UNIVERSITAS MERCU BUANA Mata kuliah Materi kuliah Fakultas Program studi Semester Modul Dosen : ETIK UMB : Kemampuan Adaptasi : Ekonomi Dan Bisnis :Manajemen/Akuntansi : Ganjil /Genap : IX : Zulfitri,MSi,MM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA Jakarta ‘12 1 Etika Ir. Zulfithri, MS. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana Kemampuan Adaptasi Pernahkah Anda melakukan introspeksi diri, menelusuri kesalahan-kesalahan yang pernah Anda perbuat? Mengingat-ingat kembali hal-hal apa saja yang –seharusnyadapat Anda lakukan dengan benar dan berusaha mengembangkan diri menjadi lebih baik? Tapi bagaimana caranya? Melalui sebuah buku ensiklopedi untuk anak, saya menemukan beberapa hal yang mudah-mudahan bisa dijadikan prinsip-prinsip sederhana dalam mengembangkan diri. Salah satu bagian buku ensiklopedi tersebut menjelaskan tentang akar tumbuhan. Beberapa hal inti yang disampaikan buku itu adalah bahwa akar itu tidak memiliki bentuk dan warna yang seindah daun atau bunga, namun ia memiliki peran yang sangat penting. Akar bisa menunjang batang pohon dengan sangat kuat. Akar juga selalu berusaha mencari air dan mineral yang nantinya akan didistribusikan bahkan sampai ke daun. Akar memiliki dorongan mencari air yang sangat kuat, sehingga ia mampu menjebol trotoar untuk mendekati air hidran. Akar juga mampu menyesuaikan dirinya untuk masuk ke celah-celah kecil (mencari air di dalam relung-relung tanah) atau menghadapi kondisi yang berbeda (mengakar pada batu karang di gunung bersalju). Tapi yang sungguh mengagumkan adalah ia bekerja dalam hening dan tidak terlihat dari luar. Lalu, apa hubungannya dengan cita-cita mulia untuk menjadi diri yang lebih baik? Tanpa sengaja, saya menemukan sebuah kebijaksanaan dari akar. Mungkin alam sedang bicara pada saya, sehingga saya dituntun untuk sampai pada sebuah kesimpulan bahwa manusia sebaiknya meneladani akar. Ada hal-hal baik pada akar yang juga baik untuk dimiliki oleh manusia, yaitu AKAR itu sendiri, ANGAN-ANGAN, KONSISTENSI, ADAPTASI dan RENDAH HATI. Sebagai manusia kita bisa tumbuh menjadi diri yang lebih baik dengan memperhatikan AKAR kita. ‘12 3 Etika Ir. Zulfithri, MS. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana kualitas ini, kecuali mereka yang mendapat kesuksesan via keberuntungan atau karena nasib baik berpihak pada mereka. Tidak mudah memang menerima kenyataan bahwa kita ini barangkali termasuk populasi yang “tidak beruntung” sehingga harus kerja keras untuk meraih angan-angan, sementara ada populasi lain yang begitu beruntungnya sehingga bisa mendapatkan apa yang diinginkan tanpa harus bersusah payah seperti kita. Tapi apakah masih ada gunanya menggugat hal ini? Bukankah lebih mudah kalau kita memutuskan untuk berusaha secara konsisten daripada menunggu nasib baik? Adaptasi Akar mempunyai kemampuan adaptasi yang sangat hebat. Ia bisa membuat dirinya menjadi sangat kecil untuk masuk ke celah-celah tanah dalam usahanya mencapai sumber air. Akar juga sanggup bekerja di pegunungan bersalju, menancap pada karang dengan sangat kuat untuk melindungi tanaman dari angin. Sejarah manusia sebenarnya sudah membuktikan kemampuan adaptasi manusia yang sangat hebat. Bayangkan, manusia pra sejarah sanggup bertahan hidup melewati masa-masa yang berat penuh dengan binatang buas dan berbagai bencana hingga akhirnya manusia tetap bertahan sampai abad ini. Beberapa ahli menyakini bahwa halhal ini bisa dilakukan karena kita mengembangkan kecerdasan secara evolutif. Namun kerap kali kita tidak mau atau tidak mampu melakukan penyesuaianpenyesuaian yang diperlukan untuk mencapai angan-angan kita. Salah satu hal yang kerap menghambat kita dalam melakukan adaptasi adalah asumsi yang kita miliki. Asumsi membuat kita kehilangan kebebasan berpikir yang selalu dibutuhkan dalam memecahkan masalah yang sedang kita hadapi. Pernah ada sebuah eksperimen terhadap ikan pari yang sangat suka memakan ikan teri kecil-kecil. Pada suatu ketika ikan pari dibiarkan sangat lapar dan ke dalam akuariumnya dimasukkan ikan-ikan teri dalam botol kaca. Ikan pari sangat ingin memakan ikan teri tersebut, namun ia menemukan kenyataan yang menyakitkan bahwa setiap kali ia terbentur dinding botol. Hal ini berlangsung agak lama, hingga akhirnya ia jera. Kemudian ke dalam akuarium yang sama dimasukkan lagi ikan teri tanpa botol dan ‘12 5 Etika Ir. Zulfithri, MS. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana