REPRODUKSI Pertumbuhan manusia tidak lepas dari pengaruh hormon yang dihasilkan kelenjar endokrin. Salah satu kelenjar endokrin yang penting adalah gonad. Kelenjar ini pada wanita terdapat di ovarium, sedangkan pada pria terdapat di testis. Bagaimana pengaruh hormon tersebut pada masing-masing kelamin, tampak pada ilustrasi kasus berikut ini “Kasus seorang laki-laki yang kehilangan dan mendapatkan kembali kelelakiannya”. Seorang veteran Perang Dunia I yang malang terkastrasi pada tahun 1918 saat usianya 19 tahun. Pecahan granat membuat testisnya harus diambil, tetapi penisnya tidak mengalami kerusakan. Tubuhnya lembut, seakanakan tidak berotot sama sekali, pinggulnya tumbuh lebih lebar dan pundaknya tampak lebih sempit dibanding ketika ia masih menjadi tentara. Ia hanya memiliki sedikit sekali dorongan….. Veteran ini menikah pada tahun 1924, dan Anda pasti bertanya-tanya, mengapa? karena para dokter pernah memberi tahu bahwa ia pasti akan impoten (tidak mampu ereksi)….ia melakukan beberapa usaha untuk berhubungan seksual “demi memuaskan istrinya”, namun ia mengakui bahwa ia sama sekali tidak mampu memuaskan istrinya. Dr Foss mulai menyuntikkannya (testosteron) ke dalam otot laki-laki terkastrasi yang lemah itu…. Setelah suntikan ke 5, ereksinya menjadi cepat dan lama…. Itu belum semuanya, selama 12 minggu penanganan, berat badannya bertambah 18 pon dan semua bajunya menjadi kekecilan. Dulu ia mengenakan baju berukuran 14 ½, sekarang 15 ½ saja terlalu sempit. Testosteron telah membangkitkan kembali seorang laki-laki yang pernah hancur menjadi seorang lelaki benar-benar selamanya, meski pernah kehilangan kelelakiannya (de Kruff dalam Pinel 2009) Sistem reproduksi pria Satu hal yang sangat membedakan sistem reproduksi pria dari wanita adalah beberapa organ reproduksi pria terletak di luar tubuh. Organ tersebut adalah penis dan skortum yang di dalamnya mengandung testis sebagai penghasil sperma. Kedua organ tersebut terletak sedemikian rupa sehingga sperma yang dihasilkan dapat dimasukkan ke dalam tubuh wanita. Selain itu skortum yang terletak di luar tubuh menyebabkan testis sedikit lebih dingin suhunya daripada suhu tubuh. Hal ini sangat penting untuk memroduksi sperma yang sehat. Sperma dihasilkan di dalam testis; 2 kelenjar yang terdapat di dalam skortum. Setiap testis mengandung banyak pipa yang disebut saluran semen, tempat sperma dibentuk. Di antara pipa tersebut terdapat sel-sel yang memroduksi hormon testosteron. Hormon ini mengatur sistem reproduksi pria dan perkembangan karakteristik seksual yang membedakannya dari wanita. Hal ini berarti bahwa testis mempunyai 2 fungsi, yaitu sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan androgen jenis testosteron dan sebagai penghasil sperma yang berperan sebagai sel gamet pria. Sistem reproduksi pria dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini Sperma yang dihasilkan testis akan ditampung dalam epididimis. Suatu saat sperma ini akan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran vas deferens yang berhubungan dengan uretra di dekat kelenjar prostat. Sebelum memasuki uretra, sperma yang melalui saluran vas deferens akan bercampur dengan cairan seminal yang dihasilkan oleh kelenjar prostat. Campuran antara sperma dan cairan seminal membentuk semen. Dalam 1 cm3 semen biasanya terdapat 100-200 juta sperma. Uretra adalah saluran yang menuju ke luar tubuh melalui penis. Gunanya untuk mengeluarkan semen dan urin dari kandung kemih, namun tidak dalam waktu yang sama. Bila cairan semen akan dikeluarkan, penis menegang dan saluran kandung kemih secara otomatis tertutup. Organ reproduksi pria dibedakan atas organ eksternal dan organ internal. Organ eksternal sistem reproduksi pria meliputi: (1) penis; (2) skortum. Organ internal sistem reproduksi pria meliputi: (1) testis; (2) saluran vas deferens; (3) kantung seminal; (4) kelenjar prostat. Proses terbentuknya sperma dapat dijelaskan sebagai berikut. Sperma atau sel kelamin pria adalah satu sel terkecil dan hanya bias dilihat dengan menggunakan mikroskop. Kepala sperma mengandung nucleus dengan 23 kromosom pembawa sifat. Bagian kepala juga akrosom yang berperan dalam membantu sperma menembus dinding ovum selama proses fertilisasi. Bagian tengah menghubungkan kepala dengan ekor yang panjang. Bagian ini mengandung mitokondria yang menyediakan energy untuk bergerak dengan melecutkan ekornya. Anak laki-laki mulai menghasilkan sperma setelah memasuki masa puber. Sperma dihasilkan dalam testis yang terletak di luar tubuh. Di dalam testis, sel-sel dengan 46 kromosom membelah melalui proses meiosis untuk membentuk 2 sel kelamin baru yang masing=masing memiliki 23 kromosom. Sel ini kemudian berkembang menjadi sperma. Nucleus terletak di bagian kepala, sedangkan bagian ekor yang panjang berfungsi untuk bergerak. Saat terjadi hubungan seksual, kira-kira 400 juta sperma terpancar ke liang vagina wanita. Cairan semen melindungi sperma dari asam vagina, kemudian sperma berenang dengan ekornya dan berusaha menembus ke dalam oviduk melalui uterus. Selama 40 menit perjalanannya, sebagian besar sperma mati. Jika ada 1 sperma yang bertemu dengan ovum, maka terjadilah pembuahan. Sisa sperma akan mati 3 hari kemudian. Sistem reproduksi wanita Organ reproduksi wanita ada di dalam abdomen, di ruang antara tulang pinggul yang disebut pelvis. Ovum merupakan sebuah sel yang dikelilingi oleh sel folikel yang membantunya bergerak. Ovum dilapisi oleh 2 membran keras yang berfungsi melindungi sitoplasma di dalamnya. Nucleus yang terdapat di dalam ovum berfungsi sebagai pusat kendali sel. Ovum atau telur terbentuk di dalam ovarium, yang bentuk dan ukurannya serupa buah almond. Secara anatomis, ovarium sebagian tertutup oleh ujung tuba falopi yang berbentuk menyerupai terompet. Dalam setiap ovarium terdapat ribuan sel telur kecil yang belum masak. Seorang anak wanita lahir dengan kandungan sel telur yang lebih dari cukup dalam ovariumnya. Setiap bulan, sejak masa pubertas (usia 11-14 tahun) sampai menopaus (usia 45-55 tahun), sebuah sel telur atau lebih akan masak menjadi ovum. Proses ini diatur oleh hormon estrogen yang dihasilkan ovarium. Hormon ini juga mengatur karakteristik seks yang membedakan wanita dari pria. Setiap bulan sebuah ovum yang telah masak meninggalkan ovarium menuju tuba falopi atau oviduk yang menghubungkan ovarium dengan uterus. Ovum yang telah dibuahi akan mulai berkembang di saluran ini untuk kemudian menempel pada dinding uterus dan tumbuh di sana, menyerap sari makanan dari ibunya. Ujung bawah uterus berhubungan dengan vagina, yang merupakan saluran sepanjang kurang lebih 7-9 cm, menghubungkan uterus dengan bagian luar tubuh. Organ reproduksi wanita dibedakan atas organ eksternal dan organ internal. Organ eksternal sistem reproduksi wanita meliputi: (1) klitoris; (2) labia mayor; (3) labia minor. Organ internal sistem reproduksi wanita meliputi: (1) ovarium; (2) tuba falopi; (3) uterus; (4) vagina. Ujud selengkapnya sistem reproduksi wanita dapat disaksikan pada Gambar 8 berikut Proses terbentuknya ovum dapat dijelaskan sebagai berikut. Sel telur wanita berkembang di dalam ovarium. Walaupun kecil, setiap ovum merupakan sel spesifik yang mengandung 23 kromosom, setengah dari jumlah kromosom sel manusia normal. Setengah yang lain ada di dalam sperma. Gabungan sel kelamin pria dan wanita membentuk satu sel tunggal atau zigot dengan kromosom berjumlah 46, kromosom mengandung gen yang membawa sifat orangtua. Sebuah ovum hanya bertahan hidup antara 12-24 jam, tetapi bisa bertahan hidup lebih lama jika dibuahi sperma. Ketika bayi wanita dilahirkan, ia memiliki ratusan ribu sel telur yang belum masak di dalam ovariumnya. Sebagian besar sel telur ini tidak akan berkembang, kira-kira hanya 200 sel dalam setiap ovarium yang bisa menjadi ovum. Di dalam ovarium, setiap sel yang belum masak dikelilingi oleh kelompok sel yang disebut folikel. Hormon merangsang agar folikel masak. Setiap 28 hari antara masa pubertas sampai menopaus, folikel yang telah masak akan pecah dan melepaskan ovum ke dalam oviduk. Ovum biasanya dihasilkan dari salah satu ovarium secara bergantian. Proses ini disebut ovulasi. Folikel yang pecah lalu membentuk korpus luteum atau badan kuning untuk menghasilkan hormon progesteron. Jika ovum tidak dibuahi, dalam waktu 2 minggu korpus luteum menyusut dan berhenti memroduksi progesteron. Peristiwa ini menyebabkan menstruasi.