PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA Prepared by : Yudhi Herliansyah DEFINISI PERUBAHAN HARGA Untuk memahami istilah perubahan harga (changing prices), berikut istilah yg digunakan: Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation). Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Tingkat harga yang stabil menjadi prioritas nasional bagi banyak negara di dunia. Meskipun perubahan harga terjadi diseluruh dunia, pengaruh terhadap pelaporan bisnis dan keuangan berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. LAPORAN KEUANGAN DAPAT MEMILIKI POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA PERIODE PERUBAHAN HARGA Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi : 1. proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis 2. anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja 3. data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan : Kenaikan dalam proporsi pajak Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar). Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih rendah (yaitu daya beli periode kini), yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang konvesional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (ekuivalennya) selama periode inflasi Meskipun laju inflasi melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur sebahagian besar aktiva yg relatif panjang. Mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena : Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut. JENIS PENYESUAIAN INFLASI 1. Penyesuaian tingkat harga umum (daya beli konstan biaya historis). Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum disebut mata uang konstan biaya historis. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan disebut mata uang nominal. Indeks Harga Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga. Suatu indeks harga adalah rasio biaya. Penggunaan Indeks Harga Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode. Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angkaangka tersebut masih merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode. Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum Secara tradisonal, laba merupakan bagian dari kekayaan perusahaan yang dapat ditarik oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga berada dibawah posisi awal. Akuntansi konvesional mengukur laba sebagai jumlah maksimum yang dapat ditarik dari perusahaan tanpa mengurangi jumlah uang yang menjadi modal awalnya. Selama inflasi, perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasinya yg biasanya perubahan ini muncul dari aktiva atau kewajiban moneter. Pernyataan di Meksiko mengenai akuntansi inflasi B-10 konsisten dengan daya beli konstan harga historis. Ketentuan Laporan Neraca menurut B10 Persediaan Harus disajikan ulang dengan menggunakan Aktiva tetap indeks harga umum. Aktiva non moneter lainnya Akumulasi depresiasi Beban depresiasi Harga pokok penjualan Pengakuan kenaikan atas nilai aktiva non moneter diungkapkan dalam ekuitas pemegang saham Keuntungan /kerugian moneter Dihitung dengan menggunakan indeks harga atas posisi moneter bersih (aktiva moneter–kewajiban moneter) dihitung dalam laporan rugi laba Komponen ekuitas pemegang saham Disajikan ulang dengan menggunakan indeks harga Keuntungan/kerugian valuta asing Semua diasulsikan akan direalisasi / harus melalui laporan rugi laba Penyajian ulang mata uang dengan nilai konstan Aturan B-12 mewajibkan seluruh laporan keuangan yang disajikan ulang dalam daya beli umum pada tanggal penyajian laporan neraca. Contoh: General Price Level Accounting 31-12-1986 Aktiva: -Kas -Piutang -Persediaan -Tanah -Gedung alat-alat -Akum penyusutan Pasiva: -Hutang Dagang -Hutang Bank -Hutang Jk Pjg Total Hutang -Modal Saham -Laba Tidak dibagi Rp Rp Rp Rp Rp (Rp 31-121985 200.000 320.000 360.000 300.000 400.000 20.000) Rp 120.000 0 Rp 400.000 Rp 300.000 Rp 400.000 (Rp 0) Rp 1.560.000 Rp 1.220.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 500.000 50.000 400.000 950.000 350.000 260.000 Rp 1.560.000 Rp Rp Rp Rp Rp 520.000 100.000 250.000 870.000 350.000 Rp 0 Rp 1.220.000 Keterangan lainnya: PT.X ini didirikan tahun 1985 Pembelian yang dilakukan pada saat berdiri : -Persediaan barang awal (31-12-1985) -Tanah -Gedung dan alat-alat Persediaan barang akhir 31-12-1985, dibeli pada awal bulan desember, indeks pada saat itu 175. Umur gedung dan alat-alat ditaksir 20 tahun, tidak ada residu, metode depre adalah SLM. Semua penghasilan dan biaya (kecuali HPP yang berasal dari persediaan awal) terjadi merata sepanjang tahun. Deviden dibayar pada 31-12-1986 HPP dihitung dengan FIFO Indeks harga sbb: -31-12-1985 -rata-rata 1986 -31-12-1986 =100 = 140 =210 Pernyataan Kembali Pos-pos Neraca -Elemen Moneter dalam 31-12-1986 tidak perlu disesuaikan menjadi rupiah konstan, karena saldo tersebut sudah menunjukkan rupiah saat itu. -Elemen Moneter 31- 12-1985 harus dinyatakan menjadi rupiah konstan -Saldo non Moneter pada 31-12-1985 dan 31-121986 dilakukan pernyataan kembali (restate). Elemen Moneter 31- 12-1985 Akun -Kas -Piutang -Hutang Dagang -Hutang Bank -Hutang Jk Pjg Saldo Rp 120.000 0 Rp 520.000 Rp 100.000 Rp 250.000 Faktor Konversi 210/100 210/100 210/100 210/100 210/100 Rupiah Konstan Rp 252.000 0 Rp 1.092.000 Rp 210.000 Rp 525.000 Elemen Bukan Moneter 31- 12-1985 Akun -Persediaan -Tanah -Gedung alat-alat -Modal Saham -Laba Tidak dibagi Saldo Rp Rp Rp Rp Faktor Konversi Rupiah Konstan 400.000 300.000 400.000 350.000 Rp 0 210/100 210/100 210/100 210/100 Rp 840.000 Rp 630.000 Rp 840.000 Rp 735.000 Rp 0 Elemen Bukan Moneter 31- 12-1986 Akun -Persediaan -Tanah -Gedung alat-alat -Modal Saham -Laba Tidak dibagi Saldo Rp Rp Rp Rp Rp Faktor Konversi Rupiah Konstan 360.000 300.000 400.000 350.000 260.000 210/175 210/100 210/100 210/100 Rp 432.000 Rp 630.000 Rp 840.000 Rp 735.000 Rp 695.000 Neraca Berdasarkan Rupiah Konstan 31-12-1986 Aktiva: -Kas -Piutang -Persediaan -Tanah -Gedung alat-alat -Akum penyusutan Pasiva: -Hutang Dagang -Hutang Bank -Hutang Jk Pjg Total Hutang -Modal Saham -Laba Tidak dibagi Rp Rp Rp Rp Rp (Rp 31-12-1985 200.000 320.000 432.000 630.000 840.000 42.000) Rp 252.000 0 Rp 840.000 Rp 630.000 Rp 840.000 (Rp 0) Rp 2.380.000 Rp 2.562.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 500.000 50.000 400.000 950.000 735.000 695.000 Rp 1.0920.000 Rp 210.000 Rp 525.000 Rp 1.827.000 Rp 735.000 Rp 0 Rp 2.380.000 Rp 2.562.000 2. Penyesuaian Biaya Kini (Current Cost Accounting). Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Laba adalah jumlah yang dapat didistribusikan oleh perusahaan suatu periode namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif dan modal fisik perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih awal perusahaan (yang menggunakan indeks harga spesifik yang tepat atau penentuan harga langsung) untuk mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan. Current Cost Accounting. Metode ini memandang laba sebagai jumlah sumberdaya yang dapat didistribusi selama periode tertentu, dengan mengabaikan pertimbangan pajak, dan pada saat yang sama mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan. Contoh jika pada periode yang sama harga persediaan naik 40% sehingga dibutuhkan uang Ps 280 untuk menggantikan persediaan awal Ps 200. maka perusahaan akan menaikkan persediaan dan modal Ps 80. maka ketika dijual dengan mark-up 50% atau Ps 300, maka harga pokok sekarang adalah Ps 280. 31-12-1986 Aktiva: -Kas -Piutang -Persediaan -Tanah -Gedung alat-alat -Akum penyusutan Pasiva: -Hutang Dagang -Hutang Bank -Hutang Jk Pjg Total Hutang -Modal Saham -Laba Tidak dibagi Rp Rp Rp Rp Rp (Rp 31-121985 200.000 320.000 360.000 300.000 400.000 20.000) Rp 120.000 0 Rp 400.000 Rp 300.000 Rp 400.000 (Rp 0) Rp 1.560.000 Rp 1.220.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 500.000 50.000 400.000 950.000 350.000 260.000 Rp 1.560.000 Rp Rp Rp Rp Rp 520.000 100.000 250.000 870.000 350.000 Rp 0 Rp 1.220.000 Keterangan lainnya: PT.X ini didirikan tahun 1985 Pembelian yang dilakukan pada saat berdiri : -Persediaan barang awal 1986 (=31-12-1985) -Tanah -Gedung dan alat-alat Persediaan barang akhir 31-12-1985, dibeli pada awal bulan desember, indeks pada saat itu 175. Umur gedung dan alat-alat ditaksir 20 tahun, tidak ada residu, metode depre adalah SLM. Semua penghasilan dan biaya (kecuali HPP yang berasal dari persediaan awal) terjadi merata sepanjang tahun. Deviden dibayar pada 31-12-1986 HPP dihitung dengan FIFO Indeks harga sbb: -31-12-1985 -rata-rata 1986 -31-12-1986 =100 = 140 =210 Info berkaitan metode ini adalah: -Harga pokok sekarang dari persediaan 31-12-1986 Rp 600.000 -Harga pokok sekarang utk HPP Rp 1.200.000 - Harga pokok sekarang tanah Rp 600.000 - Harga pokok sekarang gedung dan alat-alat (sebelum depresiasi) Rp 700.000. Harga pokok sekarang setelah didepre adalah Rp 665.000 -tidak terdpt perbedaan antara biaya historis dan Harga pokok sekarang dari persediaan, tanah, gedung dan alat-alat pada 1-1-1986 Pernyataan Kembali Pos-pos Neraca -Pos-pos moneter tetap dicantumkan sebesar nilai nominalnya tidak diperlukan penyesuaian, begitu pula untuk saldo awalnya. -Pos-pos Non Moneter dicantumkan dalam neraca dengan harga sekarang (current cost), tanpa menggunakan indeks harga . -Modal saham tidak disesuaikan , sehingga laba tidak dibagi merupakan selisih dari jumlah aktiva dengan jumlah hutang dan modal saham. Seperti halnya metode konstan , saldo laba tidak dibagi pada akhir periode dapat juga dihitung dari lap laba-rugi dan laba tidak dibagi. 31-12-1986 Aktiva: -Kas -Piutang -Persediaan -Tanah -Gedung alat-alat -Akum penyusutan Pasiva: -Hutang Dagang -Hutang Bank -Hutang Jk Pjg Total Hutang -Modal Saham -Laba Tidak dibagi Rp Rp Rp Rp Rp (Rp 31-121985 200.000 320.000 600.000 600.000 700.000 35.000) Rp 120.000 0 Rp 400.000 Rp 300.000 Rp 400.000 (Rp 0) Rp 2.385.000 Rp 1.220.000 Rp 500.000 Rp 50.000 Rp 400.000 Rp 950.000 Rp 350.000 Rp 1.085.000 Rp 2.385.000 Rp Rp Rp Rp Rp 520.000 100.000 250.000 870.000 350.000 Rp 0 Rp 1.220.000 SUDUT PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASI Amerika Serikat Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar,untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli konstan biaya kini. Amerika Serikat FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir : Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum). Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biya kini, yang timbul dari proses konsolidasi. Lanjutan Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini. Dividen per saham biasa Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan. Untuk meningkatkan daya banding data tersebut,informasi dapat disajikan dalam : Ekuivalen daya beli rata-rata (atau akhir tahun), atau Dollar periode dasar (1967) yang digunakan dalam menghitung CPI. Metodologi Penyajian Ulang untuk Operasi Luar Negeri Penyesuaian Biaya Kini Mata uang fungsional adalah dolar Mata uang fungsional adalah mata uang lokal Translasikan ke dalam $, lalu sajikan ulang asing, untuk GPL AS Translasikan ke dalam $ lalu sajikan ulang untuk GPL AS Sajikan ulang untuk GPL lalu translasikan ke dalam $ Inggris Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standards Accounting PracticeSSAP 16), ”Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan : 1. 2. 3. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai. Dalam perlakuan keuntungan dan kerugian terkait dengan pos-pos moneter SSAP 16 mengharuskan dua angka, yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu : Penyesuaian modal kerja moneter (Monetary Working Capital Adjustment-MWCA), mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasainya. Mekanisme penyesuaian, memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non moneter perusahaan (seperti depresiasi, harga pokok penjualan, dan modal kerja moneter). Mekanisme penyesuaian mengakui bahwa laporan laba rugi tidak memerlukan biaya penggantian tambahan aktiva operasi sejauh aktiva tersebut didanai melalui utang Brasil Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan, yaitu : Hukum Perusahaan Brasil menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi untuk perusahaanperusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsionalnya. Pada akhir periode, indeks tingkat harga umum yang berlaku mengubah unit daya beli umum menjadi unit mata uang lokal nominal. Juga : Persediaan dikategorikan sebagai aktiva non moneter dan diukur ulang dengan menggunakan mata uang fungsional Pos-pos moneter yang tidak dikenakan bunga dengan masa jatuh tempo yang melebihi 90 hari didiskontokan menjadi nilai kini untuk mengalokasikan keuntungan dan kerugian inflasi yang terjadi ke dalam periode akuntansi yang memadai Penyesuaian neraca direklasifikasikan juga ke dalam pos-pos terkait dalam laporan laba rugi BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi,apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini,harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukan ke dalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan: 1. 2. 3. 4. Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini). Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca,beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut. Keuntungan dan Kerugian Inflasi Di Amerika Serikat Keuntungan dan kerugian pos-pos moneter ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta transakasi dalam,seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah. Di Inggris , keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus. Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat (atau biaya) kepada para pemegang saham yang berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka ini ditambahkan atas (dikurangi dari) laba operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan,yang disebut sebagai “Laba Biaya Kini Teratribusi Kepada Pemegang Saham”. Tujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah,waktu,dan kemungkinan arus kas masa depan. Suatu perusahaan dapat mengukur penguasaannya terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur keruntungan dan kerugian moneter. Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan (1) (2) Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi dua bagian: laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi) dan keuntungan yang belum direalisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi (yaitu proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan) bukanlah suatu keuntungan,baik itu direalisasi atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan,maka perubahan biaya kini persediaan,aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik,yang adalah bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya (kapasitas produktifnya). Aktiva yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan,tidak perlu diganti untuk mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya kini mencakup pos-pos ini,kenaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai) kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan langsung dalam laba. Akuntansi untuk Inflasi di Luar Negeri 1. 2. FAS 89, yang mendorong (dan bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, masih meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua tingkatan perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini. perusahan yang memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan atas operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam mentranslasikan dan menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS. Investor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan tingkat harga spesifik dan bukan tingkat harga umum. Karena penyesuaian tingkat harga spesifik (model biaya kini yang kita gunakan) menentukan jumlah maksimum yang dpat dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen (kekayaan yang dapat dibagikan) tanpa mengurangi kapasitas produktifnya. Menyajikan ulang baik akun-akun perusahaan luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin yang menyangkut dividen masa depan. Menghindari Kejatuhan Ganda Pada saat menyajikan ulang akun-akun luar negeri terhadap inflasi di luar negeri, seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi lokal langsung berpengaruh terhadap kurs yang digunakan dalam translasi. Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan atau beban depresiasi dimaksudkan untuk mengurangi basarnya laba “sebagaimana yang dilaporkan” untuk menghindari penilaian lebih laba bersih. Namun demikian,karena pengaruh hubungan terbalik antara inflasi lokal dan nilai mata uang,perubahan kurs valuta asing di antara laporan keuangan yang berurutan,yang umumnya disebabkan oleh inflasi, menyebabkan timbulnya sebagian pengaruh inflasi terhadap hasil operasi perusahaan “sebagaimana yang dilaporkan”. Untuk menghindari proses penyesuaian terhadap pengaruh inflsi sebanyak dua kali, penyesuaian inflasi harus memperhitungkan kerugian translasi yang sudah tercermin dalam hasil “sebagaimana yang dilaporkan” dari suatu perusahaan.