MODUL 4 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS DISUSUN OLEH

advertisement
MODUL 4
FISIKA INTI DAN
RADIOAKTIVITAS
DISUSUN OLEH:
AHMAD DARMADI
MGMP FISIKA GUNUNGKIDUL
2009
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul manual
mata pelajaran Fisika untuk SMA .
Modul yang disusun ini menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan
kompetensi, sebagai konsekuensi logis dari Kurikulum KTSP menggunakan
pendekatan kompetensi (CBT: Competency Based Training).
Modul Fisika Inti dan Radioaktivitas merupakan salah satu diantara modul
modul Pembelajaran Fisika di SMA. Modul ini diharapkan dapat menjadi
sumber belajar serta dapat dijadikan pedoman dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Dalam modul ini akan dipelajari konsep nuklida dan energi ikat inti,
Radioaktivitas Kesatabilan inti dan peluruhan, Aktifitas radiasi, Waktu paro
dan Energi reaksi fusi dan fisi.
Dan bebarapa tambahan materi pengayaan dalam memanfaatkan zat
radioaktif dalam perkembangan teknologi dan kehidupan sehari-hari. Dalam
modul ini juga dilengkapi soal-soal sebagai alat untuk mengukur tingkat
pemahaman anda terhadap konsep yang disajikan dalam modul.
Diharapkan para pemakai berpegang pada azas keterlaksanaan, kesesuaian
dan fleksibilitas, dengan mengacu pada perkembangan IPTEK dalam rangka
membekali kompetensi yang terstandar pada para siswa.
Penulis menyadari bahwa penyajian materi dalam modul ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi kualitas isi dan tampilannya. Oleh karenanya penulis
berharap masukan-masukan yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan modul ini. Dan atas perhatiannya disampaikan banyak
terimakasih. Dan akhirnya mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat.
Gunungkidul, September 2009
Penyusun ,
2
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................................
1
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………
2
DAFTAR ISI ............................................................................................
3
DAFTAR GLOSARIUM………………………………………………………..
4
1
PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Deskripsi ..................................................................................
1.2 Prasyarat ..................................................................................
1.3 Petunjuk Penggunaan Modul ...................................................
1.4 Tujuan Akhir ..............................................................................
1.5 Cek Kemampuan .....................................................................
5
5
5
5
6
7
2
KEGIATAN BELAJAR 1 ...................................................................
8
2.1 Fisika Inti………………………………………………………………
8
2.2 Radioaktivitas………………………………………………………… 12
2.3 Reaksi Inti……………………………………………………………. 1 8
2.4 Rangkuman…………………………………………………………... 21
3
KEGIATAN BELAJAR 3 ...................................................................
3.1 Dsis Serap…………………………………………………………….
3.2 Detektor Radiasi……………………………………………………..
3.3 Bahaya Radiasi……………………………………………………....
3.4 Pemanfaatan Radioisotop…………………………………………...
22
22
22
24
25
4
EVALUASI .....................................................................................
Soal Uji Kompetensi ........................................................................
26
26
3
DAFTAR GLOSARIUM
Defek massa
: massa yang hilang dan berubah menjadi energi
(energi ikat inti)
Elektron
: partikel negatif yang mengorbit mengelilingi inti atom
pada tingkat energi tertentu
Foton
: paket-paket energi gelombang elektromagnetik
Isotop
: inti-inti atom yang memiliki nomor atom sama tetapi
nomor massa berbeda
Netron
: partikel netral penyusun inti atom
Proton
: partikel positif penyusun inti atom
Radiasi
: pancaran gelombang elektromagnetik
Radioaktivitas
: kegiatan peluruhan isotop-isotop tidak stabil
4
1. PENDAHULUAN
1.1
Deskripsi
Nama Modul
: FISIKA
Kode Kompetensi
: 4.1 dan 4.2
Ruang lingkup isi
: - Fisika Inti dan Radioaktivitas
- Pemanfaatan Radioaktif
Kaitan Modul
: Modul ini merupakan modul lanjutan dari
modul sebelumnya tentang Teori Atom dan
Relativitas.
Standar
Kompetensi dan
Kompetensi Dasar
: 4. Menunjukkan penerapan konsep fisika inti
dan radioaktivitas dalam teknologi dan
kehidupan sehari-hari
4.1 Mengidentifikasi karakteristik inti atom dan
radioaktivitas
4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif
dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
1.2
Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini, maka unit kompetensi dan pengetahuan yang
harus dikuasai sebelumnya adalah Teori Atom dan Relativitas.
1.3
Petunjuk Penggunaan Modul
Untuk peserta didik.
1. Kegiatan 1 dan 2 modul ini seperti anak tangga yang harus Anda
lewati satu demi satu secara berurutan. Anda tidak diperbolehkan
melompat-melompat diantara kegiatan yang ada pada modul ini.
2. Untuk setiap kegiatan, pelajarilah uraiannya secara seksama dan
penuh kesungguhan. Kuasai simbol atau lambang besar-besaran
yang ada pada modul ini. Hindari menghafal persamaan-persamaan
atau yang Anda sebut sebagai rumus-rumus.
3. Seluruh persamaan yang ada pada modul ini didahului dengan uraian
atau penjelasan mengenai asal-usul persamaan-persamaan tersebut.
Pahamilah penalarannya. Perlahanlahan saja, tak perlu tergesa-gesa.
Ulangi beberapa kali untuk mendapat pemahaman yang lebih
sempurna.
5
4. Pahami contoh-contoh soal yang diberikan modul ini lalu ukur
pemahaman Anda dengan cara menyelesaikan tugas di akhir
kegiatan. Setelah itu baru maju ke kegiatan selanjutnya.
5. Diharapkan seluruh peserta didik dapat belajar secara aktif dengan
mengumpulkan berbagai sumber selain modul ini, misalnya melalui
buku, media elektronik maupun melalui internet. Selamat belajar!
Untuk Guru
1. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar,
utamanya dalam materi-materi yang relatif baru bagi peserta didik;
2. Membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar;
3. Membantu peserta didik dalam memahami konsep dan praktek dalam
modul ini dan menjawab pertanyaan peserta didik mengenai proses
belajar dan pencapaian jenjang pengetahuan peserta didik;
4. Membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar;
5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan;
6. Melaksanakan penilaian
7. Menjelaskan kepada peserta didik mengenai bagian yang perlu untuk
dibenahi dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya;
8. Mencatat pencapaian kemajuan peserta didik.
1.4
Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan untuk dapat :
1. Mendeskripsikan karakteristik inti atom
2. Mendeskripsikan karakteristik radioaktivitas
3. Mendeskripsikan prinsip kesetaraan massa dan energi pada konsep
energi ikat inti
4. Mendeskripsikan karakteristik radioisotop
5. Mendeskripsikan pemanfaatan dalam bidang kesehatan, industri,
dan pertanian
6. Mendeskripsikan skema reaktor nuklir dan manfaatnya
7. Mendeskripsikan penghitungan umur fosil atau batuan dengan
menggunakan prinsip waktu paro
8. Menjelaskan bahaya radioisotop dan cara mengurangi resikonya
6
1.5
Cek Kemampuan
Apabila Anda dapat menjawab seluruh soal di bawah ini, berarti anda telah
menguasai Stanar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi pada modul ini:
1. Jelaskan karakteristik inti atom !
2. Jelaskan karakteristik radioaktivitas !
3. Jelaskan prinsip kesetaraan massa dan energi pada konsep energi
ikat inti !
4. Jelaskan karakteristik radioisotop!
5. Sebutkan pemanfaatan manfaat radioisotop dalam bidang
kesehatan, industri, dan pertanian!
6. Jelaskan skema reaktor nuklir dan manfaatnya!
7. Jelaskan rumus penghitungan umur fosil atau batuan dengan
menggunakan prinsip waktu paro!
8. Jelakan bahaya radioisotop dan cara mengurangi resikonya!
7
2. KEGIATAN BELAJAR 1
FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS
Pernahkah kalian berfikir tentang bom nuklir, apakah hanya merugikan saja
atau ada pemanfaatan yang lain.
Pada buku inilah kalian dapat belajar tentang fisika nuklir. Oleh sebab itu
setelah belajar bab ini diharapkan kalian dapat :
1. menjelaskan tentang inti atom,
2. menentukan peluruhan suatu isotop,
3. menentukan reaksi inti.
2. 1 FISIKA INTI
2.1.1 Inti Atom
Partikel-partikel bermuatan positif yang menyusun inti yang disebut dengan
Proton. Menurut Millikan dan Thomson, massa electron sangatlah kecil,
sehingga massa proton hanya sedikit lebih kecil dari massa atom
hydrogen.James Chadwick (1891-1974), pada tahun 1933 berhasil
mendemonstrasikan kehadiran partikel neutron. Proton-proton dapat dengan
mudah dideteksi oleh kamar ionisasi (ionization chamber detector).
Dengan demikian, inti atom terdiri dari sejumlah proton dan sejumlah neutron
tak bermuatan. Proton dan neutron sebagai penyusun inti atom (nucleus)
disebut sebagai nucleon. Jumlah proton dalam suatu inti atom, dilambangkan
oleh Z. Sedangkan jumlah nucleon dalam inti atom disebut nomor massa,
dilambangkan oleh A. Jika unsur dilambangkan oleh X maka inti atom dengan
nomor massa tertentu disebut nuklida.Sebuah nuklida dilambangkan dengan:
Lambang nuklida
Nomor Atom beberapa unsur.
Nomor atom
Unsur
1
Hidrogen
Lambang
H
2
Helium
He
3
Litium
Li
4
Berilium
Be
5
Boron
B
92
Uranium
U
Isotop yang umum
5
8
Dari Lambang nuclida X, kita bisa menentukan jumlah proton dan neutron
dalam inti atom, dan sekaligus juga jumlah electron yang mengitari inti, yaitu
sebagai berikut:
Jumlah proton
=Z
Jumlah neutron
=A–Z
Neutron
= Z untuk atom netral
Nuklida-nuklida dengan jumlah proton sama tetapi jumlah neutron berbeda
disebut Isotop. Nuklida-nuklida dengan jumlah nucleon sama tetapi jumlah
proton berbeda disebut Isobar. Sedangkan nuklida-nuklida dengan jumlah
neutron yang sama disebut Isoton.
2.1.2 Muatan dan Massa Partikel-partikel pembentuk atom.
Proton memiliki satu muatan elementer positif yang besarnya sama dengan
muatan e electron (dengan e = 1,6 x 10 -19 ). Neutron tidak bermuatan
sehingga neutron tidak dibelokkan ketika melalui suatu medan listrik atau
magnetic. Itulah sebabnya neutron lebih sukar untuk dideteksi. Massa-massa
inti dapat diukur dengan ketelitian tinggi dengan memakai spectrometer.
Massa atom terlalu kecil jika dinyatakan dalam satuan kilogram, sehingga
massa atom dinyatakan dalam atomic mass unit(u).
massa.1 atomic mass unit (u) tepat sama dengan 1/12 massa isotop karbon12 ( 6C ). atau proton atau satu neutron kira-kira memiliki 1 sma. Elektron
memiliki massa hanya sebagian kecil dari satu u.
massa proton
= 1,007 276 u
massa neutron
= 1,008 665 u
massa electron
= 0,000 549 u
Ahli nuklir lebih sering menyatakan satuan massa dalam satuan energi
ekivalennya,yaitu MeV/c2,dimana
1 u = 1,660 559 x 10-27 kg = 931,50 MeV/c2
dengan c = 3 x 108 m/s adalah cepat rambat cahaya dalam vakum.
2.1.3 Gaya Ikat Inti, Energi Ikat Inti dan Defek Massa
Pada bab sebelumnya kalian telah belajar tentang gaya elektrostatis. Dua
muatan sejenis yang berdekatan akan mendapat gaya tolak listrik (gaya
elektrostatis).
9
Gambar 4.1
Inti atom
memiliki dua
proton dan dua elektron.
Bagaimana halnya dengan inti atom? Walaupun antara proton dan netron
ada gaya tarik gravitasi tetapi gaya ini cukup kecil dibanding gaya tolak
elektrostatis. Jika tidak ada gaya lain pastilah inti atom akan bercerai-berai.
Gaya lain inilah yang kemudian dikenal dengan nama gaya ikat inti dan
menimbulkan energi ikat inti.
Energi ikat inti ini berasal dari massa yang hilang. Adanya gaya ikat inti dan
energi ikat inti ini dibuktikan pada kenyataan bahwa massa inti atom tidaklah
sama dengan massa penyusunnya. Sejumlah proton dan sejumlah neutron
yang bermassa M akan mengalami pengurangan massa saat proton dan
neutron tersebut membentuk inti (massa inti < m). Pengurangan massa inti
ini dinamakan defek massa.
Kemanakah massa yang hilang pada inti itu? Kenyataan ini dapat dijelaskan
dengan fisika modern dengan baik. Masih ingat relativitas Einstein? Pada
relativitas Einstein dijelaskan tentang kesetaraan massa dan energi dengan
energi relativistik E = mc2. Dengan konsep ini dapat dijelaskan bahwa defek
massa inti atom membentuk energi ikat inti dan medan gaya inti.
Enegi ikat inti (binding energi) adalah Energi yang diperlukan untuk
memutuskan inti menjadi proton-proton dan neutron-neutron pembentuknya.
Berarti energi ikat inti atom dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
E = Δm c2 .............................(2.1)
dengan
E
= energi ikat inti (joule)
Δm
= defek massa (kg)
c
= 3.108 m/s
Jika Δm dalam satuan sma, maka persamaan 2.1 dapat diubah menjadi
berikut:
E = Δm . 931,5 MeV ........................(2.2)
Sedangkan defek massa Δm dari suatu inti atom
akan memenuhi
hubungan berikut.
m = (Zmp + (A− Z)mn) – mX .................(2.3)
dengan
mp = massa proton
mn = massa neutron
mx = massa inti
Untuk lebih telitinya massa elektron dapat itu diperhitungkan sebagai massa
10
penyusun inti, tetapi karena kecil biasanya dapat diabaikan.
CONTOH 2.1
Massa proton dan neutron dapat digunakan pendekatan masing-masing
sebesar 1,0078 sma dan 1,0087 sma. Jika proton dan neutron membentuk
inti
ternyata massa inti Litium tersebut sebesar 7,018 sma, maka tentukan
:
a. defek massa inti Litium
b. energi ikat inti Litium dan
Penyelesaian
mp = 1,0078 sma
mn = 1,0087 sma
mx = 7,018 sma
Inti Litium dilambangkan
berarti :
Z = 3 berarti
jumlah proton = 3
A = 7 berarti
jumlah netron : 7 − 3 = 4
a. Defek massa inti Li dapat dihitung sebagai berikut:
Penyusun :
3 mp = 3.1,0078
= 3,0234 sma
4 mn = 4.1,0087
= 4,0348 sma +
= 7,0582 sma
massa inti Li
= 7,0180 sma Defek massa (Δm) = 0,0402 sma
b. Energi ikat inti Litium sesuai persamaan 12.5 sehingga diperoleh sebagai
berikut.
E
= Δm . 931,5 MeV
= 0,0402 . 931,5
= 37,4463 MeV
Setelah memahami contoh di atas dapat kalian coba soal berikut.
Massa inti karbon
adalah 12 sma. Jika setiap proton dan netron
massanya sebesar 1,0078 sma dan 1,0087 sma dan 1 sma setara dengan
931 MeV maka tentukan :
a. defek massa inti karbon,dan
b. energi ikat inti karbon,
11
2.2. RADIOAKTIFITAS
2.2.1 Jenis-jenis sinar radioaktif
Kita dapat mendeteksi aktivitas radiasi dari bahan radioaktif dengan
menggunakan pencacah Geiger-Muller. Beberapa berkas radiasi dibelokkan
oleh medan magnetic sehingga lintasannya tidak mengenai tabung Geiger.
Pemelokan berkas radiasi oleh medan magnet menunjukkan bahwa berkas
radiasi tersebut terdiri atas partikel-partikel bermuatan. Prinsip tersebut dapat
digunakan oleh berkas radioaktif lain. Pada tahun 1899 Ernest Rutherford
melakukan percobaan dalam rangka studinya mengenai radioaktif. Ia
menempatkan sedikit radium didasar sebuah kotak kecil dari timah hitam
(timbal). Dia mendapatkan bahwa berkas sinar terpisah menjadi tiga
komponen.seperti gambar 4.2 berikut:
Kotak timbal
Radium
Gambar 4.2
Percobaan Ernest Rutherford
Dengan memperhatikan arah sinar yang dibelokkan, dia menyimpulkan
bahwa komponen sinar yang tidak dibelokkan adalah tidak bermuatan (sinar
), komponen sinar yang dibelokkan ke kanan adalah bermuatan positif (sinar
α), dan sinar yang dibelokkan kekiri adalah bermuatan negative (sinar β).
2.2.2 Daya tembus sinar-sinar radioaktif
Sewaktu selembar kertas tipis disisipkan diantara sumber dan tabung GeigerMuller, pembacaan angka pada alat hitung berkurang bila dibandingkan
sebelumnya. Fakta ini menunjukkan bahwa sebagian radiasi telah diserap
oleh kertas. Radiasi yang diserap kertas tipis adalah radiasi sinarα
.Tambahan radiasi yang diserap oleh lembaran aluminium adalah radiasi
sinar β. Radiasi yang diserap oleh selembar timbale adalah radiasi sinar 
Secara singkat urutan daya tembus adalah :
Urutan daya tembus : sinar α < sinar β < sinar 
12
Berikut ini sifat-sifat sinar α ,sinar β ,sinar  .
Sifat-sifat sinar α .
1) Sinar dihasilkan oleh pancaran-pancaran partikel dari sebuah sumber
radioaktif.
2) Sinar tidak lain adalah inti atom helium,bermuatan +2e dan bermassa
4u.
3) Sinar dapat menghitamkan film.Jejak partikel dalam bahan radioaktif
berupa garis lurus.
4) Radiasi sinar memiliki daya tembus terlemah dibandingkan dengan sinar
lain.
5) Radiasi sinar memiliki jangkauan beberapa cm di udara da sekitar 10 -2
mm dalam logam tipis.
6) Radiasi sinar mempunyai daya ionisasi paling kuat sebab muatannya
paling besar.
7) Sinar dibelokkan oleh medan magnetic dan medan listrik.
8) Kecepatan sinar sekitar 0,054c sampai 0,07c,dengan c = kelajuan
cahaya dalam vakum.
9) Massa sinar α lebih besar dari sinar β sehingga lebih lambat.
Sifat-sifat sinar β
1) Sinar dihasilkan oleh pancaran partikel-partikel .
2) Sinar tidak lain adalah electron berkecapatan tinggi yang bermuatan -1
e.
3) Radiasi sinar α < sinar β < sinar  .
4) Kecepatan parikel antara 0,32c dan 0,9c.
5) Sinar dibelokkan dengan medan magnetic dan medan listrik karena
massanya kecil.
6) Jejak partikel dalam bahan berkelok-kelok.
7) Sinar memiliki jangkauan beberapa cm di udara.
Sifat-sifat sinar 
1) Memiliki daya tembus paling besar tetapi daya ionisasi paling lemah.
2) Tidak dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnetic.
3) Sinar merupakan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
yang sangat pendek. Sinar hampir tidak bermassa.
4) Kecepatan bernilai sama dengan kecepatan cahaya di ruang hampa.
5) Sinar dalam interaksinya menimbulkan peristiwa fotolistrik atau juga
dapat menimbulkan produksi pasangan. Dalam interaksi dengan bahan,
seluruh energi sinar diserap oleh bahan. Peristiwa inilah yang disebut
produksi pasangan.
2.2.3 Kestabilan Inti
Di alam ditemukan atom-atom atau nuklida-nuklida yang memiliki nomor atom
sama tetapi nomor massa berbeda, misalnya
dan
,
dan
.
Pada
atom-atom yang nomor atomnya sama berarti pada inti nya memiliki jumlah
proton sama, sedangkan perbedaan nomor massa menunjukkan bahwa
jumlah neutron dalam intinya berbeda. Atom atau nuklida yang memiliki sifat
ini disebut Isotop.
13
Inti-inti dengan nomor atom 20 ke bawah (Z ≤ 20) akan stabil jika jumlah
protonnya sama dengan jumlah neutronnya (N = Z). Contohnya adalah 8O16,
11Na22, 2He4 dan 6C12. Berarti 2He3 dan 6C14 tidaklah stabil atau termasuk
radioisotop yang dapat memancarkan zat-zat radioaktif.
Untuk inti dengan Z > 20 yang akan stabil jika nilai N lebih besar dari Z (N/Z >
1) berarti jumlah netronnya harus lebih banyak dari jumlah proton dalam inti.
2.2.4 Peluruhan Inti
Untuk mempertahankan kekekalan muatan (muatan total sebelum dan
sesudah peluruhan adalah sama), peruahan muatan seperti ini berarti bahwa
sebuah electron negative harus dipancarkan. Dengan demikian,
Pemancaran electron

+
Elektron meninggalkan inti dan dikenal dengan “partikel beta”.
Pemancaran positron
 +
Peristiwa disini juga disebut sebagai peluruhan beta, karena mirip dengan
pancaran electron negative. Proses pengkapan elektron oleh proton untuk
menjadi neutron dapat dinyatakan sebagai
Penangkapan electron
+
Semua inti berat (Z>83) tidak stabil karena intinya kelebihan proton maupun
neutron. Untuk mencapai stabil, inti ini memancarkan partikel alfa
sehingga
jumlah proton dan jumlah neutron dalam intinya masing-masing berkurang 2.
Peluruhan sinar Alfa
Telah diketahui bahwa sinar α tidak lain adalah inti atom (
), yang
mengandung 4 nukleon, yaitu 2 proton dan dua neutron. Ketika sebuah inti
memancarkan sinar α inti tersebut kehilangan empat nukleon, 2 diantaranya
adalah proton. Sesuai dengan hukum kekekalan nomor massa dan hukum
kekekalan nomor atom, maka
- Nomor massa (A) berkurang 4 ,dan
- Nomor atom (Z) berkurang 2.
Jadi, jika sebuah inti induk X berubah menjadi inti anak Y sambil memancarkan
sinar α, maka peluruhannya dapat ditulis sebagai:

+
Peluruhan Sinar Beta
Sebuah inti yang meluruh dengan memancarkan sinar beta tidak akan
berkurang nomor massanya tetapi nomor atomnya akan bertambah satu. Jadi,
jika sebuah inti induk X berubah menjadi inti anak Y sambil memancarkan sinar
beta reaksi intinya diberikan oleh:

+
+v
14
Peluruhan Sinar Gamma
Sinar gamma adalah foton-foton (kuanta atau paket energi) yang memiliki
energi sangat tinggi. Seperti halnya sebuah atom, inti atom itu sendiri dapat
berada dalam keadaan tereksitasi. Ketika inti ini melompat ke keadaan yang
lebih rendah atau keadaan dasarnya, Inti ini memancarkan sebuah foton.
Karena sinar  tidak memiliki nomor massa dan nomor atom nol, maka
pemancaran sinar  tidak menyebabkan perubahan nomor massa dan nomor
atom pada inti induk. Dengan kata lain, inti anak sama dengan inti induk, atau
tidak terjadi inti baru pada pemancaran sinar . Dalam beberapa kasus, inti
dapat tinggal dalam keadaan tereksitasi selama beberapa saat sebelum inti ini
memancarkan sinar . Inti ini disebut dalam keadaan metastabil,dan inti ini
disebut suatu isomer.
Aktivitas Bahan Radioaktif
Laju peluruhan radioaktif dalam suatu bahan radioaktif disebut aktivitas
(lambing A). Aktivitas hanya ditentukan oleh banyaknya inti yang meluruh per
sekon. Jika peluang untuk meluruh disebut tetapan peluruhan (lambing ),
maka aktivitas bahan bergantung pada banyak inti radioaktif dalam bahan (N)
dan . Secara matematis ditulis A= N
Tetapan peluruhan memiliki harga berbeda untuk inti yang berbeda tetapi
konstan terhadap waktu.
Hukum peluruhan radioaktif
N = N0 e -t
dengan
N0
= banyak inti radioaktif pada saat t=0,
N
= banyak inti radioaktif setelah selang waktu t,
e
= bilangan natural = 2,718…,

= tetapan peluruhan (satuan s-1 ).
Banyaknya inti induk dalam suatu contoh berkurang secara eksponensial
terhadap waktu.Persamaan diatas disebut Hukum peluruhan radioaktif. Kita
secara nyata tidak dapat mengukur banyaknya inti radioaktif Neutron, tetapi
kita dapat menyatakan dalam persamaan aktivitas, yaitu dengan mengalikan
kedua ruasnya dengan  sehingga memberikan:
N = N0 e-t
Aktivitas Radioaktif A = A0 e-t
dengan
A0 = aktivitas awal pada t=0 (satuan Becquerel atau Bq)
A = aktivitas setelah selang waktu t (dalam Bq)
Dalam SI,satuan aktivitas radiasi dinyatakan dalam Becquerel (disingkat Bq)
sesuai dengan nama penemu radioaktivitas,dimana,
1 Bq = 1 peluruhan/sekon
15
Satuan yang paling sering digunakan oleh alat pengukur aktivitas radiasi
adalah curie (disingkat Ci). Satu Curie didefinisikan sebagai banyaknya
peluruhan yang dilakukan oleh satu gram radium dalam waktu satu
sekon.Ternyata diperoleh 3,7 x 1010 peluruhan dalam waktu satu sekon,
sehingga didapat hubungan:
1 curie = 3,7 x 1010 peluruhan/s = 3,7 x 1010 Bq
Satu curie adalah satuan aktivitas yang cukup besar,sehingga didalam praktek
kita lebih sering menggunakan satuan-satuan milicurie (mCi) dan mikrocurie
( Ci).
1 mCi = 10-3 Ci
1 Ci = 10-6 Ci
Waktu Paro
Waktu Paro dari suatu isotop radioaktif adalah selang waktu yang dibutuhkan
agar aktivitas radiasi berkurang setengah dari aktivitas semula. Waktu paro
juga dapat didefinisikan sebagai selang waktu yang dibutuhkan agar setengah
dari inti radioaktif yang ada meluruh. Ketika t = T1/2 maka A = A0/2 sehingga
kita peroleh Waktu Paro
T1/2 = ln 2/
Karena ln 2 = 0,693 maka
T1/2 =
Rumus Peluruhan
Aktivitas radioaktif tergantung pada banyaknya atom radioaktif yang masih ada.
Misalkan mula-mula ada sebanyak N0 radioaktif dan waktu paro dilambangkan
dengan T1/2, maka misalnya mula-mula ada N0 partikel. Partikelnya menjadi N0
dalam waktu T1/2, menjadi N0 dalam 2T1/2 dan menjadi N0 dalam 3T1/2.
Perubahan N ini akan memenuhi deret dengan persamaan seperti berikut.
N = N0 ( .)t/T..............................(2.4)
dengan
N
= jumlah partikel sisa
N0
= jumlah partikel mula-mula
t
= waktu meluruh
T
= waktu paro
Deret Radioaktif
Proses peluruhan radioaktif terus menerus dilakukan sampai diperoleh isotop
yang staibil. Proses peluruhan berturut-turut seperti ini dikatakan sebagai
peluruhan radioaktif berantai,yang umumnya yang umumnya mengikuti tahaptahap tertentu yang mengikuti suatu deret radioaktif . Masing-masing deret
radioaktif diberi nama sesuai dengan inti induknya. Deret 4n + 2 diberi nama
deret uranium karena inti induknya adalah
, yang mengalami peluruhan
sampai inti akhir stabil
16
CONTOH 2.2
Suatu unsur radioaktif meluruh dan tinggal 25% dari jumlah semula setelah 20
menit. Bila mula-mula massa unsur tersebut 120 gr, maka setelah setengah
jam meluruh tentukan massa sisa unsur !
Penyelesaian
m0 = 120 gram
t1 = 20 menit, m1 = 25% m0 = m
t2 = 0,5 jam = 30 menit
Dari nilai m1 dan t1 dapat ditentukan waktu paro unsur tersebut.
m1 = m0( )t1/T
¼ m0 = m0( ½)20/T
berarti :
= 2 dan T = 10 menit
Dari nilai T dapat diperoleh massa sisa setelah t2 sebesar:
m2 = m0( ½)
= 120/8 .
= 15 gr
30/10
17
2.3 REAKSI INTI
2.3.1 Pengertian Reaksi Inti
Seperti penjelasan sebelumnya bahwa inti-inti atom dapat memancarkan zatzat radioaktif sehingga akan membentuk inti baru. Selain itu ternyata inti juga
dapat pecah menjadi dua inti atau lebih yang hampir sama dan dapat pula
bergabung. Peristiwa-peristiwa perubahan inti menjadi inti baru ini dinamakan
reaksi inti. Dalam suatu reaksi inti ternyata berlaku beberapa kekekalan yaitu:
hukum kekekalan nomor atom, hukum kekekalan nomor massa dan
kekekalan massa - energi.
Dari penjelasan di atas maka pada suatu reaksi inti akan memiliki jumlah
nomor atom dan nomor massa sebelum dan sesudah reaksi sama besar.
Perhatikan contoh berikut.
CONTOH 2.3
Sebuah partikel α ditembakkan pada inti
Jika setelah penembakan
sebuah proton dapat dibebaskan maka inti apakah yang akan terbentuk!
Penyelesaian
Partikel
alfa :
proton
:
Reaksi yang terjadi dapat dituliskan :
2α4 + 7N14 → ZXA + 1p1
Nomor atom kekal
: 2+7 =Z+1
Z =8
Nomor massa kekal : 4 + 14 = A + 1
A = 17
Berarti : 8X17 adalah Oksigen 8O17
Setelah memahami contoh di atas dapat kalian coba soal berikut:
14
N ditembaki dengan partikel alfa, sehingga Inti atom melepaskan sebuah
proton, unsur apakah yang akan terbentuk ?
7
2.3.2 Reaksi Fisi
Inti berat yang ditumbuk oleh sebuah partikel dapat membelah menjadi dua inti
baru yang lebih ringan. Massa total produk lebih kecil daripada massa total
reaktan. Selisih massa muncul sebagai energi. Reaksi inti seperti ini disebut
reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.
Sebagai contoh,ketika inti (3 Li 7 ) yang ditembak dengan proton ( 1H1 ) terbelah
menjadi dua inti ringan ( 2He 4 ). Reaksi fisinya adalah sebagai berikut.
1H 11 + 3Li 7  2He4 + 2He4 + Q
dengan Q adalah energi reaksi fisi yang akan kita hitung.Jadi,energi yang
diperoleh pada reaksi fisi ini merupakan proses yang mahal karena kita
memerlukan alat siklotron untuk mempercepat proton.
18
Reaksi Berantai Tak Terkendali dan Terkendali
Reaksi Berantai (chain reactions) adalah sederetan pembelahan inti dimana
neutron–neutron yang dihasilkan dalam tiap pembelahan inti menyebabkan
pembelahan inti-inti lainnya. Jika dalam setiap pembelahan inti, dua neutron
atau lebih hasil pembelahan menyebabkan pemelahan inti-inti lainnya,maka ini
adalah kondisi reaksi berantai tak terkendali (uncontrolled chain reactions).
Energi fisi tak terkendali ini sangat besar hingga dapat bertindak sebagai
senjata pemusnah massal, seperti yang ditunjukkan oleh bom atom.
Dalam suatu reaksi berantai terkendali (controlled chain reactions),hanya satu
neutron dari tiap hasil reaksi fisi yang diperkenankan untuk membelah satu inti
U-235 lainnya. Neutron-neutron ini diserap oleh batang-atang pengendali yang
dibuat dari material-material seperti kadmium (yang menyerap neutron tanpa
mengalami pembelahan). Reaksi berantai fisi terkendali merupakan prinsip
dasar reactor nuklir atau reactor atom.
Reaktor Atom Fisi
Berdasarkan jenisnya,reactor atom fisi dapat diklasifikasikan sebagai:
a. Reaktor Termal dimana neutron-neutron yang dihasilkan memiliki energi
yang hampir sama dengan energi partikel-partikel gas pada suhu
normal.
b. Reaktor Cepat (fast reactor) dimana neutron-neutron yang
menghasilkan fisi memiliki energi yang besar.
Reaktor Termal memiliki lima komponen dasar yang sama: (1) elemen bahan
bakar, (2) moderator neutron,(3) batang pengendali, (4) pendingin, (5) perisai
radiasi (radiator shielding).
Reaktor atom jenis air bertekanan (PWR) mengangkat kalor dari reactor
dengan mengkondisikan suhu air 3000oC.
2.3.3 Reaksi Fusi
Dua inti ringan dapat bergabung menjadi sebuah inti yang lebih berat. Energi
ikat inti lebih besar daripada total energi ikat kedua inti ringan pembentuknya.
Karena itu dalam penggabungan dua inti ini,massa inti baru lebih kecil daripada
total massa kedua inti ringan pembentuknya. Defek massa ini muncul sebagai
energi fusi. Reaksi inti seperti ini disebut reaksi penggabungan inti atau reaksi
fusi.
Jenis-jenis reaksi fusi:
a. Rantai proton-proton yang terjadi di bagian dalam Matahari dan bintangbintang,
b. bom hidrogen,
c. reaktor fusi.
Reaksi Fusi Nuklir
Ada dua syarat untuk mengendalikan fusi:
a. Suhu harus sangat tinggi (dalam orde 108 0C). Pada suhu tertentu
disebut suhu pembakaran (ignition temperature), proses fusi akan
berlangsung sendiri.
b. Pada suhu sangat tinggi,semua atom terionisasi habis membentuk suatu
plasma (sejenis gas yang disusun oleh partikel-partikel bermuatan
seperti H+ dan elektron ).Plasma panas ini harus ditahan dalam selang
waktu yang cukup lama agar tumbukan-tumbukan antar ion dapat
menyebabkan fusi. Masalahnya tidak ada wadah fisik yang dapat
menampung plasma panas ini.
19
Salah satu contoh reaksi fusi adalah:
1 H2 + 1 H 3→ 2 He4 + 0 n1
Suhu sangat tinggi (diatas 100 juta celcius) diperlukan agar kedua inti ringan
dapat mengatasi gaya Couloumb dan bergabung. Reaksi tak terkendali sudah
diproduksi pada bom hydrogen.Sedang reaksi fusi terkendali masih dalam taraf
penelitian.Ini
karena sangat sukar untuk menahan plasma panas (108 celius) dalam selang
waktu cukup lama agar ion-ion dapat bersatu.Teknologi paling popular saat ini
untuk menahan plasma adalah prinsip tokamak.
2.3.3 Hukum Kekekalan Massa - Energi
Dalam suatu reaksi inti tidak ada yang memenuhi kekekalan massa begitu
pula kekekalan energi. Berarti pada reaksi inti selalu terjadi perubahan
massa. Perubahan massa inilah yang diimbangi dengan perubahan energi
sesuai kesetaraan massa-energi relativistik. Sehingga yang lebih tepat dapat
dijelaskan bahwa pada reaksi inti terjadi kekekalan massa-energi. Jika terjadi
penambahan massa maka reaksinya membutuhkan energi. Begitu pula saat
terjadi kehilangan massa maka reaksinya akan menghasilkan energi.
Dua reaksi di atas merupakan salah satu kemungkinan reaksi yang terjadi.
Banyak kemungkinan lain yang bisa terjadi misalnya 1H2 bereaksi lagi dengan
1H1. Hal penting yang perlu diperhatikan pada reaksi itu adalah timbulnya
energi. Kesetaraan massa dan energi reaksi sesuai persamaan berikut.
E = Δm . 931,5 MeV .................................(2.5)
CONTOH 2.4
Di matahari terjadi reaksi fusi seperti di bawah.:
2He3 + 2He3 → 2He4 + 21H1 + E
Diketahui massa inti 1H1 = 1,0081 sma; massa inti 2He3 = 3,0169 sma; massa
inti 2He4 = 4,0089 sma. Bila 1 sma setara dengan energi 931 MeV, maka
tentukan energi yang dihasilkan pada setiap reaksi fusi di atas !
Penyelesaian
Massa pereaksi m0 :
m0 = 2m(2He )
= 2 . 3,0169 = 6,0338 sma
massa hasil reaksi m :
m = m(2He4)+ 2m (1H1 )
= 4,0039 + 2 . 1,0081= 6,0201 sma
Perubahan massa dalam reaksi inti (massa berkurang) sebesar:
Δm = m0 - m = 6,0338 - 6,0201= 0,0137 sma
Karena massa berkurang berarti akan dihasilkan energi yaitu sebesar
E = Δm . 931
= 0,0157 . 931 = 12,7547 MeV
3
Setelah memahami contoh di atas dapat kalian coba soal berikut.
Massa inti 2 He4 dan 1 H2 masing-masing 4,002603 sma dan 2,014102 sma.
Jika 1 sma = 931 MeV, maka berapakah energi minimum yang diperlukan
untuk memecah partikel alpha menjadi dua deuteron ?
20
2.4 RANGKUMAN
1. Isotop disimbulkan :
Z = nomor atom yang menyatakan jumlah proton
A = nomor massa yang menyatakan jumlah netron dan proton dalam inti
2. Inti atom terdiri dari proton dan netron. Ikatan antar neutron dapat terjadi karena
ada defek massa.
m = (Zmp + (A− Z)mn) – mX
Energi ikatnya memenuhi :
E= m.931 Mev
m dalam sma.
3. Isotop ada yang stabil dan ada yang tidak stabil.
a. Isotop stabil memiliki ciri :
• untuk Z < 20 N = Z
• untuk Z > 20 N > Z
• untuk Z > 83 tidak ada yang stabil
N = jumlah netron dan Z jumlah proton.
b. Isotop yang tidak stabil akan mengalami peluruhan.
Sisa peluruhan memenuhi persamaan:
N = No ( )t/T
Konstanta peluruhan disimbulkan .
=
4. Reaksi Inti
Reaksi inti adalah perubahan yang terjadi dengan melibatkan inti atom. Pada
reaksi inti berlaku :
a. Hukum Kekekalan jumlah nomor atom.
b. Hukum Kekekalan jumlah nomor massa.
c. Hukum Kekekalan massa - Energi
E= (m sebelum reaksi - m setelah reaksi).931 MeV
21
3. KEGIATAN BELAJAR 2
3.1 Dosis Serap
Dalam perambatannya sinar radioaktif membawa energi. Bila sinar
radioaktif ini mengenai suatu materi, maka energinya akan diserap oleh
materi tersebut Dosis serapan (diberi lambang D) didefinisikan sebagai
banyak energi radiasi pengion yang diserap oleh materi per satuan massa.
Satu rad adalah jumlah radiasi yang meningkatkan energi 1 kg material
penyerap dengan 1x 10-2 J. Dengan demikian, 1 rad = 10-2 J/kg
Dalam satuan SI,dosis serapan dinyatakan dalam gray (disingkat Gy).
Hubungan Gy dan rad adalah:
1 Gy = 1 joule/kg = 100 rad atau 1 rad = 0,01 Gy
Membandingkan kerusakan yang ditimbulkan oleh radiasi dengan
kerusakan yang ditimbulkan oleh sinar-X atau sinar gamma untuk dosis
serapan yang sama,disebut factor kualitas atau RBE (relatifive biological
effectiveness),diberi lambang Q.
Faktor kualitas dari berbagai jenis radiasi.
Radiasi
Faktor Kualitas
Sinar-X
dan sinar gamma
1,0
Partikel beta
1,0 – 1,7
Partikel alfa
10- 20
Neutron lambat
4–5
Neutron cepat
dan proton
10
Ion-ion berat
20
3.2 Detektor radiasi
Sinar radioaktif berbahaya dan tidak dapat kita lihat sehingga kita harus
memiliki alat untuk mendeteksi adanya sinar radioaktif. Alat detector sinar
radioaktif disebut detektor radiasi.
Pencacah Geiger-Muller
Pencacah Geiger-Muller (GM) adalah detector yang paling banyak
digunakan untuk mendeteksi radiasi. Pulsa arus listrik dicatat pada sebuah
pencacah (scaler). Pulsa arus listrik biasanya juga dihubungkan ke sebuah
pengeras suara (loudspeaker) sehingga Anda dapat mendengar suara
“klik” setiap kali suatu sinar radioaktif melewati tabung.
Kamar Kabut
Jika udara didinginkan sedimikian sehingga uap mencapai keadaan
jenuh,maka udara itu maka udara itu masih dapat didinginkan tanpa terjadi
pengembunan. Pada keadaan ini uap dinamakan superjenuh. Pada
tahun1911,CTR.Wilson menemukan ion-ion gas dapat juga bertindak
22
sebagai inti pengembunan. Ia menyadari bahwa gejala ini dapat digunakan
untuk menunjukkan lintasan-lintasan radiasi ionisasi melalui udara. Bentuk
jejak-jejak kabut yang dihasilkan pada kamar kabut bergantung pada
partikel-partikel radioaktif yang digunakan. Dengan demikian, jejak-jejak ini
dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengenali jenis partikel radioaktif
itu.
Film fotografis
Becquerel telah menggunakan film fotografis ketika ia secara tidak sengaja
menemukan radioaktif alami dari uranium. Disini Becquerel menemukan
sinar radioaktif yang telah menghitamkan film. Setiap bulan film fotografis
dicuci. Banyaknya penghitaman pada film akan menunjukkan apakah
mereka terkena radiasi atau tidak.
Detektor Sintilasi
Alat ini menggunakan bahan logam yang atom-atomnya dengan mudah
dideteksi oleh radiasi yang datang (efek fotolistrik). Efek fotolistrik adalah
keluarnya electron-elektron dari permukaan logam ketika terkena radiasi.
Bahan-bahan yang umum digunakan sebagai sintilator adalah kristal-kristal
natrium iodida. Bahan-ahan ini diletakkan di salah satu ujung peralatan
yang disebut tabung foto penggaanda (photomultiplier) sehingga foton
yang dikeluarkan oleh sintilator dapat diubah menjadi sinyal listrik.Tabung
foto pengganda terdiri atas beberapa elektroda yang disebut dinoda.
Detektor sintilasi lebih sensitive bila dibandingka pencacah Geiger-Muller,
terutama terhadap sinar gamma yang berinteraksi lebih kuat dengan zat
dibandingkan dengan partikel-partikel bermuatan.
Rangkuman mengenai Detektor Radiasi.
Prinsip Keja
Detektor
Ionisasi gas
Tabung GM
Tidak peka terhadap sinar 
Kamar kabut
Pencacah percikkan
Film fotografi
Ionisasi atom
emulsi
Efek fotolistrik
Mengubah ionisasi
jadi pulsa listrik
Mengubah timbunan
electron jadi
pulsa listrik
Melihat jejakjejak partikel
Sintilasi
Tabung GM
Keterangan
peka terhadap 
Tabung GM
sintilasi
Kamar kabut
Film fotografis
23
3.3 Bahaya Radiasi
Radiasi disekitar kita Becquerel menemukan radioaktivitas pada tahun 1896,
tetapi radiasi pengion dari dahulu sampai kapanpun adalah bagian dari
lingkungan hidup kita. Ini dikenal sebagai radiasi alamiah. Kira-kira 87% radiasi
di lingkungan kita dihasilkan secara ilmiah,dan hanya sekitar 13% merupakan
radiasi buatan. Sejumlah radiasi yang tiba di bumi berasal dari angkasa luar
dan matahari. Ini disebut radiasi kosmis. Banyak batuan mengandung sejumlah
kecil uranium, padahal bahan-bahan bangunan, seperti batu bata dan balok
baja dibuat dari batuan Uranium meluruh menghasilkan radon.
Radiasi dan sel
Semua radiasi pengion merusak sel-sel hidup. Energi yang dibebaskan oleh
radiasi dapat memutuskan zat kimia di dalam sel. Sel-sel selalu mati dan
digantikan oleh sel-sel yang baru tepat pada waktunya. Akan tetapi, terkadang
gejala ini dapat lebih serius, seperti pada kasus-kasus berikut.
1. Jika seseorang terkena radiasi sangat kuat,maka kerusakan sel tidak
dapat diperbaiki tepat pada waktunya. Radiasi ini dapat menyebabkan
kematian.
2. Kadang zat kimia DNA yang membawa kode perintah di dalam tiap sel
dapat sedikit rusak karena radiasi pengion. Akibat kerusakan ini akan
terjadi perubahan yang tidak wajar bagi perkembangan sel.
3. Jika sel-sel kelamin pria atau wanita sedikit rusak, maka dimungkinkan
anak dari sel kelamin tersebut akan mengalami abnormal.
Radiasi tingkat rendah
Radiasi pengion yang secara normal mengenai kita adalah radiasi tingkat
rendah. Radiasi ini masih terlalu lemah untuk mendeteksi gejala-gejala.Tapi,
ditaksir bahwa kira-kira 1% dari semua kanker dan ketidaknormalan genetic
disebabkan oleh radiasi tingkat rendah.
Dosis serapan radiasi dan efek biologis
Dosis serapan yang berkaitan dengan efek biologis adalah dosis serapan
ekivalen,yang diberi lambang H dan diberi satuan Sv.
Dosis serapan Ekivalen (Sv)
< 0,1
0,1 – 0,2
2 – 10
> 10
Efek biologis
tidak ada efek
bisa mengarah ke kanker
sakit radiasi akut
menyebabkan kematian
Proteksi terhadap radiasi
Ketika orang bekerja dalam lingkungan yang melibatkan bahan-bahan radioaktif
yang menghasilkan radiasi pengion,maka dibutuhkan suatu alat yang berguna
sebagai pelindung.Bagian-bagian pasien yang tidak perlu difoto,khususnya
organ kelamin,dilindungi oleh baju kerja yang terbuat dari timbal,dan bagi
pekerjanya biasanya menangani dari balik selembar layer kaca timbale dengan
menggunakan peralatan remote control.
24
3.4 Pemanfaatan Radioisotop (isotop-isotop yang tidak stabil)
1) Penggunaan radioisotop sebagai perunut (pencari jejak)
Radioisotop
I-123
I-131
Na-24
C-14
Co-60
Cr-51
Se-75
Te-99
Ga-67
Organ yang discan atau diagnosa
ginjal
tiroid,paru-paru
penyempitan pembuluh darah
diabetes dan anemia
membunuh sel kanker
limpa
pankreas
tulang,paru-paru
getah bening
2) Pemanfaatan radioisotop berdasarkan sifat radiasinya:
a. Pengobatan (membunuh sel kanker dengan radiotherapy),
b. sterilisasi (sinar gamma dapat membunuh bakteri),
c. industri (pengatur ketebalan kertas menggunakan radiasi sinar beta),
d. pertanian (pemandulan serangga pengganggu),
e. seni (detektor pemalsuan lukisan dan keramik),
f. penentuan umur dengan radioaktif (menggunakan pemancaran sinar
beta).
25
4. EVALUASI
I. SOAL PILIHAN GANDA
1.
Suatu atom X mempunyai 42 proton, 42 elektron, dan 65 netron. Simbol
untuk atom ini adalah ....
A. 147 X 42
B. 107X42
C. 65X42
D. 107X84
E. 147X84
2. Dibandingkan dengan jumlah massa nukleon-nukleon dalam suatu inti,
massa inti tersebut adalah ....
A. lebih besar
B. sama atau lebih besar
C. sama atau lebih kecil
D. lebih kecil
E. mungkin lebih kecil dan mungkin pula lebih besar
3. Jika massa inti 2He4 = 4,0020 sma, massa proton = 1,0078 sma, massa
neutron = 1,0087 sma dan 1 sma = 930 MeV, maka energi ikat inti 2He4
adalah ....
A. 23 MeV
B. 23,44 MeV
C. 28,83 MeV
D. 43,44 MeV
E. 46,22 MeV
4. Salah satu ciri dari sinar alfa (α) adalah ....
A. lintasanya tidak membelok dalam medan magnet
B. bahwa ia tidak bermuatan
C. bahwa sesungguhnya ia sama dengan sinar katoda
D. bahwa ia terdiri dari inti-inti atom helium
E. bahwa ia terdiri dari atom hidrogen
5. Bi210 yang waktu paruhnya 5 jam meluruh menurut Bi210 → Po210 + β-. Jika
mula-mula terdapat 72 gr Bi210 maka setelah 15 jam dihasilkan Po210 sebanyak
....
A. 9 gr
B. 24 gr
C. 32 gr
D. 48 gr
E. 63 gr
6. Suatu batu diteliti mengandung Uranium U dan Timbal Pb. 75 % batu
mengandung timbal dan sisanya adalah uranium. Jika diketahui bahwa
26
uranium meluruh menjadi timbal dengan waktu paruh 100 tahun, maka umur
batu tersebut adalah ....
A. 50 tahun
B. 200 tahun
C. 400 tahun
D. 800 tahun
E.1600 tahun
7. Dalam reaksi berikut 7N14+ α → X + p dilepaskan sejumlah energi. Pada
persamaan reaksi di atas, X adalah ....
A. 8O16
B. 7N16
C. 8O17
D. 8O18
E. 9F16
8. Jika suatu neutron dalam inti berubah menjadi proton, maka inti itu
memancarkan ....
A. partikel alfa
B. partikel beta
C. sinar gamma
D. proton
E. deuteron
9. 92U238 meluruh menjadi isotop timbale 82Pb206 oleh emisi 8 partikel alfa dan oleh
emisi elektron sebanyak ....
A. 6
B. 5
C. 4
D. 3
E. 2
10. Massa inti 2He4 dan 1H2 masing-masing 4,002603 sma dan 2,014102 sma.
Jika 1 sma = 931 MeV, maka energi minimum yang diperlukan untuk
memecah partikel alpha menjadi dua deutron adalah ....
A. 4 MeV
B. 14 MeV
C. 24 MeV
D. 34 MeV
E. 44 MeV
27
Download