Jumlah Vili Ileum

advertisement
36
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Mikro Ileum
Rataan jumlah vili dan ukuran (panjang dan lebar) vili ileum itik Cihateup
yang diberi dan tanpa kitosan iradiasi disajikan pada Tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6. Rata-Rata Morfometrik Mikro Ileum
Rata-Rata Jumlah
Ukuran Vili
Vili Ileum
Rata-Rata Panjang Rata-Rata Lebar
Perlakuan
(per lapang
Vili Ileum (μm)
Vili Ileum (μm)
pandang 10x10)
P1
7,70 ± 0,59 a
267,33 ± 11,67 a
46,97 ± 1,94 a
b
b
P2
10,50 ± 1,01
326,03 ± 25,28
55,89 ± 1,96 b
Keterangan: P1 = Itik Cihateup tanpa Pemberian Kitosan Iradiasi
P2 = Itik Cihateup dengan Pemberian Kitosan Iradiasi
Abjad yang berbeda (a dan b) pada kolom yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata (P<0,05)
Jumlah Vili Ileum
12
10.5
10
Rata-Rata
8
Jumlah Vili
Ileum per
6
Lapang
Pandang 4
(10x10)
7.7
Jumlah Vili Ileum
2
0
Tanpa Kitosan Kitosan Iradiasi
Iradiasi
Ilustrasi 4. Diagram Rata-Rata Jumlah Vili Ileum Itik Cihateup
37
Ukuran Vili Ileum
350
300
326.03
267.33
250
Rata-Rata 200
Ukuran Vili
Ileum (μm) 150
Panjang Vili Ileum
Lebar Vili Ileum
100
50
46.97
55.89
Tanpa Kitosan
Iradiasi
Kitosan Iradiasi
0
Ilustrasi 5. Diagram Rata-Rata Ukuran Vili Ileum Itik Cihateup
Hasil uji T Tidak Berpasangan pada Lampiran 11 menunjukkan bahwa
percobaan berpengaruh nyata terhadap jumlah vili dan ukuran (panjang dan lebar)
vili ileum. Tabel 6 dan Ilustrasi 4 memaparkan bahwa rata-rata jumlah vili itik
Cihateup yang diberi kitosan iradiasi, yaitu 10,50/lapang pandang 10x10 berbeda
nyata lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan tanpa kitosan iradiasi, yaitu
7,70/lapang pandang 10x10. Begitupun dengan ukuran vili ileum yang meliputi
panjang dan lebar vili ileum yang dapat dilihat pada Tabel 6 dan Ilustrasi 5
menunjukan perbedaan yang nyata (P<0,05). Rata-rata panjang vili ileum itik
Cihateup yang diberi kitosan iradiasi, yaitu 326,03 μm lebih tinggi dibandingkan
dengan itik tanpa kitosan iradiasi, yaitu 267,33 μm. Rata-rata lebar vili ileum
yang diberi kitosan iradiasi 55,89 μm lebih tinggi dibandingkan dengan itik tanpa
kitosan iradiasi, yaitu 46,97 μm. Ukuran vili ileum terlampir pada Lampiran 13.
38
Jumlah vili ileum berkaitan dengan ukuran makro ileum. Hal ini
dikarenakan semakin panjang ileum maka luas permukaan usus halus semakin
besar sehingga tumbuh jumlah vili yang semakin banyak.
Yao dkk., (2006)
menyatakan bahwa luas permukaan usus halus dapat juga berpengaruh terhadap
kemampuan mencerna dan menyerap zat-zat makanan. Luas permukaan usus
halus dipengaruhi oleh panjang, lebar, pertambahan berat, dan pertambahan besar
rongga di dalam usus halus serta jenis pakan yang dikonsumsinya.
Kitosan iradiasi yang berbentuk seperti serat ini mampu meningkatkan
jumlah dan ukuran vili ileum sehingga sel absoptif pada usus semakin banyak.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan yang diserap usus halus yang nantinya
dialirkan ke seluruh tubuh semakin banyak sehingga mampu meningkatkan
produktivitas.
Silva dkk., (2007) menyatakan bahwa morfologi mukosa usus
halus terdiri dari vili yang berfungsi memperluas penyerapan zat nutrien.
Semakin luas permukaan vili maka semakin besar persen absorpsi pada saluran
pencernaan.
Dampak pemberian kitosan iradiasi terhadap mikrovili juga telah
dilaporkan oleh Wang dkk., (2003) menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
densitas dan ukuran mikrovili pada broiler yang diberi oligokitosan. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa peningkatan pertumbuhan mikrovili pada ternak yang diberi
kitosan iradiasi merupakan bukti terjadinya peningkatan pertumbuhan bakteri non
patogen dibandingkan bakteri patogen pada usus halus. Kitosan iradiasi dapat
dicerna oleh bakteri non patogen seperti Lactobacillus. Peningkatan Lactobacillus
menyebabkan penurunan pH usus menjadi lebih asam. Penelitian terlebih dahulu
yang dilaporkan Smiricky-Tjardes dkk., (2003) menunjukkan bahwa kondisi pH
yang lebih rendah pada usus menyebabkan peningkatan mortalitas bakteri
39
patogen.
Kondisi ini menguntungkan bagi ternaknya karena meningkatkan
pertumbuhan mikrovili dan performa secara keseluruhan.
Pada usus halus bakteri patogen yang sering menyebabkan gangguan
adalah Escherichia coli. Sudah banyak dilaporkan bahwa mikroorganisme
patogen, seperti Escherichia coli yang terdapat dalam saluran pencernaan dapat
merusak mukosa saluran pencernaan secara potensial (Wresdiyati dkk., 2013).
Bakteri non patogen seperti Lactobacillus merupakan salah satu genus bakteri
asam laktat yang paling banyak dijumpai pada saluran gastro intestinal. Pada
usus halus, jumlahnya dapat mencapai 106-107 sel/g (Ray, 1996).
Morfometrik mikro ileum secara keseluruhan lebih tinggi pada itik
Cihateup yang diberi kitosan iradiasi dibandingkan tanpa kitosan iradiasi. Hal ini
dikarenakan serat
pada kitosan iradiasi terbukti mampu meningkatkan
morfometrik makro dan mikro ileum yang menghasilkan panjang ileum, jumlah
vili, panjang vili, dan lebar vili ileum menunjukkan perbedaan nyata pada itik
Cihateup yang diberi kitosan iradiasi dibandingkan itik Cihateup tanpa pemberian
kitosan iradiasi.
Serat yang ada pada kitosan iradiasi dalam jumlah ransum yang
dikonsumsi itik akan meningkatkan kerja intensif dari usus penyerapan (ileum)
sehingga mendorong pertumbuhan saluran pencernaan, baik semakin panjang,
semakin tebal, ataupun berat. Hal ini sesuai dengan Syamsuhidi (1997) bahwa
peningkatan kadar serat cenderung memperpanjang usus. Semakin tinggi serat
maka laju digesta dan penyerapan nutrisi semakin lambat. Retnodiati (2001)
menyebutkan ransum yang memerlukan penyerapan secara intensif maka usus
memperluas permukaan dengan mempertebal dinding usus atau memperpanjang
usus sehingga banyak nutrisi yang diserap oleh usus.
40
4.2
Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Makro Ileum
Rataan panjang dan diameter luar ileum itik Cihateup yang diberi dan
tanpa kitosan iradiasi disajikan pada Tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7. Rata-Rata Morfometrik Makro Ileum
Rata-Rata Panjang
Rata-Rata Diameter
Perlakuan
Ileum (cm)
Ileum (cm)
P1
61,65 ±1,29 a
1,59 ± 0,14 a
P2
63,02 ± 1,83 b
2,10 ± 2,81 a
Keterangan: P1 = Itik Cihateup tanpa Pemberian Kitosan Iradiasi
P2 = Itik Cihateup dengan Pemberian Kitosan Iradiasi
Abjad yang berbeda (a dan b) pada kolom yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata (P<0,05)
Panjang Ileum
63.5
63.02
63
62.5
Rata-Rata
Panjang
Ileum (cm)
62
61.65
Panjang Ileum
61.5
61
60.5
Tanpa Kitosan
Iradiasi
Kitosan Iradiasi
Ilustrasi 6. Diagram Rata-Rata Panjang Ileum Itik Cihateup
41
Diameter Ileum
2.5
2.1
2
1.59
Rata-Rata 1.5
Diameter
Ileum (cm) 1
Diameter Ileum
0.5
0
Tanpa Kitosan
Iradiasi
Kitosan Iradiasi
Ilustrasi 7. Diagram Rata-Rata Diameter Ileum Itik Cihateup
Hasil uji T Tidak Berpasangan yang terlampir pada Lampiran 12
menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata pada panjang ileum dan tidak
berpengaruh nyata pada diameter ileum.
Tabel 7, Ilustrasi 6, dan Ilustrasi 7
menyajikan rata-rata dari setiap perlakuan yang diberi dan tanpa kitosan iradiasi.
Rata-rata panjang ileum itik Cihateup yang diberi kitosan iradiasi, yaitu 63,02 cm
berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dengan panjang ileum tanpa kitosan iradiasi,
yaitu 61,65 cm. Rata-rata diameter ileum itik Cihateup
yang diberi kitosan
iradiasi, yaitu 2,10 cm tidak berbeda nyata lebih tinggi dengan diameter ileum
tanpa kitosan iradiasi, yaitu 1,59 cm.
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa pemberian kitosan berdampak
terhadap pertumbuhan ileum. Rata-rata panjang ileum kelompok itik Cihateup
yang diberi kitosan iradiasi tampak lebih tinggi (Tabel 7 dan Ilustrasi 6). Variasi
ukuran diameter ileum pada itik-itik percobaan cukup tinggi meskipun rata-rata
42
diameter ileum itik yang diberi kitosan iradiasi tidak berbeda nyata (P>0,05) lebih
tinggi dibandingkan dengan itik tanpa kitosan iradiasi.
Pertambahan panjang ileum pada kelompok itik Cihateup yang diberi
kitosan iradiasi distimulasi oleh kemampuan kitosan memperbaiki ekosistem usus
(Huang dkk., 2005) seperti pada pembahasan sebelumnya bahwa kitosan iradiasi
mampu meningkatkan pertumbuhan dan densitas mikrovili, sehingga pada
gilirannya meningkatkan ukuran panjang ileum.
Sebagaimana diketahui vili
berada pada posisi transversal ileum sehingga semakin tinggi jumlah dan ukuran
vili maka ukuran panjang ileum semakin meningkat.
Perbaikan ekosistem usus khususnya di dalam ileum juga menstimulasi
penurunan kerusakan ileum.
Peningkatan populasi bakteri non patogen yang
distimulasi oleh kitosan iradiasi (Wang dkk., 2003) telah menunjukkan penurunan
bakteri patogen sebagai dampak produksi asam oleh bakteri non-patogen. Terkait
dengan kerusakan vili-vili ileum dapat dijelaskan bahwa keberadaan bakteri
patogen yang menghasilkan senyawa-senyawa radikal bebas menyebabkan
peningkatan kerusakan jaringan vili.
Sebaliknya, penurunan bakteri patogen
sebagai dampak pemberian kitosan iradiasi mengurangi kerusakan vili. Bahkan
berdampak terhadap pertumbuhan mikrovili yang lebih baik, sehingga secara
makroskopik mampu meningkatkan panjang ileum.
Sisi lain dampak pemberian kitosan iradiasi yang termasuk jenis nutrien
berbahan serat kasar tinggi berdampak pada fisiologi pertumbuhan ileum. Bahan
yang berserat memerlukan permukaan vili lebih besar dibandingkan yang tidak
berserat. Hasil penelitian Retnodiati (2001), menunjukkan bahwa ransum yang
mengandung serat tinggi memerlukan penyerapan zat makanan di dalam usus
halus yang intensif maka usus akan memperluas permukaan dengan mempertebal
43
dinding usus atau memperpanjang usus sehingga banyak nutrisi yang diserap oleh
usus.
Download