NEONATUS DAN BAYI DENGAN MASALAH SERTA PENATALAKSANAANNYA Bercak Mongol Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania. Atau Bercak mongol terlihat seperti bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan batas tegas, bisa berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda lebam. Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan bahu. Etiologi Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Lebih dari 80% bayi yang berkulit hitam. Orang Timur dan India Timur memiliki lesi ini, sementara kejadian pada bayi yang kulit putih kurang dari 10%. Lesi-lesi yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat yang tidak biasa cenderung tidak menghilang. Hampir 90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir dengan bercak ini,namun pada bayi Kaukasia hanya 5 %. Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis sebelah dalam atau di sekitar folikel rambut. Kadangkadang tersebar simetris, dapat juga unilateral. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik. Gejala Klinis Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga ditemukan pada kaki, punggung, pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa 1 bercak mongol. Adanya bercak kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian punggung, bokong. Bagian bawah spina, pada bahu atau bagian lainnya. Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai : a. Luka seperti pewarnaan. b.Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal. c.Area datar dengan bentuk yang tidak teratur. d.Biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun. e.Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan. Penatalaksanaan Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa. Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak berbahaya serta tidak memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua bayi tidak merasa cemas. Hemangioma Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi disegala organ seperti hati, limfa, otak, tulang dan kulit. Kelainan yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan), subkutan atau campuran. 2 Penyebab Masih belum jelas Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel Gejala Klinis Hemangioma kapiler Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks) Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak sebagai bercak merah yang semakin lama semakin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, tegang dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang dan ada yang subkutan berwarna kebiruan. Involusi kurang tegang dan lebih mendatar. Granuloma piogenik Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul sritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai pembesaran 1 cm dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah. Hemangioma kavernosum Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eriternatosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila lepas. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan. Hemangioma campuran 3 Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terjadi atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat gambaran keratotik dan verukosa. Penatalaksanaan Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi dengan tenaga medis dan berikan prednison 2-3 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap Ikterik Menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubun dalam tubuh. Atau pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa pada bayi baru lahir yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Jenis-jenis Ikterus Ikterus sendiri ada 2 jenis yang berbeda tanda, penyebab dan penanganannya. Ke-2 jenis tersebut adalah : Ikterus Fisiologis Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Meskipun merupakan gejala fisiologis, orang tua bayi harus tetap waspada karena keadaan fisiologis ini bisa berubah menjadi patologis terutama pada keadaan ikterus yang disebabkan oleh karena penyakit atau infeksi. Tanda dan Gejala Ikterus Fisiologis timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai dengan ke-6 dan akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10. kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl, dan akan menghilang pada hari ke-14. Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik biasa. 4 Ikterus Patologis Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi. Peningkatan kadar bilirubin total serum . 0,5 mg/dL/jam. Adanya tanda – tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi ( muntah, letargis, malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea atau suhu yang tidak stabil ). Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan. Tanda & gejala ikterus patologi Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan, kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih, tinja berwarna pucat, kuning sampai lutut dan siku. Serum bilirubin total lebih dari 12,5 mg /dl pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10 pada bayi kurang bulan (BBLR). Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih dalam 24 jam.Ikterus diserai dengan proses hemolisis ( Inkompatibilitas darah ). Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl atau kenaikan bilirubin serum 1 mg /dl atau 3 mg/dl/hari, Ikterus menetap setelah bayi berumur 10 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari 14 ahri pada bayi kurang bulan ( BBLR ). Penatalaksanaan Ikterus fisiologis: Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya sekitar jam 7 pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit Lakukan asuhan dasar pada bayi Beri minum bayi sesuai kebutuhan dan kalori yang cukup Perhatikan frekwensi BAB Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya Mencegah terjadinya infeksi Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eklusif lebih sering minimal setiap 2 jam Jika bayi tidak dapat menyusu berikan ASI melalui pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok 5 Jaga bayi agar tetap hangat Ikterus fisisologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat dirawat jalan dengan nasehat untuk ku njungan ulang setelah tujuh hari .Jika bayi tetap kuning selama 7 hari maka Lakukan penilaian lengkap Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari semalam atau apakah sering buang air besar Ikterus patologis: Cegah agar gula darah tidak turun Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau susu pengganti, Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum dirujuk Cara membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200 cc air masak Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa ansogastrik ,jika tidak rujuk segera Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat Sertakan contoh darah ibu jika kuning terjadi pada 2 hari pertama kehidupan Rujuk segera. Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut Pada bayi dengan ikterus kramer grade 3 atau lebih perlu dirujuk Perhatikan frekwensi BAK dan BAB Beri terapi sinar untuk bayi yang dirawat di RS dan jemur bayi dibawah sinar matahari pagi pada jam 7-8 selaam 30 menit/.15 menit telentang dan 15 menit telungkup Cegah kontak dengan keluarga yang sakit dan cegah terjadinya infeksi 6 Muntah dan Gumoh Muntah Adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi tabung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk lambung, disertai lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi mungkin mengalami muntah lendir, bahkan kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan disebabkan karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang ditelan selama proses persalinan. Penyebab Muntah a. Kelainan congenital b. Pada saluran pencernaan iritasi lambung athresia esophagus hirsehprung tekanan intra cranial yang tinggi. c. Infeksi pada saluran pencernaan d. Cara memberi makanan yang salah e. Keracunan Komplikasi a. Dehidrasi atau alkaliosis karena kehilangan cairan tubuh atau elektrolit. b. Ketosis karena tidak makan dan minum. c. Asidosis yang disebabkan adanya ketosis dapat berkelanjutan menjadi syok bahkan sampai kejang. d. Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva ruptur esofagus, aspirasi yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat. Patofisiologi Suatu keadaan dimana anak atau bayi menyemprotkan isi perutnya keluar, kadang-kadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada bayi sering timbul pada minggu-minggu pertama. Hal tersebut merupakan aksi refleks yang dikoordinasi dalam medulla oblongata dimana isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut. Muntah dapat dikaitkan dengan keracunan, penyakit 7 saluran pencernaan, penyakit intracranial dan toksin yang dihasilkan oleh bakteri. Sifat Muntah a. Keluarkan cairan terus menerus, hal ini kemungkinan disebabkan oleh obstruksi eshopagus. b. Muntah proyektil hal ini kemungkinan disebabkan oleh stenosis pylosis (suatu kelemahan pada katup di ujung bawah lambung yang menghubungkan lambung dengan usus 12 jari yang tidak mau membuka) c. Muntah hijau kekuning-kuningan kemungkinan adanya tekanan intra ampula vateri. d. Muntah segera setelah lahir mantap, kemungkinan adanya tekanan intracranial yang tinggi atau obstruksi pada usus. Penatalaksanaan a. Pengkajian faktor penyebab dan sifat muntah 1. Keluar cairan terus menerus kemungkinan obstruksi esophagus. 2. Proyektil kemungkinan terjadi stenosis phylorus. 3. Segera setelah lahir kemudian kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intra cranial. b. Pengobatan tergantung faktor penyebab. c. Ciptakan suasana tenang d. Perlakuan bayi dengan baik dan hati-hati e. Diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah jika simptomatis dapat diberi emetik. f. Rujuk. Gumoh Adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat makanan masuk lambung. Muntah susu adalah hal yang agak umum, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu pertambahan berat badan yang memuaskan, pada umumnya disebabkan karena bayi menelan udara pada saat menyusui. 8 Penyebab a. Bayi sudah kenyang b. Posisi salah saat menyusui atau pemberian susu botol. c. Tergesa-gesa saat pemberian susu d. Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan. Patofisiologi Pada keadaan gumoh biasanya sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga kadang-kadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup diujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik yang seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini juga dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar. Kebanyakan gumoh terjadi pada bayi bulan-bulan pertama kehidupannya. Penatalaksanaan a. Perbaiki teknik menyusui (setelah menyusui usahakan bayi disendawakan) b. Perhatikan posisi botol saat pemberian susu. c. Bayi yang sedang menyusui pada ibunya harus dengan bibir yang mencakup rapat seluruh putting susu ibu. Oral Trush Adalah kandidiasis membran mukosa mulut bayi yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkeping dimulut, ulkus dangkal, demam dan adanya iritasi gastro interstinal. Etiologi Biasanya merupakan infeksi yang disebabkan oleh sejenisnya jamur (candida albican) yang merupakan organisme penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina dan saluran cerna. Tanda dan Gejala Terdapat lesi pada mulut yang berwarna putih dan membentuk plak-plak yang berkeping menutupi seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi dan mukosa pipi. Penatalaksanaan Oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tetapi lebih baik jika diberikan pengobatan dengan cara: 9 a. Bedakan dengan endapan susu pada mulut bayi b. Apabila sumber infeksi berasal dari ibu harus segera diobati dengan pemberian antibiotika berspektrum luas c. Menjaga kebersihan dengan baik d. Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan air matang dan bersih. e. Pada bayi yang minum susu dengan menggunakan botol, harus menggunakan teknik steril dalam membersihkan susu sebelum digunakan. f. Pemberian terapi pada bayi yaitu: 1. 1 ml larutan nystatin (100.000) unit 4 X perhari dengan interval setiap 6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan hati-hati agar tidak menyebar luas ke rongga mulut. 2. Gentian violet 3X per hari. Diaper Rash Adalah suatu keadaan akibat dari kontak terus menerus dengan lingkungan yang tidak baik. Etiologi a. Kebersihan kulit bayi dan pakaian bayi yang tidak terjaga, misalnya jarang ganti popok setelah bayi atau anak kencing. b. Udara/ suhu lingkungan yang terlalu panas/ lembab c. Akibat mencret d. Reaksi kontrak terhadap karet, plastik, dan deterjen, misalnya pampers Tanda dan Gejala a. Iritasi pada kulit yang kontak langsung, muncul erithema b. Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat kemaluan perut bawah, paha atas c. Pada keadaan yang lebi parah dapat terjadi papilla erythematosa vesikula uleerasi. Penatalaksanaan a. Daerah yang terkena ruam popok tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap kering. b. Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang mengandung minyak. c. Segera dibersihkan dan dikeringkan bila anak kencing atau berak. 10 d. Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit/ daerah yang iritasi. e. Usahakan memberikan makanan TKTP dengan porsi cukup, f. Memperhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara keseluruhan. g. Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi h. Pakaian atau celana yang terkena air kencing harus direndam dalam air yang dcampur acidum borium i. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci langsung dibilas dengan bersih dan dikeringkan. Sebhorrhea Adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang terdapat banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala. Etiologi Belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa faktor penyebab seborrhea, yaitu: a. Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan orang tua. b. Intake makanan yang berlemak dan berkalori btinggi. c. Asupan minuman beralkohol d. Adanya gangguan emosi Penatalaksanaan a. Secara kasual belum diketahui b. Topical, shampoo yang tidak berbusa 2-3x per minggu dan krim selemum sulfide/Hg-presipirtatus albus 2% Furunkel Furunkel (boil dan isul) adalah peradangan pada folikel rambut pada kulit dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong, kuduk, aksila, badan dan tangkai, furunkel dapat terbentuk oada lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis. Etiologi Faktor yang dapat menyebabkan furunkel: a. Iritasi pada kulit b. Kebersihan kulit yang kurang terjaga c. Daya tahan tubuh yang rendah d. Infeksi oleh staphylococcus aureus 11 Patofisiologi Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut pada kulit (folikulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang nanah yang dekat sekali dengan kulit disebut pustule. Kulit diatasnya sangat tipis sehingga nanah di dalamnya dapat dengan mudah mengalir keluar. Sedangkan bisulnya sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Kadang-kadang nanah yang berada dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang pada kulit. Gejala Klinis Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi tergantung dari beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah: a. Nyeri pada daerah ruam b. Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule. c. Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel dan keluar melalui lobus minorus resistenstae d. Setelah seminggu kebanyakan akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya. Penatalaksanaan Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah: a. Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya. b. Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya. c. Pengobatan topical, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan ke daerah lainnya. d. Jangan memijit furunkel terutama didaerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen. e. Bila furunkel terjadi didaerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka dapat berkolaborasi dengan dokter intuk melakukan insisi. f. Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara: 1. Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau informconsent 12 2. Minta seseorang untuk memegangi anak 3. Ambillah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya, dengan cara ini akan membuka jalan keluar untuk nanah tanpa mengganggu sesuatu, pisau bedah jangan sampai masuk ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah syaraf. 4. Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk mengatasi nyeri. 5. Tutuplah luka denga kain kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kassa dimasukkan agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat keluar. 6. Bersihkan alat-alat 7. Pesankan agar ganti pembalut. g. Terapi antibiotika dan antiseptic diberikan tergantung kepada luas dan beratnya penyakit. Misalnya dengan pemberian achromyem 250 mg 3 atau 4 kali per hari. h. Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak maka kenali faktor predisposisi adanya diabetes militus. Milliarisis Disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringat buntet, priekle heat. Yaitu dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat. Patofisiologi Akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan yang ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat. Kemudian akan timbul radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar diabsorbsi oleh stratum korneum. Milliariasis sering terjadi pada bayi premature karena proses diferensiasi sel epidermal dan apendiksnya belum sempurna. Kasus miliaria terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bln pertama akan menghilang dengan sendirinya 3-4 minggu kemudian. Kadang-kadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya. Etiologi a. Udara panas dan lembab b. Infeksi oleh bakteri 13 Penatalaksanaan Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan miliaria tergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan adalah: a. Prinsip asuhan adalah dengan mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul. b. Memelihara kebersihan tubuh bayi. c. Upayakan kelembaban suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang sejuk dan kering. Misalnya pasien tinggal diruang ber-AC atau di daerah yang sejuk dan kering. d. Gunakan pakaian yang tidak terlalu sempit, gunakan pakaian yang menyerap keringat. e. Segera ganti pakaian yang basah dan kotor. f. Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dan dapat ditambahkan menthol 0,5%-2% yang bersifat mendinginkan ruam. Diare Adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air besar. Tanda Klinis a. Cengeng b. Gelisah c. Suhu meningkat d. Nafsu makan menurun e. Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya, lama-lama tinja berwarna hijau atau asam. f. Anus lecet g. Dehidrasi, dan bila itu terjadi volume darah akan berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, kesadaran menurun dan diakhiri dengan syok. h. Berat badan turun. i. Turgor kulit menurun 14 j. Mata dan ubun-ubun cekung k. Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering. Penatalaksanaan Prinsip perawatan diare adalah: a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat) b. Diatetik (pemberian makanan) c. Obat-obatan d. Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit e. Terapi rehidrasi f. Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya g. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan h. Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik i. Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses Skematika penatalaksanaan berdasarkan keadaan diare Tanpa dehidrasi smp dg/ Tanpa dehidrasi ringan dg/ Penyakit penyerta dehidrasi ringan smp dehidrasi sedang Cairan RT (LGC, air tajin Parental kuah sayur, teh botol pengobatan di rumah perawatan Oralit dg RL, glukosa dipuskesmas/ piliklinik RS dehidrasi berat komplikasi cairan dehidrasi di RS/ Puskesmas jumlah cairan yang diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kgBB/hr sebanyak 1x setiap 2 jam. Diberikan 20% dalam 4 jam 1 dan sisanya adlibitum. Jika setiap kali diare dan umur anak < 2 th <2-6 th diberikan 1 gelas Anak besar diberikan 2 gelas diberikan ½ gelas 15 Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25-100ml/kqBB dalam sehari atau setiap jam 2x. Oralit diberikan pada kasus dehidrasi ringan-berat ±100 ml/kkBB/4-6 jam. Obstipasi Adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna. Atau bisa didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran tinja selama 3 hari atau lebih. Tanda dan Gejala a. Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi tidak mengeluarkan 3 hari atau lebih. b. Sakit dan kejang pada perut. c. Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan meconium yang menyemprot. d. Feces besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum e. Bising usus yang janggal. f. Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala g. Terdapat luka pada anus. Pembagian a. Obstipasi akut, yaitu rectum tetap mempertahankan tonusnya dan defekasi timbul secara mudah dengan stimulasi eksativ, supositoria atau enema. b. Obstipasi kronik, yaitu rectum tidak kosong dan dindingnya mangalami peregangan berlebihan secara kronik, sehingga tambahan feces yang datang mencapai tempat ini tanpa meregang rectum lebih lanjut. Reseptor sensorik tidak memnerikan respon, dinding rectum lebih lanjut, reseptor sensorik tidak memberikan respon, dinding rectum faksid dan tidak mampu untuk berkontraksi secara afektif. Komplikasi a. Perdarahan b. Ulcerasi c. Obstruksi parsial d. Diare intermitten 16 e. Distensi kolon menghilang sensasi ragangan rectum yang mengawali proses defekasi. Menajemen Terapi Penilaian pada saat melakukan manajemen kebidanan: a. Penilaian asupan makanan dan cairan b. Penilaian dari kebiasaan usus(kebiasaan pola makan) c. Penilaian penampakan stress emosional pada anak, yang dapat mempengaruhi pola defekasi bayi. Penatalaksanaan a. Mencari penyebab b. Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan memperhatikan gizi, tambahan cairan dan kondisi psikis. c. Pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi pengosongan rectum biasa dengan disimpaksi digital, enema minyak zaitun, laksativa. Infeksi Adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal, intranatal dan postnatal. Etiologi a. Infeksi antenatal Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan dimana kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi darah ibu dan kemudian masuk melewati placenta dan masuk ke dalam sirkulasi darah umbilicus. Misalnya: 1. Virus seperti: rubella, poliomyelitis, variola, vaccinia, coxsackie, cytomegalic inclusion 2. Spirochaeta: treponema palidum 3. Bakteri excheria coli dan listeria monocytoganes. b. Infeksi intranatal Infeksi terjadi pada masa persalinan, infeksi ini terjadi dengan cara mikro organisme masuk dari vagina naik dan kemudian masuk ke dalam rongga amnion biasanya setelah kulit ketuban pecah. c. Infeksi post natal 17 Infeksi pada periode pascanatal dapat terjadi setelah bayi lahir lengkap, misalnya melalui kontaminasi langsung dengan alat-alat yang tidak steril tindakan yang tidak antiseptic atau dapat juga terjadi akibat infeksi silang. Misalnya pada fian neonatorum, omfalitis dan lain-lain. Gejala Gejala infeksi yang umumnya terjadipada bayi yang mengalami infeksi prenatal adalah a. Bayi malas minum b. Gelisah mungkin juga terjadi alergi c. Frekuensi pernafasan d. Berat badan menurun e. Pergerakan kurang f. Muntah g. Diare h. Sklerema, edema i. Perdarahan, ikterus, kejang Penatalaksanaan a. Mengatur posisi tidur/ semi fowler agar sesak berkurang b. Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin c. Berikan ASI perlahan-lahan sedikit demi sedikit d. Apabila bayi muntah, lakukan perwatan muntah yaitu posisi tidur miring ke kiri atau ke kanan. e. Apabila ada diare perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan. f. Rujuk segera ke rumah sakit. Jelaskan pada keluarga untuk inform consent. Bayi meninggal mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS) Terjadi pada bayi sehat pada saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. Etiologi Secara pasti penyebabnya belum diketahui, namun beberapa ahli telah melakukan penelitian dan mengemukakan ada beberapa penyebab dari SIDS yaitu: a. Ibu yang masih remaja b. Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat 18 c. Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal d. Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner e. Bayi premature f. Gammaly g. Bayi dengan sibling h. Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkoba i. Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur tengkurap j. Bayi dengan virus pernafasan k. Bayi dengan infeksi botulinum l. Bayi dengan apnea yang berkepanjangan m. Bayi dengan gangguan pola nafas herediter. n. Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli. Penatalaksanaan a. Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling b. Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, biarkan orang tua mengungkapkan rasa dukanya c. Berikan penjelasan mengenai SIDS< beri kesempatan pada orang tua untuk mengungkapkan pertanyaan mereka d. Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah yang wajar. e. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap kematian bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan kematian dari bayi tersebut. f. Jika kemudian ibu melahirkan bayi lagi, beri dukungan pada orang tua selama beberapa bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal sebelumnya. 19