INSEMINASI BUATAN PADA AYAM

advertisement
INSEMINASI BUATAN PADA AYAM
Secara umum prinsip IB pada ayam adalah sama dengan IB pada sapi, yaitu
pada
tahapan
prosesnya,
yang
meliputi
penampungan
pengenceran, penyimpanan maupun teknis inseminasinya.
semen,
penilaian,
Namun oleh karena
jenis ternaknya yang berbeda memang terdapat beberapa perlakuan yang agak
berbeda diantaranya pada penyimpanan semen dan teknis IB nya.
Penampungan Sperma
Penampungan biasanya dilakukan pada sore hari karena berkaitan dengan
pelaksanaan IB yang umumnya dilaksanakan pada sore hari (sekitar jam 16). Hal ini
mengingat
pelaksanaan IB pada ayam sebaiknya dilakukan setelah telur yang
berada pada saluran reproduksi betina sudah di keluarkan (ditelurkan). Namun jika
sperma akan disimpan (diawetkan) maka penampungan sperma ayam dapat
dilakukan kapan saja sesuai keinginan si penampung.
Penampungan sperma pada unggas (ayam) biasanya dilakukan oleh dua
orang, yang satu orang memegang ayam jantan yang akan ditampung sambil
melakukan pengurutan (massage) seorang lainnya memegang tabung penampung
sperma pada saat sperma diejakulasikan oleh pejantan ayam tadi. Ayam pejantan
dipegang dan diletakkan di atas ke dua paha penampung dan pada saat yang sama
menahan sayapnya supaya tidak dikebas. Ayam pejantan diletakkan pada posisi
horisontal sehingga memudahkan untuk proses penampungannya.
Penampung meletakkan telapak tangan kirinya pada otot bagian ekor dan
mendorong bulu ekor ke atas untuk menyingkap cloaka. Ibu jari dan jari telunjuk
tangan kiri diletakkan pada kedua sisi dan dekat dengan cloaca. Tangan kiri berada
pada posisi yang cocok untuk melakukan pemerahan sperma. Telapak tangan
kanan dipakai juga untuk mengurut dari arah bawah cloaka, hingga kedua tangan
mengarah pada arah yang sama (ke arah cloaka).
Dapat juga dilakukan dengan cara telapak tangan kiri yang mengurut bagian
dorso abdominal
(punggung di atas perut) menuju ke arah cloaca dimulai dari
bagian pangkal leher terus ke punggung hingga ke pangkal ekor.
Pada saat
mengurut telapak tangan membentuk sudut 45o dari tulang belakang pejantan.
Pengurutan dilakukan beberapa kali hingga ayam pejantan menunjukkan ereksi
maksimal yang ditandai dengan meregangnya bulu ekor ke atas dan mencuatnya
papilae keluar dari permukaan cloaca.
Cara lain adalah dapat menggunakan metoda Burrows dan Quin (1935), yaitu
dilakukan dengan cara pengurutan pada bagian dorso abdominal dengan diikuti
penekanan pada bagian cloaca.
Teknik penampungannya dilakukan dua orang,
satu orang mengurut bagian dorso abdominal dengan menggunakan tangan kirinya
yang diikuti dengan penekanan pada bagian cloaca dan satu orang lainnya
menampung sperma secara cepat dengan menggunakan waktu yang sesingkatsingkatnya dengan tetap menjaga kebersihan sperma.
Atau dapat juga dilakukan dengan cara jari-jari tangan kiri
pejantan
dirangsang secara ritmik dengan cara memijat ujung caudal (bagian belakang)
tubuh ayam jantan tepat di bawah tulang-tulang pubis (tulang duduk) sehingga akan
menimbulkan reflek ejakulatoris. Cara melakukan pemijatan atau pengurutan adalah
secara cepat dan kontinyu (ajeg) sampai ayam jantan meresponnya dengan
keluarnya papillae (penis) nya. Pada saat papillae keluar maka ibu jari dan telunjuk
tangan kanan dan kiri secara bersamaan bekerja sama memerah hingga keluar
cairan berwarna putih menempel pada cloaca.
Oleh karena semen terdapat di
dalam bulbus vas defferent (saluran sperma) maka beberapa gerakan memerah
terus dilakukan sampai mendapatkan ejakulat yang maksimal. Kemudian sperma
yang keluar di sekitar cloaca kita tampung dengan hati-hati dan dijaga agar tidak
tercampur dengan kotoran yang kadang keluar bersamaan oleh karena rangsangan
pengurutan tadi.
Setelah
papillae
mengeluarkan
cairan
bening
maka
kita
lakukan
penampungan secara hati-hati dan jangan sampai tercampur dengan kotoran
maupun cairan lainnya dari cloaca ayam yang kadang keluar bersama-sama oleh
karena proses pengurutan. Cara menanganinya adalah cairan maupun kotoran dari
cloaca tadi kita bersihkan dengan kertas tisue yang telah dibasahi dengan cairan
NaCl 0,9% untuk membersihkan kotoran dari cloaca yang keluar bersama sperma.
Setelah dilakukan penampungan maka sperma tadi harus segera di IB pada
ayam-ayam betina periode produksi yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Daya
tahan sperma unggas segar agar tetap mempunyai kemampuan pembuahan
(fertilitas) adalah sampai 30 - 45 menit setelah penampungan.
Cepatnya
spermatozoa mengalami penurunan kualitas disebabkan karena sperma pada suhu
kamar akan mengalami peningkatan aktifitas metabolisme yang berakibat terjadinya
peningkatan gerakannya, disamping kondisi lingkungan yang berubah oleh karena
terjadinya timbunan asam laktat hasil metabolisme juga menipisnya cadangan
makanan (plasma seminal) yang ada. Selain itu peningkatan aktifitas metabolisme
secara anaerob juga akan menghasilkan CO2 dan CO2 ini akan menurunkan
aktifitas gerakan spermatozoa.
Dari beberapa sperma pejantan yang ditampung selanjutnya disimpan dalam
termos es yang suhunya 5 – 10 oC dan mampu mempertahankan fertilitasnya
(kemampuan pembuahan) hingga sekitar 5 jam setelah penampungan. Spermasperma tadi yang berdasarkan penampilannya baik kita satukan (campurkan
menjadi satu) sedangkan yang jelek dibuang. Sperma yang jelek adalah berwarna
kemerahan atau kehijauan karena terkontaminasi darah maupun kotoran dan urine.
Sedangkan sperma yang baik akan berwarna putih krem dengan kekentalan sangat
tinggi.
Penilaian Semen
Jika akan dilakukan pemeriksaan kualitas sperma maka dalam kondisi
lapangan pemeriksaan harus dilakukan secara cepat dan berkualitas. Sebenarnya
informasi kualitas sperma ini sangat penting untuk mengetahui kemampuan
pembuahan.
Namun jika kondisi di lapangan tidak memungkinkan maka proses
penampungan yang benar dan bersih (steril) dapat diprediksikan kualitasnya
berdasarkan parameter pada umumnya.
Contohnya perhitungan konsentrasi
umumnya sekitar 3 – 6 milyard per ml, motilitas 90 – 100%, dst.
Penilaian konsistensi sperma unggas umumnya memiliki konsistensi yang
sangat kental dengan volume sangat sedikit 0,2 – 0,5 ml. Berdasarkan hasil riset
diketahui konsentrasi sperma unggas (ayam) adalah 4 – 6 milyard sel / ml.
Penilaian untuk mengetahui kemampuan pembuahan biasanya di lapangan cukup
dengan mengetahui motilitasnya saja sedangkan konsentrasinya cukup diduga
berdasarkan hasil riset yang sudah pernah dilakukan.
Sperma yang telah diperoleh jika akan dilakukan uji kualitas maka dapat
dilakukan terhadap kualitas makro dan mikroskopis.
Pemeriksaan makroskopis
meliputi volume ejakulasi, warna, bau, pH(derajat keasaman) dan tingkat
kekentalannya (konsistensi). Sedangkan uji mikroskopis dapat meliputi gerak masa,
gerak individu (motilitas), konsentrasi, dsb.
Pemeriksaan volume sperma dilakukan langsung dengan cara melihat angka
pada
tabung
penampung
sperma
yang
berskala.
Volume
sperma
yang
diejakulasikan pada awal perkawinan mampu mencapai 1 cc kemudian akan
menurun hingga 0,5 cc pada saat frekuensi perkawinannya tinggi. Sperma yang
ditampung pada pagi hari
mempunyai volume, motilitas dan konsentrasi yang
sedikit lebih tinggi dari pada penampungan siang dan sore hari.
Sperma yang
ditampung 3 kali per minggu walaupun fertilitasnya tidak berkurang dibandingkan
dengan penampungan 1 kali per minggu namun akan terjadi penurunan volume
spermanya.
Konsistensi diamati dengan melihat
langsung pada tabung penampung
dengan cara menggoyang-goyangkan tabung secara perlahan-lahan. Sperma ayam
yang berkualitas baik akan mempunyai konsistensi tebal dan warnanya putih seperti
mutiara. Bila sperma terkontaminasi dengan urine dikenal dengan istilah flek putih
padat, sedangkan jika terkontaminasi dengan asam urat maka akan berwarna coklat
kekuning-kuningan.
Kontaminasi akan menyebabkan
kehilangan secara cepat
potensi fertilitas, khususnya pada temperatur tinggi. Semen ayam dengan jumlah
spermatozoa kurang dari standart warnanya adalah keabu-abuan atau nampak
encer jika konsentrasinya sangat rendah.
Konsistensi semen bervariasi dari suatu suspensi keruh tebal sampai encer.
Semen ayam rata-rata berwarna putih, sedangkan warna sperma kalkun adalah
coklat atau kekuning-kuningan. Pemeriksaan warna sperma dapat dilakukan dengan
melihat secara langsung warna dari tabung penampung.
Pengukuran derajat keasaman (pH) dapat dilakukan pada tabung yang berisi
semen yang akan di IB kan pada ayam betina, pH diukur dengan pH paper maupun
alat pH elektrik.
PH sperma ayam yang normal adalah antara
7 – 7,6 dan
cenderung agak basa. pH ini akan berpengaruh terhadap daya hidup spermatozoa.
Rendahnya pH sebagai akibat timbunan asam laktat yang diproduksi dari
metabolisme glikolisis selama penyimpanan yang akan menyebabkan motilitas sel
sperma rendah.
Pengurangan Oksigen secara cepat merupakan indikator
berkurangnya aktifitas metabolisme dari sperma ayam.
Motilitas spermatozoa adalah salah satu ciri penentu dalam penilaian semen.
Semen yang baik mengandung spermatozoa yang bergerak progresif dan
menghasilkan gerakan masa, semakin tinggi motilitasnya maka persentase
spermatozoa hidup juga semakin tinggi. Lebih dari 80 % ejakulasi menunjukkan
motilitas spermatozoa yang progresif. Semen unggas tetap mempunyai daya gerak
dalam kisaran suhu 2 – 43C dan akan meningkat motilitasnya seiring dengan
peningkatan suhu lingkungannya.
Motilitas yang dinilai merupakan ukuran kesanggupan membuahi, sehingga
semakin tinggi persentase motilitasnya maka akan semakin tinggi pula kesanggupan
spermatozoa untuk membuahi sel telur (ovum).
Kemampuan induk-induk betina
untuk menghasilkan telur-telur fertil berkorelasi positif dengan motilitas spermatozoa
yang diinseminasikan, hal ini dapat diukur berdasarkanh sampel semen secara in
vitro sebelum inseminasi. Secara in vivo sel sperma harus bergerak motil dalam
vagina dan setelah masuk ke uterovaginal (perbatasan shall gland dengan vagina)
sel sperma akan disimpan dalam tubulus (saluran serupa tabung).
Konsentrasi spermatozoa dipengaruhi oleh frekuensi penampungan semen,
variasi diantara pejantan dan jumlah pengenceran. Untuk mengetahui konsentrasi
sperma ayam biasanya menggunakan alat
spectrofotometer. Pada perhitungan
konsentrasi sperma sapi, domba, kambing maupun pada manusia dapat
menggunakan metoda perhitungan sel darah merah (dengan toma).
Pengenceran Semen
Energi diperlukan oleh spermatozoa untuk hidup dan pergerakan. Substrat
energi dapat ditambahkan dalam bentuk bahan pengencer untuk kehidupan dan
aktifitas spermatozoa.
Penggunaan fruktosa lebih efisien
dari pada glukosa
maupun inositol dan spermatozoa akan mengandalkan metabolisme glikolisis untuk
kehidupannya. Metabolisme spermatozoa merupakan aktifitas yang penting pada
spermatozoa yang disimpan. Fruktosa merupakan jenis gula sumber energi yang
cocok ditambahkan pada pengencer sperma dan cocok juga pada penyimpanan
sperma ayam.
Pengencer buatan disusun untuk lingkungan in vitro dimana sel sperma dapat
hidup secara normal sebagaimana pada lingkungan in vivo (Christensen, 1995).
Komposisi kimia dari jenis pengencer pertama kali disampaikan oleh Lake (1960)
yang kemudian dilanjutkan Christensen (1995) yaitu berdasarkan komposisi plasma
seminal, medium biologi natural dari sel sperma dalam saluran reproduksi
(Christensen, 1995).
Bahan pengencer pada pelaksanaan IB ayam sangat penting untuk
ditambahkan mengingat volume sperma ayam sangat sedikit (sekitar 0,2-0,5 cc) per
ejakulasi (per penampungan).
Bahan pengencer yang digunakan pada IB yang
menggunakan sperma segar cukup NaCl fisiologis yaitu terdiri atas garam dapur
sebanyak 1,025 % dalam pH 7 – 8 dan kalau memungkinkan dapat ditambahkan
antibiotika seperti dihidrostreptomicyn pada konsentrasi 200 – 400 g/ml. Kemudian
dapat langsung dicampurkan dengan perbandingan sekitar 1 : 10.
Bahan pengencer sperma yang akan disimpan biasanya harus memenuhi
kriteria yang lengkap seperti disebutkan di atas oleh karena berfungsi secara
kompleks baik sebagai cadangan nutrisi, penyangga pH, zat anti kuman, dsb.
Pada pusat-pusat IB (BIB = Balai Inseminasi Buatan) biasanya menggunakan
bahan pengencer yang baku dan sudah diteliti dengan tingkat fertilitas yang sangat
baik.
Sedangkan untuk sperma ayam yang disimpan disamping menggunakan
bahan pengencer khusus yang standar (BPSE = Beltsville Poultry Semen Extender)
juga masih membutuhkan perlakuan khusus oleh karena adanya zat penghambat
fertilitas yang selalu dikeluarkan selama penampungan sperma pada ayam jantan.
Pengencer semen ayam dapat digunakan NaCl fisiologis maupun pengencer
BPSE (Beltsville Poultry Semen Extender) dengan komposisi yang tertera pada
Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Komposisi BPSE sebagai pengganti plasma seminal
sperma ayam (g/l)
Bahan
Fruktosa
Magnesium klorida. 6H2O
Jumlah
5,00
0,34
Tripotasium sitrat. H2O
0,64
Sodium asetat. 3H2O
4,30
Sodium glutamat. 2H2O
TES*
Potassium monofosfat (anhydrous)
Dipotassium hidrogen fosfat. 3H2O
PH
Tekanan osmose(mOs/kg H2O)
8,67
1,95
0,75
12,70
7,50
333,00
*) N-Tris (hydroxymethyl) methyl-2-amino ethane sulphonic acid
Beberapa bahan pengencer yang dapat digunakan selain BPSE menurut
Sastrodihardjo dan Resnawati (1999) adalah :
1. Cairan fisiologis infus manusia (NaCl fisiologis 0,9%, Ringer’s dan
Dekstrosa 5% dan NaCl 0,9%)
pada penyimpanan 5 – 7 oC dapat
bertahan pada kondisi fertil (dapat membuahi) sampai 48 jam dan pada
suhu kamar (20 – 25oC) ketahanan fertilitas berturut-turut untuk tiga
macam pengencer tadi adalah 1,89; 2,29 dan 3,35 jam).
2. Cairan infus manusia + kuning telur (4:1) yang meliputi NaCl 0,9% +
Kuning telur (dalam 5 – 7oC bertahan hingga 24 jam; dan pada suhu
kamar dapat bertahan hingga 3,61 jam); Ringer’s + putih telur (dalam 5 – 7
oC
bertahan hingga 48 jam dan dalam suhu kamar bertahan sampai 1,91
jam) dan Dekstrosa 5% dan NaCl 0,9% + putih telur (dalam 5 – 7oC
bertahan hingga 48 jam dan pada suhu kamar dapat bertahan hingga 2,20
jam).
3. Air kelapa (bukan santan) + kuning telur (6 : 1) dapat digunakan sebagai
pengencer yang mudah dan murah pada penyimpanan 5 – 7oC dapat
bertahan hingga 24 jam dan pada suhu kamar dapat bertahan sampai
3,09 jam.
SOAL-SOAL LATIHAN :
1.
2.
3.
4.
Jelaskan perbedaan IB pada sapi dengan IB pada ayam !
Apa yang saudara ketahui dengan pengencer BPSE ?
Jelaskan macam pengencer pada sperma ayam !!
Jelaskan metoda penampungan semen pada ayam dengan metoda “Burrows
dan Quin (1935)”!!
Download