FISIOLOGI PERTUNASAN, PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN KAKAO A.Adi Prawoto PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA Jl PB Sudirman No. Jl. No 90 Jember 68118 Indonesia Indonesia, Phone: +62(0331)757130, Fax +62(0331)757131 E-mail: [email protected] PERTUNASAN (Flushing) Tananaman Kakao bertunas periodik, 6-7 minggu. P i d Periodenya di dipengaruhi hi oleh : 1 Perubahan musim : 1. Kemarau ke hujan : Okt – Nov Hujan ke kemarau : April-Mei 2 Temperatur : 2. a.Amplitudo siang-malam >9oC. TUNAS BARU • Belum memiliki klorofil Î terbentuk stlh. ukuran daun maksimum (3 – 4 minggu). • Perlu banyak nutrien Î diambil dari ranting, batang, buah Î cherelle wilt. wilt • Kaya karotenoid, antosianin, xantofil. xantofil • Peka hama dan penyakit. • Diperlukan tanaman : a. Pengganti daun rontok, b. Potensial sbg. “dapur” dapur baru, c. Sumber “hormon bunga”. b Penaung (suhu) Î Kurang penaung b. bertunas lebih sering. Penaung berfungsi sbg : - Peredam amplitudo suhu yg lebar. - Peredam suhu tinggi penyebab hilangnya dominasi pucuk (>31oC). - Peredam angin kencang. - Sumber bh. Organik – pakan ternak. k - “Pompa hara”. 3. Pangkasan g Merubah nisbah Sitokinin/ABA. Pangkas Î turunkan ABA, ABA Makin berat pangkas Î makin rendah ABA. Sit/ABA Î naik Î bertunas. 4 Hama dan Penyakit Î jumlah daun. 4. daun 5. Pengairan & Pemupukan Î akar aktif Î sitokinin tambah Î bertunas. 6. Pengolahan Tanah Î akar aktif Î Sitokinin naik Î bertunas. TUNAS BARU • Belum memiliki klorofil Î terbentuk stlh. ukuran daun maksimum (3 – 4 minggu). • Perlu banyak nutrien Î diambil dari ranting, batang, buah Î cherelle wilt. wilt • Kaya karotenoid, antosianin, xantofil. xantofil • Peka hama dan penyakit. • Diperlukan tanaman : a. Pengganti daun rontok, b. Potensial sbg. “dapur” dapur baru, c. Sumber “hormon bunga”. Kriteria Pertunasan : Î Ukuran jumlah ranting bertunas ( dalam persen atau t indeks) i d k ) 100 % : semua ranting bertunas. 75 % : sebagian besar ranting bertunas. 50 % : setengah t h jumlah j l h ranting ti bertunas b t 25 % : sebagian kecil ranting bertunas. 0 % : tidak ada ranting bertunas. Pengaruh Temperatur Terhadap p Pertunasan Kakao • Suhu tinggi menyebabkan hilangnya dominansi pucuk dan antosianin,, p perkembangan daun dan bunga abnormal. g g • Frekuensi bertunas meningkat seiring peningkatan suhu, ttp jumlah daun dan ukuran daunnya lebih rendah. • Pertunasan pd suhu >30oC terutama berasal dari tunas‐ tunas samping yg seharusnya dorman pd suhu rendah. • Rontoknya daun dipacu pada suhu >30 Rontoknya daun dipacu pada suhu >30°C C. • Daun paling lebar dan sehat terjadi pada rata‐rata siang 26,6°C dan 18 ‐ 26,6°C malam. • Sebagian besar bunga terbentuk pada suhu malam 26,6°C. Tanpa Penaung D Dengan penaung 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 Pengaruh naungan terhadap frekuensi dan intensitas bertunas. bertunas Des Nov Okt Sep A gt Juli Juni Mei A pril Maret Feb Des Nov Okt Sep A gt Juli Juni Mei 0 Kesimpulan: Pertunasan Î Upaya tanaman melengkapi jumlah daun Î menyeimbangkan hormon (Sit/ABA ). minggu gg ((tan. Dewasa)) • Siklus : 6 – 7 m • Tanaman kakao bertunas 5 – 6 kali setahun. • Tanpa naungan Î bertunas lebih sering dan lebih intensif. • Daun menua setelah + 4 minggu. u Î p peka hama m dan • Saat bertunas penyakit. FOTOSINTESIS • Sintesis bahan organik dari bahan mentah anorganik dengan energi cahaya matahari. matahari • Proses yg merubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam tanaman. tanaman • 90% hasil tanaman berupa bahan organik h il fotosintesis. hasil f t i t i cahaya 6CO2 + 6H2O Miskin energi C6H12O6 + 6O2 kl klorofil fil kaya energi Hasil Fotosintesis (Tanaman) : 1. Sumber pangan, sandang, papan, energi f il fosil. 2. Penopang semua kehidupan di bumi. 3. Jembatan non kehidupan dengan kehidupan. Fotosintesis Kakao • • • • Shade loving tree Optimum 60‐80 % full sunlight ILD optimum 3,7 s.d. 5,7 Laju Fotosointesis pd ILD optimum : ≈ 7 mgCO2/dm2/jam 7 CO2/d 2/j ≈ 12,8 – 18,2 ton b.k./ha/th. • Alokasi asimilat : Alokasi asimilat : 94 % vegetatif 6 % generatif Î 1/3 biji dipanen 6 % generatif Î 1/3 biji dipanen 2/3 kulit, buah layu. • Fotosintesis aktif f Î p perlu banyak y hara mineral. • Kebutuhan mineral : asimilat = 1 : 40, • Hara mineral ≈ 5 % bobot kering. Zn • K > N > Ca > Mg > P > Mn > Zn. • Dalam 1 ton biji kakao kering terangkut : N = 31 31,0 0 kg; P = 4,9 4 9 kg; K = 53 53,8 8 kg; Ca = 4,9 kg; Mg = 5,2 kg; Mn = 0,11 kg; Zn = 0,09 , kg. g • Tanpa penaung, fotosintesis lebih aktif p Umur daun makin pendek. p ttp. • Tanpa penaung produksi dapat lebih tinggi. Gambar laju fotosintesis bersih daun ternaungi (h), semi-shade (), dan terbuka (Ο). Intensitas penyinaran ternaung = 5-10%; semishade=20-40% dan open=70-100% langsung. shade=20-40%, langsung • Efisiensi fototosintesis daun maksimum segera setelah hardening dan bertahan sampai 2-3 bulan. • PR flush ke-3 berkisar pada 52%-105% thd youngest hardened leaves. leaves • PR flush ke-4 sekitar 61% youngest hardenes leaves. • Menurunnya PR terkait umur daun Î paralel dg meningkatnya Rs pd daun yg menuju senescense dan klorofil terdegradasi. • PR meningkat bertahap pd daun flush seiring leaf expand and hardens. • Pd sejumlah sps, laju PR dipengaruhi oleh laju transfer f t i t t dari fotosintat d id daun k ke organ yg memerlukan l k . • PR fruting tan tan. Kakao 5 5,9 9 + 0,4 04 mg/dm2/jam vs non-fruting tan. Kakao 4,1 + 0,5 mg/dm2/jam. • Konsumsi fotosintat buah kakao mulai mencapai puncaknya 90 hari setelah pembuahan. • Hibrida yg vigorous early growth, growth disebabkan oleh high net PR or superior leaf area expansion. expansion • Repons Repons varietas thd Intensitas cahaya, berbeda; varietas thd Intensitas cahaya berbeda; genotipe peka cahaya (Amelonado) pertumbuhannya terhenti pd intensitas cahaya >70% sementara genotipe toleran‐exposure tetap tumbuh i l b h sampai intens. 100%. • IIntens. Cahaya rendah (5‐15% daylight) hambat PR, C h d h (5 15% d li h ) h b PR khususnya daun lapis bawah, tetapi baik untuk perluasan daun vs full sunlight. Pada intensitas perluasan daun vs full sunlight. Pada intensitas terlalu rendah (2% daylight), pertumbuhan sangat lambat karena PR lambat. Produksi fotosintat • NAR kakao relatif rendah dibandingkan spesies lain. • NAR kakao = 5 – 20 mg/dm2/hari berbanding 30 – 100 mg/dm /d 2/hari /h i pd d spesies i lain. l i • Fotosintesis bersih kakao = 7 – 27 mg CO2/dm2/hari. /hari Ini kurang dari 30% atau bahkan hanya 10% dari jagung, kentang, apel dan tan. Lain. • NAR kakao k k naik ik dari d i4 4,5 5 mg/dm /d 2/hari /h i menjadi j di 15,2 mg/m2/hari jika intensitas cahaya naik dari 5% ke 60% penyinaran langsung. Pada 100% penyinaran NAR sedikit menurun ke 13 penyinaran, 13,6 6 mg/dm2/hari. D kondisi on s optimum, opt mum, laju aju fotos fotosintesis nt s s kakao a ao 7.5 mg • Dl CO2 per dm2 per jam (Wessel, 1985). • Absorpsi CO2 harian untuk fotosintesis pukul 08.00 s.d. 16.00 sebanyak 60 mg per dm2 luas daun. • Untuk mencapai pertumbuhan dan produksi optimum Î pangkasan. • Tujuan: semua daun produktif, tidak ada yg parasit. Agar semua daun produktif, LAI pd kisaran 3.7-5.7 3 7 5 7 (Alvim (Alvim, 1977) 1977). Hubungan ILD dengan laju pertumbuhan Indeks Luas Daun ((ILD = LAI)) • Nisbah total luas daun : luas tanah ternaungi. • Tentukan T t k tingkat ti k t f fotosintesis t i t i b bersih ih (NAR = net assimilation rate) selisih hasil fotosintesis dengan respirasi. ILD optimum • Kopi ± 8; Kakao 3,7 – 5,7; Karet ± 14. • Dipengaruh Musim : Kemarau Îcahaya cukup Î tinggi. Hujan Î cahaya kurang Î rendah. ¾ Jika jarak kakao of 3 m x 3 m, m radius kanopi 1,5 m; luas tanah yg dinaungi adalah 7,065 m2 atau 706,5 dm2 per ph. ¾ Maka, pada LAI 4.7; luas daun kakao harus mencapai 3320.55 dm2 per pohon, atau sekitar 1258 helai daun per pohon. p h n ¾ Jumlah CO2 yg diserap 199.233 mg/ph/hari. ¾ Jika populasi 1000 ph/ha, maka CO2 yg diserap 199.233mg/ha/hari, atau 72.720.045 mg/ha/th atau 73 ton/ha/th. ton/ha/th Pengamatan di Kaliwining Klon Daun/ Luas Luas Tan., a , lbr b dau daun/helai, / e a , dau daun/tan /ta cm2 , dm-2 Serapan CO2 Per ph/ jam, g Per ph/ hari, g Per ph/ th, kg Per ha/ th, ton Sul-1 2953 373,17 11019.65 77.13757 617.10 225.24 225 Sul-2 2940 327,39 9625.22 67.37657 539.01 196.74 197 ICCRI 3 2503 240,80 6027.22 42.19057 337.53 123.20 123 ICCRI 4 1607 330,53 5311.58 37.18107 297.45 108.57 109 Kapasitas Berbuah • Potensi maksimum yg pernah dilaporkan adalah 3700 kg/ha/th dari kebun tanpa penaung tapi dg p pemupukan p intensif. • Biji kering = 1/3 total bobot kering tongkol. • Maka Maka, jika hasil biji 2000 – 3000 kg/ha/th, kg/ha/th setara dengan hasil buah 6000 – 9000 kg/ha/th ≈ 50% total produksi bh kering kakao pada LAI 5 dan NAR 7 – 10 2/hari mg/dm g • Status nutrisi tan tan. kakao berfluktuasi dari waktu ke waktu • I Intensitas t it b berbunga b utamanya t tergantung pada status nutrisi tanaman. • Pembungaan maksimum terjadi saat penyerapan p y p mineral dan fotosintesis most favourable. PEMBUNGAAN KAKAO PEMBUNGAAN KAKAO Serbuksari bergetah, g , lengket, tersembunyi FAKTOR PENENTU PEMBUNGAAN Faktor Dalam 1. Umur Î genetis. 2. Status nutrisi (C/N), 3. Status mineral (sekunder), 4. Hormon florigen (dibentuk di daun), 5 B 5. Beban b buah b h (fruit f it load l d). ) 6 Irama tumbuh Î flush teratur 6. Î bunga teratur. Î Kuncinya : jumlah karbohidrat/ asimilat. Faktor Luar 1. Air/hujan Î terus menerus Î bunga terus, Stress kering Î terhambat tetapi inisiasi bunga tetap. 2. Temperatur/Penaungan Î hangat Î aktif; dingin Î dorman. dorman Suhu Optimum Mulia = 18,8 – 27,9 oC; Lindak = 22 22,4 4 – 30,4 30 4oC. C ¾ Bantalan bunga perlu rangsangan suhu hangat, sebaliknya y suhu terlalu tinggi gg juga j g hambat pembungaan karena rusaknya hormon yg pacu diferensiasi sel dan pembungaan. 3 K 3. Keratan t b batang t Î tingkatkan ti k tk b bunga di atasnya. t 400 Tanpa Naungan Dengan Naungan 350 P Pembunga aan (skore)) 300 250 200 150 100 50 0 Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Jan Feb Mar Apr Mei Juli Agt Sep Okt Nov Des Pengaruh naungan terhadap pembungaan kakao >27oC >27oC K i Kesimpulan l : • Dihambat oleh kekeringan & suhu rendah. • Berkorelasi positif dg irama pertumbuhan vegetatif. Î ketersediaan asimilat. Tanaman muda, muda bunga hanya tumbuh dari batang pokok tetapi dewasa Îtumbuh pd batang pokok dan cabang dg diameternya > 1 cm. • Semakin besar diameter batang atau cabang, bantalan bunga makin berkembang dan jumlah bunga setiap bantalan semakin banyak. banyak • Umumnya setiap hari 1-2 bunga mekar tetapi pada kondisi yang kondusif Î 5 5-10 0 bunga mekar pada setiap bantalan dewasa. • Kakao dewasa mampu hasilkan ribuan bunga dalam satu tahun h bahkan b hk 50.000 50 000 bunga. b • Hanya kecil saja yang diserbuki (kurang dari 5%) dan hanya 0,5 - 2,0% yang tumbuh jadi buah. • Diserbuki : Trinidad : 2 – 2,5 %, Jawa : 3,9 – 5,9 %. • Dari bunga jadi buah masak : Wright : 0,3 – 0,5 %; J Jonas : 11,4 4 %; % Harland : 0,3 %; Stahel : 0,2 0 2 %. % • Dari saat penyerbukan sampai panen buah diperlukan 5-6 bulan tergantung pada suhu udara. udara N = (2500)/(T-9) N : Waktu untuk masak (hari) T : Rerata suhu harian (oC) Di dataran rendah Î 4,5 bulan. Pada 300 300-500 500 m dpl Î 5 bulan, bulan Pada > 500 m dpl. Î 6 bulan. • Panjang buah masak 10 – 30 cm Î genetis. • Bunga kakao bersifat protogini, protogini Î putik masak dan mekar lebih awal daripada benang sari. • Bunga kakao tidak berbau dan tidak mengandung madu. madu Serbuk sari bergetah sehingga mudah lekat satu sama lain. • Agens penyerbuk Î serangga. serangga Serangga Forcipomyia spp. Larva Imago jantan Pupa Imago betina Daur Hidup H dup Forc Forcipomyia pomy a • Tempat berbiak : •Kulit kakao busuk (decaying cocoa pod husk), husk) •Batang pisang busuk (rotten banana stump), stump) •Seresah daun yang busuk (rotting leaf litter). • Serangga betina lebih banyak mengunjungi j i b bunga d drpd d jjantan. t W kt Waktu Dini – 7.30 7 30 7.30 – 9.00 9 00 – 12.00 9.00 12 00 12.00 – 15.00 15 00 – 18.00 15.00 18 00 Penyerbukan P b k (%) 37,1 37 1 49,1 1 0 1,0 12,4 0 0 0,0 Aktivitas Maksimum : - Di Jawa, 07:30 -10:30. - Di Filipina 06:00 – 11:00 dan 14:00 – 17:00 -Di Malaysia y 12:00 – 14:00 Jam Jumlah 6 00 – 8.00 6.00 8 00 17 ekor k 8.00 – 10.00 23 ekor 10 00 – 12.00 10.00 12 00 58 ekor 12.00 – 14.00 131 ekor 14.00 4.00 – 16.00 6.00 46 ekor 16.00 – 18.00 8 ekor Panja ang (cm) Perkembangan Buah 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 3 6 9 12 15 18 21 Umur (minggu) Lembaga Biji Buah Kurva pertumbuhan buah, biji dan lembaga kakao Amelonado Perkembangan panjang buah kakao Layu y Pentil Kakao ((Cherelle wilt)) Buah muda yg terbentuk pada bulan pertama belum menjamin j hasil yg dapat p diperoleh. p Sebagian g besar buah h muda d tersebut akan k layu l dan d mati dalam kurun 1-2 bulan Î layu pentil (cherelle wilt). Dua faktor utama p penyebab y matinya y buah muda d : 1. Faktor lingkungan seperti kekurangan air, drainase jelek, jelek tanah kurus, kurus serangan hama penyakit atau patogenis. 2. Faktor dalam atau fisiologis, g , seperti p kantong g lembaga tidak normal, persaingan nutrisi. • Layu pentil Î khas untuk kakao kakao, dapat mencapai 6090% dan berlangsung pada umur 0-70 hari. Layu pentil dapat disamakan dengan gugur buah pada jeruk, rambutan dan dll, dll tetapi pada kakao pentilnya mengering dan tetap menempel pada cabang atau batang. • Layu pentil kakao berlangsung dalam dua fase. Fase pertama mencapai puncaknya 7 minggu setelah pembuahan. Fase kedua mencapai puncaknya 10 minggu gg setelah p pembuahan lalu turun seiring g meningkatnya metabolisme di dalam buah. • Î setelah panjang buah mencapai 10 cm (umur 70-100 hari) buah telah lepas dari penyakit fisiologis ini hari), ini. Diduga Î berkas pengangkut di dalam pentil kakao telah terbentuk lengkap dan berfungsi baik. Respons klon kakao terhadap layu pentil dan morfologi pentil yang layu Klon ICS 13 DR 2 Sca 89 TSH 858 TSH 858 PBC 123 ICS 60 BAL 209 BR 25 Layu, % Panjang, cm Na‐oogst Voor‐ Na‐oogst Voor‐ oogst oogst 17.1 b 23.8 bc 2.04 a 5.15 b 31.1 ab 46.4 a 3.65 a 4.99 b 49.1 ab 53.5 a 3.69 a 4.79 b 7.0 b 7.0 b 11.3 bc 4.30 a 11.3 bc 4.30 a 4.73 b 4.73 b 19.9 b 9.9 c 3.12 a 5.01 b 73.7 a 32.6 ab 4.08 a 6.58 a 80.6 a 33.2 ab 2.92 a 5.08 b 42.6 ab b 21.5 bc b 4.01 a 4.27 b b Diameter, cm Na‐ Voor‐ oogst oogst 0.53 a 1.47 a 0.62 a 1.40 ab 0.84 a 1.27 ab 0.48 a 0.48 a 1.28 ab 1.28 ab 0.69 a 1.23 ab 0.75 a 1.62 a 0.54 a 1.23 ab 0.83 a 1.05 b b Korelasi antara jumlah buah dengan jumlah pentil layu Klon BAL 209 BR 25 PBC 123 Sca 89 TSH 858 ICS 13 DR 2 ICS 60 r 0.9510* 0 8482* 0.8482 0.5816* 0.5879* 0.5879 0.2975ns 0.5082ns 0.7217* 0.8777* Kadar auksin dan giberelin dalam pentil sehat h t dan d llayu (% b bobot b tb basah) h) Klon Auksin Giberelin ICS 60 sehat layu 0,03 0,06 0,56 0,16 BR 25 sehat l layu 0,05 0 06 0,06 0,16 0 05 0,05 0,23 0,005 0,61 0,03 PBC 123 sehat layu 0,08 0,04 0,47 0,06 BAL 209 sehat l layu 0,02 0 01 0,01 0,06 0 02 0,02 DR 2 sehat layu 0,11 0,01 0,60 0,03 Sca 89 sehat layu Rerata : Sehat Layu 0.09 0.41 0.04 0.06 Mengatasi CW • Pertunasan intensitas >50% tingkatkan layu pentil dg korelasi r = 0,62 (Tjasadihardja, 1981). • Aplikasi lk IAA 10 ppm - 500 ppm; 2,4-D 5 ppm - 20 ppm; dan etrel 50 ppm - 250 ppm dengan disemprotkan ke buah Îbelum mampu tekan layu pentil til kakao. k k • Perlakuan pemotongan tunas-tunas baru yang tumbuh pada saat buah buah-buah buah kakao mas masih h kecil kec l Î mampu turunkan tingkat layu pentil (Mardiono, 1992). • Paclobutrazol menghambat g pertunasan p kakao,, menekan layu pentil dan meningkatkan hasil buah. Konsentrasi 5000 ppm dengan cara penyiraman sebanyak 1 l/pohon memberikan hasil tertinggi (Winarsih (Winarsih, 1990) 1990). • Paclobutrazol berkhasiat menghambat sintesis asam giberelin yaitu hormon yang memacu pertunasan (flushing) (Luckwill, (Luckwill 1985). 1985) • Aplikasi asam giberelin dapat menurunkan gugurnya buah Vicia faba p pada malai yang y g sama. • Fitohormon mempercepat sintesis enzim penghidrolisis berbagai bentuk kompleks karbohidrat Î akumulasi gula Î daya serap dan daya simpan air meningkat (Mitchell & Marts, 1950). • Asimilat bergerak g ke bagian g tanaman yang y g kandungan fitohormonnya tinggi, mekanisme ini dikenal dengan istilah hormone-directed transport. K mp Kesimpulan • Tingkat layu pentil kakao berkisar dari 7% sampai 81%. Terdapat respons yang berbeda antar klon kakao. kakao • Pada sebagian besar klon, tingkat layu pentil berkorelasi positif dengan jumlah buah. • Masa paling peka layu pentil pada umur 5-7 minggu dan proses layu dapat berlangsung sampai umur 8 minggu s.d. 12 minggu gg 12. • Kandungan auksin dan GA dalam pentil layu < sehat. • Hormon dalam biji mempengaruhi kemampuan buah dalam kompetisi nutrisi dengan sink yang lain. lain • CW dapat ditekan dengan meningkatkan sintesis asimilat dan menekan kompetisi asimilat.