Valentine Maksiat Berkemas Kasih Sayang

advertisement
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
IRENA MENGGAPAI HIDAYAH
Mendapat Hidayah di Biara
Saya, Irena Handono dibesarkan dalam keluarga yang religius dengan orang tua yang
merupakan pemeluk Katolik yang taat. Anak-anaknya sejak bayi sudah dibaptis. Ketika
remaja saya pun aktif di organisasi gereja. Sejak masa kanak-kanak, saya sudah
termotivasi untuk masuk biara. Bagi orang Katolik, hidup membiara adalah hidup yang
paling mulia, pengabdian total seluruh hidupnya hanya kepada Tuhan. Keinginan itu
sedemikian kuatnya, sehingga menjadi biarawati adalah tujuan satu-satunya dalam
hidup saya.
Kehidupanku nyaris sempurna, saya terlahir dari keluarga yang mapan. Rumahku luas.
Kami berasal dari etnis Tionghoa. Ayahku adalah seorang tuan tanah di Surabaya, beliau
merupakan salah satu donatur terbesar gereja di Indonesia. Saya anak kelima dan
perempuan satu-satunya dari lima bersaudara.
Intinya, masa muda saya dihabiskan dengan penuh kesan, bermakna, dan indah.
Namun demikian saya tidak larut dalam semaraknya pergaulan muda-mudi, walaupun
semua fasilitas untuk hura-hura bahkan foya-foya ada. Keinginan untuk menjadi
biarawati tetap kuat. Ketika saya lulus SMU, saya memutuskan untuk mengikuti
panggilan Tuhan itu.
Tidak ada kesulitan ketika saya melangkah ke biara, justru kemudahan yang kurasakan.
Dari banyak biarawati, hanya ada dua orang yang diberi tugas ganda saya dan seorang
teman. Yaitu kuliah di biara dan kuliah di Instituit Filsafat Teologia, seperti seminari
yang merupakan pendidikan akhir pastur.
Saya menekuni dua pendidikan sekaligus, yakni pendidikan di biara, dan di seminari. Di
tempat inilah untuk pertama kali saya mengenal Islam. Di awal kuliah, dosen memberi
pengantar bahwa agama yang terbaik adalah Katolik sedangkan agama lain itu tidak
baik. Beliau mengatakan, Islam itu jelek. Di Indonesia yang melarat itu siapa?, Yang
bodoh siapa? Yang kumuh siapa? Yang tinggal di bantaran sungai siapa? Yang
kehilangan sandal setiap hari jumat siapa? Yang berselisih paham tidak bisa bersatu itu
siapa? Semua menunjuk pada Islam. Jadi Islam itu jelek.
Saya mengatakan kesimpulan itu perlu diuji, kita lihat negara-negara lain, Philiphina,
Meksiko, Itali, Irlandia, negara-negara yang mayoritas kristiani itu tak kalah
amburadulnya. Saya juga mencontohkan negara-negara penjajah seperti terbentuknya
negara Amerika dan Australia, sampai terbentuknya negara Yahudi Israel itu, mereka
dari dulu tidak punya wilayah, lalu merampok negara Palestina.
Jadi tidak terbukti kalau Islam itu symbol keburukan. Saya jadi tertarik mempelajari
masalah ini. Solusinya, saya minta ijin kepada pastur untuk mempelajari Islam dari
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
1
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
sumbernya sendiri, yaitu al-Qur’an dan Hadits. Usulan itu diterima, tapi dengan catatan,
saya harus mencari kelemahan Islam.
Kebenaran surat Al Ikhlas
Saya membaca surat al-Ikhlas. Suara hatiku membenarkan bahwa Allah itu Ahad, Allah
itu satu, Allah tidak beranak, tidak diperanakkan dan tidak sesuatu pun yang menyamai
Dia. “Ini ‘kok bagus, dan bisa diterima!” pujiku lagi.
Pagi harinya, saat kuliah teologia, dosen saya mengatakan, bahwa Tuhan itu satu tapi
pribadinya tiga, yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Putra dan Tuhan Roh Kudus. Tiga Tuhan
dalam satu, satu Tuhan dalam tiga, ini yang dinamakan trinitas, atau tritunggal.
Malamnya, ada yang mendorong diriku untuk mengaji lagi surat al-Ikhlas. “Allahu ahad,
ini yang benar,” putusku pada akhirnya. Maka hari berikutnya terjadi dialog antara saya
dan dosen-dosen saya. Saya katakan, “Pater saya belum paham hakekat Tuhan”. “Yang
mana yang Anda belum paham?” tanya Pater.
Dia maju ke papan tulis sambil menggambar segitiga sama sisi, AB=BC=CA. Saya
dijelaskan, segitiganya satu, sisinya tiga, berarti tuhan itu satu tapi pribadinya tiga.
Tuhan Bapak sama kuasanya dengana Tuhan Putra sama dengan kuasanya Tuhan Roh
Kudus. Demikian Pastur menjelaskan. “Ini dogma, yaitu aturan yang dibuat oleh para
pemimpin gereja!” tegas Pater. “Ya terima saja, telan saja. Kalau Anda ragu-ragu,
hukumnya dosa!” tegas Pastur mengakhiri.
Walau pun dijawab demikian, malam hari ada kekuatan yang mendorong saya untuk
kembali mempelajari surat al-Ikhlas. Ini terus berkelanjutan, sampai akhirnya saya
bertanya kepada doseb yang lain, “Siapa yang membuat mimbar, membuat kursi,
meja?” Dia tidak mau jawab. “Coba Anda jawab!” Pastur balik bertanya. “Apa maksud
Anda?” Tanya Pater penasaran.
Saya kemudian memaparkan, bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dan seluas
isinya termasuk manusia. Dan manusia yang diciptakan seratus tahun lalu sampai
seratus tahun kemudian, sampai kiamat tetap saja manusia, manusia tidak mampu
mengubah dirinya menjadi Tuhan, dan Tuhan tidak boleh dipersamakan dengan
manusia.
Malamnya, kembali kukaji surat al-Ikhlas. Hari berikutnya, saya bertanya kepada dosen
lainnya, “Siapa yang melantik RW?” Saya ditertawakan. “Apa maksud Anda?” Mereka
semakin tak mengerti. Saya mencoba menguraikan, “Menurut pendapat saya, Tuhan itu
menciptakan alam semesta dan seluruh isinya termasuk manusia. Manusia itu
hakekatnya sebagai hamba Tuhan. Maka kalau ada manusia melantik sesama manusia
untuk menjadi Tuhan, jelas pelantikan itu tidak sah.”
Malam berikutnya, saya kembali mengkaji Al-Quran. Hari-hari berikutnya, kembali terjadi
dialog-dialog, sampai akhirnya saya bertanya mengenai sejarah gereja. Menurut semua
literatur yang saya pelajari, dan kuliah yang saya terima, Yesus untuk pertama kali
disebut dengan sebutan Tuhan setelah dilantik menjadi Tuhan pada tahun 325 Masehi
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
2
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
dan yang melantik adalah Kaisar Constantien (kaisar Romawi). Pelantikannya terjadi
dalam sebuah Konsili (konferensi atau muktamar) di kota Nicea. Sejak itulah, Yesus
berpredikat sebagai Tuhan.
Sementara waktu bergulir terus, dan saya tidak mampu menemukan kelemahan alQur’an. Bahkan, saya yakin tidak ada manusia yang mampu. Kebiasaan mengkaji alQur’an tetap saya teruskan, sampai saya berkesimpulan bahwa agama yang hak itu
cuma satu, Islam. Subhanaallah.
Keluar dari Biara
Saya mengambil keputusan besar, keluar dari biara. Itu melalui proses berbagai
pertimbangan dan perenungan yang dalam. Dengan keyakinan bahwa Islam agama
Allah. Enam tahun kemudian baru saya mengucapkan dua kalimah syahadat.
Selama enam tahun, saya bergelut dengan berbagai macam persoalan, baik yang sedih,
senang, suka dan duka. Sedih, karena saya harus meninggalkan keluarga saya. Reaksi
dari orang tua tentu bingung bercampur sedih.
Sekeluarnya dari biara, saya melanjutkan kuliah ke Universitas Atmajaya. Kemudian
saya menikah dengan orang Katolik. Harapanku dengan menikah adalah, saya tidak lagi
terusik oleh pencarian agama. Saya berpikir, kalau sudah menikah, ya selesai!
Ternyata diskusi itu tetap berjalan, apalagi suamiku adalah aktifis mahasiswa. Begitu
pun dengan diriku, kami kerap kali berdiskusi. Setiap kali kami diskusi, selalu berakhir
dengan pertengkaran, karena kalau saya mulai bicara tentang Islam, dia menyudutkan.
Padahal, saya tidak suka sesuatu dihujat tanpa alasan. Ketika dia menyudutkan Islam,
saya membela Islam, maka jurang pemisah itu semakin membesar, sampai pada
klimaksnya.
Saya berkesimpulan kehidupan rumah tangga seperti ini, tidak bisa berlanjut, dan tidak
mungkin bertahan lama. Saya mulai belajar melalui ustadz. Saya mulai mencari ustadz,
karena sebelumnya saya hanya belajar Islam dari buku.
Alhamdulillah Allah SWT. mempertemukan saya dengan ustadz. Saya beberapa kali
berkonsultasi dan mengemukakan niat untuk masuk Islam. Tiga kali ia menjawab
dengan jawaban yang sama, “Masuk Islam itu gampang, tapi apakah Anda sudah siap
dengan konsekwensinya?” “Siap!” jawabku. “Apakah Anda tahu konsekwensinya?” tanya
beliau. “Pernikahan saya!” tegasku. Saya menyadari keinginanku masuk Islam semakin
kuat. “Kenapa dengan dengan perkawinan Anda, mana yang Anda pilih?” Tanya beliau
lagi. “Islam” jawabku tegas.
Akhirnya rahmat Allah datang kepada saya. Saya kemudian mengucapkan dua kalimat
syahadat di Masjid Al-Falah, Surabaya. Waktu itu tahun 1983, saya berusia 26 tahun.
Setelah resmi memeluk Islam, saya mengurus perceraianku, karena suamiku tetap pada
agamanya. Pernikahanku telah berlangsung selama lima tahun, dan telah dikaruniai tiga
orang anak, satu perempuan dan dua laki-laki. Alhamdulillah, saat mereka telah menjadi
muslim dan muslimah.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
3
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Shalat pertama kali
Setelah saya mengucapkan syahadat, saya tahu persis posisiku sebagai seorang
muslimah harus bagaimana. Satu hari sebelum ramadhan tahun dimana saya berikrar,
saya langsung melaksanakan shalat. Pada saat itulah, salah seorang kakak mencari
saya. Ia membuka kamarku. Ia terkejut, ‘kok ada perempuan shalat?’
Hari berikutnya, kakakku yang lain kembali mencariku. Ia menyaksikan bahwa yang
sedang shalat itu saya. Kakakku terkejut luar biasa. Ia tidak menyangka adiknya sendiri
yang sedang shalat. Ia tidak bisa bicara, hanya wajahnya seketika merah. Sejak saat
itulah terjadi keretakan diantara kami. Agama baruku yang kupilih tak dapat diterima.
Islam, baginya identik dengan hal-hal negatif yang saya contohkan di atas.
Ibadah Haji
Tahun 1992 saya menunaikan rukun Islam yang kelima. Alhamdulillah saya diberikan
rejeki sehingga bisa menunaikan ibadah haji. Selama masuk Islam sampai pergi haji,
saya selalu menggerutu kepada Allah, “kalau Engkau, ya Allah, menakdirkanku menjadi
seorang yang muslimah, mengapa Engkau tidak menakdirkan saya menjadi anak orang
Islam, punya bapak Islam, dan ibu orang Islam, sama seperti saudara-saudara saya
muslim yang kebanyakan itu. Dengan begitu, saya tidak perlu banyak penderitan.
Mengapa jalan hidup saya harus berliku-liku seperti ini?” ungkapku sedikit kesal.
Di Masjidil-Haram, saya bersungkur mohon ampun, dilanjutkan dengan sujud syukur.
Alhamdulillah saya mendapat petunjuk dengan perjalan hidupku seperti ini. Saya
merasakan nikmat iman dan nikmat Islam. Padahal, orang Islam yang sudah Islam tujuh
turunan belum tentu mengerti nikmat iman dan Islam.
Islam adalah agama hidayah. Islam agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Manusia
itu oleh Allah diberi akal, budi, diberi emosi, rasio. Agama Islam adalh agama untuk
orang yang berakal, semakin dalam daya analisis kita, insya Allah, Allah akan memberi.
Firman Allah, “Apakah sama orang yang tahu dan tidak tahu?”
Sepulang haji, hatiku semakin terbuka dengan Islam, atas kehendak-Nya pula saya
kemudian diberi kemudahan dalam belajar agama tauhid ini. Allah SWT. memberi
kekuatan kepada saya untuk bicara dan berdakwah. Alhamdulillah, hidupku, matiku
hanya karena Allah.
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
4
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
SAMAKAH SEMUA AGAMA?
Misi Rasulullah adalah misi rahmatan lil ‘alamiin. Perwujudan rahmatan lil ‘alam dapat
kita lihat dalam bentuk ketentraman, kedamaian, kerukunan bahkan kerukunan antar
umat beragama. Allah SWT. berfirman :
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.” (QS. Al-Anbiyaa’ [21] : 107)
Namun saat ini banyak sekali pemahaman yang menyatakan semua agama sama. Mari
kita cermati, apakah benar semua agama sama? Kalau sama, seharusnya kitab-kitab
semua agama sama. Perbandingkan pedoman dakwah Islam dengan Kristen adalah
sebagai berikut:
Pedoman Dakwah Islam
Dakwah Islam tanpa pemaksaan. Allah SWT. berfirman,
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)” (QS. Al-Baqarah [2] : 256)
Ayat ini melarang siapapun memaksa seseorang untuk masuk Islam. Itulah sebabnya di
seluruh dunia, dimanapun umat Islam berada, dari abad manapun, tidak pernah terjadi
umat Islam memaksa orang yang bukan Islam mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dalam masalah aqidah, kaum muslimin tetap berpegang teguh kepada Islam dan tidak
boleh mencampur adukkan Islam dengan agama lain. Sebagaimana firman Allah SWT. :
“Untukmulah agamamu dan untukku agamaku.” (QS. Al-Kafiruun [109] : 6)
Ayat ini mengandung pesan bahwa agama yang kamu anut itu khusus untuk kamu, dan
agama yang saya anut (Islam) juga khusus untukku. Aku tidak mencampuri urusan
agamamu, hendaknyalah kalian demikian juga.
Perwujudan penjabaran dari dua ayat ini antara lain umat Islam tidak pernah
memaksakan orang lain untuk mengikuti, misalnya, acara-acara umat Islam, hari raya
Idul Fitri. Kaum muslimin tidak pernah mengajak umat agama lain untuk mengikuti
shalat Ied dan khutbahnya ataupun meminta dukungan mereka. Inilah yang dinamakan
Laa ikraa ha fiddin. Begitu juga umat Islam tidak pernah melarang umat Kristen untuk
masuk ke gereja, tidak pernah melarang orang Hindu ke pura, dan tidak pernah
melarang orang Budha masuk ke wihara. Kenapa? Lakum dinukum waliyadin.
Dua ayat inilah pedoman dakwah Islam, disamping masih banyak ayat-ayat yang lain.
Apakah kedua ayat tersebut ada di kitab-kitab agama lain? Ternyata tidak ada.
Bagaimana pedoman “Dakwah Kristen” yang ada didalam Bible?
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
5
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Pedoman Dakwah Kristen disebut Amanat Agung yakni merupakan Pedoman
Kristenisasi. Amanat Agung, tentang pedoman Kristenisasi, terdapat dalam Injil Matius
pasal 15 ayat 24, Injil Markus pasal 16 ayat 15, dan Injil Matius pasal 28 ayat 19.
Maka jawab Yesus, kata-Nya, "Tiadalah Aku disuruhkan kepada yang lain hanya kepada
segala domba yang sesat dari antara bani Israel." (Matius 15: 24)
Menurut definisi gereja, domba yang sesat meliputi siapa saja yang tidak mengakui
Yesus sebagai tuhan. Termasuk diantaranya adalah umat Islam, umat Hindu, umat
Budha. Ayat ini pun menjelaskan misi Yesus hanya untuk Bani Israel. Namun ayat ini
bertentangan dengan Injil Markus pasal 16 ayat 15 yang memerintahkan mencari
domba sesat tidak hanya diantara bani Israel tetapi keseluruh dunia bahkan kesegala
makhluk, ayatnya berbunyi :
“Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada
segala makhluk.” (Markus 16: 15)
Ayat senada pun terdapat dalam Injil Matius pasal 28 ayat 19 :
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
Ayat ini memerintahkan untuk membaptis “domba-domba sesat” artinya membaptis
siapa saja yang tidak percaya bahwa Yesus itu Tuhan. Inilah pedoman Kristenisasi yang
menjadi sandaran perbuatan mereka.
Samakah semua agama?
Kalau pedoman dakwah Islam menurut Al-Quran adalah Laa Ikraa ha fiddin dan lakum
dinukum waliyadin sedangkan pedoman Kristenisasi menurut Bible adalah perintah
untuk mengkristenkan seluruh dunia termasuk perintah untuk mengkristenkan orang
Islam di Indonesia. Samakah semua agama? Ternyata tidak sama. Samakah antara
Bible dengan Al-Quran? Ternyata tidak sama. Pedoman dakwah manakah yang
menciptakan kerukunan antar umat beragama? Dakwah Islam-lah yang akan
mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama. Karena Islam adalah rahmatan lil
‘alamin.
Ayat-ayat tersebut ditindaklanjuti dengan instruksi kristenisasi dari pihak gereja Katolik
mapun Protestan, bahkan disiarkan juga dalam Konferensi Gereja di Al-Quds.
1.Instruksi Kristenisasi dari Paus (Katolik)
Berikut ini instruksi Kristenisasi dari Paus yang merupakan pimpinan tertinggi gereja
Katolik.
Koran The Straits Time edisi 24 Januari 1991 memuat surat edaran Paus yang berisi
seruan Paus Johanes Paulus II, kepada Kaum Katholik untuk menyebarkan agama
Kristen. Dalam Surat Edaran atau Fatwa gerejani yang dikatakan sebagai ”Redemptoris
Missio” atau The Churchs Missionary Mandate itu, diserukan, agar umat Katholik
mengambil tindakan untuk menyebarkan ajaran Katholik. Paus menegaskan pentingnya
melakukan Kristenisasi terhadap semua bagian dunia (to evangelise in all parts of the
worlds), termasuk negeri-negeri dimana hukum Islam melarang perpindahan agama.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
6
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Paus menekankan agar negara-negara Islam demikian juga negara-negara lainnya,
segera mencabut peraturan-peraturan yang melarang orang Islam masuk agama lain.
Tanpa menyebut negara secara langsung, Paus menyinggung negara-negara di kawasan
Timur Tengah, Afrika dan Asia, dimana para misionaris ditolak kehadirannya. Kepada
mereka Paus mengatakan, “Bukalah pintu untuk Kristus (Open the doors to Christ)!”
Instruksi Paus tersebut makin menampakkan adanya pemaksaan dalam mengemban
misi Kristenisasi terhadap negeri-negeri Islam. Pemaksaan seperti ini tidak ada dalam
ajaran Islam.
2.Instruksi Kristenisasi dari Prostestan
Terdapat dalam buku sejarahwan Kristen, Dr. Berkhof yang berjudul, Sejarah Gereja,
penerbit BPK Gunung Mulia, cet.ke-8 th.1990 hal.321 :
“Boleh kita simpulkan bahwa Indonesia adalah suatu daerah pekabaran Injil yang
diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan bibit firman Tuhan.
Jumlah orang Kristen Protestan sudah 134 ribu lebih, akan tetapi jangan kita lupa …
ditengah-tengah 150 juta penduduk. Jadi tugas zending gereja-gereja muda di benua ini
masih sangat luas dan berat. Bukan saja sisa kaum kafir yang tidak seberapa banyak itu
yang perlu mendengar kabar kesukaan, tetapi juga kaum Muslimin yang besar yang
merupakan benteng agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan-pahlawan Injil.
Apalagi bukan saja rakyat jelata, lapisan bawah, yang harus ditaklukkan oleh Kristus,
tetapi juga dan terutama pada pimpinan masyarakat, kaum cendekiawan, golongan atas
dan tengah” (Dr. Berkhof, 1990)
Misi kristenisasi di Indonesia sudah berlangsung sejak masuknya penjajahan Belanda
dengan membawa agama Protestan dan Portugis membawa agama Katolik.
3.Konferensi Gereja Al-Quds
Instruksi Kristenisasi terhadap kaum muslimin juga disiarkan di Konferensi Gereja AlQuds pada tahun 1935. Sebagaimana pidato Samuel Zweimer :
“Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang Kristen tujuan
kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai
dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa
nafsu”. (Samuel Zweimer, 1935)
Apakah yang dimaksud dengan “generasi yang jauh dari Islam”? Maksudnya target misi
Kristenisasi adalah menjauhkan umat Islam dari agamanya sendiri, menjauhkan umat
Islam dari kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, mempengaruhi umat Islam untuk cukup
Islam sebatas di KTP. Inilah yang dimaksud Zweimer Generasi yang sesuai dengan
kehendak kaum penjajah, generasi malas dan hanyak mengejar hawa nafsu.
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita simpulkan secara objektif bahwa Islam dan
Kristen, ternyata tidak sama.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
7
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
8
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Dalam BIBEL Dikatakan, BABI HARAM
Akhir-akhir ini media masa cetak maupun elektronik dihebohkan dengan berita tentang
wabah flu babi. Tak hanya di Indonesia, tapi perbincangan hingga berlanjut pada
pengambilan langkah preventif telah dilakukan di berbagai negara.
Perilaku babi
Menarik ketika seorang Ustad menjelaskan kepada beberapa orang non muslim yang
bertanya tentang kenapa muslim tidak mengkonsumsi babi. Bagi muslim, babi adalah
haram, bukan karena penyebab dari penggunaan babi dan segala unsurnya, namun hal
yang terpenting karena memang Allah SWT telah mengharamkan babi bagi manusia.
”Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.”QS. Al Maidah [5] : 3
Adapun temuan berikutnya yang mengatakan bahwa ternyata babi berefek buruk ini dan
itu, maka hal tersebut adalah hikmah dari pelarangan Allah. Bukan alasan bagi
pelaranganNya.
Kemudian sang Ustad menunjukkan pada orang non muslim tersebut dengan
membandingkan perilaku babi dan ayam. Ketika dua ekor ayam jantan dan satu betina
dilepas bersama dalam sebuah kandang, dua ayam jantan itu akan bertarung hingga
salah satu tewas untuk memperebutkan sang betina. Namun apa yang terjadi ketika dua
ekor babi jantan dan satu betina dilepas bersama dalam sebuah kandang? Ternyata babi
jantan yang satu melaksanakan hajat seksualnya pada si betina sementar yang satunya
menunggu giliran sambil makan. Dan sang Imam pun berkata, ”Inilah! Daging babi itu
sesungguhnya membunuh ’ghiroh’ (semangat) orang yang memakannya dan ini terjadi
pada kaum kalian.”
Mengapa Kristen justru memakan daging babi?
Sesungguhnya pelarangan Allah atas babi ini tidak terjadi pada masa nabi Muhammad
saw saja, namun pelarangan atas pengkonsumsian babi sudah terjadi sejak dahulu kala.
Yang masih terekam adalah pada syariat yang dibawa semasa nabi Musa as, dalam
Imamat 11:7-8 yang berbunyi “Jangan makan babi. Binatang itu haram, karena
walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. Dagingnya tak boleh dimakan dan
bangkainya pun tak boleh disentuh karena binatang itu haram.” Larangan serupa juga
tercantum di kitab Ulangan 14:8, Yesaya 65:2-4 dan Yesaya 66:17. Dan semua larangan
ini masih jelas tertulis dalam kitab ’suci’ umat Kristen yang disebut Bibel.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
9
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Mengapa Kristen justru memakan daging babi? Pertama, mungkin mereka tidak banyak
tahu tentang kitab mereka. Kedua, ayat-ayat Bibel yang dikarang oleh Paulus yang
menyatakan bahwa segala makanan adalah suci (Roma 14:20), juga pernyataan yang
menyatakan bahwa Yesus telah meniadakan hukum Taurat (Efesus 2:14-15) yang
termasuk di dalamnya keharaman daging babi.
Padahal kenyataannya, Yesus sendiri tidak pernah mengatakan demikian. Bahkan di
dalam Matius 5:17-20, Yesus dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak pernah
sedikitpun menghapuskan hukum yang telah ditetapkan di dalam Taurat (Perjanjian
Lama). Di lain ayat juga dinyatakan dengan jelas bahwa pengikut Yesus yang setia tetap
menjaga diri dari makanan haram dan najis (Kisah Para Rasul 10:14).
Perlu juga diketahui bahwa Paulus adalah bukan termasuk dari 12 murid Yesus dan
bahkan tidak pernah bertemu dengan Yesus dalam hidupnya. Lalu bagaimana mungkin
ia membatalkan apa yang jelas-jelas diperintahkan/dilarang oleh Yesus?
Dan jika alasan pembolehan daging babi oleh umat Kristiani didasarkan atas kata-kata
Yesus di dalam Matius 15:11 yang berbunyi “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk
ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang
menajiskan orang.” Maka ayat inipun secara konteks tidak ada kaitan dengan kebolehan
memakan daging babi. Ayat ini merupakan penjelasan Yesus yang mengecam perilaku
munafik bangsa Yahudi yang mengabaikan ajaran utama Taurat sementara justru
mempertahankan adat-istiadat nenek moyang mereka.
Negara muslim bebas flu babi
Hingga kini menurut data WHO, kasus infeksi flu babi telah terjadi sebanyak 1.124 yang
tersebar di 21 negara. Tapi tak satupun yang terjadi di negara berpenduduk muslim. Di
Amerika Serikat (AS) telah melaporkan 286 kasus yang dikonfirmasikan pihak
laboratorium, termasuk seorang telah meninggal.
Flu babi adalah penyakit pernapasan yang menjangkiti babi atau dikenal dengan
H1N1/Influensa A, yang menurut beberapa pendapat flu ini tidak lebih berbahaya
seperti flu burung. Seharusnya flu ini tidak menjalar pada manusia kecuali orang-orang
yang memang berhubungan langsung dengan babi, termasuk mengkonsumsinya.
Namun untuk jenis flu ini, penularan bisa berlangsung dari manusia ke manusia. Lepas
dari pemikiran bahwa flu babi adalah man made yang disengaja diciptakan sebagai
bioweapon tetap harus diwaspadai dan dicegah sedini mungkin.
Negara-negara yang menjadikan daging babi sebagai makanan pokok hidangan mereka
rupanya cukup merasakan dampak yang signifikan dari flu babi. Ini terutama terjadi di
pihak pelaku pasar. Demikian seriusnya perubahan ekonomi akibat flu babi ini hingga
membuat yang bersangkutan mengajukan keberatan dengan penamaan flu babi (swine
flu) untuk virus influensa baru yang saat ini sedang mewabah. Alasannya, itu merugikan
peternak babi, karena jatuhnya harga daging babi di pasaran. Bahkan WHO pun
mengumumkan tidak lagi menggunakan istilah swine flu, melainkan sebagai virus
“influensa A” (H1N1). Sebelumnya ada yang bersikeras tidak menggunakan istrilah flu
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
10
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
babi, melainkan flu H1N1 atau Flu Meksiko. Kedua negara mengungkapkan alasanya
bahwa ini bukan penyakit yang ditularkan oleh makanan, tapi virus. Tidak tepat
merujuknya sebagai flu babi. Demikianlah kilahnya.
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
11
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Pluralisme Menguntungkan Kristenisasi
Ada sebuah pertanyaan kritis, jika gagasan pluralisme yang dianggap seolah-olah seperti
“agama baru” dikembangkan di Negara yang mayoritas penduduknya Islam seperti
Indonesia, maka siapakah yang paling di untungkan ? Jawabannya: Proyek Kristenisasi
sangat diuntungkan !
Pluralisme adalah sebuah paham (isme) yang membahas cara pandang terhadap
agama-agama yang ada. Sebenarnya istilah ini adalah istilah khusus dalam kajian
agama-agama. Pluralisme tidak sama dengan “toleransi”, mutual respect (saling
menghormati) atau istilah yang lain.
Dalam buku ilmiah berjudul Pluralisme Agama yang ditulis oleh Adhian Husaini,
dikatakan dengan jelas bahwa Pluralisme adalah parasit bagi agama-agama. Tidak
terbatas hanya terhadap Islam, tapi paham ini juga menjadi ancaman bagi kesucian
setiap agama. Itulah yang menjadi sebab tak kunjung berakhirnya pembahasan
“Pluralisme” dikalangan para ilmuwan dalam studi agama-agama.
Pluralisme agama berkembang pesat dalam masyarakat Kristen Barat disebabkan
setidaknya oleh 3 hal, yaitu :
1. Trauma sejarah kekuasaan Gereja di zaman pertengahan dan konflik yang terjadi
antara Katholik dan Protestan.
2. Problema teologi Kristen
3. Problema teks Bibel.
Ketika Gereja berkuasa di zaman pertengahan, para tokohnya telah melakukan banyak
kekeliruan dan kekerasan yang akhirnya menimbulkan sikap trauma masyarakat Barat
terhadap kebenaran Kristen sebagai agama.
Kemudian pada awal abad ke-20 seorang teolog Kristen Jerman bernama Ernst
Troeltsch menggulirkan perlunya bersikap pluralis di tengah-tengah berkembangnya
konflik intern antar aliran-aliran dalam agama Kristen maupun antar agama. Dia
berpendapat dalam sebuah artikelnya yang berjudul The Place of Christianity among
the World Religions, bahwa umat Kristiani tidak berhak mengklaim paling benar
sendiri. Pendapat senada ternyata juga banyak dilontarkan oleh sejumlah pemikir dan
teolog lainnya seperti sejarawan terkenal Arnold Toynbee dan tokoh Protestan liberal
Friedrich Schleiermacher.
Sehingga pada dasarnya, kemunculan ide pluralisme agama ini adalah akibat
menghebatnya pertikaian antara madzhab-madzhab dalam agama Kristen yang terjadi
pada akhir abad ke-19 hingga sampai pada tingkatan mutual exclusion (saling
mengkafirkan), dan mendorong presiden Amerika Serikat pada waktu itu, Grover
Cleveland, turun tangan untuk mengakhiri perang antar madzhab tersebut.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
12
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Selain konflik antar aliran madzhab dalam Kristen, faktor politik juga terkait erat dengan
latar belakang gagasan ini. Kecenderungan umum dunia Barat waktu itu tengah
berusaha menuju modernisasi di segala bidang. Dan salah satu ciri dari modern adalah
demokrasi, globalisasi dan HAM. Keabsolutan gereja dalam memegang nilai kebenaran
bertolak belakang dengan nilai-nilai dalam modernisasi.
Gereja menentang Pluralisme Agama
Walaupun pluralisme dimunculkan oleh para teolog kristen Ernst Troeltsch, Arnold
Toynbee, tokoh Protestan liberal Friedrich Schleiermacher, John hick. Namun pihak
Gereja menentang keras ide ini, baik yang datang dari pihak Katolik, Protestan ataupun
aliran lainnya.
Berikut penentangan Gereja,
Pertama: pengiriman misionaris Kristen ke seluruh penjuru dunia - khususnya dunia
Islam yang terus berlangsung sampai sekarang ini.
Kedua: John Hick (salah seorang tokoh pluralisme Internasional saat itu banyak
ditentang oleh para teolog Kristen dan pihak gereja, bahkan dia diusir dari posisi penting
yang dia pegang di gereja Presbyterian. Perdebatan sengit yang kemudian dibukukan
dalam sebuah buku berjudul: Problems in the Philosophy of Religion, merupakan
salah satu bukti kuat tentang sanggahan dan penentangan terhadap pemikiran
pluralisme agama, khususnya yang dikembangkan oleh John Hick dari kalangan pastur
dan teolog Kristen.
Salah kaprah
Ironisnya, problema yang menimpa masyarakat justru kemudian diadopsi oleh sebagian
kalangan Muslim yang ’terpesona’ oleh pluralisme yang beranggapan bahwa hanya
dengan mengikuti peradaban tersebut maka kaum Muslim akan maju. Termasuk cara
pandang kaum Inklusifis dan Pluralis Kristen dalam memandang agama-agama lain,
dijiplak begitu saja.
Pluralisme berbeda jauh dengan pluralitas, karena pluralitas adalah pandangan bahwa
secara realita bangsa diidunia ini adalah plural (majemuk) dan berdiri di atas berbagai
perbedaan yang menjadi sebuah sunnatullah yang tidak dapat dihindari.
Terhadap pluralistas, bukankah bangsa Indonesia terdiri atas berbagai ethnis yang
beragam dan fakta historis membuktikan bahwa tidak pernah terjadi pertumpahan
darah besar-besaran akibat perbedaan etnis ini, justru yang ada adalah bercampurnya
etnis-etnis ini dalam negara kesatuan Indonesia dan hidup rukun berdampingan.
Dan sekarang cendekiawan-cendekiawan yang mengaku muslim malah mengambil
paham pluralisme ini dan disebarkan ke kalangan umat Islam. Suatu hal yang sangat
keblinger.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
13
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Menilik sejarah perkembangan dan tanggapan atau reaksi kalangan mereka sendiri
terhadap ide pluralisme ini, maka kita tidak perlu susah-susah menghabiskan energi
untuk mencari kelemahan ide ini, sebab di kalangan mereka sendiri, terjadi
pertentangan habis-habisan.
Tapi disisi lain ide ini kalau dikembangkan di negara yang mayoritas penduduknya
adalah Islam, maka sangat menguntungkan sekali bagi proses Kristenisasi. Ketika kedua
agama (Islam dan Kristen) tersebut dianggap sama, tidak ada beda selain tata cara dan
bajunya, maka umat yang ’sendiko dawuh” (taat) dengan himbauan pluralis tersebut tak
lagi memiliki ghirah / kecemburuan dalam beragama. Baginya tidak ada yang istimewa
pada Islam bila dibandingkan dengan Kristen, tak ada kelebihannya seorang Muslim
dibandingkan dengan penganut Kristen, karena semua agama sama.
Pada saat yang bersamaan, secara finansial para misionaris Kristen lebih menjanjikan
keuntungan seperti yang menjadi misi unggulan mereka. Terutama di daerah-daerah
yang masih dibilang miskin. Logika manusia normal, ketika harus memilih antara dua
agama yang sama-sama dianggap benar tentunya variabel lain yang dijadikan alat
timbang adalah keuntungan materi. Maka dengan ringan mereka mau melepas baju
Islamnya untuk mendapatkan materi dengan bergabung dengan jema’at Kristen, toh tak
ada nilai lebih Islam sehingga harus dipertahankan dengan menanggung lapar dan
kemiskinan. Di sinilah kontribusi Jaringan Islam Liberal penyebar pluralisme terhadap
Misinonaris Kristen terbukti.
Yang perlu dipikirkan, jika pihak Gereja saja sangat menentang keras dengan
kemunculan ide ini, baik dari pihak Katolik, Protestan ataupun aliran lainnya, padahal
berasal dari teolog mereka, maka apakah kaum muslim akan mengambil paham
pluralisme agama ini ?
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
14
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Valentin, Strategi Dalam Perang Budaya
Merebaknya budaya valentine
Pertengahan bulan Januari hiasan warna pink sudah merebak kemana-mana mulai dari
pusat-pusat perbelanjaan, cafe, toko buku, majalah, TV dan pusat-pusat hiburan lain. Di
sekolah-sekolah para remaja pun asyik merencanakan acara malam Valentine’s Day 14
Februari, yang mereka kenal sebagai hari kasih sayang.
Seolah menjadi keharusan bagi remaja untuk mengikuti acara tersebut, bahkan ada
sebuah pandangan tidak mengikutinya adalah “kuper”. Dan tak jarang juga orang tua
yang justru mensupport melepaskan putra-putrinya untuk mengikuti acara tersebut
dengan alasan supaya mereka lebih bergaul dengan sesamanya. Dan menganggap
Valentine’s Day sama dengan Hari Ibu, Hari Pahlawan atau Hari Kartini. Sebuah
peringatan yang tidak mempunyai muatan religius. Benarkah demikian? Apa
sesungguhnya Valentine itu?. Dari mana budaya ini berasal? Bagaimana hukumnya bagi
seorang muslim mengikuti budaya ini?
Sejarah Valentine’s Day
Valentine’s Day adalah berasal dari budaya Yunani. Siapa Valentine? Tidak ada kepastian
siapakah, bahkan sejarah pastinya pun tidak jelas. Ada banyak versi tentang asal
perayaan Hari Valentine, yang paling populer adalah kisah Santo Valentinus yang hidup
di masa Kaisar Claudius II dan kemudian menemui ajalnya pada 14 Februari 269.
Meskipun demikian para sejarawan barat tidak berbeda pendapat mengakui bahwa akar
perayaan Valentine adalah berasal dari budaya pagan kuno, budaya kafir yang
menyembah banyak dewa-dewi. Menurut budaya ini bulan Februari dikenal sebagai
periode cinta dan kesuburan. Periode antara pertengahan Januari hingga pertengahan
Februari dalam kalender Athena Kuno disebut sebagai bulan Gamelion, bulan suci
memperingati pernikahan Dewa Zeus dan Hera. Sedangkan di Romawi Kuno, 15
Februari dikenal dengan hari raya Lupercalia, hari memperingati dewa Lupercus, sang
dewa kesuburan.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian yang berlangsung dari tanggal
13-18 Februari yang puncaknya adalah tanggal 15. Dua hari pertama (13 dan 14)
dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata.
Pada hari tersebut para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis yang
dikumpulkan dalam sebuah bejana. Tiap pemuda mengambil secara acak satu nama dan
gadis yang namanya terambil akan menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk
bersenang-senang dan menjadi objek hiburan sang pemuda yang memilihnya. Jika
diantara mereka ada kecocokan maka mereka kan melanjutkannya ke pelaminan tapi
kalau tidak, maka tahun berikutnya mereka bisa berganti pasangan.
Tanggal 15 Februari puncak peringatan dilakukan dengan cara mempersembahkan
korban berupa kambing kepada sang dewa yang dilakukan oleh para pendeta pagan dan
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
15
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
kemudian mereka meminum anggur dan berlari-lari di jalan-jalan dalam kota sambil
membawa potongan kulit domba dan menyentuhkan kepada siapapun yang dijumpai.
Saat itu para wanita akan berjejer di sepanjang jalan berebut untuk diusap kulit
kambing, mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan membawa
keberuntungan dan kesuburan. Suatu acara yang sangat populer dimasa itu.
Sinkretisme
Ketika agama Kristen masuk Roma, budaya maksiat seks bebas yang begitu digemari
masyarakat ini sulit dijauhkan. Sehingga untuk menarik minat masyarakat terutama
remaja agar masuk gereja maka dipertahankanlah tanggal tersebut namun diubah
dengan nama-nama orang-orang suci (saint/santo) gereja. Dan pada tahun 496, Paus
Gelasius I menetapkan upacara pagan Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja
dengan nama Saint Valentine’s Day.
Beberapa sumber mengatakan bahwa nama Valentine diambil dari nama seorang pastor
yang menentang Kaisar Cladius II yang berujung pada kematiannya. Pastor yang
diyakini bernama Valentino ini dengan berani menyatakan bahwa tuhannya adalah
Yesus dan menolak menyembah dewa-dewa pagan.
Sehingga siapa sesungguhnya yang diperingati di hari Valentine pun sampai kini tidak
ada kesepakatan diantara para sejarawan. Apakah sosok Valentine memang ada atau
sekedar dicocok-cocokkan saja sebagai landasan sinkretisme?
Perang Budaya, pendangkalan Aqidah
Perang fisik, perang yang di lakukan Amerika di Iraq, Afganistan adalah upaya untuk
menjajah kedua negara tersebut dan memakan biaya sangat sangat mahal, terbukti
menjadi salah satu penyebab hancurnya ekonomi Amerika saat ini. Namun untuk
memerangi Indonesia, menguasai kekayaan alamnya, tidak perlu mengeluarkan biaya
yang sedemikian besar. Ada perang yang cukup murah, yakni perang budaya, dengan
mendangkalkan aqidah muslim dan menjauhkan muslim dari ajaran Islam.
Dalam Konferensi Misionaris di kota Quds (1935), Samuel Zweimer, seorang Yahudi
yang menjabat direktur organisasi misi Kristen, menyatakan,
“Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim sebagai seorang Kristen... Tujuan
kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai
dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas dan hanya mengejar kepuasan hawa
nafsu.
Bukankah ini yang sudah terjadi sekarang? Budaya-budaya hedonisme yang mengumbar
kepuasan hawa nafsu seperti Valentine, April Mob, Heloween, Old and New yang
kesemuanya bukan berasal dari budaya Islam, bukan berasal dari budaya lokal negeri
kita, lebih dikenal oleh remaja muslim.
Industrialisasi Valentine
Dari tahun ke tahun perayaan Valentine bukan menjadi sepi namun kian meriah.
Menurut The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) diperkirakan di
seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hari Valentine
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
16
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
menjadi hari raya terbesar kedua setelah Natal. Tak hanya kartu, hadiah-hadiah lain
biasanya berupa bunga mawar, cokelat dan perhiasan/berlian. Akhirnya tidak hanya
pengusaha kartu ucapan saja yang meraup keuntungan, namun pengusaha hotel,
pengusaha bunga, parcel, perhiasan, event organizer, serta yang lain, telah meraup
keuntungan sangat besar dari event ini.
Masyarakat digiring untuk konsumtif. Lewat kekuatan promosi dan marketingnya yang
merambah semua media baik cetak, elektronik maupun internet, Hari Valentine dibuat
segemerlap mungkin dan di kampanyekan sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi
orang yang dikasihi. Dan tentulah para pengusaha yang hanya berorientasi materi tanpa
memperdulikan tanggung jawab moral, aqidah umat, hanya berpikir agar dagangan
mereka laku terjual. Sehingga terjadilah apa yang disebut sosiolog sebagai industrialisasi
agama, dimana perayaan agama oleh kapitalis dibelokkan menjadi perayaan bisnis.
Inilah sesungguhnya strategi pendangkalan iman dan aqidah Islam yakni lewat budaya.
Mengeruk kekayaan alam Indonesia yang mayoritas muslim maka harus mengalahkan
muslimnya dahulu. Tapi lewat budaya, umat Islam dijauhkan dari ajaran Islam. Umat
Islam dijadikan budak konsumerisme yang diciptakan kaum Kapitalis. Seiiring itu ismeisme lain masuk dan menggantikan aqidah Islam. Selanjutnya terciptalah generasi yang
sudah tidak mengenal Islam tidak mencintai Islam walau mereka anak turun orang
Islam.
Hukum merayakan Valentine dalam Islam
Maka untuk menyelamatkan aqidah umat, hendaklah kita kembali pada ajaran Islam
secara kaafah. Hendaklah remaja muslim menghindari dan menolak budaya Valentine
yang jelas-jelas merupakan budaya kaum kafir pagan serta bagian dari konspirasi
mereka.
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut,” Demikian
bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk
meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpinpemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya
orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim."
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
17
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
MENUTUP AURAT ADALAH KEWAJIBAN SEMUA
AGAMA
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi harkat kaum wanita sehingga dalam ajaran
Islam terdapat hukum-hukum yang dikhususkan bagi kaum wanita. Salah satu
diantaranya adalah aturan dalam berbusana. Syariat Islam telah memberikan batasanbatasan yang boleh dan yang tidak boleh terlihat dari seorang wanita. Bagi sebagian
orang - yang tidak memahami hikmah dari hukum-hukum dalam syariat Islam aturan ini
sepintas menyulitkan kaum wanita, padahal jika kita mencoba merenungkan lebih jauh
apalagi kalau kita melihat kenyataan yang ada maka kita akan melihat keagungan dari
syariat yang mulia ini.
Banyak kerusakan yang telah terjadi akibat wanita dengan bebas mempertontonkan
aurat mereka. Demikian juga sebutlah perzinahan, pelecehan seksual, perkosaan,
tersebarnya vcd porno dan sederet kerusakan moral lainnya yang tidak bisa dipungkiri
bahwa hal tersebut merupakan efek keterbukaan aurat. Bahkan menurut hasil riset yang
telah dilakukan selama 30 tahun, oleh para peneliti Amerika ditemukan gaya berpakaian
dan penampilan seksi kaum wanita berbanding lurus dengan tingkat impotensi kaum
pria.
Di negara-negara yang perempuannya bebas mengenakan pakaian yang mengumbar
aurat, jumlah penderita impotensinya lebih tinggi dari negara-negara yang melarang
perempuan mengumbar betisnya. Hal ini terjadi karena kaum pria mudah sekali
terangsang dengan rangsangan visual namun tidak semua pria dapat menyalurkan
libidonya yang memuncak itu. Akibatnya dalam jangka waktu tertentu secara psikologis
akan terjadi imunitas terhadap rangsangan serupa itu. Hal ini juga menjelaskan berbagai
fenomena lain seperti banyaknya terjadi penyimpangan seksual serta tingginya tingkat
prostitusi.
Perintah Menutup Aurat
Alhamdulillah saat ini hukum kewajiban menutup aurat telah tersosialisasi dengan baik
di kalangan muslimah. Disamping hikmah menutup aurat agar mereka lebih dikenal /
sebagai identitas kemusliman, agar kehormatan mereka terjaga dan agar mereka tidak
diganggu ditambah perkembangan fashion busana muslimah yang cukup bagus, maka
kita melihat arus yang begitu cepat dimana muslimah pemakai jilbab kian hari kian
bertambah.
Firman Allah mengenai kewajiban menutup aurat dalam Al-Quran adalah,
“Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteriisteri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh
mereka,"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS
Al-Ahzab: 59)
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
18
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Di ayat yang lain disebutkan,
“Hendaknya hijab menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh
sedikitpun selain yang dikecualikan, sebagaimana Firman Allah"Dan katakanlah kepada
wanita-wanita mukminat, hendaknya mereka menundukkan pandangan mereka dan
janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dan hendaklah
mereka menutupkan kain kerudung kedada mereka".” (QS An Nuur:31)
Aurat dalam Agama Lain
Dalam Kristen, masuk ke Gereja tanpa menutup aurat adalah suatu pelanggaran
terhadap perintah Bibel. Wanita yang ingin melakukan kebaktian di Gereja diajarkan
oleh Bibel agar mengenakan penutup kepala seperti yang dikenakan para biarawati
maka jika wanita itu tidak mau, hendaknya ia mencukur rambutnya layaknya Biksuni
dalam agama Buddha. Dalam agama Hindu, para wanitanya
juga diharuskan
mengenakan kerudung seperti wanita-wanita India dengan pakaian yang panjang.
I Korintus 11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala
yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang
dicukur rambutnya.
I Korintus 11:13 Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah
dengan kepala yang tidak bertudung?
Sungguh disayangkan, ajakan mulia untuk menuju peradaban tinggi ini malah disalahpahami sebagian pihak. Mereka berkata bahwa ajakan menutup aurat dapat
menyinggung penganut agama lain. Inilah suara pihak-pihak sekuler yang hanya
mementingkan keuntungan duniawi semata dengan berlindung dibalik adat dan agama
di luar Islam mencoba untuk membusukkan ajakan mulia ini. Padahal yang benar,
ajakan menutup aurat dapat mematikan usaha kotor mereka. Agama mana yang
tersinggung dengan ajakan menutup aurat ? Tidak ada. Jika di Barat Biarawati boleh
mengenakan semacam jilbab, mengapa muslim tidak?
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
19
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
HANYA ISLAM YANG DIRIDHAI ALLAH
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran [3] :
19). Ayat ini menegaskan bahwa hanya Islam, agama yang diridhai Allah SWT.
Pembuktian ayat ini dapat kita telusuri dari sejarah turunnya beberapa kitab. Allah
Menurunkan Kitab: Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an. Allah SWT. berfirman :
“Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para
nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu
berbuat durhaka dan melampaui batas”. (QS. Al-Baqarah [2] : 61)
Mari kita perhatikan siapa yang dimaksud “mereka” dalam ayat ini?
“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya” (QS.
An-Nisa [4] : 46).
Tercatat dalam sejarah Bani Israil, ketika dijajah oleh Fir’aun di Mesir, mereka memohon
pertolongan Allah. Nabi Musa as membawa Bani Israil menyeberang ke semenanjung
Sinai dan hidup sebagai orang yang merdeka. Setelah hidup enak, mereka merasa tidak
butuh dengan Nabi Musa as juga tidak butuh dengan Allah SWT.
Hal itu terbukti saat Nabi Musa as. naik ke bukit Tursina untuk menerima perintah Allah.
Bani Israel membuat patung sapi sebagai sembahan menggantikan Allah. Mereka
nyata-nyata ingkar kepada Allah.
Lebih lanjut lagi, sejarah mencatat bahwa kitab Taurat dimusnahkan pada zaman
kekuasaan Nebukanedzar di Kerajaan Babilonia, Delapan puluh tahun berikutnya
setelah dimusnahkan ada seorang pendeta Yahudi namanya Ezra diperintah oleh
penguasa (Raja Cyrus) untuk kembali menuliskan kitab Taurat. Andaikata Ezra ketika
diperintah menulis Taurat, umurnya 40 tahun.
Apa artinya? 40 tahun sebelum Ezra lahir, kitab Taurat sudah musnah. Darimana
sumber penulisan Ezra itu? Ternyata sumbernya dari cerita-cerita atau dongengdongeng yang berkembang di masyarakat pada masa periode ayahnya dan periode
kakeknya. Dongeng-dongeng inilah yang ditulis.
Dan kemudian setelah ditulis, giliran pendeta Yahudi memeriksa tulisan Ezra yang
disebut Taurat itu. Maka pendeta-pendeta Yahudi segera menyimpulkan tulisan ini
kurang atau tidak sempurna. Akibatnya kemudian para pendeta senior menulis
lampiran-lampiran untuk Taurat yang disebut Asfar (di dalam Bible dapat kita temukan
di kitab Raja-raja).
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
20
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Terkumpulah sebanyak 34 kitab yang ditulis para pendeta senior sepanjang 2 abad.
Maka 34 kitab inilah yang kemudian ikut dimasukan kedalam Bible. Jadi karangan Ezra,
ditambah lagi 34 karangan para pendeta tercantum dalam perjanjian lama yang
merupakan bagian dari Bible.
Inilah yang disebut dalam An-Nisa ayat 46 “Mereka yang mengubah perkataan dari
tempat-tempatnya”. Karena keingkaran-keingkaran yang diperbuat oleh orang-orang
Yahudi seperti itulah maka diturunkan kitab Zabur.
Ironisnya, menurut Bible sendiri, kitab Taurat yang ditulis dalam Bible ternyata bukan
firman Allah SWT. kepada Nabi Musa as. Lihat kitab Ulangan pasal 34 ayat 5 sampai
dengan 8,
“Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah
Moab, sesuai dengan firman
TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan BetPeor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini. Musa berumur seratus
dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.
Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah
hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.” (Ulangan 34: 5-8)
Siapa yang menulis kitab ini? Musa atau orang lain? Karena kepalsuan-kepalsuan seperti
itu maka turunlah kitab selanjutnya yaitu kitab Zabur.
Setelah turun kitab Zabur akhlaq umat Israel hanya berubah sementara. Ketika susah
mereka ingat Allah, tetapi ketika mereka senang mereka ingkar lagi kepada Allah SWT.
Allah berfirman :
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi),
dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk
serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah [5] : 46)
Ada kalimat yang berulang yang perlu kita perhatikan maksudnya. Apakah yang
dimaksud dengan membenarkan kitab sebelumnya? Sinonim membenarkan adalah
membetulkan, memperbaiki. Mengapa dibetulkan? Berarti ada yang tidak benar.
Mengapa ada yang diperbaiki? Karena ada yang tidak baik. Pengakuan Bibel, Yesus
Tidak Memusnahkan Hukum Taurat, tetapi Menyempurnakan Taurat.
Di dalam Bible terdapat injil. Di dalam Injil ini ternyata ucapan Nabi Isa as. masih ada
walaupun sisanya hanya 18 persen saja. Injil Matius pasal 5 ayat 17 termasuk
diantaranya. Isa as. berkata: "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Matius 5 : 17)
Apa kata sinonim meniadakan? Nabi Isa as. menyatakan aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Nabi Isa as. tunduk pada hukum
Taurat dan dia juga menyatakan bahwa dia tidak membawa ajaran yang baru, ajaran
yang dia bawa adalah ajaran para nabi yang terdahulu.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
21
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Namun, sepeninggal Nabi Isa as. tepatnya sejak tahun 325 M Konsili Nicea yang
dipimpin oleh Kaisar Konstantin memutuskan mempertuhankan Nabi Isa as. Maka Allah
SWT. Berfirman,
”Sesungguhnya telah KAFIRLAH-lah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah
adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.”
(Q.S Al Maaidah [5] : 72)
Al-Quran sebagai Al-Furqan, kitab suci yang membedakan mana yang haq dan mana
yang bathil. Kitab yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan berisi penjelasan
yang sempurna untuk umat manusia dimanapun dan sampai kapanpun. Allah SWT.
Berfirman,
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda(antara yang hak dan yang bathil).”
(QS. Al-Baqarah [2] : 185)
“Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu)
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah
ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.”
(QS. Yunus [10] : 37)
“(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah
Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (QS.
Ibrahim [14] : 52)
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
22
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
SEMUA NABI ADALAH ISLAM,
TERMASUK YESUS
(Pembuktian bahwa Nabi Isa as. (Yesus) pun Islam, dapat kita lihat pemaparannya
didalam Bible, tentang ketaatan beliau melaksanakan syariat Islam.
Yesus dikhitan, terdapat dalam Kitab Kejadian ayat 10 yang berbunyi,
“Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta
keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat” (Kejadian 17: 10)
Bagaimana dengan laki-laki yang tidak disunat?
“Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka
orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari
perjanjian-Ku." (Kejadian 17: 14)
Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa khitan sudah dilaksanakan sejak zaman Nabi
Ibrahim as. bahkan ada sanksi bagi orang yang tidak dikhitan yakni dilenyapkan dari
orang-orang sebangsanya (dibunuh). Lalu apakah Nabi Isa as. dikhitan?
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu
nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.” (Lukas 2 : 21)
Ayat ini membuktikan, bahwa keluarga Nabi Isa as. tunduk pada hukum Taurat, taat
dengan ajaran nabi-nabi terdahulu, sehingga Nabi Isa as. pun dikhitan. Lalu kenapa lakilaki Kristen tidak dikhitan? Walaupun ada anak laki-laki mereka yang dikhitan, hal itu
dilakukan bukan karena syari’at tapi karena alasan kesehatan. Dalam Islam, khitan,
sholat, puasa, dan haji yang kita lakukan mengikuti Rasulullah saw. Lalu mengapa umat
Kristiani tidak khitan, padahal Isa as. dikhitan?
Yesus mengharamkan babi, bangkai, darah , khamr. Terdapat di dalam Bible terbitan
1971 di dalam kitab Imamat 11 : 7,
“Dan lagi babi, karena sungguhpun kukunya terbelah dua,ia itu bersiratan kukunya,
tetapi ia tiada memamah biak, maka haramlah ia kepadamu.” (Imamat 11:7, tahun
1971)
Namun dalam Bible tahun 1999 pada kitab dan ayat yang sama:
“Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela
panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.” (Imamat 11:7, tahun 1999)
Pada Bible tahun 1971 dinyatakan yang haram itu babi sedangkan Bible tahun 1999
yang diharamkan adalah babi hutan. Itulah sebabnya umat Kristiani saat ini makan babi
karena yang haram itu babi hutan sedangkan babi ternak dan babi kota itu halal. Apa
bedanya babi hutan dengan babi kota? Seperti apa bedanya ayam ras dengan ayam
kampung? Sama-sama ayamnya.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
23
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Inilah salah satu pembuktian ditambahkannya kata “hutan”, mengubah makna yang
diharamkan oleh Allah SWT. dijadikan halal oleh mereka. Adapun bangkai itu haram
dapat dilihat dalam kitab Imamat 11 : 28.
“Dan siapa yang membawa bangkainya, haruslah mencuci pakaiannya dan ia menjadi
najis sampai matahari terbenam. Haram semuanya itu bagimu.”
Adapun perintah khamr itu haram dapat dilihat dalam kitab Hakim-hakim 13: 14,
“Janganlah ia makan sesuatu yang berasal dari pohon anggur; anggur atau minuman
yang memabukkan tidak boleh diminumnya dan sesuatu yang haram tidak boleh
dimakannya. Ia harus berpegang pada segala yang Kuperintahkan kepadanya."
Yesus mengajarkan syahadat dan sholat
Demikian juga jangan terkejut. Nabi Isa as. tidak pernah membaptis ataupun
mendirikan gereja. Apa yang dilakukan Nabi Isa as.? Ternyata Nabi Isa as.
mensyahadatkan orang. Bunyi syahadatnya Nabi Isa as. terdapat didalam Injil Yohanes
17: 3,
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah
yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”
Ayat ini apabila diterjemahkan dalam bahasa Arab, maka bunyinya:
asyhadu allaa
ilaaha illallah wa-asyhadu anna Isa rasulullah. Yesus tidak pernah mau disebut dengan
istilah Tuhan. Saat disebut Tuhan oleh muridnya, beliau marah sekali. Lihat Injil Matius
7 : 21,
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
Selain itu juga orang yang menuhankannya mendapat julukan sebagai orang sesat dan
anti kristus. Lihat II Yohanes 1 : 7,
“Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku,
bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan
antikristus.”
Setelah Nabi Isa as. membimbing bersyahadat maka berikutnya Nabi Isa as.
mengajarkan tata cara sembahyang. Nabi Isa as. mengajak murid-muridnya ke sebuah
taman yang namanya taman Getsemane. Setelah masuk ke dalam taman, muridmuridnya dipersilahkan melihat dari tepi dan tiga orang murid diajak ke tengah taman.
Sampai di tengah taman, tiga orang ini diperintahkan berhenti. Kemudian Nabi Isa as.
mengajarkan sembahyang, sebagaimana dalam Injil Markus 14 : 35.
“Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat
itu lalu dari pada-Nya”.
Sedangkan Injil Matius 26 : 39 menyatakan,
“Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku. Tetapi janganlah seperti yang
Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
24
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Ternyata Nabi Isa as. mengajarkan sholat, hanya saja kesempurnaan sholat terjadi pada
periode Nabi Muhammad saw.
Nabi Isa mengajarkan tata cara pemakaman dengan kain kafan
Nabi Isa as. mengajarkan cara pemakaman bahkan Nabi Isa as. dikuburkan dengan
kain kafan. Tetapi kaum Kristiani di seluruh dunia ini tidak ada yang memakai kain
kafan. Jenazah laki-laki pakai jas lengkap dan dasi dengan sepatu sedangkan jenazah
perempuan memakai pakaian pengantin. Padahal Nabi Isa as. mengajarkan dengan kain
kafan (kain lenan). Lihat Markus 15 : 46,
“Yusuf pun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan
mengafaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang
digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu."
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
25
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
KEBANGKITAN UMAT
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf (12) : 111)
Allah SWT. memerintahkan umat Islam untuk mempelajari dan memahami sejarah. Dalam AlQuran terdapat kisah-kisah umat-umat terdahulu supaya umat Islam mampu mengambil ‘ibroh
(hikmah). Allah SWT. pun menegaskan bahwa Al-Quran bukan rekaan.
Umat Islam, diperintahkan senantiasa mengevaluasi kejadian-kejadian yang dialami umat
terdahulu, sehingga hari ini dapat lebih baik daripada hari yang lalu. Sebagaimana tuntunan
Islam menyatakan,
“Barangsiapa yang keadaan dirinya hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia beruntung.
Barangsiapa yang keadaan dirinya hari ini sama dengan kemarin, maka dia tercela. Dan
barangsiapa yang keadaan dirinya hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat.”
Allah SWT. berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr [59] : 18)
Ada persamaan kondisi muslim di Barat dengan muslim pada masa Rasulullah saw di Mekkah.
Mereka sama minoritas dan dipaksa hidup dengan sistem dan aturan yang tidak islami. Mereka
mengalami diskriminasi, pelecehan, boikot, dirusak propertinya, sampai dianiaya bahkan dibunuh.
Namun kaum muslimin di Mekkah tidak gentar bahkan semakin kokoh keimanannya.
Mungkin ada yang berargumen, pada masa itu kan mereka memiliki nabi yang hidup bersama
mereka, sementara saat ini tidak ada nabi yang menjaga kaum muslimin. Namun keadaan inilah
yang harusnya kita syukuri. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurrairah bahwa Rasulullah
saw bersabda:
“Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana
mulainya, maka berbahagialah orang-orang yang terasing tersebut.”
Ketika ditanya oleh para shahabat tentang orang-orang yang terasing itu Rasulullah saw
menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang terpisah dari kabilah-kabilah.”
Makna terpisah dari kabilah-kabilah (Al Ghuraba) menurut kamus lisanul Arab adalah orang yang
bertetangga dengan kabilah-kabilah tetapi bukan bagian dari mereka atau berarti juga yang
terpisah/raib dari keluarga. Kondisi ini sangat mirip dengan keadaan kaum muslimin di barat.
Mereka bertetangga dengan orang-orang yang tidak seperti mereka, mereka juga jauh dari sanak
saudara.
Para shahabat ketika mendengar keadaan ini sangat iri dengan orang-orang terasing ini.
Rasulullah saw bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Ath-Thabarani dari Abu Malik,
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
26
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang bukan para nabi dan syuhada. Tapi para nabi
dan syuhada tergiur oleh mereka karena dekatnya kedudukan mereka dari Allah di hari kiamat.”
Abû Malik berkata, di antara orang-orang yang ada pada saat itu ada seorang Arab pedalaman,
kemudian ia duduk berlutut dan menahan dengan kedua tangannya, seraya berkata; “Wahai
Rasulullah saw, beritahukanlah kepada kami tentang mereka, siapa mereka itu?” Abû Malik
berkata; aku melihat wajah Rasulullah saw menengok ke sana ke mari (mencari orang yang
bertanya). Kemudian beliau bersabda,
“Mereka adalah hamba-hamba Allah dari negeri yang berbeda-beda dan dari berbagai suku
bangsa yang berasal dari berbagai rahim; tapi mereka tidak mempunyai hubungan rahim
(senasab) yang menjadi penyebab mereka saling menyambungkannya (silaturahim) karena Allah.
Mereka tidak memiliki harta untuk saling memberi. Mereka saling mencintai dengan (ikatan)
“ruh” Allah. Allah menjadikan wajah mereka menjadi cahaya. Mereka memiliki mimbar-mimbar di
hadapan ar-Rahmân. Manusia terkaget-kaget, tapi mereka tidak. Ketika manusia merasa takut,
mereka tidak.”
Satu hal yang membuat kita kagum adalah bagaimanapun ditengah-tengah serangan
diskriminasi, penistaan bahkan penganiayaan, Islam di barat justru semakin menunjukkan
geliatnya. Dari sisi kuantitas, pemeluk islam di Barat semakin besar. Banyak sensus yang
menunjukkan bagaimana Islam menjadi agama yang paling pesat perkembangannya di Barat.
Bahkan tidak sedikit gereja-gereja yang kosong ditinggalkan penganutnya, dihidupkan kembali
oleh kaum muslimin. Namun bukan sebagai gereja, tetapi diubah menjadi masjid. Dari sisi
kualitas menunjukkan para mualaf berasal dari kalangan intelektual seperti doktor, profesor,
dokter, insinyur, pendeta dan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk adik ipar Tony Blair, mantan PM
Inggris juga menjadi seorang muslim. Sehingga tidak mengherankan banyak kalangan yang
semakin khawatir dan takut terhadap Islam, mulai dari masyarakat awam, aktivis Kristen, LSM,
politisi sampai birokrat. Sehingga muncul berbagai aturan yang berupaya menghalangi kaum
Muslimin, seperti pelarangan burka dan masjid.
Inilah peluang bagi kita, kaum Muslimin di Barat. Di tengah-tengah gelombang penistaan,
diskriminasi dan penganiayaan yang setiap saat mungkin menimpa kita, kita adalah salah satu
golongan yang dijanjikan akan memiliki derajat yang para nabi dan syuhadapun iri dengan kita.
Derajat ini hanya bisa kita capai manakala kita tetap berpegang teguh dengan tali Allah, yaitu
Islam dan bukan justru mengekor dan bersikap permisif terhadap aturan-aturan barat.
Saatnya umat Islam bangkit, sehingga kaum muslimin, tidak hanya di Barat, tetapi di seluruh
penjuru dunia bersatu dan memiliki pemimpin yang mampu melindungi dan menjaga kehormatan
kaum muslim, Rasulullah saw, Allah dan Islam sehingga tidak ada bangsa yang berani
menistakan Islam dan umatnya, sebagaimana kita pernah mengalaminya dimana Islam menjadi
suatu kekuatan yang amat ditakuti oleh seluruh bangsa di dunia.
Kebangkitan bermakna perubahan kondisi dari yang buruk menjadi baik, lemah menjadi kuat.
Kebangkian tidak bisa datang begitu saja seperti hujan yang turun dari langit. Kebangkitan harus
diperjuangkan, yaitu dengan berdakwah. Menyeru kepada semua manusia baik muslim maupun
non muslim. Bagi kalangan muslim kita seru dan dorong untuk bangga menjadi seorang muslim
dan ikut serta berjuang untuk membangkitkan umat. Bagi kalangan non muslim kita seru untuk
mengenal kebenaran Islam sehingga mereka ikut bergabung dalam barisan Islam dan
memperkokoh benteng islam.
Allah SWT. Berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar Ra’d [13] : 11)
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
27
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.” (QS. Ali-Imran [3] : 104)
Semoga kita termasuk golongan yang terasing yang mendapatkan mimbar-mimbar cahaya, yang
dengan mimbar-mimbar itu kaum muslimin menjadi bangkit. Amin.
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
28
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
BENTENGI UMAT ISLAM
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66] : 6)
Allah SWT telah memberi peringatan kepada umat Islam,
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridho kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah [2] : 120)
Demikian pentingnya firman Allah tersebut sehingga Rasulullah saw. juga memberikan
peringatan, diriwayatkan dari Abu Said Al-Hudri ra. Dari Nabi saw, beliau bersabda:
“Sungguh kalian akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian, sehasta demi sehasta,
sedepa demi sedepa, hingga seandainya mereka masuk liang biawak pun, kalian akan mengikuti
mereka”. Kami bertanya, “Apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?” Rasulullah saw. Menjawab,
“Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR. Imam Al-Bukhari : 3197).
Pemikiran yang menjerumuskan umat Islam untuk mengikuti millah mereka, diantaranya adalah
pemikiran bahwa “Semua Agama Sama”. Padahal Allah berfirman,
“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah [5] : 3)
Bagi yang menyatakan “semua agama sama” berarti dia harus membuktikan bahwa makna ayat
antar kitab suci itu sama. Tetapi mereka tidak dapat membuktikannya.
Mengikis iman dan aqidah Umat Islam melalui budaya dan pola pikir supaya jauh dari Al-Qur’an
dan Al-Hadits. Terdapat pintu-pintu yang digunakan untuk menyerang kaum muslimin. Serangan
budaya, bertebarannya pornografi-aksi di media massa maupun elektronik merupakan bagian
agenda mereka untuk menghancurkan sebuah kaum/bangsa dengan harga yang sangat murah.
Serangan pola pikir, 10 tahun yang lalu tokoh kristiani gencar sekali mendekati umat Islam untuk
mengatakan bahwa semua agama sama maka di Indonesia lahir Jaringan Islam Liberal (JIL).
Didalam situs JIL tertulis terjemahan basmalah “Dengan Nama Allah, Tuhan Pengasih, Tuhan
Penyayang, Tuhan semua agama”.
Beberapa tahun sebelumnya, terdapat tokoh Islam yang gencar sekali mengubah ucapan
assalamu’alaikum dengan ucapan selamat pagi/siang/malam. Selanjutnya beberapa tahun
kemudian, terdapat tokoh Islam yang menggantikan istilah Allah SWT. dengan Tuhan. Banyak
tokoh umat Islam yang tergelincir karena menganggap Allah itu bahasa arab sedangkan dalam
bahasa Indonesia terjemahannya adalah Tuhan.
Sekulerisme menghancurkan umat Islam
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
29
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Sekulerisme, paham yang memisahkan agama dari kehidupan, merupakan asas ideologi
Kapitalisme. Paham ini merupakan jalan tengah yang tidak tegas, yang lahir dari pergolakan
antara para raja dan kaisar di Eropa dan Rusia dengan para filosof dan pemikir. Saat itu para raja
dan kaisar telah memanfaatkan agama sebagai alat mengeksploitasi dan menzhalimi rakyat. Ini
disebabkan adanya suatu anggapan bahwa raja dan kaisar adalah wakil Tuhan di muka bumi.
Para raja dan kaisar itu lalu memanfaatkan para rohaniwan sebagai alat untuk menzhalimi
rakyat, sehingga berkobarlah pergolakan sengit antara mereka dengan rakyatnya.
Pada saat itulah para filosof dan pemikir bangkit. Sebagian di antara mereka ada yang
mengingkari keberadaan agama secara mutlak, dan ada pula yang mengakui keberadaan agama
tetapi menyerukan pemisahan agama dari kehidupan. Pergolakan ini berakhir dengan suatu jalan
tengah, yaitu pemisahan agama dari kehidupan yang dengan sendirinya akan menyebabkan
pemisahan agama dari negara. Paham inilah yang diemban oleh Barat untuk membangun
peradabannya dan selalu diserukannya ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke negeri-negeri
Islam.
Padahal, sekulerisme bertentangan dengan Islam dan tidak sesuai dengan fitrahnya manusia.
Secara fitrah, setelah manusia mengerjakan ibadah ritual maka ia tetaplah manusia. Setelah
seseorang mengerjakan sholat, maka ia tetap hamba Allah SWT. yang butuh pengaturan-Nya.
Dengan demikian, sekulerisme memaksakan umat Islam, supaya mengabaikan Islam saat di
kuliah, kantor, sidang parlemen dan hanya boleh mengambil Islam saat melakukan ibadah ritual
belaka (sholat, zakat, haji).
Sementara peradaban Islam berlandaskan pada Aqidah Islamiyah, yang telah mewajibkan
pelaksanaan kehidupan bernegara berdasarkan perintah dan larangan Allah, yakni hukum-hukum
syara'.
Belajar dari sejarah Turki saat dipimpin oleh Mustama Kemal yang membawa Turki kepada
modernisasi melalui sekularisme. Namun yang terjadi adalah Turki hancur dan terpuruk. Itulah
sebabnya kaum Orientalis pun sudah lama menyatakan “Barat maju karena meninggalkan
agamanya”. Kristen maju karena meninggalkan Biblenya. Tapi ukuran ini tidak boleh digunakan
untuk diri umat Islam. Justru sejarah membuktikan ketika umat Islam meninggalkan Al-Quran
dan AL-Hadits yang terjadi adalah kehancuran.
Mal Adaptasi
Seperti, mengganti kata Allah dengan “Yang Di Atas”. Padahal Kata “Yang Di Atas” tidak mampu
menandingi kata Allah yang Maha Mulia. Pandangan umat Kristiani, Tuhan itu punya rumah,
rumahnya di surga, dan surga ada diatas. Berarti “Yang Di Atas” bersumber dari pandangan
kristen yang berbeda dengan pandangan Islam.
Allah SWT. berfirman:
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas
‘arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa
yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu
berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadiid [57] : 4)
Menurut pandangan Islam, Allah bersemayam di ‘Arsy. Jadi, tidak tepat dengan mengistilahkan
Allah SWT. dengan istilah dari pemahaman umat lain “Yang Di Atas”. Inilah yang dinamakan
proses perubahan pemikiran.
Character Assassination
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
30
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Pada tahun 2004 di Jakarta beredar buku The Islamic Invasion karangan Robert Morey. Buku ini
memuat hujatan dan tuduhan yang membunuh karakter umat Islam, Rasulullah saw bahkan
Allah SWT. inilah agenda mereka, setelah Mal Adaptasi.
Hujatan terhadap Allah SWT, Morey menyatakan Allah adalah Dewa Bulan. “Nama dari ayahnya
Muhammad secara literal adalah Abd-Allah. Nama pamannya adalah Obied-Allah. Nama-nama
tersebut menyatakan jati diri bahwa keluarga Muhammad adalah keluarga penyembah berhala
yang menyembah Allah, sang dewa bulan.” (Robert Morey, The Islamic Invation, hal 58)
Hujatan terhadap Rasulullah saw., Morey mengatakan Muhammad kesurupan, kemungkinan
epilepsi, “Ketika dia berada dalam keadaan seperti kesurupan itulah dia merasa menerima
kunjungan-kunjungan ilahi. Setelah keadaan seperti itu berhenti, dia bangkit dan
memproklamasikan sesuatu yang menurutnya telah diwahyukan kepadanya. Dari deskripsi
mengenai hentakan-hentakan tubuh yang seringkali menyertai saat kesurupan tersebut, banyak
ilmuwan menyimpulkan bahwa gejala-gejala itu adalah serangan semacam epilepsi.” (Robert
Morey, The Islamic Invation, hal. 76)
Hujatan terhadap Al-Quran, Morey mengatakan Al-Quran adalah ayat-ayat setan, “Hal inilah yang
menyebabkan munculnya “ayat-ayat setan” yang sangat terkenal dalam Quran. Muhammad
ketika itu berada dalam keadaan lemah dan diduga dikuasai oleh inspirasi setan...” (Robert
Morey, The Islamic Invation, hal 85)
Sebelum ramadhan 2003, sudah beredar komik di internet dalam 5 bahasa, inggris, prancis,
jerman, belanda, indonesia. judul komiknya “Allah had no son”. Halaman terakhir dari komik
menyatakan Yesus Kristuslah Tuhan-mu, sedangkan Allah adalah setan. Inilah character
assassination yang mereka propagandakan.
Periode sekitar 1990 ada buku yang ditulis oleh Salman Rusdi, namanya The Satanic Verses,
buku itu gagal mempengaruhi umat Islam karena belum ada Mal Adaptasi. Buktinya pada waktu
itu, ada Ali Khameini yang memberi fatwa mati kepada Salman Rusdi. Itulah sebabnya, mereka
meluncurkan Mal Adaptasi lalu invansi ke Afghanistan, Irak, Suria, Siria, Indonesia dilabel
teroris,dan character assassination, karena tidak ingin kegagalan untuk kedua kalinya.
Banyaknya “agenda konspirasi” mereka, maka penting umat Islam untuk membentengi diri
dengan cara tidak meninggalkan “IQRO” atau istiqomah dalam mengkaji Islam. Dan merapatkan
barisan umat Islam.
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
31
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
MELURUSKAN KERANCUAN ISTILAH
"FUNDAMENTALISME ISLAM"
Belakangan ini kita mengenal istilah "fundamentalisme Islam" atau "Islam
fundamentalis". Istilah ini cukup populer dalam dunia media massa, baik yang berskala
nasional maupun internasional. Istilah "fundamentalisme Islam" atau "Islam
fundamentalis" ini banyak dilontarkan oleh kalangan pers terhadap gerakan-gerakan
kebangkitan Islam kontemporer semacam Hamas, Hizbullah, Al-Ikhwanul Muslimin,
Jemaat Islami, dan Hizbut Tahrir Al-Islamy. Penggunaan istilah fundamentalisme yang
'dituduhkan' oleh media massa terhadap gerakan-gerakan kebangkitan Islam
kontemporer tersebut, disamping bertujuan memberikan gambaran yang 'negatif'
terhadap berbagai aktivitas mereka, juga bertujuan untuk menjatuhkan 'kredibilitas'
mereka di mata dunia.
Apa sesungguhnya makna istilah fundamentalisme? Bagaimana asal-usul istilah
tersebut, dan siapakah sebenarnya kaum "fundamentalisme" itu? Insya Allah, artikel ini
akan membahasnya secara mendalam.
Istilah 'ushuliyah' (fundamentalisme) dengan makna yang populer dalam dunia media
massa tersebut, adalah berasal dari Barat, dan berisikan pengertian dengan tipologi
Barat pula. Sementara, istilah 'ushuliyah' dalam bahasa Arab dan dalam wacana
pemikiran Islam, mempunyai pengertian-pengertian lain yang berbeda dengan apa yang
dipahami oleh wacana pemikiran Barat yang saat ini dipergunakan oleh banyak orang.
Perbedaan pemahaman dan substansi dalam mempergunakan istilah yang sama,
merupakan sesuatu yang sering terjadi dalam banyak istilah yang dipergunakan oleh
bangsa Arab dan kaum muslimin, serta secara bersamaan dipergunakan pula oleh
karangan Barat, padahal keduanya mempunyai pengertian yang berbeda dalam melihat
istilah yang sama itu. Hal ini banyak menimbulkan kesalahpahaman dan kekeliruan
dalam kehidupan budaya, politik, dan media massa kontemporer yang padanya
perangkat-perangkat komunikasi mencampuradukkan berbagai istilah yang banyak,
yang sama istilahnya, namun berbeda-beda pengertian, latar belakang dan
pengaruhnya.
Istilah yasar (kiri) misalnya. Dalam wacana pemikiran Barat istilah ini dipergunakan
untuk menunjukkan orang-orang upahan, orang-orang fakir, dan miskin, serta orangorang yang lemah dan membutuhkan pertolongan orang lain. Sementara, dalam
pemahaman Arab dan Islam, istilah itu menunjukkan kepada orang-orang kaya raya,
orang-orang yang berkecukupan, dan orang-orang yang menikmati kehidupan enak.
Istilah yamin (kanan) misalnya. Dalam wacana pemikiran Barat istilah ini dipergunakan
untuk menunjukkan orang-orang kuno, terbelakang dan kaku. Sementara, dalam
wacana pemikiran Arab dan Islam, dipergunakan untuk menunjukkan keadaan orangorang yang beriman dan beramal sholeh, sehingga mereka datang kepada Tuhan
mereka pada hari Perhitungan, memegang buku catatan berbuatan-perbuatan mereka
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
32
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
yang baik dengan tangan kanan, atau juga bermakna kekuatan, ketegaran, dan
ketenangan.
Oleh karena itu, Imam Abdul Hamid bin Badis (1307-1359 H) berdoa kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala dengan do'anya, "Ya Allah jadikanlah aku di dunia termasuk
kelompok orang-orang yasar (kiri) dan jadikanlah aku di akhirat termasuk kelompok
orang-orang yamin (kanan)". Tentunya sesuai dengan pemahaman pemikiran Islam,
bukan pemahaman pemikiran Barat.
Asal Usul Fundamentalisme di dunia Barat
Fundamentalisme di dunia Barat pada awalnya merupakan gerakan Kristen Protestan
Amerika yang berlabuh pada abad kesembilan belas Masehi, dari barisan gerakan yang
lebih luas, yaitu "Gerakan Millenium". Gerakan ini mengimani kembalinya Almasih A.S.
secara fisik dan materi ke dunia untuk yang kedua kalinya, guna mengatur dunia ini,
selama seribu tahun sebelum datangnya hari perhitungan manusia.
Prototipe pemikiran yang menjadi ciri khas fundamentalisme ini adalah penafsiran Injil
dan seluruh teks agama secara literal dan menolak secara utuh seluruh bentuk
penakwilan atas teks-teks manapun, walaupun teks-teks itu berisikan metafor-metafor
rohani dan simbol-simbol sufistik, serta memusuhi kajian-kajian kritis yang ditulis atas
Injil dan Kitab Suci. Dari penafsiran Injil secara literal ini, orang-orang fundamentalis
Protestan mengatakan akan datangnya Almasih kembali secara fisik untuk mengatur
dunia selama seribu tahun yang berbahagia karena mereka menafsirkan "mimpi
Yohana" (kitab Mimpi 20-1-10) secara literal.
Ketika fundamentalisme Kristen itu menjadi sebuah sekte yang indipenden pada awal
abad ke-20, terkristallah dogma-dogma yang berasal dari penafsiran literal atas Injil itu
melalui seminar-seminarnya, lembaga-lembaganya, serta melalui tulisan-tulisan para
pendetanya yang mengajak untuk memusuhi realita, menolak perkembangan, dan
memerangi masyarakat-masyarakat sekuler yang baik maupun yang buruk sekaligus.
Misalnya, mereka mengklaim mendapatkan tuntunan langsung dari Tuhan, cenderung
untuk mengisolasi diri dari kehidupan bermasyarakat, menolak untuk berinteraksi
dengan realitas, memusuhi akal dan pemikiran ilmiah serta hasil-hasil penemuan ilmiah.
Oleh karenanya, mereka meninggalkan universitas-universitas dan mendirikan lembagalembaga tersendiri bagi pendidikan anak-anak mereka. Mereka juga menolak sisi-sisi
positif kehidupan sekuler, apalagi sisi negatifnya, seperti aborsi, pembatasan kelahiran,
penyimpangan seksual, dan kampanye-kampanye untuk membela "hak-hak" orangorang yang berperilaku seperti itu dari barang-barang yang memabukkan, merokok,
dansa-dansi, hingga sosialisme. Itu semua adalah "fundamentalisme" dalam terminologi
Barat dan dalam visi Kristen.
Makna Istilah Ushuliyah dalam Wacana Pemikiran Islam
Dalam visi Arab dan dalam wacana pemikiran Islam, kita tidak menemukan dalam
kamus-kamus lama, baik kamus bahasa maupun kamus istilah, disebutnya istilah
ushuliyah "fundamentalisme". Kita hanya menemukan kata dasar istilah itu yaitu al-ashlu
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
33
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
dengan makna 'dasar sesuatu' dan 'kehormatan'. Bentuk pluralnya adalah ushul (QS AlHasyr : 5) (Ash-Shaaffat :64). Al-ashlu juga bermakna 'akar' (QS Ibrahim : 24).
Al-ashlu juga disebut bagi undang-undang atau kaidah yang berkaitan dengan furu'
(parsial-parsial) dan masa yang telah lalu. Seperti yang diungkapkan dalam rediaksional
ulama ushul fikih, "Asal segala sesuatu adalah boleh atau suci." Dan, "ushul" adalah
prinsip-prinsip yang telah disepakati atau diterima.
Bagi ulama ushul fikih, kata al-ashlu disebut dengan beberapa makna. Pertama, 'dalil'.
Dikatakan bahwa asal masalah ini adalah Al-Kitab dan Sunnah. Kedua, 'kaidah umum'.
Dan ketiga, 'yang rajih' atau 'yang paling kuat' dan 'yang paling utama'. (Lihat kitab
Lisanul Arab, Ibnu Manzhur, Kairo : Darul Ma'arif)
Dalam peradaban Islam telah terbangun ilmu-ilmu ushuluddin, yaitu ilmu kalam, tauhid,
dan ilmu fikih akbar. Juga ilmu ushul fikih, yaitu ilmu yang membahas tentang kaidahkaidah dan kajian-kajian yang dipergunakan untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan
hukum-hukum syara' praktekal dari dalil-dalil perinciannya. Serta ilmu ushul hadits atau
mushthalah hadits.
Demikianlah warisan keilmuan Islam dan peradabannya, serta kamus-kamus bahasa
Arab yang tidak mengenal istilah ushuliyah (fundamentalisme) dan pengertianpengertian yang dikenal Barat atas istilah ini.
Hingga dalam pemikiran Islam kontemporer yang sebagian ulamanya menggunakan
istilah ushuliyah dalam kajian-kajian ilmu fikih, kita dapati ia bermakna, "Kaidah-kaidah
pokok-pokok syari'at yang diambil oleh ulama ushul fikih dari teks-teks yang
menetapkan dasar-dasar tasyri'iyah (legislasi) umum, serta pokok-pokok tasyri'iyah
general seperti : (1) tujuan umum syari'at, (2) apa hak Allah dan apa hak mukalaf, (3)
apa yang menjadi obyek ijtihad, (4) nasakh hukum, serta (5) ta'arud (pertentangan) dan
tarjih (pemilihan salah satu probabilitas hukum)." Semua istilah-istilah itu sama sekali
tidak mempunyai hubungan dengan substansi-substansi istilah fundamentalisme
(ushuliyah) yang dikenal oleh peradaban Barat dan pemikiran Kristen.
Terlepas dari pemahaman itu, apakah dalam aliran-aliran pemikiran Islam dan mazhabmazhabnya --baik yang lama maupun yang baru-- terdapat aliran pemikiran atau
mazhab yang menyikapi teks-teks suci seperti sikap orang-orang fundamentalis Barat,
yakni menggunakan penafsiran literal atas Al-Qur'an dan As-Sunnah, serta menolak
segala metafor dan takwil atas sesuatu nash (teks), meskipun zahir teks itu jelas-jelas
bertentangan dengan dalil-dalil akal? Hingga dapat dikatakan bahwa sikap aliran atau
mazhab ini terdapat nash-nash Islami yang suci adalah sama persis dengan aliran
fundamentalis Kristen terhadap Injil dan "kitab suci" mereka? Sehingga, kemudian dapat
membenarkan kebenaran "fundamentalisme Islam" dengan pengertian Barat yang
negatif terhadap istilah "fundamentalisme" ini?
Jawaban terhadap pertanyaan ini adalah sama sekali tidak ada. Seluruh aliran pemikiran
Islam yang lama, baik sekelompok kecil dari ahli atsar, ash-habul-hadits, kaum
zhahiriyah, maupun kelompok besar mayoritas dari ahli ra'yi, seluruhnya menerima
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
34
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
majas (metafor) dan takwil terhadap banyak nash-nash suci. Sehingga hampir tercapai
ijma bahwa nash-nash yang tidak dapat ditakwilkan, yang dalam istilah ushul fikih
disebut "nash" adalah sedikit, sementara sebagian besar dari nash-nash itu dapat
menerima pendapat, takwil, dan ijtihad. Sedangkan, perbedaan di antara aliran-aliran
pemikiran Islam itu adalah dalam kadar penakwilan itu: ada yang membatasi diri dalam
melakukan penakwilan, ada yang sedang-sedang saja, ada yang secara berani
melakukan penakwilan. Namun, penakwilan itu sama sekali tidak ditolak oleh mazhabmazhab Islam. (Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, hlm 210-232, Kuwait, 1972)
Berikut ini beberapa definisi tentang "penakwilan" yang dikemukakan oleh para pemikir
Islam :
1. Ibnu Rusyd (1126-1198 M)
Dalam kitab Fashul Maqal Fima Bainal-Hikmati wasy-Syar'iah min al-Ittishal
mendefinisikan "penakwilan" sebagai : "Mengeluarkan arti (dilalah) dari dilalah hakiki ke
dilalah majasi, tanpa melanggar kaidah bahasa Arab dalam proses itu. Seperti
menanamkan sesuatu dengan : yang mirip dengannya, sebabnya, yang setelahnya,
yang mengiringinya, dan hal-hal lain yang dimasukkan dalam pendefinisian macammacam kalam majasi."
2. Imam Al-Ghazali (1058-1111M)
Beliau telah meluaskan skup takwil yang dapat diterima itu menjadi lima tingkat
terhadap keberadaan sesuatu yang dibicarakan oleh nasih itu. Kelima tingkatan itu
adalah : wujud zati (hakiki), wujud hissi (indrawi), wujud khayali (imajinatif), wujud aqli
(akal), dan wujud syibhi (keserupaan). Dengan tingkatan-tingkatan penakwilan yang
lima ini, orang yang melakukan penakwilan itu adalah masuk dalam lingkup tashdiq
(pembenaran terhadap agama) dan keimanan, dan darinya tertolak tuduhan
mendustakan agama atau kezindikan. Imam Al-Ghazali mengatakan : "Setiap orang
yang meletakkan suatu redaksional hadits dan suatu nash dari Al-Qur'an, pada salah
satu tingkat takwil ini maka ia termasuk orang yang membenarkan agama. Karena,
pendustaan adalah mengingkari seluruh makna-makna dalam semua tingkatan ini, dan
mengklaim bahwa semua yang diberitakan oleh nash-nash adalah dusta semata. Dan,
itu adalah kekafiran dan kezindikan. Sementara orang-orang yang melakukan
penakwilan tidak menjadi kafir selama ia menetapi kaidah-kaidah penakwilan.
Kemudian beliau menegaskan, bahwa seluruh mazhab Islam telah menggunakan takwil.
Katanya, "Seluruh kelompok Umat Islam pada akhirnya terpaksa menggunakan takwil.
Dan kelompok yang amat membatasi diri dari menggunakan takwil adalah Ahmad bin
Hambal (780-885 M). Sementara, kalangan Asy'ariyah dan Muktazilah, karena keduanya
lebih mendalam dalam kajian rasio, maka mereka banyak melakukan penakwilan
terhadap makna-makna zahir teks dalam masalah-masalah akhirat, kecuali sedikit. Dan,
Muktazilah adalah kelompok yang paling banyak menggunakan penakwilan.
3. Imam Muhammad Abduh (1849-1905M)
Beliau menjadikan "pendahuluan atas akal atas zhahir syara' ketika terjadi benturan
antara keduanya" sebagai pokok dari pokok-pokok Islam. Ia berkata, "Pemeluk Islam
telah sepakat kecuali seditkit orang yang tidak memikirkannya bahwa jika ada
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
35
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
pertentangan antara akal dan naql maka diambil pemahaman yang ditunjukkan oleh
akal. Kemudian, bagian naql itu dilakukan dua jalan pendekatan : pertama, jalan
penerimaan atas keabsahan naql itu, sambil mengakui ketidakmampuan diri untuk
memahaminya, serta menyerahkan masalah itu kepada ilmu Allah SWT. Dan, jalan yang
kedua adalah menakwilkannya, sambil memperhatikan kaidah-kaidah bahasa Arab
dakan menakwilkannya, sehingga maknanya sesuai dengan apa yang dipahami oleh
akal.
4. Imam Hasan Al-Banna (1908-1949 M)
eliau menafikan kemungkinan perbedaan, "Dalil-dalil berdasarkan nazhar syar'i
(kacamata syar'i) dengan nazhar aqli (kacamata akal) dalam hal-hal yang qath'i. Oleh
karena itu, hakikat ilmiah tidak akan berbenturan dengan kaidah syari'at yang tetap.
Sementara, yang zhanni (samar-samar) darinya ditakwilkan sesuai dengan yang qath'i
(pasti). Sedangkan, jika keduanya zhanni maka nazhar syar'i lebih utama untuk diikuti,
hingga nazhar alki membuktikan kekuatannya atau ia lenyap. Islam yang hanif (lurus)
dapat menjelaskan masalah ini dengan tuntas, ia menyatukan antara keimanan yang
ghaib dan menggunaan akal. Dan kepada model pemikiran yang menyatukan antara
dua kal ini: yang ghaib dan yang ilmiah, kami mengajak manusia. (Hasan Al-Banna,
Risalah Ta'lim hlm 271)
Demikianlah sikap para pemikir Islam terhadap majas (metafor) takwil, dan penafsiran
literal terhadap nash-nash, yang sama sekali tidak mengandung pengeritan
"fundamentalisme", seperti yang dikenal oleh Kristen Barat.
Oleh karena itu, tidak ada satu pun mazhab-mazhab Islam yang hanya membatasi diri
pada makna literal nash-nash dan menolak seluruh bentuk takwil, sehingga dapat
dinamakan sebagai kelompok "fundamentalisme" dengan pengertian Barat atas istilah
itu. Dan karena kondisi "kontemporer Islam" tidak berbeda dengan "generasi awal
Islam" maka aliran-aliran pemikiran Islam baik modern maupun kontemporer, tidak
pernah melahirkan aliran yang sama dengan "fundamentalisme" Kristen Barat.
Dengan demikian, kita menemukan perbedaan yang jelas hingga secara diametral
antara pemahaman dan pengertian istilah "fundamentalisme" seperti dikenal oleh
Kristen Barat, dengan pemahaman istilah ini dalam warisan pemikiran Islam, serta
dalam aliran-aliran pemikiran Islam, baik masa lalu, modern, maupun kontemporer.
Kaum 'fundamentalis' di Barat adalah orang-orang yang kaku, dan taklid yang memusuhi
akal, metafor, takwil, dan qiyas (analogi), serta menarik diri dari masa kini dan
membatasi diri pada penafsiran literal nash-nash. Sementara kaum ushuliyin dalam
peradaban Islam adalah para ulama ushul fikih yang merupakan kelompok ulama yang
paling menonjol dalam memberikan sumbangsih dalam kajian-kajian akal atau mereka
yang adalah ahli penyimpulan hukum, pengambilan dalil, ijtihad dan pembaruan.
Fakta ini menjadikan kasus istilah ushuliyah (fundamentalisme) sebagai satu contoh dari
sekian contoh kerancuan pemikiran yang timbul dari sikap yang tidak membedakan
antara pemahaman-pemahaman yang berbeda -- dan kadang-kadang bertentangan -yang diciptakan oleh peradaban-peradaban yang berbeda atas suatu istilah yang sama,
yaitu dipergunakan oleh anggota-anggota peradaban yang berbeda itu.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
36
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Sedangkan, istilah "fundamentalisme" dengan pengertian Barat adalah sesuatu yang
asing dari realitas Islam, yang dijejalkan oleh kekuatan "agresi media massa". Karena,
fundamentalisme di Barat bermakna 'orang-orang kaku', sementara dalam warisan
intelektual Islam menunjukkan kaum yang ahli tajdid (pembaruan), ijtihad, dan
penyimpulan hukum.
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
37
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
ISLAM BUKAN BUDAYA ARAB
Pagi ini sebuah email membuat saya sempat kaget, tertegun sekian menit setelah
menyaksikan sebuah video tautan dari forum diskusi di Multiply sebagai berikut :
http://indonesiancommunity.multiply.com/reviews/item/431 atau tautan Youtube di :
http://www.youtube.com/watch?v=_pQg8iU_wM4
Dan false-opini yg saya khawatirkan adalah menganggap Arab = Islam. Tindakan
kriminal seorang warga negara Arab yang kebetulan dia berasal dari Royal Family akan
dianggap sebagai 'budaya Islam' / 'budaya kekerasan alam Islam'. Sehingga pada
diakhir pembuatan opini ini pesan tersimpan yang mau disampaikan melalui alam bawah
sadar pembacanya adalah...."Yaa...memang ISLAM itu TERORIS".
Astaghfirullah!!!
Cukuplah kita yang merasakan pedihnya fitnah ini. Dan kita wajib meluruskan. Jangan
biarkan generasi anak cucu kita terinfeksi oleh fitnah-fitnah keji macam ini.
ISLAM BUKAN BUDAYA ARAB
Sebagian kaum muslimin agak sulit membedakan antara Islam dengan budaya Arab.
Sehingga sering terjadi salah paham terhadap kedua hal tersebut. Budaya Arab
terkadang diangggap sebagai Islam, dan sebaliknya Islam dianggap sebagai budaya
Arab. Hal ini perlu kita pelajari lebih dalam agar kita dapat membedakan antara agama
dan produk budaya.
Sebelum Islam diturunkan diseluruh negeri, dunia diliputi oleh kebodohan dan
kegelapan yang merata di segala lini kehidupan. Agama terakhir saat itu yaitu Nasrani
yang seharusnya menjaga kemurnian ajaran sebelumnya yang bersumber pada kitab
Taurat, telah demikian terdistorsi dari ajaran awal (aslinya). Kehidupan di seluruh negeri
saat itu tidak terlepas dari syirik, khurafat dan sebagainya sesuai dengan latar belakang
budayanya masing-masing. Zaman itulah yang kita kenal dengan istilah zaman
jahiliyyah.
Kemudian datanglah Islam dengan membawa wahyu Allah SWT, yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Islam datang sebagai "pengkritik" segala budaya-budaya yang ada di
dunia. Kritik yang dilakukan Islam adalah dalam rangka menyempurnakan akhlaq
manusia agar mereka dapat menciptakan kehidupan yang benar-benar manusiawi, baik
akhlaq sebagai makhluq kepada Allah sebagai Khaliqnya (pencipta) yang diistilahkan
juga dengan hablum minallah, maupun akhlaq antara sesama manusia atau hablum
minan naas.
Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlaq-akhlaq yang mulia." (H.R. Bukhari dan Ahmad. Lihat Silsilah
ash-Shahihah 15).
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
38
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Fungsi Islam sebagai pengkritik ini pertama kali dijalankan sejak pertama kali Islam itu
turun ke muka bumi ini. Berhubung Islam turun di Arab, maka pihak yang pertama kali
dikritik oleh Islam adalah budaya Arab.
Bangsa Arab sebagaimana bangsa-bangsa yang lainnya saat itu merupakan bangsa
yang tenggelam paling jauh dalam berbagai kerusakan akhlaq, mereka gemar berperang
baik antar suku maupun antar qabilah. Mereka juga gemar meminum khamr, judi dan
mereka memperlakukan wanita layaknya seperti barang, dan kerusakan terbesar pada
saat itu adalah perbuatan mereka yang beribadah kepada Allah namun juga beribadah
kepada selain Allah (Syirik), dan masih banyak lagi kerusakan-kerusakan akhlaq lainnya
pada masa itu yang menjadikan kehidupan mereka jauh dari sifat manusiawi yang
hakiki.
Maka mulailah Islam menjalankan fungsinya sebagai pengkritik. Di mulai dari hal yang
terpenting yang menjadi prioritas utama yaitu kerusakan akhlaq manusia terhadap Allah
yaitu perbuatan syirik. Dimana asas-asas budaya Arab yang saat itu mengandung unsurunsur kesyirikan, dan segala kemaksiatan, semuanya dikoreksi total oleh Islam dan
diganti dengan asas-asas yang berlandaskan ketauhidan kepada Allah, hingga akhirnya
bangsa Arab berubah dari bangsa yang penuh dengan kesyirikan, khurafat dan
sebagainya tadi, menjadi bangsa yang muwahhid (mentauhidkan Allah Ta`ala).
Demikianlah fungsi koreksi tersebut masuk ke semua lini kehidupan dan budaya bangsa
Arab, hingga akhirnya masyarakat dan budaya Arab itu tunduk kepada Islam. Oleh
sebab itu bangsa Arab justru kemudian menjadi bangsa yang paling pertama merasakan
serangan kritik dan koreksi dari Islam.
Kemudian fungsi kritik itu terus meluas masuk ke negara-negara sekitarnya seperti
Persia, Romawi, Cina dan akhirnya sampai ke Indonesia. Maka tidak ada pilihan lain bagi
masyarakat atau budaya suatu bangsa, ketika Islam masuk ke sana, sementara mereka
mengkui Islam sebagai agamanya, maka orang-orang disana harus siap untuk dikritik
oleh Islam dan siap berubah dari seorang musyrik menjadi seorang muwahhid (orang
yang bertauhid), apapun latar belakang budaya ataupun bangsanya.
Islam sesungguhnya memiliki konsep bagaimana berinteraksi dengan budaya-budaya di
luar Islam. Islam mempersilahkan siapapun untuk mengemukakan pandanganpandangan ataupun melakukan tindakan-tindakan budaya seperti apapun, asalkan tidak
melanggar ketentuan halal-haram, pertimbangan mashlahat (kebaikan) dan mafsadat
(kerusakan), serta prinsip al Wala` (kecintaan yang hanya kepada Allah dan apa saja
yang dicintai Allah) dan al Bara` (berlepas diri dan membenci dari apa saja yang dibenci
oleh Allah), dimana ketiga prinsip inilah yang menjadi jati diri dan prinsip umat Islam
yang tidak boleh diutak-atik dalam berinteraksi dengan budaya-budaya lain diluar Islam.
Sehingga dari ketiga prinsip ini akan lahir sebuah Kebudayaan Islam, dimana
kebudayaan Islam ini selalu memiliki satu ciri khusus yang tidak dimiliki oleh budaya dan
bangsa manapun diluar Islam, yakni budaya yang berasaskan Tauhidul `Ibadah Lillahi
Wahdah (mempersembahkan segala bentuk peribadatan hanya kepada Allah).
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
39
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Selama prinsip-prinsip dan asas tersebut tidak dilanggar, maka kita dipersilahkan seluasluasnya untuk berhubungan ataupun mengambil manfaat dari bangsa-bangsa dan
budaya manapun di luar Islam. Sebab segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, baik itu
sifatnya ilmu pengetahuan maupun materi (yang selain perkara agama tentunya), itu
semua memang diciptakan oleh Allah untuk kita umat manusia, kaum muslimin,
walaupun berasal dari orang-orang kafir.
Sebagaimana firman Allah SWT: Dialah (Allah), yang telah menciptakan segala yang ada
dibumi ini untuk kalian...(Q.S. Al Baqarah [2]: 29)
Maka sesungguhnya kedudukan budaya Arab itu sama dengan budaya Persia, Romawi,
Melayu, Jawa dan sebagainya di mana budaya-budaya tersebut adalah pihak yang harus
siap dikritik oleh Islam ketika Islam telah masuk ke negeri-negeri tersebut.
Maka tidak benar jika dikatakan Islam (seperti jilbab, kerudung dan sebagainya) adalah
produk budaya Arab. Sebab justru budaya Arab adalah budaya yang paling pertama
dikritik dan dikoreksi oleh Islam sebelum budaya-budaya yang lainnya. Maka apa saja
yang telah diterangkan oleh Allah dan Rasul-Nya sebagai agama, maka itulah Islam.
Sementara segala sesuatu yang tidak diterangkan oleh Allah dan RasulNya dalam
perkara agama, maka itu bukanlah Islam, meskipun perkara tersebut telah menjadi
kebiasaan dan populer pada masyarakat Arab atau masyarakat Islam yang lainnya.
Sebab, Arab tidaklah sama dengan Islam, dan sebaliknya Islam tidaklah serupa dengan
Arab. Akan tetapi budaya Arab dan budaya-budaya yang lainnya yang mau tunduk
kepada Islam, maka itulah yang pantas dinamakan budaya Islam.
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
40
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
MENJAWAB TUDUHAN PEMBENCI ISLAM:
Muhammad SAW Seorang Pedofilia
Penghinaan terhadap Rasulullah saw. tidak pernah berhenti sampai hari ini. Salah satu
cacian ada di dalam buku The Islamic Invasion karangan Robert Morey tahun 1992,
Penerbit Christian Scholars Press Las Vegas, antara lain di halaman 96 Bab. Kehidupan
Pribadi Muhammad, Morey menyatakan bahwa Rasulullah saw. melakukan pedofilia.
Penghujat mengukur dan menghukum perilaku yang terjadi pada masa peradaban silam
dengan peradaban sekarang. Ini tidak adil. Pernikahan usia dini yang sekarang
dianggap tidak pantas dan senonoh, ternyata merupakan perilaku yang ladzim pada
peradaban silam. Adapun hukum syara’ tidak mengharamkan pernikahan dini.
Menurut “Oxford Dictionary Bible”, Santo Yusuf, sebagai bapak asuh Yesus Kristus,
berusia 90-an tahun ketika menikahi Maria yang berusia 12 tahun. Namun ada pula
yang mengatakan Yusuf berusia 30-an tahun ketika itu. Kalaupun terjadi, ummat Islam
tidak pernah menuduh perilaku tersebut sebagai pedofilia atau hal yang memalukan
(aib), walaupun mereka menghujat pernikahan Rasulullah saw. dengan Siti ‘Aisyah ra.
sebagai perilaku pedofili.
Sangat menarik kalau kita cermati bahwa, ketentuan hukum-hukum Yahudi dan Kristen
justru menganjurkan pernikahan pada usia sangat dini. Sesungguhnya, mereka lupa
akan sejarah bahkan tidak tahu ajaran hukum agama mereka sendiri.
Situs resmi Yahudi, askmoses.com, menyebutkan :
Rabbi Naftali Silberger : “… Pada masa silam (dan juga yang tidak terlalu kuno),
pernikahan seringkali dirayakan pada usia yang cukup muda. Meskipun kita tidak
mengikuti diktum ini, secara teknis dapat dikatakan, seorang gadis boleh ditunangkan
ketika dia baru dilahirkan, dan dinikahkan pada usia tiga tahun.” [Shulchan Aruch, Even
HaEzer 37:1].” Anak laki-laki boleh ditunangkan dan menikah pada usia 13 (tiga belas)
tahun.” [Shulchan Aruch, Even HaEzer 43:1].
Bahkan, yang tidak pernah terpikirkan namun menjadi peradaban Yahudi yaitu :
Menurut Ted Pike (2010), Talmud menetapkan anak laki-laki yang berusia sembilan
tahun bukanlah laki-laki. Sehingga Talmud (dalam catatan kaki Kethuboth 11b)
membolehkan wanita melakukan apapun terhadap alat seksual anak laki-laki. Perbuatan
itu tidak dianggap sebagai tindakan seksual. Talmud juga mengatakan, “Seorang lakilaki berusia sembilan tahun dan 1 hari yang bersetubuh dengan istri mendiang kakaknya, maka perempuan tersebut menjadi miliknya (sebagai istri)” (Sanhedrin 55b).
Pernah terjadi dalam sejarah kepausan :
Persetubuhan sebelum batas minimal usia pernikahan atau baligh, tidaklah haram/dosa.
Paus mengatur bahwa persetubuhan di bawah usia 12-14 tahun diatas usia 7 tahun,
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
41
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
berpengaruh pada terbentuknya kontrak pernikahan, karena sekali persetubuhan terjadi,
pernikahan tidak bisa dibatalkan lagi.”
Pada masa Romawi kuno, baik penganut Pagan maupun Kristen, menikah pada usia
yang sangat muda. Pertunangan bahkan seringkali dilakukan pada usia sebelum baligh,
meskipun persetubuhan belum dilakukan sampai setelah si gadis mendapatkan haidh
pertamanya. Sangat sering, jarak usia kedua mempelai sangat besar. Menurut salah
satu sejarawan, “Perjodohan antara seorang pria dengan seorang gadis yang sebaya
dengan anak atau cucunya secara umum dibolehkan” .
Tampak jelas, pernikahan dini merupakan norma dalam kedua agama tersebut yang
dilakukan bukan hanya oleh orang awam kebanyakan, namun juga dilakukan oleh
pemimpin-pemimpin mereka, seperti diantaranya : Santo Agustinus. Dia dihormati
karena memformulasikan teologi Kristen. Dia menikahi gadis berumur 10 tahun ketika
dia berusia 31 tahun. Dia menunggu 2 tahun hingga tunangannya dewasa untuk
kemudian diboyong pada usia 12 tahun; Santo Yusuf, sebagai bapak asuh Yesus Kristus,
tetap saja dia adalah laki-laki yang “terlalu tua” untuk ukuran sekarang untuk menikahi
Maria.
Pernikahan dini pun ladzim di kalangan para raja dan bangsawan kristen, yang tidak
dapat terjadi tanpa adanya legalitas atau persetujuan dari gereja, seperti Raja Richard
II, berusia 30 tahun ketika menikahi Putri Isabella dari Prancis yang baru berusia 7
tahun; Romanos II menikahi Bertha (Eudokia), Putri raja Italia, ketika berusia 4 tahun;
Stephen Milutin de Kral dari Serbia, menikahi Simonis, Putri Kaisar Andronikos II, yang
berusia 5 tahun. Ketika menikah Milutin berusia 50 tahun.
Pernikahan dini dilakukan oleh para nabi Yahudi dan Kristen. Seperti, Nabi Ibrahim as.
(Abraham). Menurut Thurman C. Petty, Ahli Analisa Bibel, Nabi Ibrahim a.s. menikahi
Siti Hajar (Hagar), saat berusia 13-18 tahun, yang terpaut jauh usianya dengan Nabi
Ibrahim a.s. yang berusia 86 tahun saat Hagar melahirkan Ismael (Lihat Kejadian 16:
15-16) ; demikian juga Nabi Ishak a.s. (Isaac). Menurut tradisi Yudeo-Kristen, Nabi
Ishak a.s. berusia 40 tahun ketika dia menikahi Rebeka (Rebecca/Rivka) yang berusia 3
tahun. Harus diingat bahwa Nabi Ishak a.s. dianggap sebagai nabi terpenting dalam
agama Yahudi, dan Rebeka adalah salah satu dari 4 (empat) Ibu Yahudi.
Pedofilia
Pedofilia adalah konsep yan¬g muncul pertama kali dalam konteks era modern. Pedofilia
berasal dari kata Yunani, pais (anak) dan philia (cinta). Menurut Duane Dobbert dalam
bukunya Halting the Seksual Predators Amongst Us, Pedofilia didefinisikan sebagai
aktivitas seksual dengan anak pra-pubertas. Menurut American Psychiatric Associaton
(APA), pedofilia telah dimasukan ke dalam daftar Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder (DSM) sejak tahun 1968, dan diklasifikasikan sebagai gangguan jiwa.
DSM adalah klasifikasi standar untuk gangguan jiwa dan digunakan oleh profesi
kesehatan jiwa serta memberikan deskripsi gangguan jiwa secara gamblang dan
obyektif berdasarkan penelitian ilmiah. Menurut APA DSM-IV-TR, kriteria untuk pedofili
adalah: berlangsung sekurang-kurangnya 6 bulan, bersifat kambuhan, fantasi seksual
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
42
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
yang intensif, dorongan seksual atau perilaku terkait aktivitas seksual terhadap anakanak pra-puber.
Pedofilia terdiagnosa ketika seorang pria dewasa menyukai anak-anak pra puber secara
seksual. Sementara ‘Aisyah ra., diboyong ke rumah Rasulullah saw. ketika dia telah
mencapai usia baligh/dewasa/puber. Hal inilah mengapa ‘Aisyah ra. baru pindah ke
rumah Rasulullah saw. 3 atau 4 tahun setelah menikah, menunggu ‘Aisyah ra. baligh.
Sehingga kita tidak melihat bahwa Rasulullah saw. adalah seorang penderita pedofilia,
bahkan menurut standar modern sekalipun.
Pernikahan Rasulullah saw.
Kehidupan pernikahan Rasulullah saw. berlangsung dalam tiga periode. Bermula dengan
periode mempunyai seorang istri (monogami) selama 28 tahun, yaitu dari usia 25 tahun
sampai 53 tahun. Rasulullah saw. baru menikah pada usia 25 tahun dengan Khadijah ra,
janda berumur 40 tahun.
Kebanyakan pemuda Arab menikah pada usia 20 tahun. Di tengah panasnya iklim
padang pasir Arab yang mempercepat kematangan seksual, Muhammad saw malah
memperoleh gelar Al Amin (Yang Dipercaya) dari komunitas Quraiys di Mekkah.
Seandainya Muhammad saw. dikuasai nafsu seksualnya, tentu pada usia 20 tahun beliau
telah menikah, atau—kalau tidak menikah—namanya ternoda karena melampiaskan
nafsunya terhadap wanita, atau menikah dengan seorang gadis, dan bukan dengan
seorang janda yang telah berusia lanjut.
Kedua, memasuki periode memiliki beberapa orang istri (poligami) dalam kurun tujuh
tahun di saat umur melebihi 53 tahun. Hanya ‘Aisyah ra. yang saat dinikahi masih gadis,
selainnya adalah janda. Dalam usia tersebut lazimnya nafsu seksual manusia telah
menurun. Selain daripada itu, rentang masa ini dihiasi dengan pergolakan dan
peperangan yang menuntut konsentrasi energi dan pikiran. Tidak kurang 27 peperangan
yang terjadi waktu itu yang mesti dihadapi dan bahkan dipimpin Rasul sendiri. Tidak
masuk akal dalam kecamuk perang beliau masih memikirkan persoalan seksual.
Kemudian Ketiga, yaitu periode tidak menambah istri lagi, dari usia 60 tahun sampai
beliau berpulang ke Rahmatullah pada usia 63 tahun, walaupun Nabi Muhammad saw
telah berada pada situasi yang aman, kedudukan yang kuat, dan dapat melakukan
apapun kalau beliau mau. Bukankah banyak raja-raja di dunia yang menambah istri dan
berbuat semaunya di kala usia senja? Namun Rasulullah Muhammad saw. tidak
melakukannya.
Pernikahan poligami yang dilakukan Rasulullah saw. termasuk pernikahannya dengan
‘Aisyah ra., semuanya berdasarkan nilai-nilai yang suci dan mulia, bukan merangkak
pada pengumbaran nafsu liar dan kumuh.
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
43
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Islam Pembawa Revolusi Gender
Sejarah Feminisme
Feminisme dalam kamus Oxford didefinisikan sebagai advocacy of women’s right and
sexual equality atau pembelaan terhadap hak perempuan dan kesetaraan pria-wanita.
Feminisme lahir di Eropa, berawal dari sebuah perkumpulan perempuan-perempuan
terpelajar kalangan bangsawan di Middelburg, Belanda pada 1785. Dipelopori oleh Lady
Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet, perkumpulan yang memperjuangkan
universal sisterhood ini menjadi gerakan yang cukup menarik perhatian wanita Eropa.
Tapi walaupun menyandang nama ”universal”, perjuangan mereka hanya untuk
perempuan kulit putih saja, sedangkan perempuan negeri jajahan bagi mereka tak lebih
dari seorang budak.
Pergerakan dari Eropa ini kemudian berpindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak
publikasi John Stuart Mill. Perkembangan lebih lanjut, Feminisme menjadi beberapa
aliran antara lain : Feminisme liberal, radikal, anarkis, marxis, sosialis post kolonial, dll.
Faktor penyebab timbulnya gerakan feminisme
Gerakan feminisme timbul bukan tanpa alasan, tapi sebagai bentuk protes terhadap
normal-norma sosial yang berlaku pada saat itu dan ditempat itu yakni di barat.
Sedangkan pembentuk norma-norma sosial adalah para pemimpin agama, hal ini sudah
jelas. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana norma-norma sosial yang berlaku saat itu.
Sejak abad ke-4 M, agama dijadikan kekuatan politik untuk menyatukan imperium
terbesar saat itu, Romawi. Dibawah kepemimpinan Konstantin, agama Katholik-Roma
menjadi satu-satunya agama resmi negara.
Sehingga norma sosial yang berlaku dalam masyarakat adalah norma-norma yang
dibentuk oleh Gereja, dan gereja bersumberkan pada Bibel. Lalu bagaimana Bibel
berbicara tentang perempuan ? berikut beberapa contohnya :
Kesalahan kekal manusia
Timotius 2
2:14 Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan
jatuh ke dalam dosa.
2:15 Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun
dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.
Ajaran-ajaran seperti itulah yang akhirnya menyebabkan Kristen mengganggap
Perempuan sumber kejahatan dan tipu daya. Christome menjelaskan : “Perempuan
adalah keburukan yang pasti, tipu daya alam dan bencana yang tak terelakkan, bahaya
dalam rumah, fitnah yang merusak da ia jahat berlumur darah”. Well Doran : The
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
44
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
History of Civilisation, jilid 16.
Mazmur 51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku
dikandung ibuku.
Bibel menyatakan bahwa maksiat adalah sebuah dosa besar yang diturunkan dari Hawa
sampai ke anak cucunya. Kisah tentang Hawa yang memberikan buah terlarang pada
Adam terdapat dalam Bibel Perjanjian Lama, Kejadian 3 :1-19. Pemikiran ”kesalahan”
yang ditujukan kepada Hawa sudah melekat dari dahulu, II Korintus 11:3. Dan itulah
sebabnya gereja mengatakan manusia mewarisi dosa Adam, Roma 5:12. Dan juga itulah
yang menyebabkan kematian turun ke bumi, Roma 6:21. Sehingga Hawa berhak
mendapatkan laknat abadi yang rasanya lebih pahit dari kematian.
Konsep ini membawa pengaruh besar dalam peradaban Eropa, seperti yang dijelaskan
Fuad Afrad al-Bustani, ” Sesungguhnya agama Kristen melihat ”dosa asal” itu sebagai
akidah dan dasar utama dalam pengajaran agama. Semua orang mewarisi dosa itu
sejak lahir dari bapak manusia pertama, dosa asal, sumber dosa-dosa yang bertimbuntimbun pada keturunannya yang dibayar oleh Yesus, Adam yang baru”. Ensiklopedia
Pengetahuan, kata Adam, hal 107.
Penghinaan dan penindasan terhadap perempuan dalam Bibel
Bibel berpendapat bahwa tingkatan perempuan berada lebih rendah dari laki-laki,
menindas semua hak perempuan dan menyatakan perempuan dibawah kekuasaan lakilaki disemua periode hidupnya sampai mati. Teks Bibel juga menyatakan (Ulangan 24 :
1-4) bahwa laki-laki diperbolehkan menceraikan isterinya kapan saja, apapun sebabnya.
Bahkan mengatakan perempuan sebagai najis sehingga menjadi alasan untuk
diceraikan.
Bibel memandang hina terhadap perempuan yang mengalami haid dan nifas. Mereka
dianggap najis, apapun yang mereka sentuh akan tertular najis. Dan najis adalah dosa
sehingga mereka harus mempersembahkan korban pada Tuhan untuk menghapus dosa.
Imamat 15
15:25 Apabila seorang perempuan berhari-hari lamanya mengeluarkan lelehan, yakni
lelehan darah yang bukan pada waktu cemar kainnya, atau apabila ia mengeluarkan
lelehan lebih lama dari waktu cemar kainnya, maka selama lelehannya yang najis itu
perempuan itu adalah seperti pada hari-hari cemar kainnya, yakni ia najis.
15:26 Setiap tempat tidur yang ditidurinya, selama ia mengeluarkan lelehan, haruslah
baginya seperti tempat tidur pada waktu cemar kainnya dan setiap barang yang
didudukinya menjadi najis sama seperti kenajisan cemar kainnya.
15:27 Setiap orang yang kena kepada barang-barang itu menjadi najis, dan ia harus
mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air, dan ia menjadi najis sampai
matahari terbenam.
15:28 Tetapi jikalau perempuan itu sudah tahir dari lelehannya, ia harus menghitung
tujuh hari lagi, sesudah itu barulah ia menjadi tahir.
15:29 Pada hari yang kedelapan ia harus mengambil dua ekor burung tekukur atau dua
ekor anak burung merpati dan membawanya kepada imam ke pintu Kemah Pertemuan.
15:30 Imam harus mempersembahkan yang seekor sebagai korban penghapus dosa
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
45
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
dan yang seekor lagi sebagai korban bakaran. Dengan demikian imam mengadakan
pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN, karena lelehannya yang najis itu.
Lukas 23
23:29 Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul
dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui.
Ayat diatas justru menggiring perempuan untuk membuat dirinya menjadi infertil
(mandul). Tidak menyusui anak lebih baik dari menyusui. Maka dengan begitu kondisi
perempuan makin bertambah buruk.
Posisi perempuan bertambah rendah karena Hawa dianggap penanggung dosa yang
pertama yang menyebabkan Adam keluar dari taman sorga. Bahkan ada pemikiran,
jangan-jangan Hawa bukanlah manusia. Dalam sebuah buku, seorang pendeta pernah
mengatakan demikian, ”Perempuan tidak ada ikatan atau hubungan spesies manusia”.
Wester Mark : The History of Marriage.
Hal senada juga disebutkan dalam sebuah Ensiklopedia, kutipan sebuah hasil rapat dua
konferensi kegerejaan mengenai perempuan yang dilaksanakan di Roma tahun 582 M
(beberapa tahun sebelum Islam datang) mengeluarkan komunike :
”Perempuan adalah mahluk yang tidak mempunyai jiwa dan oleh sebab itu selamanya
tidak akan menikmati taman Firdaus dan tidak masuk kerajaan langit. Perempuan
adalah kekejian perbuatan setan, tidak ada hak bicara dan tertawa dan tidak boleh
memakan daging, bahkan setinggi-tingginy hak dia adalah menghabiskan semua
kesempatan untuk melayani laki-laki tuannya, atau menyembah Tuhan Allah”.
Encyclopedie La Rousse, kata Femme.
Kondisi perempuan di peradaban barat
Kritikan dari kaum perempuan datang dari Madame Avril. Tapi disaat itu bangsa-bangsa
barat memeluk agama kristen, pendapat tokoh agama sangat mempengaruhi nasib
perempuan.
I Timotius 2
2:11 Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.
2:12 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya
memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
Penghinaan terhadap perempuan berlanjut dan hak-hak sosial dirampas sepanjang abad
pertengahan hingga awal abad modern. Kondisi perempuan terus berjalan dari yang
buruk kepada yang lebih buruk sampai abad ke-17 M. Ketika itu perempuan berada
pada level perbudakan dan kehinaan yang paling rendah.
Anehnya, di Inggris ada undang-undang yang memperbolehkan laki-laki menjual istriistrinya dengan harga yang telah ditetapkan yakni 6 pounsterling. Sekitar tahun 1790,
harganya menjadi 2 sen. Dan kemudian undang-udang tersebut dibatalkan pada 1805.
Abbas Akkad : Al-mar’ah fil al-Qur’an, hal.192.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
46
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Kemudian perempuan mulai bergerak dalam komunitas-komunitas kewanitaan,
bergabung untuk menuntut hak mereka melepaskan diri dari penindasan norma-norma
gereja. Yang pertama kali mereka tuntut adalah melepaskan belenggu yang mengekang
mereka dari larangan-larangan yang ditetapkan pada kaum perempuan. Kemudian
muncullah “The Bibel of Woman” yang diterbitkan di New York pada 1895. Edisi
terjemah Bibel yang bercorak feminist.
Islam hadir memuliakan perempuan
Sebenarnya kedatangan Islam pada abad ke-7 M membawa revoulusi gender. Islam
hadir sebagai ideologi pembaharuan terhadap budaya-budaya yang menindas
perempuan, merubah status perempuan secara drastis. Tidak lagi sebagai second
creation (mahluk kedua setelah laki-laki) atau penyebab dosa. Justru Islam mengangkat
derajat perempuan sebagai sesama hamba Allah seperti halnya laki-laki. Perempuan
dalam Islam diakui hak-haknya sebagai manusia dan warga negara, dan berperan aktif
dalam berbagai sektor termasuk politik dan militer. Islam mengembalikan fungsi
perempuan yang juga sebagai khalifah fil ardl pengemban amanah untuk mengelola
alam semesta.
Jadi dengan kata lain, gerakan emansipasi perempuan dalam sejarah peradaban
manusia sudah dipelopori oleh risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Lalu ketika pada abad ke-18 timbul gerakan yang membebaskan perempuan di Eropa,
itu dikarenakan kedangkalan mereka terhadap sumber-sumber Islam-’aturan baru’ yang
diturunkan Allah untuk menghapus aturan cacat yang mereka miliki (Bibel). Yang
seharusnya ketika mereka mengenal Islam maka sudah cukuplah semua aturan yang
ada dalam Islam (Al-Quran dan Sunnah) untuk memenuhi tuntutan mereka, hak-hak
mereka yang di tindas oleh budaya saat itu. Tapi penyebaran Islam ini terhambat oleh
mereka yang tidak mau tunduk pada Islam, walaupun sebenarnya mereka mengetahui
kemuliaan Islam.
Gerakan feminis tidak akan pernah berhasil jika tidak kembali mengacu pada ajaran
Islam (Al-Quran dan Sunnah). Gagasan-gagasan asing yang diimpor dari Barat yang
bertentangan dengan nilai-nilai Islam, hanya akan memperburuk kondisi perempuan dan
mengantarkan ke dalam jurang kehancuran yang lebih dalam.
Sehingga, pejuang gender hendaknya kembali pada Quran dan Sunnah, sesungguhnya
inilah jalan yang akan mengantarkan kaum perempuan pada kemulyaan, yang akan
mengantarkan masyarakat menuju peradaban besar.
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
47
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Khitan Syariat Sepanjang Zaman
Allah SWT menetapkan syariat (hukum) bagi manusia pastilah memiliki hikmah yang
besar bagi umat manusia. Demikian juga dengan ajaran yang disampaikan oleh para
Rasul Allah. Tidak ada satu pun syariat yang diperintahkan untuk umat manusia, kecuali
demi kemaslahatan bagi diri mereka.
Salah satunya adalah khitan atau sunat. Khitan secara bahasa artinya memotong.
Secara terminologis artinya memotong kulit yang menutupi alat kelamin lelaki (penis).
Sedangkan menurut istilah, sebagaimana disebutkan dalam Ensiklopedi Islam terbitan
Ichtiar Baru Van Hoeve, khitan adalah memotong kulit yang menutupi ujung zakar atau
kemaluan laki-laki dan membuang bagian dari kelentit atau gumpalan jaringan kecil
yang terdapat pada ujung lubang vulva di bagian atas kemaluan perempuan.
Syariat Pra Sejarah
Perintah berkhitan ini ternyata tidak hanya menjadi dominasi umat Islam. Umat-umat
agama Samawi, seperti Nasrani dan Yahudi mengenal syariat ini. Bahkan, dalam
sejarahnya, bangsa-bangsa terdahulu pun seperti bangsa Mesir Kuno, bangsa Babilonia,
Sumeria, dan lainnya, melakukan ritual berkhitan. Ini bukti bahwa khitan mempunyai
tujuan khusus dan penting bagi orang yang melakukannya.
Kebiasaan sunat (khitan) ini telah dilakukan sejak zaman prasejarah. Ini berdasarkan
hasil pengamatan dari gambar-gambar di gua yang berasal dari Zaman Batu dan makam
Mesir purba. Pada masa Babilonia dan Sumeria Kuno, yakni sekitar tahun 3500 Sebelum
Masehi (SM), mereka juga sudah melakukan praktik berkhitan ini. Hal ini diperoleh dari
sejumlah prasasti yang berasal dari peradaban bangsa Babilonia dan Sumeria Kuno.
Pada prasasti itu, tertulis tentang praktik-praktik berkhitan secara perinci. Begitu juga
pada masa bangsa Mesir Kuno sekitar tahun 2200 SM. Prasasti yang tertulis pada
makam Raja Mesir yang bernama Tutankhamun, tertulis praktik berkhitan di kalangan
raja-raja (Firaun).
Namun, alasan khitan ini pada masa itu belum diketahui secara jelas. Tetapi, beberapa
pendapat memperkirakan bahwa tindakan khitan ini merupakan bagian dari ritual
pengorbanan atau persembahan, tanda penyerahan pada Yang Maha Kuasa, langkah
menuju kedewasaan, tanda kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah
estetika atau seksualitas.
Syariat Para Nabi
Khitan sudah dikenal sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Sebagaimana disebutkan dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA oleh Imam Bukhari, Muslim,
Baihaqi, dan Imam Ahmad, bahwa Nabi SAW bersabda:
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
48
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
“Ibrahim Khalil ar-Rahmanberkhitan setelah berumur 80 tahun dengan menggunakan
kapak.”
Namun, ada sejumlah riwayat dan literatur yang menerangkan bahwa khitan ini telah
ada sejak zaman Nabi Adam AS.
Mengutip keterangan dari Injil Barnabas, Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang
berkhitan. Ia melakukannya setelah bertobat kepada Allah dari dosa-dosa yang
dilakukannya karena melanggar larangan Allah untuk tidak memakan buah khuldi.
Syariat ini ditegaskan kembali oleh Nabi Ibrahim AS, dikarenakan pada masa itu banyak
keturunan Nabi Adam AS yang telah melupakan syariat ini. Karena itu, Nabi Ibrahim AS
diperintahkan untuk menghidupkan kembali tradisi yang menjadi fitrah umat manusia
itu.
Dalam kitab Zabur (Mazmur) yang diturunkan kepada nabi Daud AS, disebutkan orang
yang tidak berkhitan termasuk dalam golongan orang musyrik yang jahat. Dalam
kepercayaan kaum Nasrani juga demikian. Ajaran agamanya mengajarkan umatnya
untuk berkhitan. Dalam Bibel kitab suci umat Kristen disebutkan,
Kejadian 17:9-10 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus
memegang perjanjianKu, engkau dan keturunanmu turun temurun. Inilah perjanjianKu,
yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu
SETIAP LAKI-LAKI DI ANTARA KAMU HARUS DISUNAT;
Kejadian 17:13-14. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan
uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang
kekal. DAN ORANG YANG TIDAK DISUNAT, YAKNI LAKI-LAKI yang tidak dikerat kulit
khatannya, maka ORANG ITU HARUS DILENYAPKAN dari antara orang-orang
sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
Lukas 2:21. Dan ketika genap delapan hari dan IA HARUS DISUNATKAN, Ia diberi nama
Yesus,
Banyak teks injil yang menyatakan bahwa berkhitan merupakan kewajiban yang sangat
ditekankan. Dan bahkan Yesus pun dikhitan saat usia delepan hari. Namun faktanya,
banyak orang Kristen yang tidak melaksanakannya.
Selanjutnya, ajaran yang dicontohkan Nabi Ibrahim ini diikuti oleh para Nabi dan Rasul
sesudahnya. Mereka juga mengajarkan hal itu kepada umatnya masing-masing.
Rasulullah SAW menerapkan juga terhadap kedua cucunya, Hasan bin Ali bin Abi Thalib
dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, pada saat masing-masing baru berusia tujuh hari.
Sementara itu, menurut hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik dan Ibnu Abdul
Bar, Rasulullah SAW telah berkhitan sejak dilahirkan.
Khitan Dalam Pandangan Modern
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
49
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
WHO dan program AIDS PBB sejak 2007 lalu mengakui pentingnya khitan bagi
kesehatan. Pengumuman resmi yang dikeluarkan kedua lembaga ini disebutkan bahwa
khitan bagi kaum laki-laki secara signifikan bisa melindungi kaum pria heteroseks dari
bahaya HIV.
Sebuah penelitian pada 2006, menunjukkan, seorang pria yang dikhitan terbukti jarang
tertular infeksi melalui hubungan seksual dibanding yang tidak khitan. Penelitian yang
dimuat dalam jurnal Pediatrics terbitan November 2006 itu menunjukkan, khitan
ternyata bisa mengurangi risiko tertular dan menyebarkan infeksi sampai sekitar 50
persen dan merekomendasikan sunat bagi bayi yang baru lahir mengingat manfaatnya
bagi kesehatan.
Konferensi internasional ke-25 tentang AIDS di Bangkok, dipaparkan hasil penelitian
bahwa khitan bisa mengurangi tingkat HIV (virus penyebab AIDS), sipilis, dan borok
pada alat kelamin.
Dasar Hukum Khitan
Mengenai khitan tidak dijelaskan secara perinci dalam Alquran. Masalah khitan ini hanya
dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW. Karena itu, para ulama berbeda pendapat
mengenai syariat berkhitan ini, apakah hanya untuk laki-laki dan perempuan, atau
hanya laki-laki saja.
Dalil atau landasan hukum yang dijadikan dasar oleh para ulama mengenai hukum
berkhitan adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abud Dawud dan Ahmad.
“Buanglah darimu buku (rambut) kekufuran dan berkhitanlah.” Perintah Rasulullah SAW
ini menunjukkan kewajiban umatnya untuk berkhitan.
Atas dasar ini, mayoritas ulama, seperti Imam Syafii, Hanbali, sebagian pengikut Imam
Malik, dan Abdurrahman al-Auzai (wafat 156 H) sepakat menetapkan hukumnya wajib
bagi laki-laki.
Pendapat ini dilandaskan kepada firman Allah SWT dalam Alquran surah An-Nisa [4]
ayat 125, yang memerintahkan Nabi Muhammad SAW agar mengikuti ajaran Nabi
Ibrahim AS. “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya.”
Begitu juga, dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Bukhari, Baihaqi, dan
Ahmad dari Abu Hurairah RA. Ibrahim Khalilur Rahman berkhitan setelah berumur 80
tahun dengan menggunakan kapak. Nabi Ibrahim AS melaksanakannya ketika
diperintahkan untuk khitan, padahal beliau sudah berumur 80 tahun. Hal ini
menunjukkan betapa kuatnya perintah berkhitan.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
50
MAKALAH Hj.Irena Handono
________________________________________________________________________
Sedangkan khitan perempuan. Tidak ada hadis sahih yang menjelaskan hukum khitan
perempuan. Sayid Sabiq dalam Fiqh al-Sunnah menegaskan, semua hadis yang
berkaitan dengan khitan perempuan adalah dhaifatau lemah, tidak ada satu pun yang
sahih.
*****
*penulis adalah Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan
Muslimat Indonesia.
________________________________________________________________________
Kajian Peradaban
51
Download