BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Operasi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Manajemen Operasi
Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada konsumen, beikut adalah beberapa pengertian Manajemen Operasi menurut
para ahli:
Menurut Heizer dan Rander (2011), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.
Menurut Stevenson dan Chuong (2014), dijelaskan bahwa manajemen operasi merupakan
manajemen dari bagian operasi yang bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa.
Menurut Herjanto (2008), manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang
berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui proses transformasi
dari sumberdaya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.
Menurut Russel dan Taylor (2011), manajemen operasi sering didefinisikan sebagai
proses transformasi Input (seperti bahan, mesin, tenaga kerja, manajemen, dan modal diubah
menjadi output (barang dan jasa).
Dan menurut Chase, Aquilano, dan Jacobs (2006) mengatakan manajemen operasi
didefinisikan sebagai desain, operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan
produk dan
layanan utama perusahaan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi merupakan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan produksi atau pembuatan barang dan jasa atau kombinasinya
melalui proses transformasi dari input sumber daya produk menjadi output yang diinginkan.
manajemen operasional terintegrasi pada 3 komponen utama yang mendukung
dalam proses organisasi, yaitu :
•
Customer (Pelanggan)
Customer merupakan seseorang yang selalu mengkonsumsi kebutuhan pada sistem
manajemen operasional. Customer merupakan orang yang memiliki peran khusus dimana
selalu memberikan saran serta pendapat di awal dan di akhir sistem manajemen operasional
paling tidak, perusahaan dengan jelas dapat diidentifikasikan pada segmen pasar dan pada
segmen customer itu sendiri. Keefektifitas serta keefisienan fungsi manajemen operasional
tidak dapat terstruktur.
•
Process (Proses)
Sebuah proses dalam perusahaan merupakan hubungan dari semua aktifitas yang diperlukan
untuk mengubah input menjadi output (hasil). Proses menggambarkan keseluruhan input,
aktifitas perubahan, dan output pada keseluruhan sistem. Hal itu menandakan hal-hal yang
dibutuhkan dalam sebuah kegiatan serta menspesifikasikan bahan apa yang dibutuhkan dan
seberapa besar jumlahnya. Proses juga menggambarkan kegiatan yang diperlukan untuk
mengubah input mejadi output. Pada akhirnya seluruh kegiatan pemeriksaan dilakukan
untuk memastikan bahwa semua memenuhi standar kualitas, kuantitas, lead time, atau
pembagian waktu. Proses manajemen operasional dapat melibatkan produksi pada sebuah
produk atau jasa.
•
Capacity (Kapasitas)
Saat proses menjelaskan bagaimana sistem manajemen operasional bekerja, kapasitas
mendeterminasikan seberapa besar sistem produksi. Untuk kebanyakan orang, kapasitas
mengartikan seberapa besar dari hasil yang diproduksi perusahaan, bahkan membatasi hasil
per unit dalam satuan waktu.
2.1.1 Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasional
Menurut Haizer dan Render (2011) terdapat sepuluh keputusan strategis dalam
Manajemen Operasional yaitu:
1. Desain barang dan jasa: menjelaskan apa yang diperlukan dari kegiatan operasi pada
masing-masing keputusan manajemen operasi. Misalkan, desain produk biasanya
menentukan batas bawah dari biaya dan batas atas dari kualitas.
2. Pengelolaan kualitas: menentukan ekspektasi kualitas dari pelanggan dan membuat
kebijakan serta prosedur untuk mengidentifikasikan dan mencapai kualitas tersebut
3. Desain proses dan kapasitas: menentukan seberapa baik barang dan jasa dihasilkan dan
menjalankan manajemen terhadap teknologi, kualitas, SDM dan investasi modal yang
spesifik yang menentukan struktur biaya dasar perusahaan.
4. Pemilihan lokasi: mentukan dimana lokasi perusahaan akan beroperasi dengan penilaian
terkait kedekatan dengan pelanggan dan pemasok sementara mempertimbangkan
mengenai biaya, infrastruktur, dan aturan pemerintah.
5. Perancangan tata letak: menentukan tata letak fasilitas kerja yang dapat menunjang dan
memperlancar proses kerja.
6. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan: menentukan bagaimana cara untuk
merekrut, memotivasi dan mempertahankan personel dengan bakat dan kemampuan yang
dibutuhkan.
7. Manajemen rantai pasokan: menentukan bagaimana mengintegrasikan rantai pasokan ke
dalam strategi perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang menentukan apa yang
dibeli, dari siapa dan dengan persyaratan apa.
8. Persediaan: menetukan keputusan pemesanan dan penyediaan persediaan dengan
mempertimbangkan kapabilitas pemasok dan jadwal produksi.
9. Penjadwalan: menentukan dan menerapkan jadwal jangka waktu menengah dan pendek
yang secara efektif dan efisien baik karyawan maupun fasilitas, sementara memenuhi
permintaan pelanggan.
10. Pemeliharaan: menentukan siapa yang dapat bertanggung jawab dalam melakukan
pemiliharan agar kualitas tetap terjaga.
2.2
Peramalan
Salah satu keputusan penting dalam perusahaan yang dilakukan oleh manajemen adalah
menentukan tingkat produksi dari barang atau jasa yang perlu disiapkan untuk masa yang akan
datang. Penentuan tingkat produksi yang merupakan tingkat penawaran diperngaruhi oleh
jumlah permintaan pasar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Tingkat penawaran yang yang
lebih tinggi dari permintaan pasar dapat mengakibatkan terjadinya pemborosan biaya.
Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang optimal diperlukan adanya suatu cara
yang tepat, sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu alat yang diperlukan oleh
manajemen dan merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan adalah ialah metode
peramalan. Berikut adalah definisi peramalan menurut para ahli:
Heizer and Render, (2011), peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk
memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan
data masa lalu dan menempatkannya kemasa akan datang dengan suatu bentuk model matematis.
Menurut Schroeder (2007), mengatakan bahwa peramalan merupakan suatu seni dan ilmu
untuk memprediksi masa yang akan datang. Sampai masa sepuluh tahun terakhir, sebagian besar
dari peramalan adalah sebuah seni, namun saat ini peramalan juga menjadi sebuah ilmu.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa peramalan adalah suatu metode ilmiah yang
menggunakan data dari masa lalu untuk memprediksi peristiwa di masa depan secara sistematis
yang digunakan untuk membantu menetapkan suatu keputusan yang optimal.
Menurut Heizer dan Render (2011), peramalan memiliki dua model yang terdiri dari masingmasing metode yaitu:
1. Model deret waktu
Model deret waktu membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan
fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain melihat apa yang terjadi selama kurun waktu
tertentu dan menggunakan data masa lalu tersebut untuk melakukan peramalan.
2. Model asosiatif
Model asosiatif (hubungan sebab akibat), seperti regresi linier, menggabungkan banyak
variabel atau faktor yang mungkin mempengaruhi kuantitas yang sedang diramalkan.
Peramalan dapat diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu, menurut Heizer dan Render
(2015) klasifikasi peramalan berdasarkan horizon waktu ialah sebagai berikut:
1. Peramalan jangka pendek adalah peramalan yang memiliki rentang waktu sampai
dengan satu tahun, tetapi umunya kurang dari tiga bulan. Digunakan untuk
perencanaan pembelian, penjadwalan pekerjaan, tingkat angkatan kerja, penugasan
pekerjaan dan tingkat produksi
2. Peramalan jangka menengah adalah peramalan yang memiliki rentang waktu dari tiga
bulan hingga tiga tahun. Dapat digunakan dalam perencanaan penjualan, perencanaan
produksi, penganggaran dan analisis variasi rencana operasional.
3. Peramalan jangka panjang adalah peramalan yang memiliki rentang waktu pada
umumnya tiga tahun atau lebih. Perencanaan jangka panjang digunakan dalam
perencanaan untuk produk baru, pengeluaran modal, lokasi tempat fasilitas atau
perluasan dan penelitian serta pengembangan.
Menurut Heizer dan Render (2011), organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan
yang utama dalam perencanaan organisasi di masa depan:
1. Peramalan ekonomi (economic forecast), menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi
tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan,
dan indikator perencanaan lainnya.
2. Peramalan teknologi (technological forecast), memperhatikan tingkat kemajuan teknologi
yang dapat menghasilkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik, dan
peralatan baru.
3. Peramalan permintaan (demand forecast), merupakan proyeksi permintaan suatu produk
atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang
mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi
perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.
2.2.1
Fungsi Peramalan
Menurut Stevenson dan Chuong (2014), terdapat dua fungsi peramalan. Salah satu
kegunaan peramalan adalah membantu manajer untuk merencanakan sistem dan membantu
manajer untuk merencanakan penggunaan sistem.
Menurut Heizer dan Render (2011), tujuan dan fungsi peramalan adalah untuk mengkaji
kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dimasa lalu serta melihat sejauh mana pengaruh
di masa datang. Peramalan merupakan dasar penyusun bisnis pada suatu perusahaan sehingga
dapat meningkatkan efektifitas suatu rencana bisnis.
Dari definisi-definisi yang dinyatakan diatas mengandung beberapa aspek persamaan
yaitu dimana fungsi peramalan berkaitan dengan perencanaan, penyusunan penggunaan sistem
pada suatu perusahaan, dan jangka waktu yang dibutuhkan untuk sebuah peramalan. Maka dari
keterangan-keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi peramalan adalah upaya
untuk perencanaan sistem yang akan dipakai oleh sebuah perusahaan yang melibatkan rencana
jangka panjang mengenai jenis produk dan jasa yang ditawarkan serta fasilitas dan peralatan
yang dimiliki.
2.2.2 Metode Peramalan Time Series
Analisis Time Series merupakan metode peramalan kuantitatif untuk menentukan pola
data masa lampau yang dikumpulkan berdasarkan urutan waktu, yang disebut data time series.
Dalam membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi dari masa lalu
dengan kata lain melihat apa yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan menggunakan data
masa lalu tersebut untuk melakukan peramalan. Terdapat beberapa metode Time Series (Deret
Waktu) yaitu:
1. Linier Regression
Regresi linier adalah sebuah model matematis garis lurus untuk menggambarkan
hubungan fungsional antara variabel dependen dan independen. Untuk peramalan time
series, formula regresi linier cocok digunakan bila pola data adalah trend. Dalam
melakukan peramalan menggunakan regresi linier dapat ditentukan dengan persamaan:
Dimana:
y = nilai dari variabel dependen
a = perpotongan sumbu y
b = kemiringan garis regresi
x = variabel independen
Untuk menentukan
dan
dapat ditemukan dengan persamaan:
Dimana:
b = kemiringan dari garis regresi
∑ = tanda jumlah
x = nilai dari variabel independen yang diketahui
y = nilai dari variabel dependen yang diketahui
n = jumlah poin data
= rata-rata dari nilai x
= rata-rata dari nilai y
2. Exponential Smoothing
Merupakan kasus khusus dari metode rata-rata bergerak tertimbang dimana penimbang
dipilih hanya untuk observasi terbaru. Penimbang yang diletakkan pada observasi terbaru
adalah nilai konstanta penghalusan α.
Penimbang untuk menilai adata selain dihitung secara otomatis dan semakin lama periode
waktu suatu observasi nilainya akan semakin kecil.
Ft+1= αYt + (1 – α)Ft
3. Rata-rata bergerak tertimbang (Weighted Moving Average)
Melibatkan penimbang untuk setiap nilai data dan kemudian menghitung rata-rata
penimbang sebagai nilai peramalan. Contoh rata-rata bergerak tertimbang 3 periode
dihitung sebagai berikut:
Ft = W1At-1 + W2At-2 + .... + WnAt-n
4. Rata-rata bergerak (Moving Average)
Metode ini menggunakan n nilai data terbaru dalam suatu deret berkala untuk
meramalkan periode yang akan datang, rata-rata perubahan atau pergerakan sebagai
observasi baru, dan perhitungan rata-rata bergerak adalah sebagai berikut
Ft = At-n-1 + .... + At –1 + At
n
2.3 Perencanaan Agregat (Aggregate Planning)
Perencanaan agregat dibutuhkan oleh para manajer operasional untuk menentukan jalan
terbaik dalam meningkatkan kapasitas dan memenuhi permintaan yang diperoleh dari peramalan
disesuaikan dengan tingkat produksi. Berikut adalah definisi perencanaan agregat menurut para
ahli:
Menurut Heizer dan Render (2011) perencanaan agregat adalah sebuah pendekatan untuk
menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah dengan jangka waktu 3 hingga
18 bulan kedepan. Para manajer produksi berusaha menentukan jalan terbaik untuk memenuhi
permintaan yang diprediksi dengan cara menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja,
tingkat persediaan, pekerja lembur, tingkat subkontrak dan variabel lain yang dapat dikendalikan.
Menurut Herjanto (2007), perencanaan agregat merupakan bagian rencana bisnis yang
menyangkut kegiatan produksi atau operasi yang disebut rencana produksi.
Sedangkan Schroeder (2007) mendefinisikan perencanaan agregat sebagai perencanaan
yang difokuskan untuk melakukan penyesuaian antara tingkat produksi yang ditawarkan dengan
tingkat permintaan untuk 12 bulan mendatang.
Perencanaan agregat adalah bentuk pengambilan keputusan yang digunakan secara
teratur dalam banyak manufaktur dan industri jasa, Michael L. Pinedo (2009).
Menurut Sukendar dan Kristomi (2008) Perencanaan agregat berarti menggabungkan
sumber daya-sumber daya yang sesuai ke dalam istilah-istilah yang lebih umum dan menyeluruh.
Dengan adanya ramalan permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan
input produksi yang saling berkaitan, maka perencana harus memilih tingkat output untuk
fasilitas selama tiga sampai delapan belas bulan ke depan.
Selanjutnya menurut Panneerselvam (2012) perencanaan agregat merupakan suatu proses
yang mengikuti perencanaan kapasitas, dan menggunakan perkiraan jangka menengah.
Perencanaan ini tidak harus selalu terperinci dalam memberikan instruksi yang spesifik untuk
kegiatan operasi harian atau mingguan seperti memuat, mengurutkan, ekspedisi, dan pengiriman.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi dari perencanaan agregat adalah untuk
menentukan perencanaan operasional jangka menengah untuk mengoptimalkan penggunaan
sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar yang tidak menentu
dengan tetap mempertimbangkan efisiensi biaya.
2.3.1 Planning Horizons
Heizer & Render (2011) menyatakan bahwa terdapat 3 jangka waktu didalam
perencanaan agregat, yaitu :
1. Rencana jangka panjang : merupakan perencanaan yang berhubungan dengan hal-hal strategis,
sehingga pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab top management. Hal-hal strategis
yang direncanakan oleh top management antara lain kebijakan seperti lokasi fasilitas dan
ekspansi fasilitas, pengembangan produk baru, pendanaan riset, dan investasi dengan periode
tahunan.
2. jangka menengah : perencanaan jangka menengah dimulai saat keputusan mengenai kapasitas
jangka panjang telah dibuat. Ini merupakan pekerjaan dari manajer operasi. Hal ini mencakup
perumusan rencana bulanan dan kuartalan, yang mengedepankan masalah mencocokkan
produktivitas dengan permintaan yang berfluktuasi.
3. Rencana jangka pendek : perencanaan jangka pendek merupakan rencana untuk jangka waktu
kurang dari 3 bulan (namun dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 tahun). Rencana jangka
pendek ini memisahkan rencana jangka menengah kedalam jadwal mingguan, harian, dan
bulanan.
2.3.2 Pilihan Perencanaan (Planning Options)
Pilihan perencanaan menurut Heizer dan Render (2011) dapat dibagi menjadi 2 yaitu
dengan memodifikasi permintaan dan pilihan kedua adalah memodifikasi kapasitas. Strategistrategi berikut ini mencakup manipulasi tingkat persediaan, produksi, tingkat tenaga kerja,
kapasitas, dan variabel-variabel lain yang dapat dikendalikan. Berikut adalah penjelasannya:
a. Capacity Options
Capacity Options tidak mencoba untuk mengubah permintaan, namun berupaya untuk
menyesuaikan dengan permintaan konsumen. Perusahaan dapat memilih beberapa pilihan
kapasitas berikut ini :
1. Changing Inventory
Manager dapat menambah atau mengurangi persediaan sepanjang suatu periode
dimana tingkat permintaan rendah atau untuk memenuhi tingkat permintaan yang
tinggi pada periode-periode di masa datang.
2. Varying workforce size by hiring or layoffs
Salah satu cara memenuhi permintaan adalah mempekerjakan atau memberhentikan
para pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi. Pemecatan atau PHK
dapat menurunkan moral semua pekerja dan mendorong terjadinya produktivitas yang
lebih rendah.
3. Varying production rates through overtime or idle time
Tenaga kerja terkadang dapat dijaga tetap konstan dengan mengubah-ubah waktu
kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan rendah, dan menambah
jam kerja saat permintaan naik. Meskipun demikian, ketika permintaan sedang tinggi,
terdapat keterbatasan mengenai banyaknya jam lembur yang dapat diberlakukan.
Upah lembur memerlukan lebih banyak biaya, dan terlalu banyak jam lembur dapat
membuat tingat produktivitas pekerja secara keseluruhan menurun.
4. Subcontracting
Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak selama periode permintaan yang tinggi. Bagaimanapun juga, sub-kontrak
memiliki beberapa kekurangan. Pertama, kemungkinan biaya yang lebih mahal.
kedua, sub-kontrak membawa risiko dengan membuka kesempatan bagi konsumen
terhadap pesaing. Ketiga, sulitnya untuk mendapatkan pemasok subkontrak yang
sesuai.
5. Using part time workers
Terutama di sektor jasa, karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja
tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan di restoran, toko eceran, dan supermarket.
b. Demand Options
Pada Demand Options perusahaan berusaha mempengaruhi pola permintaan lewat ketiga
pilihan permintaan ini agar dapat mempermudah perubahan-perubahan sepanjang periode
perencaannya. Pilihan dari demand options antara lain :
5. Influencing Demand
Saat permintaan rendah, perusahaan dapat mencoba meningkatkan permintaan
melalui iklan, promosi, penjualan secara pribadi, dan diskon. Perusahaan
penerbangan dan hotel telah lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif untuk
musim yang sepi, beberpa perguruan tinggi memberikan diskon bagi penduduk usia
lanjut, dan alat pendingin udara dijual lebih murah di waktu musim dingin.
6. Backordering during high demand periods
Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan, tetapi
tidak mampu(secara sengaja maupun kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Jika
pelanggan mau menunggu tanpa kehilangan ketertarikan terhadap produk
pesanannya maka tunggakan pesanan adalah strategi yang mungkin dijalankan.
Banyak perusahaan yang melakukan tunggakan pesanan, tetapi pendekatan ini sering
mengakibatkan hilangnya penjualan.
7. Counterseasonal product and service mixing
Sebuah teknik perencanaan yang secara luas digunakan oleh perusahaan manufaktur
denagn mengembangkan sebuah bauran produk dari barang-barang untuk melawan
tren musiman. Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan pendingin
ruangan dimana kedua produk saling berlawanan karena digunakan pada saat yang
berbeda dengan fungsi yang berbeda.
2.3.3 Strategi Perencanaan Agregat
Menurut Heizer dan Render (2011) perencanaan agregat dapat dilakukan dengan
melakukan pilihan atas 2 strategi, yaitu strategi Chase dan strategi Penjadwalan Bertingkat
(Level Scheduling Strategy). Berikut adalah penjelasan dari masing-masing strategi:
1. Chase Strategy
Chase strategy adalah strategi yang mencoba untuk mencapai tingkat output untuk setiap
periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut. memiliki
keunggulan dimana sistem produksi mengikuti jumlah pemesanan sehingga sangat minim
untuk mengalami kelebihan produksi. Biaya persediaan sangat minim karena jarang
terjadi kelebihan biaya produksi. Namun, kelemahan yang muncul sebagai akibat dari
penerapan chase strategy adalah apabila pemesanan dilakukan secara mendadak, maka
besar kemungkinan pemesanan tidak dapat diterima atau harus menggunakan sistem yang
berbeda sehingga akan menyulitkan perusahaan.
2. Level Strategy
Level strategy adalah rencana agregat di mana tingkat produksi tetap sama dari periode
ke periode (produksinya konstan). Penjadwalan dengan mempertahankan tingkat output,
tingkat produksi, atau tingkat tenaga kerja yang konstan pada horizon perencanaan.
keunggulan jika diterapkan Mencoba untuk mencapai tingkat output untuk setiap periode
yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut sistem persediaan sehingga
untuk pemesanan selanjutnya, dapat menggunakan persediaan yang sebelumnya. Namun,
apabila pemesanan selanjutnya berbeda dengan pemesanan saat ini, maka persediaan
tersebut akan menjadi loss atau kerugian untuk perusahaan.
Download