1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah merupakan sayuran rempah yang dibudidayakan dan dikonsumsi umbinya sebagai bumbu pelezat untuk setiap masakan. Selain dipakai sebagai bumbu masak , bawang merah juga sering digunakan sebagai bahan obat – obatan untuk penyakit tertentu seperti kolera, disentri dan diare. Kandungan gizi dalam setiap 100 g umbi bawang merah adalah protein 1,5 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 9,2 g, vitamin B1 0,03 mg, vit. C 2 mg, kalsium 36 mg, pospat 40 mg, besi 0,3 mg, dan air 88,0 g ( Rukmana, 1994 ). Potensi Sumber Daya Alam yang sangat mendukung, peluang pasar yang sangat menjanjikan khusus kota Kalabahi oleh karena itu perlu peningkatan hasil produksi seiring dengan peningkatan mutu. Produksi rata – rata bawang merah tuk – tuk hasil demplot di UPT Pailelang tahun 2013 mencapai 9 ton/ha. Menurut Rukmana ( 1996 ) produksi bawang merah bila diusahakan dengan baik dapat menghasilkan 10 – 21 ton/ha. Dalam rangka meningkatkan produksi bawang merah tuk – tuk maka upaya yang dilakukan antara lain dengan cara pemberian pupuk yang tepat. Sejalan dengan kemajuan teknologi dan tuntutan zaman , keragaman pupuk semakin bertambah. Saat ini pemberian pupuk telah digeser oleh pupuk yang bersifat ramah lingkungan yaitu pupuk organik. Kesadaran manusia akan sumber daya alam semakin meningkat sehingga dalam upaya penggunaan dan pemilihan pupuk manusia dituntut untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan cara menggunakan pupuk yang berasal dari alam, contohnya pupuk kandang. Pupuk kandang memiliki beberapa kelebihan diantaranya memperbaiki struktur tanah , meningkatkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan didalam tanah ( Microorganisme ) disamping sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Selain itu juga pupuk kandang mudah diperoleh dan tidak mempunyai efek samping terhadap tanaman ( Lingga, 2001 ). Alor merupakan daerah peternakan terutama ternak kecil yang relatif kaya akan pupuk kandang, terutama dari kotoran kambing. Penggunaan pupuk kandang dapat menyemburkan tanah sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat berjalan dengan baik. Pemberian pupuk kandang dengan cara yang tepat akan memberikan manfaat yang lebih baik dari jenis pupuk lain, karena selain mengandung unsur – unsur makro ( N,P,K ) serta unsur hara mikro juga mempunyai kemampuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah ( Buckman dan Brady, 1982 ). Peningkatan efisiensi penggunaan pupuk kandang dapat dilakukan dengan memperhatikan waktu dan cara pemberiannya. Cara pemberian pupuk kandang pada tanaman bawang tuk – tuk adalah ditebar, dibenamkan atau diolah bersama tanah ( Indranada, 1985 ). Tanggapan tanaman terhadap pemberian pupuk kandang ditentukan oleh jenis,dosis, waktu dan cara pemberian yang apabila dilakukan secara tepat maka akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. 2 Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan kajian tentang “ Pengaruh cara pemberian pupuk kandang terhadap produksi bawang tuk – tuk “ 1.2. Tujuan dan kegunaan Kajian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Cara pemberian pupuk kandang kotoran kambing yang tepat untuk meningkatkan hasil bawang tuk – tuk. 2. Kombinasi perlakuan cara pemberian pupuk kandang dan pupuk buatan yang memberikan hasil terbaik. Kajian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkan , khususnya kelompok tani/Gapoktan dalam membudidayakan bawang tuk –tuk. 1.3. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam kajian adalah : 1. Terdapat satu perlakuan cara pemberian pupuk kandang dan pupuk buatan memberikan respon terbaik terhadap produksi bawang tuk – tuk. 2. Terdapat kombinasi pemberian pupuk kandang dan pupuk buatan terhadap hasil bawang tuk – tuk. 3 II. 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Bawang Tuk – tuk Botani Tanaman Bawang tuk – tuk Kedudukan tanaman bawang tuk – tuk dalam tata nama atau sistematika tumbuhan termasuk klasifikasi menurut Rukmana ( 1994 ) sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Lilialaes ( Liliflorae ) Famili : Lilialaes Genus : Allium Spesies : Allium ascalonicum. L Morfologi Tanaman Bawang Tuk – tuk Akar Bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam tanah ( Rukmana, 1994 ). Batang Bawang tuk – tuk memiliki batang sejati yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat meletaknya perakaran dan mata tunas. Dibagian atas batang sejati terbentuk batang semu yang tersusun dari pelepah – pelepah daun. Daun Daun bawang tuk – tuk berbentuk seperti pipa yakni bulat kecil memanjang antara 50 – 70 cm, berlubang bagian ujungnya runcing, berwarna hijau muda sampai hijau tua dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. Bunga Pada dasarnya tanaman bawang tuk – tuk dapat membentuk bunga yang berwarna putih. Bunga majemuk berbentuk tandan dan tangkai terdiri dari 50 – 200 kantum bunga. Sebagai bunga sempurna bawang dapat menyerbuk sendiri ataupun silang dengan bantuan serangga. Umbi Umbi bawang tuk – tuk dinamakan umbi tunggal karena memperhatikan susunan tunggal dan berlapis yang terdiri dari daun – daun yang telah menjadi tepal, lunak dan berdaging. Bentuknya ada yang bulat, bundar sampai pipih, sedangkan ukuran umbi meliputi besar ( Rukmana, 1994 ) 2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Tuk – tuk Tanah Bawang tuk – tuk biasanya ditanam pada tegalan/lahan kering pada musim hujan asalkan , draenase baik ( samadi dan Cahyono, 1996 ). Syarat – syarat tanah yang baik untuk pertumbuhan bawang tuk – tuk adalah tanah yang subur dan banyak mengandung humus, derajat keasaman tanah ( pH ) 5,5 – 6,5 ( Rukmana, 1994 ). Cahaya Cahaya sebagai sumber energi digunakan oleh tanaman untuk melaksanakan kegiatan fotosentesis dan selanjutnya hasil fotosentesis digunakan untuk menyusun tubuh tanaman dan mengisi umbi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Bawang memerlukan sinar matahari ± 70 % karena bawang tuk - tuk termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari yang cukup panjang ( Samadi dan Cahyono, 1996 ). 4 Suhu Pada umumnya pertumbuhan bawang tuk – tuk memerlukan suhu meningkat sampai titik tertentu dan menjadi terhamabat jika suhu menurun. Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan bawang tuk – tuk adalah 25 – 32 derajat celsius ( Rukmana, 1994 ). Ketinggian tempat Bawang tuk - tuk dapat tumbuh didataran rendah dan dataran tinggi yang berkisar antara 0 – 800 meter dpl ( Rukmana, 1994 ). Curah Hujan Tanaman bawang tuk – tuk tidak tahan terhadap curah hujan yang lebat. Curah hujan yang lebat menyebabkan tanah menjadi besek sehingga aerasi tanah menjadi jelek dapat menimbulkan berbagai penyakit seperi bercak ungu dan penyakit busuk umbi ( Rahayu dan Nur, 1997 ). 2.3. Tinjauan Umum Tentang Pupuk Kandang Pengertian pupuk kandang dan jenis pupuk kandang Menurut Rinsema ( 1983 ) pupuk kandang merupakan bahan organik yang berasal dari kotoran hewan ( Sapi, Ayam, Babi Kambing Dll ) dimana tercampur dengan sisa makanan dan jerami alas kandang. Sedangkan Lingga ( 2001 ) menyatakan bahwa pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak berpa kotoran padat ( Feces ) yang bercampur sisa makanan maupun urine sekaligus. Pupuk yang diperlukan tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah ada berbagai macam. Berdasarkan proses prmbuatannya maka pupuk dapat digolongkan menjadi dua pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang langsung didapat dari alam misalnya pupuk kandang. Sedangkan pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat didalam pabrik melalui proses kimia ( Primantoro, 1996 ). Berdasarkan sumbernya maka pupuk kandang berasal dari kotonan sapi, kambing, unggas, babi, kerbau . Lingga ( 2001 ). Peranan Pupuk Bagi Pertumbuhan Tanaman Residu pupuk kandang nyata meningkatkan kesuburan tanah, kandungan c organik dan menurunkan jumlah erosi. Pemberian pupuk kandang akan mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pemberian pupuk kandang pada lahan akan memperbaiki struktur tanah karena pelapukan dan perombakan bahan organik dapat menghasilkan humus sehingga dapat membentuk tanah yang remah ( Hakim dk k, 1986 ). Selanjutnya dinyatakan bahwa pupuk kandang berpengaruh terhadap sifat biologi antara lain pemberian pupuk dapat meningkatkan jumlah dan aktivitas mikoroganisme tanah. Pengaruh pupuk kandang terhadap sifat kimia tanah yaitu pemberian pupuk kandang pada lahan akan meningkatkan kapasitas tukar kation. Kation yang dipertukarkan meningkat dan unsur hara diikat dalam bentuk organik atau dalam bentuk mikroorganisme sehingga terhindar dari pencucian dan kemudian tersedia kembali ( Buckman dan Brady, 1982 ). Hasil penelitian Fransisca ( 1990 ) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang pada tingkat 20 ton/ha memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi tanaman bawang merah. 5 Pupuk kandang Kotoran Kambing Pupuk kandang kotoran kambing termasuk pupuk dingin karena pada saat disimpan perubahan bahan organik terjadi secara berlahan – lahan serta reaksinya tidak menghasilkan panas. Adapun kandungan unsur hara dalam pupuk kotoran kambing adalah : Nitrogen 0,40 %, Fosfor 0,20 %, Kalium 0,10 % dan air 85 % ( Lingga, 2001 ). Pemupukan yang menggunakan kotoran kambing sebanyak 10 ton/ha mampu meningkatkan hasil tanaman bayam sebesar 60 % dibanding dengan tanaman pada perlakuan tampa pemupukan ( Lalel, 1988 ). 2.4. Cara Pemberian Pupuk Kandang Menurut Lingga ( 2001) pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan cara pupuk kandang dimasukan ke dalam lubang yang dibuat disekeliling tanaman, dicampur dengan tanah yang diolah bersama – sama dengan menghaluskan atau meratakan tanah yang bakal ditanami, dimasukan kedalam lubang yang akan ditanam benih dan pupuk kandang disebarkan disekitar tanaman. Prihmantoro ( 1996 ) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan cara ditabur atau disebar, dibenamkan diantara lajur tanaman , melingkar sekelilng tanaman,ditugal dalam lubang tanaman. Menurut Ndu Ufi ( 2000 ) pemberian pupuk kandang kambing sebanyak 20 ton/ha yang dicampur merata dengan tanah memberikan respon lebih tinggi dari cara pemberian disebar di permukaan tanah. 6 III. BAHAN DAN METODE PENGKAJIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penkajian Kajian ini telah dilaksanakan di lahan UPT BKP3 Pailelang Kecamatan Alor Barat Daya yang berlangsung pada bulan Mei – Agustus 2013. 3.2. Bahan dan Peralatan Bahan – bahan yang digunakan dalam kajian ini adalah Biji Bawang varietas tuk – tuk yang dibeli di kupang, Pupuk kandang kotoran kambing yang diambil dari Lepra di sekitar UPT serta pupuk NPK dan air. Peralatan yang digunakan adalah cangkul, parang, tali, meteran, timbangan, ember, sekop dan alat tulis menulis. 3.3 Metode Pengkajian Rancangan Percobaan Pengkajian ini merupakan percobaan eksperimen menggunakan percobaan faktorial yang terdiri dari tiga ulangan yang disusun dalam Rancanagan Acak kelompok . Faktor pertama adalah cara pemberian pupuk NPK terdiri dari tiga taraf yaitu ; A1 = Pupuk NPK Tercampur dengan tanah A2 = Pupuk Kandang Kotoran Kambing tercampur dengan tanah A3 = Tidak menggunakan ( Kontrol ). Terdapat 5 kombinasi perlakuan yang masing – masing perlakuan diulangi sebanyak 3 kali dengan demikian akan diperoleh 15 satuan percobaan. Pengacakan dan Denah Percobaan Penempatan blok didasarkan atas arah datangnya sinar matahari sedangkan penempatan perlakuan dalam blok dilakukan secara acak. Denah percobaan dapat dilihat pada lampiran 1. Model dan Analisis Data Model matematis dari Rancangan Faktorial dengan Rancangan Dasar Rancangan Acak kelompok menurut Adji Sastrosupadi ( 1999 ) adalah : 1. Model RAK Yii = µ + Ti + Bj + €ij Yii = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke – i dan ulangan ke j µ = Nilai tengah umum Ti = Pengaruh perlakuan ke - i Bj = pengaruh blok ke j €ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke - i dan ulangan ke –j 2. Hipotesis yang diuji Ho : T1 = T2 = T3 = ....= T1 = 0 H1 = Paling sedikit ada sepasang T1 yang tidak sama Atau Ho : µ1 = µ2 = µ3 = .... = µj Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari perlakuan yang dicobakan sedangkan untuk melihat perbedaan antara perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan ( DMRT ) pada taraf 5 %. 7 3.4. Pelaksanaan di Lapangan Persiapan Lahan Pengolahan tanah diawali dengan pembersihan lahan kemudian lahan diolah dan dibagi 3 blok dan 5 Plot untuk masing – masing blok, sehingga dalam satu unit percobahan terdapat 15 plot. Ukuran tiap plot adalah 2 m X 1 m, tinggi plot 20 cm, jarak antara plot 30 cm dan jarak antara blok 20 cm. Pemberian Perlakuan Pupuk kandang dan pupuk NPK diberikan 1 minggu sebelum tanam sesuai perlakuan. Dosis yang diberikan adalah 20 ton/ha atau setara dengan 4 kg/plot. Perlakuan pupuk kandang di sebar merata di permukaan tanah setelah itu dicampur merata dengan tanah diberikan dosis 4 kg/plot. Perlakuan pupuk NPK dibenamkan diantara barisan tanaman untuk jarak tanam 20X 20 cm terdapat 3 larikan sehingga dosis pupuk kandang 4 kg/plot dibagi 3 larikan dan tiap larikan dosis 1330 gram/larikan. Pupuk anorganik yang digunakan adalah ½ dosis anjuran yaitu Urea 150 kg/ha atau setara dengan 30 gram/plot, SP36 100 kg/ha atau setara dengan 20 gram/plot dan KCL 50 Kg/ha atau setara dengan 10 gram/plot. Cara pemupukan dilakukan yaitu dibenamkan diantara barisan tanaman dengan sistem larikan dengan kedalaman 5 cm. Penanaman Bawang tuk – tuk ditanam dengan jarak tanam sesuai dengan perlakukan yang dicobakan yaitu 20 X 20 cm. Anakan ditanam secara tugal dengan kedalaman kurang lebih 2 cm dengan anakan sebanyak 2 /lubang. Untuk penyulaman disediakan tanaman pengganti. Pemeliharaan - Pemeliharaan Meliputi : Penyiraman, dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Pada umur 5 minggu sesudah tanam penyiraman dilakukan sesuai keadaan tanah. Penyiangan dilakukan sesuai pertumbuhan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman sekaligus pengemburan tanah. Pemanenan Pemanenan dilakukan pada umur 90 hari dengan tanda – tanda daun menguning kemudian menjadi layu dan kering. Pengamatan Parameter yang diamati meliputi : 1. Bobot segar umbi ( g ) ditimbang pada saat panen dengan menggunakan timbangan analitik 2. Bobot kering umbi ( g ) Berat kering setelah dijemur selama 1 minggu. Jumlah tanaman sampel yang diamati adalah 15 tanaman/plot. 8 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Jumlah Umbi Saat Panen Hasil pengamatan jumlah umbi dan sidik ragamnya terdapat pada Lampiran 1 dan 2. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah umbi antar perlakuan tidak berpengaruh signifikan. Rata – rata jumlah umbi per rumpun disajikan pada tabel 1. Tabel . 1 Pengaruh perlakuan terhadap jumlah umbi bawang tuk – tuk. Kombinasi Perlakuan Rata – rata jumlah Umbi A1 55 A2 55 A3 55 Tabel. 1 memperlihatkan bahwa jumlah umbi berbeda antara perlakukan. Hal tersebut diduga karena anakan yang ditanam cenderung tidak seragam untuk menghasilkan umbi yang tunggal. Hutagalung ( 1987 ) berpendapat bahwa terbentuknya umbi dipengaruhi oleh karbohidrat yang diproduksi pada daun ke bagian basal. Lebih lanjut dikatakan bahwa umbi bawang tuk – tuk terbentuk dari lapisan yang saling membungkus dan jumlah umbi yang dihasilkan yaitu umbi tunggal. 4.2. Bobot Basah Umbi Hasil pengamatan bobot basah umbi dan sidik ragamnya disajikan pada lampiran 3 dan 4 . Rata – rata bobot basah disajikan pada pada tabel 2. Tabel . 2 Pengaruh perlakuan terhadap Bobot basah umbi bawang tuk – tuk. Kombinasi Perlakuan Rata – rata bobot basah umbi.(kg) A1 10,5 A2 10,4 A3 6,7 Tabel 2. Menunjukkan bahwa bobot basah umbi bawang tuk – tuk tidak berbeda signifikan terhadap cara pemberian pupuk kandang. Hal ini disebabkan karena ketiga metode pemberian pupuk tidak berpengaruh pada peningkatan kandungan hara dan sistem penyerapan hara oleh akar tanaman karena pupuk kandang mengalami penyimpanan yang lama sehingga sebagian unsur hara telah hilang pada saat terjadi hujan deras. Keadaan tersebut menyebabkan tidak terdapat berbedaan bobot basah umbi antar perlakuan. 4.3. Bobot Kering Umbi Hasil pengamatan bobot kering umbi dan sidik ragamnya disajikan pada lampiran 5 dan 6 . Rata – rata bobot basah disajikan pada pada tabel 2. Tabel . 3. Pengaruh perlakuan terhadap Bobot kering umbi bawang tuk – tuk. Kombinasi Perlakuan Rata – rata bobot kering umbi. A1 8,3 A2 8,2 A3 4,7 Tabel 3. Menunjukkan bahwa bobot kering umbi bawang tuk – tuk tidak berbeda nyata terhadap antar perlakuan. Hal ini disebabkan karena unsur hara dalam tanah cukup tersedia sehingga metode pemberian pupuk tidak memberikan kontribusi bagi ketersediaan unsur hara dalam tanah 9 5.1 Kesimpulan V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kombinasi pupuk kandang dan Pupuk Anorganik berpengaruh signifikan terhadap produksi bawang merah tuk – tuk. 5.2. Saran Berdasarkan hasil pengkajian ini disarankan : 1. Budidaya Bawang merah tuk – tuk untuk menghasilkan produksi yang baik dengan menggunakan kombinasi perlakuan pupuk kandang dan pupuk angorganik dicampur merata dengan tanah dengan jarak tanam 20 X 20 Cm. 2. Budidaya Bawang merah tuk – tuk untuk menghasilkan produksi yang baik dengan menggunakan persemaian. 3. Pupuk kandang 20 ton/ha 4. Budidaya Bawang merah tuk – tuk untuk menghasilkan produksi yang baik dengan pemindahan dari persemaian ± 1 bulan. 5. Budidaya Bawang merah tuk – tuk untuk menghasilkan produksi yang baik dengan pemindahan dari persemaian selalu hati – hati sehingga anakan tidak patah/rusak. 6. Budidaya Bawang merah tuk – tuk untuk menghasilkan produksi yang baik dengan pemeliharaan secara intensif. 10 Lampiran 1.Denah Pengacakan ULANGAN P E R L A K U A N A3 A2 A1 A2 A1 A3 A3 A2 A1 A1 A3 A2 11 Lampiran 2. Hasil Pengamatan Bobot Kering Umbi Bawang Merah Tuk – tuk Perlakuan 1 2 3 4 A1 2 2,2 2,1 2 8,3 Ulangan A2 2,1 2 2,1 2 8,2 A3 1,2 1,3 2,1 1,2 4,7 Total Rata - Rata 5,3 5,5 5,2 5,2 21,2 1,76 1,83 1,73 1,73 Lampiran : 3 Sidik Ragam Bobot Kering Umbi SK Ulangan Perlakuan db 3 4 7 jk 2,102 0,020 Keterangan : Berbeda Nyata ( > 0,05 ) kt 0,700 0,05 F. htg 14** F. 5 % 6,59 F.1 % 12 Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Pengkajian Bawang Merah Tuk - tuk 13 14 Lampiran 5. Dokumentasi Presentasi Hasil Pengkajian di UPT Benlelang Presentase Hasil Pengkajian Bawang Tuk – tuk di UPT Sosialisasi Hasil Pengkajian Bawang Merah Tuk - tuk ke Kelompok Tani 15 BIODATA Nama /NIP : Ponciano Correia, SST / 19700101 199403 1 018 Tempat.Tgl Lahir : Uligata Kab. Baucau, 01 Januari 1970 Pendidikan Terakhir : DIPLOMA IV Jabatan : Penyuluh Pertanian Muda Pangkat/Gol. : Penata ( III/c ) Asal Instansi : BKP3 Kab. Alor Prop. NTT Alamat Instansi : Kalabahi/jln. Kelemutu No.04 No. Tlp : ( 0386 ) – 21397 Alamat Rumah : Batunirwala Jln Universitas Tribuana No. HP : 081 339 247 248 16