USULAN PENELITIAN ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENGEMBALIAN DAN RISIKO INVESTASI ANTARA PASAR MODAL DAN PASAR VALAS (Study Kasus di Pasar Keuangan Indonesia Periode 2005-2007) Oleh: TUTIK EFITYA 03610238 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2007 ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENGEMBALIAN DAN RISIKO INVESTASI ANTARA PASAR MODAL DAN PASAR VALAS (Study Kasus di Pasar Keuangan Indonesia Periode 2005-2007) A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian di Indonesia sempat terpuruk ketika badai moneter menghantam beberapa tahun silam. Tingkat kerusakan akibat krisis moneter, bukan terjadi di sektor riil saja namun juga melanda bagian-bagian yang paling sensitif dari seluruh bagan industri ekonomi seperti pasar modal dan pasar valas. Pasar keuangan Indonesia awal tahun 2007 diawali dengan antusiasme yang tinggi, terutama didorong oleh ekonomi makro yang stabil, Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa efek Jakarta dan Kurs rupiah yang relative stabil, sementara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia terus menurun. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) terus meningkat hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah bursa di level 2.016,33 di bulan april tahun 2007. Aliran dana investor asing terlihat cukup kuat mendorong Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun ini. Seiring dengan tekanan inflasi yang terus melemah hingga hanya mencapai 6,6 persen pada akhir 2006 juga memungkinkan tingkat bunga patokan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk terus turun hingga mencapai 9 persen. Dengan mempertahankan di posisi 9 persen kemungkinan Bank Indonesia ingin menjaga ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah. Data dan fakta di atas, bukan berarti risiko bagi ekonomi Indonesia menjadi nihil. Arah sentimen ataupun kepercayaan pasar tetap menjadi faktor penting bagi ekonomi Indonesia. Selain instabilitas politik dan keamanan, infrastruktur finansial yang masih belum memadai menyebabkan ekonomi Indonesia masih sangat rentan terhadap pembalikan arah sentimen pasar. Gejolak eksternal memiliki peranan yang besar dalam memacu krisis di Indonesia. Serta Sumbernya Menigkatnya nilai tukar rupiah RP 9.100/USD dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus naik sampai berada di level 2.016. mencerminkan keadaan modal di dalam negeri sedang stabil. Dalam pembangunan ekonomi, modal mempunyai peran penting dalam proses pertumbuhan yaitu diperlukan untuk menigkatkan daya serap perekonomian. Semakin tinggi modal yang tersedia, maka semakin tinggi pula kemampuan perekonomian tersebut untuk menyarap tenaga kerja. Untuk menghimpun dana atau modal di suatu negara tidak lepas dari peran penting dari para investor. Investor merupakan pihak yang memiliki modal untuk diinvestasikan baik berupa penanaman modal pada asset riil maupun pada asset sekuritas, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi yang dilakukan oleh seorang investor dapat berupa financial asset maupun real asset. Investasi pada financial asset dapat dilakukan di pasar modal dan pasar uang, sedangkan investasi pada real asset dapat berupa mesin, modal kerja, gedung dan sebagainya. Salah satu sarana berinvestasi di pasar uang adalah pasar modal merupakan lembaga sumber pendanaan di luar sektor perbankan. Sekuritas yang di perdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham adalah bukti kepemilikan atau tanda penyertaan seseorang/badan atas suatu perusahaan tertentu. (Dianata Eka Putra, 2003: 19). Banyaknya investor yang bersedia menanamkan modalnya pada sekuritas dan perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas setelah go publik merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan berjalannya transaksi jual beli saham di pasar modal. Tujuan para investor menanamkan dananya pada sekuritas (saham) adalah untuk mendapatkan pengembalian (return). Hasil tersebut tentunya di harapkan lebih besar dari pada tingkat bunga yang di berikan oleh perbankan. Investasi lainnya dapat berupa valuta asing (valas). Valuta asing (foreign exchange) yaitu suatu pasar keuangan yang memperdagangkan atau mentransaksikan berbagai valuta asing. (Taufik Hidayat, 2005: 2). Perdagangan valas tidak harus dilakukan melalui bursa sebagaimana perdagangan saham dan future, namun bisa dilakukan setiap saat melalui telpon atau jaringan elektronik lain. Dengan 24 jam sehari (5 hari seminggu), perdagangan valas dilakukan setiap harinya dari Sidney, lalu kemudian bergerak keseluruh pusat keuangan dunia di Tokyo, London, dan New York. Valuta asing (foreign exchange) juga menjadi alternatif yang populer karena pengembalian nilai investasi yang telah di tanam, serta profit yang akan di peroleh bisa melebihi rata-rataperdagangan pada umumnya. (sumber: www. wikipedia. valutaasing. co.id). akibat pergerakan yang cepat, maka valuta asing juga berisiko tinggi apabila investor tidak mempunyai pengetahuan dan informasi yang cukup tentang pasar valas. Mata uang yang diperdagangkan dalam transaksi valas adalah semua mata uang dunia dan mata uang tersebut memiliki daya jual tinggi diantaranya Dollar Amerika (USD), Euro (EUR), Yen Jepang (JPY), Poundsterling Inggris (GBP), Dollar Austaralia (AUD), Franc Swiss (CHF), dan Dollar Canada (CAD). Penggunaan pasar modal dan pasar valas sebagai pembanding, karena keduanya mempunyai hubungan erat, karena keduanya merupakan sarana dalam berinvestasi oleh para investor. Apalagi ketika terjadi depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika, maka Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) juga berfluktuasi. Alasan pasar modal menggunakan saham merupakan pilihan investasi terbaik dibanding dengan instrumen lain yang diperdagangkan, dan dalam pasar valas sering menggunakan dollar Amerika sebagai patokan dalam melaksanakan transaksi, karena dollar merupakan mata uang yang mudah diperdagangkan. Sumbernya mana Investor jika ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi biasanya harus menanggung risiko yang tinggi pula. Kenyataanya banyak investor yang menginginkan tingkat pengembalian tinggi dan risiko yang rendah. Dikarenakan rupiah yang belum begitu stabil, maka banyak investor yang memilih berinvestasipada mata uang dollar Amerika. Investasi tidak terlepas dari risiko, baik itu di pasar modal ataupun pasar valas. Dengan memperhatikan hak tersebut maka investor harus mampu memilih sarana investasi mana yang sebaiknya digunakan agar dengan risiko tertentu dapat memperoleh tingkat pengembalian yang sebesar-besarnya atau dengan risiko yang rendah dapat memperoleh tingkat pengembalian tertentu sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai “ Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi Antara Pasar Modal dan Pasar Valas (Study pada Pasar Keuangan Indonesia Periode 2006-2007)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan tersebut, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan antara tingkat pengembalian dan risiko investasi di pasar modal dan di pasar valas 2. Apakah rata-rata tingkat pengembalian pada investasi di pasar modal lebih besar atau lebih kecil di bandingkan di pasar valas 3. Apakah rata-rata tingkat risiko pada investasi di pasar modal lebih besar atau lebih kecil di bandingkan di pasar valas C. Batasaan Penelitian Dalam penelitian ini agar pembahasan permasalahan dapat terfokusakan maka dibatasi sebagai berikut: a. Indikator pasar modal Indonesia adalah pengembalian yang diharapkan dan risiko Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) b. Indikator pasar valas Indonesia adalah pengembalian yang diharapkan dan risiko kurs RP/USD c. Data yang digunakan adalah data harian dengan periode tahun yang digunakan adalah antara tahun 2005-2007 d. ini nanti masuk analaisis / atao definisi operasional variable e. Batasan ini yang mengarahkan kita dalam mengalisis nya D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian(bukan pertanyaan tapi pernyataaan ; tak bole apakah atau yang laiannya Q Mark a. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara tingkat pengembaliann dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas b. Untuk mengetahui di antara pasar modal dan pasar valas, pasar manakah yang rata-rata tingkat pengembaliannya lebih besar c. Untuk mengetahui di antara pasar modal dan pasar valas, pasar manakah yang rata-rata risikonya lebih besar 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi investor dalam berinvesatasi di pasar modal maupun di pasar valas b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh pemegang saham untuk berinvestasi di pasar modal maupun di pasar valas c. Bagi Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang pasar modal dan pasar valas E. Landaasan Teori Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh Latifa Kusumawati (2005) dengan judul “Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi antara Pasar Modal dan Pasar Valuta Asing periode 2001-2005”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara tingkat pengembalian dan risiko investasi antara Pasar Modal dan Pasar Valas, dan untuk mengetahui diantara Pasar Modal dan Pasar Valas, pasar manakah yang rata-rata tingkat pengembaliannya lebih besar, serta untuk mengetahui diantara Pasar Modal dan Pasar Valas, pasar manakah yang rata-rata risiko lebih besar. Variable yang digunakan adalah Rm, E(Rm), Rm, dan Rv dimana variable-variabel tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian dan tingkat risiko. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengembalian investasi pasar modal E(Rm) adalah 0,4262%. Sedangkan pengembalian di pasar valas adalah E(Rv) 0,1357%. Untuk tingkat risiko investasi di pasar modal adalah Rm 3.2256%. Sedangkan tingkat risiko investasi di pasar valas adalah Rv 2.1652%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Latifa Kusumawati, berinvestasi di pasar modal ternyata lebih menguntungkan dibandingkan berinvestasi di pasar valas, tetapi juga menanggung konsekuensi risiko yang tinggi pula sedangkan investor yang menginvestasikan dananya di pasar valas akan cenderung memperoleh return dan risiko yang lebih rendah. 2. Tinjauan Teori a. Investasi Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan uang. Untuk maksud itu uang ditanam dalam obyek yang memberikan hasil. Jumlah pokok tetap ada, disamping itu yang didapat sebagai hasilpun ada, disebut bunga atau dividen. Mengadakan investasi mengandung risiko. Pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Karena itulah perlu dipahami proses investasi yaitu dimulai dari perumusan kebijakan investasinya sampai dengan evaluasi kinerja investasi tersebut. Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: (Husnan, 2001:48) a) Menentukan Kebijakan Investasi yaitu, pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya. Ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan dengan baik dalam keuntungan dan risiko. b) Analisis Sekuritas yaitu, melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini yaitu, analisis teknikan dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan datang. Sedangkan analisis fundamental berupaya mengindentifikasikan prospek perusahaan (lewat analisis terhadap analisis yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. c) Pembentukan portofolio yaitu identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. d) Melakukan revisi portofolio yaitu, pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak optimal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. e) Evaluasi kinerja portofolio yaitu, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan ditanggung. yang diperoleh maupun risiko yang Investasi dapat diklasifikasikan menurut berbagai macam cara: (Warsono, 2001:02) a) Berdasarkan jangka waktu perputaran dananya, investasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu: 1. Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang perputaran dananya kurang dari atau sama dengan satu tahun. Bentuk investasi jangka pendek ini, misalnya investasi pada modal kerja ataupun investasi pada sekuritas jangka pendek, seperti deposito. 2. Investasi jangka panjang, yaitu investasi yang perputaran dananya lebih dari satu tahun. Bentuk investasi jangka panjang ini, misalnya investasi pada aktiva tetap dan surat berharga jangka panjang seperti saham dan obligasi. b) Berdasarkan pihak yang mengadakan investasi di kelompokkan menjadi dua macam, yaitu: 1. Investasi Swasta, yaitu investasi yang dilakukan individu maupun institusional swasta. Tujuan invesatsi ini, biasanya lebih bersifat profit oriented. 2. Investasi Pemerintah, yaitu investasi yang dilakukan pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah tujuan investasi pemerintah ini, biasanya bersifat sosial oriented. c) Berdasarkan bentuk asetnya investasi dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: 1. Investasi pada aset riil, yaitu investasi yang dilakukan pada aset-aset nyata, seperti investasi pada gedung, mesin, modal kerja dan sebagainya. 2. Investasi pada aset sekuritas, yaitu investasi yang dilakukan pada surat berharga, seperti investasi pada saham, obligasi, sertifikat deposito dan sebagainya. b. Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi di Pasar Modal Tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47). Tingkat pengembalian yang minus berarti investasi tersebut mengalami kerugian, sedangkan tingkat pengembalian positif berarti mengalami keuntungan. Suatu pengamatan, dilakukan jika harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menunjukkan tingkat keuntungan suatu saham tampaknya berkolerasi dengan perubahan pasar. Perubahan pasar dapat dinyatakan sebagai tingkat indeks pasar atau indeks harga saham gabungan. Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEJ misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Jika digunakan IHSG, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar: (Jogiyanto, 2000:204) Rm = IHSG t IHSG t 1 x100 IHSG t 1 Keterangan: Rm = Tingkat pengembalian pasar modal IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode yang Bersangkutan IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode sebelumnya Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan. Sebaliknya, semakin kecil return yang diharapkan, semakin kecil risiko yang ditanggung. Dalam risiko realisasi, metode yang banyak digunakan untuk mengukur risiko ini adalah deviasi standar yang mengukur standar absolut penyimpangan nilai yang sudah terjadi dengan nilai rata-ratanya. Deviasi standar adalah pengukuran statistik terhadap varians atau penyimpangan suatu distribusi di sekitar rata-ratanya juga merupakan akar kuadrat dari varians (Husnan, 2001:53). Semakin besar deviasi standar pengembalian, semakin besar penyimpangan hasil pengembalian, semakin besar risiko investasi, untuk menghitung risiko menggunakan deviasi standar yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: N Rm E ( Rm )2 iI n Rm = Keterangan: Rm = Deviasi standar pasar modal Rmt = Tingkat pengembalian pasar modal E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar modal n = Banyaknya periode pengamatan. b. Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi di Pasar Valas Valuta asing (valas) Foreign exchange (Forex) atau Foreign currency diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral. (Hady, 2001:15). Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional di sebut ard currency, yaitu mata uang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya. Ada tinga prinsip pokok dalam bursa valas adalah: (Hady, 2001:16) a. Pengertian kurs jual dan beli selalu dilihat dari sisi atau pihak Bank atau Money Changer atau Pedagang valas. b. Kurs jual selalu lebih tinggi dari pada kurs beli atau sebaliknya kurs beli lebih rendah kurs jual. c. Kurs jual atau beli suatu mata uang (valas) adalah sama dengan kurs beli atau jual mata uang (valas) lawannya. Tingkat pengembalian pasar valas dapat diperoleh dari kurs penjualan, dikurangi kurs pembelian dibagi dengan kurs pembelian, yang dapat dihitung dengan rumus sebagia berikut: (Kuncoro, 2001: 128). Rv = Kurso Kursb x 100 Kursb Keterangan: Rv = Tingkat pengembalian pasar valuta asing Po = Kurs jual Pb = Kurs beli 3. Kerangka Pikir Gambar : 1 Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi Antara Pasar Modal dan Pasar V alas Investor Pasar modal Investasi Pasar valas IHSG Tingkat pengembalian Kurs Risiko Investasi Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi Antara Pasar Modal dan Pasar Valas 4. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan antara tingkat pengembalian dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas 2. Rata-rata tingkat pengembalian pada pasar modal lebih besar dari pada rata-rata tingkat pengembalian di pasar 3. Rata-rata tingkat risiko pada pasar modal lebih besar dari pada ratarata tingkat risiko di pasar valas F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini merupakan study kasus, dalam arti kesimpulan dan implikasinya hanya dapat diterapkan di Indonesia dan obyek penelitian periode Mei 2005 sampai Mei 2007. 2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penellitian ini adalah dokumenter dengan sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain. Data sekunder meliputi: 1. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama tahun 2005 – 2007 2. Data nilai kurs USD yang merupakan nilai tengah antara kurs beli dan kurs jual selama tahun 2005 – 2007 3. Definisi Operasional Variabel 1. Pengembalian pasar adalah total keuntungan/kerugianyang dialami pemilik modal/investor dalam satu periode tertentu yang dinyatakan sebagai suatu tarrif persentase. a. Tingkat pengembalian investasi saham di pasar modal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Jogiyanto, 2000:204) Rm = IHSGt IHSGt 1 x100 IHSGt 1 Keterangan: Rm = Tingkat pengembalian pasar modal IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode yang Bersangkutan IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode sebelumnya b. Tingkat pengembalian investasi valas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Kuncoro, 2001:128) Rv = Kurso Kursb x 100 Kursb Keterangan: Rv = Tingkat pengembalian pasar valuta asing Po = Kurs jual Pb = Kurs beli 2. Risiko pasar adalah kemungkinan adanya kerugian/variabilitas pendapatan dihubungkan dengan aktiva tertentu. a. Risiko investasi di pasar modal dengan mnggunakan deviasi standar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Husnan, 2001:53) N Rm E ( Rm )2 iI n Rm = Keterangan: Rm = Deviasi standar pasar moal Rm = Tingkat pengembalian pasar modal E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar modal n b. = Banyaknya periode pengamatan. Risiko investasi di pasar valas dengan menggunakan deviasi standar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Husnan, 2001:53) N Rv E ( Rv )2 iI n Rm = Keterangan: Rv = Deviasi standar pasar valas Rv = Tingkat pengembalian pasar valas E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar valas n = Banyaknya periode pengamatan 4. Teknik Analisis Data Analisis diskriptif kuantitatif membandingkan investasi di pasar. modal dan pasar valas dengan menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi saham di pasar modal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Jogiyanto, 2000:204) Rm = IHSGt IHSGt 1 x100 IHSGt 1 Keterangan: Rm = Tingkat pengembalian pasar modal IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode yang Bersangkutan IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode sebelum 2. Untuk mengetahui tingkat pengembalian diharapkan di pasar modal dapat dihitung dengan rumus: (Warsono, 2001:174) n Rm E(Rm) = t 1 n Keterangan: E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pada pasar modal n = Banyaknya periode 3. Untuk menghitug risiko investasi di pasar modal dengan mnggunakan deviasi standar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Husnan, 2001:53) N Rm E ( Rm )2 iI n Rm = Keterangan: Rm = Deviasi standar pasar modal Rm = Tingkat pengembalian pasar modal E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar modal n = Banyaknya periode pengamatan. 4. Untuk mengetahui nilai kurs tengah X = Xjual Xbeli 2 Keterangan: X = Nilai kurs tengah 5. Untuk mengetahui tingkat pengambalian investasi valas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Kuncoro, 2001:128) Rv = Kurso Kursb x100 Kursb Keterangan: Rv = Tingkat pengembalian pasar valuta asing Po = Kurs jual Pb = Kurs beli 6. Untuk mengetahui tingkat pengembalian diharapkan dipasar valas dapat dihitung dengan rumus: (Warsono, 2001:174) n Rv E(Rv) = t 1 n Keterangan: E(Rv) = Tingkat pengembalian rata-rata pada pasar valas n = Banyaknya periode 7. Untuk mengetahui risiko investasi di pasar valas dengan menggunakan deviasi standar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Husnan, 2001:53) Rm = N Rv E ( Rv )2 iI n Keterangan: Rv = Deviasi standar pasar valas Rv = Tingkat pengembalian pasar valas E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar valas n = Banyaknya periode pengamatan. 8. Uji hipotesis Teknik pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda dua rata-rata. Alasan penggunaan uji beda dua rata-rata karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan antara tingkat pengembalian dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas. Adapun teknik pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu: Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pengembalian dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas. Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pengembalian dsn risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas. 2 Dalam pengambilan keputusan untuk hasil uji hipotesis harus didasarkan pada kriteria sebagai berikut: a. Ho ditolak, Ha diterima apabila t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel Artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pengembalian dan risiko antara pasar modal dan pasar valas. b. Ho diterima, Ha ditolak apabila t hitung < t tabel dan –t tabel < t hitung Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pengembalian dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas. 3. Jika t hitung > t tabel, menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengembalian dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas, maka hipotesis pertama diterima. 4. Jika E(Rm) > E (Rv), menyatakan bahwa tingkat pengembalian rata-rata pada pasar modal lebih besar dari pada tingkat pengembalian rata-rata pada pasar valas, maka hipotesis kedua diterima. 5. Jika Rm > Rv, menyatakan bahwa tingkat risiko investasi pada pasar modal lebih besar dari pada tingkat risiko investasi pada pasar valas, maka hipotesis ketiga diterima. Ok silahkan direvisi selanjut di konsulatasi dengan dosen yang lain selanjutnya dirseminarkan Dan kirimkan slide seminarnya Malang 23.05.07 DAFTAR PUSTAKA Eka Putra, Dianata. 2003. Berburu Uang di Pasar Valas. Effhar. Semarang. Hady, Hamdy. 2001. Valas untuk manajer. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hidayat, Taufik. 2005. Learn to Earn Trading Valas Via Internet. Andi. Yogyakarta. Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. UPP – AMP YKPN. Yogyakarta. Latifa Kusumawati, 2005. Perbandingan Tingkat Pengembaliandan Risiko Investasi Antara Pasar Modal dan Pasar Valas Periode 2001-2005. Skripsi pada FE UMM. Tidak dipublikasikan. Jogiyanto. 2006. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta. Warsono. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama. UMM Press. Malang. Hady, Hamdy. 2001. Valas untuk manajer. Ghalia Indonesia. Jakarta Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. UPP – AMP YKPN. Yogyakarta. Jogiyanto. 2006. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta. Warsono. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama. UMM Press. Malang.