kuliah interaktif - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNIB

advertisement
PENGANTAR
Buku rancangan pengajaran (BRP) modul Empati, Bioetik & Komunikasi untuk
Pengembangan Pribadi & Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora, disingkat
EBKPPPKH atau selanjutnya dipakai nama EBKP3KH, merupakan modul dalam kurikulum
pendidikan dokter PSPD UNIB yang menekankan kompetensi ranah afektif.
Dalam perkembangan seseorang untuk dapat bekerja menjadi dokter secara professional,
mahasiswa tidak cukup hanya mempelajari ilmu biomedik, ilmu aplikasi biomedik di klinik
dan di komunitas saja, tetapi mahasiswa juga harus belajar dan berlatih berperilaku yang
sesuai dengan profesi dokter.
Modul EBKP3KH merupakan modul yang secara terstruktur mengemban sebagian besar
tugas institusi pendidikan dokter untuk memperkenalkan, mengajarkan, melatih dan menguji
perilaku mahasiswa agar pada akhir pembelajarannya berperilaku sesuai kepribadian dan
profesi seorang dokter.
Pengembangan pribadi dan pengembangan seseorang menjadi profesional dalam bidang
kedokteran bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu modul ini merupakan modul
berkelanjutan yang dimulai sejak di semester 1 hingga semester terakhir. Muatan EBP3KH
diberikan dalam 2 minggu pada semester 1 sebagai pengantar awal, kemudian dilanjutkan
sebanyk 2-6 jam pada setiap modul di tahap ilmu kedokteran (semester 2-6) dan
diintegrasikan pula di tahap pembelajaran klinik (semester 7-10).
Dengan bermuatan untuk melatih empati, bioetik, dan komunikasi dalam lingkup sosial
budaya dan humaniora, maka modul ini merupakan modul integrasi dari berbagai
kompetensi yang akan dijabarkan satu-persatu di dalam pembelajaran modul.
Metoda pembelajaran yang digunakan dalam modul ini beragam, mulai dari kuliah
interaktif, diskusi kelompok, demonstrasi, pelatihan keterampilan, kunjungan dan praktik di
lapangan, belajar mandiri, serta pleno. Lapangan pendidikan selain di kampus juga di rumah
sakit, pusat pelayanan kesehatan primer hingga di kediaman masyarakat.
Evaluasi pembelajaran dinilai selama proses pembelajaran berlangsung dan dari hasil akhir
kompetensi mahasiswa.
Mudah-mudahan modul EBKP3KH ini dapat dilaksanakan dengan baik, dengan harapan
terjadi peningkatan kualitas dokter lulusan PSPD UNIB yang dapat memenuhi persyaratan
the five star doctor yang juga beriman dan dan mampu bersaing di era globalisasi.
Tim Penyusun Modul Lokal EBP3KH
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
1
PENDAHULUAN
Mengacu pada visi dan misi Porgram Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu 2010,
diinginkan dokter lulusan PSPD Universitas Bengkulu berkualitas mandiri, berwawasan
global, menguasai iptek kedokteran, serta memiliki moral dan etika yang tinggi dan mampu
memanfaatkan sumber daya setempat.
Tujuan tersebut sesuai dengan harapan dunia internasional bahwa seorang dokter harus
memiliki predikat keterampilan the five star doctor, salah satunya adalah dokter sebagai
seorang komunikator dan menangani pasien secara holistik, sebagai manusia seutuhnya. Hal
tersebut berarti bahwa seorang dokter, selain sebagai seorang ilmuwan kedokteran yang
berpengetahuan luas di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan, juga harus memiliki budi
pekerti luhur, berkepribadian baik, memiliki empati yang tinggi, serta mampu
berkomunikasi secara efektif.
Modul Empati dan Bioetik untuk Pengembangan Pribadi dan Profesi Kedokteran dalam
konteks Humaniora (EBP3KH) dirancang sebagai salah satu modul agar lulusan PSPD
Universitas Bengkulu dapat memenuhi hal tersebut. Ilmu yang diperoleh dari modul EBP3KH
seyogyanya dapat menjadi landasan kokoh yang akan dibina lebih lanjut pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi sampai menjadi seorang dokter.
TUJUAN MODUL
Tujuan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu ialah mendidik mahasiswa
melalui serangkaian pengalaman belajar menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga
mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku dalam bidang profesinya
sebagai seorang dokter yang mampu memberikan pelayanan kesehatan strata primer yang
menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam suatu sistem pelayanan kesehatan nasional
dan dapat bersaing secara global. Profil dokter lulusan Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Bengkulu mengacu pada profil dokter WHO (the 5 star doctor) yang mempunyai
kemampuan sebagai care provider, decision maker, communicator, community leader,
manager, juga sebagai researcher.
KOMPETENSI
Mengacu pada, kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan Program Studi Pendidikan
Dokter Universitas Bengkulu melalui modul EBP3KH adalah:
A. Komunikasi efektif
1. Berkomunikasi disertai empati
2. Mendengar aktif
3. Menghargai pasien sebagai manusia seutuhnya
4. Memberi informasi secara efektif kepada pasien, keluarga dan anggota tim
kesehatan dengan mempertimbangkan latar belakang sosial, budaya dan situasinya
5. Menggunakan bahasa verbal dan non-verbal secara efektif
6. Menggunakan bahasa tertulis secara efektif
7. Menggunakan teknologi komputer secara efektif
B. Mawas diri dan pengembangan diri dengan belajar sepanjang hayat
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
2
1. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik
kedokterannya
2. Mengenali dan mengatasi masalah emosi, personal dan masalah yang berkaitan
kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan atau kemampuan
profesinya
3. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktik
kedokteran
4. Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkup profesi dan pribadi
5. Menganggap bahwa umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pendidikan dan
praktik
6. Menjalani praktik sesuai dengan hati nurani disertai Iman dan Taqwa pada Tuhan
Yang Maha Esa
C. Etika, moral dan profesionalisme dalam praktik
1. Memahami konsep dasar etika dan menerapkannya sebagai dasar moral dalam
pelayanan medis dan kesehatan
2. Menyadari pertimbangan etik dalam situasi khusus
3. Mengenali konflik etik dalam situasi khusus
4. Menganalisis secara sistematis dan mempertahankan pilihan etik dalam
pengobatan pasien secara individual
5. Menentukan, menyuarakan dan menganalisis isu etik dalam kebijakan kesehatan
6. Menentukan, menyuarakan dan menganalisis isu etik dalam hubungannya dengan
profesi kesehatan lainnya
7. Mengenal dan mengkaji kaitan segi hukum dan etika dalam kasus-kasus tertentu
8. Memperlihatkan dan menerapkan keterampilan yang dibutuhkan untuk
menerapkan pilihan etik secara efektif dalam pengelolaan pasien
9. Memadukan keterampilan etik secara efektif dalam pengelolaan pasien
10. Mengenal dan secara efektif menghadapi perilaku tidak etis teman sejawat atau
tenaga kesehatan lain
Mengacu pada kompetensi dokter lukusan Program Studi pendidikan Dokter Universitas
Bengkulu, mahasiswa sejak semester awal diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kritis, belajar mandiri, mawas diri dan belajar sepanjang hayat, serta memiliki
kepedulian dan empati terhadap sesama manusia, baik individu sehat atau sakit, dan
senantiasa mempertimbangkan individu sebagai bagian dari keluarga dan komunitasnya
serta latar belakang sosial-budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemahaman
mengenai humaniora, perilaku dan kepribadian, dan hubungan antar manusia akan
dipelajari dan dipraktikkan dalam modul EBP3KH bersamaan dengan empati, kaidah dasar
bioetik dan komunikasi efektif. Penerapan keilmuan tersebut di lapangan berbentuk
pengalaman belajar lapangan (PBL) untuk memberi mahasiswa kesempatan mengenal
masyarakat dalam satu unit keluarga.
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
3
KARAKTERISTIK MAHASISWA
Prasyarat
Mahasiswa yang dapat mengikuti modul EBP3KH adalah mahasiswa kedokteran Program
Studi Pendidikan Dokter lulusan SMU dan telah lulus ujian saringan masuk ke Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu.
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
4
SASARAN PEMBELAJARAN
SASARAN PEMBELAJARAN TERMINAL
Bila dihadapkan pada masalah/situasi/kasus kesehatan, mahasiswa yang telah menjalani
modul EBP3KH mampu mengenali isu dan dilema, menganalisis, serta menerapkan aspekaspek empati, bioetik dan pengembangan pribadi dan profesi kedokteran dalam
hubungannya dengan pasien, keluarga, komunitas, teman sejawat dan tenaga profesional
lain yang terlibat.
SASARAN PEMBELAJARAN PENUNJANG
Setelah menyelesaikan modul EBP3KH, mahasiswa PSPD UNIB mampu:
1. Berkomunikasi efektif melalui tulisan, misalnya opini terhadap masalah/situasi, laporan
suatu keadaan yang diobservasi, laporan kasus, serta tulisan formal bagi kelompok dan
masyarakat.
2. Mendemonstrasikan kemampuan komunikasi interpersonal dengan pasien dan
keluarganya, teman sejawat dan staf pengajar serta komunikasi dengan populasi dalam
suatu komunitas dan presentasi profesi. Komunikasi dilakukan dengan pasien yang tidak
sulit, dalam keadaan sadar, atau berada dalam status mental baik; maupun dengan
pasien dalam keadaan gaduh gelisah, tidak sadar atau mempunyai gangguan bicara,
atau dengan isu yang sulit, misalnya masalah seksual, diagnosis penyakit parah,
kematian, atau kaitan penyakit dengan latar belakang sosial-budaya, dan lain-lain.
3. Memperlihatkan proses dasar dalam suatu wawancara dan mengintegrasikan
kemampuan clinical reasoning sehingga diperoleh bentuk unstructured communication
untuk mendapatkan dan memberi informasi.
4. Mampu melakukan konseling yang terlihat dari kemampuan memberi dukungan,
berempati dan menawarkan usulan-usulan yang bijaksana; serta selanjutnya
memberikan pemilihan keputusan kepada pasien/keluarganya.
5. Mampu mengenali kelemahannya dalam hubungan interpersonal dan pengembangan
diri serta bersedia menerima kritik dari orang lain.
6. Mampu menerapkan nilai-nilai yang disadarinya dalam bentuk strategi belajar dan
manajemen waktu.
7. Mengenal isu etik dalam praktik kedokteran, mengenali pertimbangan etik yang paling
relevan, serta menerapkan konsep dan pertimbangan etik bila dihadapkan pada kasus
etik.
8. Mengenali isu dan dilema etik dalam pengalaman kliniknya yang berkaitan dengan
pelayanan dan kebijakan serta mengetahui kapan dan bagaimana mendapatkan
bantuan pakar atau sumber lain untuk menyelesaikan pilihan etik tersebut.
9. Memadukan pertimbangan moral dan memiliki keterampilan untuk memutuskan
masalah dengan komunikasi, hubungan interpersonal dan keterampilan klinis untuk
memberikan pelayanan etik secara efektif.
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
5
LINGKUP BAHASAN
1. The humanities in medicine
a. Konsep dasar humanities
b. Cabang-cabang humanities
c. Humanities sebagai paradigma dasar dalam kedokteran
d. Five qualities of mind sebagai paradigma dasar dalam kedokteran
2. Aspek perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokteran
a. Konsep umum kepribadian
b. Fleksibilitas dan rigiditas kepribadian
c. Faktor-faktor yg mempengaruhi pembentukan kepribadian
3. Empati
a. Pengertian empati
b. Hubungan berdasarkan empati
4. Hubungan antar manusia
a. General system theory
b. Dasar hubungan antar manusia yg adekuat
5. Kesehatan jiwa
a. Konsep kesehatan jiwa (WHO)
b. Kesehatan jiwa sebagai tujuan akhir perbaikan kualitas hidup
6. Komunikasi efektif
a. Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokter
b. Hambatan komunikasi
c. Komunikasi verbal
d. Komunikasi non-verbal
e. Mengamati komunikasi verbal dan non-verbal lawan bicara (sejawat, pasien dsbnya)
f. Empati sebagai salah satu variabel dalam pelayanan kesehatan
7. Konsep sehat-sakit
a. Konsep sehat dan sakit (WHO, NKRI)
b. Tingkat pencegahan dan riwayat alamiah penyakit
c. Pengertian keluarga dan fungsinya
d. Pengertian kedokteran komunitas & kedokteran keluarga
8. Promosi kesehatan
a. Definisi promosi kesehatan
b. Tingkat pencegahan
c. Kegiatan promosi kesehatan
d. Implementasi konsep promosi kesehatan dalam modul EBP3KH
9. Pemahaman kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual
a. Jati diri bangsa
b. Jati diri pribadi/mahasiswa
10. Kaidah dasar bioetik dan prima facie
a. Kaidah dasar bioetik
b. Prima facie
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
6
LINGKUP
BAHASAN
1. The
humanities in
medicine
2. Aspek perilaku
& kepribadian
dalam bidang
kedokteran
POKOK BAHASAN
 Konsep dasar
humanities
 Cabang-cabang
humanities
SUBPOKOK BAHASAN
 Humanities sebagai lawan dari
ilmu-ilmu eksakta
 Kedokteran sebagai cabang dari
humanities
 Humanities sebagai
paradigma dasar dalam
kedokteran
 Definisi kesehatan jiwa
(WHO)
 Five qualities of mind
sebagai paradigma
dasar dalam kedokteran
 Pengertian dan tujuan umum
 Konsep umum
kepribadian
 Fleksibilitas dan rigiditas
kepribadian
 Faktor-faktor yg
mempengaruhi
pembentukan
kepribadian
 Pengaruh sifat-sifat kepribadian
dalam menumbuhkan empati
 Pengaruh faktor-faktor bio-psikososial dalam pembentukan
kepribadian
 Jenis kepribadian tertentu yang
memadai untuk menjadi dokter
 Pentingnya mengetahui
kepribadian sendiri/sadar diri
sebagai bagian dari 5 qualities of
The humanities
 Kedokteran sebagai humanities
yang paling ilmiah dan
manusiawi
 Pentingnya dokter memasukkan
cabang-cabang The humanities
dalam pendekatan dan
pengobatan komprehensif
terhadap pasien
 Definisi kesehatan jiwa (WHO):
rasa sehat dan gembira, dapat
menghadapi/menyesuaikan diri
terhadap tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya, bersikap positif
terhadap dirinya maupun orang
lain
 5 qualities of mind: kemampuan
berpikir kritis, memiliki perspektif
yg fleksibel, nondogmatis, peka
terhadap nilai, empati dan sadar
diri
DAFTAR RUJUKAN
 Sjamsuhidayat. The
humanities in
medicine. Bahan
kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
 Wibisono S. Aspek
perilaku & kepribadian dalam bidang
kedokteran. Bahan
kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
mind
 Pentingnya mengetahui
kepribadian sendiri dan orang
lain utk membangun empati dan
rapport agar terbentuk
hubungan antar manusia yg
adekuat sehingga mencapai
tujuan akhir meningkatkan
kualitas hidup sesuai definisi
kesehatan jiwa (WHO)
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
7
LINGKUP
BAHASAN
3. Empati
POKOK BAHASAN
SUBPOKOK BAHASAN
DAFTAR RUJUKAN
 Pengertian empati
 Human values
 Contoh-contoh
hubungan berdasarkan
empati
 Arti dan perbedaan empati dan
simpati
 Pentingnya nilai-nilai manusia
(human values), a.l.: nilai
keagamaan
 Perbedaan antara menjadi
moralist dan moralizer
 Perbedaan antara ”exclusive we”
dan ”inclusive we”
 Contoh-contoh hubungan antar
manusia yg adekuat berdasarkan
empati
 Mangindaan L.
Empati, hubungan
antar manusia dan
kesehatan jiwa.
Bahan kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
4. Hubungan
antar manusia
 General system theory
 Dasar hubungan antar
manusia yg adekuat
 Pengertian general system
 Mangindaan L.
Empati, hubungan
antar manusia dan
kesehatan jiwa.
Bahan kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
5. Kesehatan
jiwa
 Konsep kesehatan jiwa
(WHO)
 Kesehatan jiwa sebagai
tujuan akhir perbaikan
kualitas hidup
 Pengertian kesehatan jiwa
(WHO): rasa sehat dan gembira,
dapat menghadapi/ menyesuaikan diri terhadap tantangan
hidup, dapat menerima orang
lain sebagaimana adanya,
bersikap positif terhadap dirinya
maupun orang lain
 Mengapa kesehatan jiwa
merupakan tujuan akhir
perbaikan kualitas hidup
 Mengapa hubungan antar
manusia yg adekuat penting
untuk mempertahankan
kesehatan jiwa
 Pengaruh general system theory
terhadap kesehatan jiwa
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
theory
 Pentingnya general system
theory serta pengaruhnya
terhadap hubungan antar
manusia
 Empati sebagai dasar hubungan
antar manusia yg adekuat
 Mangindaan L.
Empati, hubungan
antar manusia dan
kesehatan jiwa.
Bahan kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
8
LINGKUP
BAHASAN
6. Komunikasi
efektif
POKOK BAHASAN
 Fungsi komunikasi
interpersonal dalam
pekerjaan dokter
 Hambatan komunikasi
 Komunikasi verbal
 Komunikasi non-verbal
 Mengamati komunikasi
verbal dan non-verbal
lawan bicara
 Empati sebagai salah
satu variabel dalam
pelayanan kesehatan
 Pembinaan/komunikasi
dengan keluarga
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
SUBPOKOK BAHASAN
DAFTAR RUJUKAN
 Definisi komunikasi
 Definisi komunikasi interpersonal
 Penerapan komunikasi interpersonal dalam praktik
kedokteran
 Definisi komunikasi efektif
 Hambatan komunikasi
- pengirim
- penerima
- media
- lingkungan
 Komunikasi verbal: membuat
klien merasa nyaman, mengajukan pertanyaan, mendengar
aktif, memberikan informasi,
mendorong klien bicara,
menanggapi
 Komunikasi non-verbal: ekspresi
wajah, kontak mata, bahasa
tubuh, suara
 Pengamatan gerak-gerik, bahasa
tubuh, wajah, suara
 Pengamatan kalimat yang
diucapkan lawan bicara
 Definisi empati
 Aplikasi empati dalam pelayanan
kesehatan
- empati dilihat dari sudut
pandang pasien
- empati dilihat dari sudut
pandang provider
 Penerapan langkah-langkah
komunikasi efektif
 Pengisian berkas keluarga
 Dinamika keluarga dan faktorfaktor dalam kehidupan keluarga
 Masalah kesehatan yang ada
pada keluarga dan aspek dalam
keluarga yang berhubungan
dengan masalah kesehatan
 Lingkungan biopsikososial
keluarga yang dapat
mempengaruhi kesehatan
 Penyusunan rencana intervensi
terhadap kesehatan keluarga
 Media komunikasi untuk
kelluarga
 Perencanaan dan indikator
keberhasilan
 Penerapan komunikasi dalam
penyuluhan kesehatan pada
keluarga
 Evaluasi pada saat
berlangsungnya komunikasi
 Evaluasi hasil penyuluhan (hasil
komunikasi dan interaksi)
dengan keluarga
 Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan
kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007.
 Tate P. The doctor’s
commu-nication
hand-book. Radcliffe
Medical Press, 1995.
 Northhouse LL,
Northouse PG.
Health communication: Strategies for
health professionals. Stamford
(Co): Appleton &
Lange; 1998. p.1-30.
 Covey SR. Tujuh
kebiasaan manu-sia
yang sangat efektif.
Binarupa Aksara,
1994. Bab V.
 Budiningsih S.
Konsep sehat-sakit.
Bahan kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
 Dhanasari VT.
Pengisian Berkas
Keluarga. Bahan
kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
9
LINGKUP
BAHASAN
7. Konsep sehat
– sakit
POKOK BAHASAN
 Konsep sehat & sakit
 Tingkat pencegahan &
riwayat alamiah
penyakit
 Pengertian keluarga dan
fungsinya
 Pengertian kedokteran
komunitas & kedokteran
keluarga
8. Promosi
kesehatan
 Promosi kesehatan
 Tingkat pencegahan
 Kegiatan promosi
kesehatan
 Implementasi promosi
kesehatan dalam modul
EBP3KH
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
SUBPOKOK BAHASAN
DAFTAR RUJUKAN
 Pengertian sehat menurut WHO,
NKRI
 Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan menurut teori
epidemiologi
 Peran komunikasi efektif dan
empati dalam usaha
menyembuhkan pasien, keluarga
atau masyarakat
 Kaitan pencegahan penyakit
terhadap riwayat perjalanan
penyakit
 Fungsi keluarga
 Pengaruh penyakit terhadap
kesehatan keluarga
 Pengaruh keluarga terhadap
kesehatan anggota keluarga
 Budiningsih S.
Konsep sehat-sakit.
Bahan kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
 Mausnar JS, Kramers
S. Epidemiology: An
introduction text,
WB Saunders, 2004.
Chap. 1
 Leavell & Clark.
Preventive medi-cine
for the doctor in his
community. McGraw
Hill, 1965. Chap. 2
 Kark SL. Epidemiology and
Community Medicine. Appleton
Century Crofts.
1974. Chap. 8
 Seely JC. Working
with the family in
Primary Care: A
Systems Approach to
Health and illness.
Praeger Special
Studies. 1983. Chap.
3&5
 Tulchinsky TH,
Varavikova EA. The
New Public Health:
An Introduction for
the 21st Century.
Academic Press
2000. Chap. 2
 Definisi promosi kesehatan
 Model promosi kesehatan
 Tahap pre-patogenesis dan
patogenesis
 Primary prevention
 Secondary prevention
 Tertiary prevention
 5 levels of prevention of a
disease
 Herqutanto. Promosi
kesehatan. Bahan
kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
10
LINGKUP
BAHASAN
9. Pemahaman
kecerdasan
intelektual,
emosional dan
spiritual
POKOK BAHASAN
 Jati diri bangsa
 Jati diri
pribadi/mahasiswa
SUBPOKOK BAHASAN
 Mengenal jati diri bangsa
 Peradaban dan manusia
seutuhnya
 Mengenal jati diri mahasiswa
 Core value, hati nurani
 Kerja sama kelompok
 Profesionalisme
DAFTAR RUJUKAN
 Pradana, Suhardjono, Fahrial A.
Pemahaman
kecerdasan intelektual, emosional
dan spiritual. Bahan
kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
 Ginanjar A. Rahasia
sukses membangun
kecerdasan emosi
dan spiritual:
Emotional Spiritual
Quotient (ESQ).
Arga, Jakarta 2001.
10. Kaidah dasar
bioetik dan
prima facie
11. Pelayanan
kesehatan
primer sebagai
bagian dari
sistem
pelayanan
kesehatan di
Indonesia
 Kaidah dasar bioetik
 Prima facie




Beneficence
Nonmaleficence
Autonomy
Justice
 Budiningsih Y,
Purwadianto A.
Kaidah dasar bioetik
& prima facie. Bahan
kuliah Modul
EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
 Analisis situasi dan
kecenderungan dalam
bidang kesehatan
 Paradigma Sehat





 Film/slides
”Pelayanan
Kesehatan Primer di
Indonesia”
 Sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia
 Bentuk-bentuk
pelayanan kesehatan
primer

Pencapaian saat ini
Masalah
Ancaman
Definisi paradigma sehat
Dasar, visi dan misi
pembangunan kesehatan
Pelayanan primer, sekunder dan
tertier
Puskesmas, Balai Kesehatan
Masyarakat, praktik dokter
pribadi, Klinik dokter keluarga,
praktik bidan swasta
Puskesmas kecamatan
Puskesmas induk
Puskesmas kelurahan
Puskesmas pembantu
Puskesmas keliling
Poisyandu
Polindes (pondok bersalin di
desa)
 Puskesmas
 Fungsi puskesmas
 Upaya puskesmas
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013












Private goods
Public goods
Upaya kesehatan wajib
Upaya kesehatan pengembangan
11
METODE PENGAJARAN
Metode pengajaran pada modul EBP3KH ditekankan pada ranah afektif, selain juga ranah
pengetahuan dan psikomotor, dengan menggunakan metode pengajaran aktif mandiri dan
terintegrasi. Metode pengajaran modul ini juga berdasarkan konsep pentahapan proses
pembelajaran, yaitu tahap orientasi, tahap pelatihan, dan tahap umpan balik. Tahap awal
dilaksanakan dalam modul PDPT sebanyak 20 jam dan selama 2 minggu pada semester I.
Tahap lanjutan dilaksanakan terintegrasi dengan setiap modul (semester 2-6) dan di tahap
klinik (semester7-10).
TAHAP AWAL (DALAM MODUL PDPT DAN 2 MINGGU PERTAMA DI SEMESTER 1)
I. Orientasi (perolehan ilmu pengetahuan)
Tatap muka (kuliah) interaktif, diskusi dalam kelompok, pleno dan kegiatan mandiri
untuk memperoleh informasi pokok bahasan modul EBP3KH, meliputi:
1. The humanities in medicine
2. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran (etika, moral, dan kepribadian)
3. Human values (empati, hubungan antar manusia)
4. Kesehatan jiwa (mental health)
5. Komunikasi efektif
6. Konsep sehat dan sakit
7. Promosi kesehatan
8. Pengenalan dan pengembangan jati diri
9. Kaidah dasar bioetik: beneficence, non-maleficence, autonomy, justice dan prima
facie
II. Pelatihan
Pelatihan ditujukan untuk mengembangkan sikap dan perilaku luhur serta meningkatkan
kemampuan berkomunikasi efektif dengan bentuk pengalaman belajar:
1. Role model dengan contoh kasus/pemicu melalui video/film dilanjutkan dengan
pembahasan/diskusi dalam kelompok. Diskusi kelompok membahas dan
mendiskusikan role model atau tentang values dalam film tersebut serta memberi
tanggapan terhadap isu yang beredar di masyarakat, baik dari media massa atau
pengalaman pribadi, untuk lebih mempertajam nilai dan budi pekerti luhur
mahasiswa.
2. Self experience: memperoleh pengalaman sendiri dalam berkomunikasi secara
efektif dengan:
 Melakukan sendiri kegiatan komunikasi efektif dengan menerapkan langkahlangkah komunikasi di kelompok dengan bimbingan tutor. Beberapa kegiatan
latihan komunikasi mahasiswa dengan pasien simulasi direkam dalam video untuk
ditayangkan dan didiskusikan saat pleno III.
 Melakukan praktik lapangan I untuk kunjungan keluarga dan melakukan praktik
komunikasi dengan keluarga didampingi oleh tutor. Hasil komunikasi tersebut
dicatat dalam berkas keluarga oleh setiap mahasiswa (laporan perorangan)
kemudian dibahas dalam kelompok dan pada pleno IV.
 Melakukan praktik lapangan II berupa kunjungan ke salah satu rumah sakit atau
tempat lain yang berkaitan dengan kesehatan agar dapat menerapkan
komunikasi dengan pasien atau provider kesehatan. Mahasiswa dibagi dalam
kelompok. Hasil kunjungan dibahas dalam kelompok dan mahasiswa membuat
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
12
3.
4.
5.
6.
III.
laporan kelompok mengenai kunjungan tersebut berdasarkan aspek-aspek
EBP3KH yang sudah dipelajari.
Role-play: setiap mahasiswa bermain peran sesuai skenario untuk memperoleh
pengalaman sendiri berkomunikasi berlandaskan empati dan non-empati, dilakukan
dalam kelompok. Skenario berupa pemicu yang emotionally provoking, antara lain
topik yang sensitif berkaitan dengan etik, moral, dan lain-lain, sehingga dapat
melihat dan menghargai perbedaan nilai antar manusia. Setiap selesai melakukan
role-play harus dilakukan de-roling.
Kegiatan kelompok bertujuan:
a. Meningkatkan interaksi (berkomunikasi berlandaskan empati) dan berdiskusi
dengan benar.
b. Melakukan sharing (bertukar pendapat) atau memperoleh ilmu pengetahuan yang
baru.
c. Melatih kerjasama dalam kelompok.
Kegiatan mandiri: mahasiswa mempelajari buku ajar (textbook) atau bacaan/film
yang diianjurkan dan mencari informasi lewat perpustakaan atau internet, sesuai
lingkup dan pokok bahasan, serta menyusun laporan kegiatan perorangan/kelompok.
Mahasiswa diharuskan mempunyai buku catatan (workbook) dan mencatat
perolehan ilmu pengetahuan dari ceramah interaktif, diskusi kelompok, pleno,
textbook, dan internet untuk kepentingan mereka sendiri.
Pleno membahas hasil diskusi kelompok, presentasi laporan kelompok atau
pembahasan keterampilan komunikasi efektif (rekaman video) secara bersama-sama.
Umpan balik
Umpan balik diperoleh dari beragam kegiatan:
1. Pengamatan berkesinambungan oleh tutor dilakukan dengan menilai partisipasi
mahasiswa dalam setiap kegiatan kelompok dan penilaian terhadap catatan
masing-masing mahasiswa, serta penilaian terhadap laporan perorangan dan
kelompok. Pada waktu kegiatan kelompok tutor memberikan umpan balik yang
sifatnya menambah pengetahuan, mengubah sikap dan memperbaiki praktik
mahasiswa terutama dalam berkomunikasi.
2. Angket yang diisi mahasiswa dipakai untuk menilai kualitas tutor dan kegiatan
modul.
3. Setiap akhir putaran diadakan rapat evaluasi kegiatan modul yang melibatkan
anggota tim Modul EBP3KH dengan tutor untuk perbaikan modul baik dari segi isi
maupun pelaksanaannya.
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
13
MATRIKS KEGIATAN
Hari/ Jam
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
SENIN
17 Desember
SELASA
18 Desember
Pembukaan dan
pengarahan modul
EBP3KH
Kegiatan kelompok
1 Praktek
Komunikasi Efektif
Pleno I
Kuliah I Komunikasi
efektif
Kegiatan Kelompok
II dan III
Beneficence
Non Beneficence
Kuliah 3
Konsep Sehat
Sakit dan
Promosi
Kesehatan
Kegiatan kelompok
IV dan V
Justice
Autonomy
Pleno II
11.00-12.00
12.00-13.00
Istirahat
13.00-14.00
Kuliah
Kaidah
Bioetik
Primafacie
14.00-15.00
2
Dasar
dan
RABU
19
Desember
KAMIS
20 Desember
JUMAT
21
Desember
SABTU
22 Desember
Kuliah 4
The
Humanity In medicine,
Aspek Prilaku dan
Kepribadian dlm bidang
kedokteran, Empati,
hubungan antar
manusia dan kesehatan
jiwa
Kegiatan Kelompok VI
dan VII
Pemantapan
pemahaman The
Humanity In Medicine,
Aspek Perilaku dan
kepribadian dalam
bidang kedokteran,
Empati, hubungan antar
manusia dan kesehatan
jiwa.
Kegiatan
Kelompok VIII
dan IX
Praktik
Komunikasi 2
di puskesmas
Praktik Lapangan
1
ROLE PLAY
Persiapan
Praktik
Lapangan 1
Bioetika
15.00-16.00
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
14
Kegiatan
Kelompok X
Diskusi tentang
Sehat Sakit
Kuliah
Kuliah
Kuliah
Kuliah
I
II
III
IV
Kegiatan
Kelompok I
Kegiatan
Kelompok II dan
III
Kegiatan
Kelompok IV dan
V
Pleno I
Pleno II
Keguiatan
Kelompok VI dan
VII
Kegiatan
Kelompok VIII dan
IX
Kegiatan kelompok
X
Role Play
Narasumber : dr, Hamzah
Narasumber : dr. Abdi
dr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ/Azmi
Narasumber : dr. wahyu
Praktek Komunikasi Efektif
Beneficence Non Beneficence
Justice dan Autonomy
Komunikasi Narasumber : dr.Hamzah
Bioetka Narasumber : dr. Abdi, dr. Wahyu
Pemantapan pemahaman The Humanity In Medicine, Aspek Perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokteran, Empati,
hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa.
Praktik Komunikasi 2 di puskesmas
Diskusi tentang Sehat Sakit
Difasilitasi
tutor
oleh
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
15
MINGGU II
Hari/ Jam
08.00-09.00
09.00-10.00
SENIN
24 Desember
Pemutaran
Pelayanan
Kesehatan
Film
SELASA
25 Desember
NATAL
RABU
26
Desember
Diskusi
Praktek
Lapangan 1
KAMIS
27 Desember
Praktek Lapangan II
JUMAT
28
Desember
Pleno III
SABTU
29 Desember
Ujian Tulis
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
ISTIRAHAT
13.00-14.00
Persiapan
lapangan 2
14.00-15.00
Patch Adam
15.00-16.00
Pleno III
Pleno IV
Komunikasi Narasumber : dr. Hamzah
Hasil Praktikum Lapangan 1 dan 2 Narasumber : dr.wahyu,dr.Hamzah dan dr.Azmi
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
16
Pleno IV
OSCE
SARANA DAN PRASARANA
SARANA
1. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul EBP3KH
2. Buku Pedoman Staf Pengajar (BPSP) Modul EBP3KH
3. Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM) Modul EBP3KH
4. Layar lebar di ruang kuliah
5. LCD projector 1 buah di ruang kuliah
6. Video format switcher
7. Replacement lamp for LCD/video projector
8. Laser pointer 1 buah
9. Wireless microphone 2 buah
10. Mikrofon biasa 1 buah di ruang kuliah
11. Desktop atau laptop computer 1 buah di ruang kuliah
12. Overhead projector 1 buah di ruang kuliah
13. Videocamera 1 buah
14. Kaset video untuk shooting pelatihan komunikasi efektif dan role-play sebanyak 3 buah
15. Flipchart (termasuk kertas flipchart, spidol) untuk setiap ruang diskusi kelompok (6
buah)
16. Alat tulis kantor:
- Kertas HVS
1 rim
- Spidol boardmarker
1 kotak
- Map kertas
1 lusin
- Pulpen
1 kotak
17. VCD (film):
- Patch Adams, Clips Patch Adams
- Fasilitas pelayanan kesehatan primer
- Dokter buruk
18. Honorarium tim modul, narasumber, moderator dan tutor/fasilitator dan petugas
pelaksana
PRASARANA
1. Ruang sekretariat modul EBP3KH
2. 2 orang tenaga administrasi
3. Satu buah ruang kuliah besar dengan kapasitas 50 orang untuk kuliah interaktif dan
menonton film/video
4. Ruangan diskusi kelompok 5-6 ruangan (masing-masing 11 - 12 orang mahasiswa) per
kali putaran.
5. Lahan praktik: PSPD Universitas Bengkulu, RSUD M Yunus Bengkulu, Puskesmas Wilayah
dalam kota Bengkulu atau tempat lain yang ditentukan (di komunitas).
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
17
SUMBER DAYA MANUSIA
Staf akademik program/modul empati terdiri atas staf pengajar tetap dan staf pengajar tidak
tetap dari berbagai cabang ilmu kedokteran nonklinik dan klinik yang bertugas sebagai
narasumber, moderator dan tutor.
1. Narasumber adalah staf pengajar yang mempunyai expertise di bidang ilmunya,
berfungsi sebagai sumber belajar pada proses belajar mahasiswa mencakup materi yang
dipelajari, serta teknik role model, self experience, dan role playing. Narasumber dapat
bertindak sebagai pembicara/pemberi kuliah dan moderator. Dalam keadaan khusus
narasumber dapat berasal dari instansi luar PSPD UNIB.
2. Tutor adalah staf pengajar yang bertindak sebagai dosen pembimbing yang bertugas
mengembangkan reasoning skill dan melakukan pengamatan berkesinambungan. Tutor
dapat juga bertindak sebagai fasilitator yang bertugas menuntun dan membantu
kemudahan belajar, memacu kemandirian, serta mengembangkan kreativitas belajar.
SUMBER BELAJAR
Untuk melaksanakan metode pembelajaran diperlukan sumber belajar yang meliputi:
1. Berbagai buku rujukan atau naskah tatap muka yang sesuai dengan pokok bahasan,
tersedia di Sekretariat Modul EBP3KH dan dipinjamkan kepada setiap kelompok
mahasiswa.
2. Internet di Perpustakaan PSPD UNIB atau di tempat yang disediakan.
3. Narasumber atau tutor, serta personalia di lahan praktik (tempat kunjungan).
4. Film yang berkaitan dengan modul EBP3KH: Patch Adams, Clips Patch Adams, Fasilitas
pelayanan kesehatan primer, Dokter buruk.
PENGELOLA
Tim Modul EBP3KH diketua oleh dr.Hamzah di bawah supervisi Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter dan Ketua Medical Education Unit (MEU), bekerjasama dengan seluruh
departemen di PSPD UNIB.
PELAKSANA
1. Tim Modul EBP3KH: 17 orang
2. Para staf pengajar tetap dan tidak tetap yang dapat bertindak sebagai narasumber,
dosen, dan tutor, dan beberapa staf staf pengajar sebagai tutor cadangan.
3. Tata Usaha akademik PSPD UNIB.
4. Pelaksana administrasi (sekretariat) dan teknik: 2 orang.
5. Praktikum lapangan dipimpin oleh masing-masing tutor kelompok.
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
18
Tim Modul Lokal EBP3KH
Penasehat
: KPS Pendidikan Dokter UNIB
Ketua Modul
: dr. H.Hamzah, MM
Anggota
: 1. Dr. Andri Sudjatmoko, Sp.Kj
2. dr. Wahyu Sudarsono, M.Ph
3. dr. Abdi Kesuma
4. dr. Faisal
5. dr. Syafriadi
6. dr. Yusdi Zahrias, MM
7. dr. Noor Diah Erlinawati
Sekretariat
: Suprianto,S.si
PJ Praktik Lapangan
Penyusun soal ujian
Pengawas ujian
: Wawan .S.pd
: Suprianto, S.Si
: Seluruh tim Modul
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
19
PRINSIP
Evaluasi modul EBP3KH didasarkan atas pencapaian sasaran pembelajaran serta terdiri atas
evaluasi hasil pembelajaran dan evaluasi program.
CARA DAN ALAT EVALUASI
1. Buku catatan mahasiswa dievaluasi oleh tutor setiap minggu (formatif)
2. Observasi berkesinambungan oleh tutor
Penilaian meliputi kehadiran tiap mahasiswa dan partisipasi mahasiswa dalam kelompok
dengan check list. Penilaian kegiatan kelompok diserahkan ke Sekretariat pada hari yang
sama (formatif). Sedangkan penilaian terhadap buku catatan tiap mahasiswa dilaporkan
setiap akhir minggu.
3. Laporan perorangan
Merupakan laporan hasil komunikasi efektif saat praktik lapangan I. Berisi struktur
komunikasi (apakah menerapkan langkah-langkah komunikasi sesuai aturan baku), apa
yang dirasakan saat berkomunikasi (empati atau nonempati), apakah mengalami
hambatan. Makalah perorangan disampaikan kepada tutor masing-masing untuk dinilai,
kemudian laporan disajikan dan dibahas pada saat pleno.
4. Laporan kelompok
Disusun oleh kelompok setelah praktik lapangan II sesuai dengan materi/aspek-aspek
EBP3KH yang telah dipelajari. Setiap anggota kelompok memberikan kontribusi atas hasil
observasi saat kunjungan, misalnya aspek etik, empati, dan lain-lain. Laporan dibahas
dengan tutor dalam kegiatan kelompok.
5. Ujian tulis
Untuk menilai apakah materi EBP3KH telah dipahami, dilakukan 2 kali ujian tulis,
dilaksanakan pada akhir minggu pertama dan kedua, berupa soal pilihan jamak (multiple
choice questions).
EVALUASI PROGRAM
Untuk mengeveluasi program digunakan:
1. Lembar penilaian terhadap tutor yang diisi oleh setiap mahasiswa di akhir modul
2. Kuesioner evaluasi terhadap modul EBP3KH diisi oleh setiap mahasiswa pada akhir
modul
3. Rapat tim modul dengan tutor
PARAMETER KEBERHASILAN
Parameter keberhasilan modul ditetapkan sebagai berikut:
1. Evaluasi hasil pembelajaran
90% mahasiswa lulus dengan nilai minimal C dan rata-rata nilai bobot 2,00
2. Evaluasi program
- Semua kegiatan berlangsung sesuai waktu dan rencana
- Perubahan jadwal, waktu, maupun kegiatan tidak lebih dari 10%
- Setiap kegiatan dihadiri minimal 90% mahasiswa, tutor, dan narasumber
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
20
PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN SUMATIF
Pembobotan alat evaluasi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nilai
kasar
Jenis
Kehadiran (absensi)
Observasi berkesinambungan oleh tutor
Laporan perorangan dan kelompok
Uji tulis I
Uji tulis II
Praktik Lapangan
Pembobotan
Nilai
setelah
pembobotan
10%
20%
20%
20%
20%
10%
Nilai akhir
Nilai akhir = Jumlah nilai setelah pembobotan
Rentang dan nilai dalam huruf:
Nilai angka
85 - 100
70 - 79
55 - 69
50 – 55
< 50
BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013
Nilai huruf
A
B
C
D
E
Nilai bobot
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
21
Lampiran 1
TUJUAN TERMINAL PENDIDIKAN DOKTER
Tujuan pendidikan dokter ialah mendidik mahasiswa melalui serangkaian pengalaman
belajar menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga mempunyai cukup pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dalam bidang keprofesiannya, serta mempunyai keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk:
1. Melakukan profesi kedokteran dalam suatu sistem pelayanan kesehatan pemerintah
dengan pendekatan kedokteran keluarga, mencakup:
a. Mengenal, merumuskan, dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat
sekarang dan yang akan datang, serta berusaha dan bekerja untuk menyelesaikan
masalah-masalah tersebut melalui perencanaan, implementasi, dan evaluasi
program-program yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
b. Memecahkan masalah kesehatan pasien dengan menggunakan pengetahuan,
keterampilan klinik dan laboratorium, serta observasi dan pencatatan yang baik
untuk mengidentifikasi, mendiagnosis, melakukan tindakan medik, melakukan usaha
pencegahan, meminta konsultasi, mengerjakan usaha rehabilitasi masalah kesehatan
pasien dengan berlandaskan etika kedokteran, serta mengingat aspek jasmani,
rohani dan sosio-budayanya.
c. Memanfaatkan sebaik-baiknya sumber dan tenaga lainnya dalam meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat.
d. Bekerja selaku unsur pimpinan dalam suatu tim kesehatan.
e. Menyadari bahwa sistem pelayanan kesehatan yang baik adalah faktor penting dalam
ekosistem yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
f. Mendidik dan mengikutsertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatannya.
2. Senantiasa meningkatkan dan mengembangkan diri dalam segi ilmu kedokteran sesuai
dengan bakatnya, dengan berpedoman pada pendidikan sepanjang hayat.
3. Menilai kegiatan profesinya secara berkala, menyadari keperluan untuk menambah
pendidikannya, memilih sumber-sumber pendidikan yang serasi, serta menilai kemajuan
secara kritis.
4. Mengembangkan ilmu kesehatan, khususnya ilmu kedokteran dengan ikut serta dalam
pendidikan dan penelitian, serta mencari penyelesaian masalah kesehatan penderita,
masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan asuhan medis.
5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang diperlukan untuk
kelangsungan profesinya, misalnya integritas, rasa tanggungjawab, dapat dipercaya,
serta menaruh perhatian dan penghargaan kepada sesama umat manusia, sesuai
dengan etika kedokteran.
6. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, dan bersikap terbuka,
dapat menerima perubahan dan berorientasi ke masa depan serta mendidik dan
mengajak masyarakat ke arah sikap yang sama.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
22
Lampiran 2
THE FIVE STAR DOCTOR / DOCTORS FOR THE FUTURE
Doctor for health: a WHO global strategy for changing medical education practice for health
for all. Adapted from Boelen C. Frontline doctors of tomorrow, World Health Organization,
1994; 47:4-5.
1. Care provider, who considers the patient holistically as an individual and as an integral
2.
3.
4.
5.
part of a family and the community and provides high quality, comprehensive, continuous
and personalized care within a longterm relationship based on trust.
Decision maker, who chooses which technologies to apply ethically and cost effectively
while enhancing the care he or she provides.
Communicator, who is able to promote healthy lifestyles by effective explanation and
advocacy, thereby enpowering individuals and group to enhance and protect their health.
Community leader, who having won the trust of the people among whom he or she
works, can reconcile individual and community health requirements and initiate action on
behalf of the community.
Manager, who can work harmoniously with individuals and organizations inside and
outside the health care system to meet the needs of the patients and communities,
making appropriate use of available health data.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
23
Lampiran 3
DAFTAR BUDI PEKERTI LUHUR
YANG PERLU DIMILIKI DAN DILESTARIKAN
Sivitas akademika Fakultas Kedokteran dituntut berperilaku luhur sesuai dengan profesinya
kelak, terutama jujur, terbuka, bertanggung jawab, memiliki integritas, menerima
pendapat orang lain yang berbeda, berempati, rendah hati, mandiri, dan mau
belajar. Perilaku baik lainnya dapat diamati saat tatap muka, diskusi panel, diskusi
kelompok, pleno, dan kegiatan mandiri, di antaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Jujur
Terbuka
Bertanggung jawab
Memiliki integritas
Mau menerima orang
lain sebagaimana
adanya
Empati
Rendah hati
Mandiri
Berkemauan kuat
Memiliki disiplin diri
Tekun dan teliti
Gigih/ulet
Tabah, tegar dan
tangguh namun cukup
fleksibel
Bersemangat
Berhati lembut & lentur
Bijaksana
Mampu
mempertimbangkan
dampak positif dan
negatif dari berbagai
alternatif pilihan yang
memungkinkan
Berpikir jauh ke depan
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
Cerdik
Cermat
Efisien
Beriman
Kreatif/inovatif
Bersahaja
Produktif
Mampu beradaptasi
dalam berbagai situasi
yang berbeda
Mampu mengisi
berbagai peran diri
(contoh: sebagai
dokter, suami/istri,
orang tua, dan
berbagai peran lainnya)
secara optimal
Menghargai karya/
buah pikiran orang lain
Selalu mawas diri
Mengenal kemampuan
dan keterbatasan diri
Menghargai waktu
Pemaaf
Pemurah
Mengabdi tanpa
pamrih
Dapat mengendali-kan
diri
36. Rajin
37. Ramah tamah
38. Rasa kasih sayang
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
tanpa pamrih
Rasa percaya diri
Rela berkorban
Sabar
Bersikap adil
Bersikap hormat
Bersikap tertib
Sopan santun
Sportif
Bersusila
Selalu menepati janji
Dinamis
Bersyukur
Bersikap konstruktif
Berani memikul risiko
Mau belajar
Peduli
Mampu bekerjasama
dalam tim
Memiliki sifat
keutamaan pemimpin
Loyal pada pemimpin
yang adil dan amanah
Orientasi kerakyatan
dsb
24
Lampiran 4
DAFTAR RUJUKAN
The humanities in medicine
1. Sjamsuhidajat. The humanities in medicine. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1
FKUI, 2007
2. Cassell EJ. The place of The humanities in medicine. New York: Institute of Sociery,
Ethics and the Life Sciences, 1984
3. Clouser KD. The humanities in medical education: some contributions. J Med and
Philosophy 15: 189-301, 1990
4. Clouser KD. The humanities in a technological education. http://weberstudies.
weber.edu/archive. Disitasi tanggal 9 Oktober 2006.
Aspek perilaku dan kepribadian
5. Wibisono S. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul
EBP3KH semester 1 FKUI, 2007
6. Suseno FM. Etika dasar: masalah-masalah pokok filsafat moral. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 1993
7. WHO Document. Doctors for health: the 5 star doctor. Geneve: WHO 1996; 1-23
Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa
8. Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah
Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007
9. Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (Pegangan bagi kader kesehatan). Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 2003; 5-24
10. Buber M. I and thou: a new translation by Walter Kaufman. New York: Charles Scribner’s
Sons 1970; 53-68
Konsep sehat-sakit
11. Budiningsih S. Konsep sehat-sakit. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007
12. Mausner JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text. WB Saunders, 2004. Chapter
1
13. Leavell & Clark. Preventive Medicine for the doctor in his community. Mc Graw Hill, 1965.
Chapter 2
14. Kark SL. Epidemiology and Community Medicine. Appleton Century Crofts. 1974. Chapter
8
15. Seely JC. Working with the family in primary care: A systems approach to health and
illness. Praeger Special Studies 1983. Chapters 3 and 5
16. Tulchinsky TH, Varavikova EA. The new public health: An introduction for the 21st
Century. Academic Press 2000. Chapter 2
Kaidah dasar bioetik
17. Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik danupaya menyuburkan pikiran kritis mahasiswa
kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007
18. Purwadianto A. Segi kontekstual pemilihan prima facie kasus dilema etik dan
penyelesaian kasus konkrit etik. Pertemuan Nasional III Jaringan Bioetika & Humaniora
Kesehatan Indonesia, Jakarta, 2004.
19. Sampurna B. Prinsip moral etika kedokteran. Modul Etika Kedokteran, 2005.
20. Beuchamp TL, Childress JF. Principles of biomedical ethics 4th ed. New York: Oxford
University Press 1994
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
25
21. Mappes TA, Zembaty JS. Biomedical ethics. New York: McGraw-Hill Book Co 1981
22. Veatch RM. The basics of bioethics. New Jersey: Prentice Hall Inc. 2000
23. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Komunikasi efektif
24. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007
25. Basuki E. Kisi-kisi komunikasi efektif dalam film Patch Adams. Dalam Buku Panduan tutor
dan mahasiswa. Modul EBP3 KH semester 1 FKUI, 2007
26. Northhouse LL, Northouse PG. Health communication: Strategies for health
professionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30.
27. Tate P. The doctor’s communication handbook. Radcliffe Medical Press, 1995.
Kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual
28. Suwondo P, Suhardjono, Fahrial A. Pemahaman kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007
29. Ginanjar A. Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual: Emotional
Spiritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga, 2001
30. Etika. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 5. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. 1989; 205-9
31. Kaelan. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit Paradigma; 87-94
32. Kebudayaan. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 8. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. 1990;
265
33. Norma Moral. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 11. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka.
1990; 184
Promosi kesehatan
34. Herqutanto. Promosi kesehatan. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007
35. Tones K, Tifford S. Health promotion, effectiveness, efficiency and equity. UK: Chapman
& Hall 2001;2-68
36. WHO. Health promotion glossary. Division of Health Promotion, Education and
Communications (HPR) Health Education and Health Promotion Unit (HEP) WHO. 1998
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
26
Lampiran 5
PERATURAN AKADEMIK
Modul Empati & Bioetik untuk Pengembangan Pribadi dan Profesi Kedokteran dalam konteks
Humaniora (EBP3KH) wajib diikuti oleh semua mahasiswa PSPD UNIB.
Ketentuan umum
1. Setiap mahasiswa wajib mentaati ketentuan yang tercantum dalam Panduan Akademik
Universitas Bengkulu 2010/2011, Panduan Akademik PSPD UNIB 2010/2011, serta segala
ketentuan yang dikeluarkan oleh Ketua prodi PSPD UNIB.
2. Setiap mahasiswa wajib memegang teguh tatakrama/sopan santun pergaulan dalam
segala tingkah lakunya, termasuk bersikap sopan terhadap sesama anggota sivitas
akademika dan masyarakat sekitar.
3. Setiap mahasiswa wajib berpenampilan rapi dalam berpakaian dan dengan potongan
rambut yang pantas sesuai dengan kepribadiannya sebagai calon dokter.
4. Setiap mahasiswa harus ikut memperhatikan dan menjaga kebersihan ruang kuliah,
ruang diskusi kelompok, ruang praktikum, lingkungan sekitarnya, termasuk halaman,
taman, WC/kamar mandi yang tersedia.
5. Mahasiswa dilarang melakukan corat-coret di papan pengumuman tentang kegiatan
mahasiswa.
6. Setiap mahasiswa diwajibkan mentaati peraturan-peraturan khusus yang berlaku untuk
modul EBP3KH.
7. Setiap mahasiswa wajib menjaga kehormatan dan kebanggaan almamater.
Kehadiran
1. Kehadiran untuk tiap kegiatan harus tepat waktu.
2. Mahasiswa yang terlambat 15 menit tidak diizinkan mengikuti kegiatan dan akan
3.
4.
5.
6.
diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir.
Pengisian daftar hadir/absensi mahasiswa dilakukan pada jam 07.45 hingga 08.00 WIB
bertempat di kegiatan yang dilaksanakan sesudah atau sebelum jam tersebut, untuk
kuliah yang diadakan di ruang kelas besar.
Pengisian daftar hadir kegiatan kelompok, pleno dan praktik lapangan akan diberikan oleh
tutor dan apabila mahasiswa terlambat 15 menit maka tidak diizinkan mengikuti
kegiatan dan akan diperhitungkan dalam nilai akhir.
Bila tidak hadir harus disertai dengan alasan sah dengan menunjukkan surat sakit dari
dokter atau surat dari orangtua bila ada musibah dalam keluarga inti.
Kehadiran minimal 80% diperlukan untuk lulus modul EBP3KH.
Aktivitas setiap mahasiswa
1. Wajib memiliki Buku Pedoman Kerja Mahasiswa dan mengikuti setiap kegiatan modul
2. Kegiatan mandiri dilakukan di lingkungan kampus, ruang diskusi kelompok dan
perpustakaan
3. Diwajibkan membuat catatan dalam sebuah buku (workbook)
4. Diwajibkan membuat laporan perorangan dan menyerahkannya kepada Tutor selambat-
lambatnya pada hari kamis minggu 2 modul EBP3KH.
5. Buku yang dipinjam harus dikembalikan selambat-lambatnya sebelum ujian tulis ke 2.
6. Lain-lain sesuai dengan peraturan akademik yang tercantum dalam Peraturan akademik.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
27
Lampiran 6
GLOSSARY
Academic performance
: kemampuan seseorang dalam mencapai tahapan akademik
tertentu.
Analisis kritis
: Analisis secara sistematik berdasarkan sikap terhadap materi
dan metode yang digunakan untuk mencapai suatu keputusan.
Antipati
: 1. penolakan atau perasaan tidak suka yang kuat; 2. perasaan
menentang obyek tertentu yang bersifat personal dan abstrak.
Antropologi
: ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka
warna, bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaan (pada masa
lampau).
Apresiasi
: penilaian/penghargaan terhadap sesuatu.
Attitude (sikap)
: 1. kecenderungan untuk bersikap dengan cara tertentu; 2.
tingkahlaku yang mencerminkan perasaan atau keyakinan; 3.
suatu watak untuk bertindak secara positif atau negatif
terhadap perorangan, kelompok, obyek, situasi, atau nilai
(value); 4. suatu penilaian yang dipelajari sehingga dapat
menghasilkan perilaku yang konsisten ketika menghadapi
seseorang, sekelompok orang, obyek, atau sekelompok obyek.
Care provider
: dokter atau pelaksana perawatan yang melihat pasien secara
holistik, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari
keluarga/komunitas serta menyediakan/ melakukan perawatan
yang berkualitas tinggi, komprehensif, berkesinam-bungan, dan
disesuaikan dengan perorangan (personalized) dalam
hubungan jangka panjang yang didasarkan atas kepercayaan.
Communicator
: orang yang mampu meningkatkan cara hidup sehat dengan
memberi penjelasan dan nasehat efektif, sehingga mendorong
individu
dan
kelompok
untuk
meningkatkan
dan
mempertahankan kesehatannya.
Community leader
: seseorang yang telah dipercayai oleh masyarakat di lingkungan
kerjanya, dapat menyatukan kebutuhan kesehatan individu dan
komunitas, serta melakukan tindakan mewakili kepentingan
komunitas tersebut.
Decision-maker
: seseorang yang mampu membuat keputusan berdasarkan
pemilihan cara/teknik yang dapat dilaksanakan secara tepat,
efisien/ cost-effective, dan etis untuk meningkatkan
pemeliharaan/ perawatan yang dilakukannya.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
28
Empati
: 1. kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan, pikiran,
dan keinginan orang lain, tanpa mempengaruhi obyektivitas
dalam menilai orang tersebut; 2. kemampuan menempatkan
diri ke dalam diri orang lain untuk memahami pandangan dan
perasaan orang tersebut, sesuai dengan latar belakang
pendidikan, sosial, budaya, agama, ekonomi, etnik, dan lainlain.
Etik/etika
: 1. kumpulan asas/nilai/moralitas universal yang berkenaan
dengan akhlak atau yang serba-baik; 2. norma kebaikan yang
berasal dari pembenaran nilai-nilai yang dianut suatu golongan
atau masyarakat.
Etik/etika kedokteran
: etika khususnya kewajiban moral yang mendasari profesi dan
praktik kedokteran, serta melandasi segenap keputusan medik
menjadi keputusan yang benar dan serba baik.
Etik/etika profesi
: etika terapan dan kesejawatan yang berlaku untuk masingmasing profesi yang mengandung keutamaan dan keluhuran
profesi.
Humaniora
: ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membantu manusia
untuk bersifat lebih manusiawi dan lebih berbudaya, misalnya
teologi, filsafat, ilmu hukum, ilmu sejarah, filologi, ilmu bahasa,
kesusasteraan, ilmu kesenian, dan ilmu praktik kedokteran.
Human rights
: hak-hak alamiah manusiawi yang tidak dapat dicabut dan
merupakan karunia Tuhan, karena semata-mata dimiliki
manusia meliputi antara lain kebebasan berbicara dan
berpendapat, beragama dan berkeyakinan, berserikat dan
berkumpul, serta hak untuk mendapat perlindungan yang sama
di depan hukum.
Ilmiah
: 1. bersifat ilmu;
2. secara ilmu pengetahuan;
3. memenuhi syarat-syarat (hukum) ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan
: gabungan berbagai pengetahuan yang (science) disusun secara
logis dan sistematis yang diperoleh dengan langkah-langkah
ilmiah (observasi, identifikasi masalah, penyusunan hipotesis,
eksperimen, penyusunan teori).
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
29
Integritas
: 1. keterpaduan; 2. kebulatan; 3. keutuhan; 4. jujur dan dapat
dipercaya.
Jujur
: 1. lurus hati; 2. tidak curang; 3. tulus; 4. ikhlas.
Kejujuran
: ketulusan (hati); kelurusan (hati).
Kepribadian (personality) : 1. sifat dan tingkahlaku seseorang yang membeda-kannya dari
orang lain; 2. integrasi karakteristik struktur, pola tingkah-laku,
minat, pendirian, kemampuan, dan potensi yang dimiliki
seseorang; 3. segala sesuatu mengenai diri seseorang
sebagaimana diketahui orang lain; 4. ciri dan cara berperilaku
individu yang menerangkan penyesuaian orang tersebut
terhadap lingkungannya.
Komunikasi efektif
: komunikasi yang didasarkan atas niat untuk mau mengerti
lawan bicara (empati), yaitu dengan menjadi pendengar yang
baik, baik dari segi verbal maupun bahasa tubuh, serta
kemampuan melakukan empati. Komunikasi efektif dilakukan
melalui
tahapan,
yaitu
mendengarkan,
memahami,
menyetujui/menerima, melakukan tindakan/ menanggapi
respon), serta meminta umpan balik
Komitmen
: janji atau tekad untuk melakukan sesuatu.
Konsisten
: 1. tetap (tidak berubah-ubah); 2. taat asas;
3. ajeg
Kreatif
: 1. memiliki daya cipta; 2. memiliki kemampuan untuk
menciptakan.
Manager
: 1. seseorang yang dapat bekerja secara harmonis dengan
individu dan organisasi di dalam dan di luar sistem
pemeliharaan kesehatan untuk mencapai kebutuhan pasien dan
komunitas, dengan menggunakan secara tepat data kesehatan
yang ada; 2. orang yang mengatur pekerjaan atau melakukan
kerjasama yang baik dengan menggunakan orang lain untuk
mencapai sasaran; 3. orang yang berwenang dan bertanggung
jawab membuat rencana serta mengatur, memimpin dan
mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran
tertentu.
Manusia penalar
: manusia yang berpikir logis.
Masalah ilmiah
: 1. pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian yang akan
dilakukan, 2. kesenjangan yang teridentifikasi.
Moral
: 1. ajaran tentang baik buruk yang diterima umum, mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban; 2. akhlak; 3. budi pekerti; 4.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
30
susila; 5. kondisi mental yang membuat orang tetap berani,
bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; 6. isi hati atau
keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan; 7.
ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
Motivasi
: 1. dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak
sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu; 2. usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
sekelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan dari perbuatannya.
Nilai (value)
: ukuran kuantitatif dalam standar atau kesatuan tertentu.
Observasi
: 1. pengamatan atau peninjauan secara cermat; 2. pengujian
fenomena secara berhati-hati dan dilihat dari sudut pandang
pengetahuan.
Perilaku luhur
: 1. perilaku yang menjunjung tinggi moral, adat istiadat, sopan
santun, tingkah laku, nilai-nilai baik (terpuji) manusia; 2. budi
pekerti yang paling hakiki, yaitu perilaku yang meliputi sikap
dan perilaku dalam hubungan dengan Tuhan, diri sendiri,
keluarga, masyarakat, bangsa, dan alam sekitar.
Performance
: kinerja tingkat pencapaian tertentu.
Plagiat
: 1. pengambilan karangan atau pendapat orang lain dan
menjadikannya sebagai karangan atau pendapat sendiri; 2.
jiplakan.
Plagiarisme
: aliran penjiplakan.
Profesional
: memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya;
mengharuskan pembayaran untuk melakukannya.
Realistik
: sesuai dengan kenyataan bersifat nyata atau wajar.
Riwayat alamiah
penyakit
:
adalah gambaran penyebaran penyakit mulai sebelum sakit
(fase pre-patogenesis) sampai berakhirnya proses perjalanan
penyakit (fase patogenesis)
Role model
: mengambil seseorang sebagai model/contoh/suri teladan yang
dapat menjadi panutan, misalnya: guru seringkali menjadi
model yang berpengaruh terhadap muridnya sehingga murid
cenderung mengikuti tingkah lakunya.
Role playing
: murid berperan sebagai orang lain sehingga dapat mengalami
perasaan orang tersebut, misalnya bagaimana rasanya menjadi
ibu seorang anak yang kekurangan gizi.
Self assessment
: melakukan penilaian hasil yang telah dicapai oleh diri sendiri.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
31
Self experiment
: pengalaman langsung yang dialami/diberikan kepada murid
sehingga dapat membentuk sikap (attitude)nya.
Simpati
: kecenderungan untuk merasakan perasaan, pikiran, dan
keinginan orang lain, namun karena melibatkan perasaan,
seringkali penilaiannya menjadi subyektif.
Sivitas akademika
: masyarakat ilmiah atau kelompok akademik/ perguruan tinggi,
yaitu dosen dan mahasiswa.
Suportif
: 1. mendukung; 2. mendorong.
Terbuka
: 1. sikap perilaku yang menyebabkan keleluasaan dalam
menerima apa saja dari luar; 2. membuka diri terhadap umpan
balik dan mampu menerima informasi apa saja secara obyektif.
Tanggungjawab
: 1. keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, bila terjadi
sesuatu boleh dituntut, diperma-salahkan, diperkarakan, dsb;
2. Bertanggung-jawab: berani memikul risiko, dinyatakan
dalam perilaku yang konsekuen, konsisten, dan tuntas.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
32
Lampiran 7
TATA CARA KEGIATAN
KULIAH INTERAKTIF
1. Kuliah dilakukan sesuai tujuan, materi, dan alokasi waktu.
2. Bahan kuliah diberikan beberapa hari sebelumnya untuk dipelajari mahasiswa
3. Kuliah dilakukan secara interaktif dengan menitik-beratkan agar mahasiswa belajar aktif
mandiri. Mahasiswa selain mendengarkan, aktif membuat catatan dalam buku catatan
mahasiswa, diberi kesempatan mengutarakan pendapat, bersikap kritis, dan bertanya
langsung untuk memperoleh kejelasan.
KEGIATAN/DISKUSI KELOMPOK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kegiatan/diskusi kelompok dipimpin oleh tutor.
Tutor memberi salam dan memperkenalkan diri.
Sebelum diskusi kelompok setiap anggota saling memperkenalkan diri.
Tutor menjelaskan tujuan dan cara diskusi kelompok sesuai lembar tugas.
Diskusi kelompok dilaksanakan sesuai dengan panduan kegiatan.
Tutor berusaha agar semua mahasiswa aktif berpartisipasi dalam diskusi.
Tutor menjaga kelancaran diskusi dan mengarahkan agar diskusi tetap mengacu pada
sasaran pembelajaran.
8. Setiap mahasiswa wajib mempunyai buku catatan untuk mencatat semua hasil diskusi
9. Diskusi dilakukan dengan tertib.
10. Setiap anggota kelompok memiliki hak yang sama untuk menyampaikan pendapat,
bertanya, dan menjawab secara bergiliran dengan tertib.
11. Setiap anggota kelompok wajib menunjukkan sikap saling menghargai serta memberi
kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapat, tidak ada dominasi
individu dalam kelompok.
12. Bila ada materi/topik yang memerlukan klarifikasi, narasumber dapat dihubungi sesuai
jadwal.
13. Keputusan kelompok merupakan hasil keputusan bersama dan didukung oleh semua
anggota kelompok.
14. Laporan kelompok disampaikan pada pleno. Kelompok menunjuk juru bicara dan
sekretaris yang menyiapkan presentasi.
15. Tutor mengisi formulir kehadiran kelompok serta menilai dinamika kelompok.
16. Tutor melakukan observasi berkesinambungan terhadap setiap anggota kelompok dan
memberikan penilaian afektif.
17. Mahasiswa mengisi lembar evaluasi terhadap peran dan fungsi tutor.
PLENO
1. Pleno dipimpin moderator. Narasumber adalah dosen pemberi kuliah atau pakar dalam
materi pleno
2. Pleno dapat membahas materi kuliah untuk pemantapan pemahaman materi kuliah atau
laporan kelompok
3. Pada pemantapan pemahaman materi kuliah moderator melemparkan beberapa isu
mengenai materi untuk dibahas, mahasiswa diberi kesempatan bertanya atau memberi
komentar
4. Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan laporan hasil kegiatannya,
kelompok lainnya diberi kesempatan untuk bertanya atau memberi komentar
5. Narasumber memberi asupan bilamana diperlukan
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
33
6. Di akhir diskusi moderator akan menyampaikan rangkuman atau pengarahan
Tata cara pleno I & II
1. Pleno I & II berlangsung selama 120 menit dengan mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan pemicu I & II
2. Panitia menentukan beberapa kelompok yang akan melakukan presentasi dan beberapa
kelompok lainnya sebagai penanya wajib
3. Setiap kelompok diberi waktu 7 menit untuk presentasi dan 8 menit untuk
pertanyaan/diskusi
4. Pada akhir pleno moderator menyampaikan rangkuman selama 10 menit.
Tata cara pleno III
1.
2.
3.
Pleno I berlangsung selama 120 menit untuk membahas hasil pratik lapangan I.
3 kelompok berperan sebagai presentan dan 3 kelompok menjadi penyanggah.
Pada akhir pleno moderator memberi rangkuman selama 10 menit.
Tata cara Pleno IV
1. Pleno IV berlangsung selama 120 menit untuk presentasi hasil pelatihan komunikasi
efektif (kegiatan kelompok VI – IX).
2. Dibahas teori komunikasi efektif dan praktik keterampilan komunikasi yang dilakukan
mahasiswa
3. Setiap kelompok telah menyiapkan presentasi tentang topik:
a. Membuat klien merasa nyaman
b. Mengajukan pertanyaan
c. Mendengar aktif
d. Memberikan informasi
4. Presentasi dilakukan oleh 4 kelompok yang ditentukan secara diundi, dengan topik
berbeda, masing-masing selama 5-7 menit. Setelah presentasi dilakukan tanya jawab
selama 30-40 menit. Kelompok yang tidak presentasi menjadi penyanggah.
5. Ditayangkan rekaman CD peragaan komunikasi dari 4 kelompok yang telah ditentukan
panitia, masing-masing tentang topik seperti pada ad 3. Sewaktu ditayangkan
mahasiswa menilai peragaan tersebut dengan menggunakan daftar tilik, diikuti oleh
diskusi selama 20-30 menit.
6. Pada akhir pleno moderator memberi rangkuman selama 10 menit.
Tata cara pleno V
1.
2.
3.
Pleno V berlangsung selama 120 menit untuk membahas kasus “dr. Tenar” (kasus
hipotetik dokter praktik swasta perorangan) yang telah dibagikan sebelumnya pada saat
diskusi kelompok
Pleno membahas laporan kelompok hasil kerja mandiri dan umpan balik selama diskusi
kelompok topik pertopik
Pada laporan kelompok: setiap kelompok mempresentasikan hasil pembahasan kasus
“dr. Tenar” sesuai dengan kaidah dasar bioetik yang telah ditentukan dan yang
bertindak sebagai penyanggah adalah kelompok kaidah dasar bioetik lainnya.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
34
4.
5.
Narasumber memberikan asupan, meluruskan jawaban/argumen etis dan memberikan
jalan keluar
Pada
akhir
diskusi
moderator
akan
memberikan
rangkuman
atau
pengarahan/pemantapan pemahaman
PRAKTIK LAPANGAN
Dalam rangka memperkenalkan kehidupan dalam suatu masyarakat/ komunitas dan
masalah kesehatan sedini mungkin kepada mahasiswa kedokteran, dilakukan kunjungan ke
rumah-rumah, rumah sakit maupun kunjungan ke fasilitas kesehatan lainnya. Mahasiswa
akan diminta menemui individu atau anggota keluarga di rumahnya baik orang sehat, atau
pasien, keluarga pasien, petugas kesehatan, pengelola ruang rawat, pimpinan fasilitas dan
lainnya. Tujuan kegiatan ini ialah agar mahasiswa mendapat pengalaman (self experience)
berkomunikasi, sehingga mampu:
1. Berkomunikasi efektif dengan menerapkan langkah-langkah komunikasi secara benar.
2. Mempertajam empati dengan melihat/menanyakan berbagai masalah pada seseorang,
baik yang sehat maupun yang sakit.
3. Mencoba mendeteksi masalah kesehatan secara sederhana di dalam suatu keluarga
Tatacara praktik lapangan I
1. Praktik lapangan I dilaksanakan pada hari akhir minggu pertama modul EBP3KH, setelah
dibuat kesepakatan antara kelompok dengan tutornya masing-masing.
2. Pengelola modul dan tutor terlebih dahulu akan memberi pengarahan tentang praktik
lapangan I kepada mahasiswa
3. Mahasiswa tiap kelompok bersama tutornya mengunjungi keluarga binaan yang telah
ditentukan oleh panitia. Setiap 3-4 mahasiswa diberi 1 keluarga binaan.
4. Mahasiswa melakukan komunikasi dua arah (sesuai langkah-langkah komunikasi efektif)
dengan supervisi oleh tutor.
5. Mahasiswa harus mencatat segala sesuatu yang dilakukan dan dialaminya selama
kegiatan tersebut untuk dibahas dalam kelompok dan dicatat dalam berkas keluarga
yang dibagikan
6. Mahasiswa mencoba menggali informasi tentang kesehatan anggota keluarga dan
mencoba merumuskan masalah yang menyangkut kesehatan dalam keluarga tersebut
7. Peer assessment dilakukan dengan menggunakan check-list form tentang cara
komunikasi yang baik
8. Setiap mahasiswa harus membuat laporan perorangan yang diserahkan ke tutor.
9. Berkas keluarga yang telah diisi diserahkan kepada tutor.
10. Hasil pratik lapangan I didiskusikan dalam kegiatan kelompok VII untuk selanjutnya
dipresentasikan pada pleno.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
35
Tata cara praktik lapangan II
1. Praktik lapangan dipimpin oleh tutor
2. Tempat yang akan dikunjungi oleh setiap kelompok dipersiapkan dahulu oleh tutor, yaitu
fasilitas layanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan dll) yang dapat
digunakan untuk mempraktikkan empati dan komunikasi.
3. Tutor terlebih dahulu memberi pengarahan praktik lapangan kepada mahasiswa. Tujuan
kegiatan adalah mempraktikkan komunikasi efektif sambil mengobservasi aspek-aspek
perilaku, etika, empati, nilai dan sistem nilai, hubungan antar manusia, serta etik profesi
di tempat tersebut.
4. Setiap mahasiswa mencatat segala sesuatu yang dilakukan, dialami, dan diamatinya
selama kegiatan tersebut, termasuk faktor-faktor penghambat dan penunjang
komunikasi efektif yang dialaminya.
5. Tutor bertanggungjawab atas kelancaran praktik lapangan dan memberi bimbingan
kepada mahasiswa bila diperlukan.
6. Hasil praktik lapangan dibahas dalam kelompok dan dirangkum dalam laporan kelompok.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
36
Lampiran 9
Kegiatan Kelompok I
PEMICU
Jakarta, Mei 1998
Tidak akan ada yang pernah mau hidup di masa itu kembali, bahkan terkadang untuk
berpikir kembali tentang masa itu.
Hari itu seperti biasa, seperti hari lainnya, aku bersiap-siap untuk pergi kuliah. Ujian akhir
sudah di depan mata. Tidak ada firasat buruk atau perasaan aneh bahwa sesuatu yang
besar akan terjadi saat itu, di hari itu. Semua betul-betul seperti biasa. Memang ya aku
sempat mendengar berita di televisi yang menyatakan situasi pemerintahan saat itu sedang
labil…tapi…yah biasa saja…pembicaraan tentang pemerintah adalah konsumsi orang-orang
besar bukan kami kelompok minoritas di negeri ini, sering ayah mengatakan hal itu…”yang
penting kamu belajar yang pinter, May, dan pergi jauh ke negeri yang bisa
membesarkanmu”.
Tidak ada suara gemuruh, tidak ada derap langkah yang nyata terdengar, ketika tiba-tiba,
segerombolan orang masuk ke rumah kami yang memang tidak pernah terkunci karena
warung sembako yang kami miliki. Saat itu ayah dan ibuku, kutahu sedang membereskan
barang-barang dagangan di warung, sementara aku dan adikku laki-laki sedang bersiap-siap
pergi belajar.
Beberapa orang laki-laki masuk ke kamarku, tanpa bisa jelas kumengerti dan kulawan
mereka menarikku ke luar seperti menangkap maling di jalan, sangat kasar membelenggu
tubuhku yang jelas tak mungkin akan pernah melawan. Mereka membawa aku keluar tanpa
aku bisa melihat di mana ayah, ibu, dan adikku, aku berteriak-teriak memanggil-manggil
mereka, meminta mereka untuk berhenti menyakitiku…tapi teriakanku tak berdaya melawan
situasi yang ada hingga aku lemas dan pingsan.
Aku terbangun ketika aku merasa sekujur tubuhku panas seperti terbakar, dan ternyata
ya…mereka membakar tubuhku…sakit sekali…aku mencoba lari dan menyelamatkan diri
hingga akhirnya kutemukan selokan yang berair mampet, tapi hanya itu yang kupikir paling
mampu kulakukan. Kurendamkan tubuhku di air kotor itu hingga api itu satu persatu lenyap
dari pandanganku. Aku masih melihat sekitarku, semuanya begitu saja terjadi seperti
sebuah film sadis berkelas mimpi buruk…yang tidak akan pernah mau kutonton lagi…meski
sayangnya…aku tak bisa…film ini terlanjur menjadi bagian dalam hidupku yang berputar
terus di kepalaku…
Satu kata yang hadir bertubi di benakku…MENGAPA?
Syukurlah, ketika hari mulai malam, seseorang menemukanku…entah itu siapa, ia
membantuku keluar dari air kotor itu tanpa merasa jijik, menutup tubuhku dengan sarung,
dan mengantarkanku ke RS. Aku kehilangan diriku sampai kudengar dokter dan paramedik
membicarakan kondisiku…kondisi yang kemudian menjadi identitasku.
Nn. May, 22 tahun, suku tionghoa, datang ke rumah sakit diantar oleh petugas keamanan
setelah ditemukan di sebuah selokan dalam kondisi tubuh penuh luka bakar 1 hari yang lalu.
Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, di tubuh pasien juga ditemukan beberapa luka termasuk
robekan di liang vagina (kemaluan) yang diduga akibat trauma benda tumpul. Saat ini
pasien menjalani perawatan untuk semua lukanya. Diperkirakan lukanya akan sembuh
dalam 2 minggu ke depan dan pasien bisa dipulangkan.
Aku terdiam mendengarkan semua keterangan yang diberikan oleh dokter…sebuah bahasa
yang aku tidak dapat mengerti, berbicara di depanku tanpa aku boleh berpartisipasi…
Mereka sudah berlalu, tapi aku…dan pikiranku…???
Apa maksudnya robekan di kemaluan, apa artinya luka yang sembuh dalam 2 minggu, boleh
pulang… Semua yang kutanya tentang keluargaku tidak ada yang tahu…mereka hanya
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
37
menjawab ini RS, tidak ada informasi
diam…menikmati diam…dan diam…
lagi…semua
diam…akupun
juga
mulai
Pertanyaan Pemicu
1. Sebutkan masalah yang Anda temukan dalam penggalan kisah di atas! (kehidupan Nn.
May, lingkungan dan peristiwa, layanan di RS)
2. Menurut Anda, apa yang mengakibatkan masalah tersebut muncul?
3. Bagaimana seharusnya agar masalah seperti ini tidak terjadi?
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
38
Kegiatan Kuliah I : Komunikasi efektif
Pengantar
Manusia adalah mahluk yang membutuhkan orang lain untuk mengembangkan diri melalui
hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal akan saling memuaskan bila masingmasing pihak dapat menampilkan tingkah laku yang saling timbang rasa, penuh pengertian,
dan empati. Hubungan interpersonal dilakukan melalui komunikasi, yaitu proses
penyampaian stimuli (baik verbal maupun non-verbal) oleh seseorang (komunikator) untuk
mengubah perilaku orang lain (pendengar).
Komunikasi adalah proses dimana dua atau lebih pengirim/penerima bertukar pesan sebagai
upaya mencapai kesepakatan untuk menghasilkan suatu keputusan. Agar berjalan efektif,
diperlukan lalu lintas pesan dua arah yang baik. Komunikasi yang baik, misalnya antara
dokter dengan pasien, akan menjadi efektif bila disertai empati.
Hasil yang diharapkan
Mahasiswa mampu menjelaskan kembali cara membuat klien merasa nyaman, mengajukan
pertanyaan, mendengar aktif, memberikan informasi saat berkomunikasi.
Lingkup bahasan
1.
2.
3.
4.
Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokter
Hambatan komunikasi
Komunikasi verbal: membuat klien merasa nyaman
Komunikasi non-verbal: ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, suara
Tugas mahasiswa
Satu minggu mahasiswa sebelum kuliah membuat sinopsis/ringkasan dari kepustakaan yang
disediakan, khususnya 1) Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH
semester 1 FKUI, 2007 dan 2) Covey SR. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif.
Binarupa Aksara, 1994. Bab V.
Sinopsis harus sudah diserahkan kepada tutor pada pertemuan kegiatan kelompok sebelum
kuliah. Tutor menyerahkan sinopsis/ringkasan kepada petugas sekretariat.
Rujukan
1. Basuki E. Effective communication. Lecture EBP2DCH Module semester 1, FMUI, 2007.
2. Covey SR. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V.
3. Northhouse LL, Northouse PG. Health communication: Strategies for health
professionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30.
4. Tate P. The doctor’s communication handbook. Radcliffe Medical Press, 1995.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
39
Kegiatan Kelompok
Kegiatan Kelompok
PEMICU
Seorang dosen wanita umur 55 tahun, sedang bekerja di rumah, membuat makalah untuk
dipresentasikan di sebuah pertemuan ilmiah keesokan harinya. Penulisan makalah tidak
lancar karena dosen tersebut sedang mempunyai masalah dengan atasannya. Waktu
menunjukkan pukul 9 malam. Tiba-tiba masuk anak bungsunya laki-laki umur 16 tahun.
Dosen tersebut menyadari bahwa anaknya datang, dan berjalan berkeliling, berputar-putar
di dalam ruangan tanpa mengatakan sesuatu, tetapi dosen tersebut untuk beberapa saat
tidak memberikan perhatian kepada perilaku anaknya. Kemudian tanpa menoleh kepada
anaknya, dan dengan wajah yang tetap menatap pada komputer, dosen tersbut
mengatakan: ”Ngapain sich, muter-muter gak karuan? Keluar dech, mama lagi pusing
nich!!” Mendengar ucapan ibunya, anak tersebut ke luar dari kamar dengan wajah muram.
Anak tersebut mengalami masalah dengan gurunya karena berani mengungkapkan suatu
kebenaran, tetapi tidak dapat diterima oleh gurunya. Anak tersebut merasa dimusuhi oleh
gurunya.
Diskusikan masalah komunikasi apa yang terjadi antara ibu dengan anaknya.
Komunikasi seperti apa yang mestinya terjadi antara ibu dan anak pada situasi
seperti itu?
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
40
Kegiatan Kelompok I
Pengantar
Sikap/perilaku dalam bidang kedokteran didasari pada pengenalan beberapa prinsip
humaniora yang sesuai untuk seorang dokter. Hubungan dokter-pasien menjangkau segi
interpersonal yang lebih dalam daripada sekedar komunikasi sosial. Perilaku dan kepribadian
merupakan hal yang penting sebagai landasan aspek etik, kepercayaan, dan hukum dalam
hubungan tersebut. Ilmu kedokteran mempunyai 2 aspek pendekatan, yaitu manusia
sebagai obyek dan manusia sebagai subyek (pendekatan yang bersifat manusiawi).
Landasan pendekatan dan perlakuan yang bersifat manusiawi adalah empati
Hasil yang diharapkan
Pemantapan pemahaman mengenai humaniora/The humanities dalam kedokteran serta
aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran, empati, hubungan antar manusia,
serta kesehatan jiwa.
Lingkup bahasan
1. Aspek humaniora/The humanities dalam kedokteran: kemampuan berpikir kritis, memiliki
perspektif yang fleksibel, nondogmatisme, peka terhadap nilai, empati dan sadar diri.
2. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran: perilaku manusia, hubungan
dokter-manusia, moral, etik, norma, dan sistem nilai.
Tugas
1. Pendalaman materi lingkup bahasan untuk mendapatkan pemahaman bersama dalam
kelompok.
2. Membahas beberapa isu yang relevan dengan lingkup bahasan untuk meningkatan
kepekaan rasa, empati, serta menghargai nilai dan sistem nilai.
3. Aspek empati dan kesehatan jiwa: empati dan kesehatan jiwa merupakan landasan
penting dalam komunikasi efektif interpersonal.
4. Hubungan antar manusia: saya dan kamu, kita dan kami, empati dalam berkomunikasi.
Rujukan
1. Sjamsuhidajat. The humanities in medicine. Lecture EBP2DCH Module semester 1, FMUI,
2007.
2. Wibisono S. Behaviour and personality aspects in medicine. Lecture EBP2DCH Module
semester 1, FMUI, 2007.
3. Sedyawati E. Pedoman penanaman budi pekerti luhur, 1997.
4. Appendix 3 Student Guide Book EBP2DCH Module 2007.
5. Mangindaan L. Empathy, human relationships and mental health. Lecture EBP2DCH
Module semester 1, FMUI, 2007.
6. Buber M. I and thou: a new translation with a prologue, 1970
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
41
Bahan Diskusi Makalah HUMANIORA
1. Jelaskan apa itu Humaniora (The humanities), bidang-bidang apa saja yang tercakup
dalam Humaniora. Apa bedanya dengan ilmu murni (mis. matematika, ilmu alam, ilmu
kimia)?
2. Apa persamaan dasar dan tujuan Humaniora, diskusikan
3. Mengapa Kedokteran dianggap merupakan cabang Humaniora yang paling ilmiah dan
sekaligus paling manusiawi? Diskusikan.
4. Jelaskan “The Five Qualities of Mind” dari Donner Clauser, jelaskan secara rinci.
Berikan contoh-contoh pelaksanaannya dalam kehidupan, ilmu kedokteran dan
hubungan antar manusia
5. Mengapa bidang bidang dari Humaniora seringkali perlu bahkan berguna bagi
perkembangan Kesehatan Jiwa? Berikan beberapa contoh
Bahan Diskusi Makalah EMPATI, HUBUNGAN ANTAR MANUSIA , DAN KESEHATAN
JIWA
1. Bedakan antara simpati , empati, dan antipati. Diskusikan dan berikan beberapa contoh
2. Apabila seseorang berbeda dalam identitas (mis. berbeda agama, nilai-nilai, ras / suku
bangsa atau berbeda orientasi seksual) apakah secara automatis orang itu lebih buruk
atau lebih baik? Jelaskan dan berikan beberapa contoh dalam kehidupan
3. Bagaimana seseorang dapat berempati dengan orang lain yang berbeda nilai-nilainya?
Bagaimana hal itu dapat dilakukan? Berikan beberapa contoh dalam kehidupan
4. Pada dasarnya kita perlu menghargai nilai-nilai orang lain walaupun berbeda dengan
nilai diri kita, tapi di lain pihak, kapankah kita perlu prihatin terhadap nilai-nilai
seseorang? Berikan contoh, diskusikan
5. Jelaskan perbedaan antara:
berempati dengan orang lain yang berbeda nilai /selera pribadi,
dengan: mempunyai nilai / selera pribadi yang berbeda dengan nilai / selera pribadi
orang lain
6. Apa bedanya seorang “moralis” dengan seorang ”moralizer”?
7. Diskusikan konsep Martin Buber tentang hubungan “Saya dan Kamu” (I and Thou
relationship)
8. Diskusikan pentingnya pendekatan multikultural sebagai landasan hubungan antar
manusia, jelaskan dampak dari “ke-Kami-an “ yang ekslusif (hubungan monokultural
yang ekslusif)
9. Apakah hubungan multikultural antar agama berarti sinkretisme? Diskusikan.
10. Mengapa empati harus berawal dari diri sendiri, jelaskan.
11. Apakah dasar empati, jelaskan dan mengapa hal itu penting?
12. Mengapa empati penting bagi perkembangan Kesehatan Jiwa?
13. Diskusikan definisi Kesehatan Jiwa dan diskusikan pelaksanaannya dalam kehidupan
sehari-hari
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
42
Kegiatan Kelompok II-V
Pengantar
Manusia adalah mahluk yang membutuhkan orang lain untuk mengembangkan diri melalui
hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal akan saling memuaskan bila masingmasing pihak dapat menampilkan tingkah laku yang saling timbang rasa, penuh pengertian,
dan empati. Hubungan interpersonal dilakukan melalui komunikasi, yaitu proses
penyampaian stimuli (baik verbal maupun non-verbal) oleh seseorang (komunikator) untuk
mengubah perilaku orang lain (pendengar).
Komunikasi adalah proses dimana dua atau lebih pengirim/penerima bertukar pesan sebagai
upaya mencapai kesepakatan untuk menghasilkan suatu keputusan. Agar berjalan efektif,
diperlukan lalu lintas pesan dua arah yang baik. Komunikasi yang baik, misalnya antara
dokter dengan pasien, akan menjadi efektif bila disertai empati.
Hasil yang diharapkan
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan cara membuat klien merasa nyaman saat
berkomunikasi: memberi salam, menyilakan duduk, memperkenalkan diri, membina
rappporting, menjelaskan tugas dan kewenangannnya, mempersilakan pasien/klien bicara
bebas.
Lingkup bahasan
1.
2.
1.
2.
Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokter
Hambatan komunikasi
Komunikasi verbal: membuat klien merasa nyaman
Komunikasi non-verbal: ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, suara
Kegiatan Kelompok II
Tugas
Latihan mempraktikkan “membuat klien merasa nyaman” dengan cara sebagai berikut:
1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa
berperan sebagai dokter. Pakai sinopsis nomor 1. Mahasiswa lainnya melakukan
penilaian dengan menggunakan daftar tilik perilaku dokter dan pasien (lampiran 10).
Waktu 7 menit.
2. Diskusikan bagaimana dokter tersebut memperlakukan pasien dalam konteks membuat
klien merasa nyaman. Hal-hal yang penting tuliskan di flipchart. Waktu 8 menit.
3. Tutor memberikan ulasan tentang membuat klien merasa nyaman dengan materi bahan
kuliah. Waktu 10 menit
4. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10
menit.
5. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan membuat
klien merasa nyaman. Tutor berperan sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan
bersama. Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10
menit. Semua hasil rekaman dibuat CD apabila waktu memungkinkan.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
43
Sinopsis 1: Membuat klien merasa nyaman
Seorang pasien datang ke dokter praktik umum. Hari menjelang magrib, pasien yang
menunggu diperiksa masih ada sekitar 5 orang. Hujan rintik-rintik turun. Tiba giliran
pasien terakhir, dokter sebenarnya sudah agak lelah. Pasien terakhir berusia 45
tahun, datang dengan wajah khawatir, gelisah. Pasien tidak mau duduk sebelum
dipersilahkan duduk oleh dokter, dia juga tidak mengucapkan salam kepada dokter,
disebabkan kekhawatirannya yang sangat besar. Pasien datang sendiri, langsung dari
rumah. Pasien bersikap pasif. Pasien mempunyai keluhan sulit buang air besar sejak 3
bulan yang lalu. Adik dan ibunya mempunyai keluhan yang sama beberapa tahun yang lalu,
dan ternyata keduanya menderita kanker usus. Keduanya sudah meninggal. Pasien khawatir
mempunyai penyakit yang sama dengan ibu dan adiknya. Dalam berbicara pasien terbatabata. Dokter berusaha untuk membuat pasien merasa nyaman dengan
menyambut dengan baik dan ramah serta penuh perhatian, walaupun
sebenarnya sudah lelah.
Catatan:
Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus
diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik,
secara verbal dan non-verbal.
Kegiatan Kelompok III
Latihan dalam kelompok mempraktikkan “Mengajukan pertanyaan”
Langkah:
1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa
berperan sebagai dokter. Sinopsis untuk permainan peran adalah sinopsis 2. Mahasiswa
lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik (lampiran 10). Waktu 7
menit.
2. Diskusikan bagaimana cara dokter tersebut mengajukan pertanyaan kepada pasien.
Catat di flipchart hal-hal yang penting. Waktu 8 menit.
3. Tutor memberikan ulasan tentang cara mengajukan pertanyaan dengan contohcontohnya. Waktu 10 menit.
4. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10
menit.
5. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan mengajukan
pertanyaan. Tutor berperan lagi sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama.
Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua
hasil rekaman dibuat CD.
Sinopsis 2: Mengajukan pertanyaan
Seorang pasien datang ke dokter praktik umum. Hari menjelang magrib, pasien yang
menunggu diperiksa masih ada sekitar 5 orang. Hujan rintik-rintik turun. Tiba giliran pasien
terakhir, dokter sebenarnya sudah agak lelah. Pasien terakhir perempuan berusia 45 tahun,
datang dengan wajah khawatir, gelisah. Pasien tidak mau duduk sebelum dipersilakan
duduk oleh dokter, dia juga tidak mengucapkan salam kepada dokter, disebabkan oleh
kekhawatirannya yang sangat besar. Pasien datang sendiri, langsung dari rumah. Pasien
mempunyai keluhan sulit buang air besar. Tetapi kadang-kadang pasien juga
mengalami diare. Bila sedang diare kadang-kadang ada darah segar pada
tinjanya. Adik dan ibunya mempunyai keluhan yang sama beberapa tahun yang
lalu, dan ternyata keduanya menderita kanker usus. Keduanya sudah meninggal,
walaupun sudah sempat dioperasi. Pasien khawatir mempunyai penyakit yang
sama dengan ibu dan adiknya. Dalam berbicara pasien terbata-bata.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
44
Catatan:
Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus
diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik,
secara verbal dan non-verbal.
Kegiatan Kelompok IV
Latihan dalam kelompok mempraktikkan “Mendengar aktif”.
Langkah:
1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa
berperan sebagai dokter. Sinopsis untuk bermain peran adalah sinopsis 3. Mahasiswa
lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik (lampiran 10). Waktu 7
menit.
2. Diskusikan bagaimana dokter tersebut
memperlakukan pasien dalam konteks
mendengar aktif. Hal-hal yang penting tuliskan di flipchart. Waktu 8 menit.
3. Tutor memberikan ulasan tentang mendengar aktif dengan materi bahan kuliah. Waktu
10 menit.
4. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10
menit.
5. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan mendengar
aktif. Tutor berperan lagi sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama. Peragaan
tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua hasil
rekaman dibuat CD.
Sinopsis 3: Mendengar aktif
Seorang pasien datang ke dokter praktik umum. Hari menjelang magrib, pasien yang
menunggu diperiksa masih ada sekitar 5 orang. Hujan rintik-rintik turun. Tiba giliran pasien
terakhir, dokter sebenarnya sudah agak lelah. Pasien terakhir perempuan berusia 45
tahun, datang dengan wajah khawatir, gelisah. Pasien tidak mau duduk sebelum
dipersilakan duduk oleh dokter, dia juga tidak mengucapkan salam kepada dokter,
disebabkan oleh kekhawatirannya yang sangat besar. Pasien datang sendiri, langsung dari
rumah. Pasien mempunyai keluhan sulit buang air besar. Tetapi kadang-kadang pasien juga
mengalami diare. Bila sedang diare kadang-kadang ada darah segar pada tinjanya. Adik dan
ibunya mempunyai keluhan yang sama beberapa tahun yang lalu, dan ternyata dua-duanya
menderita kanker usus. Keduanya sudah meninggal, walaupun sudah sempat dioperasi.
Pasien khawatir mempunyai penyakit yang sama dengan ibu dan adiknya. Pasien
mempunyai anak 2 orang baru berumur 17 dan 12 tahun. Dalam berbicara pasien
terbata-bata, keluhan diungkapkan secara tidak jelas, sambil sekali-sekali
menundukkan kepala dan mukanya menunjukkan kehawatiran dan kegelisahan
yang kentara sekali. Kedua tangan saling meremas. Dokter melakukan refleksi
isi, refleksi perasaan, menunjukkan empati serta merangkum ucapan pasien.
Catatan:
Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus
diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik,
secara verbal dan non-verbal.
Kegiatan Kelompok V
Latihan dalam kelompok mempraktikkan “Memberikan informasi”.
Langkah:
1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa
berperan sebagai dokter. Sinopsis untuk bermain peran adalah sinopsis 4. Mahasiswa
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
45
2.
3.
4.
5.
lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik (lampiran 10). Waktu 7
menit.
Diskusikan bagaimana dokter tersebut
memperlakukan pasien dalam konteks
memberikan informasi. Hal-hal yang penting tuliskan di flipchart. Waktu 8 menit.
Tutor memberikan ulasan tentang cara memberikan informasi dengan materi bahan
kuliah. Waktu 10 menit.
Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10
menit.
Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan memberikan
informasi. Tutor berperan lagi sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama.
Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua
hasil rekaman dibuat CD.
Sinopsis 4: Menyampaikan informasi
Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter menganjurkan kepada pasien untuk
menjalani pemeriksaan USG dan endoskopi. Pasien tidak mengerti maksud
pemeriksaam tersebut, dokter berusaha menjelaskan dengan kata-kata yang
sederhana, serta menjelaskan apa tujuan pemeriksaan USG dan endoskopi. Pasien
bertanya dimana USG dan endoskopi dapat dilakukan serta berapa biayanya.
Pasien mengajukan pertanyaan apa sebenarnya penyakitnya. Apakah dapat diobati,
seberapa jauh pengobatan tersebut efektif dan efisien. Dokter memberikan informasi
yang jujur, sederhana, benar dan lengkap.
Catatan:
Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus
diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik,
secara verbal dan non-verbal. Informasi tentang kanker usus dapat dilihat di lampiran 12.
Rujukan
1. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007.
2. Covey SR. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V.
3. Northhouse LL, Northouse PG. Health communication: Strategies for health
professionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30.
4. Tate P. The doctor’s communication handbook. Radcliffe Medical Press, 1995.
5. Djauzi S. Empati dalam komunikasi di bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul EPC 2004
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
46
Kegiatan Kelompok VI
Pengantar
Penyakit merupakan suatu kejadian yang ada sejak manusia lahir. Penelitian epidemiologis
menghasilkan pengetahuan mengenai riwayat perkembangan penyakit (natural history of
disease) pada manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengetahuan ini juga
dapat menerangkan usaha pencegahan yang dapat dilakukan, baik sebelum maupun setelah
seseorang sakit. Untuk melaksanakan usaha pencegahan maupun pengobatan, perlu ada
perencanaan mengenai penatalaksanaan yang akan dilaksanakan agar tujuan yang
diinginkan tercapai.
Hasil yang diharapkan
Mahasiswa dapat menjelaskan
1. Pengertian sehat menurut WHO dan NKRI
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan menurut teori epidemiologi, Blum dan
Mandala of health
3. Kaitan pencegahan penyakit terhadap riwayat perjalanan penyakit (natural history of
disease)
4. Mengapa komunikasi efektif dan empati sangat berperan dalam usaha menyembuhkan
pasien, keluarga atau masyarakat.
5. Pengaruh penyakit terhadap kesehatan keluarga dengan memberi contoh.
6. Pengaruh keluarga terhadap kesehatan anggauta keluarga dengan memberi contoh
Lingkup bahasan
1. Konsep sehat-sakit & faktor yang mempengaruhinya
2. Riwayat perjalanan penyakit & tingkat pencegahan
3. Pengertian kedokteran komunitas dan kedokteran
berkesinambungan)
keluarga
(holistik
dan
Tugas
Diskusikan pemicu diskusi konsep sehat dan sakit di bawah ini.
PEMICU DISKUSI KONSEP SEHAT-SAKIT
Kasus
Seorang ibu berusia 20 tahun membawa anak keduanya, laki-laki 1 tahun, ke puskesmas
untuk imunisasi. Ketika ditanya apakah ada keluhan, ibu tersebut mengatakan tidak ada,
anaknya dalam keadaan sehat, sehingga ingin melengkapi program imunisasi. Setelah
memeriksa, dokter mengatakan bahwa anak ibu tersebut tidak sehat, tetapi masih dapat
menerima imunisasi. Dokter menjelaskan bahwa anak tersebut kurang gizi dan
perkembangannya terlambat. Ibu tersebut tidak setuju dengan keterangan dokter dan
menerangkan bahwa anaknya tetap aktif dan biasanya semua anak kecil memang sulit
makan.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
47
Rujukan
1. Mausner JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text chapter. WB Saunders 2004.
Chapter 1
2. Leavell & Clark. Preventive medicine for the doctor in his community. McGraw- Hill,
1965. Chapter 2
3. Kark SL. Epidemiology and community medicine. Appleton Century Crofts. 1974. Chapter
8
4. Seely JC. Working with the family in primary care: A systems approach to health and
illness. Praeger Special Studies 1983. Chapters 3 and 5
5. Tulchinsky TH, Varavikova EA. The new public health: An introduction for the 21st
century. Academic Press 2000. Chapter 2
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
48
Kegiatan Kuliah IX: Pengarahan Komunikasi dengan Keluarga
1. Pengarahan dilakukan dalam kelas besar dalam bentuk kuliah interaktif.
2. Dilakukan brainstorming tentang masalah kesehatan dalam keluarga dengan cara
mengajukan lembar pertanyaan yang harus dijawab mahasiswa secara lisan. Waktu 5
menit.
3. Dijelaskan cara pengisian berkas keluarga (lampiran 11) dan menyamakan persepsi
mengenai istilah yang ada pada berkas keluarga. Waktu 20 menit.
4. Dijelaskan tatacara kunjungan rumah pada saat praktik lapangan I.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
49
Kegiatan Kelompok XI
Pengantar
Penyakit merupakan suatu kejadian yang ada sejak manusia lahir. Penelitian epidemiologis
menghasilkan pengetahuan mengenai riwayat perkembangan penyakit (natural history of
disease) pada manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengetahuan ini juga
dapat menerangkan usaha pencegahan yang dapat dilakukan, baik sebelum maupun setelah
seseorang sakit. Untuk melaksanakan usaha pencegahan maupun pengobatan, perlu ada
perencanaan mengenai penatalaksanaan yang akan dilaksanakan agar tujuan yang
diinginkan tercapai.
Setiap dokter diharapkan dapat menyelesaikan semua masalah kesehatan dengan program
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL). Latihan PBL dimulai dengan mengumpulkan berkas
keluarga yang diisi pada waktu kunjungan praktik lapangan. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan sesuai konsep Blum.
Hasil yang diharapkan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan
a. Pengertian sehat menurut WHO dan NKRI
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan menurut teori epidemiologi, Blum dan
Mandala of health
c. Kaitan pencegahan penyakit terhadap riwayat perjalanan penyakit (natural history of
disease)
d. Mengapa komunikasi efektif dan empati sangat berperan dalam usaha
menyembuhkan pasien, keluarga atau masyarakat.
e. Pengaruh penyakit terhadap kesehatan keluarga dengan memberi contoh.
f. Pengaruh keluarga terhadap kesehatan anggauta keluarga dengan memberi contoh
2. Mahasiswa dapat memahami Pengalaman Belajar Lapangan, pengisian berkas
keluarga, pemahaman mengenai konsep Blum.
Lingkup bahasan
1. Konsep sehat-sakit & faktor yang mempengaruhinya
2. Riwayat perjalanan penyakit & tingkat pencegahan
3. Pengertian kedokteran komunitas dan kedokteran keluarga
berkesinambungan)
4. Pengalaman Belajar Lapangan, pengisian data-data keluarga
5. Konsep Blum
(holistik
dan
Tugas
1. Mendiskusikan hasil praktik lapangan I
2. Menyiapkan laporan perorangan
3. Menyiapkan untuk pratik lapangan II
Rujukan
1. Mausner JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text chapter. WB Saunders 2004.
Chapter 1
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
50
2. Leavell & Clark. Preventive medicine for the doctor in his community. McGraw- Hill,
1965. Chapter 2
3. Kark SL. Epidemiology and community medicine. Appleton Century Crofts. 1974. Chapter
8
4. Seely JC. Working with the family in primary care: A systems approach to health and
illness. Praeger Special Studies 1983. Chapters 3 and 5
5. Tulchinsky TH, Varavikova EA. The new public health: An introduction for the 21st
century. Academic Press 2000. Chapter 2
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
51
Kegiatan Kelompok XII s/d XV
Pengantar
Etika merupakan bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat
baik, dan menginginkan hal baik dalam hidup. Berbeda dengan etika, moralitas adalah
pandangan tentang kebaikan/kebenaran dalam masyarakat. Bioetik adalah studi
interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan
ilmu kedokteran, dalam skala mikro maupun makro, termasuk dampaknya terhadap
masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa mendatang. Kaidah dasar bioetik terdiri
atas: sikap berbuat baik (beneficence), jangan merugikan (nonmaleficence), menghargai
otonomi (autonomy), dan sikap berbuat adil (justice). Kaidah dasar bioetik merupakan
konsep dasar etika yang sangat penting dalam profesi kedokteran/kesehatan.
Hasil yang diharapkan
Setelah diberikan kasus etik sebagai pemicu, mahasiswa mampu:
1. Memahami dan mendemonstrasikan kaidah dasar bioetik yang relevan pada kasus
tersebut
2. Mendemonstrasikan cara berpikir kontekstual dalam mengajukan pendapatnya tentang
kaidah dasar bioetik yang relevan
3. Mendemonstrasikan cara memahami pendapat orang lain dalam mempertahankan
kaidah dasar bioetik yang dikemukakannya
4. Mendemonstrasikan cara berpikir deduktif logis sederhana
Lingkup bahasan
Ciri khas, konsep, dan kontekstualitas kaidah dasar bioetik:
1. Beneficence
2. Nonmaleficence
3. Autonomy
4. Justice
Tugas
1. Mahasiswa mengisi quick test dan dikumpulkan ke tutor sehari sebelumnya
2. Tutor memberikan umpan balik hasil quick test saat kegiatan kelompok
3. Mahasiswa berdiskusi untuk mendalami dan memantapkan konsep dan kontekstualitas
masing-masing kaidah dasar bioetik (beneficence, non-maleficence, autonomy, justice)
4. Mahasiswa berdiskusi untuk memantapkan ciri khas masing-masing kaidah dasar bioetik
dibandingkan dengan kaidah dasar bioetik lainnya
Rujukan
1. Purwadianto A. Segi kontekstual pemilihan prima facie kasus dilemma etik dan
penyelesaian kasus konkrit etik. Naskah pada Pertemuan Nasional III Jaringan Bioetik &
Humaniora Kesehatan Indonesia, Jakarta 2004
2. Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik & upaya menyuburkan pemikiran kritis mahasiswa.
Modul Etika Kedokteran 2006
3. Sampurna B. Prinsip moral etika kedokteran. Modul Etika Kedokteran 2005
4. WHO SEARO Medical Ethics cases as teaching materials. Bangkok 2004
5. Beauchamp TL, Childress JF. Principles of Biomedical Ethics 4th ed. New York: Oxford
University Press 1994
6. Mapples TA, Zembaty JS. Biomedical ethics. New York: McGraw-Hill Book Co 1981
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
52
7. Veatch RM. The basics of bioethics. New Jersey: Prentice Hall Inc 2000
8. Suseno FM. Etika dasar edisi ke-2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius 1993
9. Khushf G. Handbook of bioethics. Dodrecht: Kuwer Academic Publisher 2004
Dr. Tenar
Dokter Tenar yang praktik di Jalan Ramai sejak 2 tahun yang lalu adalah seorang dokter
umum yang memiliki pasien cukup banyak, terutama pada hari Sabtu dan Minggu.
Dengan ruangan praktik yang cukup luas dr. Tenar menempatkan 2 bed dalam kamar
praktiknya yang dibatasi dengan gorden sehingga dr. Tenar dapat leluasa memeriksa
pasiennya dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun disisi lain terdapat kesulitan bila ada
pasien yang datang dengan kelainan kulit dimana ia harus memeriksa pasien dalam keadaan
setengah telanjang.
Pada hari Sabtu minggu lalu, sudah ada 10 antrean pasien pada saat beliau datang. Dengan
tujuan memasyarakatkan budaya antre, dr. Tenar memeriksa pasien sesuai dengan nomor
urut pendaftaran. Sesuai dengan dugaan, pasien pertama, kedua dan ketiga datang dengan
keluhan batuk pilek. Maka dr. Tenar pun memberikan puyer batuk pilek pada ketiganya serta
nasehat untuk istirahat cukup, banyak minum air putih serta mengkonsumsi buah-buahan.
Pasien keempat sore itu adalah seorang ibu berusia 60 tahun diantar oleh anak laki-lakinya
datang dengan keluhan nyeri uluhati yang menjalar ke punggung. Merasa tidak yakin
dengan kemungkinan sakit maag yang diderita ibu ini, maka dr. Tenar melakukan
pemeriksaan EKG (elektrokardogram) karena kecurigaan terjadi penyempitan pembuluh
darah jantung. Hasil yang diperoleh tidak ada kelainan. Melihat usia, kondisi fisik ibu yang
cukup gemuk serta tekanan darah 140/90 maka dr. Tenar memberikan surat rujukan beberapa
pemeriksaan laboratorium. Dr. Tenar merujuk ibu tersebut ke LAB KLINIK “Titrasi Cepat”,
langganannya yang tak begitu jauh dari tempat praktiknya. Dari Lab. Klinik ini Dr.Tenar
mendapat bingkisan kue yang dia amati ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang dia
kirim kesitu. Pernah dua bulan yang lalu, dengan 20 pasien yang ia kirim, ia memperoleh
voucher belanja Rp.300.000,- di supermarket terkenal dikotanya.
Pasien pulang dengan membawa obat maag, penenang dan surat permintaan laboratorium
serta diminta datang kembali setelah memperoleh hasil laboratorium. Setelah menyelesaikan
administrasi ibu tersebut masuk kembali ke kamar periksa karena merasa ada yang kurang
yaitu belum disuntik seperti yang biasa ia dapatkan bila berobat ke dokter. Pada saat masuk,
tanpa sengaja ibu tadi melihat pasien laki-laki muda bertato di perut bawah sedang menutup
kembali celana dalamnya. Anak muda tadi “tidak mengikuti nomor antrian” karena mengaku
teman SMP dr.Tenar, sehingga zuster memasukkan lebih dahulu ke ruang sekat kiri, ruang
tempat pasien yang memerlukan perlakuan khusus. Ia sempat sepintas melihat celana dalam
tadi bervlek-vlek putih kekuningan. Anak muda tadi memoloti si ibu, kemudian dr.Tenar
meminta sang ibu keluar sebentar menunggu giliran sehabis anak muda ini. Ibu yang agak
cerewet tadi minta maaf, namun tanpa dosa ia nyrocos menanyakan apa penyakit anak muda
tadi. Dr. Tenar agak terpana untuk menjawab pertanyaan awam si ibu ini. “Ah, Cuma panas
dalam di perut “, jawab Tenar kalem. “Saya suntiknya sambil berdiri saja dok, kalu tiduran
takut ketularan penyakit kelaminnya anak tadi”, cerocos sang pasien.
Pasien kelima dan keenam adalah seorang wanita muda dan setengah baya. Sebut saja Mba
Modis dan Ibu Menor. Mba Modis mengeluh beberapa hari ini badannya panas dingin, mual
dan beberapa kali muntah. Sedangkan Ibu Menor mengeluh kepala pusing yang hilang timbul.
Dia sudah beberapa kali datang ke dokter yang berbeda-beda dan dikatakan tidak ada apaapa, hanya pusing biasa. Dokter terakhir yang dia kunjungi menyarankan dilakukan CT scan
kepala. Kemudian ia datang ke dr. Tenar dengan membawa hasil CT scan. Surat keterangan
yang terdapat di dalam amplop CT scan tersebut menyatakan kecurigaan adanya SOL (space
occupying lesion). Tanpa memberikan penjelasan mengenai isi di dalam surat keterangan
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
53
tersebut, dr. Tenar memberikan surat rujukan ke Rumah Sakit bagian Saraf. Sementara Ibu
Menor, yang tak sempat dilakukan pengukuran tekanan darahnya, langsung diberikan resep
sakit kencing yang sudah langganan ia derita 5 tahun ini. Dr.Tenar hanya memeriksa sekilas
dan menyalin resep dari catatan medis yang disodorkan zuster.
Zuster telah mengingatkan DR. Tenar bahwa dua pasien berikutnya adalah Tn. Garputala, 46
tahun dengan muntah berak belasan kali dan satu lagi seorang pelajar putri, 15 tahun sebut
saja Nn. Rana Omnivora yang ia kenal sebagai anak pertama OKB (orang Kaya Baru)
tetangganya, yang anggota DPRD salah satu parpol besar. Dr. Tenar baru saja menerima
telepon ada pasien langganannya yang gawat mau datang.
Garputala adalah hansip setempat yang merasa tak afdol kalau belum “dipegang” dr. Tenar.
Ia keluar kamar praktik dan melongok sebentar pasien tadi, memegang nadinya yang terasa
kecil dan lemah, mencubit kulit perutnya yang ternyata sudah mengendur. “Zus carikan bajaj
!” instruksinya ke Zoster setelah meyakinkan sang hansip agar cepat dirawat. Tak lupa ia
menitipkan amplop berisi Rp.25.000,- bagi sang hansip. “Untuk transportnya, ya Pak Tala.
Cepat sembuh deh” sambil memberi sebungkus oralit dan lalu mengirimkannya ke RSU
setempat.
Saat mempersilahkan Nn. Rana masuk ke ruang sekat kanan, dr. Tenar terkaget karena
serombongan orang menyela masuk sambil menggendong pasien anak laki-laki 9 tahun, si
Malthus bin Darwin yang tadi pagi ia khitan, ternyata datang kembali dalam keadaan
berdarah. Ia menolong Malthus dulu selama 45 menit, sementara Rana terpana sendirian
karena Zoster juga sibuk membantu dr. Tenar mengatasi perdarahan si Malthus di ruang sekat
kiri. Tenar tak sempat bicara ke Nn. Rana. Para pengantar Malthus justru yang meminta
Rana bersabar. Tentu sambil mencuri pandang, karena walaupun bukan bernama menor,
Rana memang menor malam itu.
Sambil bersimbah peluh, Tenar akhirnya mendengarkan keluhan Rana. Ia stress karena baru
saja mengambil uang ayahnya tanpa ijin demi menolong sahabatnya seumuran untuk aborsi
di klinik Antah Berantah. Tenar menawarkan untuk menjadi mediator menyampaikan apa
adanya kepada bapak Rana. Toh menurutnya dan menurut Rana, sang anggota DPRD ini
cukup mampu menolong sahabat Rana. “Biar uang saku saya dipotong deh dok asal papi tak
nyap-nyap ama saya”, kata si manis Rana.
Begitulah keseharian dr. Tenar dalam membantu menyelesaikan masalah pasien-pasiennya
sampai ia rela pulang larut malam.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
54
Kegiatan Kelompok XVI
Pengantar
Role playing merupakan salah satu cara untuk dapat memahami, menghayati, dan mampu
melakukan komunikasi efektif berdasarkan empati.
Hasil yang diharapkan
Mahasiswa lebih dapat menghayati dan bersikap empati dalam berkomunikasi dengan orang
lain.
Lingkup bahasan
1.
2.
3.
4.
Empati
Kesehatan jiwa
Hubungan antar manusia
Komunikasi efektif
Tugas
1. Mahasiswa secara bergantian memerankan peran yang ada dalam skenario yang telah
disiapkan, mula-mula peran yang nonempatik.
2. Diskusikan apa yang dirasakan oleh para pemeran, pendapat mahasiswa lainnya,
harapan pemeran, dsb.
3. Mainkan skenario yang sama tetapi dengan peran yang empatik. Diskusikan.
4. Setelah selesai role playing, tutor harus melakukan de-roling.
Rujukan
1. Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia, dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah
2005.
2. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007
3. Marsetio M. Pengantar etik dalam profesi kedokteran. Bahan kuliah 2005.
4. Djauzi S. Empati dan komunikasi di bidang kedokteran. Bahan kuliah 2005.
5. How to use role play in teaching. Cox KR, Ewan CE. How to use role play in teaching.
The Medical Doctor, 1982.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
55
Kegiatan Kelompok XVII
Pengantar
Pengalaman belajar (self experience) merupakan cara yang efektif untuk pembelajaran
afektif, termasuk empati dan komunikasi. Dengan bertukar pengalaman dalam
mempraktikkan komunikasi efektif dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan
berkomunikasi secara efektif berdasarkan empati.
Hasil yang diharapkan
Mahasiswa lebih memahami dan lebih mampu berkomunikasi efektif dengan menerapkan
langkah-langkah komunikasi secara benar serta mempertajam empati dengan bertukar
pengalaman dengan sesama mahasiswa dalam melihat/ menanyakan berbagai masalah
pada orang yang diajak berkomunikasi.
Lingkup bahasan
1.
2.
3.
4.
Empati
Hubungan antar manusia
Konsep sehat-sakit
Komunikasi efektif
Tugas
1. Setiap mahasiswa secara bergantian melaporkan hasil berkomunikasi secara efektif
berdasarkan empati, yang dilakukan pada praktik lapangan 2.
2. Mahasiswa lainnya memberi tanggapan.
3. Diskusikan pengalaman masing-masing dan apakah komunikasi efektif telah tercapai.
Rujukan
1. Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia, dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah
Modul EBP3KH semester 1 FKUI 2006
2. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2006
3. Marsetio M. Pengantar etik dalam profesi kedokteran. Bahan kuliah 2005.
4. Djauzi S. Empati dan komunikasi di bidang kedokteran. Bahan kuliah 2005.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
56
Diskusi film Patch Adams
Pengantar
Manusia adalah mahluk yang membutuhkan orang lain untuk mengembangkan diri melalui
hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal akan saling memuaskan bila masingmasing pihak dapat menampilkan tingkah laku yang saling timbang rasa, penuh pengertian
dan empati. Hubungan interpersonal dilakukan melalui komunikasi. Komunikasi yang baik,
misalnya antara dokter dengan pasien, akan menjadi efektif bila disertai empati. Kaidah
dasar bioetik merupakan konsep dasar etika yang sangat penting dalam profesi
kedokteran/kesehatan.
Hasil yang diharapkan
Pemahaman dan penghayatan aspek-aspek kemanusiaan dan perilaku/kepribadian di bidang
kedokteran, kesehatan jiwa, empati, komunikasi efektif, serta kaidah dasar bioetik.
Lingkup bahasan
1. Aspek humaniora/The humanities dalam kedokteran: kemampuan berpikir kritis, memiliki
perspektif yang fleksibel, nondogmatisme, peka terhadap nilai, empati dan sadar diri.
2. Aspek perilaku dan kepribadiaan di bidang kedokteran: perilaku manusia, hubungan
dokter-manusia, moral, etik, norma dan sistem nilai.
3. Kesehatan jiwa dan empati: nilai dan sistem nilai, hubungan antar manusia (saya dan
kamu, kita dan kami), hubungan dan komunikasi berdasarkan empati.
4. Kaidah dasar bioetik: beneficence, non-maleficence, autonomy, justice
5. Komunikasi efektif: komunikasi verbal (membuat lawan bicara merasa nyaman,
mengajukan pertanyaan, mendengar aktif, memberikan informasi, menanggapi,
mendorong lawan bicara untuk berpartisipasi) dan non-verbal (ekpresi wajah, bahasa
tubuh, kontak mata, paralanguage).
Tugas
1. Menyaksikan film Patch Adams secara mandiri
2. Membuat catatan dan analisis konteks film Patch Adams sesuai aspek: empati, perilaku
dan kepribadian profesi kedokteran, kaidah dasar bioetik, dan komunikasi efektif.
Catatan ini akan dipakai sebagai bahan diskusi pada saat diskusi film Patch Adams.
Rujukan
1. Sjamsuhidajat. The humanities in medicine. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1
FKUI, 2006
2. Wibisono S. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul
EBP3KH semester 1 FKUI, 2006
3. Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia, dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah
Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2006
4. Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik dan menyuburkan pemikiran kritis mahasiswa
kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2006
5. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2006
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
57
Lampiran 10
KOMUNIKASI EFEKTIF
DAFTAR TILIK PERILAKU DOKTER
I. MEMBUAT PASIEN MERASA NYAMAN
KETERAMPILAN
ADA
TIDAK
ADA
ADA
TIDAK
ADA
ADA
TIDAK
ADA
ADA
TIDAK
ADA
Menyambut dengan ramah dan mengucapkan salam
Menyilahkan duduk
Memperkenalkan diri
Menciptakan hubungan (rapporting)
Mempersilahkan pasien berbicara secara bebas
Menjelaskan wewenang dan tanggungjawab
II. MENGAJUKAN PERTANYAAN
KETERAMPILAN
Banyak menggunakan pertanyaan terbuka
Menggunakan pertanyaan tertutup yang sesuai
Mengajukan pertanyaan satu-persatu
Banyak mengajukan pertanyaan yang mendalam
III. MENDENGAR AKTIF
KETERAMPILAN
Melakukan refleksi isi
Melakukan refleksi perasaan
Menunjukkan empati
Merangkum
IV. MEMBERIKAN INFORMASI
KETERAMPILAN
Memberikan informasi yang benar
Memberikan informasi dengan bahasa sederhana
Memberikan informasi yang lengkap
Memberikan informasi yang jujur
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
58
V. MENANGGAPI
KETERAMPILAN
ADA
TIDAK
ADA
ADA
TIDAK
ADA
ADA
TIDAK
ADA
Memberikan pujian ketika pasien mengemukakan pendapat yang baik
Melakukan evaluasi
Melakukan asumsi
Memotong pembicaraan
Mencela pasien (secara fisik, atau pendapat pasien)
Sabar menunggu pasien berbicara
Menenteramkan pasien
Menjawab pertanyaan/pernyataan pasien dengan tepat
VI. MENDORONG PARTISIPASI PASIEN
KETERAMPILAN
Menunjukkan minat dan perhatian yang penuh (kontak mata, wajah ramah,
suara lembut)
Kadang
diam
untuk
memberikan
kesempatan
kepada
pasien
untuk
berkonsentrasi agar dapat mengutarakan pendapatnya
Sabar menanti jawaban, tidak memotong ucapan pasien
Mengucapkan kata-kata: lalu…. atau hm….hm…., apalagi...
Kadang-kadang menganggukkan kepala untuk menunjukkan pengertian
VII.
NON-VERBAL BEHAVIOUR
KETERAMPILAN
Wajah : ramah, senyum
Suara : ramah, vocal jelas, kecepatan cukup, intonasi baik
Posisi tubuh yang baik
Kontak mata
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
59
DAFTAR TILIK PERILAKU PASIEN
PERILAKU
ADA
TIDAK
ADA
Wajah pasien

Sedih

Takut, khawatir

Kecewa

Bingung

Menunduk (tak ada kontak mata)

Marah

Kontak mata

Senang

Puas
Gerak-gerik pasien

Gelisah

Melihat jam berkali-kali

Tangan membuat gerakan tertentu
Suara pasien

Terbata-bata

Lancar berbicara

Hampir tak terdengar

Terdengar jelas
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
60
Lampiran 11
BERKAS KELUARGA
BERKAS KELUARGA
Nama mahasiswa
__________________________________________________
Nama tutor dan
kelompok
__________________________________________________
Nama keluarga binaan :
_______________________
Nama anggota keluarga yang menjadi responden : _______________
Usia responden dan kedudukan dalam keluarga : _______________
Alamat keluarga binaan : ____________________________________
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
Dinamika keluarga
Bentuk keluarga
Keluarga inti atau bukan. Bila bukan, bentuk keluarga adalah __________________
Siklus kehidupan
keluarga
Keluarga berada pada satu tahapan dalam siklus atau lebih dari satu tahapan.
Bila lebih dari satu, memiliki berapa tahap siklus kehidupan saat ini ? _____
Tahapan apa saja yang sedang dialami keluarga saat ini______________________
___________________________________________________________________
Keharmonisan
hubungan antar
anggota keluarga
Peta hubungan antar anggota keluarga
Genogram
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
61
2.
Lingkungan kehidupan keluarga
Kondisi rumah
Lingkungan tempat tinggal
Air bersih dan sanitasi
3.
Gaya hidup keluarga
Pola diet
Kebiasaan berolahraga
Kebiasaan buruk
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
62
4.
Pemenuhan kebutuhan
Primer / sekunder / tersier
Gambaran bukti terpenuhinya kebutuhan
5. Layanan kesehatan
Ketersediaan
Kemampuan
Kepuasan keluarga
Diskusi
Masalah kesehatan dalam keluarga dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan
Simpulan :
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
63
Rencana kegiatan:
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
Penanggung jawab
Tandatangan
tutor
64
Intervensi tahap 1
No
Kegiatan
Sasaran
(nama, usia,
kedudukan
dalam
keluarga)
Hasil yang
dicapai
Komentar &
kepuasan
mahasiswa
Diskusi :
Masalah kesehatan dalam keluarga dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan
Simpulan :
Kegiatan yang telah selesai :
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
Penanggung jawab
Tandatangan
tutor
65
Intervensi tahap 2
No
Kegiatan
Sasaran
(nama, usia,
kedudukan
dalam
keluarga)
Hasil yang
dicapai
Komentar &
kepuasan
mahasiswa
Diskusi :
Masalah kesehatan dalam keluarga dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan
Simpulan :
Kegiatan yang telah selesai :
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
Penanggung jawab
Tandatangan
tutor
66
Berkas Keluarga
Panduan pengisian
Nama mahasiswa
bila satu keluarga dibina oleh 2 orang atau lebih, maka tulis semua nama mahasiswa
yang bertanggungjawab pada keluarga ini
Nama tutor dan
kelompok
Isi nama kelompok mahasiswa dan tutor dari kelompok. Bila tutor lebih dari 1 orang,
maka tulis nama semua tutor untuk kelompok ybs
Nama keluarga binaan :
tulis nama belakang keluarga,
bila tidak ada, maka tulis nama kepala keluarga dari keluarga ini, kepala keluarga
biasanya ayah, kakek, atau orang yang paling berpengaruh dalam keluarga, karena
dituakan atau sebagai pencari nafkah utama
Nama anggota keluarga yang menjadi responden :
adalah
nama anggota keluarga yang pertama/yang paling sering menjadi lawan
komunikasi mahasiswa dalam praktik komunikasi ini
Usia responden dan kedudukan dalam keluarga :
adalah usia
responden dalam tahun, dan kedudukan responden dalam keluarga, misalnya
ayah, ibu, kakek, anak, dan sebagainya
Alamat keluarga binaan :
tulis alamat lengkap (perhatian
untuk mahasiswa: identitas responden tertulis lengkap dalam berkas
keluarga ini, berkas keluarga adalah rekam medik keluarga yang merupakan
milik layanan kesehatan, sehingga selayaknya tidak boleh dibawa keluar dari
layanan kesehatan. Jangan sampai berkas ini tercecer dan dibaca oleh orang
yang tidak berwenang untuk membaca rekam medik. Pada saat presentasi,
identitas responden harus dalam inisial dan alamat dirahasiakan)
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
67
IDENTIFIKASI MASALAH
merupakan tahap awal untuk menentukan masalah kesehatan yang ada dalam keluarga
yang perlu dilakukan penyuluhan kelompok
1. Dinamika keluarga
Bentuk keluarga
Keluarga inti atau bukan. (lingkari jawaban yang tepat). Bila bukan, bentuk keluarga
adalah bentuk keluarga selain ‘keluarga inti’ adalah keluarga diperluas, keluarga
majemuk, keluarga orangtua tunggal, keluarga anak dewasa, keluarga pasangan tanpa
menikah, ,dll
Catatan: angka dalam
lingkaran adalah usia
perkawinan
Siklus kehidupan
keluarga
Keluarga berada pada
satu tahapan dalam siklus atau lebih dari satu tahapan.
Bila lebih dari satu,
memiliki berapa tahap siklus kehidupan saat ini ? ___ , Tahapan apa saja yang sedang
dialami keluarga saat ini:
resiko kesehatan yang ada pada tiap tahapan siklus kehidupan keluarga berbeda-beda,
oleh sebab itu bila sebuah keluarga pada saat yang sama terdiri dari lebih dari satu
tahapan, maka kelompok resiko kesehatannya juga lebih banyak.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
68
Keharmonisan
hubungan antar
anggota keluarga
Peta hubungan antar anggota keluarga
Menggambarkan hubungan psikologis satu sama lain, misalnya keluarga bahagia yang
merata kasihsayang dan kepuasannya, tergambar sbb:
ayah
ibu
akbar
anya
agus
ali
Ayah dari keluarga ini
mempunyai hubungan jauh
dengan anak-anaknya
ayah
ibu
alia
andin
ambar
ibu
arif
ayah
asih
Hubungan ibu dengan anak
sulung dan hubungan ayah
dengan anak perempuannya
lebih dekat dibanding hubungan
antar anggota lain. Bahkan
terjadi konflik antar 2 anak
lelaki
asep
anton
Catatan: kondisi khusus pada family map digambar bila mahasiswa secara tidak sengaja
memperoleh keterangan mengenai keadaan keluarga ini pada saat berkomunikasi,
dengan kata lain, mahasiswa tidak perlu menanyakan secara khusus.
Bila mahasiswa tidak menemukan kondisi khusus, maka hubungan digambar seperti
contoh pertama
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
69
Genogram
Penggambaran genogram dapat membantu secara cepat untuk melihat bentuk keluarga
dan siklus kehidupan keluarga, selain, yang terpenting adalah masalah-masalah
kesehatan yang ada pada keluarga di masa kini dan masa lalu, untuk dapat dilakukan
kegiatan pencegahan masalah kesehatan.
Genogram yang baik adalah bila:
1. merupakan pohon keluarga 3 generasi
2. terdapat inisial dan karakteristik seluruh anggota yang digambar
3. terdapat riwayat kesehatan seluruh anggota yang digambar
4. diurutkan yang lebih tua sebelah kiri
5. tercantum tanggal pembuatan dan siapa yang menggambar
6. tergambar hubungan psikologis dan masalah sosial bila dinilai perlu.
7. tercantum catatan kaki dari lambang-lambang yang digunakan
contoh :
Tn H,+’04,
76thn,
Ca paru
Tn D,
46thn
,peda
gang
buah
Ny.IH,+’05,
71thn,CHF
Tn.T
32thn
TKW di
Riyadh
Ny.Y,
40thn
m’88
Tn.Jo 65thn
Pensiunan
ABRI
Tn.W
35thn
Guru
SMPN
Tn.M 31 th
Computer
analist
Ny.Ts
30 thn
computer
analist
Ny.MJ
34 thn
Guru
SMPN
m’92
Nn.S,
40thn
Tn.Z
37thn
Supir
Busway
Ny..M 57thn
An Tu
12thn
m’97
An.Ro
8thn
m’01,
d’05
Abortus
spontaneous,’02
Ny.R
33thn
IRT
An.Ri
8th
Twins,
homozygote
Catatan:
m = married
= tinggal dalam satu rumah dengan responden
d = divorce
= male
= female
= respondent
= obesity
= atopy / history of allergic
2. Lingkungan kehidupan keluarga
Kondisi rumah
Lingkungan tempat tinggal
Pada kolom ini mahasiswa menjelaskan bentuk rumah misalnya bertingkat
atau satu lantai, bahan bangunan rumah misalnya beton, atau papan, atau
separuh tembok, rumah baru atau rumah tua, bagaimana gentingnya, luas
rumah, berapa kamar, perbandingan luas jendela dengan luas lantai, dan
sebagainya.
Pada kolom ini mahasiswa menjelaskan bagaimana lingkungan tempat
tinggal responden, misalnya apakah lingkungan perumahan, atau daerah
komersial, atau daerah industri, apakah teratur, padat, kumuh, apakah
keamanan terjamin, apakah bersih, atau becek, dan sebagainya.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
70
Air bersih dan sanitasi
Pada kolom ini mahasiswa menjelaskan sumber air bersih keluarga untuk
minum dan untuk keperluan lain, bila ada kamar mandi dan kakus di dalam
rumah, berapa jarak septik tank dengan sumur sebagai sumber air (bila
ada), dan sebagainya.
3. Lifestyle/ Gaya hidup keluarga
Pola diet
Kebiasaan berolahraga
Kebiasaan buruk
Dapat dijelaskan kebiasaan pola makan keluarga seperti makan berapa kali
sehari, jenis makanan sehari-hari, siapa yang menyiapkan makanan,
keseimbangan jenis makanan dan kebiasaan buruk yang berhubungan
dengan diet
Dapat dijelaskan apakah keluarga memiliki kebiasaan berolahraga, siapa
anggota keluarga yang berolah raga teratur 2-3 kali seminggu dan jenis
olah raga yang biasa dilakukan keluarga. Dapat juga dijelaskan kebiasaan
rekreasi keluarga yang serupa olahraga.
Dapat dijelasken apakah ada kebiasaan buruk yang ditemukan, misalnya
merokok, alcoholism, dsb. Sekaligus dapat dijelaskan seberapa buruk
kebiasaan tersebut dan jenis bahan yang digunakan
4. Pemenuhan kebutuhan
Primer / sekunder / tersier
Evidence of fulfillment
Untuk pemenuhan kebutuhan primer, dapat dijelaskan apakah keluarga
telah sanggup memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan perumahan yang
layak. Juga kesempatan berpendidikan dan menggunakan layanan
kesehatan.
Untuk pemenuhan kebutuhan sekunder, dapat dijelaskan apakah keluarga
telah dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh keluarga namun
tidak menyangkut kelangsungan hidupnya, misalnya transportasi, rekreasi,
dan kebutuhan keseharian lainnya.
Untuk pemenuhan kebutuhan tersier, dapat dijelaskan apakah keluarga
telah dapat memenuhi kebutuhan pengakuan dari lingkungan sosialnya,
kepemilikan barang-barang mewah untuk kesehariannya, dan sebagainya.
.
5. Layanan Kesehatan
Ketersediaan Dapat dijelaskan bagaimana keluarga memperoleh layanan kesehatan. Apakah dekat
dengan tempat tinggal, apakah dapat dikunjungi setiap saat bila diperlukan, apakah
dapat dihubungi setiap saat bila ada pertanyaan,dsbnya
Kemampuan
Apakah keluarga memiliki asuransi kesehatan, apakah biaya layanan kesehatan
terjangkau oleh kemampuan keluarga, apakah jarak layanan kesehatan dapat dicapai
dengan kemampuan yang dimiliki keluarga
Kepuasan keluarga
Apakah keluarga mempunyai pusat layanan kesehatan langganan, atau selalu
berpindah tempat karena tidak menemui kepuasan pada layanan kesehatan, serta
dimana pusat layanan kesehatan yang paling dipilih oleh keluarga selama ini, dsbnya
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
71
Diskusi:
Health problems in the family and its related aspects
Didalam kotak ini mahasiswa dapat menuturkan pendapatnya mengenai keadaan kesehatan atau masalah
kesehatan yang ada pada keluarga dan menjelaskan hubungan antara keadaan kesehatan dengan aspek-aspek
yang ditemukan dalam keluarga
Misalnya, mahasiswa menemukan anggota keluarga yang obesitas, kemudian ditemukan bahwa jumlah kalori
pada kebiasaan makan keluarga sangat tinggi, tidak ada kebiasaan berolahraga, dan tidak berpersepsi bahwa
gendut adalah masalah kesehatan. Diharapkan mahasiswa dapat menghubungkan temuan-temuan tersebut.
Dalam kotak ini mahasiswa dapat pula menjelaskan pendapatnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya kebiasaan buruk keluarga serta beberapa alternatif cara pemecahan masalah yang ditemukan.
Simpulan :
Silahkan menuliskan beberapa kalimat yang menggambarkan simpulan keadaan kesehatan keluarga saat ini
Rencana kegiatan :
Penanggung jawab
Tandatangan
tutor
Tulis nama
mahasiswa yang
memperoleh
keterangan di atas
dan yang
melakukan
intervensi
Mintalah
tandatangan
tutor setelah
berkas ini
lengkap diisi
namun
sebelum
melakukan
intervensi
Silahkan menuliskan rencana intervensi yang akan anda lakukan.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
72
Intervensi tahap 1
No
Kegiatan
Contoh:
Mengedukasi anggota keluarga
agar mengerti mengenai diet
rendah kalori untuk
menurunkan berat badan.
Edukasi kesehatan akan
menggunakan flipchart.
Sasaran
(nama, usia,
kedudukan
dalam
keluarga)
Tn Z, 37 tahun,
kepala keluarga,
dan Ny R, 33
tahun, istrinya
Hasil yang
dicapai
Komentar &
kepuasan
mahasiswa
Mereka mengerti
materi edkuasi
namun diskusi
implementasinya
akan dilaksanakan
pada pertemuan
berikutnya
Saya merasa
kecewa karena
responden
sepertinya
meremehkan
masalah kelebihan
berat badannya
Diskusi :
Masalah kesehatan dalam keluarga dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan
Simpulan :
Kegiatan yang telah selesai :
Di kolom ini dituliskan kegiatan intervensi yang telah dilakukan dengan
tuntas dan catatan yang perlu diperhatikan untuk menilai hasil intervensi
pada kegiatan berikutnya
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
Penanggung jawab
Tandatangan
tutor
Mintalah tandatangan tutor
setelah
melakukan
intervensi pertama, sebelum
melihat hasil
intervensi dan
melaksanakan
intervensi ke
dua
73
Intervensi tahap 2
No
Kegiatan
Sasaran
(nama, usia,
kedudukan
dalam
keluarga)
Hasil yang
dicapai
Komentar &
kepuasan
mahasiswa
Diskusi :
Masalah kesehatan dalam keluarga dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan
Simpulan :
Kegiatan yang telah selesai :
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
Penanggung jawab
Tandatangan
tutor
74
Lampiran 12
INFORMASI TENTANG KANKER USUS BESAR
Dr. Marcel Simadibrata, SpPD (K), Ph.D








Kanker usus besar merupakan salah satu kanker saluran cerna yang cukup banyak
ditemukan, makin hari makin banyak, mengenai usus besar/kolon.
Karena kanker berada di kolon/usus besar maka pemeriksaan yang harus dilakukan yaitu
pemeriksaan usus besar/kolonnya. Pemeriksaan usus besar/ kolon yang dapat dilakukan
a.l. rontgen kolon (usus besar) yang disebut colon in loop atau barium enema dan
pemeriksaan kolonoskopi (teropong usus besar). Untuk mendiagnosis apakah kanker
kolon sudah menyebar atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan CT-scan abdomen atau
MRI abdomen, sehingga dapat ditentukan staging (derajat kanker kolon).
Tata cara pemeriksaan kolonoskopi sbb: Sebelum pemeriksaan kolonoskopi, pasien
diberikan penjelasan mengenai apa itu pemeriksaan kolonoskopi, efek sampingnya,
indikasi dan kontraindikasi dan kemungkinan biopsi, kerugian dan keuntungan
pemeriksaan kolonoskopi. Bila informed consent lisan dan tertulis sudah dilakukan, maka
dilakukan persiapan kolonoskopi a.l. 1 hari sebelumnya pasien hanya boleh makan bubur
sumsum dari pagi hari jam 7.00 s/d jam 20.00 harus minum banyak 2-3 liter seharian.
Mulai jam 20.00 sampai dengan besok pagi dikolonoskopi, pasien harus puasa makan,
tetapi tetap harus minum 2-3 liter sehari. Jam 20.00 minum pencahar garam inggris 30
gram atau fosfosoda ½ botol jam 24.00 minum 2 tablet Dulcolax®, pagi hari jam 5.00 di
masukan dulcolax supp atau clysma gliserin sampai feces jernih. Pada pagi hari esok
harinya (8.00 – 9.00) dilakukan kolonoskopi
Setelah dilakukan kolonoskopi pasien diawasi di ruang recovery apakah keadaanya
baik/tidak apakah ada efek samping tindakan dll. Diberikan penjelasan mengenai apa
yang ditemukan pada waktu kolonoskopi pada pasien atau keluarganya dan rencana
pemeriksaan lanjutan atau pengobatan lanjutan yang harus dilakukan pada pasien
tersebut.
Pemeriksaan kolonoskopi: Pasien diberikan sedasi dan analgetik atau dibius sehingga
pasien tidur, kolonoskop dimasukkan ke dalam anus, lalu ke rektum, sigmoid, colon
desendens, colon transversum, lalu masuk ke colon asendens, dan akhirnya ke caecum.
Semua isi lumen dan dinding usus diperhatikan apakah ada tumor/kanker atau kelainan
lainnya. Bila ditemukan kanker maka dapat dilakukan biopsi untuk pemeriksaan
histopatologi jenis kanker.
Pemeriksaan kolonoskopi dapat dilakukan di banyak rumah sakit yang memiliki fasilitas
endoskopi: RS Cipto Mangunkusumo, RSPAD Gatot Subroto RS Abdi Waluyo, RS Carolus,
RS Cikini, RS Pluit, RS Medistra, RS Tebet, RS Glen Eagles
Prinsip pengobatan kanker usus, selama masih dapat dioperasi harus dioperasi, bila tidak
dapat dioperasi diberikan kemoterapi, obat tradisional dan pengobatan simtomatik.
Operasi pada stadium lanjut dapat dilakukan hanya untuk paliatif supaya pasien dapat
buang air besar a.l. melalui colostomy atau ileostomy (dibuat lubang di dinding perut).
Kemoterapi dan obat tradisional sampai sekarang hanya terbukti dapat menahan laju
perkembangan tumor tapi tidak dapat menghilangkan tumor.
Perkiraan biaya pengobatan. Biaya kolonoskopi bervariasi antara satu rumah sakit
dengan rumah sakit lainnya. Tentu rumah sakit pemerintah lebih murah. Variasi antara
Rp. 800.000 – Rp. 1.500.000, perkali pemeriksaan kolonoskopi.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
75
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
76
Lampiran 13
SKENARIO ROLE PLAY
1. Joko, seorang laki-laki muda, menyatakan kepada Budi bahwa ia tidak suka kepada
pacar Budi karena tidak cantik, warna kulitnya hitam (tidak sesuai dengan selera Joko).
Selain itu juga berbeda etnik dan agamanya.
2. Seorang nyonya muda marah-marah kepada suaminya yang sering memukulnya,
padahal ia telah melakukan pekerjaan rumahtangganya sebaik-baiknya dan melayaninya
sehingga tidak punya waktu untuk dirinya sendiri.
3. Seorang anak perempuan, 14 tahun, berdiskusi dengan ibunya yang melarangnya
bermain bola voli dan menjadi anggota klub voli karena ibunya takut anaknya dapat
hamil.
4. Seorang ibu membawa anaknya, laki-laki berusia 10 tahun, ke dokter karena merasa
kewalahan dengan kenakalan anaknya tersebut. Anaknya sering memukul adik
perempuannya berusia 3,5 tahun, nilai rapor sekolahnya buruk, sering tidak sopan,
berteriak bila berbicara dengan ibunya, dan kadang-kadang juga memukul ibunya.
Ibunya minta kepada dokter supaya diberi obat agar anaknya tidak nakal lagi.
5. Seorang laki-laki berusia 36 tahun, homoseks, menderita AIDS. Ia datang ke dokter dan
menyatakan sangat kesepian dan ingin bunuh diri karena teman-teman dan keluarganya
menjauhinya setelah mengetahui keadaannya.
6. Seorang laki-laki dewasa muda menderita kencing nanah. Dengan takut-takut dan malu
terpaksa ditemani ayahnya berobat ke dokter.
7. Seorang ibu panik karena anaknya, perempuan berusia 2 tahun, tersiram air panas di
mukanya. Segera ia lumuri dengan mentega dan kecap, kemudian membawanya
berobat ke rumah sakit terdekat dengan harapan bekas lukanya diobati agar tidak
menyebabkan cacat.
8. Seorang perempuan 19 tahun, baru lulus ujian SPMB dan diterima di Fakultas
Kedokteran. Namun ibunya menyatakan tidak setuju karena masa studinya lama dan
takut nanti menjadi perawan tua. Ibunya ingin anaknya cepat menikah dengan calon
yang sudah disediakan orangtuanya, yaitu orang yang tergolong keluarga kaya.
9. Ani, pelajar kelas II SMU, selama liburan 2 minggu selalu berada di rumah. Orangtuanya
marah-marah karena selama liburan tagihan telpon melonjak tinggi karena Ani sering
ngobrol lama sekali di telepon. Ani anak tunggal, merasa bosan dan kesepian karena
ayah-ibunya bekerja sepanjang hari. Di rumah Ani hanya ditemani seorang pembantu.
10. Seorang mahasiswa belajar di sebuah taman yang rindang. Tiba-tiba datang seorang
pengamen yang bernyanyi di depannya dan kemudian meminta uang.
11. Seorang ibu membuka laci putranya, seorang mahasiswa berusia 21 tahun, dan
membuka surat menyurat percintaan antara putranya dengan seorang laki-laki teman
kuliahnya. Ia lalu mengkonfrontasi putranya mengenai penemuannya tersebut.
12. Seorang mahasiswa mendengar temannya berbicara menjelekkan suku dan agama
tertentu kepada temannya yang lain.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
77
Lampiran 14
PROBLEM BASED LEARNING :
PANDUAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (BDM)
A. FALSAFAH DASAR
Sebagai calon ilmuwan, mahasiswa senantiasa wajib menggunakan ilmu pengetahuan dalam
menjelaskan terjadinya suatu masalah serta penanggulangannya.
Oleh karena itu dalam
pembelajaran mahasiswa, perolehan ilmu pengetahuan perlu dilatihkan bersama dengan ketrampilan
berpikir analitik yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menanggulangi masalah sesuai dengan
metode ilmiah disiplin ilmu tertentu.
Seorang dokter akan senantiasa menanggulangi masalah kedokteran pasien/masyarakat, karena itu
penerapan langkah penanggulangan masalah secara ilmiah perlu menjadi satu kemahiran, di samping
pembinaan sikap kepedulian terhadap lingkungan sejak awal. Secara khusus metode belajar
berdasarkan masalah (BDM/PBL) bertujuan memantapkan pembelajaran dengan cara
menghubungkan apa yang telah diketahui mahasiswa dengan pengetahuan baru, yang dapat
menunjukkan kesinambungan pengetahuan yang dipelajarinya. Cara pembelajaran ini sebenarnya
akan selalu dapat digunakan bahkan setelah seseorang lulus dari pendidikan dokter, karena seorang
dokter senantiasa akan menghadapi masalah, dan melakukan langkah penanggulangan masalah
dengan menerapkan ilmu pengetahuan dasar kedokteran. Pemantapan pembelajaran terjadi kalau
mahasiswa dapat mengadakan elaborasi pengetahuan yang telah dikuasainya.
B. LANGKAH BDM
1. Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang tidak jelas diklarifikasi.
2. Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan faktor penyebabnya.
3. Penyusunan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap faktor penyebab yang memerlukan
penjelasan, yang dilanjutkan dengan membuat hipotesis yang sesuai.
4. Menetapkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab tiap pertanyaan.
5. Menjawab pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan pengetahuan yang
sudah dimiliki.
6. Untuk pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, dilakukan identifikasi sumber
pembelajaran yang sesuai.
7. Belajar mandiri. Hasil belajar mandiri/tugas baca dicatat dalam buku catatan.
8. Menyusun pengetahuan baru berdasarkan berbagai hal yang telah dipelajari (pengetahuan
lama dan baru).
9. Langkah BDM dapat diulang seluruhnya atau sebagian sebagaimana dibutuhkan.
10. Mengidentifikasi hal-hal yang belum dipelajari.
11. Merangkum hal-hal yang telah dipelajari.
12. Bila mungkin, menguji pemahaman pengetahuan yang didapat dengan menerapkannya pada
masalah lain.
C. PANDUAN UNTUK MAHASISWA
Berdasarkan Langkah BDM dalam butir B, Diskusi dapat dibagi menjadi Diskusi Kelompok-1 (DK-1)
untuk penerapan langkah 1 s/d 7, serta Diskusi kelompok-2 untuk penerapan langkah 9 s/d 12.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
78
Panduan Diskusi Kelompok-1 (DK-1)
1.
2.
3.
4.
Untuk setiap diskusi kelompok, pilihlah Ketua dan Sekretaris secara bergilir.
Bacalah dengan seksama setiap uraian pemicu. Masing-masing mahasiswa membaca sendiri.
Identifikasi berbagai masalah dalam pemicu tersebut.
Buatlah analisis masalah, yaitu kemungkinan hubungan antara berbagai isu bila ada, atau
kemungkinan mekanisme yang mendasari berbagai hal yang teridentifikasi di butir (3).
Selanjutnya disusun suatu hipotesis berdasarkan analisis masalah.
5. Susunlah sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan berbagai kemungkinan hubungan
tersebut, atau yang berkaitan dengan kemungkinan mekanisme yang mendasari hal tersebut
yang Saudara belum ketahui.
6. Urutkan pertanyaan tersebut secara sistematik berdasarkan pertanyaan kunci: apa, mengapa,
bagaimana dan seterusnya.
7. Tetapkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab tiap pertanyaan.
8. Pilih pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan ilmu pengetahuan yang
Saudara miliki.
9. Untuk pertanyaan yang belum terjawab, rencanakan pencarian jawaban secara mandiri. Jika
tugas belajar mandiri dibagi dalam kelompok, setiap pertanyaan sedikitnya dijawab oleh 2-3
mahasiswa.
10. Saudara harus mencatat proses diskusi mulai dari analisis masalah (langkah 3) sampai
dengan tugas belajar mandiri (langkah 9).
Belajar mandiri (BM)
Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar mahasiswa secara mandiri, yang dilaksanakan setiap
selesai diskusi kelompok. Hasil pencarian dalam belajar mandiri dicatat dalam buku catatan
Saudara. Rujukan yang digunakan dalam belajar mandiri wajib dicantumkan, yang dapat disusun
dengan sistem nomor rujukan.
Panduan Diskusi Kelompok-2 (DK-2)
1. Pilihlah Ketua dan Sekretaris Diskusi Kelompok.
2. Tiap mahasiswa melaporkan hasil tugas belajar mandirinya dengan menyebut sumber
bacaannya. Mahasiswa lainnya menyimak dan mencatat seperlunya bila ada yang perlu
dibahas.
3. Setelah semua melaporkan hasil tugas baca, dilakukan pembahasan bersama. Dalam
pembahasan, kaitkan selalu pembahasan dengan pertanyaannya.
4. Gunakan jawaban yang Saudara peroleh untuk menjelaskan masalah yang teridentifikasi
dalam pemicu.
5. Setelah seluruh kegiatan diskusi selesai, seluruh peserta kelompok menyusun/merapikan
catatan hasil tugas baca yang dikumpulkan dari masing-masing peserta (rangkuman), dalam
buku catatan masing-masing.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
79
Lampiran 15
EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN
TATA LAKSANA UJIAN MODUL
Penilaian modul dinilai dari 2 aspek :
1. Kognitif dan praktek dengan bobot 60%
2. Proses sikap dan attitude dengan bobot 40%
Tindak Lanjut di modul
Jika tidak lulus modul, dilakukan remedial pada akhir semester. Nilai modul sesudah remedial
maksimal C, dan nilai ini merupakan angka yang dibawa ke rapat yudisium. Tidak ada perbaikan
angka pada rapat yudisium dan tidak ada remedial pasca yudisium.
TINDAK LANJUT YUDISIUM semester genap
1. Lulus
2. Mengulang modul
3. DO
PREDIKAT KELULUSAN
IP/IPK
YUDISIUM TINGKAT
YUDISIUM SARJANA KEDOKTERAN
2.00 – 2.75
Memuaskan
Memuaskan
2.76 – 3.50
sangat memuaskan
sangat memuaskan
3.51 – 4.00
Penghargaan
cum laude
IP/IPK
2.50 – 3.00
YUDISIUM PROFESI
Memuaskan
3.01 – 3.50
sangat memuaskan
3.51 – 4.00
cum laude
Keterangan:
1. Lulus modul : nilai akhir ≥ 55 (C) untuk setiap modul dengan nilai steiap komponen tidak
kurang dari 55
2. Mengulang modul : Bila nilai modul kurang dari C
a. Modul yang tidak lulus harus diulang terlebih dahulu pada kesempatan pertama
sesuai jadwal program studi
b. Mahasiswa dapat melanjutkan ke modul semester selanjutnya
c. Rencana waktu pengulangan modul pada satu tahun akademik diatur oleh Ketua Sub
Program
d. Jika nilai modul sesudah mengulang modul < 55 (C), mahasiswa dikirim ke komisi
MEU untuk ditindak lanjuti terlebih dahulu.
3. DO-putus studi (sesuai dengan peraturan akademik PSPD UNIB)
a. Apabila pada evaluasi 2 (dua) semester pertama tidak memperoleh IP minimal 2,0
(dua koma nol) dari sekurang-kurangnya 24 SKS terbaik
b. Apabila pada evaluasi 4 semester pertama tidak memperoleh IP minimal 2,0 (dua
koma nol) dari sekurang-kurangnya 48 SKS terbaik
c. Apabila pada evaluasi 8 semester pertama tidak memperoleh IP minimal 2,0 (dua
koma nol) dari sekurang-kurangnya 96 SKS terbaik
d. Apabila pada evaluasi akhir masa studi tidak memeproleh indeks prestasi minimal
dari beban studi yang dipersyaratkan dengan nilai terendah C
e. Apabila masa studi tidak dapat diselesaikan dalam waktu ”1 ½ n”
PANDUAN PENETAPAN NILAI MODUL
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
80
SUB PROGRAM ILMU KEDOKTERAN TERINTEGRASI/
INTEGRATED MEDICAL SCIENCES
•
•
•
Perbandingan nilai Proses : Pengetahuan = 40 : 60
Nilai minimum yang harus dicapai di setiap komponen penilaian = 55, dengan ketentuan sbb:
– Nilai Proses dapat terdiri atas nilai diskusi PBL, praktikum, buku catatan, dengan
masing-masing nilai minimum = 55
– Nilai Pengetahuan dapat terdiri atas berbagai nilai hasil ujian (mis ujian sumatif1, ujian
sumatif 2, ujian praktikum, dsb) dengan masing-masing ujian nilai minimum = 55
Nilai modul ditetapkan berdasarkan perhitungan bobot masing-masing nilai, sesuai
ketentuan modul yang tercantum dalam BRP
TINDAK LANJUT APABILA NILAI MINIMUM KOMPONEN TIDAK TERCAPAI
• Apabila nilai minimum komponen penilaian tidak tercapai, penghitungan nilai modul tidak dapat
dilakukan. Pada saat itu nilai diadministrasikan dengan nilai “I”
• Mahasiswa dengan nilai “I” diberi kesempatan mengikuti program perbaikan nilai (remedial).
Penjadwalan remedial ditetapkan oleh ketua modul, dengan memperhatikan bahwa mahasiswa
diberi kesempatan untuk menyiapkan diri dan tidak mengganggu keikutsertaan mahasiswa di
modul lain. Program remedial diselenggarakan satu kali, dan dalam KBK FKUI 2005 waktu yang
disediakan untuk program remedial adalah di akhir semester berjalan.
• Proses perbaikan nilai (remedial) akan menghasilkan nilai komponen sebagai pengganti nilai
sebelumnya, dengan ketentuan nilai maksimum hasil remedial adalah 55.
• Selanjutnya nilai modul dihitung berdasarkan ketentuan penghitungan nilai modul seperti yang
tercantum dalam BRP.
• Apabila telah dilaksanakan proses perbaikan nilai (remedial) dan masih belum dapat mencapai
nilai minimal, maka nilai modul diadministrasikan dengan nilai <C, yang berarti modul harus
diulang di semester lain sesuai pengaturan Koordinator Tahun.
MANAJEMEN PEROLEHAN NILAI
NILAI PROSES
Nilai proses dapat terdiri atas satu/lebih penilaian berikut ini:

NILAI DISKUSI
Penilaian proses diskusi dilaksanakan oleh fasilitator, yang melakukan observasi terhadap
mahasiswa atas keseluruhan proses diskusi sepanjang pelaksanaan modul. Nilai diskusi
ditetapkan setelah pelaksanaan diskusi yang terakhir berdasarkan borang penilaian diskusi yang
ditetapkan oleh MEU (terlampir).

NILAI PRAKTIKUM
Penilaian proses praktikum dilaksanakan oleh supervisor praktikum, berdasarkan pengamatan
supervisor atas mahasiswa dalam kegiatan praktikum. Metoda yang digunakan untuk menetapkan
nilai praktikum merupakan tanggung jawab penyelenggara praktikum, atas kesepakatan dengan
tim inti modul. Nilai praktikum kemudian diserahkan kepada ketua modul.

NILAI BUKU CATATAN
Penilaian terhadap buku catatan dilaksanakan oleh fasilitator, berdasarkan Panduan penilaian
buku catatan mahasiswa dalam PBL (Problem-Based Learning) yang ditetapkan oleh MEU
NILAI PENGETAHUAN
Nilai pengetahuan dapat terdiri atas satu/lebih ujian berikut ini:
 UJIAN TULIS MCQ (MULTIPLE CHOICE QUESTION)
 UJIAN TULIS ESSAY atau MODIFIED ESSAY
 UJIAN PRAKTIKUM (KETERAMPILAN; PENGUATAN PENGETAHUAN)
TATA CARA PENETAPAN NILAI PADA UJIAN MCQ
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
81




Lembar jawaban mahasiswa dipindai di MEU dengan panduan kunci jawaban dari modul
Proses pemindaian akan menghasilkan
– Nilai mentah (raw score)
– Indeks diskriminasi (discrimination index) dan faktor kesukaran (difficulty factor) masingmasing soal ujian yang akan diserahkan MEU kepada Ketua Modul
Apabila ada permintaan penghitungan nilai dengan meng-omit (membuang) soal dengan
karakteristik tertentu, ketua modul harus mengajukan permohonan tertulis ke MEU
Keputusan tentang nilai mahasiswa ditetapkan oleh ketua modul beserta tim-nya,
berdasarkan standard setting masing-masing naskah ujian.
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
82
DIAGRAM TATA ALIR EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN
NILAI MODUL
60%
KOGNITIF
40% PROSES
NILAI AKHIR/FINAL
PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL
SIKAP & ATTITUDE
40% PROSES
NILAI AKHIR/FINAL
D
S
PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL
SIKAP & ATTITUDE
40% PROSES
LANJUT
NILAI AKHIR/FINAL
I
U
NILAI MODUL
60%
KOGNITIF

I
SIKAP & ATTITUDE
40% PROSES
(NILAI MODUL
55)
PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL
NILAI MODUL
60%
KOGNITIF
LULUS
U
NILAI MODUL
60%
KOGNITIF
Y
NILAI AKHIR/FINAL
PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL
TIDAK LULUS
KOORDINATOR
M
SIKAP & ATTITUDE
MODUL DST
PUTUS STUDI
(DO)
SK REKTOR
478/SK/R/UI/2004
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
83
MENGULANG
MODUL
(DIATUR KETUA
SUBPROGRAM)
BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
84
Download