Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 REDESAIN KURIKULUM S1 PENDIDIKAN IPA MENUJU STANDARDS FOR SECONDARY SCIENCE TEACHER PREPARATION (TIMES NEW ROMAN 12pt, BOLD TYPE, CENTERED, ALL CAPS, 1,5 SPASI) Insih Wilujeng Prodi Pendidikan IPA, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Abstrak Lulusan Program Studi Pendidikan IPA jenjang S1 memiliki salah satu kewenangan yaitu menjadi guru IPA SMP/MTs. National Science Teachers Association (NSTA) dan Permendiknas No 16 Tahun 2007 merekomendasikan bahwa guru-guru IPA sekolah menengah harus memiliki kecenderungan interdisipliner pada sains (IPA) atau integrated science. Kecenderungan interdisipliner pada IPA harus diartikan dalam perspektif yang lebih luas yang mengacu pada standards of content; nature of science; inquiry; issues; general skills of teaching; curriculum; science in the community; assesment; safety and welfare serta professional growth. Tujuan untuk mengacu pada standards for secondary science preparation, maka Program Studi S1 Pendidikan IPA sangat perlu melakukan peninjauan kembali kurikulum yang telah ada. Salah satu bentuk redesain kurikulum S1 Pendidikan IPA adalah penghapusan beberapa mata kuliah, menambahan SKS dan revisi deskripsi mata kuliah yang sudah ada serta pengembangan mata kuliah baru guna membekali pedagogy content knowledge integrated science berbasis standar bagi lulusannya.. Kata kunci: redesain kurikulum, integrated science, standards for secondary science teacher preparation Pendahuluan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa kompetensi guru mata pelajaran IPA SMP/MTs salah satunya adalah memahami hubungan antar berbagai cabang IPA, dan hubungan IPA dengan matematika dan teknologi. Sebagai usaha untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru-guru IPA SMP/MTs hendaknya disiapkan untuk memiliki kompetensi dalam biologi, kimia, fisika, bumi dan antariksa serta bidang IPA lainnya, seperti kesehatan, lingkungan, dan astronomi. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 26 menyebutkan, bahwa standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Selanjutnya dalam pasal 28, ayat (1) disebutkan, bahwa pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada ayat (2) disebutkan, bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud F-1 Insih Wilujeng/ Redesain Kurikulum P. IPA pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijasah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 pasal 2 ayat (2) menyebutkan, bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Pada ayat (4) dijelaskan, bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, sedangkan pada ayat (7) dijelaskan, bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya. Mulai tahun akademik 2007/2008, beberapa universitas yang dulunya IKIP khususnya Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) telah membuka Program Studi Pendidikan IPA. Kurikulum Program Studi Pendidikan IPA jenjang S1 di LPTK Yogyakarta (2007: 58) memiliki visi mewujudkan program studi yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif di abad 21 (di era global) dalam pendidikan IPA. Apabila dikaitkan dengan pasal 28 PP No. 19 Tahun 2005, khususnya ayat 2 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran ternyata jika ditelaah terdapat kesesuaian dengan rumusan dalam kompetensi lulusan Program Studi Pendidikan IPA di LPTK tersebut. Program Studi jenjang S1 Pendidikan IPA bertujuan menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan dengan gelar Sarjana Pendidikan Sains bidang keahlian pendidikan IPA (S.Pd.Si.) yang memiliki kompetensi dasar tenaga pendidik bidang IPA, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Mahasiswa program studi pendidikan IPA di LPTK Yogyakarta berdasarkan kurikulum 2002 (2007: 59) memiliki beban 136 SKS mata kuliah wajib dan 8 SKS mata kuliah pilihan, sehingga jumlah total 144 SKS. Mata kuliah wajib 136 SKS tersebut memiliki distribusi 9 SKS mata kuliah pengembangan kepribadian; 69 SKS mata kuliah keilmuan dan keterampilan; 51 SKS mata kuliah keterampilan berkarya; 4 SKS mata kuliah perilaku berkarya dan 3 SKS mata kuliah berkehidupan bermasyarakat. Distribusi mata kuliah wajib bertujuan menyiapkan mahasiswa pada 4 kompetensi sebagai calon guru. Selain itu mata kuliah juga dikelompokkan berdasarkan standar kompetensi guru pemula SMP yang meliputi standar penguasaan bidang studi, standar pemahaman tentang peserta didik, standar penguasaan pembelajaran yang mendidik dan standar pengembangan kepribadian dan keprofesionalan (Dirjen DIKTI, 2004: 11). Lulusan Program Studi Pendidikan IPA memiliki beberapa kewenangan, salah satunya menjadi guru IPA SMP/MTs. Apabila kita kaitkan dengan rekomendasi guru IPA sekolah dasar dan menengah dari NSTA (2003: 8) dan Permendiknas (2007: 26) ternyata juga terdapat kesesuaian, yaitu bahwa guru-guru IPA sekolah menengah harus memiliki kecenderungan interdisipliner pada sains (IPA) atau lebih dikenal dengan istilah integrated science. Persiapan bagi mahasiswa S1 pendidikan IPA agar memiliki kompetensi integrated science di LPTK Yogyakarta belum terlihat secara nyata, karena pada tahun pertama mahasiswa mendapatkan mata kuliah fisika dasar dan praktikumnya pada semester I, biologi dasar dan praktikumnya pada semester II, serta kimia dasar dan praktikumnya pada semester III dengan bobot 3 sks untuk teori dan 1 sks untuk praktikum dan berlaku untuk masing-masing mata kuliah. Pada perkuliahan semester III mahasiswa juga mendapatkan mata kuliah IPA-1 dan Ilmu Kebumian, semester IV mendapatkan mata kuliah IPA-2 dan Astronomi, dan semester V mendapatkan mata kuliah IPA-3, dimana pada saat sekarang F-2 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 IPA-1 adalah perkuliahan materi IPA (fisika, biologi dan kimia) untuk konsep IPA kelas VII dan IPA-2 adalah perkuliahan materi IPA (fisika,biologi dan kimia) untuk konsep IPA kelas VIII dan IPA-3 adalah perkuliahan materi IPA (fisika, biologi dan kimia) untuk konsep IPA kelas IX. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan perkuliahan IPA-1, IPA-2 dan IPA-3 masih belum membekali mahasiswa pada integrasi IPA, karena penyajian perkuliahan masih terpisah serta pedagogisnya juga belum nampak. Mata kuliah praktikum IPA-1, praktikum IPA-2 dan praktikum IPA-3 juga masih belum menunjukkan adanya integrasi IPA, karena ketiga mata kuliah praktikum tersebut hanya penggabungan saja dari mata kuliah-mata kuliah praktikum fisika, biologi dan kimia. Berdasar pada kondisi nyata tentang implementasi Kurikulum 2007 FMIPA tersebut, maka guna membekali integrated science mahasiswa sebagai calon guru IPA SMP/MTS, dilakukan peninjauan terhadap kurikulum 2007 menjadi Kurikulum 2010. Adapun fokus peninjauan adalah menambah SKS, mengganti nama, mengubah deskripsi, dan menghapus mata kuliah prasarat dari aspek materi dan pedagogi yang dirasa tumpang tindih serta mengembangkan mata kuliah baru, yaitu IPA terintegrasi dan pembelajarannya. Standards for Science Teacher Preparation NSTA (2003) menetapkan 10 standar bagi persipan guru IPA, meliputi standar isi (content), hakikat IPA (nature of science), inkuiri (inquiry), isu-isu IPA (issues), keterampilan umum mengajar (general skills of teaching), kurikulum (curriculum), komunitas IPA (science in the community), penilaian (assesment), keselamatan dan kesejahteraan (safety and welfare), serta pengembangan profesional (professional growth). Standar isi IPA merekomendasikan, bahwa guru IPA harus memahami dan mengemukakan pengetahuan IPA dan praktik IPA secara aktual. Guru IPA dapat menghubungkan dan menginterpretasikan konsep-konsep, ide-ide IPA dan mengaplikasikannya di lapangan. Guru IPA dapat melakukan penyelidikan ilmiah. Parameter persiapan guru IPA yang memiliki standar isi, harus menunjukkan bahwa guru IPA: a. Memahami dan berhasil menyampaikan konsep-konsep utama, prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum IPA pada siswa serta membuat keterkaitan dalam aplikasi di lapangan. b. Memahami dan berhasil menyampaiakan kesatuan konsep IPA pada siswa c. Memahami dan berhasil menyampaikan aplikasi IPA dalam bidang teknologi dan kepentingan personal siswa d. Memahami penelitian dan berhasil merancang, melaksanakan, membuat laporan serta mengevaluasi penyelidikan IPA e. Memahami dan berhasil menggunakan matematika dalam proses pelaporan data, memecahkan masalah IPA di lapangan Guru IPA harus mengajak siswa untuk membedakan IPA dan non IPA, memahami evolusi dan praktik IPA sebagai usaha manusia, serta kritis dalam menganalisis tuntutan dalam IPA. Parameter persiapan guru IPA yang memiliki standar hakikat IPA, harus menunjukkan bahwa guru IPA: a. Memahami terhadap sejarah dan perkembangan IPAserta evolusi IPA b. Memahami filosofi, asumsi, tujuan dan nilai-nilai yang membedakan IPA dari teknologi c. Mengajak siswa berhasil dalam belajar hakikat IPA, kritis dalam menganalisis kesalahan atau ketidak jelasan dalam IPA. F-3 Insih Wilujeng/ Redesain Kurikulum P. IPA Guru IPA mengajak siswa-siswanya belajar variasi metode inkuiri ilmiah dan aktif belajar melalui inkuiri ilmiah. Parameter persiapan guru IPA yang memiliki standar inkuiri ilmiah, harus menunjukkan bahwa guru IPA: a. Memahami proses, prinsip dan asumsi dari metode inkuiri dalam menemukan pengetahuan ilmiah b. Mengajak siswa berhasil mengembangkan inkuiri yang tepat dalam mengembangkan konsep dan hubungan pengamatan, data dan kesimpulan secara ilmiah Guru IPA harus siap untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan berkaitan dengan IPA, teknologi dan isu-isu IPA dalam masyarakat umum. Parameter persiapan guru IPA yang memiliki standar isu-isu IPA, harus menunjukkan bahwa guru IPA: a Memahami pentingnya isu-isu IPA di masyarakat berkaitan dengan teknologi, menggunakan proses ilmiah dalam menganalisis dan membuat keputusan terkait dengan isu-isu IPA tersebut b Mengajak siswa berhasil dalam menganalisis masalah, mempertimbangkan resiko, keuntungan dan pemecahan alternatif, menghubungkan isu-isu dengan pengetahuan, tujuan dan nilai-nilai mulia. Guru IPA menciptakan komunitas untuk memberi fasilitas pada perbedaan kharakteristik siswa dalam belajar. Guru IPA menggunakan dan mempertimbangkan variasi manajemen kelas, pengelompokkan, aksi, strategi dan metodologi. Parameter persiapan guru IPA yang memiliki standar keterampilan umum mengajar, harus menunjukkan bahwa guru IPA: a. Memvariasikan aksi, strategi dan metode dalam pembelajaran guna mengembangkan keterampilan ganda dan tingkat pemahaman siswa. b. Berhasil mengembangkan pembelajaran IPA dengan perbedaan kemampuan, kebutuhan, minat dan latar belakang siswa c. Berhasil mengorganisasi dan mengajak siswa dalam pembelajaran kolaborasi menggunakan strategi pembelajaran kelompok siswa. d. Berhasil menggunakan piranti teknologi, meliputi teknologi komputer untuk mengakses sumber, mengumpulkan dan memproses data serta memfasilitasi pembelajaran science. e. Memahami dan membangun keyakinan awal, pengetahuan, pengalaman dan minat siswa secara efektif. f.Menciptakan dan mengatur keselamatan psikologi dan sosial serta lingkungan pembelajaran yang sportif Guru IPA merencanakan dan menciptakan kurikulum yang aktif, koheren dan efektif serta konsisten dengan tujuan yang mengacu pada standar. Parameter persiapan guru IPA yang memiliki standar kurikulum, harus menunjukkan bahwa guru IPA: a. Memahami standar kurikulum dan dapat mengidentifikasi, mengakses, serta menciptakan sumber dan aktivitas pendidikan IPA yang konsisten dengan standar. b. Menerncanakan dan mengimplementasikan kurikulum berbasis standar dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan siswa Guru IPA menghubungkan bidang ilmu IPA dengan masyarakat lokal dan regional menyangkut dengan pembuat keputusan serta menggunakan sumber individual, institusional, alam dalam masyarakat untuk kepentingan pembelajaran IPA. Parameter persiapan guru IPA yang memiliki standar masyarakat IPA, harus menunjukkan bahwa guru IPA: F-4 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 a. Mengidentifikasi cara-cara untuk menghubungkan IPA dengan masyarakat (pembuat keputusan) dan menggunakan sumber-sumber masyarakat untuk mengembangkan pembelajaran IPA. b. Mengajak siswa berhasil dalam aktivitas yang berhubungan dengan sumbersumber IPA dan pembuat keputusan di masyarakat atau untuk memberikan pemecahan permasalahan-permasalahan penting di masyarakat. Guru IPA menyusun dan menggunakan strategi penilaian yang efektif untuk menentukan latar belakang dan hasil belajar siswa serta memfasilitasi perkembangan kemampuan intelektual, sosial dan personal siswa. Parameter persiapan guru IPA yang memiliki standar penilaian, harus menunjukkan bahwa guru IPA: a. Menggunakan strategi penilaian beragam sesuai tujuan pembelajaran b. Menggunakan hasil penilaian untuk memandu dan memodifikasi pembelajaran lingungan kelas dan proses penilaian. c. Menggunakan hasil penilaian untuk menganalisis dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan Guru IPA mengorganisasikan lingkungan pembelajaran yang aman dan efektif untuk mewujudkan keberhasilan siswa dalam belajar. Parameter persiapan guru IPA yang memiliki standar keselamatan dan kesejahteraan IPA, harus menunjukkan bahwa guru IPA: a. Memahami responsibilitas legal dan etika pembelajaran IPA guna keselamatan siswa, melindungi makhluk hidup dan mengelola bahan-bahan pembelajaran di lingkungan. b. Mengetahui dan mempraktikkan keselamatan dan kesejahteraan dalam pembelajaran (keselamatan kerja laboratorium dan penggunakan sumber belajar di lingkungan dengan tetap menjaga kelestariannya), c. Mengetahui prosedur keselamatan, mengatur peralatan keselamatan dalam [pembelajaran IPA d. Memperlakukan semua makhluk hidup dan sumber belajar alam dengan selalu memikirkan kelestariannya. Guru IPA secara terus menerus berusaha pengembangkan kemampuan personal, profesional. Parameter persiapan guru IPA yang memiliki standar pertumbuhan profesional, harus menunjukkan bahwa guru IPA: a. Aktif dan terus menerus mengambil kesempatan mengembangkan profesional dan kepemimpinan b. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran agar semakin berkembang profesionalismenya c. Menggunakan informasi dari siswa tentang pembelajaran yang sudah dilakukan untuk terus menumbuhkan profesionalismenya d. Berinteraksi secara efektif dengan teman sejawat, orang tua dan siswa serta masyarakat untuk peningkatan profesionalismenya. Redesain Kurikulum S1 Pendidikan IPA Analisis kurikulum S1 Pendidikan IPA diperoleh daftar mata kuliah prasyarat untuk integrated science dari aspek content dan aspek pedagogy (juga penetapan jenis program integrated science sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Mata kuliah prasyarat aspek content yang meliputi Biologi Dasar, Fisika Dasar, Kimia Dasar, Ilmu Kebumian, Ilmu Lingkungan dan Astronomi sudah sesuai dengan rekomendasi standar isi (NSTA, 2003:89) meliputi standar Biologi, Kimia dan Fisika. Khusus untuk Ilmu Kebumian (struktur F-5 Insih Wilujeng/ Redesain Kurikulum P. IPA bumi, karakteristik dan pentingnya lautan, danau, sungai dan siklus air, karakteristik atmosfer termasuk cuaca, iklim, terjadinya resiko seperti tornado, badai dan gempa bumi); Astronomi (struktur benda dan sistem di ruang angkasa, evolusi, sejarah dan tempat dalam sistem tata surya) masuk dalam standar Fisika. Standar isi khusus untuk Sains-Fisika sekolah menengah juga sudah sesuai dengan hasil penelitian Zajkov, et al. (2001: 2) Mata kuliah prasyarat aspek pedagogik yang meliputi IPA Dasar (metode ilmiah/keterampilan proses); Pendidikan IPA (model, metode, strategi dan pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran IPA sudah sesuai dengan standar pedagogik sains SMP yang direkomendasikan oleh Carribean Examination (2007: 2-6) dan Curriculum Development Center (2002: 13-15). Khusus untuk knowledge of assesment dan knowledge of curriculum aspek pedagogik (Osman, 2010: 946) muncul pada mata kuliah Kajian dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPA serta Penilaian dan Evaluasi Pendidikan IPA. Tabel 1. Jenis Program integrated science dan Daftar Mata Kuliah Prasyarat No Jenis Sub Program 1 Program integrated-1 2 Program integrated-2 Mata Kuliah Prasarat Content (Materi) Pedagogy(Pedagogi) a. Biologi Dasar I dan II a. IPA Dasar b. Praktikum Biologi b. Praktikum IPA Dasar Dasar I dan II c. Fisika Dasar I dan II d. Praktikum Fisika Dasar I dan II e. Kimia Dasar I dan II f. Praktikum Kimia Dasar I dan II Semua mata kuliah Semua mata kuliah prasyarat materi program prasyarat pedagogi integrated science 1 program integrated a. Ilmu Kebumian science 1 b. Praktikum Ilmu a. Pendidikan IPA Kebumian b. Praktikum Pendidikan IPA F-6 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 Tabel 1. Jenis Program integrated science dan Daftar Mata Kuliah Prasyarat No 3 Jenis Sub Program Program integrated science 3 Mata Kuliah Prasarat Content (Materi) Pedagogy(Pedagogi) Semua mata kuliah Semua mata kuliah prasyarat materi prasyarat pedagogi integrated science 1 dan 2 program integrated science 1 dan 2 a. Ilmu Lingkungan b. Astronomi c. Praktikum Astronomi a. Pengembangan Media Pembelajaran IPA-1 dan Media Pembelajaran IPA-2 b. Praktikum Pengembangan Media Pembelajaran IPA-1 dan Pengembangan Media Pembelajaran IPA-2 c. Kajian dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPA d. Penilaian dan Evaluasi Pendidikan IPA Berdasarkan analisis standar-standar materi dan pedagogi IPA SMP/MTs dari Benchmarks for Science Literacy, Standards for Science Teacher Preparation, Carribbean Examination Council dan Science For All Americans, maka diperoleh standar-standar materi dan pedagogi yang sudah mendapat judgement di lapangan, dimana standar-standar materi dan pedagogi ini dijadikan acuan mahasiswa dalam mengembangkan IPA terintegrasi. Jabaran topik dan sub topik standar-standar materi disajikan dalam Tabel 2. Hasil analisis standar-standar pedagogi terdiri dari I: Analisis keterampilanketerampilan ilmiah (keterampilan proses sains dan keterampilan-keterampilan manipulatif); II: Analisis keterampilan-keterampilan berpikir (keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif; III: Analisis strategi berpikir; IV: Analisis sikap-sikap ilmiah dan nilai-nilai mulia/luhur serta V: Analisis strategi pembelajaran (A. Pendekatanpendekatan pembelajaran IPA: Inkuiri-Diskoveri, Sains-Teknologi-Masyarakat, Kontekstual, Belajar Tuntas; B. Metode-metode Pembelajaran IPA: Eksperimen, Diskusi, Simulasi, Proyek, Karyawisata serta penggunaan Teknologi). Mengacu pada standar-standar untuk guru sains SMP (NSTA, 2003: 4-30) terutama standar isi, standar hakikat sains, standar inkuiri, standar keterampilan umum mengajar, standar asesmen, maka hasil jabaran standar core materi dan pedagogi sudah mencakup semua standar yang direkomendasikan NSTA, karena untuk setiap topik dan sub topik sudah dijabarkan dalam tujuan pembelajaran, indikator, materi, aktivitas pembelajaran dan asesmen yang disarankan. Tabel 2. Topik-topik dan sub Topik-sub Topik Standar Materi IPA SMP Hasil Analisis F-7 Insih Wilujeng/ Redesain Kurikulum P. IPA Topik Sub Topik Jumlah Indikator per Sub Topik (*) Jumlah Indikator per Topik Sains dan Teknologi 3 Keselamatan Kerja 2 1 Tantangan-tantangan Penggunaan Sains dan Teknologi 2 Pengukuran 5 Wujud Zat 6 Air 4 2 Logam dan Non Logam 5 Asam dan Basa 8 Pemisahan Campuran 6 Organisme Hidup 7 Tumbuhan 11 3 Hama dan Pestisida 3 Tanah 5 Udara 5 Reproduksi 7 4 Obat-obatan 2 Penyebaran Penyakit 3 Makanan dan Saya 4 Darah dan Manfaatnya 5 Indra Manusia 10 Bentuk-bentuk Energi 3 Konversi Energi 2 Sumber-sumber Energi 5 Kelistrikan 7 Kemagnetan 4 5 Kalor 2 Dinamika 5 Kerja dan Daya 6 Getaran dan Gelombang 6 Pesawat Sederhana 3 (*) Setiap indikator dijabarkan aspek materi, aktivitas pembelajaran dan asesmen yang 7 34 31 31 43 disarankan Keterangan : Topik 1: Kerja Ilmiah dalam IPA, Topik 2: Penyelidikan Zat (Materi), Topik 3: Pemahaman Kehidupan, Topik 4: Tubuh Kita, Topik 5: Eksplorasi Energi Mengacu pada hasil analisis kurikulum dan hasil analisis standar-standar pembelajaran IPA SMP/MTS, maka ditetapkan program mata kuliah IPA terintegrasi yang akan dibelajarkan dalam satu semester, meliputi 3 program integrated science. Karakteristik/persamaan dan perbedaan program integrated science 1, integrated science 2 dan 3 dideskripsikan pada Tabel 3 Ketiga program IPA Terintegrasi (integrated science) dikemas menjadi mata kuliah “IPA Terintegrasi dan Pembelajarannya” wajib tempuh bagi mahasiswa S1 Pendidikan IPA pada semester VI, berbobot 3 SKS teori dan 1 SKS praktikum dan menjadi mata kuliah baru pada Kurikulum 2010. Tabel 3. Karakteristik atau Persamaan dan Perbedaan Setiap Program IPA Terintegrasi (integrated science) Program dan Karateristik/Persamaan dan perbedaan Tema Program F-8 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 Program dan Tema Program Karateristik/Persamaan dan perbedaan I Terapan Pendekatan Keterampilan Proses: Penjernihan Air 1. Interdisipliner IPA dengan kompetensi utama bidang Fisika 2. Tema utama terkait dengan kehidupan sehari-hari. 3. Perangkat meliputi: Silabus Program I; Pemodelan (contoh Analisis Kompetensi Kurikulum dan contoh Silabus Pembelajaran IPA Terintegrasi dengan Terapan PKP, contoh RPP, contoh LKS, contoh Penilaian); Panduan Pengembangan RPP; Panduan Peer Teaching; Penugasan Mahasiswa dan Materi Pengayaan. 1. Interdisipliner IPA dengan kompetensi utama bidang Kimia 2. Tema utama terkait dengan kehidupan sehari-hari. 3. Perangkat meliputi: Silabus Program II; Pemodelan (contoh Analisis Kompetensi Kurikulum dan contoh Silabus Pembelajaran IPA Terintegrasi dengan Terapan STM, contoh RPP, contoh LKS, contoh Penilaian); Panduan Pengembangan RPP; Panduan Peer Teaching; Penugasan Mahasiswa; Materi Pengayaan. 1. Interdisipliner IPA dengan kompetensi utama bidang Biologi 2. Tema utama terkait dengan kehidupan sehari-hari. 3. Perangkat meliputi: Silabus Program III; Pemodelan (contoh Analisis Kompetensi Kurikulum dan contoh Silabus Pembelajaran IPA terintegrasi dengan terapan Inkuiri, contoh RPP, contoh LKS, contoh Penilaian); Panduan Pengembangan RPP; Panduan peer teaching; Penugasan Mahasiswa; Materi Pengayaan. II Terapan Sains Teknologi Masyarakat: Pencemaran Lingkungan dan Cara Mengatasinya III Terapan Inkuiri: Mengapa Bisa Terjadi Hipertensi? Perkuliahan integrated science bertujuan meningkatkan kompetensi pedagogical content knowledge (PCK) bagi mahasiswa calon guru IPA SMP, sehingga berbagai jenis perangkat yang dikembangkan sudah memenuhi tujuan tersebut, seperti contoh analisis kompetensi kurikulum dan pengembangan silabus pembelajaran IPA terintegrasi memberikan pemahaman mahasiswa tentang knowledge of curriculum (KC), contoh RPP, contoh LKS dan analisis standar pedagogi memberikan pemahaman mahasiswa tentang knowledge of student’s learning difficulties (KSLD) serta knowledge of instructional strategies and activities (KISA), contoh penilaian memberikan pemahaman mahasiswa tentang knowledge of assesment (KA), materi pengayaan aspek content dan standar core materi memberikan pemahaman mahasiswa tentang subject matter knowledge (SMK)(Osman, 2009: 964). Pelaksanaan perkuliahan IPA terintegrasi dalam bentuk terpadu dari aspek materi dan pedagogi dan perkuliahan teori dan praktikum untuk seluruh program. Masing-masing sub program model perkuliahan memuat tahap aktivitas, yaitu (a) modeling; (b) diskusi (c) penyusunan analisis kompetensi kurikulum dan silabus pembelajaran IPA terintegrasi (d) penyusunan RPP; (e) Peer Teaching; dan (f) pengayaan materi aspek content dan pedagogy. Pembahasan tentang tahap aktivitas perkuliahan sebagai berikut. F-9 Insih Wilujeng/ Redesain Kurikulum P. IPA a. Pembekalan melalui pemodelan mengajar dalam perkuliahan bertujuan agar mahasiswa calon guru IPA SMP memiliki kompetensi dalam menggunakan strategi dan metode mengajar secara tepat dan efektif; mampu mengkaji dan berlatih dalam proses pendidikan guru SMP/MTs sesuai standarnya (NSTA, 2003: 8). b. Khusus untuk aktivitas perkuliahan pemberian materi pengayaan bagi mahasiswa tidak bersifat wajib, tetapi mengacu pada hasil ketercapaian kompetensi materi mahasiswa sesudah tes akhir dan hasil ketercapaian kompetensi pedagogi mahasiswa sesudah penugasan penyusunan analisis kompetensi kurikulum dan silabus pembelajaran IPA terintegrasi; pengembangan RPP; dan peer teaching. Kompetensi materi dan pedagogi yang dikuasai oleh kurang 75% mahasiswa menjadi fokus pengayaan. c. Penilaian pada mahasiswa digunakan instrumen-instrumen penilaian meliputi: tes tertulis untuk mengetahui kompetensi mahasiswa terhadap integrasi IPA dengan metode ilmiah; tes tertulis untuk mengetahui kompetensi interdisipliner bidang IPA; tes kinerja untuk mengetahui kompetensi mahasiswa dalam melakukan analisis kompetensi kurikulum dan silabus pembelajaran IPA terintegrasi serta tes kinerja pengembangan RPP; tes praktik untuk mengetahui kompetensi mahasiswa melakukan peer teaching. Penutup Hasil pengembangan program integrated science memberikan masukan dalam revisi Kurikulum S1 Pendidikan IPA S1 dalam hal jumlah SKS, kode, menghapus, mengganti nama dan deskripsi mata kuliah untuk beberapa mata kuliah prasyarat dari segi content dan segi pedagogy. Daftar mata kuliah prasarat integrated science aspek materi dan pedagogi beserta revisinya tersedia di lampiran. Hasil pengembangan program terutama standar core materi dan pedagogi sebagai pedoman atau rujukan dalam mengembangkan pembelajaran IPA terintegrasi, meskipun di masa mendatang terjadi perubahan kurikulum di tingkat SMP/MTs. Hal ini bersumber pada rasional, bahwa standar core materi memberikan standar isi dan standar core pedagogi memberikan standar keterampilan-keterampilan ilmiah dalam IPA, standar keterampilan-keterampilan berpikir dalam IPA, standar strategistrategi berpikir dalam IPA, standar sikap-sikap ilmiah/nilai-nilai luhur dalam IPA sebagai standar dalam pencapaian character building bagi siswa, dan standar strategi-strategi pembelajaran IPA. Keseluruhan hasil pengembangan program IPA terintegrasi ini sebagai mata kuliah wajib di program studi S1 Pendidikan IPA, semester VI dan sekaligus sebagai mata kuliah baru dengan bobot 3 SKS teori dengan nama IPA Terintegrasi dan Pembelajarannya serta 1 SKS praktikum dengan nama Praktikum IPA Terintegrasi dan Pembelajarannya. Program IPA Terintegrasi yang telah dikembangkan melalui research and development ini merupakan mata kuliah yang mampu membekali mahasiswa S1 pendidikan IPA yang memiliki kewenangan menjadi calon guru IPA SMP. Dengan demikian bagi LPTK yang membuka program studi S1 pendidikan IPA perlu menerapkan mata kuliah IPA terintegrasi agar lulusannya memiliki kompetensi sesuai yang direkomendasikan Standards for Science Teacher Preparation (NSTA, 2003) dan memenuhi Permendiknas, No. 16 Tahun 2007, yaitu memiliki kompetensi interdisipliner bidang IPA. Daftar Pustaka American Assosiation for the Advancement of Science. 1993. Benchmarks for Science Literacy. Project 2061. New York: Oxford University Press. Bruce Joyce & Masha Weil. 1996. Models of Teaching 5th Ed. United States of America: F-10 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 Allyn & bacon. A Simon & Schuster Company BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP Depdiknas. Carribbean Examination Council. 2007. Integrated Science. Carribbean Certificate of Secondary Level Competence Curriculum Development Center. 2002, Integrated Curriculum for Secondary School (Curriculum Specification. Science Form 2. Ministry of Education Malaysia NSTA. 1988. Standards for Science Teacher Preparation NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003 Osman N. Kaya. 2009. The Nature of relationship among the Components of pedagogical Content Knowledge of Preservice Science Teachers: ‘Ozone leyer depletion’ as an example. Internasional Journal of Science Education Vol. 31, No. 7, 1 May 2009, pp. 961-988 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 tentang Guru Zajkov, O. et. al. 2001. Secondary School Student’s Conceptual and Conventional Knowledge of Mechanics and Some Socioeconomic Parameters. Faculty of Natural Sciences and Mathematics, Macedonia, 15 halaman. Tersedia; [email protected]. [21 Januari 2008] -------------. 2004. Standar-standar Guru Pemula untuk SMP/MTs. Jakarta: Dirjen DIKTI. Departemen Pendidikan Nasional. --------------. 2006. Pengembangan Kurikulum Program Studi S1. Jakarta: Departemen Pendidikan nasional. Direktorat jenderal pendidikan Tinggi. Direktorat Ketenagaan. --------------.2007. Kurikulum 2002 FMIPA . Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta --------------. 2007. Panduan Penyusunan KTSP Lengkap. Yogyakarta: Pustaka Yustisia Lampiran DAFTAR MATA KULIAH PRASARAT IPA TERINTEGRASI ASPEK MATERI DAN PEDAGOGI BESERTA REVISINYA F-11 Insih Wilujeng/ Redesain Kurikulum P. IPA Semester I Materi No Pedagogi 1 Kurikulum Lama (2007) (IPA 307/IPA 108) Kurikulum Baru (2010) (SSC 207/SSC 108) 2 Fisika Dasar (3/1) (IPA 303/IPA 104) Fisika Dasar I (2/1) (SSC 203/SSC 104) 3 Biologi Dasar (3/1) (IPA 311/IPA 112) Biologi Dasar I (2/1) (SSC 211/SSC 112) Kimia Dasar (3/1) 1 Kimia Dasar I (2/1) Semester II (SSC 209/SSC 110) 2 Fisika Dasar II (2/1) (SSC 205/SSC 106) --------------- Kurikulum Baru (2010) (IPA 201/IPA 102) (SSC 102) IPA Dasar (2/1) 3 1 (IPA 321/IPA 122) Kimia Dasar II (2/1) Semester III (SSC 219/SSC 120) Ilmu Kebumian (3/1) Ilmu Kebumian (2/1) ------------- (PIP 301/PIP 102) Pendidikan (2/1) (SSC 216/SSC 117) (PIP 206/PIP 107) IPA-1 (2/1) IPA-1 (2/1) Strategi Manajemen Pendidikan (2/1) dihapus Pelaksanaan perkuliahan content IPA Terintegrasi fokus untuk kelas VII SMP/MTs 3 dan Pengelolaan dan Teknik Laboratorium (2/1) Sebelumnya berada di Semester VI (IPA 225) 2 Ilmu Lingkungan (2) (IPA 227/IPA 128) Semester IV (SSC 223) Ilmu Lingkungan (2) (SSC 225/SSC 126) F-12 301/PSC Pendidikan IPA (3/1) Mata kuliah diganti nama IPA Terintegrasi dan Pembelajaran IPA (PIP 203/PIP 104) 1 (PSC 102) IPA (IPA 218/IPA 118) Pelaksanaan perkuliahan IPA terpisah per bidang kajian fokus untuk konsep dasar IPA kelas VII SMP/MTs 201/SSC IPA Dasar (2/1) ------------Biologi Dasar II (2/1) (SSC 213/SSC 114) 2 Kurikulum Lama (2007) nya dan masuk Semester VI (PSC 104) 203/PSC Pengelolaan dan Teknik Laboratorium (2/1) (PIP 308/PIP 109) (PSC 208/PSC 109) Pengembangan Media Pembelajaran IPA Pengembangan Media Pembelajaran IPA-I Astronomi (2/1) 3 1 2 1 (IPA 223/IPA 124) (SSC 221/SSC 222) IPA-2 (2/1) IPA-2 (2/1) Pelaksanaan perkuliahan IPA terpisah per bidang kajian fokus untuk konsep dasar IPA kelas VIII SMP/MTs Pelaksanaan perkuliahan content IPA Terintegrasi fokus untuk kelas VIII SMP/MTs (IPA 229/IPA 230) Semester V (SSC 227/SSC 228) IPA-3 (2/1) IPA-3 (2/1) Pelaksanaan perkuliahan IPA terpisah per bidang kajian fokus untuk konsep dasar IPA kelas IX SMP/MTs Pelaksanaan perkuliahan content IPA Terintegrasi fokus untuk kelas VIII SMP/MTs (IPA ) IPA-4 (2/1) 1 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 Astronomi (2/1) (3/1) (2/1) (IPA ) (PIP 307) (PSC 307) Kajian dan Pengembangan Kurikulum Pend. IPA (3) Kajian dan Pengembangan Kurikulum Pend. IPA (3) ------------ (PSC 210/PSC 111) Pengembangan Media Pembelajaran IPAII (2/1) Semester VI (PSC 305/PSC 106) IPA Terintegrasi dan Pembelajaran nya (3/1) Semester VII Dihapus IPA-5 (2/1) F-13 ---------------- ------------------