PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 20 KONSEL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan (S1) Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi OLEH: RESTIH A1 A4 11 045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016 ii iii iv ABSTRAK Restih (A1A411045) 2016 “pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel”. Di bimbing oleh Drs. La Harudu M.Si sebagai pembimbing I dan Pendais Hak, S.Ag., M.Pd sebagai pembimbing II. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan apakah terdapat pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X SMAN 20 Konsel. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada pengaruh atau tidak antara status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar Geografi siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel. Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis regresi. Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel yang berjumlah 102 orang. Dari populasi yang ada, diambil sampel penelitian secara keseluruhan yaitu 50 orang siswa. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan angket untuk memperoleh data kondisi sosial ekonomi orang tua dan dokumentasi untuk memperoleh data prestasi belajar siswa tahun ajaran 2014/2015 kelas X SMA Negeri 20 Konsel. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik distribusi dari masing-masing kelompok responden dan statistik inferensial untuk menguji hipotesis apakah ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa X SMA Negeri 20 Konsel.Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana diperoleh nilai Ý= 56,916 + 0,52X. Hal ini menunjukan pengaruh yang sangat kuat antara status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar. Selanjutnya hasil signifikasi dengan menggunakan statistik uji-f diperoleh bahwa f hitung = 24,899 > ftabel = 4,04, (pada α= 0,05) dan fhitung = 24,899 > ftabel = 7,19, (pada α= 0,01) yang ditunjukan dengan pengaruh sebesar 18,8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel. Kata kunci: Status, Sosial, Ekonomi, Prestasi Belajar v ABSTRACT Restih (A1A4 11 045) 2016 “The effect of parents economic social status toword geography students’ achievement at grade X of SMAN 20 konsel.” Consultant I : Drs. La Harudu, M.Si and Consultant II: Pendais Hak, S.Ag., M.Pd. The research question is there significant effect of parents’ economic social status toward geography students’ achievement at grade X of SMAN 20 Konsel. The clims of this research to examine whether there is a significant effect of parents’ economic social status toward geography students’ achievement at grade X of SMAN 20 Konsel. It use regression anal ysis. hypothesis of this research is there is a significant effect of parents’ economic social status toward geography students’ achievement at grade X of SMAN 20 Konsel. population of this research is all students’ at grade X of SMAN 20 Konsel namely 102 students, but only focuces 50 students’. Technique of collecting data by using questionnaire to get parents’ social economic data and documentation to get students’ achievement 2014/2015 at grade X of SMAN 20 Konsel. the data of this research will be analyzed by descriptive statistic to describe the characteristic of each respondence and inferential statistic to examine the hypothesis. based on testing hypothesis get value Y= 56,916+ 0,52X. It showed that there is a significant effect between parents’ economic social status and students’ achievement. while test-f get fcount =24,899 > ftable = 4,04 ( α= 0,05) and facount = 24,899 > ftable = 7,19, (α= 0,01) showed that there is the effect namely 18,8%. so the conclusion is there is a significant effect of parents’ economic social status toward geography students’ achievement at grade x of SMAN 20 Konsel. Key words : Status, Social, Economic, Students’ Achievement KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis ucapkan terima kasih kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam juga penulis ucapkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, Nabi yang diutus ke permukaan bumi ini sebagai Rahmatan Lil Alamin. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Penulis menyadari, bahwa seluruh rangkaian kegiatan mulai dari tahap penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini senantiasa mendapat bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa teriamah kasih yang sebesar-besarnya kepada Drs. La harudu, M.Si selaku pembimbing I dan Pendais Hak, S.Ag., M. Pd selaku pembimbing II yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya dalam pemberian arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Melalui kesempatan ini, dengan rahmat Allah SWT, penulis juga menyampaikan terimah kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis, yaitu kepada: 1. Prof. Dr. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo 2. Prof. Dr. La Iru, S.H., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo vi 3. La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Halu Oleo 4. La Ode Nursalam, S.Pd., M.Pd selaku sekretaris Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Halu Oleo 5. La Ode Junarlin S., S.Pd, M.Pd selaku staf Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. 6. Para dosen yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. 7. Basri, S.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 20 Konsel 8. Drs. H. Arfan S.Pd, selaku guru geografi SMA Negeri 20 Konsel, atas segala bimbingan dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian 9. Siswa-siswi SMA Negeri 20 Konsel, atas segala bantuannya berupa partisipasi aktif dalam pelaksanaan penelitian 10. Saudara-saudara Risna, dan Renal serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan semangat, doa dan motivasi serta kasih sayang kepada penulis 11. Sahabat terbaik Hernita, S.Pd, Murni, S.Pd, Harmiati,S.Si, Sitti Yerniwati, S.Pd, Ade Suwita, S.Pd, Asni, Dewi Andriani, La Ode Arifin,S.Pd, Hazrin, S.Pd, Ikbal ST, Jamiludin, Asmila, Harni, Mini, Yan, Rina, Amang jaya, keluarga besar asrama Fifar, dan seluruh keluarga besar pondokan maligano yang selalu memberikan semangat, bantuan dan doa kepada penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini vii 12. Keluarga besar geografi khususnya angkatan 2011 dan junior jurusan pendidikan geografi yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terimah kasih untuk bantuan dan kebersamaan kalian semua Terkhusus penulis memberikan sembah sujud dan penghargaan yang tak terhingga kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Mbenari dan Ibunda Harlina tanpa kalian saya tidak bisa menjadi seperti ini, terimah kasih karena telah mendidik dan membesarkanku hingga saat ini. Tidak akan ada yang bisa membalas semua jasa-jasa kalian. Terimah kasih atas jeri payah yang kalian lakukan untuk anakmu ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan tulisan ini. Kendari, April, 2016 Penulis viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................... v KATA PENGANTAR .....................................................................................vi DAFTAR ISI.....................................................................................................ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................3 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................3 D. Manfaat Penelitian .................................................................................3 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ...........................................................................................5 1. Prestasi Belajar Geografi ...................................................................5 a. konsep belajar ................................................................................5 b. Prestasi Belajar ..............................................................................6 c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ....................8 d. Mata Pelajaran Geografi…………………………………………9 2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ...................................................11 1. status ............................................................................................11 2. status sosial .................................................................................13 3. kondisi sosial ekonomi ................................................................14 4. faktor-faktor yang menentukan status sosial ekonomi ................14 3. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar ..........22 ix B. Penelitian Yang Relevan......................................................................22 C. Kerangka berfikir .................................................................................24 D. Hipotesis Penelitian .............................................................................26 BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................27 B. Jenis Penelitian.....................................................................................27 C. Populasi Dan Sampel Penelitian ..........................................................27 D. Variable Dan Desain Penelitian ...........................................................29 E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ............................................29 F. Teknik Pengumpulan Data...................................................................30 G. Instrument Penelitian ...........................................................................31 H. Teknik Analisis Data............................................................................32 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Peneltian.......................................................34 B. Deskripsi Analisis Data .........................................................................35 C. Uji Normalitas Data……………………………………………...……37 D. Hasil Pengujian Hipotesis......................................................................38 E. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................................41 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..........................................................................................44 B. Saran .....................................................................................................45 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................46 LAMPIRAN-LAMPIRAN x DAFTAR TABEL Nomor Tabel Hal 1. Tabel 3.1. Distribusi Populasi Penelitian .........................................................27 2. Tabel 3.2. Distribusi Populasi dan Sampel ......................................................29 3. Tabel 3.3. Kisi – kisi intrumen Status Sosial Ekonomi Orang Tua .................31 4. Table 4.1 Analisis data hasil penelitian………………………………………35 5. Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas .......................................................................37 6. Tabel 4.3. Hasil uji regresi dengan menggunakan program SPSS...................38 7. Tabel 4.4. Hasil Uji Koefisien Determinsi.......................................................40 xi DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Halaman 1. Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Status Sosial Ekonomi Orang Tua..............47 2. Lampiran 2. Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua..................................48 3. Lampiran 3. Data Hasil Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua................55 4. Lampiran 4. Skor Nilai Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Geografi Siswa ...............................................................58 5. Lampiran 5. Uji Normalitas Data.....................................................................60 6. Lampiran 6. Uji Analisis Regresi ...................................................................61 7. Lampiran 7. Uji Korelasi ...............................................................................62 xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup individu sebagai sumber daya manusia. Pendidikan dapat diselenggarakan dalam lingkup keluarga, masyarakat dan sekolah. Pendidikan yang merupakan sarana utama dalam pengembangan sumber daya manusia, hendaknya memperhatikan pemberdayaan komponen-komponen pendidikan dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut. Satu komponen saja yang tidak mendukung tujuan pengembangan akan mengakibatkan kendala yang dicerminkan oleh hasil pendidikannya. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajarmengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberi keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan (UU RI No. 20 Tahun 2003). Dengan demikian keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, sehingga latar belakang keluarga harus diperhatikan agar keberhas ilan pendidikan dicapai secara maksimal. Keberhasilan pendidikan merupakan 1 2 tanggung jawab bersama antara keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah. Sekolah menampung siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang atau kondisi sosial ekonomi yang berbeda. Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan bahwa: pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah kaeatas lebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Anak anak yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. Contohnya: anak dalam belajar akan sangat memerlukan sarana penunjang belajarnya, yang kadang-kadang harganya mahal. Bila kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi penghambat bagi anak dalam pembelajaran. Keragaman latar belakang ekonomi orang tua tersebut dapat berpengaruh pula pada kemampuan membiayai kepada anak-anaknya, sehingga keadaan sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan 3 pendidikan anak. Berkaitan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, peneliti mengambil judul Skripsi: “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMAN 20 Konsel. B. Rumusan masalah Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh Status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X SMAN 20 Konsel? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X SMAN 20 Konsel. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah: 1. Secara Praktis a. Bagi Sekolah Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memberikan motivasi kepada siswa terutama bagi mereka yang status sosial ekonomi orang tua nya kurang memadai. 4 b. Bagi Orang Tua Dapat menemukan solusi untuk meningkatkan prestasi belajar anaknya. c. Bagi Peneliti Memperluas wawasan dan pengetahuan penulis khususnya tentang pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi. 2. Secara Teoritis Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian lebih lanjut baik sebagai perluasan dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah status sosial ekonomi orang tua dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar geografi a) Konsep belajar Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat 5 6 diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang da pat diamati. Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Slameto (2003:5) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yan g dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan l ingkungannya. Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35) menyimpulk an bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya. b) Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Prestasi belajar juga berarti hasil yang telah dicapai sebagai akibat dari adanya kegiatan peserta didik kaitannya dengan belajarnya. Sedangkan arti belajar dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti berusaha memperoleh 7 kepandaian atau ilmu. Prestasi belajar merupakan hasil yang ditunjukkan peserta didik setelah melakukan proses belajar mengajar. Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dengan angka dan nilai sebagai laporan hasil belajar peserta didik kepada orang tuanya. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Sedangkan menurut Tohirin, prestasi belajar adalah apa yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang telah dicapai (dilakukan) oleh peserta didik setelah adanya aktifitas belajar mata pelajaran Pendidikan Geografi yang telah ditetapkan di sekolah tertentu dalam waktu yang telah ditentukan pula. Pengertian yang lebih umum mengenai prestasi belajar ini dikemukakan oleh Moh. Surya (2004: 75), yaitu prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian prestasi belajar sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 895) Prestasi balajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan Winkel dalam Sunarto (2012) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka 8 prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Arif Gunarso Sunarto (2012) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usahausaha belajar. Prestasi dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar.Dan lagi menurut Bloom (Sunarto, 2012) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2008 : 141), Prestasi belajar merupakan hasil dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek (kognitif, afektif dan motorik) seperti penguasaan, penggunaan dan penilaian berbagai pengetahuan dan ketrampilan sebagai akibat atau hasil dari proses belajar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang tertuang dalam bentuk nilai yang di berikan oleh guru. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dalam diri siswa maupun luar diri siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2008: 132), yaitu: 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri individu), meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 9 2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri individu), meliputi kondisi lingkungan sekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar siswa (kebiasaan) yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Faktor-faktor diatas saling berinterkasi secara langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka sangat diperlukan lingkungan yang baik dan kesiapan dalam diri siswa yang meliputi strategi, metode serta gaya belajar, agar dapat memberi pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dihasilkan. d. Mata pelajaran geografi Menurut Iru & Arihi (2012: 1-2), Secara harfiah pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari, dan perubahan menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses atau upaya menciptakan kondisi belajar dalam mengembangkan kemampuan minat dan bakat siswa secara optimal, sehingga kompotensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran merupakan suatu proses terjadinya interaksi belajar dan mengajar dalam suatu kondisi tertentu yang melibatkan beberapa usur, baik unsur ekstrinsik maupaun intrinsik yang melekat pada diri siswa dan guru termasuk lingkungan. Penjelasan ini sesuai dengan Undang- Undang No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional (undang-undang, 2003), yang menyebutkan 10 bahwa pembelajran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar. Menurut Hartono (2011: 7), Geografi Secara harfiah Geografi berasal dari bahasa yunani, geo yang berarti bumi dan grafhien yang berarti tulisan atau lukisan. Jadi secara harfiah geografi adalah ilmu yang melukiskan keadaan bumi. Kata melukiskan keadaan bumi memiliki makna yang lebih dalam, mencangkup unsur–unsur menggambarkan dan menerangkan fenomena (alam dan manusia), sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan terhadap suatu hubungan (interelasi, interaksi, dan interdefensi). Baik studi geografi maupun pengajaran geografi, hakikatnya berkenaan dengan aspek-aspek keruangan permukaan bumi (geosfer) dan factor-faktor geografis alam lingkungan dan kehidupan manusia oleh karena itu ruang lingkup pengajaran geografi dengan ruang lingkup geografi meliputi: 1) Alam lingkungan yang menjadi sumber daya kehidupan manusia; 2) Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupanya; 3) Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat dipermukaan bumi; dan 4) Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan, dan udara diatasnya. Secara harfiah geografi adalah ilmu yang melukiskan keadaan bumi. Kata melukiskan mempunyai makna yang lebih dalam, mencakup unsur-unsur menggambarkan dan menerangkan fenomena (alam dan manusia) sehingg dapat diperoleh suatu kesimpulan terhadap hubungan (interelasi, interaksi, dan interdependensi) antarfenomena tersebut (Khosim & Marlina, 2007: 3). 11 2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua 1. Status Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang membentuk suatu masyarakat yang heterogen yang terdiri dari kelas sosial. Dengan adanya kelas sosial ini maka terbentuklah suatu lapisan masyarakat atau terbentuk masyarakat yang berstrata. Dengan adanya lapisan-lapisan dalam masyarakat, menjadikan seseorang sebagai anggota warga masyarakat mempunyai status atau bahkan berbagai status. Perbedaan kedudukan atau status yang dimiliki seseorang dari orang lain melahirkan adanya peran, hak, kewajiban, pola tingkah laku dan perolehan perlakuan yang berbeda pula. Beberapa ahli mendefinisi status sebagai berikut: a. Hendro Puspito (1989:103) istilah “status“ berasal dari bahasa latin “stare” yang artinya berdiri. Selanjutnya pengertian berdiri (status) sama dengan istilah “kedudukan”. Dapat di simpulkan bahwa ada beberapa gambaran bahwa seseorang adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sehubungan dengan orang lainnya atau masyarakat sekelilingnya dimana ia berada dan disitulah ia bergantung kepada orang-orang di sekitarnya. Dalam kultur masyarakat tradisional, kedudukan atau menyebutnya status merupakan hakekat yang paling dihargai dalam masyarkat pedesaan. Kedudukan itulah yang menjadikan seorang dalam komunitas masyarakat itu dihargai dan dihormati. Sebagaimana seorang RT dalam masyarakat desa, pemilihan ketua RT bukan saja dengan politik uang namun ketua 12 yang terpilih merupakan orang yang paling dihargai dan disegani. Dalam struktur inilah masyarakat menentukan siapa yang berhak mendapat kedudukan tersebut. b. Phil Astrid S.Susanto (1999:75) “status merupakan kedudukan objektif yang berhak dan kewajiban kepada yang menempati kedudukan tadi”. Pendapat di atas dapat direduksi sebagai peran merupakan dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban atau bisa disebut dengan status dari sudut pandang umum. Peranan dan status saling kait mengkait yaitu karena status merupakan kedudukan yang memberi hak dan kewajiban, sedangkan kedua unsur ini tidak akan ada artinya kalau tidak dipergunakan. Dalam contoh masyarakat status yang didapatkan dalam masyarakat akan melekat sebuah hak dan kewajiban dalam unsur kultural masyarakat, hak dan kewajiban akan dinilai secara objektif oleh warga masyarkat itu sendiri dan akan masyarakat itu pula yang akan memberikan hukuman moral jika amanat status tersebut disalah gunakan. c. Soerjono Soekanto (1996:42) memberikan “Tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu sehubungan dengan kelompokkelompok lainnya di dalam yang lebih besar lagi. Dari pendapat Soerjono Soekanto dapat dijelaskan bahwa status atau kedudukan sosial artinya tempat seseorang secara umum di dalam 13 masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisnya dan hak-hak serta kewajibannya Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa status adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam kelompoknya yang membedakan martabat dari orang satu terhadap lainnya. Status mempunyai dua aspek yaitu aspek stuktural yang mengandung perbandingan tinggi rendah dan aspek fungsional yang berkaitan dengan peranan pada orang yang memiliki status tersebut. 2. Status Sosial Setelah dijelaskan pengertian dari status, berikutnya akan dibicarakan mengenai status sosial: a) Dari kamus Wikipedia menjelaskan bahwa sosial dalam bahasa latin berasal dari “socius” yang berarti kawan atau berteman dan “societies” yang berarti masyarakat. Uraian tersebut menjelaskan bahwa manusia tidak lepas dari kehidupannya, berteman atau bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial maka ia akan berintegrasi dengan lingkungan yang ada di sekelilingnya dan keluarga merupakan bentuk sosial pertama kehidupan anak dimana didalamnya akan terbentuk adanya situasi sosial. b) Gerungan (1996:72) dijelaskan bahwa yang dimaksud status sosial adalah setiap status dimana saling berhubungan antara manusia satu dengan manusia lain. Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa status sosial adalah situasi dimana saling berhubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain di dalam lingkungannya, sehingga tercapai kehidupan 14 sosial yang diinginkan. Dengan koneksitas antar individu menjadikan status sosial dalam masyarakat semakin saling berinteraksi dalam menjalain sebuah kehidupan manusia. Dari beberapa pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa status sosial adalah kedudukan individu dalam masyarakat hubungannya dengan orang lain atau kelompok lain sehingga tercapai kehidupan sosial yang diinginkan dalam menjalankan peran di masyarakat. 3. Kondisi Sosial Ekonomi Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2001) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hakhak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengerti an keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis tempat tinggal. 4. Faktor-faktor yang menentukan status sosial ekonomi. 15 Berdasarkan kodratNya manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dan sederajatnya, akan tetapi sesuai dengan kenyataan setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat, senantiasa mempunyai status atau kedudukan dan peranan. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tingal, pemilikan kekayaan, dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini uraiannya dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu tingkat pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan kekayaan, dan jenis tempat tinggal. a) Tingkat Pendidikan Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan). Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Pendidikan bertujuan untuk “ Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuandan keter ampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai 16 tujuan tersebut, pendidikan diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) terdapat jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 1) Pendidikan prasekolah. Menurut PP No. 27 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000), pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah. 2) Pendidikan dasar Menurut PP No. 28 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000) pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun. Diselengarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. Tujuan pendidikan dasar adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusias serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. 3) Pendidikan Menegah 17 Menurut PP No. 29 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000), pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi pendidikan dasar. Bentuk satuan pendidikan yang terdiri atas: Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Keagamaan, Sekolah Menengah Kedinasan, dan Sekolah Menengah Luar Biasa. 4) Pendidikan Tinggi Menurut UU No. 2 tahun 1989 dalam Kunaryo (2000), pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi, yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. b) Pendapatan Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang. Manusia sebagai mahluk hidup selalu ingin berkembang.keinginan ini secara manusiawi tidak terbatas akan tetapi kemampuan manusia yang membatasi keinginan tersebut. Oleh karena itu, keinginan untuk berkembang berlangsung mulai dan lahir sampai meninggal dunia. Maka kebuuhan unuk berkembang itu harus berlangsung seumur hidup. Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepada keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujdkan dalam bentuk 18 uang dan barang. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh penduduk atau masyarakat akan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan penduduk sendiri dalam melakukan kegiatan seharihari. Sumardi dalam yeriko (2007: 58) mengemukakan bahwa pendapatan atau penghasilan penduduk akan dipengaruhi oleh ingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan kesempatan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar, sedangkan bagi penduduk yan berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan dan pendapatan yang lebih kecil. Supriadi (2004: 30) menjelaskan bahwa pendapatan orang tua mempunyai peranan penting dalam menunjang pendidikan anak, golongan yang mampu akan dapat menyelesaikan pendidikan disbanding dengan ekonomi yang lemah. Hal ini disebabkan karna pendidikan membutuhkan biaya tenaga dan waktu yang cukup agar dapat berhasil disamping potensi fisik dan mental agar dapat berhasil disamping potensi fisik dan mental sebagai bawaan kodrati dirinya. Dipandang dari segi ekonomi dan sosial, maka sistem pendidkan maka sistem pendidikan suatu Negara adalah alat yang penting untuk melestarikan norma dan meningkatkan keterampilan masyarakat secara berlanjutan dan mempersiapkan masyarakat tadi bagi kebutuhan pembangunan yang sedang berlangsung. Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik membedakan pendapatan menjadi 2 yaitu: 1) Pendapatan berupa barang. 2) Pendapatan berupa uang. 19 1. Pendapatan Berupa Barang. Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan yang bersifat regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diterima atau diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi ataupun disertai transakasi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut, demikian juga penerimaan barang secara Cuma-Cuma, pemberian barang dan jasa dengan harta subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang. 2. Pendapatan Berupa Uang. Berdasarkan bidang kegiatanya, pendapatan meliputi pendapatan sektor formal. Pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan baik berupa barang atau uang yang bersifat regulardan diterimakan biasanya balas jasa atau kontrasepsi disektor formal yang terdiri dari pendapatan berupa uang, meliputi gaji, upah dan hasil infestasi atau pendapatan berupa barang-barang yang meliputi beras, pengobatan transporasi perumahan maupun yang berupa rekreasi. Dalam penelitian yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah penghasilan berupa uang yang diterima sebagai balas jasa dari kegiatan baik dari sektor formal maupun informal selama satu bulan dalam satuan rupiah. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk akan berbeda antara yang satu dengan yang lain, hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan penduduk sendiri dalam melakukan berbagai macam kegiatan sehari-hari. Menurut Sumardi dalam Yerikho (2007) mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan 20 pendidikan yang tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), data susenas 2005 pendapatan yang diterima penduduk dapat digolongkan berdasarkan 4 golongan yaitu: 1) Golongan penduduk berpendapatan rendah, yaitu penduduk yang berpendapatan <Rp.500.000 perbulan. 2) Golongan penduduk berpendapat cukup tinggi, yaitu penduduk yang berpendapatan rata-rata antara Rp. 500.000- Rp.750.000 perbulan. 3) Golongan penduduk berpendapat tinggi, yaitu penduduk yang berpendapatan rata-rata antara Rp.750.000-<Rp.1.000.000 perbulan. 4) Golongan penduduk berpendapatan sangat tinggi yaitu penduduk dengan pendapatan rata-rata >Rp.1.000.000. c) Pemilikan Kekayaan Atau Fasilitas Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barangbarang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain: 1. Barang barang berharga Menurut Abdulsyani (1994), bahwa pemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain dapat menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat. 21 Dalam penelitian ini barang-barang dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Barang-barang yang berharga tersebut antara lain tanah, sawah, rumah dan lain-lain. Barang-barang tersebut bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak. Semakin banyak kepemilikan harta yang bernilai ekonomi dimiliki orang tua maka akan semakin luas kesempatan orang tua untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya, dan orang tua dapat mencukupi semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat memotivasi anak untuk berprestasi. 2. Jenis-jenis kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya tingkat sosial ekonomi orang tua. Misalnya: orang yang mempunyai mobil akan merasa lebih tinggi tingkat sosial ekonominya dari pada orang yang mempunyai sepeda motor. d) Jenis Tempat Tinggal. Menurut maftukhah (2007: 29) jenis tempat tinggal dapat dilihat dari: 1. Status rumah yang ditempati, dapat berupa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, rumah saudara atau ikut pada orang lain. 2. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada umumnya menempati rumah permanent, sedangkan keluarga yang keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen. 3. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umunya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya. Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi keluarga yang menempati. 22 Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal ukuran dan kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya tinggi berbeda dengan rumah yang keil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah. 3. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain. Berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relatif rendah, pada umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya. Menurut Hamalik (1983) keadaan sosial ekonomi yang baik dapat yang menghambat ataupun mendorong dalam belajar. Masalah biaya pendidikan juga merupakan sumber kekuatan dalam belajar karena kurangnya biaya pendidikan akan sangat mengganggu kelancaran belajar. Salah satu fakta yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak adalah pendapatan keluarga. Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap prestasi belajar siswa di sekolah, sebab segala kebutuhan anak yang berkenaan dengan pendidikan akan membutuhkan sosial ekonomi orang tua. B. Penelitian Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu: Penelitian yang di lakukan oleh Nursia Santi (2013) yang berjudul pengaruh kemampuan ekonomi orang tua terhadap motivasi siswa untuk 23 melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah atas (studi kasus siswa SMP Negeri 1 Moramo). Dalam hasil penelitiannya dia menyimpulkan bahwa kemampuan ekonomi orang tua berpengaruh signifikan terhadap motivasi siswa untuk melamjutkan kejenjang SMA Negeri 1 Moramo. Atau dengan kata lain semakin tinggi kemampuan ekonomi orang tua, semakin termotivasi siswa/anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA. Demikian sebaliknya semakin rendah kemampuan ekonomi orang tua semakin kurang termotivasi siswa/anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA. Penelitian yang di lakukan oleh Nurhaini 2011 yang berjudul pengaruh sosial ekonomi keluarga terhadap kebiasaan belajar siswa di SMP Negeri 1 Kabawo. Dalam enelitiannya dia menyimpulkan bahwa: 1. Sosial ekonomi keluarga siswa SMP Negeri 1 Kabawo berdasar hasil jawaban response termasuk kategori tinggi (58,33%) .sedangkan dari segi pekerjaan termasuk dari kalangan ekonomi menengah kebawah. 2. Kebiasaan belajar siswa SMP Negeri 1 Kabawo berdasarkan hasil responden termasuk kategori baik (79,17%). 3. Sosial ekonomi keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap kebiasaan belajar siswa SMP Negeri 1 kabawo. Kemudian penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh La Ode Suhufi Ibrahim 2012 dalam hasil penelitiannya dia menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara status ekonomi keluarga dengan hasil belajar siswa pada mata elajaran ekonomi karena semakin tinggi status sosial ekonomi keluarga siswa maka 24 akan semakin tinggi hasil belajar yang dicapai siswa, sehingga status sosial ekonomi keluarga sangat diperlukan untuk menujang hasil belajar siswa. C. Kerangka Berfikir Ketidak mampuan ekonomi orang tua untuk membiayai segala proses yang di butuhkan untuk mampu membiayai segala kebutuhan anak selama menempuh pendidikan merupakan salah satu problem dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai mana disebutkan Ahmadi (2001: 256), masalah banyak berkaitan dengan pendidikan dan anak didik cukup banyak. Problem tersebut akan menjadi penghambat apabila ada pemecahannya, antara lain problem kemampuan ekonomi yang menempati urutan pertama dari sekian banyak problematika yang dihadapi oleh pendidikan dan anak didik. Kondisi sosial ekonomi orang tua mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya misalnya kebutuhan untuk makan, pakayan, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku- buku dan lain lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika orang tua mempunyai cukup uang. Jika anak hidup daam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu. Akibat yang lain anak akan selalu dirundung kesedihan anak akan merasa minder dengan teman yang lain, hal ini akan mengganggu belajar anak. Bahkan mungkin anak harus bekerja mencari nafkah sebagai pembantu oran tuanya walaupun sebenarnya anak 25 belum saatmya untuk bekerja, hal itu juga yang akan mengganggu belajar anak. Walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi orang tua yang lemah. Justru keadaan yang begitu menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akibatnya sukses besar. Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anaknya. Anak hanya dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar. Hal tersebut juga dapat mengganggu belajar anak Status sosial ekonomi orang tua itu tidak merupakan faktor mutlak dalam perkembangan sosial. Sebab hal ini bergantung pada sikap orang tuanya dan bagaimana corak interaksi di dalam keluarganya. Walaupun status sosial ekonomi orang tua memuaskan tetapi apabila mereka itu tidak memperhatikan pendidikan anaknya hal itu juga akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anaknya. Pernyataan diatas dapat dipahami karena keluarga yang status sosial ekonominya tinggi adapula yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya karena kesibukan atau karena berasumsi bahwa uang adalah segala galanya, sehingga menomor duakan pendidikan. Sementara ada orang tua yang status ekonominya menegah kebawah tetapi sangat memengtinkan pendidikan yang baik dan memadai bagi anaknya agar mereka dapat memperbaiki kedudukan sosialnya. 26 D. Hipotesis Penelitian Dari paparan teoritis sebagaimana uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa terdapat pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar Geografi siswa kelas X di SMA N 20 Konsel. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 20 Konsel pada bulan Juni 2015 B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel tahun ajaran 2014/2015, yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah 102 orang siswa. Adapun rincian distribusi populasi disajikan sebagai berikut: Tabel 3.1 Distribusi Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa (Orang) . 1. X1 30 2. X2 35 3. X3 37 Jumlah 102 27 28 2. Sampel Penentuan besarnya sampel dilakukan dengan mengunakan rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2007: 26) yaitu: n N N.d 2 1 Dimana: n = Jumlah Sampel N = jumlah Populasi d2 = Presisi yang di tetapkan Jumlah siswa sebanyak (N) = 102 orang siswa dan presisi (d2 ) = 20 %. Dengan perhitungan sebagai berikut: N 102 102 102 50,49 2 2 N . d 1 102. 0,1 1 102. 0,01 1 2,02 Berdasarkan perhitungan tersebut maka besarnya sampel sebanyak n 33 siswa. Penentuan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan secara proporsional, sedangkan tehnik penerikan sampel pada setiap kelas dilakukan secara acak/ random sampling. n1 N1 .n N Sugiyono dalam Riduwan (2007: 66) Sehingga di peroleh jumlah yang proporsional untuk setiap kelas yaitu sebagai berikut: 31 50 = 15,19 di bulatkan menjadi 15 orang siswa 102 35 X2= 50 = 17,15 di bulatkan menjadi 17 orang siswa 102 X 3 = 37 50 = 18,13 di bulatkan menjadi 18 orang siswa 102 X1= 29 Tabel 3.2 : Distribusi Populasi dan Sampel No 1. 2. 3. Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel 31 35 37 102 15 17 18 50 X1 X2 X3 Jumlah D. variabel dan Desain Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas yakni kondisi sosial ekonomi orang tua (X) dan variabel terikat yakni prestasi belajar Geografi siswa (Y). Desain penelitian ini adalah sebagai berikut: X Y Keterangan: = Pengaruh X = Kondisi sosial ekonomi orang tua Y = Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Setelah menelaah beberapa teori, konsep dan pendapat, maka defenisi operasional dapat di rumuskan bahwa peranan kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa adalah keadaan atau posisi seorang dalam kelompok manusia yang di tentukan oleh jenis pekerjaan, penghasilan, pemilikan fasilitas, tingkat pendidikan, dan rumah tinggal. Karena Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai 30 faktor yang mempengaruhi, baik dalam diri siswa maupun luar diri siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2008:132), yaitu: 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri individu), meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa; 2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri individu), meliputi kondisi lingkungan sekitar siswa; 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar siswa (kebiasaan) yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Faktor-faktor diatas saling berinterkasi secara langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka sangat diperlukan lingkungan yang baik dan kesiapan dalam diri siswa yang meliputi strategi, metode serta gaya belajar, agar dapat memberi pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dihasilkan.. F. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini di lakukan dengan cara: 1. Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang di gunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa. 2. Hasil belajar, diambil dari hasil ulangan semester, yaitu pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. 31 3. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan prestasi belajar siswa serta data-data yang telah tersedia atau didokumentasikan oleh pihak sekolah, seperti jumlah siswa. G. Instrument Penelitian Instrument yang di gunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini adalah berupa angket. Dalam proses penyusunan angket ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan variabel kondisi sosial ekonomi orang tua, setiap jawaban yang masing-masing tersebut di berikan skor. Pemberian skor ini di dasarkan pada skala sikap yang telah di kembangkan oleh likert dengan kaidah penskoran di bawah ini: Arikunto dalam Maftukhah (2007: 35), untuk mempermudah analisis data dari angket yang bertingkat maka perlu diketahui skor yang diperoleh responden dari hasil angket yang diisi. Untuk itu perlu ditentukan kriteria penskoran sebagai berikut: 1) untuk alternatif jawaban a diberi skor 5; 2) Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4; 3) Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3; 4) Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2; 5) Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1. Sedangkan pernyataan negatif pilihan jawaban adalah sebaliknya. Tabel 3.3 : Kisi Kisi Intrumen Status Sosial Ekonomi Orang Tua No 1 2 3 4 Indikator Tingkat pendidikan Tingkat pendapatan Kepemilikan fasilitas Jenis rumah tinggal Total Butir pertanyaan 1,2,3,4 5,6,7,8,9,18 10,14,15,16,17,20 11,12,13,19 Jumlah 4 6 6 4 20 32 H. Teknik Analisis Data Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji Persyaratan Analisis Data Sebelum data hasil penelitian di analisis maka terlebih dahulu di lakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas data. Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan SPSS 16,0 dan uji linearitas data berfungsi untuk mengetahui apakah alat ukur linear (lurus) atau tidak linear (tidak lurus). 2. Analisis inferensial Analisis inferensial yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua (X) terhadap prestasi belajar siswa (Y) dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi ini digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini . untuk memudahkan analisis regresi digunakan windows SPSS, criteria pengujianya dalah sebagai berikut: a. Ha diterima jika Fhitung ≥ Ftabel pada alpha (α) = 0,05 atau nilai p-value pada kolom sig ˃ level of significant (α) ; berarti terdapat pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 20 Konsel b. Ha ditolak jika Fhitung < Ftabel alpha (α) = 0,05 atau nilai p-value pada kolom sig ˃ level of significant (α) ;berarti tidak ada pengaruh antara 33 kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 20 Konsel. 3. Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini karena variabel dependenya (variabel terikat) satu dan variabel independenya (variabel bebas) satu maka uji regresinya uji regresi linear sederhana. Model persamaanya sebagai berikut: Y a bX Dengan a = bilangan konstan b = koefisien regresi X = variabel bebas Y = variabel terikat (Nugroho, 2005) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah dan Perkembangan SMA Negeri 20 Konsel SMA Negeri 20 Konsel adalah lembaga pendidikan menengah atas yang berada dibawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Latar belakang pendidikan adalah sebagai berikut: a. Adanya kebutuhan masyarakat Konsel mengenai masalah pendidikan. b. Untuk menampung murid-murid yang telah tamat pendidikan dasar, dan pendidikan menengah pertama. Adapun tujuan didirikannya SMA Negeri 20 Konsel, antara lain: a. Untuk memberikan kesempatan kepada murid-murid tamatan pendidikan dasar, dan pendidikan menengah pertama pada masyarakat Konsel. b. Agar murid-murid tidak melanjutkan studi keluar daerah, dalam hal ini berarti menekan biaya untuk saran transportasi. 2. Letak Geografis SMA Negeri 20 Konsel yang terletak di Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara. Letak SMA Negeri 20 Konsel sangat strategis, karena lokasinya dekat dengan jalan raya. 34 35 B. Deskripsi Analisis Data Analisis deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan hasil jawaban responden pada masing-masing variabel. Dan analisis data hasil penelitian dari pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi di SMA Negeri 20 Konsel dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini: Table 4.1 Analisis data hasil penelitian Kondisi Sosial Ekonomi No. (X) 1 57 2 55 3 59 4 56 5 50 6 49 7 60 8 55 9 45 10 60 11 59 12 53 13 53 14 51 15 58 16 60 17 50 18 52 19 50 20 40 21 42 22 56 23 52 24 54 25 54 26 55 Prestasi belajar Siswa (Y) 85 84 90 95 80 83 85 90 78 85 88 90 82 84 88 90 83 80 85 76 80 83 80 83 85 87 36 Lanjutan tabel 4.1 27 50 28 55 29 53 30 45 31 57 32 60 33 43 34 48 35 50 36 46 37 49 38 45 39 42 40 46 41 60 42 55 43 35 44 58 45 55 46 46 47 59 48 52 49 44 50 50 Sumber: Data Olahan Primer, 2015 84 88 86 75 89 85 70 90 89 80 90 74 83 88 85 90 75 82 83 73 95 84 90 89 Dari tabel diatas mengemukakan deskripsi hasil penelitian berdasarkan hasil instrumen penelitian kondisi sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel selaku sampel penelitian. Data yang dideskripsikan merupakan acuan untuk mengetahui lebih jelas mengenai Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Konsel. Deskripsi data hasil penelitian ini adalah analisis deskripsi kondisi sosial ekonomi orang tua yaitu mendeskripsikan sampel 37 dari skor angket kondisi sosial ekonomi orang tua yang diambil dari siswa di SMA Negeri 20 Konsel. C. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan SPSS 16,0. Normalitas data ditentukan dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness, sedang rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, jika rasio kurtosis dan skewness berada di antara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16,0. Adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Descriptive Statistics N Skewness Kurtosis Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error Unstandardized Residual 50 Valid N (listwise) 50 .232 .337 -.323 .662 Terlihat bahwa rasio skewness = 0.232/0.337 = 0.69; sedangkan rasio kurtosis: -0.323/0.662 = -0.4879. Karena rasio skewness dan rasio kurtosis berada di antara -2 hingga +2, maka dapat disimpulkan bahwa data X dan Y berdistribusi normal. 38 D. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Deskriptif Analisis Regresi Linear Dengan menggunakan data hasil penelitian, seperti digambarkan pada uraian deskripsi variabel, maka digunakan metode regresi linear sederhana yang diolah dengan statistic hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa SMA Negeri 20 Konsel. Pengujian Linearitas alat ukur menggunakan Rumus Persamaan Regresi : Ỳ = a + bX. Dan hasil pengolahan diperoleh nilai sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil uji regresi dengan menggunakan program SPSS Model 1 Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Beta (Const ant) X R .584 R Square .342 Std. Error 56.916 5.528 .529 .106 T .584 Sig. 10.295 .000 4.990 .000 F hitung 24.899 F sig 0.000 a. Dependent Variable: Y Berdasarkan hasil analisis pada lampiran 6 diperoleh persamaan regresi linear sederhana Ý= 56.916 + 0,527X ini berarti bahwa keberhasilan belajar siswa dapat diperkirakan bahwa setiap kenaikan variabel X satu akan diikuti dengan kenaikan variabel Y sebesar 0,527 satuan dengan harga 56.916 konstan. Hal ini sebagai konsekuensi dari tanda positif pada persamaan regresi yang 39 diperoleh artinya pengaruh X makin meningkat maka perubahan Y juga semakin meningkat. Dengan demikian pula jika X makin rendah, maka perubahan Y juga semakin rendah 2. Uji Simultan (uji F) Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu kita merumuskan hipotesis statistiknya yaitu: H0 : bi = 0 H1 : bi 0 Pengujian hipotesis dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai fsig dengan =0,05. Apabila f-sign < dari =0,05, maka terima H1 atau tolak H0. Sebaliknya, apabila f-sign > =0,05, maka tolak H1 atau terima H0. Dari tabel pada lampiran 6 berdasarkan perhitungan menggunakan program SPSS 16, diperoleh nilai f-hitung yaitu sebesar 24.899 dengan tingkat signifikan f sebesar 0,000 < pada =0,05, maka disimpulkan bahwa variabel status sosial ekonomi orang tua berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. 3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui besarnya kontribusi status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa SMA Negeri 20 Konsel dapat dilakukan dengan melihat koefisien determinasi (R2). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r-square atau r2 = 0.342 atau 34.2%. Variasi yang terjadi pada prestasi belajar geografi siswa 40 (Y) dapat ditentukan oleh variabel status sosial ekonomi orang tua (X), sedangkan sisanya 65.8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Setelah diketahui ada pengaruh dan signifikansi variabel X terhadap variabel Y selanjutnya dilakukan analisis koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar tingkat prediksi antara variabel X terhadap variabel Y yang berlaku untuk seluruh populasi siswa yang diteliti. Koefisien determinasi ini dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 16,0 for Windows. Pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 hasil uji koefisien determinasi Model Summary Model 1 R R Square .584a .342 Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .328 4.47046 a. Predictors: (Constant), X Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r square atau r2 = 0,188 atau 34.2% . Variasi yang terjadi pada prestasi belajar geografi siswa (Y) dapat ditentukan oleh variabel status sosial ekonomi orang tua (X) melalui persamaan regresi Ý= 56.916 + 0,527X sedangkan sisanya 65.8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa status sosial ekonomi orang tua sangat mempengaruhi prestasi belajar geografi siswa . Semakin baik status ekonomi orang tua maka semakin tinggi prestasi belajar siswa dan motivasi belajar siswa, sebaliknya jika status ekonomi orang tua kurang baik, maka semakin randah pula prestasi belajar siswa. 41 E. Pembahasan Hasil Penelitian Dengan mengacu pada persamaan regresi linear sederhana Ý= 56.916 + 0,527X bahwa nilai konstanta regresi sebesar 56.916 ini berarti bahwa telah tertanam atau tersedia potensi keberhasilan siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel sebesar 0,527 tanpa adanya dukungan dari variabel konsep diri terhadap keberhasilan belajar. Dari koefisien regresi variable konsep diri konstanta atau tetap maka keberhasilan belajar sebesar 0,527 ini berarti jika variable konsep diri konstan atau tetap maka keberhasilan belajar siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel akan naik secara rata-rata sebesar 0,527 Hal ini menunjukan bahwa keberhasilan belajar siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel dapat dijelaskan oleh sumbangan konsep diri yang di miliki oleh masing-masing siswa tanpa memperhatikan sumbangan atau pengaruh variable atau faktor-faktor lain. Untuk menguji hipotesis yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara konsep diri terhadap keberhasilan belajar siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel dengan menggunakan kriteria uji-f. Dari hasil analisis, nilai Fhitung sebesar 24.899 lebih besar dari nilai Ftabel dengan dk pembilang 1 dan penyebut 48 yaitu sebesar 4,04 pada α = 0,05 dan 7,19 pada α = 0,01 atau nilai Sig = 0,000 ˂ α = 0,05 . Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi orang tua mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap keberhasilan belajar siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel. Besarnya sumbangan status sosial ekonomi terhadap keberhasilan belajar siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel di tentukan oleh nilai koefisien determinasi 42 (R2). dimana dari hasil analisis di peroleh nilai (R2) sebesar 0.342 atau 34.2% sedangkan sisanya di pengaruhi oleh variable atau faktor-faktor lain. Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat ditinjau dari segi tingkat pendidikan keluarga, jenis pekerjaan orang tua siswa, pemilikan kekayaan atau fasilitas orang tua, status fisik tempat tinggal, dan status lingkungan tempat tinggal. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini meliputi pendidikan yang ditempuh oleh orang tua siswa baik pendidikan formal maupun pendidikan informal. Hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan orang tua dalam status yang sangat baik. Pada umumnya pendapatan yang cukup atau tinggi akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain, berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relatif rendah, pada umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya. Tingkat pendapatan akan dikatakan cukup atau tinggi dalam penelitian ini apabila perbulan. Kepemilikan pendapatan kekayaan atau mencapai fasilitas lebih orang dari tua 1 juta berhubungan dengan fasilitas yang dapat menunjang siswa dalam belajar karena siswa akan termotivasi apabila orang tua memberikan segala sesuatunya dalam kaitanya dengan fasilitas belajar agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Orang tua yang memiliki status sosial ekonomi cukup dalam kategori baik dibuktikan dengan kepemilikan keadaaan berupa sepeda motor dan sepeda, dengan ke dua kendaraan tersebut akan dapat mempercepat gerak dalam menyelesaikan segala sesuatunya dan berbeda dengan orang tua yang tidak memiliki kendaraan apa pun berarti mereka masih tergolong dalam status 43 sosial ekonomi yang tidak baik. Status keluarga dikatakan sangat baik dalam penelitian ini dengan kaitannya status fisik tempat tinggal, bahwa keluarga di sekitar tempat tinggal responden yang rumahnya terbuat dari bambu dan jenis lantainya masih dari tanah tidak ada. Keadaan sosial ekonomi yang rendah dapat menghambat ataupun mendorong siswa dalam belajar, dan sebaliknya keadaan sosial budaya yang tinggi dapat menciptakan siswa semangat untuk belajar di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan dapat diketahui besarnya pengaruh mencapai 56.916 signifikan 0,000 > 4,04 bahwa hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif yang signifikan antara status sosial ekonomi dan prestasi belajar. Pengaruh status sosial ekonomi terhadap prestasi belajar, Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain. Berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relatif rendah, pada umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya. Menurut Hamalik (1983) keadaan sosial ekonomi yang baik dapat yang menghambat ataupun mendorong dalam belajar. Masalah biaya pendidikan juga merupakan sumber kekuatan dalam belajar karena kurangnya biaya pendidikan akan sangat mengganggu kelancaran belajar. Salah satu fakta yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak adalah pendapatan keluarga. Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap prestasi belajar siswa di sekolah, sebab segala kebutuhan anak yang berkenaan dengan pendidikan akan membutuhkan sosial ekonomi orang tua. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan simpulan bahwa hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil terdapat pengaruh yang ditimbulkan dari kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar sebesar 56,916 adalah signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 20 Konsel. Jika kondisi sosial ekonomi orang tua tinggi maka prestasi belajar anak akan tinggi pula, namun sebaliknya apabila status sosial ekonomi orang tua rendah maka prestasi belajar anak juga rendah, karena kurangnya dukungan sarana dan prasarana yang menunjang kebutuhan belajar anaknya, hal ini dapat menghambat motivasi anak untuk belajar. Berdasarkan hasil regrsesi sederhana diperoleh r-square atau r2 = 0,342 atau 34,2%. Variasi yang terjadi pada prestasi belajar geografi siswa (Y) dapat ditentukan oleh variabel status sosial ekonomi orang tua (X), sedangkan sisanya 65,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian, keadaan sosial ekonomi yang baik dapat yang menghambat ataupun mendorong dalam belajar 44 45 B. Saran 1. Bagi orang tua Bagi orang tua yang kondisi social ekonominya masih kurang mampu atau rendah dalam hal ini tingkat pendapatannya selalu berusaha untuk meningkatkan pendapatannya, misalnya dengan mencari pendapatan tambahan lain agar pemenuhan kebutuhan pendidikan anaknya dapat tercukupi sehingga dapat memotivasi anak untuk lebih meningkatkan prestasi belajarnya. 2. Bagi Sekolah Bagi siswa yang berprestasi dan kondisi sosial ekonomi orang tuanya kurang mampu diharapkan sekolah bisa mempehatikannya terutama masalah pendidikan, memberikan beasiswa sehingga kebutuhan anak untuk pendidikan dapat tercukupi dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta Arikunto, S.1999. prosedur penelitian, Jakarta: penelitian (suatu pendekatan praktek). Jakarta: rineka cipta. Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. Badan pusat statistik. (20050). Data susenas Mohamad Surya. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Muhibin Syah.(2004).Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosda karya. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Wandi, (2007). Pengertian Belajar Menurut Ahli.(Online).http://www.whandi.net/ 2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-ahli. Diakses 21 Oktober 2012 Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Sugiyono. (2008). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sunarto. (2012). Pengertian prestasi belajar. Fasilitator idola [online]. Tersedia : http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasibelajar/ [1 April 2012] Sutisna (2012). Faktor faktor yang mempengaurhi prestasi belajar. [online]. Terse dia http://sutisna.com/artikel/artikel-kependidikan/faktor-faktoryang- mempengaruhi-prestasi-belajar/ [1 April 2012] 46 47 Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrument Status Sosial Ekonomi Orang Tua Kisi-kisi instrumen No Indikator 1 Tingkat pendidikan 2 Tingkat pendapatan 3 Kepemilikan fasilitas 4 Jenis rumah tinggal Total Butir pertanyaan 1,2,3,4 5,6,7,8,9,18 10,14,15,16,17,20 11,12,13,19 Jumlah 4 6 6 4 20 48 Lampiran 2 : Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua Angket siswa I. Pengantar Dengan ini kami berikan daftar pertanyaan (angket) kepada siswa/siswi, dimohon kiranya dapat membantu kami memberikan data sehubungan dengan status sosial ekonomi orang tua anda, untuk keperluan peneliian kami.hasil angket ini sematamata kami butuhkan dalam hal penelitian sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi. Oleh karena itu kami harapkan kesediaan siswa/siswi sekalian untuk memberikan jawaban yang jujur sebagaimana adanya . akhirnya atas bantuan dan kerjasama siswa/siswi tak lupa kami ucapkan terima kasih. II. Identitas Siswa Nama : Kelas : Alamat : Jenis kelamin : III. Petunjuk pengisian 1. Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan jawaban yang saudara anggap paling sesuai. 2. Seluruh jawaban yang saudara berikan dianggap benar dan dijamin kerahasiaanya. 3. Terima kasih atas jawaban yang saudara berikan. 49 IV. Pertanyaan 1. Apa pendidikan terakhir Ayah anda? a. Perguruan tinggi b. SMU/Sederajat c. SMP/Sederajat d. SD/Sederajat e. Tidak sekolah 2. Apa pendidikan terakhir Ibu anda? a. Perguruan tinggi b. SMU/Sederajat c. SMP/Sederajat d. SD/Sederajat e. Tidak sekolah 3. Apa pendidikan Non formal Ayah anda? a. Penataran b. Pelatihan c. Magang d. Khusus keterampilan e. Tidak pernah 4. Apa pendidikan Non formal ibu anda? a. Penataran b. Pelatihan c. Magang 50 d. Khusus keterampilan e. Tidak pernah 5. Apakah pekerjaan ayah anda? a. Professional/dosen/ahli hukum dan sejenisnya b. PNS/Tata usaha/staf c. Wiraswasta/dagang d. Buruh/petani/nelayan e. Tidak bekerja. 6. Apakah pekerjaan ibu anda? a. Profesioanal/ dosen/ahli hukum/ dan sejenisnya. b. PNS/Tata usaha/staf c. Wiraswasta/dagang d. Buruh/ petani/ penjahit, dan sejenisnya. e. Tidak bekerja. 7. Berapa penghasilan Ayah anda (termasuk gaji pokok dan usaha sampingan) a. Lebih dari 3 juta rupiah b. Rp 2.000.000 Sampai Rp 3.000.000 c. Rp 1.000.000 Sampai Rp 2.000.000 d. Rp 500.000 Sampai Rp 1.000.000 e. 0 - Rp 500.000 8. Berapa penghasilan Ibu anda? a. Lebih dari 3 juta rupiah b. Rp 2.000.000 Sampai Rp 3.000.000 51 c. Rp 1.000.000 Sampai Rp 2.000.000 d. Rp 500.000 Sampai Rp 1.000.000 e. 0 - Rp 500.000 9. Berapa pendapatan perbulan dalam keluarga anda? a. Lebih dari 3 juta rupiah b. Rp 2.000.000 Sampai Rp 3.000.000 c. Rp 1.000.000 Sampai Rp 2.000.000 d. Rp 500.000 Sampai Rp 1.000.000 e. 0 - Rp 500.000 10. Alat komunikasi yang dimiliki keluarga anda? a. Internet, telepon rumah, HP. b. Telepon rumah, HP. c. HP d. Menggunakan wartel e. Tidak ada 11. Jenis rumah yang ditempati keluarga anda? a. Permanen b. Semi permanen c. Panggung terbuat dari papan d. Bambu/jelajah e. Numpang disanak keluarga 12. Tipe atau ukuran berapa kah rumah yang ditempati keluarga anda? a. Tipe 60 ke atas 52 b. Tipe 60 (luas bangunan 21 m2) c. Tipe 45 (luas bangunan 45 m2) d. Tipe 21 (luas bangunan 60 m2) e. Tipe 21 ke bawah 13. Jenis lantai ruamah keluarga anda apa? a. Keramik b. Ubun/tegel c. Blur d. Papan apabila rumah panggung e. Tanah/kerikil 14. Apa sumber penerangan utama? a. Lebih dari 900 Watt b. Listrik PLN Tipe 900 Watt c. Listrik PLN tipe 450 Watt d. Listrik PLN tanpa meteran (menyalur tetangga) e. Bukan listrik 15. Apakah bahan bakar utama untuk memasak? a. Gas non subsidi (Gas isi ≥ 12 Kg) b. Gas subsidi (Gas isi 3 Kg) c. Minyak tanah d. Arang e. Kayu 16. Barang – barang elektronik yang dimiliki oleh keluarga anda? 53 a. Leptop/AC dan sejenisnya. b. Kulkas/ televise/mesin cuci. c. Ricecooker/dispenser listrik d. Televise e. Tidak ada. 17. Kepemilikan kendaraan keluarga anda? a. Mobil b. Sepeda motor c. Motor dinas d. Sepeda biasa/sejenisnya e. Tidak ada 18. Selain orang tua anda, apakah ada anggota keluarga anda (kakak/adik) yang bekerja? a. Ada, lebih dari 4 orang b. Ada, 3 orang c. Ada, 2 orang d. Ada, 1 orang e. Tidak ada 19. Jenis atap rumah keluarga anda apa? a. Multiruf b. Asbes c. Seng d. Genteng biasa 54 e. Rumbia 20. Luas tanah atau pekarangan orang tua anda? a. Lebih dari 500 meter persegi b. 400 - 500 meter persegi c. 300 - 400 meter persegi d. 200 – 300 meter persgi e. Kurang dari 200 meter persegi Lampiran 3. Data Hasil Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 NAMA RESPONDEN SA SU RK FI RYN ABT RSH SMR SLW REY ASM SAR ARM ALF ERW HUS A. JML DNS M. IH 1 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 5 5 5 2 4 5 5 2 5 3 4 4 4 5 5 2 4 2 3 4 3 2 3 5 1 2 3 1 2 4 3 3 3 2 2 4 3 4 4 2 2 3 2 1 1 3 2 1 3 2 2 1 1 3 3 2 1 2 5 3 4 5 4 3 2 5 4 2 5 3 1 2 2 4 5 5 2 5 6 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 7 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 3 3 3 1 1 3 3 3 8 1 2 3 2 1 1 3 2 2 3 2 1 1 1 3 3 2 1 2 Nomor Item 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2 5 3 2 4 4 2 1 4 1 3 4 3 3 5 4 2 2 3 2 1 2 4 2 5 2 2 3 2 3 3 5 2 1 4 2 3 3 5 4 2 2 3 2 1 2 4 2 2 3 1 2 3 3 4 2 4 1 3 3 5 3 1 1 2 3 3 3 4 1 2 3 5 2 2 3 2 3 3 5 2 2 4 2 3 3 5 4 2 2 3 2 1 2 4 2 1 3 3 1 4 2 3 2 5 1 4 1 5 2 2 3 2 3 3 5 2 2 4 2 2 5 3 2 3 4 3 2 4 1 3 4 4 3 3 2 4 3 4 2 3 2 3 2 4 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 2 4 3 4 1 3 3 3 2 4 2 3 1 5 2 2 3 2 3 3 5 2 1 4 2 5 2 2 3 2 3 3 5 2 2 4 2 4 3 1 1 2 4 3 3 2 2 1 2 4 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 1 4 3 1 1 2 4 3 3 2 2 1 2 Total 57 55 59 56 50 49 60 55 45 60 59 53 53 51 58 60 50 52 50 55 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 UNS SUAD ARA RAP AR RIS ISW EN SW ERW FIT MA RE ASM NU SA M. ID BA AS AAN W. FW MA 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 3 4 3 3 5 2 3 3 1 3 5 2 2 2 2 2 1 3 2 5 2 4 2 3 2 2 3 4 2 5 3 4 2 2 4 4 2 3 3 2 2 2 2 1 5 1 5 5 2 2 3 3 3 2 3 5 2 2 2 2 3 1 2 3 2 1 2 2 2 2 4 5 3 2 3 3 5 4 5 5 2 2 3 2 2 5 2 1 4 1 4 4 2 1 4 1 2 2 2 1 1 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 5 1 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 3 1 1 2 1 2 2 2 2 5 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 3 4 4 4 4 3 4 1 3 1 2 5 1 3 4 1 1 1 1 1 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 5 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 2 4 2 2 5 1 3 2 2 3 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 1 1 4 1 2 4 3 2 3 2 1 1 1 1 3 1 1 3 3 2 1 3 1 1 2 2 3 5 3 1 5 1 2 2 5 5 3 2 5 5 2 2 3 3 3 3 2 4 3 2 2 4 3 3 4 4 2 2 2 2 2 3 1 3 5 3 5 5 3 3 5 3 2 3 3 1 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 1 4 1 1 1 2 2 2 5 4 2 2 2 2 2 2 5 3 2 2 1 1 4 2 4 4 2 2 2 1 1 5 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 2 2 4 1 2 2 3 3 4 1 1 2 3 3 3 2 3 4 2 1 3 1 3 3 2 2 1 2 1 4 3 5 2 1 2 2 1 3 2 3 40 42 56 52 54 54 55 50 55 53 45 57 60 43 48 50 46 49 45 42 46 60 56 42 43 44 45 46 47 48 49 50 AAN GAKR KS KA IWS SU AP K IA SW 2 1 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 5 3 5 2 2 1 4 3 2 2 5 1 4 3 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 5 2 5 2 1 5 4 2 2 4 2 2 1 5 1 3 2 3 3 3 1 5 1 3 5 1 1 3 2 3 2 3 2 1 1 2 5 1 5 3 2 4 4 3 5 4 3 2 1 1 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 3 4 1 1 3 2 2 3 5 2 5 4 2 3 2 4 3 2 3 2 2 4 5 1 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 5 1 1 3 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 1 5 2 2 1 1 3 2 2 1 3 1 3 4 2 1 1 1 2 4 2 2 2 2 2 2 55 35 58 55 46 59 52 44 50 57 68 58 Lampiran 4. Skor Nilai Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Geografi Siswa. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 X 57 55 59 56 50 49 60 55 45 60 59 53 53 51 58 60 50 52 50 40 42 56 52 54 54 55 50 55 53 45 57 60 43 48 Y 85 84 90 95 80 83 85 90 78 85 88 90 82 84 88 90 83 80 85 76 80 83 80 83 85 87 84 88 86 75 89 85 70 90 59 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 50 46 49 45 42 46 60 55 35 58 55 46 59 52 44 50 89 80 90 74 83 88 85 90 75 82 83 73 95 84 90 89 60 Lampiran 5. Uji Normalitas Descriptive Statistics N Skewness Statistic Unstandardized Residual 50 Valid N (listwise) 50 Statistic .232 Kurtosis Std. Error .337 Statistic -.323 Std. Error .662 61 Lampiran 6 . Uji Regresi Model Summaryb Model R 1 .584a Adjusted R Square R Square .342 Std. Error of the Estimate .328 4.47046 a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y ANOVAb Sum of Squares Model 1 df Mean Square Regression 497.600 1 497.600 Residual 959.280 48 19.985 1456.880 49 Total F Sig. 24.899 .000a a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) X a. Dependent Variable: Y Standardized Coefficients Std. Error 56.916 5.528 .529 .106 Beta t .584 Sig. 10.295 .000 4.990 .000 62 Lampiran 7 . Uji Korelasi Correlations X X Pearson Correlation Y 1 Sig. (2-tailed) N Y Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .584 ** .000 50 50 ** 1 .584 .000 50 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 50 DOKUMENTASI Pembagian Angket Kepada Siswa Suasana Pada Saat Siswa Melakukan Pengisian Angket