SEJARAH HIDUP MUHAMMAD Sejarah Nabi Muhammad saw., dari perioda pra-Islam sampai dengan wafatnya Nabi, ditulis untuk menjawab tuduhan para orientalis Ditulis Oleh : MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL DiCopy Oleh : M. Abdi Fathul Wahab DAFTAR ISI • TENTANG PENGARANG • KATA PERKENALAN • PRAKATA o o o o o o o o o o Muhammad Husain Haekal Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi Muhammad, 'alaihi'sh-shalatu wassalam. Lingkungan Kekuasaan Islam Yang Pertama Islam dan Nasrani Kaun Muslim dan Isa Orang-Orang Kristen Yang Fanatik dan Dasar Dasar Yang Sederhana Dalam Kedua Agama Perbedaan Tauhid dan Trinitas Kaum Nasrani Mengajak Muhammad Berdebat Nabi o o o Masalah Penyaliban Al-Masih Rumawi dan Kaum Muslimin Penulis-Penulis Kristen Muhammad dan Sebab Permusuhan Islam-Kristen o Kristen Tidak Sesuai Dengan Watak Barat o Penjajahan dan Propaganda Anti Islam o Islam dan Apa Yang Terjadi Dengan Umat Islam o Sikap Jumud di Kalangan o Ilmu dan Literatur Barat o Usaha-Usaha Modernisasi Dunia Islam o Misi Penginjil dan Golongan Yang Berpikiran Beku o Terpikir Menulis Buku Ini o Qur'an Sebagai Sunber Paling Pemuda o Otentik Manusia • o Konsultasi yang Tepat PENGANTAR KEDUA o DalamCETAKAN Batas-Batas Biografi, Tidak Lebih o Pengantar Penyelidikan Berguna Bagi Cetakan Seluruh Kedua Umat o Pembela-Pembela Orientalis o o o Sebab-Sebab Kesalahan Orientalis Buku Biografi Penulis-Penulis Islam Sebagai Pegangan Orientalis dan Ketentuan-Ketentuan 1 Agama o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o Qur'an Tidak Diubah-Ubah Pendapat Muir Penulisan Qur'an Pada Zaman Nabi Bila Berselisih Kembali Kepada Nabi Qur'an Pengumpulan Mushaf Usman Persatuan Islam Zaman Usman Mushaf Usman Cermat dan Lengkap Cara yang Sebenarnya Dalam Langkah Pertama Mengadakan Penyelidikan Fitnah Sekitar Ayan Kembali Kepada Ilmu Pengetahuan Kadang Ilmu yang Tidak Cukup Menyerang Muhammad Karena Gagal Menyerang Ajarannya Pertimbangan Mereka yang Aktif Dalam Soal-Soal Islam Selawat Kepada Nabi Menangkis Buku-Buku Sejarah dan Buku-Buku Hadis Kontradiksi Faktor Waktu, Ketika Cerita Itu Ditulis Pengaruh Pertentangan Politik Dalam Dunia Islam Penghimpunan Hadis Kriterium Yang Sebenarnya Tentang Hadis Penghimpunan Hadis Pada Cerita-Cerita Tidak Masuk Akal dan Tidak Ilmiah o Qur'an dan Mujizat o Mujizat Terbesar o Orang-Orang Mukmin Pada Masa Kecaman Masa Ma'mun o o o o o • Gharaniq dan Tabuk Metoda Saya Dalam Penyelidikan Ini Penyelidikan-Penyelidikan MusliminOrientalis Kaum dan BAGIAN PERTAMA o Arab Pra Islam • BAGIAN KEDUA o Mekah, Kabah dan Quraisy • BAGIAN KETIGA • BAGIAN KEEMPAT • BAGIAN KELIMA • BAGIAN KEENAM • BAGIAN KETUJUH • BAGIAN KEDELAPAN o o o o o Muhammad Dari Kelahiran Sampai Perkawinannya Dari Perkawinan Sampai Masa Kerasulannya Dari Masa Kerasulann Sampai Islamnya Umar Cerita Garaniq Perbuatan-Perbuatan Quraisy Yang Keji 2 Nabi Penyelidikan o • BAGIAN KESEMBILAN o • Pemakaman Rasul 1 KEBUDAYAAN ISLAM SEPERTI DILUKISKAN QUR'AN o • Sakit dan Wafatnya Nabi BAGIAN KETIGAPULUH SATU o • Ibadah Haji Perpisahan BAGIAN KETIGAPULUH o • Tahun Perutusan BAGIAN KEDUAPULUH SEMBILAN o • Tabuk dan Kematian Ibrahim BAGIAN KEDUAPULUH DELAPAN o • Ibrahim dan Istri-Istri Nabi BAGIAN KEDUAPULUH TUJUH o • Hunain dan Ta'if BAGIAN KEDUAPULUH ENAM o • Pembebasan Mekah BAGIAN KEDUAPULUH LIMA o • Ekspedisi Mu'ta BAGIAN KEDUAPULUH EMPAT o • 'Umrat'l - Qadza BAGIAN KEDUAPULUH TIGA o • Khaibar dan Utusan Raja-Raja BAGIAN KEDUAPULUH DUA o • Perjanjian Hudaibiya BAGIAN KEDUAPULUH SATU o • Dari Dua Peperangan Sampai ke Hudaibiya BAGIAN KEDUAPULUH o • Perang Khandaq dan Bany Quraiza BAGIAN KESEMBILANBELAS o • Istri Istri Nabi BAGIAN KEDELAPAN BELAS o • Pengaruh Uhud BAGIAN KETUJUHBELAS o • Perang Uhud BAGIAN KEENAMBELAS o • Antara Badr dan Uhud BAGIAN KELIMABELAS o • Perang Badr BAGIAN KEEMPATBELAS o • Satuan-Satuancan Bentrokan-Berntrokan Pertama BAGIAN KETIGABELAS o • Tahun Pertama di Yathrib BAGIAN KEDUABELAS o • Hijrah BAGIAN KESEBELAS o • Ikrar 'Aqaba BAGIAN KESEPULUH o • Dari Pembatalan Piagam Sampai Kepada Isra' Kebudayaan Islam Seperti di Lukiskan Qur'an 2 ORIENTALIS DAN KEBUDAYAAN ISLAM 3 o Orientalis dan Kebudayaan Islam • SEBUAH PENGHARGAAN DAN TERIMAKASIH • DAFTAR PUSTAKA • SEJARAH PEMBENTUKAN SEJARAH NON-MUSLIM • KOTBAH 'ARAFAT o o o o Sebuah Penghargaan dan Terimakasih Daftar Pustaka MUSHAF AL-QUR'AN MENURUT Pendapat Sir Willian Muir Kotbah 'Arafat TENTANG PENGARANG MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL SEJAK masa mudanya Haekal tidak pernah berhenti menulis; di samping masalah-masalah politik dan kritik sastra ia juga menulis beberapa biografi. Dari Kleopatra sampai kepada Mustafa Kamil di Timur, dari Shakespeare, Shelley, Anatole France, Taine sampai kepada Jean Jacques Rousseau dengan gaya yang khas dan sudah cukup dikenal. Setelah mencapai lebih setengah abad usianya, perhatiannya dicurahkan kepada masalah-masalah Islam. Ditulisnya bukunya yang kemudian sangat terkenal, Hayat Muhammad (Sejarah Hidup Muhammad) dan "Di Lembah Wahyu". "Dua buku yang sungguh indah dan baru sekali dalam cara menulis sejarah hidup Muhammad, yang kemudian dilanjutkan dengan studi lain tentang Abu Bakr dan Umar. Suatu contoh bernilai, baik mengenai studinya atau cara penulisannya. Ini merupakan masa transisi dalam hidupnya", demikian antara lain orang menulis tentang Haekal. Pada mulanya Sejarah Hidup Muhammad ini telah menimbulkan reaksi hebat dan kritik tajam di kalangan bangsa Mesir dan dunia Islam umumnya. Tapi semua itu dihadapinya dengan tenang dan di mana perlu dijawabnya dengan penuh tanggung jawab dan rasional sekali. Dilahirkan di desa Kafr Ghanam bilangan distrik Sinbillawain di propinsi Daqahlia, di delta Nil, Mesir, 20 Agustus 1888, Muhammad Husain Haekal, setelah selesai belajar mengaji Qur'an di madrasah desanya ia pindah ke Kairo guna memasuki sekolah dasar lalu sekolah menengah sampai tahun 1905. Kemudian meneruskan belajar hukum hingga mencapai lisensi dalam bidang hukum (1909). Selanjutnya ia meneruskan ke Fakultas Hukum di Universite de Paris di Perancis, lalu dilanjutkan pula sampai mencapai tingkat doktoral dalam ekonomi dan politik dan memperoleh Ph. D. dalam tahun 1912 dengan disertai La Dette Publique Egyptienne. Dalam tahun itu juga ia kembali ke Mesir dan bekerja sebagai pengacara di kota Mansura, kemudian di Kairo sampai tahun 1922. Semasa masih mahasiswa sampai pada waktu menjalankan pekerjaannya sebagai pengacara, ia terus aktif menulis dalam harian-harian Al-Jarida yang dipimpin oleh Ahmad Lutfi as Sayyid, As-Sufur dan Al-Ahram. Umumnya ia menulis dalam masalahmasalah sosial dan politik, di samping juga memberikan kuliah dalam bidang ekonomi dan hukum perdata (1917-22). Tahun itu 4 AHLI juga ia dipilih sebagai pemimpin redaksi harian As-Siasa sebagai organ resmi Partai Liberal. Dalam tahun 1926 mendirikan mingguan As-Siasa, yang dalam bidang kulturil besar sekali pengaruhnya ke seluruh negara-negara Arab. Ia aktif dalam bidang jurnalistik sampai tahun 1938. Karya-karya Haekal menduduki tempat dalam penting perpustakaan-perpustakaan berbahasa Arab. Penulisan novel modern dimulai Haekal. Kemudian ia menulis serangkaian sejarah Islam dan biografi di samping masalah-masalah politik. Bukubukunya dalam sejarah Islam merupakan sumber penting dalam studi keislaman. Secara kronologis karya-karya Haekal adalah sebagai berikut: Zainab (novel), 1914, Jean Jacques Rousseau (dua jilid), 1921-23; Fi Auqat'l-Firaqh ("Diwaktu senggang"), 1925; "Asyarata Ayyam fis-Sudan" 1927; Tarajim Mishria wa Gharbia ("Biografi orang orang Mesir dan Barat"), 1929; Waladi ("Anakku"), 1931; Thaurat'l-Adab, 1933 ; Hayat Muhammad ("Sejarah Hidup Muhammad"), 1935; Fi Manzil'l-Wahy ("Di lembah Wahyu"), 1937; Asy-Shiddiq Abu Bakr, 1942; Al Faruq 'Umar jilid). 1944-45; Mudhakkirat ("'Umar ibn'l-Khattab") (dua tentang Politik Mesir") (dua fis-Siasat'l-Mishria ("Memoir jilid), 1951-53; Hakadha Khuliqat, 1955; Al-Imbraturia al-Islamia wal-Amakin al-Mugaddasa fisy-Syarq' l-Aushat ("Commonwealth Islam dan tempat-tempat Suci di Timur Tengah") (kumpulan studi), 1960; Asy-Syarq' l-Jadid (kumpulan studi), 1963; 'Uthman bin 'Affan, 1964; Al-Iman, wal-Ma'rifa wal-Falsafa ("Tentang Iman, Ma'rifat dan Filsafat") (kumpulan studi), 1965; Qisas Mishria ("Cerpen-cerpen Mesir"), 1969. Novelnya Zainab, yang mengisahkan kehidupan petani Mesir, mula-mula ditulisnya semasa ia masih mahasiswa di Paris, dan pada hari-hari libur sebagian ditulisnya di London dan di Jenewa, Swis; telah dibuat film dan dalam festival film internasional di Jerman (1952) Die Liebesromanze der Zenab ini yang ditulisnya sebagai kenangan kepada tanah air dan masyarakat di kampungnya, dalam dua kali pertunjukkan telah mendapat sambutan yang luar biasa dan telah terpilih pula sebagai film yang paling berhasil, dilukiskan sebagai "Egyptische Welturauffuhrung in Berlin". Dalam tahun 1943 ia terpilih sebagai ketua Partai Liberal Konstitusi (Liberal Constitutional Party), yang dipegangnya sampai tahun 1952. Tahun 1938 ia menjabat Menteri Negara, kemudian Menteri Pendidikan, lalu Menteri Sosial. Sesudah itu menjadi Menteri Pendidikan lagi dalam tahun 1940 dan 1944. Pada permulaan tahun 1945 ia terpilih sebagai ketua Majelis Senat sampai tahun 1950. Berkali-kali mengetuai delegasi mewakili negaranya di PBB dan dalam konperensi-konperensi internasional, dalam Interparliamentary Union dan secara pribadi terpilih pula sebagai anggota panitia eksekutif lembaga tersebut. Beberapa buku dan disertasi tentang sejarah hidup Dr. Haekal telah terbit, diantaranya: Beberapa studi tentang Dr. Haekal, oleh beberapa penulis (1958). 5 Mohammed Hussein Haekal, oleh Baber Johansen, sebuah thesis, Universitas Berlin, Dr. Mohammad Universitas 1965. Hussein Kairo Haekal, oleh (Fakultas Taha 1962. Wadi', thesis, Sastra), Dr. Mohammed Hussein Haekal, oleh Charles Smith, sebuah thesis, Universitas Michigan, Amerika Serikat, 1968. Dr. Haekal seorang pengarang yang produktif, baik dalam bidang sastra, kemasyarakatan, maupun politik, yang disiarkan selama ia aktif dalam jurnalistik. Banyak juga naskah-naskahnya yang belum disiarkan. Kembali aktif menulis 1953 dalam harian-harian hingga Al-Mishri, dan Al-Akhbar sejak wafatnya. Meninggal pada 8 Desember 1956. KATA PERKENALAN Oleh almarhum Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi (Rektor Magnificus Universitas Al-Azhar) SEJAK manusia berada di permukaan bumi ini, hasratnya ingin mengetahui segala hukum dan kodrat alam yang terdapat di sekitarnya, besar sekali. Makin dalam ia meneliti, makin tampak kepadanya kebesaran alam itu, melebihi yang semula. Kelemahan dirinya makin tampak pula dan keangkuhannyapun makin berkurang. Demikianlah, Nabi yang membawa Islam itupun sama pula dengan alam itu. Sejak bumi ini menerima cahaya Nabi, para ulama berusaha mencari segi-segi kemanusiaan yang besar daripadanya, mencari nilai-nilai Asma Allah dalam pemikirannya, dalam akhlaknya, dalam ilmunya. Dan kalaupun mereka mampu mencapai pengetahuan itu seperlunya, namun sampai kini pengetahuan yang sempurna belum juga mereka capai. Perjuangan yang mereka hadapi masih panjang, jaraknya masih jauh, jalannyapun tak berkesudahan. Kenabian adalah anugerah Tuhan, tak dapat dicapai dengan usaha. Akan tetapi ilmu dan kebijaksanaan Allah yang berlaku, diberikan kepada orang yang bersedia menerimanya, yang sanggup memikul segala bebannya. Allah lebih mengetahui di mana risalah-Nya itu akan ditempatkan. Muhammad s.a.w. sudah disiapkan membawa risalah (misi) itu ke seluruh dunia, bagi si putih dan si hitam, bagi si lemah dan si kuat. Ia disiapkan membawa risalah agama yang sempurna, dan dengan itu menjadi penutup para nabi dan rasul, yang hanya satu-satunya menjadi sinar petunjuk, sekalipun nanti langit akan terbelah, bintangbintang akan runtuh dan bumi inipun akan berganti dengan bumi dan angkasa lain. Kesucian para nabi dalam membawa risalah dan meneruskan amanat wahyu itu, adalah masalah yang tak dapat dimasuki oleh kaum cendekiawan. Bagi para nabi, sudah tak ada pilihan lain. Mereka menerima risalah dan amanat, dan itu harus disampaikan, 6 sesudah mereka diberi cap dengan stempel kenabian. Tugas menyampaikan amanat demikian itu sudah menjadi konsekwensi wajar bagi seorang nabi, yang tak dapat dielakkan. Akan tetapi, tidak selamanya wahyu itu menyertai para nabi dalam tiap perbuatan dan kata-kata mereka. Mereka juga tidak bebas dari kesalahan. Bedanya dengan manusia biasa, Allah tidak membiarkan mereka hanyut dalam kesalahan itu sesudah sekali terjadi, dan kadang mereka segera mendapat teguran. Muhammad s.a.w. telah mendapat perintah Tuhan guna menyampaikan amanat itu, dengan tidak dijelaskan jalan yang harus ditempuhnya, baik dalam cara menyampaikan risalah atau dalam cara, mempertahankannya. Pelaksanaannya diserahkan kepadanya, menurut kemampuan akalnya, pengetahuannya dan kecerdasannya, sebagaimana biasa dilakukan oleh kaum cerdikpandai lainnya. Kemudian datang wahyu memberikan penjelasan secara tegas tentang segala sesuatu yang mengenai Zat Tuhan, ke-EsaanNya, Sifat-sifatNya serta cara-cara beribadat. Tetapi tidak demikian tata-cara kemasyarakatan, dalam keluarga, tentang desa dan kota, tentang negara, baik yang berdiri sendiri atau yang terikat oleh negara-negara lain. Di samping itu masih banyak sekali bidang lain yang harus diselidiki sehubungan dengan kebesaran Nabi s.a.w. sebelum datangnya wahyu. Juga tidak kurang kebesaran itu yang harus diselidiki sesudah datangnya wahyu. Ia menjadi utusan Tuhan dan mengajak orang kepadaNya. Ia melindungi ajakannya (dakwah) itu serta membela kebebasan para penganjurnya. Ia menjadi pemimpin umat Islam, menjadi panglima perangnya; ia menjadi mufti, menjadi hakim dan organisator seluruh jaringan komunikasi dalam hubungan sesamanya dan antar-bangsa. Dalam segala hal ia dapat menegakkan keadilan. Ia mempersatukan bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok itu, sesuai dengan yang dapat diterima akal sehat. Ia telah memperlihatkan kemampuannya berpikir, ketenangannya serta pandangannya yang jauh. Ia dapat memperlihatkan kecerdasannya serta kemampuannya berpikir cepat dan tepat dengan keteguhan hati terhadap setiap kata dan perbuatan. Ia telah menjadi sumber ilmu dan pengetahuan. Ia menjadi lambang kefasihan, yang menyebabkan para ahli dalam bidang itu harus takluk dan menundukkan kepala, mengakui kebesaran dan kedahsyatannya. Akhirnya ia melepaskan dunia fana ini dengan rela hati atas pekerjaannya, yang juga sudah mendapat kerelaan Allah dan kaum Muslimin pula. Semua segi itu perlu sekali dijadikan bahan studi dan perlu mendapat pengamatan yang lebih teliti. Supaya semua segi itu dapat dilaksanakan dengan baik, tentu tidak dapat dilakukan oleh hanya seorang saja. Bahkan satu segi sajapun takkan dapat dicapai. Sebagaimana terhadap sejarah hidup orang-orang besar umumnya, orang biasanya suka menambahkan hal-hal yang tidak semestinya, demikian juga terhadap sejarah hidup Muhammad s.a.w.—baik karena didorong oleh rasa cinta dan maksud baik, ataupun karena didorong oleh rasa dengki dan maksud jahat. Hanya bedanya dari biografi orang-orang besar itu ialah, bahwa di sini tidak sedikit yang disertai dengan wahyu Ilahi dan jaminan akan terpeliharanya Qur'an Suci, disamping tidak sedikit pula keterangan-keterangan dari mereka yang hafal Qur'an daripada ahli-ahli hadis yang dapat dipercaya. Atas landasan-landasan yang 7 kuat itulah penulisan sejarah harus didasarkan, dan dari situ pula para sarjana harus mengambil sumber-sumber pemikiran dan penelitiannya. Kemudian lalu membuat suatu analisa yang benarbenar ilmiah sifatnya, dengan melihat suasana lingkungan dan milieu serta kepercayaan-kepercayaan, susunan masyarakat dan adat-istiadat dari segala seginya yang berbagai ragam itu. Dalam hal ini Dr. Haekal telah menyelesaikan karyanya, Hayat Muhammad, tentang peri hidup Muhammad s.a.w. Dengan senang hati sekali saya telah membaca sebagian buku itu sebelum seluruhnya selesai dicetak. Di kalangan pembaca berbahasa Arab Dr. Haekal sudah cukup dikenal dengan karya-karyanya yang tidak sedikit jumlahnya, sehingga tidak perlu lagi rasanya diperkenalkan. Dia adalah seorang sarjana hukum dan ahli filsafat. Posisi dan sifat jabatannya memungkinkan dia mengadakan hubungan dengan kebudayaan lama dan kebudayaan modern. Dalam hal ini ia telah dapat melaksanakan tugas itu sebaik-baiknya. Ia sering bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai masalah-masalah kepercayaan, pandangan hidup, mengenai kaidah-kaidah sosial, politik dan sebagainya. Dengan demikian ia berpikir lebih matang, pengalaman dan pengetahuannyapun makin luas, pandangannya juga cukup jauh pula. Ia dapat mempertahankan pendapatnya itu dengan logika dan argumentasi yang kuat , dengan gayanya yang khas dan sudah cukup dikenal. Dengan intelegensia dan kemampuan semacam itulah Dr. Haekal menulis bukunya itu. Dalam kata pengantarnya ia menyebutkan: "Sungguhpun begitu saya tidak beranggapan, bahwa saya sudah sampai ke tujuan terakhir dalam menyelidiki sejarah hidup Muhammad. Bahkan barangkali akan lebih tepat bila saya katakan, bahwa saya baru dalam taraf permulaan mengadakan penyelidikan dengan metoda ilmiah yang baru dalam bahasa Arab ini. Mungkin pembaca akan terkejut bila saya katakan, bahwa antara dakwah Muhammad dengan metoda ilmiah modern mempunyai persamaan yang besar sekali. Metoda ilmiah ini ialah mengharuskan kita --apabila kita hendak mengadakan suatu penyelidikan—terlebih dulu kita membebaskan diri dari segala prasangka, pandangan hidup dan kepercayaan yang sudah ada pada diri kita, yang berhubungan dengan penyelidikan itu. Di situlah kita memulai dengan mengadakan observasi dan eksperimen, mengadakan perbandingan yang sistematis, kemudian baru dengan silogisma yang sudah didasarkan kepada premisapremisa tadi. Apabila semua itu sudah dapat disimpulkan, maka kesimpulan demikian itu pun dengan sendirinya masih perlu dibahas dan diselidiki lagi. Tetapi bagaimanapun juga ini sudah merupakan suatu data ilmiah selama penyelidikan tersebut belum memperlihatkan kekeliruan. Metoda ilmiah demikian ini ialah yang terbaik yang pernah --dicapai umat manusia demi kemerdekaan berpikir. Metoda dan dasardasar dakwah demikian inilah yang menjadi pegangan Muhammad". Bahwa metoda demikian ini adalah metoda Qur'an, hal itu sudah tidak perlu diragukan lagi. Bagi Qur'an rasio harus menjadi juru penengah, sedang yang harus menjadi dasar ilmu ialah pembuktiannya. Qur'an mencela sikap meniru-niru buta dan 1 mereka-rekaitu yang hanya didasarkan padapun prasangka. "Dankebenaran" bahwa prasangka tidak berguna sedikit terhadap 8