PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

advertisement
PELAPORAN KEUANGAN DAN
PERUBAHAN HARGA
Prepared by : Yudhi Herliansyah
DEFINISI PERUBAHAN HARGA
Untuk memahami istilah perubahan harga (changing prices), berikut
istilah yg digunakan:
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata
harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami
perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi
(inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi
(deflation).
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga
barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam
permintaan dan penawaran. Tingkat harga yang stabil menjadi prioritas
nasional bagi banyak negara di dunia. Meskipun perubahan harga
terjadi diseluruh dunia, pengaruh terhadap pelaporan bisnis dan
keuangan berbeda-beda dari satu negara ke negara lain.
LAPORAN KEUANGAN DAPAT MEMILIKI POTENSI
UNTUK MENYESATKAN SELAMA PERIODE
PERUBAHAN HARGA
Ketidak akuratan pengukuran ini
mendistorsi :
1.
proyeksi keuangan yang didasarkan
pada data seri waktu historis
2.
anggaran
yang
menjadi
dasar
pengukuran kinerja
3.
data kinerja yang tidak dapat
mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak
dapat dikendalikan
Laba yang dinilai lebih pada
gilirannya akan menyebabkan :




Kenaikan dalam proporsi pajak
Permintaan dividen lebih banyak dari
pemegang saham
Permintaan gaji dan upah yang lebih
tinggi dari para pekerja
Tindakan yang merugikan dari negara
tuan rumah (seperti pengenaan pajak
keuntungan yang sangat besar).
Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan
dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih
rendah (yaitu daya beli periode kini), yang kemudian
diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi
yang konvesional juga mengabaikan keuntungan dan
kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas
(ekuivalennya) selama periode inflasi
Meskipun laju inflasi melambat, akuntansi perubahan
harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang
rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh
distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama
bertahun-tahun, mengingat umur sebahagian besar aktiva
yg relatif panjang.
Mengakui pengaruh inflasi secara
eksplisit berguna dilakukan karena :



Pengaruh
perubahan
harga
sebagian
bergantung pada transaksi dan keadaan yang
dihadapi suatu perusahaan.
Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh
perubahan harga bergantung pada pemahaman
yang akurat atas masalah tersebut.
Laporan
dari
para
manajer
mengenai
permasalahan yang disebabkan oleh perubahan
harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan
usaha menerbitkan informasi keuangan yang
membahas masalah-masalah tersebut.
JENIS PENYESUAIAN INFLASI
1.
Penyesuaian tingkat harga umum
(daya beli konstan biaya historis).


Jumlah mata uang yang disesuaikan
terhadap perubahan tingkat harga umum
disebut mata uang konstan biaya historis.
Jumlah mata uang yang belum disesuaikan
disebut mata uang nominal.
Indeks Harga


Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan
tingkat harga.
Suatu indeks harga adalah rasio biaya.
Penggunaan Indeks Harga


Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan
jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu
menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode.
Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak
mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angkaangka tersebut masih merupakan biaya historis, angka –
angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit
pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir
periode.
Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum



Secara tradisonal, laba merupakan bagian dari
kekayaan perusahaan yang dapat ditarik oleh
perusahaan selama suatu periode akuntansi
tanpa mengurangi kekayaannya hingga berada
dibawah posisi awal.
Akuntansi konvesional mengukur laba sebagai
jumlah maksimum yang dapat ditarik dari
perusahaan tanpa mengurangi jumlah uang yang
menjadi modal awalnya.
Selama inflasi, perusahaan akan mengalami
perubahan kekayaan yang tidak berkaitan
dengan kegiatan operasinya yg biasanya
perubahan ini muncul dari aktiva atau
kewajiban moneter.
Pernyataan di Meksiko mengenai akuntansi inflasi B-10
konsisten dengan daya beli konstan harga historis.
Ketentuan Laporan Neraca menurut B10
Persediaan
 Harus disajikan ulang dengan menggunakan
Aktiva tetap
indeks harga umum.
Aktiva non moneter lainnya
Akumulasi depresiasi
Beban depresiasi
Harga pokok penjualan
Pengakuan kenaikan atas nilai aktiva non
moneter diungkapkan dalam ekuitas pemegang saham
Keuntungan /kerugian moneter
 Dihitung dengan menggunakan indeks harga atas posisi
moneter bersih (aktiva moneter–kewajiban moneter)
dihitung dalam laporan rugi laba
Komponen ekuitas pemegang saham
 Disajikan ulang dengan menggunakan indeks harga
Keuntungan/kerugian valuta asing
 Semua diasulsikan akan direalisasi / harus
melalui laporan rugi laba
Penyajian ulang mata uang
dengan nilai konstan
 Aturan B-12 mewajibkan seluruh laporan
keuangan yang disajikan ulang dalam daya
beli umum pada tanggal penyajian laporan neraca.
Contoh: General Price Level
Accounting
31-12-1986
Aktiva:
-Kas
-Piutang
-Persediaan
-Tanah
-Gedung alat-alat
-Akum penyusutan
Pasiva:
-Hutang Dagang
-Hutang Bank
-Hutang Jk Pjg
Total Hutang
-Modal Saham
-Laba Tidak dibagi
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
(Rp
31-121985
200.000
320.000
360.000
300.000
400.000
20.000)
Rp 120.000
0
Rp 400.000
Rp 300.000
Rp 400.000
(Rp 0)
Rp 1.560.000
Rp 1.220.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
500.000
50.000
400.000
950.000
350.000
260.000
Rp 1.560.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
520.000
100.000
250.000
870.000
350.000
Rp 0
Rp 1.220.000
Keterangan lainnya:


PT.X ini didirikan tahun 1985
Pembelian yang dilakukan pada saat berdiri :









-Persediaan barang awal (31-12-1985)
-Tanah
-Gedung dan alat-alat
Persediaan barang akhir 31-12-1985, dibeli pada awal bulan desember,
indeks pada saat itu 175.
Umur gedung dan alat-alat ditaksir 20 tahun, tidak ada residu, metode
depre adalah SLM.
Semua penghasilan dan biaya (kecuali HPP yang berasal dari persediaan
awal) terjadi merata sepanjang tahun.
Deviden dibayar pada 31-12-1986
HPP dihitung dengan FIFO
Indeks harga sbb:



-31-12-1985
-rata-rata 1986
-31-12-1986
=100
= 140
=210

Pernyataan Kembali Pos-pos Neraca



-Elemen Moneter dalam 31-12-1986 tidak perlu
disesuaikan menjadi rupiah konstan, karena saldo
tersebut sudah menunjukkan rupiah saat itu.
-Elemen Moneter 31- 12-1985 harus dinyatakan
menjadi rupiah konstan
-Saldo non Moneter pada 31-12-1985 dan 31-121986 dilakukan pernyataan kembali (restate).
Elemen Moneter 31- 12-1985
Akun
-Kas
-Piutang
-Hutang Dagang
-Hutang Bank
-Hutang Jk Pjg
Saldo
Rp 120.000
0
Rp 520.000
Rp 100.000
Rp 250.000
Faktor Konversi
210/100
210/100
210/100
210/100
210/100
Rupiah Konstan
Rp 252.000
0
Rp 1.092.000
Rp 210.000
Rp 525.000
Elemen Bukan Moneter 31- 12-1985
Akun
-Persediaan
-Tanah
-Gedung alat-alat
-Modal Saham
-Laba Tidak dibagi
Saldo
Rp
Rp
Rp
Rp
Faktor Konversi Rupiah Konstan
400.000
300.000
400.000
350.000
Rp 0
210/100
210/100
210/100
210/100
Rp 840.000
Rp 630.000
Rp 840.000
Rp 735.000
Rp 0
Elemen Bukan Moneter 31- 12-1986
Akun
-Persediaan
-Tanah
-Gedung alat-alat
-Modal Saham
-Laba Tidak dibagi
Saldo
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Faktor Konversi Rupiah Konstan
360.000
300.000
400.000
350.000
260.000
210/175
210/100
210/100
210/100
Rp 432.000
Rp 630.000
Rp 840.000
Rp 735.000
Rp 695.000
Neraca Berdasarkan Rupiah Konstan
31-12-1986
Aktiva:
-Kas
-Piutang
-Persediaan
-Tanah
-Gedung alat-alat
-Akum penyusutan
Pasiva:
-Hutang Dagang
-Hutang Bank
-Hutang Jk Pjg
Total Hutang
-Modal Saham
-Laba Tidak dibagi
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
(Rp
31-12-1985
200.000
320.000
432.000
630.000
840.000
42.000)
Rp 252.000
0
Rp 840.000
Rp 630.000
Rp 840.000
(Rp
0)
Rp 2.380.000
Rp 2.562.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
500.000
50.000
400.000
950.000
735.000
695.000
Rp 1.0920.000
Rp
210.000
Rp
525.000
Rp 1.827.000
Rp 735.000
Rp
0
Rp 2.380.000
Rp 2.562.000
2. Penyesuaian Biaya Kini (Current
Cost Accounting).


Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan
bukan biaya historis.
Laba adalah jumlah yang dapat didistribusikan
oleh perusahaan suatu periode namun tetap
dapat mempertahankan kapasitas produktif dan
modal fisik perusahaan.
Satu cara untuk mempertahankan modal adalah
dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih awal
perusahaan (yang menggunakan indeks harga
spesifik yang tepat atau penentuan harga
langsung) untuk mencerminkan perubahan dalam
ekuivalen biaya kini aktiva selama periode
berjalan.
Current Cost Accounting.


Metode ini memandang laba sebagai jumlah
sumberdaya yang dapat didistribusi selama periode
tertentu, dengan mengabaikan pertimbangan pajak,
dan pada saat yang sama mempertahankan kapasitas
produktif atau modal fisik perusahaan.
Contoh jika pada periode yang sama harga persediaan
naik 40% sehingga dibutuhkan uang Ps 280 untuk
menggantikan persediaan awal Ps 200. maka
perusahaan akan menaikkan persediaan dan modal Ps
80. maka ketika dijual dengan mark-up 50% atau Ps
300, maka harga pokok sekarang adalah Ps 280.
31-12-1986
Aktiva:
-Kas
-Piutang
-Persediaan
-Tanah
-Gedung alat-alat
-Akum penyusutan
Pasiva:
-Hutang Dagang
-Hutang Bank
-Hutang Jk Pjg
Total Hutang
-Modal Saham
-Laba Tidak dibagi
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
(Rp
31-121985
200.000
320.000
360.000
300.000
400.000
20.000)
Rp 120.000
0
Rp 400.000
Rp 300.000
Rp 400.000
(Rp 0)
Rp 1.560.000
Rp 1.220.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
500.000
50.000
400.000
950.000
350.000
260.000
Rp 1.560.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
520.000
100.000
250.000
870.000
350.000
Rp 0
Rp 1.220.000
Keterangan lainnya:


PT.X ini didirikan tahun 1985
Pembelian yang dilakukan pada saat berdiri :








-Persediaan barang awal 1986 (=31-12-1985)
-Tanah
-Gedung dan alat-alat
Persediaan barang akhir 31-12-1985, dibeli pada awal bulan
desember, indeks pada saat itu 175.
Umur gedung dan alat-alat ditaksir 20 tahun, tidak ada residu,
metode depre adalah SLM.
Semua penghasilan dan biaya (kecuali HPP yang berasal dari
persediaan awal) terjadi merata sepanjang tahun.
Deviden dibayar pada 31-12-1986
HPP dihitung dengan FIFO

Indeks harga sbb:




-31-12-1985
-rata-rata 1986
-31-12-1986
=100
= 140
=210
Info berkaitan metode ini adalah:





-Harga pokok sekarang dari persediaan 31-12-1986 Rp 600.000
-Harga pokok sekarang utk HPP Rp 1.200.000
- Harga pokok sekarang tanah Rp 600.000
- Harga pokok sekarang gedung dan alat-alat (sebelum depresiasi) Rp
700.000. Harga pokok sekarang setelah didepre adalah Rp 665.000
-tidak terdpt perbedaan antara biaya historis dan Harga pokok sekarang
dari persediaan, tanah, gedung dan alat-alat pada 1-1-1986




Pernyataan Kembali Pos-pos Neraca
-Pos-pos moneter tetap dicantumkan sebesar nilai nominalnya
tidak diperlukan penyesuaian, begitu pula untuk saldo
awalnya.
-Pos-pos Non Moneter dicantumkan dalam neraca dengan
harga sekarang (current cost), tanpa menggunakan indeks
harga .
-Modal saham tidak disesuaikan , sehingga laba tidak dibagi
merupakan selisih dari jumlah aktiva dengan jumlah hutang
dan modal saham. Seperti halnya metode konstan , saldo laba
tidak dibagi pada akhir periode dapat juga dihitung dari lap
laba-rugi dan laba tidak dibagi.
31-12-1986
Aktiva:
-Kas
-Piutang
-Persediaan
-Tanah
-Gedung alat-alat
-Akum penyusutan
Pasiva:
-Hutang Dagang
-Hutang Bank
-Hutang Jk Pjg
Total Hutang
-Modal Saham
-Laba Tidak dibagi
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
(Rp
31-121985
200.000
320.000
600.000
600.000
700.000
35.000)
Rp 120.000
0
Rp 400.000
Rp 300.000
Rp 400.000
(Rp 0)
Rp 2.385.000
Rp 1.220.000
Rp 500.000
Rp 50.000
Rp 400.000
Rp 950.000
Rp 350.000
Rp 1.085.000
Rp 2.385.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
520.000
100.000
250.000
870.000
350.000
Rp 0
Rp 1.220.000
SUDUT PANDANG INTERNASIONAL
TERHADAP AKUNTANSI INFLASI
Amerika Serikat

Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial
Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul
”Pelaporan
Keuangan
dan
Perubahan
Harga”,
pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan
AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang
bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih
dari $1 miliar,untuk selama lima tahun mencoba
melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
historis dan daya beli konstan biaya kini.
Amerika Serikat


FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu
perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas
harga yang berubah
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan
informasi berikut untuk 5 tahun terakhir :





Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya
Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos
moneter bersih
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat
dipulihkan (jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat
dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah
dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan
tingkat harga umum).
Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing,
berdasarkan biya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
Lanjutan





Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya
kini.
Dividen per saham biasa
Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa
Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index-CPI)
yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
Untuk meningkatkan daya banding data
tersebut,informasi dapat disajikan dalam :
 Ekuivalen daya beli rata-rata (atau akhir
tahun), atau
 Dollar periode dasar (1967) yang digunakan
dalam menghitung CPI.
Metodologi Penyajian Ulang untuk Operasi Luar Negeri
Penyesuaian Biaya Kini
Mata uang fungsional
adalah dolar
Mata uang fungsional
adalah mata uang lokal
Translasikan ke dalam $,
lalu sajikan ulang asing,
untuk GPL AS
Translasikan ke dalam $
lalu sajikan ulang
untuk GPL AS
Sajikan ulang untuk GPL
lalu translasikan
ke dalam $
Inggris

Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting
Standard
Commitee-ASC)
menerbitkan
Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16
(Statement of Standards Accounting PracticeSSAP 16), ”Akuntansi Biaya Kini” untuk masa
percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980.


SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk
pelaporan eksternal
laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan
laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan
penjelasan
Standar di Inggris memperbolehkan tiga
pilihan pelaporan :
1.
2.
3.
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai
laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya historis
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai
laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai
satu-satunya akun yang dilengkapi dengan
informasi biaya historis yang memadai.
Dalam perlakuan keuntungan dan kerugian terkait dengan
pos-pos moneter SSAP 16 mengharuskan dua angka, yang
keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga
spesifik, yaitu :


Penyesuaian modal kerja moneter (Monetary Working
Capital
Adjustment-MWCA),
mengakui
pengaruh
perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal
kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam
operasainya.
Mekanisme penyesuaian, memungkinkan pengaruh
perubahan harga spesifik terhadap aktiva non moneter
perusahaan (seperti depresiasi, harga pokok penjualan,
dan modal kerja moneter). Mekanisme penyesuaian
mengakui bahwa laporan laba rugi tidak memerlukan
biaya penggantian tambahan aktiva operasi sejauh
aktiva tersebut didanai melalui utang
Brasil
Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di
Brasil mencerminkan dua kelompok pilihan
pelaporan, yaitu :


Hukum Perusahaan Brasil
menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang
diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi
mata uang lokal
Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil
mewajibkan metode akuntansi untuk perusahaanperusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan
publik harus mengukur ulang seluruh transaksi yang
terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata
uang fungsionalnya.
Pada akhir periode, indeks tingkat harga umum
yang berlaku mengubah unit daya beli umum
menjadi unit mata uang lokal nominal. Juga :



Persediaan dikategorikan sebagai aktiva non
moneter dan diukur ulang dengan menggunakan
mata uang fungsional
Pos-pos moneter yang tidak dikenakan bunga
dengan masa jatuh tempo yang melebihi 90
hari didiskontokan menjadi nilai kini untuk
mengalokasikan keuntungan dan kerugian
inflasi yang terjadi ke dalam periode
akuntansi yang memadai
Penyesuaian neraca direklasifikasikan juga ke
dalam pos-pos terkait dalam laporan laba rugi
BADAN STANDAR AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Secara khusus, laporan keuangan suatu
perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata
uang perekonomian hiperinflasi,apakah didasarkan
pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya
kini,harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli
konstan pada tanggal neraca.
Keuntungan atau kerugian daya beli yang
terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva
moneter bersih dimasukan ke dalam laba kini.
Perusahaan yang melakukan pelaporan
juga harus mengungkapkan:
1.
2.
3.
4.
Fakta
bahwa
penyajian
ulang
untuk
perubahan dalam daya beli unit pengukuran
telah dilakukan.
Kerangka dasar penilaian aktiva yang
digunakan dalam laporan keuangan utama
(yaitu penilaian biaya historis atau biaya
kini).
Identitas dan tingkat indeks harga pada
tanggal neraca,beserta dengan perubahannya
selama periode pelaporan.
Keuntungan atau kerugian moneter bersih
selama periode tersebut.
Keuntungan dan Kerugian Inflasi
Di Amerika Serikat Keuntungan dan kerugian pos-pos moneter
ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal
dan akhir, serta transakasi dalam,seluruh aktiva dan kewajiban
moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkan
diungkapkan sebagai pos terpisah.
Di Inggris , keuntungan dan kerugian pos-pos moneter
dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.
Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus.
Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat (atau biaya) kepada
para pemegang saham yang berasal dari pembiayaan utama selama
suatu periode perubahan harga. Angka-angka ini ditambahkan atas
(dikurangi dari) laba operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran
kemakmuran yang dapat dihapuskan,yang disebut sebagai “Laba Biaya
Kini Teratribusi Kepada Pemegang Saham”.
Tujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk
mengukur jumlah,waktu,dan kemungkinan arus kas masa depan. Suatu
perusahaan dapat mengukur penguasaannya terhadap barang dan jasa
tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur keruntungan dan
kerugian moneter.
Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan
(1)
(2)
Akuntansi untuk biaya kini membagi
total laba menjadi dua bagian:
laba
operasi
(perbedaan
antara
pendapatan kini dan biaya kini sumber
daya yang dikonsumsi) dan
keuntungan yang belum direalisasi yang
timbul
dari
kepemilikan
aktiva
nonmoneter dengan nilai pengganti yang
meningkat bersamaan dengan inflasi.


Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi (yaitu
proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti
peralatan) bukanlah suatu keuntungan,baik itu direalisasi
atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur
perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan,maka
perubahan biaya kini persediaan,aktiva tetap dan aktiva
operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik,yang
adalah bagian dari laba yang harus disimpan oleh
perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya
(kapasitas produktifnya).
Aktiva yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan kosong
atau surat berharga yang dapat dipasarkan,tidak perlu
diganti untuk mempertahankan kapasitas produktif.
Dengan demikian, jika penyesuaian biaya kini mencakup
pos-pos ini,kenaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai)
kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan)
harus dinyatakan langsung dalam laba.
Akuntansi untuk Inflasi di Luar Negeri
1.
2.
FAS 89, yang mendorong (dan bukan lagi mengharuskan)
perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga,
masih meninggalkan permasalahan yang masih belum
terselesaikan dalam dua tingkatan
perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva
nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan
ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau
menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini.
perusahan yang memilih untuk menyediakan data biaya
kini tambahan atas operasi luar negeri memiliki dua
metode pilihan dalam mentranslasikan dan menyajikan
ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS.


Investor memerlukan laporan keuangan yang
disesuaikan dengan tingkat harga spesifik dan
bukan tingkat harga umum. Karena penyesuaian
tingkat harga spesifik (model biaya kini yang
kita gunakan) menentukan jumlah maksimum
yang dpat dibayarkan oleh perusahaan sebagai
dividen (kekayaan yang dapat dibagikan) tanpa
mengurangi kapasitas produktifnya.
Menyajikan ulang baik akun-akun perusahaan
luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen
harga kini akan menghasilkan informasi yang
relevan dengan keputusan. Informasi ini
memberikan kesempatan kepada investor untuk
memperoleh informasi sebanyak mungkin yang
menyangkut dividen masa depan.
Menghindari Kejatuhan Ganda


Pada saat menyajikan ulang akun-akun luar negeri terhadap
inflasi di luar negeri, seseorang harus berhati-hati untuk
menghindari apa yang disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah
ini muncul karena inflasi lokal langsung berpengaruh terhadap
kurs yang digunakan dalam translasi.
Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan atau beban
depresiasi dimaksudkan untuk mengurangi basarnya laba
“sebagaimana yang dilaporkan” untuk menghindari penilaian lebih
laba bersih. Namun demikian,karena pengaruh hubungan terbalik
antara inflasi lokal dan nilai mata uang,perubahan kurs valuta
asing di antara laporan keuangan yang berurutan,yang umumnya
disebabkan oleh inflasi, menyebabkan timbulnya sebagian
pengaruh inflasi terhadap hasil operasi perusahaan “sebagaimana
yang dilaporkan”. Untuk menghindari proses penyesuaian
terhadap pengaruh inflsi sebanyak dua kali, penyesuaian inflasi
harus memperhitungkan kerugian translasi yang sudah tercermin
dalam hasil “sebagaimana yang dilaporkan” dari suatu perusahaan.
Download