perusahaan. Mereka perlu diberikan jaminan bahwa bisnis tersebut sehat. Manajemen, seperti layaknya pemegang saham, lebih cenderung pada semua aspek dari situasi keuangan perusahaan, dan mengusahaka untuk menghasilkan rasio keuangan yang dianggap menguntungkan oleh para pemilik dan kreditur. Selain itu, manajemen menggunakan rasio untuk 21 memantau kinerja perusahaan dari periode ke periode. Analisis rasio lebih mengutamakan interpretasi dari nilai rasio. Membandingkan rasio diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti "Apakah terlalu tinggi atau terlalu rendah?" dan "apakah itu baik atau buruk?". Menurut Gitman (2012:67) menyatakan bahwa ada dua cara pembandingan rasio yang digunakan untuk analisis, yaitu. 1. Cross-Sectional Analysis, pembandingan rasio keuangan dari beberapa perusahaan yang berbeda dalam ruang lingkup yang sejenis pada waktu yang sama. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa baik kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Cara pembandingan ini disebut juga dengan benchmarking. 2. Time-series analysis, mengevaluasi kinerja dari waktu ke waktu. Pembandingan kinerja sekarang dengan kinerja yang lalu, dengan menggunakan rasio, yang dapat menilai kemajuan perusahaan. Perkembangan trend dapat dilihat denga menggunakan pembandingan multi-year. Setiap perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun dapat mengindikasikan adanya suatu masalah. Pendekatan yang paling informatif adalah menggabungkan Cross-Sectional Analysis dan Time-series analysis. Sudut pandangan gabungan ini memungkinkan untuk menilai kecenderungan perilaku rasio dalam kaitannya dengan trend industri. Beberapa hal yang terkait dengan analisis rasio adalah sebagai berikut. 1. Rasio yang mengungkapkan penyimpangan besar dari norma hanya mengindikasikan kemungkinan masalah. 2. Rasio tunggal umumnya tidak memberikan informasi yang cukup untuk menilai kinerja keseluruhan perusahaan. 3. Rasio yang dibandingkan harus dihitung dengan menggunakan laporan keuangan 22 pada tanggal yang sama dalam waktu sepanjang tahun. 4. Lebih baik untuk menggunakan laporan keuangan yang diaudit untuk analisis rasio. 5. Data keuangan yang dibandingkan harus dibuat dengan cara yang sama. 6. Hasil dapat terdistorsi oleh inflasi, yang dapat menyebabkan nilai buku persediaan dan aset yang depreciable berbeda jauh dari nilai-nilai penggantinya. Rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) jenis berdasarkan ruang lingkup tujuan yang akan dicapai, yaitu : 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi obligasi (kewajiban) jangka pendek yang jatuh tempo (Fahmi, 2012:87). Rasio likuiditas ini terdiri dari Current Ratio / Rasio Lancar (CR), dan Quick Ratio (QR). 2. Rasio Aktivitas (Acitivity Ratios) Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya (Fahmi, 2012:65). Rasio aktivitas ini dikelompokkan menjadi Total Assets Turn Over (TATO), Fixed Assets Turn Over (FATO), Inventory Turn Over (ITO), Average Collection Period/day’s sales inaccounts receivable (ACP), dan day’s sales in inventory. 3. Rasio Rentabilitas / Profitabilitas (Profitability Ratios) Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan (Fahmi, 2012:68). Rasio rentabilitas ini terdiri dari: Profit Margin On Sales (PMOS), Basic Earning Power (BEP), Return On Assets (ROA), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Equity (ROE). 4. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban 23 jangka panjangnya (Fahmi, 2012:87). Rasio ini disebut juga leverage ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman (debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari : Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Times Interest Earned (TIE), Cash Flow Interest Coverage (CFIC), dan Fixed Charge Coverage (FCC). 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratios) Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya (Fahmi, 2012:69). Rasio pertumbuhan ini terdiri dari: pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per lembar saham, dan pertumbuhan deviden per lembar saham. 6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio) Rasio ini memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. Rasio penilaian ini terdiri dari. Rasio harga Saham terhadap Pendapatan dan Rasio Nilai Pasar Saham terhadap Nilai Buku. 2.2.5. Jenis-jenis Rasio Keuangan pada Bank Analisis laporan keuangan pada bank menggunakan rasio-rasio keuangan bank sesuai dengan standar yang berlaku. Beberapa rasio keuangan pada bank adalah sebagai berikut. 1. Rasio Likuiditas Bank Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank dalam melayani nasabahnya (Martono, 2002:81). Termasuk dalam rasio ini adalah: Debt Assets Ratio (DAR) Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Investing Policy Ratio (IRR), 24 Banking Ratio (BR), Assets to Loan Ratio (ATLR), Investment Portofolio Ratio (IPR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Investment Risk Ratio (IRR), Liquidity Risk Ratio (LRR), Credit Risk Ratio (CRR), dan Deposit Risk Ratio (DRR). 2. Rasio Solvabilitas Bank Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya (Martono, 2002:83). Termasuk dalam rasio ini adalah: Primary Ratio (PR), Risk Assets Ratio (RAR), Secondary Risk Ratio (SRR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Gross Yield on Total Assets, GPM on Total Assets, dan Net Income on Total Assets. 3. Rasio Rentabilitas Bank Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank dalam suatu periode tertentu (Martono, 2002:84). Rasio ini terdiri dari : GPM, NPM, ROE, ROI, ROA, Rate Return On Loan (RROL), Interest Margin On Earning Assets, Interest Margin On Loan, Assets Utilization, Interest Expense Ratio (IER), Cost Of Fund (COF), Cost Of Money (COM), dan Cost Of Efficiency (COE). Di dalam kenyataannya, masih banyak rasio-rasio keuangan yang digunakan pada analisis keuangan pada bank. Pada usulan penelitian ini kajian atas rasio keuangan pada bank menggunakan rasio-rasio seperti berikut di bawah ini. a. Debt to Assets Ratio (DAR) Rasio ini merupakan rasio likuiditas bank yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar (total assets) menutupi kewajiban lancarnya (Fahmi, 2012:59). Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan bank untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. CR yang aman 25 adalah jika berada di atas 1. Artinya, jumlah aktiva lancar harus lebih besar dari jumlah hutang lancar. DAR dinyatakan dengan rumus : Total Utang r DAR = (Margaretha, 2005) Total Harta b. DER (Debt to Equity Ratio) Rasio ini merupakan rasio solvabilitas bank yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap shareholder’s equity yang dimiliki oleh bank (Martono, 2002:92). Rasio ini menunjukkan struktur modal dari total pinjaman (hutang/debt) terhadap modal yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar total hutang terhadap modal sendiri (equity). Kondisi seperti demikian dapat berdampak pada semakin besarnya beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). DER dinyatakan dengan rumus : Total Debt DER = (Martono, 2002:92) Total Equity c. OPM (Operating Profit Margin) Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang menunjukkan perbandingan antara EBIT (Earning Before Interest and Tax / laba bersih operasi) dengan total penjualan. EBIT disebut juga Operating Income, diperoleh dari Gross Profit dikurangi dengan biaya-biaya operasional perusahaan. Semakin tinggi OPM menunjukkan semakin efisien suatu bank mengelola biaya operasi dan semakin efektif dalam meningkatkan total penjualannya. Kenaikan rasio ini juga mengindikasikan naiknya kinerja suatu bank yang pada akhirnya berdampak pada 26 kenaikan harga saham di pasar modal. OPM dinyatakan dengan rumus : Operating Income OPM = x 100% (IDQ. LQ.45,Februari 2013) Total Sales d. NPM (Net Profit Margin) Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba bersih (net income) dari pendapatan operasinya. Dengan meningkatnya NPM maka pendapatan di masa datang diharapkan dapat meningkat dengan baik. Dalam hal ini, laba bersih disebut juga sebagai EAT (Earning After tax / Pendapatan setelah pajak). NPM dinyatakan dengan rumus. Net Income (EAT) NPM = x 100% (IDQ. LQ.45,Februari 2013) Total Sales e. ROE (Return On Equity) Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri yang dimiliki (equity). Kenaikan ROE dapat berarti terjadinya kenaikan laba bersih dari bank sehingga menyebabkan kenaikan harga saham bank. ROE yang tinggi menunjukkan tingkat efisiensi manajemen modal bank. ROE dinyatakan dengan rumus. Net Income (EAT) ROE = x100% (IDQ. LQ.45, Februari 2013) Total Equity f. ROA (Return On Asset) Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan semua investasi yang dimiliki 27 (Martono, 2002:91). Rasio ini disebut juga dengan ROI (Return Of Investment). Semakin besar ROA maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga memperbesar laba. ROA dinyatakan dengan rumus. Net Income (EAT) ROA = x 100% (IDQ. LQ.45, Februari 2013) Total Assts 2.2.6. Laba Tujuan utama perusahaan (bank) adalah memaksimalkan laba. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang modal/ekuitas (equity) untuk periode tertentu (Fahmi, 2012:24). Pos-pos yang tertuang di dalam Laporan Keuangan merinci bagaimana laba diperoleh. Selain pengertian di atas Subramanyam (2010: 109) mendefinisikan laba merupakan informasi yang paling diminati dalam pasar uang. Sementara laba merupakan ukuran kinerja yang diperoleh dari kegiatan operasional perusahaan atas investasi yang ditanamkan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas (Standar Akuntansi Keuangan, Juni 2012). Laba terdiri dari 4 (empat) katagori utama yaitu. 1. Pendapatan (revenue) Merupakan arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. Sementara (SAK, 2012, paragraf 74:13) menjelaskan bahwa pendapatan maupun keuntungan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan. 28 2. Beban (expense) Merupakan arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulkanya kewajiban dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan atas entitas tersebut. Sementara (SAK, 2012, paragraf 78:13) menjelaskan bahwa beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam aktivitas perusahaan. 3. Keuntungan (gain) Merupakan peningkatan ekuitas/laba bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. Dan (SAK, 2012, paragraf 75:13) menjelaskan bahwa keuntungan merupakan pos maupun t tidak lancar. 4. Kerugian (loss). Merupakan penurunan dalam ekuitas/aktiva bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecual yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. Informasi tentang komponen-komponen laba merupakan hal yang penting karena dapat mengetahui dari mana perusahaan memperoleh labanya. Informasi tentang komponen-komponen laba dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk memprediksi laba dan arus kas di masa datang. Pertumbuhan/perubahan laba adalah peningkatan laba suatu perusahaan pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya. Di dalam usulan penelitian ini, laba dimaksud adalah EAT (laba bersih setelah pajak). EAT Change ( laba setelah 29 pajak) dapat dinyatakan dengan rumus di bawah ini. EAT = HPP - BY.OP-Pajak dimana : EAT : Laba bersih setelah Pajak diperoleh dari selisih HPP : Harga Pokok Penjualan BY.OP : Biaya Oprasional Pajak : Penghasilan (Pasal 25) 2.3. Kerangka Konsep Penelitian Di dalam usulan penelitian ini digunakan variabel rasio keuangan : DAR, DER, ROA, ROE, OPM, dan NPM untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perubahan laba suatu bank. Penjabaran atas penggunaan variabel rasio keuangan dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Debt to Assets Ratio (DAR) tergolong Rasio yang membandingkan antara total utang dan total harta. 2. Debt to Equity Ratio (DER) tergolong Rasio Solvabilitas Bank. Semakin tinggi DER maka semakin besar total hutang terhadap modal sendiri (equity). Dalam hal ini dapat dinyatakan DER berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. 3. Return On Assets (ROA) tergolong Rasio Profitabilitas Bank. Semakin tinggi ROA maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga dapat memperbesar laba. Dalam hal ini dapat dinyatakan ROA berpengaruh positif terhadap perubahan laba. 4. Return On Equity (ROE) tergolong Rasio Profitabilitas Bank. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi tingkat efisiensi pengelolaan modal bank. Dalam hal ini dapat dinyatakan ROE berpengaruh positif terhadap perubahan laba. 30 5. Operating Profit Margin (OPM) tergolong Rasio Profitabilitas Bank. Semakin tinggi OPM menunjukkan semakin efisien suatu bank mengelola biaya operasi dan semakin efektif dalam meningkatkan total penjualannya. Dalam hal ini dapat dinyatakan OPM berpengaruh positif terhadap perubahan laba. 6. Net Profit Margin (NPM) tergolong Rasio Profitabilitas Bank. Semakin tinggi NPM maka semakin tinggi pula kemampuan bank untuk menghasilkan laba bersih (net income) dari pendapatan operasinya. Dalam hal ini dapat dinyatakan NPM berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Berdasarkan teori dan hasil penelitian-penelitian terdahulu serta pengamatan kasar, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1 di bawah ini. Dabt to Assets Ratio/DER (X1) Debt to Equity Ratio/DER (X2) Return On Assets/ROA (X3) Laba/EAT (Y) Return On Equity/ROE (X4) Operating Profitabity Margin/OPM (X5) Net Profit Margin (X6) Gambar 2.1 Model Konsep Penelitian = Berpengaruh secara parsial = Berpengaruh secara simultan 31 2.4. Hipotesis Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang ingin dicapai, dan penelitian terdahulu serta tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukkan sebagai berikut. 1. Debt to Assets Ratio (DAR) berpengaruh signifikan terhadap laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari periode 2008 sampai dengan 2013, 2. debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari periode 2008 sampai dengan 2013. 3. Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh signifikan terhadap laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari periode 2008 sampai dengan 2013. 4. Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari periode 2008 sampai dengan 2013. 5. Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari periode 2008 sampai dengan 2013. 6. Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari periode 2008 sampai dengan 2013. 7. Di antara Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Operating 32 Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) mana yang lebih berpengaruh signifikan terhadap laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari periode 2008 sampai dengan 2013.