14-10-2014 STIKES `Aisyiyah Yogyakarta

advertisement
www.lp3m.say.ac.id
PERBEDAAN SKALA NYERI NEONATUS SEBELUM DAN
SESUDAH TERAPI MUSIK MOZART
Suprihatiningsih, Djuminten , Priyani Haryanti
STIKES Bethesda Yogyakarta
Email: [email protected]
IK
E
S
'A
14
-1
is 0
yi -2
ya 0
h 14
Yo
gy
ak
ar
ta
ABSTRAK
Salah satu Program Millennium Developmen Goals
(MDGs) di Indonesia adalah menurunkan Angka Kematian Bayi
(AKB). Angka Kematian Neonatus (AKN) merupakan bagian
dari AKB. AKN bisa disebabkan karena neonatus sakit yang
tidak teratasi penyakitnya. Nyeri neonatus harus mendapatkan
terapi, baik terapi non-farmakologis maupun terapi
farmakologis. Terapi non-farmakologis salah satunya adalah
terapi musik Mozart.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah terapi musik Mozart
di Rumah Sakit Bethesda. Jenis penelitian ini adalah pre
experimental design dengan rancangan pre-test and post-test
without control. Dengan tehnik consecutive sampling didapatkan
24 neonatus sebagai responden. Responden diberikan musik
Mozart dengan durasi 30 menit selama 3 hari. Analisis data
dilakukan dengan Wilcoxon test.
Hasil dari penelitian ini bahwa nilai P value >α (0,05)
yaitu 0, 059 pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat
disimpulkan tidak terdapat perbedaan skala nyeri neonatus
sebelum dan sesudah terapi musik Mozart di Rumah sakit
Bethesda Yogyakarta. Disarankan agar musik Mozart dapat
dipakai sebagai terapi komplementer
ST
Kata kunci: neonatus, nyeri, terapi musik Mozart
PENDAHULUAN
Millennium Developmen Goals (MDGs) merupakan program yang dimiliki
oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Indonesia.
Program MDGs di Indonesia salah satu tujuannya ialah menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Anak (AKA). Angka Kematian Bayi
(AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan bagian dari AKA, AKB
di Indonesia tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara anggota
347
www.lp3m.say.ac.id
Prosiding Seminar Nasional
“Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas"
11 Oktober 2014
Assosiation East Asian Nation/ASEAN. (Depkes RI, 2008).
AKN bisa
disebabkan karena neonatus sakit yang tidak teratasi penyakitnya. Maka
seharusnya AKN menjadi perhatian serius.
Hampir semua bayi yang dirawat di rumah sakit atau tempat pelayanan
kesehatan yang lain, dilakukan prosedur ringan menyakitkan yang menimbulkan
rasa nyeri. Contohnya pada penusukan tumit untuk pemeriksaan darah,
pengambilan darah melalui vena, suction tube endotrachea, injeksi intra
muskuler. (Anand, 2001).
Telah didokumentasikan bahwa neonatus dapat
menghadapi 400 prosedur yang menyakitkan selama perawatan intensif.
a
((Harrison, Laoughnan, & Johnston, (2006)); (Cignacco, et al, (2006)). American
ar
t
Pain Society menyarankan agar nyeri menjadi tanda-tanda vital kelima, yaitu,
-1
is 0
yi -2
ya 0
h 14
Yo
gy
ak
perawat membuat pengkajian tingkat intensitas nyeri menjadi bagian dari
pengkajian dan dokumentasi tanda-tanda vital. (McCaffrey & Pasero,1999)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa baik bayi preterm maupun cukup
bulan, mempersepsi dan bereaksi terhadap nyeri dengan cara yang hampir sama,
salah satu instrumen adalah Crying, Requiring increased oxygen, Increased vital
14
sign, Expression dan Sleeplessness (CRIES). (Wong, Hockenberry, Wilson,
Winkelstein, & Schwartz, 2009). Musik mengontrol nyeri akut dan kronik, stress,
'A
kecemasan, dan depresi. (Potter & Perry, 2010).
S
Musik merupakan stimulus pendengaran yang bisa digunakan sebagai
IK
E
terapi non-farmakologis untuk nyeri. Stimulus yang menyenangkan dari luar
ST
(contoh: musik) dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang
dirasakan oleh klien menjadi berkurang. (Tamsuri, 2007). Latar belakang ini yang
membuat peneliti tertarik melakukan penelitian tentang perbedaan skala nyeri
neonatus sebelum dan sesudah pemberian terapi musik Mozart saat dilakukan
prosedur invasif di ruang Perinatologi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pre experimental design/quasy eksperiment dengan
rancangan pre-test and post-test without control. Tempat penelitian dilaksanakan
di ruang Perinatologi Rumah Sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta. Waktu
348
www.lp3m.say.ac.id
Prosiding Seminar Nasional
“Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas"
11 Oktober 2014
pelaksanaan pada bulan Januari-Februari 2014. Populasi neonatus adalah semua
neonatus yang dirawat di ruang Perinatologi Rumah Sakit Bethesda. Sampel yang
diteliti adalah neonatus yang diambil darah vena di ruang perinatologi rumah sakit
Bethesda Yogyakarta pada tanggal 19 Januari sampai dengan 20 Februari 2014.
Besar sampel dalam penelitian adalah 24.
Kriteria inklusi adalah orang tua neonatus yang setuju bayinya menjadi
responden, neonatus dengan usia gestasi gestasi 32-60 minggu, neonatus tanpa
pemakaian opioid, sedative dan neonatus yang mendapat prosedur invasif
pengambilan darah vena. Kriteria eklusinya adalah neonatus mengalami
ta
kegawatan respiratory akut dan komplikasi lain, pengambilan darah vena dan
ar
perifer selain di daerah ekstremitas dan tidak mengalami trauma kepala.
pengkajian
CRIES
-1
is 0
yi -2
ya 0
h 14
Yo
gy
ak
Cara kerjanya yaitu mengukur skala nyeri neonatus dengan instrument
saat dilakukan pengambilan darah vena, kemudian
memberikan musik durasi 30 menit selama 3 hari. Setelah 3 hari pemberian
musik, skala nyeri diukur pada saat neonatus diambil darah vena lagi kemudian
14
membandingkan skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah musik.
'A
HASIL DAN PEMBAHASAN
ST
IK
E
S
Tabel 1.Karakteristik responden di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta Januari-Februari 2014 (n=24)
Variabel
Jumlah
Prosentase (%)
Usia gestasi
8,3
2
33 Minggu
4,2
1
34 Minggu
16,6
4
37 Minggu
12,5
3
38 Minggu
29.2
7
39 Minggu
25
6
40 Minggu
4.2
1
41 minggu
Usia Neonatus
83,4
20
0-7 Hari
16,6
4
8-28 Hari
Jenis kelamin
Laki-laki
15
62.5
Perempuam
9
37.5
349
www.lp3m.say.ac.id
Prosiding Seminar Nasional
“Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas"
11 Oktober 2014
Cara persalinan
sectio caesaria
spontan
forcep exstraksi
forcep exstraksi
Nyeri Sebelum Terapi Musik
7
8
Nyeri sesudah terapi music
7
8
13
10
1
0
54.2
41.6
4.2
0
7
17
29,17
70,83
7
17
29,17
70,83
ta
Tabel 1. menunjukkan jumlah neonatus dengan usia gestasi termuda adalah
ar
33 minggu. Kategori paling banyak yaitu usia 39 minggu berjumlah 7 neonatus
-1
is 0
yi -2
ya 0
h 14
Yo
gy
ak
(29,2%). Usia neonatus yang masuk dalam kategori neonatus dini (0-7 hari) lebih
banyak yaitu 20 neonatus (83,4%). Mayoritas jenis kelamin laki-laki sebanyak 15
neonatus (62,5%). Sebagian besar persalinan dengann cara sectio caesaria
sebanyak 13 neonatus (54,2%).
ST
IK
E
S
'A
14
Tabel 2.Uji normalitas Skala Nyeri sebelum dan sesudah terapi musik di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Januari-Februari 2014
(n=24)
Variabel
Jumlah
Prosentase
p
(%)
Nyeri Sebelum Terapi Musik
0,00
29,17
7
7
70,83
17
8
Nyeri sesudah terapi musik
0,00
50
12
7
50
12
8
Tabel 1. menunjukkan mayoritas skala nyeri 8 (70,83), yaitu berjumlah 17
neonatus (70,83%). Sedangkan neonatus dengan nyeri skala 7 sesudah terapi
musik Mozart, berjumlah 12 neonatus (50%) sama dengan neonatus dengan skala
nyeri 8, yaitu 12 neonatus (50%).
350
www.lp3m.say.ac.id
Prosiding Seminar Nasional
“Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas"
11 Oktober 2014
Tabel 2. Perbedaan skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah terapi musik
Mozart di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Rerata± SD
p
n
Median
(minimummaksimum)
0,059
7,7±0,464
8 (7-8)
24
Nyeri sebelum terapi
musik
7,5±0.510
7.5 (7-8)
24
Nyeri sesudah terapi
music
Tabel 2. menunjukkan neonatus dengan nyeri skala 7 sebelum terapi musik
Mozart berjumlah 7 neonatus (29,17%), lebih sedikit daripada neonatus dengan
ta
skala nyeri 8, yaitu berjumlah 17 neonatus (70,83%). Sedangkan neonatus dengan
ar
nyeri skala 7 sesudah terapi musik Mozart, berjumlah 12 neonatus (50%) sama
-1
is 0
yi -2
ya 0
h 14
Yo
gy
ak
dengan neonatus dengan skala nyeri 8, yaitu 12 neonatus (50%). Hasil analisis
statistic menunjukkan bahwa nilai p 0,059 (p> 0,05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan antara intensitas nyeri sebelum dan sesudah terapi
music pada neonatus. Dengan demikian tidak ada pengaruh terapi music Mozart
terhadap intensitas nyeri neonatus di RS Bethesda Yogyakarta.
14
Usia gestasi dalam rentang usia gestasi 33 minggu sampai dengan usia 41
minggu. Usia gestasi pada penelitian ini sama dengan usia gestasi pada penelitian
'A
di New York pada tahun 2013, menggunakan kriteria neonatus > 32 minggu untuk
IK
E
S
mendengarkan music. (Loewy, et al, 2013). Preterm infant tingkat kematangan
sistem organnya belum sempurna, hal tersebut berhubungan dengan umur
ST
kehamilan saat bayi dilahirkan. Term infant menunjukkan kapasitas fungsional
dan tingkat kematangan sistem organ neonatus untuk beradaptasi dengan
kehidupan luar rahim. Walaupun demikian term infant maupun preterm infant
dalam mempersepsi dan bereaksi terhadap nyeri hampir sama dengan anak dan
dewasa. (Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelstein, & Schwartz,2009).
Usia Neonatus dalam kategori neonatus dini dan neonatus lanjut. Neonatus
dini berjumlah 20 neonatus (83,4%), dan neonatus lanjut berjumlah 4 neonatus
(16,6%). Disampaikan bahwa semua neonatus harus dikaji sesegera mungkin
setelah lahir guna mengetahui adanya kebutuhan tertentu yang diperlukan untuk
adaptasi terhadap kehidupan ektrauteri. (Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2011).
351
www.lp3m.say.ac.id
Prosiding Seminar Nasional
“Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas"
11 Oktober 2014
Semua neonatus mempunyai resiko mengalami kegawatan, pada neonatus sepsis
dengan usia kurang dari tujuh hari memiliki angka kematian yang lebih tinggi dari
pasien yang berusia lebih dari tujuh hari. Hal ini mencerminkan angka early onset
sepsis yang memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dari late onset sepsis.
(Amir & Rundjan, 2005).
Jenis Kelamin laki-laki ada 15 neonatus (62, 5%) lebih banyak
dibandingan responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu 9 neonatus (37,
5%). Penelitian di Cina jumlah neonatus laki-laki lebih banyak yaitu 17 nenatus
sedangkan perempuan 10 neonatus (Bo, & Callaghan, 2000).
Hal tersebut
a
didukung oleh teori bahwa jenis kelamin laki-laki merupakan salah satu faktor
ar
t
dari bayi baru lahir yang beresiko (Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2011).
-1
sy 0
iy -2
ah 01
Yo 4
gy
ak
Dapat dijelaskan pada penelitian di Belgia bahwa perempuan memiliki kromosom
XX, sedangkan laki-laki memiliki kromosom XY. Laki-laki hanya memiliki satu
kromosom X, sedangkan kromosom Y mengandung gen yang lebih sedikit.
Sehingga perempuan memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat daripada laki-laki
karena perempuan mempunyai dua kromosom X. kromosom X yang mangandung
14
beberapa helai Micro RNA memiliki fungsi penting dalam kekebalan. Kekebalan
Pinheiro, & Dejager, 2011)
'A
i
dan ketahanan tersebut sangat berpengaruh di awal kehidupan neonates (Libert,
S
Cara Persalinan Neonatus yang dilahirkan dengan cara persalinan melalui
IK
E
sectio caesarea merupakan jumlah terbanyak pada penelitian ini, terlihat pada
ST
gambar 4. Hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum adalah
penelitian yang dilakukan di Manado (Zainudin, 2013). Hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis persalinan dan
asfiksia neonatorum dimana persalinan sectio caesaria
dengan presentase
terbesar pada bayi asfiksia. Sebenarnya semua persalinan yang terjadi secara
abnormal, mempunyai resiko terhadap kelangsungan hidup neonatus yang
dilahirkan sehingga beresiko terhadap kemampuan neonatus untuk beradaptasi
dengan lingkungan di luar rahim. Hasil penelitian tersebut skala nyeri sebelum
dan sesudah terapi musik Mozart tidak ada perubahan. Berarti skala nyeri yang
352
www.lp3m.say.ac.id
Prosiding Seminar Nasional
“Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas"
11 Oktober 2014
terjadi masih berada pada rentang nyeri berat, yaitu pada skala nyeri 7 dan skala
nyeri 8 berdasarkan pengkajian nyeri menggunakan instrumen CRIES.
Perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah terapi music mozart diperoleh
nilai significancy 0.059 (p > 0,05). Dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
kepercayaan 95% tidak terdapat perbedaan yang bermakna skala nyeri neonatus
sebelum dan sesudah terapi musik Mozart. Penelitian ini didukung bahwa terapi
non-farmakologis tidak ada yang benar-benar mengurangi efek nyeri prosedural.
Namun, penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika digunakan
dengan tindakan farmakologis, nyeri berkurang (Jonston, 1999).
bersama
Hal tersebut
ta
kemungkinan disebabkan karena pada variabel confounding yaitu usia neonatus,
-1
is 0
yi -2
ya 0
h 14
Yo
gy
ak
dikendalikan, sehingga mempengaruhi hasil dari penelitian.
ar
jenis kelamin dan cara persalinan pada penelitian ini sepenuhnya tidak dapat
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
14
signifikan skala nyeri neonatus sebelum dan sesudah terapi musik Mozart, dengan
Wilcoxon test p value >α (0,05) yaitu 0, 059. Sehingga tidak ada pengaruh terapi
IK
E
Saran
S
'A
music Mozart terhadap intensitas nyeri neonatus di RS Bethesta Yogyakarta.
1. Musik Mozart dapat dipakai sebagai terapi komplementer dikombinasikan
ST
dengan terapi non-farmakologis yang lain untuk mengatasi nyeri, seperti
nonnutritive sucking (NNS), kangaroo mother care (KMC) atau pembedungan
2. Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan kelompok kontrol untuk
membandingkan skala nyeri neonatus yang mendapatkan terapi musik dan
yang tidak. Pemberian terapi musik sebaiknya diberikan lebih dari 3 hari
sehingga efek terapi lebih maksimal.
353
www.lp3m.say.ac.id
Prosiding Seminar Nasional
“Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas"
11 Oktober 2014
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI. 2008
Anand, K.J.S; and the International Evidence-Based Group for Neonatal Pain.
(2001) Consensus Statement for the Prevention and Management of
Pain in the Newborn [online] Available from www.archpediatrics.com.
Diakses 1 Desember 2013.
Harrison, D. Laoughnan, P. & Johnston, L. (2006) ‘Pain assessment and
procedural pain management practices in neonatal units in Australia’,
Journal of Paediatrics and Child Health, Vol. 42, no. 1-2. pp.6-9.
Diakses 19 November 2013.
-1
is 0
yi -2
ya 0
h 14
Yo
gy
ak
ar
ta
Cignacco, E. Hamers, J.P.H. Stoffel, L. Van Lingen, RA. Gessier, P.
McDougall, J. & Nelle, M. (2006) ‘The efficacy of nonpharmacological interventions in the management of procedural pain in
preterm and term neonates. A systematic literature review’, European
Journal of Pain, Vol. 11, no. 2, pp.139-152. Diakses 15 November
2013.
McCaffrey & C. Pasero. (1999). Pain: Clinical manual (2nd edn) M. C. V.
Mosby, St Louis. ISBN 0 8051 5609 X. Pp. 796. £21.95. Diakses 1
Desember 2013.
14
Wong, D.L.,Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M. L, Schwartz, P.
(2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (Vol. 1). Ed.6. Jakarta: EGC
'A
Twycross, A. (2006) ‘Managing pain during first 5year of life’, Infant, Vol. 2,
no. 1. pp. 10-14. Diakses 29 November 2013.
IK
E
S
Potter, A. P.,& Perry, G. A.(2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
Jakarta: Salemba Medika.
ST
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC
Loewy, Joanne., Stewart, Kristen., Dassler, Ann-Maria., Telsey, Aimee and
Homel, Peter. (2013). The effect of music therapy on vital sign,
feeding, and sleep in prematur infants. New York: Official journal of
the American academy of pediatrics. Diakses tanggal 19 November
2013.
Reeder, Sharon. J., Martin, Leonide. L, and Koniak-Griffin, Deborah. (2011).
Keperawatan Maternitas. Vol 2. Jakarta: EGC
Amir I, Rundjan L. Pemberian antibiotic secara rasional pada sepsis
neonatorum. Di dalam: Hegar B, Trihono PP, Irvan EB, editor. Update
in neonatal infection. Jakarta: FKUI; 2005. p. 99 -110.
354
www.lp3m.say.ac.id
Prosiding Seminar Nasional
“Pembelajaran Inter Profesional Menuju Pelayanan Kesehatan Berkualitas"
11 Oktober 2014
Bo, LK. & Callaghan, P. (2000) ‘Soothing pain-elicited distress in Chinese
neonates’, Pediatrics, Vol. 105, no. 4. pp.e.49. Diakses 29 November
2013.
Libert,
Claude.,
Pinheiro,
Iris
and
Dejager,
Lien.
(2011).
X-chromosome-located microRNAs in immunity: Might they explain
male/female
differences?
Bioessays,
33: 791–802.
doi: 10.1002/bies.201100047.http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.100
2/bies.201100047/abstract. Diakses 11 Maret 2014.
Zainuddin, Zulkarnain. (2013). Hubungan jenis persalinan dengan kejadian
asfiksia neonatorum di RSUP Prof. Dr. R.d. Kandou Manado.
Ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/3237.
Diakses 4 Maret 2014
ST
IK
E
S
'A
14
-1
is 0
yi -2
ya 0
h 14
Yo
gy
ak
ar
ta
Johnston, C.C. (1999) ‘Rock-a-bye baby- the effects of rocking & swaddling
on pain responses in infants’, Pediatric Pain Letter,Vol.3, no.3, pp.31
35.
355
Download