PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP

advertisement
PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS BUNGA
PADA TANAH GAMBUT
Indri Yuniarti(1), Radian (2), Dini Anggorowati(2)
(1)Mahasiswa Fakultas Pertanian dan(2) Staf Pengajar Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura Pontianak
ABSTRAK
Kubis bunga adalah salah satu tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonomi
yang cukup tinggi.Budidaya kubis bungadi Kalimantan Barat masih belum
dilakukan secara luas, karena pengetahuan petani masih sangat minim.Budidaya
kubis bunga merupakan upaya meningkatkan hasilkubis bunga dengan cara
meminimalkan penggunaan pupuk kimia. Dengan demikian menggunakan pupuk
kandang kotoran sapi pada tanaman kubis bungadiharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan dan hasil kubis bungadi tanah gambut.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan
hasil kubis bunga di tanah gambut.Penelitian ini dilakukan di dalam rumah plastik
yang berlokasi di Cipta Mandiri II blok. i No. 25, Kecamatan Kapuas Kanan
Hulu, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian dimulai 5
Februari – 30 Juni 2012.Rancanganpenelitian menggunakan metode eksprimen
lapangan dengan pola Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) yang terdiri dari 6
perlakuan dengan 4 ulangan dan setiap perlakuan terdiri dari 3 sampel tanaman
sehingga terdapat 72 sampel tanaman.Perlakuan tersebut masing-masing sebagai
berikut : p0 = Tanpa pupuk kandang, p1 = 75 g/polybag pupuk kandang sapi
setara dengan 10 ton/ha, p2 = 112,5 g/polybag pupuk kandang sapisetara dengan
15 ton/ha, p3 = 150 g/polybag pupuk kandang sapi setara dengan 20 ton/ha, p4 =
187,5 g/polybag pupuk kandang sapi setara dengan 25 ton/ha, p5 = 225 g/polybag
pupuk kandang sapi setara dengan 30 ton/ha.Variabel yang diamati dalam
penelitian ini meliputi jumlah daun (helai), berat basah tanaman (g), volume akar,
berat bagian atas (g), berat bunga (g), keliling bunga (g). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kotoran sapi berpengaruh nyata
terhadap berat basah tanaman dengan rerata 2048,16 g, berat bagian atas dengan
rerata 1939,73 g, berat bunga dengan rerata 507,64 g, dan keliling bunga 112,72
g.Namun perlakuan ini tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan volume
akar.
Kata kunci :Pupuk Kandang Sapi, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis
Bunga, Tanah gambut.
THE EFFECT OF COW MANURE
ON THE GROWTH AND YIELD OF CAULIFLOWER
ON THE PEAT SOIL
Indri Yuniarti (1), Radian (2), Dini Anggorowati (2)
(1) Faculty of Agriculture and (2) Lecturer Faculty of Agriculture
University Tanjungpura Pontianak
ABSTRACT
Cauliflower is one kind of vegetables that has high economic value.The
cultivation of cauliflower in West Kalimantan are still not done widely, because
of the less knowledge of the farmers. The cultivation of cauliflower is on effort to
increase the yield of cauliflower by minimizing the use of chemical fertilizer.
Thus, by using cow manure on cauliflower, it is expected could increase the
growth and yield of cauliflower on the peat soil. This research is aimed to
determine the effect of cow manure on the growth and yield of cauliflower on the
peat soil. This research was conducted in a plastic house located in a Cipta
Mandiri II block. I No. 25, Sintang District, Kapuas Kanan Hulusub-districtof
West Kalimantan. The researchstarted in February 5th to June 30th 2012. It use the
fieldexperimentsresearch designwithcompletely randomized design(CRD)pattern,
which consists of 6treatmentswith 4replicates andeach treatmentconsisted of3
samplesthatcontained72plantssampledplants.Treatmentisindividualeachas
follows: p0=Withoutcow manure,p1= 75g/polybagof cow manureis equivalent
to10 tons/ha, p2=112.5g/polybagof cow manureis equivalent to15 tons/ha, p3=150
g/polybagof cow manureequivalent to20 tonnes/ha, p4=187.5g/polybagof cow
manureis equivalent to25 tons/ha, p5=225 g/polybagof cow manureis equivalent
to30 tons/ha.The observed variables in thisresearch include the number of leaves
(pieces), plant fresh weight (g), root volume, weight of the upper part (g), weight
of flower (g), and round of flower (g). The results shows that the cow
manuresignificantly affects the plantswith a meanwet weight2048.16g, with a
meanweight
ofthe
upper1939.73g,a
meanweight
offlowers507.64g,
andtheflowersaround 112.72g.However,this treatmentdid not significantly
affectthe numberof leaves androot volume.
Keywords: CowManure,Growth and Yield of cauliflower , Peat soil.
PENDAHULUAN
Pada mulanya kubis bunga dikenal sebagai sayuran daerah beriklim dingin
(sub tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di dataran tinggi antara 1.000
‒2.000 meter dari atas permukaan laut yang suhu udaranya dingin dan lembab.
Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan produksi sayuran ini antara
15,5°‒ 18℃, dan maksimum 24℃. Setelah beberapa negara di kawasan Asia
berhasil menciptakan varietas-varietas unggul baru yang toleran terhadap
temperatur tinggi (panas), maka kubis bunga dapat dibudidayakan di daratan
rendah sampai menengah (Rukmana,1994).
Budidaya kubis bunga secara luas di Kalimantan Barat masih belum
dilakukan, karena pengetahuan petani masih sangat minim. Selama ini kubis
bunga yang ada di pasaran Kalimantan Barat adalah kubis bunga yang
didatangkan dari pulau Jawa, sehingga pasokan akan kubis bunga sangat
tergantung dengan ada tidaknya ketersediaan kubis bunga dari pulau Jawa dan
harga jual yang relatif tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya berbudidaya
secara luas untuk mengatasi ketersediaan kubis bunga di Kalimantan Barat baik
secara intensifikasi dan ektensifikasi.
Tanah merupakan media atau tempat tumbuh tanaman, selain tanah juga
sebagai tempat berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia dan mahluk hidup
lainnya.Tanaman memerlukan makanan yang disebut hara tanaman atau unsur
yang diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman. Di samping itu,
umumnya tanaman yang kekurangan suatu unsur hara akan menampakan gejala
pada suatu organ tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002)
Menurut Supranoto, (2006) bahwa tanah gambut (histosol) terbentuk oleh
lingkungan yang khas, yaitu rawa atau suasana genangan yang terjadi hampir
sepanjang tahun. Indonesia adalah Negara keempat yang mempunyai lahan
gambut terluas di dunia, tetapi pemanfaatan dan pengembangannya masih sangat
terbatas.Dibalik potensinya yang masih cukup besar, lahan gambut termasuk
lahan piasan (marginal) dan mudah mengalami degradasi.
Kalimantan Barat memiliki potensi yang cukup besar dalam upaya
pengembangan tanaman sayuran yang didukung oleh tersediannya lahan gambut
yang berpotensi. Kalimantan Barat memiliki potensi lahan gambut yang cukup
luas yaitu 1.993.513 ha atau 13% dari luas provinsi (Badan Pusat Statistik Kalbar,
2003). Namun kenyataanya pemanfaatan tanah gambut masih dihadapkan pada
beberapa faktor pembatas seperti kandungan hara N, P, K, Ca, dan Mg yang
rendah, C/N ratio yang tinggi, serta kejenuhan basa yang sangat rendah (Sarief,
1986) bahwa sifat dari kimia tanah gambut dicirikan dengan nilai pH yang rendah.
Pada daerah Kalimantan Barat penyebara gambut umumnya di daerah
rawa pantai, seperti pada pantai Kab. Ketapang, Kab. Pontianak, Kodya Pontianak
sampai ke utara Kab Sambas. Pemanfaatan gambut yang cukup intensif dilakukan
penduduk di kab Pontianak, yaitu daerah Sungai Kakap, Rasau Jaya, Sungai
Ambawang dan disekitar kota Pontianak. Pada daerah yang padat peduduknya
seperti disekitar kota Pontianak, lahan gambut dimanfaatkan untuk pertanian
hortikultura, sayur-sayuran dan lidah buaya. Pada daerah Kakap dan Rasau Jaya
petani menggunakan tanah gambut untuk tanaman padi, palawija dan kebun
kelapa. Kebun Kelapa sawit diusahakan di Sungai Ambawang Kab Pontianak
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesuburan
tanah gambut adalah dengan pemupukan. Pemilihan jenis pupuk harus
diperhatikan segi ekonomis dan segi agronomisnya bagi menunjang pertumbuhan
tanaman. Pupuk kandang merupakan salah satu alternatif yang baik dalam
mengatasi kekurangan unsur hara yang dibutuhkan oeh tanaman, mengingat
pupuk kandang memiliki beberapa keunggulan. Menurut Setyamidjadja (1986)
fungsi pupuk kandang terhadap tanah pertanian adalah menambah kandungan
bahan organik (humus), meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah unsur
hara tanaman, memperbaiki kehidupan mikroorganisme tanah, dan melindungi
tanah terhadap kerusakan akibat erosi. Sarief (1986) menyatakan bahwa pupuk
kandang memiliki sifat yang lebih dari pupuk alam lain maupun pupuk buatan,
kelebihan itu antara lain: merupakan bunga tanah (humus), merupakan sumber
hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang amat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, banyak mengandung mikroorganisme serta dapat
menaikkan daya menahan air (water holding capacity).
Jenis kotoran hewan yang umum digunakan adalah kotoran sapi, kerbau,
kelinci,ayam, dan kuda. Namun yang umum digunakan sebagai pupuk kandang
adalah kotoran sapi yang ketersediannya lebih banyak dibandingkan dengan
kotoran hewan lainya (Marsono dan Sigit, 2002).
Kelebihan dari pupuk kandang sapi adalah dapat memperbaiki struktur
tanah, sebagai penyedia unsur hara makro dan mikro, menambah kemampuan
tanah dalam menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsurunsur hara, serta sebagai sumber energi bagi mikroorganisme. Sedangkan
kelemahan dari penggunaan pupuk kandang sapi itu sendiri adalah kehilangan
NH3 (N), diperlukan waktu dan tenaga, memerlukan biaya, alat dan,
pengoperasiannya, perlunya lahan pengomposan, dan pemasaran.
Pupuk kandang sapi adalah pupuk kandang yang banyak mengandung
lendir dan air. Pupuk ini terdiri dari 44% bahan padat dan 6,3% bahan
cair.Komposisi unsur hara yang terkandung didalam pupuk kandang sapi yaitu
1,36% N, 0,27% Pdan 0,44% K, 0,57% Ca, 0,11% Mg (Sutedjo, 1994). Dalam
penelitian ini pupuk kandang yang digunakan yaitu pupuk kandang sapi. Hal ini
disebabkan oleh ketersediannya yang lebih banyak dan harga yang lebih murah
dibanding pupuk kandang lainya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kandang kotoran
sapi yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah gambut
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di dalam rumah plastik yang berlokasi di Cipta
Mandiri II blok.i No.25,Kabupaten Sintang,Kecamatan Kapuas Kanan Hulu,
Propinsi Kalimantan Barat.penelitiandimulai dari tanggal 5 Februari – 30 Juni
2012.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini : Benih kubis bunga varietas
PM 126 F1.Tanah yang digunakan sebagai media tumbuh adalah tanah gambut,
pupuk dasar yang digunakan adalah Urea, KCl, dan Rock Phosphat, wadah
persemaian yang digunakan Tray persemaian, polybag yang digunakan berwarna
hitam ukuran 40 x 50 cm, pupuk yang digunakan adalh pupuk kandang kotoran
sapi. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :meteran, cangkul, palu,
paku, gergaji, handsprayer, ember, kertas label, alat tulis, timbangan, serta alat
dokumentasi, dan alat – alat lain yang menunjang dalam penelitian ini.
Rancanganpenelitian menggunakan metode eksprimen lapangan dengan
pola Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 4
ulangan dan setiap perlakuan terdiri dari 3 sampel tanaman sehingga terdapat 72
sampel tanaman.
Perlakuan tersebut masing-masing sebagai berikut :
p0 = Tanpa pupuk kandang, p1 = 75 g/polybag pupuk kandang sapi setara dengan
10 ton/ha, p2 = 112,5 g/polybag pupuk kandang sapi setara dengan 15 ton/ha, p3
= 150 g/polybag pupuk kandang sapi setara dengan 20 ton/ha, p4 = 187,5
g/polybag pupuk kandang sapi setara dengan 25 ton/ha, p5 = 225 g/polybag pupuk
kandang sapi setara dengan 30 ton/ha.
Data hasil penelitian dianalisis ragam dengan metode uji F taraf uji 5%.
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Jika hasil penelitian berpengaruh nyata uji
dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ) dengan taraf uji 5%. (Gasperz,
1994).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisiskeragaman menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang
sapi berpengaruh tidak nyata terhadap variable jumlah daun dan volume akar.
Hasil penelitian dari pengaruh pemberian pupuk kandang sapi terhadap semua
variabel pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1 ,Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 1. Analisis Keragaman Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Terhadap semua
variabel pengamatan Jumlah Daun
F hitung
SK
DB
Perlakuan
Galat
Total
KK
5
18
23
4
MST
0,48tn
6
8
10
12
MST MST MST MST
0,18tn 0,54tn 1,08tn 0,85tn
14
MST
1,80tn
13,18
13,70 12,10 11,93
8,65
7,34
F Tabel 5%
2,77
Tabel 2. Analisis Keragaman Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Terhadap semua
variabel pengamatan
SK
DB
Perlakuan
5
Galat
18
Total
23
KK
Keterangan :
BB
205,78*
6,17
F hitung
KB
BBS
95,37* 52,57*
4,18
7,15
BBA
46,87*
VA
1,43tn
7,32
31,21
F tabel
5%
2,77
MTS = Minggu Setelah Tanam, BB = Berat Bunga, KB = Keliling Bunga, BBS =
Berat Basah, BBA = Berat Bagian Atas, VA = Volume Akar
Tabel 3.Tabulasi Hasil Penelitiandari pengaruhpemberian pupuk kandang sapi
terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah gambut
RERATA
Jlh Pupuk
Jlh
Berat
Kandang
Daun
Berat
Volume
Berat
Keliling
Bag.
(gram)/polybag
14
Basah
Akar
Bunga
Bunga
Atas
MST
0,00
14,19
238,67
14,58
237,16
38,41
12,54
75,00
13,84
277,91
19,16
258,66
60,25
16,79
112,50
11,45
307,17
19,58
292,16
73,41
19,45
150,00
11,82
358,41
25,01
336,50
88,08
19,20
187,50
11,55
376,67
18,75
353,25
100,41
20,91
225,00
11,45
489,33
23,75
462,00
147,08
23,83
Sumber : Hasil analisis data 2012
1. Jumlah Daun
Berdasarkan pengamatan diatas dapat dilihat bahwa sampai pada akhir
penelitian perlakuan pupuk kandang sapi belum optimal dalam memberikan
pengaruh yang nyata.Hal ini disebabkan oleh suhu yang tinggi pada siang hari.
Dalam kondisi suhu yang sangat tinggi pertumbuhan tanaman akan terhambat
bahkan terhenti tanpa menghiraukan persediaan air dan mengakibatkan keguguran
daun atau buah sebelum waktunya (Anonim, tanpa tahun).
Suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan tanaman kekurangan unsur
hara akibat dari terganggunya perombakan-perombakan senyawa-senyawa
penting bagi tanaman, selain itu suhu yang tinggi juga menyebabkan tanaman
menjadi layu akibat dari absorsi air yang rendah dan tingginya evaportranspirasi.
2. Berat Basah Tanaman
Dari pengamatan diatas diketahui bahwa perlakuan pupuk kandang sapi
memberikan pengaruh nyata terhadap rerata berat basah tanaman.Hasil diatas
menunjukan bahwa berat basah dengan dosis 75 gberbeda tidak nyata dengan
beratbasah tanpa pemberian pupuk kandang sapi, berat basah dengan dosis pupuk
kandang sapi 112,5 g berbeda tidak nyata dengan berat basah dosis 150 g dan
dosis 75 g, berat basah dosis pupuk kandang sapi sebanyak 150 g berbeda tidak
nyata dengan berat basah dosis 187,5 g. Dari data di atas diketahui berat basah
tanaman kubis tanpa pupuk kandang sapi berbeda nyata dengan dosis 187,5 g dan
dosis 225 g. Berdasarkan keadaan diatas bahwa setiap perlakuan yang diberikan
hanya berbeda nyata terhadap sebagian perlakuan lain. Hal ini menunjukan bahwa
dosis perlakuan pupuk kandang sapi sebanyak 225 g memberikan hasil yang lebih
baik pada rerata berat basah tanaman.
Berdasarkan keadaan diatas bahwa setiap perlakuan yang diberikan hanya
berbeda nyata terhadap sebagian perlakuan lain. Hal ini menunjukan bahwa dosis
perlakuan pupuk kandang sapi sebanyak 225 gr memberikan hasil yang lebih baik
pada rerata berat basah tanaman.
Pemupukan secara organik mampuberperan memobilisasi atau
menjembatani hara yang sudah ada di tanah sehinggamampu membentuk partikel
ion yang mudah diserap oleh akar tanaman (Simalango, 2009). Selain itu, pupuk
organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun
unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan (Manglayang,
2005).
3. Volume Akar
Berdasarkan pengamatan diatas diketahui bahwa pupuk kandang sapi
berpengaruh tidak nyata terhadap rerata volume akar, hal ini terlihat dari F hitung
yang lebih kecil dari pada F tabel taraf 5%.Hal ini diduga karena unsur hara
terutama N yang tergandung dalam pupuk kandang sapi pada setiap perlakuan
digunakan untuk meningkatkan bagian atas tanaman tetapi bagian bawah tanaman
semakin menurun. Menurut Marschner (1995), bahwa semakin tinggi suplai N
yang diberikan pada tanaman maka pertumbuhan bagian atas tanaman semakin
baik tetapi dapat menekan pertumbuhan baian bawah tanaman.
Faktor lain yang menyebabkan volume akar menunjukan hasil berbeda
tidak nyata adalah kelembaban lingkungan sekitar. Menurut Anonim (2010)
bahwa tanaman memperoleh persediaan air dari akar, itu sebabnya pemeliharaan
kelembaban tanah merupakan faktor yang penting dalam pertanian. Jumlah air
yang berlebih dalam tanah akan mengubah berbagai proses kimia dan biologis
yang membatasi jumlah oksigen dan meningkatkan pembentukan senyawa yang
berbahaya bagi akar tanaman.
Pengamatan volume akar merupakan fungsi dari pertumbuhan akar dan
sebagai gambaran kemampuan tanaman menyerap unsur hara dan air yang ada
didalam tanah untuk digunakan dalam proses metabolisme (Dwidjosaputro,
1988).
Menurut Foth (1991), meluasnya akar terjadi karena membelahnya sel dan
perpanjangan sel pada bagian tepat dibawah tudung akar. Kenaikan pertumbuhan
pucuk menyebabkan kenaikan pertumbuhan akar dan penetrasi akar.
4. Berat Basah Bagian Atas
Berdasarkan pengamatan diatas diketahui bahwa perlakuan pupuk
kandang sapi memberiakan pengaruh nyata terhadap rerata berat basah
tanaman.Dari Tabel diatas rerata berat basah bagian atas tanaman dari hasil
pengamatan adalah 237,16 (untuk nilai rerata terkecil) dan 462 (untuk nilai rerata
tertinggi), rerata berat basah bagian atas dengan perlakuan tanpa pupuk kandang
sapi berbeda nyata dengan perlakuan dosis 187,5 g dan 225 g. Namun rerata berat
basah bagian atas dengan perlakuan tanpa pupuk kandang sapi berpengaruh tidak
nyata terhadap perlakuan dosis 75 g, rerata berat basah bagian atas dengan dosis
pupuk kandang sapi sebanyak 150 g berpengaruh tidak nyata dengan dosis 112,5
g.
Hal ini menunjukan pemberian pupuk kandang sapi sebanyak 75 gr tidak
berbeda dengan tanaman yang tidak diberi pupuk kandang sapi, pengaruh yang
sangat nyata terlihat pada pemberian dosis pupuk kandang sapi sebanyak 225
gr.Semakin banyak dosis pupuk kandang yang diberikan menunjukan pengaruh
yang baik terhadap berat basah bagian atas tanaman kubis bunga.
Menurut Sarief dan Suyono (1981), unsur hara merupakan salah satu
faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Lebih lanjut
dikemukakan oleh Foth (1991), bahwa pertumbuhan yang baik itu tidak hanya
memerlukan unsur-unsur hara dalam bentuk yang dikehendaki tanaman, tetapi
juga harus dalam keadaan yang seimbang dalam jumlah yang dibutuhkan oleh
tanaman.
5. Berat Bunga
Berdasarkan pengamatan diatas menjelaskan bahwa pengaruh pupuk
kandang sapi memberikan pengaruh nyata terhadap rerata berat
bunga.Berdasarkan Tabel diatas perlakuan tanpa pupuk kandang sapi, dengan
dosis 75 g, 112,5 g, 150 g, 187,5 g dan dosis 225 g menunjukan rerata berat bunga
yang berbeda nyata. Pada dosis 225 g/ polybag terlihat hasil yang lebih baik
terhadap berat bunga.
Pada dosis 225 gr/ polybag terlihat hasil yang lebih baik terhadap berat
bunga, namun berat yang dihasilkan tidak sesuai dengan deskripsinya yang dapat
mencapai 0,5 kg. Menurut Indranada (1986) bahwa sumbangan bahan organik
dalam pertumbuhan tanaman memberikan pengaruh terhadap sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Bahan organik memiliki peranan kimia dalam menyediakan N,
P, dan K untuk tanaman, peranan biologis dalam mempengaruhi aktivitas
organisme serta peranan fisik dalam memperbaiki struktur tanah.
Suhu yang tidak sesuai juga dapat mempengaruhi pertumbuhan berat
bunga tanaman kubis bunga, suhu optimum untuk tanaman kubis bunga adalah
15,50-180C, dan maksimum 240C (Rukmana, 1994). Reratasuhu udara selama
penelitian ini berkisar antara 26,570C-27,770C sehingga pertumbuhan bunganya
menjadi terhambat.
6. Keliling Bunga
Berdasarkan tabel diatas perlakuan pupuk kandang sapi memberikan
pengaruhnyata terhadap rerata berat bunga.Berdasarkan Tabel di atas diketahui
bahwa keliling bunga dengan perlakuan tanpa pupuk kandang sapi memberikan
perbedaan nyata terhadap keliling bunga dengan dosis perlakuan 75 gdan juga
dosis 225 g, sedangkan keliling bunga pada dosis pupuk kandang 112,5 g, 150 g,
dan 187,5 g memberikan perbedaan tidak nyata. Hal ini disebabkan karena pada
perlakuan tanpa pupuk kandang sapi unsur hara tanaman belum tercukupi
sehingga pembentukan keliling bunga sangat kecil, sedangkan pada perlakuan 75
g, dan 225 g keliling bunga yang dihasilkan lebih besar.
Hal ini diduga unsur hara yang tersedia mampu membentuk krops kubis
bunga yang lebih padat. Walaupun keliling bunga pada perlakuan dosis 225 gr
memberikan hasil yang terbaik namun belum memenuhi kriteria. Hal ini diduga
karena pengaruh suhu yang diamati dilapangan 230C-380C tidak sesuai dengan
syarat iklim tanaman kubis bunga yaitu dengan suhu berkisar antara 15,50C-180C.
Keadaan suhu yang tinggi dapat mempengaruhi proses fotosintesis,
respirasi, penyerapan air dan hara serta translokasi yang akhirnya mempengaruhi
pertumbuhan tanaman yaitu dapat meningkatkan laju respirasi melebihi laju
fotosintesis (Tisdale dan Nielson, 1975)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :Pemberian pupuk kandang sapi memberikan pengaruh sangat
nyata terhadap berat basah tanaman, berat bagian atas tanaman, berat bunga dan
keliling bunga. Serta pengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, dan volume
akar.
Pemberian pupuk kandang sapi 225 g/polybag (P5) memberikan rerata
tertinggi pada berat basah, berat bagian atas, berat bunga dan keliling bunga.
Pemberian pupuk kandang sapi 150 g/polybag (P3) memberikan rerata
tertinggi pada volume akar dan jumlah daun.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. 2003. Kalimantan Barat dalam angka,
BPS Kalbar Pontianak.
Dwidjoseputro. 1988. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Foth, Hendry D. 1991.Dasar-dasar Ilmu Tanah. Terjemahan Endang Dwi
Purbayanti. Gajah Mada University Press.Yogyakarta.
Gasperz, V. 1994. Metode Perancangan Percobaan. Armico. Bandung.
Lingga, P. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Marsono dan P. Sigit. 2000. Pupuk Akar : Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sadjad, Samsoed. 1975. Agronomi Umum. Departemen Agronomi. Faperta.IPB.
Sarief, S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana : Bandung.
Sarief, E,S,. dan A,D, Suyono. 1981. Ilmu Tanah Pertanian. Universitas Pdjajaran.
Bandung.
Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex. Jakarta.
Sutedjo, M. M. 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Supranoto, A. 2006.Skripsi Uji Status Hara Nitrogen (N) pada Tanah Gambut
Terhadap Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L) di Desa Tebang
Kacang kecamatan Sungai Raya Kabupaten Pontianak. Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura : Pontianak.
Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius :
Yogyakarta.
Rukmana, R. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius :
Yogyakarta.
Download