www.lp3m.say.ac.id PERBEDAAN SKALA NYERI NEONATUS SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI MUSIK MOZART Suprihatiningsih, Djuminten , Priyani Haryanti STIKES Bethesda Yogyakarta Email: [email protected] IK E S 'A 14 -1 is 0 yi -2 ya 0 h 14 Yo gy ak ar ta ABSTRAK Salah satu Program Millennium Developmen Goals (MDGs) di Indonesia adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Neonatus (AKN) merupakan bagian dari AKB. AKN bisa disebabkan karena neonatus sakit yang tidak teratasi penyakitnya. Nyeri neonatus harus mendapatkan terapi, baik terapi non-farmakologis maupun terapi farmakologis. Terapi non-farmakologis salah satunya adalah terapi musik Mozart. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah terapi musik Mozart di Rumah Sakit Bethesda. Jenis penelitian ini adalah pre experimental design dengan rancangan pre-test and post-test without control. Dengan tehnik consecutive sampling didapatkan 24 neonatus sebagai responden. Responden diberikan musik Mozart dengan durasi 30 menit selama 3 hari. Analisis data dilakukan dengan Wilcoxon test. Hasil dari penelitian ini bahwa nilai P value >α (0,05) yaitu 0, 059 pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah terapi musik Mozart di Rumah sakit Bethesda Yogyakarta. Disarankan agar musik Mozart dapat dipakai sebagai terapi komplementer ST Kata kunci: neonatus, nyeri, terapi musik Mozart PENDAHULUAN Millennium Developmen Goals (MDGs) merupakan program yang dimiliki oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Indonesia. Program MDGs di Indonesia salah satu tujuannya ialah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Anak (AKA). Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan bagian dari AKA, AKB di Indonesia tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara anggota 347 www.lp3m.say.ac.id Prosiding Seminar Nasional “Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas" 11 Oktober 2014 Assosiation East Asian Nation/ASEAN. (Depkes RI, 2008). AKN bisa disebabkan karena neonatus sakit yang tidak teratasi penyakitnya. Maka seharusnya AKN menjadi perhatian serius. Hampir semua bayi yang dirawat di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan yang lain, dilakukan prosedur ringan menyakitkan yang menimbulkan rasa nyeri. Contohnya pada penusukan tumit untuk pemeriksaan darah, pengambilan darah melalui vena, suction tube endotrachea, injeksi intra muskuler. (Anand, 2001). Telah didokumentasikan bahwa neonatus dapat menghadapi 400 prosedur yang menyakitkan selama perawatan intensif. a ((Harrison, Laoughnan, & Johnston, (2006)); (Cignacco, et al, (2006)). American ar t Pain Society menyarankan agar nyeri menjadi tanda-tanda vital kelima, yaitu, -1 is 0 yi -2 ya 0 h 14 Yo gy ak perawat membuat pengkajian tingkat intensitas nyeri menjadi bagian dari pengkajian dan dokumentasi tanda-tanda vital. (McCaffrey & Pasero,1999) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa baik bayi preterm maupun cukup bulan, mempersepsi dan bereaksi terhadap nyeri dengan cara yang hampir sama, salah satu instrumen adalah Crying, Requiring increased oxygen, Increased vital 14 sign, Expression dan Sleeplessness (CRIES). (Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelstein, & Schwartz, 2009). Musik mengontrol nyeri akut dan kronik, stress, 'A kecemasan, dan depresi. (Potter & Perry, 2010). S Musik merupakan stimulus pendengaran yang bisa digunakan sebagai IK E terapi non-farmakologis untuk nyeri. Stimulus yang menyenangkan dari luar ST (contoh: musik) dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. (Tamsuri, 2007). Latar belakang ini yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian tentang perbedaan skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah pemberian terapi musik Mozart saat dilakukan prosedur invasif di ruang Perinatologi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. METODE PENELITIAN Metode penelitian pre experimental design/quasy eksperiment dengan rancangan pre-test and post-test without control. Tempat penelitian dilaksanakan di ruang Perinatologi Rumah Sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta. Waktu 348 www.lp3m.say.ac.id Prosiding Seminar Nasional “Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas" 11 Oktober 2014 pelaksanaan pada bulan Januari-Februari 2014. Populasi neonatus adalah semua neonatus yang dirawat di ruang Perinatologi Rumah Sakit Bethesda. Sampel yang diteliti adalah neonatus yang diambil darah vena di ruang perinatologi rumah sakit Bethesda Yogyakarta pada tanggal 19 Januari sampai dengan 20 Februari 2014. Besar sampel dalam penelitian adalah 24. Kriteria inklusi adalah orang tua neonatus yang setuju bayinya menjadi responden, neonatus dengan usia gestasi gestasi 32-60 minggu, neonatus tanpa pemakaian opioid, sedative dan neonatus yang mendapat prosedur invasif pengambilan darah vena. Kriteria eklusinya adalah neonatus mengalami ta kegawatan respiratory akut dan komplikasi lain, pengambilan darah vena dan ar perifer selain di daerah ekstremitas dan tidak mengalami trauma kepala. pengkajian CRIES -1 is 0 yi -2 ya 0 h 14 Yo gy ak Cara kerjanya yaitu mengukur skala nyeri neonatus dengan instrument saat dilakukan pengambilan darah vena, kemudian memberikan musik durasi 30 menit selama 3 hari. Setelah 3 hari pemberian musik, skala nyeri diukur pada saat neonatus diambil darah vena lagi kemudian 14 membandingkan skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah musik. 'A HASIL DAN PEMBAHASAN ST IK E S Tabel 1.Karakteristik responden di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Januari-Februari 2014 (n=24) Variabel Jumlah Prosentase (%) Usia gestasi 8,3 2 33 Minggu 4,2 1 34 Minggu 16,6 4 37 Minggu 12,5 3 38 Minggu 29.2 7 39 Minggu 25 6 40 Minggu 4.2 1 41 minggu Usia Neonatus 83,4 20 0-7 Hari 16,6 4 8-28 Hari Jenis kelamin Laki-laki 15 62.5 Perempuam 9 37.5 349 www.lp3m.say.ac.id Prosiding Seminar Nasional “Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas" 11 Oktober 2014 Cara persalinan sectio caesaria spontan forcep exstraksi forcep exstraksi Nyeri Sebelum Terapi Musik 7 8 Nyeri sesudah terapi music 7 8 13 10 1 0 54.2 41.6 4.2 0 7 17 29,17 70,83 7 17 29,17 70,83 ta Tabel 1. menunjukkan jumlah neonatus dengan usia gestasi termuda adalah ar 33 minggu. Kategori paling banyak yaitu usia 39 minggu berjumlah 7 neonatus -1 is 0 yi -2 ya 0 h 14 Yo gy ak (29,2%). Usia neonatus yang masuk dalam kategori neonatus dini (0-7 hari) lebih banyak yaitu 20 neonatus (83,4%). Mayoritas jenis kelamin laki-laki sebanyak 15 neonatus (62,5%). Sebagian besar persalinan dengann cara sectio caesaria sebanyak 13 neonatus (54,2%). ST IK E S 'A 14 Tabel 2.Uji normalitas Skala Nyeri sebelum dan sesudah terapi musik di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Januari-Februari 2014 (n=24) Variabel Jumlah Prosentase p (%) Nyeri Sebelum Terapi Musik 0,00 29,17 7 7 70,83 17 8 Nyeri sesudah terapi musik 0,00 50 12 7 50 12 8 Tabel 1. menunjukkan mayoritas skala nyeri 8 (70,83), yaitu berjumlah 17 neonatus (70,83%). Sedangkan neonatus dengan nyeri skala 7 sesudah terapi musik Mozart, berjumlah 12 neonatus (50%) sama dengan neonatus dengan skala nyeri 8, yaitu 12 neonatus (50%). 350 www.lp3m.say.ac.id Prosiding Seminar Nasional “Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas" 11 Oktober 2014 Tabel 2. Perbedaan skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah terapi musik Mozart di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Rerata± SD p n Median (minimummaksimum) 0,059 7,7±0,464 8 (7-8) 24 Nyeri sebelum terapi musik 7,5±0.510 7.5 (7-8) 24 Nyeri sesudah terapi music Tabel 2. menunjukkan neonatus dengan nyeri skala 7 sebelum terapi musik Mozart berjumlah 7 neonatus (29,17%), lebih sedikit daripada neonatus dengan ta skala nyeri 8, yaitu berjumlah 17 neonatus (70,83%). Sedangkan neonatus dengan ar nyeri skala 7 sesudah terapi musik Mozart, berjumlah 12 neonatus (50%) sama -1 is 0 yi -2 ya 0 h 14 Yo gy ak dengan neonatus dengan skala nyeri 8, yaitu 12 neonatus (50%). Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa nilai p 0,059 (p> 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara intensitas nyeri sebelum dan sesudah terapi music pada neonatus. Dengan demikian tidak ada pengaruh terapi music Mozart terhadap intensitas nyeri neonatus di RS Bethesda Yogyakarta. 14 Usia gestasi dalam rentang usia gestasi 33 minggu sampai dengan usia 41 minggu. Usia gestasi pada penelitian ini sama dengan usia gestasi pada penelitian 'A di New York pada tahun 2013, menggunakan kriteria neonatus > 32 minggu untuk IK E S mendengarkan music. (Loewy, et al, 2013). Preterm infant tingkat kematangan sistem organnya belum sempurna, hal tersebut berhubungan dengan umur ST kehamilan saat bayi dilahirkan. Term infant menunjukkan kapasitas fungsional dan tingkat kematangan sistem organ neonatus untuk beradaptasi dengan kehidupan luar rahim. Walaupun demikian term infant maupun preterm infant dalam mempersepsi dan bereaksi terhadap nyeri hampir sama dengan anak dan dewasa. (Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelstein, & Schwartz,2009). Usia Neonatus dalam kategori neonatus dini dan neonatus lanjut. Neonatus dini berjumlah 20 neonatus (83,4%), dan neonatus lanjut berjumlah 4 neonatus (16,6%). Disampaikan bahwa semua neonatus harus dikaji sesegera mungkin setelah lahir guna mengetahui adanya kebutuhan tertentu yang diperlukan untuk adaptasi terhadap kehidupan ektrauteri. (Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2011). 351 www.lp3m.say.ac.id Prosiding Seminar Nasional “Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas" 11 Oktober 2014 Semua neonatus mempunyai resiko mengalami kegawatan, pada neonatus sepsis dengan usia kurang dari tujuh hari memiliki angka kematian yang lebih tinggi dari pasien yang berusia lebih dari tujuh hari. Hal ini mencerminkan angka early onset sepsis yang memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dari late onset sepsis. (Amir & Rundjan, 2005). Jenis Kelamin laki-laki ada 15 neonatus (62, 5%) lebih banyak dibandingan responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu 9 neonatus (37, 5%). Penelitian di Cina jumlah neonatus laki-laki lebih banyak yaitu 17 nenatus sedangkan perempuan 10 neonatus (Bo, & Callaghan, 2000). Hal tersebut a didukung oleh teori bahwa jenis kelamin laki-laki merupakan salah satu faktor ar t dari bayi baru lahir yang beresiko (Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2011). -1 sy 0 iy -2 ah 01 Yo 4 gy ak Dapat dijelaskan pada penelitian di Belgia bahwa perempuan memiliki kromosom XX, sedangkan laki-laki memiliki kromosom XY. Laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, sedangkan kromosom Y mengandung gen yang lebih sedikit. Sehingga perempuan memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat daripada laki-laki karena perempuan mempunyai dua kromosom X. kromosom X yang mangandung 14 beberapa helai Micro RNA memiliki fungsi penting dalam kekebalan. Kekebalan Pinheiro, & Dejager, 2011) 'A i dan ketahanan tersebut sangat berpengaruh di awal kehidupan neonates (Libert, S Cara Persalinan Neonatus yang dilahirkan dengan cara persalinan melalui IK E sectio caesarea merupakan jumlah terbanyak pada penelitian ini, terlihat pada ST gambar 4. Hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum adalah penelitian yang dilakukan di Manado (Zainudin, 2013). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis persalinan dan asfiksia neonatorum dimana persalinan sectio caesaria dengan presentase terbesar pada bayi asfiksia. Sebenarnya semua persalinan yang terjadi secara abnormal, mempunyai resiko terhadap kelangsungan hidup neonatus yang dilahirkan sehingga beresiko terhadap kemampuan neonatus untuk beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim. Hasil penelitian tersebut skala nyeri sebelum dan sesudah terapi musik Mozart tidak ada perubahan. Berarti skala nyeri yang 352 www.lp3m.say.ac.id Prosiding Seminar Nasional “Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas" 11 Oktober 2014 terjadi masih berada pada rentang nyeri berat, yaitu pada skala nyeri 7 dan skala nyeri 8 berdasarkan pengkajian nyeri menggunakan instrumen CRIES. Perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah terapi music mozart diperoleh nilai significancy 0.059 (p > 0,05). Dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% tidak terdapat perbedaan yang bermakna skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah terapi musik Mozart. Penelitian ini didukung bahwa terapi non-farmakologis tidak ada yang benar-benar mengurangi efek nyeri prosedural. Namun, penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika digunakan dengan tindakan farmakologis, nyeri berkurang (Jonston, 1999). bersama Hal tersebut ta kemungkinan disebabkan karena pada variabel confounding yaitu usia neonatus, -1 is 0 yi -2 ya 0 h 14 Yo gy ak dikendalikan, sehingga mempengaruhi hasil dari penelitian. ar jenis kelamin dan cara persalinan pada penelitian ini sepenuhnya tidak dapat SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang 14 signifikan skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah terapi musik Mozart, dengan Wilcoxon test p value >α (0,05) yaitu 0, 059. Sehingga tidak ada pengaruh terapi IK E Saran S 'A music Mozart terhadap intensitas nyeri neonatus di RS Bethesta Yogyakarta. 1. Musik Mozart dapat dipakai sebagai terapi komplementer dikombinasikan ST dengan terapi non-farmakologis yang lain untuk mengatasi nyeri, seperti nonnutritive sucking (NNS), kangaroo mother care (KMC) atau pembedungan 2. Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan kelompok kontrol untuk membandingkan skala nyeri neonatus yang mendapatkan terapi musik dan yang tidak. Pemberian terapi musik sebaiknya diberikan lebih dari 3 hari sehingga efek terapi lebih maksimal. 353 www.lp3m.say.ac.id Prosiding Seminar Nasional “Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas" 11 Oktober 2014 DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI. 2008 Anand, K.J.S; and the International Evidence-Based Group for Neonatal Pain. (2001) Consensus Statement for the Prevention and Management of Pain in the Newborn [online] Available from www.archpediatrics.com. Diakses 1 Desember 2013. Harrison, D. Laoughnan, P. & Johnston, L. (2006) ‘Pain assessment and procedural pain management practices in neonatal units in Australia’, Journal of Paediatrics and Child Health, Vol. 42, no. 1-2. pp.6-9. Diakses 19 November 2013. -1 is 0 yi -2 ya 0 h 14 Yo gy ak ar ta Cignacco, E. Hamers, J.P.H. Stoffel, L. Van Lingen, RA. Gessier, P. McDougall, J. & Nelle, M. (2006) ‘The efficacy of nonpharmacological interventions in the management of procedural pain in preterm and term neonates. A systematic literature review’, European Journal of Pain, Vol. 11, no. 2, pp.139-152. Diakses 15 November 2013. McCaffrey & C. Pasero. (1999). Pain: Clinical manual (2nd edn) M. C. V. Mosby, St Louis. ISBN 0 8051 5609 X. Pp. 796. £21.95. Diakses 1 Desember 2013. 14 Wong, D.L.,Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M. L, Schwartz, P. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (Vol. 1). Ed.6. Jakarta: EGC 'A Twycross, A. (2006) ‘Managing pain during first 5year of life’, Infant, Vol. 2, no. 1. pp. 10-14. Diakses 29 November 2013. IK E S Potter, A. P.,& Perry, G. A.(2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. ST Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC Loewy, Joanne., Stewart, Kristen., Dassler, Ann-Maria., Telsey, Aimee and Homel, Peter. (2013). The effect of music therapy on vital sign, feeding, and sleep in prematur infants. New York: Official journal of the American academy of pediatrics. Diakses tanggal 19 November 2013. Reeder, Sharon. J., Martin, Leonide. L, and Koniak-Griffin, Deborah. (2011). Keperawatan Maternitas. Vol 2. Jakarta: EGC Amir I, Rundjan L. Pemberian antibiotic secara rasional pada sepsis neonatorum. Di dalam: Hegar B, Trihono PP, Irvan EB, editor. Update in neonatal infection. Jakarta: FKUI; 2005. p. 99 -110. 354 www.lp3m.say.ac.id Prosiding Seminar Nasional “Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas" 11 Oktober 2014 Bo, LK. & Callaghan, P. (2000) ‘Soothing pain-elicited distress in Chinese neonates’, Pediatrics, Vol. 105, no. 4. pp.e.49. Diakses 29 November 2013. Libert, Claude., Pinheiro, Iris and Dejager, Lien. (2011). X-chromosome-located microRNAs in immunity: Might they explain male/female differences? Bioessays, 33: 791–802. doi: 10.1002/bies.201100047.http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.100 2/bies.201100047/abstract. Diakses 11 Maret 2014. Zainuddin, Zulkarnain. (2013). Hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUP Prof. Dr. R.d. Kandou Manado. Ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/3237. Diakses 4 Maret 2014 ST IK E S 'A 14 -1 is 0 yi -2 ya 0 h 14 Yo gy ak ar ta Johnston, C.C. (1999) ‘Rock-a-bye baby- the effects of rocking & swaddling on pain responses in infants’, Pediatric Pain Letter,Vol.3, no.3, pp.31 35. 355