LIGNIN DAN PEKTIN

advertisement
LIGNIN DAN PEKTIN
LIGNIN
• Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat
komponen penyusun tumbuhan.
• Lignin terbentuk dari gugus aromatik yang
saling dihubungkan dengan rantai alifatik,
yang terdiri dari 2-3 karbon.
• Lignin terutama terakumulasi pada batang
tumbuhan berbentuk pohon dan semak.
• Pada batang, lignin berfungsi sebagai
bahan pengikat komponen penyusun
lainnya, sehingga suatu pohon bisa berdiri
tegak.
• Dari segi morfologi, lignin merupakan senyawa amorf yang
terdapat dalam lamela tengah (lapisan penyusun awal
dinding sel) majemuk maupun dalam dinding sekunder.
Selama perkembangan sel, lignin dikategorikan sebagai
komponen terakhir dalam dinding sel yang dapat
menembus di antara fibril-fibril sehingga dapat
memperkuat dinding sel (Fengel dan Wegener 1995).
• Lignin terdapat di antara sel-sel dan dalam dinding sel
serta berfungsi sebagai perekat untuk mengikat sel-sel
agar tetap bersama. Keberadaan lignin dalam dinding sel
sangat erat hubungannya dengan selulosa yang berfungsi
untuk memberikan ketegaran pada sel, berpengaruh
dalam memperkecil perubahan dimensi sehubungan
dengan perubahan air kayu dan mengurangi degradasi
terhadap selulosa. Konsentrasi lignin tertinggi terdapat
dalam lamella tengah dan akan semakin mengecil pada
lapisan dinding sekunder (Haygreen dan Bowyer 1989;
Sjostrom 1995).
• Menurut Achmadi (1990), berdasarkan unsur
strukturalnya, lignin dapat dibagi ke dalam
beberapa kelompok yaitu Lignin guaiasil dan
Lignin guaiasilsiringil.
• Lignin guaiasil terdapat pada kayu daun jarum
(23-32%), sedangkan lignin guaiasil-siringil
terdapat pada kayu daun lebar (20-28%, pada
kayu tropis >30%).
• Lignin memegang peranan penting selama proses
pulping (pembuatan pulp). Dalam proses pulping,
kemudahan suatu kayu untuk diproses menjadi
bahan baku pulp sangat bergantung pada jumlah
lignin yang terdapat dalam bahan baku dan
reaktifitasnya.
• Lignin merupakan komponen kimia kayu yang
sangat tidak diharapkan kehadirannya dalam
produk pulp karena dapat menurunkan
ketahanan fisik pulp dan menyebabkan warna
pulp gelap sehingga meningkatkan konsumsi
bahan kimia dalam proses pemutihan (Casey
1980).
PEKTIN
• Pektin pertama kali diisolasi oleh Henri Braconnot
tahun 1825.
• Pektin
merupakan
segolongan
polimer
heterosakarida yang diperoleh dari dinding sel
tumbuhan darat.
• Wujud pektin yang diekstrak adalah bubuk putih
hingga coklat terang.
• Pektin pada sel tumbuhan merupakan penyusun
lamela tengah, lapisan penyusun awal dinding sel.
• Sel-sel tertentu, seperti buah, cenderung
mengumpulkan lebih banyak pektin. Pektinlah
yang biasanya bertanggung jawab atas sifat
"lekat" (Jawa: pliket) apabila seseorang
mengupas buah.
• Penyusun utama biasanya polimer asam Dgalakturonat, yang terikat dengan α-1,4glikosidik. Asam galakturonat memiliki gugus
karboksil yang dapat saling berikatan dengan
ion Mg2+ atau Ca2+ sehingga berkas-berkas
polimer "berlekatan" satu sama lain. Ini
menyebabkan rasa "lengket" pada kulit.
• Garam-garam Mg- atau Ca-pektin dapat
membentuk gel, karena ikatan itu berstruktur
amorf (tak berbentuk pasti) yang dapat
mengembang bila molekul air "terjerat" di
antara ruang-ruang.
• Penggunaan pektin yang paling umum adalah
sebagai bahan perekat/pengental (gelling
agent) pada selai dan jelly. Pemanfaatannya
sekarang meluas sebagai bahan pengisi,
komponen permen, serta sebagai stabilizer
untuk jus buah dan minuman dari susu, juga
sebagai sumber serat dalam makanan.
• Pektin merupakan merupakan polimer dari
asam D-galakturonat yang dihubungkan oleh
ikatan â -1,4 glikosidik. Sebagian gugus karboksil
pada polimer pektin mengalami esterifikasi
dengan metil (metilasi) menjadi gugus metoksil.
Senyawa ini disebut sebagai asam pektinat atau
pektin. Asam pektinat ini bersama gula dan
asam pada suhu tinggi akan membentuk gel
seperti yang terjadi pada pembuatan selai. Pada
asam pektat, gugus karboksil asam galakturonat
dalam ikatan polimernya tidak teresterkan.
Asam pektat dalam jaringan tanaman terdapat
sebagai kalsium (Ca) atau magnesium pektat.
• Pektin mempunyai sifat terdispersi dalam air,
dan seperti halnya asam pektat. Dalam bentuk
garam, pektin berfungsi dalam pembuatan jeli
dengan gula dan asam. Pektin dengan
kandungan metoksil rendah adalah asam
pektinat yang sebagian besar gugusan
karboksilnya bebas tidak teresterkan. Pektin
dengan metoksil rendah ini dapat membentuk
gel dengan ion-ion bervalensi dua. Untuk
membentuk gel pectin, harus ada senyawa
pendehidrasi (biasanya gula) dan harus
ditambahkan asam dengan jumlah yang cocok
• Pektin adalah senyawa polisakarida yang larut
dalam air dan merupakan asam-asam pektinat
yang mengandung gugus-gugus metoksil.
• Fungsi utamanya sebagai bahan pengental
dan pembentuk gel.
• Selain dalam industri makanan pektin juga
dapat digunakan dalam industri kosmetik dan
farmasi.
• Pada industri kosmetika, pektin digunakan
sebagai bahan aditif dalam pembuatan krim,
sabun, minyak rambut dan pasta.
Download