PERUBAHAN FUNGSI SEKSUAL PADA MASA KEHAMILAN PRIMIGRAVIDA SEXUAL FUNCTION ALTERATION DURING PREGNANCY IN PRIMIGRAVIDA Evelyn Indradjaja Tunardy, IMS. Murah Manoe, Telly Tessy Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi: Evelyn Indradjaja Tunardy Bagian OBGIN FK-Unhas Makassar, 90245 HP: 0811466378 Email: [email protected] Abstrak Masalah fungsi seksual merupakan masalah yang sering terjadi pada wanita hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menilai fungsi seksual pada primigravida sejak trimester pertama sampai ketiga. Fungsi seksual dinilai dengan menggunakan kuesioner FSFI yang telah divalidasi dibeberapa Negara. Penelitian ini lakukan secara kohort prospektif dan pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dengan jumlah sampel 49 primigravida. Data diolah menggunakan spss versi 16 dengan uji McNemar, tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan, lebih banyak wanita yang mengalami penurunan fungsi seksual pada trimester pertama dan ketiga, sedangkan pada trimester kedua kebanyakan wanita mengalami fungsi seksual yang normal. Dalam perbandingannya, terdapat perbedaan bermakna antara fungsi seksual trimester pertama dengan kedua (p<0,01), dan trimester kedua dengan ketiga (p<0,01). Untuk posisi sanggama, pada trimester pertama lebih banyak memilih missionary position (75,5%), trimester kedua memilih woman on top position (67,3%), dan trimester ketiga memilih side by side position (55,1%). Dapat diambil kesimpulan bahwat terjadi perubahan fungsi seksual pada tiap trimester kehamilan primigravida. Kata Kunci : Primigravida, Fungsi seksual, FSFI, Posisi sanggama Abstract The issue of sexual function is a problem that often occurs in pregnant women. This study aimed to assess sexual function in primigravida from first to third trimester. Sexual function was assessed using a validated FSFI questionnaires in several countries. The research was done in a prospective cohort and sampling conducted in consecutive sampling with a sample of 49 primigravida. The data is processed using SPSS version 16 with the McNemar test, the significance level of 0.05. The results showed, more women decreased sexual function in the first and third trimester, whereas in the second trimester most women experience normal sexual function. In comparison, there are significant differences between sexual function with both the first trimester (p <0.01), and the second with the third trimester (p <0.01). For the position of intercourse, the more likely to choose the first trimester missionary position (75.5%), second trimester opt woman on top position (67.3%), and third trimester choose side by side position (55.1%). Can be concluded bahwat changes in sexual function in each trimester of pregnancy primigravida Keywords: primigravida, sexual function, FSFI, Position copulations PENDAHULUAN Kehamilan memiliki peran penting dalam fungsi seksual dan perilaku wanita. Masalah fungsi seksual dilaporkan sering terjadi pada wanita hamil. (Aslan G dkk, 2005). Beberapa penelitian yang dikembangkan menunjukkan bahwa masalah fungsi seksual merupakan masalah yang sering terjadi pada 25% - 92% wanita. Fungsi seksual dapat dipengaruhi oleh usia, pengetahuan, penyakit kronik, kehamilan, dan persalinan. Masalah fungsi seksual dapat mempengaruhi kualitas hidup wanita, dimana akan memberi dampak negatif pada rasa percaya diri (Alessandra P. et al., 2009) Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita normal. Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan. (Elder J. et al., 2010). Fungsi seksual merupakan bagian yang turut menentukan warna, kelekatan dan kekompakan pasangan suami-istri. Bila suami-istri mempunyai persepsi yang sama tentang makna hubungan seksual dalam perkawinan, tentu tidak akan timbul masalah, namun jika persepsi mereka berbeda, biasanya akan timbul masalah.(Sylvia D., 2006). Reamy melakukan penelitian pada 52 wanita hamil dengan menggunakan kuesioner di tiap trimester kehamilan dan mendapatkan terjadinya penurunan pada kenikmatan seksual, frekuensi bersanggama, dan orgasme seiring dengan berjalannya kehamilan. Hasrat seksual meningkat pada trimester kedua dan menurun secara progresif pada trimester ketiga, sesuai dengan penelitian oleh Masters dan Johnson. (Uwapusitanon W. et al., 2004). Bartellas melakukan evaluasi 141 wanita hamil, dan menemukan bahwa kehamilan mereka ditandai dengan penurunan yang progresif pada aktivitas seksual, dan kebanyakan wanita hamil takut bila dengan bersanggama dapat melukai kandungannya. (Bartellas E. et al., 2000). Di Indonesia, khususnya di Makassar belum ada penelitian tentang fungsi seksual dalam kehamilan, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hal tersebut dengan menggunakan kuesioner Female Sexual Function Index (FSFI). BAHAN DAN METODE Lokasi dan rancangan penelitian Penelitian ini dilakukan dibeberapa rumah sakit pendidikan Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNHAS. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif dengan menggunakan consecutive sampling Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah primigravida yang melakukan ANC di beberapa rumah sakit pendidikan Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNHAS, yaitu wanita yang hamil trimester pertama, kemudian di follow up sampai trimester ketiga. Sampel adalah semua anggota populasi yang memenuhi kriteria penelitian. Kriteria inklusi: Primigravida usia 25 – 35 tahun dengan kehamilan trimester pertama, kedua, dan ketiga; kehamilan tunggal; hari pertama haid terakhir (HPHT) jelas; tinggal dengan suami; bersedia mengisi informed consent. Kriteria eksklusi: Kehamilan yang disertai dengan penyakit lain atau penyulit (misal: asma, hipertensi, penyakit jantung, plasenta previa, dan inkompetensi serviks); hubungan dengan suami tidak harmonis; wanita primigravida dengan riwayat infertil primer. Kriteria drop out : Primigravida yang telah diikutsertakan dalam penelitian, dalam perkembangan kehamilannya mengalami masalah atau komplikasi kehamilan (misal: ancaman abortus, perdarahan antepartum, uterus kontraktil, hipertensi, sesak napas) Metode pengumpulan data Dilakukan anamnesis terhadap ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini dan mengisi surat persetujuan. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat dalam kriteria eksklusi diambil sebagai sampel untuk penelitian. Pasien primigravida trimester pertama (usia kehamilan < 14 minggu) yang melakukan ANC akan dijadikan sampel, dan diberi lembar kuesioner untuk diisi, lalu pada trimester kedua (usia kehamilan 15 minggu – 28 minggu) dan trimester ketiga (usia kehamilan 29 minggu – 42 minggu) juga diberi lembar kuesioner untuk diisi lagi. Kuesioner ini mencakup fungsi seksual dan posisi sanggama favorit pasien tersebut dalam 4 minggu terakhir Analisis data Analisis data meliputi analisis deskriptif yaitu menghitung jumlah dan menentukan, sedangkan perhitungan analitik menggunakan uji statistik yang sesuai, yaitu : Analisis univariat, untuk deskripsi data berupa distribusi frekuensi. Analisis bivariat, Uji McNemar untuk membandingkan 2 variabel yang berpasangan. Hasil uji hipotesis dikatakan tidak bermakna bila p > 0,05, bermakna bila p ≤ 0,05, dan sangat bermakna bila p < 0,01. HASIL Distribusi Karakteristik Sampel Penelitian Tabel 1 menunjukkan karakteristik sampel yang dianalisis meliputi usia ibu, pendidikan, pekerjaan, dan lama menikah.. Secara umum dari 49 sampel yang diteliti, kelompok umur terbanyak yaitu 25-29 tahun sebanyak 32 sampel (65,3%). Menurut tingkat pendidikan, kelompok SLTA terbanyak yaitu 19 sampel (38,8%) dan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 32 sampel (65,3%). Untuk sampel yang mengalami disfungsi seksual, terdapat 42 sampel (85,7%) pada trimester pertama, 13 sampel (26,5%) pada trimester kedua, dan 39 sampel (79,6%) pada trimester ketiga. Distribusi Aspek Fungsi Seksual dalam Kehamilan Tabel 2. memperlihatkan distribusi aspek fungsi seksual dalam kehamilan primigravida. Untuk desire, yang terbanyak mengalami disfungsi yaitu pada trimester ketiga sebanyak 26 sampel (53,1%), dan tetap normal pada trimester kedua sebanyak 45 sampel (91,8%). Aspek arousal pada trimester kedua tetap normal pada semua sampel, yaitu 49 sampel (100%). Pada aspek lubrication, gangguan fungsi terbanyak pada trimester ketiga, yaitu sekitar 17 sampel (34,7%), sedangkan pada trimester kedua, banyak yang normal, sekitar 48 sampel (98%). Dalam mencapai orgasme atau orgasm, hampir tiap trimester tidak mengalami disfungsi, namun pada trimester kedua, semua sampel mencapai orgasme, yaitu sebanyak 49 sampel (100%). Tingkat satisfaction dalam kehamilan, terdapat disfungsi pada trimester pertama dan ketiga, sedangkan pada trimester kedua sekitar 44 sampel (89,8%) normal. Rasa nyeri atau pain tidak banyak dialami dalam kehamilan tiap trimester, namun pada trimester kedua, 49 sampel (100%) tidak mengeluhkan adanya rasa nyeri. Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester I dan II Tabel 3 menunjukkan perbandingan fungsi seksual secara keseluruhan dengan melihat total nilai FSFI antara trimester pertama dan kedua. Pada tabel ini tampak adanya perbedaan yang bermakna antara fungsi seksual trimester pertama dengan kedua (p=0,000). Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester II dan III Pada Tabel 3 memperlihatkan perbandingan total nilai FSFI pada primigravida trimester kedua dan ketiga, dan terdapat perbedaan yang bermakna antara fungsi seksual kedua trimester (p=0,000). Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester I dan III Tabel 3 menunjukkan perbandingan total nilai FSFI pada primigravida trimester pertama dan ketiga, dimana antara kedua trimester tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,607). Perbandingan Total nilai FSFI pada Trimester I, II, dan III Pada Grafik 1 dapat dilihat adanya gambaran disfungsi seksual pada trimester I dan III, sedangkan pada trimester II kebanyakan mengalami fungsi seksual yang normal. Posisi Sanggama dalam Kehamilan Pada tabel 4 menggambarkan beberapa posisi sanggama dalam kehamilan, dimana posisi terbanyak pada trimester pertama yaitu missionary position, yaitu sebanyak 37 sampel (75,5%). Pada trimester kedua, pilihan posisi sanggama terbanyak yaitu woman on top position, sebanyak 33 sampel (67,3%). Dan pada trimester ketiga, terbanyak wanita hamil lebih memilih side by side position, yaitu sebanyak 27 sampel (55,1%). Perubahan pemilihan posisi sanggama pada tiap trimester kehamilan, dimana trimester pertama memilih missionary position, trimester kedua memilih woman on top position, dan trimester ketiga memilih side by side position. PEMBAHASAN Pada penelitian ini, ditemukan Perubahan fungsi seksual lebih sering terjadi pada kehamilan primigravida trimester pertama dibandingkan dengan kehamilan trimester kedua. Perubahan fungsi seksual lebih sering terjadi pada kehamilan primigravida trimester ketiga dibandingkan dengan kehamilan trimester kedua. Fungsi seksual pada kehamilan primigravida trimester pertama dibandingkan dengan kehamilan trimester ketiga hampir tidak ada perubahan. Terdapat perbedaan pemilihan posisi sanggama dalam tiap trimester kehamilan, dimana missionary position menjadi pilihan pada kehamilan primigravida trimester pertama, woman on top position pada trimester kedua, dan side by side position pada trimester ketiga. Kelompok usia terbanyak antara 25 – 29 tahun, yaitu sebanyak 32 sampel (65,3%). Berdasarkan penelitian oleh National Survey of Family Growth (NSFG) tahun 2006-2010, angka kesuburan untuk wanita adalah antara 15 – 44 tahun. Disamping itu, menurut NSFG juga kebanyakan wanita yang menikah, mengalami kehamilan pertama pada usia antara 20 - 29 tahun, yaitu sekitar 45,7%. Hali ini sesuai dengan penelitian ini, dimana sampel yang digunakan adalah primigravida (Martinez G.,et al, 2012). Pendidikan terakhir sampel yang terbanyak adalah SLTA, yaitu sebanyak 19 sampel (38,8%). Berdasarkan Data Statistik Indonesia tahun 2005, angka bebas buta huruf di Sulawesi Selatan pada wanita adalah 82,20% dengan tingkat pendidikan rata-rata adalah SMA. Hal ini kemudian menjadi perhatian peneliti dalam pengisian kuesioner. Sehingga peneliti memberikan perhatian lebih pada kelompok sampel yang masuk dalam kelompok pendidikan rendah. Kelompok pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 32 sampel (65,3%). Hal ini sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004. Dimana, ternyata di perkotaan sebagian besar ibu usia kurang dari 40 tahun yang mempunyai anak, sekitar 63,3% hanya mengurus rumah tangga saja dan yang bekerja hanya 29.6% saja.Disfungsi seksual terdapat banyak pada trimester pertama dan ketiga yaitu 42 sampel (85,7%) dan 39 sampel (79,6%). ,Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa pada kehamilan trimester pertama terdapat beberapa sampel yang mengalami disfungsi, yaitu pada desire, satisfaction, dan pain. Sedangkan pada trimester kedua, hampir semua aspek fungsi seksual normal.. Pada trimester ketiga, terdapat lebih banyak sampel yang mengalami disfungsi seksual, yaitu pada aspek desire, arousal, lubrication, satisfaction, dan pain, apabila dibandingkan dengan trimester pertama. Fungsi seksual dalam kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor hormonal, neurogenik, fisik, maupun psikis. Hormon testosteron berperan penting dalam seksualitas pria maupun wanita, yang berpengaruh pada hasrat dan aktivitas seksual. Pada wanita hamil, terjadi penurunan kadar testosteron, yang menyebabkan terjadinya penurunan hasrat seksual. Dopamin, merupakan suatu neurotransmiter yang aktif pada saat tubuh dalam keadaan senang. Dorongan atau keinginan seksual diaktivasi oleh dopamin, yang menyebabkan peningkatan hasrat seksual. Meskipun faktor hormonal dan neurogenik memegang peranan dalam fungsi seksual, namun sekitar 46% disfungsi seksual dalam kehamilan lebih dipengaruhi oleh ketidaknyamanan fisik, dan 25% - 50% dipengaruhi oleh faktor psikis (Brown, C.,et al. 2008) Adanya gangguan desire pada trimester pertama sampel disebabkan oleh adanya tandatanda hamil muda berupa rasa mual dan muntah pada awal kehamilan, juga karena merupakan kehamilan pertama sehingga kebanyakan merasa takut akan terjadi gangguan terhadap kehamilan, sehingga kebanyakan wanita hamil merasa enggan untuk melakukan hubungan seksual. Sedangkan pada trimester kedua, kebanyakan dari sampel telah pulih dari mual muntah, sehingga mereka merasa dapat melakukan hubungan seksual seperti biasa. Pada trimester ketiga, desire menurun akibat rasa penuh dan sesak pada perut sehingga banyak sampel merasa malas untuk memulai hubungan seksual. Pada fase arousal, sampel pada trimester pertama dan kedua hampir tidak mengalami gangguan, tetapi pada trimester ketiga banyak yang mengalami gangguan. Ini disebabkan oleh makin besarnya kehamilan, sehingga membatasi pergerakan dan menyebabkan sampel merasa malas untuk melakukan hubungan seksual. Fase lubrication, kebanyakan sampel mengalami gangguan di trimester ketiga. Hal ini berkaitan dengan adanya penurunan fungsi desire dan arousal, sehingga hasrat atau keinginan seksual pun akan menurun.Pada fase orgasm, kebanyakan sampel pada tiap trimester mengalami orgasme. Tetapi, peneliti tidak dapat menentukan apakah diantara sampel terdapat beberapa yang mengalami multiple orgasm. Satisfaction pada trimester pertama menurun diduga akibat rasa bersalah yang timbul setelah melakukan hubungan seksual, dimana beberapa sampel merasa khawatir mengenai bayinya. Sedangkan pada trimester kedua, kepuasan seksual hampir tidak mengalami gangguan. Pada trimester ketiga, fase ini kembali mengalami gangguan akibat perasaan tidak nyaman yang muncul sehubungan dengan kehamilan yang bertambah besar. Pain sejalan dengan lubrikasi pada tiap trimester, dimana dengan adanya lubrikasi yang baik, kebanyakan sampel tidak merasakan nyeri pada saat melakukan hubungan seksual, terutama pada trimester kedua. Penelitian ini memberi hasil yang hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Reamy pada 52 wanita hamil, dimana ditemukan adanya sedikit penurunan desire pada trimester pertama, meningkat pada trimester kedua, dan menurun secara progresif pada trimester ketiga. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Master dan Johnson (Uwapusitanon W. et al., 2004). Wanita hamil pada trimester pertama seringkali merasa sulit untuk mendapatkan perasaan erotis untuk memulai hubungan seksual. Ini dapat disebabkan oleh munculnya rasa mual atau muntah dan fatique pada beberapa wanita. Begitu juga yang dikemukakan oleh Bartellas dkk (2000), yakni hampir 49% wanita merasa takut apabila melakukan hubungan seksual akan dapat melukai janinnya. (Lewis J., et al., 2006) Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Aslan G dkk., dimana mereka menemukan adanya perubahan pada seluruh aspek fungsi seksual menurut FSFI selama kehamilan. Kepuasan seksual atau satisfaction sedikit menurun pada trimester pertama, dan bervariasi pada trimester kedua, kemudian akan menurun tajam pada trimester ketiga. Lubrication tetap dialami dalam tiap trimester kehamilan, sedangkan orgasm dialami secara bervariasi pada tiap trimester. Dispareunia atau pain dialami oleh hampir 22-50% wanita hamil terutama pada akhir trimester. (Aslan G.,et al., 2005). Dalam penelitian Masters dan Johnson (1966), dikemukakan bahwa pada trimester kedua kebanyakan wanita akan mengalami sensasi erotis yang meningkat, dikarenakan pada trimester ini, keluhan kehamilan dini telah berkurang atau hilang, dan pada saat ini terjadi bendungan pada pembuluh darah pelvis, sehingga meningkatkan intensitas orgasme wanita. Dimana pada saat ini tidak jarang seorang wanita dapat merasakan multiple orgasm. (Lewis J.,et al., 2006) Memasuki trimester ketiga, seorang wanita hamil akan mengalami perubahan bentuk tubuh dan perut yang makin membesar, sehingga merasakan dirinya kurang menarik, disamping pergerakan yang juga terbatas. Hal ini seringkali menimbulkan ketidaknyamanan dan kesulitan dalam berhubungan seksual (Lewis J.,et al., 2006) Untuk analisis perbandingan total nilai FSFI antara primigravida trimester pertama dengan kedua, ditemukan perbedaan bermakna pada fungsi seksualnya, dengan nilai p=0,000. Begitu pula antara trimester kedua dan ketiga ditemukan perbedaan bermakna pada perbandingan total nilai FSFI dengan nilai p=0,000. Namun antara trimester pertama dan ketiga, tidak ditemukan perbedaan bermakna, dengan nilai p=0,607 Pada Grafik 1. dapat dilihat gambaran disfungsi seksual dan fungsi seksual normal pada tiap trimester.Menurut penelitian oleh Alessandra P dkk. pada 271 wanita hamil, ditemukan prevalensi gangguan fungsi seksual rata – rata 46,6% pada trimester pertama, 34,2% pada trimester kedua, serta 73,3% pada trimester ketiga. Dan ternyata terdapat perbedaan prevalensi yang bermakna antara trimester pertama dengan kedua, dan kedua dengan ketiga. Dalam penelitian ini, didapatkan pada trimester pertama kebanyakan sampel memilih missionary position (75,5%), trimester kedua memilih woman on top position (67,3%), dan trimester ketiga memilih side by side position (55,1%). Dalam penelitian Uwapusitanon W. dan Choobun T.(2004), mereka mengklasifikasikan tiga kelompok posisi sanggama bagi wanita hamil. Kelompok pertama, yaitu man on top position atau dikenal dengan missionary position. Posisi ini seringkali dilakukan pada keadaan tidak hamil ataupun masih hamil muda. Kelompok kedua yaitu woman on top position, dimana posisi ini lebih dipilih oleh wanita hamil trimester kedua, dan kelompok ketiga yaitu side by side atau rear entry position. Posisi ini semakin diminati dengan makin bertambah besarnya kehamilan. Bila dilihat dari penelitian diatas, terdapat kesamaan pemilihan posisi sanggama. Aktivitas seksual dan pemilihan posisi sanggama, juga dipengaruhi oleh berat badan seseorang, dimana pada wanita yang mengalami obesitas, biasanya mengalami ketidaknyamanan dalam aktivitas seksual pada posisi tertentu. Namun, dalam penelitian ini, yang menjadi kekurangan dan keterbatasan yaitu tidak dilakukannya pengukuran indeks massa tubuh sampel penelitian per tiap trimester. Diakibatkan pertambahan berat badan yang berbeda antara tiap wanita hamil seiring dengan kehamilannya, dan keengganan dalam mencantumkan berat badan dalam kuesioner. Hal ini juga disebutkan dalam penelitian oleh Rada C.(2011), yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan frekuensi, kualitas, dan lamanya aktivitas seksual seseorang. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini, kami menyimpulkan bahwa terdapat perubahan fungsi seksual pada tiap trimester kehamilan, dimana secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara fungsi seksual trimester pertama dengan kedua, dan antara trimester kedua dengan ketiga. Selain itu, terdapat juga perbedaan pemilihan posisi sanggama dalam tiap trimester kehamilan. Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang fungsi seksual dalam kehamilan pada primigravida dan dibandingkan dengan pada waktu sebelum hamil atau pre-konsepsi, dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Selanjutnya diharapkan dengan adanya publikasi hasil penelitian ini, petugas kesehatan yang kompeten dapat memberikan edukasi dan konseling mengenai fungsi seksual dan aktivitas seksual dalam kehamilan kepada para wanita. DAFTAR PUSTAKA Aslan G., Aslan D., Kizilyar A., Ispahi C., Esen A. (2005). A Prospective Analysis of Sexual Functions During Pregnancy. Int J Import Res. 17: 154-7 Bartellas E, Crane J, Daley M, Bennett KA, Hutchens D. (2000). Sexuality and Sexual Activity in Pregnancy. Br J Obstet Gynaecol. 107: 964-8 Brown C. Rosen R. Heiman J. Leiblum S, Meston C. Shabsigh R. Ferguson D. D’Agostino Jr. (2000). The Female Sexual Function Index (FSFI): A Multidimensional Self-Report Instrument for the Assessment of Female Sexual Function. Journal of Sex & Marital Therapy. 26:191-208 Elder J., Braver Y. Female Sexual Dysfunction. [online] Available from: http://www.clevelandclinicmeded.com Lewis J., Black J. (2006). Sexuality in Women of Childbearing Age. In :Journal of Perinatal Education. P. 29 – 35 Martinez G., Daniels K., (2012). Fertility of men and women aged 15-44 years in the United States: National survey of family grow. Sylvia D. (2006). Disfungsi Seksual pada Perempuan. Universitas Indonesia. Jakarta. p:1-28 Uwapusitanon W., Choobun T.(2004). Sexuality and Sexual Activity in Pregnancy. J Med Assoc Thai; 87 (Suppl 3): S45-9 Tabel 1 Distribusi karakteristik sampel penelitian Karakteristik Usia Ibu 25 – 29 tahun 30 – 35 tahun Pendidikan SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Pekerjaan IRT PNS/ ABRI / POLRI Pegawai swasta Wiraswasta Mahasiswi Trimester I Disfungsi seksual Normal Trimester II Disfungsi seksual Normal Trimester III Disfungsi seksual Normal N % 32 17 65,3 34,7 14 4 19 12 28,6 8,2 38,8 24,5 32 6 3 3 5 65,3 12,2 6,1 6,1 10,2 42 7 85,7 14,3 13 36 26,5 73,5 39 10 79,6 20,4 Tabel 2 Distribusi Aspek Fungsi Seksual dalam Kehamilan Trimester I Aspek Fungsi Seksual Desire Arousal Lubrication Orgasm Satisfaction Pain n = 49 Trimester II Trimester III Disfungsi seksual Normal Disfungsi seksual Normal Disfungsi seksual Normal 16 (32,7%) 2 (4,1%) 6 (12,2%) 2 (4,1%) 28 (57,1%) 19 (38,8%) 33 (67,3%) 47 (95,9%) 43 (87,8%) 47 (95,9%) 21 (42,9%) 30 (61,2%) 4 (8,2%) 0 1 ( 2%) 0 5 (10,2%) 0 45 (91,8%) 49 (100%) 48 (98%) 49 (100%) 44 (89,8%) 49 (100%) 26 (53,1%) 20 (40,8%) 17 (34,7%) 2 (4,1%) 33 (67,3%) 17 (34,7%) 23 (46,9%) 29 (59,2%) 32 (65,3%) 47 (95,9%) 16 (32,7%) 32 (65,3%) Tabel 3 Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester I,II dan III Trimester I Trimester II Disfungsi seksual Normal Trimester II Disfungsi seksual Normal ≤ 26 > 26 N % N % 12 28,6 30 71,4 1 14,3 6 85,7 Disfungsi seksual Normal Trimester III Disfungsi seksual Normal ≤ 26 > 26 N % N % 7 53,8 6 46,2 32 88,9 4 11,1 Trimester III Disfungsi seksual Normal ≤ 26 > 26 Trimester I N 33 6 Disfungsi seksual Normal % 78,6 85,7 N 9 1 % 21,4 14,3 Total N 42 7 P % 100 100 0,000 Total N 13 36 P % 100 100 0,000 Total N 42 7 P % 100 100 0,607 Tabel 4 Pemililhan Posisi Sanggama dalam Kehamilan Trimester I Missionary position Side by side position Rear entry position Woman on top position N 37 8 0 4 % 75,5 16,3 0 8,2 Trimester II N 10 2 4 33 % 20,4 4,1 8,2 67,3 Trimester III N 7 27 5 10 Grafik 1 Perbandingan Total Nilai FSFI Pada Trimester I, II, dan III % 14,3 55,1 10,2 20,4