Modul Praktikum Higiene Industri 1 MODUL PRAKTIKUM HI-0 HIGIENE INDUSTRI PENDAHULUAN Modul 1: Sistematika Latar Belakang Latar Belakang Adanya ancaman-ancaman zat-zat dan kondisi lingkungan yang berbahaya perlu mendapat perhatian khusus untuk melindungi dan mencegah pekerja dari dampak buruk yang dapat ditimbulkan. Di samping hal tersebut di atas, keamanan dan kenyamanan pekerja dalam melaksanakan tugasnya dapat mempengaruhi tingkat produktivitas kerja. Kondisi dalam ingkungan yang merugikan kesehatan pekerja dapat menyebabkan mereka kehilangan waktu untuk bekerja sebagaimana mestinya atau paling tidak kurang dari kadar efisiensi kerjanya secara penuh. Tekanan dari faktor-faktor lingkungan merupakan pengaruh faktor eksternal yang dirasakan pada suatui ndividu. Jika tekanan tersebut meningkat secara berlebihan di atas batas yang tidak dapat diterima oleh individu, maka kinerja dan produktivitasnya akan menurun. Pengendalian (Control) diarahkan untuk mengurangi tekanan lingkungan hinga pada suatu nilai yang dapat ditoleransi oleh pekerja tanpa mengufrangi produktivitas maupun kondisi kesehatannya. Pengukuran dan evaluasi kuantitatif dari tekanan lingkungan merupakan hal yang penting yang dapat digunakan sebagai alat untukmemelihara kesehatan dan ondisi yang baik bagi pekerja. Kegiatan praktikum ikni bertujuan sebagai sarana pendukung kegiatan perkuliahan, untuk mengarahkan kepada suatu bentuk pemahaman secara menyeluruh terhadap kondisi yang terjadi di lapangan hingga pada akhirnya nanti diharapkan peserta dapat mengindentifikasi, mengevaluasi serta memberikan masukan dalam pengendalian (Controlling) faktor-faktor lingkungan yang mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja. Modul Praktikum Higiene Industri 2 MODUL PRAKTIKUM HI-1 VITALOGRAPH SPYROMETER Modul 1: Sistematika 1. Tujuan 2. Dasar Teori 3. Prosedur Pengukuran 1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan praktikum ini untuk mengukur tingkat kualitas fungsi paru-paru seseorang. 2. Dasar Teori Paru-paru merupakan sistem pernafasan yang terdiri atas rongga hidung, nasopharynx, oropharynx, larynx, trachea, bronchi, bronchiolus, ductus alveolaris dan alveoli. Paru-paru dapat berfungsi sebagai alat respirasi apabila dapat terjadi pergerakan yang memperbesar dan mengempiskan rongga dada. Fungsi pernafasan paru-paru dapat dibagi menjadi tiga bagian: fungsi ventilasi fungsi pertukaran gas perfusi paru-paru Di udara terdapat bermacam-macam partikulat, salah satunya adalah debu. Debu dapat digunakan sebagai parameter kualitas udara, mengingat di Indonesia, debu merupakan unsur pencemar yang paling banyak didapat dibandingkan dengan unsur gas. Debu adalah zat padat yang berukuran antara 0,1-25 μg. Debu berukuran >5 μg tidak dapat bertahan lama di dalam udara, sehingga tidak mengganggu kesehatan paru-paru bagian dalam. Debu yang berukuran 10 μg dapat tersaring di rongga nasopharynx, yang berukuran < 5 μg dapat masuk ke dalam alveoli paru-paru dengan mudah tinggal di dalamnya, sedangkan yang berukuran < 2 μg mudah sekali masuk dan mudah sekali keluar dari paru-paru. Modul Praktikum Higiene Industri 3 Pengaruh debu terhadap kesehatan Konsentrasi debu dan pengaruhnya terhadap kesehatan Pengaruh debu terhadap kesehatan Debu yang memasuki paru-paru dapat menimbulkan penyakit pneumoconiosis bila jumlah sel paru-paru yang rusak (fibrosis) cukup banyak, sehingga fungsi paru-paru menjadi terhambat. Konsentrasi debu dan pengaruhnya terhadap kesehatan No. 1 2 Konsentrasi μg/m3 80-100 100-130 3 200 4 5 260 300 6 750 Pengaruh Angka kematian usia>50 meningkat Insidensi penyakit saluran pernafasan pada anak dapat terjadi Sakit pada pekerja pabrik; mempertinggi absensi kerja Baku mutu udara Memperburuk gejala bronchitis khronis Kematian dan kesakitan meningkat Kualitas paru-paru seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya yaitu: usia tinggi berat badan posisi badan bertambahnya masa-masa otot ras jenis kelamin diameter trachea merokok ritme circadian waktu/musim ketinggian (altitude) infeksi respiratoris berbagai jenis penyakit paru-paru menghendaki uji fungsi paru-paru yang berbeda pula. Uji fungsi paru-paru Uji fungsi paru-paru Kualitas fungsi paru-paru dapat dinilai atas dasar volume dan kapasitas paru-paru. Volume paru-paru dibagi atas volume paruparu statis dan dinamis, sedangkan kapasitas paru-paru merupakan dua ukuran volume paru-paru atau lebih. Modul Praktikum Higiene Industri 4 Volume paru-paru Volume paru-paru terdiri atas: Tidal Volume (TV) yaitu udara yang diinspirasi dan diekspirasikan secara normal/istirahat, yaitu + 500 ml. Volume cadangan inspirasi (IRV) yaitu tambahan volume udara yang dapat diinspirasi setelah inspirasi normal, besarnya + 3000 ml. Volume cadangan ekspirasi (ERV) yaitu udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi yang kuat setelah ekspirasi normal, volume + 1100 ml. Volume residual (RV) yaitu volume yang tersisa sesudah ekspirasi kuat besarnya + 1200 ml. Kapasitas paru-paru terdiri atas: kapasitas inspirasi (IC) yaitu besarnya tidal volume (TV) + volume cadangan inspirasi (IRV) besarnya + 3500 ml kapasitas residual fungsional (FRC) yaitu besarnya volume cadangan ekspirasi (ERV) + volume residual (RV) + 2300 ml kapasitas total paru-paru (TLC), dimana TLC = TV + IRV+ERV+RV besarnya + 58 8 ml kapasitas vital (VC) dimana VC = TV + IRV + ERV Perlu diingat bahwa baik kapasitas maupun volume paru-paru wanita diperkirakan 20-25% lebih sedikit daripada pria. Volume dinamis Volume paru-paru dinamis adalah volume paru-paru dimana kecepatan masuk-keluarnya udara ke dalam dan keluar paru-paru dianggap sebagai proses pernafasan dan diperhitungkan, sehingga dikenal istilah-istilah berikut: 1. Maksimum Voluntary Ventilation (MVV) yaitu jumlah udara ekspirasi yang didapat pada pernafasan secepat dan sedalam mungkin selama 15 detik. Udara tadi dikumpulkan dalam kantung Douglas dan volume satu menit didapat dari perkalian empat volume yang didapat. 2. Forced Vital Capacity (FVC) yaitu jumlah udara yang didapat dari ekspirasi yang secepat dan sekuat mungkin. Volume udara ini dalam keadaan normal biasanya sama dengan kapasitas vital (VC). 3. Forced Expiratory Volume (FEV) yaitu volume udara maksimum yang didapat dari ekspirasi sekuat mungkin dalam waktu satu detik pertama (FEV 1.0) setelah inspirasi penuh. FEV 1.0 ini sekaligus mengukur volume dan aliran pada detik pertama. Pada subyek normal Modul Praktikum Higiene Industri 5 biasanya parameter ini konstan untuk usia dan tinggi tertentu. Spirometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kualitas paru-paru manusia, dimana kualitas paru-paru seseorang ditentukan oleh volume/kapasitas dari paru-paru itu sendiri. Alat yang digunakan adalah spirometer, dimana jenis auto Spiro yang digunakan dalam praktikum ini adalah Auto spiro jenis 500. 3. Prosedur Pengukuran Hubungan volume dan kapasitas paru-paru Alat yang digunakan untuk mengukur kualitas paru-paru ini harus memenuhi beberapa syarat: 1. Dapat mengukur sampai 7 liter udara 2. Resistensi<1,5 cm H2O/L/detik pada kecepatan aliran 12 L/detik. 3. Kecepatan alir kertas > 3 cm/detik 4. Mempunyai keakuratan dan presisi yang tinggi. Hubungan antara volume dan kapasitas paru-paru B C F A D G E Keterangan: A = kapasitas paru-paru total (TLC) B = volume cadangan inspirasi (IRV) C = tidal volume (TV) D = volume cadangan expirasi E = volume residual (RV) F = kapasistas vital (VC) G = kapasitas residual fungsional (FRC) C+B = kapasitas inspirasi (IC) Langkah-langkah pengoperasian alat adalah sebagai berikut: 1. Panaskan alat selama 20 menit sebelum digunakan lalu kalibrasi alat spirometer ini 2. Pasang mouth piece di tempat transducer Modul Praktikum Higiene Industri 6 3. Masukkan data personal yang akan diukur kualitasnya, yaitu: jenis kelamin apakah pria atau wanita umur (Age) tinggi badan (Height cm) mode FVC (Forced Vital Capacity) 4. Tekan tombol START/STOP satu kali sehingga tampil warna merah pada tombol. 5. Pada layar akan muncul perintah EXPIRE FULLY lalu tarik nafas anda sedalam dan sekuat mungkin dan keluarkan udara tadi dengan sekuat dan secepat mungkin melalui mulut (tidak melalui hidung) sampai udara tadi betul-betul habis. 6. Tekan tombol STAR/STOP satu kali sampai nyala merah tadi hilang, lalu tekan tombol DATA/CURVE sehingga akan muncul tampilan: – FEV 1.0 : 3,32 – FVC : 3,53 - %FVC : 76,9 - FEV1.0 : 94,0 8. Lalu tekan tombol print, sehingga akan muncul data dan grafik hasil pengukuran. Pindahkan mode ini ke dalam mode VC/MVV. 9. Tekan tombol VC/MVV, lalu akan muncul perintah BREATHE QUITE (keluarkan secara perlahan-lahan). Tarik udara sedalam dan sekuat mungkin lalu keluarkan malalui mulut pada mouth piece secara perlahan-lahan sampai udara yang ada dalam paru-paru kita habis. 10. Tekan tombol START/STOP satu kali sehingga nyala merah hilang, lalu tekan tombol DATA/CURVE sehingga pada layer akan muncul data seperti: VCP : 4,59 VC : 2,08 %VC : 45,3 11. Lalu tekan tombol print untuk melihat hasil output data pengukuran tadi 12. Pengukuran uji kualitas paru-paru telah selesai setelah itu ambil mouth piece dan satu mouth piece ini hanya boleh digunakan oleh satu orang (tidak boleh untuk bergantian) sebab dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang negatif bagi kesehatan. Modul Praktikum Higiene Industri 7 MODUL PRAKTIKUM HI-2 GAS DETECTOR Modul 1: Sistematika 1. Tujuan 2. Dasar Teori 3. Prosedur pengukuran 1. Pendahuluan Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan pengukuran ini adalah untuk mendeteksi keberadaan dan konsentrasi gas-gas seperti CO, SO2, H2S, NO di dalam lingkungan. 2. Dasar Teori KARBON MONOKSIDA Dampak terhadap Kesehatan Efek terhadap kesehatan disebabkan karena CO dapat menggeser oksigen yang terikat pada hemoglobin (Hb) dan mengikat Hb menjadi karbon monoksida hemoglobin (COHb) O2Hb+CO COHb+O2 Hal ini disebabkan karena afinitas CO terhadap Hb = 210 x daripada afinitas O2 terhadap Hb. Reaksi ini mengakibatkan berkurangnya kapasitas darah untuk menyalurkan O2 kepada jaringan-jaringan tubuh. Gejala yang terasa mulai pusing-pusing, kurang dapat memperhatikan ssekitarnya, kemudian terjadsi kelainan fungsi susunan syaraf pusat, perubahan fungsi paru-paru dan jantung terjadi rasa sesak napas, pingsan pada 250 ppm dan akhirnya dapat menyebabkan kematian pada 750 ppm. Sekalipun demikian, kadar CO di dalam udara bebas jarang mencapai kadar 100 ppm, oleh karenanya jarang menyebabkan bahaya terhadap kesehatan orang yang sehat. CO akan berubahmenjadi CO2 apabila terdapat O2 yang tereksitasi dan bereasksi dengannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengghilangnya CO dari atmosfer berjalan lebih cepat daripada yang dapat dijelaskan diantaranya disebabkan terdapatnya mikroorganisme Modul Praktikum Higiene Industri 8 dalam tanah yang dapat menghilangkannya. Berbagai jenis fungi seperti Penicillium dan Aspergillusdan mungkin pila berbagai jenis bakteri dapat menghilangkan CO dari uadara. CO sebesar 120 ppm dapat dihilangkan dalam waktu tiga jam setelah kontak dengan tanah seberat 2,8 kg. SULFUR DIOKSIDA Dampak bahaya Bahaya terhadap kesehatan: iritan terhadap kulit dan selaput lendir, gangguan di saluran pernapasan. Daun-daun yang memiliki bercak putih merupakan salah satu indikasi gangguan SO2 terhadap tanaman yang terlihat jelas pada siang hari pada saat stomata sedang terbuka SO2 mudah berubah menjadi H2SO4 yang bersifat korosif dan dapat merusak gedung-gedung dan benda-benda bersejarah seperti patung. MEnghitamkan cat bangunan karena SO2 bereaksi dengan PbO membentuk PbS yang berwarna hitam sehingga bangunan tampak cepat kotor dan menaikkan cost pemeliharaan bangunan. Bahan-bahan berkaret akan rusak, retak atau terbelah-belah bila terpapar H2SO4 Sumber Secara alamiah berasal dari gunung-gunung berapi, pembuskan bahan organic oleh mikroba. Secara buatan berasal dari pembakaran bahan baker minyak, gas, dan batubara yang mengandung sulfur tinggi. Di udara SO2 akan mengalami reaksi fotokimia, teroksidasi menjadi SO3 yqng lebih iritan sebelum sampai ke permukaan bumi. Keduanya dapat bereaksi dengan air dan membentuk H2SO4 yang juga merupakan iritan yang kuat. HIDROGEN SULFIDA Dampak bahaya Modul Praktikum Higiene Industri Darah kekurangan oksigen karena CO2 tidak mau lepas Korosif terhadap metal Lebih berat dari uadara sehingga selalu ada di lapisan udara bagian bawah yang oleh karena itu dapat mencemari sumursumur air, saluran air buangan dan biasanya ditemukan bersamasama dengan gas beracun lainnya seperti metan. Dapat mengakibatkan seseorang kehinlangan kemampuannya untuk membau, sesak nafas, muntah-muntah dan pusing. 9 Sumber Secara alamiah ada di gunung-gunung berapi dan dekomposisi zat organik. Dari industri kimia, industri minyak uni, kilang minyak dan terutama gas-producing industry. 2.4 NITROGEN OKSIDA Dampak bahaya Konsentrasi 50-100 ppm efeknya dapat menimbulkan radang paru-paru bila terpapar beberapa menit saja. 150-200 ppm dapat menyebabkan pemampatan bronchioli dapat meninggal setelah 3-5 minggu. Lebih dari 500 ppm dapat mematikan setelah 2-10 hari. Sumber Dari pembakaran ternmasuk dari kendaraan bermotor yang 98% adalah NO setelah di udara berubah menjadi NO2. Cara Pengukuran Alat yang digunakan adalah Kitagawa Precision gas Detector Model APS. Gas Detector ini berfungsi untuk mengukur konsentrasi gas-gas yang merupakan gas pencemar seperti gas Karbon Monoksida, Sulfur Dioksida, hydrogen Sulfida, Nitrogen Oksida. Langkah-langkah Pengoperasian alat adalah sebagai berikut Sebelum melakukan sampling, pastikan posisi garis merah yang terdapat pada flow indicator sejajar dengan garis bagian atas pada flow indicator. Siapkan tabung gas detector (sesuai dengan gas yang akan kita ukur konsentrasinya) Patahkan kedua ujung dari tabung gas detector dengan memasukannya ke dalam alat pemotong (tip cutter) yang terdapat pada alat gas detector. Masukkan ujung dari tabung gas detector ini ke dalam lubang karet (masukkan dengan hati-hati jangan sampai tabung gas detector pecah dan sampai kita yakin bahwa tabung gas detector sudah menempel dengan baik dan kuat) Tarik dengan kuat bagian shaft (batang pemompa) sampai penuh. Untuk mengukur volume yang kita inginkan maka kita tinggal mengatur posisi dari skala volume. Untuk mengukur volume 50 ml maka kita tarik bagian shaft sampai posisi 50 lalu kita kunci bagian shaft ini dengan menyejajarkan 2 titik merah yang berada pada stopper dan yang befrada pada podidi shaft. Catatan : Volume maksimal yang dapat diukur oleh alat ini Modul Praktikum Higiene Industri 10 adalah 100 ml dengan selang volume 50 ml, jadi untuk melakukan pengukuran dengan volume diatas 100 ml (misal 200ml) maka kita tinggal menarik kembali bagian shaft sebanyak 2 kali pemompaan dengan pemompaan penuh. 3. Prosedur pengukuran Setelah pengukuran volume sampling selesai lalu biarkan alat dengan tabung gas detector selama 10 menit untuk 100 ml pengukuran sampel. Warna yang diserap oleh tabung gas detector kemudian di ukur dengan membandingkannya ke dalam standar grafik yang berbeda-beda untuk setiap jenis gas. Skema langkah pengukuran Posisikan garis merah Patahkan tabung gas Masukkan ke Lubang karet Pengaturan volume sampling yang diinginkan Tarik batang pompa 1x100 ml Biarkan (proses) sampling 10 menit untuk 100 ml Penyerapan warna oleh tabung gas Pembacaan Skala STANDAR Jika pada saat akhir pengukuran kedua garis merah mencapai level yang sama kembali pada kondisi tidak terkunci (unlocked), tarik handle, jika handle tetap pada posisinya maka itu berarti pengukuran telah selesai. Jika ternyata kembali ke posisi semula, maka langkah yang harus diambil adalah tambahan waktu 10-20 detik Cara Perawatan Alat Modul Praktikum Higiene Industri Gunakan alat ini pada suhu minimal 0 oC dan maksimal 40 oC. Jangan sampai alat ini di simpan didalam air dan jangan sampai 11 dibilas dengan larutan kimia, sebagai thinner Gunakan pelumas yang telah tersedia (vaselin) untuk melumasi bagian batang pemompa pada alat Gas Detector untuk menjaga agar alat tidak mudah rusak atau aus. Pengaruh Suhu Pada Pengukuran Beberapa macam dari tabung gas detector harus di koreksi oleh tabel pengkoreksi suhu. Tabel koreksi temperature Pengukuran di dalam grafik (ppm) 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 Modul Praktikum Higiene Industri 0oC/32oF Konsentrasi yang terukur 10oC/50oF 20oC/68oF 30oC/86oF 40oC/104o F 870 780 690 610 520 430 350 260 180 90 930 840 750 660 560 470 370 280 190 100 1060 960 850 740 640 540 430 320 220 110 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 1030 930 830 720 620 520 410 310 210 100 12 MODUL PRAKTIKUM HI-3 NOISE DOSIMETER Modul 1: Sistematika 1. Tujuan 2. Dasar Teori 3. Prosedur pengukuran 1. Pendahuluan Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan praktikum ini adalah untuk mengukur taraf kebisingan yang diterima oleh manusia. 2. Dasar Teori Bising adalah campuran dari berbagai cahaya yang tidak dikehendaki ataupun yang merusak kesehatan. Saat ini, kebisingan merupakan salah satu penyebab penyakit lingkungan yang penting. Pada tahun 70-an di Amerika Serikat, kebisingan kota bertambah dengan 1 dB per tahun dan 10 dB per decade. Penyebabnya dalah bertambahnya jalan bebas hambatan di perkotaan, peningkatan kepadatan lalu lintas udara, perubahan dari pesawat berpropeller menjadi pesawat jet, bertambahnya aktivitas konstruksi dan bertambahnya mekanisasi baik di daerah permukiman maupun di daerah perindustrian, seperti sepeda motor, pemotong rumput bermotor, dan peralatan pembersih bermotor, mesin cuci, dan peralatan rumput bermotor, dan peralatan pembersih bermotor, mesin cuci, dan peralatan masak bermotor. Semakin cepat pergerakan peralatan semakin tinggi taraf kebisingan yang ditimbulkan. Akibat dari mekanisasi dan elektrifikasi ini adalah meningkatnya jumlah penderita ketulian akibat kebisingan. Di Amerika Serikat, 20% penduduk yang terpapar bising pada 90 dB(A) menderita ketulian. Di Swedia, pada tahun 1973 didapat 5000 kasus gangguan pendengaran, dasar dari kasus ketulian tersebut, Amerika Serikat membuat peraturan perundangan yang mengatur emisi kebisingan (Noise Control Act of 1972). Permasalahan yang dihadapi adalah sumber dari kebisingan di jalan raya, udara, industri konstruksi, dan dari perumahan sendiri. Di Indonesia yang masih terus membangun, taraf kebisingan akan terus naik, terutama dari jalan raya dan dari industri. Tingkat kebisingan di Modul Praktikum Higiene Industri 13 beberapa kota besar di Indonesia di berbagai daerah kegiatan tampak pada tabel. Tabel ini memperlihatkan bahwa batas maksimum yang diperbolehkan untuk semua kegiatan lahan praktis pernah dilampaui, terutama untuk daerah transportasi. Dengan ini dapat diharapkan bahwa pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat pun akan bertambah banyak di kemudian hari, karena taraf pembangunan akan meningkat terusmenerus, kecuali ada usaha untuk mengendalikannya. Khususnya bagi industri, dimana tenaga produktif bekerja, kebisingan tidak boleh menimbulkan cacat yang dapat mengurangi produktivitas Negara apalagi, karena lingkungan kerja itu dirancang dan diberlakukan oleh manusia, sehingga apabila terjadi cacat, maka manusia sendirilah yang merancang ruang kerja. Kisaran hasil pengukuran tingkat kebisingan menurut peruntukan di beberapa kota besar di Indonesia. Peruntukan dB max Jakarta Bogor Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Denpasar Medan Palembang Banjarmasin Ujungpandang Pontianak Cirebon Manado Balikpapan A 80 dB A 62-82 70-80 69-83 58-80 52-66 68-88 70-83 70-85 60-82 55-76 60-65 66-75 75-78 75-78 75-82 B 70 dB A 60-88 55-84 72-78 65-80 77-83 64-84 55-80 60-85 70-80 70-75 72-80 60-70 74-78 75-82 C 50 dB A 56-78 50-82 42-45 55-70 55-70 50-83 55-80 50-75 49-60 50-76 40-75 50-65 54-60 52-55 65-75 D 70 dB A 58-78 58-72 57-62 50-70 38-60 53 52-70 51-82 60-75 50-80 60-74 58-65 65-75 65-75 60-62 E 70 dB A 50-72 52-58 58-80 55-65 55-70 51-65 58-66 50-57 58-70 - Keterangan: A= daerah perdagangan B= daerah transportasi C= daerah permukiman D= daerah industri E= daerah rekreasi Suara dan Kebisingan Suara mengacu kepada variasi tenan yang begitu cepat, yang meningkat dan menurun secara bergantian terhadap tekanan atmosfer normal, yang diakibatkan oleh objek yang bergetar, juga merupakan fenomena yang dialami ketika pressure semacam itu mempengaruhi pendengaran. Telinga manusia tidak dapat merespon secara sama frekuensi yang berbeda-beda. Dari sana kita dapatkan bahwa bising-bising itu mempunyai Modul Praktikum Higiene Industri 14 tingkat tekanan suara total yang sama yang mungkin tidak sama kerasnya, dikarenakan adanya perbedaan kandungan frekuensi yang berkontribusi terhadap tingkat tekanan suara total. Pengaruh Bising Kebisingan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran, kebuntuan komunikasi, gangguan dan kerugian lain. Kehilangan pendengaran mungkin terjadi sementara ataupun juga permanent tergantung pada panjang dan bobot exposure. Kehilangan pendengaran sementara, juga disebut kelelahan pendengaran, merupakan kehilangan yang dapat dipulihkan setelah beberapa waktu setelah terpapar kebisingan. Kehilangan pendengaran semacam itu terjadi setelah terpapar beberapa menit hingga kebisingan yang cukup tinggi. Pemaparan yang lebih lama (berbulan-bulan atau bertahun-tahun) pada bising yang sama hanya memungkinkan pemulihan kehilangan pendengaran secara parsial, sedangkan kehilangan pendengaran yang masih tersisa menjadi indikasi gangguan pendengaran permanen. Kehilangan pendengaran di atas cenderung untuk sama dengan berkurangnya daya mendengar akibat bertambahnya usia. Kebisingan yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan gangguan pendengaran masih akan dapat mengganggu komunikasi dan suara yang ingin kita dengar. Tipe Ruangan Kantor kecil Ruang konferensi untuk 20 orang Ruang konferensi untuk 50 orang Bioskop Ruangan pentas (500 kursi) Aula konser Kantor sekretaris Rumah Aula pertemuan Ruang sekolah Tingkat gangguan pembicaraan maksimum yang masih diperbolehkan (diukur ketika ruangan tidak digunakan) 40 dB 30 dB 25 dB 30 dB 25 dB 20 dB 55 dB 25 dB 25 dB 25 dB Tingkat gangguan pembicaraan juga dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kenyamanan penggunaan telepon. Tingkat Gangguan Pembicaraan Tingkat gangguan pembicaraan Penggunaan telepon Kurang dari 60 dB 60-75 dB Di atas 75 dB Memuaskan Sulit Tidak mungkin Modul Praktikum Higiene Industri 15 Ketulian terbagi menjadi ketulian konduktif, perseptif, dan fungsional. Ketulian konduktif adalah adanya gangguan luar yang mencapai telinga, tetapi tidak mencapai organ yang lebih dalam dan dapat dikoreksi/dipulihkan. Ketulian reseptif adalah ketulian yang melibatkan gangguan organ dalam pendengaran. Ketulian fungsional tidak berhubungan dengan kerusakan organ, tetapi lebih merupkana tidak berfungsinya pendengaran secara penuh walaupun tidak ditemukan adanya kerusakan pada mekanisme pendengaran. Hal yang sangat penting untuk dapat mengukur dan mengevaluasi masalah-masalah kebisingan. Permasalahan kehilangan pendengaran pada pekerja akibat terpapar oleh kebisingan yang berlebihan, gangguan dari bising dalam gedung atau lingkungan masyarakat, kepatuhan akan batasan-batasan kebisingan yang harus diterapkan, atau persyaratan untuk bising latar belakang yang rendah untuk pengetesan audiometric. Total tingkat tekanan suara meliputi distribusi tekanan atau energi suara terhadap frekuensi, dan distribusi tekanan atau energi suara terhadap waktu. Tipe-tipe peralatan Alat yang akan nantinya digunakan akan tergantung dari tipe bising yang ditemukan dan tujuan pengukurannya. Sound Survey meter Alat yang dapat digunakan untuk melihat gambaran secara cepat mengenai kondisi kebisingan dari suatu area yang cukup luas ataupun untuk berbagai lokasi. Sound level meter Merupakan alat dasar yang digunakan untuk pengukuran kebisingan. Terdiri dari mikrofon dan sirkuit elektronik termasuk attnuator dan amplifier. 3 jaringan respon frekuensi, dan indicating meter. SLM tersedia (mencakup daerah layanan 20-180 dB. SLM yang lebih baru dilengkapi oleh sebuah amplifier dengan respon frekuensi datar dari 20 hingga 20.000 cps, dan respon keseluruhan tergantung pada mikrofon yang digunakan. Tiga jaringan respon, A, B, dan C tercakup. Tujuan dari ini semua dalah untuk memberikan nilai untuk evaluasi yang sesuai dari tingkat kebisingan total. Respon manusia terhadap suara bervariasi dalam frekuensi dan intensitasnya. Telinga paling sensitive terhadap frekuensi rendah dan tinggi pada intensitas suara yang rendah. Di lain pihak, pada tingkat suara yang tinggi, perbedaan respon manusisa pada berbagai frekuensi relative (lebih) kurang. Mikrofon adalah bagian yang jauh lebih penting dalam peralatan, karena Modul Praktikum Higiene Industri 16 kualitas dari hasil akhir tidak dapat lebih baik daripada signal yang dihasilkan oleh mikrofon. Fungsi dari mikrofon adalah untuk mendapatkan energi suara dan mengubahnya menjadi energi listrik. Noise analyzer Ketika suara yang diukur cukup kompleks, yaitu terdiri dari sejumlah nada, atau spectrum menerus, nilai tunggal dicapai dari SLM pembacaannya sering tidak memadai untuk keperluan analitik. Mungkin perlu ditentukan distribusi tekanan suara berdasarkan frekuensi. Dosimeter Ada 3 tipe noise dosimeter. Dosimeter didesain untuk mengindikasikan dosis kebisingan total selama interval waktu tertentu. Masing-masing (tipe) melakukan pendekatan yang berbeda. Satu mengukur jumlah energi suara total yang kepadanya seorang pekerja ter-expose selama suatu hari kerja, tipe lainnya mengukur jumlah waktu dimana tingkat dB tertentu dilebihkan, dan tipe yang ketiga mengukur tingkat dimana energi suara mengenai seseorang yang terpapar selama jangka waktu pendek yang dipilih. Hubungan antara pembacaan dosimeter ini dengan kehilangan pendengaran agaknya kurang. Pembacaan tersebut tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi risiko kerusakan pada pendengaran dari situasi pemaparan bising yang bervariasi pada saat seperti sekarang ini. Audiometer Kehilangan pendengaran dapat diukur oleh audiometer nada murni yang menggambarkan tingkat intensitas ambang untuk mendengar suara frekuensi yang berbeda relative terhadap nilai intensitas yang menggambarkan pendengaran rata-rata dari populasi pendengar normal. Audiometric konduksi udara nada murni adalah umum digunakan dalam pengetesan pendengaran. Pengukuran lapangan Walaupun alat yang digunakan dalah peralatan elektronik dan tampaknya sederhana adalam mengoperasikannya, tetapi harus hatai-hati dan cobalah untuk mendetksi kesalahan dalam pengoperasian alat dan pengaruh dari lingkungan. Cara yang paling sederhana untuk mengetahui tingkat kebisingan dalam suatu area tertentu untuk evaluasi singakt dan penentuan dimana saja studi yang lebih detail perlu dilakukan, dapat ditempuh melalui penggunaan sound survey meter atau sound level meter. Kalibrasi perlu dilakukan sebelum peralatan ditempatkan pada area yang latar belakang kebisingannya, dengan kalibrator di tempat, adalah 10 dB lebih rendah daripada signal kalibrator. Modul Praktikum Higiene Industri 17 Pembacaan dilakukan dengan dan tanpa kabel yang dihubungkan pada alat. Untuk pembacaan dengan keabel yang terhubungkan, koreksi perlu dilakukan pada saat setelah temperature mikrofon sama dengan temperature ruangan dimana pengukuran dilakukan. Koreksinya adalah merupakan fungsi dari temperature ambient mikrofon, dan bukan merupakan fungsi dari frekuensi Seleksi lokasi sampling Setelah alat diperiksa dan siap beroperasi secara memuaskan, langkah berikutnya adalah penentuan lokasi sampling. Ini tergantung dari tujuan pengukurannya. Jika ini adalah survey awal untuk melihat kebisingan yang ada, yang kemudian jumlah pengukuran yang banyak diambil dengan seluruh area, dengan perhatian terutama pada sumber-sumber kebisingan. Jika pengukuran pada individual, maka mikrofon harus ditempatkan sedekat mungkin tanpa mengganggu kegiatan pekerjaan. Pengukuran dengan SLM sangat baik dilakukan di area untuk mengetahui apakah SPLnya relative seragam, dan apakah pengukuran yang sedang dilakukan mewakili pemaparan individu. Pendengaran mampu merespon tanpa kesulitan pada range pressure yang jelas (remarkable). Sebuah tekanan suara yang besarnya sejuta kali dari suara terlemah yang bisa didengar bisa ditolerir sebelum ketidaknyamanan atau gejala sakit mulai terjadi. Untuk menghitung tingkat tekanan suara maka digunakan sistem decibel. Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung tingkat tekanan suara (SPL) adalah: dB= 20log10P1/P0 P1 = tekanan suara yang diukur P0 = tekanan acuan (biasanya dalam Higiene Industri: 0,0002 kynes/cm2). Harga tersebut berhubungan dengan suara terlemah yang telinga dapat deteksi menurut kondisi pendengaran yang paling ideal. Pengukuran SPL harus selalu melibatkan nilai (tekanan) acuan yang digunakan. Nilai tekanan suara dan decibel untuk beberapa contoh suara sehari-hari Sound pressure (microbars) 0.0002 0.00063 0.002 0.0063 0.002 0.063 0.2 0.63 1.0 2.0 6.3 20 63 200 Modul Praktikum Higiene Industri Sound pressure level (dB) 0 10 20 30 40 50 60 70 74 80 90 100 110 120 Contoh Ambang pendengaran Perumahan Pembicaraan/percakapan Kereta api bawah tanah Mesin tenun di pabrik tekstil Mesin pemotong kayu 18 2000 140 Pesawat jet Karena skala decibel adalah logaritmik, nilai decibel tidak dapat ditambahkan begitu saja. Jika nilai-nilai dari 2 suara yang diukur secara terpisah diketahui, maka perkiraan tingkat tekanan suara yang dihasilkan dari penggabungan mereka dicapai melalui informasi dari tabel berikut ini: Tabel perbedaan level dalam dB Perbedaan level dalam dB 0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 14 16 Jumlah dB yang ditambahkan kepada level yang tertinggi 3 2.6 2.1 1.8 1.5 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.3 0.2 0.1 Untuk suatu tujuan pengendalian bising yang merupakan bagian dari survey yang dilakukan, pengukuran dibuat untuk menentukan total output bising dari sumber. Pengukuran pada satu titik menghasikan informasi tentang titik itu saja dan dalam lingkungannya. Untuk menentukan bagaimana suatu sumber itu berbeda dalam lingkungan lainnya, karakter kekuatan bising harus ditentukan. Sejumlah pengukuran harus dibuat dalam pola pengukuran tertentu tentang sumber dan pada jarak tertentu dari sumber. 3. Prosedur pengukuran Prosedur Pengukuran Beberapa langkah penting dalam melakukan pengukuran: Siapkan peralatan yang digunakan Koreksi terhadap penggunaan kabel, temperature. Waktu dan tanggal pengukuran serta nama pelaksana Deskripsi ruangan pengukuran seperti: dimensi dan kondisi langitlangit, tembok, lantai, dan lokasi jendela dan pintu. Deskripsi sumber bising yang di-tes (primary noise source). Ini mencakup deskripsi mesin, kecepatannya, dan tingkat powernya. Deskripsi sumber bising kedua termasuk lokasi dan tipe operasi. Alat pengendali termasuk tipe dan efektivitas pelindung telinga. Tingkat band-nya untuk masing-masing posisi mikrofon Kecepatan alat dan weighting network yang digunakan Posisi mikrofon dan arah suara terhadap mikrofon, dan bagaimana penurunan sound level terhadpa jarak. Modul Praktikum Higiene Industri 19 Pola waktu dari bising, apakah menerus, intermittent, atau impact Personil yang ter-expose, langsung atau tidak langsung. Jenis alat: Q-100 noise dosimeter pastikan baterai 9 volt telah terpasang pada alat hubungkan microphone sensor pada alat tekan tombol ON/OFF terus menerus (jangan dilepas) untuk menghidupkan alat sampai muncul mode lnl -0 sampai lnl -1 sehingga semua mode dapat terlihat dalam display. kemudian kalibrasi alat di 114,0 dB dengan kalibrator Q-100 Noise dosimeter dengan cara menekan select V dan Reset ^ secara bersamaan sehingga akan muncul CAL pada display yang jika gagal maka akan ditampilkan FAIL yang berarti kalibrasi harus diulang. kemudian tekan tombol ^ untuk mengubah-ubah mode pengukuran seperti DOSE, DOSE 8, LAVG, SPL, MAX, SEL TWA. untuk menghapus data pengukuran sebelumnya, maka tekan tombol RESET secara bersamaan terus menerus sampai muncul tampilan ress-5-ress-1. untuk mematikan alat maka tekan tombol ON/OFF secara terusmenerus sehingga akan muncul tampilan OFF 5 – OFF 1. Langkah-langkah pengoperasian alat Noise Dosimeter cel-281 pastikan batere 6 volt telah terpasang pada alat. Ganti batere jika kekuatannya sudah mendekati 4,2 volt atau dengan indikasi LOW BAT yang akan ditampilkan oleh display. Untuk mengecek kekuatan batere maka tekan tombol STOP BATT CAL satu kali maka kekuatan batere akan ditunjukkan pada display. tekan tombol ON/OFF maka tunggu sampai tampilan CAL pada layer berhenti yang akan memakan waktu selama 20 detik. lalu kalibrasi alat dengan menggunakan kalibrator cel 284 di 114,0 dB 1 kHz. Cara melakukan kalibrasi Masukkan mikrofon yang menempel pada alat ke dalam lubang kalibrator, lalu tekan tombol ON/OFF pada kalibrator dalam posisi ON, lalu tekan secara bersamaan tombol STOP BATT CAL + ↓ dan tunggu sampai angka 114,0 dB ditampilkan pada layar. Jika nilai yang ditunjukkan kurang atau lebih dari 114,0 dB, maka gunakan tombol ↑ atau ↓ untuk mendapatkan nilai 114,0 dB. Setelah kalibrasi selesai, matikan kalibrator dengan menekan tombol ON/OFF pada Posisi OFF. Lalu tekan tombol RUN PAUSE untuk keluar dari mode kalibrasi. Modul Praktikum Higiene Industri 20 MODUL PRAKTIKUM HI-4 RADIOMETER Modul 4: Sistematika 1. Tujuan 2. Dasar Teori 3. Prosedur pengukuran 1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan pengukuran ini yaitu untuk mengukur emisi yang dipancarkan oleh sinar UV yang sampai ke permukaan bumi. 2. Dasar Teori Dasar Teori Secara alamiah di dalam troposfir terdapat sinar ultra violet (UV), tetapi tidak dalam jumlah yang besar. Dengan rusaknya lapisan ozon, maka lebih banyak sinar UV dapat memasuki troposfir. Dalam jumlah kecil, sinar ini baik bagi tubuh karena dapat membantu pembentukan vitamin D. Efek UV terhadap kesehatan tergantung pada spektrumnya: spectrum elektromagnetik antara 4.000-3.000 A disebut sinar hitam, radiasinya dapat meningkatkan jumlah pigmen pada kulit. UV panjang gelombang 3.200-2.800 A disebut daerah erythema, yakni dapat membuat kulit menjadi merah. Pada dosis kecil, UV daerah ini tidak terlalu berpengaruh, tetapi bila dosis besar, maka kulit dapat terbakar dan kulit akan melepuh. UV daerah ini juga dapat membuat kornea menjadi sakit. Mata terasa seolah ada pasir di dalamnya. UV dengan panjang gelombang antara 2.800-2.200 A bersifat bakterisidal, dan sering digunakan untuk desinfeksi air maupun udara. UV berpanjang gelombang antara 2.200-1.700 A adalah yang paling efisien membentuk ozon. Efek khronis penyinaran dengan UV adalah terbentuknya kanker kulit. Modul Praktikum Higiene Industri 21 3. Prosedur pengukuran Prosedur Pengukuran Jenis alat: Radiometer uvx Bagian-bagian alat: probe sensor attenuator 1. UVX-25 dengan panjang gelombang 254 nm 2. UVX-31 dengan panjang gelombang 310 nm 3. UVX-36 dengan panjang gelombang 365 nm tombol ON/OFF Tombol HOLD/RUN 3 skala pengukuran 1. 0 – 1999.9 mikro W/cm2 2. 0 – 1999 mikro W/cm2 3. 0 – 19.99 mW/cm2 Cara operasi alat pastikan batere 9 volt telah terpasang pada alat Hubungkan sensor ke bagian alat. kalibrasi dahulu alat Radiometer ini dengan cara: Tutup lubang sensor dengan jari tangan, tempatkan tombol HOLD/RUN di posisi RUN. Simpan posisi skala pengukuran di posisi skala yang tengah, yaitu 0-1999 mikroW/cm2. Kemudian hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke dalam posisi ON. Hasil yang terukur harus menunjukkan hasil 0.00 yang akan ditampilkan pada display. Catatan: jika pembacaan tidak menunjukkan hasil 0.00 maka putar bagian transistor yang terdapat di kiri pinggir bawah alat dengan obeng kecil sampai hasil pembacaan menunjukkan hasil 0.00 Untuk mengukur sinar UV, arahkan bagian sensor yang ditutupi dengan bagian lempeng hitam kearah datangnya sinar secara langsung (tidak terhalangi oleh objek apapun). lalu tempatkan tombol HOLD/RUN pada posisi RUN. Letakkan tombol skala di bagian yang paling besar daya kemampuan ukurnya (-019,99mW/cm2). Kemudian hidupkan alat dengan menekan tobol ON/OFF ke dalam posisi ON. Hasil pengukuran akan segera ditunjukkan oleh alat pada display layar. Catatan: jika hasil pengukuran terlalu besar atau terlalu kecil yang menyebabkan alat tidak dapat membaca hasil pengukuran, maka ubahlah posisi skala pengukuran sampai sinar UV yang kita ukur terbaca hasilnya pada display. Modul Praktikum Higiene Industri 22 Prosedur pengukuran Range pengukuran: 0,1 – 10 ppm Langkah-langkah pengukuran: pastikan bahwa baterai telah terisi penuh sehingga mampu untuk melakukan pengukuran pindahkan tombol ke dalam posisi ON (BATT) untuk menjalankan alat. untuk posisi pengukuran, alat harus ditempatkan dengan posisi sensor menghadap ke atas (berdiri tegak) dan jangan sampai bagian blower dari alat tertutupi oleh tangan kita. kemudian baca hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh display layer untuk mematikan alat maka pindahkan tombol ke dalam posisi charge Catatan: baterai akan habis jika telah digunakan selama 2 jam pengukuran yang terus-menerus. Untuk mengisi baterai kembali maka isi dengan menggunakan charge baterai (110 volt) yang telah tersedia. Modul Praktikum Higiene Industri 23 MODUL PRAKTIKUM HI-5 GEIGER COUNTER Modul 5: Sistematika 1. Tujuan 2. Dasar Teori 3. Prosedur pengukuran 1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan percobaan ini yaitu untuk mendeteksi/mengukur tingkat radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktrif. 2. Dasar Teori Pemanfaatan material radioaktif termasuk sinar-sinar radioaktif semakin banyak, baik untuk diagnosa dan terapi, penelitian, untuk energi alternatif, maupun di dalam proses industri. Material sedemikian akan memancarkan sinar-sinar radioaktif atau sinar pengion yang dpat mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan. Sumber-sumber zat-zat radioaktif secara alamiah selain sinar cosmos, adalah pertambangan zat-zat radioaktif. Sumber buatan zat radioaktif termasuk buangan reactor nuklir, sisa-sisa pembakaran batubara dan minyak bumi (dalam jumlah kecil), detonasi bom nuklir, serta kebocorankebocoran reactor nuklir. Sumber buatan juga berasal dari peralatan Roentgen yang memancarkan sinar X/Roentgen, reaktor nuklir, bom atom, dan seterusnya. Isotop radioaktif digunakan di berbagai industri, di bidang pertanian, kedokteran, dan penelitan. Beberapa prinsip dasar dan istilah yang digunakan dalam lingkungan kegiatan radioaktivitas perlu dipahami. Yang dimaksud dengan radioaktivitas adalah suatu proses dimana mineral yang mempunyai nucleus atau inti yang tidak stabil mengalami disintegrasi spontan dengan melepaskan energi. Proses ini disebut sebagai decay/paruh/luruh. Proses disintegrasi tadi disertai atau ditandai oleh adanya emisi radiasi seperti partikel alpha, betha, dan sinar gamma. Efek kesehatan radioaktivitas dapat dipelajari dari experiment alam yang terlanjur terjadi sewaktu perang dunia kedua, yaitu dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Mereka yang tidak mati terbakar, Modul Praktikum Higiene Industri 24 kebanyakan menderita kanker darah (leukemia), termasuk bayi-bayi yang saat itu masih berada di dalam kandungan. Selain itu didapat banyak anak lahir cacat, keguguran, katarak karena radiasi, tumor kelenjar ludah, dan lain-lain penyakit radiasi (radiation sickness). Kelainan karena zat radioaktif dalam dosis rendah ditemukan di antara mereka yang mendapat pemaparan karena kerja, atau pemaparan diagnostic, ataupun terapi. 3. Prosedur pengukuran Prosedur pengukuran Jenis alat: radiation alert monitor 4 Bagian-Bagian Alat - bagian pengaturan skala pengukuran dan pemeriksaan batere - bagian tombol ON/OFF/AUDIO - beeper (audio output) - lampu indicator - display untuk tampilan pembacaan skala - sensor Cara Pengukuran 1. tempatkan bagian skala pada posisi pertama bagian dari skala (X1), jika jarum penunjuk skala tidak bergerak maka pindahkan ke bagian skala yang lebih tinggi yaitu X10, X100. 2. Tempatkan tombol ON/OFF pada posisi ON atau AUDIO untuk kelengkapan deteksi suara. 3. tempatkan sensor alat pada lokasi yang akan dideteksi. 4. baca hasil pengukuran yang akan ditunjukkan oleh skala pada satuan cpm Modul Praktikum Higiene Industri 25 MODUL PRAKTIKUM HI-6 OZON METER Modul 6: Konsep dasar Sistematika 1. Tujuan 2. Dasar Teori 1. Tujuan Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi/mengukur keberadaan ozon di lingkungan. 2. Dasar Teori Dasar Teori Ozon adalah gas yang tidak stabil, berwarna biru, mudah mengoksidasi, dan bersifat iritan yang kuat terhadap saluran pernapasan. Ozon didapat secara alamiah di dalam stratosfir dan sebagian kecil di dalam troposfir, juga merupakan konstituen dari smog (smoke dan fog). Secara artificial ozon didapat dari berbagai sumber seperti peralatan listrik bervoltase tinggi, peralatan sinar Roentgen, dan spektrograf. Karena ozon bersifat bakterisidal, maka ozon seringkali sengaja dibuat untuk dipakai sebagai desinfektan. Efek kesehatan yang dapat timbul karena ozon terutama disebabkan karena ozon bereaksi dengan segala zat organik yang dilaluinya. Ozon dapat memasuki saluran pernafasan lebih dalam daripada SO2. Ozon akan mematikan sel-sel makrofag, mengstimulir penebalan dinding arteri paruparu, dan apabila pemaparan terhadap ozon sudah berjalan cukup lama, maka dapat terjadi kerusakan paru-paru yang disebut emphysema dan sebagai akibatnya jantung kanan dapat melemah. Emphysema disebabkan karena dinding alveoli tidak elastis lagi sehingga tidak dapat mengembang, tidak dapat berfungsi dalam pertukaran gas, dan lama kelamaan akan terjadi sobekan-sobekan pada dinding alveoli. Selain itu, ozon juga dianggap dapat menyebabkan depresi pusat pernafasan, sehingga pengaturan ventilasi paru-paru dapat terganggu. Modul Praktikum Higiene Industri 26 MODUL PRAKTIKUM HI-7 SLING PSYCHROMETER Modul 7: Konsep dasar Sistematika 1. Tujuan 2. Dasar Teori 3. Cara pengukuran 1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan praktikum ini adalah untuk mengukur tingkat kelembaban udara yang terdapat di lingkungan. 2. Dasar Teori Atmosfir adalah lingkungan udara yang meliputi planet bumi ini. Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan yang terbentuk karena adanya interaksi antara sinar-sinar matahari, gaya tarik bumi, rotasi bumi dan permukaan bumi. Batasan-batasan lapisan atmosfer ini bervariasi, tergantung dari iklim dan keadaan cuaca, tetapi setiap lapisan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Daerah troposfer ditandai oleh temperatur yang semakin rendah apabila ketinggian bertambah, hal ini karena jaraknya yang semakin jauh daripermukaan bumi sehingga panas yang diradiasikan bumi semakin berkurang. Pada saat sekarang ini zat-zat penyebab efek rumah kaca seperti CO2, CFC, CH3, NO, perfluoro karbon dan karbon tetra fluoride semakin meningkat jumlahnya, sehingga diperkirakan temperatur troposfer akan meningkat 1,5 o C dalam seratus tahun mendatang. Kenaikan temperature ini akan disertai dengan perubahan pada cuaca, curah hujan, banjir di daerah pesisir karena naiknya permukaan laut yang disebabkan karena mulai mencarinya es di kutub. Temperature udara lapisan selanjutnya semakin meningkat dengan meningginya altitude. Pada lapisan stratosfir ini kadar ozon dapat mencapai 10 volum ppm, dimana ozon ini dapat mengabsorpsi sebagian besar sinar ultra violet dan secara tidak lengsung mengubahnya menjadi panas. Efek pemanasan global yang terjadi saat ini mengakibatkan lapisan ozon semakin tipis, tentu saja hal ini semakin memperbanyak sinar UV yang sampai ke permukaan bumi dan mengakibatkan suhu di bumi ini semakin Modul Praktikum Higiene Industri 27 terasa panas. Dengan meningkatnya suhu di bumin ini tentu saja akan berpengaruh pada kehidupan mahluk hidup terutama pada kesehatan manusia, salah satu akibatknya yaitu iritas pada kulit. Hal ini tentu sangat merugikan bagi manusia sebab akan mengganggu pada aktivitas seharihari. Kelembaban udara di suatu tempat tergantung dari ketinggian, curah hujan, tekanan atmosfer. 3. Cara pengukuran CARA PENGUKURAN Sling Psychrometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara, dimana untuk jenis alat ini hanya mampu mengukur dari suhu -5 – 50 c (30-100 f) atau 10% - 100% Rh (relative humidity). Sebelum digunakan pastikan bahwa kain sumbu (WICK) harus basah (jenuh) dengan air. Penuhi tutup dengan air lalu kuatkan penutup sampai cukup untuk mencegah kebocoran. Langkah-langkah pengoperasian alat: 1. Pastikan bahwa kain sumbu (WICK) di ujung thermometer telah basah. Pastikan pula bahwa bagian thermometer yang lain kering. 2. tarik batang luar alat sehingga alat dapat berputar 3. pegang batang alat lalu putar dengan periode 2-3 putaran per detik (120-180 rpm) 4. lanjutkan pemutaran sampai suhu stabil (1-1,5 menit) 5. Segera baca skala suhu yang ditunjukkan di ujung thermometer basah dan baca pula skala di ujung thermometer kering. 6. Masukan badan tgermometer basah dan kering ke dalam bagian skala batang alat sesuai dengan pembacaan, lalu atur skala dari hasil pengukuran dengan patokan skala yang di atas (skala yang terdapat di batang alat). Misalnya suhu pembacaan di skala thermometer kering 30 C dan thermometer basah 20 c, maka simpan posisi skala 30 c (skala di bagian badan alat) di posisi 20 c (skala yang ada di bagian batang alat sebelah atas) maka akan kita dapatkan hasil pengukuran dari kelembaban relative yang ditunjukkan oleh anak panah (skala di bagian badan alat) kearah skala % RH (skala yang ada di bagian batang alat sebelah bawah). 7. Baca 5 Rh (kadar kelembaban relative) dengan indikasi yang ditunjukkan oleh ujung panah di atas skala bawah, sehingga kita dapatkan % RH sebesar 40%. Catatan: pembacaan pada temperature basah dan temperature kering harus dibaca secepat mungkin sebab melama-lamakan pembacaan dapat memperbesar kesalahan. Cara perawatan 1. Sumbu kain (WICK) harus selalu bersih, dan jika kotor pisahkan sumbu kain (WICK) dengan ujung temperature basah dan tarik Modul Praktikum Higiene Industri 28 bagian tutup sampai habis dan geser ujung dari ujung thermometer basah. jauhkan alat dari kontak langsung dengan sinar matahari atau panas yang berlebihan dalam periode waktu yang lama sebab hal ini akan mengakibatkan kerusakan pada alat thermometer. Modul Praktikum Higiene Industri 29 MODUL PRAKTIKUM HI-8 LUX/LIGHT METER Modul 8: Konsep dasar Sistematika 1. Tujuan 2. Dasar teori 3. Cara pengukuran 1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan percobaan ini yaitu untuk mengukur tingkat cahaya. 2. Dasar Teori Terdapat beberapa macam radiasi sinar dari spectrum energi elektromagnetik. Radiasi dari sumber elektromagentik berbeda dalam frekuensi, panjang gelombang, tingkat energi, tingkat respon mata manusia, dan efeknya terhadap tubuh manusia. Pemaparan terhadap beberapa radiasi mungkin berbahaya kepada manusia tergantung intensitas dan durasi. Iluminasi adalah faktor yang sangat penting dalam lingkungan industri. Kurangnya iluminasi akan menyebabkan mata lelah, yang berakibat pada turunnya produktivitas kerja serta berpengaruh pula pada tingkat kecelakaan. Tujuan akhir dari penerangan yang baik adalah untuk menjamin visibilitas yang memadai dalam melaksanakan pekerjaan dan pada tingkat kenyamanan mata yang memuaskan. Penerangan yang baik bukan berarti perlindungan terhadap mata. Tidak ada hubungan kausatif antara penerangan, baik dalam kualitas maupun kuantitas, dan berbagai gangguan penglihatan. Terdapat 4 karakteristik atau faktor yang mendasar dalam menentukan kuantitas penerangan untuk pekerja/manusia dalam memberikan kenyamanan terhadap lingkungan tempat bekerja di samping tingkat kecerahan dan kondisi yang baik dari mata pekerja itu sendiri yaitu: ukuran objek yang dipandang waktu yang tersedia untuk menjalankan tugas tingkat ke-kontras-an cahaya Modul Praktikum Higiene Industri 30 3. Cara pengukuran tingkat terang cahaya dimana objek-objek mendapat penerangan. Cara pengukuran Jenis alat: LX-101 Bagian-bagian alat: tombol ON/OFF Skala pengukuran display layer sensor Prosedur pengerjaan tempatkan tombol ON/OFF dala posisi ON tempatkan skala pembacaan dari daerah skala yang terbesar posisikan sensor pada lokasi yang akan diukur tingkat cahayanya baca hasil pengukuran yang akan langsung ditampilkan oleh display Jenis alat: light meter tipe 217 Bagian-bagian alat lempeng difusi hitam sensor penerima cahaya 3 daerah skala pengukuran 1. 10-50 FC dengan akurasi 10-20 FC + 15% dan 20-50 FC + 10% 2. 50-250 FC dengan akurasi 50-100 FC + 15% dan 100-250 FC+ 10% 3. 250-1000 FC dengan akurasi + 15% Prosedur pengoperasian simpan alat dengan tegak di daerah yang akan diukur tingkat cahayanya dan pastikan permukaan sensor tidak terhalangi oleh objek apapun. hidupkan alat dengan cara membuka bagian hitam lempeng yang berada di atas sensor alat untuk pengukuran maka posisikan skala daerah pengukuran di posisi skala tertinggi yaitu 200-1000 FC (foot candle) lalu baca jarum penunjuk skala yang akan langsung menunjukkan hasil pengukuran tingkat cahaya jika di posisi skala tadi tingkat cahaya tidak terukur maka pindahkan posisi skala ke posisi yang lebih kecil yaitu di skala 50-250 FC dan jika pada posisi ini pun tingkat cahaya tidak terukur maka pindahkan ke posisi skala yang paling terkecil yaitu di 10-50 FC Modul Praktikum Higiene Industri 31