Integrasi Sosial dan Gender - Millennium Challenge Account

advertisement
MCA-Indonesia | Versi 01 - 21 Augustus 2014
Integrasi Sosial dan Gender
Selayang Pandang
Program Compact dari Millennium Challenge
Corporation (MCC) (2013-2018) di Indonesia
adalah salah satu pilar utama Kemitraan
Komprehensif Amerika Serikat-Indonesia dan
dilaksanakan oleh Millennium Challenge Account –
Indonesia (MCA-Indonesia).
Tujuan Millennium Challenge Compact di
Indonesia adalah mengentaskan kemiskinan
melalui pertumbuhan ekonomi. Program ini terdiri
dari tiga proyek, yaitu a) Kemakmuran Hijau,
yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan
mengurangi emisi gas-gas rumah kaca dengan
meningkatkan penggunaan energi terbarukan
dan memperbaiki pengelolaan sumberdaya
alam, b) Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat
untuk Mengurangi Stunting (anak pendek) dan
c) Modernisasi Pengadaan untuk meningkatkan
efisiensi layanan publik.
Program Compact berkomitmen untuk
memastikan partisipasi yang setara dan manfaat
dari ketiga proyek di atas bagi perempuan,
laki-laki dan kelompok rentan. MCA-Indonesia
telah mengembangkan dan melaksanakan
Social and Gender Integration Plan (SGIP) atau
Rencana Integrasi Sosial dan Gender guna
memastikan integrasi sosial dan gender ke dalam
semua proyek dan kegiatan Compact, serta
mempromosikan inklusi sosial dan kesetaraan
gender melalui analisis yang sesuai kebutuhan
proyek, mengidentifikasi kegiatan untuk
mengurangi hambatan-hambatan potensial bagi
integrasi sosial dan gender, mengidentifikasi
potensi kegiatan perikehidupan untuk menambah
penghasilan keluarga dan memberi kesempatan
bagi keuntungan sosial dan ekonomi bagi
masyarakat. Lebih jauh lagi, Social and Gender
Integration Plan juga mendukung penyebaran
praktik integrasi gender yang baik dalam Program
Compact dan menunjukkan bahwa MCA-Indonesia
terdepan dalam transformasi sosial dan gender.
Social and Gender Integration Plan dalam
Kemakmuran Hijau
MCC telah melaksanakan beberapa jajak sosial dan
gender bagi Proyek Kemakmuran Hijau, mengkaji
berbagai isu dan kesempatan dalam sektor
energi terbarukan dan pengelolaan sumberdaya
alam. Diskusi kelompok terpusat (focus group
discussion) dengan kelompok perempuan dan
penduduk desa perempuan telah dilakukan di
wilayah proyek Kemakmuran Hijau dengan hasilhasil berikut:
Keterlibatan perempuan dan kelompok rentan
Keterlibatan perempuan dan kelompok rentan
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan tata
guna lahan berkelanjutan sangat penting bagi
kesinambungan inisiatif Kemakmuran Hijau dan
pertumbuhan ekonomi. Mengabaikan pengelolaan
sumberdaya alam dan prioritas mereka untuk
menggunakan berbagai sumberdaya yang ada
akan mengakibatkan pengelolaan sumberdaya
alam menjadi tidak efektif. Dalam pemetaan tata
guna lahan, kurang terlibatnya kedua kelompok di
atas berarti proses pemetaan tidak mencerminkan
kebutuhan dan prioritas mereka. Selain itu,
pekerjaan rumah tangga biasanya menyita banyak
waktu para perempuan, sehingga mereka sulit
aktif dalam forum umum.
Pola-pola dan potensi peningkatan pendapatan
bagi perempuan
Perempuan cenderung mengerjakan kegiatan
produktif di rumah, yang berlanjut hingga
malam. Sehingga keterbatasan listrik berdampak
pada produktivitas dan pilihan-pilihan terhadap
peningkatan pendapatan. Mengenalkan listrik akan
berdampak positif pada penggunaan waktu para
perempuan.
Isu-isu pengetahuan dan kapasitas
Organisasi masyarakat madani dan organisasi
nonpemerintah yang bergerak di bidang
pemetaan lahan, energi terbarukan dan lingkungan
memiliki kapasitas terbatas dalam bidang gender.
Keterbatasan kapasitas dalam isu-isu gender dan
inklusi sosial dapat menghambat efektivitas dan
keberlanjutan kegiatan.
Kerentanan Masyarakat Adat
Dalam proses pelaksanaan Proyek Kemakmuran
Hijau, masyarakat adat dapat terkena dampak
pelaksanaan proyek dan menjadi rentan terhadap
kehilangan, keterasingan akibat tindakan
eksploitasi terhadap lahan dan akses terhadap
sumberdaya alam dan budaya. Dengan demikian,
kajian lebih lanjut tentang kerentanan masyarakat
adat perlu dilaksanakan.
Capaian saat ini:
n Mewajibkan persyaratan analisis sosial dan
gender dalam kontrak-kontrak penting proyek,
n Membuat panduan tentang konsultasi inklusif,
yang saat ini sedang diterapkan dalam
pelaksanaan multi-stakeholder forum,
n Mempersiapkan serangkaian kriteria analisis
untuk disertakan dalam Fasilitas Kemakmuran
Hijau guna membantu evaluasi kriteria
“kesetaraan akses”dalam proposal proyek,
n Mengembangkan serangkaian materi
peningkatan kapasitas dan modul untuk
memastikan agar pemangku kepentingan
Kemakmuran Hijau memiliki pengetahuan
yang cukup guna mendukung keterlibatan
perempuan, masyarakat adat dan kelompok
rentan lain.
Social and Gender Integration Plan dalam
Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat
untuk Mengurangi Stunting
Proyek ini berdasarkan pada intervensi yang
ditentukan oleh masyarakat sendiri, yaitu PNPM
Generasi. MCC dan Bank Dunia melaksanakan
sebuah kajian yang berupaya mengidentifikasi
sejumlah masalah gender dan menemukan
bahwa meskipun PNPM Generasi telah memiliki
fokus yang kuat pada perempuan dan anakanak, masih terbuka kesempatan bagi integrasi
gender yang lebih lengkap. Kajian tersebut
juga menggarisbawahi status perempuan yang
masih rendah dalam masyarakat serta kurangnya
kepercayaan diri mereka untuk secara aktif dan
berdasarkan pengetahuan mengambil keputusan
tentang urusan kesehatan.
Rekomendasi penting adalah:
n Memastikan pengaturan staf dan anggaran
untuk kegiatan gender jelas dan aman,
n Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
fasilitator masyarakat untuk mengintegrasikan
fokus gender ke dalam pekerjaan mereka,
nMeningkatkan jangkauan kepada perempuan di
pedesaan demi partisipasi yang lebih besar,
nMemperkuat partisipasi penuh dari laki-laki/
ayah dan pemimpin pemerintah daerah, dan
tokoh masyarakat di seluruh kegiatan proyek,
nMemastikan isu gender masuk dalam kampanye
komunikasi,
nMemperbaiki koleksi dan analisis data yang
dibagi berdasarkan jenis kelamin.
Social and Gender Integration Plan
dalam Modernisasi Pengadaan
Proyek ini telah melaksanakan berbagai
kegiatan untuk memenuhi kesempatan yang
ada bagi integrasi gender. Kajian gender telah
dilaksanakan, diikuti oleh analisis tambahan
wilayah penting, termasuk kajian gender tentang
regulasi penting terkait, sebagai upaya untuk
memilah data berdasarkan jenis kelamin dari
staf pengadaan dan mendapatkan pemahaman
yang lebih baik dari isu-isu penting yang
dihadapi pekerja profesional bidang pengadaan.
MCA-Indonesia juga telah melaksanakan
survei gender untuk pengadaan barang dan
menyusun sebuah laporan berjudul “Gender
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
di Indonesia”, yang meninjau sejauh mana
perusahaan perempuan memperoleh manfaat
dari kesempatan pengadaan barang pemerintah.
Temuan penting adalah:
nOmzet Perusahaan
Perusahaan milik perempuan memiliki
omzet rata-rata 4,4 kali lebih kecil daripada
perusahaan milik laki-laki. Namun, perusahaan
milik perempuan mempekerjakan lebih banyak
pekerja dan manajer yang juga perempuan.
Artinya, meningkatkan kesempatan perempuan
pengusaha menjadi salah satu strategi untuk
meningkatkan tenaga kerja perempuan yang
produktif.
nAkses ke Perbankan
Rerata omzet tahunan perusahaan milik
perempuan yang pernah mengajukan pinjaman
bank dan menjadi penyedia bagi pemerintah
adalah Rp 9,1 miliar, hanya sepertiga dari rerata
omzet tahunan perusahaan milik laki-laki
(Rp 25,7 miliar). 62% dari perusahaan milik lakilaki yang pernah ikut tender pemerintah pernah
mengajukan pinjaman ke bank, namun hanya
sekitar 50% perusahaan milik perempuan yang
melakukannya.
nAkses terhadap informasi
Mayoritas perusahaan milik perempuan
mengetahui informasi pelelangan melalui media.
Sebanyak 61% perusahaan milik perempuan
mendapat kontrak melalui lelang umum,
sedangkan hanya 52% perusahaan milik lakilaki mendapatkannya dengan cara yang sama.
Adapun perusahaan milik lelaki lebih banyak
mendapat informasi dari petugas pelayanan dan
mendapat kontrak dari penunjukan langsung.
Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi
Millennium Challenge Account - Indonesia
Gedung MR21 Lantai 11, Jl. Menteng Raya No. 21, Jakarta 10340
Tel. +622139831971
Fax: +622139831970
[email protected] | www.mca-indonesia.go.id
Download