BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Lele memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu sebesar 18,2 gram/100gram (Khairuman dan Amri 2004). Tingginya kandungan protein tersebut membuat lele banyak diminati masyarakat sebagai salah satu bahan pangan, dan merupakan komoditas yang banyak dibudidayakan oleh para pembudidaya. Berdasarkan pada kebiasaan makanannya, lele merupakan jenis ikan air tawar yang bersifat karnivora. Ikan karnivora membutuhkan kandungan protein jauh lebih tinggi dibandingkan ikan herbivora (NRC dalam Samsudin et al 2010). Ikan karnivora jauh lebih mudah mencerna protein, dibandingkan dengan karbohidrat. Hal ini mengakibatkan pakan yang dibutuhkan oleh ikan karnivora harus memiliki kandungan protein yang tinggi. Tingginya kandungan protein dalam pakan menyebabkan tingginya harga pakan. Karena protein merupakan sumber energi pakan yang mahal, terutama protein yang berasal dari tepung ikan (Aslamyah 2006). Protein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan, karena merupakan zat penyusun dan sumber energi utama (NRC dalam Aslamyah 2006). Pada ikan protein lebih efektif digunakan sebagai sumber energi daripada karbohidrat (Furuichi dalam Aslamyah 2006). Penggunaan protein sebagai sumber energi harus dikurangi dengan cara meningkatkan penyerapan karbohidrat oleh ikan. Protein diharapkan hanya digunakan untuk pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak bukan sebagai sumber energi (Aslamyah 2006). Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan aktifitas enzim amilase pada saluran pencernaan ikan. Selain oleh kelenjar pencernaan, enzim amilase juga dihasilkan oleh bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan ikan. 1 2 Pada saluran pencernaan ikan karnivora terdapat sedikitnya sembilan bakteri yang berfungsi membantu peningkatan kecernaan pakan. Bakteri-bakteri ini sering digunakan sebagai kandidat probiotik. Adapun jenis bakteri tersebut adalah Lactococcus sp., Carnobacterium sp., Staphylococcus sp., Bacillus sp., Eubacterium sp., Pseudomonas sp., Lactobacillus sp., Micrococcus sp., dan Bifidobacterium sp (Feliatra et al 2004). Dari sembilan jenis bakteri tersebut terdapat tiga jenis yang diketahui merupakan bakteri amilolitik yaitu Carnobacterium sp., Bacillus sp., dan Lactobacillus sp. Penggunaan bakteri amilolitik dalam saluran pencernaan ikan diharapkan dapat membantu penyerapan karbohidrat lebih baik. Sehingga penggunaan protein dapat dikurangi dan penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi dapat ditingkatkan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengisolasi dan menganalisis gen penyandi amilase yang terdapat pada bakteri saluran pencernaan lele. Isolasi bakteri saluran pencernaan dilakukan untuk mendapatkan jenis bakteri yang menghasilkan enzim amilase. Sedangkan analisis gen penyandi amilase penting dilakukan untuk kepentingan analisis struktur dan fungsi dari gen tersebut, selain itu analisis gen penyandi dilakukan dalam rangka penggandaan (kloning gen), ekspresi gen dan manipulasi gen (Hadi 2005). Isolat bakteri yang telah diketahui gen penyandi amilasenya dapat digunakan sebagai kandidat bakteri probiotik amilolitik. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, aktifitas enzim amilase yang rendah pada ikan menyebabkan ikan tidak dapat mencerna karbohidrat dengan baik. Hal ini menyebabkan kebutuhan protein dalam pakan ikan sangat tinggi, sehingga perlu diketahui sejauh mana pada ikan terdapat bakteri yang menghasilkan enzim amilase pada saluran pencernaannya. 3 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Mengisolasi bakteri yang menghasilkan enzim amilase dari saluran pencernaan lele. Mendapatkan isolat bakteri yang memiliki nilai indeks amilolitik terbesar. Menganalisis gen penyandi amilase dari bakteri saluran pencernaan lele. 1.4 Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi antara lain mengenai : Jenis bakteri amilolitik yang terdapat pada saluran pencernaan lele. Jenis isolat bakteri yang memiliki nilai indeks amilolitik terbesar. Gen penyandi amilase dari bakteri amilolitik yang terdapat pada saluran pencernaan lele. 1.5 Kerangka Pemikiran Peranan protein sebagai zat terpenting yang dibutuhkan oleh ikan, telah menyebabkan harga pakan menjadi mahal. Selain menyebabkan mahalnya harga pakan, kandungan protein yang besar dalam pakan juga berpotensi mencemari perairan. Tingginya protein menyebabkan kelebihan nitrogen akan dibuang dalam bentuk amoniak melalui urin hal ini berpotensi mencemari lingkungan perairan (Aslamyah 2006). Usaha untuk menekan penggunaan protein pada pakan telah banyak diteliti. Salah satunya adalah dengan meningkatkan aktifitas enzim pencernaan pada ikan. Peningkatan enzim pencernaan dilakukan dengan cara memanfaatkan bakteri dalam pencernaan ikan. Peranan bakteri dalam saluran pencernaan memiliki kemampuan enzimatis atau menyumbangkan enzim pencernaan sehingga membantu proses kecernaan makanan (Sabariah 2010). Bakteri pencernaan pada ikan dapat menghasilkan enzim-enzim yang membantu meningkatkan nilai kecernaan suatu pakan. Salah satu enzim yang dihasilkan adalah enzim amilase yang berperan dalam mencerna karbohidrat. 4 Peningkatan aktifitas enzim amilase diharapkan dapat membantu ikan lebih banyak mencerna karbohidrat sebagai sumber energi dibanding protein. Menurut hasil penelitian Musefiu et al (2011) pada perut dan insang lele yang berasal dari hasil budidaya dan alam liar terdapat sepuluh jenis bakteri yaitu genus Bacillus, Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Streptococcus, Salmonella, Staphylococcus, Micrococcus, Serratia dan Escherichia. Sementara dari penelitian Dhanasekaran et al (2008) berhasil mengisolasi 59 spesies Lactobacillus dari usus lele. Lactobacillus merupakan bakteri asam laktat amilolitik yang dapat menghasilkan enzim amilase (Putri et al 2012). Menurut penelitian Haziyamin et al (2012) pada usus lele terdapat bakteri Lactococcus lactis yang merupakan bakteri asam laktat. Keberadaannya dalam usus lele bersifat menguntungkan dan berpotensi digunakan sebagai probiotik (Haziyamin et al 2012). Manfaat Bacillus dalam pencernaan ikan telah banyak diteliti. Bacillus merupakan jenis bakteri yang sering digunakan sebagai probiotik (Muliani et al 2010). Penambahan Bacillus yang diisolasi dari saluran pencernaan ikan patin menghasilkan tingkat kelangsungan hidup 70%, efisiensi pakan tertinggi sebesar 116,60%, dan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 2,92% pada ikan nila merah (Anggriani et al 2012). Genus Bacillus menghasilkan α-amilase yang mengubah pati menjadi dextrin maupun enzim yang mengubah pati menjadi gula-gula yang lebih sederhana. Amilase dari Bacillus subtilis mempunyai aktifitas optimum pada kisaran pH 5 – 7, sedangkan amilase dari Bacillus strearothermophilus pH 3 (Mahdiyah dan Mukti 2012). Gen penyandi amilase merupakan gen dalam kromosom bakteri yang berperan untuk menghasilkan enzim amilase. Tidak semua bakteri memiliki gen penyandi amilase, maka dalam pemilihan kandidat bakteri amilolitik untuk kepentingan akuakultur dilakukan deteksi secara molekuler melalui analisis gen penyandi amilase. Adapun kerangka pemikiran dari analisis gen penyandi amilase dapat dilihat pada gambar berikut: 5 IKAN LELE Saluran Pencernaan ▼ Bakteri Pencernaan (proteolitik, amilolitik lipolitik ) Kendala Budidaya ▼ Pakan Mahal (Kandungan protein tinggi dan karbohidrat rendah) Kemampuan Mencerna Karbohidrat Pakan Murah (Kandungan karbohidrat tinggi dan protein rendah) Pemanfaatan Bakteri Amilolitik Untuk Mencerna Karbohidrat Lebih Baik Analisis Gen Penyandi Amilase Dari Bakteri Pencernaan Lele Bakteri Kandidat Probiotik Amilolitik Gambar. 1 : Kerangka Pemikiran Penelitian