PENGANTAR Buku rancangan pengajaran (BRP) modul Empati, Bioetik & Komunikasi untuk Pengembangan Pribadi & Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora, disingkat EBKPPPKH atau selanjutnya dipakai nama EBKP3KH, merupakan modul dalam kurikulum pendidikan dokter PSPD UNIB yang menekankan kompetensi ranah afektif. Dalam perkembangan seseorang untuk dapat bekerja menjadi dokter secara professional, mahasiswa tidak cukup hanya mempelajari ilmu biomedik, ilmu aplikasi biomedik di klinik dan di komunitas saja, tetapi mahasiswa juga harus belajar dan berlatih berperilaku yang sesuai dengan profesi dokter. Modul EBKP3KH merupakan modul yang secara terstruktur mengemban sebagian besar tugas institusi pendidikan dokter untuk memperkenalkan, mengajarkan, melatih dan menguji perilaku mahasiswa agar pada akhir pembelajarannya berperilaku sesuai kepribadian dan profesi seorang dokter. Pengembangan pribadi dan pengembangan seseorang menjadi profesional dalam bidang kedokteran bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu modul ini merupakan modul berkelanjutan yang dimulai sejak di semester 1 hingga semester terakhir. Muatan EBP3KH diberikan dalam 2 minggu pada semester 1 sebagai pengantar awal, kemudian dilanjutkan sebanyk 2-6 jam pada setiap modul di tahap ilmu kedokteran (semester 2-6) dan diintegrasikan pula di tahap pembelajaran klinik (semester 7-10). Dengan bermuatan untuk melatih empati, bioetik, dan komunikasi dalam lingkup sosial budaya dan humaniora, maka modul ini merupakan modul integrasi dari berbagai kompetensi yang akan dijabarkan satu-persatu di dalam pembelajaran modul. Metoda pembelajaran yang digunakan dalam modul ini beragam, mulai dari kuliah interaktif, diskusi kelompok, demonstrasi, pelatihan keterampilan, kunjungan dan praktik di lapangan, belajar mandiri, serta pleno. Lapangan pendidikan selain di kampus juga di rumah sakit, pusat pelayanan kesehatan primer hingga di kediaman masyarakat. Evaluasi pembelajaran dinilai selama proses pembelajaran berlangsung dan dari hasil akhir kompetensi mahasiswa. Mudah-mudahan modul EBKP3KH ini dapat dilaksanakan dengan baik, dengan harapan terjadi peningkatan kualitas dokter lulusan PSPD UNIB yang dapat memenuhi persyaratan the five star doctor yang juga beriman dan dan mampu bersaing di era globalisasi. Tim Penyusun Modul Lokal EBP3KH BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 1 PENDAHULUAN Mengacu pada visi dan misi Porgram Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu 2010, diinginkan dokter lulusan PSPD Universitas Bengkulu berkualitas mandiri, berwawasan global, menguasai iptek kedokteran, serta memiliki moral dan etika yang tinggi dan mampu memanfaatkan sumber daya setempat. Tujuan tersebut sesuai dengan harapan dunia internasional bahwa seorang dokter harus memiliki predikat keterampilan the five star doctor, salah satunya adalah dokter sebagai seorang komunikator dan menangani pasien secara holistik, sebagai manusia seutuhnya. Hal tersebut berarti bahwa seorang dokter, selain sebagai seorang ilmuwan kedokteran yang berpengetahuan luas di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan, juga harus memiliki budi pekerti luhur, berkepribadian baik, memiliki empati yang tinggi, serta mampu berkomunikasi secara efektif. Modul Empati dan Bioetik untuk Pengembangan Pribadi dan Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora (EBP3KH) dirancang sebagai salah satu modul agar lulusan PSPD Universitas Bengkulu dapat memenuhi hal tersebut. Ilmu yang diperoleh dari modul EBP3KH seyogyanya dapat menjadi landasan kokoh yang akan dibina lebih lanjut pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi sampai menjadi seorang dokter. TUJUAN MODUL Tujuan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu ialah mendidik mahasiswa melalui serangkaian pengalaman belajar menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku dalam bidang profesinya sebagai seorang dokter yang mampu memberikan pelayanan kesehatan strata primer yang menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam suatu sistem pelayanan kesehatan nasional dan dapat bersaing secara global. Profil dokter lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu mengacu pada profil dokter WHO (the 5 star doctor) yang mempunyai kemampuan sebagai care provider, decision maker, communicator, community leader, manager, juga sebagai researcher. KOMPETENSI Mengacu pada, kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu melalui modul EBP3KH adalah: A. Komunikasi efektif 1. Berkomunikasi disertai empati 2. Mendengar aktif 3. Menghargai pasien sebagai manusia seutuhnya 4. Memberi informasi secara efektif kepada pasien, keluarga dan anggota tim kesehatan dengan mempertimbangkan latar belakang sosial, budaya dan situasinya 5. Menggunakan bahasa verbal dan non-verbal secara efektif 6. Menggunakan bahasa tertulis secara efektif 7. Menggunakan teknologi komputer secara efektif B. Mawas diri dan pengembangan diri dengan belajar sepanjang hayat BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 2 1. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kedokterannya 2. Mengenali dan mengatasi masalah emosi, personal dan masalah yang berkaitan kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan atau kemampuan profesinya 3. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktik kedokteran 4. Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkup profesi dan pribadi 5. Menganggap bahwa umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pendidikan dan praktik 6. Menjalani praktik sesuai dengan hati nurani disertai Iman dan Taqwa pada Tuhan Yang Maha Esa C. Etika, moral dan profesionalisme dalam praktik 1. Memahami konsep dasar etika dan menerapkannya sebagai dasar moral dalam pelayanan medis dan kesehatan 2. Menyadari pertimbangan etik dalam situasi khusus 3. Mengenali konflik etik dalam situasi khusus 4. Menganalisis secara sistematis dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan pasien secara individual 5. Menentukan, menyuarakan dan menganalisis isu etik dalam kebijakan kesehatan 6. Menentukan, menyuarakan dan menganalisis isu etik dalam hubungannya dengan profesi kesehatan lainnya 7. Mengenal dan mengkaji kaitan segi hukum dan etika dalam kasus-kasus tertentu 8. Memperlihatkan dan menerapkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menerapkan pilihan etik secara efektif dalam pengelolaan pasien 9. Memadukan keterampilan etik secara efektif dalam pengelolaan pasien 10. Mengenal dan secara efektif menghadapi perilaku tidak etis teman sejawat atau tenaga kesehatan lain Mengacu pada kompetensi dokter lukusan Program Studi pendidikan Dokter Universitas Bengkulu, mahasiswa sejak semester awal diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, belajar mandiri, mawas diri dan belajar sepanjang hayat, serta memiliki kepedulian dan empati terhadap sesama manusia, baik individu sehat atau sakit, dan senantiasa mempertimbangkan individu sebagai bagian dari keluarga dan komunitasnya serta latar belakang sosial-budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemahaman mengenai humaniora, perilaku dan kepribadian, dan hubungan antar manusia akan dipelajari dan dipraktikkan dalam modul EBP3KH bersamaan dengan empati, kaidah dasar bioetik dan komunikasi efektif. Penerapan keilmuan tersebut di lapangan berbentuk pengalaman belajar lapangan (PBL) untuk memberi mahasiswa kesempatan mengenal masyarakat dalam satu unit keluarga. BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 3 KARAKTERISTIK MAHASISWA Prasyarat Mahasiswa yang dapat mengikuti modul EBP3KH adalah mahasiswa kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter lulusan SMU dan telah lulus ujian saringan masuk ke Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu. BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 4 SASARAN PEMBELAJARAN SASARAN PEMBELAJARAN TERMINAL Bila dihadapkan pada masalah/situasi/kasus kesehatan, mahasiswa yang telah menjalani modul EBP3KH mampu mengenali isu dan dilema, menganalisis, serta menerapkan aspekaspek empati, bioetik dan pengembangan pribadi dan profesi kedokteran dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, komunitas, teman sejawat dan tenaga profesional lain yang terlibat. SASARAN PEMBELAJARAN PENUNJANG Setelah menyelesaikan modul EBP3KH, mahasiswa PSPD UNIB mampu: 1. Berkomunikasi efektif melalui tulisan, misalnya opini terhadap masalah/situasi, laporan suatu keadaan yang diobservasi, laporan kasus, serta tulisan formal bagi kelompok dan masyarakat. 2. Mendemonstrasikan kemampuan komunikasi interpersonal dengan pasien dan keluarganya, teman sejawat dan staf pengajar serta komunikasi dengan populasi dalam suatu komunitas dan presentasi profesi. Komunikasi dilakukan dengan pasien yang tidak sulit, dalam keadaan sadar, atau berada dalam status mental baik; maupun dengan pasien dalam keadaan gaduh gelisah, tidak sadar atau mempunyai gangguan bicara, atau dengan isu yang sulit, misalnya masalah seksual, diagnosis penyakit parah, kematian, atau kaitan penyakit dengan latar belakang sosial-budaya, dan lain-lain. 3. Memperlihatkan proses dasar dalam suatu wawancara dan mengintegrasikan kemampuan clinical reasoning sehingga diperoleh bentuk unstructured communication untuk mendapatkan dan memberi informasi. 4. Mampu melakukan konseling yang terlihat dari kemampuan memberi dukungan, berempati dan menawarkan usulan-usulan yang bijaksana; serta selanjutnya memberikan pemilihan keputusan kepada pasien/keluarganya. 5. Mampu mengenali kelemahannya dalam hubungan interpersonal dan pengembangan diri serta bersedia menerima kritik dari orang lain. 6. Mampu menerapkan nilai-nilai yang disadarinya dalam bentuk strategi belajar dan manajemen waktu. 7. Mengenal isu etik dalam praktik kedokteran, mengenali pertimbangan etik yang paling relevan, serta menerapkan konsep dan pertimbangan etik bila dihadapkan pada kasus etik. 8. Mengenali isu dan dilema etik dalam pengalaman kliniknya yang berkaitan dengan pelayanan dan kebijakan serta mengetahui kapan dan bagaimana mendapatkan bantuan pakar atau sumber lain untuk menyelesaikan pilihan etik tersebut. 9. Memadukan pertimbangan moral dan memiliki keterampilan untuk memutuskan masalah dengan komunikasi, hubungan interpersonal dan keterampilan klinis untuk memberikan pelayanan etik secara efektif. BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 5 LINGKUP BAHASAN 1. The humanities in medicine a. Konsep dasar humanities b. Cabang-cabang humanities c. Humanities sebagai paradigma dasar dalam kedokteran d. Five qualities of mind sebagai paradigma dasar dalam kedokteran 2. Aspek perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokteran a. Konsep umum kepribadian b. Fleksibilitas dan rigiditas kepribadian c. Faktor-faktor yg mempengaruhi pembentukan kepribadian 3. Empati a. Pengertian empati b. Hubungan berdasarkan empati 4. Hubungan antar manusia a. General system theory b. Dasar hubungan antar manusia yg adekuat 5. Kesehatan jiwa a. Konsep kesehatan jiwa (WHO) b. Kesehatan jiwa sebagai tujuan akhir perbaikan kualitas hidup 6. Komunikasi efektif a. Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokter b. Hambatan komunikasi c. Komunikasi verbal d. Komunikasi non-verbal e. Mengamati komunikasi verbal dan non-verbal lawan bicara (sejawat, pasien dsbnya) f. Empati sebagai salah satu variabel dalam pelayanan kesehatan 7. Konsep sehat-sakit a. Konsep sehat dan sakit (WHO, NKRI) b. Tingkat pencegahan dan riwayat alamiah penyakit c. Pengertian keluarga dan fungsinya d. Pengertian kedokteran komunitas & kedokteran keluarga 8. Promosi kesehatan a. Definisi promosi kesehatan b. Tingkat pencegahan c. Kegiatan promosi kesehatan d. Implementasi konsep promosi kesehatan dalam modul EBP3KH 9. Pemahaman kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual a. Jati diri bangsa b. Jati diri pribadi/mahasiswa 10. Kaidah dasar bioetik dan prima facie a. Kaidah dasar bioetik b. Prima facie BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 6 LINGKUP BAHASAN 1. The humanities in medicine 2. Aspek perilaku & kepribadian dalam bidang kedokteran POKOK BAHASAN Konsep dasar humanities Cabang-cabang humanities SUBPOKOK BAHASAN Humanities sebagai lawan dari ilmu-ilmu eksakta Kedokteran sebagai cabang dari humanities Humanities sebagai paradigma dasar dalam kedokteran Definisi kesehatan jiwa (WHO) Five qualities of mind sebagai paradigma dasar dalam kedokteran Pengertian dan tujuan umum Konsep umum kepribadian Fleksibilitas dan rigiditas kepribadian Faktor-faktor yg mempengaruhi pembentukan kepribadian Pengaruh sifat-sifat kepribadian dalam menumbuhkan empati Pengaruh faktor-faktor bio-psikososial dalam pembentukan kepribadian Jenis kepribadian tertentu yang memadai untuk menjadi dokter Pentingnya mengetahui kepribadian sendiri/sadar diri sebagai bagian dari 5 qualities of The humanities Kedokteran sebagai humanities yang paling ilmiah dan manusiawi Pentingnya dokter memasukkan cabang-cabang The humanities dalam pendekatan dan pengobatan komprehensif terhadap pasien Definisi kesehatan jiwa (WHO): rasa sehat dan gembira, dapat menghadapi/menyesuaikan diri terhadap tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya, bersikap positif terhadap dirinya maupun orang lain 5 qualities of mind: kemampuan berpikir kritis, memiliki perspektif yg fleksibel, nondogmatis, peka terhadap nilai, empati dan sadar diri DAFTAR RUJUKAN Sjamsuhidayat. The humanities in medicine. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 Wibisono S. Aspek perilaku & kepribadian dalam bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 mind Pentingnya mengetahui kepribadian sendiri dan orang lain utk membangun empati dan rapport agar terbentuk hubungan antar manusia yg adekuat sehingga mencapai tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup sesuai definisi kesehatan jiwa (WHO) BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 7 LINGKUP BAHASAN 3. Empati POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN Pengertian empati Human values Contoh-contoh hubungan berdasarkan empati Arti dan perbedaan empati dan simpati Pentingnya nilai-nilai manusia (human values), a.l.: nilai keagamaan Perbedaan antara menjadi moralist dan moralizer Perbedaan antara ”exclusive we” dan ”inclusive we” Contoh-contoh hubungan antar manusia yg adekuat berdasarkan empati Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 4. Hubungan antar manusia General system theory Dasar hubungan antar manusia yg adekuat Pengertian general system Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 5. Kesehatan jiwa Konsep kesehatan jiwa (WHO) Kesehatan jiwa sebagai tujuan akhir perbaikan kualitas hidup Pengertian kesehatan jiwa (WHO): rasa sehat dan gembira, dapat menghadapi/ menyesuaikan diri terhadap tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya, bersikap positif terhadap dirinya maupun orang lain Mengapa kesehatan jiwa merupakan tujuan akhir perbaikan kualitas hidup Mengapa hubungan antar manusia yg adekuat penting untuk mempertahankan kesehatan jiwa Pengaruh general system theory terhadap kesehatan jiwa BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 theory Pentingnya general system theory serta pengaruhnya terhadap hubungan antar manusia Empati sebagai dasar hubungan antar manusia yg adekuat Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 8 LINGKUP BAHASAN 6. Komunikasi efektif POKOK BAHASAN Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokter Hambatan komunikasi Komunikasi verbal Komunikasi non-verbal Mengamati komunikasi verbal dan non-verbal lawan bicara Empati sebagai salah satu variabel dalam pelayanan kesehatan Pembinaan/komunikasi dengan keluarga BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN Definisi komunikasi Definisi komunikasi interpersonal Penerapan komunikasi interpersonal dalam praktik kedokteran Definisi komunikasi efektif Hambatan komunikasi - pengirim - penerima - media - lingkungan Komunikasi verbal: membuat klien merasa nyaman, mengajukan pertanyaan, mendengar aktif, memberikan informasi, mendorong klien bicara, menanggapi Komunikasi non-verbal: ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, suara Pengamatan gerak-gerik, bahasa tubuh, wajah, suara Pengamatan kalimat yang diucapkan lawan bicara Definisi empati Aplikasi empati dalam pelayanan kesehatan - empati dilihat dari sudut pandang pasien - empati dilihat dari sudut pandang provider Penerapan langkah-langkah komunikasi efektif Pengisian berkas keluarga Dinamika keluarga dan faktorfaktor dalam kehidupan keluarga Masalah kesehatan yang ada pada keluarga dan aspek dalam keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan Lingkungan biopsikososial keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan Penyusunan rencana intervensi terhadap kesehatan keluarga Media komunikasi untuk kelluarga Perencanaan dan indikator keberhasilan Penerapan komunikasi dalam penyuluhan kesehatan pada keluarga Evaluasi pada saat berlangsungnya komunikasi Evaluasi hasil penyuluhan (hasil komunikasi dan interaksi) dengan keluarga Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007. Tate P. The doctor’s commu-nication hand-book. Radcliffe Medical Press, 1995. Northhouse LL, Northouse PG. Health communication: Strategies for health professionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30. Covey SR. Tujuh kebiasaan manu-sia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V. Budiningsih S. Konsep sehat-sakit. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 Dhanasari VT. Pengisian Berkas Keluarga. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 9 LINGKUP BAHASAN 7. Konsep sehat – sakit POKOK BAHASAN Konsep sehat & sakit Tingkat pencegahan & riwayat alamiah penyakit Pengertian keluarga dan fungsinya Pengertian kedokteran komunitas & kedokteran keluarga 8. Promosi kesehatan Promosi kesehatan Tingkat pencegahan Kegiatan promosi kesehatan Implementasi promosi kesehatan dalam modul EBP3KH BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN Pengertian sehat menurut WHO, NKRI Faktor-faktor yg mempengaruhi kesehatan menurut teori epidemiologi Peran komunikasi efektif dan empati dalam usaha menyembuhkan pasien, keluarga atau masyarakat Kaitan pencegahan penyakit terhadap riwayat perjalanan penyakit Fungsi keluarga Pengaruh penyakit terhadap kesehatan keluarga Pengaruh keluarga terhadap kesehatan anggota keluarga Budiningsih S. Konsep sehat-sakit. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 Mausnar JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text, WB Saunders, 2004. Chap. 1 Leavell & Clark. Preventive medi-cine for the doctor in his community. McGraw Hill, 1965. Chap. 2 Kark SL. Epidemiology and Community Medicine. Appleton Century Crofts. 1974. Chap. 8 Seely JC. Working with the family in Primary Care: A Systems Approach to Health and illness. Praeger Special Studies. 1983. Chap. 3&5 Tulchinsky TH, Varavikova EA. The New Public Health: An Introduction for the 21st Century. Academic Press 2000. Chap. 2 Definisi promosi kesehatan Model promosi kesehatan Tahap pre-patogenesis dan patogenesis Primary prevention Secondary prevention Tertiary prevention 5 levels of prevention of a disease Herqutanto. Promosi kesehatan. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 10 LINGKUP BAHASAN 9. Pemahaman kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual POKOK BAHASAN Jati diri bangsa Jati diri pribadi/mahasiswa SUBPOKOK BAHASAN Mengenal jati diri bangsa Peradaban dan manusia seutuhnya Mengenal jati diri mahasiswa Core value, hati nurani Kerja sama kelompok Profesionalisme DAFTAR RUJUKAN Pradana, Suhardjono, Fahrial A. Pemahaman kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 Ginanjar A. Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual: Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Arga, Jakarta 2001. 10. Kaidah dasar bioetik dan prima facie 11. Pelayanan kesehatan primer sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia Kaidah dasar bioetik Prima facie Beneficence Nonmaleficence Autonomy Justice Budiningsih Y, Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik & prima facie. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 Analisis situasi dan kecenderungan dalam bidang kesehatan Paradigma Sehat Film/slides ”Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia” Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan primer Pencapaian saat ini Masalah Ancaman Definisi paradigma sehat Dasar, visi dan misi pembangunan kesehatan Pelayanan primer, sekunder dan tertier Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat, praktik dokter pribadi, Klinik dokter keluarga, praktik bidan swasta Puskesmas kecamatan Puskesmas induk Puskesmas kelurahan Puskesmas pembantu Puskesmas keliling Poisyandu Polindes (pondok bersalin di desa) Puskesmas Fungsi puskesmas Upaya puskesmas BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 Private goods Public goods Upaya kesehatan wajib Upaya kesehatan pengembangan 11 METODE PENGAJARAN Metode pengajaran pada modul EBP3KH ditekankan pada ranah afektif, selain juga ranah pengetahuan dan psikomotor, dengan menggunakan metode pengajaran aktif mandiri dan terintegrasi. Metode pengajaran modul ini juga berdasarkan konsep pentahapan proses pembelajaran, yaitu tahap orientasi, tahap pelatihan, dan tahap umpan balik. Tahap awal dilaksanakan dalam modul PDPT sebanyak 20 jam dan selama 2 minggu pada semester I. Tahap lanjutan dilaksanakan terintegrasi dengan setiap modul (semester 2-6) dan di tahap klinik (semester7-10). TAHAP AWAL (DALAM MODUL PDPT DAN 2 MINGGU PERTAMA DI SEMESTER 1) I. Orientasi (perolehan ilmu pengetahuan) Tatap muka (kuliah) interaktif, diskusi dalam kelompok, pleno dan kegiatan mandiri untuk memperoleh informasi pokok bahasan modul EBP3KH, meliputi: 1. The humanities in medicine 2. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran (etika, moral, dan kepribadian) 3. Human values (empati, hubungan antar manusia) 4. Kesehatan jiwa (mental health) 5. Komunikasi efektif 6. Konsep sehat dan sakit 7. Promosi kesehatan 8. Pengenalan dan pengembangan jati diri 9. Kaidah dasar bioetik: beneficence, non-maleficence, autonomy, justice dan prima facie II. Pelatihan Pelatihan ditujukan untuk mengembangkan sikap dan perilaku luhur serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi efektif dengan bentuk pengalaman belajar: 1. Role model dengan contoh kasus/pemicu melalui video/film dilanjutkan dengan pembahasan/diskusi dalam kelompok. Diskusi kelompok membahas dan mendiskusikan role model atau tentang values dalam film tersebut serta memberi tanggapan terhadap isu yang beredar di masyarakat, baik dari media massa atau pengalaman pribadi, untuk lebih mempertajam nilai dan budi pekerti luhur mahasiswa. 2. Self experience: memperoleh pengalaman sendiri dalam berkomunikasi secara efektif dengan: Melakukan sendiri kegiatan komunikasi efektif dengan menerapkan langkahlangkah komunikasi di kelompok dengan bimbingan tutor. Beberapa kegiatan latihan komunikasi mahasiswa dengan pasien simulasi direkam dalam video untuk ditayangkan dan didiskusikan saat pleno III. Melakukan praktik lapangan I untuk kunjungan keluarga dan melakukan praktik komunikasi dengan keluarga didampingi oleh tutor. Hasil komunikasi tersebut dicatat dalam berkas keluarga oleh setiap mahasiswa (laporan perorangan) kemudian dibahas dalam kelompok dan pada pleno IV. Melakukan praktik lapangan II berupa kunjungan ke salah satu rumah sakit atau tempat lain yang berkaitan dengan kesehatan agar dapat menerapkan komunikasi dengan pasien atau provider kesehatan. Mahasiswa dibagi dalam kelompok. Hasil kunjungan dibahas dalam kelompok dan mahasiswa membuat BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 12 3. 4. 5. 6. III. laporan kelompok mengenai kunjungan tersebut berdasarkan aspek-aspek EBP3KH yang sudah dipelajari. Role-play: setiap mahasiswa bermain peran sesuai skenario untuk memperoleh pengalaman sendiri berkomunikasi berlandaskan empati dan non-empati, dilakukan dalam kelompok. Skenario berupa pemicu yang emotionally provoking, antara lain topik yang sensitif berkaitan dengan etik, moral, dan lain-lain, sehingga dapat melihat dan menghargai perbedaan nilai antar manusia. Setiap selesai melakukan role-play harus dilakukan de-roling. Kegiatan kelompok bertujuan: a. Meningkatkan interaksi (berkomunikasi berlandaskan empati) dan berdiskusi dengan benar. b. Melakukan sharing (bertukar pendapat) atau memperoleh ilmu pengetahuan yang baru. c. Melatih kerjasama dalam kelompok. Kegiatan mandiri: mahasiswa mempelajari buku ajar (textbook) atau bacaan/film yang diianjurkan dan mencari informasi lewat perpustakaan atau internet, sesuai lingkup dan pokok bahasan, serta menyusun laporan kegiatan perorangan/kelompok. Mahasiswa diharuskan mempunyai buku catatan (workbook) dan mencatat perolehan ilmu pengetahuan dari ceramah interaktif, diskusi kelompok, pleno, textbook, dan internet untuk kepentingan mereka sendiri. Pleno membahas hasil diskusi kelompok, presentasi laporan kelompok atau pembahasan keterampilan komunikasi efektif (rekaman video) secara bersama-sama. Umpan balik Umpan balik diperoleh dari beragam kegiatan: 1. Pengamatan berkesinambungan oleh tutor dilakukan dengan menilai partisipasi mahasiswa dalam setiap kegiatan kelompok dan penilaian terhadap catatan masing-masing mahasiswa, serta penilaian terhadap laporan perorangan dan kelompok. Pada waktu kegiatan kelompok tutor memberikan umpan balik yang sifatnya menambah pengetahuan, mengubah sikap dan memperbaiki praktik mahasiswa terutama dalam berkomunikasi. 2. Angket yang diisi mahasiswa dipakai untuk menilai kualitas tutor dan kegiatan modul. 3. Setiap akhir putaran diadakan rapat evaluasi kegiatan modul yang melibatkan anggota tim Modul EBP3KH dengan tutor untuk perbaikan modul baik dari segi isi maupun pelaksanaannya. BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 13 MATRIKS KEGIATAN Hari/ Jam 08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 SENIN 17 Desember SELASA 18 Desember Pembukaan dan pengarahan modul EBP3KH Kegiatan kelompok 1 Praktek Komunikasi Efektif Pleno I Kuliah I Komunikasi efektif Kegiatan Kelompok II dan III Beneficence Non Beneficence Kuliah 3 Konsep Sehat Sakit dan Promosi Kesehatan Kegiatan kelompok IV dan V Justice Autonomy Pleno II 11.00-12.00 12.00-13.00 Istirahat 13.00-14.00 Kuliah Kaidah Bioetik Primafacie 14.00-15.00 2 Dasar dan RABU 19 Desember KAMIS 20 Desember JUMAT 21 Desember SABTU 22 Desember Kuliah 4 The Humanity In medicine, Aspek Prilaku dan Kepribadian dlm bidang kedokteran, Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa Kegiatan Kelompok VI dan VII Pemantapan pemahaman The Humanity In Medicine, Aspek Perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokteran, Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Kegiatan Kelompok VIII dan IX Praktik Komunikasi 2 di puskesmas Praktik Lapangan 1 ROLE PLAY Persiapan Praktik Lapangan 1 Bioetika 15.00-16.00 BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 14 Kegiatan Kelompok X Diskusi tentang Sehat Sakit Kuliah Kuliah Kuliah Kuliah I II III IV Kegiatan Kelompok I Kegiatan Kelompok II dan III Kegiatan Kelompok IV dan V Pleno I Pleno II Keguiatan Kelompok VI dan VII Kegiatan Kelompok VIII dan IX Kegiatan kelompok X Role Play Narasumber : dr, Hamzah Narasumber : dr. Abdi dr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ/Azmi Narasumber : dr. wahyu Praktek Komunikasi Efektif Beneficence Non Beneficence Justice dan Autonomy Komunikasi Narasumber : dr.Hamzah Bioetka Narasumber : dr. Abdi, dr. Wahyu Pemantapan pemahaman The Humanity In Medicine, Aspek Perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokteran, Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Praktik Komunikasi 2 di puskesmas Diskusi tentang Sehat Sakit Difasilitasi tutor oleh BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 15 MINGGU II Hari/ Jam 08.00-09.00 09.00-10.00 SENIN 24 Desember Pemutaran Pelayanan Kesehatan Film SELASA 25 Desember NATAL RABU 26 Desember Diskusi Praktek Lapangan 1 KAMIS 27 Desember Praktek Lapangan II JUMAT 28 Desember Pleno III SABTU 29 Desember Ujian Tulis 10.00-11.00 11.00-12.00 12.00-13.00 ISTIRAHAT 13.00-14.00 Persiapan lapangan 2 14.00-15.00 Patch Adam 15.00-16.00 Pleno III Pleno IV Komunikasi Narasumber : dr. Hamzah Hasil Praktikum Lapangan 1 dan 2 Narasumber : dr.wahyu,dr.Hamzah dan dr.Azmi BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 16 Pleno IV OSCE SARANA DAN PRASARANA SARANA 1. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul EBP3KH 2. Buku Pedoman Staf Pengajar (BPSP) Modul EBP3KH 3. Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM) Modul EBP3KH 4. Layar lebar di ruang kuliah 5. LCD projector 1 buah di ruang kuliah 6. Video format switcher 7. Replacement lamp for LCD/video projector 8. Laser pointer 1 buah 9. Wireless microphone 2 buah 10. Mikrofon biasa 1 buah di ruang kuliah 11. Desktop atau laptop computer 1 buah di ruang kuliah 12. Overhead projector 1 buah di ruang kuliah 13. Videocamera 1 buah 14. Kaset video untuk shooting pelatihan komunikasi efektif dan role-play sebanyak 3 buah 15. Flipchart (termasuk kertas flipchart, spidol) untuk setiap ruang diskusi kelompok (6 buah) 16. Alat tulis kantor: - Kertas HVS 1 rim - Spidol boardmarker 1 kotak - Map kertas 1 lusin - Pulpen 1 kotak 17. VCD (film): - Patch Adams, Clips Patch Adams - Fasilitas pelayanan kesehatan primer - Dokter buruk 18. Honorarium tim modul, narasumber, moderator dan tutor/fasilitator dan petugas pelaksana PRASARANA 1. Ruang sekretariat modul EBP3KH 2. 2 orang tenaga administrasi 3. Satu buah ruang kuliah besar dengan kapasitas 50 orang untuk kuliah interaktif dan menonton film/video 4. Ruangan diskusi kelompok 5-6 ruangan (masing-masing 11 - 12 orang mahasiswa) per kali putaran. 5. Lahan praktik: PSPD Universitas Bengkulu, RSUD M Yunus Bengkulu, Puskesmas Wilayah dalam kota Bengkulu atau tempat lain yang ditentukan (di komunitas). BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 17 SUMBER DAYA MANUSIA Staf akademik program/modul empati terdiri atas staf pengajar tetap dan staf pengajar tidak tetap dari berbagai cabang ilmu kedokteran nonklinik dan klinik yang bertugas sebagai narasumber, moderator dan tutor. 1. Narasumber adalah staf pengajar yang mempunyai expertise di bidang ilmunya, berfungsi sebagai sumber belajar pada proses belajar mahasiswa mencakup materi yang dipelajari, serta teknik role model, self experience, dan role playing. Narasumber dapat bertindak sebagai pembicara/pemberi kuliah dan moderator. Dalam keadaan khusus narasumber dapat berasal dari instansi luar PSPD UNIB. 2. Tutor adalah staf pengajar yang bertindak sebagai dosen pembimbing yang bertugas mengembangkan reasoning skill dan melakukan pengamatan berkesinambungan. Tutor dapat juga bertindak sebagai fasilitator yang bertugas menuntun dan membantu kemudahan belajar, memacu kemandirian, serta mengembangkan kreativitas belajar. SUMBER BELAJAR Untuk melaksanakan metode pembelajaran diperlukan sumber belajar yang meliputi: 1. Berbagai buku rujukan atau naskah tatap muka yang sesuai dengan pokok bahasan, tersedia di Sekretariat Modul EBP3KH dan dipinjamkan kepada setiap kelompok mahasiswa. 2. Internet di Perpustakaan PSPD UNIB atau di tempat yang disediakan. 3. Narasumber atau tutor, serta personalia di lahan praktik (tempat kunjungan). 4. Film yang berkaitan dengan modul EBP3KH: Patch Adams, Clips Patch Adams, Fasilitas pelayanan kesehatan primer, Dokter buruk. PENGELOLA Tim Modul EBP3KH diketua oleh dr.Hamzah di bawah supervisi Ketua Program Studi Pendidikan Dokter dan Ketua Medical Education Unit (MEU), bekerjasama dengan seluruh departemen di PSPD UNIB. PELAKSANA 1. Tim Modul EBP3KH: 17 orang 2. Para staf pengajar tetap dan tidak tetap yang dapat bertindak sebagai narasumber, dosen, dan tutor, dan beberapa staf staf pengajar sebagai tutor cadangan. 3. Tata Usaha akademik PSPD UNIB. 4. Pelaksana administrasi (sekretariat) dan teknik: 2 orang. 5. Praktikum lapangan dipimpin oleh masing-masing tutor kelompok. BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 18 Tim Modul Lokal EBP3KH Penasehat : KPS Pendidikan Dokter UNIB Ketua Modul : dr. H.Hamzah, MM Anggota : 1. Dr. Andri Sudjatmoko, Sp.Kj 2. dr. Wahyu Sudarsono, M.Ph 3. dr. Abdi Kesuma 4. dr. Faisal 5. dr. Syafriadi 6. dr. Yusdi Zahrias, MM 7. dr. Noor Diah Erlinawati Sekretariat : Suprianto,S.si PJ Praktik Lapangan Penyusun soal ujian Pengawas ujian : Wawan .S.pd : Suprianto, S.Si : Seluruh tim Modul BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 19 PRINSIP Evaluasi modul EBP3KH didasarkan atas pencapaian sasaran pembelajaran serta terdiri atas evaluasi hasil pembelajaran dan evaluasi program. CARA DAN ALAT EVALUASI 1. Buku catatan mahasiswa dievaluasi oleh tutor setiap minggu (formatif) 2. Observasi berkesinambungan oleh tutor Penilaian meliputi kehadiran tiap mahasiswa dan partisipasi mahasiswa dalam kelompok dengan check list. Penilaian kegiatan kelompok diserahkan ke Sekretariat pada hari yang sama (formatif). Sedangkan penilaian terhadap buku catatan tiap mahasiswa dilaporkan setiap akhir minggu. 3. Laporan perorangan Merupakan laporan hasil komunikasi efektif saat praktik lapangan I. Berisi struktur komunikasi (apakah menerapkan langkah-langkah komunikasi sesuai aturan baku), apa yang dirasakan saat berkomunikasi (empati atau nonempati), apakah mengalami hambatan. Makalah perorangan disampaikan kepada tutor masing-masing untuk dinilai, kemudian laporan disajikan dan dibahas pada saat pleno. 4. Laporan kelompok Disusun oleh kelompok setelah praktik lapangan II sesuai dengan materi/aspek-aspek EBP3KH yang telah dipelajari. Setiap anggota kelompok memberikan kontribusi atas hasil observasi saat kunjungan, misalnya aspek etik, empati, dan lain-lain. Laporan dibahas dengan tutor dalam kegiatan kelompok. 5. Ujian tulis Untuk menilai apakah materi EBP3KH telah dipahami, dilakukan 2 kali ujian tulis, dilaksanakan pada akhir minggu pertama dan kedua, berupa soal pilihan jamak (multiple choice questions). EVALUASI PROGRAM Untuk mengeveluasi program digunakan: 1. Lembar penilaian terhadap tutor yang diisi oleh setiap mahasiswa di akhir modul 2. Kuesioner evaluasi terhadap modul EBP3KH diisi oleh setiap mahasiswa pada akhir modul 3. Rapat tim modul dengan tutor PARAMETER KEBERHASILAN Parameter keberhasilan modul ditetapkan sebagai berikut: 1. Evaluasi hasil pembelajaran 90% mahasiswa lulus dengan nilai minimal C dan rata-rata nilai bobot 2,00 2. Evaluasi program - Semua kegiatan berlangsung sesuai waktu dan rencana - Perubahan jadwal, waktu, maupun kegiatan tidak lebih dari 10% - Setiap kegiatan dihadiri minimal 90% mahasiswa, tutor, dan narasumber BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 20 PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN SUMATIF Pembobotan alat evaluasi No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nilai kasar Jenis Kehadiran (absensi) Observasi berkesinambungan oleh tutor Laporan perorangan dan kelompok Uji tulis I Uji tulis II Praktik Lapangan Pembobotan Nilai setelah pembobotan 10% 20% 20% 20% 20% 10% Nilai akhir Nilai akhir = Jumlah nilai setelah pembobotan Rentang dan nilai dalam huruf: Nilai angka 85 - 100 70 - 79 55 - 69 50 – 55 < 50 BPKM , Modul EBP3KH, FKUI-PSPD UNIB, 2012 - 2013 Nilai huruf A B C D E Nilai bobot 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 21 Lampiran 1 TUJUAN TERMINAL PENDIDIKAN DOKTER Tujuan pendidikan dokter ialah mendidik mahasiswa melalui serangkaian pengalaman belajar menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam bidang keprofesiannya, serta mempunyai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk: 1. Melakukan profesi kedokteran dalam suatu sistem pelayanan kesehatan pemerintah dengan pendekatan kedokteran keluarga, mencakup: a. Mengenal, merumuskan, dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat sekarang dan yang akan datang, serta berusaha dan bekerja untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut melalui perencanaan, implementasi, dan evaluasi program-program yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. b. Memecahkan masalah kesehatan pasien dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan klinik dan laboratorium, serta observasi dan pencatatan yang baik untuk mengidentifikasi, mendiagnosis, melakukan tindakan medik, melakukan usaha pencegahan, meminta konsultasi, mengerjakan usaha rehabilitasi masalah kesehatan pasien dengan berlandaskan etika kedokteran, serta mengingat aspek jasmani, rohani dan sosio-budayanya. c. Memanfaatkan sebaik-baiknya sumber dan tenaga lainnya dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. d. Bekerja selaku unsur pimpinan dalam suatu tim kesehatan. e. Menyadari bahwa sistem pelayanan kesehatan yang baik adalah faktor penting dalam ekosistem yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. f. Mendidik dan mengikutsertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatannya. 2. Senantiasa meningkatkan dan mengembangkan diri dalam segi ilmu kedokteran sesuai dengan bakatnya, dengan berpedoman pada pendidikan sepanjang hayat. 3. Menilai kegiatan profesinya secara berkala, menyadari keperluan untuk menambah pendidikannya, memilih sumber-sumber pendidikan yang serasi, serta menilai kemajuan secara kritis. 4. Mengembangkan ilmu kesehatan, khususnya ilmu kedokteran dengan ikut serta dalam pendidikan dan penelitian, serta mencari penyelesaian masalah kesehatan penderita, masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan asuhan medis. 5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang diperlukan untuk kelangsungan profesinya, misalnya integritas, rasa tanggungjawab, dapat dipercaya, serta menaruh perhatian dan penghargaan kepada sesama umat manusia, sesuai dengan etika kedokteran. 6. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, dan bersikap terbuka, dapat menerima perubahan dan berorientasi ke masa depan serta mendidik dan mengajak masyarakat ke arah sikap yang sama. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 22 Lampiran 2 THE FIVE STAR DOCTOR / DOCTORS FOR THE FUTURE Doctor for health: a WHO global strategy for changing medical education practice for health for all. Adapted from Boelen C. Frontline doctors of tomorrow, World Health Organization, 1994; 47:4-5. 1. Care provider, who considers the patient holistically as an individual and as an integral 2. 3. 4. 5. part of a family and the community and provides high quality, comprehensive, continuous and personalized care within a longterm relationship based on trust. Decision maker, who chooses which technologies to apply ethically and cost effectively while enhancing the care he or she provides. Communicator, who is able to promote healthy lifestyles by effective explanation and advocacy, thereby enpowering individuals and group to enhance and protect their health. Community leader, who having won the trust of the people among whom he or she works, can reconcile individual and community health requirements and initiate action on behalf of the community. Manager, who can work harmoniously with individuals and organizations inside and outside the health care system to meet the needs of the patients and communities, making appropriate use of available health data. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 23 Lampiran 3 DAFTAR BUDI PEKERTI LUHUR YANG PERLU DIMILIKI DAN DILESTARIKAN Sivitas akademika Fakultas Kedokteran dituntut berperilaku luhur sesuai dengan profesinya kelak, terutama jujur, terbuka, bertanggung jawab, memiliki integritas, menerima pendapat orang lain yang berbeda, berempati, rendah hati, mandiri, dan mau belajar. Perilaku baik lainnya dapat diamati saat tatap muka, diskusi panel, diskusi kelompok, pleno, dan kegiatan mandiri, di antaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Jujur Terbuka Bertanggung jawab Memiliki integritas Mau menerima orang lain sebagaimana adanya Empati Rendah hati Mandiri Berkemauan kuat Memiliki disiplin diri Tekun dan teliti Gigih/ulet Tabah, tegar dan tangguh namun cukup fleksibel Bersemangat Berhati lembut & lentur Bijaksana Mampu mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari berbagai alternatif pilihan yang memungkinkan Berpikir jauh ke depan 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 Cerdik Cermat Efisien Beriman Kreatif/inovatif Bersahaja Produktif Mampu beradaptasi dalam berbagai situasi yang berbeda Mampu mengisi berbagai peran diri (contoh: sebagai dokter, suami/istri, orang tua, dan berbagai peran lainnya) secara optimal Menghargai karya/ buah pikiran orang lain Selalu mawas diri Mengenal kemampuan dan keterbatasan diri Menghargai waktu Pemaaf Pemurah Mengabdi tanpa pamrih Dapat mengendali-kan diri 36. Rajin 37. Ramah tamah 38. Rasa kasih sayang 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. tanpa pamrih Rasa percaya diri Rela berkorban Sabar Bersikap adil Bersikap hormat Bersikap tertib Sopan santun Sportif Bersusila Selalu menepati janji Dinamis Bersyukur Bersikap konstruktif Berani memikul risiko Mau belajar Peduli Mampu bekerjasama dalam tim Memiliki sifat keutamaan pemimpin Loyal pada pemimpin yang adil dan amanah Orientasi kerakyatan dsb 24 Lampiran 4 DAFTAR RUJUKAN The humanities in medicine 1. Sjamsuhidajat. The humanities in medicine. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 2. Cassell EJ. The place of The humanities in medicine. New York: Institute of Sociery, Ethics and the Life Sciences, 1984 3. Clouser KD. The humanities in medical education: some contributions. J Med and Philosophy 15: 189-301, 1990 4. Clouser KD. The humanities in a technological education. http://weberstudies. weber.edu/archive. Disitasi tanggal 9 Oktober 2006. Aspek perilaku dan kepribadian 5. Wibisono S. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 6. Suseno FM. Etika dasar: masalah-masalah pokok filsafat moral. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993 7. WHO Document. Doctors for health: the 5 star doctor. Geneve: WHO 1996; 1-23 Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa 8. Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 9. Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (Pegangan bagi kader kesehatan). Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2003; 5-24 10. Buber M. I and thou: a new translation by Walter Kaufman. New York: Charles Scribner’s Sons 1970; 53-68 Konsep sehat-sakit 11. Budiningsih S. Konsep sehat-sakit. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 12. Mausner JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text. WB Saunders, 2004. Chapter 1 13. Leavell & Clark. Preventive Medicine for the doctor in his community. Mc Graw Hill, 1965. Chapter 2 14. Kark SL. Epidemiology and Community Medicine. Appleton Century Crofts. 1974. Chapter 8 15. Seely JC. Working with the family in primary care: A systems approach to health and illness. Praeger Special Studies 1983. Chapters 3 and 5 16. Tulchinsky TH, Varavikova EA. The new public health: An introduction for the 21st Century. Academic Press 2000. Chapter 2 Kaidah dasar bioetik 17. Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik danupaya menyuburkan pikiran kritis mahasiswa kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 18. Purwadianto A. Segi kontekstual pemilihan prima facie kasus dilema etik dan penyelesaian kasus konkrit etik. Pertemuan Nasional III Jaringan Bioetika & Humaniora Kesehatan Indonesia, Jakarta, 2004. 19. Sampurna B. Prinsip moral etika kedokteran. Modul Etika Kedokteran, 2005. 20. Beuchamp TL, Childress JF. Principles of biomedical ethics 4th ed. New York: Oxford University Press 1994 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 25 21. Mappes TA, Zembaty JS. Biomedical ethics. New York: McGraw-Hill Book Co 1981 22. Veatch RM. The basics of bioethics. New Jersey: Prentice Hall Inc. 2000 23. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Komunikasi efektif 24. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 25. Basuki E. Kisi-kisi komunikasi efektif dalam film Patch Adams. Dalam Buku Panduan tutor dan mahasiswa. Modul EBP3 KH semester 1 FKUI, 2007 26. Northhouse LL, Northouse PG. Health communication: Strategies for health professionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30. 27. Tate P. The doctor’s communication handbook. Radcliffe Medical Press, 1995. Kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual 28. Suwondo P, Suhardjono, Fahrial A. Pemahaman kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 29. Ginanjar A. Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual: Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga, 2001 30. Etika. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 5. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. 1989; 205-9 31. Kaelan. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit Paradigma; 87-94 32. Kebudayaan. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 8. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. 1990; 265 33. Norma Moral. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 11. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. 1990; 184 Promosi kesehatan 34. Herqutanto. Promosi kesehatan. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 35. Tones K, Tifford S. Health promotion, effectiveness, efficiency and equity. UK: Chapman & Hall 2001;2-68 36. WHO. Health promotion glossary. Division of Health Promotion, Education and Communications (HPR) Health Education and Health Promotion Unit (HEP) WHO. 1998 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 26 Lampiran 5 PERATURAN AKADEMIK Modul Empati & Bioetik untuk Pengembangan Pribadi dan Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora (EBP3KH) wajib diikuti oleh semua mahasiswa PSPD UNIB. Ketentuan umum 1. Setiap mahasiswa wajib mentaati ketentuan yang tercantum dalam Panduan Akademik Universitas Bengkulu 2010/2011, Panduan Akademik PSPD UNIB 2010/2011, serta segala ketentuan yang dikeluarkan oleh Ketua prodi PSPD UNIB. 2. Setiap mahasiswa wajib memegang teguh tatakrama/sopan santun pergaulan dalam segala tingkah lakunya, termasuk bersikap sopan terhadap sesama anggota sivitas akademika dan masyarakat sekitar. 3. Setiap mahasiswa wajib berpenampilan rapi dalam berpakaian dan dengan potongan rambut yang pantas sesuai dengan kepribadiannya sebagai calon dokter. 4. Setiap mahasiswa harus ikut memperhatikan dan menjaga kebersihan ruang kuliah, ruang diskusi kelompok, ruang praktikum, lingkungan sekitarnya, termasuk halaman, taman, WC/kamar mandi yang tersedia. 5. Mahasiswa dilarang melakukan corat-coret di papan pengumuman tentang kegiatan mahasiswa. 6. Setiap mahasiswa diwajibkan mentaati peraturan-peraturan khusus yang berlaku untuk modul EBP3KH. 7. Setiap mahasiswa wajib menjaga kehormatan dan kebanggaan almamater. Kehadiran 1. Kehadiran untuk tiap kegiatan harus tepat waktu. 2. Mahasiswa yang terlambat 15 menit tidak diizinkan mengikuti kegiatan dan akan 3. 4. 5. 6. diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir. Pengisian daftar hadir/absensi mahasiswa dilakukan pada jam 07.45 hingga 08.00 WIB bertempat di kegiatan yang dilaksanakan sesudah atau sebelum jam tersebut, untuk kuliah yang diadakan di ruang kelas besar. Pengisian daftar hadir kegiatan kelompok, pleno dan praktik lapangan akan diberikan oleh tutor dan apabila mahasiswa terlambat 15 menit maka tidak diizinkan mengikuti kegiatan dan akan diperhitungkan dalam nilai akhir. Bila tidak hadir harus disertai dengan alasan sah dengan menunjukkan surat sakit dari dokter atau surat dari orangtua bila ada musibah dalam keluarga inti. Kehadiran minimal 80% diperlukan untuk lulus modul EBP3KH. Aktivitas setiap mahasiswa 1. Wajib memiliki Buku Pedoman Kerja Mahasiswa dan mengikuti setiap kegiatan modul 2. Kegiatan mandiri dilakukan di lingkungan kampus, ruang diskusi kelompok dan perpustakaan 3. Diwajibkan membuat catatan dalam sebuah buku (workbook) 4. Diwajibkan membuat laporan perorangan dan menyerahkannya kepada Tutor selambat- lambatnya pada hari kamis minggu 2 modul EBP3KH. 5. Buku yang dipinjam harus dikembalikan selambat-lambatnya sebelum ujian tulis ke 2. 6. Lain-lain sesuai dengan peraturan akademik yang tercantum dalam Peraturan akademik. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 27 Lampiran 6 GLOSSARY Academic performance : kemampuan seseorang dalam mencapai tahapan akademik tertentu. Analisis kritis : Analisis secara sistematik berdasarkan sikap terhadap materi dan metode yang digunakan untuk mencapai suatu keputusan. Antipati : 1. penolakan atau perasaan tidak suka yang kuat; 2. perasaan menentang obyek tertentu yang bersifat personal dan abstrak. Antropologi : ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka warna, bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaan (pada masa lampau). Apresiasi : penilaian/penghargaan terhadap sesuatu. Attitude (sikap) : 1. kecenderungan untuk bersikap dengan cara tertentu; 2. tingkahlaku yang mencerminkan perasaan atau keyakinan; 3. suatu watak untuk bertindak secara positif atau negatif terhadap perorangan, kelompok, obyek, situasi, atau nilai (value); 4. suatu penilaian yang dipelajari sehingga dapat menghasilkan perilaku yang konsisten ketika menghadapi seseorang, sekelompok orang, obyek, atau sekelompok obyek. Care provider : dokter atau pelaksana perawatan yang melihat pasien secara holistik, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari keluarga/komunitas serta menyediakan/ melakukan perawatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, berkesinam-bungan, dan disesuaikan dengan perorangan (personalized) dalam hubungan jangka panjang yang didasarkan atas kepercayaan. Communicator : orang yang mampu meningkatkan cara hidup sehat dengan memberi penjelasan dan nasehat efektif, sehingga mendorong individu dan kelompok untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatannya. Community leader : seseorang yang telah dipercayai oleh masyarakat di lingkungan kerjanya, dapat menyatukan kebutuhan kesehatan individu dan komunitas, serta melakukan tindakan mewakili kepentingan komunitas tersebut. Decision-maker : seseorang yang mampu membuat keputusan berdasarkan pemilihan cara/teknik yang dapat dilaksanakan secara tepat, efisien/ cost-effective, dan etis untuk meningkatkan pemeliharaan/ perawatan yang dilakukannya. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 28 Empati : 1. kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain, tanpa mempengaruhi obyektivitas dalam menilai orang tersebut; 2. kemampuan menempatkan diri ke dalam diri orang lain untuk memahami pandangan dan perasaan orang tersebut, sesuai dengan latar belakang pendidikan, sosial, budaya, agama, ekonomi, etnik, dan lainlain. Etik/etika : 1. kumpulan asas/nilai/moralitas universal yang berkenaan dengan akhlak atau yang serba-baik; 2. norma kebaikan yang berasal dari pembenaran nilai-nilai yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etik/etika kedokteran : etika khususnya kewajiban moral yang mendasari profesi dan praktik kedokteran, serta melandasi segenap keputusan medik menjadi keputusan yang benar dan serba baik. Etik/etika profesi : etika terapan dan kesejawatan yang berlaku untuk masingmasing profesi yang mengandung keutamaan dan keluhuran profesi. Humaniora : ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membantu manusia untuk bersifat lebih manusiawi dan lebih berbudaya, misalnya teologi, filsafat, ilmu hukum, ilmu sejarah, filologi, ilmu bahasa, kesusasteraan, ilmu kesenian, dan ilmu praktik kedokteran. Human rights : hak-hak alamiah manusiawi yang tidak dapat dicabut dan merupakan karunia Tuhan, karena semata-mata dimiliki manusia meliputi antara lain kebebasan berbicara dan berpendapat, beragama dan berkeyakinan, berserikat dan berkumpul, serta hak untuk mendapat perlindungan yang sama di depan hukum. Ilmiah : 1. bersifat ilmu; 2. secara ilmu pengetahuan; 3. memenuhi syarat-syarat (hukum) ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan : gabungan berbagai pengetahuan yang (science) disusun secara logis dan sistematis yang diperoleh dengan langkah-langkah ilmiah (observasi, identifikasi masalah, penyusunan hipotesis, eksperimen, penyusunan teori). BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 29 Integritas : 1. keterpaduan; 2. kebulatan; 3. keutuhan; 4. jujur dan dapat dipercaya. Jujur : 1. lurus hati; 2. tidak curang; 3. tulus; 4. ikhlas. Kejujuran : ketulusan (hati); kelurusan (hati). Kepribadian (personality) : 1. sifat dan tingkahlaku seseorang yang membeda-kannya dari orang lain; 2. integrasi karakteristik struktur, pola tingkah-laku, minat, pendirian, kemampuan, dan potensi yang dimiliki seseorang; 3. segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui orang lain; 4. ciri dan cara berperilaku individu yang menerangkan penyesuaian orang tersebut terhadap lingkungannya. Komunikasi efektif : komunikasi yang didasarkan atas niat untuk mau mengerti lawan bicara (empati), yaitu dengan menjadi pendengar yang baik, baik dari segi verbal maupun bahasa tubuh, serta kemampuan melakukan empati. Komunikasi efektif dilakukan melalui tahapan, yaitu mendengarkan, memahami, menyetujui/menerima, melakukan tindakan/ menanggapi respon), serta meminta umpan balik Komitmen : janji atau tekad untuk melakukan sesuatu. Konsisten : 1. tetap (tidak berubah-ubah); 2. taat asas; 3. ajeg Kreatif : 1. memiliki daya cipta; 2. memiliki kemampuan untuk menciptakan. Manager : 1. seseorang yang dapat bekerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam dan di luar sistem pemeliharaan kesehatan untuk mencapai kebutuhan pasien dan komunitas, dengan menggunakan secara tepat data kesehatan yang ada; 2. orang yang mengatur pekerjaan atau melakukan kerjasama yang baik dengan menggunakan orang lain untuk mencapai sasaran; 3. orang yang berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana serta mengatur, memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu. Manusia penalar : manusia yang berpikir logis. Masalah ilmiah : 1. pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian yang akan dilakukan, 2. kesenjangan yang teridentifikasi. Moral : 1. ajaran tentang baik buruk yang diterima umum, mengenai perbuatan, sikap, kewajiban; 2. akhlak; 3. budi pekerti; 4. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 30 susila; 5. kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; 6. isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan; 7. ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita. Motivasi : 1. dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2. usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dari perbuatannya. Nilai (value) : ukuran kuantitatif dalam standar atau kesatuan tertentu. Observasi : 1. pengamatan atau peninjauan secara cermat; 2. pengujian fenomena secara berhati-hati dan dilihat dari sudut pandang pengetahuan. Perilaku luhur : 1. perilaku yang menjunjung tinggi moral, adat istiadat, sopan santun, tingkah laku, nilai-nilai baik (terpuji) manusia; 2. budi pekerti yang paling hakiki, yaitu perilaku yang meliputi sikap dan perilaku dalam hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan alam sekitar. Performance : kinerja tingkat pencapaian tertentu. Plagiat : 1. pengambilan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya sebagai karangan atau pendapat sendiri; 2. jiplakan. Plagiarisme : aliran penjiplakan. Profesional : memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya; mengharuskan pembayaran untuk melakukannya. Realistik : sesuai dengan kenyataan bersifat nyata atau wajar. Riwayat alamiah penyakit : adalah gambaran penyebaran penyakit mulai sebelum sakit (fase pre-patogenesis) sampai berakhirnya proses perjalanan penyakit (fase patogenesis) Role model : mengambil seseorang sebagai model/contoh/suri teladan yang dapat menjadi panutan, misalnya: guru seringkali menjadi model yang berpengaruh terhadap muridnya sehingga murid cenderung mengikuti tingkah lakunya. Role playing : murid berperan sebagai orang lain sehingga dapat mengalami perasaan orang tersebut, misalnya bagaimana rasanya menjadi ibu seorang anak yang kekurangan gizi. Self assessment : melakukan penilaian hasil yang telah dicapai oleh diri sendiri. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 31 Self experiment : pengalaman langsung yang dialami/diberikan kepada murid sehingga dapat membentuk sikap (attitude)nya. Simpati : kecenderungan untuk merasakan perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain, namun karena melibatkan perasaan, seringkali penilaiannya menjadi subyektif. Sivitas akademika : masyarakat ilmiah atau kelompok akademik/ perguruan tinggi, yaitu dosen dan mahasiswa. Suportif : 1. mendukung; 2. mendorong. Terbuka : 1. sikap perilaku yang menyebabkan keleluasaan dalam menerima apa saja dari luar; 2. membuka diri terhadap umpan balik dan mampu menerima informasi apa saja secara obyektif. Tanggungjawab : 1. keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, bila terjadi sesuatu boleh dituntut, diperma-salahkan, diperkarakan, dsb; 2. Bertanggung-jawab: berani memikul risiko, dinyatakan dalam perilaku yang konsekuen, konsisten, dan tuntas. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 32 Lampiran 7 TATA CARA KEGIATAN KULIAH INTERAKTIF 1. Kuliah dilakukan sesuai tujuan, materi, dan alokasi waktu. 2. Bahan kuliah diberikan beberapa hari sebelumnya untuk dipelajari mahasiswa 3. Kuliah dilakukan secara interaktif dengan menitik-beratkan agar mahasiswa belajar aktif mandiri. Mahasiswa selain mendengarkan, aktif membuat catatan dalam buku catatan mahasiswa, diberi kesempatan mengutarakan pendapat, bersikap kritis, dan bertanya langsung untuk memperoleh kejelasan. KEGIATAN/DISKUSI KELOMPOK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kegiatan/diskusi kelompok dipimpin oleh tutor. Tutor memberi salam dan memperkenalkan diri. Sebelum diskusi kelompok setiap anggota saling memperkenalkan diri. Tutor menjelaskan tujuan dan cara diskusi kelompok sesuai lembar tugas. Diskusi kelompok dilaksanakan sesuai dengan panduan kegiatan. Tutor berusaha agar semua mahasiswa aktif berpartisipasi dalam diskusi. Tutor menjaga kelancaran diskusi dan mengarahkan agar diskusi tetap mengacu pada sasaran pembelajaran. 8. Setiap mahasiswa wajib mempunyai buku catatan untuk mencatat semua hasil diskusi 9. Diskusi dilakukan dengan tertib. 10. Setiap anggota kelompok memiliki hak yang sama untuk menyampaikan pendapat, bertanya, dan menjawab secara bergiliran dengan tertib. 11. Setiap anggota kelompok wajib menunjukkan sikap saling menghargai serta memberi kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapat, tidak ada dominasi individu dalam kelompok. 12. Bila ada materi/topik yang memerlukan klarifikasi, narasumber dapat dihubungi sesuai jadwal. 13. Keputusan kelompok merupakan hasil keputusan bersama dan didukung oleh semua anggota kelompok. 14. Laporan kelompok disampaikan pada pleno. Kelompok menunjuk juru bicara dan sekretaris yang menyiapkan presentasi. 15. Tutor mengisi formulir kehadiran kelompok serta menilai dinamika kelompok. 16. Tutor melakukan observasi berkesinambungan terhadap setiap anggota kelompok dan memberikan penilaian afektif. 17. Mahasiswa mengisi lembar evaluasi terhadap peran dan fungsi tutor. PLENO 1. Pleno dipimpin moderator. Narasumber adalah dosen pemberi kuliah atau pakar dalam materi pleno 2. Pleno dapat membahas materi kuliah untuk pemantapan pemahaman materi kuliah atau laporan kelompok 3. Pada pemantapan pemahaman materi kuliah moderator melemparkan beberapa isu mengenai materi untuk dibahas, mahasiswa diberi kesempatan bertanya atau memberi komentar 4. Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan laporan hasil kegiatannya, kelompok lainnya diberi kesempatan untuk bertanya atau memberi komentar 5. Narasumber memberi asupan bilamana diperlukan BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 33 6. Di akhir diskusi moderator akan menyampaikan rangkuman atau pengarahan Tata cara pleno I & II 1. Pleno I & II berlangsung selama 120 menit dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan pemicu I & II 2. Panitia menentukan beberapa kelompok yang akan melakukan presentasi dan beberapa kelompok lainnya sebagai penanya wajib 3. Setiap kelompok diberi waktu 7 menit untuk presentasi dan 8 menit untuk pertanyaan/diskusi 4. Pada akhir pleno moderator menyampaikan rangkuman selama 10 menit. Tata cara pleno III 1. 2. 3. Pleno I berlangsung selama 120 menit untuk membahas hasil pratik lapangan I. 3 kelompok berperan sebagai presentan dan 3 kelompok menjadi penyanggah. Pada akhir pleno moderator memberi rangkuman selama 10 menit. Tata cara Pleno IV 1. Pleno IV berlangsung selama 120 menit untuk presentasi hasil pelatihan komunikasi efektif (kegiatan kelompok VI – IX). 2. Dibahas teori komunikasi efektif dan praktik keterampilan komunikasi yang dilakukan mahasiswa 3. Setiap kelompok telah menyiapkan presentasi tentang topik: a. Membuat klien merasa nyaman b. Mengajukan pertanyaan c. Mendengar aktif d. Memberikan informasi 4. Presentasi dilakukan oleh 4 kelompok yang ditentukan secara diundi, dengan topik berbeda, masing-masing selama 5-7 menit. Setelah presentasi dilakukan tanya jawab selama 30-40 menit. Kelompok yang tidak presentasi menjadi penyanggah. 5. Ditayangkan rekaman CD peragaan komunikasi dari 4 kelompok yang telah ditentukan panitia, masing-masing tentang topik seperti pada ad 3. Sewaktu ditayangkan mahasiswa menilai peragaan tersebut dengan menggunakan daftar tilik, diikuti oleh diskusi selama 20-30 menit. 6. Pada akhir pleno moderator memberi rangkuman selama 10 menit. Tata cara pleno V 1. 2. 3. Pleno V berlangsung selama 120 menit untuk membahas kasus “dr. Tenar” (kasus hipotetik dokter praktik swasta perorangan) yang telah dibagikan sebelumnya pada saat diskusi kelompok Pleno membahas laporan kelompok hasil kerja mandiri dan umpan balik selama diskusi kelompok topik pertopik Pada laporan kelompok: setiap kelompok mempresentasikan hasil pembahasan kasus “dr. Tenar” sesuai dengan kaidah dasar bioetik yang telah ditentukan dan yang bertindak sebagai penyanggah adalah kelompok kaidah dasar bioetik lainnya. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 34 4. 5. Narasumber memberikan asupan, meluruskan jawaban/argumen etis dan memberikan jalan keluar Pada akhir diskusi moderator akan memberikan rangkuman atau pengarahan/pemantapan pemahaman PRAKTIK LAPANGAN Dalam rangka memperkenalkan kehidupan dalam suatu masyarakat/ komunitas dan masalah kesehatan sedini mungkin kepada mahasiswa kedokteran, dilakukan kunjungan ke rumah-rumah, rumah sakit maupun kunjungan ke fasilitas kesehatan lainnya. Mahasiswa akan diminta menemui individu atau anggota keluarga di rumahnya baik orang sehat, atau pasien, keluarga pasien, petugas kesehatan, pengelola ruang rawat, pimpinan fasilitas dan lainnya. Tujuan kegiatan ini ialah agar mahasiswa mendapat pengalaman (self experience) berkomunikasi, sehingga mampu: 1. Berkomunikasi efektif dengan menerapkan langkah-langkah komunikasi secara benar. 2. Mempertajam empati dengan melihat/menanyakan berbagai masalah pada seseorang, baik yang sehat maupun yang sakit. 3. Mencoba mendeteksi masalah kesehatan secara sederhana di dalam suatu keluarga Tatacara praktik lapangan I 1. Praktik lapangan I dilaksanakan pada hari akhir minggu pertama modul EBP3KH, setelah dibuat kesepakatan antara kelompok dengan tutornya masing-masing. 2. Pengelola modul dan tutor terlebih dahulu akan memberi pengarahan tentang praktik lapangan I kepada mahasiswa 3. Mahasiswa tiap kelompok bersama tutornya mengunjungi keluarga binaan yang telah ditentukan oleh panitia. Setiap 3-4 mahasiswa diberi 1 keluarga binaan. 4. Mahasiswa melakukan komunikasi dua arah (sesuai langkah-langkah komunikasi efektif) dengan supervisi oleh tutor. 5. Mahasiswa harus mencatat segala sesuatu yang dilakukan dan dialaminya selama kegiatan tersebut untuk dibahas dalam kelompok dan dicatat dalam berkas keluarga yang dibagikan 6. Mahasiswa mencoba menggali informasi tentang kesehatan anggota keluarga dan mencoba merumuskan masalah yang menyangkut kesehatan dalam keluarga tersebut 7. Peer assessment dilakukan dengan menggunakan check-list form tentang cara komunikasi yang baik 8. Setiap mahasiswa harus membuat laporan perorangan yang diserahkan ke tutor. 9. Berkas keluarga yang telah diisi diserahkan kepada tutor. 10. Hasil pratik lapangan I didiskusikan dalam kegiatan kelompok VII untuk selanjutnya dipresentasikan pada pleno. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 35 Tata cara praktik lapangan II 1. Praktik lapangan dipimpin oleh tutor 2. Tempat yang akan dikunjungi oleh setiap kelompok dipersiapkan dahulu oleh tutor, yaitu fasilitas layanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan dll) yang dapat digunakan untuk mempraktikkan empati dan komunikasi. 3. Tutor terlebih dahulu memberi pengarahan praktik lapangan kepada mahasiswa. Tujuan kegiatan adalah mempraktikkan komunikasi efektif sambil mengobservasi aspek-aspek perilaku, etika, empati, nilai dan sistem nilai, hubungan antar manusia, serta etik profesi di tempat tersebut. 4. Setiap mahasiswa mencatat segala sesuatu yang dilakukan, dialami, dan diamatinya selama kegiatan tersebut, termasuk faktor-faktor penghambat dan penunjang komunikasi efektif yang dialaminya. 5. Tutor bertanggungjawab atas kelancaran praktik lapangan dan memberi bimbingan kepada mahasiswa bila diperlukan. 6. Hasil praktik lapangan dibahas dalam kelompok dan dirangkum dalam laporan kelompok. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 36 Lampiran 9 Kegiatan Kelompok I PEMICU Jakarta, Mei 1998 Tidak akan ada yang pernah mau hidup di masa itu kembali, bahkan terkadang untuk berpikir kembali tentang masa itu. Hari itu seperti biasa, seperti hari lainnya, aku bersiap-siap untuk pergi kuliah. Ujian akhir sudah di depan mata. Tidak ada firasat buruk atau perasaan aneh bahwa sesuatu yang besar akan terjadi saat itu, di hari itu. Semua betul-betul seperti biasa. Memang ya aku sempat mendengar berita di televisi yang menyatakan situasi pemerintahan saat itu sedang labil…tapi…yah biasa saja…pembicaraan tentang pemerintah adalah konsumsi orang-orang besar bukan kami kelompok minoritas di negeri ini, sering ayah mengatakan hal itu…”yang penting kamu belajar yang pinter, May, dan pergi jauh ke negeri yang bisa membesarkanmu”. Tidak ada suara gemuruh, tidak ada derap langkah yang nyata terdengar, ketika tiba-tiba, segerombolan orang masuk ke rumah kami yang memang tidak pernah terkunci karena warung sembako yang kami miliki. Saat itu ayah dan ibuku, kutahu sedang membereskan barang-barang dagangan di warung, sementara aku dan adikku laki-laki sedang bersiap-siap pergi belajar. Beberapa orang laki-laki masuk ke kamarku, tanpa bisa jelas kumengerti dan kulawan mereka menarikku ke luar seperti menangkap maling di jalan, sangat kasar membelenggu tubuhku yang jelas tak mungkin akan pernah melawan. Mereka membawa aku keluar tanpa aku bisa melihat di mana ayah, ibu, dan adikku, aku berteriak-teriak memanggil-manggil mereka, meminta mereka untuk berhenti menyakitiku…tapi teriakanku tak berdaya melawan situasi yang ada hingga aku lemas dan pingsan. Aku terbangun ketika aku merasa sekujur tubuhku panas seperti terbakar, dan ternyata ya…mereka membakar tubuhku…sakit sekali…aku mencoba lari dan menyelamatkan diri hingga akhirnya kutemukan selokan yang berair mampet, tapi hanya itu yang kupikir paling mampu kulakukan. Kurendamkan tubuhku di air kotor itu hingga api itu satu persatu lenyap dari pandanganku. Aku masih melihat sekitarku, semuanya begitu saja terjadi seperti sebuah film sadis berkelas mimpi buruk…yang tidak akan pernah mau kutonton lagi…meski sayangnya…aku tak bisa…film ini terlanjur menjadi bagian dalam hidupku yang berputar terus di kepalaku… Satu kata yang hadir bertubi di benakku…MENGAPA? Syukurlah, ketika hari mulai malam, seseorang menemukanku…entah itu siapa, ia membantuku keluar dari air kotor itu tanpa merasa jijik, menutup tubuhku dengan sarung, dan mengantarkanku ke RS. Aku kehilangan diriku sampai kudengar dokter dan paramedik membicarakan kondisiku…kondisi yang kemudian menjadi identitasku. Nn. May, 22 tahun, suku tionghoa, datang ke rumah sakit diantar oleh petugas keamanan setelah ditemukan di sebuah selokan dalam kondisi tubuh penuh luka bakar 1 hari yang lalu. Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, di tubuh pasien juga ditemukan beberapa luka termasuk robekan di liang vagina (kemaluan) yang diduga akibat trauma benda tumpul. Saat ini pasien menjalani perawatan untuk semua lukanya. Diperkirakan lukanya akan sembuh dalam 2 minggu ke depan dan pasien bisa dipulangkan. Aku terdiam mendengarkan semua keterangan yang diberikan oleh dokter…sebuah bahasa yang aku tidak dapat mengerti, berbicara di depanku tanpa aku boleh berpartisipasi… Mereka sudah berlalu, tapi aku…dan pikiranku…??? Apa maksudnya robekan di kemaluan, apa artinya luka yang sembuh dalam 2 minggu, boleh pulang… Semua yang kutanya tentang keluargaku tidak ada yang tahu…mereka hanya BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 37 menjawab ini RS, tidak ada informasi diam…menikmati diam…dan diam… lagi…semua diam…akupun juga mulai Pertanyaan Pemicu 1. Sebutkan masalah yang Anda temukan dalam penggalan kisah di atas! (kehidupan Nn. May, lingkungan dan peristiwa, layanan di RS) 2. Menurut Anda, apa yang mengakibatkan masalah tersebut muncul? 3. Bagaimana seharusnya agar masalah seperti ini tidak terjadi? BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 38 Kegiatan Kuliah I : Komunikasi efektif Pengantar Manusia adalah mahluk yang membutuhkan orang lain untuk mengembangkan diri melalui hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal akan saling memuaskan bila masingmasing pihak dapat menampilkan tingkah laku yang saling timbang rasa, penuh pengertian, dan empati. Hubungan interpersonal dilakukan melalui komunikasi, yaitu proses penyampaian stimuli (baik verbal maupun non-verbal) oleh seseorang (komunikator) untuk mengubah perilaku orang lain (pendengar). Komunikasi adalah proses dimana dua atau lebih pengirim/penerima bertukar pesan sebagai upaya mencapai kesepakatan untuk menghasilkan suatu keputusan. Agar berjalan efektif, diperlukan lalu lintas pesan dua arah yang baik. Komunikasi yang baik, misalnya antara dokter dengan pasien, akan menjadi efektif bila disertai empati. Hasil yang diharapkan Mahasiswa mampu menjelaskan kembali cara membuat klien merasa nyaman, mengajukan pertanyaan, mendengar aktif, memberikan informasi saat berkomunikasi. Lingkup bahasan 1. 2. 3. 4. Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokter Hambatan komunikasi Komunikasi verbal: membuat klien merasa nyaman Komunikasi non-verbal: ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, suara Tugas mahasiswa Satu minggu mahasiswa sebelum kuliah membuat sinopsis/ringkasan dari kepustakaan yang disediakan, khususnya 1) Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 dan 2) Covey SR. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V. Sinopsis harus sudah diserahkan kepada tutor pada pertemuan kegiatan kelompok sebelum kuliah. Tutor menyerahkan sinopsis/ringkasan kepada petugas sekretariat. Rujukan 1. Basuki E. Effective communication. Lecture EBP2DCH Module semester 1, FMUI, 2007. 2. Covey SR. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V. 3. Northhouse LL, Northouse PG. Health communication: Strategies for health professionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30. 4. Tate P. The doctor’s communication handbook. Radcliffe Medical Press, 1995. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 39 Kegiatan Kelompok Kegiatan Kelompok PEMICU Seorang dosen wanita umur 55 tahun, sedang bekerja di rumah, membuat makalah untuk dipresentasikan di sebuah pertemuan ilmiah keesokan harinya. Penulisan makalah tidak lancar karena dosen tersebut sedang mempunyai masalah dengan atasannya. Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Tiba-tiba masuk anak bungsunya laki-laki umur 16 tahun. Dosen tersebut menyadari bahwa anaknya datang, dan berjalan berkeliling, berputar-putar di dalam ruangan tanpa mengatakan sesuatu, tetapi dosen tersebut untuk beberapa saat tidak memberikan perhatian kepada perilaku anaknya. Kemudian tanpa menoleh kepada anaknya, dan dengan wajah yang tetap menatap pada komputer, dosen tersbut mengatakan: ”Ngapain sich, muter-muter gak karuan? Keluar dech, mama lagi pusing nich!!” Mendengar ucapan ibunya, anak tersebut ke luar dari kamar dengan wajah muram. Anak tersebut mengalami masalah dengan gurunya karena berani mengungkapkan suatu kebenaran, tetapi tidak dapat diterima oleh gurunya. Anak tersebut merasa dimusuhi oleh gurunya. Diskusikan masalah komunikasi apa yang terjadi antara ibu dengan anaknya. Komunikasi seperti apa yang mestinya terjadi antara ibu dan anak pada situasi seperti itu? BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 40 Kegiatan Kelompok I Pengantar Sikap/perilaku dalam bidang kedokteran didasari pada pengenalan beberapa prinsip humaniora yang sesuai untuk seorang dokter. Hubungan dokter-pasien menjangkau segi interpersonal yang lebih dalam daripada sekedar komunikasi sosial. Perilaku dan kepribadian merupakan hal yang penting sebagai landasan aspek etik, kepercayaan, dan hukum dalam hubungan tersebut. Ilmu kedokteran mempunyai 2 aspek pendekatan, yaitu manusia sebagai obyek dan manusia sebagai subyek (pendekatan yang bersifat manusiawi). Landasan pendekatan dan perlakuan yang bersifat manusiawi adalah empati Hasil yang diharapkan Pemantapan pemahaman mengenai humaniora/The humanities dalam kedokteran serta aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran, empati, hubungan antar manusia, serta kesehatan jiwa. Lingkup bahasan 1. Aspek humaniora/The humanities dalam kedokteran: kemampuan berpikir kritis, memiliki perspektif yang fleksibel, nondogmatisme, peka terhadap nilai, empati dan sadar diri. 2. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran: perilaku manusia, hubungan dokter-manusia, moral, etik, norma, dan sistem nilai. Tugas 1. Pendalaman materi lingkup bahasan untuk mendapatkan pemahaman bersama dalam kelompok. 2. Membahas beberapa isu yang relevan dengan lingkup bahasan untuk meningkatan kepekaan rasa, empati, serta menghargai nilai dan sistem nilai. 3. Aspek empati dan kesehatan jiwa: empati dan kesehatan jiwa merupakan landasan penting dalam komunikasi efektif interpersonal. 4. Hubungan antar manusia: saya dan kamu, kita dan kami, empati dalam berkomunikasi. Rujukan 1. Sjamsuhidajat. The humanities in medicine. Lecture EBP2DCH Module semester 1, FMUI, 2007. 2. Wibisono S. Behaviour and personality aspects in medicine. Lecture EBP2DCH Module semester 1, FMUI, 2007. 3. Sedyawati E. Pedoman penanaman budi pekerti luhur, 1997. 4. Appendix 3 Student Guide Book EBP2DCH Module 2007. 5. Mangindaan L. Empathy, human relationships and mental health. Lecture EBP2DCH Module semester 1, FMUI, 2007. 6. Buber M. I and thou: a new translation with a prologue, 1970 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 41 Bahan Diskusi Makalah HUMANIORA 1. Jelaskan apa itu Humaniora (The humanities), bidang-bidang apa saja yang tercakup dalam Humaniora. Apa bedanya dengan ilmu murni (mis. matematika, ilmu alam, ilmu kimia)? 2. Apa persamaan dasar dan tujuan Humaniora, diskusikan 3. Mengapa Kedokteran dianggap merupakan cabang Humaniora yang paling ilmiah dan sekaligus paling manusiawi? Diskusikan. 4. Jelaskan “The Five Qualities of Mind” dari Donner Clauser, jelaskan secara rinci. Berikan contoh-contoh pelaksanaannya dalam kehidupan, ilmu kedokteran dan hubungan antar manusia 5. Mengapa bidang bidang dari Humaniora seringkali perlu bahkan berguna bagi perkembangan Kesehatan Jiwa? Berikan beberapa contoh Bahan Diskusi Makalah EMPATI, HUBUNGAN ANTAR MANUSIA , DAN KESEHATAN JIWA 1. Bedakan antara simpati , empati, dan antipati. Diskusikan dan berikan beberapa contoh 2. Apabila seseorang berbeda dalam identitas (mis. berbeda agama, nilai-nilai, ras / suku bangsa atau berbeda orientasi seksual) apakah secara automatis orang itu lebih buruk atau lebih baik? Jelaskan dan berikan beberapa contoh dalam kehidupan 3. Bagaimana seseorang dapat berempati dengan orang lain yang berbeda nilai-nilainya? Bagaimana hal itu dapat dilakukan? Berikan beberapa contoh dalam kehidupan 4. Pada dasarnya kita perlu menghargai nilai-nilai orang lain walaupun berbeda dengan nilai diri kita, tapi di lain pihak, kapankah kita perlu prihatin terhadap nilai-nilai seseorang? Berikan contoh, diskusikan 5. Jelaskan perbedaan antara: berempati dengan orang lain yang berbeda nilai /selera pribadi, dengan: mempunyai nilai / selera pribadi yang berbeda dengan nilai / selera pribadi orang lain 6. Apa bedanya seorang “moralis” dengan seorang ”moralizer”? 7. Diskusikan konsep Martin Buber tentang hubungan “Saya dan Kamu” (I and Thou relationship) 8. Diskusikan pentingnya pendekatan multikultural sebagai landasan hubungan antar manusia, jelaskan dampak dari “ke-Kami-an “ yang ekslusif (hubungan monokultural yang ekslusif) 9. Apakah hubungan multikultural antar agama berarti sinkretisme? Diskusikan. 10. Mengapa empati harus berawal dari diri sendiri, jelaskan. 11. Apakah dasar empati, jelaskan dan mengapa hal itu penting? 12. Mengapa empati penting bagi perkembangan Kesehatan Jiwa? 13. Diskusikan definisi Kesehatan Jiwa dan diskusikan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 42 Kegiatan Kelompok II-V Pengantar Manusia adalah mahluk yang membutuhkan orang lain untuk mengembangkan diri melalui hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal akan saling memuaskan bila masingmasing pihak dapat menampilkan tingkah laku yang saling timbang rasa, penuh pengertian, dan empati. Hubungan interpersonal dilakukan melalui komunikasi, yaitu proses penyampaian stimuli (baik verbal maupun non-verbal) oleh seseorang (komunikator) untuk mengubah perilaku orang lain (pendengar). Komunikasi adalah proses dimana dua atau lebih pengirim/penerima bertukar pesan sebagai upaya mencapai kesepakatan untuk menghasilkan suatu keputusan. Agar berjalan efektif, diperlukan lalu lintas pesan dua arah yang baik. Komunikasi yang baik, misalnya antara dokter dengan pasien, akan menjadi efektif bila disertai empati. Hasil yang diharapkan Mahasiswa mampu mendemonstrasikan cara membuat klien merasa nyaman saat berkomunikasi: memberi salam, menyilakan duduk, memperkenalkan diri, membina rappporting, menjelaskan tugas dan kewenangannnya, mempersilakan pasien/klien bicara bebas. Lingkup bahasan 1. 2. 1. 2. Fungsi komunikasi interpersonal dalam pekerjaan dokter Hambatan komunikasi Komunikasi verbal: membuat klien merasa nyaman Komunikasi non-verbal: ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, suara Kegiatan Kelompok II Tugas Latihan mempraktikkan “membuat klien merasa nyaman” dengan cara sebagai berikut: 1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa berperan sebagai dokter. Pakai sinopsis nomor 1. Mahasiswa lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik perilaku dokter dan pasien (lampiran 10). Waktu 7 menit. 2. Diskusikan bagaimana dokter tersebut memperlakukan pasien dalam konteks membuat klien merasa nyaman. Hal-hal yang penting tuliskan di flipchart. Waktu 8 menit. 3. Tutor memberikan ulasan tentang membuat klien merasa nyaman dengan materi bahan kuliah. Waktu 10 menit 4. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10 menit. 5. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan membuat klien merasa nyaman. Tutor berperan sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama. Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua hasil rekaman dibuat CD apabila waktu memungkinkan. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 43 Sinopsis 1: Membuat klien merasa nyaman Seorang pasien datang ke dokter praktik umum. Hari menjelang magrib, pasien yang menunggu diperiksa masih ada sekitar 5 orang. Hujan rintik-rintik turun. Tiba giliran pasien terakhir, dokter sebenarnya sudah agak lelah. Pasien terakhir berusia 45 tahun, datang dengan wajah khawatir, gelisah. Pasien tidak mau duduk sebelum dipersilahkan duduk oleh dokter, dia juga tidak mengucapkan salam kepada dokter, disebabkan kekhawatirannya yang sangat besar. Pasien datang sendiri, langsung dari rumah. Pasien bersikap pasif. Pasien mempunyai keluhan sulit buang air besar sejak 3 bulan yang lalu. Adik dan ibunya mempunyai keluhan yang sama beberapa tahun yang lalu, dan ternyata keduanya menderita kanker usus. Keduanya sudah meninggal. Pasien khawatir mempunyai penyakit yang sama dengan ibu dan adiknya. Dalam berbicara pasien terbatabata. Dokter berusaha untuk membuat pasien merasa nyaman dengan menyambut dengan baik dan ramah serta penuh perhatian, walaupun sebenarnya sudah lelah. Catatan: Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik, secara verbal dan non-verbal. Kegiatan Kelompok III Latihan dalam kelompok mempraktikkan “Mengajukan pertanyaan” Langkah: 1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa berperan sebagai dokter. Sinopsis untuk permainan peran adalah sinopsis 2. Mahasiswa lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik (lampiran 10). Waktu 7 menit. 2. Diskusikan bagaimana cara dokter tersebut mengajukan pertanyaan kepada pasien. Catat di flipchart hal-hal yang penting. Waktu 8 menit. 3. Tutor memberikan ulasan tentang cara mengajukan pertanyaan dengan contohcontohnya. Waktu 10 menit. 4. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10 menit. 5. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan mengajukan pertanyaan. Tutor berperan lagi sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama. Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua hasil rekaman dibuat CD. Sinopsis 2: Mengajukan pertanyaan Seorang pasien datang ke dokter praktik umum. Hari menjelang magrib, pasien yang menunggu diperiksa masih ada sekitar 5 orang. Hujan rintik-rintik turun. Tiba giliran pasien terakhir, dokter sebenarnya sudah agak lelah. Pasien terakhir perempuan berusia 45 tahun, datang dengan wajah khawatir, gelisah. Pasien tidak mau duduk sebelum dipersilakan duduk oleh dokter, dia juga tidak mengucapkan salam kepada dokter, disebabkan oleh kekhawatirannya yang sangat besar. Pasien datang sendiri, langsung dari rumah. Pasien mempunyai keluhan sulit buang air besar. Tetapi kadang-kadang pasien juga mengalami diare. Bila sedang diare kadang-kadang ada darah segar pada tinjanya. Adik dan ibunya mempunyai keluhan yang sama beberapa tahun yang lalu, dan ternyata keduanya menderita kanker usus. Keduanya sudah meninggal, walaupun sudah sempat dioperasi. Pasien khawatir mempunyai penyakit yang sama dengan ibu dan adiknya. Dalam berbicara pasien terbata-bata. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 44 Catatan: Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik, secara verbal dan non-verbal. Kegiatan Kelompok IV Latihan dalam kelompok mempraktikkan “Mendengar aktif”. Langkah: 1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa berperan sebagai dokter. Sinopsis untuk bermain peran adalah sinopsis 3. Mahasiswa lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik (lampiran 10). Waktu 7 menit. 2. Diskusikan bagaimana dokter tersebut memperlakukan pasien dalam konteks mendengar aktif. Hal-hal yang penting tuliskan di flipchart. Waktu 8 menit. 3. Tutor memberikan ulasan tentang mendengar aktif dengan materi bahan kuliah. Waktu 10 menit. 4. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10 menit. 5. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan mendengar aktif. Tutor berperan lagi sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama. Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua hasil rekaman dibuat CD. Sinopsis 3: Mendengar aktif Seorang pasien datang ke dokter praktik umum. Hari menjelang magrib, pasien yang menunggu diperiksa masih ada sekitar 5 orang. Hujan rintik-rintik turun. Tiba giliran pasien terakhir, dokter sebenarnya sudah agak lelah. Pasien terakhir perempuan berusia 45 tahun, datang dengan wajah khawatir, gelisah. Pasien tidak mau duduk sebelum dipersilakan duduk oleh dokter, dia juga tidak mengucapkan salam kepada dokter, disebabkan oleh kekhawatirannya yang sangat besar. Pasien datang sendiri, langsung dari rumah. Pasien mempunyai keluhan sulit buang air besar. Tetapi kadang-kadang pasien juga mengalami diare. Bila sedang diare kadang-kadang ada darah segar pada tinjanya. Adik dan ibunya mempunyai keluhan yang sama beberapa tahun yang lalu, dan ternyata dua-duanya menderita kanker usus. Keduanya sudah meninggal, walaupun sudah sempat dioperasi. Pasien khawatir mempunyai penyakit yang sama dengan ibu dan adiknya. Pasien mempunyai anak 2 orang baru berumur 17 dan 12 tahun. Dalam berbicara pasien terbata-bata, keluhan diungkapkan secara tidak jelas, sambil sekali-sekali menundukkan kepala dan mukanya menunjukkan kehawatiran dan kegelisahan yang kentara sekali. Kedua tangan saling meremas. Dokter melakukan refleksi isi, refleksi perasaan, menunjukkan empati serta merangkum ucapan pasien. Catatan: Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik, secara verbal dan non-verbal. Kegiatan Kelompok V Latihan dalam kelompok mempraktikkan “Memberikan informasi”. Langkah: 1. Lakukan permainan peran, tutor berperan sebagai seorang pasien, seorang mahasiswa berperan sebagai dokter. Sinopsis untuk bermain peran adalah sinopsis 4. Mahasiswa BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 45 2. 3. 4. 5. lainnya melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik (lampiran 10). Waktu 7 menit. Diskusikan bagaimana dokter tersebut memperlakukan pasien dalam konteks memberikan informasi. Hal-hal yang penting tuliskan di flipchart. Waktu 8 menit. Tutor memberikan ulasan tentang cara memberikan informasi dengan materi bahan kuliah. Waktu 10 menit. Mahasiswa secara berpasangan bermain peran sebagai dokter dan pasien. Waktu 10 menit. Satu atau 2 orang mahasiswa diminta untuk memperagakan keterampilan memberikan informasi. Tutor berperan lagi sebagai pasien. Setelah selesai didiskusikan bersama. Peragaan tersebut direkam untuk ditayangkan pada saat pleno. Waktu 10 menit. Semua hasil rekaman dibuat CD. Sinopsis 4: Menyampaikan informasi Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter menganjurkan kepada pasien untuk menjalani pemeriksaan USG dan endoskopi. Pasien tidak mengerti maksud pemeriksaam tersebut, dokter berusaha menjelaskan dengan kata-kata yang sederhana, serta menjelaskan apa tujuan pemeriksaan USG dan endoskopi. Pasien bertanya dimana USG dan endoskopi dapat dilakukan serta berapa biayanya. Pasien mengajukan pertanyaan apa sebenarnya penyakitnya. Apakah dapat diobati, seberapa jauh pengobatan tersebut efektif dan efisien. Dokter memberikan informasi yang jujur, sederhana, benar dan lengkap. Catatan: Kalimat yang dicetak tebal pada sinopsis adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, agar dapat memerankan tokoh dokter dengan baik, secara verbal dan non-verbal. Informasi tentang kanker usus dapat dilihat di lampiran 12. Rujukan 1. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007. 2. Covey SR. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V. 3. Northhouse LL, Northouse PG. Health communication: Strategies for health professionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30. 4. Tate P. The doctor’s communication handbook. Radcliffe Medical Press, 1995. 5. Djauzi S. Empati dalam komunikasi di bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul EPC 2004 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 46 Kegiatan Kelompok VI Pengantar Penyakit merupakan suatu kejadian yang ada sejak manusia lahir. Penelitian epidemiologis menghasilkan pengetahuan mengenai riwayat perkembangan penyakit (natural history of disease) pada manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengetahuan ini juga dapat menerangkan usaha pencegahan yang dapat dilakukan, baik sebelum maupun setelah seseorang sakit. Untuk melaksanakan usaha pencegahan maupun pengobatan, perlu ada perencanaan mengenai penatalaksanaan yang akan dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Hasil yang diharapkan Mahasiswa dapat menjelaskan 1. Pengertian sehat menurut WHO dan NKRI 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan menurut teori epidemiologi, Blum dan Mandala of health 3. Kaitan pencegahan penyakit terhadap riwayat perjalanan penyakit (natural history of disease) 4. Mengapa komunikasi efektif dan empati sangat berperan dalam usaha menyembuhkan pasien, keluarga atau masyarakat. 5. Pengaruh penyakit terhadap kesehatan keluarga dengan memberi contoh. 6. Pengaruh keluarga terhadap kesehatan anggauta keluarga dengan memberi contoh Lingkup bahasan 1. Konsep sehat-sakit & faktor yang mempengaruhinya 2. Riwayat perjalanan penyakit & tingkat pencegahan 3. Pengertian kedokteran komunitas dan kedokteran berkesinambungan) keluarga (holistik dan Tugas Diskusikan pemicu diskusi konsep sehat dan sakit di bawah ini. PEMICU DISKUSI KONSEP SEHAT-SAKIT Kasus Seorang ibu berusia 20 tahun membawa anak keduanya, laki-laki 1 tahun, ke puskesmas untuk imunisasi. Ketika ditanya apakah ada keluhan, ibu tersebut mengatakan tidak ada, anaknya dalam keadaan sehat, sehingga ingin melengkapi program imunisasi. Setelah memeriksa, dokter mengatakan bahwa anak ibu tersebut tidak sehat, tetapi masih dapat menerima imunisasi. Dokter menjelaskan bahwa anak tersebut kurang gizi dan perkembangannya terlambat. Ibu tersebut tidak setuju dengan keterangan dokter dan menerangkan bahwa anaknya tetap aktif dan biasanya semua anak kecil memang sulit makan. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 47 Rujukan 1. Mausner JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text chapter. WB Saunders 2004. Chapter 1 2. Leavell & Clark. Preventive medicine for the doctor in his community. McGraw- Hill, 1965. Chapter 2 3. Kark SL. Epidemiology and community medicine. Appleton Century Crofts. 1974. Chapter 8 4. Seely JC. Working with the family in primary care: A systems approach to health and illness. Praeger Special Studies 1983. Chapters 3 and 5 5. Tulchinsky TH, Varavikova EA. The new public health: An introduction for the 21st century. Academic Press 2000. Chapter 2 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 48 Kegiatan Kuliah IX: Pengarahan Komunikasi dengan Keluarga 1. Pengarahan dilakukan dalam kelas besar dalam bentuk kuliah interaktif. 2. Dilakukan brainstorming tentang masalah kesehatan dalam keluarga dengan cara mengajukan lembar pertanyaan yang harus dijawab mahasiswa secara lisan. Waktu 5 menit. 3. Dijelaskan cara pengisian berkas keluarga (lampiran 11) dan menyamakan persepsi mengenai istilah yang ada pada berkas keluarga. Waktu 20 menit. 4. Dijelaskan tatacara kunjungan rumah pada saat praktik lapangan I. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 49 Kegiatan Kelompok XI Pengantar Penyakit merupakan suatu kejadian yang ada sejak manusia lahir. Penelitian epidemiologis menghasilkan pengetahuan mengenai riwayat perkembangan penyakit (natural history of disease) pada manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengetahuan ini juga dapat menerangkan usaha pencegahan yang dapat dilakukan, baik sebelum maupun setelah seseorang sakit. Untuk melaksanakan usaha pencegahan maupun pengobatan, perlu ada perencanaan mengenai penatalaksanaan yang akan dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Setiap dokter diharapkan dapat menyelesaikan semua masalah kesehatan dengan program Pengalaman Belajar Lapangan (PBL). Latihan PBL dimulai dengan mengumpulkan berkas keluarga yang diisi pada waktu kunjungan praktik lapangan. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan sesuai konsep Blum. Hasil yang diharapkan 1. Mahasiswa dapat menjelaskan a. Pengertian sehat menurut WHO dan NKRI b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan menurut teori epidemiologi, Blum dan Mandala of health c. Kaitan pencegahan penyakit terhadap riwayat perjalanan penyakit (natural history of disease) d. Mengapa komunikasi efektif dan empati sangat berperan dalam usaha menyembuhkan pasien, keluarga atau masyarakat. e. Pengaruh penyakit terhadap kesehatan keluarga dengan memberi contoh. f. Pengaruh keluarga terhadap kesehatan anggauta keluarga dengan memberi contoh 2. Mahasiswa dapat memahami Pengalaman Belajar Lapangan, pengisian berkas keluarga, pemahaman mengenai konsep Blum. Lingkup bahasan 1. Konsep sehat-sakit & faktor yang mempengaruhinya 2. Riwayat perjalanan penyakit & tingkat pencegahan 3. Pengertian kedokteran komunitas dan kedokteran keluarga berkesinambungan) 4. Pengalaman Belajar Lapangan, pengisian data-data keluarga 5. Konsep Blum (holistik dan Tugas 1. Mendiskusikan hasil praktik lapangan I 2. Menyiapkan laporan perorangan 3. Menyiapkan untuk pratik lapangan II Rujukan 1. Mausner JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text chapter. WB Saunders 2004. Chapter 1 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 50 2. Leavell & Clark. Preventive medicine for the doctor in his community. McGraw- Hill, 1965. Chapter 2 3. Kark SL. Epidemiology and community medicine. Appleton Century Crofts. 1974. Chapter 8 4. Seely JC. Working with the family in primary care: A systems approach to health and illness. Praeger Special Studies 1983. Chapters 3 and 5 5. Tulchinsky TH, Varavikova EA. The new public health: An introduction for the 21st century. Academic Press 2000. Chapter 2 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 51 Kegiatan Kelompok XII s/d XV Pengantar Etika merupakan bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat baik, dan menginginkan hal baik dalam hidup. Berbeda dengan etika, moralitas adalah pandangan tentang kebaikan/kebenaran dalam masyarakat. Bioetik adalah studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, dalam skala mikro maupun makro, termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa mendatang. Kaidah dasar bioetik terdiri atas: sikap berbuat baik (beneficence), jangan merugikan (nonmaleficence), menghargai otonomi (autonomy), dan sikap berbuat adil (justice). Kaidah dasar bioetik merupakan konsep dasar etika yang sangat penting dalam profesi kedokteran/kesehatan. Hasil yang diharapkan Setelah diberikan kasus etik sebagai pemicu, mahasiswa mampu: 1. Memahami dan mendemonstrasikan kaidah dasar bioetik yang relevan pada kasus tersebut 2. Mendemonstrasikan cara berpikir kontekstual dalam mengajukan pendapatnya tentang kaidah dasar bioetik yang relevan 3. Mendemonstrasikan cara memahami pendapat orang lain dalam mempertahankan kaidah dasar bioetik yang dikemukakannya 4. Mendemonstrasikan cara berpikir deduktif logis sederhana Lingkup bahasan Ciri khas, konsep, dan kontekstualitas kaidah dasar bioetik: 1. Beneficence 2. Nonmaleficence 3. Autonomy 4. Justice Tugas 1. Mahasiswa mengisi quick test dan dikumpulkan ke tutor sehari sebelumnya 2. Tutor memberikan umpan balik hasil quick test saat kegiatan kelompok 3. Mahasiswa berdiskusi untuk mendalami dan memantapkan konsep dan kontekstualitas masing-masing kaidah dasar bioetik (beneficence, non-maleficence, autonomy, justice) 4. Mahasiswa berdiskusi untuk memantapkan ciri khas masing-masing kaidah dasar bioetik dibandingkan dengan kaidah dasar bioetik lainnya Rujukan 1. Purwadianto A. Segi kontekstual pemilihan prima facie kasus dilemma etik dan penyelesaian kasus konkrit etik. Naskah pada Pertemuan Nasional III Jaringan Bioetik & Humaniora Kesehatan Indonesia, Jakarta 2004 2. Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik & upaya menyuburkan pemikiran kritis mahasiswa. Modul Etika Kedokteran 2006 3. Sampurna B. Prinsip moral etika kedokteran. Modul Etika Kedokteran 2005 4. WHO SEARO Medical Ethics cases as teaching materials. Bangkok 2004 5. Beauchamp TL, Childress JF. Principles of Biomedical Ethics 4th ed. New York: Oxford University Press 1994 6. Mapples TA, Zembaty JS. Biomedical ethics. New York: McGraw-Hill Book Co 1981 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 52 7. Veatch RM. The basics of bioethics. New Jersey: Prentice Hall Inc 2000 8. Suseno FM. Etika dasar edisi ke-2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius 1993 9. Khushf G. Handbook of bioethics. Dodrecht: Kuwer Academic Publisher 2004 Dr. Tenar Dokter Tenar yang praktik di Jalan Ramai sejak 2 tahun yang lalu adalah seorang dokter umum yang memiliki pasien cukup banyak, terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Dengan ruangan praktik yang cukup luas dr. Tenar menempatkan 2 bed dalam kamar praktiknya yang dibatasi dengan gorden sehingga dr. Tenar dapat leluasa memeriksa pasiennya dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun disisi lain terdapat kesulitan bila ada pasien yang datang dengan kelainan kulit dimana ia harus memeriksa pasien dalam keadaan setengah telanjang. Pada hari Sabtu minggu lalu, sudah ada 10 antrean pasien pada saat beliau datang. Dengan tujuan memasyarakatkan budaya antre, dr. Tenar memeriksa pasien sesuai dengan nomor urut pendaftaran. Sesuai dengan dugaan, pasien pertama, kedua dan ketiga datang dengan keluhan batuk pilek. Maka dr. Tenar pun memberikan puyer batuk pilek pada ketiganya serta nasehat untuk istirahat cukup, banyak minum air putih serta mengkonsumsi buah-buahan. Pasien keempat sore itu adalah seorang ibu berusia 60 tahun diantar oleh anak laki-lakinya datang dengan keluhan nyeri uluhati yang menjalar ke punggung. Merasa tidak yakin dengan kemungkinan sakit maag yang diderita ibu ini, maka dr. Tenar melakukan pemeriksaan EKG (elektrokardogram) karena kecurigaan terjadi penyempitan pembuluh darah jantung. Hasil yang diperoleh tidak ada kelainan. Melihat usia, kondisi fisik ibu yang cukup gemuk serta tekanan darah 140/90 maka dr. Tenar memberikan surat rujukan beberapa pemeriksaan laboratorium. Dr. Tenar merujuk ibu tersebut ke LAB KLINIK “Titrasi Cepat”, langganannya yang tak begitu jauh dari tempat praktiknya. Dari Lab. Klinik ini Dr.Tenar mendapat bingkisan kue yang dia amati ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang dia kirim kesitu. Pernah dua bulan yang lalu, dengan 20 pasien yang ia kirim, ia memperoleh voucher belanja Rp.300.000,- di supermarket terkenal dikotanya. Pasien pulang dengan membawa obat maag, penenang dan surat permintaan laboratorium serta diminta datang kembali setelah memperoleh hasil laboratorium. Setelah menyelesaikan administrasi ibu tersebut masuk kembali ke kamar periksa karena merasa ada yang kurang yaitu belum disuntik seperti yang biasa ia dapatkan bila berobat ke dokter. Pada saat masuk, tanpa sengaja ibu tadi melihat pasien laki-laki muda bertato di perut bawah sedang menutup kembali celana dalamnya. Anak muda tadi “tidak mengikuti nomor antrian” karena mengaku teman SMP dr.Tenar, sehingga zuster memasukkan lebih dahulu ke ruang sekat kiri, ruang tempat pasien yang memerlukan perlakuan khusus. Ia sempat sepintas melihat celana dalam tadi bervlek-vlek putih kekuningan. Anak muda tadi memoloti si ibu, kemudian dr.Tenar meminta sang ibu keluar sebentar menunggu giliran sehabis anak muda ini. Ibu yang agak cerewet tadi minta maaf, namun tanpa dosa ia nyrocos menanyakan apa penyakit anak muda tadi. Dr. Tenar agak terpana untuk menjawab pertanyaan awam si ibu ini. “Ah, Cuma panas dalam di perut “, jawab Tenar kalem. “Saya suntiknya sambil berdiri saja dok, kalu tiduran takut ketularan penyakit kelaminnya anak tadi”, cerocos sang pasien. Pasien kelima dan keenam adalah seorang wanita muda dan setengah baya. Sebut saja Mba Modis dan Ibu Menor. Mba Modis mengeluh beberapa hari ini badannya panas dingin, mual dan beberapa kali muntah. Sedangkan Ibu Menor mengeluh kepala pusing yang hilang timbul. Dia sudah beberapa kali datang ke dokter yang berbeda-beda dan dikatakan tidak ada apaapa, hanya pusing biasa. Dokter terakhir yang dia kunjungi menyarankan dilakukan CT scan kepala. Kemudian ia datang ke dr. Tenar dengan membawa hasil CT scan. Surat keterangan yang terdapat di dalam amplop CT scan tersebut menyatakan kecurigaan adanya SOL (space occupying lesion). Tanpa memberikan penjelasan mengenai isi di dalam surat keterangan BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 53 tersebut, dr. Tenar memberikan surat rujukan ke Rumah Sakit bagian Saraf. Sementara Ibu Menor, yang tak sempat dilakukan pengukuran tekanan darahnya, langsung diberikan resep sakit kencing yang sudah langganan ia derita 5 tahun ini. Dr.Tenar hanya memeriksa sekilas dan menyalin resep dari catatan medis yang disodorkan zuster. Zuster telah mengingatkan DR. Tenar bahwa dua pasien berikutnya adalah Tn. Garputala, 46 tahun dengan muntah berak belasan kali dan satu lagi seorang pelajar putri, 15 tahun sebut saja Nn. Rana Omnivora yang ia kenal sebagai anak pertama OKB (orang Kaya Baru) tetangganya, yang anggota DPRD salah satu parpol besar. Dr. Tenar baru saja menerima telepon ada pasien langganannya yang gawat mau datang. Garputala adalah hansip setempat yang merasa tak afdol kalau belum “dipegang” dr. Tenar. Ia keluar kamar praktik dan melongok sebentar pasien tadi, memegang nadinya yang terasa kecil dan lemah, mencubit kulit perutnya yang ternyata sudah mengendur. “Zus carikan bajaj !” instruksinya ke Zoster setelah meyakinkan sang hansip agar cepat dirawat. Tak lupa ia menitipkan amplop berisi Rp.25.000,- bagi sang hansip. “Untuk transportnya, ya Pak Tala. Cepat sembuh deh” sambil memberi sebungkus oralit dan lalu mengirimkannya ke RSU setempat. Saat mempersilahkan Nn. Rana masuk ke ruang sekat kanan, dr. Tenar terkaget karena serombongan orang menyela masuk sambil menggendong pasien anak laki-laki 9 tahun, si Malthus bin Darwin yang tadi pagi ia khitan, ternyata datang kembali dalam keadaan berdarah. Ia menolong Malthus dulu selama 45 menit, sementara Rana terpana sendirian karena Zoster juga sibuk membantu dr. Tenar mengatasi perdarahan si Malthus di ruang sekat kiri. Tenar tak sempat bicara ke Nn. Rana. Para pengantar Malthus justru yang meminta Rana bersabar. Tentu sambil mencuri pandang, karena walaupun bukan bernama menor, Rana memang menor malam itu. Sambil bersimbah peluh, Tenar akhirnya mendengarkan keluhan Rana. Ia stress karena baru saja mengambil uang ayahnya tanpa ijin demi menolong sahabatnya seumuran untuk aborsi di klinik Antah Berantah. Tenar menawarkan untuk menjadi mediator menyampaikan apa adanya kepada bapak Rana. Toh menurutnya dan menurut Rana, sang anggota DPRD ini cukup mampu menolong sahabat Rana. “Biar uang saku saya dipotong deh dok asal papi tak nyap-nyap ama saya”, kata si manis Rana. Begitulah keseharian dr. Tenar dalam membantu menyelesaikan masalah pasien-pasiennya sampai ia rela pulang larut malam. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 54 Kegiatan Kelompok XVI Pengantar Role playing merupakan salah satu cara untuk dapat memahami, menghayati, dan mampu melakukan komunikasi efektif berdasarkan empati. Hasil yang diharapkan Mahasiswa lebih dapat menghayati dan bersikap empati dalam berkomunikasi dengan orang lain. Lingkup bahasan 1. 2. 3. 4. Empati Kesehatan jiwa Hubungan antar manusia Komunikasi efektif Tugas 1. Mahasiswa secara bergantian memerankan peran yang ada dalam skenario yang telah disiapkan, mula-mula peran yang nonempatik. 2. Diskusikan apa yang dirasakan oleh para pemeran, pendapat mahasiswa lainnya, harapan pemeran, dsb. 3. Mainkan skenario yang sama tetapi dengan peran yang empatik. Diskusikan. 4. Setelah selesai role playing, tutor harus melakukan de-roling. Rujukan 1. Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia, dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah 2005. 2. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2007 3. Marsetio M. Pengantar etik dalam profesi kedokteran. Bahan kuliah 2005. 4. Djauzi S. Empati dan komunikasi di bidang kedokteran. Bahan kuliah 2005. 5. How to use role play in teaching. Cox KR, Ewan CE. How to use role play in teaching. The Medical Doctor, 1982. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 55 Kegiatan Kelompok XVII Pengantar Pengalaman belajar (self experience) merupakan cara yang efektif untuk pembelajaran afektif, termasuk empati dan komunikasi. Dengan bertukar pengalaman dalam mempraktikkan komunikasi efektif dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan berkomunikasi secara efektif berdasarkan empati. Hasil yang diharapkan Mahasiswa lebih memahami dan lebih mampu berkomunikasi efektif dengan menerapkan langkah-langkah komunikasi secara benar serta mempertajam empati dengan bertukar pengalaman dengan sesama mahasiswa dalam melihat/ menanyakan berbagai masalah pada orang yang diajak berkomunikasi. Lingkup bahasan 1. 2. 3. 4. Empati Hubungan antar manusia Konsep sehat-sakit Komunikasi efektif Tugas 1. Setiap mahasiswa secara bergantian melaporkan hasil berkomunikasi secara efektif berdasarkan empati, yang dilakukan pada praktik lapangan 2. 2. Mahasiswa lainnya memberi tanggapan. 3. Diskusikan pengalaman masing-masing dan apakah komunikasi efektif telah tercapai. Rujukan 1. Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia, dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI 2006 2. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2006 3. Marsetio M. Pengantar etik dalam profesi kedokteran. Bahan kuliah 2005. 4. Djauzi S. Empati dan komunikasi di bidang kedokteran. Bahan kuliah 2005. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 56 Diskusi film Patch Adams Pengantar Manusia adalah mahluk yang membutuhkan orang lain untuk mengembangkan diri melalui hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal akan saling memuaskan bila masingmasing pihak dapat menampilkan tingkah laku yang saling timbang rasa, penuh pengertian dan empati. Hubungan interpersonal dilakukan melalui komunikasi. Komunikasi yang baik, misalnya antara dokter dengan pasien, akan menjadi efektif bila disertai empati. Kaidah dasar bioetik merupakan konsep dasar etika yang sangat penting dalam profesi kedokteran/kesehatan. Hasil yang diharapkan Pemahaman dan penghayatan aspek-aspek kemanusiaan dan perilaku/kepribadian di bidang kedokteran, kesehatan jiwa, empati, komunikasi efektif, serta kaidah dasar bioetik. Lingkup bahasan 1. Aspek humaniora/The humanities dalam kedokteran: kemampuan berpikir kritis, memiliki perspektif yang fleksibel, nondogmatisme, peka terhadap nilai, empati dan sadar diri. 2. Aspek perilaku dan kepribadiaan di bidang kedokteran: perilaku manusia, hubungan dokter-manusia, moral, etik, norma dan sistem nilai. 3. Kesehatan jiwa dan empati: nilai dan sistem nilai, hubungan antar manusia (saya dan kamu, kita dan kami), hubungan dan komunikasi berdasarkan empati. 4. Kaidah dasar bioetik: beneficence, non-maleficence, autonomy, justice 5. Komunikasi efektif: komunikasi verbal (membuat lawan bicara merasa nyaman, mengajukan pertanyaan, mendengar aktif, memberikan informasi, menanggapi, mendorong lawan bicara untuk berpartisipasi) dan non-verbal (ekpresi wajah, bahasa tubuh, kontak mata, paralanguage). Tugas 1. Menyaksikan film Patch Adams secara mandiri 2. Membuat catatan dan analisis konteks film Patch Adams sesuai aspek: empati, perilaku dan kepribadian profesi kedokteran, kaidah dasar bioetik, dan komunikasi efektif. Catatan ini akan dipakai sebagai bahan diskusi pada saat diskusi film Patch Adams. Rujukan 1. Sjamsuhidajat. The humanities in medicine. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2006 2. Wibisono S. Aspek perilaku dan kepribadian di bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2006 3. Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia, dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2006 4. Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik dan menyuburkan pemikiran kritis mahasiswa kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2006 5. Basuki E. Komunikasi efektif. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2006 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 57 Lampiran 10 KOMUNIKASI EFEKTIF DAFTAR TILIK PERILAKU DOKTER I. MEMBUAT PASIEN MERASA NYAMAN KETERAMPILAN ADA TIDAK ADA ADA TIDAK ADA ADA TIDAK ADA ADA TIDAK ADA Menyambut dengan ramah dan mengucapkan salam Menyilahkan duduk Memperkenalkan diri Menciptakan hubungan (rapporting) Mempersilahkan pasien berbicara secara bebas Menjelaskan wewenang dan tanggungjawab II. MENGAJUKAN PERTANYAAN KETERAMPILAN Banyak menggunakan pertanyaan terbuka Menggunakan pertanyaan tertutup yang sesuai Mengajukan pertanyaan satu-persatu Banyak mengajukan pertanyaan yang mendalam III. MENDENGAR AKTIF KETERAMPILAN Melakukan refleksi isi Melakukan refleksi perasaan Menunjukkan empati Merangkum IV. MEMBERIKAN INFORMASI KETERAMPILAN Memberikan informasi yang benar Memberikan informasi dengan bahasa sederhana Memberikan informasi yang lengkap Memberikan informasi yang jujur BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 58 V. MENANGGAPI KETERAMPILAN ADA TIDAK ADA ADA TIDAK ADA ADA TIDAK ADA Memberikan pujian ketika pasien mengemukakan pendapat yang baik Melakukan evaluasi Melakukan asumsi Memotong pembicaraan Mencela pasien (secara fisik, atau pendapat pasien) Sabar menunggu pasien berbicara Menenteramkan pasien Menjawab pertanyaan/pernyataan pasien dengan tepat VI. MENDORONG PARTISIPASI PASIEN KETERAMPILAN Menunjukkan minat dan perhatian yang penuh (kontak mata, wajah ramah, suara lembut) Kadang diam untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk berkonsentrasi agar dapat mengutarakan pendapatnya Sabar menanti jawaban, tidak memotong ucapan pasien Mengucapkan kata-kata: lalu…. atau hm….hm…., apalagi... Kadang-kadang menganggukkan kepala untuk menunjukkan pengertian VII. NON-VERBAL BEHAVIOUR KETERAMPILAN Wajah : ramah, senyum Suara : ramah, vocal jelas, kecepatan cukup, intonasi baik Posisi tubuh yang baik Kontak mata BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 59 DAFTAR TILIK PERILAKU PASIEN PERILAKU ADA TIDAK ADA Wajah pasien Sedih Takut, khawatir Kecewa Bingung Menunduk (tak ada kontak mata) Marah Kontak mata Senang Puas Gerak-gerik pasien Gelisah Melihat jam berkali-kali Tangan membuat gerakan tertentu Suara pasien Terbata-bata Lancar berbicara Hampir tak terdengar Terdengar jelas BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 60 Lampiran 11 BERKAS KELUARGA BERKAS KELUARGA Nama mahasiswa __________________________________________________ Nama tutor dan kelompok __________________________________________________ Nama keluarga binaan : _______________________ Nama anggota keluarga yang menjadi responden : _______________ Usia responden dan kedudukan dalam keluarga : _______________ Alamat keluarga binaan : ____________________________________ IDENTIFIKASI MASALAH 1. Dinamika keluarga Bentuk keluarga Keluarga inti atau bukan. Bila bukan, bentuk keluarga adalah __________________ Siklus kehidupan keluarga Keluarga berada pada satu tahapan dalam siklus atau lebih dari satu tahapan. Bila lebih dari satu, memiliki berapa tahap siklus kehidupan saat ini ? _____ Tahapan apa saja yang sedang dialami keluarga saat ini______________________ ___________________________________________________________________ Keharmonisan hubungan antar anggota keluarga Peta hubungan antar anggota keluarga Genogram BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 61 2. Lingkungan kehidupan keluarga Kondisi rumah Lingkungan tempat tinggal Air bersih dan sanitasi 3. Gaya hidup keluarga Pola diet Kebiasaan berolahraga Kebiasaan buruk BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 62 4. Pemenuhan kebutuhan Primer / sekunder / tersier Gambaran bukti terpenuhinya kebutuhan 5. Layanan kesehatan Ketersediaan Kemampuan Kepuasan keluarga Diskusi Masalah kesehatan dalam keluarga dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan Simpulan : BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 63 Rencana kegiatan: BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 Penanggung jawab Tandatangan tutor 64 Intervensi tahap 1 No Kegiatan Sasaran (nama, usia, kedudukan dalam keluarga) Hasil yang dicapai Komentar & kepuasan mahasiswa Diskusi : Masalah kesehatan dalam keluarga dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan Simpulan : Kegiatan yang telah selesai : BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 Penanggung jawab Tandatangan tutor 65 Intervensi tahap 2 No Kegiatan Sasaran (nama, usia, kedudukan dalam keluarga) Hasil yang dicapai Komentar & kepuasan mahasiswa Diskusi : Masalah kesehatan dalam keluarga dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan Simpulan : Kegiatan yang telah selesai : BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 Penanggung jawab Tandatangan tutor 66 Berkas Keluarga Panduan pengisian Nama mahasiswa bila satu keluarga dibina oleh 2 orang atau lebih, maka tulis semua nama mahasiswa yang bertanggungjawab pada keluarga ini Nama tutor dan kelompok Isi nama kelompok mahasiswa dan tutor dari kelompok. Bila tutor lebih dari 1 orang, maka tulis nama semua tutor untuk kelompok ybs Nama keluarga binaan : tulis nama belakang keluarga, bila tidak ada, maka tulis nama kepala keluarga dari keluarga ini, kepala keluarga biasanya ayah, kakek, atau orang yang paling berpengaruh dalam keluarga, karena dituakan atau sebagai pencari nafkah utama Nama anggota keluarga yang menjadi responden : adalah nama anggota keluarga yang pertama/yang paling sering menjadi lawan komunikasi mahasiswa dalam praktik komunikasi ini Usia responden dan kedudukan dalam keluarga : adalah usia responden dalam tahun, dan kedudukan responden dalam keluarga, misalnya ayah, ibu, kakek, anak, dan sebagainya Alamat keluarga binaan : tulis alamat lengkap (perhatian untuk mahasiswa: identitas responden tertulis lengkap dalam berkas keluarga ini, berkas keluarga adalah rekam medik keluarga yang merupakan milik layanan kesehatan, sehingga selayaknya tidak boleh dibawa keluar dari layanan kesehatan. Jangan sampai berkas ini tercecer dan dibaca oleh orang yang tidak berwenang untuk membaca rekam medik. Pada saat presentasi, identitas responden harus dalam inisial dan alamat dirahasiakan) BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 67 IDENTIFIKASI MASALAH merupakan tahap awal untuk menentukan masalah kesehatan yang ada dalam keluarga yang perlu dilakukan penyuluhan kelompok 1. Dinamika keluarga Bentuk keluarga Keluarga inti atau bukan. (lingkari jawaban yang tepat). Bila bukan, bentuk keluarga adalah bentuk keluarga selain ‘keluarga inti’ adalah keluarga diperluas, keluarga majemuk, keluarga orangtua tunggal, keluarga anak dewasa, keluarga pasangan tanpa menikah, ,dll Catatan: angka dalam lingkaran adalah usia perkawinan Siklus kehidupan keluarga Keluarga berada pada satu tahapan dalam siklus atau lebih dari satu tahapan. Bila lebih dari satu, memiliki berapa tahap siklus kehidupan saat ini ? ___ , Tahapan apa saja yang sedang dialami keluarga saat ini: resiko kesehatan yang ada pada tiap tahapan siklus kehidupan keluarga berbeda-beda, oleh sebab itu bila sebuah keluarga pada saat yang sama terdiri dari lebih dari satu tahapan, maka kelompok resiko kesehatannya juga lebih banyak. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 68 Keharmonisan hubungan antar anggota keluarga Peta hubungan antar anggota keluarga Menggambarkan hubungan psikologis satu sama lain, misalnya keluarga bahagia yang merata kasihsayang dan kepuasannya, tergambar sbb: ayah ibu akbar anya agus ali Ayah dari keluarga ini mempunyai hubungan jauh dengan anak-anaknya ayah ibu alia andin ambar ibu arif ayah asih Hubungan ibu dengan anak sulung dan hubungan ayah dengan anak perempuannya lebih dekat dibanding hubungan antar anggota lain. Bahkan terjadi konflik antar 2 anak lelaki asep anton Catatan: kondisi khusus pada family map digambar bila mahasiswa secara tidak sengaja memperoleh keterangan mengenai keadaan keluarga ini pada saat berkomunikasi, dengan kata lain, mahasiswa tidak perlu menanyakan secara khusus. Bila mahasiswa tidak menemukan kondisi khusus, maka hubungan digambar seperti contoh pertama BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 69 Genogram Penggambaran genogram dapat membantu secara cepat untuk melihat bentuk keluarga dan siklus kehidupan keluarga, selain, yang terpenting adalah masalah-masalah kesehatan yang ada pada keluarga di masa kini dan masa lalu, untuk dapat dilakukan kegiatan pencegahan masalah kesehatan. Genogram yang baik adalah bila: 1. merupakan pohon keluarga 3 generasi 2. terdapat inisial dan karakteristik seluruh anggota yang digambar 3. terdapat riwayat kesehatan seluruh anggota yang digambar 4. diurutkan yang lebih tua sebelah kiri 5. tercantum tanggal pembuatan dan siapa yang menggambar 6. tergambar hubungan psikologis dan masalah sosial bila dinilai perlu. 7. tercantum catatan kaki dari lambang-lambang yang digunakan contoh : Tn H,+’04, 76thn, Ca paru Tn D, 46thn ,peda gang buah Ny.IH,+’05, 71thn,CHF Tn.T 32thn TKW di Riyadh Ny.Y, 40thn m’88 Tn.Jo 65thn Pensiunan ABRI Tn.W 35thn Guru SMPN Tn.M 31 th Computer analist Ny.Ts 30 thn computer analist Ny.MJ 34 thn Guru SMPN m’92 Nn.S, 40thn Tn.Z 37thn Supir Busway Ny..M 57thn An Tu 12thn m’97 An.Ro 8thn m’01, d’05 Abortus spontaneous,’02 Ny.R 33thn IRT An.Ri 8th Twins, homozygote Catatan: m = married = tinggal dalam satu rumah dengan responden d = divorce = male = female = respondent = obesity = atopy / history of allergic 2. Lingkungan kehidupan keluarga Kondisi rumah Lingkungan tempat tinggal Pada kolom ini mahasiswa menjelaskan bentuk rumah misalnya bertingkat atau satu lantai, bahan bangunan rumah misalnya beton, atau papan, atau separuh tembok, rumah baru atau rumah tua, bagaimana gentingnya, luas rumah, berapa kamar, perbandingan luas jendela dengan luas lantai, dan sebagainya. Pada kolom ini mahasiswa menjelaskan bagaimana lingkungan tempat tinggal responden, misalnya apakah lingkungan perumahan, atau daerah komersial, atau daerah industri, apakah teratur, padat, kumuh, apakah keamanan terjamin, apakah bersih, atau becek, dan sebagainya. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 70 Air bersih dan sanitasi Pada kolom ini mahasiswa menjelaskan sumber air bersih keluarga untuk minum dan untuk keperluan lain, bila ada kamar mandi dan kakus di dalam rumah, berapa jarak septik tank dengan sumur sebagai sumber air (bila ada), dan sebagainya. 3. Lifestyle/ Gaya hidup keluarga Pola diet Kebiasaan berolahraga Kebiasaan buruk Dapat dijelaskan kebiasaan pola makan keluarga seperti makan berapa kali sehari, jenis makanan sehari-hari, siapa yang menyiapkan makanan, keseimbangan jenis makanan dan kebiasaan buruk yang berhubungan dengan diet Dapat dijelaskan apakah keluarga memiliki kebiasaan berolahraga, siapa anggota keluarga yang berolah raga teratur 2-3 kali seminggu dan jenis olah raga yang biasa dilakukan keluarga. Dapat juga dijelaskan kebiasaan rekreasi keluarga yang serupa olahraga. Dapat dijelasken apakah ada kebiasaan buruk yang ditemukan, misalnya merokok, alcoholism, dsb. Sekaligus dapat dijelaskan seberapa buruk kebiasaan tersebut dan jenis bahan yang digunakan 4. Pemenuhan kebutuhan Primer / sekunder / tersier Evidence of fulfillment Untuk pemenuhan kebutuhan primer, dapat dijelaskan apakah keluarga telah sanggup memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan perumahan yang layak. Juga kesempatan berpendidikan dan menggunakan layanan kesehatan. Untuk pemenuhan kebutuhan sekunder, dapat dijelaskan apakah keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh keluarga namun tidak menyangkut kelangsungan hidupnya, misalnya transportasi, rekreasi, dan kebutuhan keseharian lainnya. Untuk pemenuhan kebutuhan tersier, dapat dijelaskan apakah keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan pengakuan dari lingkungan sosialnya, kepemilikan barang-barang mewah untuk kesehariannya, dan sebagainya. . 5. Layanan Kesehatan Ketersediaan Dapat dijelaskan bagaimana keluarga memperoleh layanan kesehatan. Apakah dekat dengan tempat tinggal, apakah dapat dikunjungi setiap saat bila diperlukan, apakah dapat dihubungi setiap saat bila ada pertanyaan,dsbnya Kemampuan Apakah keluarga memiliki asuransi kesehatan, apakah biaya layanan kesehatan terjangkau oleh kemampuan keluarga, apakah jarak layanan kesehatan dapat dicapai dengan kemampuan yang dimiliki keluarga Kepuasan keluarga Apakah keluarga mempunyai pusat layanan kesehatan langganan, atau selalu berpindah tempat karena tidak menemui kepuasan pada layanan kesehatan, serta dimana pusat layanan kesehatan yang paling dipilih oleh keluarga selama ini, dsbnya BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 71 Diskusi: Health problems in the family and its related aspects Didalam kotak ini mahasiswa dapat menuturkan pendapatnya mengenai keadaan kesehatan atau masalah kesehatan yang ada pada keluarga dan menjelaskan hubungan antara keadaan kesehatan dengan aspek-aspek yang ditemukan dalam keluarga Misalnya, mahasiswa menemukan anggota keluarga yang obesitas, kemudian ditemukan bahwa jumlah kalori pada kebiasaan makan keluarga sangat tinggi, tidak ada kebiasaan berolahraga, dan tidak berpersepsi bahwa gendut adalah masalah kesehatan. Diharapkan mahasiswa dapat menghubungkan temuan-temuan tersebut. Dalam kotak ini mahasiswa dapat pula menjelaskan pendapatnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kebiasaan buruk keluarga serta beberapa alternatif cara pemecahan masalah yang ditemukan. Simpulan : Silahkan menuliskan beberapa kalimat yang menggambarkan simpulan keadaan kesehatan keluarga saat ini Rencana kegiatan : Penanggung jawab Tandatangan tutor Tulis nama mahasiswa yang memperoleh keterangan di atas dan yang melakukan intervensi Mintalah tandatangan tutor setelah berkas ini lengkap diisi namun sebelum melakukan intervensi Silahkan menuliskan rencana intervensi yang akan anda lakukan. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 72 Intervensi tahap 1 No Kegiatan Contoh: Mengedukasi anggota keluarga agar mengerti mengenai diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan. Edukasi kesehatan akan menggunakan flipchart. Sasaran (nama, usia, kedudukan dalam keluarga) Tn Z, 37 tahun, kepala keluarga, dan Ny R, 33 tahun, istrinya Hasil yang dicapai Komentar & kepuasan mahasiswa Mereka mengerti materi edkuasi namun diskusi implementasinya akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya Saya merasa kecewa karena responden sepertinya meremehkan masalah kelebihan berat badannya Diskusi : Masalah kesehatan dalam keluarga dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan Simpulan : Kegiatan yang telah selesai : Di kolom ini dituliskan kegiatan intervensi yang telah dilakukan dengan tuntas dan catatan yang perlu diperhatikan untuk menilai hasil intervensi pada kegiatan berikutnya BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 Penanggung jawab Tandatangan tutor Mintalah tandatangan tutor setelah melakukan intervensi pertama, sebelum melihat hasil intervensi dan melaksanakan intervensi ke dua 73 Intervensi tahap 2 No Kegiatan Sasaran (nama, usia, kedudukan dalam keluarga) Hasil yang dicapai Komentar & kepuasan mahasiswa Diskusi : Masalah kesehatan dalam keluarga dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan Simpulan : Kegiatan yang telah selesai : BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 Penanggung jawab Tandatangan tutor 74 Lampiran 12 INFORMASI TENTANG KANKER USUS BESAR Dr. Marcel Simadibrata, SpPD (K), Ph.D Kanker usus besar merupakan salah satu kanker saluran cerna yang cukup banyak ditemukan, makin hari makin banyak, mengenai usus besar/kolon. Karena kanker berada di kolon/usus besar maka pemeriksaan yang harus dilakukan yaitu pemeriksaan usus besar/kolonnya. Pemeriksaan usus besar/ kolon yang dapat dilakukan a.l. rontgen kolon (usus besar) yang disebut colon in loop atau barium enema dan pemeriksaan kolonoskopi (teropong usus besar). Untuk mendiagnosis apakah kanker kolon sudah menyebar atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan CT-scan abdomen atau MRI abdomen, sehingga dapat ditentukan staging (derajat kanker kolon). Tata cara pemeriksaan kolonoskopi sbb: Sebelum pemeriksaan kolonoskopi, pasien diberikan penjelasan mengenai apa itu pemeriksaan kolonoskopi, efek sampingnya, indikasi dan kontraindikasi dan kemungkinan biopsi, kerugian dan keuntungan pemeriksaan kolonoskopi. Bila informed consent lisan dan tertulis sudah dilakukan, maka dilakukan persiapan kolonoskopi a.l. 1 hari sebelumnya pasien hanya boleh makan bubur sumsum dari pagi hari jam 7.00 s/d jam 20.00 harus minum banyak 2-3 liter seharian. Mulai jam 20.00 sampai dengan besok pagi dikolonoskopi, pasien harus puasa makan, tetapi tetap harus minum 2-3 liter sehari. Jam 20.00 minum pencahar garam inggris 30 gram atau fosfosoda ½ botol jam 24.00 minum 2 tablet Dulcolax®, pagi hari jam 5.00 di masukan dulcolax supp atau clysma gliserin sampai feces jernih. Pada pagi hari esok harinya (8.00 – 9.00) dilakukan kolonoskopi Setelah dilakukan kolonoskopi pasien diawasi di ruang recovery apakah keadaanya baik/tidak apakah ada efek samping tindakan dll. Diberikan penjelasan mengenai apa yang ditemukan pada waktu kolonoskopi pada pasien atau keluarganya dan rencana pemeriksaan lanjutan atau pengobatan lanjutan yang harus dilakukan pada pasien tersebut. Pemeriksaan kolonoskopi: Pasien diberikan sedasi dan analgetik atau dibius sehingga pasien tidur, kolonoskop dimasukkan ke dalam anus, lalu ke rektum, sigmoid, colon desendens, colon transversum, lalu masuk ke colon asendens, dan akhirnya ke caecum. Semua isi lumen dan dinding usus diperhatikan apakah ada tumor/kanker atau kelainan lainnya. Bila ditemukan kanker maka dapat dilakukan biopsi untuk pemeriksaan histopatologi jenis kanker. Pemeriksaan kolonoskopi dapat dilakukan di banyak rumah sakit yang memiliki fasilitas endoskopi: RS Cipto Mangunkusumo, RSPAD Gatot Subroto RS Abdi Waluyo, RS Carolus, RS Cikini, RS Pluit, RS Medistra, RS Tebet, RS Glen Eagles Prinsip pengobatan kanker usus, selama masih dapat dioperasi harus dioperasi, bila tidak dapat dioperasi diberikan kemoterapi, obat tradisional dan pengobatan simtomatik. Operasi pada stadium lanjut dapat dilakukan hanya untuk paliatif supaya pasien dapat buang air besar a.l. melalui colostomy atau ileostomy (dibuat lubang di dinding perut). Kemoterapi dan obat tradisional sampai sekarang hanya terbukti dapat menahan laju perkembangan tumor tapi tidak dapat menghilangkan tumor. Perkiraan biaya pengobatan. Biaya kolonoskopi bervariasi antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya. Tentu rumah sakit pemerintah lebih murah. Variasi antara Rp. 800.000 – Rp. 1.500.000, perkali pemeriksaan kolonoskopi. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 75 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 76 Lampiran 13 SKENARIO ROLE PLAY 1. Joko, seorang laki-laki muda, menyatakan kepada Budi bahwa ia tidak suka kepada pacar Budi karena tidak cantik, warna kulitnya hitam (tidak sesuai dengan selera Joko). Selain itu juga berbeda etnik dan agamanya. 2. Seorang nyonya muda marah-marah kepada suaminya yang sering memukulnya, padahal ia telah melakukan pekerjaan rumahtangganya sebaik-baiknya dan melayaninya sehingga tidak punya waktu untuk dirinya sendiri. 3. Seorang anak perempuan, 14 tahun, berdiskusi dengan ibunya yang melarangnya bermain bola voli dan menjadi anggota klub voli karena ibunya takut anaknya dapat hamil. 4. Seorang ibu membawa anaknya, laki-laki berusia 10 tahun, ke dokter karena merasa kewalahan dengan kenakalan anaknya tersebut. Anaknya sering memukul adik perempuannya berusia 3,5 tahun, nilai rapor sekolahnya buruk, sering tidak sopan, berteriak bila berbicara dengan ibunya, dan kadang-kadang juga memukul ibunya. Ibunya minta kepada dokter supaya diberi obat agar anaknya tidak nakal lagi. 5. Seorang laki-laki berusia 36 tahun, homoseks, menderita AIDS. Ia datang ke dokter dan menyatakan sangat kesepian dan ingin bunuh diri karena teman-teman dan keluarganya menjauhinya setelah mengetahui keadaannya. 6. Seorang laki-laki dewasa muda menderita kencing nanah. Dengan takut-takut dan malu terpaksa ditemani ayahnya berobat ke dokter. 7. Seorang ibu panik karena anaknya, perempuan berusia 2 tahun, tersiram air panas di mukanya. Segera ia lumuri dengan mentega dan kecap, kemudian membawanya berobat ke rumah sakit terdekat dengan harapan bekas lukanya diobati agar tidak menyebabkan cacat. 8. Seorang perempuan 19 tahun, baru lulus ujian SPMB dan diterima di Fakultas Kedokteran. Namun ibunya menyatakan tidak setuju karena masa studinya lama dan takut nanti menjadi perawan tua. Ibunya ingin anaknya cepat menikah dengan calon yang sudah disediakan orangtuanya, yaitu orang yang tergolong keluarga kaya. 9. Ani, pelajar kelas II SMU, selama liburan 2 minggu selalu berada di rumah. Orangtuanya marah-marah karena selama liburan tagihan telpon melonjak tinggi karena Ani sering ngobrol lama sekali di telepon. Ani anak tunggal, merasa bosan dan kesepian karena ayah-ibunya bekerja sepanjang hari. Di rumah Ani hanya ditemani seorang pembantu. 10. Seorang mahasiswa belajar di sebuah taman yang rindang. Tiba-tiba datang seorang pengamen yang bernyanyi di depannya dan kemudian meminta uang. 11. Seorang ibu membuka laci putranya, seorang mahasiswa berusia 21 tahun, dan membuka surat menyurat percintaan antara putranya dengan seorang laki-laki teman kuliahnya. Ia lalu mengkonfrontasi putranya mengenai penemuannya tersebut. 12. Seorang mahasiswa mendengar temannya berbicara menjelekkan suku dan agama tertentu kepada temannya yang lain. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 77 Lampiran 14 PROBLEM BASED LEARNING : PANDUAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (BDM) A. FALSAFAH DASAR Sebagai calon ilmuwan, mahasiswa senantiasa wajib menggunakan ilmu pengetahuan dalam menjelaskan terjadinya suatu masalah serta penanggulangannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran mahasiswa, perolehan ilmu pengetahuan perlu dilatihkan bersama dengan ketrampilan berpikir analitik yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menanggulangi masalah sesuai dengan metode ilmiah disiplin ilmu tertentu. Seorang dokter akan senantiasa menanggulangi masalah kedokteran pasien/masyarakat, karena itu penerapan langkah penanggulangan masalah secara ilmiah perlu menjadi satu kemahiran, di samping pembinaan sikap kepedulian terhadap lingkungan sejak awal. Secara khusus metode belajar berdasarkan masalah (BDM/PBL) bertujuan memantapkan pembelajaran dengan cara menghubungkan apa yang telah diketahui mahasiswa dengan pengetahuan baru, yang dapat menunjukkan kesinambungan pengetahuan yang dipelajarinya. Cara pembelajaran ini sebenarnya akan selalu dapat digunakan bahkan setelah seseorang lulus dari pendidikan dokter, karena seorang dokter senantiasa akan menghadapi masalah, dan melakukan langkah penanggulangan masalah dengan menerapkan ilmu pengetahuan dasar kedokteran. Pemantapan pembelajaran terjadi kalau mahasiswa dapat mengadakan elaborasi pengetahuan yang telah dikuasainya. B. LANGKAH BDM 1. Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang tidak jelas diklarifikasi. 2. Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan faktor penyebabnya. 3. Penyusunan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap faktor penyebab yang memerlukan penjelasan, yang dilanjutkan dengan membuat hipotesis yang sesuai. 4. Menetapkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab tiap pertanyaan. 5. Menjawab pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki. 6. Untuk pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, dilakukan identifikasi sumber pembelajaran yang sesuai. 7. Belajar mandiri. Hasil belajar mandiri/tugas baca dicatat dalam buku catatan. 8. Menyusun pengetahuan baru berdasarkan berbagai hal yang telah dipelajari (pengetahuan lama dan baru). 9. Langkah BDM dapat diulang seluruhnya atau sebagian sebagaimana dibutuhkan. 10. Mengidentifikasi hal-hal yang belum dipelajari. 11. Merangkum hal-hal yang telah dipelajari. 12. Bila mungkin, menguji pemahaman pengetahuan yang didapat dengan menerapkannya pada masalah lain. C. PANDUAN UNTUK MAHASISWA Berdasarkan Langkah BDM dalam butir B, Diskusi dapat dibagi menjadi Diskusi Kelompok-1 (DK-1) untuk penerapan langkah 1 s/d 7, serta Diskusi kelompok-2 untuk penerapan langkah 9 s/d 12. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 78 Panduan Diskusi Kelompok-1 (DK-1) 1. 2. 3. 4. Untuk setiap diskusi kelompok, pilihlah Ketua dan Sekretaris secara bergilir. Bacalah dengan seksama setiap uraian pemicu. Masing-masing mahasiswa membaca sendiri. Identifikasi berbagai masalah dalam pemicu tersebut. Buatlah analisis masalah, yaitu kemungkinan hubungan antara berbagai isu bila ada, atau kemungkinan mekanisme yang mendasari berbagai hal yang teridentifikasi di butir (3). Selanjutnya disusun suatu hipotesis berdasarkan analisis masalah. 5. Susunlah sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan berbagai kemungkinan hubungan tersebut, atau yang berkaitan dengan kemungkinan mekanisme yang mendasari hal tersebut yang Saudara belum ketahui. 6. Urutkan pertanyaan tersebut secara sistematik berdasarkan pertanyaan kunci: apa, mengapa, bagaimana dan seterusnya. 7. Tetapkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab tiap pertanyaan. 8. Pilih pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan ilmu pengetahuan yang Saudara miliki. 9. Untuk pertanyaan yang belum terjawab, rencanakan pencarian jawaban secara mandiri. Jika tugas belajar mandiri dibagi dalam kelompok, setiap pertanyaan sedikitnya dijawab oleh 2-3 mahasiswa. 10. Saudara harus mencatat proses diskusi mulai dari analisis masalah (langkah 3) sampai dengan tugas belajar mandiri (langkah 9). Belajar mandiri (BM) Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar mahasiswa secara mandiri, yang dilaksanakan setiap selesai diskusi kelompok. Hasil pencarian dalam belajar mandiri dicatat dalam buku catatan Saudara. Rujukan yang digunakan dalam belajar mandiri wajib dicantumkan, yang dapat disusun dengan sistem nomor rujukan. Panduan Diskusi Kelompok-2 (DK-2) 1. Pilihlah Ketua dan Sekretaris Diskusi Kelompok. 2. Tiap mahasiswa melaporkan hasil tugas belajar mandirinya dengan menyebut sumber bacaannya. Mahasiswa lainnya menyimak dan mencatat seperlunya bila ada yang perlu dibahas. 3. Setelah semua melaporkan hasil tugas baca, dilakukan pembahasan bersama. Dalam pembahasan, kaitkan selalu pembahasan dengan pertanyaannya. 4. Gunakan jawaban yang Saudara peroleh untuk menjelaskan masalah yang teridentifikasi dalam pemicu. 5. Setelah seluruh kegiatan diskusi selesai, seluruh peserta kelompok menyusun/merapikan catatan hasil tugas baca yang dikumpulkan dari masing-masing peserta (rangkuman), dalam buku catatan masing-masing. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 79 Lampiran 15 EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN TATA LAKSANA UJIAN MODUL Penilaian modul dinilai dari 2 aspek : 1. Kognitif dan praktek dengan bobot 60% 2. Proses sikap dan attitude dengan bobot 40% Tindak Lanjut di modul Jika tidak lulus modul, dilakukan remedial pada akhir semester. Nilai modul sesudah remedial maksimal C, dan nilai ini merupakan angka yang dibawa ke rapat yudisium. Tidak ada perbaikan angka pada rapat yudisium dan tidak ada remedial pasca yudisium. TINDAK LANJUT YUDISIUM semester genap 1. Lulus 2. Mengulang modul 3. DO PREDIKAT KELULUSAN IP/IPK YUDISIUM TINGKAT YUDISIUM SARJANA KEDOKTERAN 2.00 – 2.75 Memuaskan Memuaskan 2.76 – 3.50 sangat memuaskan sangat memuaskan 3.51 – 4.00 Penghargaan cum laude IP/IPK 2.50 – 3.00 YUDISIUM PROFESI Memuaskan 3.01 – 3.50 sangat memuaskan 3.51 – 4.00 cum laude Keterangan: 1. Lulus modul : nilai akhir ≥ 55 (C) untuk setiap modul dengan nilai steiap komponen tidak kurang dari 55 2. Mengulang modul : Bila nilai modul kurang dari C a. Modul yang tidak lulus harus diulang terlebih dahulu pada kesempatan pertama sesuai jadwal program studi b. Mahasiswa dapat melanjutkan ke modul semester selanjutnya c. Rencana waktu pengulangan modul pada satu tahun akademik diatur oleh Ketua Sub Program d. Jika nilai modul sesudah mengulang modul < 55 (C), mahasiswa dikirim ke komisi MEU untuk ditindak lanjuti terlebih dahulu. 3. DO-putus studi (sesuai dengan peraturan akademik PSPD UNIB) a. Apabila pada evaluasi 2 (dua) semester pertama tidak memperoleh IP minimal 2,0 (dua koma nol) dari sekurang-kurangnya 24 SKS terbaik b. Apabila pada evaluasi 4 semester pertama tidak memperoleh IP minimal 2,0 (dua koma nol) dari sekurang-kurangnya 48 SKS terbaik c. Apabila pada evaluasi 8 semester pertama tidak memperoleh IP minimal 2,0 (dua koma nol) dari sekurang-kurangnya 96 SKS terbaik d. Apabila pada evaluasi akhir masa studi tidak memeproleh indeks prestasi minimal dari beban studi yang dipersyaratkan dengan nilai terendah C e. Apabila masa studi tidak dapat diselesaikan dalam waktu ”1 ½ n” PANDUAN PENETAPAN NILAI MODUL BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 80 SUB PROGRAM ILMU KEDOKTERAN TERINTEGRASI/ INTEGRATED MEDICAL SCIENCES • • • Perbandingan nilai Proses : Pengetahuan = 40 : 60 Nilai minimum yang harus dicapai di setiap komponen penilaian = 55, dengan ketentuan sbb: – Nilai Proses dapat terdiri atas nilai diskusi PBL, praktikum, buku catatan, dengan masing-masing nilai minimum = 55 – Nilai Pengetahuan dapat terdiri atas berbagai nilai hasil ujian (mis ujian sumatif1, ujian sumatif 2, ujian praktikum, dsb) dengan masing-masing ujian nilai minimum = 55 Nilai modul ditetapkan berdasarkan perhitungan bobot masing-masing nilai, sesuai ketentuan modul yang tercantum dalam BRP TINDAK LANJUT APABILA NILAI MINIMUM KOMPONEN TIDAK TERCAPAI • Apabila nilai minimum komponen penilaian tidak tercapai, penghitungan nilai modul tidak dapat dilakukan. Pada saat itu nilai diadministrasikan dengan nilai “I” • Mahasiswa dengan nilai “I” diberi kesempatan mengikuti program perbaikan nilai (remedial). Penjadwalan remedial ditetapkan oleh ketua modul, dengan memperhatikan bahwa mahasiswa diberi kesempatan untuk menyiapkan diri dan tidak mengganggu keikutsertaan mahasiswa di modul lain. Program remedial diselenggarakan satu kali, dan dalam KBK FKUI 2005 waktu yang disediakan untuk program remedial adalah di akhir semester berjalan. • Proses perbaikan nilai (remedial) akan menghasilkan nilai komponen sebagai pengganti nilai sebelumnya, dengan ketentuan nilai maksimum hasil remedial adalah 55. • Selanjutnya nilai modul dihitung berdasarkan ketentuan penghitungan nilai modul seperti yang tercantum dalam BRP. • Apabila telah dilaksanakan proses perbaikan nilai (remedial) dan masih belum dapat mencapai nilai minimal, maka nilai modul diadministrasikan dengan nilai <C, yang berarti modul harus diulang di semester lain sesuai pengaturan Koordinator Tahun. MANAJEMEN PEROLEHAN NILAI NILAI PROSES Nilai proses dapat terdiri atas satu/lebih penilaian berikut ini: NILAI DISKUSI Penilaian proses diskusi dilaksanakan oleh fasilitator, yang melakukan observasi terhadap mahasiswa atas keseluruhan proses diskusi sepanjang pelaksanaan modul. Nilai diskusi ditetapkan setelah pelaksanaan diskusi yang terakhir berdasarkan borang penilaian diskusi yang ditetapkan oleh MEU (terlampir). NILAI PRAKTIKUM Penilaian proses praktikum dilaksanakan oleh supervisor praktikum, berdasarkan pengamatan supervisor atas mahasiswa dalam kegiatan praktikum. Metoda yang digunakan untuk menetapkan nilai praktikum merupakan tanggung jawab penyelenggara praktikum, atas kesepakatan dengan tim inti modul. Nilai praktikum kemudian diserahkan kepada ketua modul. NILAI BUKU CATATAN Penilaian terhadap buku catatan dilaksanakan oleh fasilitator, berdasarkan Panduan penilaian buku catatan mahasiswa dalam PBL (Problem-Based Learning) yang ditetapkan oleh MEU NILAI PENGETAHUAN Nilai pengetahuan dapat terdiri atas satu/lebih ujian berikut ini: UJIAN TULIS MCQ (MULTIPLE CHOICE QUESTION) UJIAN TULIS ESSAY atau MODIFIED ESSAY UJIAN PRAKTIKUM (KETERAMPILAN; PENGUATAN PENGETAHUAN) TATA CARA PENETAPAN NILAI PADA UJIAN MCQ BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 81 Lembar jawaban mahasiswa dipindai di MEU dengan panduan kunci jawaban dari modul Proses pemindaian akan menghasilkan – Nilai mentah (raw score) – Indeks diskriminasi (discrimination index) dan faktor kesukaran (difficulty factor) masingmasing soal ujian yang akan diserahkan MEU kepada Ketua Modul Apabila ada permintaan penghitungan nilai dengan meng-omit (membuang) soal dengan karakteristik tertentu, ketua modul harus mengajukan permohonan tertulis ke MEU Keputusan tentang nilai mahasiswa ditetapkan oleh ketua modul beserta tim-nya, berdasarkan standard setting masing-masing naskah ujian. BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 82 DIAGRAM TATA ALIR EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN NILAI MODUL 60% KOGNITIF 40% PROSES NILAI AKHIR/FINAL PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL SIKAP & ATTITUDE 40% PROSES NILAI AKHIR/FINAL D S PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL SIKAP & ATTITUDE 40% PROSES LANJUT NILAI AKHIR/FINAL I U NILAI MODUL 60% KOGNITIF I SIKAP & ATTITUDE 40% PROSES (NILAI MODUL 55) PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL NILAI MODUL 60% KOGNITIF LULUS U NILAI MODUL 60% KOGNITIF Y NILAI AKHIR/FINAL PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL TIDAK LULUS KOORDINATOR M SIKAP & ATTITUDE MODUL DST PUTUS STUDI (DO) SK REKTOR 478/SK/R/UI/2004 BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 83 MENGULANG MODUL (DIATUR KETUA SUBPROGRAM) BPKM MODUL EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 84