11.-Modul

advertisement
Modul Praktikum Higiene Industri
1
MODUL PRAKTIKUM HI-0
HIGIENE INDUSTRI
PENDAHULUAN
Modul 1:
Sistematika
Latar Belakang
Latar Belakang
Adanya ancaman-ancaman zat-zat dan kondisi lingkungan yang
berbahaya perlu mendapat perhatian khusus untuk melindungi dan
mencegah pekerja dari dampak buruk yang dapat ditimbulkan. Di
samping hal tersebut di atas, keamanan dan kenyamanan pekerja
dalam melaksanakan tugasnya dapat mempengaruhi tingkat
produktivitas kerja. Kondisi dalam ingkungan yang merugikan
kesehatan pekerja dapat menyebabkan mereka kehilangan waktu
untuk bekerja sebagaimana mestinya atau paling tidak kurang dari
kadar efisiensi kerjanya secara penuh.
Tekanan dari faktor-faktor lingkungan merupakan pengaruh faktor
eksternal yang dirasakan pada suatui ndividu. Jika tekanan
tersebut meningkat secara berlebihan di atas batas yang tidak dapat
diterima oleh individu, maka kinerja dan produktivitasnya akan
menurun.
Pengendalian (Control) diarahkan untuk mengurangi tekanan
lingkungan hinga pada suatu nilai yang dapat ditoleransi oleh
pekerja tanpa mengufrangi produktivitas maupun kondisi
kesehatannya. Pengukuran dan evaluasi kuantitatif dari tekanan
lingkungan merupakan hal yang penting yang dapat digunakan
sebagai alat untukmemelihara kesehatan dan ondisi yang baik bagi
pekerja.
Kegiatan praktikum ikni bertujuan sebagai sarana pendukung
kegiatan perkuliahan, untuk mengarahkan kepada suatu bentuk
pemahaman secara menyeluruh terhadap kondisi yang terjadi di
lapangan hingga pada akhirnya nanti diharapkan peserta dapat
mengindentifikasi, mengevaluasi serta memberikan masukan
dalam pengendalian (Controlling) faktor-faktor lingkungan yang
mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja.
Modul Praktikum Higiene Industri
2
MODUL PRAKTIKUM HI-1
VITALOGRAPH
SPYROMETER
Modul 1:
Sistematika
1. Tujuan
2. Dasar Teori
3. Prosedur Pengukuran
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan praktikum ini untuk
mengukur tingkat kualitas fungsi paru-paru seseorang.
2. Dasar Teori
Paru-paru merupakan sistem pernafasan yang terdiri atas rongga
hidung, nasopharynx, oropharynx, larynx, trachea, bronchi,
bronchiolus, ductus alveolaris dan alveoli. Paru-paru dapat
berfungsi sebagai alat respirasi apabila dapat terjadi pergerakan
yang memperbesar dan mengempiskan rongga dada.




Fungsi pernafasan paru-paru dapat dibagi menjadi tiga bagian:
fungsi ventilasi
fungsi pertukaran gas
perfusi paru-paru
Di udara terdapat bermacam-macam partikulat, salah satunya adalah
debu. Debu dapat digunakan sebagai parameter kualitas udara,
mengingat di Indonesia, debu merupakan unsur pencemar yang
paling banyak didapat dibandingkan dengan unsur gas. Debu adalah
zat padat yang berukuran antara 0,1-25 μg. Debu berukuran >5 μg
tidak dapat bertahan lama di dalam udara, sehingga tidak
mengganggu kesehatan paru-paru bagian dalam. Debu yang
berukuran 10 μg dapat tersaring di rongga nasopharynx, yang
berukuran < 5 μg dapat masuk ke dalam alveoli paru-paru dengan
mudah tinggal di dalamnya, sedangkan yang berukuran < 2 μg
mudah sekali masuk dan mudah sekali keluar dari paru-paru.
Modul Praktikum Higiene Industri
3
Pengaruh debu
terhadap kesehatan
Konsentrasi debu dan
pengaruhnya terhadap
kesehatan
Pengaruh debu terhadap kesehatan
Debu yang memasuki paru-paru dapat menimbulkan penyakit
pneumoconiosis bila jumlah sel paru-paru yang rusak (fibrosis)
cukup banyak, sehingga fungsi paru-paru menjadi terhambat.
Konsentrasi debu dan pengaruhnya terhadap kesehatan
No.
1
2
Konsentrasi
μg/m3
80-100
100-130
3
200
4
5
260
300
6
750
Pengaruh
Angka kematian usia>50 meningkat
Insidensi
penyakit
saluran
pernafasan pada anak dapat terjadi
Sakit
pada
pekerja
pabrik;
mempertinggi absensi kerja
Baku mutu udara
Memperburuk gejala bronchitis
khronis
Kematian dan kesakitan meningkat
Kualitas paru-paru seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, di antaranya yaitu:
 usia
 tinggi
 berat badan
 posisi badan
 bertambahnya masa-masa otot
 ras
 jenis kelamin
 diameter trachea
 merokok
 ritme circadian
 waktu/musim
 ketinggian (altitude)
 infeksi respiratoris
berbagai jenis penyakit paru-paru menghendaki uji fungsi paru-paru
yang berbeda pula.
Uji fungsi paru-paru
Uji fungsi paru-paru
Kualitas fungsi paru-paru dapat dinilai atas dasar volume dan
kapasitas paru-paru. Volume paru-paru dibagi atas volume paruparu statis dan dinamis, sedangkan kapasitas paru-paru merupakan
dua ukuran volume paru-paru atau lebih.
Modul Praktikum Higiene Industri
4
Volume paru-paru
Volume paru-paru
terdiri atas:
 Tidal Volume (TV) yaitu udara yang diinspirasi dan diekspirasikan secara normal/istirahat, yaitu + 500 ml.
 Volume cadangan inspirasi (IRV) yaitu tambahan volume udara
yang dapat diinspirasi setelah inspirasi normal, besarnya + 3000
ml.
 Volume cadangan ekspirasi (ERV) yaitu udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi yang kuat setelah ekspirasi normal,
volume + 1100 ml.
 Volume residual (RV) yaitu volume yang tersisa sesudah
ekspirasi kuat besarnya + 1200 ml.
Kapasitas paru-paru terdiri atas:
 kapasitas inspirasi (IC) yaitu besarnya tidal volume (TV) +
volume cadangan inspirasi (IRV) besarnya + 3500 ml
 kapasitas residual fungsional (FRC) yaitu besarnya volume
cadangan ekspirasi (ERV) + volume residual (RV) + 2300 ml
 kapasitas total paru-paru (TLC), dimana TLC = TV +
IRV+ERV+RV besarnya + 58 8 ml
 kapasitas vital (VC) dimana VC = TV + IRV + ERV
Perlu diingat bahwa baik kapasitas maupun volume paru-paru
wanita diperkirakan 20-25% lebih sedikit daripada pria.
Volume dinamis
Volume paru-paru dinamis adalah volume paru-paru dimana
kecepatan masuk-keluarnya udara ke dalam dan keluar paru-paru
dianggap sebagai proses pernafasan dan diperhitungkan, sehingga
dikenal
istilah-istilah berikut:
1. Maksimum Voluntary Ventilation (MVV)
yaitu jumlah udara ekspirasi yang didapat pada pernafasan
secepat dan sedalam mungkin selama 15 detik. Udara tadi
dikumpulkan dalam kantung Douglas dan volume satu menit
didapat dari perkalian empat volume yang didapat.
2. Forced Vital Capacity (FVC) yaitu jumlah udara yang didapat
dari ekspirasi yang secepat dan sekuat mungkin. Volume udara
ini dalam keadaan normal biasanya sama dengan kapasitas vital
(VC).
3. Forced Expiratory Volume (FEV)
yaitu volume udara maksimum yang didapat dari ekspirasi
sekuat mungkin dalam waktu satu detik pertama (FEV 1.0)
setelah inspirasi penuh. FEV 1.0 ini sekaligus mengukur
volume dan aliran pada detik pertama. Pada subyek normal
Modul Praktikum Higiene Industri
5
biasanya parameter ini konstan untuk usia dan tinggi tertentu.
Spirometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
kualitas paru-paru manusia, dimana kualitas paru-paru seseorang
ditentukan oleh volume/kapasitas dari paru-paru itu sendiri. Alat
yang digunakan adalah spirometer, dimana jenis auto Spiro yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Auto spiro jenis 500.
3. Prosedur
Pengukuran
Hubungan volume dan
kapasitas paru-paru
Alat yang digunakan untuk mengukur kualitas paru-paru ini harus
memenuhi beberapa syarat:
1. Dapat mengukur sampai 7 liter udara
2. Resistensi<1,5 cm H2O/L/detik pada kecepatan aliran 12 L/detik.
3. Kecepatan alir kertas > 3 cm/detik
4. Mempunyai keakuratan dan presisi yang tinggi.
Hubungan antara volume dan kapasitas paru-paru
B
C
F
A
D
G
E
Keterangan:
A
= kapasitas paru-paru total (TLC)
B = volume cadangan inspirasi (IRV)
C
= tidal volume (TV)
D
= volume cadangan expirasi
E
= volume residual (RV)
F
= kapasistas vital (VC)
G
= kapasitas residual fungsional (FRC)
C+B = kapasitas inspirasi (IC)
Langkah-langkah pengoperasian alat adalah sebagai berikut:
1. Panaskan alat selama 20 menit sebelum digunakan lalu
kalibrasi alat spirometer ini
2. Pasang mouth piece di tempat transducer
Modul Praktikum Higiene Industri
6
3. Masukkan data personal yang akan diukur kualitasnya, yaitu:

jenis kelamin apakah pria atau wanita

umur (Age)

tinggi badan (Height cm)

mode FVC (Forced Vital Capacity)
4. Tekan tombol START/STOP satu kali sehingga tampil warna
merah pada tombol.
5. Pada layar akan muncul perintah EXPIRE FULLY lalu tarik
nafas anda sedalam dan sekuat mungkin dan keluarkan udara
tadi dengan sekuat dan secepat mungkin melalui mulut (tidak
melalui hidung) sampai udara tadi betul-betul habis.
6. Tekan tombol STAR/STOP satu kali sampai nyala merah tadi
hilang, lalu tekan tombol DATA/CURVE sehingga akan
muncul tampilan:

– FEV 1.0
: 3,32

– FVC : 3,53

- %FVC
: 76,9

- FEV1.0
: 94,0
8. Lalu tekan tombol print, sehingga akan muncul data dan grafik
hasil pengukuran. Pindahkan mode ini ke dalam mode
VC/MVV.
9. Tekan tombol VC/MVV, lalu akan muncul perintah
BREATHE QUITE (keluarkan secara perlahan-lahan). Tarik
udara sedalam dan sekuat mungkin lalu keluarkan malalui
mulut pada mouth piece secara perlahan-lahan sampai udara
yang ada dalam paru-paru kita habis.
10. Tekan tombol START/STOP satu kali sehingga nyala merah
hilang, lalu tekan tombol DATA/CURVE sehingga pada layer
akan muncul data seperti:

VCP
: 4,59

VC
: 2,08

%VC
: 45,3
11. Lalu tekan tombol print untuk melihat hasil output data
pengukuran tadi
12. Pengukuran uji kualitas paru-paru telah selesai setelah itu ambil
mouth piece dan satu mouth piece ini hanya boleh digunakan
oleh satu orang (tidak boleh untuk bergantian) sebab
dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang negatif bagi
kesehatan.
Modul Praktikum Higiene Industri
7
MODUL PRAKTIKUM HI-2
GAS DETECTOR
Modul 1:
Sistematika
1. Tujuan
2. Dasar Teori
3. Prosedur pengukuran
1. Pendahuluan
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan pengukuran ini adalah
untuk mendeteksi keberadaan dan konsentrasi gas-gas seperti CO, SO2,
H2S, NO di dalam lingkungan.
2. Dasar Teori
KARBON MONOKSIDA
Dampak terhadap Kesehatan
Efek terhadap kesehatan disebabkan karena CO dapat menggeser
oksigen yang terikat pada hemoglobin (Hb) dan mengikat Hb menjadi
karbon monoksida hemoglobin (COHb)
O2Hb+CO  COHb+O2
Hal ini disebabkan karena afinitas CO terhadap Hb = 210 x daripada
afinitas O2 terhadap Hb. Reaksi ini mengakibatkan berkurangnya
kapasitas darah untuk menyalurkan O2 kepada jaringan-jaringan tubuh.
Gejala yang terasa mulai pusing-pusing, kurang dapat memperhatikan
ssekitarnya, kemudian terjadsi kelainan fungsi susunan syaraf pusat,
perubahan fungsi paru-paru dan jantung terjadi rasa sesak napas, pingsan
pada 250 ppm dan akhirnya dapat menyebabkan kematian pada 750 ppm.
Sekalipun demikian, kadar CO di dalam udara bebas jarang mencapai
kadar 100 ppm, oleh karenanya jarang menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan orang yang sehat.
CO akan berubahmenjadi CO2 apabila terdapat O2 yang tereksitasi dan
bereasksi dengannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengghilangnya CO dari atmosfer berjalan lebih cepat daripada yang
dapat dijelaskan diantaranya disebabkan terdapatnya mikroorganisme
Modul Praktikum Higiene Industri
8
dalam tanah yang dapat menghilangkannya. Berbagai jenis fungi seperti
Penicillium dan Aspergillusdan mungkin pila berbagai jenis bakteri
dapat menghilangkan CO dari uadara. CO sebesar 120 ppm dapat
dihilangkan dalam waktu tiga jam setelah kontak dengan tanah seberat
2,8 kg.
SULFUR DIOKSIDA
Dampak bahaya
 Bahaya terhadap kesehatan: iritan terhadap kulit dan selaput
lendir, gangguan di saluran pernapasan.
 Daun-daun yang memiliki bercak putih merupakan salah satu
indikasi gangguan SO2 terhadap tanaman yang terlihat jelas pada
siang hari pada saat stomata sedang terbuka
 SO2 mudah berubah menjadi H2SO4 yang bersifat korosif dan
dapat merusak gedung-gedung dan benda-benda bersejarah
seperti patung. MEnghitamkan cat bangunan karena SO2 bereaksi
dengan PbO membentuk PbS yang berwarna hitam sehingga
bangunan tampak cepat kotor dan menaikkan cost pemeliharaan
bangunan.
 Bahan-bahan berkaret akan rusak, retak atau terbelah-belah bila
terpapar H2SO4
Sumber
Secara alamiah berasal dari gunung-gunung berapi, pembuskan bahan
organic oleh mikroba. Secara buatan berasal dari pembakaran bahan
baker minyak, gas, dan batubara yang mengandung sulfur tinggi.
Di udara SO2 akan mengalami reaksi fotokimia, teroksidasi menjadi SO3
yqng lebih iritan sebelum sampai ke permukaan bumi. Keduanya dapat
bereaksi dengan air dan membentuk H2SO4 yang juga merupakan iritan
yang kuat.
HIDROGEN SULFIDA
Dampak bahaya




Modul Praktikum Higiene Industri
Darah kekurangan oksigen karena CO2 tidak mau lepas
Korosif terhadap metal
Lebih berat dari uadara sehingga selalu ada di lapisan udara
bagian bawah yang oleh karena itu dapat mencemari sumursumur air, saluran air buangan dan biasanya ditemukan bersamasama dengan gas beracun lainnya seperti metan.
Dapat mengakibatkan seseorang kehinlangan kemampuannya
untuk membau, sesak nafas, muntah-muntah dan pusing.
9
Sumber
 Secara alamiah ada di gunung-gunung berapi dan dekomposisi
zat organik. Dari industri kimia, industri minyak uni, kilang
minyak dan terutama gas-producing industry.
2.4 NITROGEN OKSIDA
Dampak bahaya
Konsentrasi 50-100 ppm efeknya dapat menimbulkan radang paru-paru
bila terpapar beberapa menit saja. 150-200 ppm dapat menyebabkan
pemampatan bronchioli dapat meninggal setelah 3-5 minggu. Lebih dari
500 ppm dapat mematikan setelah 2-10 hari.
Sumber
Dari pembakaran ternmasuk dari kendaraan bermotor yang 98% adalah
NO setelah di udara berubah menjadi NO2.
Cara Pengukuran
Alat yang digunakan adalah Kitagawa Precision gas Detector Model
APS. Gas Detector ini berfungsi untuk mengukur konsentrasi gas-gas
yang merupakan gas pencemar seperti gas Karbon Monoksida, Sulfur
Dioksida, hydrogen Sulfida, Nitrogen Oksida.
Langkah-langkah Pengoperasian alat adalah sebagai berikut
 Sebelum melakukan sampling, pastikan posisi garis merah yang
terdapat pada flow indicator sejajar dengan garis bagian atas pada
flow indicator.
 Siapkan tabung gas detector (sesuai dengan gas yang akan kita
ukur konsentrasinya) Patahkan kedua ujung dari tabung gas
detector dengan memasukannya ke dalam alat pemotong (tip
cutter) yang terdapat pada alat gas detector.
 Masukkan ujung dari tabung gas detector ini ke dalam lubang
karet (masukkan dengan hati-hati jangan sampai tabung gas
detector pecah dan sampai kita yakin bahwa tabung gas detector
sudah menempel dengan baik dan kuat)
 Tarik dengan kuat bagian shaft (batang pemompa) sampai penuh.
Untuk mengukur volume yang kita inginkan maka kita tinggal
mengatur posisi dari skala volume. Untuk mengukur volume 50
ml maka kita tarik bagian shaft sampai posisi 50 lalu kita kunci
bagian shaft ini dengan menyejajarkan 2 titik merah yang berada
pada stopper dan yang befrada pada podidi shaft.
Catatan : Volume maksimal yang dapat diukur oleh alat ini
Modul Praktikum Higiene Industri
10
adalah 100 ml dengan selang volume 50 ml, jadi untuk
melakukan pengukuran dengan volume diatas 100 ml (misal
200ml) maka kita tinggal menarik kembali bagian shaft
sebanyak 2 kali pemompaan dengan pemompaan penuh.


3. Prosedur
pengukuran
Setelah pengukuran volume sampling selesai lalu biarkan alat
dengan tabung gas detector selama 10 menit untuk 100 ml
pengukuran sampel.
Warna yang diserap oleh tabung gas detector kemudian di ukur
dengan membandingkannya ke dalam standar grafik yang
berbeda-beda untuk setiap jenis gas.
Skema langkah pengukuran
Posisikan garis
merah
Patahkan tabung
gas
Masukkan ke
Lubang karet
Pengaturan volume
sampling yang
diinginkan
Tarik batang
pompa 1x100 ml
Biarkan (proses)
sampling 10 menit
untuk 100 ml
Penyerapan warna
oleh tabung gas
Pembacaan Skala
STANDAR
Jika pada saat akhir pengukuran kedua garis merah mencapai level yang
sama kembali pada kondisi tidak terkunci (unlocked), tarik handle, jika
handle tetap pada posisinya maka itu berarti pengukuran telah selesai.
Jika ternyata kembali ke posisi semula, maka langkah yang harus diambil
adalah tambahan waktu 10-20 detik
Cara Perawatan Alat


Modul Praktikum Higiene Industri
Gunakan alat ini pada suhu minimal 0 oC dan maksimal 40 oC.
Jangan sampai alat ini di simpan didalam air dan jangan sampai
11

dibilas dengan larutan kimia, sebagai thinner
Gunakan pelumas yang telah tersedia (vaselin) untuk melumasi
bagian batang pemompa pada alat Gas Detector untuk menjaga
agar alat tidak mudah rusak atau aus.
Pengaruh Suhu Pada Pengukuran
Beberapa macam dari tabung gas detector harus di koreksi oleh tabel
pengkoreksi suhu.
Tabel koreksi temperature
Pengukuran
di dalam
grafik
(ppm)
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
Modul Praktikum Higiene Industri
0oC/32oF
Konsentrasi yang terukur
10oC/50oF
20oC/68oF
30oC/86oF
40oC/104o F
870
780
690
610
520
430
350
260
180
90
930
840
750
660
560
470
370
280
190
100
1060
960
850
740
640
540
430
320
220
110
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
1030
930
830
720
620
520
410
310
210
100
12
MODUL PRAKTIKUM HI-3
NOISE DOSIMETER
Modul 1:
Sistematika
1. Tujuan
2. Dasar Teori
3. Prosedur pengukuran
1. Pendahuluan
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan praktikum ini adalah untuk
mengukur taraf kebisingan yang diterima oleh manusia.
2. Dasar Teori
Bising adalah campuran dari berbagai cahaya yang tidak dikehendaki
ataupun yang merusak kesehatan. Saat ini, kebisingan merupakan salah
satu penyebab penyakit lingkungan yang penting. Pada tahun 70-an di
Amerika Serikat, kebisingan kota bertambah dengan 1 dB per tahun dan
10 dB per decade. Penyebabnya dalah bertambahnya jalan bebas hambatan
di perkotaan, peningkatan kepadatan lalu lintas udara, perubahan dari
pesawat berpropeller menjadi pesawat jet, bertambahnya aktivitas
konstruksi dan bertambahnya mekanisasi baik di daerah permukiman
maupun di daerah perindustrian, seperti sepeda motor, pemotong rumput
bermotor, dan peralatan pembersih bermotor, mesin cuci, dan peralatan
rumput bermotor, dan peralatan pembersih bermotor, mesin cuci, dan
peralatan masak bermotor. Semakin cepat pergerakan peralatan semakin
tinggi taraf kebisingan yang ditimbulkan. Akibat dari mekanisasi dan
elektrifikasi ini adalah meningkatnya jumlah penderita ketulian akibat
kebisingan.
Di Amerika Serikat, 20% penduduk yang terpapar bising pada 90 dB(A)
menderita ketulian. Di Swedia, pada tahun 1973 didapat 5000 kasus
gangguan pendengaran, dasar dari kasus ketulian tersebut, Amerika
Serikat membuat peraturan perundangan yang mengatur emisi kebisingan
(Noise Control Act of 1972). Permasalahan yang dihadapi adalah sumber
dari kebisingan di jalan raya, udara, industri konstruksi, dan dari
perumahan sendiri.
Di Indonesia yang masih terus membangun, taraf kebisingan akan terus
naik, terutama dari jalan raya dan dari industri. Tingkat kebisingan di
Modul Praktikum Higiene Industri
13
beberapa kota besar di Indonesia di berbagai daerah kegiatan tampak pada
tabel. Tabel ini memperlihatkan bahwa batas maksimum yang
diperbolehkan untuk semua kegiatan lahan praktis pernah dilampaui,
terutama untuk daerah transportasi. Dengan ini dapat diharapkan bahwa
pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat pun akan bertambah banyak
di kemudian hari, karena taraf pembangunan akan meningkat terusmenerus, kecuali ada usaha untuk mengendalikannya. Khususnya bagi
industri, dimana tenaga produktif bekerja, kebisingan tidak boleh
menimbulkan cacat yang dapat mengurangi produktivitas Negara apalagi,
karena lingkungan kerja itu dirancang dan diberlakukan oleh manusia,
sehingga apabila terjadi cacat, maka manusia sendirilah yang merancang
ruang kerja.
Kisaran hasil pengukuran tingkat kebisingan menurut peruntukan di
beberapa kota besar di Indonesia.
Peruntukan
dB max
Jakarta
Bogor
Bandung
Semarang
Yogyakarta
Surabaya
Denpasar
Medan
Palembang
Banjarmasin
Ujungpandang
Pontianak
Cirebon
Manado
Balikpapan
A
80
dB A
62-82
70-80
69-83
58-80
52-66
68-88
70-83
70-85
60-82
55-76
60-65
66-75
75-78
75-78
75-82
B
70
dB A
60-88
55-84
72-78
65-80
77-83
64-84
55-80
60-85
70-80
70-75
72-80
60-70
74-78
75-82
C
50
dB A
56-78
50-82
42-45
55-70
55-70
50-83
55-80
50-75
49-60
50-76
40-75
50-65
54-60
52-55
65-75
D
70
dB A
58-78
58-72
57-62
50-70
38-60
53
52-70
51-82
60-75
50-80
60-74
58-65
65-75
65-75
60-62
E
70
dB A
50-72
52-58
58-80
55-65
55-70
51-65
58-66
50-57
58-70
-
Keterangan:
A= daerah perdagangan
B= daerah transportasi
C= daerah permukiman
D= daerah industri
E= daerah rekreasi
Suara dan Kebisingan
Suara mengacu kepada variasi tenan yang begitu cepat, yang meningkat
dan menurun secara bergantian terhadap tekanan atmosfer normal, yang
diakibatkan oleh objek yang bergetar, juga merupakan fenomena yang
dialami ketika pressure semacam itu mempengaruhi pendengaran.
Telinga manusia tidak dapat merespon secara sama frekuensi yang
berbeda-beda. Dari sana kita dapatkan bahwa bising-bising itu mempunyai
Modul Praktikum Higiene Industri
14
tingkat tekanan suara total yang sama yang mungkin tidak sama kerasnya,
dikarenakan adanya perbedaan kandungan frekuensi yang berkontribusi
terhadap tingkat tekanan suara total.
Pengaruh Bising
Kebisingan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran, kebuntuan
komunikasi, gangguan dan kerugian lain. Kehilangan pendengaran
mungkin terjadi sementara ataupun juga permanent tergantung pada
panjang dan bobot exposure. Kehilangan pendengaran sementara, juga
disebut kelelahan pendengaran, merupakan kehilangan yang dapat
dipulihkan setelah beberapa waktu setelah terpapar kebisingan.
Kehilangan pendengaran semacam itu terjadi setelah terpapar beberapa
menit hingga kebisingan yang cukup tinggi.
Pemaparan yang lebih lama (berbulan-bulan atau bertahun-tahun) pada
bising yang sama hanya memungkinkan pemulihan kehilangan
pendengaran secara parsial, sedangkan kehilangan pendengaran yang
masih tersisa menjadi indikasi gangguan pendengaran permanen.
Kehilangan pendengaran di atas cenderung untuk sama dengan
berkurangnya daya mendengar akibat bertambahnya usia.
Kebisingan yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan gangguan
pendengaran masih akan dapat mengganggu komunikasi dan suara yang
ingin kita dengar.
Tipe Ruangan
Kantor kecil
Ruang konferensi untuk 20 orang
Ruang konferensi untuk 50 orang
Bioskop
Ruangan pentas (500 kursi)
Aula konser
Kantor sekretaris
Rumah
Aula pertemuan
Ruang sekolah
Tingkat gangguan pembicaraan maksimum
yang masih diperbolehkan (diukur ketika
ruangan tidak digunakan)
40 dB
30 dB
25 dB
30 dB
25 dB
20 dB
55 dB
25 dB
25 dB
25 dB
Tingkat gangguan pembicaraan juga dapat digunakan untuk memprediksi
tingkat kenyamanan penggunaan telepon.
Tingkat Gangguan Pembicaraan
Tingkat gangguan pembicaraan
Penggunaan telepon
Kurang dari 60 dB
60-75 dB
Di atas 75 dB
Memuaskan
Sulit
Tidak mungkin
Modul Praktikum Higiene Industri
15
Ketulian terbagi menjadi ketulian konduktif, perseptif, dan fungsional.
Ketulian konduktif adalah adanya gangguan luar yang mencapai telinga,
tetapi tidak mencapai organ yang lebih dalam dan dapat
dikoreksi/dipulihkan. Ketulian reseptif adalah ketulian yang melibatkan
gangguan organ dalam pendengaran. Ketulian fungsional tidak
berhubungan dengan kerusakan organ, tetapi lebih merupkana tidak
berfungsinya pendengaran secara penuh walaupun tidak ditemukan adanya
kerusakan pada mekanisme pendengaran.
Hal yang sangat penting untuk dapat mengukur dan mengevaluasi
masalah-masalah kebisingan. Permasalahan kehilangan pendengaran pada
pekerja akibat terpapar oleh kebisingan yang berlebihan, gangguan dari
bising dalam gedung atau lingkungan masyarakat, kepatuhan akan
batasan-batasan kebisingan yang harus diterapkan, atau persyaratan untuk
bising latar belakang yang rendah untuk pengetesan audiometric.
Total tingkat tekanan suara meliputi distribusi tekanan atau energi suara
terhadap frekuensi, dan distribusi tekanan atau energi suara terhadap
waktu.
Tipe-tipe peralatan
Alat yang akan nantinya digunakan akan tergantung dari tipe bising yang
ditemukan dan tujuan pengukurannya.
Sound Survey meter
Alat yang dapat digunakan untuk melihat gambaran secara cepat mengenai
kondisi kebisingan dari suatu area yang cukup luas ataupun untuk berbagai
lokasi.
Sound level meter
Merupakan alat dasar yang digunakan untuk pengukuran kebisingan.
Terdiri dari mikrofon dan sirkuit elektronik termasuk attnuator dan
amplifier. 3 jaringan respon frekuensi, dan indicating meter. SLM tersedia
(mencakup daerah layanan 20-180 dB. SLM yang lebih baru dilengkapi
oleh sebuah amplifier dengan respon frekuensi datar dari 20 hingga 20.000
cps, dan respon keseluruhan tergantung pada mikrofon yang digunakan.
Tiga jaringan respon, A, B, dan C tercakup. Tujuan dari ini semua dalah
untuk memberikan nilai untuk evaluasi yang sesuai dari tingkat kebisingan
total. Respon manusia terhadap suara bervariasi dalam frekuensi dan
intensitasnya. Telinga paling sensitive terhadap frekuensi rendah dan
tinggi pada intensitas suara yang rendah. Di lain pihak, pada tingkat suara
yang tinggi, perbedaan respon manusisa pada berbagai frekuensi relative
(lebih) kurang.
Mikrofon adalah bagian yang jauh lebih penting dalam peralatan, karena
Modul Praktikum Higiene Industri
16
kualitas dari hasil akhir tidak dapat lebih baik daripada signal yang
dihasilkan oleh mikrofon. Fungsi dari mikrofon adalah untuk
mendapatkan energi suara dan mengubahnya menjadi energi listrik.
Noise analyzer
Ketika suara yang diukur cukup kompleks, yaitu terdiri dari sejumlah
nada, atau spectrum menerus, nilai tunggal dicapai dari SLM
pembacaannya sering tidak memadai untuk keperluan analitik. Mungkin
perlu ditentukan distribusi tekanan suara berdasarkan frekuensi.
Dosimeter
Ada 3 tipe noise dosimeter. Dosimeter didesain untuk mengindikasikan
dosis kebisingan total selama interval waktu tertentu. Masing-masing
(tipe) melakukan pendekatan yang berbeda. Satu mengukur jumlah energi
suara total yang kepadanya seorang pekerja ter-expose selama suatu hari
kerja, tipe lainnya mengukur jumlah waktu dimana tingkat dB tertentu
dilebihkan, dan tipe yang ketiga mengukur tingkat dimana energi suara
mengenai seseorang yang terpapar selama jangka waktu pendek yang
dipilih. Hubungan antara pembacaan dosimeter ini dengan kehilangan
pendengaran agaknya kurang. Pembacaan tersebut tidak dapat digunakan
untuk mengevaluasi risiko kerusakan pada pendengaran dari situasi
pemaparan bising yang bervariasi pada saat seperti sekarang ini.
Audiometer
Kehilangan pendengaran dapat diukur oleh audiometer nada murni yang
menggambarkan tingkat intensitas ambang untuk mendengar suara
frekuensi yang berbeda relative terhadap nilai intensitas yang
menggambarkan pendengaran rata-rata dari populasi pendengar normal.
Audiometric konduksi udara nada murni adalah umum digunakan dalam
pengetesan pendengaran.
Pengukuran lapangan
Walaupun alat yang digunakan dalah peralatan elektronik dan tampaknya
sederhana adalam mengoperasikannya, tetapi harus hatai-hati dan cobalah
untuk mendetksi kesalahan dalam pengoperasian alat dan pengaruh dari
lingkungan.
Cara yang paling sederhana untuk mengetahui tingkat kebisingan dalam
suatu area tertentu untuk evaluasi singakt dan penentuan dimana saja studi
yang lebih detail perlu dilakukan, dapat ditempuh melalui penggunaan
sound survey meter atau sound level meter.
Kalibrasi perlu dilakukan sebelum peralatan ditempatkan pada area yang
latar belakang kebisingannya, dengan kalibrator di tempat, adalah 10 dB
lebih rendah daripada signal kalibrator.
Modul Praktikum Higiene Industri
17
Pembacaan dilakukan dengan dan tanpa kabel yang dihubungkan pada
alat. Untuk pembacaan dengan keabel yang terhubungkan, koreksi perlu
dilakukan pada saat setelah temperature mikrofon sama dengan
temperature ruangan dimana pengukuran dilakukan. Koreksinya adalah
merupakan fungsi dari temperature ambient mikrofon, dan bukan
merupakan fungsi dari frekuensi
Seleksi lokasi sampling
Setelah alat diperiksa dan siap beroperasi secara memuaskan, langkah
berikutnya adalah penentuan lokasi sampling. Ini tergantung dari tujuan
pengukurannya. Jika ini adalah survey awal untuk melihat kebisingan
yang ada, yang kemudian jumlah pengukuran yang banyak diambil dengan
seluruh area, dengan perhatian terutama pada sumber-sumber kebisingan.
Jika pengukuran pada individual, maka mikrofon harus ditempatkan
sedekat mungkin tanpa mengganggu kegiatan pekerjaan. Pengukuran
dengan SLM sangat baik dilakukan di area untuk mengetahui apakah SPLnya relative seragam, dan apakah pengukuran yang sedang dilakukan
mewakili pemaparan individu.
Pendengaran mampu merespon tanpa kesulitan pada range pressure yang
jelas (remarkable). Sebuah tekanan suara yang besarnya sejuta kali dari
suara terlemah yang bisa didengar bisa ditolerir sebelum ketidaknyamanan
atau gejala sakit mulai terjadi. Untuk menghitung tingkat tekanan suara
maka digunakan sistem decibel. Adapun rumus yang digunakan dalam
menghitung tingkat tekanan suara (SPL) adalah:
dB= 20log10P1/P0
P1 = tekanan suara yang diukur
P0 = tekanan acuan (biasanya dalam Higiene Industri: 0,0002 kynes/cm2).
Harga tersebut berhubungan dengan suara terlemah yang telinga dapat
deteksi menurut kondisi pendengaran yang paling ideal. Pengukuran SPL
harus selalu melibatkan nilai (tekanan) acuan yang digunakan.
Nilai tekanan suara dan decibel untuk beberapa contoh suara sehari-hari
Sound pressure (microbars)
0.0002
0.00063
0.002
0.0063
0.002
0.063
0.2
0.63
1.0
2.0
6.3
20
63
200
Modul Praktikum Higiene Industri
Sound pressure level
(dB)
0
10
20
30
40
50
60
70
74
80
90
100
110
120
Contoh
Ambang pendengaran
Perumahan
Pembicaraan/percakapan
Kereta api bawah tanah
Mesin tenun di pabrik tekstil
Mesin pemotong kayu
18
2000
140
Pesawat jet
Karena skala decibel adalah logaritmik, nilai decibel tidak dapat
ditambahkan begitu saja. Jika nilai-nilai dari 2 suara yang diukur secara
terpisah diketahui, maka perkiraan tingkat tekanan suara yang dihasilkan
dari penggabungan mereka dicapai melalui informasi dari tabel berikut ini:
Tabel perbedaan level dalam dB
Perbedaan level dalam dB
0
1
2
3
4
5
6
7
8
10
12
14
16
Jumlah dB yang ditambahkan kepada level
yang tertinggi
3
2.6
2.1
1.8
1.5
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.3
0.2
0.1
Untuk suatu tujuan pengendalian bising yang merupakan bagian dari
survey yang dilakukan, pengukuran dibuat untuk menentukan total output
bising dari sumber. Pengukuran pada satu titik menghasikan informasi
tentang titik itu saja dan dalam lingkungannya. Untuk menentukan
bagaimana suatu sumber itu berbeda dalam lingkungan lainnya, karakter
kekuatan bising harus ditentukan. Sejumlah pengukuran harus dibuat
dalam pola pengukuran tertentu tentang sumber dan pada jarak tertentu
dari sumber.
3. Prosedur
pengukuran
Prosedur Pengukuran
Beberapa langkah penting dalam melakukan pengukuran:
 Siapkan peralatan yang digunakan
 Koreksi terhadap penggunaan kabel, temperature.
 Waktu dan tanggal pengukuran serta nama pelaksana
 Deskripsi ruangan pengukuran seperti: dimensi dan kondisi langitlangit, tembok, lantai, dan lokasi jendela dan pintu.
 Deskripsi sumber bising yang di-tes (primary noise source). Ini
mencakup deskripsi mesin, kecepatannya, dan tingkat powernya.
 Deskripsi sumber bising kedua termasuk lokasi dan tipe operasi.
 Alat pengendali termasuk tipe dan efektivitas pelindung telinga.
 Tingkat band-nya untuk masing-masing posisi mikrofon
 Kecepatan alat dan weighting network yang digunakan
 Posisi mikrofon dan arah suara terhadap mikrofon, dan bagaimana
penurunan sound level terhadpa jarak.
Modul Praktikum Higiene Industri
19


Pola waktu dari bising, apakah menerus, intermittent, atau impact
Personil yang ter-expose, langsung atau tidak langsung.
Jenis alat: Q-100 noise dosimeter
 pastikan baterai 9 volt telah terpasang pada alat
 hubungkan microphone sensor pada alat
 tekan tombol ON/OFF terus menerus (jangan dilepas) untuk
menghidupkan alat sampai muncul mode lnl -0 sampai lnl -1
sehingga semua mode dapat terlihat dalam display.
 kemudian kalibrasi alat di 114,0 dB dengan kalibrator Q-100 Noise
dosimeter dengan cara menekan select V dan Reset ^ secara
bersamaan sehingga akan muncul CAL pada display yang jika
gagal maka akan ditampilkan FAIL yang berarti kalibrasi harus
diulang.
 kemudian tekan tombol ^ untuk mengubah-ubah mode pengukuran
seperti DOSE, DOSE 8, LAVG, SPL, MAX, SEL TWA.
 untuk menghapus data pengukuran sebelumnya, maka tekan
tombol RESET secara bersamaan terus menerus sampai muncul
tampilan ress-5-ress-1.
 untuk mematikan alat maka tekan tombol ON/OFF secara terusmenerus sehingga akan muncul tampilan OFF 5 – OFF 1.
Langkah-langkah pengoperasian alat Noise Dosimeter cel-281
 pastikan batere 6 volt telah terpasang pada alat. Ganti batere jika
kekuatannya sudah mendekati 4,2 volt atau dengan indikasi LOW
BAT yang akan ditampilkan oleh display. Untuk mengecek
kekuatan batere maka tekan tombol STOP BATT CAL satu kali
maka kekuatan batere akan ditunjukkan pada display.
 tekan tombol ON/OFF maka tunggu sampai tampilan CAL pada
layer berhenti yang akan memakan waktu selama 20 detik.
 lalu kalibrasi alat dengan menggunakan kalibrator cel 284 di 114,0
dB 1 kHz.
Cara melakukan kalibrasi
Masukkan mikrofon yang menempel pada alat ke dalam lubang kalibrator,
lalu tekan tombol ON/OFF pada kalibrator dalam posisi ON, lalu tekan
secara bersamaan tombol STOP BATT CAL + ↓ dan tunggu sampai
angka 114,0 dB ditampilkan pada layar. Jika nilai yang ditunjukkan
kurang atau lebih dari 114,0 dB, maka gunakan tombol ↑ atau ↓ untuk
mendapatkan nilai 114,0 dB.
Setelah kalibrasi selesai, matikan kalibrator dengan menekan tombol
ON/OFF pada Posisi OFF. Lalu tekan tombol RUN PAUSE untuk keluar
dari mode kalibrasi.
Modul Praktikum Higiene Industri
20
MODUL PRAKTIKUM HI-4
RADIOMETER
Modul 4:
Sistematika
1. Tujuan
2. Dasar Teori
3. Prosedur pengukuran
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan pengukuran ini yaitu untuk
mengukur emisi yang dipancarkan oleh sinar UV yang sampai ke
permukaan bumi.
2. Dasar Teori
Dasar Teori
Secara alamiah di dalam troposfir terdapat sinar ultra violet (UV), tetapi
tidak dalam jumlah yang besar. Dengan rusaknya lapisan ozon, maka lebih
banyak sinar UV dapat memasuki troposfir. Dalam jumlah kecil, sinar ini
baik bagi tubuh karena dapat membantu pembentukan vitamin D.
Efek UV terhadap kesehatan tergantung pada spektrumnya:
 spectrum elektromagnetik antara 4.000-3.000 A disebut sinar
hitam, radiasinya dapat meningkatkan jumlah pigmen pada kulit.
 UV panjang gelombang 3.200-2.800 A disebut daerah erythema,
yakni dapat membuat kulit menjadi merah. Pada dosis kecil, UV
daerah ini tidak terlalu berpengaruh, tetapi bila dosis besar, maka
kulit dapat terbakar dan kulit akan melepuh. UV daerah ini juga
dapat membuat kornea menjadi sakit. Mata terasa seolah ada pasir
di dalamnya.
 UV dengan panjang gelombang antara 2.800-2.200 A bersifat
bakterisidal, dan sering digunakan untuk desinfeksi air maupun
udara.
 UV berpanjang gelombang antara 2.200-1.700 A adalah yang
paling efisien membentuk ozon. Efek khronis penyinaran dengan
UV adalah terbentuknya kanker kulit.
Modul Praktikum Higiene Industri
21
3. Prosedur
pengukuran
Prosedur Pengukuran
Jenis alat: Radiometer uvx
Bagian-bagian alat:
 probe sensor attenuator
1.
UVX-25 dengan panjang gelombang 254 nm
2.
UVX-31 dengan panjang gelombang 310 nm
3.
UVX-36 dengan panjang gelombang 365 nm
 tombol ON/OFF
 Tombol HOLD/RUN
 3 skala pengukuran
1.
0 – 1999.9 mikro W/cm2
2.
0 – 1999 mikro W/cm2
3.
0 – 19.99 mW/cm2
Cara operasi alat
 pastikan batere 9 volt telah terpasang pada alat
 Hubungkan sensor ke bagian alat.
 kalibrasi dahulu alat Radiometer ini dengan cara:
 Tutup lubang sensor dengan jari tangan, tempatkan tombol
HOLD/RUN di posisi RUN. Simpan posisi skala pengukuran di
posisi skala yang tengah, yaitu 0-1999 mikroW/cm2.
 Kemudian hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke
dalam posisi ON. Hasil yang terukur harus menunjukkan hasil 0.00
yang akan ditampilkan pada display.
Catatan: jika pembacaan tidak menunjukkan hasil 0.00 maka putar
bagian transistor yang terdapat di kiri pinggir bawah alat dengan
obeng kecil sampai hasil pembacaan menunjukkan hasil
0.00





Untuk mengukur sinar UV, arahkan bagian sensor yang ditutupi
dengan bagian lempeng hitam kearah datangnya sinar secara
langsung (tidak terhalangi oleh objek apapun).
lalu tempatkan tombol HOLD/RUN pada posisi RUN.
Letakkan tombol skala di bagian yang paling besar daya
kemampuan ukurnya (-019,99mW/cm2).
Kemudian hidupkan alat dengan menekan tobol ON/OFF ke dalam
posisi ON.
Hasil pengukuran akan segera ditunjukkan oleh alat pada display
layar.
Catatan: jika hasil pengukuran terlalu besar atau terlalu kecil yang
menyebabkan alat tidak dapat membaca hasil pengukuran, maka
ubahlah posisi skala pengukuran sampai sinar UV yang kita ukur
terbaca hasilnya pada display.
Modul Praktikum Higiene Industri
22
Prosedur pengukuran
Range pengukuran: 0,1 – 10 ppm






Langkah-langkah pengukuran:
pastikan bahwa baterai telah terisi penuh sehingga mampu untuk
melakukan pengukuran
pindahkan tombol ke dalam posisi ON (BATT) untuk menjalankan
alat.
untuk posisi pengukuran, alat harus ditempatkan dengan posisi
sensor menghadap ke atas (berdiri tegak) dan jangan sampai bagian
blower dari alat tertutupi oleh tangan kita.
kemudian baca hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh display
layer
untuk mematikan alat maka pindahkan tombol ke dalam posisi
charge
Catatan: baterai akan habis jika telah digunakan selama 2 jam
pengukuran yang terus-menerus. Untuk mengisi baterai kembali maka isi
dengan menggunakan charge baterai (110 volt) yang telah tersedia.
Modul Praktikum Higiene Industri
23
MODUL PRAKTIKUM HI-5
GEIGER COUNTER
Modul 5:
Sistematika
1. Tujuan
2. Dasar Teori
3. Prosedur pengukuran
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan percobaan ini yaitu untuk
mendeteksi/mengukur tingkat radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktrif.
2. Dasar Teori
Pemanfaatan material radioaktif termasuk sinar-sinar radioaktif semakin
banyak, baik untuk diagnosa dan terapi, penelitian, untuk energi alternatif,
maupun di dalam proses industri. Material sedemikian akan memancarkan
sinar-sinar radioaktif atau sinar pengion yang dpat mempengaruhi
kesehatan manusia dan lingkungan.
Sumber-sumber zat-zat radioaktif secara alamiah selain sinar cosmos,
adalah pertambangan zat-zat radioaktif. Sumber buatan zat radioaktif
termasuk buangan reactor nuklir, sisa-sisa pembakaran batubara dan
minyak bumi (dalam jumlah kecil), detonasi bom nuklir, serta kebocorankebocoran reactor nuklir. Sumber buatan juga berasal dari peralatan
Roentgen yang memancarkan sinar X/Roentgen, reaktor nuklir, bom atom,
dan seterusnya. Isotop radioaktif digunakan di berbagai industri, di bidang
pertanian, kedokteran, dan penelitan.
Beberapa prinsip dasar dan istilah yang digunakan dalam lingkungan
kegiatan radioaktivitas perlu dipahami. Yang dimaksud dengan
radioaktivitas adalah suatu proses dimana mineral yang mempunyai
nucleus atau inti yang tidak stabil mengalami disintegrasi spontan dengan
melepaskan energi. Proses ini disebut sebagai decay/paruh/luruh. Proses
disintegrasi tadi disertai atau ditandai oleh adanya emisi radiasi seperti
partikel alpha, betha, dan sinar gamma.
Efek kesehatan radioaktivitas dapat dipelajari dari experiment alam yang
terlanjur terjadi sewaktu perang dunia kedua, yaitu dijatuhkannya bom
atom di Hiroshima dan Nagasaki. Mereka yang tidak mati terbakar,
Modul Praktikum Higiene Industri
24
kebanyakan menderita kanker darah (leukemia), termasuk bayi-bayi yang
saat itu masih berada di dalam kandungan. Selain itu didapat banyak anak
lahir cacat, keguguran, katarak karena radiasi, tumor kelenjar ludah, dan
lain-lain penyakit radiasi (radiation sickness). Kelainan karena zat
radioaktif dalam dosis rendah ditemukan di antara mereka yang mendapat
pemaparan karena kerja, atau pemaparan diagnostic, ataupun terapi.
3. Prosedur
pengukuran
Prosedur pengukuran
Jenis alat: radiation alert monitor 4
Bagian-Bagian Alat
- bagian pengaturan skala pengukuran dan pemeriksaan batere
- bagian tombol ON/OFF/AUDIO
- beeper (audio output)
- lampu indicator
- display untuk tampilan pembacaan skala
- sensor
Cara Pengukuran
1. tempatkan bagian skala pada posisi pertama bagian dari skala (X1),
jika jarum penunjuk skala tidak bergerak maka pindahkan ke bagian
skala yang lebih tinggi yaitu X10, X100.
2. Tempatkan tombol ON/OFF pada posisi ON atau AUDIO untuk
kelengkapan deteksi suara.
3. tempatkan sensor alat pada lokasi yang akan dideteksi.
4. baca hasil pengukuran yang akan ditunjukkan oleh skala pada
satuan cpm
Modul Praktikum Higiene Industri
25
MODUL PRAKTIKUM HI-6
OZON METER
Modul 6:
Konsep dasar
Sistematika
1. Tujuan
2. Dasar Teori
1. Tujuan
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi/mengukur keberadaan
ozon di lingkungan.
2. Dasar Teori
Dasar Teori
Ozon adalah gas yang tidak stabil, berwarna biru, mudah mengoksidasi,
dan bersifat iritan yang kuat terhadap saluran pernapasan. Ozon didapat
secara alamiah di dalam stratosfir dan sebagian kecil di dalam troposfir,
juga merupakan konstituen dari smog (smoke dan fog). Secara artificial
ozon didapat dari berbagai sumber seperti peralatan listrik bervoltase
tinggi, peralatan sinar Roentgen, dan spektrograf. Karena ozon bersifat
bakterisidal, maka ozon seringkali sengaja dibuat untuk dipakai sebagai
desinfektan.
Efek kesehatan yang dapat timbul karena ozon terutama disebabkan karena
ozon bereaksi dengan segala zat organik yang dilaluinya. Ozon dapat
memasuki saluran pernafasan lebih dalam daripada SO2. Ozon akan
mematikan sel-sel makrofag, mengstimulir penebalan dinding arteri paruparu, dan apabila pemaparan terhadap ozon sudah berjalan cukup lama,
maka dapat terjadi kerusakan paru-paru yang disebut emphysema dan
sebagai akibatnya jantung kanan dapat melemah. Emphysema disebabkan
karena dinding alveoli tidak elastis lagi sehingga tidak dapat mengembang,
tidak dapat berfungsi dalam pertukaran gas, dan lama kelamaan akan
terjadi sobekan-sobekan pada dinding alveoli. Selain itu, ozon juga
dianggap dapat menyebabkan depresi pusat pernafasan, sehingga
pengaturan ventilasi paru-paru dapat terganggu.
Modul Praktikum Higiene Industri
26
MODUL PRAKTIKUM HI-7
SLING
PSYCHROMETER
Modul 7:
Konsep dasar
Sistematika
1. Tujuan
2. Dasar Teori
3. Cara pengukuran
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan praktikum ini adalah untuk
mengukur tingkat kelembaban udara yang terdapat di lingkungan.
2. Dasar Teori
Atmosfir adalah lingkungan udara yang meliputi planet bumi ini. Atmosfer
terdiri atas beberapa lapisan yang terbentuk karena adanya interaksi antara
sinar-sinar matahari, gaya tarik bumi, rotasi bumi dan permukaan bumi.
Batasan-batasan lapisan atmosfer ini bervariasi, tergantung dari iklim dan
keadaan cuaca, tetapi setiap lapisan mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda. Daerah troposfer ditandai oleh temperatur yang semakin
rendah apabila ketinggian bertambah, hal ini karena jaraknya yang semakin
jauh daripermukaan bumi sehingga panas yang diradiasikan bumi semakin
berkurang.
Pada saat sekarang ini zat-zat penyebab efek rumah kaca seperti CO2, CFC,
CH3, NO, perfluoro karbon dan karbon tetra fluoride semakin meningkat
jumlahnya, sehingga diperkirakan temperatur troposfer akan meningkat 1,5
o
C dalam seratus tahun mendatang. Kenaikan temperature ini akan disertai
dengan perubahan pada cuaca, curah hujan, banjir di daerah pesisir karena
naiknya permukaan laut yang disebabkan karena mulai mencarinya es di
kutub.
Temperature udara lapisan selanjutnya semakin meningkat dengan
meningginya altitude. Pada lapisan stratosfir ini kadar ozon dapat mencapai
10 volum ppm, dimana ozon ini dapat mengabsorpsi sebagian besar sinar
ultra violet dan secara tidak lengsung mengubahnya menjadi panas. Efek
pemanasan global yang terjadi saat ini mengakibatkan lapisan ozon
semakin tipis, tentu saja hal ini semakin memperbanyak sinar UV yang
sampai ke permukaan bumi dan mengakibatkan suhu di bumi ini semakin
Modul Praktikum Higiene Industri
27
terasa panas. Dengan meningkatnya suhu di bumin ini tentu saja akan
berpengaruh pada kehidupan mahluk hidup terutama pada kesehatan
manusia, salah satu akibatknya yaitu iritas pada kulit. Hal ini tentu sangat
merugikan bagi manusia sebab akan mengganggu pada aktivitas seharihari. Kelembaban udara di suatu tempat tergantung dari ketinggian, curah
hujan, tekanan atmosfer.
3. Cara
pengukuran
CARA PENGUKURAN
Sling Psychrometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
kelembaban udara, dimana untuk jenis alat ini hanya mampu mengukur
dari suhu -5 – 50 c (30-100 f) atau 10% - 100% Rh (relative humidity).
Sebelum digunakan pastikan bahwa kain sumbu (WICK) harus basah
(jenuh) dengan air. Penuhi tutup dengan air lalu kuatkan penutup sampai
cukup untuk mencegah kebocoran.
Langkah-langkah pengoperasian alat:
1. Pastikan bahwa kain sumbu (WICK) di ujung thermometer telah
basah. Pastikan pula bahwa bagian thermometer yang lain kering.
2. tarik batang luar alat sehingga alat dapat berputar
3. pegang batang alat lalu putar dengan periode 2-3 putaran per detik
(120-180 rpm)
4. lanjutkan pemutaran sampai suhu stabil (1-1,5 menit)
5. Segera baca skala suhu yang ditunjukkan di ujung thermometer
basah dan baca pula skala di ujung thermometer kering.
6. Masukan badan tgermometer basah dan kering ke dalam bagian
skala batang alat sesuai dengan pembacaan, lalu atur skala dari hasil
pengukuran dengan patokan skala yang di atas (skala yang terdapat
di batang alat). Misalnya suhu pembacaan di skala thermometer
kering 30 C dan thermometer basah 20 c, maka simpan posisi skala
30 c (skala di bagian badan alat) di posisi 20 c (skala yang ada di
bagian batang alat sebelah atas) maka akan kita dapatkan hasil
pengukuran dari kelembaban relative yang ditunjukkan oleh anak
panah (skala di bagian badan alat) kearah skala % RH (skala yang
ada di bagian batang alat sebelah bawah).
7. Baca 5 Rh (kadar kelembaban relative) dengan indikasi yang
ditunjukkan oleh ujung panah di atas skala bawah, sehingga kita
dapatkan % RH sebesar 40%.
Catatan: pembacaan pada temperature basah dan temperature kering
harus dibaca secepat mungkin sebab melama-lamakan pembacaan
dapat memperbesar kesalahan.
Cara perawatan
1. Sumbu kain (WICK) harus selalu bersih, dan jika kotor pisahkan
sumbu kain (WICK) dengan ujung temperature basah dan tarik
Modul Praktikum Higiene Industri
28
bagian tutup sampai habis dan geser ujung dari ujung thermometer
basah.
jauhkan alat dari kontak langsung dengan sinar matahari atau panas
yang berlebihan dalam periode waktu yang lama sebab hal ini
akan mengakibatkan kerusakan pada alat thermometer.
Modul Praktikum Higiene Industri
29
MODUL PRAKTIKUM HI-8
LUX/LIGHT METER
Modul 8:
Konsep dasar
Sistematika
1. Tujuan
2. Dasar teori
3. Cara pengukuran
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan percobaan ini yaitu untuk
mengukur tingkat cahaya.
2. Dasar Teori
Terdapat beberapa macam radiasi sinar dari spectrum energi
elektromagnetik. Radiasi dari sumber elektromagentik berbeda dalam
frekuensi, panjang gelombang, tingkat energi, tingkat respon mata
manusia, dan efeknya terhadap tubuh manusia. Pemaparan terhadap
beberapa radiasi mungkin berbahaya kepada manusia tergantung intensitas
dan durasi.
Iluminasi adalah faktor yang sangat penting dalam lingkungan industri.
Kurangnya iluminasi akan menyebabkan mata lelah, yang berakibat pada
turunnya produktivitas kerja serta berpengaruh pula pada tingkat
kecelakaan.
Tujuan akhir dari penerangan yang baik adalah untuk menjamin visibilitas
yang memadai dalam melaksanakan pekerjaan dan pada tingkat
kenyamanan mata yang memuaskan. Penerangan yang baik bukan berarti
perlindungan terhadap mata. Tidak ada hubungan kausatif antara
penerangan, baik dalam kualitas maupun kuantitas, dan berbagai gangguan
penglihatan.
Terdapat 4 karakteristik atau faktor yang mendasar dalam menentukan
kuantitas penerangan untuk pekerja/manusia dalam memberikan
kenyamanan terhadap lingkungan tempat bekerja di samping tingkat
kecerahan dan kondisi yang baik dari mata pekerja itu sendiri yaitu:
 ukuran objek yang dipandang
 waktu yang tersedia untuk menjalankan tugas
 tingkat ke-kontras-an cahaya
Modul Praktikum Higiene Industri
30

3. Cara
pengukuran
tingkat terang cahaya dimana objek-objek mendapat penerangan.
Cara pengukuran
Jenis alat: LX-101
Bagian-bagian alat:
 tombol ON/OFF
 Skala pengukuran
 display layer
 sensor
Prosedur pengerjaan
 tempatkan tombol ON/OFF dala posisi ON
 tempatkan skala pembacaan dari daerah skala yang terbesar
 posisikan sensor pada lokasi yang akan diukur tingkat cahayanya
 baca hasil pengukuran yang akan langsung ditampilkan oleh display
Jenis alat: light meter tipe 217
Bagian-bagian alat
 lempeng difusi hitam
 sensor penerima cahaya
 3 daerah skala pengukuran
1. 10-50 FC dengan akurasi 10-20 FC + 15% dan 20-50 FC + 10%
2. 50-250 FC dengan akurasi 50-100 FC + 15% dan 100-250 FC+ 10%
3. 250-1000 FC dengan akurasi + 15%
Prosedur pengoperasian
 simpan alat dengan tegak di daerah yang akan diukur tingkat
cahayanya dan pastikan permukaan sensor tidak terhalangi oleh objek
apapun.
 hidupkan alat dengan cara membuka bagian hitam lempeng yang
berada di atas sensor alat
 untuk pengukuran maka posisikan skala daerah pengukuran di posisi
skala tertinggi yaitu 200-1000 FC (foot candle)
 lalu baca jarum penunjuk skala yang akan langsung menunjukkan hasil
pengukuran tingkat cahaya
 jika di posisi skala tadi tingkat cahaya tidak terukur maka pindahkan
posisi skala ke posisi yang lebih kecil yaitu di skala 50-250 FC dan
jika pada posisi ini pun tingkat cahaya tidak terukur maka pindahkan
ke posisi skala yang paling terkecil yaitu di 10-50 FC
Modul Praktikum Higiene Industri
31
Download