Tanggal : 2013-10-04 Penulis : Web RSUA Kategori : Berita Terapi untuk Sindrom Frozen Shoulder Berita : Istilah Frozen shoulder dideskripsikan sebagai sindrom yang meliputi nyeri, kesulitan tidur dalam posisi berbaring pada sisi bahu yang sakit, hambatan gerak bahu pada elevasi dan eksternal rotasi dengan gambaran X-Ray bahu yang normal. Secara klinis keluhan nyeri dan kekakuan bahu sering didiagnosis sabagai frozen shoulder. Hal ini tidaklah sepenuhnya benar karena harus dilakukan pemeriksaan yang tepat untuk membedakan dengan gangguan nyeri bahu lainnya.Sendi bahu atau lebih tepatnya shoulder girdle terdiri atas tujuh sendi yang bergerak secara sinkron dan masing-masing sendi berperan satu sama lainnya apabila terjadi disabilitas yang terjadi akibat impairment pada sendi yang terlibat. Gerakan ritmis lengan melewati rongga dada memerlukan koordinasi dari otot dan stabilitas dari kombinasi struktur otot dan ligamen. Keluhan umum yang dirasakan pasien adalah nyeri pada bahu disertai keterbatasan luas gerak sendi/kekakuan baik aktif maupun pasif, terutama pada malam hari. Nyeri akan bertambah bila lengan pada bahu yang sakit digerakkan. Kesulitan berbaring miring ke arah sisi bahu yang sakit, memakai bra, menyisir rambut, mengambil dompet di saku belakang, atau mengangkat sesuatu dengan tangan yang sakit. Dan jika kondisinya lebih berat, nyeri akan dirasakan menjalar ke lengan bawah, cervical, scapula, dan nyeri ketika istirahat.Pencegahan merupakan terapi yang utama pada frozen shoulder. Menghindari immobilisasi bahu yang lama setelah trauma atau nyeri bahu adalah kuncinya. Meskipun frozen shoulder dinyatakan sebagai self limited disease, namun penyembuhan secara sempurna tanpa adanya disabilitas sangatlah jarang. Sehingga diperlukan terapi yang tepat untuk menanganinya, dengan dua proses yaitu terapi langsung ke bahu yang sakit dan terapi keseluruhan terhadap kondisi pasien. Tujuan dari terapi diantaranya ialah menghilangkan nyeri, mengembalikan luas gerak sendi, mengembalikan fungsi bahu, serta mengidentifikasi fase frozen shoulder untuk menentukan jenis terapi yang akan diberikan.LatihanPada fase akut atau awal, dapat diberikan latihan luas gerak sendi sesuai dengan toleransi pasien atau pain-free zone, mulai dari yang pasif sampai aktif. Latihan yang biasa diberikan adalah Codman’spendulum exercise, over head pulley, dan finger ladder exercise. Setelah itu dapat diberikan aktif dan pasif stretching dengan tujuan untuk meningkatkan luas gerak sendi. Jika luas gerak sendi fungsional tercapai dan nyeri bahu menurun, dapat dimulai latihan penguatan untuk mengembalikan keseimbangan antara shoulder, scapula, dan spine.MedikamentosaPemberian obat analgesik seperti NSAIDS dapat bermanfaat untuk mengurangi nyeri dan inflamasi pada keluhan nyeri bahu, namun efeknya tidak dapat dimaintain jika pemberiannya lebih dari 6 minggu.InjeksiUmumnya digunakan kortikosteroid intraartikular, untuk mengurangi nyeri dan inflamasi pada fase awal. ModalitasIcing digunakan pada fase akut untuk mengurangi nyeri dan inflamasi. TENS sangat efektif untuk mengurangi nyeri akut pada frozen shoulder, digunakan pada fase 1 dan 3. Sedangkan USD dipakai untuk mengatasi nyeri dan memfasilitasi stretch pada frozen shoulder. Terapi panas dalam lainnya juga dapat digunakan karena dapat memberikan efek analgetik, merelaksasikan otot dan meningkatkan kapasitas sirkulasi darah.Apabila setelah 6 bulan terapi masih belum membaik, dapat dipertimbangkan tindakan terapi yang lebih agresif, yaitu:Arthroscopic Capsular ReleasesPenggunaan terapi ini mempunyai peran besar pada tindakan operatif frozen shoulder. Aplikasi awal bersama dengan manipulasi mempunyai keuntungannya yang akurat untuk evaluasi kelainan intra-articular lainnya. Kelebihan lainnya yaitu dapat meningkatkan pergerakan dari unit muskulotendinosus tanpa mengganggu integritasnya, nyeri post operatif dan teknik invasi yang minimal, dan dapat segera diberikan terapi latihan.Open Surgical Capsular ReleasesJika closed manipulation gagal, biasanya ahli bedah menyarankan tindakan ini. Keuntungannya adalah bisa melihat dengan jelas pergerakan humeroscapular, melakukan pemanjangan otot subscapular, eksisi bone Page 1 Tanggal : 2013-10-04 Penulis : Web RSUA Kategori : Berita spurs, dan bisa melihat dengan jelas struktur yang mengalami adhesi dan kontraktur. Rumah Sakit Universitas Airlangga : http://rumahsakit.unair.ac.id Email : [email protected] Kampus C Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Surabaya, Jawa Timur, Indonesia - Kodepos : 60115 Phone Help Desk : 031.81153153 (Rawat Inap), 031.5916290 (UGD), 031.77338118 (UGD), 031.5916287 (Poli), Fax : 031.5916291 Page 2