neonatus dan bayi dengan masalah serta

advertisement
NEONATUS DAN BAYI DENGAN MASALAH SERTA PENATALAKSANAANNYA
 Bercak Mongol
Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau
daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol
biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika,
kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania. Atau Bercak
mongol terlihat seperti bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan
batas tegas, bisa berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda lebam. Umumnya
terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan
bahu.
Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol
ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang
terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Lebih dari 80%
bayi yang berkulit hitam. Orang Timur dan India Timur memiliki lesi ini, sementara
kejadian pada bayi yang kulit putih kurang dari 10%. Lesi-lesi yang tersebar luas,
terutama pada tempat-tempat yang tidak biasa cenderung tidak menghilang.
Hampir 90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir dengan bercak
ini,namun pada bayi Kaukasia hanya 5 %. Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang
terletak di lapisan dermis sebelah dalam atau di sekitar folikel rambut. Kadangkadang tersebar simetris, dapat juga unilateral. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak
dan tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik.
Gejala Klinis
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman.
Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian
punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga ditemukan pada kaki, punggung,
pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga bervariasi dalam ukuran, dari sebesar
peniti sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa
1
bercak mongol. Adanya bercak kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian
punggung, bokong. Bagian bawah spina, pada bahu atau bagian lainnya.
Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai :
a. Luka seperti pewarnaan.
b.Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal.
c.Area datar dengan bentuk yang tidak teratur.
d.Biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun.
e.Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.
Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4
tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak
mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung
tidak
akan
hilang,
tapi
dapat
menetap
sampai
dewasa.
Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun
pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang juga menghilang
setelah dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol
masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya
tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan
memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang
dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan
menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak berbahaya serta tidak
memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua bayi tidak merasa cemas.
 Hemangioma
Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat gangguan pada
perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi disegala organ
seperti hati, limfa, otak, tulang dan kulit. Kelainan yang terjadi pada kulit akibat
gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang terletak di
superficial (kutan), subkutan atau campuran.
2
Penyebab

Masih belum jelas

Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan berhubungan
dengan proliferasi endotel
Gejala Klinis
Hemangioma kapiler

Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir.
Tampak sebagai bercak merah yang semakin lama semakin besar. Warnanya menjadi
merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, tegang dan keras pada
perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna
merah terang dan ada yang subkutan berwarna kebiruan. Involusi kurang tegang dan
lebih mendatar.

Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi
bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi
biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering
pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul
sritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai
pembesaran 1 cm dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah.
Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eriternatosa atau nodus yang
berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung
lagi apabila lepas. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum
jarang mengadakan involusi spontan.
Hemangioma campuran
3
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran
klinisnya juga terjadi atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan
pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau
masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang
kemudian pada perkembangannya dapat gambaran keratotik dan verukosa.
Penatalaksanaan

Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya

Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi dengan
tenaga medis dan berikan prednison 2-3 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika
hemangioma menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap
 Ikterik
Menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubun dalam
tubuh. Atau pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa pada bayi baru lahir
yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah.
Jenis-jenis Ikterus
Ikterus sendiri ada 2 jenis yang berbeda tanda, penyebab dan penanganannya. Ke-2
jenis tersebut adalah :
Ikterus Fisiologis
Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang merupakan gejala normal
dan sering dialami bayi baru lahir. Meskipun merupakan gejala fisiologis, orang tua
bayi harus tetap waspada karena keadaan fisiologis ini bisa berubah menjadi patologis
terutama pada keadaan ikterus yang disebabkan oleh karena penyakit atau infeksi.
Tanda dan Gejala Ikterus Fisiologis
timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai dengan ke-6
dan akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10. kadar bilirubin serum pada bayi
cukup bulan tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl, dan
akan menghilang pada hari ke-14. Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan
naik biasa.
4
Ikterus Patologis
Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang
memerlukan fototerapi. Peningkatan kadar bilirubin total serum . 0,5 mg/dL/jam.
Adanya tanda – tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi ( muntah, letargis,
malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea atau suhu yang
tidak stabil ). Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14
hari pada bayi kurang bulan.
Tanda & gejala ikterus patologi
Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan, kuning ditemukan pada umur 14 hari
atau lebih, tinja berwarna pucat, kuning sampai lutut dan siku. Serum bilirubin total
lebih dari 12,5 mg /dl pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10 pada bayi kurang bulan
(BBLR). Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih dalam 24 jam.Ikterus diserai
dengan proses hemolisis ( Inkompatibilitas darah ). Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl
atau kenaikan bilirubin serum 1 mg /dl atau 3 mg/dl/hari, Ikterus menetap setelah bayi
berumur 10 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari 14 ahri pada bayi kurang bulan
( BBLR ).
Penatalaksanaan
Ikterus fisiologis:

Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya sekitar jam
7 pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit

Lakukan asuhan dasar pada bayi

Beri minum bayi sesuai kebutuhan dan kalori yang cukup

Perhatikan frekwensi BAB

Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan

Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya

Mencegah terjadinya infeksi

Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eklusif
lebih sering minimal setiap 2 jam

Jika bayi tidak dapat menyusu berikan ASI melalui pipa nasogastrik atau dengan gelas
dan sendok
5

Jaga bayi agar tetap hangat

Ikterus fisisologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat dirawat jalan
dengan nasehat untuk ku njungan ulang setelah tujuh hari .Jika bayi tetap kuning
selama 7 hari maka

Lakukan penilaian lengkap

Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari semalam
atau apakah sering buang air besar
Ikterus patologis:

Cegah agar gula darah tidak turun

Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya

Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau susu
pengganti, Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum
dirujuk

Cara membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200 cc
air masak

Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa
ansogastrik ,jika tidak rujuk segera

Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat

Sertakan contoh darah ibu jika kuning terjadi pada 2 hari pertama kehidupan

Rujuk segera.

Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan membutuhkan
pemeriksaan laboratorium lanjut

Pada bayi dengan ikterus kramer grade 3 atau lebih perlu dirujuk

Perhatikan frekwensi BAK dan BAB

Beri terapi sinar untuk bayi yang dirawat di RS dan jemur bayi dibawah sinar
matahari pagi pada jam 7-8 selaam 30 menit/.15 menit telentang dan 15 menit
telungkup

Cegah kontak dengan keluarga yang sakit dan cegah terjadinya infeksi
6
 Muntah dan Gumoh
 Muntah
Adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi tabung yang terjadi setelah
agak lama makanan masuk lambung, disertai lambung dan abdomen.
Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi mungkin mengalami muntah
lendir, bahkan kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap
setelah pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan
disebabkan karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang ditelan
selama proses persalinan.
Penyebab Muntah
a. Kelainan congenital
b. Pada saluran pencernaan iritasi lambung athresia esophagus hirsehprung
tekanan intra cranial yang tinggi.
c. Infeksi pada saluran pencernaan
d. Cara memberi makanan yang salah
e. Keracunan
Komplikasi
a. Dehidrasi atau alkaliosis karena kehilangan cairan tubuh atau elektrolit.
b. Ketosis karena tidak makan dan minum.
c. Asidosis yang disebabkan adanya ketosis dapat berkelanjutan menjadi
syok bahkan sampai kejang.
d. Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva ruptur esofagus, aspirasi
yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat.
Patofisiologi
Suatu keadaan dimana anak atau bayi menyemprotkan isi perutnya keluar,
kadang-kadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada bayi sering timbul
pada minggu-minggu pertama. Hal tersebut merupakan aksi refleks yang
dikoordinasi dalam medulla oblongata dimana isi lambung dikeluarkan dengan
paksa melalui mulut. Muntah dapat dikaitkan dengan keracunan, penyakit
7
saluran pencernaan, penyakit intracranial dan toksin yang dihasilkan oleh
bakteri.
Sifat Muntah
a. Keluarkan cairan terus menerus, hal ini kemungkinan disebabkan oleh
obstruksi eshopagus.
b. Muntah proyektil hal ini kemungkinan disebabkan oleh stenosis pylosis
(suatu
kelemahan
pada
katup
di
ujung
bawah
lambung
yang
menghubungkan lambung dengan usus 12 jari yang tidak mau membuka)
c. Muntah hijau kekuning-kuningan kemungkinan adanya tekanan intra
ampula vateri.
d. Muntah segera setelah lahir mantap, kemungkinan adanya tekanan
intracranial yang tinggi atau obstruksi pada usus.
Penatalaksanaan
a. Pengkajian faktor penyebab dan sifat muntah
1. Keluar cairan terus menerus kemungkinan obstruksi esophagus.
2. Proyektil kemungkinan terjadi stenosis phylorus.
3. Segera setelah lahir kemudian kemungkinan terjadi peningkatan
tekanan intra cranial.
b. Pengobatan tergantung faktor penyebab.
c. Ciptakan suasana tenang
d. Perlakuan bayi dengan baik dan hati-hati
e. Diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah jika simptomatis dapat
diberi emetik.
f. Rujuk.
 Gumoh
Adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat
makanan masuk lambung. Muntah susu adalah hal yang agak umum, terutama
pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu
pertambahan berat badan yang memuaskan, pada umumnya disebabkan karena
bayi menelan udara pada saat menyusui.
8
Penyebab
a. Bayi sudah kenyang
b. Posisi salah saat menyusui atau pemberian susu botol.
c. Tergesa-gesa saat pemberian susu
d. Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan.
Patofisiologi
Pada keadaan gumoh biasanya sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga
kadang-kadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke
atas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan
karena otot katup diujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik yang
seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini juga dapat terjadi
pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar. Kebanyakan gumoh
terjadi pada bayi bulan-bulan pertama kehidupannya.
Penatalaksanaan
a. Perbaiki teknik menyusui (setelah menyusui usahakan bayi disendawakan)
b. Perhatikan posisi botol saat pemberian susu.
c. Bayi yang sedang menyusui pada ibunya harus dengan bibir yang
mencakup rapat seluruh putting susu ibu.
 Oral Trush
Adalah kandidiasis membran mukosa mulut bayi yang ditandai dengan munculnya
bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkeping dimulut, ulkus
dangkal, demam dan adanya iritasi gastro interstinal.
Etiologi
Biasanya merupakan infeksi yang disebabkan oleh sejenisnya jamur (candida albican)
yang merupakan organisme penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina dan saluran
cerna.
Tanda dan Gejala
Terdapat lesi pada mulut yang berwarna putih dan membentuk plak-plak yang
berkeping menutupi seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi dan mukosa pipi.
Penatalaksanaan
Oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tetapi lebih baik jika
diberikan pengobatan dengan cara:
9
a. Bedakan dengan endapan susu pada mulut bayi
b. Apabila sumber infeksi berasal dari ibu harus segera diobati dengan pemberian
antibiotika berspektrum luas
c. Menjaga kebersihan dengan baik
d. Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan air
matang dan bersih.
e. Pada bayi yang minum susu dengan menggunakan botol, harus menggunakan
teknik steril dalam membersihkan susu sebelum digunakan.
f. Pemberian terapi pada bayi yaitu:
1. 1 ml larutan nystatin (100.000) unit 4 X perhari dengan interval setiap 6 jam.
Larutan diberikan dengan lembut dan hati-hati agar tidak menyebar luas ke
rongga mulut.
2. Gentian violet 3X per hari.
 Diaper Rash
Adalah suatu keadaan akibat dari kontak terus menerus dengan lingkungan yang tidak
baik.
Etiologi
a. Kebersihan kulit bayi dan pakaian bayi yang tidak terjaga, misalnya jarang ganti
popok setelah bayi atau anak kencing.
b. Udara/ suhu lingkungan yang terlalu panas/ lembab
c. Akibat mencret
d. Reaksi kontrak terhadap karet, plastik, dan deterjen, misalnya pampers
Tanda dan Gejala
a. Iritasi pada kulit yang kontak langsung, muncul erithema
b. Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat kemaluan perut
bawah, paha atas
c. Pada keadaan yang lebi parah dapat terjadi papilla erythematosa vesikula uleerasi.
Penatalaksanaan
a. Daerah yang terkena ruam popok tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan
terbuka dan tetap kering.
b. Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang
mengandung minyak.
c. Segera dibersihkan dan dikeringkan bila anak kencing atau berak.
10
d. Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit/ daerah yang iritasi.
e. Usahakan memberikan makanan TKTP dengan porsi cukup,
f. Memperhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara keseluruhan.
g. Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi
h. Pakaian atau celana yang terkena air kencing harus direndam dalam air yang
dcampur acidum borium
i. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci langsung dibilas
dengan bersih dan dikeringkan.
 Sebhorrhea
Adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang terdapat
banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala.
Etiologi
Belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa
faktor penyebab seborrhea, yaitu:
a. Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan orang tua.
b. Intake makanan yang berlemak dan berkalori btinggi.
c. Asupan minuman beralkohol
d. Adanya gangguan emosi
Penatalaksanaan
a. Secara kasual belum diketahui
b. Topical, shampoo yang tidak berbusa 2-3x per minggu dan krim selemum
sulfide/Hg-presipirtatus albus 2%
 Furunkel
Furunkel (boil dan isul) adalah peradangan pada folikel rambut pada kulit dan
jaringan sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong, kuduk, aksila, badan dan
tangkai, furunkel dapat terbentuk oada lebih dari satu tempat yang biasa disebut
sebagai furunkulosis.
Etiologi
Faktor yang dapat menyebabkan furunkel:
a. Iritasi pada kulit
b. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
c. Daya tahan tubuh yang rendah
d. Infeksi oleh staphylococcus aureus
11
Patofisiologi
Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut pada kulit (folikulitis) yang
menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang nanah yang dekat sekali dengan kulit
disebut pustule. Kulit diatasnya sangat tipis sehingga nanah di dalamnya dapat dengan
mudah mengalir keluar. Sedangkan bisulnya sendiri berada pada daerah kulit yang
lebih dalam. Kadang-kadang nanah yang berada dalam bisul diserap sendiri oleh
tubuh tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang pada kulit.
Gejala Klinis
Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi tergantung dari beratnya penyakit.
Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah:
a. Nyeri pada daerah ruam
b. Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan
memiliki pustule.
c. Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang
dapat pecah membentuk fistel dan keluar melalui lobus minorus resistenstae
d. Setelah seminggu kebanyakan akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang
dengan sendirinya.
Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan
penyakit yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah:
a. Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan
sendirinya.
b. Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah
sekitarnya.
c. Pengobatan topical, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan
melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk
mencegah penularan ke daerah lainnya.
d. Jangan memijit furunkel terutama didaerah hidung dan bibir atas karena dapat
menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen.
e. Bila furunkel terjadi didaerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka
dapat berkolaborasi dengan dokter intuk melakukan insisi.
f. Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara:
1. Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau informconsent
12
2. Minta seseorang untuk memegangi anak
3. Ambillah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan segera
pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah
penjepitnya, dengan cara ini akan membuka jalan keluar untuk nanah tanpa
mengganggu sesuatu, pisau bedah jangan sampai masuk ke dalam karena
dapat melukai pembuluh darah syaraf.
4. Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk mengatasi
nyeri.
5. Tutuplah luka denga kain kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kassa
dimasukkan agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat keluar.
6. Bersihkan alat-alat
7. Pesankan agar ganti pembalut.
g. Terapi antibiotika dan antiseptic diberikan tergantung kepada luas dan beratnya
penyakit. Misalnya dengan pemberian achromyem 250 mg 3 atau 4 kali per hari.
h. Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang
banyak maka kenali faktor predisposisi adanya diabetes militus.
 Milliarisis
Disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringat buntet, priekle heat.
Yaitu dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya pori
kelenjar keringat.
Patofisiologi
Akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan
yang ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat. Kemudian
akan timbul radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar diabsorbsi
oleh stratum korneum. Milliariasis sering terjadi pada bayi premature karena proses
diferensiasi sel epidermal dan apendiksnya belum sempurna. Kasus miliaria terjadi
pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bln pertama akan menghilang
dengan sendirinya 3-4 minggu kemudian. Kadang-kadang kasus ini menetap untuk
beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya.
Etiologi
a. Udara panas dan lembab
b. Infeksi oleh bakteri
13
Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan miliaria tergantung
pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan
adalah:
a. Prinsip
asuhan
adalah
dengan
mengurangi
penyumbatan
keringat
dan
menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.
b. Memelihara kebersihan tubuh bayi.
c. Upayakan kelembaban suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang sejuk dan
kering. Misalnya pasien tinggal diruang ber-AC atau di daerah yang sejuk dan
kering.
d. Gunakan pakaian yang tidak terlalu sempit, gunakan pakaian yang menyerap
keringat.
e. Segera ganti pakaian yang basah dan kotor.
f. Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dan dapat ditambahkan
menthol 0,5%-2% yang bersifat mendinginkan ruam.
 Diare
Adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air besar yang tidak
normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.
Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar, sedangkan neonatus
dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air besar.
Tanda Klinis
a. Cengeng
b. Gelisah
c. Suhu meningkat
d. Nafsu makan menurun
e. Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya, lama-lama tinja berwarna hijau
atau asam.
f. Anus lecet
g. Dehidrasi, dan bila itu terjadi volume darah akan berkurang, nadi cepat dan kecil,
denyut jantung cepat, tekanan darah turun, kesadaran menurun dan diakhiri
dengan syok.
h. Berat badan turun.
i. Turgor kulit menurun
14
j. Mata dan ubun-ubun cekung
k. Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.
Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare adalah:
a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)
b. Diatetik (pemberian makanan)
c. Obat-obatan
d. Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit
e. Terapi rehidrasi
f. Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya
g. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah
penularan
h. Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik
i. Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses
Skematika penatalaksanaan berdasarkan keadaan diare
Tanpa dehidrasi smp dg/
Tanpa dehidrasi ringan dg/
Penyakit penyerta
dehidrasi ringan smp
dehidrasi sedang
Cairan RT (LGC, air tajin
Parental kuah sayur, teh
botol
pengobatan di rumah
perawatan
Oralit dg RL,
glukosa
dipuskesmas/ piliklinik
RS
dehidrasi berat
komplikasi
cairan dehidrasi
di RS/ Puskesmas
jumlah cairan yang diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kgBB/hr sebanyak 1x
setiap 2 jam. Diberikan 20% dalam 4 jam 1 dan sisanya adlibitum. Jika setiap kali
diare dan umur anak < 2 th
<2-6 th
diberikan 1 gelas
Anak besar
diberikan 2 gelas
diberikan ½ gelas
15
Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25-100ml/kqBB
dalam sehari atau setiap jam 2x. Oralit diberikan pada kasus dehidrasi ringan-berat
±100 ml/kkBB/4-6 jam.
 Obstipasi
Adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi
pada saluran cerna. Atau bisa didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran tinja
selama 3 hari atau lebih.
Tanda dan Gejala
a.
Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada
bayi tidak mengeluarkan 3 hari atau lebih.
b.
Sakit dan kejang pada perut.
c.
Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan meconium yang
menyemprot.
d.
Feces besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum
e.
Bising usus yang janggal.
f.
Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala
g.
Terdapat luka pada anus.
Pembagian
a. Obstipasi akut, yaitu rectum tetap mempertahankan tonusnya dan defekasi timbul
secara mudah dengan stimulasi eksativ, supositoria atau enema.
b. Obstipasi kronik, yaitu rectum tidak kosong dan dindingnya mangalami
peregangan berlebihan secara kronik, sehingga tambahan feces yang datang
mencapai tempat ini tanpa meregang rectum lebih lanjut. Reseptor sensorik tidak
memnerikan respon, dinding rectum lebih lanjut, reseptor sensorik tidak
memberikan respon, dinding rectum faksid dan tidak mampu untuk berkontraksi
secara afektif.
Komplikasi
a. Perdarahan
b. Ulcerasi
c. Obstruksi parsial
d. Diare intermitten
16
e. Distensi kolon menghilang sensasi ragangan rectum yang mengawali proses
defekasi.
Menajemen Terapi
Penilaian pada saat melakukan manajemen kebidanan:
a. Penilaian asupan makanan dan cairan
b. Penilaian dari kebiasaan usus(kebiasaan pola makan)
c. Penilaian penampakan stress emosional pada anak, yang dapat mempengaruhi
pola defekasi bayi.
Penatalaksanaan
a. Mencari penyebab
b. Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan memperhatikan
gizi, tambahan cairan dan kondisi psikis.
c. Pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan
untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi pengosongan rectum biasa
dengan disimpaksi digital, enema minyak zaitun, laksativa.
 Infeksi
Adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal, intranatal dan
postnatal.
Etiologi
a. Infeksi antenatal
Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan dimana kuman masuk ke tubuh
janin melalui sirkulasi darah ibu dan kemudian masuk melewati placenta dan
masuk ke dalam sirkulasi darah umbilicus. Misalnya:
1. Virus seperti: rubella, poliomyelitis, variola, vaccinia, coxsackie,
cytomegalic inclusion
2. Spirochaeta: treponema palidum
3. Bakteri excheria coli dan listeria monocytoganes.
b. Infeksi intranatal
Infeksi terjadi pada masa persalinan, infeksi ini terjadi dengan cara mikro
organisme masuk dari vagina naik dan kemudian masuk ke dalam rongga
amnion biasanya setelah kulit ketuban pecah.
c. Infeksi post natal
17
Infeksi pada periode pascanatal dapat terjadi setelah bayi lahir lengkap,
misalnya melalui kontaminasi langsung dengan alat-alat yang tidak steril
tindakan yang tidak antiseptic atau dapat juga terjadi akibat infeksi silang.
Misalnya pada fian neonatorum, omfalitis dan lain-lain.
Gejala
Gejala infeksi yang umumnya terjadipada bayi yang mengalami infeksi prenatal
adalah
a. Bayi malas minum
b. Gelisah mungkin juga terjadi alergi
c. Frekuensi pernafasan
d. Berat badan menurun
e. Pergerakan kurang
f. Muntah
g. Diare
h. Sklerema, edema
i. Perdarahan, ikterus, kejang
Penatalaksanaan
a. Mengatur posisi tidur/ semi fowler agar sesak berkurang
b. Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin
c. Berikan ASI perlahan-lahan sedikit demi sedikit
d. Apabila bayi muntah, lakukan perwatan muntah yaitu posisi tidur miring ke kiri
atau ke kanan.
e. Apabila ada diare perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan.
f. Rujuk segera ke rumah sakit. Jelaskan pada keluarga untuk inform consent.
 Bayi meninggal mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS)
Terjadi pada bayi sehat pada saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa
jam kemudian.
Etiologi
Secara pasti penyebabnya belum diketahui, namun beberapa ahli telah melakukan
penelitian dan mengemukakan ada beberapa penyebab dari SIDS yaitu:
a. Ibu yang masih remaja
b. Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
18
c. Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
d. Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner
e. Bayi premature
f. Gammaly
g. Bayi dengan sibling
h. Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkoba
i. Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur tengkurap
j. Bayi dengan virus pernafasan
k. Bayi dengan infeksi botulinum
l. Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
m. Bayi dengan gangguan pola nafas herediter.
n. Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli.
Penatalaksanaan
a. Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling
b. Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, biarkan orang tua
mengungkapkan rasa dukanya
c. Berikan penjelasan mengenai SIDS< beri kesempatan pada orang tua untuk
mengungkapkan pertanyaan mereka
d. Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah yang
wajar.
e. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap
kematian bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan
kematian dari bayi tersebut.
f. Jika kemudian ibu melahirkan bayi lagi, beri dukungan pada orang tua selama
beberapa bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal
sebelumnya.
19
Download