proposal - Directory UMM

advertisement
PROPOSAL
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA
SAHAM YANG TERCATAT DALAM INDEL L-Q 45
(periode Agustus 2007 sampai Juli 2008)
Oleh :
Yanto Syafi’ie (04610281)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2008
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM YANG
TERCATAT DALAM INDEKS LQ – 45
1. Latar Belakang
Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi sekarang untuk
konsumsi mendatang. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan untuk
menanamkan harta ataupun modal baik pada aktiva riil maupun aktiva
finansial pada suatu unit usaha atau pendanaan dengan maksud memperoleh
keuntungan pada masa yang akan datang.
Salah satu bentuk investasi yang mulai diminati individu sebagai
pemodal adalah investasi saham melalui bursa. Biasanya investor lebih suka
membeli saham perusahaan yang go publik, sebab saham perusahaan go
publik sebagai komoditi investasi tergolong menjanjikan return yang tinggi
tapi juga memiliki risiko tinggi karena sifat komoditinya yang sangat peka
terhadap perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, kebijakan
pemerintah, baik perubahan itu di luar negeri maupun di dalam negeri.
Semakin banyaknya perusahaan yang menjadi emiten di pasar modal
akan menimbulkan berbagai kombinasi saham yang bisa di pilih oleh investor
dalam berinvestasi di pasar modal portofolio. Berdasarkan kenyataan bahwa
pada umumnya investor tidak menginvestasikan seluruh dananya pada satu
jenis saham tapi mereka melakukan diversifikasi saham yang bertujuan untuk
mengurangi risiko yang ditanggung akibat dana yang diinvestasikan.
Untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin maka
analisis portofolio merupakan salah satu alat yang tepat untuk memperkecil
resiko yang diterima dengan tujuan memaksimalkan profit dengan tingkat
risiko yang sama diantara saham yang ada. Hasil dari analisis ini akan
menentukan ketepatan dalam pengambilan keputusan investasi yang akan
diambil oleh investor.
Return merupakan tujuan para investor dalam berinvestasi. Untuk
memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu,
biasanya para investor menyiasati dengan portofolio saham dan salah satu cara
untuk mengurangi risiko investasi saham bisa dilakukan dengan melakukan
diversifikasi kepemilikan saham, yaitu dengan mengkombinasikan berbagai
saham dalam investasinya atau dengan membentuk portofolio. Karena pada
dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian
yang tinggi, akan tetapi tidak begitu menyukai adanya risiko.
Adanya ketidak pastian di masa yang akan datang akan mennyebabkan
risiko dalam berinvestasi khususnya pada asset finansial yang selalu
dipasarkan di bursa, hal tersebut diakibatkan aset finansial sangat peka
terhadap perubahan baik perubahan dari dalam perusahaan yang mengeluarkan
aset tersebut ataupun perubahan yang diakibatkan oleh keadaan pasar.
Sehingga akan menimbulkan dua jenis risiko yaitu risiko sistemati dan risiko
ansistematis, risiko sistematis biasanya dipengaruhi oleh keadaan pasar atau
risiko ini akan dihadapi oleh semua asset yang listing di bursa sedangkan
risiko ansistematis biasanya diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan perusahaan
dan hanya menimpa pada perusahaan yang besanggkutan.
Dalam berinvestasi ada dua faktor yang paling dipertimbangkan oleh
investor, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk). Dua faktor ini
merupakan hal yang berlawanan, dalam arti invertor menyukai return yang
tinggi dan tidak begitu menyukai risiko yang tinggi. Pada kenyataan terdapat
hubungan yang alami antara besarnya pengembalian dan besarnya risiko,
karena semakin besar pengembalian yang diharapkan maka akan semakin
besar pula risiko yang akan dihadapi atau Tingkat pengembalian yang tinggi
akan selalu diikuti dengan tingkat risiko yang tinggi pula.
Saham-saham yang masuk dalam kategori indeks LQ-45 merupakan
kumpulan saham pilihan yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu, yang
termasuk ke dalam kriteria saham Indeks LQ-45 yaitu saham yang memenuhi
kriteria ranking tinggi pada total transaksi, nilai transaksi, dan frekuensi
transaksi. Kelompok saham yang termasuk dalam indek LQ-45 tidak bersifat
tetap, setiap enam bulan sekali ada penetapan kembali saham yang memenuhi
kriteria serta mengeliminasi saham yang tidak lagi memenuhi kriteria yang
sudah ditetapkan. Posisi saham yang tereliminasi akan diisi oleh saham pada
ranking berikutnya, dan setiap tiga bulan sekali ada evaluasi.
Saham-saham yang masuk pada kategori indek LQ-45, tergolong
saham pilihan yang baik. Namun pada kenyataannya keputusan berinvestasi
tidak hanya memenuhi kriteria baik, tetapi juga benar dan mengetahui faktor
yang dapat mempengaruhi komoditi investasi, diantaranya faktor fundamental,
faktor politik, faktor ekonomi, faktor pemerintah, faktor sosial budaya.
Merupakan faktor kunci suksek dalam berinvestasi.
Agar investor mendapatkan pengembalian yang sesuai dengan
harapan dengan risiko yang minimal. Investor harus dapat menentukan jenis
saham yang mempunyai karakteristik searah dengan perubahan IHSG
misalnya indeks saham LQ-45. Karakteristik saham yang termasuk dalam
kategori indek LQ-45, adalah saham-saham yang cenderung stabil karena
saham-saham tersebut termasuk saham-saham yang mudah diperjual-belikan
baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat, dengan mudahnya sahamsaham LQ-45 diperjual-belikan maka akan dapat menunjukkan suatu
portofolio yang optimal.
Teori portofolio mempelajari dan menentukan kombinasi saham yang
paling efisien terhadap sekumpulan saham untuk mengoptimalkan keuntungan
yang diharapkan berkaitan dengan pencapaian tujuan investasi. Portofolio
saham selain untuk menghindari risiko juga untuk memaksimalkan return.
Hakikat dari pembentukan portofolio yang efisien dan optimal adalah untuk
mengurangi risiko dengan cara diversifikasi saham, yaitu menempatkan
sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif agar
dana dapat menghasilkan pengembalian yamg optimal.
Untuk membentuk portofolio optimal dapat menggunakan Model
Indeks Tunggal (Single Index Model). Model indeks tunggal didasarkan pada
pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan
indeks pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham
cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik, dan juga
sebaliknya, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham
mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari
sekuritas mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum (common response)
terhadap perubahan-perubahan nilai pasar.
Asumsi model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritassekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar, melainkan
karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar yang searah
dengan perubahan IHSG. Model indeks tunggal ini dapat diterima dan
mewakili kenyataan sesungguhnya bergantung dari seberapa besar asumsiasumsi ini realistis.
Hasil dari analisis portofolio optimal akan menentukan ketepatan
dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukan. Motivasi inilah yang
mendorong untuk dilakukan sebuah penelitian, untuk mempermudah dan
memperjelas ruang lingkup pembahasan maka penelitian tersebut akan
dikhususkan pada saham-saham yang termasuk dalam indeks LQ – 45 yaitu
saham yang cenderung stabil dan aktif serta likuid, sehingga lebih mudah
diperjual belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat
Masalah investasi merupakan suatu hal yang tidak pasti dan
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Terdapat banyak faktor yang
perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, terutama dalam pengambilan sebuah
keputusan untuk investasi. Keakuratan analisis terhadap penilaian resiko
investasi sangat dipertaruhkan. Atas dasar permasalahan tersebut maka dalam
penelitian ini diberikan judul : “Pembentukan Portofolio Optimal Pada saham
Yang Tercatat Dalam Indeks LQ – 45”.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan pokok
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Saham-saham apa saja yang terbentuk pada portofolio optimal dan
berapa proporsi dana masing-masing saham tersebut.
2. Berapakah return dan risiko dari saham-saham yang terbentuk pada
portofolio optimal.
III. Batasan Penelitian
1. Metode yang digunakan dalam membentuk portofolio optimal adalah
metode indek tunggal.
2. Harga saham harian diambil dari harga penutupan saham dan indek harga
saham gabungan (IHSG) harian.
3. Pengukuran tingkat bunga bebas risiko dalam perhitungan tingkat
pengembalian (return) menggunakan tingkat suku bunga SBI pada periode
penelian.
IV. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
4.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis saham-saham yang terbentuk
pada portofolio optimal dan proporsi dana masing-masing saham.
2. Untuk mengetahui hubungan return dan risiko saham-saham yang
terbentuk pada portofolio optimal.
4.2 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
Mengetahui kombinasi saham-saham yang termasuk dalam portofolio
optimal diantara kombinasi saham-saham yang ada dalam indeks
LQ45.
2. Bagi investor:
Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi yang berkaitan dengan portofolio saham.
3. Bagi peneliti selanjutnya:
Penelitian ini dapat dijadikan koreksi dan pertimbangan untuk
menghasilkan penelitian yang lebih sempurna.
V. Tinjauan Pustaka
5.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio
saham optimal (studi pada saham yang tercatat di indeks LQ-
45) penelitian tersebut bertujuan untuk Untuk mengetahui saham apa saja
yang dapat dibentuk menjadi portofolio optimal pada saham yang tercatat
di Indeks LQ-45. Metode yang digunakan adalah Metode Indeks Tunggal.
teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel,
yakni dari situs Bank Indonesia www.bi.go.id untuk memperoleh data SBI
harian dan www.yahoo.finance.com untuk mendapatkan data harga saham
harian. hasil perhitungan pada teknik analisa data, saham-saham yang
termasuk Indeks LQ-45 pada periode Februari 2006-Juli 2006 dan periode
Agustus 2006- Januari 2007 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Portofolio optimal dari saham-saham Indeks LQ-45 pada periode
Februari 2006-Juli 2006 terdiri dari 7 yaitu: UNSP, AALI, BLTA,
LSIP, INCO, PTBA, UNTR dengan kombinasi tingkat pengembalian
portofolio E(Rp) sebesar 0,579296 dan risiko portofolio (σ P ) sebesar
2
0,111349.
2. Portofolio optimal dari saham-saham Indeks LQ-45 pada periode
Agustus 2006-Januari 2007 terdiri 26 yaitu: GGRM. SMRA, CMNP,
INDF, BRPT, UNVR, INCO, CTRS, BTEL, ADHI, AALI, BNII,
ANTM, BNGA, KLBF, ASII, BUMI, SMCB, BMRI, KIJA, PNLF,
LPKR, PNBN, LSIP, ISAT, INTP dengan kombinasi tingkat
pengembalian
portofolio
E(Rp)
sebesar
0,432042
dan
risiko
portofolio (σ P ) sebesar 0,181282.
2
5.2. Tinjauan Pustaka
5.2.1 Investasi
Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh
tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut. (Ahmad, 1996:3)
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa
mendatang. (Halim, 2003: 2)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi saham
adalah penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan
keuntungan dimasa mendatang dengan cara menempatkan uang atau dana
dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan mendapatkan
tambahan atau keuntungan tertentu atas dana yang diinvestasikan dalam
perdagangan saham tersebut di bursa efek.
1. Bentuk investasi
Secara garis besar ada dua jenis asset yang dapat digunakan
sebagai sarana investasi yaitu:
1. Real asset yaitu investasi yang dilakukan dalam asset-asset yang
berwujud nyata seperti: emas, real estate dan karya seni.
2. Financial asset yaitu investasi yang dilakukan pada sektor-sektor
financial, seperti: deposito, saham, obligasi, reksadana.
Berinvestasi di financial asset bisa dilakukan dengan dua cara
yaitu langsung dan tidak langsung.
Langsung artinya investor
membeli asset-asset keuangan perusahaan, tidak langsung membeli
saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio assetasset keuangan dari perusahaan lain.
Dalam pengelolaan portofolio ada dua pendekatan yantu
strategi pasif dan strategi aktif. (Tandelilin, 2001: 176)
a. Bentuk investasi aktif (active investment style), didasarkan pada
asumsi bahwa pasar modal melakukan kesalahan dalam penentuan
harga (mispriced).
b. Bentuk investasi pasif (passive investment style), didasarkan pada
asumsi bahwa harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan
secara tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya atau pasar modal tidak
melakukan kesalahan dalam penentuan harga.
Berdasarkan pernyataan sebelumnya, para investor yang
tergolong
dalam
melakukan
bentuk
investasi
aktif
mungkin
menggunakan analisis teknikal, analisis fundamental. Sedangkan pada
bentuk investasi pasif terlalu takut untuk menerima risiko maka
langkah preferensi risikonya dengan menyusun portofolio.
Hal yang paling mendasar yang harus diketahui oleh seorang
investor adalah adanya risiko yang selalu mengikuti return (trade off
return
and
risk).
Adapun
pengertian
masing-masing
adalah
(WealthIndonesia.com)
1. Return atau disebut juga imbal hasil yaitu hasil yang diperoleh dari
suatu investasi. Return ini dapat berupa return realisasi/ imbal hasil
yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang terjadi di masa
mendatang. Return ini biasanya berupa bunga, capital gain dan
dividen.
2. Risk adalah peluang dari tidak tercapainya salah satu tujuan
investasi karena adanya ketidakpastian dari waktu ke waktu.
Risiko ini ada 2 yaitu risiko sistematis (risiko pasar) dan risiko
tidak sistematis (risiko yang timbul dari kebijakan perusahaan)
3. Antara Return dan Risk terdapat hubungan yang searah atau linier,
artinya semakin besar risiko yang ditanggung semakin besar pula
tingkat return yang diharapkan.
2. Proses keputusan investasi
Proses Keputusan Investasi merupakan keputusan yang
berkesinambungan (on going process) sampai tercapai keputusan
investasi yang terbaik. Tahapan-tahapan tersebut meliputi tahapan
sebagai berikut: (Tandelilin, 2001:8 )
1. Penentuan Tujuan Berinvestasi
Dalam penentuan tujuan berinvestasi ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu jangka waktu investasi (pendek/panjang),
berapa target return yang mau dicapai.
2. Penentuan Kebijakan Investasi
Investor harus mengerti karakter risiko (risk profile) masingmasing apakah seorang yang mau mengambil risiko atau
menghindari risiko,
berapa
banyak
dana
yang
akan
diinvestasikan, fleksibilitas investor dalam waktu untuk memantau
investasi, pengetahuan akan pasar modal.
3. Pemilihan strategi portofolio dan asset
Setelah mengetahui hal-hal pada point 1 dan 2 di atas maka
kita dapat membentuk suatu portofolio yang diharapkan efisien dan
optimal.
4. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk, apakah sudah
sesuai dengan tujuan.
3. Motif Investasi
Secara umum motif investasi didasari untuk memperoleh
keuntungan dari dana yang diinvestasikan karena adanya peluang
untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan, tingkat keuntungan
dalam investasi biasanya dipengaruhi oleh sikap investor dalam
mengambil atau menanggapi risiko.
Berdasarkan sikapnya dalam menghadapi risiko, investor
dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. (Warsono, 2001: 76)
a. Pengambil risiko (Risk seeker)
Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf
investasi dengan pengembalian yang diharapkan sama, investor
ini cenderung investasi yang berisiko.
b. Penghindar risiko (Risk Averter)
Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf
investasi dengan pengembalian yang diharapkan sama, investor
ini cenderung investasi yang kurang berisiko
c. Acuh terhadap risiko (Risk Indiference)
Investor yang tidak perduli akan jenis investasi mana
yang akan diambil.
Investor
yang termasuk pada kelompok
risk seeker
merupakan investor yang berani menanggung risiko, optimis dalam
melihat masa depan. Portofolio saham pemodal ini sebagian ada
yang memberikan hasil yang tinggi dengan risiko yang tinggi dan
risiko kecil dengan hasil yang tidak begitu tinggi. Para pemodal ini
biasanya dari golongan kalangan muda yang penuh perhitungan.
Investor yang termasuk pada kelompok Risk Averter Adalah
investor ini cenderung untuk menghindari risiko dan berinvestasi
pada assets yang memberikan pendapatan tetap seperti deposito,
obligasi atau saham yang tergolong blue chips. Investor ini
menyadari tidak mengharapkan keuntungan investasi yang optimal.
Biasanya kalangan investor mayoritas kalangan pensiunan dengan
keinginan mendapatkan keuntungan walaupun sedikit namun pasti.
Investor yang trgolong pada risk indiference ini merupakan
tipe investor yang hanya cenderung ikut-ikutan dalam melakukan
pembelian atau penjualan efek sesuai dengan gejolak pasar.
4. Keuntungan dan Kerugian Investasi
Dalam aktivitas investasi pada suatu perusahaan di pasar
modal, investor akan dihadapkan pada dua kondisi yaitu keuntungan
dan kerugian. keuntungan dan kerugian investasi tersebut adalah:
1. Keuntungan berinvestasi di pasar modal, yaitu :
a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham,
berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada
nilai belinya.
b. Dividen, bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham.
c. Saham perusahaan, seperti tanah atau aktiva sejenis, nilainya
meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan
perkembangan kinerja perusahaan. Investor jangka panjang
mengandalkan kenaikan nilai saham ini untuk meraih
keuntungan dari investasi saham.
d. Saham juga dapat dijaminkan ke bank untuk memperoleh
kredit, sebagai agunan tambahan dari agunan pokok.
2. Kerugian berinvestasi di pasar modal, yaitu:
a. Capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa
selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli
saham.
b. Opportunity loss, yaitu kerugian berupa selisih suku bunga
deposito dikurangi total yang diperoleh dari total investasi.
c. Kerugian karena perusahaan di likuidasi, namun nilai
likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham.
Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa dalam pasar
modal tersebut selalu mengandung kelebihan dan kekurangan.
Investasi yang dilakukan selalu mengandung dua sisi yaitu
keuntungan dan kerugian dalam melakukan penanaman modal.
Tergantung apakah investasi yang mereka lakukan sudah sesuai
dengan tujuan invetasi atau tidak.
5.2.2 Tingkat Keuntungan (Return) Investasi
1. Keuntungan (Return) Investasi
Keuntungan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi
sesuai dengan tujuan investasi yang dilakukan investor tidak lain
bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan (return). (Tandelilin,
2001:6) mengatakan “Return adalah tingkat keuntungan investasi”
Tingkat pengembalian (return) biasanya di bedakan menjadi
dua yaitu; Return realisasi (realized return) dan return ekspektasi
(expected return). Return ekspektasi adalah return yang diharapkan
akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return
realisasi merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan
data historis.
Hasil pengembalian adalah pendapatan yang diterima dari
investasi ditambah perubahan harga pasar biasanya dinyatakan sebagai
prosentase dan harga pasar investasi mula-mula.
2. Analisa Tingkat Keuntungan (Return) Saham Individual
a) Tingkat keuntungan (return) realisasi
Persamaan
yang
digunakan
untuk
menghitung
tingkat
pengembalian saham individual adalah sebagai berikut:
Ri =
Pt - P(t - 1)  Dt
P (t - 1)
Keterangan :
Ri
= Keuntungan (return) realisasi
Pt
= Harga investasi sekarang
Pt-1
= Harga investasi tahun lalu
Dt
= Deviden periode sekarang
Sumber : (Jogiyanto, 1998:109)
b) Expected return
Tingkat keuntungan yang diahrapkan biasanya secara umum dapat
dihitung dengan rumus:
m
E(Ri) =
 Pij . Rij
j 1
Apabila probabilitasnya tidak diketahui, maka bisa dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
N
 R ij
E (Ri) =
i 1
N
Keterangan:
E(Ri) = Expected return pada periode i
Rij
= Keuntungan (return) investasi i
M
= Banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi
Sumber: (Husnan, 1996:50)
5.2.3 Analisis Tingkat Risiko (Risk) saham Individual
Untuk menghitung besarnya total risiko (risk) yang dikaitkan
dengan Expected Return dari suatu investasi dapat dihitung dengan
menghitung
varians
dan
deviasi
standar
return
investasi
yang
bersangkutan. Dengan demikian risiko dirumuskan sebagai berikut:
1) Variance (2)

2
i
m
  P ij ( Rij  E ( Ri )) 
2
i 1
Apabila probabilitas setiap peristiwa sama, maka perhitungannya dapat
bisa dirumuskan sebagai berikut
i 2 =
m
( Rij  E ( Ri ))2
i 1
N

Keterangan:
i 2
= Variance return investasi
Rij
= Keuntungan saham i yang diterima pada periode ke-3
E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diahrapkan dari saham i
N
= Periode.
Sumber : Husnan (1998:53)
2) Deviasi Standar
Pengukuran standar deviasi dinyatakan sebagai berikut :
i
= Var (Ri )
Keterangan:
i
= Standar deviasi saham i
Var(Ri)
= Variance tingkat pengembalian saham i
Sumber : (Jogiyanto,2000:131)
5.2.4 Portofolio
1. Pengertian Portofolio
Arti harfiah portofolio adalah Sekumpulan surat-surat berharga.
Portofolio mempelajari bagaimana investasi pada surat-surat berharga.
Umumnya investor memilih untuk memiliki berbagai jenis surat berharga
sehingga mereka dikatakan membentuk portofolio. Dengan kata lain, kalau
investor memiliki 10 jenis saham, maka mereka dikatakan memiliki
portofolio investasi yang terdiri dari 10 jenis saham. (Husnan, 1996:19)
Portofolio
adalah
Kombinasi
dari
berbagai
saham
untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimum. (Jogiyanto, 2001:54)
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan portofolio
merupakan beberapa alternatif kesempatan investasi dengan melakukan
kombinasi yang dapat memberikan pilihan tingkat keuntungan yang lebih
tinggi dengan tingkat risiko
sering
melakukan
mengkombinasikan
tertentu. Pada kenyataannya para investor
diversifikasi
berbagai
dalam
sekuritas.
investasi
atau
mereka,
mereka
yaitu
membentuk
portofolio. Perlu diingat bahwa tujuan utama portofolio adalah mencari
kombinasi optimum dari berbagai sekuritas untuk memperoleh tingkat
keuntungan yang maksimum.
Adapun
hakekat
dari
pembentukan
portofolio
adalah
mengalokasikan dana pada berbagai alternatif investasi sehingga risiko
investasi (secara keseluruhan) akan dapat dikurangi (diminimumkan).
2. Proses Investasi Portofolio
Proses investasi menunjukkan bagaimana investor seharusnya
melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih.
Seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan
dilakukan.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengambil keputusan
tersebut menurut (Husnan, 1998:47) sebagai berikut:
a. Menentukan kebijakan investasi
Pemodal menentukan tujuan investasi dilakukan dan berapa banyak
investasi tersebut akan dilakukan.
b. Analisis sekuritas
Melakukan analisis terhadap individual ataupun kelompk sekuritas,
baik secara teknikal atau dengan analisis fundamental. Dalam
melakukan analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga
masa
lalu
sedangkan
untuk
analisis
fundamental
berupaya
mengidentifikasi prospek perusahaan.
c. Pembentukan Portofolio
Mengidentifikasi sekuritas mana yang dipilih dan menentukan
proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas.
d. Melakukan revisi Portofolio
Merupakan pengulangan ketiga pada tahap sebelumnya. Artinya jika
portofolio yang dimilikinya dirasa kurang optimal, atau tidak sesuai
dengan preferensi risiko , maka pemodal dapat melakukan perubahan
terhadap sekuritas yang dimilikinya.
e. Evaluasi Kinerja Portofolio
Pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik
tingkat keuntungan maupun tingkat risiko yang ditanggungnya.
3. Penilaian Portofolio
Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan
datang yang mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung unsur
risiko
bagi investor. Seorang investor yang rasional sebelum mengambil
keputusan investasi harus bisa menilai saham mana yang efisien.
Portofolio yang efisien adalah portofolio yang mampu memberikan tingkat
keuntungan yang maksimum dengan risiko yang sama atau memberikan
tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang minimum.
5.2.5 Return dan Risk Portofolio
Dalam
penilaian
portofolio
ada
dua
hal
yang
harus
dipertimbangkan sebelum investor mengambil keputusan investasi yaitu:
Expected Return (tingkat keuntungan yang diharapkan) dan risk (risiko).
(jogiyanto, 2000: 141)
1. Expected Return (tingkat keuntungan yang diharapkan)
Tingkat keuntungan portofolio dipengaruhi kemungkinan adanya
perubahan harga sekuritas yang membentuk portofolio tersebut dan
pembayaran dividen.
Hasil yang diharapkan dari investasi saham
adalah rata-rata tertimbang dari probabilitas hasil yang diharapkan.
Tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut adalah
dividend dan capital gain.
Dalam menghitung tingkat keuntungan saham, sebelumnya harus
diketahui beta (). Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu
sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko
pasar. Untuk
menghitung beta portofolio, maka beta masing-masing sekuritas perlu
dihitung terlebih dahulu. Beta portofolio merupakan rata-rata
tertimbang dari beta masing-masing sekuritas.
Beta merupakan pengukur yang tepat terhadap pergerakan pasar,
karena tingkat keuntungan saham individu berhubungan dengan
adanya perubahan harga di pasar modal.
2. Risk (Risiko)
Risiko adalah kemungkinan terjadinya perbedaan antara return
aktual dengan return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001:47)
Ketidakpastian dari return yang akan diperoleh itulah yang
dinamakan dengan risiko
dimana tingkat keuntungan dan risiko
adalah dua hal yang tidak terpisah. Dengan kata lain, risiko investasi
dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang
diperoleh dari tingkat keuntungan yang diharapkan. (Husnan, 1998:52)
Risiko didefinisikan sebagai deviasi standar dari tingkat
keuntungan. Deviasi standar merupakan akar dari variance. Variance
tingkat keuntungan terdiri dari dua bagian yaitu unique risk dan risiko
yang berhubungan dengan pasar. Risiko portofolio tergantung pada:
a. Risiko masing-masing saham yang membentuk portofolio
b. Proporsi dana masing-masing saham dalam portofolio
c. Covariance antar tingkat keuntungan saham dalam portofolio
d. Jumlah saham dalam portofolio
Dalam konteks portofolio pasar terdapat 2 risiko investasi,
yaitu: (Sumariyah, 1997:114)
1) Risiko tidak sistematik, yaitu risiko yang terkait dengan suatu
saham
tertentu
yang
pada
umumnya
dapat
diketahui
(avoidable) atau diperkecil melalui diversifikasi.
2) Risiko sistematik, yaitu kebalikan dari risiko tidak sistematik,
risiko ini bersifat umum berlaku bagi semua saham diapsar
modal dan tidak dapat dihindari.
Selain itu juga harus diperhatikan adanya investasi yang bebas
risiko, yaitu investasi yang memberikan tingkat keuntungan tertentu
tetapi tidak mempunyai unsur risiko. Dengan kata lain bahwa deviasi
standar dari tingkat keuntungan tersebut adalah sama dengan nol.
3. Return dan Risk Portofolio
Dalam menghitung tingkat keuntungan (return) yang diharapkan
dan risiko (risk) suatu portofolio berarti menghitung return dan risiko
suatu kumpulan asset individual yang dikombinasikan dalam suatu
portofolio (membentuk portofolio). Seperti yang diketahui bahwa
return investor terdiri dari dua yaitu return realisasi dan return
ekspektasi (return yang diharapkan). Return suatu portofolio juga
terdiri dari 2 yaitu return realisasi portofolio (portofolio realized
return) dan return ekspektasi portofolio (portofolio expected return).
a) Return Realisasi
Return realisasi merupakan rata-rata tertimbang dari return-return
realisasi tiap-tiap sekuritas tunggal, di dalam portofolio return
realisasi portofolio dapat dinyatakan secara matematis sebagai
berikut :
n
Rp =
 (Wi . Ri)
i 1
Keterangan:
Rp
= Keuntungan (return) realisasi portofolio
Wi
= Porsi sekuritas i terhadap seluruh sekuritas diportofolio
Ri
= Keuntungan (return) realisasi dari sekuritas ke-i
n
= Jumlah dari sekuritas tunggal
Sumber : (Jogiyanto, 2000:142)
b) Keuntungan (return) ekspektasi
Keuntungan (return) ekspektasi portofolio merupakan ratarata tertimbang dari return ekspektasi masing-masing sekuritas
tunggal di dalam portofolio. Return ekspektasi portofolio dapat
dinyatakan secara matematik sebagai berikut:
n
E(Rp) =
 Wi . E(Ri) 
i 1
Keterangan:
E(Ri) = Keuntungan (return) ekspektasi dari portofolio
E(Ri) = Keuntungan (return) ekspektasi dari sekuritas ke-i
Sumber : (Jogiyanto, 2000:142)
c) Risiko portofolio
Untuk menghitung risiko haruslah dihitung risiko masingmasing sekuritas maupun beberapa sekuritas yang membentuk
portofolio tersebut. Untuk mengukur risiko portofolio yang terdiri
dari 2 sekuritas, dapat dihitung dari deviasi standar return kedua
sekuritas tersebut, secara matematis dapat dinyatakan sebagai
berikut:
P = [WA2 . A2 + WB2 . B2 + 2 (WA)(WB) (AB) A B ]1/2
P2 = (Wi )2 (i)2 + (Wj)2 (j)2 + 2 (Wi)(Wj)  ( i,j) (i ) (j )
Keterangan:
P = Standar deviasi portofolio
WA = Bobot portofolio pada aset A
AB = Koefisien korelasi aset A dan B
Sumber: (Tandelilin, 2001:65)
Sedangkan untuk portofolio yang terdiri dari n sekuritas
dalam portofolio dapat dinyatakan sebagai berikut:
P2 = 1
m
n
n
n
2
2
2 W i  i   W i Wj ij
i 1
i 1 j 1
Keterangan:
P
= Varian keuntungan (return) portofolio
i2
= Varian keuntungan (return) sekuritas i
ij
= Kovarian antara keuntungan (return) sekuritas i dan j
n
n

= Tanda penjumlahan ganda, berarti angka n2 akan
i 1 j 1
ditambahkan secara bersamaan (semua nilai pasangan i
dan j yang mungkin dipasangkan)
Sumber: (Tandelilin, 2001:66)
5.2.6 Pemilihan Portofolio Optimal
Portofolio optimal merupakan pilihan dari berbagai sekuritas dari
portofolio efisien. Portofolio yang optimal ini dapat ditentukan dengan
memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan
risikonya, atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian
memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan
memilih portofolio optimal ini karena merupakan portofolio yang dibentuk
dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi
atau risiko portofolio.
Dalam memilih portofolio yang optimal ada beberapa pendekatan yaitu:
1. Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor
Portofolio
optimal
berdasarkan
preferensi
investor
mengasumsikan hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko
dari portofolio secara implisist yang menganggap bahwa investor
mempunyai fungsi utility yang sama atau berada pada titik
persinggungan utiliti investor dengan effiicient set. (Jogiyanto, 2000:
193)
2. Portofolio optimal berdasarkan model Markowitz
Dalam pendekatan ini pemilihan portofolio investor didasarkan
pada preferensi mereka terhadap return yang diharapkan dan risiko
masing-masing pilihan portofolio, kontribusi yang sangat pentinga
bagi investor adalah bagaimana seharusnya melakukan deversifikasi
secara optimal.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari model markowitz
menurut yaitu; (Tandelilin,2001: 79)
a. Semua titik portofolio yang ada dalam permukaan efisien
mempunyai kedudukan yang sama antara satu dengan lainnya.
b. Model Markowitz tidak memasukkan isu bahwa investor boleh
meminjam dana untuk membiayai portofolio pada aset yang
berisiko dan Model Markowitz juga belum memperhitungkan
kemungkinan investor untuk melakukan investasi pada aset bebas
risiko.
c. Dalam
kenyataanya,
investor
yang
berbeda-beda
akan
mengestimasi imput yang berbeda pula ke dalam model
Markowitz, sehingga garis pemukaan efisien yang dihasilkan juga
berbeda-beda bagi masing-masing investor.
Portofolio optimal berdasarkan model Markowitz di dasarkan pada
tiga sumsi, yaitu: (tandelilin, 2001: 78)
1. waktu yang digunakan hanya satu periode
2. Tidak ada biaya transaksi
3. Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasi dan
risiko
Asumsi bahwa preferensi investor mengasumsikan hanya
didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio secara
implisist yang menganggap bahwa investor mempunyai fungsi utility
yang sama. Pada kenyatannya tiap-tiap investor memiliki fungsi
utilitas yang berbeda, sehingga portofolio optimal akan dapat berbeda.
3. Portofolio optimal dengan adanya simpanan dan pinjaman bebas
risiko.
Aktiva bebas risiko adalah aktiva yang mempunyai
return
ekspektasi tertentu dengan varian return (risiko) yang sama dengan
nol, karena variannya sama dengan nol, maka kovarian antara bebas
resiko juga sama dengan nol. Aktiva bebas risiko misalnya Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), karena variannya (deviasi standar ) = 0 kovarian
antara bebas aktiva bebas risiko dengan aktiva berisiko yang lainnya
akan menjadi sama dengan nol sebagai berikut; (jogiyanto, 2000: 195)
BRi = BRi . BR . i
Dari pernyataan di atas, maka pemeliti menyimpulkan
bahwasanya aset bebas risiko merupaka aset yang tingkat returnnya di
masa depan sudah dapat dipastikan pada saat ini karena ditunjukkan
oleh varians yang sama dengan nol.
4. Portofolio optimal berdasarkan model Indeks Tunggal
Model indeks tunggal dapat digunakan sebagai alternatif dari
model Markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan
yang lebih sederhana. Model ini merupakan penyederhanaan dari
model Markowitz. Model ini dikembangkan oleh William Sharpe
(1963) yang disebut dengan (single-index model), yang dapat
digunakan
untuk
menghitung
return
ekspektasi
dan
risiko
portofolio.(Jogiyanto, 2000: 203)
Model indeks tunggal didasarka pada pengamatan bahwa harga
dari suatu skuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar dan
memepunyai reaksi yang sama terhadap suatu faktor atau indeks harga
saham gabungan (IHSG), karena return dari suatu sekuritas dan return
dari indeks pasar yang umum dapat ditulis sebagai berikut; (Halim,
2003: 78)
Ri = i +i . RM + ei
Ri = return sekuritas ke-i
i = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap
return pasar
i = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri
akibat dari perubahan RM
RM = tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel
Acak
ei = kesalahan residual yang merupakan variabel acak dengan nilai
ekspektasinya sama dengan nol atau E(ei) = 0
Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam
dua komponen yaitu;
1) Komponen return yang unik diwakili oleh alpha (i) yang
independen terhadap return pasar.
2) oleh Komponen return yang berhubungan dengan return pasar
yang diwakili beta (i) dan RM
Sehingga bentuk ekspektasi return dapat ditulis dengan
persamaan;
E (Ri) = E ( i
+ i . RM + ei) atau
= E ( I) + E(i ) . E(RM) + E( eI)
atau bisa diformulasikan sebagai berikut;
E (Ri) = i
+ i . E(RM )
sumber: (Jogiyanto, 2000: 204-206)
a. Asumsi Utama dari model indeks tunggal adalah;
Asumsi utama model indek tunggal adalah kesalahan residu
dari sekuritas ke-i tidak berkovari dengan kesalahan residu sekuritas
ke-j atau ei tidak berkovari (berkorelasi) dengan ej untuk semua nilai
dari i dan j. Dan ei tidak berkovari dengan return indeks pasar Rm.
Cov (ei,ej) = 0
Cov (ei,ej) = E ( [ ei- E(ei)] . [ej – E(ej)])
Karena E(ei) dan E(ej) sama dengan nol,
maka Cov (ei,ej) = E(ei –ej)
Sehingga asumsi bahwa kesalahan residu untuk sekuritas ke-i
tidak mempunyai korelasi dengan kesalahan residu untum sekuritas
ke-j dapat juga ditukis
E(ei,ej) = 0 , dan Cov (ei,Rm) = 0
Maka E(ei . [Rm – E(Rm)] ) = 0
sumber: (Jogiyanto, 2000: 207-208)
b. Varian (risiko) return sekuritas
Secara umum varian dari sekuritas dapat dinyatakan sebagai
berikut:
i2 = E[Ri – E(Ri)]2
i2
= E [( I + i . RM + ei) – ( I + i . E(RM))] 2
sehingga persamaan varian return sekuritas berdasarkan
model indek tunggal dapat di tulis:
i2
= (i )2 . M2 + ei2
risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan
model ini terdiri dari dua bagian yaitu; risiko yang berhubungan
dengan pasar (market related risk) yaitu i
2
. M2 dan risiko unik
masing-masing perusahaan (unique risk) yaitu
ei2.
(Jogiyanto,
2000: 209-210)
c. Return Ekspektasi Portofolio
Return ekspektasi dari suatu portofolio selalu merupakan rata-rata
tertimbang dari return ekspektasi individual sekuritas;
n
E(Rp) =  Wi . E(Ri)
j=1
n
E(Rp) =  Wi . [ i + i . E(Rm)]
j=1
Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori
tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat
dipilih untuk pasar modal Indonesia misalnya adalah IHSG (Indeks
Harga Saham Gabungan) atau indeks lainnya, misalnya LQ-45. Jika
digunakan LQ-45, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung
sebesar (Jogiyanto, 2000: 204):
R m, t 
IHSG t  IHSG t 1
IHSG t 1
Model indeks tunggal akan mampu mengurangi jumlah
variabel yang perlu ditaksir dibandingkan dengan model Markowitz,
karena untuk portofolio model ini mempunyai karakteristik sebagai
berikut (Jogiyanto, 2000;219):
a) Beta
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return
suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar.
Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i
dengan return pasar. Beta portofolio mengukur volatilitas
return portofolio dengan return pasar. Beta merupakan
pengukur risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio
relatif terhadap risiko pasar (Jogiyanto, 2000;237).
Model
indeks
tunggal
menggunakan
Beta
untuk
menghitung return ekspektasi, varian, dan kovarian return
sekuritas tunggal, serta menghitung return dan varian
portofolio. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik
estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung
berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk
mengestimasi Beta masa datang.
Beta dari portofolio ( p) merupakan rata-rata tertimbang
dari beta masing-masing sekuritas i

n
P
 X i .
j 1
i
b) Alpha dari portofolio (p) juga merupakan rata-rata tertimbang
dari alpha tiap-tiap sekuritas (i)

n
P
  X i .
j 1
i
maka return ekspektasi portofolio
E(Rp) = p + p . E(Rm)
sumber: (Jogiyanto, 2000: 218-219)
c) Risiko Portofolio
Varian dari suatu sekuritas dapat dilihat pada persamaan
sebagai berikut:
i2 = i2 .m2 + ei2
maka varian dari portofolio sebesar;
n
n
p2 = ( Xi .i2 ) .m2 + ( Xi . ei)2
i=1
i=1
dengan memasukkan karakteristik beta maka varian dari
portofolio dapat ditulis;
n
p2 = p2 .m2 + ( Xi .ei)2
i=1
sumber: (Jogiyanto, 2000: 220)
d. Model Pasar
Model Pasar (market model) merupakan bentuk dari model
indeks tunggal dengan batasan yang lebih sedikit. Model pasar
bentuknya sama dengan model indeks tunggal. Perbedaannya
terletak pada asumsinya pada model indeks tunggal berasumsi
bahwa kesalahan residu masing-masing sekuritas tidak berkovari
satu dengan yang lainnya atau Cov(ei,ej) = 0.
Sedangkan model pasar berasumsi kesalahan residu
masing-masing sekuritas berkovari atau berkorelasi satu dengan
yang lainnya membuat pasar lebih realistis. Bentuk model pasar
banyak digunakan untuk menghitung abnormal return. (Jogiyanto,
2000: 224)
Bentuk model pasar yang sama dengan bentuk model indeks
tunggal mempunyai return dan return yang diharapkan sebagai
berikut:
Ri = i
+ i . RM + ei
Dan
E (Ri) = i
+ i . E(RM )
sumber: (Jogiyanto, 2000: 224)
5. Portofolio optimal berdasarkan model Indeks Ganda
Model indeks ganda menganggap ada faktor lain selain IHSG
yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek. dalam upaya
mengestimasi ekspekted return, standar deviasi dan kovarian efek
secara akurat model indeks ganda lebih berpotensi sebab actual return
efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG atau ada faktor lain
yang mungkin mempengaruhi return efek, seperti tingkat bunga bebas
risiko. (Halim, 2003: 82)
Dalam bentuk persamaan, model indek berganda untuk saham
individual secara umum dapat ditulis sebagai berikut:
ER(i)   i   i 1  ( F1)   i 2 ( F 2)   i 3 ( F 3)  ... i n ( Fn)  ei
Penjelasan:
ER(i)
= ekspektasi return efek i
i
= ekspektasi return efek i jika tiap faktor bernilai 0
(konstanta)
 i 1... i n = sensitive efek i terhadap faktor (koefisien regrasi)
F1....Fn
= faktor yang mempengaruhi efek i
Ei
= faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model
Model ini merupakan model regresi liner berganda. Dimana
rate of return efek i akan dipengaruhi oleh banyak fariabel bebas, yaitu
F1 sanpai Fn. Tingkat keuntungan efek i yang tidak dapat dijelaskan
oleh variabel-variabel bebas tersebut dinyatakan dengan  i dan ei.
Dalam konteks ini  i merupakan rerata dari rete of return yang tidak
dipengaruhi oleh cariabel bebas dalam model. Sedangkan ei
merupakan risidual return dari uniqui return yang bersifat acak dan
diasumsikan reratanya bernilai nol.
5.2.7
Portofolio Optimal
Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang
investor dari sekian banyak pilihan yang ada dalam kumpulan portofolio
efisien. Portofoio yang dipilih tentunya sesuai dengan preferensi investor
bersangkutan terhadap retun ataupun risiko yang bersedia ditanggungnya.
Tandelilin (2001: 75)
Suatu portofolio dapat ditentukan dengan memilih tingkat
keuntungan yang diharapkan dan kemudian meminimumkan risikonya
atau memaksimumkan tingkat keuntungan. Jadi suatu portofolio dikatakan
efisien apabila:
c) Dengan risiko yang sama mampu memberikan tingkat keuntungan
yang lebih tinggi.
d) Mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama tetapi dengan
risiko yang lebih rendah.
Portofolio yang efisien adalah portofolio yang menawarkan tingkat
keuntungan yang lebih besar dengan risiko yang sama atau portofolio
yang menawarkan risiko
sama. (Husnan, 2001:80)
yang kecil dengan tingkat keuntungan yang
Di sisi lain portofolio yang efisien yang ada akan terbentuk lebih
dari satu portofolio efisien, sehingga memberikan pilihan bagi investor
dalam memilih portofolio yang terbaik dan sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk masalah tersebut, investor akan melakukan analisis
guna mencari dan menentukan portofolio yang paling efisien dari berbagai
portofolio yang ada dan membentuk portofolio yang optimal.
Dari berbagai pernyataan di atas, maka Portofolio yang optimal
adalah Portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan
yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien sesuai denga preverensi
investor yang berkaitan denga return dan risiko dari portofolio tersebut dan
memberikan tingkat pengembalian tertinggi diantara portofolio yang ada
dengan tingkat risiko yang sama.
Untuk membentuk portofolio yang efisien, terdapat beberapa
asumsi yang harus diperhatikan. Asumsi tersebut antara lain:
(1) Perilaku Investor
Bahwa semua investor tidak menyukai risiko (risk averse).
Investor yang dihadapkan pada dua pilihan yaitu investasi yang
menawarkan keuntungan (return) yang sama dengan risiko
yang berbeda, akan memilih investasi yang memiliki risiko
yang lebih rendah.
(2) Konsep fungsi utilitas dalam kurva indiferen
Fungsi utilitas diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang
menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada.
Semakin tinggi nilai dari suatu alternatif, semakin tinggi utilitas
alternatif tersebut. Sedangkan dalam portofolio, fungsi utilitas
ditunjukkan oleh preferen seorang investor terhadap berbagai
macam pilihan investasi dari masing-masing keuntungan
(return) dan risiko.
Dalam pendekatan Markowitz, untuk menentukan efisien
atau efficient frontier dapat diketahui dari oppurtunity set atau
attainable set. Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva
yang dimilikinya untuk membentuk portofolio. Semua set yang
memberikan kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun
yang tidak efisien yang dapat dipilih oleh investor. Oleh karena
tidak semua portofolio yang tersedia di oppurtunity set merupakan
portofolio yang efisien. Hanya kumpulan (set) dari seluruh
portofolio yang efisien yang disebut efisien set atau efficient
frontier.
Efficient frontier merupakan kombinasi aset-aset yang
membentuk portofolio yang efisien. Pada saat investor menentukan
portofolio-portofolio yang efisien yang sesuai dengan preferensi
investor, maka portofolio-portofolio yang lain di luar portofolio
yang efisien akan diabaikan oleh investor. Dari gambar berikut ini,
yang termasuk dalam portofolio yang efisien adalah garis pada titik
BCDE, sedangkan garis diluar titik tersebut, seperti AGH bukan
merupakan portofolio yang efisien.
Titik-titik kombinasi portofolio yang efisien (titik BCDE)
investor dapat memilih salah satu titik untuk menentukan
portofolio yang optimal. Namun dalam menentukan pilihan
portofolio yang optimal tersebut, investor akan melakukan
pertimbangan terhadap preferensinya yaitu terhadap keuntungan
(return) yang diharapkan dan risiko
yang ditanggung oleh
investor. Dari gambar di bawah ini preferensi investor ditunjukkan
oleh kurva indiferen (U1 dan U2). Portofolio investor adalah
portofolio ada titik D, karena menawarkan keuntungan (return)
yang diharapkan dan risiko
investor.
yang sesuai dengan preferensi
Gambar 2.3
Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal
U2
Return yang Diharapkan
U1
Garis Permukaan
Efisien B – C – D - E
E
D
G
C
Titik-titik Portofolio
Optimal B – C – D E
H
B
A
Risiko
Sumber : Tandelilin (2001 : 78)
5.2.8
Pembentukan Portofolio Optimal berdasarkan Model Indeks
Tunggal
Untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan
jika hanya menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam
portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses
return dengan beta ( excess return to beta ratio) secara matematis rasio
antara ekses return to beta ratio dapat dihitung dengan rumus:
ERBi =
E ( R i )  RBR
i
0
Keterangan;
ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i
E(Ri) = return ekpektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk
sekuritas ke-i
RBR
= return aktiva bebas risiko
i
= Beta sekuritas ke-i
sumber: (Jogiyanto, 2000: 225)
Excess return merupakan selisih return ekspektasi dengan return
aktiva bebas resiko. Excesss return to beta bearati mengukur kelebihan
return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat dideversifikasikan
yang diukur dengan beta .Rasio ERB juga menunjukkan hubungan antara
dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko.
Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang
mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB
yang rendah tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan
demikian diperlukan batas pembatas (Cut-off point) yang menentukan
batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Besarnya titik pembatas
(cut-off point) dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut;
1. Urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai
ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas
dengan nilai
ERB terbesar
merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal.
2. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i
Ai 
[ E ( Ri )  R BR ] .  j

2
ei
dan
 i2
Bi
 ei 2
ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-I yang juga merupakan
risiko unik atau risiko tidak sistematis.
sumber: (Jogiyanto, 2000: 226)
3. Hitung nilai Ci yaitu nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari
kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai
dengan Bi. Secara sistematis dapat ditulis dengan rumus:
i
m 2  Aj
j i
C
I
1  m 2 
j i
Dengan mensubsitusikan niali Ai dan Bi maka rumus Ci menjadi:
i
E ( Ri )  ( RBR ).  i
j i
 ei 2
m 2 
C
i
 i2
1  m 
 ei 2
2
j i
sumber: (Jogiyanto, 2000: 227)
4. Besarnya cut-off point(C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir
kali masih lebih besar dari nilai Ci
5. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah
sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama
dengan nilai ERB di titik C* . Sekuritas-sekuritas yang mempunyai
ERB lebih kecil dengan ERB titik C* tidak diikut-sertakan dalam
pembentukan portofolio optimal.
6. Menentukan proporsi masing-masing sekuritas di dalam portofolio;
Setelah sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah
dapat ditentukan, maka dilakukan perhitungan mengenai berapa
porporsi masing-masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal
dengan rumus:
Wi
Xi
K
 Xj
jI
dengan nilai Xi adalah sebesar
Xi 
i
( ERBi  C*)
 ei 2
keterangan:
Wi = Proporsi sekuritas ke i
k = Jumlah sekuritas di portofolio optimal
i = Beta sekuritas ke-i
ei2 = Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i
ERBi = Excess return to beta sekuritas ke-i
C* = Nilai cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar
sumber: (Jogiyanto, 2000: 230)
VI. Kerangka pikir
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada landasan teori maka
dapat disusun krangka pikir yang menggambarkan tentang pembentukan
portofolio optimal sebagai berikut:
Investasi Di Pasar Modal
Saham
L-Q 45
Model Indeks Tunggal
Portofolio Optimal
Return Portofolio
Risiko Portofolio
Gambar diatas menjelaskan alur berfikir dalam berinvestasi di pasar
modal yang dimulai dari seorang investor menanamkan investasi ataupun
membeli saham yang cenderung stabil dan aktif serta likuid, sehingga lebih
mudah diperjual belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat. Untuk
memperbandingkan
Tingkat
pengembalian
dan
risiko
yang
dapat
didiversifikasi diantara kelompok saham, maka akan di analisis menggunakan
model indeks tunggal guna mengetahui saham-saham apa saja yang dapat
membentuk portofolio optimal, sehingga di dapat indeks saham LQ-45 yang
paling efisien dan optimal.
VII. Hipotesis
Hipotesis merupakan proposisi yang dirumuskan dengan maksud
untuk diuji secara empiris dan biasanya dikembangkan dari telaah teoritis
sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang
memerlukan pengujian secara empiris. (Indriantoro dan Supomo, 1999: 73)
Dari definisi ini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa Portofolio
Optimal merupakan portofolio yang memberikan tingkat pengembalian
tertinggi diantara portofolio yang ada dengan tingkat risiko yang sama.
VIII. Metode Penelitian
8.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskiptif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mnyusun gambaran atau fenomena suatu
permaslahan secara detail dan sistemais pada saham yang termasuk dalam
kategori indeks L-Q 45. Tujuan dari studi ini adalah untuk, menjelaskan
aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Studi ini
membantu peneliti untuk menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti,
mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu dan menawarkan ide
masalah untuk penelitian selanjutnya (Indriantoro dan Supomo, 1999: 88)
8.2. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang temasuk dalam
ketegori Indek LQ 45 pada periode Agustus 2007 sampai April 2008. pada
penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 22 perusahaan.
8.3. Jenis dan sumber data
Jenis Data
penelitian yang dalam pengumpulan data dan penafsiran hasilnya
menggunakan angka, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian
kuantitatif. (Arikunto, 2002:10). Oleh karena itu, jenis data yang
digunakan adalah data kuantitatif, karena data yang diperoleh adalah
berupa angka.
Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber
data
sekunder
yang
diperoleh
dari
Pojok
BEJ
Universitas
Muhammadiyah Malang. Adapun data-data yang diperoleh guna
penelitian ini antara lain :
a. Indeks LQ 45
Indeks ini terdiri dari 45 saham yang memiliki likuiditas yang
cukup tinggi karena sebelum tercatat saham-saham tersebut telah
melalui beberapa kriteria pemilihan total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan dalam sampel penelitian.
b. Harga saham
Harga saham dari masing-masing perusahaan yang diteliti
merupakan saham-saham yang termasuk dalam indeks LQ-45
c. Dividen
Untuk dividen yang dibagikan kepada pemegang saham yang
diberikan dalam emiten.
8.4.Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan salah satu bagian dalam penelitian,
yaitu suatu kegiatan pengadaan data untuk keperluan penelitian. Menurut
Moh. Nazir, pengumpulan data adalah suatu prosedur yang sistematik dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. (Nazir, 1988:211).
Berkenaan dengan hal itu, peneliti menggunakan metode dalam
mengumpulkan data, yaitu Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
(Arikunto, 2002:206).
Dalam menggunakan metode ini, penulis memperoleh data tentang
laporan perusahaan yang termasuk dalam indek L-Q 45, laporan harga
saham perusahaan, dan laporan pembagian deviden selama masa peride
Agustus 2007 sampai Juli 2008.
8.5. Definisi oprasional variabel
Definisi oprasional variabel adalah kalimat penjelas tentang
bagaimana oprasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh
data yang dimaksut. Variabel sebagai segala sesuatu yang akan dijadikan
objek penelitian dan faktor yang berperan dalam peristiwa yang kan diteliti
dengan pemberian simbol dan ukuran.
1. tingkat pengembalian saham adalah selisih antara harga penutupan
dengan harga pembukaan, dengan harga penutupah yang dihitung
secara harian dengan menggunakan satuan rupiah dan diberi simbol
Ri dengan rumus :
Ri =
2.
Pt  Pt  I
Pt  I
menhitung risiko masing-masing saham yang terdiri dari risiko
sistematis (  i 2 .  m 2 ) dan risiko tidak sistematis (  ei 2 ) dengan
menggunakan satuan (%) dan diberi simbol (  )
3. return ekspektasi portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return
ekspektasi indifidual masing-masing sekuritas dengan menggunakan
satuan rupian dan diberi symbol E(Rp) dengan rumus :
E(Rp) =
 p   p . E ( Rm )
4. risiko portofolio optimal merupakan farian dari portofolio terdiri dari
dana dua bagian yaitu ; risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
Dengan menggunakan satuan rupiah dan di beri simbol  p2 dengan
rumus :
 N

2
2
2



p
.

m

W
i
.

ei
p =


i

I


2
2
2
8.6. Teknik analisis data
Teknik analisis data ini mengunakan metode indeks tunggal.
Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data ini adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan nilai ERBi (excess return to beta)
ERBi 
E Ri   RBR
i
keterangan:
ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i
E(Ri) = return ekpektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk
sekuritas ke-i
RBR
= return aktiva bebas risiko (SBI)
i
= Beta sekuritas ke-i
2. Urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai
ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar
merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal.
3. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i
Ai 
[ E ( Ri )  RBR ]. i
i 2
Bi 
 ei 2
 ei 2
ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-I yang juga
merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematis.
4. Hitung nilai Ci yaitu nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari
kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai
dengan Bi.
i
 m  Aj
2
C
j i
I
1  m 2 
j i
Dengan mensubsitusikan niali Ai dan Bi maka rumus Ci menjadi:
i
E ( Ri )  ( RBR ).  i
j i
 ei 2
m 2 
C
i
 i2
1  m 
 ei 2
2
j i
Sumber: (Jogiyanto, 2000: 227)
5. Menetukan besarnya cut of point (C*)
Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci nilai ERB terahir kali
masih lebih besar dari nilai Ci
6. Menentukan sekuritas-sekuritas yang membentuk fortofolio optimal
niali ERB = ERB di titik C*
7. Menetukan proporsi ke masing-masing sekuritas dalam portofolio
besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebagai berikut:
Xi
Wi
K
 Xj
jI
dengan nilai X adalah sebesar
Xi 
i
( ERBi  C*)
 ei 2
Keterangan;
Wi = proporsi sekuritas ke-i
K = juimlah sekuritas di portofolio optimall
C* = nilai cut of point yangn merupakan nilai Ci terbesar.
i = beta sekuritas ke-i
ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i
ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i
Sumber: (Jogiyanto, 2000: 230)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta. PT. Rineka Cipta,
Dalimuthe, Zuliani dan Budi Wibowo. 2006. Investasi. Jakarta. Salemba Empat.
Fakhrudin, M dan M Sopian Hadianto. 2001, Perangkat dan Model Analisis
Investasi di Pasar Modal; Buku 1. Jakarta. Gramedia
Halim, Abdul. 2002. Analisis Investasi, salemba Empat. Jakarta.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas.
Jogjakarta. UPP AMP YKPN.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis; edisi
kedua. Yogyakarta. BPFE Yogjakarta.
Jogianto. 2000. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi kedua BPFE.
Jogjakarta.
Rodoni, Ahmad dan Othman Yong. 2002. Analisis Investasi Dan Teori Portofolio.
Jakarta. PT. Interpratama Offset
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV. Alfabeta
Sumariyah, 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Jogjakarta. UPP AMP
YKPN
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta. BPFE Yogjakarta
Warsono. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Malang. UMM
PRESS
Yuliati, Sri Handaru, dkk. 1996. Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi.
Yogyakarta. ANDI OFFSET
Download